Anda di halaman 1dari 8

DIARE AKUT NONSPESIFIK

No Dokumen :
No Revisi :
SOP Tgl Terbit :
Halaman :
Unit layanan
Dr. Ridia Dityarika
Puskesmas Koto
198404052010012042
Baru
1. 2.1 Pengertian  Diare adalah keadaan buang-buang air dengan banyak cairan dan
merupakan gejala dari penyakit-penyakit tertentu atau gangguan lain.
 Diare akut adalah buang air besar lembek/cair konsistensinya encer,
lebih sering dari biasanya disertai berlendir, bau amis, berbusa
bahkan dapat berupa air saja yang frekuensinya lebih sering dari
biasanya dan berlangsung kurang dari 7 hari.
 Diare nonspesifik adalah diare yang bukan disebabkan oleh kuman
khusus maupun parasit.
 Cara menentukan derajat dehidrasi

Gejala Derajat Dehidrasi


Minimal (< Ringan sampai Berat (> 9% dari
3% dari berat sedang (3-9% berat badan)
badan) dari berat
badan)
Status mental Baik, sadar Normal, lemas, Apatis, letargi,
penuh atau gelisah, tidak sadar
iritabel
Rasa haus Minum Sangat haus, Tidak dapat
normal, sangat ingin minum
mungkin minum
menolak
minum
Denyut Normal Normal sampai Takikardi, pada
jantung meningkat kasus berat
bradikardi
Kualitas Normal Normal sampai Lemah atau tidak
denyut nadi menurun teraba
Pernapasan Normal Normal cepat Dalam
Mata Normal Sedikit cekung Sangat cekung
Air mata Ada Menurun Tidak ada
Mulut dan Basah Kering Pecah-pecah
lidah
Turgor kulit Baik < 2 detik > 2 detik
Isian kapiler Normal Memanjang Memanjang,
minimal
Ekstremitas Hangat Dingin Dingin
Output urin Normal sampai Menurun Minimal
menurun
3. 4.2. Tujuan Agar petugas dapat memahami dan memberikan pengobatan yang tepat
pada pasien diare

5. 6.3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No.800/...../KAPUS/I/2017


7. 8.4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor HK.02.03/
Menkes/ 514 / 2015 tentang panduan praktek klinis bagi Dokter.

9. 10.
5. Alat / Bahan

11. 6. Prosedur 1. Petugas memanggil pasien sesuai nomor urut


2. Petugas melakukan anamnesa pada pasien
3. Petugas menanyakan keluhan utama pasien, sejak kapan BAB cair,
berapa kali BAB dalam sehari, apakah terdapat lendir, darah atau
ampas dalam tinja, adakah orang lain yang terkena diare dan makanan
atau minuman yang dikonsumsi sebelum diare.
4. Petugas menanyakan keluhan penyerta diare, apakah pasien
mengeluhkan demam, mual, muntah, nyeri perut sampai kejang perut.
5. Petugas menanyakan adanya gejala dehidrasi seperti lemas, merasa
haus, lidah dan kerongkongan kering, suara serak, pada bayi ubun-
ubun cekung, air mata tidak keluar dan turgor kulit menurun.
6. Petugas melakukan pemeriksaan tekanan darah
7. Petugas mengukur suhu tubuh pasien
8. Perugas mengukur nadi pasien
9. Petugas melakukan pemeriksaan fisik pasien, apakah bising usus
meningkat, nyeri tekan pada bagian perut, turgor kulit menurun,
selaput lendir mulut dan bibir kering.
10. Petugas menegakan diagnose berdasarkan hasil pemeriksaan.
11.Petugas menentukan derajat dehidrasi,
12. Petugas menetukan terapi sesuai dengan penyebab diare, gejala
dan derajat dehidrasi,
13. Petugas memberikan pengobatan untuk rehidrasi
1) Pada pasien diare tanpa dehidrasi (Terapi A):
a) Berikan cairan (air tajin, larutan gula garam, oralit)
sebanyak yang diinginkan hingga diare stop, sebagai
petunjuk berikan tiap habis BAB:
 Anak <1 thn : 50 – 100 mL
 Anak 1 – 4 thn : 100–200 mL.
 Anak >5 tahun : 200–300 mL
 Dewasa : 300–400 mL
b) Meneruskan pemberian makanan atau ASI bagi bayi.

2) Pada pasien diare dengan dehidrasi ringan–sedang (Terapi B):


a) Oralit diberikan 75 mL/kgBB dalam 3 jam, jangan dengan
botol.
b) Jika anak muntah (karena pemberian cairan terlalu cepat),
tunggu 5-10 menit lalu ulangi lagi, dengan pemberian
lebih lambat (1 sendok tiap 2-3 menit).
14. Petugas merujuk pasien dengan dehidrasi berat ke IGD untuk
dilakukan rehidrasi parental
a) Diberikan Ringer Laktat 100 mL yang terbagi dalam beberapa
waktu.
b) Tiap 1-2 jam pasien diperiksa ulang, jika hidrasi tidak membaik
tetesan dipercepat. Setelah 6 jam (bayi) atau 3 jam (pasien lebih
tua) pasien kembali di periksa
Pemberian Cairan Untuk Bayi Diare Dengan Dehidrasi Berat

