Anda di halaman 1dari 14

KOLOM

PENGERTIAN KOLOM

Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul beban
dari balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang peranan
penting dari suatu bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom merupakan
lokasi kritis yang dapat menyebabkan runtuhnya (collapse) lantai yang bersangkutan
dan juga runtuh total (total collapse) seluruh struktur (Sudarmoko, 1996).
BAHAN-BAHAN YANG DIGUNAKAN
1. Tulangan pokok D19-D25
2. Tulangan sengkang D10 dan D13
3. Kawat branded
4. Perancah
5. Cetakan beton
6. Pelat besi
7. Tie rod
8. PVC cones
9. Oil form
10. Calbond
11. Beton ready mix
ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN
1. Tower crane
2. Theodolite
3. Bar bender
4. Bar cutter
5. Mesin compressor
6. Concrete bucket
7. Concrete vibrator
METODE PELAKSANAAN
KOLOM
A. PEKERJAAN PEMBESIAN
1. Pertama-tama dilakukan marking kolom (sipatan) dengan menggunakan theodolite
dimana ukuran diambil dari titik as bangunan. Kemudian dilakukan pemasangan stek
tulangan kolom
2. Pengadaan material kolom
3. Melakukan pabrikasi pembesian tulangan utama dan sengkang untuk kolom pada
lokasi pabrikasi dengan bantuan alat bar bender dan bar cutter
4. Baik tulangan utama, sengkang, ties maupun ekstra dapat disesuaikan terlebih dahulu
ukurannya sebelum pemasangan. Jika panjang besi melebihi dari gambar kerja, besi
dapat dipotong menggunakan bar cutter
5. Bar bender adalah alat untuk membengkokan tulangan sesuai dengan ketentuan yang
ada pada shop drawing seperti membuat kait, sengkang tulangan.
6. Tulangan utama engan snegkang maupun tulangan ekstra diikat menggunakan kawat
braanded guna menjaga sambungan agar tidak lepas saat pengecoran
7. Selanjutnya dilakukan pemasangan tulangan ties
8. Setelah pabrikasi besi selesai kemudian diangkat menggunakan tower crane untuk
dipasang di lokasi kolom yang telah ditentukan
9. Pembesian kolom dipasang overlap dengan spesifikasi penyaluran (Ld) tulangan tekan
dan tarik dengan stek kolom yang sudah ada
B. PEKERJAAN BEKISTING
1. Pemasangan pembatas bekisting (sepatu kolom) dengan cara membuat kotakkan dari pelat
besi sebesar ukuran kolom dengan kedalaman 1 cm (masuk ke dalam kolom) dan tinggi
10 cm sehingga berfungsi juga sebagai plint kolom agar ending kolom dengan lantai terlihat
rapih. Pelat besi tersebut kemudian diletakan sesuai dengan marking yang ada.
2. Pemasangan plastic wheel per jarak 60 cm kearah horizontal dan 1 m kearah vertical sebagai
pengganti beton decking
3. Pemasangan 2 tie rod untuk kolom yang berukuran 160 x 50 cm dengan menggunakan
pipa 3/4 dan PVC cones perjarak 60 cm kearah vertical
4. Proses selanjutnya adalah melakukan pembersihan area kolom yang akan di cor dengan
menggunakan mesin compressor agar beton lama dengan baru bisa melekat dengan sempurna.
5. Kemudian selanjutnya kontraktor akan mengajukan form ijin pengecoran untuk terlebih
dahulu dilakukan joint survey bersama antara konsultan pengawas dengan kontraktor untuk
mengecek pemasangan besi kolom.
6. Tahap selanjutnya melakukan pabrikasi bekisting kolom sesuai dengan ukuran kolom yang telah
di desain pada shop drawing dengan ketinggian bekisting 3 m, dengan menggunakan pelat besi
5 mm dimana sambungan pelat dengan pelat di dempul, vertical beam dengan
menggunakan hollow dan waller dengan menggunakan double UNP 100 mm. Sebelum
dilakukan pemasangan bekisting kolom bagian luar dioleskan oil form
7. Setelah pabrikasi bekisting telah selesai maka bekisting diangkat dengan
menggunakan tower crane dan dipasang tegak dengan diperkuat oleh
penyangga (push pull) bekisting kolom. Push pull diikat ke pelat lantai dengan
menggunakan trubolt 16 mm dengan panjang 10 cm sebanyak 3 titik per push pull
8. Pasang bekisting kolom tegak lurus dengan tulangan kolom yang sudah
terpasang dan rapatkan bagian bawah bekisting dengan pembatas bekisting
(sepatu kolom)

