Anda di halaman 1dari 6

ASUHAN KEPERAWATAN GLOMERULONEFRITIS

1. Pengkajian
a. Identitas pasien
Glomerulus nefritis akut biasanya ditemukan pada anak usia sekolah 2 – 15 tahun dan
lebih sering terjadi pada anak laki – laki dibanding anak perempuan ( Jurnal e-Clinic
(eCl), Volume 4, Nomor 2, Juli-Desember 2016.
b. Keluhan utama
Pada anak dengan glomerulus neftritis akut biasanya memiliki keluhan seperti edema dan
hipertensi. Edema ditemukan pasca 85% kasus, terutama pada daerah periorbital (76,3%),
wajah, ekstremitas, bahakan seluruh tubuh, biasanya edema terjadi secara mendadak dan
terlihat pertama kali pada daerah orbital terutama saat bangun pagi hari dan menghilang
di sore hari setelah penderita melakukan aktivitas. Edema ini disebabkan oleh retensi
natrium dan air akibat kerusakan glumerulus yang mengakibatkan pada anak dengan
GNA usia 3-12 tahun (Lana Yusria, 2020).
c. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat kesehatan umum, meliputi gangguan atau penyakit yang lalu, berhubungan
dengan penyakit sekarang. Contoh: ISPA
2) Riwayat kesehatan sekarang, meliputi; keluhan/gangguan yang berhubungan dengan
penyakit saat ini. Seperti; mendadak nyeri abdomen, Pinggang, edema.
3) Riwayat kesehatan dahulu
Yang harus dikaji antara lain penyakit sebelumnya, apakah pernah di rawat di rumah
sakit sebelumnya, obat-obatan yang digunakan sebelumnya, riwayat alergi, riwayat
operasi sebelumnya atau kecelakaan dan imunisasi dasar.
4) Riwayat kesehatan keluarga
Yang harus dikaji adanya riwayat penyakit ginjal dalam keluarga dan penyakit
keturunan dalam keluarga seperti dm, hipertensi.dll
d. Pemeriksaan fisik
1) Aktivitas/istirahat
- Gejala: kelemahan/malaise
- Tanda: kelemahan otot, kehilangan tonus otot
2) Sirkulasi
- Tanda: hipertensi, pucat,edema
3) Eliminasi
- Gejala: perubahan pola berkemih (oliguri)
- Tanda: Perubahan warna urine (kuning pekat, merah)
4) Makanan/cairan
- Gejala: (edema), anoreksia, mual, muntah
- Tanda: penurunan keluaran urine
5) Pernafasan
- Gejala: nafas pendek
- Tanda: Takipnea, dispnea, peningkatan frekwensi, kedalaman (pernafasan kusmaul)
6) Nyeri/kenyamanan
- Gejala: nyeri pinggang, sakit kepala
- Tanda : perilaku berhati-hati / distraksi dan gelisah
e. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Penunjang Pada laboratorium didapatkan:
1) Hb menurun ( 8-11 )
2) Ureum dan serum kreatinin meningkat. ( Ureum : Laki-laki = 8,84-24,7 mmol/24jam
atau 1-2,8 mg/24jam, wanita = 7,9-14,1 mmol/24jam atau 0,9-1,6 mg/24jam,
Sedangkan Serum kreatinin : Laki-laki = 55-123 mikromol/L atau 0,6-1,4 mg/dl,
wanita = 44- 106 mikromol/L atau 0,5-1,2 mg/dl ).
3) Elektrolit serum (natrium meningkat, normalnya 1100 g)
4) Urinalisis (Ph. Urine meningkat : 1,015-1,025 , albumin +, Eritrosit +, leukosit +)
5) Pada rontgen : IVP abnormalitas pada sistem penampungan (Ductus koligentes)

2. Diagnosis
a. Kelebihan voleme cairan berhubungan dengan penurunan haluaran urin, diet kelebihan
dan retensi cairan natrium
b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d mual,muntah,anoreksia, pembatasan
diet dan perubahan membran mukosa mulut
c. Gangguan pola nafas berhubungan dengan komplain paru menurun yang ditandai dengan
pasien tampak sulit bernafas.
d. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan oedema pada wajah yang ditandai dengan
kulit pada wajah pasien tampak lebam
e. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan oedema pada wajah yang ditandai dengan
pasien tampak malu memperlihatkan wajahnya
f. Intoleransi aktivitas b/d keletihan, anemia, retensi produk sampah dan prosedur dialisis

3. Intervensi Keperawatan
a. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan haluaran rin, diet kelebihan dan
retensi natrium

Intervensi Rasional

1. Kaji status cairan : 1. pengkajian merupakan dasar


dan data dasar berkelanjutan
 Timbang berat badan tiap hari untuk memantau perubahan
 Keseimbangan massukan dan dan mengevaluasi intervensi
haluara
2. pembatasan cairan akan
 Turgor kulit dan adanya
oedema menentukan berat tubuh ideal,
haluaran urin dan respon
 Distensi vena leher terhadap terapi
 Tekanan darah dan irama nadi
2. Batasi masukan cairan 3. sumber kelebihan cairan yang
tidak di ketahui dapat
3. Identifikasi sumber potensial cairan : didentifikasi
 Medikasi dan cairan yang
digunakan untuk 4. pemahaman meningkatkan
pengobatan : oral dan kerja sama pasien dan keluarga
intravena dalam pembatasan cairan
 Makanan
5. kenyamanan pasien
meningkatkan
4. Jelaskan pada pasien dan kepatuhan terhadap
keluarga rasional pembatasan pembatasan diet

