Anda di halaman 1dari 32

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kerja talang merupakan suatu pekerjaan yang sangat penting dalam sebuah
kontruksi. Musim hujan selalu identik dengan penyakit kronis ”atap bocor” bagi sebagian
besar penghuni rumah di negeri ini. Maka kerja talang atap diperlukan untuk membuat suatu
konstruksi pada bangunan yaitu saluran air hujan dan lain-lain yang sering digunakan dalam
konstruksi gedung agar tidak mengalami cipratan air ke konstruksi lain.

Pada pekerjaan ini bahan pokok yang digunakan adalah pelat seng. Dalam
pengerjaan talang atap ini banyak menggunakan berbagai macam sambungan dan untuk
menyambung pelat seng tersebut menggunakan drep, paku keling pop, paku tin men, patri
dan lain sebagainya.
Bangunan memainkan peranan penting dalam kehidupan masyarakat dan sering kali
mempengaruhi suasana hidup bagi setiap individu. Agar hal tersebut tidak menjadi masalah
dan tidak terjadi kesalahan, maka penulis melaksanakan praktek ini guna mencari solusi
atas kesalahan-kesalahan yang terjadi di lapangan.

1.2 Tujuan Penulisan


Tujuan utama dalam penulisan laporan kerja Talang ini adalah sebagai salah satu
syarat yang harus penulis selesaikan sebagai salah satu tugas setelah selesai praktek kerja
Talang di bengkel teknik sipil negeri lhokseumawe, serta sebagai salah satu bahan penilaian
oleh dosen pembimbing atau instruktur.

1
BAB II
DASAR - DASAR TEORI

2.1 Pengertian Talang Atap

Talang atap adalah tempat pengaliran air hujan yang berasal dari atap bangunan dan
diteruskan ke pipa pembuangan. Pada umumnya talang atap dikenal dengan talang bak
adalah suatu konstruksi talang yang dipasang di belakang papan lisplank atau tersembunyi,
sehingga tidak terlihat dari luar. Talang luar adalah suatu konstruksi talang yang dipasang di
luar atau di depan papan lisplank atau yang langsung terlihat dari luar. Konstruksi talang
luar tidak tergantung pada konstruksi lainnya seperti kemiringan atap misalnya, akan tetapi
tergantung pada keinginan pemakainya. Bentuk talang luar bermacam-macam, tapi yang
sering digunakan adalah bentuk segi empat, trapezium dan setengah lingkaran.

Bahan talang atap biasanya dibuat dari baja galuanis, plat seng, lembaran tembaga,
lembaran plat besi tuang dan asbes semen.

2.1.1 Jenis - Jenis Talang Atap

1. Seng 5. Asbes

2. Stangless 6. Besi / Baja

3. Beton 7. Genteng

4. PVC 8. Metal, dll

2.1.2 Bentuk - Bentuk Talang Atap

1. Talang segi empat


Berguna untuk pengaliran air hujan yang berasal dari talang atap ke
saluran pembuangan atau ke tangki penyimpanan / bak air. Pipa
pembuang segi empat selain dibuat dari bahan sembaran plat seng
(BJLS) dapat juga dibuat dari bahan lembaran pelat alumunium.

2
2. Talang lingkaran / bulat
Seperti halnya pada talang segi empat, pipa pembuang bulat juga
dimaksudkan untuk mengalirkan air hujan yang berasalkan dari talang
atap ke saluran pembuangan atau ke tangki penampungan.
Pipa pembuang bulat dapat dibuat dari lembaran pelat seng alumunium
dan sekarang telah diproduksi dan diperdagangkan dengan bentuk bulat
dari bahan PVC, asbes semen, dan tembaga.

3. Talang setengah lingkaran


Talang setengah lingkaran sering digunakan pada bangunan rumah
tinggal atau pabrik-pabrik, karena disamping bentuknya yang artistik,
pembuatannya pun tidak sulit. Talang ini dipasang pada papan lis atau
kaso-kaso dengan mempergunakan penggulung / penahan.

Apapun bentuk dan ukuran talang, yang harus di ingat adalah turunnya air
hujan harus dihalaman sendiri dan bukan dihalaman tetangga. Supaya air hujan tidak
terbuang sia-sia sebaiknya membuat bak kontrol, cukup dengan menggali tanah
ukuran 30 cm x 30 cm dengan kedalaman 30 cm,. Air hujan akan meresap ke tanah
dan tidak langsung terbuang ke selokan.

