Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

MATA KULIAH KEBIJAKAN KESEHATAN


PEMBANGUNAN BERWAWASAN KESEHATAN DAN KELESTARIAN
LINGKUNGAN

KELOMPOK 2
DISUSUN OLEH:

Aji Suhandi/231122004
Fery Ariyanto/231122026
Seluminata /231122054
Selina elin/231122053
Yohana Maria Hubertina /231122074
Yunita/231122076

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PONTIANAK
JURUSAN KEPERAWATAN PONTIANAK
SARJANA TERAPAN DAN NERS
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Kami panjatkan Kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha
Esa atas Rahmat dan karunia-Nya yang telah memberikan segala nikmat dan
kesempatan kepada Kami sehingga dapat menyelesaikan Tugas Mata Kuliah
Kebijakan Kesehatan yang berjudul “Pembangunan Berwawasan Kesehatan dan
Kelestarian Lingkungan”.
Tersusunnya makalah ini tentunya tidak lepas dari peran serta berbagai pihak
yang telah memberikan bantuan, saran dan kritikan baik secara langsung maupun
tidak langsung, Oleh karena itu kami menghaturkan rasa hormat dan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan
makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan terima kasih kepada Dosen pengampu
mata kuliah Kebijakan Kesehatan.
Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca, semoga makalah ini bermanfaat bagi semuanya terkhusus bagi kelompok
dan pembacanya.

Sintang, 11 Maret 2024

Kelompok 2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................2
C. Tujuan.............................................................................................................2
D. Manfaat...........................................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................4
A. Tujuan, Sasaran dan Strategi...........................................................................4
B. Peran Masyarakat dan Hambatan....................................................................8
C. Konsep Kelestarian Lingkungan.....................................................................10
D. Pemanasan Global...........................................................................................12
E. Dampak Pemanasan Global............................................................................13
F. Respon Terhadap Pemanasan Global..............................................................14
BAB III PENUTUP.........................................................................................................16
A. Kesimpulan.......................................................................................................16
B. Saran.................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembangunan berwawasan kesehatan dilakukan dengan memberikan
prioritas pada upaya peningkatan kesehatan masyarakat dan keluarga serta
pencegahan penyakit dan pemulihan kesehatan, untuk itu diperlukan upaya
kesehatan terpadu dan bertahap yang mendorong partisipasi masyarakat untuk
hidup sehat (Depkes RI, 2022). Susunan perencanaan pembangunan jangka
panjang dibidang kesehatan yang ditujukkan pada Indonesia sehat 2022 dan
paradigma sehat yang baru yaitu lebih menekankan pada upaya meningkatan,
dan pencegahan tanpa mengabaikan upaya penyembuhan dan pemeliharaan
(Depkes RI, 2022).
Pembangunan yang sedang dilaksanakan dewasa ini adalah dalam
rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya. Oleh karena itu,
pembangunan tersebut dilaksanakan untuk menciptakan kesejahteraan dan
kemakmuran bagi seluruh rakyat Indonesia dalam suasana keseimbangan dan
keselarasan pemenuhan kebutuhan, baik kebutuhan yang bersifat lahiriah
maupun batiniah. Dengan demikian, arah pembangunan jangka panjang bukan
hanya kenaikan pendapatan nasional yang menjadi tujuan pembangunan, akan
tetapi pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan
manusia Indonesia seutuhnya.
Tujuan pembangunan seperti ini memuat ciri-ciri keselarasan antara
kemajuan lahiriah dan kepuasan batin, keselarasan hubungan manusia dengan
Tuhan, antara Manusia dengan sesamanya, antara Manusia dengan
Lingkungan Alam dan keselarasan hubungan dengan Bangsa-Bangsa. Oleh
karena itu tujuan pembangunan adalah meningkatkan kualitas manusia, baik
kualitas fisik maupun non fisik. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka harus
dilaksanakan secara bertahap dan diharapkan keikutsertaan atau partisipasi
aktif dari seluruh masyarakat didalamnya karena partisipasi berarti ikut
sertanya masyarakat di dalam usaha-usaha pemerintah dalam proses
pembangunan, baik bersifat dana, tenaga, atau pikiran. Dari sekian banyak
kebijaksanaan pembangunan, salah satunya adalah
2

