Di Susun Oleh
Kelompok I:
Wa Ode Laras Wati (2022101001)
Lidia Sari (2022101014)
Lila Arlina (2022101022)
Monang (2022101009)
Kelompok 1
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................2
C. Tujuan............................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................3
A. Definisi Kesehatan Masyarakat.........................................................3
B. Sejarah Kesehatan Masyarakat........................................................3
C. Periode Perkembangan Kesehatan Masyarkat.................................6
D. Perkembangan Kesehatan Masyarakat Di Indonesia.......................7
E. Ruang Lingkup Kesehatan Masyarakat.............................................7
F. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Derajat Kesehatan Masyarakat
................................................................................................................9
G. Sasaran Kesehatan Masyarakat.......................................................11
BAB III PENUTUP........................................................................................15
A. Kesimpulan........................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 16
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kesehatan menurut WHO (1947) adalah suatu keadaan yang
sempurna baik secara fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas
dari penyakit atau kelemahan. Sehat menurut UU 23 tahun 1992
tentang kesehatan menyatakan bahwa kesehatan adalah keadaan
sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang mungkin hidup produktif
secara social dan ekonomis.
Sehat secara mental (kesehatan jiwa) adalah satu kondisi yang
memungkinkan perkembangan fisik, intelektual dan emosional yang
optimal dari seseorang dan perkembangan itu berjalan selaras dengan
keadaan orang-orang lain. Sehat secara social adalah perikehidupan
seseorang dalam masyarakat, yang diartikan bahwa seseorang
mempunyai cukup kemampuan untuk memelihara dan memajukan
kehidupannya sendiri dan kehidupan keluarga sehingga
memungkinkan untuk bekerja, beristirahat dan menikmati liburan.
Berdasarkan dua pengertian kesehatan tersebut, dapat disarikan
bahwa kesehatan ada empat dimensi, yaitu fisik (badan), mental (jiwa),
sosial dan ekonomi yang saling mempengaruhi dalam mewujudkan
tingkat kesehatan pada seseorang, kelompok, atau masyarakat. Oleh
karena itu, kesehatan bersifat holistik atau menyeluruh, tidak hanya
memandang kesehatan dari segi fisik saja. Misalnya: seseorang
kelihatan sehat dari segi fisiknya, akan tetapi ia tidak mampu
mengendalikan emosinya ketika sedih maupun senang dengan
mengekspresikan ke dalam bentuk perilaku berteriak atau menangis
keras-keras, atau tertawa terbahak-bahak yang membuatnya sulit
untuk bisa kembali ke kondisi normal, maka orang tersebut tidak sehat.
Begitu pula orang yang kelihatan sehat dari segi fisiknya, akan tetapi
tidak mampu memajukan kehidupannya sendiri dengan belajar,
iv
bekerja, ataupun berinteraksi dengan masyarakat sekitarnya, maka
orang tersebut tidak bisa dikatakan sehat.
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan definisi kesehatan masyarakat ?
2. JelaskanSejarah masyarakat ?
3. Jelaskan periode-periode perkembangan kesehatan masyarakat ?
4. Jelaskan perkembangan kesehatan masyarakat di Indonesia ?
5. Apa saja ruang lingkup kesehatan masyarakat ?
6. Jelaskan faktor – faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan ma
syarakat ?
7. Bagaimana sasaran kesehatan masyarakat ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi kesehatan masyarakat.
2. UntukmengetahuiSejarah masyarakat.
3. Untuk mengetahui periode perkembangan kesehatan masyarakat.
4. Untuk mengetahui perkembangan kesehatan masyarakat di Indone
sia.
5. Untuk mengetahui ruang lingkup kesehatan masyarakat.
6. Untuk mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi derajat kese
hatan masyarakat.
7. Untuk mengetahui sasaran kesehatan masyarakat.
v
BAB II
PEMBAHASAN
vi
enurunan angka kematian bayi, tetapi tidak berlangsung lama ka
rena langkanya tenaga pelatih.
3. Tahun 1888 – Berdiri pusat laboratorium kedokteran di Bandung,
kemudian berkembang pada tahun-tahun berikutnya di Medan, S
emarang, surabaya, dan Yogyakarta. Laboratorium ini menunjan
g pemberantasan penyakit seperti malaria, lepra, cacar, gizi dan
sanitasi.
