Anda di halaman 1dari 4

SOP

DIARE AKUT NONSPESIFIK

No. Dokumen : SOP/UKP/7.1.4.1

No. Revisi : DI SAHKAN OLEH KEPALA


PUSKESMAS MUARA
UPT
Tanggal :1 juli 2019 KULAM
PUSKESMAS
Terbit
MUARA KULAM Ns.NELLY HARYANTI,S.Kep
Halaman : 1/4 NIP. 198004162011012004

1. Tujuan Agar petugas dapat memahami dan memberikan pengobatan yang


tepat pada pasien diare.
2. Kebijakan Sebagai pedoman bagi petugas dalam mengobati pasien diare.
3. Definisi  Diare adalah keadaan buang-buang air dengan banyak cairan
dan merupakan gejala dari penyakit-penyakit tertentu atau
gangguan lain.
 Diare akut adalah buang air besar lembek/cair konsistensinya
encer, lebih sering dari biasanya disertai berlendir, bau amis,
berbusa bahkan dapat berupa air saja yang frekuensinya lebih
sering dari biasanya dan berlangsung kurang dari 7 hari.
 Diare nonspesifik adalah diare yang bukan disebabkan oleh
kuman khusus maupun parasit.
 Cara menentukan derajat dehidrasi

Gejala Derajat Dehidrasi


Minimal (< Ringan Berat (> 9%
3% dari sampai dari berat
berat badan) sedang (3-9% badan)
dari berat
badan)
Status Baik, sadar Normal, lemas, Apatis, letargi,
mental penuh atau gelisah, tidak sadar
iritabel
Rasa haus Minum Sangat haus, Tidak dapat
normal, sangat ingin minum
mungkin minum
menolak
minum
Denyut Normal Normal sampai Takikardi, pada
jantung meningkat kasus berat
bradikardi
Kualitas Normal Normal sampai Lemah atau
denyut nadi menurun tidak teraba
Pernapasan Normal Normal cepat Dalam
Mata Normal Sedikit cekung Sangat cekung
Air mata Ada Menurun Tidak ada
Mulut dan Basah Kering Pecah-pecah
lidah
Turgor kulit Baik < 2 detik > 2 detik
Isian kapiler Normal Memanjang Memanjang,
minimal
Ekstremitas Hangat Dingin Dingin
Output urin Normal Menurun Minimal
sampai
menurun

4. Prosedur 1. Petugas memanggil pasien sesuai nomor urut


2. Petugas melakukan anamnesa pada pasien
3. Petugas menanyakan keluhan utama pasien, sejak kapan BAB
cair, berapa kali BAB dalam sehari, apakah terdapat lendir, darah
atau ampas dalam tinja, adakah orang lain yang terkena diare dan
makanan atau minuman yang dikonsumsi sebelum diare.
4. Petugas menanyakan keluhan penyerta diare, apakah pasien
mengeluhkan demam, mual, muntah, nyeri perut sampai kejang
perut.
5. Petugas menanyakan adanya gejala dehidrasi seperti lemas,
merasa haus, lidah dan kerongkongan kering, suara serak, pada
bayi ubun-ubun cekung, air mata tidak keluar dan turgor kulit
menurun.
6. Petugas melakukan pemeriksaan tekanan darah
7. Petugas mengukur suhu tubuh pasien
8. Perugas mengukur nadi pasien
9. Petugas melakukan pemeriksaan fisik pasien, apakah bising usus
meningkat, nyeri tekan pada bagian perut, turgor kulit menurun,
selaput lendir mulut dan bibir kering.
10. Petugas menegakan diagnose berdasarkan hasil
pemeriksaan.
11. Petugas menentukan derajat dehidrasi,
12. Petugas menetukan terapi sesuai dengan penyebab diare,
gejala dan derajat dehidrasi,
13. Petugas memberikan pengobatan untuk rehidrasi
1) Pada pasien diare tanpa dehidrasi (Terapi A):
a) Berikan cairan (air tajin, larutan gula garam, oralit)
sebanyak yang diinginkan hingga diare stop, sebagai
petunjuk berikan tiap habis BAB:
 Anak <1 thn : 50 – 100 mL
 Anak 1 – 4 thn : 100–200 mL.
 Anak >5 tahun : 200–300 mL
 Dewasa : 300–400 mL
b) Meneruskan pemberian makanan atau ASI bagi bayi.

