Anda di halaman 1dari 32

ETIKA DAN PROFESI HUKUM

Disusun Oleh :

Nama : Muhammad Razul Taisir B


Kelas : 2B TKBG
Nim : 2020224010022

Dosen Pengajar :

Ir.H.Abdul Muhyi, M.T


NIP.19640817 199203 1 001

PRODI TEKNOLOGI KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI LHOKSEUMAWE
2021
BAB I
ETIKA PROFESI DAN HUKUM

PENDAHULUAN

Profesi seorang sarjana teknik sipil atau insinyur sipil dalam suatu proyek
mempunyai dampak yang sangat luas dalam kehidupan masyarakat. Seorang
sarjana teknik sipil dituntut suatu keahlian profesional serta dedikasi yang tinggi
dalam pelaksanaan pekerjaannya sehingga dapat menghasilkan mutu produk yang
berkualitas dan melayani kebutuhan masyarakat khususnya di bidang
infrastruktrur.
Konstruksi merupakan suatu kegiatan membangun sarana maupun
prasarana. Dalam bidang teknik sipil, sebuah konstruksi juga dikenal sebagai
bangunan atau satuan infrastruktur pada sebuah area atau pada beberapa area.
Dengan adanya isu-isu dalam ketekniksipilan, masyarakat tidak memiliki pilihan
lain apabila terjadi cacat atau kegagalan konstruksi dikarenakan roda
perekonomian harus tetap berjalan, walaupun demikian kepercayaan masyarakat
sangatlah penting sehingga setiap individu seorang insinyur harus ditanamkan
prinsip dasar etika profesi antara lain sesuai keahlian, melaksanakan pekerjaan
sesuai jasa profesional, kompetensi, ketekunan, bertanggung jawab, menghormati
kepentingan publik, dan integritas, yang diharapkan sebagai kontrol bagi seorang
insinyur agar dapat memberikan output berupa jasa maupun produk sebaik-
baiknya kepada masyarakat.Etika bukan hanya sebagai penunjang kepribadian
yang baik tetapi juga mengaitkan antara etika dan pekerjaan yaitu etika dalam
berprofesi. Dengan beretika membuat seseorang dapat mengontrol diri agar tidak
melampaui batas dan dapat meghindarkan diri dari berbagai permasalahan.
Dalam menaggulani berbagai permasalahan yang timbul dalam suatu
proyek yang erat kaitannya pada seorang insinyur atau sarjana teknik, maka perlu
diterapkan suatu etika untuk mendukung profesi yang ditekuni khususnya profesi
sebagai seorang insinyur.

1.1 Pengertian Konstruksi


Konstruksi merupakan suatu kegiatan membangun sarana maupun
prasarana. Dalam sebuah bidang arsitektur atau teknik sipil, sebuah konstruksi
juga dikenal sebagai bangunan atau satuan infrastruktur pada sebuah area atau
pada beberapa area. Secara ringkas konstruksi didefinisikan sebagai objek
keseluruhan bangunan yang terdiri dari bagian-bagian struktur. Misal, Konstruksi
Struktur Bangunan adalah bentuk/bangun secara keseluruhan dari struktur
bangunan. contoh lain: Konstruksi Jalan Raya, Konstruksi Jembatan, Konstruksi
Kapal, dan lain lain.
Konstruksi dapat juga didefinisikan sebagai susunan (model, tata letak)
suatu bangunan (jembatan, rumah, dan lain sebagainya) Walaupun kegiatan
konstruksi dikenal sebagai satu pekerjaan, tetapi dalam kenyataannya konstruksi
merupakan satuan kegiatan yang terdiri dari beberapa pekerjaan lain yang
berbeda.

1.2 Etika
Dalam pergaulan hidup bermasyarakat, bernegara hingga pergaulan hidup
tingkat internasional di perlukan suatu system yang mengatur bagaimana
seharusnya manusia bergaul. Sistem pengaturan pergaulan tersebut menjadi saling
menghormati dan dikenal dengan sebutan sopan santun, tata krama, protokoler
dan lain-lain.
Maksud pedoman pergaulan tidak lain untuk menjaga kepentingan masing-
masing yang terlibat agara mereka senang, tenang, tentram, terlindung tanpa
merugikan kepentingannya serta terjamin agar perbuatannya yang tengah
dijalankan sesuai dengan adat kebiasaan yang berlaku dan tidak bertentangan
dengan hak-hak asasi umumnya. Hal itulah yang mendasari tumbuh kembangnya
etika di masyarakat kita.
Menurut para ahli maka etika tidak lain adalah aturan prilaku, adat
kebiasaan manusia dalam pergaulan antara sesamanya dan menegaskan mana
yang benar dan mana yang buruk. Perkataan etika atau lazim juga disebut etik,
berasal dari kata Yunani ETHOS yang berarti norma-norma, nilai-nilai, kaidah-
kaidah dan ukuran-ukuran bagi tingkah laku manusia yang baik, seperti yang
dirumuskan oleh beberapa ahli berikut ini :

1. Drs. O.P. Simorangkir : etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam
berprilaku menurut ukuran dan nilai yang baik.
2. Drs. Sidi Gajalba dalam sistematika filsafat : etika adalah teori tentang
tingkah laku perbuatan manusia dipandang dari seg baik dan buruk, sejauh
yang dapat ditentukan oleh akal.
3. Drs. H. Burhanudin Salam : etika adalah cabang filsafat yang berbicara
mengenai nilai dan norma moral yang menentukan prilaku manusia dalam
hidupnya.

Etika dalam perkembangannya sangat mempengaruhi kehidupan manusia.


Etika member manusia orientasi bagaimana ia menjalani hidupnya melalui
rangkaian tindakan sehari-hari. Itu berarti etika membantu manusia untuk
mengambil sikap dan bertindak secara tepat dalam menjalani hidup ini. Etika pada
akhirnya membantu kita untuk mengambil keputusan tentang tindakan apa yang
perlu kita lakukan dan yang pelru kita pahami bersama bahwa etika ini dapat
diterapkan dalam segala aspek atau sisi kehidupan kita, dengan demikian etika ini
dapat dibagi menjadi beberapa bagian sesuai dengan aspek atau sisi kehidupan
manusianya.
Ada dua macam etika yang harus kita pahami bersama dalam menentukan
baik dan buruknya prilaku manusia :
1. Etika Deskriptif, yaitu etika yang berusaha meneropong secara kritis dan rasional
sikap dan prilaku manusia dan apa yang dikejar oleh manusia dalam hidup ini
sebagai sesuatu yang bernilai. Etika deskriptif memberikan fakta sebagai dasar
untuk mengambil keputusan tentang prilaku atau sikap yang mau diambil.
2. Etika Normatif, yaitu etika yang berusaha menetapkan berbagai sikap dan pola
prilaku ideal yang seharusnya dimiliki oleh manusia dalam hidup ini sebagai
sesuatu yang bernilai. Etika normatif memberi penilaian sekaligus memberi norma
sebagai dasar dan kerangka tindakan yang akan diputuskan.

Etika secara umum dapat dibagi menjadi :


1. Etika Umum, berbicara mengenai kondisi-kondisi dasar bagaimana
manusia bertindak secara etis, bagaimana manusia mengambil keputusan etis,
teori-teori etika dan prinsip-prinsip moral dasar yang menjadi pegangan bagi
manusia dalam bertindak serta tolak ukur dalam menilai baik atau buruknya suatu
tindakan. Etika umum dapat di analogkan dengan ilmu pengetahuan, yang
membahas mengenai pengertian umum dan teori-teori.
2. Etika Khusus, merupakan penerapan prinsip-prinsip moral dasar dalam bidang
kehidupan yang khusus. Penerapan ini bisa berwujud : Bagaimana saya
mengambil keputusan dan bertindak dalam bidang kehidupan dan kegiatan khusus
yang saya lakukan, yang didasari oleh cara, teori dan prinsip-prinsip moral dasar.
Namun, penerapan itu dapat juga berwujud : Bagaimana saya menilai perilaku
saya dan orang lain dalam bidang kegiatan dan kehidupan khusus yang
dilatarbelakangi oleh kondisi yang memungkinkan manusia bertindak etis : cara
bagaimana manusia mengambil suatu keputusan atau tidanakn, dan teori serta
prinsip moral dasar yang ada dibaliknya.
Etika Khusus dibagi lagi menjadi dua bagian :
1. Etika individual, yaitu menyangkut kewajiban dan sikap manusia terhadap dirinya
sendiri.
2. Etika sosial, yaitu berbicara mengenai kewajiban, sikap dan pola perilaku
manusia sebagai anggota umat manusia.

