Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH ISBD

MANUSIA, NILAI, MORAL DAN HUKUM

Di Susun Oleh :

KELOMPOK 3 :
1. Dinastiar ( 7003220002 )
2. Miftah Farid J ( 7003220018 )
3. Ruli ( 7003220032 )
4. Ridwan Maulana ( 7003220027 )

PROGAM STUDY TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS GALUH
2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI…………………….………………………….
KATA PENGANTAR ……………………………………………………….
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah …………………………………………….
Rumusan Masalah……………………………………………………
Tujuan penulisan….…………………………………………………
BAB II PEMBAHASAN
Manusia Nilai Moral dan Hukum…………………………………..
Hakikat Fungsi Perwujudan nilai, moral dan hukum………………
Hubungan Manusia Dengan Hukum……………………………….
Hubungan Manusia Dengan Moral…………………………………
Hubungan Nilai Dan Moral…………………………………………
Problematika Nilai, Moral, dan Hukum Dalam masyarakat dan
Negara………………………………………………………………
BAB III PENUTUP
Kesimpulan…………………………………………………………
Saran………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNya sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah Manusia Nilai Moral dan Hukum ini tersusun hingga
selesai.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
beberapa pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasa. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah Manusia Nilai Moral dan Hukum ini dapat
memperluas informasi untuk pembaca.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Manusia, nilai, moral, dan hukum merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan.
Masalah-masalah serius yang dihadapi bangsa Indonesia berkaitan dengan nilai,
moral, dan hukum antara lain mengenai kejujuran, keadilan, menjilat, dan perbuatan
negatif lainnya sehingga perlu dikedepankan pendidikan agama dan moral karena
dengan adanya panutan, nilai, bimbingan, dan moral dalam diri manusia akan sangat
menentukan kepribadian individu atau jati diri manusia, lingkungan sosial dan
kehidupan setiap insan. Pendidikan nilai yang mengarah kepada pembentukan moral
yang sesuai dengan norma kebenaran menjadi sesuatu yang esensial bagi
pengembangan manusia yang utuh dalam konteks sosial.

Pendidikan moral tidak hanya terbatas pada lingkungan akademis, tetapi dapat
dilakukan oleh siapa saja dan dimana saja. Secara umum ada tiga lingkungan yang
sangat kondusif untuk melaksanakan pendidikan moral yaitu lingkungan keluarga,
lingkungan pendidikan dan lingkungan masyarakat. Peran keluarga dalam pendidikan
mendukung terjadinya proses identifikasi, internalisasi, panutan dan reproduksi
langsung dari nilai-nilai moral yang hendak ditanamkan sebagai pola orientasi dari
kehidupan keluarga. Hal-hal yang juga perlu diperhatikan dalam pendidikan moral di
lingkungan keluarga adalah penanaman nilai-nilai kejujuran, kedisiplinan dan
tanggung jawab dalam segenap aspek.

B. Rumusan masalah

Adapun perumusan masalah makalah ini membahas mengenai manusia, nilai, moral,
dan hukum yang mencakup hal-hal berikut :

Apa pengertian manusia, nilai, moral dan hukum ?


Apa pengertian hakikat, fungsi dan perwujudan nilai moral dan hukum ?
Apa hubungan manusia dan hukum ?
Apa hubungan manusia dan moral ?
Apa hubungan niali dan moral ?
Problematika nilai, moral, hokum dalam masyarakat dan Negara?

C. Tujuan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :


Untuk mengetahui pengertian manusia, moral, dan hukum.
Untuk mengetahui hubungan manusia, moral dan hukum.
Untuk mengetahui factor apa saja yang mempengaruhi moral pada manusia.
Untuk menambah wawasan bagi penulis.
BAB II
PEMBAHASAN

A. MANUSIA NILAI, MORAL DAN HUKUM

1. Pengertian Manusia

Secara bahasa manusia berasal dari kata “manu” (Sansekerta), “mens” (Latin), yang
berarti berpikir, berakal budi atau makhluk ang berakal budi (mampu menguasai
makhluk lain). Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah
fakta, sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang individu.
Dalam hubungannya dengan lingkungan, manusia merupakan suatu oganisme hidup
(livingorganism).

