Anda di halaman 1dari 38

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan teknologi, maka konstruksi beton pun telah mengalami perkembangan yang cukup pesat dan sering digunakan sebagai struktur bangunan teknik sipil antara lain seperti bangunan gedung bertingkat, bendungan, irigasi, jalan raya, jembatan, dan lain sebagainya. Beton menjadi pilihan para Perencana sebagai struktur bangunan, karena beton mudah dikerjakan / dibentuk dan mempunyai nilai kuat tekan relatif tinggi dibandingkan dengan kut tariknya. Beton merupakan material yang bersifat getas ( brittle ) sedangkan baja tulangan bersifat elastis ( ductile ) dan mempunyai nilai kuat tarik relatif tinggi dibandingkan dengan kuat tekannya, oleh karena itu baja tulangan dibutuhkan untuk menahan tegangan tarik yang disebabkan oleh beban yang bekerja. Komponen struktur beton yang diberi batang tulangan baja disebut beton bertulang, tulangan baja dibutuhkan untuk memperkuat daerah tekan penampang beton dan mengurangi lendutan pada jangka waktu panjang yang diakibatkan oleh beban-beban yang besar. Beton adalah suatu komposit dari beberapa bahan batu-batuan yang direkatkan oleh bahan ikat. Beton dibentuk dari agregat campuran (halus dan kasar) dan ditambah dengan pasta semen. Pasta semen mengikat pasir dan bahan-bahan aggregat lainnya (batu kerikil,basalt dan sebagainya). Rongga diantara bahan-bahan kasar diisi oleh bahan-bahan halus. Beton bertulang adalah gabungan antara beton dan tulangan-tulangan yang dibuat sedemikian rupa sehingga kedua bahan dapat saling bekerja sama

memikul beban. Dalam pekerjaan sipil, pekerjaan beton adalah pekerjaan yang sangat penting baik untuk gedung, jalan maupun jembatan.

Keuntungan dari beton bertulang adalah : Dapat mengikuti bentuk bangunan secara bebas. Beton termasuk bahan yang berkekuatan tekan tinggi serta mempunyai sifat tahan terhadap perkaratan atau pembusukkan oleh kondisi lingkungan. Beton tahan aus dan tahan kebakaran sehingga biaya perwatan rendah. Ukuran lebih kecil dibandingkan dengan beton tak bertulang atau pasangan batu. Kuat tekan beton tinggi dikombinasikan dengan baja tulangan yang kuat tariknya tinggi dapat dibuat untuk struktur berat. Mampu menyerap (mengisolir)suara Kejelekan Beton Bertulang : a. Mutu Beton tergantungdari pelaksanaannya. b. Tak dapat dibongkar p[asang atau dipindahkan. c. Bongkaran Tidak dapat dipakai lagi kecuali ada teknologi daur ulang. d. Berat konstruksi besar jika dibandingkan dengan konstruksi baja. Sifat dasar dari beton adalah lebih kuat menahan beban tekan daripada beban tarik.Untuk mengimbangi kuat tekan tarik tersebut maka pada beton diperlukan tulangan sehingga dapat membentuk sebuah beton bertulang. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat beton: 1. Penakaran bahan beton - Cara lapangan yaitu dengan sistem volume - Cara Laboratorium yaitu dengan sistem berat

2. Pengandukan Beton - Pengadukan secara manual - Pengadukan dengan menggunakan mesin 3. Pengangkutan Pengangkuatan dapat dilakukan dengan: Ember Gerobak Kereta dorong 4. Pengecoran Dalam pengecoran,yang mungkin terjadi adalah degredasi intern untuk menghindari terjadinya degredasi pada kolom: Dengan menggunakan pipa. Dilakukan secara bertahap. Membuat pintu-pintu dengan jarak 1.25-1.50 cm. 5. Pemadatan Pemadatan dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu: 1. Manual Pada pemadatan secara manual ini delakukan dengan menggunakan palu atau besi dengan cara memukul-mukul cetakan. 2. Mekanik Pemadatan secara mekanik dapat dilakukan dengan: Menggunakan Vibrator. Vibrator ekstern atau tempel. Vibrator permukaan.

