Anda di halaman 1dari 27

KESEHATAN LINGKUNGAN DAN SENI KESEHATAN

MASYARAKAT

MAKALAH

Di Ajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Kesehatan Masyarakat

OLEH:

Renata Rahman 190911021

Rifal R Alhasan 190911005

Siti Fahima Kalaha 190911013

Siti Farha Almahdaly 190911025

Sukma Ayu 190911018

Valensia Towalu 190911030

Yuriska makalalang 190911034

Zesika Tantu 190911031

PROGRAM STUDI TERAPI GIGI

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA

TAHUN AJARAN 2020


KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang


telah memberikan kita nikmat,rahmat,hidayah dan inayahnya sehingga penulis
dapat mnyusun makalah ini. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata
Kuliah keselamatan kerja oleh dosen pengampuh mata kuliah.

Makalah ini memuat Bagaimana Memahami Perilaku Manusia. Penulisan


makalah ini tidak terlepas dari bantuan semua pihak, oleh karena itu melalui
kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih atas segala bantuan dan
dukungannya.semoga segala bantuan dibalas oleh allah dengan balasan yang
setimpal.

Kami menyadari sepenuhnya makalah masih perlu penyempurnaan.


Untuk itu kami mengharapkan masukan dan kritikan dari semua pihak yang
sempat mmbaca demi penyempurnaan makalah ini.

Gorontalo, April 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................... i

DAFTAR ISI.................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................ 1

A. Latar Belakang................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................................. 1
C. Tujuan................................................................................................ 2
D. Manfaat.............................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 3

A. Pengertian dan Ruang Lingkup Kesling............................................. 3


B. Housing.............................................................................................. 5
C. Penyediaan Air Bersih........................................................................ 7
D. PHBS................................................................................................. 9
E. Pembuangan Kotoran, Sampah dan Limbah...................................... 11
F. Kesehatan Reproduksi Remaja dalam Konteks
Kesehatan Masyarakat....................................................................... 12
G. Problema Lansia dan Pelayanan Kesehatan Masyarakat.................. 15

BAB III PENUTUP......................................................................................... 23

A. Kesimpulan........................................................................................ 23
B. Saran................................................................................................. 23

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 24

H.

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan lingkungan merupakan bagian dari pada kesehatan
masyarakat pada umumnya. Mempunyai tujuan membina dan
meningkatkan derajat kesehatan dari kehidupan sehari-hari, baik fisik,
mental maupun sosial dengan cara pencegahan terhadap penyakit dan
angguan kesehatan. Masalah kesehatan lingkungan terutama dikota-kota
besar pada zaman pembangunan in menjadi masalah yang sangat rumit
dan memerlukan pemecahan secara terorganisir.
Dari sekian banyak kebijaksanaan pembangunan, salah satunya
adalah pembangunan dibidang kesehatan.masyarakat berhak untuk
memperoleh derajat kesehatan yang sama dan berkewajiban ikut serta
dalam usaha kesehatan yang diselenggarakan oleh pemerintah untuk
memperoleh itu semua maka dipelukan berbagai usaha pemenuhan
kebutuha-kebutuhan pokok masyarakat indonesia yang pada hakekatnya
terpenuhi sendang, pangan, papan, kesehatan dan pendidikan. Derajat
masyarakat miskin yang masih rendah diakibatkan karena sulitnya akses
terhadap pelayanan kesehatan.

B. Rumusan Masalah

A. Apa pengertian dan Ruang Lingkup Kesling?


B. Apa itu Housing?
C. Apa saja Penyediaan Air Bersih?
D. Apa yang dimaksud dengan PHBS?
E. Bagaimana Pembuangan Kotoran, Sampah, dan Limbah?
F. Jelaskan Kesehatan Reproduksi Remaja dalam Konteks Kesehatan
Masyarakat?
G. Apa saja problema Lansia dan Pelayanan Kesehatan Masyarakat?

1
C. Tujuan

A. Untuk mengetahui Pengertian dan ruang lingkup Kesling.


B. Untuk mengetahui apa itu Housing.
C. Untuk mengetahui bagaimana penyediaan air bersih
D. Untuk mengetahui bagaimana pembuangan Kotoran. Sampah dan
Limbah.
E. Untuk mengetahui apa itu PHBS.
F. Untuk mengetahui kesehatan Reproduksi Remaja dalam konteks
kesehatan masyarakat.
G. Untuk mengetahui problema Lansia dan Pelayanan Kesehatan
Masyarakat.

D. Manfaat

Manfaat yang di peroleh dari makalah ini untuk menambah wawasan dan
pengetahuan kita mengenai ruang lingkup kesehatan masyarakat dan seni
kesehatan masyarakat dan kita dapat mengetahui tentang pentingnya reproduksi
kesehatan masyarakat dalam kehidupan manusia.

2
BAB I

PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan

Pengertian sehat menurut WHO adalah “Keadaan yg meliputi


kesehatan fisik, mental, dan sosial yg tidak hanya berarti suatu keadaan
yg bebas dari penyakit dan kecacatan”. Sedangkan menurut UU No 36 /
2009 Tentang kesehatan : Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara
fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang
untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Pengertian Lingkungan Menurut A.L. Slamet Riyadi (1976) adalah
”Tempat pemukiman dengan segala sesuatunya dimana organismenya
hidup beserta segala keadaan dan kondisi yang secara langsung maupun
tidak dpt diduga ikut mempengaruhi tingkat kehidupan maupun kesehatan
dari organisme itu.”
Terdapat beberapa pendapat tentang pengertian Kesehatan
Lingkungan sebagai berikut :
 Pengertian Kesehatan Lingkungan Menurut World Health
Organisation (WHO) pengertian Kesehatan Lingkungan : Those
aspects of human health and disease that are determined by factors
in the environment. It also refers to the theory and practice of
assessing and controlling factors in the environment that can
potentially affect health. Atau bila disimpulkan “Suatu keseimbangan
ekologi yang harus ada antara manusia dan lingkungan agar dapat
menjamin keadaan sehat dari manusia.”
 Menurut HAKLI (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia)
“Suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan
ekologi yang dinamis antara manusia dan lingkungannya untuk
mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan
bahagia.”
Apabila disimpulkan Pengertian Kesehatan Lingkungan adalah “
Upaya perlindungan, pengelolaan, dan modifikasi lingkungan yang
diarahkan menuju keseimbangan ekologi pada tingkat kesejahteraan
manusia yang semakin meningkat.”