Terbentuknya pribadi seseorang dipengaruhi oleh lingkungan bahkan secara ekstrim


dapat dikatakan, setiap orang berasal dari satu lingkungan, baik lingkungan vertikal
(genetika, tradisi), horizontal (geografik, fisik, sosial), maupun kesejarahan. Tatkala
seoang bayi lahir, ia merasakan perbedaan suhu dan kehilangan energi, dan oleh kaena
itu ia menangis, menuntut agar perbedaan itu berkurang dan kehilangan itu
tergantikan. Dari sana timbul anggapan dasar bahwa setiap manusia dianugerahi
kepekaan (sense) untuk membedakan (sense of discrimination) dan keinginan untuk
hidup. Untuk dapat hidup, ia membutuhkan sesuatu. Alat untuk memenuhi kebutuhan
itu bersumber dari lingkungan.

Manusia adalah makhluk yang tidak dapat dengan segera menyesuaikan diri dengan
lingkungannya. Pada masa bayi sepenuhnya manusia tergantung kepada individu lain.
Ia belajar berjalan, belajar makan, belajar berpakaian, belajar membaca, belajar
membuat sesuatu dan sebagainya, memerlukan bantuan orang lain yang lebih dewasa.

2. Pengertian Nilai

Nilai adalah sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas, dan berguna bagi
manusia. Sesuatu itu bernilai berarti sesuatu itu berharga atau berguna bagi kehidupan
manusia.

• Sifat-sifat nilai adalah sebagai berikut:

a. Nilai itu suatu relitas abstrak dan ada dalam kehidupan manusia. Nilai yang bersifat
abstrak tidak dapat diindra. Hal yang dapat diamati hanyalah objek yang bernilai itu.
Misalnya orang yang memiliki kejujuran. Kejujuran adalah nilai, tetapi kita tidak bias
menindra kejujuran itu.

b. Nilai memiliki sifat normative, artinya nilai mengandung harapan, cita-cita dan
suatu keharusan sehingga nilai memiliki sifat ideal das sollen. Nilai diwujudkan dalam
bentuk norma sebagai landasan manusia dalam bertindak. Misalnya nilai keadilan.
Semua orang berharap manusia dan mendapatkan dan berperilaku yang
mencerminkan nilai keadilan.

c. Nilai berfungsi sebagai daya dorong dan manusia adalah pendukung nilai. Manusia
bertindak berdasar dan didorong oleh nilai yang diyakininya. Misalnya nilai
ketakwaan. Adanya nilai ini menjadikan semua orang terdorong untuk bisa mencapai
derajat ketakwaan.

2. Pengertian Nilai

Nilai adalah sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas, dan berguna bagi
manusia. Sesuatu itu bernilai berarti sesuatu itu berharga atau berguna bagi kehidupan
manusia.

• Sifat-sifat nilai adalah sebagai berikut:

a. Nilai itu suatu relitas abstrak dan ada dalam kehidupan manusia. Nilai yang bersifat
abstrak tidak dapat diindra. Hal yang dapat diamati hanyalah objek yang bernilai itu.
Misalnya orang yang memiliki kejujuran. Kejujuran adalah nilai, tetapi kita tidak bias
menindra kejujuran itu.

b. Nilai memiliki sifat normative, artinya nilai mengandung harapan, cita-cita dan
suatu keharusan sehingga nilai memiliki sifat ideal das sollen. Nilai diwujudkan dalam
bentuk norma sebagai landasan manusia dalam bertindak. Misalnya nilai keadilan.
Semua orang berharap manusia dan mendapatkan dan berperilaku yang
mencerminkan nilai keadilan.

c. Nilai berfungsi sebagai daya dorong dan manusia adalah pendukung nilai. Manusia
bertindak berdasar dan didorong oleh nilai yang diyakininya. Misalnya nilai
ketakwaan. Adanya nilai ini menjadikan semua orang terdorong untuk bisa mencapai
derajat ketakwaan.