4. Tahun 1925 – Hydrich, seorang petugas kesehatan pemerintah B
elanda mengembangkan daerah percontohan dengan melakuka
n propaganda (pendidikan) penyuluhan kesehatan di Purwokerto,
Banyumas, karena tingginya angka kematian dan kesakitan.
5. Tahun 1927 – STOVIA (sekolah untuk pendidikan dokter pribumi)
berubah menjadi sekolah kedokteran dan akhirnya sejak berdirin
ya UI tahun 1947 berubah menjadi FKUI. Sekolah dokter tersebu
t punya andil besar dalam menghasilkan tenaga-tenaga (dokter-
dokter) yang mengembangkan kesehatan masyarakat Indonesia
6. Tahun 1930 – Pendaftaran dukun bayi sebagai penolong dan per
awatan persalinan
7. Tahun 1935 – Dilakukan program pemberantasan pes, karena te
rjadi epidemi, dengan penyemprotan DDT dan vaksinasi massal.
8. Tahun 1951 -Diperkenalkannya konsep Bandung (Bandung Plan)
oleh Dr.Y. Leimena dan dr Patah (yang kemudian dikenal dengan
Patah-Leimena), yang intinya bahwa dalam pelayanan kesehata
n masyarakat, aspek kuratif dan preventif tidak dapat dipisahkan.
konsep ini kemudian diadopsi oleh WHO. Diyakini bahwa gagasa
n inilah yang kemudian dirumuskan sebagai konsep pengemban
gan sistem pelayanan kesehatan tingkat primer dengan memben
tuk unit-unit organisasi fungsional dari Dinas Kesehatan Kabupat
en di tiap kecamatan yang mulai dikembangkan sejak tahun 196
9/1970 dan kemudian disebut Puskesmas.
vii
9. Tahun 1952 – Pelatihan intensif dukun bayi Tahun 1956 – Dr.Y.S
ulianti mendirikan “Proyek Bekasi” sebagai proyek percontohan/
model pelayanan bagi pengembangan kesehatan masyarakat da
n pusat pelatihan,sebuah model keterpaduan antara pelayanan k
esehatan pedesaan dan pelayanan medis.
10. Tahun 1967 – Seminar membahas dan merumuskan program ke
sehatan masyarakat terpadu sesuai dengan masyarakat Indones
ia. Kesimpulan seminar ini adalah disepakatinya sistem Puskes
mas yang terdiri dari Puskesmas tipe A, tipe B, dan C.
11. Tahun 1968 – Rapat Kerja Kesehatan Nasional, dicetuskan bahw
a Puskesmas adalah merupakan sistem pelayanan kesehatan te
rpadu, yang kemudian dikembangkan oleh pemerintah (Depkes)
menjadi Pusat Pelayanan Kesehatan Masyarakat (Puskesmas).
Puskesmas disepakati sebagai suatu unit pelayanan kesehatan
yang memberikan pelayanan kuratif dan preventif secara terpadu,
menyeluruh dan mudah dijangkau, dalam wilayah kerja kecamat
an atau sebagian kecamatan di kotamadya/kabupaten.
12. Tahun 1969 : Sistem Puskesmas disepakati dua saja, yaitu tipe A
(dikepalai dokter) dan tipe B (dikelola paramedis). Pada tahun 19
69-1974 yang dikenal dengan masa Pelita 1, dimulai program ke
sehatan Puskesmas di sejumlah kecamatan dari sejumlah Kabu
paten di tiap Propinsi.
13. Tahun 1979 Tidak dibedakan antara Puskesmas A atau B, hanya
ada satu tipe Puskesmas saja, yang dikepalai seorang dokter de
ngan stratifikasi puskesmas ada 3 (sangat baik, rata-rata dan sta
ndard). Selanjutnya Puskesmas dilengkapi dengan piranti manaj
erial yang lain, yaitu Micro Planning untuk perencanaan, dan Lok
akarya Mini (LokMin) untuk pengorganisasian kegiatan dan peng
embangan kerjasama tim. - 4 - Tahun 1984 Dikembangkan progr
am paket terpadu kesehatan dan keluarga berencana di Puskes
mas (KIA, KB, Gizi, Penaggulangan Diare, Immunisasi)
viii
14. Awal tahun 1990-an Puskesmas menjelma menjadi kesatuan org
anisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengemban
gan kesehatan masyarakat yang juga memberdayakan peran ser
ta masyarakat, selain memberikan pelayanan secara menyeluru
h dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam ben
tuk kegiatan pokok.
ix
a. Telah ditemukan dokumen-dokumen tertulis tentang pembuang
an air limbah, pengaturan air minum
b. Telah dibuat sumur, karena air sungai sudah kotor dan terasa ti
dak enak
c. Abad ke-7 di India terjadi endemi kolera d. Abad ke-14 terjadi
wabah pes di India dan Cina.
