Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR (ISBD)

Disusun sebagai salah satu Tugas Individu

Materi : Manusia, Nilai, Moral dan Hukum

Disusun Oleh :

Novita Juwita

NIM 3300220196

Prodi Hukum Fakultas

Hukum Universitas

Galuh Ciamis
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya haturkan kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya bisa menyelesaikan Tugas Individu dengan materi “Manusia,
Nilai, Moral, dan Hukum”.

Tidak lupa juga saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut
memberikan kontribusi dalam penyusunan tugas ini. Tentunya, tidak akan bisa maksimal
jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.

Sebagai penyusun, saya menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari
penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam tugas ini. Oleh karena itu, saya dengan
rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki tugas
individu ini.

Saya berharap semoga tugas individu yang saya susun ini memberikan manfaat dan
juga inspirasi untuk pembaca.

Tasikmalaya, 27 Oktober 2022

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................
DAFTAR ISI ......................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................
1.1 Latar Belakang Masalah ....................................................................................................

1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................................


1.3 Tujuan Pembahasan...........................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................


2.1 Manusia Nilai, Moral, dan Hukum.....................................................................................

2.1.1 Pengertian Manusia .....................................................................................................


2.1.2 Pengertian Nilai...........................................................................................................

2.1.3 Pengertian Moral .........................................................................................................


2.1.4 Pengertian Hukum .......................................................................................................
2.2 Hakikat Fungsi Perwujudan Nilai, Moral dan Hukum........................................................

2.2.1 Hakikat Nilai dan Moral ..............................................................................................


2.2.2 Norma sebagai Perwujudan dari Nilai ..........................................................................

2.2.3 Hukum sebagai Norma ................................................................................................


2.3 Hubungan Manusia dengan Hukum ...................................................................................

2.4 Hubungan Manusia dengan Moral .....................................................................................


2.5 Hubungan Nilai dengan Moral...........................................................................................

2.6 Problematika Nilai, Moral, dan Hukum dalam Masyarakat dan Negara .............................

BAB III PENUTUP............................................................................................


3.1 Kesimpulan .......................................................................................................................
3.2 Saran.................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Manusia, nilai, moral, dan hukum merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan.
Masalah-masalah serius yang dihadapi bangsa Indonesia berkaitan dengan nilai, moral, dan
hukum antara lain mengenai kejujuran, keadilan, menjilat, dan perbuatan negatif lainnya
sehingga perlu dikedepankan pendidikan agama dan moral karena dengan adanya panutan,
nilai, bimbingan, dan moral dalam diri manusia akan sangat menentukan kepribadian
individu atau jati diri manusia, lingkungan sosial dan kehidupan setiap insan. Pendidikan
nilai yang mengarah kepada pembentukan moral yang sesuai dengan norma kebenaran
menjadi sesuatu yang esensial bagi pengembangan manusia yang utuh dalam konteks sosial.

Pendidikan moral tidak hanya terbatas pada lingkungan akademis, tetapi dapat
dilakukan oleh siapa saja dan dimana saja. Secara umum ada tiga lingkungan yang sangat
kondusif untuk melaksanakan pendidikan moral yaitu lingkungan keluarga, lingkungan
pendidikan dan lingkungan masyarakat. Peran keluarga dalam pendidikan mendukung
terjadinya proses identifikasi, internalisasi, panutan dan reproduksi langsung dari nilai-nilai
moral yang hendak ditanamkan sebagai pola orientasi dari kehidupan keluarga. Hal-hal yang
juga perlu diperhatikan dalam pendidikan moral di lingkungan keluarga adalah penanaman
nilai-nilai kejujuran, kedisiplinan dan tanggung jawab dalam segenap aspek.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun perumusan masalah makalah ini membahas mengenai manusia, nilai, moral,
dan hukum yang mencakup hal-hal berikut :

1. Apa pengertian manusia, nilai, moral dan hukum ?


2. Apa pengertian hakikat, fungsi dan perwujudan nilai moral dan hukum ?
3. Apa hubungan manusia dan hukum ?
4. Apa hubungan manusia dan moral ?
5. Apa hubungan niali dan moral ?
6. Problematika nilai, moral, hokum dalam masyarakat dan Negara?
1.3 Tujuan Pembahasan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pengertian manusia, moral, dan hukum.