pembangunan di bidang kesehatan. Masyarakat berhak untuk memperoleh derajat


kesehatan yang sama dan berkewajiban ikut serta dalam usaha kesehatan yang
diselenggarakan oleh pemerintah. Untuk memperoleh itu semua maka diperlukan
berbagai usaha pemenuhan kebutuhan-kebutuhan pokok masyarakat Indonesia,
yang pada hakekatnya terpenuhi sandang, pangan, papan, kesehatan dan pendidikan.
Pembangunan berwawasan kesehatan dalam kelestarian lingkungan ada
beberapa isu yang terjadi dalam kelestarian lingkungan menurut Harris Djoko, 2022
dengan isu yang berjudul penanganan pada limbah infeksius (sampah medis) akibat
covid 19 untuk kelestarian lingkungan hidup Di tengan pandemic Covid 19,
limbah infeksius akibat banyak nya pasien di rumah sakit semakin meningkat.
Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI memprediksi terdapat
peningkatan 30% limbah infeksius selama pandemic Covid-19 dibandingkan
dengan sebelum pandemic. Saat ini di pantai maupun di sungai terdapat
banyak sampah masker sebagai contoh Limbah Infeksius, surat edaran
Kementrian Lingkungan Hidup tentang Pengelolaam Limbah Infeksius
(Limbah B3) dan sampah Rumah Tangga dari Penanganan Corona Virus
Disease (Covid 19) mengkategorikan Limbah Infeksius bukan saja berasal
dari fasilitas pelayanan kesehatan tapi juga dari rumah tangga yang terdapat
orang dalam pemantauan (ODP) maupun Pasien dalam Pemantauan (PDP) serta
sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas penulis membahas tentang materi “Pembangunan
Berwawasan Kesehatan dan Kelestarian Lingkungan”
C. Tujuan Penulis
1. Untuk mengetahui tujuan, sasaran dan strategi pembangunan berwawasan
kesehatan dan kelestarian lingkungan
2. Untuk mengetahui peran masyarakat dan hambatan pembangunan berwawasan
kesehatan dan kelestarian lingkungan
3. Untuk mengetahui pemanasan global
4. Untuk mengetahui dampak pemanasan global
3

5. Untuk mengetahui respon terhadap pemanasan global


D. Manfaat
1. Bagi penulis untuk meningkatkan pengetahuan pembangunan berwawasan
kesehatan dan kelestarian lingkungan
2. Bagi instansi pendidikan sebagai sumber pedoman untuk meningkatkan
pembangunan berwawasan kesehatan dan kelestarian lingkungan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tujuan, Sasaran dan Strategi


Pembangunan berwawasan kesehatan adalah inisiatif semua komponen
bangsa dalam menetapkan perencanaan pembangunan selalu berorientasi untuk
mengedapankan upaya promotif dan preventif pada masalah kesehatan, walaupun
bukan berarti mengesampingkan kegiatan kuratif. gerakan tersebut berlaku untuk
semua komponen bangsa yang harus berpartisipasi secara aktif baik yang berupa
kegiatan individu, keluarga, kelompok masyarakat, instansi pemerintah ataupun
swasta. Contoh tindakan promotif pada pembangunan berwawasan kesehatan dan
kelestarian lingkungan yaitu, acara gerakan indonesia cinta sehat yang bertujuan
menekankan bagaimana masyarakat perlu hidup sehat dan tetap sehat. Sedangkan
tindakan preventif nya adalah personal hygiene seperti cuci tangan, minum air
bersih, vaksinasi massal, pengamanan keamanan jalan raya, pelatihan kesehatan.
Pada tindakan rehabilitatif yaitu kegiatan dan/atau serangkaian tindakan untuk
mengembalikan bekas penderita ke masyarakat.
Pembangunan berwawasan kesehatan merupakan salah satu aspek penting
dalam mewujudkan pembangunan nasional. Pembangunan kesehatan
diselenggarakan untuk mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap orang demi
tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang optimal. (Depkes, 2018).
1. Tujuan Pembangunan Berwawasan Kesehatan
Tujuan pembangunan berwawasan kesehatan adalah meningkatnya kesadaran,
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya melalui terciptanya masyarakat,
bangsa dan negara Indonesia yang ditandai oleh penduduknya yang hidup
dengan perilaku dan dalam lingkungan sehat, memiliki kemampuan untuk
menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, secara adil dan merata, serta
memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya di seluruh wilayah Republik
Indonesia.

4
2. Sasaran Pembangunan Berwawasan Kesehatan
Sasaran pembangunan berwawasan kesehatan yang akan dicapai yaitu
a. Umur Harapan Hidup (UHH)
b. Angka Kematian Bayi (AKB)
c. Angka Kematian Ibu (AKI)
d. Prevalensi Gizi Kurang pada Balita