1.2 Tujuan Pratek 1. a. b. menggunakan beton. c. Mengetahui keuntungan dan kerugian beton. Tujuan Umum Mengetahui sifat-sifat kekuatan beton,bahan Membuat berbagai macam konstruksi yang

Setelah pratek diharapkan mahasiswa dapat: pembentuk dan peraturan-peraturan beton.

2. a. beton. b. c. betonnya.

Tujuan Khusus Setelah akhir praktek diharapkan mahasiswa dapat: Mengenal dan menggunakan peralatan kerja Melaksanakan pekerjaan-pekerjaan beton. Merancang beton sesuai dengan jenis pekerjaan

1.3 Ruang Lingkup Praktek Dari sekian banyaknya pekerjaan beton dilapangan,pada praktek kali ini hanya melakukan beberapa pelaksanaan kerja beton disebabkan keterbatasan waktu. Pekerjaan itu antara lain: Job I Memotong dan membengkokkan tulangan. Memotong, membengkokkan tulangan, dan merangkai tulangan untuk kolom dan balok. Job III Pengecoran tapak/sepatu kolom.
4

Job II

Job Job

IV V

Pembuatan Bekisting Kolom Pengecoran Kolom

1.4 SistematiKa Laporan Bab I :Pendahuluan Menguraikan latar belakang, tujuan, ruang lingkup dan sistematika penulisan. Bab II :Pengenalan Alat dan Bahan Memperkenalkan alat dan bahan yang digunakan pada pelaksanaan praktek bengkel kerja beton. Bab III :Pelaksanaan Praktek Kerja Beton Merupakan uraian dari job-job yang telah dilaksanakan pada praktek beton dibengkel.

Bab IV

:Penutup Menarik kesimpulan dan memberikan saran-saran dari untuk praktek selanjutnya. penulis

BAB II

PENGENALAN ALAT DAN BAHAN

2.1. Peralatan yang digunakan pada praktek kerja beton Alat potong besi tulangan

a. Jenis-jenis Alat potong Untuk memotong tulangan baja digunakan alat-alat gergaji baja, gunting potong, dan gunting potong ayun. Gergaji baja ada 2 macam yaitu gergaji baja tangkai lurus dan tangkai bengkok, alat ini digunakan untuk pekerjaan volume kecil. Mata gergajinya apabila sudah tumpul dapat mudah diganti. Gergaji potong Gunting potong ini lebih menguntungkan untuk pekerjaan dengan volume besar dan untuk mencegah pisaunya diolesi dena oli. Gergaji ayun Untuk batang baja yang lebih besar dan volume pekerjaan yang besar, lebih menguntungkan menggunakan gunting ayun. Mata pisau ayun diasah dan apabila rusak diganti, untuk mencegah agar tidak mudah rusak maka pada saat menggunting olesi gunting dengan minyak oli pada mata pisaunya. b. Cara Penggunaan Tulangan yang akan dipotong diberi tanda goresan, kemudian baru dipotong. Untuk menentukan panjang pemotongan,kita harus memperhatikan syarat-syarat pemotongan tulangan,dan batang tulangan tidak boleh dibengkokkan atau diluruskan dengan cara-cara yang merusak tulangan. Batang tulangan harus dipotong dan dibengkokkan sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar-gambar rencana dengan toleransi-toleransi yang disyaratkan oleh perencana. Apabila tidak ditetapkan oleh perencana pada aus pada waktu memotong

pemotongan dan pembengkokkan tulangan ditetapkan toleransi-toleransi yang ditetapkan dalam peraturan. Alat Pembengkok Besi Tulangan 1. Jenis-jenis alat pembengkok Untuk keperluan membuat kait bulat, kait serong, dan pembengkokkan tulangan, maka tulangan perlu dibengkokkan. Untuk pembengkokkan diperlukan alat pembengkok untuk membengkokkan tulangan 12 14 dengan besar dari 14 mm dianjurkan untuk menggunakan alat pembengkok mesin.

2. a. b. c. 3.