Perlu diperhatikan bahwa etika individual dan etika sosial tidak


dapat dipisahkan satu sama lain dengan tajam, karena kewajiban manusia
terhadap diri sendiri dan sebagai anggota umat manusia saling berkaitan.
Etika sosial menyangkut hubungan manusia dengan manusia baik secara
langsung maupun secara kelembagaan (keluarga, masyarakat, negara), sikap kritis
terhadpa pandangan dunia dan idiologi-idiologi maupun tanggung jawab umat
manusia terhadap lingkungan hidup.
Dengan demikian luasnya lingkup dari etika sosial, maka etika sosial ini
terbagi atau terpecah menjadi banyak bagian atau bidang. Dan pembahasan bidang
yang paling aktual saat ini adalah sebagai berikut :
1. Sikap terhadap sesama
2. Etika keluarga
3. Etika profesi
4. Etika politik
5. Etika lingkungan
6. Etika idiologi

Sistem Penilaian Etika :


1. Titik berat penilaian etika sebagai suatu ilmu, adalah pada perbuatan baik atau
jahat, susila atau tidak susila.
2. Perbuatan atau kelakuan seseorang yang telah menjadi sifat baginya atau telah
mendarah daging, itulah yang disebut akhlak atau budi pekerti. Budi tumbuhnya
dalam jiwa, bila telah dilahirkan dalam bentuk perbuatan namanya pekerti. Jadi
suatu budi pekerti, pangkal penilaiannya adalah dari dalam jiwa; dari semasih
berupa angan-angan, cita-cita,niat hati, sampai ia lahir keluar berupa perbuatan
nyata.
3. Burhanuddin Salam, Drs. menjelaskan bahwa sesuatu perbuatan di nilai pada 3
(tiga) tingkat :
a. Tingkat pertama, semasih belum lahir menjadi perbuatan, jadi masih berupa
rencana dalam hati, niat.
b. Tingkat kedua, setelah lahir menjadi perbuatan nyata, yaitu pekerti.
c. Tingkat ketiga, akibat atau hasil perbuatan tersebut, yaitu baik atau buruk.

Dari sistematika di atas, kita bisa melihat bahwa Etika Profesi merupakan
bidang etika khusus atau terapan yang merupakan produk dari etika sosial. Kata
hati atau niat biasa juga disebut karsa atau kehendak, kemauan, wil. Dan isi dari
karsa inilah yang akan direalisasikan oleh perbuatan. Dalam hal merealisasikan ini
ada (4 empat) variabel yang terjadi :
1. Tujuan baik, tetapi cara untuk mencapainya yang tidak baik.
2. Tujuannya yang tidak baik, cara mencapainya ; kelihatannya baik.
3. Tujuannya tidak baik, dan cara mencapainya juga tidak baik.
4. Tujuannya baik, dan cara mencapainya juga terlihat baik.

1.3 Profesi
Istilah profesi telah dimengerti oleh banyak orang bahwa suatu hal yang
berkaitan dengan bidang yang sangat dipengaruhi oleh pendidikan dan keahlian,
sehingga banyak orang yang bekerja tetap sesuai tetapi dengan keahlian saja yang
diperoleh dari pendidikan kejuruan, juga belum cukup disebut profesi. Tetapi
perlu penguasaan teori sistematis yang mendasari praktek pelaksanaan, dan
hubungan antara teori dan penerapan dalam praktek.
Kita tidak hanya mengenal istilah profesi untuk bidang-bidang pekerjaan
seperti kedokteran, guru, militer, pengacara, dan semacamnya, tetapi meluas
sampai mencakup pula bidang seperti manajer, wartawan, pelukis, penyanyi, artis,
sekretaris dan sebagainya. Sejalan dengan itu, menurut De George, timbul
kebingungan mengenai pengertian profesi itu sendiri, sehubungan dengan istilah
profesi dan profesional. Kebingungan ini timbul karena banyak orang yang
profesional tidak atau belum tentu termasuk dalam pengertian profesi. Berikut
pengertian profesi dan profesional menurut De George :
- Profesi, adalah pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan pokok untuk
menghasilkan nafkah hidup dan yang mengandalkan suatu keahlian.
- Profesional, adalah orang yang mempunyai profesi atau pekerjaan purna waktu
dan hidup dari pekerjaan itu dengan mengandalkan suatu keahlian yang tinggi.
Atau seorang profesional adalah seseorang yang hidup dengan mempraktekkan
suatu keahlian tertentu atau dengan terlibat dalam suatu kegiatan tertentu yang
menurut keahlian, sementara orang lain melakukan hal yang sama sebagai sekedar
hobi, untuk senang-senang, atau untuk mengisi waktu luang.
Yang harus kita ingat dan pahami betul bahwa “Pekerjaan / Profesi” dan
“Profesional” terdapat beberapa perbedaan :

1. Profesi :
· Mengandalkan suatu keterampilan atau keahlian khusus.
· Dilaksanakan sebagai suatu pekerjaan atau kegiatan utama (purna waktu).
· Dilaksanakan sebagai sumber utama nafkah hidup.
· Dilaksanakan dengan keterlibatan pribadi yang mendalam.

2. Profesional :
· Orang yang tahu akan keahlian dan keterampilannya.
· Meluangkan seluruh waktunya untuk pekerjaan atau kegiatannya itu.
· Hidup dari situ.
· Bangga akan pekerjaannya.

Secara umum ada beberapa ciri atau sifat yang selalu melekat pada profesi, yaitu :
1. Adanya pengetahuan khusus, yang biasanya keahlian dan keterampilan ini
dimiliki berkat pendidikan, pelatihan dan pengalaman yang bertahun-tahun.
2. Adanya kaidah dan standar moral yang sangat tinggi. Hal ini biasanya setiap
pelaku profesi mendasarkan kegiatannya pada kode etik profesi.
3. Mengabdi pada kepentingan masyarakat, artinya setiap pelaksana profesi harus
meletakkan kepentingan pribadi di bawah kepentingan masyarakat.
4. Ada izin khusus untuk menjalankan suatu profesi. Setiap profesi akan selalu
berkaitan dengan kepentingan masyarakat, dimana nilai-nilai kemanusiaan berupa
keselamatan, keamanan, kelangsungan hidup dan sebagainya, maka untuk
menjalankan suatu profesi harus terlebih dahulu ada izin khusus.
5. Kaum profesional biasanya menjadi anggota dari suatu profesi.

Dengan melihat ciri-ciri umum profesi di atas, kita dapat menyimpulkan


bahwa kaum profesional adalah orang-orang yang memiliki tolak ukur perilaku
yang berada di atas rata-rata. Di satu pihak ada tuntutan dan tantangan yang
sangat berat, tetapi di lain pihak ada suatu kejelasan mengenai pola perilaku yang
baik dalam rangka kepentingan masyarakat. Seandainya semua bidang kehidupan
dan bidang kegiatan menerapkan suatu standar profesional yang tinggi, bisa
diharapkan akan tercipta suatu kualitas masyarakat yang semakin baik.

