Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH KEBIJAKAN KESEHATAN

PEMBANGUNAN BERWAWASAN KESEHATAN DAN KELESTARIAN


LINGKUNGAN

OLEH KELOMPOK 2:

1. Annisa Fathurahmi 213310716


2. Fitriani Safitri 213310724
3. Laswita 213310730
4. Isra Hayati Oktafia Lisni 213310728
5. Rifqah Kinasih 213310739
6. Said Agil Barairoh 213310741
7. Sartika Zalendari 213310742

DOSEN PEMBIMBING :

Ners Hj. Tisnawati, S.Kep, SSt, M.Kes

PROGRAM STUDI SERJANA TERAPAN KEPERAWATAN

POLITEKTIK KESEHATAN PADANG

TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah Kebijakan
Kesehatan mengenai Critical Penelitian Kuantitatif Adapun tujuan dari pembuatan
makalah ini sebagai kewajiban mahasiswa yang diberikan oleh dosen pembimbing.

Tak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing yakni


yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Dan juga kedua orang tua
yang telah memberikan semangat dan motivasinya kepada kami.

Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat


kesalahan dan kekurangan, karena keterbatasan ilmu pengetahuan. Kritik dan
sarannya sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah ini dimasa yang akan
datang. Semoga hasil yang dituangkan dapat dimengerti dan bermanfaat bagi yang
memerlukan.

Padang, 23 Agustus 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................2
C. Tujuan Umum...................................................................................................2
D. Tujuan khusus...................................................................................................2
E. Manfaat Makalah.............................................................................................3
PEMBAHASAN............................................................................................................4
A. Critical Appraisal Penelitian Kuantitatif…………………………………….4
B. RCTS..................................................................................................................5
C. Peran masyarakat Dalam Pembangunan Berwawasan Kesehatan
Terhadap Kelestarian Lingkungan........................................................................8
D. Hambatan Dalam Pembangunan Berwawasan Kesehatan Terhadap
Kelestarian Lingkungan........................................................................................13
E. Pemanasan Global Dalam Pembangunan Berwawasan Kesehatan
Terhadap Kelestarian Lingkungan......................................................................15
F. Dampak Pemanasan Global Dalam Pembangunan Berwawasan
Kesehatan Terhadap Kelestarian Lingkungan...................................................21
PENUTUP...................................................................................................................23
A. Kesimpulan......................................................................................................23
B. Saran................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................24

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang memiliki kepadatan penduduk, nomor
5 di dunia. Negara kita memiliki kekayaan sumber daya manusia yang berlimpah,
namun kualitas sumber daya manusia di negara Indonesia masi tergolong rendah.
Untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia perlu dilakukan peningkatan
pembangunan kesehatan di Indonesia.
Pemerintah mulai memperbaiki kualitas pembangunan melalui
pembangunan kependudukan secara terpadu, yaitu program KB, kesehatan,
pendidikan, dan pemberdayaan keluarga. Tingkat kelahiran dan kematian dapat
diturunkan sehingga pertumbuhan penduduk dapat dikendalikan. Pembangunan
berwawasan kesehatan dapat dilakukan melalui promosi kesehatan.
Menciptakan program dan kegiatan kesehatan yang mengajak keluarga
untuk berperan dalam membudayakan hidup sehat dan sejahtera. Program
strategis yang perlu dilaksanakan adalah upaya mengembangkan masyarakat,
keluarga dan penduduk Indonesia merubah mindset, merubah sikap dan tingkah
laku diri sendiri mengadopsi sikap dan perilaku hidup sehat. Sejak kemerdekaan,
masyarakat Indonesia dikenal dengan “self destruct mode” sebagian manusia
dan masyarakat bersikap dan berperilaku mengabaikan kesehatan mereka sendiri
dan masyarakat sekitarnya. Merusak lingkungan seakan manusia bisa hidup
mandiri tanpa lingkungan sekitarnya. Maka dari itu diperlukan program dan
kegiatan yang dapat merubah prilaku masyarakat Indonesia menjadi prilaku
hidup sehat.

