Anda di halaman 1dari 14

2.

3 Teori Pelaksanaan Struktur Balok dan Plat Lantai 6 Mezzanine

A. Pengertian Balok

Balok adalah elemen struktural yang menerima gaya-gaya yang bekerja dalam arah
tranversal terhadap sumbunya yang mengakibatkan terjadinya momen lentur dan gaya geser
sepanjang bentangnya (Dipohusodo, 1994). Balok merupakan elemen struktural yang
menyalurkan beban-beban dari pelat lantai ke kolom sebagai penyangga vertikal. Pada
umumnya balok dicor secara monolit dengan plat dan secara struktural dipasang tulangan
dibagian bawah atau dibagian atas dan bawah. Dua hal utama yang dialami oleh balok ialah
tekan dan tarik, yang antara lain karena adanya pengaruh lentur ataupun gaya lateral
(Wahyudi L dan Rahim, 1999).

Dalam pekerjaan balok beton, terdapat daerah tengah yang melentur dan daerah ujung
yang menahan tumpuan. Pada daerah lapangan, balok akan melengkung ke bawah karena
menahan berat dari atas sehingga bagian bawah menjadi tarikan. Karena itu, di bagian tengah
ini perlu penulangan pembesian lebih.

B. Pengertian Plat Lantai

Menurut Dipohusodo (1994), pelat lantai merupakan panel - panel beton bertulang
yang mungkin bertulang satu atau dua arah saja, tergantung sistem strukturnya.

Plat lantai adalah elemen horizontal utama yang menyalurkan beban hidup maupun
beban mati ke kerangka pendukung vertikal dari suatu sistem struktur. Elemen-elemen
tersebut dapat dibuat sehingga bekerja dalam satu arah atau bekerja dalam dua arah (Nawy,
1990). Plat lantai menerima beban yang tegak lurus terhadap permukaan pelat.

Pada bangunan gedung, plat lantai berfungsi sebagai diafragma/unsur pengaku


horizontal yang sangat bermanfaat mendukung ketegaran balok portal. Plat lantai tidak hanya
dipakai di konstruksi gedung tetapi juga pada konstruksi sipil lantai jembatan dan dermaga.
Pembebanan yang bekerja pada plat umumnya diperhitungkan terhadap beban gravitasi baik
beban hidup ataupun beban mati yang mengakibatkan adanya pembebanan terhadap momen
lentur sebagaimana yang terjadi pada balok. Secara umum fungsi utama plat lantai menurut
Ningrum dalam Nawang dkk (2014:1) yaitu :

 Sebagai pemisah antar ruang bawah dan ruang atas


 Sebagai tempat berpijak penghuni di lantai atas
 Meredam suara dari ruang atas

1. Tahapan Persiapan Pekerjaan Balok dan Plat Lantai 6 Mezzanine

 Pengukuran, bertujuan untuk mengatur kerataan dan ketinggian balok dan plat.
Pada pekerjaan ini menggunakan alat Theodolite.
 Pembuatan bekisting, bekisting balok dan plat lantai merupakan suatu kesatuan yang
dilaksanakan secara bersamaan. Pemotongan plywood yang akan digunakan sebagai
bekisting harus cermat sehingga hasilnya sesuai dengan luasan plat lantai yang akan
dibuat. Pembuatan panel bekisting harus sesuai dengan gambar kerja.
 Pabrikasi besi, untuk pemotongan balok dan pembengkokan besi dilakukan sesuai
kebutuhan dengan bar cutter atau dengan alat yang lebih canggih yakni mesin
bending. Pembesian balok dilakukan dengan system pabrikasi di los besi dan ada juga
dirakit di atas bekisting yang sudah jadi. Sedangkan pembesian plat dilakukan di atas
bekisting yang sudah jadi.