Cara penggunaan alat pembengkok Untuk membengkokkan tulangan,hal-hal yang perlu dipersiapkan : Tulangan sudah dipotong dan diberi tanda atau Siapkan bantalan pembengkok Siapkan kuci pembengkok Pembuatan bantalan pembengkok Bantalan dibuat untuk landasan membuat kait penuh, kait miring, dan pembengkokkan tulangan: goresan pada titik-titik bengkok

Bantalan pembengkokan dari pelat baja, dimana bantalan pembengkok ini dibuat dari pen-pen yang dilas pada pelat baja. Kemudian pelat baja dipakukan pada balok kayu. Bantalan pembengkok dari balok kayu untuk tulangan diameter kecil, dapat dipakai jenis bantalan pembengkok dari balok kayu dan potongan besi bulat yang dipakukan. Alat Aduk Beton Sebelum pengadukan beton dimulai maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain: Mutu bahan yang akan diaduk sudah sesuai dengan syarat mutu. Perbandingan campuran sudah ditetapkan dengan satuan perbandingan berat atau volume sesuai dengan yang diinginkan. Alat-alat pengaduk dan penakar harus sudah dipersiapkan. Alat-alat angkut bahan adukan ke tempat pengecoran harus sudah disiapkan demikian pula jalan lewat alat angkit adukan ke tempat penuangan sudah dipersiapkan. Bila diisyaratkan untuk menentukan jumlah air yang diperlukan, maka alat uji penentuan nilai slump juga disiapkan. 1. Jenis Alat Adukan a. Pengadukan beton dengan tangan Alat-alat aduk tangan adalah cangkul dan sekop sedangkan untuk takaran volume digunakan kotak-kotak takaran atau ember/keranjang dengan ukuran tetap.

Sendok Spesi

Ruskam b. Alat untuk mesin (molen) Fungsi molen adalah memudahkan pengadukan dan hasil adukan biasanya lebih merata dibanding mengaduk dengan tangan. Takaran volume biasanya digunakan kotak-kotak takaran atau ember/keranjang dengan ukuran tetap.

10

Molen

2.

Cara Penggunaan Pengadukan beton dengan tangan harus dilakukan diatas bak

campuran dengan dasar lantai dari papan atau dari pasangan yang diplester supaya kotoran tanah tidak mudah mencampuri beton dan air pencampuran tidak mudah merembes atau bocor keluar. Pengadukan beton dengan jumlah besar sebaiknya dilakukan dibawah atap supaya dapat terlindung terhadap panas matahari dan hujan. Pengadukan cara ini biasanya selalu dengan perbandingan volume. Supaya adukan baik, harus dibuat kotak-kotak takaran yang sama volumenya atau ember-ember dan keranjang yang harus sama volumenya. Pasir yang sudah ditakar dituangkan dahulu diatas dasar bak campuran semen dan pasir, diaduk dengan cangkul atau sekop kemudian dituangkan air menurut takaran perbandingan dan diaduk-aduk lagi hingga menjadi suatu adukan beton hemat waktu pengadukan pada volume yang besar. Peralatan lain yang digunakan Tang

11

Geget

Meteran

Gerobak

Ember

12

Palu

2.2 Bahan-bahan yang digunakan pada Kerja Beton 1. Semen (bahan pengikat) Fungsi semen adalah untuk merekatkan butir-butir aggregat agar terjadi suatu massa yang kompak/padat. Selain itu juga untuk mengisi rongga-rongga diantara aggregat. Menurut PUBI 1982 semen portland adalah semen yang dihasilkan dengan menghaluskan klinker yang terdiri dari silikat-silikat kalsium yang bersifat hidrolis dengan gips sebagai bahan tambahan. Penyimpanan Semen : 1). Semen harus disimpan dalam gudang yang rapat air dan angin. 2). Pengangkutan seman ke tempat penyimpanan harus dijaga agar semen tidak menjadi lembab dan rusak. 3) Penyimpanan semen terlalu lama tidak diperbolehkan karena dapat mengurangi mutu seman.

13

4). Penumpukan seman harus teratur dengan pemisahan tumpukan seman berdasarkan jenis, berat, dan lama penyimpanan. 5). Penimbunan seman dalam gudang maksimum 2 m, agar tidak terjadi pecahnya kantong semen pada tumpukan bagian bawah. 6).Timbunan semen dalam gudang berjarak bebas + 50 cm dari dinding dan diberi alas setinggi 30 cm.

50 cm

Lapisan Plastik

Maks. 2 m

30 cm

Gambar . Cara Penyimpanan Semen

2.

