Anda di halaman 1dari 12

Kelompok : 16

Tanggal : 9 Juni 2017


Dosen : Ir. Supratignyo Aji.,MT

PLANNING ETHIC & PLANNING VALUE


Tugas Ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Mata Kuliah Seminar Teori
Perencanaan

Disusun Oleh:
Arraniri Alfarisyi 113060033
Anggun Wulansari 133060022
Mochamad Zaqi S 133060043

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2017
A. Etika Perencanaan (Planning Ethic)
Pengertian Etika (Etimologi), berasal dari bahasa Yunani adalah “Ethos”,
yang berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Etika biasanya
berkaitan erat dengan perkataan moral yang merupa¬kan istilah dari bahasa Latin,
yaitu “Mos” dan dalam bentuk jamaknya “Mores”, yang berarti juga adat
kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik
(kesusilaan), etika juga erat identik denganSusila (Sanskerta), lebih menunjukkan
kepada dasar-dasar, prinsip, aturan hidup (sila) yang lebih baik (su); Akhlak
(Arab), berarti moral, dan etika berarti ilmu akhlak.Adapun pengertian etika
menurut para ahli , yaitu:
a. Terminius Techicus, Pengertian etika dalam hal ini adalah, etikadipelajari
untuk ilmu pengetahuan yang mempelajari masalah perbuatan atau
tindakan manusia;
b. Manner dan Custom, Membahas etika yang berkaitan dengan tata cara dan
kebiasaan (adat) yang melekat dalam kodrat manusia (In herent in human
nature) yang terikat dengan pengertian “baik dan buruk” suatu tingkah
laku atau perbuatan manusia.
Pengertian dan definisi Etika dari para filsuf atau ahli berbeda dalam pokok
perhatiannya; antara lain:
1. Merupakan prinsip-prinsip moral yang termasuk ilmu tentang kebaikan
dan sifat dari hak (The principles of morality, including the science of
good and the nature of the right);
2. Pedoman perilaku, yang diakui berkaitan dengan memperhatikan bagian
utama dari kegiatan manusia. (The rules of conduct, recognize in respect to
a particular class of human actions;
3. Ilmu watak manusia yang ideal, dan prinsip-prinsip moral seba¬gai
individual. (The science of human character in its ideal state, and moral
principles as of an individual);
4. Merupakan ilmu mengenai suatu kewajiban (The science of duty).
Menurut Aristoteles: di dalam bukunya yang berjudul Etika Nikomacheia,
Pengertian etika dibagi menjadi dua yaitu:
1. Terminius Technicus yang artinya etika dipelajari untuk ilmu pengetahuan
yang mempelajari masalah perbuatan atau tindakan manusia;
2. Manner dan Custom yang artinya membahas etika yang berkaitan dengan
tata cara dan kebiasaan (adat) yang melekat dalam kodrat manusia (in
herent in human nature) yang terikat dengan pengertian “baik dan buruk”
suatu tingkah laku atau perbuatan manusia;
3. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia: etika adalah nilai mengenai
benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.
Drs. O.P. Simorangkir, etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam
berprilaku menurut ukuran dan nilai yang baik;
a) Menurut Drs. Sidi Gajalba dalam sistematika filsafat, etika adalah teori
tentang tingkah laku perbuatan manusia dipandang dari segi baik dan
buruk, sejauh yang dapat ditentukan oleh akal;
b) Menurut K. Bertens, dalam buku berjudul Etika, 1994 yaitu secara
umumnya sebagai berikut:
1) Etika adalah niat, apakah perbuatan itu boleh dilakukan atau tidak
sesuai pertimbangan niat baik atau buruk sebagai akibatnya;
2) Etika adalah nurani (bathiniah), bagaimana harus bersikap etis dan
baik yang sesungguhnya timbul dari kesadaran dirinya;
3) Etika bersifat absolut, artinya tidak dapat ditawar-tawar lagi, kalau