1
B. Rumusan Masalah
Latar belakang diatas membahas mengenai pembangunan dengan
wawasan kesehatan. Yang menjadi rumusan masalah dari latar belakang diatas
ialah :
1. Apa tujuan dari pembangunan berwawasan kesehatan terhadap
kelestarian lingkungan ?
2. Siapa yang menjadi sasaran dalam pembangunan berwawasan
kesehatan terhadap kelestarian lingkungan ?
3. Apa strategi yang digunakan dalam pembangunan berwawasan
kesehatan terhadap kelestarian lingkungan ?
4. Bagaimana peran masyarakat dan hambatan dalam pembangunan
berwawasan kesehatan terhadap kelestarian lingkungan ?
5. Apa hubungan pemanasan global dengan pembangunan berwawasan
kesehatan terhadap kelestarian lingkungan ?
6. Bagaimana dampak pemanasan global dalam pembangunan
berwawasan kesehatan terhadap kelestarian lingkungan ?
7. Apa respon terhadap pemanasan global dalam pembangunan
berwawasan kesehatan terhadap kelestarian lingkungan ?

C. Tujuan Umum
Tujuan umum pembuatan makalah ini ialah untuk menjelaskan
pembangunan berwawasan kesehatan terhadap kelestarian lingkungan

D. Tujuan khusus
Tujuan khusus pembuatan makalah ini ialah :
1. Menjelaskan tujuan, siapa dan strategi yang dilakukan dalam
pembangunan berwawasan kesehatan terhadap kelestarian lingkungan.

2
2. Menjelaskan peran dan hambatan dalam pembangunan berwawasan
kesehatan terhadap kelestarian lingkungan.
3. Menjelaskan pemanasan global dalam pembangunan berwawasan
kesehatan terhadap kelestarian lingkungan.
4. Menjelaskan dampak terhadap pemanasan global dalam pembangunan
berwawasan kesehatan terhadap kelestarian lingkungan.
5. Menjelaskan respon terhadap pemanasan global dalam pembangunan
berwawasan kesehatan terhadap kelestarian lingkungan.

E. Manfaat Makalah
Manfaat pembuatan makalaah ini ialah dapat menambah wawasan penilis
dan pembaca mengenai pembangunan berwawasan kesehatan terhadap
kelestarian lingkungan.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Critical Appraisal Penelitian Kuantitatif


Critical Appraisal atau penilaian kritis dilakukan untuk mengevaluasi artikel
ilmiah secara cermat dan sistematis guna menilai kelayakan artikel sebagai
referensi penelitian baru yang akan dilakukan.Penilaian kritis perlu dilakukan
sebab kualitas penelitian yang akan digunakan perlu dipastikan.Komponen utama
yang dinilai dalam critical appraisal adalah validity, Importancy dan
applicability. Tingkat kepercayaan hasil suatu penelitian sangat bergantung dari
disain penelitian dimana uji klinis menempati urutan tertinggi.
Tahapan penyusunan critical appraisal penelitian kuantitatif
1. Membuat definisi operasional variabel
Operasionalisasi variabel ini berkaitan dengan validitas konstruk dari alat
ukur. Bila pernyataan-pernyataan ataupun pertanyaan-pertanyaan dalam
instrumen sesuai dengan variabel operasional (yang tentunya dijabarkan dari
teori yang mendasari dari indikator yang diharapkan), maka instrumen
tersebut akan memenuhi validitas konstruk dan sekaligus validitas isi bila
bagian atau faktor-faktor yang terkait dalam variabel semuanya diukur).

4
Teori

Konsep

Defenisi

instrumen penelitian

Logika pengembangan instrumen penelitian

2. Menyusun kisi-kisi (domain) instrumen sesuai dengan definisi operasional


variabel
Definisi operasional variabel harus dijabarkan dalam kisi-kisi (domain)
instrumen.Dalam artikel contoh, variabel kepuasan pasien atas perawatan
sebelum dan sesudah operasi dijabarkan dibagi menjadi domain informasi
tentang operasi dan hubungan dokter-pasien.
3. Penjabaran kisi-kisi ke dalam pernyataan atau pertanyaan
Langkah ketiga adalah menyusun pernyataan atau pertanyaan untuk setiap
domain.Pertanyaan pada instrumen untuk penelitian kuantitatif dapat berupa
pertanyaan tertutup dan pertanyaan semi-tertutup.Keuntungan pertanyaan
tertutup adalah memudahkan pemberian kode dan pemasukan data, namun
data yang diperoleh kurang mendalam.Pernyataan atau pertanyaan harus
disusun dengan memperhatikan aspek budaya setempat.Studi pendahuluan
penting untuk dilakukan di tempat penelitian utama agar variasi jawabannya
tidak melenceng serta untuk kepentingan validasi budaya instrumen yang
digunakan.
4. Menata alur pertanyaan

