Anda di halaman 1dari 30

Document number : Rev.

0
001/II-QHSE/28/JKT
Title :
HSE PLAN
Contract No : Job. No : Page 1 of 32

HSE PLAN
KONSTRUKSI PEMBANGUNAN HALTE CSW
TRANS JAKARTA TAHAP I

PT. BUMI MADANI

Rev. DESCRIPTION DATE By. CCI CHK. APV. CCI Project HSE
Direktur Utama

1. JUDUL :
Rencana Manajemen Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan Proyek.

2. TUJUAN :
2.1 Rencana K3L ini dibuat untuk memberikan panduan bagi manajemen proyek di
dalam persiapan dan perencanaan proyek untuk memastikan bahwa semua
kegiatan K3L proyek berjalan dan terkendali sesuai dengan kebutuhan
Contractor.

2.2 Rencana K3L ini adalah sebagai panduan, pengendalian dan pengawasan
terhadap K3L proyek pada tahap persiapan pekerjaan, tahap paska persiapan
dan tahap pelaksanaan pekerjaan di proyek secara aman dan ramah
lingkungan, demi mewujudkan kinerja yang baik dan koordinasi tim kerja
antara manajemen proyek dan Contractor.

2.3 Dokumen rencana K3L ini berisi rencana kerja yang berhubungan dengan
ruang lingkup pekerjaan dan sesuai dengan persyaratan Konsultan/ Owner.

3. RUANG LINGKUP :
Rencana K3L ini harus diterapkan dan dilaksanakan oleh tim manajemen proyek.

4. DEFINISI DAN ISTILAH-ISTILAH


K3L : Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan
PT. BM : PT. BUMI MADANI
APD : Alat Pelindung Diri.
SRA : Scope (Ruang Lingkup), Responsibility (Tanggung Jawab) and Authority
(Wewenang.
CETVM : Construction (Konstruksi), Equipment (Peralatan), Tool
(Alat), Vehicle (Kendaraan), and Machinery (Mesin).
WBS : Work Breakdown Structure.
FSWP : Fundamental Safe Work Practice.
BTLS : Basic Trauma Life Support.
DDC : Defensive Driving Course.
TMS :Traffic Management System
JMS : Journey Management System.
AKK : Analisa Keselamatan Kerja
HIRADC : Hazard Identification, Risk Assessment & Determining
Control. MSDS : Material Safety Data Sheet.
SWA : Stop Work Authority.
D&A : Drug & Alcohol Policy.
CON : Contruction
5. DESKRIPSI :
Rencana K3L harus berisi:

5.1. INFORMASI PROYEK


Informasi Proyek berisi informasi sebagai berikut :

5.1.1. Nama Proyek : Pembangunan Halte CSW Trans Jakarta Tahap I


5.1.2. Nomor Proyek :-
5.1.3. Lingkup Kerja : Pembuatan Sarana & Prasarana
5.1.4. Lokasi :-
5.1.5. Pemilik Proyek : PT. TRANSPORTASI JAKARTA
5.1.6. Kontraktor : PT. LINCE ROMAULI RAYA
5.1.7. Konsultan : PT. BUMI MADANI

Ruang lingkup untuk proyek ini dan rincian lebih lanjut harus mengacu pada kontrak
dan spesifikasi teknikal dari Konsultan.
Rincian ruang lingkup pekerjaan harus disertai Rencana K3L ini sebagai acuan.
Rincian mengenai proyek silahkan lihat pada spesifikasi kontrak.