perbuatan baik mendapat pujian dan yang salah harus mendapat
sanksi;
4) Etika berlakunya, tidak tergantung pada ada atau tidaknya orang lain
yang hadir.
Etika sebagai ilmu tentang moralitas, juga dapat dianggap sebagai ilmu
yang menyelidiki tingkah laku moral manusia. Di dalam
perkembangannya etika dibedakan menjadi etika deskriptif, etika normatif
dan metaetika (Bertens, 2001: 15-22). Dalam bagian ini akan dibahas
dahulu pembagian etika dan kemudian dibahas tentang etika terapan.
a. Etika Deskriptif
Etika deskriptif memberikan gambaran tentang tingkah laku moral
dalam arti yang luas, seperti berbagai norma dan aturan yang berbeda
dalam suatumasyarakat atau individu yang berada dalam kebudayaan
tertentu atau yang berada dalam kurun atau periode tertentu. Norma atau
aturan tersebut ditaati oleh individu atau masyarakat yang berasal dari
kebudayaan atau kelompok tertentu. Sebagai contoh, masayarakat Jawa
mengajarkan bertatakrama terhadap orang yang lebih tua dengan
menghormatinya, bahkan dengan sapaan yang halus merupakan ajaran
yang harus diterima.
b. Etika Normatif
Etika normatif merupakan etika yang mengkaji tentang apa yang
harus dirumuskan secara rasional dan bagaimana prinsip-prinsip etis dan
bertanggung jawab itu dapat digunakan oleh manusia. Di dalam etika
normatif hal yang paling menonjol adalah munculnya penilaian tentang
norma-norma tersebut. Penilaian tentang norma-norma ter-sebut sangat
sangat menentukan sikap manusia tentang “yang baik’ dan “yang buruk”.
Dalam mempelajari etika normatif, dijumpai etika yang bersifat umum
dan etika yang bersifat khusus. Etika umum memiliki landasan dasar
seperti norma etis/norma moral, hak dan kewajiban, hati nurani, dan
tema-tema itulah yang menjadi kajiannya. Sedang etika khusus berupaya
menerapkan prinsip-prinsip etis yang umum atas perilaku manusia yang
khusus.
c. Metaetika
Metaetika adalah kajian etika yang membahas tentang ucapan-
ucapan ataupun kaidah-kaidah bahasa aspek moralitas, khususnya yang
berkaitan dengan bahasa etis 55 (yaitu bahasa yang digunakan dalam
bidang moral). Kebahasaan seseorang dapat menimbulkan penilaian etis
terhadap ucapan mengenai “yang baik” dan “yang buruk” dan kaidah
logika. Sebagai contoh, sebuah tayangan iklan obat-obatan dengan merk
tertentu pada televisi swasta sering menyesatkan banyak orang dengan
slogan-slogan yang mengajurkan untuk minum obat tertentu dengan
khasiat semua penyakit yang diderita akan hilang dan orang menjadi
sehat kembali. Slogan-slogan tersebut sangat berlebihan dan ketika orang
mulai mengkritik slogan tersebut, maka dimunculkan oleh sekelompok
produsen, yaitu ucapan etis. Ucapan etis itu berbunyi: “jika sakit
berlanjut maka hubungi dokter”. Ucapan etis tersebut seakan menjadi
semacam perilaku moral yang baik yang dihadirkan oleh sekelompok
produsen dan disampaikan agar masyarakat menjadi lebih “bijaksana”
dalam meminum obat tersebut
d. Etika Terapan
Etika terapan (applied ethics) adalah studi etika yang
menitikberatkan pada aspek aplikatif atas dasar teori etika atau norma
yang ada. Etika terapan muncul akibat perkembangan yang pesat dari
etika dan kemajuan ilmu lainnya. Sejak awal Abad XX, etika terapan
menjadi suatu studi yang menarik dan kontemporer, karena terlibatnya
berbagai bidang ilmu lain (ilmu kedokteran, ilmu ekonomi, ilmu sosial,
ilmu keperawatan dan sebagainya) dalam mengkaji etika. Disebut
sebagai terapan karena sifat etika yang praktis, yaitu memperlihatkan sisi
kegunaannya. Sisi kegunaan itu berasal dari penerapan teori dan norma
etika ketika berada pada perilaku manusia.

