Anda di halaman 1dari 16

WAWASAN SOSIAL BUDAYA

NILAI, MORAL DAN HUKUM

DI SUSUN OLEH:

KELOMPOK 8:

REZA RESKI (D0321020)


IMANUEL (D0321016)
BURHANUDDIN (D0321350)

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah
nilai, moral, dasn hukum sebagai bahan belajar dalam mata kuliah Wawasan Sosial Budaya,
dapat tersusun hingga selesai .

Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang
telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pemikiran dan harapan
kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca,
Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupunmenambah isi makalah agar menjadi
lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah nilai, moral, dan hukum ini, Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Majene, 10 November 2022

Kelompok 8

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan masalah
1.3 Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Nilai
2.2 Moral
2.3 Pengertian hukum
2.4 Hakikat fungsi perwujudan nilai, moral dan hukum
2.5 Hubungan manusia dengan hukum
2.6 Hubungan manusia dengan moral
2.7 Hubungan nilai dengan moral
2.8 Aspek sosial budaya
2.9 Problematika nilai, moral dan hukum dalam masyarakat dan negara
BAB III PENUTUP
Daftar Pustaka13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


nilai, moral, dan hukum merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan. Masalah-masalah
serius yang dihadapi bangsa Indonesia berkaitan dengan nilai, moral, dan hukum antara lain
mengenai kejujuran, keadilan, menjilat, dan perbuatan negatif lainnya sehingga perlu
dikedepankan pendidikan agama dan moral karena dengan adanya panutan, nilai, bimbingan, dan
moral dalam diri manusia akan sangat menentukan kepribadian individu atau jati diri manusia,
lingkungan sosial dan kehidupan setiap insan. Pendidikan nilai yang mengarah kepada
pembentukan moral yang sesuai dengan norma kebenaran menjadi sesuatu yang esensial bagi
pengembangan manusia yang utuh dalam konteks sosial.Pengetahuan adalah informasi atau
maklumat yang diketahui atau disadari oleh seseorang. Pengetahuan termasuk, tetapi tidak
dibatasi pada deskripsi, hipotesis, konsep, teori, prinsip dan prosedur yang secara Probabilitas
Bayesian adalah benar atau berguna.

Pendidikan moral tidak hanya terbatas pada lingkungan akademis, tetapi dapat dilakukan
oleh siapa saja dan dimana saja. Secara umum ada tiga lingkungan yang sangat kondusif untuk
melaksanakan pendidikan moral yaitu lingkungan keluarga, lingkungan pendidikan dan
lingkungan masyarakat. Peran keluarga dalam pendidikan mendukung terjadinya proses
identifikasi, internalisasi, panutan dan reproduksi langsung dari nilai-nilai moral yang hendak
ditanamkan sebagai pola orientasi dari kehidupan keluarga. Hal-hal yang juga perlu diperhatikan
dalam pendidikan moral di lingkungan keluarga adalah penanaman nilai-nilai kejujuran,
kedisiplinan dan tanggung jawab dalam segenap aspek

1.2 Rumusan masalah


Adapun perumusan masalah makalah ini membahas mengenai manusia, nilai, moral, dan hukum
yang mencakup hal-hal berikut :

1. Apa pengertian nilai, moral dan hukum ?


2. Apa pengertian hakikat, fungsi dan perwujudan nilai moral dan hukum ?
3. Apa hubungan manusia dan nilai ?
4. Apa hubungan manusia dan moral ?
5. Apa hubungan nilai dan hukum ?
6. Permasalahan nilai, moral, hokum ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari nilai, moral dan hukum.
2. Untuk mengetahui bagaimana hakikatm, fungsi dan perwujudan nilai moral dan hukum.
3. Untuk mengetahui hubungan manusia dengan nilai, moral, dan hukum.
4. Untuk mengetahui permasalahan nilai, moral, dan hukum.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Nilai
Nilai adalah sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas, dan berguna bagi
manusia. Sesuatu itu bernilai berarti sesuatu itu berharga atau berguna bagi kehidupan
manusia.