3
Ruang lingkup Kesehatan Lingkungan
Kontribusi lingkungan dalam mewujudkan derajat kesehatan
merupakan hal yang essensial di samping masalah perilaku masyarakat,
pelayanan kesehatan dan faktor keturunan. Lingkungan memberikan
kontribusi terbesar terhadap timbulnya masalah kesehatan masyarakat.
Ruang lingkup Kesehatan lingkungan adalah :
Menurut WHO
 Penyediaan Air Minum
 Pengelolaan air Buangan dan pengendalian pencemaran
 Pembuangan Sampah Padat
 Pengendalian Vektor
 Pencegahan/pengendalian pencemaran tanah oleh ekskreta
manusia
 Higiene makanan, termasuk higiene susu
 Pengendalian pencemaran udara
 Pengendalian radiasi
 Kesehatan kerja
 Pengendalian kebisingan
 Perumahan dan pemukiman
 Aspek kesling dan transportasi udara
 Perencanaan daerah dan perkotaan
 Pencegahan kecelakaan
 Rekreasi umum dan pariwisata
 Tindakan-tindakan sanitasi yang berhubungan dengan keadaan
epidemi/wabah, bencana alam dan perpindahan penduduk.
 Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin
lingkungan.

Menurut UU No 23 tahun 1992 Tentang Kesehatan, ruang lingkup


kesehatan lingkungan antara lain :

 Penyehatan Air dan Udara


 Pengamanan Limbah padat/sampah

4
 Pengamanan Limbah cair
 Pengamanan limbah gas
 Pengamanan radiasi
 Pengamanan kebisingan
 Pengamanan vektor penyakit
 Penyehatan dan pengamanan lainnya : Misal Pasca bencana.

Lingkungan sehat menurut Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 Merupakan


lingkungann yang bebas dari unsur-unsur yang menimbulkan gangguan
kesehatan, antara lain:

 limbah cair;
 limbah padat;
 limbah gas;
 sampah yang tidak diproses sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan
pemerintah;
 binatang pembawa penyakit;
 zat kimia yang berbahaya;
 kebisingan yang melebihi ambang batas;
 radiasi sinar pengion dan non pengion;
 air yang tercemar;
 udara yang tercemar; dan
 makanan yang terkontaminasi.

B. HOUSING
Setiap manusia dimanapun berada membutuhkan tempat untuk tinggal
yang disebut rumah. Rumah berfungsi sebagai tempat untuk melepaskan
lelah, tempat bergaul dan membina rasa kekeluargaan diantara anggota
keluarga, tempat berlindung dan menyimpan barang berharga, dan rumah
juga merupakan status lambang sosial (Azwar, 1996; Mukono, 2000).
Perumahan merupakan kebutuhan dasar manusia dan juga merupakan
determinan kesehatan masyarakat. Karena itu pengadaan perumahan
merupakan tujuan fundamental yang kompleks dan t ersedianya standar
perumahan merupakan isu penting dari kesehatan masyarakat. Perumahan

5
yang layak untuk tempat tinggal harus memenuhi syarat kesehatan sehingga
penghuninya tetap sehat. Perumahan yang sehat tidak lepas dari
ketersediaan prasarana dan saran a yang terkait, seperti penyediaan air
bersih, sanitasi pembuangan sampah, transportasi, dan tersedianya
pelayanan sosial (Krieger and Higgins, 2002). Rumah adalah struktur fisik
terdiri dari ruangan, halaman dan area sekitarnya yang dipakai sebagai
tempat tinggal dan sarana pembinaan keluarga (UU RI No. 4 Tahun 1992).
Menurut WHO, rumah adalah struktur fisik atau bangunan untuk tempat
berlindung, dimana lingkungan berguna untuk kesehatan jasmani dan rohani
serta keadaan sosialnya baik untuk kesehatan kelu arga dan individu (Komisi
WHO Mengenai Kesehatan dan Lingkungan, 2001). Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa rumah sehat adalah bangunan tempat berlindung dan
beristirahat serta sebagai sarana pembinaan keluarga yang menumbuhkan
kehidupan sehat secara fis ik, mental dan sosial, sehingga seluruh anggota
keluarga dapat bekerja secara produktif. Oleh karena itu keberadaan
perumahan yang sehat, aman, serasi, teratur sangat diperlukan agar fungsi
dan kegunaan rumah dapat terpenuhi dengan baik. Perumahan adalah
kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau
hunian yang dilengkapi dengan prasarana lingkungan yaitu kelengkapan
dasar fisik lingkungan, misalnya penyediaan air minum, pembuangan
sampah, listrik, telepon, jalan, yang memungkinkan lingkungan pemukiman
berfungsi sebagaimana mestinya; dan sarana lingkungan yaitu fasilitas
penunjang yang berfungsi untuk penyelenggaraan serta pengembangan
kehidupan ekonomi, sosial dan budaya, seperti fasilitas taman bermain, olah
raga, pendidikan, pertok oan, sarana perhubungan, keamanan, serta fasilitas
umum lainnya. Perumahan sehat merupakan konsep dari perumahan
sebagai faktor yang dapat meningkatkan standar kesehatan penghuninya.
Konsep tersebut melibatkan pendekatan sosiologis dan teknis pengelolaan
faktor risiko dan berorientasi pada lokasi.
Menurut American Public Health Association (APHA) rumah dikatakan
sehat apabila :
(1) Memenuhi kebutuhan fisik dasar seperti temperatur lebih rendah dari
udara di luar rumah, penerangan yang memadai, ventilasi yang nyaman, dan
kebisingan 45-55 dB.A.;