2. Tahapan Pekerjaan Balok dan Plat Lantai 6 Mezzanine

a. Pembekistingan Balok

 Pemasangan scaffholding dengan masing-masing jarak 100 cm disusun berjajar sesuai


dengan kebutuhan di lapangan.
 Memperhitungkan ketinggian scaffholding balok dengan mengatur base jack dan U-
head jack nya.
 Pada U-head dipasang balok kayu (girder) 6/12 sejajar dengan arah cross brace dan di
atas girder dipasang balok suri tiap jarak 50 cm (kayu 5/7) dengan arah melintangnya,
kemudian dipasang pasangan plywood sebagai alas balok.
 Pemasangan dinding bekisting balok dan dikunci dengan siku yang dipasang di atas
balok suri-suri.

b. Pembekistingan Balok

 Pemasangan scaffholding disusun berjajar bersamaan dengan scaffholding untuk


balok. Karena posisi plat lantai 6 mezzanine lebih tinggi dari balok lantai 6 mezzanine
maka diperlukan main frame tambahan pada perancah dengan menggunakan joint
point pada scaffholding plat.
 Pada U-head dipasang balok kayu (girder) 6/12 sejajar dengan arah cross brace dan di
atas girder dipasang suri-suri dengan arah melintangnya.
 Pemasangan plywood sebagai alas plat dan dinding untuk tepi pada plat yang dijepit
menggunakan siku. Plywood dipasang serapat mungkin, sehingga tidak terdapat
rongga yang dapat menyebabkan kebocoran saat pengecoran.
 Setelah semua bekisting terpasang rapat, sebaiknya diolesi dengan solar atau oli
sebagai pelumas agar beton tidak menempel pada bekisting, sehingga dapat
mempermudah dalam pekerjaan pembongkaran dan bekisting masih dalam kondisi
layak pakai untuk pekerjaan berikutnya.

c. Pengecekan

Setelah pemasangan bekisting balok dan plat dianggap selesai selanjutnya pengecekan
tingkat level pada bekisting balok dan plat dengan waterpass, jika sudah selesai maka
bekisting balok dan plat sudah siap pakai.

d. Pembesian Balok

 Untuk pembesian balok pada awalnya dilakukan di los besi kemudian diangkat
menggunakan tower crane ke lokasi yang akan dipasang.
 Besi tulangan balok yang sudah diangkat lalu diletakkan di atas bekisting balok dan
ujung besi balok dimasukkan ke kolom.
 Pasang beton decking untuk jarak selimut beton pada alas dan samping balok lalu
diikat.

e. Pembesian Plat

 Pembesian plat dilakukan langsung diatas bekisting plat yang sudah siap. Besi
tulangan diangkat menggunakan tower crane dan dipasang di atas bekisting plat.
 Rakit pembesian dengan tulangan bawah terlebih dahulu. Kemudian pasang tulangan
ukuran tulangan yang telah ditentukan.
 Pembesian dilakukan secara menyilang, lalu ikat menggunakan kawat. Letakkan beton
decking antara tulangan bawah plat dan bekisting alas plat.
 Kemudian pasang juga tulangan kaki ayam antara untuk tulangan atas serta bagian
bawah plat. Lakukan proses ini sampai pekerjaan pembesian plat lantai selesai.
Kemudian lakukan pengecekan untuk memeriksa hasil kerja pembesian tulangan.
 Periksalah penyaluran pembesian plat terhadap balok, jumlah dan jarak tulangan
ekstra, perkuatan (sparing) pada lubang-lubang di plat lantai, beton decking, kaki
ayam, dan kebersihannya.

f. Pengecoran Balok dan Plat Lantai

1. Administrasi Pengecoran

Engineer mengecek lokasi atau atau area yang akan dicor kemudian mengajukan surat
izin cor ke konsultan pengawas. Setelah itu, konsultan pengawas melakukan survey ke lokasi
yang diajukan dalam surat izin cor tersebut. Kemudian, konsultan pengawas menandatangani
surat tersebut dan pengecoran boleh dilaksanakan.

