Anda di halaman 1dari 4

KERANGKA ACUAN KEGIATAN P2 MALARIA

A PENDAHULUAN

Penyakit malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh sporozoa dari genus plasmodium
yang berada di dalam sel darah merah, atau sel hati. Sampai saat ini dikenal cukup banyak
spesies dari plasmodia yang terdapat pada burung, monyet, kerbau, sapi, binatang melata.
Agen (parasit/Plasmodium)
Agen penyebab malaria dari genus Plasmodium, Familia Plasmodiidae, dari ordo Coccidiidae.
Penyebab malaria pada manusia di Indonesia sampai saat ini empat spesies plasmodium yaitu
Plasmodium falciparum sebagai penyebab malaria tropika, Plasmodium vivax sebagai penyebab
malaria tertiana, Plasmodium malarie sebagai penyebab malaria kuartana dan Plasmodium ovale,
jenis ini jarang sekali dijumpai, umumnya banyak di Afrika. (Pampana E.J. 1969; Gunawan S.
2000). Jenis Plasmodium yang sering menyebabkan kekambuhan adalah P. vivax dan P. ovale
(Benenson, A.S., 1990; Crewe W., 1985).
Seorang penderita dapat ditulari oleh lebih dari satu jenis Plasmodium, biasanya infeksi
semacam ini disebut infeksi camopuran. Tapi umumnya paling banyak hanya dua jenis parasit,
yaitu campuran antara P. falcifarum denganP. vivax atau P. ovale. Campuran tiga jenis parasit
jarang sekali terjadi (Departemen Kesehatan RI, 1999).
Cara Penularan
Penularan secara alamiah (natural infection)
Penularan secara alamiah dari nyamuk anopheles ke tubuh manusia hingga sakit dapat dilihat
pada gambar 2.1. brikut (Depkes. RI., 1999)

B LATAR BELAKANG

Penyakit malaria adalah suatu penyakit yang disebabkan parasit dari kelompok Plasmodium
yang berada di dalam sel darah merah, atau sel hati yang ditularkan oleh nyamuk anopheles.
Sampai saat ini telah teridentifikasi sebanyak 80 spesies anoipheles dan 18 spesies diantaranya
telah dikonfirmasi sebagai vektor malaria.
Penyakit malaria ini sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan di Indonesia,
khususnya di bagian Indonesia Timur.Angka mortalitas akibat penyakit ini dibeberapa daerah di
Indonesia sampai saat ini cukup tinggi yaitu sebesar 20,9 – 50 %. Seperti di Propinsi Nusa
Tenggara Timur yang merupakan salah satu daerah endemis malaria dan penyakit ini menduduki
rangking ke 2 dari 10 besar dari penyakit utama di Puskesmas. Berdasarkan Profil Kesehatan
Propinsi Nusa Tenggara Timur dari tahun 1996 s/d 1997, Insiden penyakit malaria yang diukur
berdasarkan Annual Malaria Incidence (AMI) sejak tahun 1996 s/d 1997 cenderung meningkat,
seperti terlihat pada data berikut : tahun 1996 sebesar 189,17 ‰, sedangkan pada tahun 1997
sebesar 197,5 ‰ sedangkan Parasite Rate (PR) mengalami penurunan dari tahun 1996 sebesar
4,41% dan pada tahun 1997 sebesar 1,77%, namun jika dilihat perdesa masih ada desa dengan
RP > 10 %, disamping itu penyakit malaria ini juga sering menimbulkan Kejadian Luar Biasa
(Kanwil Depkes. NTT, 1998).
Dalam rangka pemberantasan penyakit malaria tersebut sebenarnya berbagai upaya telah
dilakukan sejak tahun 1960, misalnya penemuan dan pengobatan penderita, pemberantasan
vektor, survei entomology, dan penelitian-penelitian yang mendukung, namun sampai saat ini
belum memberikan hasil yang optimal. Hal ini disebabkan 1) terlalu mengandalkan satu
teknologi yang ternyata tidak mampu mengatasi malaria di semua wilayah yang terjangkit
malaria yaitu penyemprotan dengan menggunakan DDT, 2) plasmodium falcifarum yang resisten
terhadap choloquin, dimana berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di Propinsi Nusa
Tenggara Timur pada tahun 1983 bahwa telah terjadi resistensi plasmodium terhadap kloruquin
secara in-vitro dan vivo di Robek, - Manggarai (Tjitra. E), 3) masalah operasional yang
meliputi :pengadaan obat, penyampaian obat kepada penderita , keteraturan minum obat. 4)
pemberantasan malaria dilakukan secara terpisah dari program kesehatan lainnya yang ada dalam
institusi kesehatan. 5) kurang memperhatikan aspek sosial budaya masyarakat di wilayah
terjangkitnya malaria. Masalah aspek sosial budaya ini berupa perilaku dari masyarakat yang
meliputi pengetahuan, sikap dan tindakan tentang malaria.
Mengingat keadaan tersebut, maka perlu diteliti faktor resiko apakah yang mempengaruhi
terjadinya penyakit malaria tersebut.