Prinsip-prinsip etika profesi :


1. Tanggung jawab
- Terhadap pelaksanaan pekerjaan itu dan terhadap hasilnya.
- Terhadap dampak dari profesi itu untuk kehidupan orang lain atau masyarakat
pada umumnya.
2. Keadilan. Prinsip ini menuntut kita untuk memberikan kepada siapa saja apa yang
menjadi haknya.
3. Otonomi. Prinsip ini menuntut agar setiap kaum profesional memiliki dan di beri
kebebasan dalam menjalankan profesinya.

Syarat-syarat suatu profesi :


- Melibatkan kegiatan intelektual.
- Menggeluti suatu batang tubuh ilmu yang khusus.
- Memerlukan persiapan profesional yang alam dan bukan sekedar latihan.
- Memerlukan latihan dalam jabatan yang berkesinambungan.
- Menjanjikan karir hidup dan keanggotaan yang permanen.
- Mementingkan layanan di atas keuntungan pribadi.
- Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat.
- Menentukan baku standarnya sendiri, dalam hal ini adalah kode etik.

1.4 Etika Profesi


Etika profesi sangat berkaitan dengan sikap dan sifat professional dan
profesionalisme dalam melakukan setiap pekerjaan. Etika profesi adalah sikap
hidup berupa keadilan untuk memberikan pelayanan professional terhadap
masyarakat dengan penuh ketertiban dan keahlian sebagai pelayanan dalam
rangka melaksanakan tugas berupa kewajiban terhadap masyarakat. Kode etik
profesi adalah sistem norma, nilai dan aturan professsional tertulis yang secara
tegas menyatakan apa yang benar dan baik, dan apa yang tidak benar dan tidak
baik bagi professional. Kode etik menyatakan perbuatan apa yang benar atau
salah, perbuatan apa yang harus dilakukan dan apa yang harus dihindari. Tujuan
kode etik yaitu agar professional memberikan jasa sebaik- baiknya kepada
pengguna jasa. Dengan adanya kode etik akan melindungi perbuatan yang tidak
professional.
Etika pada hakekatnya merupakan pandangan hidup dan pedoman tentang
bagaimana orang itu seyogjanya berperilaku. Dan etika berasal dari kesadaran
manusia yang merupakan petunjuk tentang perbuatan mana yang baik dan mana
yang buruk.Etika juga merupakan penilaian kualifikasi terhadap perbuatan
seseorang (Mertokusumo, 1991)”.
Dikaitkan dengan profesi yang merupakan suatu pekerjaan dengan
keahlian khusus, menuntut pengetahuan dan tanggung jawab, diabdikan untuk
kepentingan orang banyak, mempunyai organisasi profesi dan mendapat
pengakuan dari masyarakat, serta kode etik, sehingga etika merupakan alat untuk
mengendalikan diri bagi masing-masing anggota profesi.
Dalam etika profesi, sebuah profesi memiliki komitmen moral yang tinggi
yang biasanya dituangkan dalam bentuk aturan khusus yang menjadi pegangan
bagi setiap orang yang mengembangkan profesi yang bersangkutan.Aturan ini
merupakan aturan main dalam menjalankan atau mengemban profesi tersebut
yang biasanya disebut sebagai kode etik yang harus dipenuhi dan ditaati oleh
setiap profesi. Tujuannya adalah agar profesional memberikan jasa atau produk
yang sebaik-baiknya kepada masyarakat serta melindungi dari perbuatan yang
tidak profesional, dengan demikian akan mendapatkan kepercayaan di mata
masyarakat.

1.5 Kode Etik Profesi


Kode yaitu tanda-tanda atau simbol-simbol yang berupa kata-kata, tulisan
atau benda yang disepakati untuk maksud-maksud tertentu, misalnya untuk
menjamin suatu berita, keputusan atau suatu kesepakatan suatu organisasi. Kode
juga dapat berarti kumpulan peraturan yang sistematis.
Kode etik yaitu norma atau azas yang diterima oleh suatu kelompok
tertentu sebagai landasan tingkah laku sehari-hari di masyarakat maupun di
tempat kerja.
Menurut UU No. 8 (Pokok-Pokok Kepegawaian)
1. Kode etik profesi adalah pedoman sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam
melaksanakan tugas dan dalam kehidupan sehari-hari.
2. Kode etik profesi sebetulnya tidak merupakan hal yang baru. Sudah lama
diusahakan untuk mengatur tingkah laku moral suatu kelompok khusus dalam
masyarakat melalui ketentuan-ketentuan tertulis yang diharapkan akan dipegang
teguh oleh seluruh kelompok itu. Salah satu contoh tertua adalah Sumpah
Hipokrates, yang dipandang sebagai kode etik pertama untuk profesi dokter.
Hipokrates adalah doktren Yunani kuno yang digelari “Bapak Ilmu
Kedokteran”. Beliau hidup dalam abad ke-5 SM. Menurut ahli-ahli sejarah belum
tentu sumpah ini merupakan buah pena Hipokrates sendiri, tetapi setidaknya
berasal dari kalangan murid-muridnya dan meneruskan semangat profesional yang
diwariskan oleh dokter Yunani ini. Walaupun mempunyai riwayat eksistensi yang
sudah-sudah panjang, namun belum pernah dalam sejarah kode etik menjadi
fenomena yang begitu banyak dipraktekkan dan tersebar begitu luas seperti
sekarang ini. Jika sungguh benar zaman kita di warnai suasana etis yang khusus,
salah satu buktinya adalah peranan dan dampak kode-kode etik ini.
Profesi adalah suatu moral community (masyarakat moral) yang memiliki
cita-cita dan nilai-nilai bersama. kode etik profesi dapat menjadi penyeimbang
segi segi negative dari suatu profesi, sehingga kode etik ibarat kompas yang
menunjukkan arah moral bagi suatu profesi dan sekaligus juga menjamin mutu
moral profesi itu dimata masyarakat.
Kode etik bisa dilihat sebagai produk dari etika terapan, seban dihasilkan
berkat penerapan pemikiran etis atas suatu wilayah tertentu, yaitu profesi. Tetapi
setelah kode etik ada, pemikiran etis tidak berhenti. Kode etik tidak menggantikan
pemikiran etis, tapi sebaliknya selalu didampingi refleksi etis. Supaya kode etik
dapat berfungsi dengan semestinya, salah satu syarat mutlak adalah bahwa kode
etik itu dibuat oleh profesi sendiri. Kode etik tidak akan efektif kalau di drop
begitu saja dari atas yaitu instansi pemerintah atau instansi-instansi lain; karena
tidak akan dijiwai oleh cita-cita dan nilai-nilai yang hidup dalam kalangan profesi
itu sendiri.
Instansi dari luar bisa menganjurkan membuat kode etik dan barang kali
dapat juga membantu dalam merumuskan, tetapi pembuatan kode etik itu sendiri
harus dilakukan oleh profesi yang bersangkutan. supaya dapat berfungsi dengan
baik, kode etik itu sendiri harus menjadi hasil self regulation (pengaturan diri)
dari profesi.
Dengan membuat kode etik, profesi sendiri akan menetapkan hitam atas
putih niatnya untuk mewujudkan nilai-nilai moral yang dianggapnya hakiki. Hal
ini tidak akan pernah bisa dipaksakan dari luar. Hanya kode etik yang berisikan
nilai-nilai dan citacita yang diterima oleh profesi itu sendiri yang bis mendarah
daging dengannya dan menjadi tumpuan harapan untuk dilaksanakan untuk
dilaksanakan juga dengan tekun dan konsekuen. Syarat lain yang harus dipenuhi
agar kode etik dapat berhasil dengan baik adalah bahwa pelaksanaannya di awasi
terus menerus. Pada umumnya kode etik akan mengandung sanksi-sanksi yang
dikenakan pada pelanggar kode etik. Sanksi pelanggaran kode etik :
a. Sanksi moral
b. Sanksi dikeluarkan dari organisasi