5
Setelah pertanyaan atau pernyataan disusun diperlukan penataan alur
pertanyaan. Alur ini penting karena ada beberapa pertanyaan yang
berhubungan satu sama lain atau pertanyaan yang ”meloncat”, tergantung dari
jawaban responden pada prakteknya, kegiatan ini membutuhkan ketelitian dan
pengecekan ini tidak hanya dilakukan satu kali pada saat penyusunan, tetapi
juga selalu kuesioner dan bahkan setelah kegiatan pengumpulan data berjalan
beberapa saat.
5. Memperbaiki bahasa yang digunakan agar mudah dimengerti dan sesuai
dengan ejaan yang berlaku
Langkah berikutnya setelah kuesioner tersusun dalam alur yang tertata adalah
memperbaiki kalimat-kalimatnya dari segi bahasanya agar pembaca ataupun
pewawancara tidak salah mengartikannya.
Hal-hal berikut perlu diperhatikan dalam alur tata kalimat kuesioner (Hadi
1980):
a. Gunakan kata-kata yang tidak mempunyai arti rangkap
b. Susun kalimat yang sederhana dan jelas
c. Hindari kata-kata yang tidak ada gunanya
d. Hindari pertanyaan yang tidak perlu atau tidak relevan
e. Masukkan semua kemungkinan jawaban, tetapi hindari pilihan jawaban
yang paling tidak penting
f. Perhatikan situasi dan latar belakang responden
g. Hindari menanyakan pendapat responden, kecuali jika memang ingin
mengukur pendapat
h. Hindari kata-kata yang terlalu kuat atau sugestif (mengarahkan jawaban)
dan terlalu lemah (kurang mempunyai arti)                      
i. Hindari susunan pertanyaan yang membuat responden menjawab yang
tidak sebenarnya
j. Hindari pertanyaan yang dapat dijawab dengan lebih dari satu jawaban
(kecuali untuk pertanyaan yang membutuhkan lebih dari satu jawaban)

6
k. Jika mungkin, susun pertanyaan yang dapat dijawab dengan hanya
memberi tanda silang atau tanda lainnya
l. Pertanyaan yang diajukan sedapat mungkin tidak membuat responden
berfikir terlalu kompleks
m. Hindari kata-kata yang sentimental, pilih kata yang netral untuk mengukur
sikap.
2.2 RCTS
1. Pengertian
Studi Terkontrol Acak Sebuah desain penelitian di mana subyek atau
pasien secara acak ditugaskan untuk intervensi atau kelompok kontrol.
Pengacakan dilakukan untuk memastikan bahwa setiap subjek atau pasien
memiliki kesempatan yang sama untuk berakhir pada kedua kelompok.
Ketika pengacakan berhasil, masing-masing kelompok studi memiliki
karakteristik dan demografi yang serupa.(Litaker, 2009).
Uji coba terkontrol acak adalah jenis eksperimen ilmiah, di mana
orang yang diteliti dialokasikan secara acak satu atau dua perawatan berbeda
(atau plasebo) yang diteliti.Subjek dialokasikan secara acak ke kelompok
kontrol (tidak ada intervensi) atau ke kelompok eksperimen (mereka yang
menerima perawatan atau menjalani tes diagnostik).Blinding dilakukan untuk
mencegah bias yaitu, pasien tidak tahu apakah mereka menerima pengobatan
aktif atau plasebo.Jika ada dua hal yang menyilaukan, baik peneliti maupun
peserta penelitian tidak tahu siapa yang menerima pengobatan atau placebo.
(Toklu, 2015).
2. Jenis dan Karaktristik
Jenis RCT
a. Open Trial
Peneliti dan peserta mengetahui obat yang diberikan
b. Single Mask