Agregat (Bahan Pengisi)

Agregat adalah butiran-butiran mineral yang berfungsi sebagai bahan pengisi dalam campuran mortar atau beton. Agregat ini kira-kira menempati sebanyak 70% volume mortar atau beton. Dalam praktek, agregat umumnya digolongkan menjadi 3 kelompok, yaitu: Batu, untuk besar butiran lebih dari 40 mm. Kerikil (Agregat kasar) untuk butiran antara 5 mm dan 40 mm. Pasir (Agregat halus) untuk butiran antara 0,15 mm dan 5 mm.

14

a.

Agregat halus Agregat halus untuk beton dapat berupa pasir alam sebagai hasil disintegrasi alami dari batu-batuan atau berupa pasir batuan yang dihasilkan oleh alat-alat pemecah batu.

Sesuai dengan syarat-syarat pengawasan mutu agregat untuk berbagai mutu beton, maka agregat halus memenuhi syarat sebagai berikut: Agregat halus terdiri dari butiran-butiran yang tajam dan keras. Butir-butir agregat halus bersifat kekal, artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca. Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% (ditentukan terhadap berat kering). Aggregat halus tidak boleh mengandung bahan-bahan organis terlalu banyak yang harus dibuktikan dengan percobaan warna Abrams-Herder (dengan larutan NaOH). b. Agregat Kasar Agregat kasar untuk beton dapat berupa kerikil sebagai hasil disintegrasi alami dari batu-batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu. Sesuai dengan syarat-syarat pengawasan mutu agregat untuk berbagai mutu beton, maka agregat kasar harus memenuhi syarat yaitu: Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir keras dan tidak berpori. Agregat kasar tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% (ditentukan terhadap berat kering).

15

Agregat tidak boleh mengandung zat-zat yang dapat merusak beton, seperti zat-zat reaktif alkali. Kekerasan dari butir-butir agregat diperiksa dengan bejana penguji dari rudolf dengan beban penguji 20 ton. Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir yang beraneka ragam besarnya. Penyimpanan Agregat : Penyimpanan agregat biasanya tidak ditempatkan dalam gudang, tetapi dibiarkan di tempat terbuka. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan agregat yaitu : 1. 2. 3. pasang. 4. Apabila agregat kasar terdiri dari beberapa jenis butiran, maka penyimpanan harus dipisah. Pengawasan agregat harus dilakukan sejak datang ke Penimbunan agregat sebaiknya dilakukan diatas bak atau Penimbunan agregat halus, harus berjauhan dengan pasir penimbunan sampai dengan pengambilan kembali. lantai (Plesteran), agar tanah tidak terbawa ketika mengambil bahan.

Material yg berbeda dipisah Lantai Semen

Agregat yg beda jenis butiran diberi pemisah

16

Gambar . Cara Penyimpanan Agregat 3. Besi tulangan dan kawat ikat Besi tulangan

Pada konstruksi beton bertulang kombinasi dari beton dan tulangan akan menghasilkan keunggulan, dimana beton mempunyai kemampuan yang tinggi memikul beban tekan, sedangkan besi tulangan mempunyai kemampuan yang tinggi memikul beban tarik. Menurut bentuknya besi tulangan pada konstruksi beton bertulang dibagi dua kelompok,yaitu: Batang polos

Batang polos adalah batang prismatis berpenampang bulat persegi, lonjong, dan lain-lain yang mempunyai permukaan lilin. Dalam pelaksanaan konstruksinya beton bertulang di Indonesia paling banyak terdapat didalam perdagangan dan cara mengerjakan sangat murah. Batang diprofilkan Batang yang diprofilkan adalah batang prismatic atau punter.Yang permukaannya diberi rusuk-rusak terpasang tegak lurus atau miring terhadap sumbu batang dengan rusuk antara rusuk-rusuk tidak lebih dari 0,7 kali garis tengah pengenalnya.Tujuan dari pemberatan batang

17

yang diprofilkan yaitu untuk mendapatkan pelekatan lebih antara dan baja. Penyimpanan Baja Tulangan : Penyimpanan baja tulangan biasanya ditempat tertutup atau ditempat terbuka. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan baja tulangan yaitu : 1). Baja tulangan dalam penimbunannya tidak boleh langsung berhubungan dengan tanah. 2). Baja tulangan yang jenis dan ukuran yang berbeda harus dipisahkan penimbunannya.