1) Sifat-sifat nilai

Sifat-sifat nilai adalah sebagai berikut:

a. Nilai itu suatu relitas abstrak dan ada dalam kehidupan manusia. Nilai yang bersifat
abstrak tidak dapat diindra. Hal yang dapat diamati hanyalah objek yang bernilai itu.
Misalnya orang yang memiliki kejujuran. Kejujuran adalah nilai, tetapi kita tidak bias
menindra kejujuran itu.
b. Nilai memiliki sifat normative, artinya nilai mengandung harapan, cita-cita dan suatu
keharusan sehingga nilai memiliki sifat ideal das sollen. Nilai diwujudkan dalam
bentuk norma sebagai landasan manusia dalam bertindak. Misalnya nilai keadilan.
Semua orang berharap manusia dan mendapatkan dan berperilaku yang mencerminkan
nilai keadilan.
c. Nilai berfungsi sebagai daya dorong dan manusia adalah pendukung nilai. Manusia
bertindak berdasar dan didorong oleh nilai yang diyakininya. Misalnya nilai
ketakwaan. Adanya nilai ini menjadikan semua orang terdorong untuk bisa mencapai
derajat ketakwaan.

2) Defenisi Nilai Dari Para Ahli


a. Menurut Cheng (1955): nilai merupakan sesuatu yang potensial, dalam arti
terdapatnya hubungan yang harmonis dan kreatif, sehingga berfungsi untuk
menyempurnakan manusia, sedangkan kualitas merupakan atribut atau sifat yang
seharusnya dimiliki (dalam lasyo, 1999, halm.1)
b. Menurut Lasyo (1999, halm.9) sebagai berikut: nilai bagi manusia merupakan
landasan atau motivasi dalam segala tingkah laku atau perbuatannya.
c. Menurut Dardi Darmodihardjo (1986, halm. 36): nilai adalah yang berguna bagi
kehidupan manusia jasmani dan rohani.
d. Adapun Ciri-Ciri Nilai :
Menurut Bambang Daroeso (1986) adalah sebagai berikut:
 Nilai itu suatu realitas abstrak dan ada dalam kehidupan manusia.
 Nilai memiliki sifat normative, artinya nilai mengandung harapan, cita-cita, dan
suatu keharusan sehingga nilai memiliki sifat ideal (das sollen).
e. Macam-Macam Nilai
Dalam filsafat, nilai dibedakan dalam tiga macam,yaitu:
2
 Nilai logika adalah nilai benar salah
 Nilai estetika adalah nilai indah tidak indah
 Nilai etika/moral adalah nilai baik buruk

Notonegoro (dalam Kaelan, 2000) menyebutkan adanya 3 macam nilai. Ketiga nilai itu
adalah sebagai berikut.

 Nilai material, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi kehidupan jasmani manusia.
 Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi aktivitas manusia
 Nilai kerohanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia. Terdiri
dari nilai kebenaran, nilai keindahan, nilai kebaikan, dan nilai religius.
f. Jenis-Jenis Nilai

Menurut Max Schelle (dalam Kaelan, 2002, hal 175), hierarki nilai terdiri dari:

 Nilai Kenikmatan, nilai yang mengenakkan atau tidak mengenakkan berkaitan


dengan indra manusia yang menyebabkan manusia senang atau menderita.
 Nilai Kehidupan, yaitu nilai yang penting bagi kehidupan.
 Nilai Kejiwaan, yaitu nilai yang tidak tergantung pada keadaan jasmani maupun
lingkungan.
 Nilai Kerohanian, yaitu moralitas nilai yang suci atau tidak suci.
g. Fungsi Nilai

Fungsi nilai bagi kehidupan manusia, yaitu:

 Sebagai faktor pendorong : nilai berhubungan dengan cita-cita dan harapan.


 Sebagai petunjuk arah : nilai berkaitan dengan cara berpikir , berperasaan, bertindak
serta menjadi – panduan dalam menentukan pilihan.

Nilai sebagai pengawas : nilai mendorong, menuntun, bahkan menekan atau memaksa
individu berbuat dan bertindak sesuai dengan nilai – yang bersangkutan.

Nilai sebagai alat solidaritas : Nilai dapat menjaga solidaritas di kalangan kelompok
atau masyarakat.

 Dapat mengarahkan masyarakat dalam berpikir dan bertingkah laku.


