Anda di halaman 1dari 6

CARA PENENTUAN AS KOLOM

Titik-titik as kolom ditentukan dan diperoleh dari hasil pengukuran dengan menggunakan
alat ukur Theodolit. Titik as kolom harus ditentukan secara akurat karena sangat menentukan
hasil pekerjaan selanjutnya. Jika terjadi kesalahan dalam penentuan titik as, maka letak as
kolom akan berubah dengan kolom dibawahnya atau diatasnya.
Karena pentingnya keakuratan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, maka dalam
menentukan titik as untuk kolom di setiap lantai bangunan dilakukan dengan :
a. Membuat patokan marking di bagian pagar keliling bangunan yang dibuat dari awal
pelaksanaan pekerjaan, marking ini digunakan untuk menentukan titik-titik as dalam pekerjaan
struktur, tidak hanya untuk pekerjaan kolom saja.
b. Membuat Lot, yaitu berupa lubang persegi pada lantai bangunan yang berukuran sekitar 20 x
20 cm. Pekerjaan ini dilakukan sebelum lantai dicor. Letak Lot tetap pada satu garis vertikal dari
lantai basement 2 sampai berikutnya.
Didalam pelaksanaannya pada tempat yang lebih tinggi penentuan titik as kolom lebih
banyak menggunakan Lot yang berupa lubang persegi pada lantai yang telah dicor karena
hasilnya lebih akurat dibandingkan dengan melakukan penembakan titik as yang berpatok
pada marking yang ada di bagian pagar, karena selain sulit untuk menangkap
titik marking pekerjaan tersebut juga sulit dilakukan. Pada lubang lot ini alat
ukur Theodolit diletakkan dan kemudian ditembakkan ke titik as kolom yang sesuai dengan
gambar rencana. Letak as-as ini harus selalu dikontrol karena bukan tidak mungkin karena satu
dan lain hal, as-as tersebut berubah dari yang telah dibuat.
O PENULANGAN KOLOM
Tulangan utama kolom yang dipergunakan pada lantai 6 digunakan kolom tipe K1
dengan mutu beton K400 untuk kolom persegi (750 cm x750 cm), sengkang D10-125 (Tumpuan)
& D10-250 (Lapangan), panjang overlap sebesar 1,3Ld. Tulangan kolom dikerjakan
pada workshop pembesian (tulangan kolom pre-cast) lalu untuk diangkat dengan
mengunakan tower crane dan kemudian dipasang.

Langkah pekerjaan pembesian tulangan kolom adalah sebagai berikut:


