DI SUSUN OLEH:
KELOMPOK 4:
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA
sehingga makalah Model Etika Perencanaan sebagai bahan belajar dalam mata kuliah
Etika Perencanaan, dapat tersusun hingga selesai .
Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari
pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pemikiran dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupunmenambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Kelompok 4
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.3 Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Etika dan Perencanaan
2.7 Integrative
Daftar Pustaka
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1
terhadap masyarakat dan lingkungan, serta menghargai hak individu dan
masyarakat untuk memiliki akses yang sama terhadap sumber daya dan
kesempatan.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan etika dalam perencanaan
2. Untuk mengetahui jenis-jenis model etika dalam perencanaan
3. Untuk mengetahu teori-teori saja yang ada dalam etika perencanaan
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Etika dan Perencanaan
Dengan demikian, etika dan perencanaan saling terkait erat karena etika
memandu perencanaan dalam membuat keputusan dan tindakan yang benar dan
bertanggung jawab secara moral, dan memastikan bahwa kepentingan semua
pihak terpenuhi dengan adil.
3
1. Utilitarianisme: teori etika ini menekankan bahwa tindakan yang benar
adalah tindakan yang memberikan manfaat terbesar bagi sebanyak mungkin
orang. Dalam konteks perencanaan, teori ini dapat diterapkan dengan
mempertimbangkan manfaat dan dampak kegiatan atau proyek terhadap
masyarakat secara keseluruhan.
2. Etika Deontologi: teori etika ini menekankan bahwa tindakan yang benar
adalah tindakan yang sesuai dengan prinsip moral dan hukum yang ada.
Dalam perencanaan, perencana harus memperhatikan hukum dan regulasi
yang berlaku serta memastikan bahwa kegiatan atau proyek yang mereka
rencanakan sesuai dengan nilai moral dan etika yang diterima oleh
masyarakat.
3. Etika Keadilan: teori etika ini menekankan bahwa tindakan yang benar
adalah tindakan yang adil bagi semua pihak yang terlibat. Dalam
perencanaan, perencana harus mempertimbangkan kepentingan semua pihak
yang terlibat dan memastikan bahwa distribusi sumber daya dan manfaat
dari kegiatan atau proyek tersebut adil bagi semua pihak.
4. Etika Etisisme: teori etika ini menekankan pentingnya integritas dan
moralitas pribadi dalam tindakan dan keputusan. Dalam perencanaan,
perencana harus mempertimbangkan nilai-nilai dan prinsip moral yang
dianut oleh masyarakat dan memastikan bahwa tindakan dan keputusan
mereka tidak merugikan nilai-nilai moral tersebut.
5. Etika Ekologi: teori etika ini menekankan pentingnya keberlanjutan dan
keseimbangan lingkungan hidup dalam tindakan dan keputusan. Dalam
perencanaan, perencana harus mempertimbangkan dampak kegiatan atau
proyek terhadap lingkungan dan memastikan bahwa kegiatan atau proyek
tersebut tidak merusak keseimbangan lingkungan hidup secara jangka
panjang.
4
kepentingan semua pihak terpenuhi dengan adil dan menghasilkan dampak yang
positif bagi masyarakat dan lingkungan sekitar.
Salah satu teori moral yang paling terkenal adalah etika deontologis yang
dikembangkan oleh Immanuel Kant. Menurut Kant, moralitas terletak pada niat
atau motif seseorang dalam bertindak, dan bukan pada hasil akhir dari tindakan
tersebut. Dalam pandangan Kant, tindakan yang benar adalah tindakan yang
dilakukan karena kewajiban moral, tanpa memperhitungkan konsekuensi atau
hasil akhir dari tindakan tersebut.
5
tindakan yang mendukung kemampuan-kemampuan ini dianggap sebagai
tindakan yang benar.
a) Model Kohlberg
b) Model Gilligan
Model Gilligan mengusulkan bahwa wanita dan pria memiliki cara yang
berbeda dalam mengembangkan moralitas mereka. Menurut model ini, wanita
cenderung mengembangkan moralitas perawatan, yang melibatkan perhatian
terhadap hubungan antar pribadi, sementara pria cenderung mengembangkan
moralitas keadilan, yang melibatkan kepatuhan pada prinsip-prinsip objektif
dan universal.
c) Model Hoffman
6
otonom kembali, di mana mereka kembali mempertimbangkan prinsip-prinsip
moral dalam pengambilan keputusan.
d) Model Rest
7
Ketika sebuah organisasi mempekerjakan substantive professional, mereka
diharapkan dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam bidang mereka.
Mereka diharapkan dapat menyelesaikan tugas-tugas yang kompleks dengan
efektif dan efisien, serta memberikan saran dan panduan yang berharga untuk
organisasi tersebut. Perubahan sosial dan kebudayaan dapat dibedakan kedalam
beberapa bentuk, yaitu:
2.7 Integrative
8
Integratif adalah pendekatan teori etika yang mencoba untuk memadukan
berbagai prinsip, nilai, dan kepercayaan moral yang berbeda menjadi satu sistem
yang konsisten dan holistik. Pendekatan ini mengakui kompleksitas dan
keragaman nilai-nilai moral yang ada di masyarakat, dan mencoba untuk
menciptakan kerangka kerja yang menggabungkan aspek-aspek yang berbeda
dari berbagai teori etika.
Contoh teori etika integratif yang terkenal adalah etika kebajikan atau
virtue ethics, yang menekankan pentingnya karakter dan kebiasaan moral dalam
menentukan tindakan yang benar atau salah. Etika kebajikan mengintegrasikan
prinsip-prinsip dari berbagai teori etika, termasuk utilitarianisme, deontologi, dan
etika kontrak sosial, untuk menciptakan kerangka kerja yang holistik.
9
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Dalam melakukan perencanaan, penting untuk mempertimbangkan aspek
etika agar tindakan dan keputusan yang diambil dapat dipertanggungjawabkan
secara moral dan menghasilkan dampak yang positif bagi masyarakat dan
lingkungan sekitarnya. Etika dalam perencanaan mencakup prinsip-prinsip moral
yang mendorong perencana untuk mempertimbangkan kepentingan dan
kebutuhan semua pihak yang terlibat dalam suatu proyek atau kegiatan, serta
menghargai hak individu dan masyarakat untuk memiliki akses yang sama
terhadap sumber daya dan kesempatan.
Beberapa teori etika yang dapat diterapkan dalam perencanaan antara lain
utilitarianisme, deontologi, keadilan, etisisme, dan ekologi. Perencana dapat
memilih teori etika yang paling sesuai dengan konteks perencanaan yang sedang
dihadapi. Dengan menerapkan etika dalam perencanaan, perencana dapat
menjaga integritas moral dan profesionalisme dalam mengambil keputusan,
menghindari keputusan yang berpotensi merugikan pihak-pihak tertentu, dan
memastikan bahwa kegiatan atau proyek yang direncanakan memberikan
manfaat bagi masyarakat secara keseluruhan.
10
DAFTAR PUSTAKA