6
(2) Memenuhi kebutuhan kejiwaan;
(3) Melindungi penghuninya dari penularan penyakit menular yaitu memiliki
penyediaan air bersih, sarana pembuangan sampah dan saluran
pembuangan air limbah yang saniter dan memenuhi syarat kesehatan; serta
(4) Melindungi penghuninya dari kemungkinan terjadinya kecelakaan dan
bahaya kebakaran, seperti fondasi rumah yang kokoh, tangga ya ng tidak
curam, bahaya kebakaran karena arus pendek listrik, keracunan, bahkan
dari ancaman kecelakaan lalu lintas (Sanropie, 1992; Azwar, 1996).
Komponen yang harus dimiliki rumah sehat (Ditjen Cipta Karya, 1997)
adalah :
(1) Fondasi yang kuat untuk mene ruskan beban bangunan ke tanah dasar,
memberi kestabilan bangunan , dan merupakan konstruksi penghubung
antara bagunan dengan tanah;
(2) Lantai kedap air dan tidak lembab, tinggi minimum 10 cm dari pekarangan
dan 25 cm dari badan jalan, bahan kedap air, untuk rumah panggung dapat
terbuat dari papan atau anyaman bambu;
(3) Memiliki jendela dan pintu yang berfungsi sebagai ventilasi dan
Masuknya sinar matahari dengan luas minimum 10% luas lantai;
(4) Dinding rumah kedap air yang berfungsi untuk mendukung atau
menyangga atap, menahan angin dan air hujan, melindungi dari panas dan
debu dari luar, serta menjaga kerahasiaan ( privacy) penghuninys;
(5) Langit-langit untuk menahan dan menyerap panas terik matahari,
minimum 2,4 m dari lantai, bisa dari bahan papan, anyaman bambu, tripleks
atau gipsum; serta
(6) Atap rumah yang berfungsi sebagai penahan panas sinar matahari serta
melindungi masuknya debu, angin dan air hujan.

C. Penyediaan air Bersih


Menurut WHO (2005), kurangnya akses terhadap air minum yang aman,
bersama dengan dengan hygiene dan sanitasi yang tidak memadai
berkontribusi besar terhadap 1,8 juta kematian per tahun karena penyakit
diare.

7
Hasil studi WHO (2007) memperlihatkan bahwa intervensi lingkungan
melalui modifikasi lingkungan dapat menurunkan risiko penyakit diare
sampai dengan 94%. Modifikasi lingkungan tersebut termasuk didalamnya
penyediaan air bersih menurunkan risiko 25%, pemanfaatan jamban
menurunkan risiko 32%, pengolahan air minum tingkat rumah tangga
menurunkan risiko sebesar 39% dan cuci tangan pakai sabun menurunkan
risiko sebesar 45%.
Secara definisi, air bersih merupakan air yang dapat digunakan untuk
keperluan sehari¬ hari yang kualitasnya memenuhi persyaratan kesehatan
seperti syarat fisik, kimia bakteriologis dan dapat diminum apabilah telah
masak. Air bersih yang digunakan untuk berbagai kebutuhan rumah tangga
sehari-hari seperti mandi, cuci, kakus. Air juga digunakan untuk keperluan
Industri, Pertanian, Pemadam kebakaran, Tempat rekreasi dan Transportasi.
Air sangat berguna bagi kehidupan manusia. Di dalam tubuh manusia
sebagian besar terdiri dari air, tubuh orang dewasa sekitar 55-60% berat
badan terdiri dari air, untuk anak anak sekitar 65% dan untuk bayi sekitar
80% (Chandra, 2007).
Menurut Slamet (2009), perubahan kualitas air dipengaruhi oleh berbagai
pengaruh selama air tersebut mengalami siklus hidrologis. Berbagai
perubahan Kualitas air pada beberapa fase dalam siklus hidrologi, sebagai
berikut
1. Fase atmosfer: Pada fase atmosfer dalam bentuk air hujan atau uap air,
gangguan yang dapat terjadi adalah penyebaran mikrobiologis (virus dan
bakteri patogen) dan materi pencemaran udara. Pengaruh materi
pencemaran udara terletak pada reaksi antara polutan yang
menyebabkan munculnya hujan asam.
2. Fase limpasan: Pada fase limpasan dipermukaan tanah, maka air akan
melarutkan bahan yang dilaluinya. Pada umumnya material tersebut
berupa bahan pelarut, tersuspensi, bahan organik, phospat dan nitrat.
3. Fase air permukaan sungai, rawa dan danau: Fase setelah air berada
pada badan air (sungai, rawa dan danau) adalah pencemaran dari badan
buangan limbah buatan domistik dan industry
4. Fase di dalam tanah: Pada fase ini pengaruh kualitas air akibat kontak
dengan bantuan yang ada. Perubahan yang dapat terjadi antara lain air