3. Strategi Pembangunan Berwawasan Kesehatan


Untuk mencapai tujuan dan upaya pokok pembangunan kesehatan, maka
strategi pembangunan kesehatan yang akan ditempuh sampai tahun 2025 adalah:
a. Pembangunan Nasional Berwawasan Kesehatan
Pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah
satu hak dasar rakyat yang sangat fundamental. Pembangunan kesehatan
juga sekaligus sebagai investasi pembangunan nasional. Dengan demikian
pembangunan kesehatan merupakan bagian dari pembangunan nasional.
Dalam kaitan ini pemba-ngunan nasional perlu berwawasan kesehatan.
Diharapkan setiap program pembangunan nasional yang terkait dengan
pembangunan kesehatan, dapat memberikan kontribusi yang positif terhadap
tercapainya nilai-nilai dasar pembangunan kesehatan. Untuk
terselenggaranya pembangunan berwawasan kesehatan, perlu dilaksanakan
kegiatan advokasi, sosialisasi, orientasi, kampanye dan pelatihan, sehingga
semua penyelenggara pembangunan nasional (stake-holders) memahami dan
mampu melaksanakan pembangunan nasional berwawasan kesehatan. Selain
itu perlu pula dilakukan penjabaran lebih lanjut dari pembangunan nasional
berwawasan kesehatan, sehingga benar-benar dapat dilaksanakan dan diukur
tingkat pencapaian dan dampak yang dihasilkan.
b. Pemberdayaan Masyarakat dan Daerah
Masyarakat makin penting untuk berperan dalam pem-bangunan
kesehatan. Masalah kesehatan perlu diatasi oleh masyarakat sendiri dan
pemerintah. Selain itu, banyak permasalahan kesehatan yang wewenang dan

5
tanggung jawabnya berada di luar sektor kesehatan. Untuk itu perlu adanya
kemitraan antar berbagai stakeholders pembangunan kesehatan terkait.
Pemberdayaan masyarakat pada hakekatnya adalah melibatkan masyarakat
untuk aktif dalam pengabdian masyarakat (to serve), aktif dalam
pelaksanaan advokasi kesehatan (to advocate), dan aktif dalam mengkritisi
pelaksanaan upaya kesehatan (to watch). Untuk keberhasilan pembangunan
kesehatan, penye-lenggaraan berbagai upaya kesehatan harus berangkat dari
masalah dan potensi spesifik daerah. Oleh karenanya dalam pembangunan
kesehatan diperlukan adanya pendelegasian wewenang yang lebih besar
kepada daerah. Kesiapan daerah dalam menerima dan menjalankan
kewenangannya dalam pembangunan kesehatan, sangat dipengaruhi oleh
tingkat kapasitas daerah yang meliputi perangkat organisasi serta sumber
daya manusianya. Untuk itu harus dilakukan penetapan yang jelas tentang
peran pemerintah pusat dan pemerintah daerah di bidang kesehatan, upaya
kesehatan yang wajib dilaksanakan oleh daerah, dan pengembangan serta
pemberdayaan SDM daerah.
c. Pengembangan Upaya dan Pembiayaan Kesehatan
Pengembangan upaya kesehatan, yang mencakup upaya kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perorangan diselenggarakan sesuai dengan
kebutuhan masyarakat (client oriented), dan dilaksanakan secara
menyeluruh, terpadu, berkelanjutan, merata, terjangkau, berjenjang,
profesional, dan bermutu. Penyelenggaraan upaya ke-sehatan diutamakan
pada upaya pencegahan dan peningkatan kesehatan, tanpa mengabaikan
upaya pengobatan dan pemulihan kesehatan. Penyelenggaraan upaya
kesehatan dilakukan dengan prinsip kemitraan antara pemerintah,
masyarakat, dan swasta. Menghadapi lingkungan strategis pembangunan
keseha-tan, perlu dilakukan re-orientasi upaya kesehatan, yaitu yang
berorientasi terutama pada desentralisasi, globalisasi, perubahan
epidemiologi, dan menghadapi keadaan bencana. Pengembangan upaya
kesehatan perlu menggunakan teknologi kesehatan/kedokteran dan

6
informatika yang semakin maju, antara lain: pembuatan berbagai vaksin,
pemetaan dan test dari gen, terapi gen, tindakan dengan intervensi bedah
yang minimal, transplantasi jaringan, otomatisasi administrasi
kesehatan/kedok-teran, upaya klinis dan rekam medis dengan dukungan
komputerisasi, serta telekomunikasi jarak jauh (tele-health).
Dalam 20 tahun mendatang, pelayanan RS terus di-kembangkan dan
kegiatan-kegiatannya harus bertumpu kepada fungsi sosial yang dikaitkan
dengan sistem jaminan kesehatan sosial nasional. Puskesmas harus mampu
melaksanakan fungsinya sebagai pusat penggerak pembangunan
berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat, dan pusat
pelayanan kesehatan strata pertama. Pembiayaan kesehatan yang berasal dari
berbagai sumber, baik dari pemerintah, masyarakat, dan swasta harus
mencukupi bagi penyelenggaraan upaya kesehatan, dan dikelola secara
berhasil-guna dan berdaya-guna. Jaminan kesehatan untuk menjamin
terpelihara dan terlindunginya masyarakat dalam memenuhi kebutuhan dasar
kesehatan, diselenggarakan secara nasional dengan prinsip asuransi sosial
dan prinsip ekuitas. Peran swasta dalam upaya kesehatan perlu terus
dikembangkan secara strategis dalam konteks pembangunan kesehatan
secara keseluruhan. Interaksi upaya publik dan sektor swasta penting untuk
ditingkatkan secara bertahap.
d. Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan
Pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan ter-jangkau oleh
seluruh lapisan masyarakat tidak akan terwujud apabila tidak didukung oleh
sumber daya manusia kesehatan yang mencukupi jumlahnya, dan
profesional, yaitu sumber daya manusia kesehatan yang mengikuti
perkembangan IPTEK, menerapkan nilai-nilai moral dan etika profesi yang
tinggi. Semua tenaga kesehatan dituntut untuk selalu menjunjung tinggi
sumpah dan kode etik profesi.