 Nilai sebagai benteng perlindungan: nilai berfungsi menjaga stabilitas budaya
dalam dalam suatu kelompok/masyarakat.Sosial budaya atau yang akrab juga
disebut kebudayaan secara universal merupakan suatu tata nilai dalam masyarakat
yang berasal dari pola pikir dan akal budi manusia-manusia yang hidup di
dalamnya. Hasilnya berupa penciptaan akan beragam hal seperti kesenian,
kepercayaan, maupun adat istiadat yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.

3
2.2 Moral

Moral berasal dari bahas latin mores yang berarti adat kebiasaan. Kata mors ini
mempunyai sinonim mos, moris, manner more atau manners, morals. Dalam bahasa
Indonesia, kata moral berarti akhlak (basah arab) atau kesusilaan yang mengandung makna
tata tertib batin atau tata tertib hati nurani yang menjadi pembimbing tingkah laku batin
dalam hidup. Kata moral ini dalam bahasa yunani sama dengan ethos yang menjadi etika.
Makna moral yang terkandung dalam kepribadian seseorang itu tercermin dari sikap dan
tingkah lakunya. Bisa dikatakan manusia yang bermoral adalah manusia yang sikap dan
tingkah lakunya sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.

a. Jenis moral

Ada dua macam moral dalam menentukan baik dan buruknya perilaku manusia, yaitu:

• Moral deskriptif, yaitu etika yang berusaha meneropong secara kritis dan rasional
sikap dan perilaku manusia dan apa yang dikejar oleh manusia dalam hidup ini
sebagai sesuatu yang bernilai. Hal ini memberikan fakta sebagai dasar untuk
mengambil keputusan tentang perilaku atau sikap yang mau diambil.

• Moral normatif, yaitu etika yang berusaha menetapkan berbagai sikap dan pola
perilaku ideal yang seharusnya dimiliki oleh manusia. Moral normatif
memberikan penilaian sekaligus memberi norma sebagai dasar dan kerangka
tindakan yang akan diputuskan’

b. Fungsi moral

Fungsi moral bagi kehidupan manusia, yaitu:

• Mengingatkan manusia untuk melakukan kebaikan demi diri sendiri dan sesama
sebagai bagian masyarakat

• Menarik perhatian pada permasalahan moral yang kurang di tanggapi

• Dapat menjadi penarik perhatian manusia pada gejala pembiasaan emosional.

2.3 Pengertian hukum


Hukum dalam masyarakat merupakan tuntutan, mengingat bahwa kita tidak mungkin
menggambarkan hidup manusia tanpa atau diluar masyarakat. Maka
manusia,masyarakat,dan hukum merupakan pengertian yang tidak dapat dipisahkan
sehingga menjadi pameo. Dalam kaitan dengan masyarakat, tujuan hukum yang utama dapat

4
direduksi untuk ketertiban.

A. Menurut para ahli

Ada beberapa pendapat para pakar mengenai pengertian hukum, yaitu:

a. Mayers menjelaskan bahwa hukum itu adalah semua aturan yang menyangkut
kesusilaan dan ditujukan terhadap tingkah laku manusia dalam masyarakat serta
sebagai pedoman bagi penguasa Negara dalam melaksanakan tugasnya
b. Utrecht berpendapat bahwa hukum adalah himpunan perintah dan larangan untuk
mencapai ketertiban dalam masyarakat dan oleh karenanya masyarakat harus
mematuhinya.
c. Simorangkir mengatakan bahwa hukum adalah peraturan yang bersifat memaksa
dan sebagai pedoman tingkah laku manusia dalam masyarakat yang dibuat oleh
lembaga berwenang serta bagi siapa saja yang melanggarnya akan mendapat
hukuman.
d. Sudikno Mertokusuro menyatakan bahwa hukum adalah sekumpulan peraturan-
peraturan atau kaidah-kaidah dalam suatu kehidupan bersama, keseluruhan
peraturan tentang tingkah laku yang berlaku dalam kehidupan bersama yang dapat
dipaksakan pelaksanaannya dengan suatu sanksi.
e. Achmad Ali menyatakan hukum adalah seperangkat norma tentang apa yang benar
dan apa yang salah, yang dibuat dan diakui eksistensinya oleh pemerintah yang
dituangkan baik dalam aturan tertulis (peraturan) maupun yang tidak tertulis yang
mengikat dan sesuai dengan kebutuhan masyarakatnya secara keseluruhan dan
dengan ancaman sanksi bagi pelanggar aturan tersebut.