2. Proses Pengecoran Balok dan Plat Lantai

 Proses pengecoran plat lantai harus dilakukan bersama-sama dengan pengecoran


balok. Peralatan pendukung yang digunakan untuk pekerjaan pengecoran balok antara
lain bucket, truck mixer, vibrator, lampu kerja, dan papan perata. Setelah engineer
mendapatkan izin pengecoran dari konsultan pengawas, engineer kemudian
menghubungi pihak beaching plan untuk mengecor sesuai dengan mutu dan volume
yang dibutuhkan.
 Pembersihan ulang area yang akan dicor dilakukan menggunakan air compressor
sampai benar-benar bersih.
 Truck mixer tiba di proyek, melapor dan menyediakan bon penyerahan bahan yang
berisi waktu keberangkatan, kedatangan, waktu selesai dan volume beton ready mix.
 Bucket disiapkan dan dibersihkan dari debu atau sisa pengecoran sebelumnya. Setelah
itu, siapkan satu keranjang dorong untuk mengambil sampel dan test slump cor yang
diawasi oleh engineer dan pihak pengawas. Dalam hal ini, hasil uji slump yang
diperbolehkan untuk balok dan plat adalah kisaran nilai 12-14 cm.
 Apabila sudah dinyatakan bagus, maka pekerjaan pengecoran pun telah siap untuk
dilaksanakan.
 Contoh benda uji diambil bersamaan selama proses pengecoran berlangsung. Sampel
ini cukup diambil beton yang keluar dari truck mixer saja.
 Kemudian sampel dituangkan ke bucket. Dari bucket ini, sampel tersebut diangkut
menggunakan Tower Crane. Setelah bucket sudah sampai di tempat yang akan dicor,
selanjutnya petugas bucket akan membuka katup bucket untuk mengeluarkan beton
segar ke area pengecoran.
 Pekerjaan dilanjutkan oleh pekerja cor yang akan meratakan beton segar ke bagian
balok terlebih dahulu, lalu dilanjutkan ke plat. Beton tersebut diratakan dengan scrub
secara manual lalu cek level dengan waterpass.
 Salah seorang pekerja vibrator memasukkan alat ke dalam adukan kurang lebih 5-10
menit di setiap bagian yang dicor. Pemadatan tersebut dilakukan untuk mencegah
terjadinya rongga udara pada beton yang akan mengurangi kualitas beton.
 Setelah semua area balok dan plat lantai sudah terisi adonan beton, pekerjaan
berikutnya yaitu meratakan permukaan beton segar menggunakan balok kayu yang
panjang. Lakukan pekerjaan ini dengan memperhatikan batas ketebalan plat yang
telah ditentukan. Proses ini dilakukan berulang-ulang kali hingga seluruh area cor
telah terisi beton. Untuk mendapatkan hasil yang bagus, proses pengecoran sebaiknya
dilakukan maksimal selama 6-8 jam.

g. Pembongkaran Bekisting

Pembongkaran bekisting harus dilakukan pada waktu yang tepat untuk memperoleh
hasil beton yang berkualitas baik serta agar tidak merusak beton tersebut. Hal ini tidak
terlepas dari fungsi bekisting tersebut, selain sebagai cetakan, berguna juga sebagai
penunjang sampai beton benar-benar mengeras. Untuk pekerjaan plat lantai, pembongkaran
bekisting dilaksanakan dalam waktu 4 hari setelah pengecoran sedangkan untuk
pembongkaran bekisting balok lantai dilaksanakan setelah 7 hari setelah pengecoran.

h. Perawatan (Curing)

Setelah pembongkaran bekisting, selanjutnya dilakukan perawatan terhadap adonan


beton selama proses pengeringan berlangsung. Sebab adonan beton yang mengering terlalu
cepat mengakibatkan hasilnya tidak bagus, retak-retak, dan tidak sesuai rencana. Maka
setelah dilaksanakan pengecoran, lakukan upaya perawatan untuk menjaga mutu beton.
Proses perawatan beton ini dilakukan dengan menjaga agar kondisinya senantiasa basah
dengan menyiraminya. Perawatan ini dilaksanakan dua kali seminggu dengan menyirami
beton.
B. Metode Pelaksanaan Struktur pada Pekerjaan Balok (Tjakrta & Inkiriwang, 2020)
Pekerjaan balok merupakan pekerjaan beton bertulang yang direncanakan untuk
menahan tegangan tekan dan tegangan tarik yang diakibatkan oleh beban lentur. Balok
merupakan bagian struktur bangunan yang kaku dan dirancang untuk menanggung dan
mentransfer beban menuju elemen-elemen kolom penopang.

1. Pekerjaan Bekisting
Pekerjaan bekisting dilaksanakan setelah pekerjaan marking selesai. Pekerjaan
bekisting merupakan tahapan pekerjaan sebelum pekerjaan pengecoran. Bekisting sendiri
berfungsi sebagai wadah atau cetakan untuk beton.