Pentingnya Etika
a. Menjaga martabat serta kehormatan profesi berkaitan
denganpengontrolan dan penilaian terhadap penerapan keahlian
dankemahiran dalam kelompok profesional oleh rekan sejawatnya
(built-in mechanism).
b. Melindungi masyarakat dari segala bentuk penyimpangan
maupunpenyalahgunaan keahlian (Wigyosoebroto, 1999).
c. Memperoleh kepercayaan dari masyarakat saat para elit
profesionalingin memberikan jasa kehalian profesi kepada masyarakat
yangmemerlukannya.
d. Etika dalam menentukan baik burukperilaku manusia
1) Etika Deskriptif
 Meneropong secara kritis danrasional sikap dan
perilakumanusia dan apa yang dikejar oleh manusia dalam
hidup sebagai sesuatu yang bernilai.
 Memberikan fakta sebagai dasaruntuk mengambil
keputusanatau sikap yang diambil.
2) Etika Normatif,
 Menetapkan berbagai sikap danpola perilaku ideal
yangseharusnya dimiliki oleh manusiasebagai sesuatu yang
bernilai.
 Memberikan penilaian sekaligusmemberi norma sebagai
dasardan kerangka tindakan yang akandiputuskan.

Etika Dalam Perencanaan


Etika menjadi sebuah nilai yang menjadi pegangan bagi seorang perencana
dalam melakukan dan mengatur tingkah laku di dalam perencanan dan menjadi
hal yang mendasar dalam mengambil sebuah keputusan. Tentunya tidak akan
terlepas dari tindakan-tindakan tidak etis. Tindakan tidak etis yang di maksud
disini adalahtindakan yang melangar etika yang berlaku dalam suatu perencanaan
atau Consultan tersebut.
Jam husada (2002) mencatat beberapa faktor berpengaruh pada keputusan
atau tindakan-tidakan tidak etis dalam sebuah perusahaan ,antara lain adalah:
a. Kebutuhan individu merupakan faktor utama penyebab terjadinya tindakan-
tindakan tidak etis.
b. Tidak ada pedoman Tindakan tidak etis bisa saja muncul karena tidak adanya
pedoman atau prosedur-prosedur yang baku, tentang bagaimana melakukan
sesuatu.
c. Perilaku dan kebiasaan individu. Tindakan tidak etis bisa juga muncul karena
perilaku dan kebiasaan individu, tanpa memperhatikan faktorlingkungan
dimana individu itu berada.
d. Lingkungan tidak etis Kebiasaan tidak etis yang sebelumnya sudah ada dalam
suatu lingkungan, dapat mempengaruhi orang lain yang berada dalam
lingkungan tersebut untuk melakukan hal serupa. Lingkungan tidak etis ini
terkait pada teori psikilogi sosial, dimana anggota mencari konformitas
dengan lingkungan dan kepercayaan pada kelompok.

Aspek Dalam Etika


 Hal baik – buruk
 Hal benar – salah
 Tugas dan kewajiban moral
 Prinsip dan nilai moral
 Penyelarasan menerima kode secara profesional
Elemen dalam Etika
 Komunikatif
 Transparansi
 Interaksi sosial
 Kejujuran
 Kebebasan
 Psikologi Massa
 Heterogen
 Integritas
 Presepsi

Model Etika dalam Perencanaan


 Moral development
Rangkaian tahapan moral dengan cakupan moral dan berprinsip
 Substansi Philosifical
Mengacu pada teori moral
 Substantive Professional
Mengidentifikasi pada individu yang berperan spesifik
 Proses Driven
Berkaitan dengan proses non spesifik pembuatan keputusan suatu
etika
 Integratif
Mencari teori etika secara terpadu dan mengacu pada prinsip, nilai
dan kepercayaan moral
B. Nilai Perencanaan (Planning Value)
A. Pengertian Nilai-nilai Perencanaan (planning value)
Pengertian Nilai menurut Spranger adalah suatu tatanan yang dijadikan
panduan oleh individu untuk menimbang dan memilih alternatif keputusan dalam
situasi sosial tertentu.
Nilai Perencanaan merupakan suatu tatanan yang dijadikan panduan dalam
pelaksanaan perencanaan dalam mencapai tujuan dari perencanaan itu sendiri.

B. Berikut merupakan nilai – nilai dari perencanaan, yaitu:


- Keamanan
Keamanan adalah keadaan yang bebas dari seluruh ancaman dan
bahaya. Dalam merencanakan wilayah atau kota juga kita harus
memperhatikan nilai keamanan agar wilayah kota yang kita rencanakan
aman dari segala ancaman dan bahaya, sehingga penduduk yang
menempatinya merasa aman dan tentram berada di wilayah kota tersebut.
Contohnya bila kita akan membangun sebuah kota, tidak mungkin
kita akan membangun kota tersebut berdekatan dengan gunung berapi
aktif contoh lainnya adalah mendirikan pos kambling di suatu perumahan
agar aman dari kejahatan yang ada
- Ekonomi