7
Salah satu pihak tidak mengetahui obat yang diberikan.Bisa saja
peneliti atau peserta
c. Double Mask
Kedua pihak tidak mengetahui pengobatan yang diberikan, demi
menghindari terjadinya berbagai bias.
d. Triple Mask
Baik peneliti, peserta, dan penilai tidak mengetahui obat yang
diberikan.
RCT juga dibagi menjadi 3 jenis:
a. Uji Terapetik, yaitu uji kemampuan obat untuk menyembuhkan dan
emenghilangkan penyakit atau tanda dan gejala
b. Uji Intervensi, yaitu mengetahui sampai dimana intervensi bisa
menghambat perkembangan proses terjadinya penyakit.
c. Uji Preventif
Karakteristik RCT
RCT memiliki karakte khusus dibanding metode yang lain, yaitu:
a. Tingkat perlakuan yang berbeda
b. Pengacakan
c. Restriksi
d. Intention to-treat analysis
3. Perhitungan sampel dan analisa statistik untuk RCT
Untuk analisa statistic dengan RCT dapat menggunakan
a. Chi square
b. ANOVA
c. T-test
d. Survival analysis
Untuk perhitungan sampel dapat digunakan rumus :

8
4. Kelebihan dan Kekurangan RCT
Kelebihan
a. Dapat mengidentifikasi hubungan sebab akibat
b. Dapat mengurangi bias dan perancu
c. Dapat menentukan kemanjuran
d. Dapat menentukan secara pasti metode pengobatan mana yang lebih
unggul
Kekurangan
a. Potensi validitas terbatas untuk dipelajari
b. populasi, dengan relevansi terbatas dengan kondisi actual
c. Potensi untuk penanda pengganti, jika digunakan, untuk tidak berkorelasi
dengan hasil yang diinginkan
d. Sumber daya intensif berkaitan dengan biaya: biaya tinggi dapat
menyebabkan desain dengan ukuran sampel yang tidak memadai
e. Sumber daya intensif berkaitan dengan waktu: penyelesaian mungkin
tidak terjadi sampai setelah pengenalan produk baru atau metode

9
pengobatan, sehingga uji coba tidak mempelajari apa yang digunakan
dalam praktik klinis aktual
f. Tidak praktis untuk situasi darurat dan kondisi tertentu (mis., Penyakit
langka)
g. Mungkin tidak menjelaskan dampak di luar populasi penelitian (yaitu,
dampak pada orang yang tidak berpartisipasi dalam percobaan, seperti
penyebaran infeksi ke orang lain). (Frieden, 2017).
2.3 Case Control Studies
1. Pengertian
Kasus-kontrol adalah jenis studi observasional epidemiologis.
Penelitian observasional adalah penelitian di mana subjek tidak diacak untuk
kelompok yang terpapar atau tidak terpapar, melainkan subyek yang diamati
untuk menentukan baik pemaparan mereka dan status hasil mereka dan
dengan demikian status pemaparan tidak ditentukan oleh peneliti.
2. Jenis penelitian dan karakteristik
a. Populasi yang diteliti terdiri dari kelompok yang diklasifikasikan
mengalami suatu penyakit dan tidak berpenyakit
b. Cara menelitinya adalah melihat kebelakang untuk melihat pajanan yang
diterima objek yang diteliti.
c. Hipotesis sebaiknya menspesifikasikan secara jelas hubungan yang
diduga antara masalah kesehatan dan pajanannya.
d. Pemilihan kasusnya tidak ambigu dan objektif dari masalah kesehatan
termasuk cara mendiagnosisya.
e. Pemilihan kontrol dapat digunakan kelompok tanpa penyakit, untuk
meyakinkan tidak ada hubungan sebab akibat.
f. Tidak dapat digunakan pada kasus yang jarang

10
3. Perhitungan sampel dan analisa statistic untuk case-control
Perhitungansampel

Analisa data case control

Dimana ODD Ratio (OR) adalah


Odd Ratio = a.d/b.c
OR = 1, faktor resiko bersifat netral
OR < 1, faktor resiko mencegah sakit
OR > 1, faktor resiko menyebabkan sakit