3. Pengertian Moral

Moral berasal dari bahas latin mores yang berarti adat kebiasaan. Kata mors ini
mempunyai sinonim mos, moris, manner more atau manners, morals. Dalam bahasa
Indonesia, kata moral berarti akhlak (basah arab) atau kesusilaan yang mengandung
makna tata tertib batin atau tata tertib hati nurani yang menjadi pembimbing tingkah
laku batin dalam hidup. Kata moral ini dalam bahasa yunani sama dengan ethos yang
menjadi etika. Makna moral yang terkandung dalam kepribadian seseorang itu
tercermin dari sikap dan tingkah lakunya. Bisa dikatakan manusia yang bermoral
adalah manusia yang sikap dan tingkah lakunya sesuai dengan nilai-nilai dan norma-
norma yang berlaku dalam masyarakat.
a. Jenis moral
Ada dua macam moral dalam menentukan baik dan buruknya perilaku manusia, yaitu:

• Moral deskriptif, yaitu etika yang berusaha meneropong secara kritis dan rasional
sikap dan perilaku manusia dan apa yang dikejar oleh manusia dalam hidup ini
sebagai sesuatu yang bernilai. Hal ini memberikan fakta sebagai dasar untuk
mengambil keputusan tentang perilaku atau sikap yang mau diambil.

• Moral normatif, yaitu etika yang berusaha menetapkan berbagai sikap dan pola
perilaku ideal yang seharusnya dimiliki oleh manusia. Moral normatif memberikan
penilaian sekaligus memberi norma sebagai dasar dan kerangka tindakan yang akan
diputuskan

b. Fungsi moral
Fungsi moral bagi kehidupan manusia, yaitu:

• Mengingatkan manusia untuk melakukan kebaikan demi diri sendiri dan sesama
sebagai bagian masyarakat

• Menarik perhatian pada permasalahan moral yang kurang di tanggapi

• Dapat menjadi penarik perhatian manusia pada gejala pembiasaan emosional.

4. Pengertian Hukum

Hukum dalam masyarakat merupakan tuntutan, mengingat bahwa kita tidak mungkin
menggambarkan hidup manusia tanpa atau diluar masyarakat. Maka
manusia,masyarakat,dan hukum merupakan pengertian yang tidak dapat dipisahkan
sehingga menjadi pameo. Dalam kaitan dengan masyarakat, tujuan hukum yang utama
dapat direduksi untu ketertiban.

Ada beberapa pendapat para pakar mengenai pengertian hukum, yaitu:

• Mayers menjelaskan bahwa hukum itu adalah semua aturan yang menyangkut
kesusilaan dan ditujukan terhadap tingkah laku manusia dalam masyarakat serta
sebagai pedoman bagi penguasa Negara dalam melaksanakan tugasnya

• Utrecht berpendapat bahwa hukum adalah himpunan perintah dan larangan untuk
mencapai ketertiban dalam masyarakat dan oleh karenanya masyarakat harus
mematuhinya.

• Simorangkir mengatakan bahwa hukum adalah peraturan yang bersifat memaksa dan
sebagai pedoman tingkah laku manusia dalam masyarakat yang dibuat oleh lembaga
berwenang serta bagi siapa saja yang melanggarnya akan mendapat hukuman.
• Sudikno Mertokusuro menyatakan bahwa hukum adalah sekumpulan peraturan-
peraturan atau kaidah-kaidah dalam suatu kehidupan bersama, keseluruhan peraturan
tentang tingkah laku yang berlaku dalam kehidupan bersama yang dapat dipaksakan
pelaksanaannya dengan suatu sanksi.

• Achmad Ali menyatakan hukum adalah seperangkat norma tentang apa yang benar
dan apa yang salah, yang dibuat dan diakui eksistensinya oleh pemerintah yang
dituangkan baik dalam aturan tertulis (peraturan) maupun yang tidak tertulis yang
mengikat dan sesuai dengan kebutuhan masyarakatnya secara keseluruhan dan dengan
ancaman sanksi bagi pelanggar aturan tersebut.

1. Jenis Hukum

a. Jenis hukum berdasarkan sumber, yaitu:

• Hukum adat Sistem hukum yang dikenal dalam lingkungan kehidupan sosial di
Indonesia dan negara-negara Asia lainnya seperti Jepang, India, dan Tiongkok.
Sumbernya adalah peraturan-peraturan hukum tidak tertulis yang tumbuh dan
berkembang dan dipertahankan dengan kesadaran hukum masyarakatnya. Karena
peraturan-peraturan ini tidak tertulis dan tumbuh kembang, maka hukum adat
memiliki kemampuan menyesuaikan diri dan elastis. Contoh: hukum adat
minangkabau.

