Anda di halaman 1dari 10

Nilai, Moral dan Norma beserta Contoh dalam Kehidupan Sehari-hari

MAKALAH

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH

“Pembelajaran PKN Kelas Rendah”

Yang dibina oleh Bapak Drs. Imam Nawawi, M.Si

Disusun Oleh:

Kelompok 1

Aditya Rizki Saputra (190151602730)

Aisyah Nur Rohmawati (190151602631)

Aranda Rifasyah (190151602504)

Asma’ Karimah (190151602674)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

JURUSAN KEPENDIDIKAN SEKOLAH DASAR DAN PRA SEKOLAH

PROGRAM PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

SEPTEMBER 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah swt. atas limpahanrahmat, hidayah
serta inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah initanpa suatu
halangan yang berarti. Tidak lupa sholawat serta salam tetaptercurahkan kepada
junjungan nabi besar Muhammad SAW.Adapun tujuan dari penyusunan makalah yang
berjudul manusia dan keadilan iniadalah sebagai pemenuhan tugas yang diberikan demi
tercapainya tujuan pembelajaranyang telah direncanakan.

Tidak lupa ucapan terimakasih kami tujukan kepada pihak-pihak yang


turutmendukung terselesaikannya makalah ini. Kami menyadari dalam penyusunan
makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu,
kritik dan saran yang membangun sangat kamiharapkan demi terciptanya makalah yang
lebih baik selanjutnya. Dan semoga denganhadirnya makalah ini dapat memberi
manfaat bagi pembaca sekalian.

Malang, 7 September 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................i

DAFTAR ISI ..........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................1

1.1 Latar Belakang Masalah ....................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................1

1.3 Tujuan Dan Manfaat Penulisan .........................................................................1

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................2

2.1 Definisi Pendidikan IPS .....................................................................................2

2.2 Manfaat Pembelajaran IPS bagi Siswa Sekolah Dasar ......................................4

2.3 Problematika Pembelajaran IPS Sekolah Dasar ................................................5

BAB III PENUTUP ...............................................................................................6

3.1 Simpulan ...........................................................................................................6

3.2 Saran .................................................................................................................6

DAFTAR RUJUKAN ............................................................................................7

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Nilai mengandung harapan atau sesuatu yang diingginkan oleh manusia. Oleh
karena itu nilai bersifat normatif yang merupakan keharusan untuk mengwujudkan dalam
tingkah laku kehidupan manusia. Moral itu sendiri berarti kelakuan atau tingkah laku.
Setiap manusia dalam tindakan dan tingkah laku perbuatan digerakkan oleh niali-nilai.
Semua tingkah laku perbuatan manusia harus berpedoman pada norma-norma kehidupan,
seperti norma hukum, norma kesopanan, norma kesusilaan, norma kejujuran, dan lain
sebagainya. Dengan demikian, hubungan nilai, moral, dan norma adalah nilai merupakan
suatu keharusan, berupa ide dan ide ini memberi pedoman, ukuran bagi manusia, pedoman/
ukuran ini berupa norma, baik dalam hubungannya dengan manusia lain, alam dan dengan
Tuhan yang Maha Esa.
Nilai adalah suatu ukuran terhadapa suatu objek tertentu. Moral adalah nilai-nilai
dan norma-norma menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur
tingkah lakunya. Seseorang yang bersikap sesuai dengan nilai-, akhlak, norma dan moral
yang diyakininya dan diaplikasikan dalam kehidupan akan memperoleh kehidupan yang
lebih baik. Jadi, moral, akhlak, nilai dan norma merupakan hal yang paling penting dalam
pembentukan akhlakul karimah seorang manusia

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan, maka dapat diperoleh
rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian nilai?
2. Apa pengertian norma?
3. Apa pengertian Moral?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dibuat, maka diperoleh tujuan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui perngertian dari nilai
2. Untnuk mengetahui pengertian dari norma
3. Untuk mengetahui pengertian dari Moral

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Nilai
2.1.1 Pengertian Nilai

Nilai merupakan masalah yang penting yang dibahas oleh filsafat tepatnya oleh
cabang filsafat aksiologi, yang mana aksiologi sebagai problem of human value.
Secara etimologis, nilai berasal dari kata value (Inggris) dan yang berasal dari kata
value (Latin) yang berarti kuat, baik, berharga. Dengan demikian secara sederhana
nilai adalah sesuatu yang berharga baik menurut standart logika (baik-buruk),
estetika (bagus-jelek), etika (adil-tidak adil), agama (haram dan halal), dan hokum
(sah-absah), serta menjadi acuan dan atau sistem keyakinan diri maupun kehidupan.
Nilai (value) adalah harga, makna, isi, dan pesan, semangat, atau jiwa yang tersurat
dan tersirat dalam fakta, konsep, dan teori sehingga bermakna secara fungsional
(Djahiri, 1999).
Sesuatu dikatakan mempunyai nilai apabila ia bermanfaat dalam kaca mata
manusia yang memberikan penilaian. Jadi, nilai tidak lain sebenarnya dapat diartikan
sebagai kualitas dari sesuatu. Jika dikatakan lukisan (sesuatu) itu indah, maka yang
dimaksud dengan nilai “indah” adalah kualitas dari lukisan tersebut, bukan dari
benda lukisannya. Jadi, ukuran dari kualitas itu adalah bermanfaat atau tidak,
bermanfaat bagi kepentingan manusia, baik kepentingan itu bersifat lahiriah atau
batiniah.
Menilai berarti kita menimbang-nimbang atau membandingkan sesuatu yang
kemudian dijadikan patokan dalam memutuskan sebuah hasil atau keputusan. Hasil
dari membandingkan tersebutlah yang dinamakan nilai. Unsur dalam penilaian objek
tidak tunggal, artinya objek yang dimaksudkan dapat berupa objek jasmaniah
maupun rohaniyah. Misalnya benda, sikap, atau tindakan tertentu.
Dalam memberikan penilaian itu subjek dapat menggunakan segala alat/
kelengkapan, analisis yang ada pada diri orang itu (si penilai): 1). Indera yang
dimilikinya (akan menghasilkan nilai nikmat dan sebaliknya nilai kesengsaraan), 2).
Rasa etis (menghasilkan nilai baik dan buruk atau adil tidak adil), 3). Rasio (ini
menghasilkan nilai benar dan salah), 4). Rasa estetika (akan menghasilkan nilai

2
3

indah dan tidak indah), dan yang ke 5). Iman (menghasilkan nilai suci-haram dan
halal).
Nilai dapat diklasifikasikan dalam banyak hal atau cara. Menurut Lois O
Kattsoft antara lain membedakan nilai dalam dua macam yaitu nilai instrinsik dan
nilai instrumental. Nilai Instrinsik adalah nilai dari sesuatu yang sejak semula sudah
bernilai, sedangkan nilai Instrumental adalah nilai dari sesuatu karena dapat dipakai
sebagai sarana untuk mencapai tujuan sesuatu. Untuk menjelaskan hal ini Kattsaft
memberikan contoh sebelah pisau, suatu pisau dikatakan bernilai instrinsik baik
apabila pisau tersebut mengandung kualitas-kualitas pengirisan di dalam dirinya
(pisau tersebut). Disisi lain, ia (pisau) dikatakan bernilai instrumental yang baik
apabila pisau itu dapat digunakan oleh si subjek untuk mengiris.
Nilai juga mengandung harapan sesuatu yang diingunkan, misalnya; nilai
keadilan, nilai kesederhanaan. Orang hidup mengharapkan mendapatkan keadilan,
begitu juga kemakmuran adalah suatu keinginan setiap orang. Jadi nilai bersifat
normatif suatu keharusan (das sollen) yang menuntut diwwujudkan dalam tingkah
laku. Disamping itu nilai juga menjadi pendorong/ sebagai motivator hidup manusia.
Tindakan manusia digerakkan oleh nilai. (Winarno, 2007:4). Pendidikan nilai adalah
Pendidikan yang mensosialisasikan dan menginternalisasikan nilai-nilai dari dalam
diri siswa.
2.1.2 Contoh Penerapan Nilai dalam Kehidupan Sehari-Hari
- Nilai agama : Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjalankan perintah dan
menjauhi larangan yang diajarkan pada agama.
- Nilai persatuan : Menghargai perbedaan yang ada.
- Nilai sosial : Berjiwa gotong royong dan suka membantu. Selain itu nilai sosial
dapat diwujudkan dalam perilaku bersosial di masyarakat.
- Nilai ekonomis : Membeli barang ketika kita mengetahui nilai dan kegunaan
barang tersebut.
- Nilai kejasmanian : Menjaga kesehatan dengan memakan makanan bergizi dan
berolahraga.
- Nilai estetika : Dapat menentukan kualitas atau keindahan suatu karya.
- Nilai intelektual : Kemampuan dalam memahami ilmu dan menyampaikan
kebenaran.
4

2.2 Moral
2.2.1 Pengertian Moral
Kata moral bersal dari bahasa latin “mores” yang artinya kebiasaan-kebiasaan,
adat istiadat yang kemudian berarti kaidah-kaidah tingkah laku. Seseorang
(individu) yang tingkah lakunya menaati kaidah-kaidah yang berlaku dalam
masyarakat disebut baik secara moral, dan jika sebaliknya jika tidak baik adalah
amoral (immoral) (L. Pramuda. 1995:15). Moralitas adalah kesusaian sikap dan
perbuatan kita dengan norma atau hukum batiniah kita yakni apa yang kita pandang
sebagai kewajiban kita sebagai manusia.
Moral adalah hasil penilaian tentang baik buruk seseorang atau suatu
masyarakat. Penilaian disini berarti suatu tindakan terhadap seseorang atau
masyarakat. Apa yang dinilai adalah keseluruhan pribadi orang atau masyarakat itu.
Dengan perkataan lain moral berkaitan dengan integritas manusia, dengan harkat dan
martabatnya sebagai manusia. Di atas disebutkan tentang masyarakat. Hal ini berarti
bahwa moral tidak hanya bersifat pribadi tetapi juga mencakup bermoral dalam
masyarakat. Suatu contoh kita dapat menyatakan moral bapak guru itu baik, tentu
bukan karena bukan sekedar kepandaiannya mengajar di kelas atau karena
penguasaan ilmunya yang luas, tetapi penilaian bahwa moralnya baik karena
integritas pribadi bapak guru itu (secara keseluruhan) memang sesuai dengan harkat
dan martabatnya sebagai manusia yang baik
Moral dalam PKN adalah ukuran baik buruknya seseorang, yaitu baik sebagai
pribadi maupun sebagai warga masyarakat, dan warga negara. (Frans Magnis
Suseno, 1998).Sedangkan pendidikan moral adalah Pendidikan untuk menjadikan
anak manusia bermoral baik dan bersifat manusiawi. Menurut Lickona (1992), moral
mendasari terbentuknya watak atau karakter pada seseorang.
2.2.2 Contoh Penerapan Moral dalam Kehidupan Sehari-Hari
- Mencintai kegiatan musyawarah.
- Menghargai suara terbanyak (mayoritas).
- Menampilkan sikap mau menerima kekalahan.
- Empati terhadap orang lain yang sedang kesusahan.
- Pengendalian diri (self control).
- Menjunjung tinggi dan menghormati pendapat orang lain.
- Kemauan hidup berdemokrasi.
5

2.3 Norma
2.3.1 Pengertian Norma
Agar sistem nilai yang ada pada orang (masyarakat) itu dapat diangkat
kepermukaan perlu ada wujud nilai yang kongkrit sehingga tidak menghasilkan
sikap dan perilaku yang diskriminasif. Kingkritisasi ini menghasilkan norma. Istilah
norma dapat diartikan sebagai sesuatu ukuran yang harus dipatuhi oleh seseorang
dalam lingkungannya dengan sesama, atau lingkungannya (Sri Haryati. dkk,
2009:33). Norma dalam bahasa Arab sering disebut kaidah, dan dalam Bahasa
Indonesia diterjemahkan dengan istilah pedoman. Menurut Soerjono Soekamto
dalam (Sri Haryati.dkk, 2009:34 dan Purnadi Purbacaraka) kaidah diartikan sebagai
ukuran ataupun pedoman untuk berperilaku atau bersikap dalam kehidupan. Jika
dilihat dari bentuk hakikatnya, maka kaidah merupakan perumusan suatu pandangan
mengenai perilaku.
Setiap norma mengandung perintah atau mengandung larangan untuk
melakukan. Hal itu diwujudkan dalam bentuk tertulis atau tidak tertulis oleh lembaga
yang berwenang untuk membentuknya. Pada sisi masyarakat, lembaga itu berupa
kebiasaan-kebiasaan, sopan-santun dan norma kesusilaan serta norma agama atau
kepercayaan lembaga itu adalah Tuhan. Sedangkan untuk norma hukum, lembaga
itu adalah lembaga yang berwenang untuk membentuk hukum itu, di Indonesia
adalah Dewan Perwakilan Rakyat dan sebagainya tergantung bentuk peraturan atau
hukum tersebut. Norma adalah aturan yang berisi rambu-rambu yang
menggambarkan ukuran tertentu yang di dalamnya terkandung nilai benar/salah.
Norma juga dapat diartikan sebagai kaidah atau petunjuk hidup yang digunakan
untuk mengatur perilaku manusia dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
2.3.2 Contoh Penerapan Norma dalam Kehidupan Sehari-Hari
- Memiliki budaya malu dalam melanggar aturan misalnya malu datang
terlambat, malu ketika berbuat salah, dan sebagainya.
- Tertib dalam segala hal. Misalnya tertib dalam mengantri sesuai nomor urut
antrian, tertib berlalu lintas, dan lain-lain.
- Berperilaku bersih yaitu selalu berkata jujur, tidak melakukan korupsi, tidak
menjelek-jelekkan orang lain, dan sebagainya.
- Mengutamakan sopan dan santun.
- Musyawarah mufakat dalam mengambil keputusan.
BAB III

PENUTUP

3.1 SIMPULAN
Nilai merupakan masalah yang penting yang dibahas oleh filsafat tepatnya oleh
cabang filsafat aksiologi, yang mana aksiologi sebagai problem of human value. Nilai juga
mengandung harapan sesuatu yang diingunkan, misalnya; nilai keadilan, nilai
kesederhanaan. Orang hidup mengharapkan mendapatkan keadilan, begitu juga
kemakmuran adalah suatu keinginan setiap orang. Disamping itu nilai juga menjadi
pendorong/ sebagai motivator hidup manusia. Tindakan manusia digerakkan oleh nilai.
Moral adalah hasil penilaian tentang baik buruk seseorang atau suatu masyarakat.
Penilaian disini berarti suatu tindakan terhadap seseorang atau masyarakat. Apa yang
dinilai adalah keseluruhan pribadi orang atau masyarakat itu. Dengan perkataan lain moral
berkaitan dengan integritas manusia, dengan harkat dan martabatnya sebagai manusia.
Norma adalah aturan yang berisi rambu-rambu yang menggambarkan ukuran
tertentu yang di dalamnya terkandung nilai benar/salah. Norma juga dapat diartikan
sebagai kaidah atau petunjuk hidup yang digunakan untuk mengatur perilaku manusia
dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Setiap norma mengandung perintah atau
mengandung larangan untuk melakukan. Hal itu diwujudkan dalam bentuk tertulis atau
tidak tertulis oleh lembaga yang berwenang untuk membentuknya.

3.2 SARAN
Nilai dan norma adalah patokan seseorang untuk menjadi lebih baik. Dengan
diterapkannya perilaku yang sesuai dengan ajaran nilai dan norma, maka akan terbentuk
pribadi yang baik dan diterima di masyarakat. Kita sebagai mahasiswa hendaknya
menjalani kehidupan bermasyarakat dan bernegara sesuai dengan koridor yang telah
ditentukan agar tidak timbul problematika dalam norma yang berlaku

6
DAFTAR RUJUKAN

Anonim. ISSN. 0216-7018. Mimbar 76/XIII/1995/6. Mimbar Pemasyarakatan dan


Pembudayaan P4.

A. Kosasih Djahiri, A. Azis Wahab. (1996). Dasar Konsep Pendidikan Moral. Jakarta:
Depdikbud.

Dardji Darmodihardjo. Mimbar 76/XIII/1995/6. Pengertian tentang Nilai, Norma, Moral,


Etika
dan Pandangan Hidup. Manggala BP7.

Djahiri Kosasi (1999). Dasar dan Pendidikan Nilai Moral. Jakarta: Depdikbud

Hassan Suryono. (2005). Pancasila Progresif. Surakarta: Pustaka Cakra.

Kaelan, H. MS. (2002). Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: Paradigma.

Lickona, Thomas. (1992). Educating for Character. How Our Schools Can Teach Respect and
Responsibility. New York: Bantam Books

Listyo Sukamto. (1994). Etika Pancasila dan 36 Butir P.4. Surakarta: UNS

Press. Pramuda. L. (1995). Dasar Konsep Pendidikan Moral. Surakarta: UNS.

Sri Haryati. dkk. (2009). Pendidikan Kewarganegaraan. Surakarta: PSG Rayon 13.

Sumarjo Wreksosoehardjo. (2004). Pancasila sebagai Etika Politik. Surakarta: UNS.

Suseno, Franz Magnis. (1998). Etika Dasar Masalah-Masalah Pokok Filsafat Moral.
Yogyakarta: Kanisius.

Winarno, S.Pd, M.Si. (2007). Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Bumi
Aksara.

Anda mungkin juga menyukai