Kasus-kasus pelanggaran kode etik akan ditindak dan dinilai oleh suatu
dewan kehormatan atau komisi yang dibentuk khusus untuk itu. Karena tujuannya
adalah mencegah terjadinya perilaku yang tidak etis, seringkali kode etik juga
berisikan ketentuan-ketentuan profesional, seperti kewajiban melapor jika
ketahuan teman sejawat melanggar kode etik. Ketentuan itu merupakan akibat
logis dari self regulation yang terwujud dalam kode etik; seperti kode itu berasal
dari niat profesi mengatur dirinya sendiri, demikian juga diharapkan kesediaan
profesi untuk menjalankan kontrol terhadap pelanggar. Namun demikian, dalam
praktek seharihari control ini tidak berjalan dengan mulus karena rasa solidaritas
tertanam kuat dalam anggota-anggota profesi, seorang profesional mudah merasa
segan melaporkan teman sejawat yang melakukan pelanggaran. Tetapi dengan
perilaku semacam itu solidaritas antar kolega ditempatkan di atas kode etik profesi
dan dengan demikian maka kode etik profesi itu tidak tercapai, karena tujuan yang
sebenarnya adalah menempatkan etika profesi di atas pertimbangan-pertimbangan
lain. Lebih lanjut masing-masing pelaksana profesi harus memahami betul tujuan
kode etik profesi baru kemudian dapat melaksanakannya.
Kode Etik Profesi merupakan bagian dari etika profesi. Kode etik profesi
merupakan lanjutan dari norma-norma yang lebih umum yang telah dibahas dan
dirumuskan dalam etika profesi. Kode etik ini lebih memperjelas, mempertegas
dan merinci norma-norma ke bentuk yang lebih sempurna walaupun sebenarnya
norma-norma tersebut sudah tersirat dalam etika profesi. Dengan demikian kode
etik profesi adalah sistem norma atau aturan yang ditulis secara jelas dan tegas
serta terperinci tentang apa yang baik dan tidak baik, apa yang benar dan apa yang
salah dan perbuatan apa yang dilakukan dan tidak boleh dilakukan oleh seorang
profesional
Tujuan kode etik profesi :
1. Untuk menjunjung tinggi martabat profesi.
2. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota.
3. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi.
4. Untuk meningkatkan mutu profesi.
5. Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi.
6. Meningkatkan layanan di atas keuntungan pribadi.
7. Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat.
8. Menentukan baku standarnya sendiri.

Adapun fungsi dari kode etik profesi adalah :


1. Memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang prinsip profesionalitas
yang digariskan.
2. Sebagai sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi yang bersangkutan.
3. Mencegah campur tangan pihak di luar organisasi profesi tentang hubungan etika
dalam keanggotaan profesi. Etika profesi sangatlah dibutuhkan dlam berbagai
bidang.

Kode etik yang ada dalam masyarakat Indonesia cukup banyak dan
bervariasi. Umumnya pemilik kode etik adalah organisasi kemasyarakatan yang
bersifat nasional, misalnya Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI), kode etik Ikatan
Penasehat Hukum Indonesia, Kode Etik Jurnalistik Indonesia, Kode Etik
Advokasi Indonesia dan lain-lain. Ada sekitar tiga puluh organisasi
kemasyarakatan yang telah memiliki kode etik.
Suatu gejala agak baru adalah bahwa sekarang ini perusahaan-perusahan
swasta cenderung membuat kode etik sendiri. Rasanya dengan itu mereka ingin
memamerkan mutu etisnya dan sekaligus meningkatkan kredibilitasnya dan
karena itu pada prinsipnya patut dinilai positif.

1.6 Etika Profesi Insinyur Sipil


Insinyur adalah sebuah profesi yang penting didalam pelaksanaan
pembangunan karena banyak berhubungan dengan aktivitas perancangan maupun
perekayasaan yang ditujukan semata dan demi kemanfaatan bagi manusia.Dengan
mengacu pada pengertian dan pemahaman mengenai profesi, (sikap) professional
dan (paham) profesionalisme.
Penting untuk pertama memberikan definisi formal menyoroti peran
seorang insinyur sipil. Seorang insinyur sipil bertanggung jawab untuk
menggunakan latar belakang teknik sipil mereka untuk merencanakan dan
mengawasi upaya pembangunan berbagai bidang. Mereka akan menerapkan
prinsip-prinsip teknik sipil untuk memastikan bahwa struktur yang dibangun
dengan cara paling aman.
Salah satu tanggung jawab umum dari insinyur sipil adalah menganalisis
berbagai faktor yang menyangkut pekerjaan konstruksi. Para insinyur sipil akan
menganalisis lokasi situs yang diusulkan serta pekerjaan konstruksi seluruh yang
akan selesai pada situs tersebut. Mereka akan menganalisis proses untuk
menyelesaikan pekerjaan konstruksi setiap langkah demi langkah.
Seorang Insinyur dituntut untuk bekerja keras, disiplin, tidak asal jadi dan
tuntas yang harus di imbangi dengan kerja cerdas yaitu mengikuti perkembangan
teknologi dibidangnya, inovatif dan dapat menyelesaikan masalah dengan cara
yang paling baik, bergerak cepat, tidak menunda pekerjaan sehingga visi, misi dan
tujuan cepat tercapai, tanggap terhadap keinginan masyarakat; bertindak tepat:
tepat rencana, tepat penyelesaian, serta rasional. Paham ketentuan hukum yag
berlaku agar tidak merugikan diri sendiri, organisasi dan negara, melakukan
pekerjaan sesuai prioritas, bekerja sesuai keahlian, sesuai prosedur standar,
efektif, efisien dan komunikasi yang baik, dapat bekerjasama dengan pihak lain;
berlaku jujur dan berdedikasi tinggi, tidak boleh ragu-ragu dalam bekerja dan
memutuskan; bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, menyadari bahwa bekerja
sebagai takdir jalan hidup sehingga bersyukur dengan cara bekerja dengan lebih
baik, bahwa bekerja merupakan ibadah dan mendekatkan kita kepada Tuhan.
Di Indonesia dalam hal kode etik telah diatur termasuk kode etik sebagai
seorang insinyur yang disebut kode etik insinyur Indonesia dalam “Catur
Karsa Sapta Dharma Insinyur Indonesia. (Wardiman,2015) Dalam kode
etik insinyur terdapat prinsip-prinsip dasar yaitu:
1. Mengutamakan keluhuran budi.
2. Menggunakan pengetahuan dan kemampuannya untuk kepentingan kesejahteraan
umat manusia.
3. Bekerja secara sungguh-sungguh untuk kepentingan masyarakat, sesuai dengan
tugas dan tanggung jawabnya.
4. Meningkatkan kompetensi dan martabat berdasarkan keahlian profesional
keinsinyuran.
Tuntutan sikap yang harus dijalankan oleh seorang insinyur yang
menjunjung tinggi kode etik seorang insinyur yang professional yaitu:
1. Insinyur Indonesia senantiasa mengutamakan keselamatan, kesehatan dan
kesejahteraan Masyarakat.
2. Insinyur Indonesia senantiasa bekerja sesuai dengan kempetensinya.
3. Insinyur Indinesia hanya menyatakan pendapat yang dapat dipertanggung
jawabkan.
4. Insinyur Indonesia senantiasa menghindari terjadinya pertentangan kepentingan
dalam tanggung jawab tugasnya.
5. Insinyur Indonesia senantiasa membangun reputasi profesi berdasarkan
kemampuan masing- masing.
6. Insinyur Indonesia senantiasa memegang teguh kehormatan, integritas dan
martabat profesi.
7. Insinyur Indonesia senantiasa mengembangkan kemampuan profesionalnya.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dalam pekerjaan seorang


sarjana teknik (insinyur) pada suatu proyek harus memiliki persyaratan sebagai
seorang profesional yang berkompeten dan dapat dipertanggung jawabkan secara
akademik agar menghasilkan produk yang bermutu khususnya dibidang
infrastruktur sehingga diharapkan melayani kebutuhan masyarakat dengan sebaik-
baiknya.
Adanya kode etik yang mengatur perbuatan seorang insinyur sipil atau
sarjana teknik untuk menghindari diri dari segala bentuk tindakan yang akan
merugikan diri sendiri, masyarakat dan lingkungannya. Sehingga dalam bekerja
sebaiknya diawali dengan niat yang ikhlas dan komitmen moral yang tinggi agar
dapat mengembangkan profesi yang bersangkutan.

