PENYAKIT DIARE
DOSEN PENGAJAR : MARLIYANA S.KEP,NS.MKEP
Di susun oleh :
Kelompok 1
Cice sri hayanti (20024099005)
Intan nadia ( 20024099013)
Sintia margareta (20024099020)
Mutia rahma (20024099016)
Dasar Hadist
Terdapat hadits Shahih riwayat Bukhari dan Muslim bahwa Nabi Shallallahu
‘alaihi wa sallam memerintahkan seseorang yang sakit perut (dalam riwayat
lainnya: sakit diare), agar minum madu beberapa kali. Akhirnya orang tersebut
sembuh.
Berikut haditsnya:
ْ َ َأ ِخي يَ ْشتَ ِكي ب:صل َّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم فَقَا َل
ا ْسقِ ِه: ثُ َّم َأتَاهُ الثَّانِيَة فَقَا َل.ً اِ ْسقِ ِه َع َسال: فَقَا َل.ُطنَه َ َأ َّن َر ُجالً َأتَى النَّبِ َّي
.ً ا ْسقِ ِه َع ْسال،ْك َ ط ُن َأ ِخي ْ َب ب َ ق هللاُ َو َك َذ
َ ص َدَ : فَقَا َل.ت ُ فَ َع ْل: ثُ َّم َأتَاهُ فَقَا َل.ً ا ْسقِ ِه َع َسال: ثُ َّم َأتَاهُ الثَّالِثَة فَقَا َل.ًَع َسال
فَ َسقَاهُ فَبَ َرَأ
“Ada seseorang menghadap Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia berkata:
‘Saudaraku mengeluhkan sakit pada perutnya (dalam riwayat lainnya: sakit
diare[1]).’
Nabi berkata: ‘Minumkan ia madu.’
Kemudian orang itu datang untuk kedua kalinya,
Nabi berkata: ‘Minumkan ia madu.’
Orang itu datang lagi pada kali yang ketiga,
Nabi tetap berkata: ‘Minumkan ia madu.’ Setelah itu, orang itu datang lagi dan
menyatakan: ‘Aku telah melakukannya (namun belum sembuh juga malah
bertambah mencret).’
Definisi
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah tinja yang lebih banyak
dari biasanya (normal 100-200 cc/jam tinja). Dengan tinja berbentuk cair
/setengah padat, dapat disertai frekuensi yang meningkat.
Menurut WHO (1980), diare adalah buang air besar encer lebih dari 3 x sehari.
Diare didefinisikan sebagai buang air besar lembek atau cair bahkan dapat
berupa air saja yang frekuensinya lebih sering dari biasanya (3 kali atau lebih
dalam sehari) (Depkes RI Ditjen PPM dan PLP, 2002).
Diare terbagi 2 berdasarkan mula dan lamanya , yaitu diare akut dan kronis
(Mansjoer,A.1999,501).
Etiologi
2) Diare persisten
3) Diare kronik
dari 4 minggu. Lebih dari 90% prnyrbaba diare akut adalah agen
1. Bayi atau anak menjadi cengeng dan gelisah, Suhu tubuh meninggi/demam
2. Feces encer, berlendir atau berdarah, Warna feces kehijauan akibat
bercampur dengan cairan empedu, Anus lecet
3. Muntah sebelum dan sesudah diare, Anoreksia
4. Gangguan gizi akibat intake makanan kurang
5. Terdapat tanda dan gejala dehidrasi, yaitu penurunan berat badan, turgor
kulit berkurang, mata dan ubun-ubun besar cekung, membran mukosa
kering.
6. Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer
7. Keram abdominal, Mual dan muntah, Lemah, Pucat
8. Perubahan TTV : Nadi dan pernafasan cepat.
9. Menurun atau tidak ada pengeluaran urine.
Patofisiologi
1. Pemberian cairan.
a. Cairan per oral Pada klien dengan dehidrasi ringan dan sedang
b. Cairan parenteral,Mengenai seberapa banyak cairan yang harus diberikan
tergantung dari berat badan atau ringannya dehidrasi, yang diperhitungkan
kehilangan cairan sesuai dengan umur dan berat badannya.
Jadwal pemberian cairan didasarkan pada umur dan BB anak
1. Diatetik : pemberian makanan dan minuman khusus pada klien dengan
tujuan penyembuhan dan menjaga kesehatan adapun hal yang perlu
diperhatikan :
a. Memberikan asi.
b. Memberikan bahan makanan yang mengandung kalori, protein, vitamin,
mineral dan makanan yang bersih.
c. Makanan setengah padat (bubur) atau makanan padat (nasi tim) bila anak
tidak mau minum susu. Susu khusus yang disesuaikan dengan kelainan yang
ditemukan misalnya susu rendah laktosa atau asam lemak yang berantai sedang
atau tidak jenuh.
Konsep Asuhan Keperawatan Diare
Pengkajian
1. Identitas
2. Keluhan Utama
3. Riwayat Penyakit Sekarang
4. Riwayat Penyakit Dahulu
5. Riwayat Nutrisi
Diagnosa Keperawatan
6. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan cairan skunder
terhadap diare.
7. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan diare atau output
berlebihan dan intake yang kurang.
8. Resiko peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi sekunder terhadap diare.
9. Resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan peningkatan frekwensi diare.
10. Kecemasan anak berhubungan dengan tindakan invasive.
11. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan krisis situasi, kurang pengetahuan.
Intervensi Keperawatan
Kesimpulan
Diare adalah buang air besar (BAB) yang tidak normal (normal 100-200 cc/jam
tinja), berbentuk tinja cair disertai lendir atau darah atau lendir saja, frekuensi lebih
tiga kali. Perlu penanganan yang tepat untuk mencegah diare.
Diare adalah buang air besar (BAB) yang tidak
normal (normal 100-200 cc/jam tinja), berbentuk
tinja cair disertai lendir atau darah atau lendir saja,
frekuensi lebih tiga kali. Perlu penanganan yang
tepat untuk mencegah diare. Pencegahan diare bisa
dilakukan dengan mengusahakan lingkungan yang
bersih dan sehat :
Usahakan untuk selalu mencuci tangan sebelum
menyentuhmakanan.
Usahakan pula menjaga kebersihan alat-alatmakan
Sebaiknya air yang diminum memenuhi kebutuhan sanitasi standar di
lingkungan tempst tinggal. Air dimasak benar-benar mendidih, bersih, tidak
berbau, tidak berwarna dan tidakberasa.
Tutup makanan dan minuman yang disediakan dimeja.
Setiap kali habis pergi usahakan selalu mencuci tangan, kaki, dan muka.
Biasakan anak untuk makan di rumah dan tidak jajan di sembarangan
tempat. Kalau bisa membawa makanan sendiri saat kesekolah.
Buatlah sarana sanitasi dasar yang sehat di lingkungan tempat tinggal, seperti
air bersih dan jamban/WC yangmemadai.
Pembuatan jamban harus sesuai persyaratan sanitasi standar. Misalnya,jarak
antara jamban (juga jamban tetangga) dengan sumur atau sumber air
sedikitnya 10 meter agar air tidak terkontaminasi. Dengan demikian, warga
bisa menggunakan air bersih untuk keperluan sehari-hari, untuk memasak,
mandi, dansebagainya