2) Pada pasien diare dengan dehidrasi ringan–sedang


(Terapi B):
a) Oralit diberikan 75 mL/kgBB dalam 3 jam, jangan
dengan botol.
b) Jika anak muntah (karena pemberian cairan terlalu
cepat), tunggu 5-10 menit lalu ulangi lagi, dengan
pemberian lebih lambat (1 sendok tiap 2-3 menit).
14. Petugas merujuk pasien dengan dehidrasi berat ke IGD untuk
dilakukan rehidrasi parental
a) Diberikan Ringer Laktat 100 mL yang terbagi dalam beberapa
waktu.
b) Tiap 1-2 jam pasien diperiksa ulang, jika hidrasi tidak membaik
tetesan dipercepat. Setelah 6 jam (bayi) atau 3 jam (pasien
lebih tua) pasien kembali di periksa
Pemberian Cairan Untuk Bayi Diare Dengan Dehidrasi Berat
Pemberian Pemberian
Umur pertama kemudian
30 mL/kg 70 mL/kg
Bayi <12 bulan dalam 1 jam dalam 5 jam
Bayi/anak > 12
dalam 30 menit 2,5 jam
bulan

15. Petugas menetukan terapi farmakologi,


a. Zink selama 10 hari berturut - turut
Bayi < 6 bulan dengan dosis 1 x 10 mg
Bayi > 6 bulan dengan dosis 1 x 20 mg
b. Pengobatan antibiotic maupun antimikroba hanya untuk kasus
tersangka kolera, disentri, atau terbukti giardiasis atau amubiasis
 Kolera : Kotrimoksazol 2 x 3 tab (awal) dilanjutkan 2 x 2
tab / hari atau Tetrasiklin 4 x 500 mg
 E. Coli : tidak memerlukan terapi
 Salmonela : Ampisilin 4 x 1 g atau Kotrimoksazol 4 x 500
mg atau Siprofloksasin 2 x 500 mg
 Shigella : Ampisilin 4 x 1 g atau Kloramfenikol 4 x 500 mg
 Amebiasis : Metronidazol 4 x 500 mg atau Tetrasiklin 4 x
500 mg
 Giardiasis : Klorokuin 3 x 100 mg atau Metronidazol 3 x
250 mg
 Virus : Simtomatik & Suportif
c. Pemberian anti emetik seperti antacid, B6, domperidon jika
pasien mual
16. Petugas menyarankan agar pasien tetap meneruskan makan
dan minum lebih banyak, untuk bayi tetap meneruskan ASI,
17. Petugas memberikan informasi kesehatan mengenai diare dan
prinsip pengobatan, perawatan selama di rumah (rehidrasi oral di
rumah), waktu untuk kontrol ulang dan upaya supaya diare tidak
terulang
18. Petugas menuliskan resep untuk mengobati gejala dan
penyebab diare:
19. Petugas menulis hasil pemeriksaan, diagnose dan terapi pada
rekam medic pasien
20. Petugas menulis hasil pemeriksaan pada buku register.
d. Diagram Alir
melakukan melakukan pemeriksaan
memanggil
anamnesa pada fisik
pasien sesuai
nomor urut pasien

menulis resep untuk menegakan diagnose


pengobatan menginstruksikan berdasarkan hasil
simptomatis pasien untuk istirahat pemeriksaan
dan menghindari
pencetus
menulis diagnose
menulis hasil anamnesa, pasien ke buku
menyerahkan resep ke
pemeriksaan dan diagnose register.
pasien
ke rekam medic

e. Referensi Kapita Selekta Kedokteran, Jild 1 hal 500-504, Jild 2 hal 470-476
f. Dokumen Terkait Rekam medic, register, blanko resep
g. Distribusi Apotik, IGD

Anda mungkin juga menyukai