Pemberian Pemberian

Umur pertama kemudian

30 mL/kg 70 mL/kg

Bayi <12 bulan dalam 1 jam dalam 5 jam

Bayi/anak > 12
dalam 30 menit 2,5 jam
bulan

15. Petugas menetukan terapi farmakologi,


a. Zink selama 10 hari berturut - turut
Bayi < 6 bulan dengan dosis 1 x 10 mg
Bayi > 6 bulan dengan dosis 1 x 20 mg
b. Pengobatan antibiotic maupun antimikroba hanya untuk kasus
tersangka kolera, disentri, atau terbukti giardiasis atau amubiasis
 Kolera : Kotrimoksazol 2 x 3 tab (awal) dilanjutkan 2 x 2
tab / hari atau Tetrasiklin 4 x 500 mg
 E. Coli : tidak memerlukan terapi
 Salmonela : Ampisilin 4 x 1 g atau Kotrimoksazol 4 x 500
mg atau Siprofloksasin 2 x 500 mg
 Shigella : Ampisilin 4 x 1 g atau Kloramfenikol 4 x 500 mg
 Amebiasis : Metronidazol 4 x 500 mg atau Tetrasiklin 4 x
500 mg
 Giardiasis : Klorokuin 3 x 100 mg atau Metronidazol 3 x
250 mg
 Virus : Simtomatik & Suportif
c. Pemberian anti emetik seperti antacid, B6, domperidon jika
pasien mual
16. Petugas menyarankan agar pasien tetap meneruskan makan dan
minum lebih banyak, untuk bayi tetap meneruskan ASI,
17. Petugas memberikan informasi kesehatan mengenai diare dan
prinsip pengobatan, perawatan selama di rumah (rehidrasi oral di
rumah), waktu untuk kontrol ulang dan upaya supaya diare tidak
terulang
18. Petugas menuliskan resep untuk mengobati gejala dan penyebab
diare:
19. Petugas menulis hasil pemeriksaan, diagnose dan terapi pada rekam
medic pasien
20. Petugas menulis hasil pemeriksaan pada buku register.

12. 13.
7. Bagan Alir

melakukan
melakukan
memanggil anamnesa pada
pemeriksaan fisik
pasien pasien
sesuai
nomor urut

menginstruksika menegakan
menulis resep
n pasien untuk diagnose
untuk
berdasarkan
pengobatan istirahat dan
hasil
simptomatis
menghindari pemeriksaan
pencetus

menulis hasil menulis


menyerahkan diagnose
anamnesa, resep ke pasien pasien ke
pemeriksaan buku register.
dan diagnose ke
rekam medic
14. 15.
8. Hal-hal yang
diperlukan
16. 17.
9. Unit terkait 1. Ruangan pendaftaran dan administrasi
2. Ruangan pemeriksaan umum
3. Ruangan gawat darurat
4. Ruangan rawat inap
5. Ruangan farmasi
18. 19.
10. Dokumen terkait Rekam medic, register.

20. 21.
11 Riwayat
perubahan
dokumen
No. Dokumen :
Terbitan :
DAFTAR No. Revisi :
Unit Layanan TILIK Tanggal Terbit : Dr. Ridia Dityarika
Puskesmas Halaman : 198404052010012042
Koto Baru

Tidak
No Langkah Kegiatan Ya Tidak
Berlaku
1 Apakah petugas memanggil pasies sesuai nomor
urut
2 Apakah petugas melakukan anamnesa pada pasien
dengan menanyakan keluhan khas scabies seperti
gatal terutama di malam hari, adakah orang lain
yang mengeluhkan hal yang sama seperti pasien di
dalam satu rumah.

3 Apakah petugas mengukur nadi pasien

4 Apakah petugas mengukur suhu tubuh pasien

5 Apakah petugas melakukan pemeriksaan fisik


pasien, apakah terdapat terowongan pada tempat-
tempat yang gatal, dimana terowongan berukuran
sekitar 1 cm, pada ujung terowongan terdapat papul
atau vesikel. Tempat predileksi biasanya di sela-sela
jari tangan, pergelangan tangan, siku luar, lipat
ketiak, lipatan bokong, kemaluan dan perut bagian
bawah.
6 Apakah petugas menegakan diagnose berdasarkan
hasil pemeriksaan.
7 Apakah petugas menuliskan resep untuk mengobati
scabies:
9.1 Obat salep:
Sulfur : Salep 2-4, digunakan minimal 3 hari.
Gameksan : digunakan selama 8 jam, tidak
boleh untuk anak < 6 tahun dan wanita hamil.
Permetrin : Scabmite, digunakan satu minggu
sekali selama minimal 12 jam.
9.2 Untuk mengatasi gatal : CTM 3 x 1 tabet
9.3 Apabila gejala berat dan terdapat infeksi
sekunder dapat diberikan antibiotik Amoksisilin 3 x
250-500 mg/hari.

8 Apakah petugas mengedukasi pasien agar menjaga


kebersihan, mencuci bersih pakaian dengan air
panas, menjemur kasur dan agar seluruh anggota
keluarga diobati.

9 Apakah petugas menulis hasi pemeriksaan, diagnose


dan terapi pada rekam medic pasien

10 Apakah petugas menulis hasil diagnose pada buku


register.

Jumlah

Anda mungkin juga menyukai