Anda di halaman 1dari 8

DIARE

SOP No. Dokumen : SOP/III.020/2015

No. Revisi :-

Tanggal Terbit : 1 Januari 2016

Halaman : 1-4

UPTD Dr Siti Agustinningsih


PUSKESMAS Nip.
NGAWI 197208302005012012

1. Pengertian :  Diare adalah keadaan buang-buang air dengan banyak


cairan dan merupakan gejala dari penyakit-penyakit
tertentu atau gangguan lain.
 Diare akut adalah buang air besar lembek/cair
konsistenya encer, lebih sering dari biasanya disertai
lendir, bau amis, berbusa bahkan dapat berupa air saja
yang frekuensinya lebih sering dari biasanya dan
berlangsung kurang dari 7 hari.
 Diare non spesifik adalah diare yang bukan disebabkan
oleh kuman khusus maupun parasit.
 Cara menentukan derajat dehidrasi
Gejala Derajat dehidrasi

Minimal Sedang (3-9%) Berat (>9% dari


(<3%dari berat dari berat berat badan)
badan) badan)

Status mental Baik, sadar Normal, lemas Apatis, letargi,


penuh atau iritabel gelisah, tidak
sadar

Rasa haus Minum normal, Sangat haus, Tidak dapat


sangat mungkin sangat ingin minum
menolak minum minum

Denyut jantung Normal Normal, Pada kasus


meningkat berat brakikardi
sampai takikardi

Kualitas Normal Normal sampai Lemah atau


denyut nadi meningkat tidak teraba

Pernapasan Normal Normal cepat Dalam

Mata Normal Sedikit cekung Sangat cekung

Air mata Ada Menurun Tidak ada


Mulut dan Basah Kering Pacah-pecah
lidah

Turgor kulit Baik < 2detik >2detik

Isian kapiler Normal Memanjang Memanjang,


minimal

Ekstermitas Hangat Dingin Dingin

Output urin Normal sampai Menurun Minimal


menurun

2. Tujuan : Sebagai pedoman petugas dalam menangani pasien yang


terdiagnosa diare akut non spesifik

3. Kebijakan : SK Kepala UPTD Puskesmas Ngawi Nomor


188/100/404.102.16/2015 Tentang Standar dan Pedoman
Layanan Klinis

4. Pelaksana : Dokter, Perawat, Bidan

5. Referensi : Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 5 Tahun 2014 tentang


Panduan Praktik Klinis Dokter di Fayankes Primer

6. Prosedur : 1. Petugas memanggil pasien sesuai no urut


2. Petugas melakukan anamnesa kepada pasien
3. Petugas menanyakan keluhan uatma pasien, sejak kapan
BAB cair, berapa kali BAB dalam sehari, pakah terdapat lendir,
darah atau ampas dalam tinja, adakah orang lain yang terkena
diare dan makanan atau minuman yang dikonsumsi sebelum
diare.
4. Petugas menanyakan keluhan penyerta diare, apakah
pasien mengeluhkan demam, mual, muntah, nyeri perut sampai
kejang perut.
5. Petugas menanyakan adanya gejala dehidrasi seperti lemas,
merasa haus, lidah dan kerongkongan kering, suara serak,
pada bayi ubun-ubun cekung, air mata tidak keluar dan turgor
kulit menurun.
6. Petugas melakukan pmeriksaan tekanan darah.
7. Petugas mengukur suhu tubuh pasien.
8. Petugas mengukur nadi pasien.
9. Petugas mengukur pemeriksaan fisik pasien, adakah bising
usus meningkat, nyeri tekan pada bagian perut, turgor kulit
menurun, selaput lendir mulut dan bibir kering.
10. Petugas menegakan diagnosa berdasarkan hasil
pemeriksaan
11. Petugas menentukan derajat dehidrasi
12. Petugas menentukan derajat sesuai dengan penyebab
diare, gejala dan derajat dehidrasi
13. Petugas memberikan pengobatan untuk rehidrasi
Pada pasien diare tanpa dehidrasi (Terapi A):

Berikan cairan (air tajin, larutan gula garam, oralit)


sebanyak yang diinginkan hingga diare stop, sebagi petunjuk
berikan tiap habis BAB:

Anak <1 thn : 50-100mL

Anak 1-4 thn: 100-200mL

Anak >5 thn : 200-300 mL

Dewasa : 300-400 mL

Meneruskan pemberian makanan ASI bagi bayi.

Pada pasien diare dengan dehidrasi ringan-sedang (Terapi B):

Oralit diberikan 75mL/kgBB dalam 3 jam, jangan dengan


botol.

Jika anak muntah (karena pemberian cairan terlalu


cepat), tunggu 5-10 menit lalu ulangi lagi, dengan pemberian
lebih lambat (1 sendok tiap 2-3 menit).

14. Petugas merujuk pasien dengan dehidrasi berat ke IGD


untuk dilakukan rehidrasi parental
Diberikan Ringer Laktat 100 mL yang terbagi dalam
beberapa waktu.

