Anda di halaman 1dari 12

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah

“Ilmu Sosial Budaya Dasar”

TEORI Leavel & CLARK


Dosen pengampu:
Arni Widyastuti, SKM, M.Kes
Indah Restiaty SKM, M.Kes

Disusun Oleh Kelas 1 DIV A Kelompok 3:

1. Adinda Nugrahani ( P21335122005)


2. Fadhil Rahman ( P21335122026)
3. Fajar Assalam ( P21335122027)
4. Fanny Julia Putri ( P21335122029)
5. Intan Febrian (P21335122038)

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN SANITASI


LINGKUNGAN POLTEKKES KEMENKES JAKARTA II
Kata Pengantar

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat yang
diberikan-Nya sehingga makalah Ilmu Sosial dan Budaya Dasar yang berjudul
“Teori Leavel & clark” dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Makalah
ini dibuat untuk memenuhi tugas kelompok mata pelajaran Ilmu sosial dan
budaya.
Makalah ini berisi tentang hasil analisis teori Leavel & Clark sehingga
diharapkan Indonesia bisa menjadi lebih maju dan lebih baik dengan tetap
menyejahterakan seluruh penduduk.

Makalah ini penulis susun secara maksimal dan mendapatkan bantuan


dari berbagai pihak, sehingga pembuatan makalah dapat berjalan dengan lancar.
Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Arni Widyastuti, SKM,
M.Kes dan Ibu Indah Restiaty, SKM, M.Kes selaku dosen Ilmu Sosial dan
Budaya yang sudah membimbing penulis sehingga makalah ini dapat
terselesaikan tepat waktu. Tidak lupa penulis  juga berterima kasih kepada
seluruh anggota kelompok yang sudah berkontribusi dalam pembuatan makalah
ini.

Penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan, baik pada teknik


penulisan maupun materi. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak
sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini. Penulis
berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi yang membaca.

Jakarta, 6 September 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii

DAFTAR ISI...........................................................................................................iii

BAB 1 : PENDAHULUAN.....................................................................................1

1.1 Latar Belakang.............................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah........................................................................................1
1.3 Tujuan..........................................................................................................1
BAB 2 : ISI...............................................................................................................2

2.1 Promotion Of Healt (Promosi Kesehatan)..................................................2


2.2 Specific Protection (Proteksi Spesifik)........................................................4
2.3 Early Recognotion & Prompt Treatment (Deteksi Dini & Perawatan
Segera)..........................................................................................................4
2.4 Disability Limitation (Pembatasan Disabilitas)...........................................5
2.5 Rehabilitation (Rehabilitasi)........................................................................6
BAB 3 : PENUTUP.................................................................................................8

3.1 Kesimpulan..................................................................................................8
3.2 Saran.............................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................9

iii
Bab I
Pendahuluan
Latar Belakang
Upaya kesehatan merupakan setiap kegiatan yang dilakukan secara
terpadu, terintegrasi, dan berkesinambungan untuk memelihara dan meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat. Pencegahan penyakit bertujuan untuk
meningkatakn kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup yang sehat bagi setiap
orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang baik. Peningkatan
kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya
membutuhkan promosi mengenai kesehatan yang bertujuan untuk mencapai
derajat kesehatan yang sempurna, baik fisik, mental dan sosial. Maka masyarakat
harus mengenal serta mewujudkan aspirasinya, kebutuhannya, dan mampu
mengubah atau mengatasi lingkungannya (lingkungan fisik, sosial, dan budaya)
dalam makalah ini pencegahan penyakit di jelaskan secara terperinci.

Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari teori Leavel And Clarck ?
2. Apa pengertian dari promosi kesehatan ?
3. Apa pengertian dari proteksi khusus?
4. Apa pengertian dari diagnosis dini dan pengobatan tepat sasaran?
5. Apa pengertian dari rehabilitasi?

Tujuan
Tujuan dibuat makalah ini untuk mengetahui supaya pencegahan penyakit yang
meliputi promosi kesehatan, perlindungan khusus, diagnosa dini dan rehabilitasi.

iv
Bab II
Isi
Leavel and Clark (1958)

H. R. Leavell and E. G. Clark dalam buku Preventive Medicine for the


Doctor in this Community membagi pencegahan penyakit menjadi 5 tingkatan
pencegahan, yaitu:

1. Promotion of Health (Promosi Kesehatan)


2. Specific Protection (Proteksi Spesifik)
3. Early Diagnosis and Prompt Treatment (Deteksi Dini dan Pengobatan Segera)
4. Limitation of Disability (Pembatasan Disabilitas)
5. Rehabilitation (Rehabilitasi)

Teori ini menunjukkan betapa pentingnya melakukan pencegahan penyakit


dalam Ilmu Kesehatan Masyarakat. Sebab banyak penyakit yang dapat dicegah
jika masyarakat memiliki pengetahuan dan dorongan untuk mengambil langkah-
langkah tepat pada waktu yang tepat.

Leavell and Clark membagi 5 level pencegahan penyakit tersebut menjadi tiga
kategori yaitu:

1. Pencegahan Primer yaitu pencegahan yang sasarannya kepada masyarakat


sehat. Pencegahan ini terdiri dari Promosi Kesehatan (Health and Promotion)
& Proteksi Spesifik (Specific Protection).
2. Pencegahan Sekunder yaitu pencegahan yang sasarannya kepada kelompok
sakit. Pencegahan ini terdiri dari Deteksi Dini & Perawatan Segera (Early
Recognition and Prompt Treatment) dan Pembatasan Disabilitas (Disability
Limitation).
3. Pencegahan Tersier yaitu pencegahan kepada orang yang baru saja sembuh
dari sakit. Pencegahan ini terdiri dari Rehabilitasi (Rehabilitation).

Lima penceghan penyakit menurut Leavell & Clark:

1. Promotion of Health (Promosi Kesehatan)

Promosi kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan, memajukan, dan


membina koordinasi sehat yang sudah ada hingga bisa dipertahankan dan
dijauhkan dari ancaman penyebab penyakit atau agent secara umum. Promosi
kesehatan memberikan informasi kepada kesehatan kepada masyarakat agar
masyarakat mau dan mampu memelihara serta meningkatkan kesehatannya.

v
Tingkat pencegahan yang pertama,yaitu promotion of healt oleh para ahli
kesehatan masyarakat di Indonesia di terjemahkan menjadi peningkatan
kesehatan, bukan promosi kesehatan. Mengapa demikian? Tidak lain karena
makna yang terkangdung dalam istilah promotion of health disini adalah
meningkatkan kesehatan seseorang, yaitu melalui asupan gizi seimbang, olahraga
teratur, dan lain sebagainya agar orang tersebut tetap sehat, tidak terserang
penyakit. Namun demikian, bukan berarti bahwa peningkatan kesehatan tidak ada
hubungannya dengan promosi kesehatan. Leavell dan Clark dalam penjelasannya
tentang promotion of health menyatakan bahwa selain melalui peningktan gizi dan
lain lain. Peningkatan kesehatan juga dapat di lakukan dengan memberikan
pendidikan kesehatan (health education) kepada individu dan masyarakat.

Tujuan promosi kesehatan meliputi:

1) Membangun masyarakat yang sehat


2) Membangun kesadaran masyarakat mengenai pentingnya menjaga kesehatan
3) Menciptakan lingkungan yang mendukung
4) Reorientasi pelayanan kesehatan
5) Mencapai kesejahteraan keluarga

Upaya yang diperlukan antara lain:

1. Melakukan penyuluhan dan pendidikan kesehatan kepada masyarakat.


Penyuluhan dan pendidikan kesehatan mengenai pencegahan penyakit
keturunan seperti Hipertensi, Diabetes, Penyakit Jantung Koroner, dan
sebagainya. Penyuluhan dan pendidikan kesehatan untuk mencegah penyakit
menular seperti Covid-19, Diare, Kolera, Thyfoid, dan sebagainya.
2. Perbaikan sanitasi lingkungan dan penyediaan perumahan yang sehat.
Perbaikan sanitasi lingkungan dapat di lakukan dengan beberapa usaha
diantaranya penyediaan air rumah tangga yang baik, perbaikan cara
pembuangan dan pengelolaan sampah, kotoran, air limbah dan sebagainya.
3. Pemberian nutrisi yang sesuai standar / peningkatan gizi dengan penyediaan
makanan sehat yang cukup kualitas dan kuantitas bagi masyarakat mulai dari
remaja putri, balita dan ibu hamil. Selain itu penyuluhan tentang pencegahan
stunting dan gizi buruk juga diperlukan.
4. Penyuluhan tentang seks, perkawinan, dan keturunan. Upaya yang dapat
dilakukan antara lain pemeriksaan kesehatan yang dilakukan sebelum
pernikahan lalu persiapan gizi yang dilakukan sebelum menikah karena
berkaitan dengan persiapan kehamilan, dimana proses kehamilan
membutuhkan cadangan nutrisi dari Ibu, serta menjaga kesehatan organ

vi
reproduksi. Penyuluhan mengenai program keluarga berencana, konseling
tentang cara mendidik perilaku anak, ilmu persiapan memasuki kehidupan
pranikah dan persiapan menopause, dan sebagainya.
5. Upaya pengelolaan kesehatan mental untuk mencapai kesejahteraan keluarga
dan personal dengan teknik pengelolaan stres.
6. Penyuluhan tentang pencegahan penyakit menular seksual untuk mencegah
HIV/AIDS, Sifilis, Gonore dan sebagainya. Sasaran penyuluhan pencegahan
PMS ini kepada seluruh masyarakat terutama para remaja dan dewasa.
7. Melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala untuk mencegah resiko
timbulnya penyakit.

2. Specific Protection (Proteksi Spesifik)

Proteksi khusus ini diberikan kepada kelompok yang berisiko terkena


suatu penyakit tertentu. Proteksi tersebut bertujuan agar kelompok yang
berisiko dapat bertahan dari serangan penyakit yang mengintainya. Oleh
karena itu, proteksi khusus juga dapat disebut sebagai kekebalan buatan.

Program imunisasi sebagai bentuk pelayanan perlindungan khusus sangat


diperlukan terutama di negara-negara berkembang seperti Indonesia. Hal ini
dikarenakan kesadaran masyarakat terkait pentingnya pencegahan kesehatan
masih rendah.

Perlindungan kecelakaan kerja dengan penggunaan Alat Pelindung Diri


untuk menghindari risiko kecelakaan kerja. Seperti helm, safety boot, sarung
tangan dan masker.

Beberapa usaha proteksi khusus diantaranya:

1. Memberikan imunisasi pada golongan yang rentan terserang penyakit.


2. Isolasi terhadap penderitaan penyakit menular.
3. Pencegahan terjadinya kecelakaan di tempat umum maupun di tempat
kerja.
4. Perlindungan terhadap bahan-bahan racun maupun alergi.
5. Pengendalian sumber-sumber pencemaran.

3. Early Recognotion & Prompt Treatment (Deteksi Dini & Perawatan Segera)

Diagnosis dini dan pengobatan yang tepat dan cepat merupakan langkah
pertama ketika seseorang jatuh sakit. Tentu saja sasarannya adalah orang-

vii
orang yang telah jatuh sakit agar penyakitnya dapat segera diidentifikasi dan
secepatnya diberikan pengobatan yang tepat.

Tindakan ini bertujuan untuk:

1. Pengobatan yang tepat dan cepat sehingga tercapai penyembuhan yang


sempurna dan segera.
2. Pencegahan penularan kepada orang lain apabila penyakitnya menular
3. Mencegah terjadinya kecacatan yang diakibatkan suatu penyakit
4. Mencegah tingkat keparahan penyakit

Beberapa usaha Deteksi Dini diantaranya:

1. Mencari penderita di dalam masyarakat dengan pemeriksaan penunjang


misalnya pemeriksaan darah, rontgen paru, endoskopi dan sebagainya.
Serta tindakan pengobatan yang teratur.
2. Mencari semua orang yang telah berhubungan dengan penderita penyakit
terutama penyakit menular untuk diawasi agar penyakit yang timbul dapat
segera diberikan pengobatan dan tindakan lain yang perlu dilakukan
contoh isolasi, desinfeksi, dan sebagainya.
3. Pendidikan kesehatan pada masyarakat agar mereka mengenal gejala
penyakit tingkat awal dan seger mencari pengobatan. Masyarakat juga
perlu menyadari bahwa berhasil atau tidaknya pengobatan tidak hanya
tergantung pada jenis obat serta keahlian tenaga kesehatan, melainkan juga
tergantung pada kapan pengobatan itu diberikan.

Pengobatan yang terlambat akan menyebabkan:

a) Usaha penyembuhan menjadi lebih sulit bahkan mungkin tidak dapat


sembuh.
b) Resiko terjadinya kecacatan lebih besar.
c) Penderitaan sakit menjadi lebih lama.
d) Biaya pengobatan dan perawatan menjadi lebih besar.