1. Membuat gambar kerja untuk pembesian kolom yang dilakukan di site engineering.
2. Membuat bending list pekerjaan pembesian kolom dan membuat ijin kerja pembesian kolom
di site office.
3. Menyiapkan perlengkapan K3LM yang akan dikenakan para pekerja saat di los kerja
pembesian.
4. Para pekerja membuat marking as dan dimensi kolom yang akan dikerjakan dilapangan.
5. Di los kerja pembesian, para pekerja memasang besi beton tulangan (setelah dipabrikasi)
sesuai dengan jumlah, panjang, diameter dan posisinya. Kemudian pekerja memasang
pembesian sengkang sesuai jumlah dan jaraknya, lalu diikat dengan kawat beton.
6. Untuk menjaga kelurusan/ vertikaliti besi tulangan kolom, maka dipasang kawat penahan
sementara pada bagian atas dan bawah tulangan kolom dan juga memasang konduit/ sparing-
sparing pipa dab atau block out,bila mana ada pekerjaan terkait
7. Setelah pekerjaan penulangan selesai, kemudian seluruh tulangan dicek kembali diameternya,
jumlah dan jarak sengkangnya.
8. Di lapangan para pekerja memasang beton deking yang dikelilingi besi kolom dengan jarak
maximum 2 m lalu membersihkan kotoran dan sisa kawat sebelum ditutup bekisting.
o Pemasangan Tulangan Kolom
Tulangan yang telah dibuat dan disimpan sementara di gudang terbuka diangkat dengan
menggunakan bantuan alat tower crane untuk kemudian ditempatkan pada posisi
penyambungan antar kolom. Pengangkatan tulangan kolom dilakukan dengan menyelipkan
tulangan diantara sengkang kemudian seling tower crane diikatkan pada tulangan tersebut.
Instalasi kolom harus dilakukan dengan benar sehingga tidak terjadi pergeseran posisi
kolom yang kemudian akan menyebabkan terjadinya eksentrisitas pada kolom. Untuk itu
pemasangan kolom harus selalu diiringi dengan pekerjaan pengukuran (iutzet) untuk memastikan
pekerjaan instalasi tulangan kolom telah dilakukan sesuai dengan gambar rencana.
O PEMBUATAN BEKISTING KOLOM
Bekisting kolom adalah alat bantu sementara yang berfungsi untuk membentuk beton
pada saat pengecoran kolom dilaksanakan, sehingga diperoleh bentuk beton sesuai dengan
perencanaan. Dalam pengerjaan beton, bekisting memegang peranan penting. Selain
pembiayaan (biaya pembuatan dan biaya bahan), kualitas bekisting turut menentukan kualitas
beton baik secara arsitektural (penampilan beton) maupun struktural (kekuatan beton). Oleh
karena itu, bekisting harus dibuat dari bahan yang bermutu yang sesuai dengan jenis pekerjaan
dan perlu direncanakan sedemikian rupa supaya konstruksi tidak mengalami kerusakan akibat
lendutan atau lenturan yang timbul ketika beton dituang.
Kolom yang digunakan pada proyek ini adalah kolom persegi panjang, persegi, maupun
lingkaran. Khusus yang berbentuk lingkaran digunakan bekisting dari besi. Adapun langkah-
langkah untuk melakukan pekerjaan pembuatan bekisting kolom adalah:
1. Pertama-tama para pekerja membuat marking posisi kolom yang akan dikerjakan dilapangan.
2. Sebelum para pekerja memasuki lapangan diharuskan mengenakan perlengkapan
perlengkapan K3LM.
3. Para pekerja mengecek dan memebrsihkan permukaan bekisting beton di lapangan
4. Setelah itu, memasang sepatu kolom dan besi siku pada posisi sudut kolom dilanjutkan dengan
mengecek panel bekisting sesuai dengn ukuran kolom dan dilapisi dengan minyak bekisting.
5. Pada saat memasang bekisting kolom digunakan acuan sepatu kolom.Untuk menghindari
kebocoran pada hubungan antara bagian bawah bekisting dengan lantai dipasanglah lapisan
busa.
6. Memasang pengunci serta penyokong bekisting di lapangan dan dicek vertikalitinya
7. Sebelum pengecoran dimulai terlebih dahulu para pekerja memasang stop cor untuk
penghentian pengecoran.
8. Kemudian para pekerja memeriksa posisi bekisting maupun vertikalitinya dan sparing pipa
instalasi, dulanjutkan memasang steel weller dan support/ bracket sesuai gambar bekisting
kolom.