8
lunak (Konsentrasi CO2 tinggi), Fe dan partikel lain yang bersumber dari
batuan.
Menurut Candra (2007), air yang diperuntukkan bagi konsumsi manusia
harus berasal dari sumber yang bersih dan aman. Batasan¬batasan air yang
bersih dan aman tersebut antara lain: bebas dari kontaminasi kuman, bebas
dari substansi kimia yang berbahaya dan beracun, tidak berasa dan tidak
berbau, dapat mencukupi kebutuhan domistik dan rumah tangga.
Kualitas dan Kuantitas Air Bersih
Kualitas air merupakan keriteria standar yang digunakan untuk mencegah
terjadinya penularan penyakit pada masyarakat yang ditularkan melalui air.
Peraturan yang digunakan sebagai standar persyaratan kualitas air di
Indonesia adalah peraturan pemerintah No.492/Menkes/per/IV/2010, tentang
persyaratan kualitas air minum.
Sedangkan secara kuantitas, bahwa kuantitas air merupakan jumlah air
bersih yang minimal digunakan masyarakat untuk keperluan sehari-hari yang
meliputi masak, minum, mandi, cuci, kakus, dan kebutuhan lainnya. Di
Negara- Negara maju tiap orang memerlukan air antara 60-120 liter per hari.
Sedangkan di Negara berkembang termasuk Indonesia, tiap orang
memerlukan air 30-60 liter per hari (WHO, 2006).
Untuk menilai potensi dan tingkat resiko pencemaran air bersih, antara
lain dapat dilakukan dengan kegiatan inspeksi sanitasi.  Inspeksi sanitasi
merupakan kegiatan pengamatan terhadap keadaan fisik sarana air bersih,
lingkungan dan perilaku masyarakat, yang diperkirakan dapat
mempengaruhi kualitas air dari sarana air bersih yang diinspeksi, dengan
menggunakan formulir yang telah ditetapkan. Berdasarkan hasil inspeksi
sanitasi tersebut ditetapkan tingkat risiko pencemaran dari sarana air bersih
ke dalam empat kategori yaitu rendah, sedang, tinggi dan amat tinggi.
Inspeksi sanitasi dilaksanakan terhadap semua sarana yang ada, sedangkan
pengambilan sampel hanya dilakukan terhadap sarana tingkat risiko
pencemarannya termasuk dalam kategori rendah dan sedang.

D. Pembuangan Kotoran Sampah, dan Limbah


Ruang lingkup Yang termasuk limbah : Pembahasan : Kotoran manusia
(tinja) Air limbah Sampah Asap dapur Pembahasan : Cara-cara

9
pembuangan limbah Pengawasan operasionalisasi sarana sanitasi Penyakit
yg ditimbulkan.
Cara-cara pengelolaan limbah kotoran manusia (TINJA) Yaitu zat sisa yg
terbentuk dari proses pencernaan makanan yg dapat menjadi sumber dan
media penularan penyakit menular Merupakan limbah yg sangat potensial
menularkan penyakit bila berasal dari penderita / carier (orang yg membawa
bibit penyakit tetapi tidak menunjukkan gejala sakit) Pada jasaboga yang
diutamakan adalah kotoran dari karyawan.
Pengelolaan kotoran manusia di jasaboga Jamban Jamban cemplung dg
leher angsa Penampungannya berupa lubang yg berfungsi meresapkan
cairan ke dalam tanah dan mengendapkan lumpur pd dasar lubang Jamban
dg septic tank Penampungannya berupa tangki kedap air yg berfungsi sbg
wadah proses dekomposisi kotoran manusia yg dilengkapi dg bidang
resapan Jarak kedua jenis jamban > 10 m dg sumber air.
Persyaratan jamban Berfungsi dan mampu mengolah tinja shg menjadi
bahan yg tidak membahayakan kesehatan Tidak menjadi tempat perindukan
vektor penyakit Tidak menyebabkan kecelakaan Mudah dibersihkan
Memenuhi estetika.
Sarana pengelolaan kotoran manusia Pengelolaan kotoran manusia
terdiri dari jamban leher angsa, jaringan perpipaan kotoran (sewerage
system) Prinsip pengelolaan kotoran manusia harus memenuhi persyaratan :
Tidak mencemari air tanah / air permukaan Tidak mencemari permukaan
tanah Tidak terjamah manusia / binatang perantara penyakit (vektor) Tidak
menimbulkan penyakit menular/ gangg kesehatan.
Air Limbah Berasal dari tempat cuci, dapur, kamar mandi Air limbah
jasaboga banyak mengandung lemak, maka perlu dialirkan ke dalam bak
penangkap lemak (grease trap) Prinsip pengelolaan air limbah : Tidak
menyebabkan terjadinya rembesan thd permukaan tanah di sekitarnya Tidak
mengotori/ mencemari sumber air bersih Tidak menyebar ke arah
permukaan tanah Tertutup.
Air hujan Sebaiknya dibuatkan peresapan agar tidak terbuang percuma
Dibuatkan saluran sehingga tidak tergenang Ditampung utk digunakan pd
daerah sulit air.

10
Sampah Adalah semua benda/produk sisa dalam bentuk padat
sebagai akibat aktivitas manusia yang dianggap tidak bermanfaat dan
tidak dikehendaki oleh pemiliknya dan dibuang sebagai barang yg tidak
berguna Pada umumnya berupa sampah organik yang sangat baik utk
perkembangbiakan serangga dan tikus, sehingga harus segera
dimasukkan ke tempat sampah yg mudah ditutup.
Pemusnahan sampah Sampah dari sisa makanan dpt dijadikan
makanan binatang Didaur ulang Dibakar Ditanam (bila lahan
memungkinkan Dipergunakan sbg pupuk.
Prinsip pengelolaan sampah Tempat sampah kedap air tertutup
Pemisahan sampah berdasarkan sifatnya agar mudah pemusnahannya
(sampah basah, kering) Hindari mengisi tempat sampah melebihi
kapasitasnya Kebersihan tempat sampah hrs baik shg tidak ada
kepadatan lalat/ binatang penular lainnya Sampah tidak boleh berada di
tempat sampah lebih dari 2x24 jam Lubang galian sampah berjarak > 10
m dari sumber air.

E. PHBS
Gerakan PHBS Sebagai Langkah Awal Menuju Peningkatan
Kualitas Kesehatan Masyarakat. PHBS merupakan kependekan dari Pola
Hidup Bersih dan Sehat. Sedangkan pengertian PHBS adalah semua
perilaku kesehatan yang dilakukan karena kesadaran pribadi sehingga
keluarga dan seluruh anggotanya mampu menolong diri sendiri pada
bidang kesehatan serta memiliki peran aktif dalam aktivitas masyarakat. 
Perilaku hidup bersih sehat pada dasarnya merupakan sebuah
upaya untuk menularkan pengalaman mengenai pola hidup sehat melalui
individu, kelompok ataupun masyarakat luas dengan jalur – jalur
komunikasi sebagai media berbagi informasi. Ada berbagai informasi
yang dapat dibagikan seperti materi edukasi guna menambah
pengetahuan serta meningkatkan sikap dan perilaku terkait cara hidup
yang bersih dan sehat.  
PHBS adalah sebuah rekayasa sosial yang bertujuan menjadikan
sebanyak mungkin anggota masyarakat sebagai agen perubahan agar

11
mampu meningkatkan kualitas perilaku sehari – hari dengan tujuan hidup
bersih dan sehat.
Terdapat langkah – langkah berupa edukasi melalui pendekatan
pemuka atau pimpinan masyarakat, pembinaan suasana dan juga
pemberdayaan masyarakat dengan tujuan kemampuan mengenal dan
tahu masalah kesehatan yang ada di sekitar; terutama pada tingkatan
rumah tangga sebagai awal untuk memperbaiki pola dan gaya hidup agar
lebih sehat.
Tujuan utama dari gerakan PHBS adalah meningkatkan kualitas
kesehatan melalui proses penyadartahuan yang menjadi awal dari
kontribusi individu – individu dalam menjalani perilaku kehidupan sehari –
hari yang bersih dan sehat. Manfaat PHBS yang paling utama adalah
terciptanya masyarakat yang sadar kesehatan dan memiliki bekal
pengetahuan dan kesadaran untuk menjalani perilaku hidup yang
menjaga kebersihan dan memenuhi standar kesehatan.

F. Kesehatan Reproduksi Remaja dalam Konteks Kesehatan


Masyarakat.
Masa remaja merupakan salah satu periode perkembangan manusia.
Masa ini merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa kanak-
kanak ke masa dewasa yang meliputi perubahan biologic, perubahan
psikologik, dan perubahan sosial. Di sebagian besar masyarakat dan
budaya masa remaja pada umumnya dimulai pada usia 10-13 tahun dan
berakhir pada usia 18-22 tahun. Sedangkan menurut World Health
Organitation (WHO) remaja merupakan individu yang sedang mengalami
masa peralihan yang secara berangsur-angsur mencapai kematangan
seksual, mengalami perubahan jiw dari jiwa kanak-kanak menjadi
dewasa, dan mengalami perubahan keadaan ekonomi dari
ketergantungan menjadi relative mandiri.
Mohammad (1994) mengemukakan bahwa remaja adalah anak berusia
13-25 tahun, dimana usia 13 tahun merupakan batas usia pubertas pada
umumnya, yaitu ketika secara biologis sudah mengalami kematangan
seksual dan usia 25 tahun adalah usia ketika mereka pada umumnya
secara sosial dan psikologis mampu mandiri. Berdasarkan uraian diatas

12
ada dua hal penting menyangkut batasan remaja, yaitu merekaaa sedang
mengalami perubahan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa dan
perubahan tersebut meyagkut perubahan fisik dan psikologis.
Aspek Perubahan pada Remaja
Dua aspek pokok dalam perubahan remaja, yakni perubahan fisik dan
perubahan psikologis.
a. Perubahan Fisik
Masa remaja diawali dengan pertumbuhan yang sangat cepat dan
biasanya disebut dengan pubertas. Seperti yang dikemukakan oleh
Santrock (1993) puberty is a rapid change to physical maturation involving
hormonal and bodily changes that occur primarily during early
adolescence. Dengan adanya perubahan yang cepat itu terjadilah
perubahan fisik yang dapat diamati seperti pertambahan tinggi dan berat
badan pada remaja atau bias disebut ‘pertumbuhan’ dan kematangan
seksual sebagai hasil dari perubahan hormonal.
Antara remaja putra dan remaja putrid kematangan seksual terjadi
dalam usia yang agak berbeda. Coleman dan Hendry (1990) dan Walton
(1994) mengatakan bahwa kematangan seksual pada remaja pria
biasanya terjadi pada usia 10,0-13,5 tahun sedangkan pada remaja putrid
terjadi pada usia 9,0-15,0 tahun. Bagi anak laki-laki perubahan itu
diatandai oleh perkembangan seksual, mulai tumbuhnya rambut
kemaluan, perubahan suara, dan juga ejakulasi pertama melalui wet
dream atau mimpi basah. Sedangkan pada remaja putrid pubertas
ditandai dengan menarche (haid pertama), perubahan pada dada
(mammae), tumbuhnya rambut kemaluan, dan juga perbesaran panggul.
Usia menarche rata-rata juga bervariasi dengan rentang umur 10 hingga
16,5 tahun.
Dari beberapa penelitian sejak 100 tahun terakhir menunjukkan
bahwa ada kecendrungan semakin cepatnya remaja mengaami
menarche. Pada tahun 1860 rata-rata usia remaja mengalami menarche
adalah 16 tahun 8 bulan dan pada tahun 1975 umur 12 tahun 3 bulan.
Adanya penurunan umur menarche tersebut disebabkan karena adanya
perbaikan gizi, perbaikan pelayanan kesehatan, dan lingkungan

13
masyarakat. Semakin cepat seseorang mengalami menarche tentu
semakin cepat pula ia memasuki masa reproduksi.
b. Perubahan Psikologis
Masa remaja merupakan masa transisi antara masa kanak-kanak
dan masa dewasa. Masa transisi seringkali menghadapkan individu yang
bersangkutan pada situasi yang membingungkan, di suatu pihak ia masih
kanak-kanak dan di lain pihak ia harus betingkah laku seperti orang
dewasa. Situasi-situasi yang menimbulkan konflik itu sering
menyebabkan banyak tingkah laku yang aneh, canggung, dan tidak kalau
dikontrol bias menmbulkan kenakalan.
Masa remaja merupakan masa yang banyak terjadi perubahan
fisik sebagai akibat mulai berfungsinya kelenjer endokrin yang
menghasilkan berbagai hormone ang akan mempengaruhi pertumbuhan
secara keseluruhan dan pertumbuhan organ seks pada khususnya.
Masa remaja sering disebut juga dengan masa pancaroba, masa
krisis, dan masa pencarian identitas. Kenakalan remaja terjadi pada
umumnya karena tidak terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan mereka
seperti kebutuhan akan prestasi, kebutuhan akan konfomitas, kebutuhan
sesual, kebutuhan yang berhubungan dengan kebutuhan keluarga, dan
kebutuhan akan identitas diri, seorang remaja akan sering membantah
orangtuanya karena ia mulai mempunyai pendapat-pendapat sendiri, cita-
cita, serta nilai-nilai sendiri yang berbeda denga orang tuanya.
Sebenarnya mereka belum mampu untuk berdiri sendiri oleh karena itu
sering mereka terjerumus ke dalam kegiatan-kegiatan yang
menyimpangdari aturan atau disebut dengan kenakalan remaja. Salah
satu bentuk kenakalan remaja itu adalah perilaku seksual remaja
pranikah.
Pada masa remaja, labilnya emosi erat kaitannya dengan
perubahan hormone dalam tubuh. Sering terjadi letusan emosi dalam
bentuk amarah, sensitive, bahkan perbuatan nekad. Denis dan Hasol
menyebutkan sebagai ‘time of upheaval and turbulence’. Ketidaksatabilan
emosi menyebabkan mereka mempunyai rasa ingin tahu dan dorogan
untuk mencari tahu. Pertumbuhan kemampuan intelektual pada remaja
cendrung membuat mereka bersikap kritis, tersalur melaui perbuatan-

14
perbuatan yang sifatnya eksperimen dan eksploratif. Tindakan dan sikap
seperti ini jika dibimbing dan diarahkan dengan bak tentu akan berakibat
konstruktif dan berguna. Tetapi seringkali sekelompok orang cenderung
memanfaatkan potensi tersebut untuk perbuatan negative sehingga
mereka terjerumus kedalam kegiatan yang tidak bermanfaat, berbahaya,
bahkan destruktif. (RI, 1995)
Determinan Perkembangan Remaja
Pada bagian ini juga penting diketahui aspek atau faktor-faktor
yang berhubungan atau mempengaruhi kehidupan remaja. Keluarga,
sekolah, dan tetangga merupakan aspek yang secara langsung
mempengaruhi kehidupan remaja. Sedangkan struktur sosial, ekonomi,
politik, dan budaya lingkungan merupakan aspek yang memberikan
pengaruh secara tidakl langsung terhadap kehidupan remaja. Secara
garis besarnya ada dua tekanan pokok yang berhubungan dengan
kehidupan remaja, yaitu internal pressure (tekanan dari dalam diri remaja)
dan external pressure (tekanan dari luar diri remaja).

G. Problema Lansia dan Kesehatan Masyarakat


Lanjut usia merupakan bagian dari proses kehidupan yang tidak
dapat dihindari dan akan dialami oleh setiap manusia. Pada tahap ini
manusia mengalami banyak perubahan baik secara fisik maupun mental,
dimana terjadi kemunduran dalam berbagai fungsi dan kemampuan yang
pernah dimilikinya.Lanjut Usia adalah seseorang yang telah mencapai
usia 60 tahun ke atas.
Sebagai dampak keberhasilan pembangunan kesehatan di
Indonesia salah satunya adalah meningkatnya angka harapan hidup di
Indonesia sehingga populasi lansia juga meningkat. Berdasarkan data
Biro Pusat Statistik tahun 2014, umur Harapan Hidup (UHH) di Indonesia
untuk wanita adalah 73 tahun dan untuk pria adalah 69 tahun. Menurut
Bureau of the Cencus USA (1993), Indonesia pada tahun 1990-2025
akan mempunyai kenaikan jumlah lanjut usia sebesar 414%.
Pasien lanjut usia mempunyai ciri-ciri: memiliki beberapa penyakit
kronis/menahun, gejala penyakitnya tidak khas, fungsi organ yang
menurun, tingkat kemandirian berkurang, sering disertai masalah nutrisi,

15
karena alasan tersebut perawatan pasien geriatri berbeda dengan pasien
yang lain.
Masalah-masalah kesehatan yang sering terjadi pada lansia
berbeda dari orang dewasa, yang sering disebut dengan sindroma geriatri
yaitu kumpulan gejala-gejala mengenai kesehatan yang sering dikeluhkan
oleh para lanjut usia dan atau keluarganya (istilah 14 I), yaitu :
 Immobility (kurang bergerak)
 Instability (mudah jatuh)
 Incontinence (beser BAB/BAK)
 Intellectual impairment (gangguan intelektual/ demensia)
 Infection (infeksi)
 Impairement of hearing, vision and smell (gangguan
pendengaran, penglihatan dan penciuman)
 Isolation (Depression)
 Inanition (malnutrisi)
 Impecunity (kemiskinan)
 Iatrogenic (menderita penyakit pengaruh obat-obatan)
 Insomnia(sulit tidur)
 Immuno-defficiency (penurunan sistem kekebalan tubuh)
 Impotence(Gangguan seksual)
 Impaction (sulit buang air besar)

 Immobility (kurang bergerak)

o Keadaan tidak bergerak/tirah baring selama 3 hari atau lebih.

o Penyebab utama imobilisasi adalah adanya rasa nyeri, lemah,


kekakuan otot, ketidak seimbangan,masalah psikologis, depresi
atau demensia.

o Komplikasi yang timbul adalah luka di bagian yang mengalami


penekanan terus menerus timbul lecet bahkan infeksi, kelemahan
otot, kontraktur/kekakuan otot dan sendi, infeksi paru-paru dan
saluran kemih, konstipasi dan lain-lain.

16
o Penanganan : latihan fisik, perubahan posisi secara teratur,
menggunakan kasur anti dekubitus, monitor asupan cairan dan
makanan yang berserat.

 Instability (Instabilitas dan Jatuh)

o Penyebab jatuh misalnya kecelakaan seperti terpeleset,


sinkop/kehilangan kesadaran mendadak, dizzines/vertigo,
hipotensi orthostatik, proses penyakit dan lain-lain.

o Dipengaruhi oleh faktor intrinsik (faktor risiko yang ada pada


pasien misalnya kekakuan sendi, kelemahan otot, gangguan
pendengaran,penglihatan, gangguan keseimbangan, penyakit
misalnya hipertensi, DM, jantung,dll ) dan faktor risiko ekstrinsik
(faktor yang terdapat di lingkungan misalnya alas kaki tidak
sesuai, lantai licin, jalan tidak rata, penerangan kurang, benda-
benda dilantai yang membuat terpeleset dll).

o Akibat yang ditimbulkan akibat jatuh berupa cedera kepala, cedera


jaringan lunak, sampai patah tulang yang bisa menimbulkan
imobilisasi.

o Prinsip dasar tatalaksana usia lanjut dengan masalah instabilitas


dan riwayat jatuh adalah: mengobati berbagai kondisi yang
mendasari instabilitas dan jatuh, memberikan terapi fisik dan
penyuluhan berupa latihan cara berjalan, penguatan otot, alat
bantu, sepatu atau sandal yang sesuai, serta mengubah
lingkungan agar lebih aman seperti pencahayaan yang cukup,
pegangan, lantai yang tidak licin.

 Incontinence Urin dan Alvi (Beser BAB dan BAK)

o Inkontinensia urin didefinisikan sebagai keluarnya urin yang tidak


dikehendaki dalam jumlah dan frekuensi tertentu sehingga
menimbulkan masalah sosial dan atau kesehatan.

17
o Inkontinensia urin akut terjadi secara mendadak dapat diobati bila
penyakit yang mendasarinya diatasi misalnya infeksisaluran
kemih, gangguan kesadaran, obat-obatan, masalah psikologik dan
skibala.

o Inkontinesia urin yang menetap di bedakan atas: tipe urgensi yaitu


keinginan berkemih yang tidak bisa ditahan penyebanya 
overaktifitas/kerja otot detrusor karena hilangnya kontrol
neurologis, terapi dengan obat-obatan antimuskarinik prognosis
baik, tipe stres kerena kegagalan mekanisme sfingter/katup
saluran kencing untuk menutup ketika ada peningkatan tekanan
intra abdomen mendadak seperti bersin, batuk, tertawa terapi
dengan latihan otot dasar panggul prognosis baik, tipe overflow
yaitu menggelembungnya kandung kemih melebihi volume
normal, post void residu > 100 cc terapi tergantung penyebab
misalnya atasi sumbatan/retensi urin..

o Inkontinensia alvi/fekal sebagai perjalanan spontan atau


ketidakmampuan untuk mengendalikan pembuangan feses
melalui anus, penyebab cedera panggul, operasi anus/rektum,
prolaps rektum, tumor dll.

o Pada inkontinensia urin ntuk menghindari sering mengompol


pasien sering mengurangi minum yang menyebabkan terjadi
dehidrasi.

 Intelectual Impairement (Gangguan Intelektual Seperti Demensia dan


Delirium)

o Demensia adalah gangguan fungsi intelektual dan memori didapat


yang disebabkan oleh penyakit otak, yang tidak berhubungan
dengan gangguan tingkat kesadaran sehingga mempengaruhi
aktifitas kerja dan sosial secara bermakna.

o Demensia tidak hanya masalah pada memori. Demensia


mencakup berkurangnya kemampuan untuk mengenal, berpikir,

18
menyimpan atau mengingat pengalaman yang lalu dan juga
kehilangan pola sentuh, pasien menjadi perasa, dan terganggunya
aktivitas.

o Faktor risiko : hipertensi, DM, gangguan jantung, PPOK dan


obesitas.

o Sindroma derilium akut adalah sindroma mental organik yang


ditandai dengan gangguan kesadaran dan atensi serta perubahan
kognitif atau gangguan persepsi yang timbul dalam jangka pendek
dan berfluktuasi.

o Gejalanya: gangguan kognitif global berupa gangguan memori


jangka pendek, gangguan persepsi (halusinasi, ilusi), gangguan
proses pikir (diorientasi waktu, tempat, orang), komunikasi tidak
relevan, pasien mengomel, ide pembicaraan melompat-lompat,
gangguan siklus tidur.

 Infection (infeksi)

o Pada lanjut usia terdapat  beberapa penyakit sekaligus,


menurunnya daya tahan/imunitas terhadap infeksi, menurunnya
daya komunikasipada lanjut usia sehingga sulit/jarang mengeluh,
sulitnya mengenal tanda infeksi secara dini.

o Ciri utama pada semua penyakit infeksi biasanya ditandai dengan


meningkatnya temperatur badan, dan hal ini sering tidak dijumpai
pada usia lanjut, malah suhu badan yang rendah lebih sering
dijumpai.

o Keluhan dan gejala infeksi semakin tidak khas antara lain berupa
konfusi/delirium sampai koma, adanya penurunan nafsu makan
tiba-tiba, badan menjadi lemas, dan adanya perubahan tingkah
laku sering terjadi pada pasien usia lanjut.

