Tingkat Kemampuan: 4A
Masalah Kesehatan
Gastroenteritis (GE) adalah peradangan mukosa lambung dan usus halus yang ditandai
dengan diare, yaitu buang air besar lembek atau cair, dapat bercampur darah atau
lender, dengan frekuensi 3 kali atau lebih dalam waktu 24 jam, dan disertai dengan
muntah, demam, rasa tidak enak di perut dan menurunnya nafsu makan. Apabila diare
> 30 hari disebut kronis. Gastroenteritis lebih sering terjadi pada anak-anak karena
daya tahan tubuh yang belum optimal. Hal ini biasanya terjadi berhubungan dengan
tingkat pendidikan dan pendapatan yang rendah yang terkait dengan perilaku
kesehatan yang kurang. Penyebab gastroenteritis antara lain infeksi, malabsorbsi,
keracunan atau alergi makanan dan psikologis penderita.
Keluhan
Pasien datang ke dokter karena buang air besar (BAB) lembek atau cair, dapat
bercampur darah atau lendir, dengan frekuensi 3 kali atau lebih dalam waktu 24 jam.
Dapat disertai rasa tidak nyaman di perut (nyeri atau kembung), mual dan muntah serta
tenesmus.
Setiap kali diare, BAB dapat menghasilkan volume yang besar (asal dari usus kecil) atau
volume yang kecil (asal dari usus besar). Bila diare disertai demam maka diduga erat
terjadi infeksi.
a. Bila terjadinya diare didahului oleh makan atau minum dari sumber yang kurang
higienenya, GE dapat disebabkan oleh infeksi. Riwayat bepergian ke daerah dengan
wabah diare, riwayat intoleransi laktosa
(terutama pada bayi), konsumsi makanan iritatif, minum jamu, diet cola, atau makan
obat-obatan seperti laksatif, magnesium hidrochlorida, magnesium citrate, obat jantung
quinidine, obat gout (colchicides), diuretika (furosemid, tiazid), toksin (arsenik,
organofosfat), insektisida, kafein, metil xantine, agen endokrin (preparat pengantian
tiroid), misoprostol, mesalamin, antikolinesterase dan obat-obat diet perlu diketahui.
Faktor Risiko
a. Higiene pribadi dan sanitasi lingkungan yang kurang. b. Riwayat intoleransi lactose,
riwayat alergi obat.
c. Infeksi HIV atau infeksi menular seksual.
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan terpenting adalah menentukan tingkat/derajat dehidrasi akibat diare.
Tanda-tanda dehidrasi yang perlu diperhatikan adalah turgor kulit perut menurun,
akral dingin, penurunan tekanan darah, peningkatan denyut nadi, tangan keriput, mata
cekung tidak, penurunan kesadaran (syok hipovolemik), nyeri tekan abdomen, kualitas
bising usus hiperperistaltik. Pada anak kecil cekung ubun-ubun kepala. Pada tanda vital
lain dapat ditemukan suhu tubuh yang tinggi (hiperpireksi), nadi dan pernapasan cepat.
Gejala
Derajat Dehidrasi
Minimal (< 3% dari Ringan sampai sedang (3-9% Berat (> 9% dari berat
berat badan) dari berat badan) badan)
Rasa haus
Minum normal, mungkin
Sangat haus, sangat ingin minum Tidak dapat minum
menolak minum
Kualitas denyut
nadi
Normal Normal sampai menurun Lemah atau tidak teraba
Pernapasan
Normal Normal cepat Dalam
Turgor kulit
Isian kapiler Normal Memanjang Memanjang, minimal
Hangat Dingin Dingin
Ekstremitas
Normal sampai menurun Menurun Minimal
Output urin
Metode Pierce
Dehidrasi ringan, kebutuhan cairan = 5% x Berat badan (kg) Dehidrasi sedang,
kebutuhan cairan = 8% x Berat badan (kg) Dehidrasi berat, Kebutuhan cairan = 10% x
Berat badan (kg)
Metode Daldiyono berdasarkan skor klinis Tabel 19. Skor Penilaian Klinis Dehidrasi
Klinis Skor
Rasa hasus/ muntah 1
Tekanan Darah sistolik 60 -90 mmHg 1
Tekanan darah sistolik <60 mmHg 2
Frekuensi nadi > 120 x/menit 1
Kesadaran apati 1
Kesadaran somnolen, spoor atau koma 2
Frekuensi napas > 30x/ menit 1
- 101 -
Klinis Skor
Facies Cholerica 2
Vox Cholerica 2
Turgor kulit menurun 1
Washer woman’s hand 1
Ekstremitas dingin 1
Sianosis 2
Umur 50 – 60 tahun -1
Umur > 60 tahun -2
1. Pada anak-anak terlihat BAB dengan konsistensi cair pada bagian dalam
feses berdarah, terutama pada usia >50 tahun. Selain itu, perlu dilakukan
identifikasi penyakit komorbid.
Pemeriksaan Penunjang
Pada kondisi pasien yang telah stabil (dipastikan hipovolemik telah teratasi), dapat
dilakukan pemeriksaan:
penyebab.
Diagnosis Klinis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis (BAB cair lebih dari 3 kali sehari) dan
pemeriksaan fisik (ditemukan tanda-tanda hipovolemik dan pemeriksaan konsistensi
BAB).
Diagnosis Banding
a. Demam tifoid
b. Kriptosporidia (pada penderita HIV) c. Kolitis pseudomembran
Penatalaksanaan
Pada umumnya diare akut bersifat ringan dan sembuh cepat dengan sendirinya melalui
rehidrasi dan obat antidiare, sehingga jarang diperlukan evaluasi lebih lanjut.
2. Pasien diare yang belum dehidrasi dapat diberikan obat anti diare untuk
encephalopathy.
4. Obat yang mengeraskan tinja: atapulgit 4x2 tablet/ hari atau smectite 3x
atau
4. Bila diketahui etiologi dari diare akut, terapi disesuaikan dengan etiologi.
selang nasogastrik. Cairan lain adalah cairan ringer laktat dan NaCl 0,9% yang diberikan
secara intravena.
2. Menentukan jumlah cairan yang akan diberikan
Prinsip dalam menentukan jumlah cairan inisial yang dibutuhkan adalah: BJ
plasma dengan rumus:
Defisit cairan : Bj plasma – 1,025 X Berat badan X 4 ml
0,001
Kebutuhan cairan = Skor X 10% X kgBB X 1 liter
15
Kondisi yang memerlukan evaluasi lebih lanjut pada diare akut apabila ditemukan:
a. Diare memburuk atau menetap setelah 7 hari, feses harus dianalisa lebh lanjut.
Kriteria Rujukan
a. Tanda dehidrasi berat
b. Terjadi penurunan kesadaran
c. Nyeri perut yang signifikan
d. Pasien tidak dapat minum oralit
e. Tidak ada infus set serta cairan infus di fasilitas pelayanan
Sarana Prasarana
Prognosis
Prognosis sangat tergantung pada kondisi pasien saat datang, ada/tidaknya komplikasi,
dan pengobatannya, sehingga umumnya prognosis adalah dubia ad bonam. Bila kondisi
saat datang dengan dehidrasi berat, prognosis dapat menjadi dubia ad malam.