5.2 Hukum dan Undang-Undang:


 Kontraktor HSE List Procedure and Regulasi / Peraturan,
 Hukum and Regulasi Pemerintah Republik Indonesia :
− Undang – Undang No.1 Tahun 1970 : Kesehatan Kerja
− Undang - Undang No.32 Tahun 2009 : Pengelolahan Lingkungan Hidup
− Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 : Penerapan Sistim Keselamatan
Kesehatan Kerja
− Kep. 102/Men/Vi/2004 – Tentang Waktu Kerja dan Upah Kerja Lembur
− PERMENAKER No. PER 05/MEN/2006 : System Keselamatan dan Kesehatan Kerja
− PERMENAKER No. PER 13/MEN/2011 : NIB Faktor Fisika dan Kimia di tempat Kerja
− PERMENAKER No. PER 15/MEN/2008 : P3K Pada Kecelakaan di Tempat Kerja
− PERMENAKER No. PER 03/MEN/1998 : Tata Cara Pelaporan Pemeriksaan
Kecelakaan
− PERMENAKER No. PER 05/MEN/1995 : Tentang Pesawat Angkat dan Angkut
− PERMENAKER No. PER 01/MEN/1982 : Tentang Bejana Tekan
− PERMENAKER No. PER 02/MEN/1992 : Tata Cara Penunjukan, Kewjiban
Wewenang Ahli K3
− PERMENLH No. PER 17/MEN/2001 : Rencana Usaha Wajib dilengkapi Analisis
Dampak Lingkungan Hidup
− PERMENLH No. PER 13/MEN/1995 : Standart Emisi akibat Object Tidak Bergerak
− PERMENLH No. PER 17/MEN/2001 : Rencana Usaha Wajib dilengkapi Analisis
Dampak
− PERMENLH No. PER 02/MEN/1982 : Kualifikasi Juru Las di Tempat Kerja, dll,
− Environmental Safety, and Health (HSE) Manual,
− Instruksi Keja, SIKA (Surat Ijin Kerja Aman), Perijinan dan Sertifikasi/Kalibrasi
Peralatan.
− Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 Tentang
Ketenagakerjaan

Peraturan Pemerintah
1. Peraturan Pemerintah Nomor : 32 Tahun 2009 Tentang pengelolaan Lingkungan
Hidup
2. Peraturan Pemerintah Nomor : 74 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan B3, dll

5.3. STRUKTUR ORGANISASI & TANGGUG JAWAB K3 DAN LINGKUNGAN


PROYEK.
Struktur organisasi K3L proyek berada di bawah struktur organisasi K3L
KONTRAKTOR, dimana struktur organisasi K3L untuk proyek ini harus selalu
ditinjau ulang, diubah dan diperbarui sesuai kebutuhan proyek. Tanggung
jawab dan wewenang para personil inti diterangkan seperti di bawah ini.

5.4. PROJECT MANAGER/ SITE MANAGER

5.4.1. Project Manager/ Site Manager adalah wakil ketua dari Panitia Pembina K3L
Proyek.
5.4.2. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan manajemen proyek secara
keseluruhan dan melakukan koordinasi proyek dengan pemilik/owner &
konsultan .
5.4.3. Membangun dan mengembangkan, langkah-langkah sistematis dan
prosedur yang terkait dengan K3L sesuai dengan sistem K3L
Contractor dan kebutuhan Konsultan.
5.4.4. Pastikan bahwa sikap dan keseriusan terhadap regulasi K3L
dilaksanakan pada semua tingkatan dalam organisasi proyek
termasuk subkontraktor.
5.4.5. Memastikan bahwa semua personil K3L yang ditugaskan di proyek
memiliki keterampilan yang berkualitas dan kemampuan untuk
mencapai kinerja yang baik dalam pelaksanaan K3L di lapangan.
5.4.6. Memastikan bahwa semua biaya dan peralatan yang berkorelasi
dengan kebutuhan K3L proyek telah tersedia.
5.4.7. Mengadakan setidaknya satu kali rapat setiap minggu dengan
organisasi K3L proyek & subkontraktor.
5.4.8. Memelihara komunikasi K3L yang efektif dan cepat dengan semua lini
Supervisor, safety officer & subkontraktor.
5.4.9. Membuat review menyeluruh dari semua hasil penyelidikan insiden/
kecelakaan sebelum didistribusikan.
5.4.10. Apabila terjadi suatu insiden yang berakibat cacat tetap, Project
Manager/ Site Manager akan memimpin Panitia Pembina K3L dalam
melakukan investigasi serta menetapkan langkah-langkah tindakan
perbaikan untuk tim proyek sesuai dengan prosedur K3L dan hasil
investigasi.
5.4.11. Memantapkan K3L dengan (lini supervisor/ subkontraktor) dan (Safety
Officer proyek) mengenai tanggung jawab masing-masing anggota.

5.5. SUPERINTENDENT/ KEPALA SEKSI


Superintendent adalah anggota dari P2K3L proyek dan memiliki tanggung
jawab untuk membina K3L bawahannya, menciptakan kondisi yang aman dari
area kerja yang menjadi tanggung jawabnya, dan memastikan operasi yang
aman dari peralatan yang dipegang oleh supervisor serta bertanggung jawab
kepada Site Manager.