5. Bantu pasien dalam 6. hygiene oral mengurangi


menghadapi ketidaknyamanan kekeringan mambran mukosa
mulut
akibat pembatasan cairan
6. Tingkatkan dan dorong hygiene
oral dan sering

b. perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d mual, muntah, anoreksia, pembatasan
diet dan perubahan membran mukosa mulut

Intervensi Rasional
1. Kaji status nutrisi : Perubahan berat 1. Menyediakan data dasar
bada, Pengukuran antrometrik, Nilai untuk memantau perubahan
laboratorium (elektron serum, dan mengevaluasi intervensi
kreatinin, protein, transferin, dan kadar
besi) 2. Pola diet dahulu dan
sekarang dapat di
2. Kaji pola diet nutrisi pasien : Riwayat pertimbangkan dalam
diet, Makanan kesukaan, Hitung kalori menyusun menu

3. Kaji foktor yang berperan dalam 3. Menyediakan


merubah masukan nitrisi : Anoreksia, informasi mengenai faktor
mual/muntah,, Diet yang tidak lain yang dapat di
menyenangkan bagi pasien, Depresi, ubah/dihilangkan untuk
Kurang memahami pembatasan diet, meningkatkan masukkan diet
Stomatitis
4. Mendorong
4. Menyediakan makanan kesukaan peningkatan masukkan diet
pasien dalam batas – batas diet
5. Protein lengkap diberikan
5. Tingkatkan masukan protein untuk mencapai
yang mengandung nilai biologis keseimbangan nitrogen yang
tinggi seperti : telur, pruduk diperlukan untuk
susu, daging pertumbuhan dan
6. Timbang berat pada tiap hari penyembuhan
6. Untuk memantau status
cairan dan nutrisi.

c. Gangguan pola nafas berhubungan dengan komplain paru menurun yang ditandai dengan
pasien tampak sulit bernafas.
Intervensi Rasional

1. Awasi frekuensi/ 1. Takipnea, dispnea, nafas pendek, dan nafas


upaya nafas. dangkal selama dianalisa diduga tekanan
Penurunan kecepatan diafragmatik dari distensi rongga peritoneal
infus bila ada dispnea atau mungkin menunjukkan terjadinya
komplikasi
2. Auskultasi paru, 2. Penurunan area ventilasi menunjukkan
perhatikan penurunan, adanya atelektasis, dimana bunyi nafas
tak adanya, atau bunyi adventisius menunjukkan kelebihan cairan,
nafas adventisius, tertahannya sekresi atau infeksi.
contoh 3. Memudahkan ekspansi
dada/ventilasi dan mobilisasi
gemericik/mengi/ronki.

3. Tinggikan kepala
tempat tidur.
Tingkatkan latihan

4. Implementasi
Implementasi merupakan tahap keempat dalam tahap proses keperawatan dengan
melaksanakan berbagai strategi keperawatan (tindakan keperawatan)yang telah
direncanakan dalam rencana tindakan keperawatan (Hidayat, 2004). Dalam tahap ini
perawat harus mengetahui berbagai hal seperti bahaya fisik dan perlindungan pada klien,
tehnik komunikasi, kemampuan dalam prosesdur tindakan, pemahaman tentang hak-hak
pasien serta memahami tingkat perkembangan pasien.
Pelaksanaan mencakup melakukan, membantu atau mengarahkan kinerja aktivitas sehari-
hari. Setelah dilakukan, validasi, penguasaan keterampilan interpersonal, intelektual dan
tehnik intervensi harus dilakukan dengan cermat dan efisien pada situasi yang tepat,
keamanan fisik dan psikologi dilindungi dan dokumentasi keperawatan berupa pencatatan
dan pelaporan (Nursalam, 2008).

5. Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah terakhir dari proses keperawatan dengan cara melakukan
identifikasi sejauh mana tujuan dari rencana keperawatan tercapai atau tidak (Hidayat,
2004).
Evaluasi yang digunakan mencakup 2 bagian yaitu evaluasi formatif yang disebut juga
evaluasi proses dan evaluasi jangka pendek adalah evaluasi yang dilaksanakan secara terus
menerus terhadap tindakan yang telah dilakukan. Sedangkan evaluasi sumatif yang disebut
juga evaluasi akhir adalah evaluasi tindakan secara keseluruhan untuk menilai keberhasilan
tindakan yang dilakukan dan menggambarkan perkembangan dalam mencapai sasaran yang
telah ditentukan. Bentuk evaluasi ini lazimnya menggunakan format “SOAP”. Tujuan
evaluasi adalah untuk mendapatkan kembali umpan balik rencana keperawatan, nilai serta
meningkatkan mutu asuhan keperawatan melalui hasil perbandingan standar yang telah
ditentukan sebelumnya (Nursalam 2008)

Anda mungkin juga menyukai