ACUAN DAN PERANCAH 3.1 Bahan-bahan Konstruksi Acuan dan Perancah 1. Kayu Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 bab 5 ayat 1 memberikan pedoman bahwa acuan dan perancah harus terbuat dari bahan-bahan baik yang tidak mudah meresap air dan direncanakan sedemikian rupa, sehingga mudah dilepas dari beton tanpa menyebabkan kerusakan pada beton. • Kayu yang akan digunakan harus memenuhi syarat- syarat sebagai berikut : • a. Sebaiknya kayu yang dipergunakan dengan kadar air 10 – 20 %. • b. Partikel-partikel yang dikandung kayu tidak reaktif dan tidak merusak beton. • c. Perbahan bentuk kayu akibat temperatur maupun kelembaban udara setempat sekecil mungkin. • d. Kuat dan ekonomis. • e. Mudah dikerjakan dan mudah dipasang alat sambung. • 2. Kayu Lapis ( Multiplek ) • Untuk pekerjaan beton yang cukup besar, kayu lapis banyak dipergunakan sebagai bahan papan acuan ( cetakan ). Pada acuan yang menggunakan kayu lapis diusahakan jangan banyak pemakuan, agar pembongkarannya dapat denganmudah dilakukan dan kemungkinan kerusakan sangat kecil sehingga dapat dipergunakan berkali-kali. • 3. Dolken
• Kayu Dolken dikategorikan sebagai kayu bulat
dengan diameter 5 cm – 10 cm. Penggunaan kayu dolken sebagai tiang perancah dalam konstruksi acuan dan perancah mempunyai keuntungan dan kerugian, antara lain : • Keuntungannya : • Mudah didapat dipasaran. • Karena bentuk penampang dolken bulat, maka kekuatan tekuk ke arah sumbu potongan melintang batang sama untuk semua arah. • Dapat digunakan berulang-ulang. • Kerugiannya : • Diameter tidak merata dari ujung samapai pangkal batang. • Batang tidak lurus sehingga mengurangi kekuatan kayu bila menerima gaya normal yang sentris akibat adanya gaya axentris pada batang. • Investasi yang tertanam besar, sebab bila konstruksi telah selesai, sisa kayu tidak dapat didipergunakan untuk struktur yang lainnya. • Karena bentuk penampangnya bulat, maka agak sulit dipasang alat sambung dibandingkan dengan kayu olahan lainnya. • 3. Baja • Dalam teknik konstruksi acuan dan perancah, baja digunakan dalam berbagai bentuk, baik sebagi alat sambung maupun sebagai penyangga konstruksi. • Keuntungannya : • Kekuatan yang tinggi. • Kekerasan yang tinggi dan tahan terhadap keausan. • Dapat diperoleh dalam berbagai bentuk, baja sangat sesuai untuk pembuatan sambungan dan untuk digabungkan dengan material yang lain. • Memiliki nilai sisa. • Kerugiannya : • Berat massa yang tinggi. • Tidak tahan terhadap karat. • Memerlukan peralatan pendukung. • Hantaran termis yang tinggi. • 4. Aluminium • Karena adanya hal-hal tertentu dalam aluminium yang lebih menguntungkan dibandingkan dengan baja adalah beratnya dan pemeliharaannya lebih ringan. Akan tetapi harganya yang lebih mahal telah membuat penggunaannya sangat terbatas. • Aluminium campuran yang paling sesuai untuk konstruksi acuan dan perancah adalah tipe Al – Mg – Si ( campuran dengan kadar megnesium dan kadar silisium yang rendah ), ketahanan patahnya dapat dikatakan cukup baik ( 250 – 400 N/mm2 ) dan ketahanan terhadap korosi hampir sama dengan aluminium murni. • 5. Plastik • Penggunaan plastik sebagai bahan konstruksi acuan perancah, di Indonesia masih sangat jarang karena harganya mahal. Beberapa keuntungan dari penggunannya, antara lain: • a. Daktilitas dan tahan lama. • b. Penggunaan ulangnya dapat lebih dari 60 kali. • c. Permukaan beton halus • d. Mudah dibongkar. • e. Tahan terhadap asam, alkali dan kelembaban. • 6. Bahan Pelepas Cetakan ( Acuan ) • Fungsi bahan pelepas ialah untuk mempermudah pada waktu melepas cetakan beton setelah beton tersebut mengeras atau mengurangi daya lekat beton terhadap cetakan. Sehingga dapat memperpanjang keawetan atau mengurangi kerusakan-kerusakan konstruksi acuan dan perancah dalam pembongkaran. • Bahan-bahan pelepas ini digunakan dengan cara dilaburkan atau disemprotkan pada permukaan cetakan pada waktu pabrikasi dan cetakan dalam keadaan bersih dari kotoran. Adapun jenis bahan pelepas adalah sebagai berikut : • a. Bahan-bahan pelepas alami adalah produk yang melalui adhesi alami melengket erat pada permukaan cetakan dan tidak terjadi reaksi kimia dengan adukan beton. • b. Bahan-bahan pelepas kimiawi adalah produk dengan komponen-komponen yang bereaksi dengan kapur dari spesi beton. Dlam hal ini akan terbentuk
suatu selaput denga garam-garam yang tidak
dapat melarut, yang mencegah melekatnya beton pada cetakan. • c. Bahan-bahan pelepas alami-kimiawi adalah produk dengan asam organik, akan tetapi kadar bahan kimia yang lebih rendah. • 3.2 Perlengkapan Konstruksi Acuan dan Perancah • a. Paku. • Paku adalah sejenis alat yang digunakan untuk menyambung, merapatkan, mengencangkan serta mengikat bagian –bagian atau elemen dari suatu konstruksi acuan dan perancah. • b. Alat Pengikat • Alat pengikat yang berfungsi sebagai pengunci atau penahan konstruksi acuan dan perancah yang diakibatkan oleh tekanan horizontal adalah Rapid Clamp dan Tension Nut. • c. Steel Prop ( Steger Pipa Baja ) • Steel Prop adalah salah satu komponen konstruksi penyangga balok dan lantai berupa pipa baja yang terdiri dari dua bagian pipa baja, panjangnya dapat distel sesuai dengan ketinggian konstruksi yang direncanakan. • Dalam penggunaannya steel prop mempunyai beberapa keuntungan dan kerugian, antara lain: • Keuntungan : • Mudah distel sesuai dengan ketinggian yang direncanakan. • Perawatannya mudah. • Cocok digunakan untuk tiang perancah balok dan lantai. • Kerugiannya : • Tidak dapat digunakan untuk perancah yang pendek. • Investasi yang tertanam besar. • Bila beban lebih besar dari kemampuannya, maka terjadi tekuk pada pipa dan sulit untuk diluruskan kembali. • d. Scaffolding ( Steger Sistim ) • Scaffolding terdiri dari beberapa bagian yang dirangkai menjadi satu kesatuan dan ketinggiannya dapat sistel sesuai dengan konstruksi yang direncanakan, sedangkan pelaksanaannya ( pemasangannya ) dapat lebih cepat. • Bagian –bagian scaffolding terdiri dari : • Main frame • Cros brace • Base jack • Head jack • Cros head jack • Joint pin • Leader frame • Keuntungan Scaffolding : • Tidak banyak memerlukan tenaga kerja. • Sudah memiliki stabilitas sendiri. • Kerugian Scaffolding : • Materialnya adalah baja berkualitas tinggi, sehingga kerusakan-kerusakan dapat merugikan karena pengelasan pada bagian scaffolding tidak diperkenankan. • Sambungan-sambungan harus tetap terpelihara dengan baik dan bersih. • Investasi yang tertanam besar. • Terikat oleh ukuran-ukuran balok yang sudah ditetapkan sehingga tidak begitu universal dalam penggunaannya. • e. Hory Beam • Hory beam adalah perancah horizontal yang biasanya digunakan untuk mendukung acuan atau cetakan pelat lantai dimana tumpuan pembebanannya terletak pada balok. Bentuk dari hory beam hampir menyerupai konstruksi rangka jembatan, dan bentangnya dapat diset sesuai dengan panjang yang diperlukan. • Desain yang khusus dari hory beam ini, tujuannya untuk memperoleh kekuatan dan daya dukung yang baik sehingga menjadi kelebihan dalam pemakaian dan penggunaannya. Disamping itu keuntungan lain dari pemakaian hory beam adalah : • Efisiensi kerja dapat ditingkatkan. • Pelaksanaan pekerjaan tidak rumit. • Pemasangan dan pembongkaran sangat mudah. • f. Balok Girder • Balok girder adalah balok penyangga untuk pelat lantai maupun balok yang berbentuk balok I, dimana bentuk profil I ini dimaksudkan agar balok girder menjadi ringan, menghemat bahan dan mempertinggi daya dukung. • Jenis balok girder, yaitu : • Peri Girder GT 24. • Peri Girder VT 20.