B. Jenis Hukum

Jenis hukum berdasarkan sumber, yaitu:

a. Hukum adat

Sistem hukum yang dikenal dalam lingkungan kehidupan sosial di Indonesia dan negara-
negara Asia lainnya seperti Jepang, India, dan Tiongkok. Sumbernya adalah peraturan-
peraturan hukum tidak tertulis yang tumbuh dan berkembang dan dipertahankan dengan
kesadaran hukum masyarakatnya. Karena peraturan-peraturan ini tidak tertulis dan tumbuh
kembang, maka hukum adat memiliki kemampuan menyesuaikan diri dan elastis. Contoh:
hukum adat minangkabau.

b. Hukum undang-undang

5
Hukum yang tercantum dalam peraturan perundang-undangan. Ada dua jenis undag-
undang yakni dalam arti material (setiap peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah yang
isinya mengikat secara umum bagi semua warga negara) dan dalam arti formal (setiap
peraturan yang karena bentuknya dapat disebut UU). Contoh: UU pemilu.

c. Hukum yurisprudensi

Yaitu keputusan hakim terdahulu terhadap suatu perkara yang tidak diatur oleh UU dan
dijadikan pedoman oleh hakim lainnya dalam memutuskan perkara yang serupa. Contoh:
KUHP.

d. Hukum traktat

Yaitu perjanjian yang dibuat oleh dua negara atau lebih mengenai persoalan-persoalan
tertentu yang emnjadi kepentingan negara bersangkutan. Contoh: hukum batas negara.

e. Hukum doktrin

Yaitu pendapat para ahli hukum terkemuka yang dijadikan dasar atau asas-asas penting
dalam hukum dan penerapannya.

Jenis hukum berdasarkan isinya, yaitu:

a. Hukum public

Hukum yang mengatur hubungan antara negara dengan warga negaranya. Atau Hukum
yang mengatur tentang hal-hal yang berhubungan tentang masyarakat dan menjadi Hukum
perlindungan Publik. Contoh: hukum tata negara, hukum acara pidana.

b. Hukum privat

Hukum yang mengatur kepentingan pribadi, atau hukum yang mengatur hubungan-
hubungan hukum antara orang yang satu dengan orang lainnya dengan menitikberatkan
kepada kepentingan perseorangan. Contoh: hukum waris, hukum dagang, hukum perdata.

Jenis hukum berdasarkan masa berlakunya, yaitu:

c. Hukum Positif atau ius constitutum

Adalah hukum yang berlaku saat ini di suatu negara. Misalnya, di Indonesia persoalan
perdata diatur dalam KUH Perdata, persoalah pidana diatur melalui KUH Pidana, dll. Dalam
hukum positif atau ius constitutum di indonesia, berlaku tata hukum sebagai berikut:

 Hukum Tata Negara adalah Peraturan-peraturan yang mengatur organisasai Negara


dari tingkat atas sampai bawah, sturktur, tugas dan wewenang alat perlengkapan
Negara.

6
 Hukum Perdata adalah ketentuan yang mengatur hak-hak dan kepentingan antara
individu-individu dalam masyarakat. Dalam tradisi hukum di daratan Eropa (civil law)
dikenal pembagian hukum menjadi dua yakni hukum publik dan hukum privat atau
Hukum Perdata. Dalam sistem Anglo Sakson (common law) tidak dikenal pembagian
semacam ini.
 Hukum Pidana adalah keseluruhan dari peraturan-peraturan yang menentukan
perbuatan apa yang dilarang dan termasuk kedalam tindak pidana, serta menentukan
hukuman apa yang dapat dijatuhkan terhadap yang melakukannya.
d. Menurut Prof. Moeljatno, S.H Hukum Pidana adalah bagian daripada keseluruhan yang
berlaku di suatu negara, yang mengadakan dasar-dasar dan aturan-aturan untuk :
 Menentukan perbuatan-perbuatan mana yang tidak boleh dilakukan dan yang
dilarang, dengan disertai ancaman atau sanksi yang berupa pidana tertentu bagi
barang siapa yang melanggar larangan tersebut.
 Menentukan kapan dan dalam hal-hal apa kepada mereka yang telah melanggar
larangan-larangan itu dapat dikenakan atau dijatuhi pidana sebagaimana yang
telah diancamkan.
 Menentukan dengan cara bagaimana pengenaan pidana itu dapat dilaksanakan
apabila ada orang yang disangka telah melanggar larangan tersebut.
 Hukum Tata Usaha (Administrasi) negara adalah hukum yang mengatur kegiatan
administrasi negara. Yaitu hukum yang mengatur tata pelaksanaan pemerintah
dalam menjalankan tugasnya.
 Hukum acara atau hukum formal adalah hukum yang mengatur tentang cara
bagaimana mempertahankan dan menjalankan peraturan hukum material.

