Nah, tentunya kita harus menetapkan dulu pekerjaan konstruksi apa yang akan
dibuat perencanaan K3-nya. Dalam kuliah ini, kita tetapkan pekerjaan konstruksi
yang sederhana saja, di mana ketiga ketentuan di atas dapat dipenuhi. Misal, kita
akan merencanakan K3 untuk pekerjaan konstruksi penggalian pondasi bangunan
rumah sederhana.
Apa bedanya parit dan galian? Berdasarkan OSHA (Occapational Safety and
Hazards Administration) definisi parit dan galian dibedakan. Galian adalah segala
bentuk galian, terowongan, parit atau penurunan muka tanah buatan manusia
dibentuk dengan pemindahan tanah. Parit didefinisikan sebagai galian yang
sempit dibanding dengan kedalamannya yang dibuat di bawah permukaan tanah.
Umumnya, kedalaman parit lebih besar dari pada lebar parit, tetapi lebar dasar
parit tidak lebih dari 4.6 m (15 ft). Ingat, standar parit dan galian tersebut
menurut OSHA (Amerika). Indonesia seharusnya mempunyai standar tersendiri,
tetapi apabila anda “Browsing” di Google dengan kata kunci standar galian
pondasi rumah misalnya, akan didapat beberapa gambar dan ketentuan bentuk-
bentuk galian pondasi rumah.
Demikian pula untuk standar yang lain, ada yang sudah Indonesia punyai,
misal standar pembesian (penulangan) dengan SNI BETON 03-2847-2002. Anda
perlu mencari standar yang berlaku di Indonesia untuk bagian-bagian konstruksi
yang lain. Untuk tugas pendalaman, anda mulai sekarang harus memilih bagian
1
konstruksi tertentu (yang sederhana) sebagai objek dalam penerapan kompetensi
sebagai AMdK3 dalam merencanakan SMK3-L.
Penulusuran standar konstruksi bangunan yang lain dapat anda “Browsing”
di Google seperti:
“Standar perancah kolom”
“Standar perancah balok”
SKKNI Kemenaker 2015-054 Pemasang Perancah dan Acuan/Cetakan
Beton”
Modul Pelatihan Tukang Bekisting dan Perancah (SBW) -04/2005
Departemen Pekerjaan Umum. (‘2005-04-Konstruksi Bekisting Perancah”)
SNI 03-3976-1995, Tata cara pengadukan dan pengecoran beton.
SNI 2847 2013 Persyaratan beton struktural untuk bangunan Gedung
Masih banyak lagi yang bisa anda cari tentang standar yang lain
Pada saat anda akan merencanakan suatu K3, metode pelaksanaan harus
diketahui terlebih dahulu. Standar kerja di Indonesia adalah SKKNI (Standar
Kompetensi Kerja Nasional Indonesia). Penyusunan SKKNI untuk suatu kode
unit dasarnya adalah standar kerja di industry. Lantas, bagaimana kita
memahami SKKNI sepadan dengan Standar Industri. Lihat, gambar berikut:
2
Jadi cara membaca SKKNI adalah sebagai berikut
Bila anda saat mengambil sertifikasi, maka lihatlah kolom “Sertifikasi”.
Jadi ada Skema (= Judul unit), Lingkup (= diskripsi unit), Elemen
asesmen (= elemen), Kriteria pencapaian kompetensi (=KUK), dst.
Bila anda di industry, maka lihatlah kolom “Penerapan Pada Industri”.
Jadi SOP adalah Judul Unit dalam SKKNI, Langkah-langkah proses atau
disebut Prosedur adalah Elemen pada SKKNI, serta Instruksi Kerja
adalah KUK dalam SKKNI. Dengan demikian dalam 1 proses atau
procedure adalah beberapa Instruksi kerja (Langkah). Adapun dalam 1
SOP ada beberapa Prosedur. QA adalah Quality Assurance (Penjaminan
Mutu).
3
Gambar 2: Deskripsi Pelaksana Pekerjaan Pemasangan Bouwplank
Catatan: Elemen Kompetensi di SKKNI adalah Prosedur di Industri dan tiap
prosedur akan terdiri dari beberapa instruksi kerja (KUK).
Selanjutnya, seorang AMdK3K akan meneliti dari setiap instruksi kerja dalam
suatu proses, di mana kemungkinan terjadinya kecelakaan (potensi bahaya).
Inilah jawabannya, mengapa seorang AMdK3K juga perlu mengetahui SOP jenis
pekerjaan yang akan dia buat SMK3-nya.
Sampai di sini, anda harus memahami perbedaan peran antara petugas K3 dengan
pelaksana pekerjaan konstruksi di dalam suatu proyek konstruksi.