2. Periode ilmu pengetahuan
Bangkitnya ilmu pengetahuan pada akhir abad ke-18 mempunyai d
ampak yang luas terhadap aspek kehidupan manusia. Beberapa pe
lopor kesehatan modern :
a. Hipocrates (460-370 SM) dikenal sebagai bapak kedokteran
b. Anthony van Leeuwenhoek (1632 -1723), penemu mikroskop
c. John snow (1813 – 1912), Bapak epidemiologi dan menemuk
an penyakit kolera disebabkan oleh kuman kolera melalui air
d. Louis pasteur (1827 – 1912) menemukan vaksin untuk menc
egah cacar
e. Joseph Lister penemu asam karbol (carbolic acid) untuk sterili
sasi ruangan operasi
f. William marton - ether anastesi
g. Robert koch (1843 – 1910), penemu kuman TBC.
x
4. Pendidikan kesehatan/ilmu Prilaku
5. Administrasi Kesehatan masyarakat
6. Gizi masyarakat
7. Kesehatan kerja
Dan masalah kesehatan masyarakat adalah multi kausal pemecah
annya secara multi disiplin, sedangkan kesehatan masyarakat sebagai
seni mempunyai bentangan semua kegiatan yang langsung atau tidak u
ntuk mencegah penyakit (preventif), meningkatkan kesehatan (promotif)
terapi (terapi fisik, mental, sosial) adalah upaya masyarakat, misal pem
bersihan lingkungan, penyediaan air bersih, pengawasan makanan dan
lain-lain. Penerapannya dalam ruang lingkup kesehatan masyarakat ad
alah:
1. Pemberantasan penyakit, menular dan tidak menular
2. Perbaikan sanitasi lingkungan tempat-tempat umum
3. Perbaikan lingkungan pemukiman
4. Pemberantasan vektor
5. Pendidikan atau penyuluhan kesehatan masyarakat
6. Pelayanan ibu dan anak
7. Pembinaan gizi masyarakat
8. Pengawasan sanitasi tempat-tempat umum
9. Pengawasan obat dan minuman
10. Pembinaan peran serta masyarakat
xi
2. Preventif (pencegahan penyakit)
Pencegahan penyakit adalah usaha yang ditujukan untuk men
cegah terjadinya penyakit melalui usaha-usaha pemberian imunisa
si pada bayi dan anak, ibu hamil, pemeriksaan kesehatan secara b
erkala untuk mendeteksi penyakit secara dini.
3. Kuratif ( pengobatan)
Pengobatan adalah usaha yang ditujukan terhadap orang saki
t untuk dapat diobati secara tepat sehingga dalam waktu singkat da
pat dipulikan kesehatannya.
4. Rehabilitatif (pemeliharaan kesehatan)
Pemeliharaan kesehatan adalah usaha yang ditujukan terhada
p penderita yang baru pulih dari penyakit yang dideritanya.
xii
Saat ini pemerintah telah berusaha memenuhi 3 aspek yang san
gat terkaitdengan upaya pelayanan kesehatan, yaitu upaya memenuhi
ketersediaan fasilitaspelayanan kesehatan dengan membangun Pusk
esmas, Pustu, Bidan Desa, Pos Obat Desa, dan jejaring lainnya. Pela
yanan rujukan juga ditingkatkan dengan munculnya rumah sakit ruma
h sakit baru di setiap kabupaten / kota.
Upaya meningkatkan akses ke fasilitas pelayanan kesehatan ma
syarakat secaralangsung juga dipermudah dengan adanya program ja
minan kesehatan masyarakat(Jamkesmas) bagi masyarakat kurang m
ampu. Program ini berjalan secara sinergi dengan program pemerinta
h lainnya seperti Program bantuan langsung tunai (BLT),Wajib Belajar
dan lain lain.
Untuk menjamin agar fasilitas pelayanan kesehatan dapat memb
eripelayanan yang efektif bagi masyarakat, maka pemerintah melaksa
nakan program jaga mutu.Untuk pelayanan di rumah sakit program ja
ga mutu dilakukan dengan melaksanakanakreditasi rumah sakit.