Penerapan Etika Profesi memiliki peranan sangat penting dalam dunia


teknik sipil khususnya bagi seorang insinyur sipil atau sarjana teknik. Maka dari
itu sangat penting pendidikan yang mempelajari etika untuk mendukung profesi
sebagai seorang insinyur sipil agar dapat diterapkan di dunia kerja untuk
meminialisir berbagai penyimpangan etika yang terjadi.
BAB II
PROFESI, PROFESIONAL DAN PROFESIOALISME

2.1. Pengertian Profesi, Profesional dan Profesionalisme


Profesi adalah kata serapan dari sebuah kata dalam bahasa Inggris
"Profession". Dengan kata lain Profesi adalah pekerjaan yang membutuhkan
pelatihan dan penguasaan terhadap suatu pengetahuan khusus.
Di dalam buku karya Dr. Syaiful Sagala, M.Pd. tercantum bahwa profesi
itu berasal dari bahasa yunani “pbropbaino”yang berarti menyatakan secara
publik dan dalam bahasa latin disebut “professio” yang digunakan untuk
menunjukan pernyataan publik yang dibuat oleh seorang yang bermaksud
menduduki jabatan publik.[1]
Secara tradisional profesi mengandung arti prestise, status sosial dan
otonomi yang lebih besar yang diberikan masyarakat kepadanya. Selain itu,
profesi berdasarkan kepada keahlian, kompetensi, dan pengetahuan spesialis.[2]
Sedangkan profesional menunjukkan kepada dua hal. Pertama , orang
yang menyandang suatu profesi, misalnya, “Dia seorang profesional”. Kedua,
penampilan seseorang dalam melakukan pekerjaannya yang sesuai dengan
profesinya. Dalam pengertian kedua ini, istilah profesional dikontraskan dengan
“nonprofesional” atau “amatiran”. Dalam kegiatan sehari-hari seorang profesional
melakukan pekerjaan sesuai dengan ilmu yang telah dimilikinya.[3]
Adapun menurut Oxford Dictionary profesional adalah orang yang
melakukan sesuatu dengan memperoleh pembayaran, sedangkan yang lain tanpa
pembayaran. Artinya profesionalisme adalah sebuah terminologi yang
menunjukan bahwa setiap pekerjaan hendaklah dikerjakan oleh seseorang yang
mempunyai keahlian dalam bidangnya atau profesinya.[4]
Profesionalisme dalam pengertian lainnya adalah menunjuk kepada
komitmen para anggota suatu profesi untuk meningkatkan kemampuan
profesionalnya dan terus menerus mengembangkan strategi-strategi yang
digunakan dalam melakukan pekerjaan yang sesuai dengan pekerjaannya.[5]
Profesi guru menurut Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang
Gurudan Dosen harus memiliki prinsip-prinsip profesional seperti tercantum pada
pasal 5ayat 1, yaitu: ”Profesi guru dan dosen merupakan bidang pekerjaan khusus
yang memerlukan prinsip-prinsip profesional sebagai berikut[6]:
1. Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa dan idealisme.
2. Memiliki kualifikasi pendidikan dan latar belakang pendidikan sesuai
denganbidang tugasnya.
3. Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugasnya.
4. Mematuhi kode etik profesi.
5. Memiliki hak dan kewajiban dalam melaksanakan tugas.
6. Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerjanya.
7. Memiliki kesempatan untuk mengembangkan profesinya secara berkelanjutan.
8. Memperoleh perlindungan hukum dalam rnelaksanakan tugas profesionalnya.
9. Memiliki organisasi profesi yang berbadan hukum.

2.2. Sasaran Sikap Profesional


Menurut para ahli, profesionalisme menekankan kepada penguasaan ilmu
pengetahuan atau kemampuan manajemen beserta strategi penerapannya.
Namun Maister (1997) mengemukakan bahwa profesionalisme bukan sekadar
pengetahuan teknologi dan manajemen tetapi lebih merupakan sikap,
pengembangan profesionalisme lebih dari seorang teknisi bukan hanya memiliki
keterampilan yang tinggi tetapi memiliki suatu tingkah laku yang dipersyaratkan.
2.3 Pengembangan Sikap Profesi
1. Pengembangan Sikap Selama PendidikanPrajabatan
Dalam pendidikan prajabatan, calon gurudi didik dalam berbagai
pengetahuan,sikap, danketerampilan yang diperlukan dalam pekerjaannya nanti.
Karena tugasnya yang bersifat unik , guru selalu menjadi panutan bagi siswanya,
dan bahkan bagi masyarakatsekelilingnya. Oleh sebeb itu, bagaimana
gurubersikap terhadap pekerjaan dan jabatannya selalu menjadi perhatian siswa
dan masyarakat.Pembentukan sikap yang baik tidak mungkin muncul begitu saja,
tetapi harus dibinasejak calon guru memulai pendidikannya dilembaga pendidikan
guru. Berbagai usaha danlatihan, contoh-contoh dan aplikasi penerapanilmu,
keterampilan dan bahkan sikap profesionaldi rancang dan dilaksanakan selama
calon guruberada dalam pendidikan prajabatan.
2. Pengembangan Sikap Selam Dalam Jabatan
Pengembangan sikap profesional tidakberhenti apabila calon guru selesai
mendapatkanpendidikan prajabatan. Banyak usaha yang dapatdilakukan dalam
rangkapeningkatan sikapprofesional keguruan dalam masa pengabdiansebagai
guru. Seperti telah disebut, peningkatanini dapat dilakukan dengan cara formal
melaluikegiatan mengikuti penataran, lokakarya,seminar, atau kegiatan ilmiah
lainnya, ataupunsecara informal melalui media massa televisi,radio koran dan
majalah maupun publikasilainnya.
BAB III
ORGANISASI PROFESI DAN KODE ETIK

3.1 Organisasi Profesi

Organisasi profesi merupakan organisasi yang anggotanya adalah para


praktisi yang menetapkan diri mereka sebagai profesi dan bergabung bersama
untuk melaksanakan fungsi-fungsi sosial yang tidak dapat mereka laksanakan
dalam kapasitas mereka seagai individu.

Menurut Prof. DR. Azrul Azwar, MPH (1998),ada 3 Ciri-ciri Organisasi Profesi:

1. Umumnya untuk satu profesi hanya terdapat satu organisasi profesi yang
para anggotanya berasal dari satu profesi, dalam arti telah menyelesaikan
pendidikan dengan dasar ilmu yang sama.
2. Misi utama organisasi profesi adalah untuk merumuskan kode etik dan
kompetensi profesi serta memperjuangkan otonomi profesi.
3. Kegiatan pokok organisasi profesi adalah menetapkan serta meurmuskan
standar pelayanan profesi, standar pendidikan dan pelatihan profesi serta
menetapkan kebijakan profesi.
Pada dasarnya organisasi profesi memiliki 5 fungsi pokok dalam kerangka
peningkatan profesionalisme sebuah profesi, yaitu:

1. Mengatur keanggotaan organisasi


Organisasi profesi menentukan kebijakan tentang keanggotaan, struktur
organisasi, syarat-syarat keanggotaan sebuah profesi dan kemudahan lebih lanjut
lagi menentukan aturan-aturan yang lebih jelas dalam anggaran.

2. Membantu anggota untuk dapat terus memperbaharui pengetahuan sesuai


perkembangan teknologi
Organisasi profesi melakukan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat bagi anggotanya
untuk meningkatkan pengetahuan sesuai perkembangan dan tuntutan masyarakat
yang membutuhkan pelayanan profesi tersebut.