2.4 Hakikat Fungsi Perwujudan Nilai, Moral Dan Hukum


Perubahan sosial dan kebudayaan dapat dibedakan kedalam beberapa bentuk, yaitu:
1) Hakikat Nilai dan Moral
a. Bertens menyebutkan ada tiga jenis makna etika,yaitu :
 Etika berarti nilai-nilai atau norma-norma yang menjadi pegangan bagi
seseorangatau kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.
 Etika berarti kumpulan asas atau nilai moral.
 Etika berarti ilmu tentang baik buruk.\
b. Beberap pendapat tentang pengertian nilai ,dapat diuraikan sebagai berikut :
 Menurut Bambang Daroeso,nilai adalah sesuatu kualitas atau penghargaan
terhadap sesuatu,yang menjadi dasar pentu tingkah laku seseorang.
 Menurut Darji Darmodiharjo adalah kualitas atau keadaan yang bermanfaat
bagi manusia baik lahir atau batin.

7
c. Dalam kehidupan ini banyak sekali nilai yang melingkupi kita. Nilai yang beragam
dapat diklarifikasikan ke dalam macam atau jenis nilai.
Prof.Drs.Notonegoro,S.H menyatakan ada tiga macam nilai,yaitu :a. Nilai materil
b. Nilai vital c. Nilai kerohanian

d. Norma Sebagai Perwujudan dari Nilai

2) Nilai penting bagi kehidupan manusia,sebab nilai bersifat normative dan menjadi
motivator tindakan manusia. Namun demikian, nilai belum dapat berfungsi secara
praktis sebagai penutun prilaku manusia itu sendiri.
Sehingga munculnya norma yang merupakan konkretisasi dari nilai yang merupakan
sebagai perwujdan dari nilai itu sendiri.

Norma-norma yang berlaku dimasyarakat ada empat macam,yakni sebagai berikut :

a. Norma agama

b. Norma kesusilaan/moral

c. Norma kesopanan

d. Norma hukum

Norma yang berkaitan dengan aspek kehidupan pribadi,yaitu :

a. Norma agama

b. Norma moral

c. Norma adat

d. Norma hukum

3) Hukum Sebagai Norma

Hukum pada daarnya adalah bagaian dari norma,yaitu norma hukum,jadi,jika


berbicara mengenai hukum adalah sebagai norma hukum.

Hukum sebagai norma berbeda dengan ketiga norma sebelumnya,perbedaan yang


dimaksud diatas adalah :

8
 Norma hukum datangnya dari luar diri kita sendiri,yaitu dari kekuasaan / lembaga
yang resmi dan berwenang.

 Norma hukum dilengkapi sanksi pidana atau pemaksa secara fisik. Norma lain
tidak dilekati sanksi pidana secara fisik.

 Sanksi pidana atau sanksi pemaksa itu dilaksanakan oleh aparat Negara.

2.5 Hubungan Manusia Dengan Hukum

Hukum dalam masyarakat merupakan tuntutan, mengingat bahwa kita tidak mungkin
menggambarkan hidup manusia tanpa atau di luar masyarakat. Maka manusia, masyarakat,
dan hukum merupakan pengertian yang tidak bisa dipisahkan. Untuk mencapai ketertiban
dalam masyarakat, diperlukan adanya kepastian dalam pergaulan antar-manusia dalam
masyarakat. Kepastian ini bukan saja agar kehidupan masyarakat menjadi teratur akan tetapi
akan mempertegas lembaga-lembaga hukum mana yang melaksanakannya.