Tiap 1-2 jam pasien diperiksa ulang, jika hidrasi tidak


membaik tetesan dipercepat. Setelah 6 jam (bayi) atau 3 jam
Pemberian Cairan Untuk Bayi Diare Dengan Dehidarsi Berat

Umur Pemberian pertama Pemberian kemudian


30 mL/kg 70 mL/kg

Bayi <12 bulan Dalam 1 jam Dalam 5 jam

Bayi/anak >12 bulan Dalam 30 menit Dalam 2,5 jam


(pasien lebih tua) pasien kembali diperiksa.

15. Pertugas menentukan terapi farmakologi


a. Zink selama 10 hari berturut-turut
Bayi < 6 bulan dengan dosis 1x10 mg

Bayi >6 bulan dengan dosis 1x20 mg

b. Pengobatan antibiotik maupun anti mikroba hanyan untuk


kasus tersangka kolera, disentri, atau terbukti giardiasis
atau amubiasis
 Kolera : kotrimaksasol 2x3 tab (awal) dilanjutkan
2x2 tab/ hari atau tetrasiklin 4x 500 mg
 E. Coli: tidak memerlukan terapi
 Salmonela: ampisilin 4x 1gr atau kloramfenikol 4x
500 mg
 Amebiasis: metronidasol 4x 500 mg atau tetrasiklin
4x 500 mg
 Giardiasis: klorokuin 3x 100 mg atau metronidaxol
3x 250mg
 Virus: simtomatik & suportif
c. Pemberian anti emetik sperti antacid, B6, domperidon jika
pasien mual
16. Petugas menyarankan agar pasien tetap meneruskan makan
dan minum lebih banyak, untuk bayi tetap meneruskan ASI.
17. Petugas memberikan informasi kesehatan mengenai diare
dan prinsip pengobatan, perawatan selama di rumah
(rehidrasi oral di rumah), waktu untuk kontrol ulang dan
upaya supaya diare tidak terulang
18. Petrugas menulis resep untuk mengobati gejala dan
penyebab diare
19. Petugas menulis hasil pemeriksaan, diagnosa dan terapi
pada rekam medik pasien
Petugas menulis hasil pemeriksaan pada buku register
7. Unit Terkait : 1. Ruang BP Umum
2. Ruang KIA/KB
3. Ruang Tindakan.
8. Dokumen terkait : Rekam Medis

7. RekamanHistorisPerubahan

No Isi Perubahan Tgl. Mulai Diberlakukan


DIARE

DAFTAR No. Dokumen: SOP/III.020/2015


TILIK
No. Revisi :-

Tanggal Terbit :

Halaman :

KABUPATEN Dr Siti Agustinningsih


NGAWI Nip.
197208302005012012

No Langkah Kegiatan Ya Tidak TB


1. Apakah petugas memanggil pasien sesuai no urut?

2. Apakah petugas melakukan anamnesa kepada pasien?

Apakah petugas menanyakan keluhan uatma pasien, sejak


kapan BAB cair, berapa kali BAB dalam sehari, pakah terdapat
3. lendir, darah atau ampas dalam tinja, adakah orang lain yang
terkena diare dan makanan atau minuman yang dikonsumsi
sebelum diare?

Apakah petugas menanyakan keluhan penyerta diare, apakah


4. pasien mengeluhkan demam, mual, muntah, nyeri perut sampai
kejang perut?

Apakah petugas menanyakan adanya gejala dehidrasi seperti


lemas, merasa haus, lidah dan kerongkongan kering, suara
5.
serak, pada bayi ubun-ubun cekung, air mata tidak keluar dan
turgor kulit menurun?

6. Apakah petugas melakukan pmeriksaan tekanan darah?

7. Apakah petugas mengukur suhu tubuh pasien?

8. Apakah petugas mengukur nadi pasien?

Apakah petugas mengukur pemeriksaan fisik pasien, adakah


9. bising usus meningkat, nyeri tekan pada bagian perut, turgor
kulit menurun, selaput lendir mulut dan bibir kering?

Apakah petugas menegakan diagnosa berdasarkan hasil


10.
pemeriksaan?
Apakah petugas menulis resep untuk mengobati gejala dan
penyebab diare:

a. Adsorben: norit, koalin pectin, attapulgit


b. Anti muntah: antacid, B6, domperidon
c. Terapi Suportif: oralit, umur <12 bulan : 400 ml/hari (2
bungkus); 1-4 tahun 600-800ml/hari (3-4 bungkus); > 5
tahun : 800-1.000 ml/hari (4-5 bungkus): dewasa 1.200-
2.800 ml/hari
d. Penyebab diare:
 Kolera : kotrimaksasol 2x3 tab (awal) dilanjutkan
11. 2x2 tab/ hari atau tetrasiklin 4x 500 mg
 E. Coli: tidak memerlukan terapi
 Salmonela: ampisilin 4x 1gr atau kloramfenikol 4x
500 mg
 Amebiasis: metronidasol 4x 500 mg atau
tetrasiklin 4x 500 mg
 Giardiasis: klorokuin 3x 100 mg atau
metronidaxzol 3x 250mg
 Virus: simtomatik & suportif

Apakah apabila ditemukan tanda-tanda dehidrasi, petugas


12.
mengarahkan pasien ke IGD?

Compliance rate (CR)

………………………………..,…………..
Observer Tindakan

…………………………….
NIP: ……………….......

Anda mungkin juga menyukai