O PEMASANGAN BEKISTING KOLOM


Setelah tulangan kolom dipasang dan bekisting telah selesai dikerjakan di los kerja, maka
langkah selanjutnya yaitu pemasangan bekisting. Bekisting diangkat dengan bantuan alat tower
crane dari los kerja menuju lokasi pemasangan.
Urutan pemasangan bekisting kolom adalah sebagai berikut :
1. Pertama para pekerja membersihan bekisting dan diolesi dengan minyak pelumas. Kemudian
memindahkan bekisting ke lokasi yang telah disiapkan dengan tower crane.
2. Pada saat menempatkan bekisting kolom pada posisinya, diharuskan bagian sisi
dalam plywood tepat menepel pada sepatu kolom.
3. Kemudian setting setiap panel agar berada diposisi yang benar,
maka dilakukan pengencangan tie nut yang berada pada corner
tie holder.
4. Setelah bekisting kolom berada pada posisi yang benar maka
dilakukan pemasangan adjustable push pull props pada base
plate di kedua sisi kolom.
5. Check posisi vertikal bekisting terhadap as kolom sehingga
tidak terjadi kemiringan bekiting kolom.
6. Memberian adukan semen/ busa pada bagian bawah bekisting
kolom untuk mencegah air semen keluar dari bekisting pada saat pengecoran berlangsung.
Cara pemasangan bekisting kolom sebagai berikut :
1. Pertama para pekerja memasang sepatu solom dan Base Plate for RSS. Kemudian
mengangkat dan menempatkan Panel yang telah di fabrikasi pada garis marking (sepatu kolom)
dan memasang Wedge Head Piece atau Girder Head Piece beserta Push-Pull Props
RSS dan Kicker Brace AV dengan menggunakan Locking Pin dan Cutter Pin serta mengatur
ketegakan Panel tersebut.
2. Setelah itu, para pekerja mengangkat pasangan panel kolom tersebut dan disambungakan
dengan panel pertama dengan menggunakan perkuatan tie rod, sky tie yoke dan wingnut.
3. Kemudian memasang Scaffold Bracket GB 80 di lapangan.

O PENGECORAN KOLOM
Pada pengecoran kolom ketinggian 3 m dilakukan 1 kali pengecoran. Pengecoran kolom
dilakukan dengan mengunakan bucket dan pipa tremi dengan bantuan alat tower
crane. Pengecoran kolom dilakukan apabila pekerjaan tulangan kolom dan bekisting kolom telah
selesai dikerjakan dan telah mendapat persetujuan melalui surat izin pengecoran dari konsultan
pengawas. Urutan pengecoran kolom adalah sebagai berikut :
1. Pertama membuat surat izin pelaksanaan pengecoran kolom kepada kontraktor sebagai
pelaksana. Kemudian memeriksa kebersihan pada sambungan/ pada batas pengecoran.
2. Sebelum ke lapangan para pekerja menggunakan perlengkapan K3LM selama bekerja.
3. Di lapangan, para pekerja membersihkan bekisting dengan kompressor dan air. Kemudian
memeriksa tulangan, jumlah tulangan, jarak sengkang, selimut beton dan batas cor.
4. Setelah memeriksa tulangan untuk pengecoran kolom, kemudian memeriksa sambungan panel
bekisting kolom dan memeriksa list corner 4 sisi yang dilanjutkan dengan
memeriksa support bekisting, dimensi kolom dan vertikalitinya dengan unting-unting
5. Pada saat melaksanakan pengecoran mutu beton yang digunakan harus sesuai
dengan slump testt 8 ± 2 cm.
6. Pada lantai yang tinggi pengecoran dilakukan dengan bucket cor dan pipa tremi yang diangkat
oleh crane, kemudian memadatkan beton dengan vibrator, diratakan mengikuti pengecoran
sampai dengan level yang ditentukan.
7. Setelah dilakukan pengecoran pekerja mengetok bekisting dengan palu/ karet, pada bagian
luar bekisting mengikuti arah cor.
8. Kemudian para pekerja membersihkan sisa beton yang tumpah disekitar pengecoran dengan
sapu lidi, kain, sendok semen atau air.
9. Setelah semua proses pengecoran kolom selesai, lalu dilaksanakanlah curring setelah beton
berusia 24 hari.

Penuangan beton harus dilakukan dengan ketentuan berikut ini:


1. Beton harus dituang sedekat-dekatnya dengan tujuan akhir untuk mencegah terjadinya
pemisahan bahan-bahan akibat pemindahan adukan di dalam cetakan. Tinggi jatuh beton
maksimum adalah adalah 1,5 m (menurut pedoman pengerjaan beton CUR 2). Penuangan beton
dengan tinggi jatuh beton melebihi 1,5 m akan menyebabkan bahan-bahan yang lebih berat akan
jatuh terlebih dahulu sehingga terjadi pemisahan agregat pada beton (segregasi) dan akan
sangat mempengaruhi kualitas beton.
2. Pemadatan tiap layer dengan menggunakan concrete vibrator (jarum penggetar). Pemadatan
dilakukan untuk mengeluarkan gelembung-gelembung udara yang terjebak didalam adukan
semen yang timbul pada saat penuangan beton. Penggetaran beton harus dilakukan dengan baik
agar menghasilkan mutu beton yang sesuai dengan yang diinginkan. Kesalahan dalam
penggetaran beton akan mengakibatkan penurunan mutu beton.
3. Alat penggetar sedapat mungkin dimasukkan ke dalam adukan beton dengan posisi vertikal,
tetapi dalam keadaaan khusus boleh miring sampai dengan 45ο. Penggetaran dengan sudut yang
lebih besar akan menyebabkan pemisahan agregat.
4. Harus dijaga agar alat penggetar tidak mengenai bekisting atau bagian beton yang mulai
mengeras, untuk menghindari hal ini posisi vibrator dibatasi maksimum 5 cm dari bekisting.
5. Sedapat mungkin vibrator tidak mengenai tulangan kolom.
6. Penggetaran dihentikan apabila adukan beton mulai kelihatan mengkilap di sekitar alat
penggetar dan pada umumnya dicapai setelah maksimum 30 detik.
7. Pengawasan kontinyu terhadap pelaksanaan pengecoran

O PEMBONGKARAN BEKISTING KOLOM


Pembongkaran bekisting kolom dilakukan sehari setelah pengecoran. Kondisi paling ekstrim
adalah 6 jam setelah pengecoran. Diasumsikan bahwa beton telah mengeras dan semen telah
mencapai waktu ikat awal.
Pembongkaran bekisting harus mendapat ijin terlebih dahulu dari pengawas proyek dan
pada saat proses pelepasan dilakukan dengan hati – hati untuk menghindarkan kolom dari
kerusakan.
Bekisting yang telah dilepas tersebut diangkat dengan bantuan tower crane dan dibersihkan
bagian permukaan dalamnya serta diolesi pelumas untuk kemudian dipasang pada kolom
berikutnya.
Proses pembongkaran bekisting kolom merupakan tahap terakhir dari pekerjaan kolom,
berikut urutan prosesnya :
1. Pertama-tama mengendorkan semua baut/ wing nut yang terdapat pada
bekisting. Pembongkaran Bekisting Kolom dapat dilaksanakan pada umumnya 48 jam, namun
bisa juga 24 jam setelah pengecoran, dengan tenaga manusia.
2. Langkah kedua adalah mengendorkan Kicker brace dan secara bersamaan bekisting kolom
akan lepas dengan sendirinya dari muka beton.
3. Kemudian bekisting kolom tersebut diangkat dan dipindahkan/ dipasang pada kolom berikutnya
dengan bantuan alat Tower Crane. Sebelum digunakan lagi permukaan plywood-nya
dibersihkan dan diberi minyak terlebih dahulu.
O PERAWATAN BETON KOLOM
Setelah pembongkaran bekisting, harus dilakukan perawatan beton (curring), yaitu dengan
pemberian compound pada permukaan beton atau dengan berbagai cara sesuai dengan jenis
struktur yang dilaksanakan.
Perawatan beton (curring) berfungsi untuk melindungi beton selama berlangsungnya proses
pengerasan beton terhadap sinar matahari, pengeringan oleh angin, hujan atau aliran air dan
perusakan secara mekanis atau pengeringan sebelum waktunya. Perawatan beton dilakukan
untuk menghindari :
1. Kehilangan banyak air pada proses awal pengerasan beton yang akan mempengaruhi proses
pengikatan awal beton.
2. Penguapan air dari beton pada saat pengerasan beton pada hari pertama.
3. Perbedaan temperatur dalam beton, yang akan mengakibatkan retak-retak pada beton.
Adapun cara yang digunakan dalam perawatan beton yang dilakukan dalam proyek ini adalah
dengan melakukan penyiraman antisol pada permukaan beton setiap hari. Apabila terjadi hujan
maka cukup air hujan itu saja yang digunakan.

Anda mungkin juga menyukai