Baja beda ukuran dipisahkan

Ada jarak dengan lantai

Gambar. Cara Penyimpanan Baja Tulangan

Kawat pengikat Kawat pengikat digunakan untuk mengikat tulangan agar tetap pada tempatnya,tidak berubah jaraknya,dan sesuainya dengan konstruksi yang dikehendaki.Kawat pengikat harus terbuat dari baja lunak dengan diameter minimum 1 mm yang telah dipijarkan terlebih dahulu dan tidak bersepuh seng.

18

BAB III

PELAKSANAAN PRAKTEK
JOB I

MEMBUAT KAIT DAN MEMBENGKOKKAN TULANGAN


A. Jadwal Pelaksanaan Hari / Tanggal : Jam Tempat : 08.00 WIB Selesai : Bengkel Teknik Sipil Politeknik Negeri Padang

B. Tujan Pelaksanaan a. Tujuan Umum Mahasiswa dapat membuat kait dan membengkokkan tulangan. b. Tujuan Khusus a. b. c. Agar mahasiswa dapat memahami prosedur pelaksanaan membuat Agar mahasiswa dapat menggunakan peralatan dengan benar dan Agar mahasiswa dapat menghitung kebutuhan tulangan. kait dan membengkokkan tulangan. sesuai fungsinya.

C. Dasar Teori

19

Pada konstruksi beton bertulang dari beton dan tulangan akan menghasilkan keunggulan, dimana beton mempunyai kemampuan yang tinggi memikul beban tarik, oleh karena besi tulangan membantu beton didaerah tekan menerima gaya tekan. Menurut bentuknya, besi tulangan pada konstruksi beton bertulang dibagi menjadi 2 kelompok yaitu: a. Batang polos Batang polos adalah batang prismatik berpenampang bulat persegi, lonjong, dan lain-lain yang mempunyai permukaan lilin. Dalam pelaksanaan konstruksi beton bertulang di Indonesia, paling banyak digunakan bentuk bulat, karena baja bulat banyak terdapat didalam perdagangan dan cara mengerjakannya mudah. Baja bulat mempunyai ukuran garis tengah:6;8;10;12;14;16;19;22;25;28;32;40;45;dan 50 mm. b. Batang diprofilkan Batang diprofilkan adalah batang prismatik atau dipuntir yang permukaannya diberi rusuk-rusuk terpasang tegak lurus atau miring terhadap sumbu batang dengan rusuk rusuk tidak lebih dari 0,7 kali garis tengah pengenalnya. Pada pekerjaan penulangan, langkah-langkah pekerjaanya adalah sebagai berikut: 1. Membuat daftar pembengkokkan 2. Meluruskan dan membersihkan kotoran dari bagian-bagian karat yang lepas 3. Memotong menurut panjang uyang telah ditentukan pada daftar pembengkokkan Syarat-syarat pembengkokkan tulangan 1. Batang tulangan tidak boleh bengkok atau diluruskan dengan cara yang merusak tulangan.

20

2. Batang tulangan yang diprofilkan, setelah bengkok dan diluruskan kembali tidak boleh bengkok lagi dalam jarat 60 cm dari bengkokkan sebelum. 3. Batang tulangan yang tertanam sebagian didalam beton tidak boleh dibengkokkan atau diluruskan dilapangan, kecuali apabila ditentukan didalam gambar-gambar rencana atau disetujui oleh perencana. 4. Mmembengkokkan dan meluruskan batang tulangan harus dilakukan dalam keadaan dingin, kecuali apabila pemanasan diizinkan perencana. 5. Apabila pemanasan diizinkan, batang tulangan dari baja lunak (polos atau diprofilkan) dapat dipanaskan sampai kelihatan merah padam, tetapi tidak boleh mencapai suhu lebih dari 850 C. 6. Apabila batang tulangan dari baja lunak yang mengalami pengerjaan dingin dalam pelaksanaan ternyata mengalami pemanasan diatas 100 C yang bukan pada waktu dilas, maka dalam perhitungan-perhitungan sebagai kekuatan baja harus diambil kekuatan baja tersebut yang tidak mengalami pengerjaan dingin. 7. Batang tulangan dari baja keras tidak boleh dipanaskan, kecuali apabila diizinkan oleh perencana. 8. Batang tulangan yang dibengkokkan dengan pemanasan tidak boleh didinginkan dengan jalan disiram dengan air. 9. Menyepuh batang tulangan dengan seng tidak boleh dilakukan dalam jarak 8 kali diameter (diameter pengenal) batang setiap bagian dari bengkokkan. >5d 2d Baja Polos >4d