Jadi, kalau kita buat diagram proses untuk SOP “Melaksanakan Pekerjaan
Bouwplank” akan menjadi sbb;
Elemen 1 Elemen 3
Elemen 2
Elemen 4
4
B. POTENSI BAHAYA (HAZARDS)
Hazards (potensi bahaya) tiap jenis pekerjaan harus diantisipasi dan
dirumuskan pengendaliaannya, bila terjadi. Inilah tugas utama seorang AMdK3
dalam merencanakan SMK3.
5
Gambar 3. Lima petunjuk untuk bekerja aman di Trench (parit) - OSHA
Terjemahan :
1. Pastikan ada jalan keluar-masuk yang aman dari-ke Trench.
2. Galian parit harus punya proteksi yang terpasang
3. Jaga material-material di luar daerah tepi galian
4. Amati pipa air yang berada di galian atau hazards lainnya
5. Jangan pernah memasuki suatu galian parit, kecuali galian parit yang sudah
diinspeksi dengan benar.
Pembuatan parit atau galian sering menimbulkan kecelakaan yang serius kepada
pekerja. Galian terowongan yang paling menimbulkan risiko terbesar dibanding
dengan jenis galian lainnya. Bayangkan saja, 1 m3 tanah galian akan mempunyai
berat sebesar sebuah mobil. Suatu parit yang tidak diproteksi, layaknya suatu
awal terjadinya kuburan. Potensi hazards terkait dengan galian termasuk beban
yang terperosok, atmosfir yang berpotensi bahaya, seperti gas beracun, kekurangan
oksigen, hazards dari peralatan penggalian.
6
SIAPA ORANG YANG KOMPETEN MENANGANI GALIAN
Kewajiban seorang yang ditunjuk untuk menangani pekerjaan galian harus
melakukan kewajiban sebagai berikut:
Klasifikasi tanah untuk mengetahui sifat-sifat teknis tanah.
Menginspeksi sistem proteksi galian
Merencanakan struktur jalan akses
Memonitor peralatan penyedotan air
Melaksanakan inspeksi lapangan
7
Menjaga hasil tanah galian dan material lain sedikitnya berada 1 m dari bibir
galian
Menjaga peralatan berat menjauh dari bibir galian
Identifikasi setiap peralatan atau aktivitas yang dapat mempengaruhi
kestabilan tanah galian
Ukur untuk potensi bahaya akibat rendahnya oksigen, bahaya-bahaya asap,
dan gas beracun, Ketika pekerja berada di kedalaman 1.5 m atau lebih
Inspeksi parit dan galian setiap kali putaran giliran kerja
Inspeksi parit dan galian setelah ada badai hujan, atau intrusi air lainnya
Inspeksi parit dan galian setiap ada kejadian yang mungkin terjadinya
perubahan kondisi di dalam parit atau galian.
Jangan bekerja di bawah tekanan beban atau beban material yang meningkat
Pastikan setiap personil menggunakan pakaian yang menyolok atau pakaian
yang visibilitasnya memadai, bila dihadapkan kepada kendaraan traffic.
Catatan:
Pada tahap ini anda harus sudah mencari kelengkapan prosedur dan instruksi
kerjanya dari suatu jenis pekerjaan, sedemikian hingga memudahkan anda untuk
melakukan anailisi potensi bahaya pada pelaksanaan jenis pekerjaan tersebut
8
9
10
11
12
PENYEBAB TERJADINYA BAHAYA PADA PEKERJAAN KONSTRUKSI
Catatan:
Sampai dengan tahap belajar di sini, anda Harus bisa mendapatkan metode
pelaksanaan atau SOP suatu jenis pekerjaan. Cara yang paling mudah adalah
menggunakan standar dari SKKNI. Contohnya. SOP Pekerjaan “Melaksanakan
Pemasangan Bouwplan” seperti di atas.
13
C. ANALISIS HAZARDS
Tabulasi cara analisis potensi bahaya suatu pekerjaan konstruksi sudah
distandarkan menurut Permen PU no. 05/2014 sebagai berikut.
Pada kolom “Uraian Pekerjaan” diisi jenis pekerjaan apa yang punya potensi
bahaya. Cara standarnya adalah meneliti SOP pekerjaan, melalui prosedur-
prosedurnya dilihat pada IK yang mana kemungkinan adanya potensi bahaya.
Kembali kepada contoh kasus (Lihat Gambar 2)
Melihat deskripsi Elemen (prosedur) dan KUK (Instruksi kerja) dari jenis
pekerjaan ini, saat kritis potensi terjadi bahaya akibat kerja adalah pada KUK 3.3.
“Titik duga (peil) bangunan ditentukan berdasarkan gambar kerja”. Tergantung
dari posisi/letah titik duga (peil) yang akan dipasang, apakah di area terbuka di atas
tanah, ataukah di daerah yang mempunyai ketinggian. Kondisi tersebut akan
menentukan APD (alat perisai diri) dan rambu apa yang sesuai.