• Hukum undang-undang Hukum yang tercantum dalam peraturan perundang-


undangan. Ada dua jenis undag-undang yakni dalam arti material (setiap peraturan
yang dikeluarkan oleh pemerintah yang isinya mengikat secara umum bagi semua
warga negara) dan dalam arti formal (setiap peraturan yang karena bentuknya dapat
disebut UU). Contoh: UU pemilu.

• Hukum yurisprudensi Yaitu keputusan hakim terdahulu terhadap suatu perkara yang
tidak diatur oleh UU dan dijadikan pedoman oleh hakim lainnya dalam memutuskan
perkara yang serupa. Contoh: KUHP.

• Hukum traktat Yaitu perjanjian yang dibuat oleh dua negara atau lebih mengenai
persoalan-persoalan tertentu yang emnjadi kepentingan negara bersangkutan. Contoh:
hukum batas negara.

• Hukum doktrin Yaitu pendapat para ahli hukum terkemuka yang dijadikan dasar
atau asas-asas penting dalam hukum dan penerapannya.

b. Jenis hukum berdasarkan isinya, yaitu:

• Hukum public Hukum yang mengatur hubungan antara negara dengan warga
negaranya. Atau Hukum yang mengatur tentang hal-hal yang berhubungan tentang
masyarakat dan menjadi Hukum perlindungan Publik. Contoh: hukum tata negara,
hukum acara pidana.
•Hukum privat Hukum yang mengatur kepentingan pribadi, atau hukum yang
mengatur hubungan-hubungan hukum antara orang yang satu dengan orang lainnya
dengan menitikberatkan kepada kepentingan perseorangan. Contoh: hukum waris,
hukum dagang, hukum perdata.

c. Jenis hukum berdasarkan masa berlakunya, yaitu:

•Hukum Positifatauius constitutum Adalah hukum yang berlaku saat ini di suatu
negara. Misalnya, di Indonesia persoalan perdata diatur dalam KUH Perdata,
persoalah pidana diatur melalui KUH Pidana, dll. Dalam hukum positif atau ius
constitutum di indonesia, berlaku tata hukum sebagai berikut:

– Hukum Tata Negara adalah Peraturan-peraturan yang mengatur organisasai Negara


dari tingkat atas sampai bawah, sturktur, tugas dan wewenang alat perlengkapan
Negara.

– Hukum Perdata adalah ketentuan yang mengatur hak-hak dan kepentingan antara
individu-individu dalam masyarakat. Dalam tradisi hukum di daratan Eropa (civil law)
dikenal pembagian hukum menjadi dua yakni hukum publik dan hukum privat atau
Hukum Perdata. Dalam sistem Anglo Sakson (common law) tidak dikenal pembagian
semacam

– Hukum Pidana adalah keseluruhan dari peraturan-peraturan yang menentukan


perbuatan apa yang dilarang dan termasuk kedalam tindak pidana, serta menentukan
hukuman apa yang dapat dijatuhkan terhadap yang melakukannya.

d. Menurut Prof. Moeljatno, S.H Hukum Pidana adalah bagian daripada keseluruhan
yang berlaku di suatu negara, yang mengadakan dasar-dasar dan aturan-aturan untuk :

• Menentukan perbuatan-perbuatan mana yang tidak boleh dilakukan dan yang


dilarang, dengan disertai ancaman atau sanksi yang berupa pidana tertentu bagi barang
siapa yang melanggar larangan tersebut.

• Menentukan kapan dan dalam hal-hal apa kepada mereka yang telah melanggar
larangan-larangan itu dapat dikenakan atau dijatuhi pidana sebagaimana yang telah
diancamkan.

• Menentukan dengan cara bagaimana pengenaan pidana itu dapat dilaksanakan


apabila ada orang yang disangka telah melanggar larangan tersebut.

• Hukum Tata Usaha (Administrasi) negara adalah hukum yang mengatur kegiatan
administrasi negara. Yaitu hukum yang mengatur tata pelaksanaan pemerintah dalam
menjalankan tugasnya.
• Hukum acara atau hukum formal adalah hukum yang mengatur tentang cara
bagaimana mempertahankan dan menjalankan peraturan hukum material.