C. Tujuan
1 .Menentukan data dasar/besarnya masalah kesehatan
2 .Memantau atau mengetahui kecenderungan penyakit
3. Mengidentifikasi adanya kejadian luar biasa
4. Membuat rencana pemantauan,,penilaian/,evaluasi.program kesehatan.
D.KEGIATAN POKOK

1. Pengamatan,Pengumpulan,Pengolahan,Analisa, Visualisasi Data Surveilans


Epidemiologi

2. Penyelidikan Epidemiologi KLB

3. SDKLB ( Sistim Kewaspadaan Dini KLB )

4. Pencatatan dan Pelaporan Kegiatan Surveilans

E.CARA PELAKSANAAN KEGIATAN

1.Pengamatan Pengumpulan Pengolahan Analisa

a.Kegiatan ini dilakukan secara berkala terutama di desa epidemic wabah

2.Penyelidikan Epidemiologi KLB

a.Identifikasi jenis KLB

b.Mengetahui kapan terjadinya

c.Mengetahui tempat terjadinya

d.Mengetahui siapa saja yang terserang dan terkena dampak KLB


3.SDKLB ( Sistim Kewaspadaan Dini KLB)

a.Sistim yang berfungsidalam mendeteksi adanya ancaman KLB

b. Alert atau sinyal yang muncul merupakan pra KLB yang mengharuskan

petugas untuk melakukan respon cepat agar tidak terjadi KLB

c.Menyelenggarakan deteksi dini bagi penyakit menular

d.Stimulasi dalam melakukan pengendalian KLB penyakit menular

e.Meminimalkan kesakitan?kematian yang berhubungan dengan KLB

4.Pencatatan

a. Pencatatan.

Pencatatan kegiatan :1. Buku PE 2. Buku catatan untuk SDKLB

b. Pelaporan : Mingguan Wabah dan Laporan bulanan

F.SASARAN

Individu dan Masyarakat

G. JADWAL KEGIATAN

NO KEGIATAN TEMPAT WAKTU PELAKS KETERANGAN


1 Pengamatan Pengumpulan Ds.Endemi Maret ,Juli
Pengolahan Analisa serta Grogol ,Bandung, Oktober dan
Visualisasi Data Bulurejo Desember
2 Penyelidikan Epidemiologi Ds.yang terjadi Tiap terjadi
Wabah wabah
3 SKD KLB Semua Desa Berdasar hasil
wilayah analisa data
Puskesmas Cukir mingguan
4 Pencatatan dan Pelaporan Pencatatan : Pencatatan
kegiatan SE Puskesmas Cukir setiap minggu
Pelaporan ke Pelaporan setiap
Dinkes Kab. minggu dan
Jombang setiap bulan

H.EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN.

Evaluasi dilakukan setiap minggu ,setiap bulan ,setiap tiga bulan,setiap enam

Dan setiap tahun untuk mengetahui keberhasilan program

I. PENCATATAN DAN PELAPORAN

Pencatatan dilakukan di Dalam Gedung Puskesmas Cukir berupa:

1.Buku bantu rekapan penyakit potensial wabah

2.Hasil rekapan penyakit potensial wabah

3. Buku catatan kegiatan PE


Laporan

1.Laporan dilakukan setiap minggu ( Laporan Potensial Wabah)

2.Laporan bulanan

 laporan di kirim tiap bulan ke seksi SE Dinkes Kab Jombang

Evaluasi

Evaluasi program dilakukan tiap 3 bulan melalui supervise dari dinas kesehatan

J. PENDANAAN

Kegiatan Surveilans Epidemiologi di danai oleh bok yaitu Kegiatan SKDKLB ( Sistim Kewaspa

daan Dini Kejadian Luar Biasa )

Anda mungkin juga menyukai