19110002
UAS Metode Konstruksi
Tahap Persiapan Persiapan awal pekerjaan kolom dimulai dengan mempersiapkan semua
peralatan yang dibutuhkan, baik untuk pekerjaan bekisting maupun penulangan. Pekerjaan
persiapan meliputi:
1) Melakukan pemotongan besi tulangan yang akan dipakai untuk penulangan kolom
Dalam proses ini dilakukan pemotongan besi tulangan dengan alat Bar Cutter. Penggunaan
Bar Cutter ini membuat pekerjaan pemotongan tulangan dalam jumlah banyak menjadi lebih
cepat, rapi dan efesien. Pemotongan besi tulangan dipotong sesuai dengan kebutuhan.
2) Melakukan pembengkokan besi tulangan yang akan dipakai untuk penulangan kolom
Dalam proses ini dilakukan pembengkokan besi tulangan dengan alat Bar Bender.
3) Mempersiapkan bekisting yang akan digunakan untuk kolom.
4) Melakukan pembuatan beton decking yang digunakan sebagai acuan selimut beton.
Tahap Pelaksanaan Setelah tahap persiapan selesai dilakukan, kemudian dilanjutkan dengan
tahap pelaksanaan.
1) Pemasangan dan Penyambungan Tulangan Kolom
2) Perakitan tulangan kolom
a. Perakitan kolom yang dilakukan secara manual oleh pekerja dengan cara mengaitkan
tulangan satu sama tulangan lain dengan kawat bendrat.
b. Setelah tulangan terpasang pada posisinya dan cukup kaku, lalu dipasang beton
decking sesuai ketentuan. Beton decking ini berfungsi sebagai selimut beton.
Pembesian atau perakitan tulangan dikerjakan ditempat lain yang lebih nyaman.
Perakitan pembesian harus sesuai dengan gambar kerja.
Selanjutnya adalah pemasangan tulangan utama, sebelum pemasangan
sengkang,terlebihdahulu dibuat tanda pada tulangan utama dengan kapur.
Selanjutnya adalah pemasangan sengkang, setiap pertemuan antara tulangan utama
dan sengkang diikat oleh kawat dengan system silang.
Setelah tulangan selesai dirakit, besi tulangan diangkut ke lokasi yang akan dipasang.
Pekerjaan Bekisting
Bekisting dipasang dalam 3 sisi, sisi kanan, sisi kiri dan sisi bawah, dipasang
dengan multiplek 12mm sebagai bahan bekisting + tulangan kayu kaso 4/6. .
Ukur bekisting menggunakan meteran agar mendapatkan hasil yang sesuai, setelah itu
kemudian letakkan bekisting pada tempat yang sudah ditentukan.
Bekisting diberikan skoor dari kayu reng 3/4 sebagai penguat tekanan saat coran
dituangkan, antar skoor diberi jarak sekitar 30cm dengan skoor lainnya.
Pemasangan skoor dapat menggunakan paku sebagai perekatnya, kemudian paku
dipakukan dengan menggunakan palu.
Pekerjaan pengecoran
Setelah bekisting terpasang dengan baik, bekisting diolesi minyak bekisting kemudian
letakkan pembesian balok pada posisinya tepat didalam bekisting.
Pastikan pembesian telah terletak dengan sempurna pada posisinya
didalam bekisting dengan membuat tahu-tahu beton di bawah dan digantung kiri kanan
bagian dalam bekisting, dengan maksud mendapatkan selimut beton.
Pengecoran beton dilakukan menggunakan mutu beton sesuai dengan spesifikasi teknis.
Untuk memudahkan pekerjaan disiapkan gerobak sorong sebagai pengantar adukan ke
areal pekerjaan.
Setelah area siap, lakukan pengecoran beton dengan menuang adukan beton ke area
pengecoran, Penuangan beton dilakukan secara bertahap, hal ini dilakukan untuk
menghindari terjadinya segregasi yaitu pemisahan agregat yang dapat mengurangi mutu
beton. Selama proses pengecoran berlangsung pemadatan beton menggunakan
vibrator. Hal tersebut dilakukan untuk menghilangkan rongga-rongga
udara serta untuk mencapai kepadatan maksimal.
Post-Tensioned Prestressed
Pemberian tegangan pada metode pelaksanaan beton prategang pasca tarik (post-tensioned)
dilaksanakan ketika kondisi beton sudah mengeras dengan sempurna. Cara ini umumnya
diaplikasikan pada konstruksi bangunan bentang menengah sampai bangunan bentang lebar.
Di dalam metode ini, tidak diharuskan pemakaian kabel tendon yang diikat ke angkur hidup
dan angkur mati. Tetapi syarat utamanya yaitu beton wajib dikeringkan sampai kondisinya
benar-benar keras sesuai dengan umur yang telah ditentukan. Setelah itu, dongkrak dipasang
di angkur untuk menarik kabel tendon hingga mencapai tegangan yang sudah direncanakan.
Berikut ini tahap-tahap metode pelaksanaan beton prategang menggunakan cara post-
tensioned yang meliputi :
1. Siapkan bekisting sebagai cetakan beton. Pastikan bekisting tersebut sudah memiliki lubang
untuk pemasangan kabel tendon. Lubang ini dibuat secara melengkung sesuai bidang momen
balok. Barulah kemudian beton tersebut dicor.
2. Setelah kondisi beton yang dicor sudah kering dan mampu memikul beban sendiri,
selanjutnya kabel tendon dimasukkan ke dalam lubang yang tersedia. Berikutnya kabel
tendon diikat di 2 buah angkur. Lalu tarik salah satu angkur agar beton mendapatkan gaya
prategang. Namun ada pula yang menarik kedua angkur ini secara bersama-sama. Kemudian
dilakukan grouting pada lubang angkur tersebut.
3. Beton yang sudah diangkur akan tertekan oleh gaya prategang. Hal ini menandakan kalau
gaya konsentris telah berhasil diteruskan ke beton. Gaya konsentris dari kabel tendon
memberikan beban merata ke seluruh bidang beton yang arahnya ke atas karena kabel tendon
tersebut dipasang melengkung. Ini pula yang mengakibatkan bentuk balok menjadi
melengkung ke atas.