Ke 4 faktor yang Mempengaruhi Derajat Kesehatan Masyarakat
diatas tidak berdiri sendiri sendiri, namun saling berpengaruh. Oleh ka
rena itu upaya pembangunan harus dilaksanakan secara simultan dan
saling mendukung. Upaya kesehatan yangdilaksanakan harus bersifat
komprehensif, hal ini berarti bahwa upaya kesehatan harus mencakup
upaya preventif / promotif, kuratif, dan rehabilitatif. Dengan berbagai u
paya di atas, diharapkan peran pemerintah sebagai pembuat regulasi,
dan pelaksana pembangunan dapat dilaksanakan untuk meningkatka
n Derajat Kesehatan Masyarakat.
xiii
ran kesehatan di masyarakat adalah individu, keluarga, kelompok khusus
baik yang sehat maupun yang sakit yang mempunyai masalah kesehatan
(Efendi, F., & Makhfudli, M, 2010).
1. Individu
Individu adalah kesatuan utuh dari aspek biologi, psikologi, sosial
dan spiritual. Individu berasal dari kata latin, “individuum” yang berm
akna tak terbagi (Suparmin,M, 2012).
Pada dasarnya setiap individu memiliki ciri-ciri yang berbeda dan
ada kecenderungan untuk bergabung ke dalam kelompok atau mayar
akat yang memiliki karakteristik yang sama dengan dirinya. Individu b
aik dalam kondisi sehat maupun sakit merupakan sasaran utama dala
m kesehatan masyarakat. Mengapa demikian? karena apabila individ
u tersebut mempunyai masalah kesehatan akibat dari ketidak mampu
anya dalam merawat diri sendiri harena sesuatu hal dan sebab tertent
u maka akan dapat mempengaruhi anggota keluarga maupun kelomp
ok masyarakat lainnya baik secara fisik, mental dan sosial.
2. Keluaraga
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat terdiri atas kep
ala keluarga dan anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan tingg
al dalam suatu rumah tangga karena pertalian darah dan ikatan perka
winan atau adopsi dimana satu dengan lainnya saling tergantung dan
berinteraksi (Setiadi, 2008). Dalam sebuah unit keluarga, disfungsi ap
a saja (penyakit, cedera, perpisahan) akan mempengaruhi satu atau l
ebih anggota keluarga. begitu juga jika salah satu atau beberapa ang
gota keluarga mempunyai masalah kesehatan, maka akan berpengar
uh terhadap anggota keluarga yang lainnya dan pada lingkungan di s
ekitarnya. Dengan kata lain tingkat kesehatan individu berkaitan erat
dengan tingkat kesehatan keluarga begitu pun sebaliknya. Dari perm
asalahan tersebut, dapat disimpulkan bahwa keluarga (baik keluarga
sehat maupun keluarga yang anggotanya mengalami gangguan kese
hatan) merupakan fokus sasaran kesehatan masyarakat.
xiv
3. Kelompok Khusus
Kelompok khusus adalah sekelompok masyarakat atau individu y
ang karena keadaan fisik, mental maupun social budaya dan ekonomi
nya perlu mendapatkan bantuan, bimbingan dan pelayanan kesehata
n dan asuhan keperawatan karena ketidak mampuan dan ketidaktahu
an mereka dalam memelihara kesehatan dan keperawatan terhadap
dirinya sendiri sehingga mendapatkan penanganan dan pelayanan ya
ng optimal sesuai dengan kebutuhannya di bidang kesehatan yang p
ada akhirnya dapat mempercepat proses penyembuhan (Mubarak, 20
06).
Sasaran kelompok khusus adalah komunitas baik yang sehat ma
upun sakit yang mempunyai masalah kesehatan atau perawatan (Efe
ndi, F., & Makhfudli, M, 2009) dengan tujuan meningkatkan kemampu
an masyarakat terutama kelompok khusus untuk hidup sehat sehingg
a tercapai derajat kesehatan yang optimal agar dapat menjalankan fu
ngsi kehidupan sesuai dengan kapasitas yang mereka miliki (Ariani,
Nuraeni, & Supriyono, 2015) melalui pencegahan penyakit dan penin
gkatan kesehatan dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kese
hatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam per
encanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan kesehatan dan kepe
rawatan. Kelompok khusus yang dimaksud adalah masyarakat berisik
o tinggi, termasuk mereka yang tinggal di daerah kumuh, terisolasi, d
aerah konflik, tidak terjangkau pelayanan kesehatan.