Gambar 2.47 Pekerjaan Bekisting Balok

(Sumber : https://www.scribd.com/document/496556947/bekisting-balok-403)

2. Pekerjaan Tulangan
Pekerjaan tulangan merupakan pekerjaan yang meliputi pekerjaan pemotongan,
hingga pekerjaan perakitan baik itu pekerjaan tulangan yang dirakit ditempat lansung
maupun di tempat lain. Tulangan merupakan salah satu bahan beton bertulang yang berfungsi
sebagai penahan gaya tarik pada struktur balok maupun plat.

Gambar 2.48 Pekerjaan Penulangan Balok

(Sumber : http://bestananda.blogspot.com/2013/08/penulangan-balok.html)
3. Pekerjaan Pengecoran
Pekerjaan pengecoran merupakan pekerjaan penuangan beton segar ke area bekisting
yang telah diberi tulangan. Sebelum melakukan pekerjaan beton, langkah teknis yang harus
dipersiapkan yaitu:
a. Pengecekan tulangan dan kondisi bekisting yang sudah siap. Hal ini dilakukan oleh
seorang QC (Quality Control)
b. Jika sudah dilakukan pengecekan maka langkah selanjutnya ialah mengisi surat izin
cor.
c. Setelah pengecekan selesai dilakukan, selanjutnya menyerahkan surat izin cor kepada
pengawas MK.
d. Melakukan pengecekan ulang bersama pengawas MK
e. Jika hasil lapangan telah memenuhi menurut pengawas MK, selanjutnya
penandatanganan surat izin cor dan area siap dilakukan pengecoran.

Gambar 2.49 Pekerjaan Pengecoran Balok

(Sumber : https://www.youtube.com/watch?v=LVW23pkZXDY)
4. Pekerjaan Pembongkaran Bekisting
Pekerjaan pembongkaran bekisting balok dilakukan apabila beton telah cukup umur
yakni selama 21-28 hari. Beton yang cukup umur ialah beton yang dapat menahan berat
sendiri dan beban dari luar. Bekisting yang telah dibongkar dibersihkan dari sisa-sisa beton
yang melekat dan disimpan pada tempat yang terlindung. Pekerjaan pembongkaran bekisting
plat dan balok dilakukan dengan tidak mengurangi keamanan dan kemampuan struktur.
Gambar 2.50 Pekerjaan Pembongkaran Bekisting

(Sumber : https://www.youtube.com/watch?v=1EHOb5Ckk28)
5. Pekerjaan Perawatan Beton
Selesai pekejaan pembongkaran bekisting, harus diadakan perawatan beton (curing)
dengan cara disiram air.

Gambar 2.51 Pekerjaan Perawatan Beton

(Sumber: https://www.niagareadymix.com/2020/10/cara-perawatan-beton-setelah-
cor.html)
C. Metode Pelaksanaan Struktur pada Pekerjaan Plat (Tjakrta & Inkiriwang, 2020)
Pelaksanaan pekerjaan konstruksi plat lantai beton dilakukan setelah pekerjaan
kolom sudah selesai. Semua pekerjaan plat lantai ini dilaksanakan di tempat kerja atau
lokasi yang telah direncanakan. Pekerjaan-pekerjaan yang perlu dilakukan meliputi
pembesian, pemasangan bekisting, pengecoran, dan perawatan beton. Untuk mendapatkan
hasil kerja yang bagus, semua pekerjaan ini harus dilaksanakan sesuai dengan SNI (Standar
Nasional Indonesia).

1. Pekerjaan Persiapan
Persiapan dimulai dari pengukuran untuk mengatur dan memastikan tingkat kerataan
ketinggian plat lantai. Oleh karena itu, pelaksanaan pekerjaan ini membutuhkan alat bantu
theodolit.

Gambar 2.52 Pekerjaan Marking


(Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=8kWIasEETR8)

2. Pekerjaan Plat lantai


Pekerjaan plat lantai dimulai dari proses bekistingan plat lantai. Scaffolding disusun
secara berjajar untuk menopang bekisting pada balok dan plat lantai. Mengingat posisi plat
lantai lebih tinggi daripada balok, maka scaffolding untuk plat lantai harus lebih tinggi serta
dibutuhkan main frame tambahan menggunakan joint pin. Ini bisa memperhitungkan
ketinggian scaffholding plat dengan mengatur bagian base jack dan U-head jack.

