Anda di halaman 1dari 4

GASTROENTERITIS

No.Dokumen : / /SOP/ I
SOP /2023
No. Revisi : 01
Tgl. Berlaku : 01 Oktober 2023
Halaman : 4
UPT Ns. Sufiani, S. Kep
PUSKESMAS
MEUTULANG
Adalah peradangan mukosa lambung dan usus halus yang ditandai dengan diare,
yaitu buang air besar lembek atau cair, dapat bercampur darah atau lendir, dengan
1. Pengertian frekuensi 3 kali atau lebih dalam waktu 24 jam, dan disertai dengan muntah, demam,
rasa tidak enak diperut dan menurunkannya nafsu makan. Apabila diare >30 hari
disebut kronis.
2
.2. Tujuan Sebagai acua penerapan langkah-langkah untuk melakukan penanganan gastroenteritis

33. Referensi Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Ed. 2, Tahun 2015
.
4. Kebijakan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014
45. Prosedur / Alat dan Bahan
. Langkah- 1. Rekam Medis
langkah 2. Alat pemeriksaan vital sign
3. Buku Register
4. Blangko resep
5. Blangko rujukan
6. Nomor urut
Petugas
1. Dokter
2. Perawat
3. Bidan
Pelaksanaan
a. Anamnesa
1. Menanyakan apakah ada keluhan diare, sudah berapa lama, berapa kali sehari serta
bagaimana konsistensinya
2. Menanyakan apakah keluhan diare disertai darah atau lendir
3. Menanyakan apakag keluhan diare disertai panas
4. Menanyakan apakah ada keluhan rasa tidak nyaman diperut (nyeri atau kembung),
mual, muntah dan tenesmus
5. Menanyakan apakah ada faktor resiko berupa : a) higiene pribadi dan sanitasi
lngkungan yang kurang, b) Riwayat bepergian ke daerah dengan wabah diare, c)
Riwayat intoleransi lactose, riwayat alergi obat, d) Riwayat konsumsi makanan
iritatif, minum jamu, diet cola, atau makan obat-obatan seperti laksatif,
magnesium hidroclorida, magnesium
b. Pemeriksaan fisik
1. Pada pemeriksaan fisik perlu diperiksa : berat badan, suhu tubuh, frekuensi denyut
jantung dan pernapasan serta tekanan darah
2. Mencari tanda tanda utama dehidrasi: kesadaran, rasa haus dan turgor kulit
abdomen dan tanda-tanda tambahan lainnya
3. Pernapasam yang cepat
4. Bising usus yang lemah atau tidak ada bila terdapat hipokalemia
5. Pemriksaan ekstremitas perlu karena perfusi dan capillary refil dapat menetukan
derajat dehidrasi yang terjadi