2.2 Fungsi Talang Atap

Fungsi talang untuk menyalurkan air hujan dari atap menuju ke tanah, sehingga air
hujan bias turun secara baik dan teratur melalui talang tersebut sehingga tidak menimbulkan
cipratan air kemana-mana. Jika tidak dirancang dengan benar, air yang meluap akan
merusak konstruksi lain, bahkan rumah akan bocor . air hujan harus didistribusikan dengan
baik ketanah agar rumah tetap aman dan nyaman.

Salah satu musuh talang adalah sampah yang jatuh ke atap atau sampah yang dibawa
tikus. Daun yang berkumpul di lubang talang akan menutup jalannya air hujan dan
menyebabkan air tergenang di talang. Luapan air yang tidak mampu ditampung berpotensi
menimbulkan kebocoran atau rembesan air di dinding.

3
Pencegahannya hanya satu, bersihkan talang dari daun atau plastik, lubang-lubang
pembuang yang arahnya vertikal harus dipastikan dipasangi penutup bentuk saringan.
Umumnya ada dua jenis talang yang biasa disebut talang horizontal yang
menampung air dari genting dan arahnya mendatar. Ada lagi talang vertikal yang
menyalurkan air sampai ke tanah.

2.2.1 Talang horizontal


Terletak dibibir penutup atap, fungsinya untuk menyalurkan air hujan agar
sampai ke tanah dengan baik. Dengan kata lain, talang ini memastikan tidak terjadinya
cipratan tanah akibat air hujan yang jatuh langsung dari permukaan bidang atap ke atas
tanah.

2.2.2 Talang vertikal


Aliran air talang horizontal yang dialirkan menuju talang vertikal yang
langsung mencapai tanah. Agar dapat berdiri kokoh, talang vertikal harus ditempelkan
dengan cara diklem pada dinding. Selanjutnya pada ujung pipa ini dibuat lengkungan ke
arah bak kontrol atau selokan terbuka. Ujung talang ini bisa berupa selokan terbuka karena
yang disalurkan adalah air hujan yang tidak beracun, berbau dan berwarna.

2.3 Alat - Alat Yang Digunakan


Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktek kerja talang atap dan fungsi dari
masing-masing alat tersebut.

2.3.1 Alat Penjepit


1. Tang Kombinasi
Untuk mencengkram benda kerja yang akan disambung agar tidak
tergeser.
2. Tang Penjepit
Untuk memegang / menjepit benda kerja yang sedang panas akibat
penyodelan.

4
2.3.2 Alat Penggunting
1. Gunting Kombinasi
Untuk memotong lembaran pelat lurus, lengkung dan lingkaran bagian
bagian luar.
2. Gunting Bentuk
Untuk memotong sisi luar maupun sisi dalam suatu bengkokan atau
lengkungan yang sulit.

2.3.3 Alat Pemukul


1. Palu Karet
Untuk meratakan pelat seng yang telah rusak / salah akibat pembentukan
yang dilakukan oleh pekerja.
2. Palu Konde
Untuk membuat pembentukan jamur pada paku tinmen dan untuk
meratakan pelat.

2.3.4 Alat Penggaris


1. Mistar Baja
Untuk mengukur garis lurus, batas-batas ukuran dan untuk melukis garis
lurus pada lembaran pelat.
2. Jangka Tusuk
Untuk menggores lingkaran dan garis lengkung pada permukaan pelat
benda kerja, memindahkan suatu ukuran dari mistar baja, mengukur
suatu jarak antara titik-titik dan membandingkan dengan skala mistar
baja sebagai ukuran.

2.3.5 Alat Menandai


1. Penggores
Untuk menarik garis-garis gambar pada permukaan benda kerja yang
akan dikerjakan selanjutnya.
2. Penitik

5
Untuk Menitik atau menandai batas ukuran yang akan dikerjakan
selanjutnya.

2.3.6 Alat Menyodel


1. Bord Patri
Untuk menyodel benda kerja dengan menggunakan bahan perekat
berupa timah.

2.3.7 Alat Pembersih


1. Sikat Kawat
Untuk membersihkan bord patri sebelum dan sesudah digunakan dalam
penyodelan.

2.3.8 Alat Pelubang


1. Mesin Bor
Untuk melubangi pelat agar dapat memasukkan paku keling pop dan
paku tinmen.

2.3.9 Alat Penghalus


1. Kikir
Untuk menghaluskan / menumpulkan sisi - sisi benda kerja bekas
potongan yang tajam.

6
BAB III
Membuat hiasan lampu taman

3.1 Tujuan
Setelah melakukan pekerjaan ini, mahasiswa di harapkan dapat :
1. Melukis lembaran pelat seng dengan pengukuran dan pemberi tanda sesuai
ukuran gambar kerja dengan benar.
2. Memotong lembaran pelat seng dengan menggunakan gunting seng sesuai
lukisan yang tepat.
3. Menjelaskan cara mengatasi keulitan yang timbul dalam pekerjaan ini dengan
ketepatan.

3.2 Dasar Teori


Dalam kerja membuat hiasa lampu taman, pekerjaan melukis dan memotong pelat
adalah pkerjaan yang selalui dijumpai, hal tersebut dapat juga dikatakan sebagai
keterampilan dasar dalam pekerjaan pelat secara keseluruhan. Oleh karena itu,
seorang pekerja pelat harus menguasai pekerjaan tersebut dengan benar.

3.3 Alat dan Bahan


3.3.1 Alat yang digunakan :
1. Mistar baja 6. Palu karet
2. Penggores 7. Gunting
3. Gunting kombinasi 8. Paku klinpop
4. Palu besi 9. Timah patri
5. palu plastik 10. jangka
3.3.2 Bahan yang digunakan :
1. Lembaran pelat seng ukuran : 100 mm x 100 mm

7
3.4 Keselamatan Kerja
1. Pakailah selalu pakaian kerja selama bekerja.
2. Agar tidak melukai tangan / jari, bekas potongan harus selalu dihaluskan.
3. Pusatkan pikiran dan perhatikan pada pekerjaan dan ikuti petunjuk instruktur.
4. Sebelum bekerja, periksa semua alat dan bahan yang akan digunakan dalam
keadaan baik dan aman.

3.5 Langkah Kerja


1. Siapkan semua alat yang akan dipergunakan dalam pekerjaan ini.
2. Siapkan pelat seng ukuran 100 mm x 100 mm untuk melatih menggunting
kombinasi / bentuk.
3. Ratakan pelat seng dengan palu karet, luruskan dan kontrol ukurannya.
4. Pelajari gambar kerja yang akan dikerjakan.
5. Tandai / lukis pelat benda kerja sesuai dengan ukuran pada gambar kerja.
6. Potong pelat benda kerja sesuai dengan garis yang telah dilukis dengan gunakan
gunting pelat sesuai dengan keperluan.

8
3.6 Gambar Menggunting Kombinasi

9
BAB IV
MACAM - MACAM SAMBUNGAN

4.1 Tujuan
Setelah melakukan pekerjaan ini, mahasiswa di harapkan dapat :
1. Menyebutkan macam-macam sambungan pelat seng dengan benar.
2. Membuat berbagai sambungan pelat seng dengan sempurna.
3. Menjelaskan cara mengatasikesulitan yang timbul dalam pekerjaan ini dengan
tepat.

4.2 Dasar Teori


Dalam pekerjaan pelat, tidak akan lepas dari pekerjaan penyambungan. Hal ini
disebabkan karena bentuk-bentuk konstruksi pekerjaan plat yang bervariasi. Selain
perlu diperhitungkan macam sambungan yang akan dipergunakan harus sesuai
dengan kegunaanya.
Berbagai macam sambungan yang sering dipergunakan dalam pekerjaan pelat yaitu
sambungan lipatan, sambungan paku keling dan sambungan patri.

4.3 Alat dan Bahan


4.3.1 Alat yang digunakan :
1. Mistar baja 7. Mesin bor
2. Penggores 8. Tang klem
3. Penitik 9. Hand grover
4. Palu besi 10. Sikat kawat
5. Palu karet 11. Kikir
6. Gunting lurus 12. Bord patri

4.3.2 Bahan yang digunakan :


1. Pelat BJLS
2. Paku keling Tin men
3. Paku keeling pop
4. Timah patri
5. Pasta patri
6. Batang besi Ǿ 4 mm
10
4.4 Keselamatan Kerja
1. Pakailah selalu pakaian kerja selama bekerja.
2. Hati-hati menggunakan palu karet terhadap lipatan.
3. Hati-hati menggunakan palu besi terhadap sambungan paku keling, jangan
sampai memukul pelat kerja.
4. Jangan memukul tarlalu keras, yang dapat menyebabkan benda kerja rusak.
5. Pusatkan pikiran dan perhatian pada pekerjaan dan ikuti petunjuk instruktur.
6. Sebelum bekerja, periksa sama dan bahan yang akan dipergunakan dalam
keadaan baik dan aman.

4.5 Langkah Kerja


1. Pakailah pakaian kerja selama bekerja.
2. Pelajari gambar kerja yang akan dikerjakan.
3. Siapkan pelat BJLS untuk semua sambungan menurut ukuran masing-masing
benda kerja.
4. Ratakan pelat seng dengan palu atau palu karet, luruskan dan kontrol ukurannya.
5. Tandai / lukis pelat benda kerja denga penggores atau penitik sesuai dengan
ukuran pada gambar kerja.
6. Potong benda kerja yang sudah dilukis atau di ukur sesuai gambar.
7. Mulailah membuat pekerjaan lipatan tepi, sambungan patri, sambungan paku
keling Tin men dan terakhir adalah sambungan paku keling pop dengan
mengunakan mesin lipat.

4.5.1 Cara Membuat Gulungan Pelat Dengan Diameter 6 mm


1. Siapkan peralatan dan bahan, periksa peralatan tersebut supaya saat
dipergunakan aman.
2. Garis pelat tersebut dengan ukuran 18 mm dari pinggiran plat.
3. Mulai gulungan dari pinggir plat dengan bantuan batang besi polos
berdiameter 4 mm menggunakan palu karet atau tang jepit.
4. Kontrol kelurusan gulungan dan kerapatan batang besi dengan pelat.

11
4.5.2 Cara Membuat Sambungan Paku Keling Tin Men
1. Siapkan peralatan dan bahan, periksa peralatan tersebut supaya saat
dipergunakan aman.
2. Garis kedua pelat tersebut dengan ukuran 15 mm dari pinggiran pelat.
3. Tandai salah satu pelat dengan jarak di bagi 5 bagian.
4. Hubungkan kedua pelat tersebut sebatas garis tadi, kemudian jepit kedua
pelat dengan menggunakan tang klem. Pastikan kedua pelat tersebut
tidak berubah posisinya. Ingat, pelat yang telah ditandai sebelah atas.
5. Lubangi tanda tersebut dengan menggunakan mesin bor.
6. Masukan paku keling tin men kedalam lubang yang telah dibor tadi,
kemudian balik pelat tersebut dan pukul paku tin men sampai
membentuk jamur dengan menggunakan palu besi. Lakukan langkah ini
sampai kelima lubang telah terpaku. Usahakan diantara kedua pelat
tersebut tidak ada celah.

4.5.3 Cara Membuat Sambungan Paku Keling Pop


1. Siapkan peralatan dan bahan, periksa peralatan tersebut supaya saat
dipergunakan aman.
2. Garis kedua pelat tersebut dengan ukuran 15 mm dari pinggiran pelat.
3. Tandai salah satu pelat dengan jarak di bagi 5 bagian.
4. Hubungkan kedua pelat tersebut sebatas garis tadi, kemudian jepit kedua
pelat dengan menggunakan tang klem. Pastikan kedua pelat tersebut
tidak berubah posisinya.
5. Lubangi tanda tersebut dengan menggunakan mesin bor.
6. Masukan paku keling pop kedalam lubang yang telah di lubangi tadi,
kemudian tarik tangkai paku dengan menggunakan Pop Riever. Lakukan
langkah ini sampai kelima lubang telah terpaku. Usahakan kedua pelat
tidak ada celah.

12
4.5.4 Cara Membuat Sambungan Lipat Tunggal
1. Siapkan peralatan dan bahan, periksa peralatan tersebut supaya saat
dipergunakan aman.
2. Garis kedua pelat tersebut dengan ukuran 5 mm dari pinggiran pelat.
3. Lipat kedua pelat tersebut satu persatu pada landasan sampai membentuk
sudut 1800 dan hubungkan kedua pelat yang telah dilipat tadi.
4. Rapatkan sambungan yang telah di hubungkan tadi dengan menggunakan
palu karet.
5. Bentukkan sambungan tersebut dengan pembentuk (Hand Grover)
dengan cara dipukul dengan palu besi sambil digeser sedikit demi sedikit.
6. Kontrol kelurusan lipatan yang telah dikerjakan tadi.

4.5.5 Cara Membuat Sambungan Patri


1. Siapkan peralatan dan bahan, periksa peralatan tersebut supaya saat
dipergunakan aman.
2. Bersihkan permukaan sambungan yang akan dipatri dengan kain
pembersih / kain lap.
3. Oleskan pasta secukupnya pada bagian yang akan di patri.
4. Panaskan bord patri dengan menggunakan kompor pemanas.
5. Letakkan kedua pelat yang akan dipatri pada posisi yang benar.
6. Ambil bord patri dari kompor dan bersihkan dengan menggunakan sikat
kawat.
7. Mulailah penguncian sambungan pada ujung sambungan. Sentuhkan
ujung batang timah dengan bord patri, sehingga timah mencair dan jatuh
tepat diatas sambungan. Pastikan kedua pelat tersebut tidak akan berubah
posisinya.
8. Letakkan bord patri diatas sambungan beberapa saat, hingga timah patri
mencair dan meresap ke celah-celah sambungan sambil menekan
sambungan tersebut dengan menggunakan kayu atau alat bantu lainnya
supaya sambungan merapat sampai cairan timah mengeras.
9. Dinginkan sambungan dan bersihkan sambungan dengan kain lap basah
untuk menghilangkan pasta dan kotoran setelah dipatri.

13
4.5.6 Cara Membuat Lipatan Tepi
1. Siapkan peralatan dan bahan, periksa peralatan tersebut supaya saat
dipergunakan aman.
2. Mula-mula garis pelat dengan penitik sesuai ukuran gambar dengan
ukuran 5 mm dari pinggiran pelat.
3. Letakkan benda kerja pada landasan kemudian lipat sesuai garis tersebut
sampai mencapai sudut 1800.
4. Ratakan lipatan tersebut dengan menggunakan palu karet sampai rapat.
5. Kontrol kelurusan lipatan yang telah dibuat pada benda kerja.

8. Melakukan peyodelan atau membuang sambungan dengan mengunakan bahan


Timah yang dipanasi dengan kompor.
9. Bersihkan benda kerja yang telah siap sebelum diperiksakan pada instruktur.
10. Bersihkan peralatan kerja serta tempat kerja dari bekas guntingan pelat seng.

14
4.6 Gambar Sambungan Pelat

15
BAB V
MEMBUAT PIPA SEGI EMPAT SUDUT 120°

5.1 Tujuan Pekerjaan


Setelah melakukan pekerjaan ini, mahasiswa di harapkan dapat :
1. Menjelaskan cara membuat sudut pipa pembuang segi empat dengan benar.
2. Membuat sudut pipa pembuang segi empat dengan sempurna.
3. Menjelaskan cara mengatasi kesulitan yang timbul dalam pembuatan sudut pipa
pembuang segi empat dengan tepat.

5.2 Dasar Teori


Sudut pipa pembuang dipergunakan untuk mengubah arah aliran atau
mendistribusikan air dari pipa pembuang atau talang atap yang besar ke suatu tempat
pembuangan.
Besar sudut sambungan sudut pipa pembuang segi empat adalah bervariasi,
tergantung pada penggunaannya. Untuk membuat sudut pipa pembuang segi empat
atau bulat, maka langkah kerja di bawah ini perlu diperhatian :
1. Memilih alat-alat yang akan dipergunakan.
2. Ukur besarnya sudut pipa pembuang yang akan dibuat, dengan
menggunakan siku goyang.
3. Buat gambar sket / lukis pada lembaran pelat seng untuk dipakai sebagai
mal.

5.3 Alat dan Bahan


5.3.1 Alat yang digunakan :
1. Penitik 7. Palu Karet
2. Penggores 8. Bord patri
3. Rol baja 9. Perlangkapan patri
4. Gunting pelat 10. Hand grover
5. Busur derajat 11. Sikat kawat
6. Palu besi 12. Kikir

16
5.3.2 Bahan yang digunakan :
1. Pelat seng
2. Timah patri
3. Pasta patri

5.4 Keselamatan Kerja


1. Pakailah selalu pakaian kerja selama bekerja.
2. Agar tidak melukai tangan saat bekerja, bekas potongan harus selalu dihaluskan.
3. Pusatkan pikiran dan perhatian pada pekerjaan dan ikuti petunjuk dari instruktur.
4. Sebelum bekerja, periksa semua peralatan dan bahan yang akan digunakan
dalam keadaan baik dan aman.

5.5 Langkah Kerja


1. Siapkan semua peralatan yang akan digunakan dalam pekerjaan ini.
2. Pelajari gambar kerja dan buat mal pada kertas karton untuk mempermudah
melukis pada pelat.
3. Potong pelat ukuran yang telah ditentukan, yaitu dengan ukuran lebar = 200 mm
dan panjang = 210 mm.
4. Lukis pelat berdasarkan mal yang dibuat dengan penggores.
5. Potong pelat tersebut berdasarkan garis yang telah dilukis pada mal dengan
gunting pelat dan ratakan pelat seng dengan menggunakan palu karet, luruskan
dan kontrol ukurannya.
6. Haluskan sisi - sisi yang telah dipotong yang masih tajam dengan kikir halus dan
ratakan dengan palu karet.
7. Lakukan lipatan pada masing - masing garis dengan sudut 90 0 dengan
menggunakan landasan atau mesin lipat pelat (Dahulukan lipatan untuk
sambungan lipatan tunggal).
8. Setelah berbentuk segi empat hubungkan sambungan lipatan tunggal.
9. Bentuk sambungan lipatan tunggal dengan alat pembentuk dan rapatkan sambil
dipukul dengan palu besi. Untuk mempermudah saat pemukulan gunakan pipa
besi atau pelat besi tebal.
10. Bengkokkan lidah sambungan ke dalam sedikit agar saat dibentuk sudut 120 0
tidak tertahan dengan lidah tersebut.

17
11. Hubungkan pipa pembuang membentuk sudut 1200 dan solder / patri sambungan
tersebut dengan timah solder, usaha tidak ada celah saat menyoder karena dapat
mengakibatkan kebocoran.
12. Bersihkan benda kerja yang telah digunakan hingga bersih.
13. Serahkan pada instruktur bila pekerjaan telah selesai.
14. Bersihkan peralatan dan meja kerja serta tempat kerja dari sisa-sisa guntingan
pelat seng.

18
5.5 Gambar Pipa Sudut 120°

19
BAB VI
MEMBUAT SUDUT PIPA PEMBUANG BULAT

6.1 Tujuan Pekerjaan


Setelah melakukan pekerjaan ini, mahasiswa di harapkan dapat :
1. Menjelaskan cara membuat sudut pipa pembuang bulat dengan benar.
2. Membuat sudut pipa pembuang bulat dengan sempurna.
3. Menjelaskan cara mengatasi kesulitan yang timbul dalam pembuatan sudut pipa
pembuang bulat dengan tepat.

6.2 Dasar Teori


Seperti halnya dengan sudut pipa pembuang segi empat, sudut pipa pembuang bulat
juga dipergunakan untuk mengubah arah aliran air atau mendistribusikan air dari
pipa pembuang atau talang atap ke suatu tempat pembuangan. Besar sudut dari sudut
pipa pembuang bulat sangat bervariasi. Hal ini tergantung dari keperluannya.
Untuk membuat sudut pipa pembuang segi empat atau bulat, maka langkah kerja di
bawah ini perlu diperhatian :
1. Memilih alat-alat yang akan dipergunakan.
2. Ukur besarnya sudut pipa pembuang yang akan dibuat, dengan
menggunakan siku goyang.
3. Buat gambar sket / lukis pada lembaran pelat seng untuk dipakai sebagai
mal.

6.3 Alat dan Bahan


6.3.1 Alat yang digunakan :
1. Mistar baja 7. Tang kombinasi
2. Penggores 8. Pahat besi
3. Penitik 9. Bord Patri
4. Gunting pelat 10. Sikat kawat
5. Busur derajat 11. Palu besi
6. Siku goyang 12. Palu karet

20
6.3.2 Bahan yang digunakan :
1. Pelat seng
2. Timah Patri
3. Pasta patri

6.4 Keselamatan Kerja


1. Pakailah selalu pakaian kerja selama bekerja.
2. Hati-hati pada waktu menggunting pelat seng, jangan sampai jari-jari luka oleh
sisi pelat seng yang tajam.
3. Pusatkan pikiran dan perhatian pada pekerjaan dan ikuti petunjuk instruktur.
4. Sebelum bekerja, periksa semua alat dan bahan yang akan digunakan dalam
keadaan baik dan aman.

6.5 Langkah Kerja


1. Siapkan semua alat dan bahan yang akan digunakan dalam pekerjaan ini.
2. Pelajari gambar kerja dan buat mal pada kertas karton untuk mempermudah
melukis pada pelat.
3. Potong pelat ukuran yang telah ditentukan (Dalam praktek ini digunakan ukuran
lebar = 150 mm dan panjang = 200 mm).
4. Lukis pelat berdasarkan mal yang tlah dibuat dengan penggores.
5. Potong pelat tersebut berdasarkan garis yang telah dilukis pada mal dengan
gunting pelat dan ratakan pelat seng dengan menggunakan palu karet, luruskan
dan kontrol ukurannya
6. Haluskan sisi- sisi yang telah dipotong yang masih tajam dengan kikir halus dan
ratakan dengan palu karet.
7. Lakukan bulatan pada masing- masing garis dengan menggunakan landasan atau
mesin penggulung.
8. Setelah berbentuk bulat / lingkaran hubungkan sambungan lipatan tunggal.
9. Bentuk sambungan lipatan tunggal dengan alat pembentuk dan rapatkan sambil
dipukul dengan palu besi. Untuk mempermudah saat pemukulan gunakan pipa
besi atau pelat besi tebal.
10. Hubungkan kedua pipa pembuang tersebut membentuk sudut 120 0 dan solder /
patri sambungan tersebut dengan timah solder, usaha tidak ada celah saat
menyodel karena dapat mengakibatkan kebocoran.
21
11. Kontrol ukurannya.
12. Bersihkan benda kerja yang telah digunakan hingga bersih.
13. Serahkan pada instruktur bila pekerjaan telah selesai.
14. Bersihkan peralatan dan meja kerja serta tempat kerja (lantai) dari sisa-sisa
guntingan pelat seng.

22
6.6 Gambar Pipa Pembuang Bulat

23
7.7 Gambar Menyatukan Pipa Pembuang Bulat

24
BAB VII
MEMBUAT PENUTUP UJUNG TALANG
SETENGAH LINGKARAN

7.1 Tujuan Pekerjaan


Setelah melakukan pekerjaan ini, mahasiswa di harapkan dapat :
1. Menjelaskan cara membuat penutup ujung talang setengah lingkaran dengan
benar.
2. Membuat penutup ujung talang setengah lingkaran dengan sempurna.
3. Menjelaskan cara mengatasi kesulitan yang timbul dalam pembuatan penutup
ujung talang setengah lingkaran dengan tepat.

7.2 Dasar Teori


Penutup ujung talang bulat dipergunakan / dipasang pada talang luar / talang dalam
untuk menumbat / menghentikan aliran air yang mengalir pada talangtersebut,
karena terhalang oleh konstruksi lain. Pada ujung talang biasanya dipasang pula
lubang pembuang untuk mengalirkan air hujan dari talang ke pipa pembuang.
Penutup ujung talang setengah lingkaran dibuat terpisah dari talangnya
(menggunakan pelat seng tersendiri). Bahan penutup ujung talang ini dalah sama
dengan bahan talang itu sendiri.
Pada pekerjaan ini akan dibuat ujung penutup talang setengah lingkran bentuk rata
dari lembaran pelat seng tersendiri dengan menggunakan pekerjaan talang bulat luar
yang telah diperiksa.

7.3 Alat dan Bahan


7.3.1 Alat yang digunakan :
1. Mistar baja 5. Tang kombinasi
2. Penggores 6. Bord patri
3. Gunting pelat 7. Perlengkapan Patri
4. Palu karet

25
7.3.2 Bahan yang digunakan :
1. Pelat seng
2. Timah patri
3. Pasta patri

7.4 Keselamatan Kerja


1. Pakailah selalu pakaian kerja selama bekerja.
2. Pusatkan pikiran dan perhatian pada pekerjaan serta ikuti petunjuk instruktur.
3. Sebelum bekerja periksa semua alat dan bahan yang akan dipergunakan dalam
keadaan baik dan aman.

7.5 Langkah Kerja


1. Siapkan semua alat dan bahan yang akan digunakan dalam pekerjaan ini.
2. Pelajari gambar kerja dan buat mal pada kertas karton untuk mempermudah
melukis pada pelat.
3. Lukislah lembaran pelat seng yang akan dipergunakan sebagai penutup ujung
talang, sesuai bentuk dan ukuran talangnya.
4. Buatlah lidah untuk sambungan / penguat di semua sisi.
5. Guntinglah pelat seng tersebut sesuai garis lukis.
6. Pada bagian yang lengkung, lidah dipotong bergerigi untuk memudahkan dalam
penegukan.
7. Tekuklah semua lidah hingga tegak lurus (90°).
8. Pasangkan ujung penutup talang tersebut pada talangnya.
9. Kuncilah rangkaian tersebut dengan mematri beberapa bagian tempat tepat
disambungan. Control ukuran dan bentuk talangnya.
10. Setelah talang tidak berubah bentuknya, mulailah mematri / mencairkan timah
patri di sepanjang sambungan.
11. Bersikan dengan kain lap yang basah sisi bekas pematrian pada sambungan.
12. Pariksakan kepada instruktur apabila pekerjaan telah selesai.
13. Bersihkan ruang kerja sebelum meninggalkan ruangnya.

26
7.6 Gambar Penutup Talang Setengah Lingkaran

27
BAB VIII
PENUTUP

8.1 Simpulan
Dari praktek kerja talang atap yang telah dilakukan, penulis dapat menarik beberapa
simpulan :

1. Lembaran kerja (job sheet) harus dipelajari dengan baik sebelum memulai
pekerjaan.
2. Pada saat penyambungan pelat harus mengetahui dulu berapa ukuran pelat yang
akan dikerjakan, sehingga tidak terjadi masalah pada saat mengerjakannya.
3. Untuk memperoleh hasil yang sempurna, ketelitian dan kesabaran yang harus
diutamakan dalam pekerjaan.
4. Praktek kerja talang atap sangat penting dalam sebuah bangunan untuk menjaga
konstruksi yang lain terhindar dari cipratan air hujan.

8.2 Saran
Dari pengalaman yang telah kami lakukan pada pekerjaan talang atap, penulis
mengharapkan kepada instruktur / dosen pembimbing beberapa hal :

1. Kami mengharapkan pembimbing dapat selalu mengawasi kami pada saat


praktek.
2. Bila instruktur dalam keadaan sibuk dan tidak bisa mendampingi kami pada saat
bekerja, kami mengharapkan supaya instruktur dapat melakukan pengecekan
beberapa kali, sehingga bila dapat kesalahan kami dapat memperbaikinya
dengan cepat.
3. Kami berharap peralatan yang ada dibengkel harus layak dipakai semua, agar
tidak terjadi kesalahan pada waktu pengerjaannya.

28
8.3 Lampiran

Mistar Baja Pembolong Pelat

Palu Tembak Palu Konde

Hand Grover Gunting Pelat

Penggores Bord Patri

29
Tang Jepit Palu Karet

Sikat Kawat Rol Siku Baja

Pahat Baja Busur Baja

Kikir bulat dan Setengah Lingkaran Kikir Petak

30
Mesin Penjepit Pelat Mesin Pemotong Pelat

31
DAFTAR PUSTAKA

1. Ir Tedjo Mulyono, Ir M . Muhklisin, Drs Setio Utomo 1996, petujuk pratikum uji
tanah 1, pusat pengembangan pendidikan Politeknik Direktorat Jendral Tinggi
Departemen Pendidikan dan kebudayaan Bandung.
2. Ir Iman Subarkah, 1984, Vedemakum Lengkap, Teknik Sipil, Idean Darma, Jakarta.
3. Jemes. R . Wishing, B.S. Roy H Wishing, B. I.E, 1995 Pengantar Pemetaan,
Erlangga Jakarta.
4. WWW. Google. Com

32

Anda mungkin juga menyukai