B. HAKIKAT FUNGSI PERWUJUDAN NILAI, MORAL DAN


HUKUM

1. Hakikat Nilai dan Moral

a. Bertens menyebutkan ada tiga jenis makna etika,yaitu :

• Etika berarti nilai-nilai atau norma-norma yang menjadi pegangan bagi


seseorangatau kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.

• Etika berarti kumpulan asas atau nilai moral.

• Etika berarti ilmu tentang baik buruk.

b. Beberap pendapat tentang pengertian nilai ,dapat diuraikan sebagai berikut :

• Menurut Bambang Daroeso,nilai adalah sesuatu kualitas atau penghargaan terhadap


sesuatu,yang menjadi dasar pentu tingkah laku seseorang.

• Menurut Darji Darmodiharjo adalah kualitas atau keadaan yang bermanfaat bagi
manusia baik lahir atau batin.

c. Dalam kehidupan ini banyak sekali nilai yang melingkupi kita. Nilai yang beragam
dapat diklarifikasikan ke dalam macam atau jenis nilai.
Prof.Drs.Notonegoro,S.H menyatakan ada tiga macam nilai,yaitu :

a. Nilai materil b. Nilai vital c. Nilai kerohanian

d. Dalam filsafat nilai secara sederhana dibedakan menjadi 3 jenis yaitu :

a. Nilai logika
b. Nilai etika c. Nilai estetika

2. Norma Sebagai Perwujudan dari Nilai


Nilai penting bagi kehidupan manusia,sebab nilai bersifat normative dan menjadi
motivator tindakan manusia. Namun demikian, nilai belum dapat berfungsi secara
praktis sebagai penutun prilaku manusia itu sendiri. Sehingga munculnya norma yang
merupakan konkretisasi dari nilai yang merupakan sebagai

perwujdan dari nilai itu sendiri.


Norma-norma yang berlaku dimasyarakat ada empat macam,yakni sebagai berikut :
a. Norma agama
b. Norma kesusilaan/moral
c. Norma kesopanan d. Norma hukum

Norma yang berkaitan dengan aspek kehidupan pribadi,yaitu :


a. Norma agama
b. Norma moral
c. Norma adat d. Norma hokum

3. Hukum Sebagai Norma

Hukum pada daarnya adalah bagaian dari norma,yaitu norma hukum,jadi,jika


berbicara mengenai hukum adalah sebagai norma hukum.
Hukum sebagai norma berbeda dengan ketiga norma sebelumnya,perbedaan yang
dimaksud diatas adalah :

• Norma hukum datangnya dari luar diri kita sendiri,yaitu dari kekuasaan / lembaga
yang resmi dan berwenang.

• Norma hukum dilengkapi sanksi pidana atau pemaksa secara fisik. Norma lain tidak
dilekati sanksi pidana secara fisik.
Sanksi pidana atau sanksi pemaksa itu dilaksanakan oleh aparat Negara.

C. HUBUNGAN MANUSIA DENGAN HUKUM

Hukum dalam masyarakat merupakan tuntutan, mengingat bahwa kita tidak mungkin
menggambarkan hidup manusia tanpa atau di luar masyarakat. Maka manusia,
masyarakat, dan hukum merupakan pengertian yang tidak bisa dipisahkan. Untuk
mencapai ketertiban dalam masyarakat, diperlukan adanya kepastian dalam pergaulan
antar-manusia dalam masyarakat. Kepastian ini bukan saja agar kehidupan masyarakat
menjadi teratur akan tetapi akan mempertegas lembaga-lembaga hukum mana yang
melaksanakannya.
Hukum yang baik adalah hukum yang sesuai dengan hukum yang hidup (the living
law dalam masyarakat, yang tentunya sesuai pula atau merupakan pencerminan dari
nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat.Manusia dan hukum adalah dua entitas
yang tidak bisa dipisahkan. Bahkan dalam ilmu hukum, terdapat adagium yang
terkenal yang berbunyi: “Ubi societas ibi jus” (di mana ada masyarakat di situ ada
hukumnya). Artinya bahwa dalam setiap pembentukan suatu bangunan struktur sosial
yang bernama masyarakat, maka selalu akan dibutuhkan bahan yang bersifat sebagai
“semen perekat” atas berbagai komponen pembentuk dari masyarakat itu, dan yang
berfungsi sebagai “semen perekat” tersebut adalah hukum.