c. Diagnosa
Gastroenteritis

d. Terapi
1. Memberikan cairan dan diet adekuat :
a) Pasien tidak dipuasakan dan diberikan ciran yang adekuat untuk dehidrasi
b) Hindari susu sapi karena terdapat defisiensi laktase transien
c) Hindari juga minuman yang mengandung alkohol atau kafein karena dapat
meningkatkan motalitas dan sekresi usus
d) Makanan yang dikonsumsi sebaiknya yang tidak mengandung gas dan
mudah dicerna
2. Pasien diare yang belum dehidrasi dapat diberikan obat anti diare untuk
mengurangi gejala dan anti mikroba untuk terapi definitif
3. Pemberian terapi antimikroba empirik diindikasikan pada pasien yang diduga
mengalami infeksi bakteri invasif, travellers diarrhea dan imunosupresi.
Antimikroba: pada gastroenteritis akibat infeksi diberikan antibiotik atau anti
parasit atau anti jamur tergantung penyebabnya
4. Obat anti diare antara lain
a) Turunan opioid: laporamide, difenoksilat atropin, tinktur opium,
obata ini sebaiknya tidak diberikan pada pasien dnegan disentri
yang disertai demam dan penggunaannya harus dihentikan
apabiladiare semakin berat walau diberikan terapi.
b) Bismut subsalisilat, hati-hati pada pasien immunokompromais, seperti HIV,
karena dapat meningkatkan resiko terjadinya bismuth encehalopathy
c) Obat yang mengeraskan tinja: attapulgit 4x2 tablet/ hari atau smectite 3x1
sachet diberikan tiap BAB encer sampai diare stop
d) Obat anti sekretorik atau anti enkefalinase
e) Anti mikroba lain yaitu golongann kuionolon yaitu ciprofloksasin 2x500
mg/hari selama 5-7 hari atau trimetroprim/sulfametosazol 160/8000 2x1
tablet/hari dan apabila diare diduga disebabkan oleh giardia, metronidazole
dapat digunakan dengan dosis 2x500 mg/ hari selama 7 hari,
Trimetroprim/Sulfametaksazol 160/800 2x1 tablet/hari, bila diketahui
etiologi dari diare akut, terapi disesuaikan dengan etiologi
5. Apabila terjai dehidrasi setelah ditentukan derajat dehidrasinya, pasien ditangani
dengan langkah sebagia berikut
a) Menentukan jenis cairan yang akan digunakan, pada diare akut awal yang
ringan, tersedia cairan oralit yang hipotonik dnegan komposisi 29gr glukosa,
3,5gr NaCl, s,5gr Natrium bikarbonat dan 1,5 KCl setiap liter. Cairan ini
diberikan secara oral atau lewat selang nasogastrik. Cairan lain adalah cairan
ringer laktat dan NaCl 0,9% 7ang diberikan secara intravena
b) Menentukan jumlah cairan yang akan diberikan
c) Menentukan jadwal pemberian cairan
1) Dua jam pertama (tahap rehidrasi inisial): jumlah total kebutuhan cairan
diberikan langsung dalam 2 jam ini agar tercapai rehidrasi optimal
secepat mungkin
2) Satu jam berikutnya jam ke-3 (tahap kedua) pemberian diberikan
berdasarkan kehilangan selama 2 jam pemberian cairan rehidrasi inisial
sebelumnya. Bila tidak ada syok dapat diganti cairan per oral
3) Jam berikutnya pemberian cairan diberikan berdasarkan kehilangan
cairan melalui tinja dan insensible watel loss
6. Kondisi yang memerlukan evaluasi lebih lanjut pada diare akut apabila
ditemukan
a) Diare memburuk atau menetap setalah 7 hari, feses harus dianalisa lebih
lanjut
b) Pasien dengan tanda-tanda toksik (dehidrasi, disentri, demam, nyeri abdomen
yang berat pad apasien usia diatas 50 tahun
c) Pasien usia lanjut
d) Muntah yang persisten
e) Perubahan status mental seperti lethargi, apatis irritable
f) Terjadinya outbreak pada komunitas s
g) Pada pasien yang immunokompromais
7. Dokter mencuci tangan
8. Dokter memberikan konseling dan edukasi, pada kondisi yang ringan, diberikan
edukasi pada keluarga untuk membantu asupan cairan. Edukasi juga diberikan
untuk mencegah terjadi GE dan mencegah penularannya
9. Dokter mencatat dalam rekam medis
Kriteria Rujukan :
1. Tanda dehidrasi berat
2. Terjadinya penurunan kesadaran
3. Nyeri perut yang dignifikan
4. Pasien tidak dapat minum oralit

Diagnosa Banding :
6. Hal-hal Yang 1. Kolesistisi
perlu
2. Kolelitiasis
diperhatikan
3. Chron disease
4. Kanker lambung
5. Gastroenteritis
6. Limfoma
7. Ulkus peptikum
8. Sarkoidosis
9. GERD
1. UGD
7. Unit Terkait 2. Rawat Inap
3. Poli Umum
1. Rekam Medis
8. Dokumen 2. Buku Register
terkait 3. Blangko Resep
4. Blangko Rujukan
9. Rekaman Historis Tanggal Mulai
Perubahan No Yang Dirubah Isi Perubahan
diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai