Atap adalah bagian dari suatu bangunan yang berfungsi sebagai penutup seluruh
ruangan yang ada di bawahnya. Atap juga merupakan sebuah mahkota yang mempunyai
fungsi untuk menambah keindahan dan sebagai pelindung bangunan dari panas dan hujan.
Dimana di dalam pegerjaannya ada beberapa syarat yang di penuhi antara lain :
1. Kontruksi atap harus kuat menahan beratnya sendiri dan tahan terhadap tekanan
maupun tiupan angin.
2. Pemilihan bentuk atap yang akan di pakai hendaknya sedemikian rupa, sehingga
menabah keindahan serta kenyamanan bertempat tinggal bagi penghuninya.
3. Agar rangka atap tidak mudah diserang oleh rayap/bubuk, perlu diberi lapisan
pengawet.
4. Bahan penutup atap harus tahan terhadap pengaruh cuaca.
5. Kemiringan atau sudut lereng atap harus disesuaikan dengan jenis bahan penutup
maka kemiringannya dibuat lebih landai.
6. Harus erat dengan bentuk bangunan, di buat dengan kemiringan yang tepat
Atap limasan mempunyai nilai lebih sebagai berikut. Penaungan dan perlindungan
dari matahari dan hujan merata di tiap sisi bangunan. Terkesan megah apabila dengan
bentukan yang tinggi seperti atap jogja. Selain nilai lebih, juga mempunyai kekurangan
sebagai berikut konstruksi rumit dan mahal dengan penggunaan kuda-kuda yang banyak.
Gambar 1.1 Atap Limasan
Pada pekerjaan ini digunakan penutup atap spandek. Atap spandek merupakan salah
satu jenis atap rumah yang terbuat dari percampuran bahan alumunium serta seng.
Komposisi rasio yang digunakan untuk membuat atap spandek adalah 55% alumunium dan
43% dari seng. Sisanya menggunakan bahan dari silicon. Berdasarkan campuran bahan-
bahan tersebut, terciptalah atap spandek yang memiliki sifat kokoh, awet, ringan dan mudah
dibentuk. Ada beberapa keunggulan atap Spandek :
Pemasangannya yang mudah
Bagian-bagian pada atap spandek yang mudah untuk diaplikasikan. Jika terjadi angin cukup
besar, atap spandek cenderung lebih aman ketimbang menggunakan genteng atau jenis atap
lainnya karena atap spandek dapat menurunkan risiko ambruknya bagian atap.
Anti pecah
Ketebalan rata-rata yang dimiliki atap spandek adalah sekitar 0,3 mm hingga 0,5 mm.
memang digolongkan cukup tipis, namun bukan berarti atap ini mudah hancur. Atap
spandek tetap kokoh dan kuat karena terbuat dari bahan-bahan kimia berkualitas.
Banyak pilihan warna
Permukaan atap spandek dapat lebih mudah dicat dengan kombinasi warna yang kamu
inginkan ketimbang jenis atap lainnya.
Memiliki daya tahan yang baik dan tahan lama
Atap ini dapat bertahan hingga 20 tahun lamanya. Hal ini karena campuran komposisi yang
tepat dengan bahan dasar alumunium dan seng yang dapat membuatnya tahan lama.
Pengertian struktur atap adalah bagian bangunan yang menahan /mengalirkan beban-
beban dari atap. Struktur atap terbagi menjadi rangka atap dan penopang rangka atap.
Rangka atap berfungsi menahan beban dari bahan penutup atap sehingga umumnya berupa
susunan balok –balok (dari kayu/bambu/baja) secara vertikal dan horizontal –kecuali pada
struktur atap dak beton. Pada Pekerjaan kali ini kami menggunakan struktur rangka atap
baja ringan.
Rangka atap baja ringan adalah sebuah perkembangan teknologi terbaru struktur atap
menggunakan konstruksi baja yang kuat tetapi ringan, kita tahu sebelumnya bahwa yang
namanya baja itu indentik dengan berat dan ukuran yang besar namun seiring perjalanan
waktu maka namaun seiring perjalanan waktu maka munculah teknologi baja ringan
sehingga banyak menarik masyarakat untuk menggunakannya.
Baja yang di gunakan adalah jenis cold rolled coll (CRC) dengan bentul profil seperti
huruf C atau O berikut ini beberapa uraian mengenai rangka atap baja ringan.
2. Reng
Reng berbahan baja ringan berfungsi sebagai pelatakan genteng yang
berbeda beda bahan jenisnya. Reng bertahan jenis baja ringan ini
mempunyai profil seperti huruf U ini mempunyai panjang 6 m dan
ketebalan 0,45 mm biasanya setiap jarak reng berbeda beda tegantung dari
jenis penutup atapnya masing masing. Pada pekerjaan ini digunakan Reng
R 40.45 mm dengan jarak 60 cm seperti pada gambar berikut ini :
`
Gambar 1.5 Reng
3. Dynabolt
Sebagian orang menyebutnya dengan anchor bolt atau sering di sebut baut
tanam adalah baut yang di gunakan untuk merekatkan kedua buah objek yang
akan di kencangkan dynabolt di gunakan dalam instalasi pengencangan objek ke
beton. Umumnya berdiameter lebih besar, sehingga akhirnya mengecil ke
bagian kepala baut ( yang ada murnya). Baut tersebut juga dilapisi oleh
selongsong selindir, yang bagian ujungnya ( yang di tanamkan beton) memiliki
celah searah panjang baut.
4. Screw
Pada proses perakitan struktur rangka ada hal yang sangat penting dan vital
peranannya bagi struktur secara keseluruhan yaitu screw (sebagian menyebutnya
dengan baut), untuk rangka atap baja ringan screw yang dipakai adalah self
drilling screw (SDS). Screw ini sangat vital perannnya, kesalahan dalam
memilih dan memasang screw akan berakibat fatal bagi rangka baja atap.
5. Gerinda
Suatu alat yang ekonomis untuk menghasilkan permukaan yang halus dan
dapat mencapai ketelitian yang tinggi. Alasan karena dalam penggerindaan
dapat di atur sekecil mungkin sesuai dengan yang diinginkan. Pada pekerjaan
perakitan kuda” dan bagian lainnya gerinda sangat berperan penting guna
memotong bahan sesuai dengan ukuran yg ditentukan.
1. Spesifikasi Teknis
- Dalam pekerjaan ini kami menggunakan kemiringan atap 2° dengan
mempertimbangkan atap tidak boleh kelihatan agar tidak mengurangi nilai estetika
bangunan.
- Jenis bahan yang digunakan antara lain bahan penutup atap Spandek (Trimdeck 0.35
TCT), Bubungan Trimdeck 0.35 TCT, Reng 0.45, Profil Canal C 75.75 mm.
- Jarak antara kuda-kuda yang digunakan sebesar 1.2 m, jarak antar reng 60 cm, jarak
antara rafter sebesar 1.2 m.
- Bracket (sepatu kuda-kuda) dipasang sebanyak 5 buah pada masing-masing kuda-
kuda. Tujuan dari penambahan bracket agar posisi kuda” nya kokoh dikarenakan
kuda-kuda mempunyai bentangan yang panjang.
- Spasi antar pinggiran dak dengan ujung atap spandek sebesar 30 cm untuk tiap sisi.
- Sebelum pekerjaan pemasangan rangka atap dilakukan, terlebih dahulu melakukan
pekerjaan plesteran (screeding) dengan campuran 1 Pc : 3Pp dengan ketebalan 2 cm
dengan tujuan meratakan permukaan dak sehingga pada saat leveling kuda-kuda
tidak miring.
2. Metode Pelaksanaan Pekerjaan
1. Persiapan :
1. Memastikan seluruh permukaan atas dak dalam keadaan rata dan siku, dengan
menggunakan selang air (waterpass) dan penyiku sebagai alat bantu.
2. Memberi tanda posisi perletakan kuda-kuda, sesuai dengan gambar rencana atap.
3. Mengukur jarak antar kuda-kuda
4. Pengangkatan dan Pemasangan Kuda-kuda
1. Mengangkat kuda-kuda secara hati-hati, agar tidak mengakibatkan kerusakan
pada rangkaian kuda-kuda yang telah selesai dirakit.
2. Memasang kuda-kuda sesuai dengan nomornya di atas permukaan dak
berdasarkan gambar kerja.
3. Memastikan posisi kiri dan kanan (L-R) kuda-kuda tidak terbalik.
4. Mengontrol posisi berdirinya kuda-kuda agar tegak lurus terhadap permukaan dak
menggunakan benang dan lot (unting-unting).
5. Mengencangkan kuda-kuda terhadap bracket, dengan menggunakan 4 buah
screw.
6. Mengencangkan bracket terhadap permukaan dak menggunakan dynabolt, dan
menambahkan balok penopang sementara, agar posisi kuda-kuda tidak berubah.
7. Mengulangi langkah ke – 1 sampai ke – 6 untuk mendirikan semua kuda-kuda,
sesuai dengan posisinya dalam gambar kerja.
8. Memeriksa ulang jarak antar kuda-kuda dari as ke as sebesar 1,2 m sesuai yang
direncanakan.
9. Memeriksa kedataran (leveling) semua puncak kuda-kuda (Apex), dan
memastikan garis nok memiliki ketinggian yang sama (datar).
10. Memasang balok nok.
11. Memasang bracing (pengikat) sebagai perkuatan, jika bekerja beban angin.
Bracing dipasang di atas top-chord dan di bawah reng.
12. Memasang reng (roof battens) dengan jarak 60 cm sesuai yang direncanakan.
Setiap pertemuan reng dengan kuda-kuda diikat memakai screw (baut reng)
ukuran 10-16 x16 sebanyak 2 (dua) buah.