Untuk mewujudkan keteraturan, maka mula-mula manusia membentuk suatu struktur


tatanan (organisasi) di antara dirinya yang dikenal dengan istilah tatanan sosial (social
order) yang bernama: masyarakat. Guna membangun dan mempertahankan tatanan
sosial masyarakat yang teratur ini, maka manusia membutuhkan pranata pengatur
yang terdiri dari dua hal: aturan (hukum) dan si pengatur(kekuasaan)

D. HUBUNGAN MANUSIA DENGAN MORAL

Moral memiliki arti yang hampir sama dengan etika. Etika berasal daribahasa kuno
yang berarti ethos dalam bentuk tunggal ethos memiliki banyak artiyaitu tempat
tinggal biasa, padang rumput, kebiasaan, adat, watak sikap , dan caraberfiki. Dalam
bentuk jamak ethos (ta etha) yang artinya adat kebiasaan. Moralberasal dari bahsa
latin yaitu mos (jamaknya mores) yang berarti adat, cara, dantampat tinggal. Dengan
demikian secara etismologi kedua kata tersebut bermaknasama hannya asal uasul
bahasanya yang berbeda dimana etika dari bahasa yunanisementara moral dari bahasa
latin.

Moral yang pengertiaannya sama dengan etika dalam makna nilai-nilaidan orma-
norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau kelompok dalammengatur tingkah
lakunya. Dalam ilmu filsafat moral banyak unsur yang dikajisecara kritis, di landasi
rasionalitas manusia seperti sifat hakiki manusia, prinsipkebaikan, pertimbangan etis
dalam pengambilan keputusan terhadap sesuatu dansebagainya. Moral lebih kepada
sifat aplikatif yaitu berupa nasehat tentang hal-halyang baik.

E. HUBUNGAN NILAI DENGAN MORAL

Moral adalah bagian dari nilai yaitu nilai moral. Tidak semua nilai adalah moral. Nilai
moral berkaitan dengan perilaku manusia (human) tentang hal baik-buruk.

Dalam filsafat nilai dibedakan 3 jenis :

• Nilai logika yaitu nilai tentang benar-salah


• Nilai etika yaitu nilai tentang baik-buruk
• Nilai estetika yaitu nilai tentang indah jelek

Nilai estetika adalah nilai tentang baik-buruk yang berkaitan dengan perilaku manusia.
Jadi kalau kita mengatakan etika orang itu buruk, bukan berarti wajahnya buruk tetapi
menunjuk perilaku orang itu yang buruk. Nilai etik adalah nilai moral Jadi Moral yang
dimaksudkan adalah nilai moral sebagai bagian dari nilai.

Ada beberapa unsur dari kaidah moral yaitu :


- Hati Nurani merupakan fenomena moral yang sangat hakiki.
- Hati nurani merupakan penghayatan tentang baik atau buruk. • Perilaku manusia dan
hati nurani ini selalu dihubunngkan dengan kesadaran manusia dan selalu terkait
dalamdengan situasi kongkret. Dengan hati nurani manusia akan
sanggupmererfleksikandirinya terutama dalam mengenai dirinya sendiri atau juga
mengenal orang. • Kebebasan dan tanggung jawab. • Kebebasan adalah milik individu
yang sangat hakiki dan manusiawi dan karena manusia pada dasar nya adal;ah
makhluk bebas. Tetapi didalam kebebasanitu juga terbatas karena tidak boleh
bersinggungan dengan kebebasan orang lainketika mereka melakukan interaksi. Jadi,
manusia itu adalah makhluk bebas yang dibatasi oleh lingkungannya sebagai akibat
tidak mampunya ia untuk hidup sendiri.

F. PROBLEMATIKA NILAI, MORAL, DAN HUKUM DALAM


MASYARAKAT DAN NEGARA

1. Pengaruh Kehidupan Keluarga dalam pembinaan Nilai Moral

Keluarga berperan sangat penting bagi pembinaan nilai moral anak. Hal ini karena
dalam keluargalah, pendidikan pertama dan utama anak sebelum memasuki dunia
pendidikan dan masyarakat. Kehidupan keluarga yang baik akan mempengaruhi
perkembangan jiwa dan nilai moral anak ke arah yang baik, begitu pula sebaliknya.