Pengertian penggunaan SKKNI adalah kondisi standar, namun perlu diperjelas
dengan gambar kerja sebagai dasar analisis potensi kemungkinan terjadinya bahaya
dan keperluan peralatan pengamanan yang memadai. Sesuai dengan ketentuan
pada SKKNI Ahli Muda K3 Konstruksi untuk Judul unit: Menerapkan Peraturan
Perundang-undangan yang terkait dengan K3 Konstruksi, untuk Elemen 2 dan
KUK 2.1, maka seorang AMdK3K menyediakan peralatan dan perlengkapan, di
samping peraturan perundang-undangan, kode, standar K3 konstruksi lainnya
adalah:
14
POS (Prosedur Operasional Standar) dan panduan praktis K3 konstruksi
Gambar kerja, spesifikasi, jadwal pelaksanaan pekerjaan konstruksi
Gambar kerja dan spesifikasi pasti diperlukan untuk melakukan analisisi potensi
bahaya dan kebutuhan material dan peralatan pengamanan terhadap bahaya kerja,
seperti penjelasan di atas.
Ingat, AMdK3K harus membuat SMK3 (Sistem Manajemen K3). Kata kuncinya
adalah membuat suatu sistem manajemen. Jadi dalam hal ini kita harus
melakukan PDCA—sekarang yang kita lakukan masih di tahap PLAN. Pada
tahap plan ini, seorang AMdK3K juga harus menyiapkan DOKUMEN
REKAMAN yang diperlukan untuk menjalankan SMK3. Dokumen rekaman ini
digunakan pada saat pelaksanaan berjalan, yaitu pada saat persiapan kerja (ijin
kerja), inspeksi K3 dan Audit K3. Jadi, pertanyaannya adalah : bilamana
AMdK3K ketiga aktivitas tersebut sejalan dengan pelaksanaan pekerjaan
konstruksi??? Jawabannya adalah mengacu kepada Jadwal Pelaksanaan
Pekerjaan. (lihat Gambar berikut)
Perhatikan Milestones yang ada pada pekerjaan no.3, 6,7, dan 9, 10 (bentuk
Diamond). Milestones yang perlu ada rekaman dokumen pelaksanaan yang juga
terkait K3 atau ada inspeksi K3 nya, hanya pada milestones no. 3, 6 dan 9. Pada
dokumen rekaman ini bergabung dengan rekaman inspeksi pekerjaan konstruksi.
Adapun dokumen pada milestones no. 7 dan 10 adalah khusus rekaman inspeksi
pekerjaan konstruksi.
15
Pada kuliah-kuliah berikutnya, kita akan mempelajari bagaimana pengendalian
dokumen terkait pelaksanaan K3 konstruksi dan melakukan audit K3 untuk
mengetahui apakah perencanaan K3 sudah mencapai sasaran atau tidak, atau untuk
mengetahui proses-proses yang tidak sesuai standar yang ditetapkan. Kemudian,
peninjauan pelaksanaan K3 dapat ditetapkan solusi perbaikan untuk di masa yang
akan datang.
16
dan cara penggunaan lintas harus sesuai
peralatan salah dengan standar
-Kecelakaan akibat -Alat dan cara
metode pemasangan menggunakan harus
bouwplank benar sesuai dengan
-Kecelakaan akibat digigit standar
ular -Pemasangan
bouwplank harus
benar dan sesuai
dengan syarat
Catatan:
D. TUGAS PENDALAMAN
Tugas anda kali ini adalah : (Setelah membaca dan mempelajari materi kuliah ini)
1. Pelajari SKKNI Pemasang Perancah dan Acuan/Cetakan Beton (Lihat di
folder Referensi : Permenaker No. 54/2015) untuk memilih pekerjaan yang
akan anda buat SMK3-nya atau boleh menggunakan Jenis Pekerjaan lain,
asalkan anda bisa mendapatkan SOP-nya.
2. Buatlah analisis potensi bahaya dengan meneliti dari SOP pelaksanaan
pekerjaan konstruksi di no.1
3. Buatlah tabulasi analisis potensi bahaya dari pekerjaan konstruksi di no.1
(Bentuk table minimal seperti contoh di halaman 16 di atas.
4. Buatlah jadwal pelaksanaan pekerjaan konstruksi yang anda tetapkan di no.1
beserta milestone (aktivitas yang durasi di-nol-kan) yang diletakkan pada
titik kritis perlunya pendokumentasian rekaman pelaksanaan pekerjaan.
17
5. Sebutkan pada rekaman pelaksanaan pekerjaan yang mana saja ada
kaitannya dengan pekerjaan seorang AMdK3K.
6. SELAMAT BEKERJA batas waktu Rabu, 15 April 2020, jam 09.00.
18