7
Dalam pelaksanaan strategi ini dilakukan perencanaan kebutuhan
tenaga kesehatan, penentuan standar kom-petensi bagi tenaga kesehatan,
pelatihan atau upaya peningkatan kualitas tenaga lainnya yang berdasarkan
kompetensi, registrasi, akreditasi, dan legislasi tenaga kesehatan. Di samping
itu, perlu pula dilakukan upaya untuk pemenuhan hak-hak tenaga kesehatan
termasuk pengembangan karirnya. Upaya pengadaan tenaga kesehatan
dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan pemba-ngunan kesehatan serta
dinamika pasar di era globalisasi.
e. Penanggulangan Keadaan Darurat Kesehatan
Keadaan darurat kesehatan dapat terjadi karena ben-cana, baik
bencana alam maupun bencana karena ulah manusia, termasuk konflik
sosial. Keadaan darurat kesehatan akan mengakibatkan dampak yang luas,
tidak saja pada kehidupan masyarakat di daerah bencana, namun juga pada
kehidupan bangsa dan negara. Oleh karenanya penanggulangan keadaan
darurat kesehatan yang mencakup upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perorangan, dilakukan secara komprehensif, mitigasi serta
didukung kerjasama lintas sektor dan peran aktif masyarakat.

B. Peran Masyarakat dan Hambatan


a. Peran Masyarakat
Keikutsertaan masyarakat secara aktif dan kreatif dalam penyelenggaraan
kesehatan mencakup upaya kesehatan, pengelolaan kesehatan, dan sumber daya
kesehatan sebagaimana diatur dalam undang-undang kesehatan Nomor 17
Tahun 2023 peran masyarakat sangat penting karena dapat menjadi objek
maupun subjek dalam pembangunan kesehatan. Operasional peran masyarakat
dalam Pembangunan Kesehatan ditindaklanjuti dalam uji publik turunan
peraturan pemerintah yang membahas tentang lingkup partisipasi Masyarakat
dan gizi pada Balita dalam pembangunan berwawasan kesehatan.
Peran aktif peserta Uji Publik sejalan dengan semangat partisipasi beberapa
peserta yang ikut menyampaikan aspirasinya diantaranya, (Siswanto, 2023)

8
menyampaikan bahwa partisipasi masyarakat dapat dilakukan lebih luas dari
pemberdayaan masyarakat, atau dapat dilakukan dalam bentuk upaya kesehatan,
manajemen kesehatan termasuk tata kelola.
b. Hambatan Pembangunan Berwawasan Kesehatan
Masalah lain yang diperhatikan adalah masalah kemiskinan di Indonesia,
Seperti diketahui kualitas pertumbuhan pembangunan suatu bangsa dapat dilihat
juga dari Indeks Kemiskinan Manusia (IKM). Menurut UNDP nilai IKM
Indonesia dewasa ini adalah 17,9 yang menduduki peringkat ke-33 dari 99
negara yang dinilai. Dengan demikian masalah pembangunan di Indonesia
masih sangat kompleks. IPM Indonesia masih rendah dan IKM Indonesia juga
masih tinggi. Derajat kesehatan masyarakat sangat mempengaruhi IPM maupun
IKM. Meskipun pembangunan kesehatan yang telah kita laksanakan secara
bertahap dan berkesinambungan, telah berhasil meningkatkan status kesehatan
masyarakat dengan cukup bermakna, namun kita masih menghadapi berbagai
masalah dalam pembangunan kesehatan. Masalah pokok yang dihadapi dewasa
ini dan ke depan adalah Status kesehatan masyarakat masih rendah, terutama
pada masyarakat lapisan bawah atau masyarakat miskin.
Dari data yang ada dapat dikemukakan bahwa kematian bayi pada kelompok
masyarakat termiskin adalah sekitar 3,5 kali lipat lebih tinggi dari kematian bayi
pada kelompok masyarakat terkaya. Belum lagi disparitas status kesehatan antar
wilayah, yaitu antar - antar perdesaan dan perkotaan, antar daerah maju dengan
daerah tertinggal/terpencil. Angka kesakitan dan kematian karena penyakit
infeksi atau menular masih tinggi. Di lain pihak angka kesakitan penyakit
degeneratif mulai meningkat. Di samping itu kita juga menghadapi berbagai
masalah kesehatan akibat bencana. Oleh karenanya kita menghadapi beban
ganda atau double burden, bahkan “multiple burden” dalam pembangunan
kesehatan. Sementara itu perilaku masyarakat belum sepenuhnya mendukung
upaya pembangunan kesehatan dan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
Masalah pokok lainnya dalam pembangunan kesehatan adalah pemerataan,
keterjangkauan atau akses pelayanan kesehatan yang bermutu/berkualitas masih