4. Pembatasan Disabilitas (Disability Limitation).

Usaha ini merupakan kelanjutan dari usaha early diagnosis and promotif
treatment yang sempurna agar penderita sembuh kembali dan tidak cacat
(tidak terjadi komplikasi). Bila sudah terjadi kecacatan maka dicegah agar
kecacatan tersebut tidak bertambah berat dan fungsi dari alat tubuh yang cacat
ini dipertahankan semaksimal mungkin.

viii
Karena kurangnya pengertian dan kesadaran masyarakat tentang kesehatan
dan penyakit, maka sering masyarakat tidak melanjutkan pengobatannya
sampai tuntas. Dengan kata lain mereka tidak melakukan pemeriksaan dan
pengobatan yang komplit terhadap penyakitnya. Pengobatan yang tidak layak
dan sempurna dapat mengakibatkan orang yang bersangkutan cacat atau
ketidakmampuan. Oleh karena itu, pendidikan kesehatan juga diperlukan pada
tahap ini. Penanganan secara tuntas dapat mengurangi risiko kecacatan. Pada
tahapan ini dapat disebut juga pengobatan yang sempurna (perfect treatment)
karena kecacatannya yang ditakutkan terjadi disebabkan pengobatan kepada
penderita tidak sempurna.

Adapun pembatasan kecacatan terkesan membiarkan penyakit menyerang


dan membuat cacat si penderita baru kemudian diambil tindakan. Banyak
penyakit yang dapat menimbulkan kecacatan dapat dicegah dengan
pengobatan yang lebih sempurna. Salah satunya adalah meminum obat yang
diberikan oleh dokter sampai habis.

5. Rehabilitation (Rehabilitasi)

Selanjutnya yang terakhir adalah tahapan rehabilitasi. Rehabilitasi merupakan


tahapan yang sifatnya Pemulihan. Ditujukan pada kelompok masyarakat yang
dalam masa penyembuhan sehingga diharapkan agar benar-benar pulih dari
sakit sehingga dapat beraktifitas dengan normal kembali. Apalagi kalau suatu
penyakit sampai menimbulkan cacat kepada penderitanya, maka tahapan
rehabilitasi ini bisa dibilang tahapan yang menentukan hidupnya kedepan akan
seperti apa nantinya.

Rehabilitasi ini terdiri atas:

1. Rehabilitasi fisik yaitu agar bekas penderita memperoleh perbaikan fisik


semaksimal-maksimalnya. Misalnya, seseorang yang karena kecelakaan,
patah kakinya perlu mendapatkan rehabilitasi dari kaki yang patah ini
sama dengan kaki yang sesungguhnya.
2. Rehabilitasi mental yaitu agar bekas penderita dapat menyesuaikan diri
dalam hubungan perorangan dan social secara memuaskan. Sering kali
bersamaan dengan terjadinya cacat badaniah muncul pula kelainan-
kelainan atau gangguan mental. Untuk hal ini bekas penderita perlu
mendapatkan bimbingan kejiwaan sebelum kembali kemasyarakat.
3. Rehabilitasi sosial vokasional yaitu agar bekas penderita menempati
suatu pekerjaan atau jabatan dalam masyarakat dengan kapasistas kerja
yang semaksimal-maksimalnya, sesuai dengan kemampuan dan ketidak
mampuannya .

ix
4. Rehabilitasi Aesthesis yaitu usaha rehabilitasi aesthesis perlu lakukan
untuk mengembalikan rasa keindahan, walaupun kadang-kadang fungsi
dari alat tubuhnya itu sendiri tidak dapat dikembalikan, misalnya
penggunaan mata palsu.

x
Bab III

Penutup
Kesimpulan
H. R. Leavell and E. G. Clark dalam buku Preventive Medicine for the Doctor in
this Community membagi pencegahan penyakit menjadi 5 tingkatan pencegahan,
yaitu:

1. Promotion of Health (Promosi Kesehatan)


2. Specific Protection (Proteksi Spesifik)
3. Early Diagnosis and Prompt Treatment (Deteksi Dini dan Pengobatan Segera)
4. Limitation of Disability (Pembatasan Disabilitas)
5. Rehabilitation (Rehabilitasi)

Saran
Sebaiknya pemerintah mengutamakan Kesehatan lingkungan dan
memperbaiki gizi ,dan wawasan terhadap penyakit menular dan tidak menular dan
menjamin kesehatan bagi warga negaranya yang kurang mampu dengan upaya
pencegahan penyakit menular ataupun tidak menular.

xi
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2007. Pusat Promosi


Kesehatan.Jakarta. http://infobidan-idha.blogspot.co.id/2013/10/makala-promotif-
dan-preventif.html di akses pada tanggal 12 september 2015 pada pukul 16:25
WITA.
Notoatmojo, Soekidjo. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta : PT. Rineke
Cipta.
Notoatmojo, Soekidjo.2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : PT.
Rineke Cipta.

xii

Anda mungkin juga menyukai