2. Pengaruh Teman Sebaya Terhadap Pembinaan Nilai Moral

Pengaruh pergaulan dengan teman sebaya sangat mempengaruhi sikap dan perilaku
generasi muda dalam hal moralnya. Berteman dengan teman yang tidak baik sikap dan
perilakunya juga tutur katanya akan menyebabkan anak akan cepat meniru hal-hal
negative, sebaliknya jika berteman dengan orang yang senantiasa berbuat baik juga
akan menyebabkan anak meniru hal-hal positif tersebut.

3. Pengaruh Figur Otoritas Terhadap Perkembangan Nilai Moral Individu

Figur otoritas harus memberi contoh yang baik bagi masyarakat, khususnya bagi
generasi muda. Pengaruh figure otoritas terhadap perkembangan nilai moral individu
sangat besar pengaruhnya. Figur masyarakat seperti presiden, pejabat pemerintah,
maupun artis idola harus memberi contoh yang baik dalam kehidupan sehari-hari
karena berpengaruh terhadap pembinaan mental dan norma generasi muda.

4. Pengaruh Media Telekomunikasi Terhadap Perkembangan Nilai Moral

Pengaruh media telekomunikasi akhir-akhir ini memang cukup memprihatinkan di


kalangan generasi muda. Penyalahgunaan sarana telekomunikasi yang seharusnya
digunakan sesuai fungsinya ini cukup mempengaruhi sikap dan generasi muda kita.
Perilaku pergaulan bebas dan seks bebas akhirnya merambah dengan begitu cepat di
kalangan generasi muda.

5. Pengaruh Media Elektronik dan Internet terhadap Pembinaan Nilai Moral

Media Elektronik dan internet menjadi sarana penyebarluasan globalisasi, yang


mengandung unsur negative di dalamnya. Pengaruh negatif tersebut dapat
mempengaruhi sikap dan pikiran generasi muda.
BAB III
PENUTUPAN

Kesimpulan
Manusia, nilai, moral dan hukum adalah suatu hal yang saling berkaitan dan saling
menunjang. Sebagai warga negara kita perlu mempelajari, menghayati dan
melaksanakan dengan ikhlas mengenai nilai, moral dan hukum agar terjadi
keselarasan dan harmoni kehidupan.
Manusia adalah individu yg terdiri dari jasad dan roh dan makhluk yang paling
sempurna, paling tertinggi derajatnya, dan menjadi khalifah di permukaan bumi.
Nilai adalah sesuatu yang baik yang selalu diinginkan, dicita-citakan dan dianggap
pentong oleh seluruh manusia sebagai anggota masyarakat. Nilai adalah sesuatu yang
berharga, bermutu, menunjukkan kualitas, dan berguna bagi manusia. Sesuatu itu
bernilai berarti sesuatu itu berharga atau berguna bagi kehidupan manusia.

Saran

Penegakan hukum harus memperhatikan keselarasan antara keadilan dan kepastian


hukum. Karena, tujuan hukum antara lain adalah untuk menjamin terciptanya keadilan
(justice), kepastian hukum (certainty of law), dan kesebandingan hukum (equality
before the law).Penegakan hukum-pun harus dilakukan dalam proporsi yang baik
dengan penegakan hak asasi manusia. Dalam arti, jangan lagi ada penegakan hukum
yang bersifat diskriminatif, menyuguhkan kekerasan dan tidak sensitif jender.
Penegakan hukum jangan dipertentangkan dengan penegakan HAM. Karena,
sesungguhnya keduanya dapat berjalan seiring ketika para penegak hukum memahami
betul hak-hak warga negara dalam konteks hubungan antara negara hukum dengan
masyarakat sipil.
DAFTAR PUSTAKA

Setiadi, Elly M, dkk.2006.Ilmu Sosial dan Budaya Dasar.Jakarta:Kencana Prenada


Media Grop.

Supartono W., M.M.2004.Ilmu Budaya Dasar.Bogor:Ghalia Indonesia.

Widagdho, Djoko, dkk.2008.Ilmu Budaya Dasar.Jakarta:PT Bumi Aksara.

Rafieq, M.2011.Ilmu Sosial dan Budaya Dasar.Jakarta:Mega Media.

Anda mungkin juga menyukai