Langkah berikutnya yaitu pemasangan balok kayu 6/12 sebagai girder sejajar dengan
arah cross brace. Kemudian pasang juga suri-suri dengan arah melintangnya di atas girder
tersebut. Setelah itu, plywood dipasang sebagai alas dari plat lantai. Tak lupa, pasang pula
dinding untuk tepi plat yang dijepit menggunakan siku. Plywood ini harus dipasang serapat
mungkin untuk mencegah terbentuknya rongga yang menyebabkan kebocoran saat dilakukan
pengecoran.

Agar beton yang sudah jadi nantinya tidak menempel pada bekisting, disarankan
untuk mengolesi solar sebagai pelumas di semua bekisting yang sudah terpasang dengan
rapat. Cara ini akan memudahkan dalam melakukan pekerjaan pembongkaran bekisting.
Manfaat yang lainnya yaitu bekisting tersebut akan terhindar dari kerusakan yang fatal dan
cenderung utuh sehingga masih dapat digunakan untuk pekerjaan yang selanjutnya.

Setelah proses pemasangan bekisting plat lantai telah selesai dilaksanakan, proses
selanjutnya yaitu pengecekan hasil kerja. Pengecekan terhadap bekisting yang telah
dipasang, terutama pemeriksaan tinggi level bekisting tersebut. Untuk mengecek ketinggian
bekisting membutuhkan alat bantu yaitu waterpass. Jika hasilnya sudah sesuai dengan
rencana, maka bekisting tersebut telah siap untuk digunakan.

Tahap selanjutnya yaitu pembesian plat lantai yang dilakukan setelah pembesian
balok. Proses pembesian ini dilakukan secara langsung di atas bekisting plat. Untuk
mempermudah pekerjaan, tulangan-tulangan besi dapat diangkat menggunakan tower crane
untuk dipasang di atas bekisting plat. Lakukan perakitan tulangan besi ini dengan tulangan
bawah terlebih dahulu.
Pembesian berikutnya dilakukan secara menyilang, lalu ikat menggunakan kawat.
Letakkan beton decking antara tulangan bawah plat dan bekisting alas plat. Kemudian pasang
juga tulangan kaki ayam antara untuk tulangan atas serta bagian bawah plat. Lakukan proses
ini sampai pekerjaan pembesian plat lantai selesai. Kemudian lakukan pengecekan untuk
memeriksa hasil kerja pembesian tulangan.

Periksalah penyaluran pembesian plat terhadap balok, jumlah dan jarak tulangan
ekstra, perkuatan (sparing) pada lubang-lubang di plat lantai, beton decking, kaki ayam, dan
kebersihannya. Pembongkaran bekisting plat dilakukan setelah umur beton sudah
mencukupi.

Gambar 2.53 Pekerjaan Bekisting Plat

(Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=9AzsKJHnbt4)

Gambar 2.54 Pekerjaan Penulangan Plat

(Sumber: https://arafuru.com/m/sipil/metode-pelaksanaan-pekerjaan-plat-lantai-
beton.html)

3. Pekerjaan Pengecoran
Setelah pekerjaan bekisting dan pembesian sudah selesai serta dipastikan sudah siap,
engineer melakukan pengecekan terlebih dulu ke lokasi yang akan dicor. Jika hasilnya
bagus, kemudian engineer membuat surat izin pengecoran untuk diajukan kepada konsultan
pengawas. Konsultan pengawas lalu melakukan survei ke lokasi yang diajukan di dalam
surat tersebut. Setelah dipastikan sudah bagus semuanya, maka konsultan pengawas akan
menandatangani surat izin pengecoran.

Proses pengecoran plat lantai harus dilakukan bersama-sama dengan pengecoran


balok. Peralatan pendukung yang digunakan untuk pekerjaan pengecoran balok antara lain
bucket, truck mixer, vibrator, lampu kerja, dan papan Perata (roskam). Setelah engineer
mendapatkan izin pengecoran dari konsultan pengawas, engineer kemudian menghubungi
pihak beaching plan untuk mengecor sesuai dengan mutu dan volume yang dibutuhkan.