 Impairement of hearing, vision and smell (gangguan pendengaran,


penglihatandan penciuman)

19
o Gangguan pendengaran sangat umum ditemui pada lanjut usia
dan menyebabkan pasien sulit untuk diajak komunikasi

o Penatalaksanaan untuk gangguan pendengaran pada geriatri


adalah dengan cara memasangkan alat bantu dengar atau
dengan tindakan bedah berupa implantasi koklea.

o Gangguan penglihatan bisa disebabkan gangguan refraksi,


katarak atau komplikasi dari penyakit lain misalnya DM, HT dll,
penatalaksanaan dengan memakai alat bantu kacamata atan
dengan operasi pada katarak.

 Isolation (Depression)

o Isolation (terisolasi) / depresi, penyebab utama depresi pada lanjut


usia adalah kehilangan seseorang yang disayangi, pasangan
hidup, anak, bahkan binatang peliharaan.

o Selain itu kecenderungan untuk menarik diri dari lingkungan,


menyebabkan dirinya terisolasi dan menjadi depresi. Keluarga
yang mulai mengacuhkan karena merasa direpotkan
menyebabkan pasien akan merasa hidup sendiri dan menjadi
depresi. Beberapa orang dapat melakukan usaha bunuh diri akibat
depresi yang berkepajangan.

 Inanition (malnutrisi), Asupan makanan berkurang  sekitar 25% pada usia


40-70 tahun. Anoreksia dipengaruhi oleh faktor fisiologis (perubahan rasa
kecap, pembauan, sulit mengunyah, gangguan usus dll), psikologis
(depresi dan demensia) dan sosial (hidup dan makan sendiri) yang
berpengaruh pada nafsu makan dan asupan makanan.

 Impecunity (Tidak punya penghasilan)

o Dengan semakin bertambahnya usia maka kemampuan fisik dan


mental akan berkurang secara berlahan-lahan, yang
menyebabkan ketidakmampuan tubuh dalam mengerjakan atau

20
menyelesaikan pekerjaan sehingga tidak dapat memberikan
penghasilan.

o Usia pensiun dimana sebagian dari lansia hanya mengandalkan


hidup dari tunjangan hari tuanya.

o Selain masalah finansial, pensiun juga berarti kehilangan teman


sejawat, berarti interaksi sosial pun berkurang memudahkan
seorang lansia mengalami depresi.

 Iatrogenic(penyakit karena pemakaian obat-obatan)

o Lansia sering menderita penyakit lebih dari satu jenis sehingga


membutuhkan obat yang lebih banyak, apalagi sebagian lansia
sering menggunakan obat dalam jangka waktu yang lama tanpa
pengawasan dokter sehingga dapat menimbulkan penyakit.

o Akibat yang ditimbulkan antara lain efek samping dan efek dari
interaksi obat-obat tersebut yang dapat mengancam jiwa.

 Insomnia(Sulit tidur)

o Dapat terjadi karena masalah-masalah dalam hidup yang


menyebabkan seorang lansia menjadi depresi. Selain itu
beberapa penyakit juga dapat menyebabkan insomnia seperti
diabetes melitus dan gangguan kelenjar thyroid, gangguan di otak
juga dapat menyebabkan insomnia. Jam tidur yang sudah
berubah juga dapat menjadi penyebabnya.

o Berbagai keluhan gangguan tidur yang sering dilaporkan oleh


lansia yaitu sulit untuk masuk kedalam proses tidur, tidurnya tidak
dalam dan mudah terbangun, jika terbangun sulit untuk tidur
kembali, terbangun dini hari, lesu setelah bangun di pagi hari.

o Agar bisa tidur :  hindari olahraga 3-4 jam sebelum tidur, santai
mendekati waktu tidur, hindari rokok waktu tidur, hindari minum
minuman berkafein saat sore hari, batasi asupan cairan setelah
jam makan malam ada nokturia, batasi tidur siang 30 menit atau

21
kurang, hindari menggunakan tempat tidur untuk menonton tv,
menulis tagihan dan membaca.

 Immuno-defficiency (penurunan sistem kekebalan tubuh),Daya tahan


tubuh menurun bisa disebabkan oleh proses menua disertai penurunan
fungsi organ tubuh,  juga disebabkan penyakit yang diderita, penggunaan
obat-obatan,keadaan gizi yang menurun.

 Impotence(Gangguan seksual), Impotensi/ ketidakmampuan melakukan


aktivitas seksual pada usia lanjut terutama disebabkan oleh gangguan
organik seperti gangguan hormon, syaraf, dan pembuluh darah dan juga
depresi

 Impaction (sulit buang air besar)

o Faktor yang mempengaruhi: kurangnya gerak fisik, makanan yang


kurang mengandung serat, kurang minum, akibat obat-obat
tertentu dan lain-lain.

o Akibatnya pengosongan usus menjadi sulit atau isi usus menjadi


tertahan, kotoran dalam usus menjadi keras dan kering dan pada
keadaan yang berat dapat terjadi penyumbatan didalam usus dan
perut menjadi sakit.

22
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesehatan Lingkungan yaitu bagian Integral ilmu kesehatan masyarakat
yang khusus menangani dan mempelajari hubungan manusia dengan
lingkungan dalam keseimabngan ekologis.
B. Saran
Dengan memperhatikan kesehatan lingkungan hidup dan
menghindarkannya dari pencemaran merupakan sebuah usaha dalam
rangka menyelamatkan manusia dari kehancuran dan memberikan
kenyamanan pada mereka, maka tindakan seperti ini memiliki keistimewaan
(sehingga diletakkan dalam kedudukan wajib atau mustahab [dianjurkan].

23
DAFTAR PUSTAKA

Budihardjo Ir, Eko, Prof. M.S.C, Kota dan Lingkungan, United Nation, University
Pers Jakarta, LP3ES, 2003.

http://pengertianedefinisi.com/pengertian-kesehatan-lingkungan-definisi-dan-
tujuan/

http://dimankesmas.blogspot.co.id/2013/12/makalah-kesehatan-lingkungan.html

24

Anda mungkin juga menyukai