Berdasarkan uraian tentang sasaran tersebut maka dapat ditetap
kan beberapa contoh sasaran kesehatan masyarakat baik untuk indivi
du, keluarga maupun kelompok khusus menurut Eliana & Sumiati, S.,
(2016) diantaranya:
a. Meningkatnya pelayanan kesehatan ibu dan bayi dengan indikato
r sasaran meningkatkan : kunjungan ibu hamil atau K4, pertolong
an persalinan oleh bidan/nakes yang memiliki kompetensi kebida
nan, ibu hamil risiko tinggi yang dirujuk, kunjungan.
xv
b. Meningkatnya pelayanan gizi masyarakat, dengan indikator sasar
an : meningkatnya ibu hamil mengkonsumsi 90 tablet Fe, mening
katnya balita mendapatkan kapsul vitamin A dua kali per tahun, m
enurunnya bayi BGM dari keluarga miskin dengan diberi makana
n pendamping ASI, seluruh balita gizi buruk mendapat perawatan
kesehatan dan meningkatnyawanita usia subur (WUS) yang men
dapatkan kapsul yodium .
c. Meningkatnya pelayanan KB, dengan indikator sasaran meningka
tnya peserta KB aktif.
d. Meningkatnya pelayanan obstetrik dan neonatal emergensi dasar
dan komprehensif (PONED dan PONEK), dengan indikator sasar
an : Meningkatnya akses terhadap ketersediaan darah dan komp
onen yang aman untuk menangani rujukan ibu hamil dan neonate
s, meningkatnya ibu hamil risiko tinggi atau komplikasi yang ditan
gani dan meningkatnya neonatus risiko tinggi atau komplikasi yan
g ditangani.
e. Meningkatnya pelayanan gawat darurat, dengan indikator sasara
n: meningkatnya sarana kesehatan dengan kemampuan pelayan
an kegawatdaruratan yang dapat diakses oleh masyarakat
f. Meningkatnya pelayanan pengobatan dan perawatandengan in
dikator sasaran: meningkatnya pelayanan kesehatan rawat jalan
danmeningkatnya pelayanan kesehatan rawat inap
g. Meningkatnya pelayanan kesehatan jiwa dengan indikator sasara
n : meningkatnya pelayanan kesehatan gangguan jiwa di sarana
pelayanan kesehatan umum
h. Meningkatnya pelayanan kesehatan usia lanjut, dengan indikator
sasaran : meningkatnya pelayanan kesehatan pra usia lanjut dan
usia lanjut.
i. Meningkatnya penyelenggaraan penyelidikan epidemiologi dan
penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) dan gizi buruk, deng
xvi
an indikator sasaran meningkatnya penanganan KLB <24 jam di
desa
j. kelurahan dan meningkatnya kecamatan bebas rawan gizi.
xvii
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penjelasan di atas dapat di simpulkan bahwa masyarakat
mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu hidup dalam
lingkungan sehat.Perkembangan definisi kesehatan dari tahun ke
tahun semakin meluas seiring bertambahnya indikator seseorang
untuk di katakan sehat .ilmu kesehatan masyarakat menganggap
masyarakat baik sebagai objek dan sekaligus subjek upaya kesehatan.
xviii
DAFTAR PUSTAKA
Andi Asri, Ali Imran, A. A. (2020). Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Pengen
dalian Covid-19. PT Nasya Expanding Management.
Aswin, L. P. (2020). Peranan Ilmu Kesehatan Masyarakat dalam Penangg
ulangan Covid-19.
Universitas Katholik Indonesia Atma Jaya. CDC. (2019). 1957-1958 Pande
mic (H2N2 virus). https://www.cdc.gov Hafyari Harnan, Rico Sitoru
s, Chairil Anwar,
Herry Hermansyah, H. (2020). Hubungan Lalapan dengan Kejadian Infeks
i Soil Transmitted Helmiths (STH) pada Anak Sekolah di Kecamata
n Gandus Tahun 2019.
Journal Analis Medika Biosains. http://jambs.poltekkes-mataram.ac.id Hart
ono, R. (2017).
Flashback Sejarah dan Perkembangan Ilmu Kesehatan Masyarakat di Ne
gara Maju dan Berkembang. http://kesmas-id.com Herdiana, D. (2
020).
Implementasi Kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Seba
gai Upaya Penanggulangan Corona Virus Disease 2019 (Covid19).
xix