Pembersihan ulang area yang akan dicor dilakukan menggunakan air kompresor
sampai benar-benar bersih. Bucket disiapkan dan dibersihkan dari debu atau sisa pengecoran
sebelumnya. Setelah itu, siapkan satu keranjang dorong untuk mengambil sampel dan test
slump cor yang diawasi oleh engineer dan pihak pengawas. Apabila sudah dinyatakan
bagus, maka pekerjaan pengecoran pun telah siap untuk dilaksanakan.

Contoh benda uji diambil bersamaan selama proses pengecoran berlangsung. Sampel
ini cukup diambil beton yang keluar dari truk saja. Kemudian sampel dituangkan ke bucket.
Dari bucket ini, sampel tersebut diangkut menggunakan TC. Setelah bucket sudah sampai di
tempat yang akan dicor, selanjutnya petugas bucket akan membuka katup bucket untuk
mengeluarkan beton segar ke area pengecoran.

Pekerjaan dilanjutkan oleh pekerja cor yang akan meratakan beton segar ke bagian
balok terlebih dahulu, lalu dilanjutkan ke plat. Khusus untuk plat lantai, beton diratakan
memakai scrub secara manual. Kemudian lakukan pengecekan level menggunakan
waterpass. Tahap berikutnya yaitu pemadatan dengan vibrator. Tujuannya untuk mencegah
terbentuknya rongga-rongga udara yang dapat mengurangi mutu beton. Pekerja vibrator
akan memasukkan alat ini ke dalam adukan selama 5-10 menit di setiap bagian yang dicor.

Setelah semua area balok dan plat lantai sudah terisi adonan beton, pekerjaan
berikutnya yaitu meratakan permukaan beton segar menggunakan balok kayu yang panjang.
Lakukan pekerjaan ini dengan memperhatikan batas ketebalan plat yang telah ditentukan.
Proses ini dilakukan berulang-ulang kali hingga seluruh area cor telah terisi beton. Untuk
mendapatkan hasil yang bagus, proses pengecoran sebaiknya dilakukan maksimal selama 6-8
jam.
Gambar 2.55 Pekerjaan Pengecoran Plat

(Sumber: https://arafuru.com/m/sipil/metode-pelaksanaan-pekerjaan-plat-lantai-
beton.html)

4. Pembongkaran Bekisting
Pembongkaran bekisting harus dilakukan pada waktu yang tepat untuk memperoleh
hasil beton yang berkualitas baik serta agar tidak merusak beton tersebut. Hal ini tidak
terlepas dari fungsi bekisting tersebut, selain sebagai cetakan, berguna juga sebagai
penunjang sampai beton benar-benar mengeras. Untuk pekerjaan plat lantai, pembongkaran
bekisting dilaksanakan dalam waktu 21-28 hari setelah pengecoran.

Gambar 2.56 Pekerjaan Pembongkaran Bekisting

(Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=OMjIl-lbLpI)

5. Perawatan Beton (Curing)


Setelah pembongkaran bekisting, selanjutnya dilakukan perawatan terhadap adonan
beton selama proses pengeringan berlangsung. Sebab adonan beton yang mengering terlalu
cepat mengakibatkan hasilnya tidak bagus, retak-retak, dan tidak sesuai rencana. Maka
setelah dilaksanakan pengecoran, lakukan upaya perawatan untuk menjaga mutu beton.
Proses perawatan beton ini dilakukan dengan menjaga agar kondisinya senantiasa basah
dengan menyiraminya. Perawatan ini dilaksanakan dua kali seminggu dengan menyirami
beton.
Mulai A

Persiapan -Pengukuran Pembersihan


Persiapan
Panel Bekisting (Survey)
& Scaffholding -Shop drawing Pembesian
NO
Check
NO
Check Perbaikan OK
Pabrikasi OK Pengecoran
Pemasangan
Bekisting
Bodem Balok Curing

NO
Checklist 1 Perbaikan
Pembongkaran
OK bekisting

Pemasangan
Tulangan
Selesai
NO
Checklist 2 Perbaikan

OK

Anda mungkin juga menyukai