9
rendah. Masalah akses pelayanan kesehatan oleh masyarakat, dapat disebabkan
karena geografi, ekonomi, dan ketidak-tahuan masyarakat. Berkaitan dengan
masalah akses dan mutu pelayanan kesehatan, masalah kurangnya tenaga
kesehatan dan penyebarannya yang tidak sesuai dengan kebutuhan di lapangan
juga merupakan masalah yang pelik. Pelayanan kesehatan di daerah tertinggal,
daerah terpencil, dan daerah perbatasan masih kurang dapat dilayani oleh tenaga
kesehatan yang memadai, baik jumlah maupun mutunya. Kurangnya tenaga
kesehatan, apalagi yang berkualitas seperti yang diharapkan, sangat berkaitan
dengan permasalahan yang lebih hulu lagi, yaitu masalah pendidikan tenaga
kesehatan.
Dari laporan yang paling mutakhir yang saya terima, pendidikan tenaga
dokter termasuk dokter spesialis menghadapi masalah yang sangat serius, yaitu
kurangnya tenaga pendidik. Masalah serius ini hanya dapat diatasi dengan
kerjasama lintas sektor yang sinergis. Masalah terakhir yang dikemukakan,
mungkin pula dapat kita kategorikan sebagai tantangan. Masalah
tersebutberkaitan dengan kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah.
Pembagian urusan antara berbagai jenjang pemerintahan belum dapat ditetapkan
secara tegas.

C. Konsep Tentang Kelestarian Lingkungan


Pengertian Pelestarian Lingkungan Istilah lestari memiliki arti tetap selama-
lamanya, kekal tidak berubah. Kata pelestarian artinya berupaya mengabdikan,
memelihara, dan melindungi sesuatu dari perubahan. Dalam bahasa Arab
pelestarian semakna dengan al-ishlah yang berarti menjadikan sesuatu tetap adanya
dan menjaga keberadaannya karena dilandasi rasa kasih sayang. Dengan demikian,
upaya pelestarian lingkungan adalah menjaga keberadaan lingkungan yang dilandasi
rasa cinta dan kasih sayang. Ishlah juga bisa diartikan memperbaiki sesuatu yang
sebelumnya mengalami kerusakan atau kehancuran.
Dalam UU No. 32 tahun 2009 sebagaimana dikutip oleh Darwis menyatakan
bahwa “lingkungan hidup dapat diartikan kesatuan ruang dengan semua benda, daya

10
keadaan dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya yang
mempengaruhi perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup
lainnya”. Masalah lingkungan hidup yang terjadi merupakan dampak dari
kurangnya kepedulian terhadap lingkungan. Dampak lingkungan yang terjadi di
antaranya disebabkan oleh aktivitas pembangunan yang tidak memperhatikan
kelestarian lingkungan. Daya dukung lingkungan pun semakin berkurang karena
sumber daya alam yang terus dieksploitasi untuk memenuhi kepentingan manusia.
Selain itu hal tersebut juga berdampak pada berbagai macam pencemaran
lingkungan, seperti banyaknya sampah, dan limbah-limbah yang semakin
memperparah kerusakan lingkungan.
Upaya pelestarian lingkungan dapat dilaksanakan apabila seluruh warga
memiliki kesadaran yang sama. Masalah lingkungan yang terjadi di Indonesia dapat
diatasi dengan mengubah sikap manusia sebagai perusak lingkungan menjadi
manusia yang sadar akan kelestarian lingkungannya. Berdasarkan perubahan
tersebut, pelestarian lingkungan hidup yang dilakukan merupakan bentuk evaluasi
sebagai upaya untuk memelihara, melindungi, melestarikan, dan memanfaatkan
sumber daya alam yang ada dari dampak negatif akibat dari aktivitas manusia.
Berdasarkan isu yang terjadi menurut Harris Djoko, 2022 dapat dilakukan
dengan Tata Cara dan PersyaratanTeknis Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya
dan beracun dari Fasilitas Pelayanan Kesehatan, penanganan teknis untuk limbah
medis COVID 19 meliputi :
a. Identifikasi, pemilahan dan pewadahan
1. Setiap penghasil limbah wajib melakukan identifikasi untuk semua limbah
yang dihasilkannya
2. Melakukan pemilahan dan pengemasam LB3 berdasarkan karakter
infeksius dan patologis
3. Bahan Kimia dan farmasi kadaluarsa, tumpahan atau sisa kemasan.
b. Penyimpanan Limbah
1. Penyimpanan dilakukan sesuai karakter dan pengemasan