Hukum yang baik adalah hukum yang sesuai dengan hukum yang hidup (the living
law) dalam masyarakat, yang tentunya sesuai pula atau merupakan pencerminan dari nilai-
nilai yang berlaku dalam masyarakat tersebut.
Manusia dan hukum adalah dua entitas yang tidak bisa dipisahkan. Bahkan dalam ilmu
hukum, terdapat adagium yang terkenal yang berbunyi: “Ubi societas ibi jus” (di mana ada
masyarakat di situ ada hukumnya). Artinya bahwa dalam setiap pembentukan suatu
bangunan struktur sosial yang bernama masyarakat, maka selalu akan dibutuhkan bahan
yang bersifat sebagai “semen perekat” atas berbagai komponen pembentuk dari masyarakat
itu, dan yang berfungsi sebagai “semen perekat” tersebut adalah hukum.

Untuk mewujudkan keteraturan, maka mula-mula manusia membentuk suatu struktur


tatanan (organisasi) di antara dirinya yang dikenal dengan istilah tatanan sosial (social order)
yang bernama: masyarakat. Guna membangun dan mempertahankan tatanan sosial
masyarakat yang teratur ini, maka manusia membutuhkan pranata pengatur yang terdiri dari
dua hal: aturan (hukum) dan si pengatur(kekuasaan).

2.6 Hubungan Manusia Dengan Moral

Moral memiliki arti yang hampir sama dengan etika. Etika berasal daribahasa kuno
yang berarti ethos dalam bentuk tunggal ethos memiliki banyak artiyaitu tempat tinggal
biasa, padang rumput, kebiasaan, adat, watak sikap , dan caraberfiki. Dalam bentuk jamak
ethos (ta etha) yang artinya adat kebiasaan. Moralberasal dari bahsa latin yaitu mos
(jamaknya mores) yang berarti adat, cara, dantampat tinggal. Dengan demikian secara
etismologi kedua kata tersebut bermaknasama hannya asal uasul bahasanya yang berbeda
dimana etika dari bahasa yunanisementara moral dari bahasa latin.

9
Moral yang pengertiaannya sama dengan etika dalam makna nilai-nilaidan orma-
norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau kelompok dalammengatur tingkah
lakunya. Dalam ilmu filsafat moral banyak unsur yang dikajisecara kritis, di landasi
rasionalitas manusia seperti sifat hakiki manusia, prinsipkebaikan, pertimbangan etis dalam
pengambilan keputusan terhadap sesuatu dansebagainya. Moral lebih kepada sifat aplikatif
yaitu berupa nasehat tentang hal-halyang baik.

2.7 Hubungan Nilai Dengan Moral

Moral adalah bagian dari nilai yaitu nilai moral. Tidak semua nilai adalah moral. Nilai
moral berkaitan dengan perilaku manusia (human) tentang hal baik-buruk.

Dalam filsafat nilai dibedakan 3 jenis :

• Nilai logika yaitu nilai tentang benar-salah


• Nilai etika yaitu nilai tentang baik-buruk
• Nilai estetika yaitu nilai tentang indah jelek

Nilai estetika adalah nilai tentang baik-buruk yang berkaitan dengan perilaku manusia.
Jadi kalau kita mengatakan etika orang itu buruk, bukan berarti wajahnya buruk tetapi
menunjuk perilaku orang itu yang buruk. Nilai etik adalah nilai moral Jadi Moral yang
dimaksudkan adalah nilai moral sebagai bagian dari nilai.

Ada beberapa unsur dari kaidah moral yaitu :

• Hati Nurani merupakan fenomena moral yang sangat hakiki.


• Hati nurani merupakan penghayatan tentang baik atau buruk.
• Perilaku manusia dan hati nurani ini selalu dihubunngkan dengan kesadaran
manusia dan selalu terkait dalamdengan situasi kongkret. Dengan hati nurani
manusia akan sanggupmererfleksikandirinya terutama dalam mengenai dirinya
sendiri atau juga mengenal orang.
• Kebebasan dan tanggung jawab.