2. Untuk mengetahui hubungan manusia, moral dan hukum.
3. Untuk mengetahui factor apa saja yang mempengaruhi moral pada manusia.
4. Untuk menambah wawasan bagi penulis.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 MANUSIA NILAI, MORAL DAN HUKUM

2.1.1 Pengertian Manusia

Secara bahasa manusia berasal dari kata “manu” (Sansekerta), “mens” (Latin), yang
berarti berpikir, berakal budi atau makhluk ang berakal budi (mampu menguasai makhluk
lain). Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah
gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang individu. Dalam hubungannya
dengan lingkungan, manusia merupakan suatu oganisme hidup (livingorganism).

Terbentuknya pribadi seseorang dipengaruhi oleh lingkungan bahkan secara ekstrim


dapat dikatakan, setiap orang berasal dari satu lingkungan, baik lingkungan vertikal
(genetika, tradisi), horizontal (geografik, fisik, sosial), maupun kesejarahan. Tatkala seoang
bayi lahir, ia merasakan perbedaan suhu dan kehilangan energi, dan oleh kaena itu ia
menangis, menuntut agar perbedaan itu berkurang dan kehilangan itu tergantikan. Dari sana
timbul anggapan dasar bahwa setiap manusia dianugerahi kepekaan (sense) untuk
membedakan (sense of discrimination) dan keinginan untuk hidup. Untuk dapat hidup, ia
membutuhkan sesuatu. Alat untuk memenuhi kebutuhan itu bersumber dari lingkungan.

Manusia adalah makhluk yang tidak dapat dengan segera menyesuaikan diri dengan
lingkungannya. Pada masa bayi sepenuhnya manusia tergantung kepada individu lain.
Ia belajar berjalan, belajar makan, belajar berpakaian, belajar membaca, belajar membuat
sesuatu dan sebagainya, memerlukan bantuan orang lain yang lebih dewasa.

2.1.2 Pengertian Nilai

Nilai adalah sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas, dan berguna
bagi manusia. Sesuatu itu bernilai berarti sesuatu itu berharga atau berguna bagi kehidupan
manusia.

• Sifat-sifat nilai adalah sebagai


berikut:

a. Nilai itu suatu relitas abstrak dan ada dalam kehidupan manusia. Nilai yang bersifat
abstrak tidak dapat diindra. Hal yang dapat diamati hanyalah objek yang bernilai itu.
Misalnya orang yang memiliki kejujuran. Kejujuran adalah nilai, tetapi kita tidak bias
menindra kejujuran itu.
b. Nilai memiliki sifat normative, artinya nilai mengandung harapan, cita-cita dan
suatu keharusan sehingga nilai memiliki sifat ideal das sollen. Nilai diwujudkan dalam
bentuk norma sebagai landasan manusia dalam bertindak. Misalnya nilai keadilan. Semua
orang berharap manusia dan mendapatkan dan berperilaku yang mencerminkan nilai
keadilan.

c. Nilai berfungsi sebagai daya dorong dan manusia adalah pendukung nilai. Manusia
bertindak berdasar dan didorong oleh nilai yang diyakininya. Misalnya nilai ketakwaan.
Adanya nilai ini menjadikan semua orang terdorong untuk bisa mencapai derajat ketakwaan.

Menurut Cheng (1955): nilai merupakan sesuatu yang potensial, dalam arti
terdapatnya hubungan yang harmonis dan kreatif, sehingga berfungsi untuk
menyempurnakan manusia, sedangkan kualitas merupakan atribut atau sifat yang seharusnya
dimiliki (dalam lasyo, 1999, halm.1)

a. Adapun Ciri-Ciri Nilai :

Menurut Bambang Daroeso (1986) adalah sebagai


berikut:

– Nilai itu suatu realitas abstrak dan ada dalam kehidupan


manusia.

– Nilai memiliki sifat normative, artinya nilai mengandung harapan, cita-cita, dan
suatu keharusan sehingga nilai memiliki sifat ideal (das sollen).

b. Macam-macam Nilai

Dalam filsafat, nilai dibedakan dalam tiga


macam,yaitu:

– Nilai logika adalah nilai benar


salah

– Nilai estetika adalah nilai indah tidak


indah

– Nilai etika/moral adalah nilai baik


buruk

Notonegoro (dalam Kaelan, 2000) menyebutkan adanya 3 macam nilai. Ketiga nilai itu
adalah sebagai berikut.

1. Nilai material, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi kehidupan jasmani
manusia.

2. Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi aktivitas


manusia
3. Nilai kerohanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia. Terdiri dari
nilai kebenaran, nilai keindahan, nilai kebaikan, dan nilai religius.
c. Jenis-jenis Nilai

Menurut Max Schelle (dalam Kaelan, 2002, hal 175), hierarki nilai terdiri
dari:

– Nilai Kenikmatan, nilai yang mengenakkan atau tidak mengenakkan berkaitan dengan
indra manusia yang menyebabkan manusia senang atau menderita.

– Nilai Kehidupan, yaitu nilai yang penting bagi


kehidupan.

– Nilai Kejiwaan, yaitu nilai yang tidak tergantung pada keadaan jasmani maupun
lingkungan.

– Nilai Kerohanian, yaitu moralitas nilai yang suci atau tidak


suci.\

d. Fungsi Nilai

Fungsi nilai bagi kehidupan manusia,


yaitu:

– Sebagai faktor pendorong : nilai berhubungan dengan cita-cita dan


harapan.

– Sebagai petunjuk arah : nilai berkaitan dengan cara berpikir , berperasaan, bertindak
serta menjadi – panduan dalam menentukan pilihan.

Nilai sebagai pengawas : nilai mendorong, menuntun, bahkan menekan atau memaksa
individu berbuat dan bertindak sesuai dengan nilai – yang bersangkutan.

Nilai sebagai alat solidaritas : Nilai dapat menjaga solidaritas di kalangan kelompok
atau masyarakat.

– Dapat mengarahkan masyarakat dalam berpikir dan bertingkah laku. – Nilai sebagai
benteng perlindungan: nilai berfungsi menjaga stabilitas budaya dalam dalam suatu
kelompok/masyarakat.

2.1.3 Pengertian Moral

Moral berasal dari bahas latin mores yang berarti adat kebiasaan. Kata mors
ini mempunyai sinonim mos, moris, manner more atau manners, morals. Dalam bahasa
Indonesia, kata moral berarti akhlak (basah arab) atau kesusilaan yang mengandung makna
tata tertib batin atau tata tertib hati nurani yang menjadi pembimbing tingkah laku batin
dalam hidup. Kata moral ini dalam bahasa yunani sama dengan ethos yang menjadi etika.
Makna moral yang terkandung dalam kepribadian seseorang itu tercermin dari sikap dan
tingkah lakunya. Bisa dikatakan manusia yang bermoral adalah manusia yang sikap dan
tingkah lakunya sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.
a. Jenis moral

Ada dua macam moral dalam menentukan baik dan buruknya perilaku manusia,
yaitu:

• Moral deskriptif, yaitu etika yang berusaha meneropong secara kritis dan rasional sikap
dan perilaku manusia dan apa yang dikejar oleh manusia dalam hidup ini sebagai sesuatu
yang bernilai. Hal ini memberikan fakta sebagai dasar untuk mengambil keputusan tentang
perilaku atau sikap yang mau diambil.