11
2. Khusus limbah infeksius disimpan paling lama 2 hari hingga dimusnah kan
bila pada suhu kamar atau 90 hari hingga dimusnahkan bila suhu 0 derajat
celcius
c. Pemusnahan :
1. Pemusnahan dengan pembakaran menggunakan incinerator yang
dioperasionalkan fasilitas pelayanan kesehatan atau pihak jasa pengolah
limbah medis berizin;
2. Incinerator memiliki ruang bakar dengan suhu minimal 800 derajat celcius

D. Pemanasan Global
Pemanasan global (global warming) disebabkan oleh peningkatan jumlah
gas rumah kaca secara besar-besaran, salah satunya adalah CO2 yang dihasilkan
dari bahan bakar fosil dan penggundulan hutan. Konsentrasi gas berbahaya yang
naik ke atmosfer menyebabkan efek rumah kaca sehingga panas matahari tetap
terperangkap dalam atmosfer dan mengakibatkan kenaikan suhu permukaan bumi.
Kenaikan suhu ini memberi dampak langsung pada perubahan lingkungan dan
sangat membahayakan kehidupan semua ekosistem di dalamnya.
Dampak lingkungan yang terjadi dapat ditunjukkan dengan fakta-fakta
antara lain; mencairnya es di kutub utara dan selatan, meningkatnya level
permukaan laut, gelombang panas menjadi semakin panas, habisnya gletser serta
perubahan iklim (climate change) yang semakin ekstrim. Climate change adalah
perubahan iklim yang berhubungan langsung atau tidak langsung dengan aktifitas
manusia dan dapat mengubah komposisi atmosfer global dengan penambahan
variabel iklim alami yang berbanding lurus dengan periode waktu (UNFCCC 1992).
Perubahan iklim yang terjadi terus menjadi ancaman langsung bagi
keberlangsungan hidup seluruh mahkluk di muka bumi ini, dan hal ini merupakan
tanggung jawab kita sebagai manusia untuk memperbaiki setiap kerusakan
lingkungan untuk mengembalikan keseimbangan alam.

12
E. Dampak Pemanasan Global
Pemanasan global menyebabkan peningkatan suhu di permukaan bumi.
Suhu bumi yang meningkat dapat menyebabkan berbagai dampak buruk bagi
lingkungan dan ekosistem lainnya karena terjadi perubahan iklim dunia. Salah satu
contoh dampak yang ditimbulkan dari pemanasan global adalah mencairnya glasier
dan es di kutub. Hal ini dapat mengakibatkan naiknya permukaan air laut dan
membuat sebagian daerah terendam air laut. Contoh dampak buruk lainnya tentang
pemanasan global adalah terjadinya curah hujan yang tinggi, kegagalan panen,
hilangnya terumbu karang, kepunahan berbagai spesies, hingga penipisan lapisan
ozon pada atmosfer bumi.
Terjadinya pemanasan global merupakan peringatan bagi semua negara di
seluruh dunia untuk selalu waspada akibat dampak buruk yang kemungkinan
terjadi, misalnya mencairnya es di kutub sehingga menyebabkan terjadinya
kenaikan permukaan air laut. Hal tersebut tentu saja sangat berdampak buruk
terhadap negara-negara berkembang dan negara kepulauan seperti Indonesia, karena
dapat menyebabkan pulau-pulau kecil tenggelam. Akibat yang lain akibat terjadinya
pemanasan global adalah adalah adanya perubahan iklim, atau fenomena
penyimpangan iklim, misalnya terjadinya tiga bencana hidrometeorologi, yaitu
angin puting beliung, banjir, dan tanah longsor, bahkan mungkin ditambah dengan
gelombang laut yang tinggi yang dapat menyebabkan terjadinya korban jiwa
manusia. Kerugian yang diakibatkan oleh adanya bencana tersebut bukan hanya
kerugian jiwa saja, 9 akan tetapi juga ada kerugian materiil, sebagai contoh adalah
adanya kerusakan pemukiman, kerusakan infrastruktur, dan masih banyak lagi
kerusakan yang lainnya.
Efek lain dengan terjadinya pemanasan global adalah ketidakstabilan iklim
misalnya energi panas dan uap air yang banyak di atmosfer, curah hujan yang jauh
lebih tinggi, angin topan yang lebih besar, pergeseran musim hujan dan musim
kemarau, anomali perubahan cuaca yang sulit diprediksi dan ekstrem.
Ketidakstabilan iklim tersebut dapat menyebabkan badai dan gelombang menjadi
tinggi, sehingga dapat mengganggu aktivitas nelayan. Peningkatan permukaan air