Kebebasan adalah milik individu yang sangat hakiki dan manusiawi dan karena
manusia pada dasar nya adal;ah makhluk bebas. Tetapi didalam kebebasanitu juga terbatas
karena tidak boleh bersinggungan dengan kebebasan orang lainketika mereka melakukan
interaksi. Jadi, manusia itu adalah makhluk bebas yang dibatasi oleh lingkungannya sebagai
akibat tidak mampunya ia untuk hidup sendiri.

2.8 Problematika Nilai, Moral, Dan Hukum Dalam Masyarakat Dan Negara

1) Pengaruh Kehidupan Keluarga dalam pembinaan Nilai Moral

10
Keluarga berperan sangat penting bagi pembinaan nilai moral anak. Hal ini karena
dalam keluargalah, pendidikan pertama dan utama anak sebelum memasuki dunia
pendidikan dan masyarakat. Kehidupan keluarga yang baik akan mempengaruhi
perkembangan jiwa dan nilai moral anak ke arah yang baik, begitu pula sebaliknya.

2) Pengaruh Teman Sebaya Terhadap Pembinaan Nilai Moral

Pengaruh pergaulan dengan teman sebaya sangat mempengaruhi sikap dan perilaku
generasi muda dalam hal moralnya. Berteman dengan teman yang tidak baik sikap dan
perilakunya juga tutur katanya akan menyebabkan anak akan cepat meniru hal-hal
negative, sebaliknya jika berteman dengan orang yang senantiasa berbuat baik juga akan
menyebabkan anak meniru hal-hal positif tersebut.

3) Pengaruh Figur Otoritas Terhadap Perkembangan Nilai Moral Individu

Figur otoritas harus memberi contoh yang baik bagi masyarakat, khususnya bagi
generasi muda. Pengaruh figure otoritas terhadap perkembangan nilai moral individu
sangat besar pengaruhnya. Figur masyarakat seperti presiden, pejabat pemerintah,
maupun artis idola harus memberi contoh yang baik dalam kehidupan sehari-hari karena
berpengaruh terhadap pembinaan mental dan norma generasi muda.

4) Pengaruh Media Telekomunikasi Terhadap Perkembangan Nilai Moral

Pengaruh media telekomunikasi akhir-akhir ini memang cukup memprihatinkan di


kalangan generasi muda. Penyalahgunaan sarana telekomunikasi yang seharusnya
digunakan sesuai fungsinya ini cukup mempengaruhi sikap dan generasi muda kita.
Perilaku pergaulan bebas dan seks bebas akhirnya merambah dengan begitu cepat di
kalangan generasi muda.

5) Pengaruh Media Elektronik dan Internet terhadap Pembinaan Nilai Moral

Media Elektronik dan internet menjadi sarana penyebarluasan globalisasi, yang


mengandung unsur negative di dalamnya. Pengaruh negatif tersebut dapat
mempengaruhi sikap dan pikiran generasi muda.

11
BAB III
KESIMPULAN

Nilai, moral dan hukum adalah suatu hal yang saling berkaitan dan saling menunjang.
Sebagai warga negara kita perlu mempelajari, menghayati dan melaksanakan dengan ikhlas
mengenai nilai, moral dan hukum agar terjadi keselarasan dan harmoni kehidupan.
Manusia adalah individu yg terdiri dari jasad dan roh dan makhluk yang paling sempurna, paling
tertinggi derajatnya, dan menjadi khalifah di permukaan bumi.

Nilai adalah sesuatu yang baik yang selalu diinginkan, dicita-citakan dan dianggap
pentong oleh seluruh manusia sebagai anggota masyarakat. Nilai adalah sesuatu yang berharga,
bermutu, menunjukkan kualitas, dan berguna bagi manusia. Sesuatu itu bernilai berarti sesuatu
itu berharga atau berguna bagi kehidupan manusia.

12
DAFTAR PUSTAKA

Pratiwi A.I. (2017). Makalah Manusia, Nilai, ,Moral Dan Hukum. Jakarta. Universitas
Indraprasta Pgri Jakarta

Rahmawati, D. (2019). Pentingnya Penerapan Pendidikan Moral di Indonesia

Sumber internet

Prawiro,M,2020. Pengertian Moral: Arti, Fungsi, Tujuan, Dan Wujud Moral [halaman web].
diakses dari https://www.maxmanroe.com/vid/sosial/pengertian-moral.html . 01 Mei 2021

13

Anda mungkin juga menyukai