Dalam kehidupan sehari-hari, ekonomi sangat diperlukan


dalam memenuhi kebutuhan, oleh karenanya ekonomi merupakan
salah satu nilai yang sangat penting dalam kehidupan manusia.
Selain itu, ekonomi sebagai alat untuk mengukur tingkat kemajuan
dalam suatu negara, apakah keadaan ekonomi yang baik dan
semakin memburuk. Nilai ekonomi juga penting dalam
merencanakan wilayah atau kota. karena bila suatu daerah atau kota
yang di rencanakan dengan baik sesuai dengan nilai ekonomi maka
wilayah atau kota tersebut akan membantu perekonomian
masyarakat yang tinggal di wilayah kota-kota tersebut. Serta sebagai
bentuk efisiensi dan efektivitas

Yang dimaksud efisiensi disini adalah ukuran tingkat atau


jumlah penggunaan sumber daya dipakai dalam suatu proses yaitu
semakin sedikit penggunaan sumber daya akan tetapi mendapatkan
hasil yang maksimal, maka prosesnya dikatakan semakin efisien.
Sedangkan yang dimaksud dengan efektivitas adalah ukuran tingkat
atau jumlah pemenuhan tujuan proses , semakin tinggi pencapaian
target atau tujuan proses, maka proses tersebut dikatakan semakin
efektif
Contohnya suatu daerah dapat dikatakan daerah yang mandiri
dan maju dengan di lihat dari pendapatannya, karena pendapatan di
peroleh oleh masyarakatnya sehingga akan menciptakan pembiayaan
pembangunan dari saving, investasi dan produktivitas yang tinggi

- Engineering Value
Hasil suatu analisis dalam aplikasi konsep VE dapat
memberikan beberapa kemungkinan nilai yang dapat
dihasilkan yaitu suatu item pekerjaan yang menghasilkan biaya yang
rendah dengan kualitas yang jauh lebih baik dari yang distandarkan
(diharapkan), biaya rendah dengan kualitas yang sama dengan kriteria
yang distandarkan, biaya rendah dengan kualitas yang lebih
rendah dari yang distandarkan, biaya tinggi dengan kualitas lebih baik
dari yang distandarkan, biaya tinggi dengan kualitas yang sama dengan
kriteria yang distandarkan dan yang paling dihindari yaitu biaya tinggi
dengan kualitas yang jauh lebih rendah dari desain yang distandarkan.
Nilai teknik dalam perencanaan memperhatikan mengenai
insrastruktur perencanaan , contohnya tata guna lahan, ketersediaan sarana
prasarana dan sarana serta hubungan antar daerah yang saling
menguntungkan

- Nilai Sosial
Nilai sosial dalam nilai-nilai perencanaan dapat dikaitkan dengan
kesehatan , keharmonisan dan psikologi. Dalam aspek sosial, kesehatan
merupakan kondisi layak huni masyarakat. Maksud dari kondisi layak huni
di dalam perencanaan bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup dan juga
kondisi hidup masyarakat luas demi mensejahterakan kehidupan-
kehidupan di masyarakat
Contohnya seperti membangun rumah sakit, klinik, maupun
puskesmas guna meningkatkan kesehatan masyarakat

- Estetika atau Keindahan


Dalam lingkup nilai-nilai perencanaa, nilai estetika merupakan
tepat dan cocoknya suatu perencanaan itu ditempatkan. Seperti halnya
dalam menata ruang kota, indahnya kota tidak hanya diukur dari
kesejahteraan masyarakat disekitarnya, namun indahnya sebuah kota juga
harus dilihat dari apa saja fasilitas yang ada di kota itu
Contohnya tidak membangun taman kota disebelah tempat
pengumpulan sampah kota
C. Planning Attribute (AtributPerencanaan)
Atributdarikerangkaperencanaan yang baik, yaitu:

 Misi
 Nilai-nilai
 Tujuanstrategis
 Analisis internal daneksternal
DAFTAR PUSTAKA

Skripsi-filsafat.blogspot.co.id/2014/etikamenurutkgpaamangkunegara IV

http://www.urbandesign7.com/2014/12/pengertian-etika-perencanaan.html

Xa.yimg.com/groups/etikadalamperencanaan

Golany, Gideon 1995. Ethics and Urban Design: Culture, Form and Environmnet,
John Wiley and Son Inc, New York

Healey, P. 2010. Making Better Places, Basingstoke: Palgrave Macmillan

http://rauprahim.blogspot.co.id/2015/06/filsafat-ilmu-perencanaan.html

Keputusan Musyawarah Nasional Asosiasi Perencana Pemerintah Indonesia


Nomor 002/Munas-I/APPI/8/2006 Tentang Kode Wtik Perencana Pemerintah
Indonesia

Anda mungkin juga menyukai