3. Menentukan standarisasi pelaksanaan sertifikasi profesi bagi anggotanya


Sertifikasi merupakan salah satu lambang dari sebuah profesionalisme. Dengan
kepemilikan sertifikasi yang diakui secara nasional maupun internasional maka
orang akan melihat tingkat profesionalisme yang tinggi dari pemegang sertifikasi
tersebut.
4. Membuat kebijakan etika profesi yang harus diikuti oleh semua anggota
Etika profesi merupakan aturan yang diberlakukan untuk seluruh anggota
organisasi profesi. Aturan tersebut menyangkut hal-hal yang boleh dilakukan
maupun tidak serta pedoman keprofesionalan yang digariskan bagi sebuah profesi.

5. Memberi sangsi bagi anggota yang melanggar etika profesi


Sangsi yang diterapkan bagi pelanggaran kode etik profesi tentunya mengikat
semua anggota. Sangsi bervariasi, tergantung jenis pelanggaran dan bias bersifat
internal organisasi seperti misalnya Black list atau bahkan sampai dikeluarkan
dari organisasi profesi tersebut.

3.2 Kode Etik Profesi

Kode etik profesi adalah pedoman sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam
melaksanakan tugas dan dalam kehidupan sehari-hari. Kode etik profesi
sebetulnya tidak merupakan hal yang baru. Sudah lama diusahakan untuk
mengatur tingkah laku moral suatu kelompok khusus dalam masyarakat melalui
ketentuan-ketentuan tertulis yang diharapkan akan dipegang teguh oleh seluruh
kelompok itu.

Ada tiga hal pokok yang merupakan fungsi dari kode etik profesi:

1. Kode etik profesi memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi


tentang prinsip profesionalitas yang digariskan. Maksudnya bahwa dengan
kode etik profesi, pelaksana profesi mampu mengetahui suatu hal yang
boleh dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan.
2. Kode etik profesi merupakan sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas
profesi yang bersangkutan. Maksudnya bahwa etika profesi dapat
memberikan suatu pengetahuan kepada masyarakat agar juga dapat
memahami arti pentingnya suatu profesi, sehingga memungkinkan
pengontrolan terhadap para pelaksana di lapangan kerja (kalangan sosial).
3. Kode etik profesi mencegah campur tangan pihak di luar organisasi profesi
tentang hubungan etika dalam keanggotaan profesi. Arti tersebut dapat
dijelaskan bahwa para pelaksana profesi pada suatu instansi atau
perusahaan yang lain tidak boleh mencampuri pelaksanaan profesi di lain
instansi atau perusahaan.
3.2.2 Penyebab Pelanggaran Kode Etik Profesi

1. a) Pengaruh sifat kekeluargaan. Misalnya Seorang dosen yang


memberikan nilai tinggi kepada seorang mahasiswa dikarenakan
mahasiswa tersebut keponakan dosen tersebut,
2. b) Pengaruh jabatan. Misalnya seorang yang ingin masuk ke akademi
kepolisian, dia harus membayar puluhan juta rupiah kepada ketua polisi di
daeranhya , kapolsek tersebut menyalah gunakan jabatannya,
3. c) Pengaruh masih lemahnya penegakan hukum di Indonesia, sehingga
menyebabkan pelaku pelanggaran kode etik profesi tidak merasa khawatir
melakukan pelanggaran,
4. d) Tidak berjalannya kontrol dan pengawasan dari masyarakat,
5. e) Organisasi profesi tidak dilengkapi denga sarana dan mekanisme bagi
masyarakat untuk menyampaikan keluhan,
6. f) Rendahnya pengetahuan masyarakat mengenai substansi kode etik
profesi, karena buruknya pelayanan sosialisasi dari pihak profesi sendiri,
7. g) Belum terbentuknya kultur dan kesadaran dari para pengemban profesi
untuk menjaga martabat luhur profesinya,
8. h) Tidak adanya kesadaran etis da moralitas di antara para pengemban
profesi untuk menjaga martabat luhur profesinya
BAB IV
STANDAR TEKNIK

Standar teknik merupakan serangkaian persyaratan yang harus dipenuhi oleh


bahan, produk, atau layanan. Jika bahan, produk atau jasa gagal memenuhi satu
atau lebih dari spesifikasi yang berlaku, mungkin akan disebut sebagai berada di
luar spesifikasinya. Dibawah ini adalah contoh standar teknik yang berada di
dalam negeri dan diluar negeri :

1. SNI (Stndar Nasional Indonesia) adalah satu-satunya standar yang berlaku


secaara nasional di Indonesia. SNI dirumuskan oleh panitia teknis dan
ditetapkan oleh BSN.
2. JIS (Japanese ndustrial Standar) Nippon Kogyo kikaku,Menentukan
standar yang digunakan untuk kegiatan industri di jepang. Proses standarisasi
dikordinasi oleh komite standar industsi di jepang dan dipublikasikan melalui
Japan Standards Association.
3. ASME (American Society of Medical Engineers)adalah salah satu
organisasi stadar didunia yang menghasilkan sekitar 600 kode dan standar,
mencakup bidang teknis, seperti komponen boiler, lift, pengukuran aliran
fluida dalam saluran tertutup, crane, perkakas tangan, kancing dan peralatan
mesin.
4. ASTM adalah organisasi internasional sukarela yang mengembangkan
standarisasi teknik untuk material, produk, sistem dan jasa. ASTM
Internasional yang berpusat di Amerika Serikat.
5. BSI standar adalah Inggris Badan Standar Nasional (NSB) mewakili
kepentingan Inggris dalam bidang ekonomi dan sosial di semua organisasi
nasional Eropa
BAB V
STANDAR MANAJEMEN

Standar manajemen adalah struktur tugas, prosedur kerja, system


manajemen dan standar kerja dalam bidang kelembagaan, usaha serta keuangan.
Namun pengertian standar manajemen akan lebih spesifik jika menjadi standar
manajemen mutu, untuk mendukung standarisasi pada setiap mutu produk yang
dihasilkan perusahan maka hadirlah Organisasi Internasional untuk Standarisasi
yaitu Internasional Organization for Standardization (ISO) berperan sebagai badan
penetap standar internasional yang terdiri dari wakil-wakil badan standarisasi
nasional setiap negara
ISO didirikan pada 23 februari 1947, ISO menetapkan standar-standar industrial
dan komersial dunia, ISO adalah jaringan institusi standar nasional dari 148
negara, pada dasarnya satu anggota pernegara, ISO bukan organisasi pemerintah
ISO menempati posisi spesial diantara pemerintah dan swasta. Oleh karena itu,
ISO mampu bertindak sebagai organisasi yang menjembatani dimana konsensus
dapat diperoleh pada pemecahan masalah yang mempertemukan kebutuhan bisnis
dan kebutuhan masyarakat. Dibawah ini adalah contoh standar manajemen :

1. ISO 9000 – Quality Management Systems – Fundamentals and Vocabulary:


mencakup dasar-dasar sistem manajemen kualitas dan spesifikasi
terminologidari Sistem Manajemen Mutu (SMM).
2. Sistem Manajemen K3. Pengertian (Definisi) Sistem Manajemen K3
(Keselamatan dan Kesehatan Kerja) menurut Permenaker No 5 Tahun 1996
tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja ialah bagian
dari sistem secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan,
tanggung-jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber daya yang
dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan, pencapaian, pengajian dan
pemeliharaan kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam rangka
pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya
tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.
3. OHSAS 18000. Standar OHSAS 18000 merupakan spesifikasi dari sistem
manajemen kesehatan dan keselamatan kerja internasional untuk membantu
organisasi mengendalikan resiko terhadap kesehatan dan keselamatan
pekerjanya. dalam perusahaan harus memiliki standar OHSAS 18000, hal ini
penting bagi keselamatan kerja di perusahaan sehingga akan menghasilkan
produksi yang berjalan lancar dan berdampak baik bagi karyawan untuk
mencegah atau memperkecil tingkat kecelakaan.
4. ISO 14000. Standar manajemen lingkungan yang sifatnya sukarela tetapi
konsumen menuntut produsen untuk melaksanakan program sertifikasi
tersebut. Pelaksanaan program sertifikasi ISO 14000 dapat dikatakan sebagai
tindakan proaktif dari produsen yang dapat mengangkat citra perusahaan dan
memperoleh kepercayaan dari konsumen.
5. Sistem Manajemen Produksi (TQM). Total Quality MANAGEMENT
(TQM) mengacu pada penekanan kualitas yang meliputi organisasi
keseluruhan, mulai dari pemasok hingga pelanggan. TQM menekankan
komitmen manajemen untuk mendapatkan arahan perusahaan yang ingin terus
meraih keunggulan dalam semua aspek produk dan jasa penting bagi
pelanggan.
BAB IV
PERATURAN DAN REGULASI

