U PT PUSKESMAS GEMARANG
Jl n.Raya Ngawi – Solo Km 9 Ngawi
KodePos 63254Telepon 085100788424
Email : puskgemarangngawi@gmail.com
DAFTAR ISI
BAB. I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG............................................................ 4
B. TUJUAN ............................................................................ 4
C. PENGERTIAN ................................................................... 4
D. MANFAAT........................................................................... 4
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Untuk menilai kinerja pelayanan di Puskesmas dan Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer perlu dilakukan audit internal. Dengan adanya audit internal akan
dapat diidentifikasi kesenjangan kinerja yang menjadi masukan untuk melakukan
perbaikan dan penyempurnaan baik pada sistem pelayanan maupun sistem
manajemen.
Audit internal dilakukan oleh tim audit internal yang dibentuk oleh Kepala
Puskesmas/Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer dengan berdasarkan pada
standar kinerja dan standar akreditasi yang digunakan.
B. TUJUAN
Pada dasarnya audit merupakan instrumen bagi manajemen untuk
membantu mencapai visi, misi dan tujuan organisasi dengan cara mendapatkan
data dan informasi faktual dan signifikan berupa data, hasil analisa, penilaian,
rekomendasi auditor sebagai dasar pengambilan keputusan, pengendalian
manajemen, perbaikan dan atau perubahan.
C. PENGERTIAN
Audit merupakan kegiatan mengumpulkan informasi faktual dan signifikan
melalui interaksi secara sistematis (pemeriksaan, pengukuran dan penilaian yang
berujung pada penarikan kesimpulan), objektif dan terdokumentasi yang berorientasi
pada azas penggalian nilai atau manfaat dengan cara membandingkan antar
standar yang telah disepakati bersama dengan apa yang dilaksanakan/diterapkan di
lapangan.
D. MANFAAT
Pengambilan keputusan untuk perbaikan, meningkatkan efisiensi dan
efektifitas fungsi organisasi.
BAB II
AUDIT INTERNAL MANAGEMEN MUTU
A. JENIS AUDIT
Berdasarkan ruang lingkup maka audit dapat terdiri dari audit manajerial,
audit keuangan dan audit klinik. Sedangkan berdasarkan pelaksana audit (auditor)
maka audit dapat dibagi menjadi 2 jenis, yaitu:
Audit eksternal: dilakukan oleh auditor eksternal dari pihak eksternal atau
institusi independen. Di Indonesia audit eksternal untuk rumah-sakit sudah
dilakukan oleh berbagai pihak seperti oleh: Audit pemenuhan standar perijinan
mendirikan atau standar operasional oleh Depkes/Dinkes, Audit Akreditasi oleh
KARS, Audit sistem manajemen mutu oleh lembaga sertifikasi ISO 9000, Audit
keuangan oleh akuntan publik, Audit pelayanan prima oleh Menpan, Audit
pengelolaan limbah oleh Bapelda/Bapeldada, Audit pelaksanaan PMKK
(peningkatan manajemen kinerja klinik) oleh Depkes/Dinkes dan sebagainya.
Audit internal: dilakukan di dalam suatu organisasi oleh auditor internal yang
juga karyawan organisasi sendiri, untuk kepentingan internal organisasi sendiri.
Auditor internal tidak memiliki tanggung jawab hukum kepada publik atas apa
yang dilakukan dan dilaporkannya sebagai termuan. Auditor internal bisa
berbentuk unit, orang, atau panitia. Di Indonesia audit internal untuk rumah-sakit
telah dilakukan dalam berbagai bentuk, antara lain: Audit medik dan
keperawatan oleh tim audit klinik, Audit manajemen mutu oleh internal audit,
audit keuangan oleh tim SPI (satuan pengawas internal), konferensi kematian
dan konferensi kasus (M&M conference) oleh komite medik, Audit kelengkapan
rekam medik oleh Bagian Rekam Medik, Audit kepatuhan penggunaan antibiotik
oleh Sub-komite farmasi, Audit pelaksanaan program infeksi nosokomial oleh tim
infeksi nosokomial, Audit kepuasan pasien dengan survey kepuasan, dan
sebagainya.
B. ESSENSI AUDIT
Untuk mencapai tujuan dan memperoleh manfaat tersebut, maka audit perlu
dilaksanakan dengan pendekatan sebagai berikut:
Proses interaktif
Kegiatan sistematis: direncanakan, dikoordinasikan, dilaksanakan dan
dikendalikan secara efisien
Dilakukan dengan azas manfaat
Dilakukan secara objektif
Berpijak pada fakta dan kebenaran
Melibatkan proses analisis/evaluasi/penilaian/pengujian
Bermuara pada pengambilan keputusan
Dilaksanakan berdasar azas/standar/kriteria tertentu
Merupakan kegiatan berulang
Menghasilkan laporan
C. AKTIFITAS AUDIT
Proses pelaksanaan audit terdiri dari kegiatan untuk: Memastikan (konfirmasi
dan verifikasi); Menilai (mengevaluasi dan mengukur); dan Merekomendasi
(memberikan saran/masukan). Ketiga kegiatan ini umumnya dilakukan oleh auditor
dengan cara:
Telaah dokumen
Observasi
Meminta penjelasan dari auditee (yang di-audit)
Meminta peragaan dilakukan oleh auditee
Membandingkan kenyataan dengan standar/kriteria
Meminta bukti atas suatu kegiatan/transaksi
Pemeriksaan secara fisik terhadap fasilitas
Pemeriksaan silang (cross-check)
Mengakses catatan yang disimpan auditee
Mewawancarai auditee
Menyampaikan angket survey
Menganalisis data
BAB III
AUDIT INTERNAL DI PUSKESMAS / FASYANKES PRIMER
INTERNAL AUDIT
1.Desain Study
Studi ini merupakan studi kuantitatif dengan jenis Cross sectional. Adapun
studi kualitatif dilakukan untuk menggali lebih dalam priorotas masalah yang ada
serta memperoleh informasi lainnya guna pemecahan masalah, setelah studi
kuantitatif dilakukan.
2.Populasi
Populasi adalah karyawan PUSKESMAS/FASYANKES PRIMER yang
bekerja pada Unit/kelompok kerjanya, yang dipilih berdasarkan tingkat kepentingan
manajemen rumah sakit.
Tindak lanjut
Menerima laporan hasil audit
Mempelajari laporan
Membuat perencanaan perbaikan
Melaksanakan perbaikan dan pencegahan
Melakukan evaluasi hasil perbaikan dan pencegahan
Melaporkan hasil perbaikan