11
4. Keuntungan dan kelemahan
Keuntungan
a. Sifatnya relatif murah dan mudah
b. Cocok untuk penyakit dengan periode laten yang panjang
c. Tepat untuk meneliti penyakit langka
d. Dapat meneliti pengaruh sejumlah paparan terhadap penyakit
Kerugian
a. Alur metodologi inferensi kausal yang bertentangan dengan logika
normal
b. Rawan terhadap bias
c. Tidak cocok untuk paparan langka
d. Tidak dapat menghitung laju insidensi
e. Validasi informasi yang diperoleh sulit dilakukan
f. Kelompok kasus dan kontrol dipilih dari dua populasi yang terpisah
2.4 Cohort Studies
1. Pengertian
Kohort adalah komponen dari populasi yang diidentifikasi sehingga
karakteristiknya misalnya, penyebab kematian atau jumlah yang tertular
penyakit tertentu dapat dipastikan seiring bertambahnya usia. Istilah
'kelompok' sering digunakan untuk menggambarkan mereka yang lahir
selama tahun tertentu tetapi dapat diperluas untuk menggambarkan kelompok
orang yang ditunjuk yang dilacak selama periode waktu tertentu.(Davis,
2008).
Studi kohort adalah bentuk studi observasional. Ini menganalisis
faktor-faktor risiko dan mengikuti sekelompok orang yang tidak memiliki
penyakit, dan menggunakan korelasi untuk menentukan risiko absolut
kontraksi subjek, atau beberapa populasi diamati dari waktu ke waktu untuk
menentukan apakah paparan terhadap sesuatu akan menghasilkan efek
tertentu. Studi kohort tidak dilakukan secara acak, dan mungkin ada kondisi

12
perancu lainnya yang mempengaruhi hasil. Untuk alasan ini, studi kohort
kurang dapat diandalkan dibandingkan uji klinis acak terkontrol. Studi kohort
mungkin prospektif dan retrospektif. Sebuah studi prospektif mengikuti
populasi dari sekarang hingga masa depan, sementara studi retrospektif
mengumpulkan data dari masa lalu dengan mengevaluasi catatan rumah sakit.
(Toklu, 2015).
Studi kohort, tidak seperti kebanyakan studi kasus kontrol, biasanya
tidak benar-benar retrospektif. Kami menggunakan penelitian kohort untuk
melakukan pengamatan tentang hubungan antara pajanan tertentu atau faktor
risiko dan perkembangan penyakit selanjutnya. Mereka “prospektif” dalam
paparan atau informasi faktor risiko dikumpulkan pertama dan kemudian
hasil penyakit bertambah dari waktu ke waktu selama periode evaluasi tindak
lanjut. Kelompok yang terpajan dan tidak terpajan kemudian dibandingkan
untuk tingkat onset penyakitnya.(Johnson, 2018).
Sekelompok subjek studi yang memiliki keterpaparan atau
karakteristik yang sama. Sebuah studi kohort biasanya membandingkan dua
kelompok besar individu - mereka yang telah menerima (tetapi tidak
ditugaskan) intervensi spesifik dan mereka yang belum. Kedua kelompok
biasanya diamati secara prospektif dari waktu ke waktu untuk mengevaluasi
hasil jangka panjang.(Litaker, 2009).
2. Jenis dan karakteristik
a. Kohort Prospektif
1) Bentuk studi kohort yang murni sesuai dengan sifatnya
2) Titik awal waktu pengamatan adalah saat ini, dimana pada saat
populasi kohort belum mengalamai akibat yang diteliti, dan populasi
penelitian diikuti sampai masa depan
3) Ada dua bentuk yaitu kohor prospektif dengan perbandingan internal
dan dengan perbandingan eksternal
b. Kohort Retrospektif

13
1) Pengamatan dimulai padaa saat efek sudah terjadi
2) Populasi masih mengikuti syarat kohort
3) Yang diamati adalah faktor resiko masa lalu melalui pencatatan
lengkap
4) Dapat dilakukan hanya jika data mengenai faktor resiko dan efek
telah tercatat dengan lengkap pada rekam medik
c. Nested case control study
1) Berupa penelitian case control yang menggunakan data-data
penelitian kohort
2) Pada saat merancang penelitian kohort sudah diduga adanya variabel
tertentu sebagai suatu faktor resiko dan efeknya
3. Perhitungan sampel dan analisis data statistik
Perhitungan sampel

Jika nilai p adalah data kontinu atau tidak dalam bentuk proporsi, maka
penentuan sampel untuk kelompok menggunakan rumus

14
Analisis Data
Analisis data berdasarkan penilaian Relative Risk (RR)
Dimana RR = Ie/Iu
RR = 1, tidak ada pengaruh antara keterpaparan dengan penyakit
RR < 1, ada pengaruh negative, dimana keterpaparan justru mengakibatkan
adanya pencegahan penyakit
RR > 1, ada pengaruh positive, dimana keterpaparan mempunyai peranan
dalam terjadinya penyakit
4. Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan
a. Penelitian kohort merupakan pilihan terbaik untuk kasus yang bersifat
insidens dan perjalanan penyakit atau efek yang diteliti.
b. Penelitian kohort paling baik dalam menerangkan hubungan antara faktor
risiko dengan efek secara temporal (schab akibat).
c. Penelitian kohort merupakan pilihan terbaik untuk kasus yang bersifat
fatal dan progresif.
d. Penelitian kohort dapat dipakai untuk meneliti beberapa efek sekaligus
dari suatu faktor risiko tertentu
e. Karena pengamatan dilakukan secara kontinu dan longitudinal, penelitian
kohort memiliki kekuatan yang andal untuk meneliti berbagai masalah
kesehatan yang makin meningkat.

15
f. Besarnya risiko relatif dan risiko atribut dapat dihitung secara langsung,
g. Pada penelitian kohort dapat dilakukan perhitungan statistik untuk
menguji hipotesis.
h. Penelitian kohort menyediakan angka dasar bagi kasus-kasus baru
penyakit sehingga program pencegahan dapat dievaluasi
Kekurangan
a. Penelitian kohort memerlukan sampel yang besar dan waktu yang lama
schingga sulit untuk mempertahankan subjek penelitian agar tetap
mengikuti proses penelitian.
b. Sarana dan biaya yang diperlukan biasanya mahal.
c. Seringkali rumit
d. Kurang efisien dalam hal waktu dan biaya.
e. Penelitian prospektif tidak efisien untuk penelitian penyakit dengan fase
laten yang lama
f. Penelitian retrospektif membutuhkan ketersediaan data sekunder yang
lengkap dan handal
g. Terancam drop out
h. Dapat menimbulkan masalah etika.

16
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pembangunan berwawasan kesehatan dilakukan dengan memberikan
prioritas pada upaya peningkatan kesehatan masyarakat dan keluarga serta
pencegahan penyakit dan pemulihan kesehatan, untuk itu diperlukan upaya
kesehatan terpadu dan bertahap yang mendorong partisipasi masyarakat untuk
hidup sehat (Depkes RI, 1999). Konsep pembangunan berwawasan lingkungan
yaitu pembangunan yang berwawasan lingkungan merupakan upaya sadar dan
terencana yang memadukan unsure lingkungan hidup termasuk sumberdaya
kedalam proses pembangunan. Pembangunan yang berwawasan lingkungan
adalah upaya sadar dan berencana menggunakan dan mengelola sumber daya
secara bijaksana dalam pembangunan yang terencana dan berkesinambungan
untuk meningkatkan mutu hidup. Terlaksananya pembangunan berwawasan
lingkungan dan terkendalinya pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana
merupakan tujuan utama pengelolaan lingkungan hidup.

B. Saran
Pembangunan kesehatan di Indonesia harus ditingkatkan untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pembangunan dengan wawasan
kesehatan dapat dilakukan dengan menciptakan program dan kegiatan yang dapat
mengajak masyarakat untuk mewujudkan prilaku hidup sehat. Program-pragram
kesehatan yang bersifat mengajak dan menarik harus lebih di tingkatkan di
Indonesia.

17
DAFTAR PUSTAKA

Arnetz JE, Hoglund AT, Arnetz BB et al. (2008). Development and evaluation of
questionnaire for measuring patient views of involvement in myocardial
infarction care. European Journal of Cardiovascular Nursing 7: 229-238.

Farid, Muhammad. 2020. EVIDENCE BASED MEDICINE. Banjarmasin:


FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Hidayat, Anwar. 2012. Menghitung Besar Sampel Penelitian.


http://www.statistikian.com/2012/ 08/menghitung-besar-samel-penelitian.html.
diakses tanggal 12 Mei 2015 pukul 15.43 WIB

18

Anda mungkin juga menyukai