>5d Baja Deform >4d

>5d

21

2d Baja Polos Baja Deform >5d >5d

>5d

>5d Baja Polos Baja Deform Gambar 2.3. Bentuk bentuk kait

Adapun syarat kait tulangan adalah sebagai berikut: 1. Kait harus berupa kali penuh. 2. Kait-kait sengkang harus berupa kait miring yang melingkari batangbatang sudut dan mempunyai bagian lurus paling sedikit 6 kali diameter batang dengan minimal 5 cm. 3. Bengkokkan harus mempunyai diameter intern sebesar paling sedikit 5 d atau 5 dp. D. Peralatan dan Bahan a. Peralatan 1. Mesin Pemotong tulangan (bar cutter)

22

2. 3. 4. 5. 6.

Rol meter Besi pembengkok tulangan Kakak tua Meja pembengkok Landasan besi pembengkok

b. Bahan-bahan - Besi tulangan 8 mm E. Keselamatan Kerja 1. Simpanlah alat-alat pada peti peralatan dengan baik dan teratur apabila belum diperlukan. 2. Pelajari dahulu gambar kerja dan ikuti langkah-langkah kerja dengan teratur atau sesuai dengan petunjuk instruktur. 3. Hati-hati dan konsentrasi atau pusatkan perhatian/pikiran pada pekerjaan. 4. Pergunakanlah peralatan sesuai fungsinya. 5. Pakailah pakaian kerja lengkap. F. Langkah Kerja 1. Hitunglah kebutuhan tulangan (panjang, berat) yang akan digunakan. 2. Siapkan bahan dan peralatan sesuai ukuran yang telah ditentukan. 3. Potong batang baja tulangan menurut ukuran yang telah ditentukan. 4. Bentuklah batang baja tulangan dengan membengkokkannya menurut gambar pada gambar kerja. G. Perhitungan Bahan 1. Sengkang 8 x 8 cm, d = 8 mm

23

8 8 L = (8 4 d) x 4 + (2 x 5d) + (1/4..d) x 4 = 37,10 cm Untuk 50 buah sengkang dibutuhkan besi sebanyak ; 37,10 x 50 buah = 1855 cm 1 batang = 12 m Maka, besi yang dibutuhkan :
1855 = 1,55 batang ~ 2 batang 1200

2. Sengkang 8 x 12 cm, d = 8 mm

12

8 L = (8 4 d) x 2 + (12 4 d) x 2 + (2 x 5d) + (1/4 ..d) x 4 = 44,11 cm Untuk 25 buah sengkang dibutuhkan besi sebanyak ; 44,11 x 25 buah = 1102,75 cm 1 batang = 12 m

24

Maka, besi yang dibutuhkan :

2205 ,5 = 0,92 batang ~ 1 batang 1200

Jadi kebutuhan besi 8 mm adalah 3 batang.

25

JOB II

MEMOTONG, MEMBENGKOKKAN, DAN MERANGKAI TULANGAN UNTUK BALOK DAN KOLOM


A. Jadwal Pelaksanaan Hari / Tanggal : Jam Tempat : 08.00 WIB - selesai : Bengkel Teknik Sipil Politeknik Negeri Padang

B. Tujuan Pelaksanaan a. Tujuan Pelaksanaan Agar mahasiswa dapat memotong, membengkokkan, dan merangkai tulangan untuk balok dan kolom. b. Tujuan Khusus 1. Agar mahasiswa dapat memahami prosedur pelaksanaan memotong, membengkokkan, dan merangakai tulangan untuk balok dan kolom. 2. 3. 4. Agar mahasiswa dapat menggunakan peralatan yang digunakan Agar mahasiswa dapat membuat kait dan bengkokkan tulangan Agar mahasiswa dapat menyetel tulangan balok dan kolom. dengan baik dan sesuai dengan fungsinya. dengan benar.

C. Dasar Teori Pada konstruksi beton bertulang dari beton dan tulangan akan menghasilkan keunggulan, dimana beton mempunyai kemampuan yang tinggi memikul beban tarik, oleh karena besi tulangan membantu beton didaerah tekan menerima gaya tekan.