• Moral normatif, yaitu etika yang berusaha menetapkan berbagai sikap dan pola perilaku
ideal yang seharusnya dimiliki oleh manusia. Moral normatif memberikan penilaian
sekaligus memberi norma sebagai dasar dan kerangka tindakan yang akan diputuskan

b. Fungsi moral

Fungsi moral bagi kehidupan manusia,


yaitu:

• Mengingatkan manusia untuk melakukan kebaikan demi diri sendiri dan sesama sebagai
bagian masyarakat

• Menarik perhatian pada permasalahan moral yang kurang di


tanggapi

• Dapat menjadi penarik perhatian manusia pada gejala pembiasaan


emosional.

2.1.4 Pengertian Hukum

Hukum dalam masyarakat merupakan tuntutan, mengingat bahwa kita tidak mungkin
menggambarkan hidup manusia tanpa atau diluar masyarakat. Maka
manusia,masyarakat,dan hukum merupakan pengertian yang tidak dapat dipisahkan sehingga
menjadi pameo. Dalam kaitan dengan masyarakat, tujuan hukum yang utama dapat direduksi
untuk ketertiban.

Ada beberapa pendapat para pakar mengenai pengertian hukum,


yaitu:

• Mayers menjelaskan bahwa hukum itu adalah semua aturan yang menyangkut kesusilaan
dan ditujukan terhadap tingkah laku manusia dalam masyarakat serta sebagai pedoman
bagi penguasa Negara dalam melaksanakan tugasnya

• Utrecht berpendapat bahwa hukum adalah himpunan perintah dan larangan untuk
mencapai ketertiban dalam masyarakat dan oleh karenanya masyarakat harus mematuhinya.

1. Jenis Hukum
a. Jenis hukum berdasarkan sumber,
yaitu:
• Hukum adat

Sistem hukum yang dikenal dalam lingkungan kehidupan sosial di Indonesia dan negara-
negara Asia lainnya seperti Jepang, India, dan Tiongkok. Sumbernya adalah peraturan-
peraturan hukum tidak tertulis yang tumbuh dan berkembang dan dipertahankan dengan
kesadaran hukum masyarakatnya. Karena peraturan-peraturan ini tidak tertulis dan tumbuh
kembang, maka hukum adat memiliki kemampuan menyesuaikan diri dan elastis. Contoh:
hukum adat minangkabau.

• Hukum undang-undang

Hukum yang tercantum dalam peraturan perundang-undangan. Ada dua jenis undag-undang
yakni dalam arti material (setiap peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah yang isinya
mengikat secara umum bagi semua warga negara) dan dalam arti formal (setiap peraturan
yang karena bentuknya dapat disebut UU). Contoh: UU pemilu.

• Hukum yurisprudensi

Yaitu keputusan hakim terdahulu terhadap suatu perkara yang tidak diatur oleh UU dan
dijadikan pedoman oleh hakim lainnya dalam memutuskan perkara yang serupa. Contoh:
KUHP.

• Hukum traktat

Yaitu perjanjian yang dibuat oleh dua negara atau lebih mengenai persoalan-persoalan
tertentu yang emnjadi kepentingan negara bersangkutan. Contoh: hukum batas negara.

• Hukum doktrin

Yaitu pendapat para ahli hukum terkemuka yang dijadikan dasar atau asas-asas penting
dalam hukum dan penerapannya.

b. Jenis hukum berdasarkan isinya,


yaitu:

• Hukum public

Hukum yang mengatur hubungan antara negara dengan warga negaranya. Atau Hukum yang
mengatur tentang hal-hal yang berhubungan tentang masyarakat dan menjadi Hukum
perlindungan Publik. Contoh: hukum tata negara, hukum acara pidana.

• Hukum privat
Hukum yang mengatur kepentingan pribadi, atau hukum yang mengatur hubungan-
hubungan hukum antara orang yang satu dengan orang lainnya dengan menitikberatkan
kepada kepentingan perseorangan. Contoh: hukum waris, hukum dagang, hukum perdata.

c. Jenis hukum berdasarkan masa berlakunya,


yaitu:

• Hukum Positif atau ius


constitutum

Adalah hukum yang berlaku saat ini di suatu negara. Misalnya, di Indonesia persoalan
perdata diatur dalam KUH Perdata, persoalah pidana diatur melalui KUH Pidana, dll. Dalam
hukum positif atau ius constitutum di indonesia, berlaku tata hukum sebagai berikut:

– Hukum Tata Negara adalah Peraturan-peraturan yang mengatur organisasai Negara dari
tingkat atas sampai bawah, sturktur, tugas dan wewenang alat perlengkapan Negara.

– Hukum Perdata adalah ketentuan yang engatur hak-hak dan kepentingan antara individu-
individu dalam masyarakat. Dalam tradisi hukum di daratan Eropa (civil law) dikenal
pembagian hukum menjadi dua yakni hukum publik dan hukum privat atau Hukum Perdata.
Dalam sistem Anglo Sakson (common law) tidak dikenal pembagian semacam ini.

– Hukum Pidana adalah keseluruhan dari peraturan-peraturan yang menentukan perbuatan


apa yang dilarang dan termasuk kedalam tindak pidana, serta menentukan hukuman apa yang
dapat dijatuhkan terhadap yang melakukannya.

d. Menurut Prof. Moeljatno, S.H Hukum Pidana adalah bagian daripada keseluruhan yang
berlaku di suatu negara, yang mengadakan dasar-dasar dan aturan-aturan untuk :

• Menentukan perbuatan-perbuatan mana yang tidak boleh dilakukan dan yang


dilarang, dengan disertai ancaman atau sanksi yang berupa pidana tertentu bagi barang siapa
yang melanggar larangan tersebut.

• Menentukan kapan dan dalam hal-hal apa kepada mereka yang telah melanggar larangan-
3

• Menentukan dengan cara bagaimana pengenaan pidana itu dapat dilaksanakan apabila ada
orang yang disangka telah melanggar larangan tersebut.

• Hukum Tata Usaha (Administrasi) negara adalah hukum yang mengatur kegiatan
administrasi negara. Yaitu hukum yang mengatur tata pelaksanaan pemerintah dalam
menjalankan tugasnya.
• Hukum acara atau hukum formal adalah hukum yang mengatur tentang cara bagaimana
mempertahankan dan menjalankan peraturan hukum material.

2.2 HAKIKAT FUNGSI PERWUJUDAN NILAI, MORAL DAN HUKUM

2.2.1 Hakikat Nilai dan Moral

a. Bertens menyebutkan ada tiga jenis makna etika,yaitu :

• Etika berarti nilai-nilai atau norma-norma yang menjadi pegangan bagi


seseorangatau kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.

• Etika berarti kumpulan asas atau nilai moral.

• Etika berarti ilmu tentang baik buruk.

b. Beberap pendapat tentang pengertian nilai ,dapat diuraikan sebagai berikut :

• Menurut Bambang Daroeso,nilai adalah sesuatu kualitas atau penghargaan terhadap


sesuatu,yang menjadi dasar pentu tingkah laku seseorang.

• Menurut Darji Darmodiharjo adalah kualitas atau keadaan yang bermanfaat bagi
manusia baik lahir atau batin.

c. Dalam kehidupan ini banyak sekali nilai yang melingkupi kita. Nilai yang beragam
dapat diklarifikasikan ke dalam macam atau jenis nilai.