.
C. PEKERJAAN PENGECORAN
1. Tentukan titik pengecoran pada Shop Drawing.
2. Kemudian Supervisor atau Quality Control membuat surat izin pelaksanaan
pengecoran kolom kepada konsultan pengawas.
3. Periksa kebersihan pada sambungan atau pada batas pengecoran.
4. Permukaan sambungan beton lama dengan beton baru yang akan dicor disiram dengan
menggunakan Calbond (Bahan perekat berupa air semen).
5. Siapkan Concrete Bucket untuk pekerjaan pengecoran.
6. Beton Ready Mix kolom K-XXX.
7. Beton yang telah datang dituangkan kedalam gerobak untuk dilakukan uji slump
beton (Uji kekentalan beton).
8. Lalu dilakukan pengujian slump beton. Nilai slump normal berada pada 14 ± 2 cm.
9. Setelah nilai slump memenuhi persyaratan, beton Ready Mix dituang kedalam concrete
bucket dan ditutup serta dikunci agar tidak tumpah kemudian diangkut dengan
menggunakan tower crane
10. Setelah concrete bucket tiba dilokasi pengecoran, tutupnya dibuka dan beton
dituangkan kedalam bekisting.
11. Tinggi jatuh penuangan beton disyaratkan sesuai dengan ketentuan ≤ 1,5 m.
Hal ini dilakukan untuk menghindari agregat kasar terlepas dari adukan beton.
12. Padatkan beton dengan menggunakan Concrete Vibrator.
13. Concrete Vibrator sedapat mungkin dimasukkan ke dalam adukan beton
dengan posisi yang vertikal, tetapi dalam keadaaan khusus boleh dimiring
sampai dengan ketentuan yang berlaku. Penggetaran dengan sudut yang lebih
besar akan menyebabkan pemisahan agregat.
14. Concrete Vibrator dijaga agar tidak mengenai bekisting, tulangan kolom atau
bagian beton yang mulai mengeras. Untuk menghindari hal ini posisi vibrator
dibatasi maksimum 5 cm dari bekisting.
15. Kemudian pekerja membersihkan sisa beton yang tumpah.
D. PEMBONGKARAN BEKISTING
Pembongkaran bekisting kolom dapat dilakukan 12 jam setelah pengecoran.
Kondisi paling ekstrim pelepasan bekisting kolom adalah 8 jam setelah
pengecoran. Hal ini di asumsikan bahwa beton telah mengeras dan semen telah
mencapai waktu ikat awal.
Pembongkaran bekisting harus mendapat ijin terlebih dahulu dari pengawas
proyek atau MK. Proses pelepasan bekisting dilakukan dengan hati – hati untuk
menghindari kolom dari kerusakan. Bekisting yang telah dilepas diangkat dengan
menggunakan Tower Crane dan dibersihkan bagian permukaan dalamnya serta
diolesi pelumas untuk kemudian dipasang pada titik kolom selanjutnya. Proses
pembongkaran bekisting kolom merupakan tahap terakhir dari pekerjaan kolom,
berikut urutan prosesnya :
1. Kendorkan semua tie rod atau baut dan kicker Brace lalu secara bersamaan
bekisting kolom akan lepas dengan sendirinya dari muka beton
2. Bekisting kolom kemudian diangkat dan dipindahkan dengan menggunakan
tower cran untuk dapat dipasangkan pada titik kolom berikutnya.
E. PERAWATAN ATAU CURING

Beton Kolom 12 Jam setelah pengecoran kolom bekisting boleh dilepas dan
dilakukan pelaksanaan perawatan beton atau curing beton dengan menggunakan
Ultrachem Curing Coumpond. Hal ini dilakukan untuk merawat beton agar tidak terlalu
cepat kehilangan air atau menjaga kelembaban beton, suhu beton dan
memperbaiki beton apabila terjadi keretakan.
DAFTAR PUSTAKA

■ https://dpupkp.bantulkab.go.id/berita/96-kolom-bangunan-pengertian-jenis-dan-
fungsinya
■ https://docplayer.info/56304340-Bab-v-metode-pelaksanaan-pekerjaan-kolom-
balok-dan-pelat-dalam-mencapai-sasaran-pelaksanaan-proyek-konstruksi-dimana-
sasaran-proyek.html
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai