Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH ETIKOLEGAL DALAM PRAKTIK KEBIDANAN

Nilai dan Norma Dalam Praktik Kebidanan

“Laporan Praktik ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Etikolegal Dalam
Praktik Kebidanan ”

Dosen Pengampu :

Alice Leiwakabessy,SPd.,MKM

Disusun Oleh :

1 A Kebidanan Kelompok 2

Flowrensya Cantika Anggrariana (P17124020007)

Shafira Anjelia (P17124020034)

Syifana Khairany (P17124020037)

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA 1

TAHUN AKADEMIK 2021/2022


KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga Makalah Etikolegal Dalam
Praktik Kebidanan yang berjudul “Nilai dan Norma Dalam Praktik Kebidanan” dapat selesai pada
waktunya. Sehubungan dengan itu Kami ingin menyampaikan terima kasih sebanyak banyaknya kepada :

1. Kedua orang tua kami yang memberikan dukungan serta doa yang tak henti hentinya.
2. Dosen pembimbing mata kuliah Farmakologi yang telah membantu kelompok kami
sehingga Makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya.

Kami berharap semoga Makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun
terlepas dari itu Kami memahami bahwa Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga
kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya
Makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Jakarta,12 Januari 2021

Tim Penulis

DAFTAR ISI
2
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................................ii
BAB I..............................................................................................................................4
PENDAHULUAN................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan......................................................................................................5
1.4 Manfaat Penulisan........................................................................................................5

BAB II
PEMBAHASAN...........................................................................................................6
2.1 Pengertian Nilai........................................................................................................6
2.2 Penyerapan/Pembentukan Nilai dan Norma Dalam Praktik Kebidanan.........6
2.3 Nilai Personal Luhur dan Nilai Profesi...............................................................7
BAB III...........................................................................................................................11
PENUTUP
3.1 Kesimpulan...................................................................................................................11
3.2 Saran............................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................12
LEMBAR PERSETUJUAN..........................................................................................................13

BAB I

PENDAHULUAN
3
1.1 Latar Belakang

Nilai itu selalu dihadapi oleh manusia dalam hidup kesehariannya. Setiap kali mereka
hendak melakukan sutau pekerjaan, maka harus menentukan pilihan di antara sekian
banyak kemungkinan dan harus memilih. Di sinilah nilai akan menjalankan fungsinya.
Nilai menjadi ukuran untuk menghukum atau memilih tindakan atau tujuan tertentu. Nilai
tidak terletak pada barang atau peristiwa, tetapi manusia memasukkan nilai ke dalamnya
sehingga barang atau peristiwa itumengandung nilai. Oleh karena itu, subjeklah yang
tahu dan menghargai nilai itu.

Tanpa adanya hubungan subjek atau objek itu maka nilai tidak akan ada. Suatu benda
akan ada, sekalipun manusia tidak ada. Akan tetapi, benda itu tidak bernilai, manakala
manusia tidak ada. Nilai menjadi tidak bernilai jika manusia tidak ada.

Menurut Hoffmeister, nilai adalah implikasi hubungan yang diadakan oleh manusia
yang sedang memberi nilai antara satu benda dengan satu ukuran. Nilai merupakan
realitas abstrak. Nilai kita rasakan dalam diri kita masing-masing sebagai daya pendorong
atau prinsip-prinsip yang menjadi penting dalam kehidupan, sampai pada suatu tingkat, di
mana sementara orang lebih siap untuk mengorbankan hidup mereka dari pada
mengorbankan nilai.

Sumber nilai bukanlah budi (pikiran), tetapi hati (perasaan). Persoalan nilai ini
berlawanan dengan persoalan ilmu. Ilmu terlibat dalam fakta, sedangkan nilai terlibat
dengan cita dan idea. Salah atau benarnya suatu teori ilmu pengetahuan dapat dipikirkan.
Indah-jeleknya suatu benda atau barang, atau baik buruknya suatu peristiwa dapat
dirasakan, tetapi perasaan itu sendiri tidak ada ukurannya karena tergantung kepada
masing-masing orang yang merasakannya. Jadi, nilai itu sangat subjektif sekali.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun Rumusan Masalah dalam makalah ini yaitu

4
1. Obat Anti Piretika

A. Apa pengertian dari nilai?

B. Apa saja penyerapan/pembentukan nilai dan norma dalam praktik kebidanan?

C. Apa nilai personal luhur dan nilai profesi?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan penulisan dari makalah ini yaitu untuk mengetahui mengenai nilai dan
norma dalam praktik kebidanan

1.4 Manfaat Penulisan


Makalah ini bermanfaat agar mahasiswa mampu menjelaskan dan mengetahui tentang
nilai dan norma dalam praktik kebidanan

BAB II

PEMBAHASAN

5
2.2.1 Pengertian Nilai
- Nilai merupakan sesuatu yang baik, sesuatu yang menarik, sesuatu yang dicari, sesuatu yang
menyenangkan, sesuatu yang disukai, sesuatu yang diinginkan.

- Nilai mempunyai beberapa macam makna atau pengertian, yaitu :

a. Mengandung nilai (artinya berguna);

b. Merupakan nilai (artinya baik atau benar atau indah);

c. Mempunyai nilai (artinya merupakan objek keinginan, mempunyai kualitas yang dapat
menyebabkan orang mengambil sikap menyetujui atau mempunyai sifat nilai tertentu);

d. Memberi nilai (artinya menanggapi sesuatu sebagai hal yang diinginkan atau sebagai
hal yang menggambarkan nilai tertentu).

- Nilai mempunyai tiga ciri :

a. Berkaitan dengan subyek.

b. Tampil dalam suatu nilai yang praktis karena subyek ingin membuat sesuatu.

c. Nilai menyangkut pada sifat yang ditambah oleh subyek pada sifat yang dimiliki
obyek.

2.2.2 Penyerapan / Pembentukan Nilai dan Norma Dalam Praktik Kebidanan

Menurut Kaelan, 2002 bahwa nilai itu pada hakekatnya adalah sifat atau kualitas yang
melekat pada suatu obyek, bukan obyek itu sendiri. Sesuatu itu mengandung nilai artinya ada
sifat atau kualitas yang melekat pada sesuatu itu.. Dengan demikian maka nilai itu adalah suatu
kenyataan yang tersembunyi di balik kenyataan-kenyataan lainnya. Adanya nilai itu karena
adanya kenyataan-kenyataan lain sebagai pembawa nilai (wertrager). Menilai berarti
menimbang, yaitu suatu kegiatan manusia untuk menghubungkan sesuatu dengan sesuatu yang
lain, kemudian untuk selanjutnya diambil keputusan. Keputusan itu merupakan keputusan nilai
yang dapat menyatakan berguna atau tidak berguna, benar atau tidak benar, baik atau tidak baik,
indah atau tidak indah. Keputusan nilai yang dilakukan oleh subyek penilaian berhubungan
dengan unsur-unsur yang ada pada manusia sebagai subyek penilai, yaitu unsurunsur jasmani,

6
akal, rasa, karsa (kehendak) dan kepercayaan.. Sesuatu itu dikatakan bernilai apabila sesuatu itu
berharga, benar, indah, baik, dan lain sebagainya.

Di dalam nilai itu sendiri terkandung cita-cita, harapan-harapan, dambaan-dambaan dan


keharusan. Apabila membicarakan tentang nilai, maka sebenarnya membicarakan tentang hal
yang ideal dan tentang hal yang merupakan cita-cita, harapan, dambaan dan keharusan.
Berbicara tentang nilai berarti berbicara tentang das Sollen, bukan das Sein. Nilai termasuk di
dalam bidang makna normatif, dan termasuk di dalam dunia ideal dan bukan dunia real.
Meskipun demikian, diantara keduanya, antara das Sollen dan das Sein, antara dunia ideal dan
dunia real itu harus saling berhubungan atau saling terkait secara erat. Artinya bahwa das Sollen
itu harus menjelma menjadi das Sein, yang ideal harus menjadi real, yang bermakna normatif
harus direalisasikan dalam perbuatan sehari-hari yang merupakan fakta.

2.2.3 Nilai personal dan nilai luhur profesi dalam pelayanan kebidanan.

1. Menurut T. Raka Joni, 1980 adalah sebagai berikut ;

a. Menguasai visi yang mendasari keterampilan

b. Mempunyai wawasan filosofi.

c. Mempunyai pertimbangan yang rasional

d. Memiliki sifat yang positif serta mengembangkan mutu kerja.

2. Menurut CV. Good

a. Memerlukan persiapan dan pendidikan khusus bagi pelaku. Etika Profesi & Hukum
Kesehatan 17

b. Memiliki kecakapan yang profsional sesuai persyaratan yang telah dibakukan


(organisasi profesi, pemerintah)

c. Mendapat pengakuan dari masyarakat dan pemerintah.

3. Menurut Scein EH

a. Terikat dengan pekerjaan seumur hidup.

7
b. Mempunyai motifasi yang kuat atau panggilan sebagai landasan pemilihan kariernya
dan mempunyai komitmen seumur hidup.

c. Memiliki kelompok ilmu pengetahuan dan keterampilan khusus melalui pendidikan


dan pelatihan.

d. Mengambil keputusan demi kliennya, berdasarkan aplikasi prinsip-prinsip dan teori.

e. Berorientasi pada pelayanan menggunakan keahlian demi kebutuhan klien.

f. Pelayanan yang diberikan kepada klien berdasarkan kebutuhan objektif klien.

g. Lebih mengetahui apa yang baik untuk klien mempunyai otonomi dalam
mempertahankan tindakannya.

h. Membentuk perkumpulan profesi peraturan untuk profesi.

i. Mempunyai kekuatan status dalam bidang keahliannya, pengetahuan mereka dianggap


khusus

Pengertian nilai luhur


Merupakan suatu keyakinan dan sikap-sikap yang dimiliki oleh setiap orang, dimana
sikap-sikap tersebut berupa kebaikan, kejujuran, kebenaran yang berorientasi pada tindakan dan
pemberian arah serta makna pada kehidupan seseorang.
Nilai luhur dalam pelayanan kebidanan yaitu suatu penerapan fungsi nilai dalam etika
profesi seorang bidan, dimana seorang bidan yang professional dapat memberikan pelayanan
pada klien dengan berdasarkan kebenaran, kejujuran, serta ilmu yang diperoleh agar tercipta
hubungan yang baik antara bidan dan klien.

Penerapan Nilai Luhur

8
Seorang bidan harus mampu menerapkan nilai – nilai luhur dimanapun dan kapanpun
dia memberikan pelayanan kebidanan. Karena nilia luhur dalam praktek kebidanan sangat
menunjang dalam proses pelayanan serta pemberian asuhan pada klien. 
Nilai luhur yang dimiliki oleh setiap orang mempunyai kadar yang berbeda. Nilai luhur
tergantung oleh setiap individu, bagaimana cara individu menerapakan dan  mengelola dalam
kehidupannya.
Nilai luhur bukan hanya diterapkan pada klien saja, tetapi juga pada rekan – rekan
seprofesi, tenaga kesehatan lainnya, serta masyarakat secara umum. Sebab hubungan yang dijalin
berdasarkan nilai – nilai luhur dapat membantu dalam peningkatan paradigma kesehatan,
khususnya dalam praktek kebidanan.
Nilai – nilai luhur yang sangat diperlukan oleh bidan yaitu :
v  Kejujuran
v  Lemah lembut
v  Ketetapan setiap tindakan
v  Menghargai orang lain

 Pengertian Nilai Personal


Nilai personal merupakan nilai yang timbul dari pengalaman pribadi seseorang, nilai
tersebut membentuk dasar prilaku seseorang yang nyata melalui pola prilaku yang konsisten dan
menjadi control internal bagi seseorang, serta merupakan komponen intelektual dan emosional
dari seseorang. 
      
Penerapan Nilai Personal Profesi
Pada tahun 1985, “The American Association Colleges Of Nursing” melaksanakan suatu
proyek termasuk didalamnya mengidentifikasi nilai – nilai personal dalam praktek kebidanan
profesional. Perkumpulan ini mengidentifikasikan tujuh nilai-nilai personal profesi, yaitu :
1.     Aesthetics (keindahan)
Kualitas obyek suatu peristiwa / kejadian, seseorang memberikan kepuasan termasuk
penghargaan, kreatifitas, imajinasi, sensitifitas dan kepedulian.

2.     Alturism (mengutamakan orang lain)

9
Kesediaan memperhatikan kesejahteraan orang lain termasuk keperawatan atau kebidanan,
komitmen, asuhan, kedermawanan / kemurahan hati serta ketekunan.
3.     Equality (kesetaraan)
Memiliki hak atau status yang sama termasuk penerimaan dengan sikap kejujuran, harga diri dan
toleransi.
4.     Freedom (kebebasan)
Memiliki kafasitas untuk memiliki kegiatan termasuk percaya diri, harapan, disiplin, serta
kebebasan dalam pengarahan diri sendiri.
5.     Human digrity (martabat manusia)
Berhubungan dengan penghargaan yang melekat terhadap martabat manusia sebagai individu,
termasuk didalamnya yaitu kemanusiaan, kebaikan, pertimbangan, dan penghargaan penuh
terhadap kepercayaan.
6.     Justice ( keadilan)
Menjunjung tinggi moral dan prinsip – prinsip legal. Temasuk objektifitas, moralitas, integritas,
dorongan dan keadilan serta keawajaran.
7.     Truth (kebenaran)
Menerima kenyataan dan realita. Termasuk akontabilitas, kejujuran, keunikan, dan reflektifitas
yang rasional.

BAB III
10
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dalam upaya mendorong profesi  kebidanan agar dapat diterima dan dihargai oleh pasien,
masyarakat atau profesi lain, maka mereka harus memanfaatkan nilai-nilai kebidanan dalam
menerapkan etika dan moral disertai komitmen yang kuat dalam mengembang peran
profesionalnya. Dengan demikian perawat atau bidan yang menerima tanggung jawab, dapat
melaksanakan asuhan keperawatan atau kebidanan secara etis profesional.
Sikap etis profesional berarti bekerja sesuai dengan standar, melaksanakan advokasi, keadaan
tersebut akan dapat memberi jaminan bagi keselamatan pasien, penghormatan terhadap hak-hak
pasien, akan berdampak terhadap peningkatan kualitas asuhan keperawatan kebidanan.

3.2 Saran

Diharapkan dari adanya makalah ini para mahasiswa bisa mengetahui tentang nilai dan
norma dalam praktik kebidanan sebagai bekal ilmu yang akan diterapkan saat menjadi seorang
Bidan.

DAFTAR PUSTAKA

11
Asmawati, Sri Rahayu Amri. Etika Profesi dan Hukum Kesehatan. April 2020

Sulistyawati, Ari. Buku Ajar Etika nilai personal dan nilai luhur profesi dalam pelayanan
kebidanan. 2009

2005. Etika Profesi Kebidanan. Yogyakarta: Fitramaya. Bertens, K. 2002. Etika. Jakarta

LEMBAR PERSETUJUAN

12
Makalah Etikolegal Dalam Praktik Kebidanan dengan pokok pembahasan “Nilai dan
Norma Dalam Praktik Kebidnan”. Telah dikoreksi oleh dosen penanggung jawab dan telah
dilakukan revisi oleh tim.

Jakarta,12 Januari 2021

Dosen Pengampu

Alice Leiwakabessy,SPd.,MKM

13

Anda mungkin juga menyukai