Prof.Drs.Notonegoro,S.H menyatakan ada tiga macam nilai,yaitu :

a. Nilai materil b. Nilai vital c. Nilai kerohanian

d. Dalam filsafat nilai secara sederhana dibedakan menjadi 3 jenis yaitu :

a. Nilai logika b. Nilai etika c. Nilai estetika

2.2.2 Norma Sebagai Perwujudan dari Nilai

Nilai penting bagi kehidupan manusia,sebab nilai bersifat normative dan


menjadi motivator tindakan manusia. Namun demikian, nilai belum dapat berfungsi secara
praktis sebagai penutun prilaku manusia itu sendiri.

Sehingga munculnya norma yang merupakan konkretisasi dari nilai yang merupakan sebagai
perwujdan dari nilai itu
sendiri.

Norma-norma yang berlaku dimasyarakat ada empat macam,yakni sebagai berikut


:

a. Norma agama

b. Norma kesusilaan/moral

c. Norma kesopanan

d. Norma hukum

Norma yang berkaitan dengan aspek kehidupan pribadi,yaitu


:

a. Norma agama

b. Norma moral

c. Norma adat

d. Norma hukum

2.2.3 Hukum Sebagai Norma

Hukum pada daarnya adalah bagaian dari norma,yaitu norma hukum,jadi,jika


berbicara mengenai hukum adalah sebagai norma hukum.

Hukum sebagai norma berbeda dengan ketiga norma sebelumnya,perbedaan yang


dimaksud diatas adalah :

• Norma hukum datangnya dari luar diri kita sendiri,yaitu dari kekuasaan / lembaga yang
resmi dan berwenang

• Norma hukum dilengkapi sanksi pidana atau pemaksa secara fisik. Norma lain tidak
dilekati sanksi pidana secara fisik. Sanksi pidana atau sanksi pemaksa itu dilaksanakan oleh
aparat Negara.

2.3 HUBUNGAN MANUSIA DENGAN HUKUM

Hukum dalam masyarakat merupakan tuntutan, mengingat bahwa kita tidak mungkin
menggambarkan hidup manusia tanpa atau di luar masyarakat. Maka manusia, masyarakat,
dan hukum merupakan pengertian yang tidak bisa dipisahkan. Untuk mencapai ketertiban
dalam
masyarakat, diperlukan adanya kepastian dalam pergaulan antar-manusia dalam masyarakat.
Kepastian ini bukan saja agar kehidupan masyarakat menjadi teratur akan tetapi akan
mempertegas lembaga-lembaga hukum mana yang melaksanakannya.

Hukum yang baik adalah hukum yang sesuai dengan hukum yang hidup (the living
law) dalam masyarakat, yang tentunya sesuai pula atau merupakan pencerminan dari nilai-
nilai yang berlaku dalam masyarakat tersebut.

Manusia dan hukum adalah dua entitas yang tidak bisa dipisahkan. Bahkan dalam
ilmu hukum, terdapat adagium yang terkenal yang berbunyi: “Ubi societas ibi jus” (di mana
ada masyarakat di situ ada hukumnya). Artinya bahwa dalam setiap pembentukan suatu
bangunan struktur sosial yang bernama masyarakat, maka selalu akan dibutuhkan bahan
yang bersifat sebagai “semen perekat” atas berbagai komponen pembentuk dari masyarakat
itu, dan yang berfungsi sebagai “semen perekat” tersebut adalah hukum.

Untuk mewujudkan keteraturan, maka mula-mula manusia membentuk suatu struktur


tatanan (organisasi) di antara dirinya yang dikenal dengan istilah tatanan sosial (social
order) yang bernama: masyarakat. Guna membangun dan mempertahankan tatanan sosial
masyarakat yang teratur ini, maka manusia membutuhkan pranata pengatur yang terdiri dari
dua hal: aturan (hukum) dan si pengatur(kekuasaan).