13
laut membuat frekuensi banjir di kota-kota yang dekat dengan pantai semakin
meningkat. Disamping itu pemanasan global juga menyebabkan terganggunya hasil
pertanian karena adanya cuaca sangat ekstrem sehingga pada musim kemarau di
negara tropis dapat menyebabkan kekeringan yang begitu parah. dan kekeringan
tersebut dapat menyebabkan sebagian besar lahan pertanian menjadi kering.
Pemanasan global mengakibatkan cuaca yang sangat ekstrim, yang membuat
virus dan bakteri makin kuat dan cepat berkembang biak, dan dapat menyebabkan
jenis penyakit baru, Pemanasan global yang semakin parah harus segera
ditanggulangi, bukan hanya dengan cara melakukan pengubahan lahan gundul
menjadi lahan hijau, akan tetapi juga dengan mendidik masyarkat untuk melakukan
pola hidup yang sehat, hemat energi, dengan cara membiasakan diri menggunakan
segala sesuatu yang sifatnya ramah terhadap lingkungan, misalnya mengurangi
penggunaan plastik adalah salah satu upaya dalam mengurangi pemanasan global.
Jika pencemaran tersebut terus berlanjut, wilayah daratan Indonesia yang
ketinggiannya hanya beberapa centimeter dari permukaan laut akan tenggelam.

F. Respon Terhadap Pemanasan Global


1. Konservasi lingkungan
Konservasi lingkungan dapat dilakukan dengan cara menanam pohon dan
penghijauan lahan-lahan dengan kondisi yang kritis. Tumbuh-tumbuhan
memiliki proses fotosintetis untuk bertahan ini. Dalam proses ini, tumbuhan
dapat menghasilkan oksigen. Semakin banyaknya oksigen yang dihasilkan oleh
tumbuh-tumbuhan, jumlah gas-gas karbon yang ada di atmoser akan berkurang.
2. Menggunakan Energi Alternatif
Penggunaan energi alternatif dapat mengurangi penggunaan energi bahan
bakar fosil (minyak bumi dan batu bara). Bahan bakar fosil menghasilkan
banyak emisi gas karbon yang diakibatkan oleh proses pembakaran bahan-bahan
tersebut. Energi alternatif yang bisa digunakan oleh manusia sebagai pengganti
sumber energi tak terbarukan adalah energi bio-energy, energi angin, energi
panas bumi, energi surya, dan sebagainya.

14
3. Daur Ulang dan Efisiensi Energi
Aktivitas manusia kerap kali menghasilkan gas yang mengandung karbon,
contohnya penggunaan kompor minyak. Asap yang mengandung gas karbon
dihasilkan oleh kompor minyak tanah naik ke udara. Oleh karena itu,
penggunaan kompor minyak sebaiknya diganti dengan biogas. Biogas dapat
dimanfaatkan sebagai sumber energi panas yang berasal dari sampah organik
yang telah didaur ulang.
4. Edukasi Masyarakat Mengenai Masalah Lingkungan
Masyarakat dunia perlu memiliki edukasi dan pemahaman terhadap masalah
lingkungan agar sama-sama bersatu untuk menanggulangi masalah tersebut.
Pemahaman mengenai pola pikir dan perilaku manusia yang berdampak kepada
lingkungan diperlukan agar masyarakat memiliki kesadaran dan akan
menumbuhkan rasa cinta terhadap lingkungan. Selain itu, masyarakat perlu
menegakkan hukum mengenai perlindungan dan pelestarian lingkungan.

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan teori diatas dapat disimpulkan pembangunan berwawasan
kesehatan merupakan inisiatif semua komponen bangsa dalam menetapkan
perenganaan pembangunan selalu berorientasi untuk mengedapankan upaya
promotif dan preventif pada masalah kesehatan, walaupun buka berarti
mengesampingkan kegiatan kuratif. gerakan tersebut berlaku untuk semua
komponen bangsa yang harus berpartisipasi secara aktif baik yang berupa kegiatan
individu, keluarga, kelompok masyarakat, instansi pemerintah ataupun swasta.
Pembangunan berwawasan kesehatan merupakan salah satu aspek penting dalam
mewujudkan pembangunan nasional. Pembangunan kesehatan diselenggarakan
untuk mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap orang demi tercapainya derajat
kesehatan masyarakat yang optimal.
Pembangunan berwawasan kesehatan dalam kelestarian lingkungan ada
beberapa isu yang terjadi dalam kelestarian lingkungan menurut Harris Djoko, 2022
dengan isu yang berjudul penanganan pada limbah infeksius (sampah medis) akibat
covid 19 untuk kelestarian lingkungan hidup Ditengah pandemic Covid 19, limbah
infeksius akibat banyak nya pasien di rumah sakit semakin meningkat.
B. Saran
Pembangunan kesehatan sangat lah penting untuk pemerataan daerah. Untuk
menunjang program dari pembangunan kesehatan, harus diimbangi dengan fasilitas
yang mendukung. Tanpa adanya fasilitas, program dari pembangunan kesehatan
tidak akan mendapatkan hasil yang maksimal. Selain itu, pelayanan yang harus
diberikan juga maksimal percuma ada fasilitas tetapi pelayanan yang diberikan
buruk, serta perlu nya meningkatkan kesadaran akan kelestarian lingkungan dalam
pembangunan berwawasan kesehatan seperti penanganan khusus dalam
melestarikan lingkungan dengan meningkatkan kesadaran dalam diri untuk

16
menciptakan pembangunan berwawasan kesehaan dengan pola peningkatan
kelestarian lingkungan.

17
DAFTAR PUSTAKA

Agnes Sri Mulyani, 2021, Antisipasi Terjadinya Pemanasan Global Dengan Deteksi
Dini Suhu Permukaan Air Menggunakan Data Satelit, Jurnal Centech,
Volume 2, Nomer 1, April 2021, halaman 22-29.
dlh.semarangkota.go.id, Ilmugeografi, Penyebab Pemanasan Global (diakses 9 Juli
2021 pukul 20.13 WIB)
Effendy, Ferry dan Makhfudli, 2019.Kebijakan kesehatan : teori dan praktik
keperawatan. Jakarta Salemba Medika.
Heri, DJ. Maulana. 2019. Promosi Kesehatan. Jakarta :EGC
http://ditsmp.kemdikbud.go.id/ Pemanasan Global dan Dampak Buruknya Bagi
Kehidupan Bumi (diakses 9 Juli 2021 pukul 19.22 WIB)
dlh.semarangkota.go.id, Ilmugeografi, Penyebab Pemanasan Global (diakses
9 Juli 2021 pukul 20.13 WIB)
http://lamongankabgo.id/instansi/bappeda/forum-kabupaten-sehat
Maulana, Muchsin, Hari Kusnanto, and Suwarni Agus. “Pengolahan Limbah Padat
Medis Dan Pengolahan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun Di Rs
Swasta Kota Jogja.” The 5th Urecol Proceeding, 2017.
Sella Dzuikhija Departemen Gama Cendekia Coorporation 2016, Isu Kegiatan
Peternakan sebagai Penyumbang Terbesar Pemanasan Global – Dilema
Antara Usaha Peningkatan Produktivitas Bahan Pangan Hewani dan
Gerakan Cinta Lingkungan https://gc.ukm.ugm.ac.id/2017/07/isu-kegiatan-
peternakan-sebagai-penyumbangterbesar-pemanasan-global-dilema-antara-
usaha-peningkatan-produktivitas-bahanpangan-hewani-dan-gerakan-cinta-
lingkungan/(diakses tanggal 10 Juli 2021)
Vivi Triana, 2018. Pemanasan Global, Jurnal Kesehatan Masyarakat, Universitas
Andalas, Padang.
Wahyumi, Nanik Sri. 2018. Faktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan
pembangunan fasilitas kesehatan dengan pelayanan kesehatan dipuskesmas

18
sumber RejoKota Balik Papan Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2017.
Skripsi.Depok, Universitas Indonesia

19
Lampiran soal-soal
Pertanyaan ?
1. Pemanasan global (global warming) disebabkan?
a. Peningkatan jumlah gas rumah kaca secara besar besaran
b. Peningkatan jumlah penebangan hutan
c. Meningkatnya tekanan panas matahari di bumi
d. Banyaknya kendaraan
2. Apa saja yang di lakukan pemerintah dalam mengembangkan pembangunan berwawasan
kesehatan dan kelestarian lingkungan salahsatu nya?
a. Menanam pohon sawit
b. Penanggulangan Keadaan Darurat pada yang membutuhkan saja
c. Pemberdayaan Masyarakat dan Daerah
d. Pemberdayaan ikan disungai
3. Sasaran pembangunan berwawasan kesehatan yang akan dicapai yaitu?
a. Umur Harapan kehidupan
b. Angka Kematian Anak
c. Angka Kematian Lansia
d. Prevalensi Gizi Kurang pada Balita
4. Hambatan Pembangunan Berwawasan Kesehatan di Indonesia adalah ?
a. Angka kematian
b. Angka kemiskinan
c. Angka perkembangan pertumbuhan
d. Angka kenaikan pangan
5. Meningkatnya kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya melalui
terciptanya masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang ditandai oleh
penduduknya yang hidup dengan perilaku dan dalam lingkungan sehat, memiliki
kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, secara adil dan
merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya di seluruh wilayah
Republik Indonesia adalah sebuah ?

20
a. Manfaat pembangunan berwawasan kesehatan
b. Tujuan pembangunan berwawasan kesehatan
c. Pengertian pembangunan berwawasan kesehatan
d. Bagian dari pembangunan berwawasan kesehatan
Jawaban !
1. A
2. C
3. D
4. B
5. B

21

Anda mungkin juga menyukai