6.1 Regulasi

Regulasi adalah seperangkat peraturan untuk mengendalikan suatu tatanan


yang dibuat supaya bebas dari pelanggaran dan dipatuhi semua anggotanya.
Regulasi berasal dari berbagai sumber, tetapi bentuk yang paling umum adalah
regulasi pemerintah dan swa-regulasi. Peraturan pemerintah adalah perpanjangan
alami dari undang-undang, yang mendefinisikan dan mengontrol beberapa cara
yang dapat dilakukan oleh bisnis atau individu untuk mengikuti hukum.

Contoh yang paling gamblang adalah kemasan makanan di Kanada: paling


tidak harus dikemas dengan kata-kata Inggris dan Prancis.
Swa-regulasi adalah ketika individu atau bisnis memiliki kendali atas hal-hal
khusus tentang bagaimana memenuhi persyaratan legislatif minimum. Jika Anda
memiliki dapur, undang-undang menyatakan bahwa dapur harus bersih, tetapi
Anda memiliki kewenangan mengatur untuk memutuskan cara membersihkannya.

6.2 Hak Cipta

Pengertian Hak Cipta Dalam kepustakaan hukum di Indonesia yang


pertama dikenal adalah istilah hak pengarang (author right) setelah
diberlakukannya Undang-undang Hak Pengarang (Auteurswet 1912 Stb. 1912
No.600), kemudian menyusul istilah hak cipta.

Hak cipta adalah hak eksklusif atau hak yang hanya dimiliki si pencipta atau
pemegang hak cipta untuk mengatur penggunaan hasil karya atau hasil olah
gagasan atau informasi tertentu.

Pada dasarnya, hak cipta merupakan “hak untuk menyalin suatu ciptaan”, atau
hak untuk menikmati suatu karya secara sah. Hak cipta sekaligus juga
memungkinkan pemegang hak tersebut untuk membatasi pemanfaatan, dan
mencegah pemanfaatan secara tidak sah, atas suatu ciptaan.

Mengingat hak eksklusif itu mengandung nilai ekonomis yang tidak semua orang
bisa membayarnya, maka untuk adilnya hak eksklusif dalam hak cipta memiliki
masa berlaku tertentu yang terbatas

Secara hakiki hak cipta termasuk hak milik immaterial karena menyangkut ide, gagasan
pemikiran, maupun imajenasi dari seseorang yang dituangkan dalam bentuk karya cipta,
seperti buku ilmiah, karangan sastra, maupun karya seni. Disamping itu dalam hak cipta
juga dikenal adanya beberapa prinsip dasar, yaitu:
a.Yang dilindungi hak cipta adalah ide yang telah terwujud dan asli (orisinal)
b. Hak cipta timbul dengan sendirinya (otomatis).
c. Hak cipta marupakan hak yang diakui hukum (legal right) yang harus
dibedakan dari penguasaan fisik suatu ciptaan.
d. Hak cipta bukan hak mutlak (absolut).

Hak cipta merupakan salah satu macam HKI dan sejalan dengan macam-
macam benda termasuk sebagai benda bergerak tidak bertubuh,46 yang
mempunyai arti bahwasanya hak cipta merupakan hak yang dapat dialihkan.
Dalam prakteknya, hak cipta dapat dijadikan sebagai objek jaminan fidusia.
Dalam hak cipta terkandung pengertian ide serta konsepsi hak milik yang dalam
artian hak itu dapat dipertahankan terhadap siapa saja yang menganggu dan
dinegara-negara lain pun hak cipta dipandang sebagai property (hak milik).47
Dengan pengaturan tersebut menjadikan orang tidak perlu lagi meragukan status
kebendaan hak cipta didalam hukum benda.48 Dengan ini hak cipta merupakan
hak atas benda yang dimiliki seseorang dengan kekuasaan untuk mempertahankan
hak benda itu terhadap orang lain yang berniat buruk. Menurut Wirdjono
Prodjodikoro, hak kebendaan itu bersifat mutlak. Dalam hal ini gangguan oleh
orang ketiga, pemilik hak benda dapat melaksanakan haknya terhadap siapapun
juga yang menganggunya dan orang penganggu ini dapat ditegur oleh pemilik hak
benda.
BAB VII
ASPEK BISNIS TEKNIK SIPIL

7.1 Bisnis

Bisnis adalah business yaitu kegiatan dengan menggunakan modal tertentu untuk
memperoleh laba, seperti industri, perdagangan, dan transportasi

7.2 Project Investasi

Investasi adalah penggunaan dari sumber daya yang ada dalam usaha
mencapai serta meningkatkan penghasilan atau pendapatan di masa mendatang,
sesuatu yang dibeli untuk memperoleh pengembalian ataupun keuntungan di masa
mendatang.

7.2.2 Prespektif Investasi

KELAYAKAN INVESTASI DITINJAU DARI BEBERAPA ASPEK :


1. STAKEHOLDER ANALYSIS
2. LINGKUNGAN (AMDAL, AKSES, DLL)
3. ENGINERING (DESIGN, KONSTRUKSI,VE, DLL)
4. FINANSIAL ENGINEERING
5. KELEMBAGAAN
6. LEGAL ENGINEERIMG
7. OPERASI
8. TINGKAT PENGEMBALIAN INVESTASI (IRR, NPV, EVA)

ASPEK-ASPEK STUDI KELAYAKAN BISNIS

Proses analisis setiap aspek saling berketerkaitan antara satu aspek dan
aspek lainnya sehingga hasil analisis aspek-aspek tersebut menjadi terintergasi.
Sebagai misal, ketika seorang peneliti tengah menganalisis aspek keuangan,
hendaknya ia memanfaatkan hasil analisis aspek-aspek lain, walaupun tetap
dimungkinkan mencari data yang dibutuhkan sesuai dengan kebutuhannya
langsung dari lapangan.
BAB VIII
KONSULTAN ENGINEERING

Seiring berjalannya waktu, banyak yang membutuhkan konstruksi


sehingga pembangunan pun terus berjalan. Hal ini tentu juga dikarenakan total
penduduk Indonesia semakin banyak dan bertambah setiap tahun dan pastinya
akan mempengaruhi banyaknya jumlah bangunan yang penduduk butuhkan.
Beberapa contoh bangunan yang sangat dibutuhkan dan sering dijumpai yakni
tempat tinggal, pabrik, perkantoran, sekolah, gudang, kampus, infrastruktur, dan
sebagainya.

Bangunan yang bagus dan indah merupakan konstruksi yang kokoh, longgar,
rupawan, juga tidak memberikan dampak pada lingkungan sekitar. Maka,
sangatlah penting bagi Anda yang hendak membangun suatu bangunan untuk
memanfaatkan jasa konsultan lebih tepatnya konsultan engineering.

8.1 Macam Konsultan Engineering Indonesia Profesional

Ada tiga macam konsultan engineering di dunia konstruksi, antara lain konsultan
perencana, konsultan proyek, dan konsultan pengawas. Penjelasan lengkapnya
akan dijabarkan lengkap setiap jenis konsultannya:

8.1.1 Konsultan Proyek


Yang dimaksud dengan konsultan jenis ini yakni badan usaha atau
perseorangan yang mana akan membantu pemilik proyek untuk mengawasi
dengan baik berjalannya sebuah proyek tertentu sehingga prosesnya berlangsung
cepat dan berkualitas. Dalam melaksanakan semua tugasnya, konsultan proyek ini
umumnya terdiri atas beragam ahli seperti arsitektur, teknik sipil, mekanikal
elektrikal, listrik, dan juga ahli lainnya.