2.4 HUBUNGAN MANUSIA DENGAN MORAL

Moral memiliki arti yang hampir sama dengan etika. Etika berasal daribahasa kuno
yang berarti ethos dalam bentuk tunggal ethos memiliki banyak artiyaitu tempat tinggal
biasa, padang rumput, kebiasaan, adat, watak sikap , dan caraberfiki. Dalam bentuk jamak
ethos (ta etha) yang artinya adat kebiasaan. Moralberasal dari bahsa latin yaitu mos
(jamaknya mores) yang berarti adat, cara, dantampat tinggal. Dengan demikian secara
etismologi kedua kata tersebut bermaknasama hannya asal uasul bahasanya yang berbeda
dimana etika dari bahasa yunanisementara moral dari bahasa latin.

Moral yang pengertiaannya sama dengan etika dalam makna nilai-nilaidan orma-
norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau kelompok dalammengatur tingkah
lakunya. Dalam ilmu filsafat moral banyak unsur yang dikajisecara kritis, di landasi
rasionalitas manusia seperti sifat hakiki manusia, prinsipkebaikan, pertimbangan etis
dalam pengambilan keputusan
terhadap sesuatu dansebagainya. Moral lebih kepada sifat aplikatif yaitu berupa nasehat
tentang hal-halyang baik.

2.5 HUBUNGAN NILAI DENGAN MORAL

Moral adalah bagian dari nilai yaitu nilai moral. Tidak semua nilai adalah moral.
Nilai moral berkaitan dengan perilaku manusia (human) tentang hal baik-buruk.

Dalam filsafat nilai dibedakan 3


jenis :

• Nilai logika yaitu nilai tentang benar-


salah

• Nilai etika yaitu nilai tentang baik-


buruk

• Nilai estetika yaitu nilai tentang indah


jelek

Nilai estetika adalah nilai tentang baik-buruk yang berkaitan dengan perilaku
manusia. Jadi kalau kita mengatakan etika orang itu buruk, bukan berarti wajahnya
buruk tetapi menunjuk perilaku orang itu yang buruk. Nilai etik adalah nilai moral
Jadi Moral yang dimaksudkan adalah nilai moral sebagai bagian dari nilai.

Ada beberapa unsur dari kaidah moral yaitu


:

• Hati Nurani merupakan fenomena moral yang sangat


hakiki.

• Hati nurani merupakan penghayatan tentang baik atau


buruk.

• Perilaku manusia dan hati nurani ini selalu dihubunngkan dengan kesadaran manusia dan
selalu terkait dalamdengan situasi kongkret. Dengan hati nurani manusia akan
sanggupmererfleksikandirinya terutama dalam mengenai dirinya sendiri atau juga mengenal
orang.

• Kebebasan dan tanggung jawab.

• Kebebasan adalah milik individu yang sangat hakiki dan manusiawi dan karena manusia
pada dasar nya adal;ah makhluk bebas. Tetapi didalam kebebasanitu juga terbatas karena
tidak boleh bersinggungan dengan kebebasan orang lainketika mereka melakukan interaksi.
Jadi, manusia itu adalah makhluk bebas yang dibatasi oleh lingkungannya sebagai akibat
tidak mampunya ia untuk hidup sendiri.
2.6 PROBLEMATIKA NILAI, MORAL, DAN HUKUM DALAM
MASYARAKAT DAN NEGARA

1. Pengaruh Kehidupan Keluarga dalam pembinaan Nilai


Moral

Keluarga berperan sangat penting bagi pembinaan nilai moral anak. Hal ini karena dalam
keluargalah, pendidikan pertama dan utama anak sebelum memasuki dunia pendidikan dan
masyarakat. Kehidupan keluarga yang baik akan mempengaruhi perkembangan jiwa dan
nilai moral anak ke arah yang baik, begitu pula sebaliknya.

2. Pengaruh Teman Sebaya Terhadap Pembinaan Nilai


Moral

Pengaruh pergaulan dengan teman sebaya sangat mempengaruhi sikap dan perilaku generasi
muda dalam hal moralnya. Berteman dengan teman yang tidak baik sikap dan perilakunya
juga tutur katanya akan menyebabkan anak akan cepat meniru hal-hal negative, sebaliknya
jika berteman dengan orang yang senantiasa berbuat baik juga akan menyebabkan anak
meniru hal- hal positif tersebut.

