Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH KESEHATAN MASYARAKAT

“Konsep Dasar Kesehatan Masyarakat”


“Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah kesehatan masyarakat”

Dosen Pengampu:
Isroni Astuti, SSiT, M.Kes

Disusun Oleh :
Kelas 1A Kelompok 2

Adelina Tiana Rozaqi P17124020002

Husnul Fatimah P17124020009

Meisya Nurul Hidayah P17124020018

Putri Nilam Cahya P17124020025

Sephia Nurul Fajriani P17124020033

Widya Wahyuning Gopadi. P17124020040

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA 1
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha


Esa, karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan
sehingga makalah “Konsep Dasar Kesehatan Masyarakat” dapat selesai pada
waktunya. Sehubungan dengan itu kami ingin menyampaikan terimakasih
sebanyak banyaknya kepada:

1. Kedua orang tua kami yang memberikan dukungan serta doa yang tak
henti hentinya.
2. Dosen pembimbing yang telah membantu kami sehingga makalah ini
dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para


pembaca. Namun terlepas dari itu kami memahami bahwa makalah ini masih jauh
dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang
bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Jakarta, 15 Januari 2020

Tim Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................2
DAFTAR ISI.................................................................................................................3
BAB I.............................................................................................................................4
PENDAHULUAN.........................................................................................................4
1.1 Latar Belakang................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................4
1.3 Tujuan.............................................................................................................4
BAB II...........................................................................................................................5
PEMBAHASAN............................................................................................................5
2.1 Sejarah Kesehatan Masyarakat.......................................................................5
2.2 Pengembangan Kesehatan Masyarakat Indonesia..........................................6
2.3 Definisi Kesehatan Masyarakat....................................................................10
2.4 Ruang Lingkup Kesehatan Masyarakat........................................................11
2.5 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Masyarakat......................14
2.7 Upaya Kesehatan Masyarakat dan Upaya Kesehata Perorangan..................16
BAB III........................................................................................................................19
PENUTUP...................................................................................................................19
3.1 Kesimpulan...................................................................................................19
3.2 Saran.............................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................21

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesehatan masyarakat menurut Winslow (1920), Kesehatan Masyarakat
(Public Health) adalah ilmu dan seni mencegah penyakit, memperpanjang hidup
dan meningkatkan kesehatan melalui “Usaha-usaha Pengorganisasian
Masyarakat” untuk; Perbaikan sanitasi lingkung, Pemberantasan penyakit-
penyakit menular, Pendidikan untuk kebersihan perorangan, Pengorganisasian
pelayanan-pelayanan medis dan perawatan untuk diagnosis dini dan pengobatan,
Pengembangan rekayasa sosial untuk menjamin setiap orang terpenuhi kebutuhan
hidup yang layak dalam memelihara kesehatannya.
Disiplin ilmu yang mendasari ilmu kesehatan masyarakat antara lain,
mencakup; Ilmu biolog, Ilmu kedokteran, Ilmu kimia, Fisika, Ilmu Lingkungan,
Sosiologi, Antropologi (ilmu yang mempelajari budaya pada masyarakat),
Psikologi, Ilmu pendidikan.Oleh karena itu ilmu kesehatan masyarakat merupakan
ilmu yang multidisiplin.

1.2 Rumusan Masalah


a. Bagaimana pengembangan kesehatan masyarakat di Indonesia?
b. Factor apa sajakah yang mempengaruhi kesehatan masyarakat?
c. Apa perbedaan kesehatan masyarakat dengan dokter?
d. Apa saja upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan?

1.3 Tujuan
Dari penulisan ini adalah untuk mengetahui sejarah perkembangan pusat
pelayanan kesehatan masyarakat.Serta perkembangan kesehatan mayarakat di
Indonesia.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Kesehatan Masyarakat

Dalam membicarakan ilmu kesehatan masyarakat yang perlu dikenal


adalah 2 toko metologi Yunani yaitu ASCLEPIUS dan HIGEIA. ASCLEPIUS
dikenal melakukan pengobatan penyakit setelah penyakit tersebut terjadi pada
seseorang. Artinya toko ini lebih mengutamakan pengobatan atau kuratif,
sedangkan HIGEIA lebih menganjurkan kepada pengikutnya dalam pendekatan
masalah melalui hidup seimbang, menghindari makanan/minuman beracun,
makan makanan yang bergizi, cukup istirahat dan melakukan olah raga, HIGEIA
lebih menganjurkan melakukan upaya-upaya alamiah untuk menyembuhkan
penyakit. Toko ini lebih mengutamakan tindakan preventif atau pencegahan
penyakit.

Berdasarkan cerita mitos Yunani ASCLEPIUS dan HEGEIA, muncul dua


aliran atau pendekatan dalam menangani masalah-masalah kesehatan, yaitu:

1. Kelompok pertama (aliran I), cenderung menunggu terjadinya penyakit. Oleh


karena itu kelompok ini dikenal menggunakan pendekatan kuratif
(pengobatan). Pendekatan kuratif pada umumnya:
a. Dilakukan terhadap sasaran secara individual, kontak terhadap sasaran
(pasien) pada umumnya hanya satu kali saja
b. Jarak antara petugas kesehatan (dokter, dokter gigi, psikiater dan praktisi-
praktisi lain yang melakukan pengobatan penyakit) dengan pasien atau
sasaran cenderung jauh,
c. Cenderung bersifat reaktif, artinya kelompok ini umumnya hanya
menunggu masalah datang
d. Cenderung melihat dan menangani klien atau pasien lebih kepada sistem
biologis manusia atau pasien dilihat secara partial

5
2. Kelompok ke dua (aliran II), yang cenderung melakukan upaya-upaya
pencegahan penyakit (preventif) dan meningkatkan kesehatan (promotif)
sebelum terjadinya penyakit. Pendekatan preventif pada umumnya:
a. Sasaran atau pasien adalah masyarakat (bukan perseorangan)
b. Masalah yang ditangani pada umumnya juga masalah-masalah yang
menjadi masalah masyarakat, bukan masalah individu atau perseorangan.
c. Jarak antara petugas kesehatan masyarakat dengan masyarakat lebih
bersifat kemitraan, tidak seperti antar dokter-pasien
d. Lebih menggunakan pendekatan proaktif, artinya tidak hanya menunggu
pasien datang, tetapi harus turun ke masyarakat
e. Melihat klien sebagai manusia yang utuh, dengan pendekatan yang
holistik. Terjadinya penyakit tidak semata-mata karena terganggunya
sistem biologi, individual, akan tetapi dalam konteks yang luas seperti
aspek biologis, psikologis dan sosial.
2.2 Pengembangan Kesehatan Masyarakat Indonesia

Sejarah perkembangan kesehatan masyarakat di Indonesia dimulai sejak


pemerintahan Belanda abad ke-16.

1. Tahun 1927 kolera merupakan penyakit yang sangat ditakuti masyarakat


karena masuk Indonesia. Pada tahun 1937, terjadi wabah kolera eltor di
Indonesia, kemudian pada tahun 1948 cacar masuk ke Indonesia melalui
Singapura dan mulai berkembang di Indonesia sehingga pemerintah Belanda
pada waktu itu melakukan upaya-upaya kesehatan masyarakat dalam rangka
memberantas wabah kolera.
2. Tahun 1807 dalam rangka penurunan angka kematian bayi yang tinggi.
Gubernur Jenderal Deandels melakukan pelatihan dukun bayi dalam praktik
persalinan. Akan tetapi, upaya ini tidak berlangsung lama karena langkanya
tenaga pelatih kebidanan. Kemudian, pada tahun 1930 dimulai lagi dengan
didaftarnya para dukun bayi sebagai penolong dan perawatan persalinan.
3. Tahun 1851 dr. Bosch seorang kepala pelayanan kesehatan sipil dan militer
dan dokter Bleeker di Indonesia mendirikan sekolah dokter Jawa yang dikenal

6
dengan nama STOVIA (School Tot Oplelding Van Indiche Arsten) atau
sekolah untuk pendidikan dokter pribumi. Pada tahun 1913 didirikan sekolah
dokter yang kedua di Surabaya dengan nama NIAS (Nederlandsch Indische
Artsen School). Pada tahun 1927, Stovia berubah menjadi sekolah kedokteran
dan namanya diubah menjadi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia pada
tahun 1947.
4. Tahun 1888 di Bandung berdiri Pusat Laboratorium Kedokteran yang
berperan penting dalam mengembangkan kesehatan masyarakat di Indonesia.
Kemudian pada tahun 1938 Pusat Laboratorium ini berubah menjadi Lembaga
Eykman, selanjutnya diikuti dengan pendirian laboratorium lain di Medan,
Semarang, Makassar, Surabaya, dan Yogyakarta. Laboratorium-laboratorium
ini mempunyai peranan yang sangat penting dalam rangka menunjang
pemberantasan penyakit, seperti malaria, lepra, cacar, dan sebagainya, bahkan
untuk bidang kesehatan masyarakat yang lain, seperti gizi dan sanitasi.
5. Tahun 1922 pes masuk Indonesia dan pada tahun 1933, 1934, dan 1935 terjadi
epidemi di beberapa tempat, terutama di Pulau Jawa.
6. Tahun 1925 Hydrich seorang petugas kesehatan Pemerintah Belanda
melakukan pengamatan terhadap masalah tingginya angka kematian dan
kesakitan di Banyumas – Purwokerto pada waktu itu. Ia menyimpulkan bahwa
penyebab tingginya angka kematian dan kesakitan itu adalah karena buruknya
kondisi sanitasi lingkungan. Mereka membuang kotorannya di sembarang
tempat, seperti di kebun, di kali, di selokan, bahkan di pinggir jalan dan
mereka mengomsumsi air minum juga dari sungai yang tercemar.
Menurutnya, kondisi sanitasi lingkungan yang buruk disebabkan karena
perilaku penduduk. Oleh sebab itu, Hydrich memulai upaya kesehatan
masyarakat dengan mengembangkan daerah percontohan dengan
melaksanakan pendidikan/penyuluhan kesehatan. Usaha Hydrich ini dianggap
sebagai awal kesehatan masyarakat di Indonesia.
7. Tahun 1935 dilakukan program pemberantasan pes dengan melakukan
penyemprotan pestisida DDT terhadap rumah-rumah penduduk dan juga

7
vaksinasi massal. Tercatat 15.000.000 orang telah memperoleh suntikan
vaksinasi sampai tahun 1941.
8. Salah satu tonggak penting perkembangan kesehatan masyarakat di Indonesia
terjadi pada saat memasuki zaman kemerdekaan dengan diperkenalkannya
Konsep Bandung (Bandung Plan) pada tahun 1951 oleh dr. Y. Leimena dan
dr. Patah, selanjutnya dikenal dengan nama Patah-Leimena. Dalam konsep ini,
diperkenalkan bahwa aspek kuratif dan preventif tidak dapat dipisahkan dalam
pelayanan kesehatan masyarakat. Dalam mengembangkan sistem pelayanan
kesehatan di rumah sakit dan puskesmas di Indonesia, kedua aspek ini tidak
boleh dipisahkan.
9. Tahun 1956 Dr. Y Sulianti dalam kegiatan pengembangan masyarakat
mendirikan Proyek Bekasi’ (Tepatnya Lemah Abang) sebagian proyek
percontohan atau model pelayanan bagi pengembangan kesehatan masyarakat
pedesaan di Indonesia dan sebagai pusat pelatihan tenaga kesehatan. Untuk
melancarkan penerapan konsep pelayanan terpadu ini, terpilih 8 desa wilayah
pengembangan masyarakat, yaitu Inderapura (Sumatra Utara), Lampung,
Bojong Loa (Jawa Barat), Sleman, Godean (Yogyakarta), Mojosari (Jawa
Timur), Kesiman (Bali), dan Barabai (Kalimantan Selatan). Kedelapan
wilayah tersebut merupakan cikal bakal sistem puskesmas sekarang ini.
10. Pada November 1967, dr. Achmad Dipodilogo dalam seminar yang membahas
dan merumuskan program kesehatan masyarakat terpadu sesuai dengan
kondisi dan kemampuan rakyat Indonesia. Mengungkapkan “Konsep
Puskesmas” yang mengacu kepada Konsep Bandung dan Proyek Bekasi.
Kesimpulan seminar ini adalah disepakatinya sistem puskesmas yang terdiri
atas tipe A, B, dan C.
11. Akhirnya tahun 1968 dalam rapat kerja kesehatan nasional dicetuskan bahwa
puskesmas merupakan sistem pelayanan kesehatan terpadu, yang kemudian
dikembangkan oleh pemerintah (Departemen Kesehatan) menjadi pusat
pelayanan kesehatan masyarakat (puskesmas). Puskesmas disepakati sebagai
suatu unit pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan kuratif dan
preventif secara terpadu, menyeluruh dan mudah dijangkau, dalam wilayah

8
kerja kecamatan atau sebagian kecamatan. Kegiatan pokok puskesmas
mencakup:
a. kesehatan ibu dan anak,
b. keluarga berencana,
c. gizi,
d. kesehatan lingkungan,
e. pencegahan penyakit menular,
f. penyuluhan kesehatan masyarakat,
g. pengobatan,
h. perawatan kesehatan masyarakat,
i. usaha kesehatan gizi,
j. usaha kesehatan sekolah,
k. usaha kesehatan jiwa,
l. laboratorium,
m. pencatatan dan pelaporan.
12. Tahun 1969 disepakati hanya ada dua sistem puskesmas, yaitu tipe A dan B.
puskesmas tipe A dikelola oleh dokter dan tipe B dikelola oleh seorang tenaga
paramedis.
13. Tahun 1979 dikembangkan satu peranti manajerial penilaian berupa
stratifikasi puskesmas, yang dibedakan menjadi
a. strata satu: puskesmas dengan prestasi sangat baik,
b. strata dua: puskesmas dengan prestasi rata-rata atau standar,
c. strata tiga: puskesmas dengan prestasi di bawah rata-rata.
14. Tahun 1984 tanggung jawab puskesmas ditingkatkan dengan mempunyai
tanggung jawab dalam pembinaan dan pengembangan posyandu di wilayah
kerjanya masingmasing. Program posyandu ini mencakup kesehatan ibu dan
anak, keluarga berencana, gizi masyarakat, penanggulangan penyakit diare,
dan imunisasi. Tujuan dikembangkannya posyandu sejalan dengan tujuan
pembangunan kesehatan, yakni

9
a. mempercepat penurunan angka kematian bayi dan anak balita dan
angka kelahiran,
b. mempercepat penerimaan norma keluarga kecil bahagia dan
sejahtera (NKKBS),
c. berkembangnya kegiatan-kegiatan masyarakat sesuai dengan
kebutuhan dan kemampuannya.

2.3 Definisi Kesehatan Masyarakat

Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis,
sedangkan masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul, atau
dengan istilah lain saling berinteraksi.

Arti kesehatan menurut WHO (1947) adalah suatu keadaan yang sempurna
baik secara fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau
kelemahan. Sehat menurut UU 23 tahun 1992 tentang kesehatan menyatakan
bahwa kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang
mungkin hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Sehat secara mental
(kesehatan jiwa) adalah satu kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik,
intelektual dan emosional yang optimal dari seseorang dan perkembangan itu
berjalan selaras dengan keadaan orang-orang lain. Sehat secara sosial adalah
perikehidupan seseorang dalam masyarakat, yang diartikan bahwa seseorang
mempunyai cukup kemampuan untuk memelihara dan memajukan kehidupannya
sendiri dan kehidupan keluarga sehingga memungkinkan untuk bekerja,
beristirahat dan menikmati liburan.

Berdasarkan dua pengertian kesehatan tersebut, dapat disarikan bahwa


kesehatan ada empat dimensi, yaitu fisik (badan), mental (jiwa), sosial dan
ekonomi yang saling mempengaruhi dalam mewujudkan tingkat kesehatan pada
seseorang, kelompok, atau masyarakat. Oleh karena itu, kesehatan bersifat holistik
atau menyeluruh, tidak hanya memandang kesehatan dari segi fisik saja.
Misalnya: seseorang kelihatan sehat dari segi fisiknya, akan tetapi ia tidak mampu

10
mengendalikan emosinya ketika sedih maupun senang dengan mengekspresikan
ke dalam bentuk perilaku berteriak atau menangis keras-keras, atau tertawa
terbahak-bahak yang membuatnya sulit untuk bisa kembali ke kondisi normal,
maka orang tersebut tidak sehat. Begitu pula orang yang kelihatan sehat dari segi
fisiknya, akan tetapi tidak mampu memajukan kehidupannya sendiri dengan
belajar, bekerja, ataupun berinteraksi dengan masyarakat sekitarnya, maka orang
tersebut tidak bisa dikatakan sehat.

Definisi kesehatan masyarakat menurut profesor Winslow dan Ikatan


Dokter Amerika, AMA (1948) : Ilmu kesehatan masyarakat (public health) adalah
ilmu dan seni mencegah penyakit memperpanjang hidup, meningkatkan kesehatan
fisik dan mental, dan efisiensi melalui usaha masyarakat yang terorganisir untuk
meningkatkan sanitasi lingkungan, kontrol infeksi di masyarakat, pendidikan
individu tentang kebersihan perorangan, pengorganisasian pelayanan medis dan
perawatan, untuk diagnosa dini, pencegahan penyakit dan pengembangan aspek
sosial, yang akan mendukung agar setiap orang di masyarakat mempunyai standar
kehidupan yang kuat untuk menjaga kesehatannya. Kesehatan Masyarakat adalah
ilmu dan seni memelihara, melindungi dan meningkatkan kesehatan masyarakat
melalui usaha-usaha pengorganisasian masyarakat (Ikatan Dokter Amerika, AMA,
1948).

Kesehatan masyarakat diartikan sebagai aplikasi dan kegiatan terpadu


antara sanitasi dan pengobatan dalam mencegah penyakit yang melanda penduduk
atau masyarakat. Kesehatan masyarakat adalah kombinasi antara teori (ilmu) dan
praktek (seni) yang bertujuan untuk mencegah penyakit, memperpanjang hidup,
dan meningkatkan kesehatan penduduk (masyarakat). Kesehatan masyarakat
adalah sebagai aplikasi keterpaduan antara ilmu kedokteran, sanitasi, dan ilmu
sosial dalam mencegah penyakit yang terjadi di masyarakat.

2.4 Ruang Lingkup Kesehatan Masyarakat

Ruang lingkup kesehatan masyarakat mencakup 2 disiplin pokok


keilmuan, yakni ilmu bio medis (medical biologi) dan ilmu-ilmu sosial (social

11
sciences), sejalan dan perkembangan ilmu kesehatan masyarakat mencakup: ilmu
biologi, kedokteran, kimia, fisika, lingkungan, sosial, antropologi, pendidikan dan
sebagainya. Secara garis besar disiplin ilmu yang menopang ilmu kesehatan
masyarakat sebagai berikut:

a. Epidemiologi.

b. Biostatistik/statistik kesehatan.

c. Kesehatan lingkungan.

d. Pendidikan kesehatan/ilmu Prilaku.

e. Administrasi Kesehatan masyarakat.

f. Gizi masyarakat.

g. Kesehatan kerja.

Masalah kesehatan masyarakat adalah multi kausal pemecahannya secara


multi disiplin, sedangkan kesehatan masyarakat sebagai seni mempunyai
bentangan semua kegiatan yang langsung atau tidak untuk mencegah penyakit
(preventif), meningkatkan kesehatan (promotif), terapi (terapi fisik, mental, sosial)
adalah upaya masyarakat, misal pembersihan lingkungan, penyediaan air bersih,
pengawasan makanan dan lain-lain. Penerapannya dalam ruang lingkup kesehatan
masyarakat adalah:

a. Pemberantasan penyakit, menular dan tidak menular.

b. Perbaikan sanitasi lingkungan tempat-tempat umum.

c. Perbaikan lingkungan pemukiman.

d. Pemberantasan vector.

e. Pendidikan atau penyuluhan kesehatan masyarakat.

f. Pelayanan ibu dan anak.

g. Pembinaan gizi masyarakat.

12
h. Pengawasan sanitasi tempat-tempat umum.

i. Pengawasan obat dan minuman.

j. Pembinaan peran serta masyarakat.

Jadi kesehatan masyarakat veteriner adalah semua yang berhubungan


dengan hewan yang secara langsung atau tidak mempengaruhi kesehatan manusia
berfungsi untuk melindungi konsumen dari bahaya yang dapat mengganggu
kesehatan, menjamin ketenteraman bathin, pada penularan zoonosis, melindungi
petani atau peternak dari rendahnya mutu nilai bahan asal hewan yang diproduksi.
Ruang lingkup kesehatan masyarakat meliputi usaha-usaha:

1. Promotif (peningkatan kesehatan).

Peningkatan kesehatan adalah usaha yang ditujukan untuk meningkatkan


kesehatan yang meliputi usaha-usaha, peningkatan gizi, pemeliharaan
kesehatan perorangan, pemeliharaan kesehatan lingkungan, olah raga secara
teratur, istirahat yang cukup dan rekreasi sehingga seseorang dapat mencapai
tingkat kesehatan yang optimal.

2. Preventif (pencegahan penyakit).

Pencegahan penyakit adalah usaha yang ditujukan untuk mencegah terjadinya


penyakit melalui usaha-usaha pemberian imunisasi pada bayi dan anak, ibu
hamil, pemeriksaan kesehatan secara berkala untuk mendeteksi penyakit
secara dini.

3. Kuratif (pengobatan).

Pengobatan adalah usaha yang ditujukan terhadap orang sakit untuk dapat
diobati secara tepat sehingga dalam waktu singkat dapat dipulikan
kesehatannya.

4 Rehabilitatif (pemeliharaan kesehatan).

Pemeliharaan kesehatan adalah usaha yang ditujukan terhadap penderita yang


baru pulih dari penyakit yang dideritanya.

13
2.5 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Masyarakat

Faktor - faktor yang mempengaruhi kesehatan masyarakat tidak hanya


berasal dari sektor kesehatan antara lain :pelayanan kesehatan, ketersediaan sarana
dan prasarana kesehatan, melainkan juga dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti
faktor ekonomi, faktor pendidikan, faktor lingkungan sosial, faktor keturunan dan
faktor lainnya.

Status kesahatan masyarakat dapat dihubungkan oleh berbagai faktor.


Salah satu faktor yang yang berhubungan adalah perilaku sehat dari
masyarakatnya. Semakin masyarakat berperilaku sehat, maka status kesehatan
masyarakat akan baik. Dapat disimpulkan bahwa salah satu faktor yang
berhubungan dengan status kesehatan masyarkat adalah perilaku sehat. Perilaku
sehat pada tiap responden sangat berperan terhadap baik tidaknya status kesehatn
yang dimiliki.

Penduduk di daerah Karangmangu memanfaatkan air minum untuk


memenuhi kebutuhan air dalam tubuhnya yang diperoleh dari berbagai sumber
mata air. Pemanfaatan air minum di Desa Karangmangu yang berasal dari sumur
gali yaitu sebanyak 159 unit sumur gali yang digunakan oleh penduduk sebanyak
937 KK, sebagian penduduk Desa Karangmangu memanfaatkan air minum yang
berasal dari sumur pompa sebanyak 37 unit sumur pompa yang digunakan oleh
100 KK tetapi sebanyak 35 unit sumur pompa sedang dalam keadaan rusak dan
kegunaannya menjadi tidak maksimal. Sungai di desa Desa Karangmangu tidak
layak menjadi sumber air minum karena dalam keadaan tercemar, mengalami
pendangkalan dan memiliki aliran air yang keruh. Menurut Monografi Desa
Karangmangu tahun 2012, terdapat penjelasan mengenai sumber daya air, yang
menyatakan bahwa terdapat air yang tidak layak dikonsumsi dan kondisi air
minumnya berasa, berbau dan berwarna.

2.6 Perbedaan Kesehatan Masyarakat dengan Kedokter

Pelayanan Kesehatan Masyarakat merupakan pelayanan kesehatan yang


termasuk dalam kelompok kesehatan masyarakat (public health service) disertai

14
dengan cara perorganisasian yang umumnya secara bersama sama dalam suatu
organisasi. Tujuan utamanya untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta
mencegah penyakit, serta sasarannya untuk kelompok dan masyarakat.

Ciri – Ciri Pelayanan kesehatan Masyarakat :

1. Tenaga pelaksanannya terutama ahli kesehatan masyarakat

2. Perhatian utamanya pada pencegahan penyakit

3. Sasaran utamanya adalah masyarakat

4. Selalu berupaya mencari cara efisien

5. Dapat menarik perhatian masyarakat

6. Menjalankan fungsi dengan mengorganisir masyarakat dan mendapat


dukungan undang - undang

7. Penghasilan berupa gaji dari pemeritah

8. Bertanggung jawab kepada seluruh masyarakat

9. Dapat memonopoli upaya kesehatan

10. Menghadapi berbagai persoalan kepemimpinan

Pelayanan kesehatan masyarakatnya pada perisipnya mengutamakan


pelayanan kesehatan promotif dan preventif. Pelayanan promotif adalah upaya
meningkatkan kesehatan masyarakat ke arah yang lebih baik lagi dan yang
preventif mencegah agar masyarakat tidak jatuh sakit agar terhindar dari penyakit.
Sebab itu pelayanan kesehatan masyarakat itu tidak hanya tertuju pada
pengamatan individu yang sedang sakit saja, tetapi yang lebih penting adalah
upaya upaya pencegahan (preventif)dan peningkatan kesehatan (promotif).
Sehingga, bentuk pelayanan kesehatan bukan hanya puskesmas atau balkesma
saja tetapi juga bentuk bentuk kegiatan berbaring, baik yang langsung kepada
peningkatan kesehatan dan dan penunda penyakit, juga yang secara tidak langsung
sungguh kepada peningktan kesehatan.

15
Pelayanan Kedokteran Pelayanan kesehatan yang termasuk dalam
kelompok pelayanan kedokteran (medical services) ditandai dengan cara
perorganisasian yang dapat bersifat sendiri (solo practice)atau secara bersama
sama dalam satu organisasi. Tujuan utamanya untuk menyembuhkan penyakit dan
memulihkan kesehatan, serta sasarannya terutama untuk perseorangan dan
keluarga.

Ciri – Ciri Pelayanan Kedokteran:

1. Tenaga pelaksanaannya adalah tenaga para dokter

2. Perhatian umumnya adalah penyembuhan penyakit

3. Sasaran utamanya adalah perseorangan atau keluarga

4. Kurang memperhatikan efisien

5. Tidak boleh menarik perhatian karena bertentangan dengan etika


kedokteran

6. Menjalankan fungsi perseorangan dan terkait undang undang

7. Penghasilan diproleh dari imbalan jasa

8. Bertanggung jawab hanya kepada penderita

9. Tidak dapat memonopoli upaya kesehatan dan bahkan mendapat


persaingan

10. Masalah administrasi sangat sederhana

2.7 Upaya Kesehatan Masyarakat dan Upaya Kesehata Perorangan

Upaya kesehatan merupakan salah satu subsistem dalam Sistem Kesehatan


Nasional (SKN) yang dilaksanakan secara berkelanjutan, sistematis, terarah,
terpadu, menyeluruh bersama subsistem lainnya guna menjamin tercapainya
derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya. Upaya kesehatan dilakukan
melalui berbagai pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh fasilitas
pelayanan kesehatan, salah satunya adalah Puskesmas.

16
Sebagai Unit Pelaksana Teknis, Puskesmas bertigas menjalankan kebijakan
kesehatan dalam rangka pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam
rangka mendukung terwujudnya kecamatan sehat. Terkait hal tersebut, Puskesmas
berperan dalam menyelenggarakan:

1. Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Tingkat Pertama

Upaya Kesehatan Masyarakat tingkat pertama meliputi upaya kesehatan


masyarakat esensial dan pengembangan.

a. Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial

1) Pelayanan promosi kesehatan

2) Pelayanan kesehatan lingkungan

3) Pelayanan kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana

4) Pelayanan gizi

5) Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit.

6) Surveilans dan sentinel SKDR

Upaya tersebut wajib diselenggarakan oleh setiap Puskesmas untuk


mendukung standar pelayanan minimal kabupaten/kota bidang
kesehatan.

b. Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan

Upaya kesehatan masyarakat pengembangan merupakan upaya kesehatan


masyarakat yang kegiatannya memerlukan upaya yang sifatnya inovatif
dan/atau bersifat ekstensifikasi dan intensifikasi pelayanan, disesuaikan
dengan prioritas masalah kesehatan, kekhususan wilayah kerja dan potensi
sumber daya

2. Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) Tingkat Pertama

a. Rawat jalan

17
b. Pelayanan gawat darurat

c. Pelayanan satu hari (one day care)

d. Home care

e. Rawat inap berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan kesehatan

Untuk melaksanakan upaya kesehatan masyarakat dan perorangan,


Puskesmas juga menyelenggarakan upaya penunjang meliputi:

a. Manajemen Puskesmas

b. Pelayanan kefarmasian

c. Playanan keperawatan kesehatan masyarakat

d. Pelayanan laboratorium.

Dalam rangka meningkatkan aksesibilitas pelayanan, Puskesmas didukung


oleh jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring fasilitas pelayanan
kesehatan. Jaringan pelayanan Puskesmas terdiri atas Puskesmas
pembantu, Puskesmas keliling, dan bidan desa. Jejaring fasilitas pelayanan
kesehatan terdiri atas klinik, rumah sakit, apotek, laboratorium, dan
fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. Sumber pendanaan puskesmas

a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

b. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)

c. Sumber-sumber lain yang sah dan tidak mengikat.

Sistem informasi Puskesmas paling sedikit mencakup:

a. Pencatatan dan pelaporan kegiatan Puskesmas dan jaringannya

b. Survei lapangan

c. Laporan lintas sektor terkait

d. Laporan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya.

18
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kesehatan masyarakat adalah ilmu dan seni mencegah penyakit


memperpanjang hidup, meningkatkan kesehatan fisik dan mental, dan efisiensi
melalui usaha masyarakat yang terorganisir untuk meningkatkan sanitasi
lingkungan, kontrol infeksi di masyarakat, pendidikan individu tentang kebersihan
perorangan, pengorganisasian pelayanan medis dan perawatan, untuk diagnosa
dini, pencegahan penyakit dan pengembangan aspek sosial, yang akan mendukung
agar setiap orang di masyarakat mempunyai standar kehidupan yang kuat untuk
menjaga kesehatannya.

Kesehatan masyarakat bukanlah ilmu yang kaku dan tertutup, melainkan


sebuah konsep manajemen yang terpadu dan melibatkan berbagai aspek
dalam pelaksanaan programnya. Hal ini dikarenakan sehat dapat tercipta jika
berbagai pihak terkait bersama-sama mengkondisikan demikian. Sebagai
mahasiswa yang kelak akan mengabdi pada masyarakat, harus paham
dan menguasai berbagai bidang terkait tersebut. Hal ini berhubungan dengan taraf
kesehatan masyarakat di masa depan yang diharapkan semakin membaik.

Aspek dasar yang wajib kami pahami, antara lain :

1. Prinsip Kesehatan Masyarakat

2. Kesehatan Masyarakat Berdasarkan Eviden

3. Komunikasi dan Informasi Kesehatan

4. Ilmu sosial dan perilaku

5. Etika Hukum dan Kebijakan Kesehatan

6. Penyakit Tidak Menular

7. Penyakit Menular

19
3.2 Saran

Diharapkan pembaca dapat memahami isi makalah penulis dan


memperluas wawasan dari berbagai sumber lain. Karena makalah ini jauh dari
kesempurnaan, penulis harapkan saran dari pembaca untuk kemajuan makalah
ini.

20
DAFTAR PUSTAKA

Eliana dan Sri Sumiati. 2016. Kesehatan Masyarakat. Jakarta. Kementrian


Kesehatan.

Arry Pamusthi Wandansari. 2013. KUALITAS SUMBER AIR MINUM DAN


PEMANFAATAN JAMBAN KELUARGA DENGAN KEJADIAN DIARE.
Semarang

Sulistiarini, Rahmat Hargono. 2017. HUBUNGAN PERILAKU HIDUP SEHAT


DENGAN STATUS KESEHATAN PADA MASYARAKAT KELURAHAN UJUNG.
Surabaya, Jawa Timur

Surahman, M. d. (2016). ILMU KESEHATAN MASYAAKAT PKM. Jakarta:


Pusdik SDM Kesehatan.

Werni, Safrina., Iin Nurlinawati., dan Rosita. 2017. Jurnal Penelitian dan
Pengembangan Pelayanan Kesehatan, Vol. 1, No. 1. 50-51

dr. Putri, Wayan Citra Wulan Sucipta dkk. 2017. “Modul Pembelajaran
Manajemen dan Program Puskesmas” Dasar-Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat
(Puskesmas. Bali. Bagian Ilmu Kedokteran Komunitas Ilmu Kedokteran
Pencegahan Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas
Udayana.

21
LEMBAR PERSETUJUAN

Makalah perkuliahan dengan pokok pembahasan “Teori-Teori Yang


Mendasari Pengambilan Keputusan Dalam Menghadapi Dilema Etik Pelayanan
Kebidanan”. Telah dikoreksi oleh dosen penanggung jawab dan telah dilakukan
revisi oleh tim.

Jakarta, 12 Januari 2021

Dosen Pengampu

Isroni Astuti, SSiT, M.Kes

22

Anda mungkin juga menyukai