26

Menurut bentuknya, besi tulangan pada konstruksi beton bertulang dibagi menjadi 2 kelompok yaitu: a. Batang polos Batang polos adalah batang prismatik berpenampang bulat persegi, lonjong, dan lain-lain yang mempunyai permukaan lilin. Dalam pelaksanaan konstruksi beton bertulang di Indonesia, paling banyak digunakan bentuk bulat, karena baja bulat banyak terdapat didalam perdagangan dan cara mengerjakannya mudah. Baja bulat mempunyai ukuran garis tengah:6;8;10;12;14;16;19;22;25;28;32;40;45;dan 50 mm. b. Batang diprofilkan Batang diprofilkan adalah batang prismatik atau dipuntir yang permukaannya diberi rusuk-rusuk terpasang tegak lurus atau miring terhadap sumbu batang dengan rusuk rusuk tidak lebih dari 0,7 kali garis tengah pengenalnya. Pada pekerjaan penulangan, langkah-langkah pekerjaanya adalah sebagai berikut: 1.Membuat daftar pembengkokkan. 2.Meluruskan dan membersihkan kotoran dari bagian-bagian karat yang lepas. 3.Memotong menurut panjang uyang telah ditentukan pada daftar pembengkokkan. Berkaitan dengan pemasangan dan pengikatan tulangan harus dilakukan seakurat mungkin sesuai dengan gambar rencana agar sebelum dan sesaat pengecoran tulangan tidak bergeser. Penganyaman tulangan balok didalam bekesting umumnya dikerjakan sebagai berikut:

27

Sengkang diletakkan tegak pada ujung balok didalam bekesting. Letakkan batang-batang diatas tiga blok beton kecil yang terletak diatas papan bekesting bagian bawah. Tandai dengan kapur tulis jarak-jarak sengkang pada sebuah batang sudut bawah dan bagikan sengkang-sengakang dari ujung ke pertengahan.

Sengkang tengah ditumpukan diatas kelos perletakkan. Sengkang tengah diikatkan dengan batang sudut bawah dengan ikatan yang kuat.

Selanjutnya hubungkan bagian-bagian batang disudut atas dan ikat sekerasnya. Lakukan untuk sengakang-sengkang yang bersebelahan seperti sebelumnya.

D. Peralatan dan Bahan 1. Peralatan - Alat pemotong tulangan - Rol meter - Besi pembengkok tulangan - Landasan besi pembengkok - Siku 2. Bahan - Besi tulangan ukuran 8 dan 10 - Kawat pengikat tulangan E. Keselamatan Kerja 1. Simpanlah alat-alat pada peti peralatan dengan baik dan teratur apabila belum diperlukan.

28

2. Pelajari dahulu gambar kerja dan ikuti langkah kerja dengan teratur atau sesuai petunjuk instruktur. 3. Hati-hati pekerjaan. 4. Pergunakan peralatan sesuai fungsinya. 5. Pakailah pakaian kerja dengan lengkap. F. Langkah Kerja 1. Hitunglah kebutuhan tulangan (panjang dan berat) yang akan digunakan. 2. Siapkan bahan dan peralatan yang akan digunakan. 3. Potong batang baja tulangan dengan membengkokkan menurut gambar pada gambar kerja. 4. Letakkkan batang-batang tulangan utama pada posisi horizontal (pada penyangga tulangan). 5. Masukkan tulangan sengkang pada batang tersebut. 6. Beri tanda pada tulangan utama tersebut sebagai perletakkan sengkang. 7. Atur sengkang menurut dengan yang dibuat sebelumnya. 8. Ikat sengkang pada tulangan utama. 9. Setelah terbentuk salah satu jaringan tulangan, maka dilanjutkan dengan yang lainnya. Kemudian kedua jaringan tulangan tersebut saling dihubungkan dengan tulangan stek (tulangan yang berbentuk sudut 90) G. Gambar kerja 1. Penulangan Balok dan konsentrasi atau pusatkan perhatian/pikiran pada

10 2

5d

40 0

29
8

Gambar. Tulangan Balok 2. Penulangan kolom

30

6 d 4 0 0 2 0 2 0

2 5

H.