3. Pengaruh Figur Otoritas Terhadap Perkembangan Nilai Moral


Individu

Figur otoritas harus memberi contoh yang baik bagi masyarakat, khususnya bagi generasi
muda. Pengaruh figure otoritas terhadap perkembangan nilai moral individu sangat besar
pengaruhnya. Figur masyarakat seperti presiden, pejabat pemerintah, maupun artis idola
harus memberi contoh yang baik dalam kehidupan sehari-hari karena berpengaruh terhadap
pembinaan mental dan norma generasi muda.

4. Pengaruh Media Telekomunikasi Terhadap Perkembangan Nilai


Moral

Pengaruh media telekomunikasi akhir-akhir ini memang cukup memprihatinkan di kalangan


generasi muda. Penyalahgunaan sarana telekomunikasi yang seharusnya digunakan sesuai
fungsinya ini cukup mempengaruhi sikap dan generasi muda kita. Perilaku pergaulan bebas
dan seks bebas akhirnya merambah dengan begitu cepat di kalangan generasi muda.

5. Pengaruh Media Elektronik dan Internet terhadap Pembinaan Nilai


Moral

Media Elektronik dan internet menjadi sarana penyebarluasan globalisasi, yang


mengandung unsur negative di dalamnya. Pengaruh negatif tersebut dapat mempengaruhi
sikap dan pikiran generasi muda.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Manusia, nilai, moral dan hukum adalah suatu hal yang saling berkaitan dan saling
menunjang. Sebagai warga negara kita perlu mempelajari, menghayati dan melaksanakan
dengan ikhlas mengenai nilai, moral dan hukum agar terjadi keselarasan dan harmoni
kehidupan. Manusia adalah individu yg terdiri dari jasad dan roh dan makhluk yang paling
sempurna, paling tertinggi derajatnya, dan menjadi khalifah di permukaan bumi.

Nilai adalah sesuatu yang baik yang selalu diinginkan, dicita-citakan dan dianggap
pentong oleh seluruh manusia sebagai anggota masyarakat. Nilai adalah sesuatu yang
berharga, bermutu, menunjukkan kualitas, dan berguna bagi manusia. Sesuatu itu bernilai
berarti sesuatu itu berharga atau berguna bagi kehidupan manusia.

3.2 Saran

Penegakan hukum harus memperhatikan keselarasan antara keadilan dan kepastian


hukum. Karena, tujuan hukum antara lain adalah untuk menjamin terciptanya keadilan
(justice), kepastian hukum (certainty of law), dan kesebandingan hukum (equality before the
law). Penegakan hukum-pun harus dilakukan dalam proporsi yang baik dengan penegakan
hak asasi manusia. Dalam arti, jangan lagi ada penegakan hukum yang bersifat
diskriminatif, menyuguhkan kekerasan dan tidak sensitif jender. Penegakan hukum jangan
dipertentangkan dengan penegakan HAM. Karena, sesungguhnya keduanya dapat berjalan
seiring ketika para penegak hukum memahami betul hak-hak warga negara dalam konteks
hubungan antara negara hukum dengan masyarakat sipil.
DAFTAR PUSTAKA

Setiadi, Elly M, dkk.2006.Ilmu Sosial dan Budaya Dasar.Jakarta:Kencana Prenada Media


Grop.

Supartono W., M.M.2004.Ilmu Budaya Dasar.Bogor:Ghalia Indonesia.

Widagdho, Djoko, dkk.2008.Ilmu Budaya Dasar.Jakarta:PT Bumi

Aksara. Rafieq, M.2011.Ilmu Sosial dan Budaya Dasar.Jakarta:Mega

Media. http://knowledgeisfreee.blogspot.com6

Anda mungkin juga menyukai