Tugas utama dari pihak konsultan proyek yaitu memastikan dan menjamin
bahwasannya suatu proyek bangunan menampakkan kualitas sesuai dengan
rencana dan juga harapan. Bahkan, konsultan ini akan mengawasi atau
mengarahkan klien mulai dari proses perencanaan, pembangunan proyek, hingga
proses pelaksanaan sampai berakhirnya suatu proyek.

8.1.2 Konsultan Perencana


Selanjutnya yang kedua adalah konsultan perencana. Lalu, apa tugasnya?
Tugas konsultan ini yakni menghasilkan suatu perencanaan bangunan yang
dikemas dengan apik dan detail. Contoh dari kinerja konsultan jenis ini antara lain
gambar kontrak tanpa adanya pertentangan yang bertolak belakan dengan kondisi
yang ada di lapangan. Artinya, gambar kontrak harus jelas.
Konsultan Pengawas
Dan yang ketiga adalah konsultan pengawas yang tentunya bertugas mengawasi
pekerjaan. Tugas secara keseluruhan antara lain melakukan pengawasan
pelaksanaan proyek secara rutin, penyelenggaraan administrasi umum, dan masih
banyak lagi. Biasanya, konsultan ini akan lebih sering dibutuhkan dalam sebuah
proyek tertentu yang mana berskala besar.

8.2 Pentingnya Memanfaatkan Jasa Konsultan Engineering Profesional Atau


Teknik

Memakai sebuah jasa konsultan engineering Indonesia profesional ternyata


dapat memberikan dampak positif dalam suksesnya suatu usaha atau proyek yang
sedang Anda jalankan. Jadi, Anda sangat disarankan untuk mempertimbangkan
hal ini. Ya, tentu ini berdasarkan beberapa alasan kenapa Anda lebih baik
menggunakan jasa ini, antara lain:
Seorang atau pihak konsultan dapat mengetahui jelas mengenai
manajemen efektif untuk diterapkan di sebuah proyek. Dengan demikian,
konsultan merupakan solusi yang sangat jitu juga pas/tepat sasaran mengenai
aspirasi para klien.

Konsultan sangat beragam dan sudah ahli dari banyak bidang dan ilmu
pengetahuan yang lain. Pada dasarnya, konsultan lebih fokus terhadap semua
tugas atau pekerjaannya yang artinya tidak terganggu ataupun ikut campur dengan
pekerjaan lainnya.

Konsultan menawarkan keterampilan teknis yang mana di kantor klien


tidak akan mendapatkannya. Ya, konsultan yang akan memberikan keterampilan
tersebut pada pekerja di kantor yang bersangkutan.

Sebagai konsultan pun akan membekali tenaga ahli dengan keterampilan


manajemen dan tentunya setara dengan posisinya. Jadi, Anda jangan meragukan
betapa banyak manfaat yang akan Anda dapatkan dengan memakai jasa konsultan
engineering Indonesia profesional.
BAB IX
BAKUAN KOMPETENSI LPJK

Bakuan Kompetensi LPJK Bidang Sipil, Sub Bidang Teknik Sipil ini
dikutip dari Peraturan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) Nomor:
09 /LPJK Tahun 2005, Tanggal 29 Desember 2005, Tentang Penetapan dan
Pemberlakuan Bakuan Kompetensi Tenaga Ahli Jasa Konstruksi (Lampiran V).

9.1 Persyaratan Sertifikasi

Seseorang Calon Ahli Teknik Sipil dapat disertifikasi menjadi Ahli Teknik
Sipil setelah menunjukkan bahwa ia:
● Mempunyai Dasar Pengetahuan (Knowledge Base)
● pendidikan Teknik Sipil
● Mempunyai Pengalaman Profesi dalam bidang Teknik Sipil
● Memenuhi syarat Bakuan kompetansi (Competency
● Standard) Profesi Ahli Teknik Sipil

9.2 Persyaratan Pengalaman Profesi:

Kompetensi profesi adalah sesuatu yang diperoleh seseorang dengan


menarik pelajaran dari pengalamannya melaksanakan tugas-tugas keahlian
dibidangnya selama kurun waktu tertentu.

Pekerjaan konstruksi tersebut adalah sebagai berikut :


1. Pembangunan Bangunan rumah tinggal permanen, gedung, bangunan industri,
bangunan fasilitas umum lainnya (Building)
2. Jalan (Roads), Jembatan (bridges)
3. Menara transmisi, Platform/Deck stations
4. Lapangan terbang (Airports)
5. Pelabuhan/dermaga (harbours)
6. Jalan kereta api (Railways)
7. Terowongan (Tunnels)
8. Bangunan air danjaringan supply air
9. Sewage systems
10. Penyiapan lahan

9.3 Persyaratan Bakuan Kompetensi


Bakuan kompetensi ini adalah pokok-pokok acuan yang dapat
dipergunakan sebagai tolak ukur untuk menilai tata keseimbangan yang
menyeluruh dari kecendekian, pengetahuan, ketrampilan, kearifan, pengalaman
dan tatalaku yang perlu dipunyai seorang Ahli Teknik Sipil.
9.4 Unit Kompetensi

Bakuan kompetensi Ahli Teknik Sipil adalah pokok-pokok acuan yang


dapat dipergunakan untuk menilai tata keseimbangan yang menyeluruh dari
kecendekiaan, pengetahuan, keterampilan,kearifan,pengalaman dan tatalaku yang
perlu dipunyai seorang Ahli Teknik Sipil yang profesional.

Unit Kompetensi Wajib


Lima Unit Kompetensi Wajib dibawah ini harus dikuasai semuanya.
Berikut ini adalah Unit-Unit Kompetensi tersebut:
● W. l. Kode Etik Ahli Teknik Sipil dan Etika Profesi Ahli Teknik Sipil
● W.2. Ketrampilan Pekerjaan Ahli Teknik Sipil
● W.3. Perencanaan Dan Perancangan Bidang Teknik Sipil.
● W.4. Pengelolaan Pekerjaan Teknik Sipil dan Kemampuan
Berkomunikasi.
● W.5. Konsultasi Rekayasa dan/Atau Kontruksi/lnstalasi

Unit Kompetensi Pilihan


Sekurang-kurangnya harus dikuasai 2 (dua) Unit Kompetensi
Pilihan.
P.1. Pendidikan dan Pelatihan
P.2. Bahan Material dan Komponen PeralatanKonstruksi
P.3. Manajemen Usaha dan Pemasaran Teknik
P.4. Manajemen Pembangunan dan Pemeliharaan Aset

● Elemen Kompetensi
Berikut ini adalah Elemen-Elemen Kompetensi dari Unit Kompetensi yang harus
dikuasai oleh Ahli Teknik Sipil.
Elemen-Elemen Kompetensi Dalam Unit Kompetensi Wajib
W. l. Kode Etik Ahli Teknik Sipil dan Etika Profesi Ahli Teknik Sipil
W.2. Ketrampilan Pekerjaan Ahli Teknik Sipil
W.3. Perencanaan Dan Perancangan Bidang Teknik Sipil.
W.4. Pengelolaan Pekerjaan Teknik Sipil dan Kemampuan Berkomunikasi.
W.5. Konsultasi Rekayasa dan/Atau Kontruksi/lnstalasi

Elemen-Elemen Kompetensi Dalam Unit Kompetensi Pilihan


P .1. Pendidikan dan Pelatihan
P.2. Bahan Material dan Komponen PeralatanKonstruksi
P.3. Manajemen Usaha dan Pemasaran Teknik
P.4. Manajemen Pembangunan dan Pemeliharaan Aset

Anda mungkin juga menyukai