Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

KEPERAWATAN ANAK
DENGAN PENYAKIT GASTROENTRITIS AKUT (GEA)

Pembimbing Mata Kuliah :


Ns.Nuriza Agustina, S,Kep., M.Kes.,M.Kep
Disusun oleh :
Mira hartati
NPM 22.14901.14.39

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS


STIK BINA HUSADA PALEMBANG
2023
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Konsep Penyakit Gastroentritis Akut (GEA)

1.      Definisi
Gastroenteritis akut adalah penyakit yang terjadi akibat adanya peradangan pada
saluran pencernaan yang disebabkan oleh infeksi dengan gejalanya terutama adalah
muntah, dehidrasi dan diare.
Gastroentritis akut merupakan suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak
normal atau tidak seperti biasanya. Perubahan yang terjadi berupa perubahan
peningkatan volume, keenceran, dan frekuensi dengan atau tanpa lendir darah, seperti
lebih dari 3 kali/ hari dan pada neonatus lebih dari 4 kali/ hari.

2. Etiologi

1. Faktor Infeksi adalah infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan penyebab
utama gastroentritis pada infeksi internal, meliputi :
a. Infeksi bakteri
Vibrio, E Coli, Samonela, Shigella, Campylobachter, yersinia, aeromonas dan
sebagainya.
b. Infeksi virus
Ento (virus echo), coxsackie, poliomytis, adenovirus, rotavirus, astovirus, dan
lain-lain.
c. Infeksi parasit
Cacing, protozoa, dan jamur.
2. Faktor Malabsorbsi

3. Faktor Makanan

4. Faktor Kebersihan

5. Faktor Psikologi
3. Tanda dan gejalah

a. Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer.
b. Terdapat tanda gejala dehidrasi : turgor kuit jelek (elastisitas kulit menurun), ubun-
ubun dan mata cekung, membrane mukosa kering.
c. Demam
d. Nafsu makan berkurang
e. Mual dan muntah
f. Anoreksia
g. Lemah
h. Pucat
i. Nyeri abdomen
j. Perih di ulu hati
k. Perubahan tanda-tanda vital, nadi dan pernafasan cepat Menurun atau tidak adanya
pengeluaran urine.
4. Patoflow

5. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Tinja
a. Makroskopis dan mikroskopis.
b. pH dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus dan tablet dinistest, bila diduga
terdapat intoleransi gula.
c. Bila diperlukan, lakukan pemeriksaan biakan dan uji resistensi.
2. Pemeriksaan Darah
a. pH darah dan cadangan dikali dan elektrolit (Natrium, Kalium,Kalsium, dan Fosfor)
dalam serum untuk menentukan keseimbangan asama basa.
b. Kadar ureum dan kreatmin untuk mengetahui faal ginjal.
3. Intubasi Duodenum (Doudenal Intubation).
Untuk mengatahui jasad renik atau parasit secara kualitatif dan kuantitatif, terutama
dilakukan pada penderita diare kronik.

6. Penatalaksaan

1. Medis
Dasar pengobatan diare adalah:

a. Pemberian cairan, jenis cairan, cara memberikan cairan, jumlah pemberiannya.


1) Cairan per oral
Pada klien dengan dehidrasi ringan dan sedang diberikan peroral berupa cairan yang
bersifat NaCl dan NaHCO3 dan glukosa. Untuk diare akut dan kolera pada anak diatas 6
bulan kadar Natrium 90 mEg/l. Pada anak dibawah umur 6 bulan dengan dehidrasi
ringan-sedang kadar natrium 50-60 mEg/l. Formula lengkap disebut oralit, sedangkan
larutan gula garam dan tajin disebut formula yang tidak lengkap karena banyak
mengandung NaCl dan sukrosa.

2) Cairan parentral
Diberikan pada klien yang mengalami dehidrasi berat, dengan rincian sebagai berikut:

a. Untuk anak umur 1 bl-2 tahun berat badan 3-10 kg


 1 jam pertama : 40 ml/kgBB/menit= 3 tts/kgBB/mnt (infus set berukuran 1 ml=15 tts
atau 13 tts/kgBB/menit (set infus 1 ml=20 tetes).
 7 jam berikutnya : 12 ml/kgBB/menit= 3 tts/kgBB/mnt (infusset berukuran 1 ml=15 tts
atau 4 tts/kgBB/menit (set infus 1 ml=20 tetes).
 16 jam berikutnya : 125 ml/kgBB/ oralit
b. Untuk anak lebih dari 2-5 tahun dengan berat badan 10-15 kg
 1 jam pertama : 30 ml/kgBB/jam atau 8 tts/kgBB/mnt (1 ml=15 tts atau 10
tts/kgBB/menit (1 ml=20 tetes).
c. Untuk anak lebih dari 5-10 tahun dengan berat badan 15-25 kg
 1 jam pertama : 20 ml/kgBB/jam atau 5 tts/kgBB/mnt (1 ml=15 tts atau 7
tts/kgBB/menit (1 ml=20 tetes).
 7 jam berikut : 10 ml/kgBB/jam atau 2,5 tts/kgBB/mnt (1 ml=15 tts atau 3
tts/kgBB/menit (1 ml=20 tetes).
 16 jam berikut : 105 ml/kgBB oralit per oral.
d. Untuk bayi baru lahir dengan berat badan 2-3 kg
 Kebutuhan cairan: 125 ml + 100 ml + 25 ml = 250 ml/kg/BB/24 jam, jenis cairan 4:1
(4 bagian glukosa 5% + 1 bagian NaHCO3 1½ %.
Kecepatan : 4 jam pertama : 25 ml/kgBB/jam atau 6 tts/kgBB/menit (1 ml = 15 tts) 8
tts/kg/BB/mt (1mt=20 tts).

Untuk bayi berat badan lahir rendah


Kebutuhan cairan: 250 ml/kg/BB/24 jam, jenis cairan 4:1 (4 bagian glukosa 10% + 1
bagian NaHCO3 1½ %).

b. Pengobatan dietetik
Untuk anak dibawah 1 tahun dan anak diatas 1 tahun dengan berat badan kurang dari 7 kg,

jenis makanan:

1. Susu (ASI, susu formula yang mengandung laktosa rendah dan lemak tak jenuh.
2. Makanan setengah padat (bubur atau makanan padat (nasi tim)
3. Susu khusus yang disesuaikan dengan kelainan yang ditemukan misalnya susu yang
tidak mengandung laktosa dan asam lemak yang berantai sedang atau tak jenuh.
c. Obat-obatan
Prinsip pengobatan menggantikan cairan yang hilang dengan cairan yang mengandung
elektrolit dan glukosa atau karbohidrat lain.

7. Masalah keperawatan dan data pendukung

8. Diagnose Keperawatan

a. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif.

b. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual,
muntah, intake inadekuat
9 . Tujuan rencana keperawatan perdiagnosa keperawatan dan kriteria hasil

10. Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Tujuan Intervensi


Keperawatan
1. Kekurangan Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor status
volume cairan perawatan selama 2 x 24 dehidrasi.
berhubungan jam diharapkan kekurangan 2. Monitor berat badan
dengan volume cairan akan teratasi. harian.
kehilangan dengan kriteria hasil: 3. Monitor berat badan
cairan aktif. 1. Hidrasi dan status nutrisi sebelum dan sesudah
adekuat. dianalisis.
2. Frekuensi irama dan nadi 4. Catat intake-output
dalam rentang yang dan hitung balans
diharapkan. cairan 24 jam.
3. Frekuensi dan irama 5. Berikan asupan cairan
nafas dalam rentang sesuai kebutuhan.
yang diharapkan. 6.Kolaborasi pemberian
4. Elektrolit serum (Na, K, obat.
Ca, dan Mg) dalam batas
normal.
5. Serum dan pH urin dalam
batas normal.
2. Ketidak Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi status
seimbangan keperawatan selama 2 x 24 nutrisi.
nutrisi kurang jam diharapkan kebutuhan 2. Monitor asupan
dari kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi makanan.
tubuh dengan kriteria hasil: 3. Monitor berat
berhubungan 1. Asupan makanan dan badan.
dengan mual, cairan adekuat. 4. Berikan makanan
muntah, intake 2. Zat gizi terpenuhi. secara menarik dan
inadekuat. 3.Asupan cairan oral atau suhu yang sesuai.
IV dapat terpenuhi 5. Anjurkan makan
dengan baik. posisi duduk.
4. Mencapai berat badan 6. Kolaborasi dengan
yang ideal. ahli gizi untuk
menentukan jumlah
kalori dan jenis
nutrisi yang
dibutuhkan.
11. Daftar Pustaka

DAFTAR PUSTAKA

Mansjoer, Arif.2000.Kapita Selekta Kedokteran Edisi ketiga. FKUI :Jakarta.

Ngastiyah.2005. Perawatan Anak Sakit Edisi 2. Jakarta : EGC.

http://www.medkes.com/2014/07/mengatasi-gastroenteritis-pada-anak-anak.html (diakses

tanggal 23 November 2015)

http://www.alodokter.com/gastroenteritis (diakses tanggal 23 November 2015)

https://www.scribd.com/doc/198772902/Asuhan-Keperawatan-GEA-Gastro-Enteritis-Akut-Ny-
A (diakses tanggal 23 November 2015)

Anda mungkin juga menyukai