Perhitungan Bahan Untuk 6 bh balok Selimut beton = 2,5 cm Tulangan pokok = {(400 5) + ((5.d) +(1.25d) x 2))} x 4 x 6 bh = 9780/1200 cm = 8,15 batang ~ 9 batang Banyak begel = 400/15 = 26,67 ~ 27 x 6 bh = 162 bh Panjang 1 bh begel = (4 x 20) + ((5 x 0,8) x 2) = 88 cm x 162 bh 14256/1200 cm = 11,9 batang ~ 12 batang =

31

Untuk 3 bh kolom Selimut beton = 2,5 cm Tulangan pokok = {(400 5) + ((5.d) +(1.25d))} x 4 x 3 bh = 4815/1200 cm = 4,00 batang Banyak begel = 400/20 = 20 + 1= 21 x 3 bh = 63 bh Panjang begel 1 bh begel = {(4 x 20) + ((5 x 0.8) x 2)} = 88 cm x 63 bh = 5544/1200 cm = 4,62 batang ~ 5 batang

32

JOB V

PENGECORAN KOLOM
A. Jadwal Pelaksanaan Hari / Tanggal Jam Tempat : : 08.00 WIB Selesai : Bengkel Teknik Sipil Politeknik Negeri Padang

B. Tujuan Pelaksanaan 1. Tujuan Umum Agar mahasiswa dapat membuat kolom beton dengan baik dan benar. 2. Tujuan Khusus 1. Agar mahasiswa dapat memahami prosedur pelaksanaan membuat kolom. 2. Agar mahasiswa dapat menggunakan peralatan dengan baik dan sesuai fungsinya 3. Agar mahasiswa dapat mengaplikasikannya dilapangan nantinya. C. Dasar Teori Kolom harus direncanakan untuk memikul beban aksial terfaktor yang bekerja pada semua lantai atau atap dan momen maksimum yang berasal dari beban terfaktor pada satu bentang terdekat dari lantai atau atap yang ditinjau. Kombinasi pembebanan yang menghasilkan rasio maksimum dari momen

33

terhadap beban aksial juga harus diperhitungkan. Kolom biasanya berbentuk empat persegi panjang atau empat sama sisi. Kolom terbagi atas 2 macam, yaitu : 1. Kolom struktur Kolom utama penahan beban yang mana dalam pelaksanaannya kolom struktur dibuat terlebih dahulu baru dipasang dinding.

2.

Kolom praktis Kolom yang digunakan sebagai pengaku dinding, yang mana dalam pelaksanaannya kolom praktis dibuat setelah dinding dipasangan sehingga pada saat pengerjaan hanya disisakan bagian untuk kolom praktis dan baru dicor ( minimal besi 8 mm ) Secara umum sebelum pekerjaan pengecoran dilakukan ,checklist sebagai berikut : a) b) c) d) e) Apakah tulangan telah selesai Apakah bekesting /cetaka telah di beri oli Kecukupan adanya perancah,tangga dan papan untuk Cukup personil/tenaga kerja Ketersediaan bahan untuk pengecoran

dijalani

D. Peralatan dan Bahan 1. Peralatan Cangkul Sekop Alat slump test

34

Ember Palu Molen Keranjang Gerobak Sendok spesi

2. Bahan bahan Semen Pasir Kerikil Oli Air

E. Keselamatan Kerja 1. Simpanlah alat-alat pada peti peralatan dengan baik dan teratur apabila belum diperlukan 2. Pelajari dahulu gambar kerja dan ikuti langkah-langkah kerja dengan teratur atau sesuai petunjuk instruktur. 3. Hati-hati dan konsentrasi atau pusatkan perhatian/pikiran pada pekerjaan. 4. Pergunakan peralatan sesuai fungsinya 5. Pakailah pakaian kerja dengan lengkap F. Langkah Kerja 1. 2. Hitunglah kebutuhan tulangan (panjang,berat) yang akan digunakan Siapkan bahan dan peralatan yang akan digunakan 3.Periksa kedudukan bekesting kolom 4.Hidupkan molen(alat pengaduk beton)

35

5. Masukkan air kedalam molen dan setelah itu pasir serta semen,lalu masukan kerikil, aduk hingga rata. 6. Masukan adukan beton kedalam cetakan,dan tusuk-tusuk dengan menggunakan besi tulangan. 7. Periksa bekesting setelah pengecoran dilakukan.

G. Gambar Kerja

36

Gambar. Bekisting Kolom dan Kolom yang sudah dicor

Gambar. Tampak atas dan tampak depan Bekisting Kolom

37

38

Anda mungkin juga menyukai