5.5.1. Superintendent/ Kepala Seksi merupakan anggota tetap P2K3L


proyek.
5.5.2. Memastikan semua Program K3L dilaksanakan dan bertanggung
jawab terhadap hasil yang dicapai.
5.5.3. Bersama-sama dengan Project Manager dan Kepala K3L proyek
dalam membuat survey persiapan pra-kerja K3L (HIRADC) sebelum
dimulainya pekerjaan dan setiap kali diminta.
5.5.4. Melakukan komunikasi K3L kepada para staff serta WBS supervisor,
untuk mengingatkan mereka pada potensi bahaya yang mungkin
timbul dari operasi/pekerjaan mereka setiap hari.
5.5.5. Membuat program housekeeping, menetapkan tugas untuk
supervisor, pemeriksaan harian area kerja, melakukan pemeriksaan
housekeeping mingguan yang dilakukan oleh supervisor, membuat
catatan temuan ketidaksesuaian dan tindakan perbaikan yang diambil,
memelihara tanda - tanda K3L dan papan pengumuman sehingga
tetap dalam kondisi jelas dan mudah terbaca.
5.5.6. Mengembangkan dan mempertahankan jadwal pemeriksaan yang
ditetapkan sebagai berikut:
5.5.6.1. Peralatan utama seperti, alat berat kontruksi, truk,
kendaraan ringan, alat-alat, dan mesin, dll.
5.5.6.2. Semua peralatan rigging termasuk: tali kawat baja, shackle,
chain/level block, sling, tali manila, perancah, keranjang
personel, gondola dan lift, bel, dll.
5.5.6.3. Alat pemadam api ringan, dan peralatan pneumatik
5.5.6.4. Alat pelindung diri/ peralatan keselamatan,
memastikan bahwa supervisor mengharuskan semua
karyawan untuk menggunakan Alat pelindung diri yang tepat
seperti, pelindung kepala, perlindungan jatuh, pelindung
mata, pakaian, peralatan ventilasi, dll..
5.5.6.5. Melakukan pemeriksaan tempat kerja yang meliputi
kebersihan, tindakan tidak aman, kondisi tidak aman,
kondisi peralatan, dan ketaatan terhadap peraturan K3L.
5.5.6.6. Membuat kontak K3L dengan para pengawas.
5.5.6.7. Melakukan wawancara secara pribadi dengan semua
korban kecelakaan dan pengawasnya, serta berpartisipasi
dalam penyelidikan insiden fatal dan cacat tetap.
5.5.6.8. Mempertahankan komunikasi K3L yang efektif dengan para
pekerja
5.5.6.9. Memperlihatkan kepada semua personel, dengan
melakukan contoh tindakan, pelatihan dan mengembangkan
pemahaman yang lebih baik dalam pencegahan insiden.
5.5.6.10. Menentukan bahwa peralatan keselamatan telah dilengkapi,
dimanfaatkan dengan benar, dirawat dan dipelihara.
5.5.6.11. Membantu mengembangkan dan mengkomunikasikan
prosedur pekerjaan yang aman untuk operasi yang tidak
biasa atau berbahaya.
5.5.6.12. Memanfaatkan downtime akibat cuaca buruk, dll untuk
pelatihan K3L dan tujuan pendidikan.

5.6. SAFETY OFFICER


Bertanggung jawab untuk K3L bawahannya, kondisi yang aman dari area kerja
yang menjadi tanggung jawabnya, dan operasi yang aman dari peralatan
dikuasakan kepadanya serta bertanggung jawab kepada Superintendent.
Tanggung jawab tingkat Safety Officer adalah berikut:

5.6.1. Supervisor adalah anggota tidak tetap dari P2K3L Proyek.


5.6.2. Memaksa semua fase Program K3L yang mapan serta kontrol khusus
yang dikeluarkan oleh Inspektur dengan semua anggota kru dan
bertanggung jawab untuk memperoleh hasil.
5.6.3. Kontrol K3L dalam area kerja seluruh hidupnya, termasuk siapa pun
atau apa pun tidak terhubung dengan krunya, memasuki, bekerja,
atau meninggalkan area kerja.
5.6.4. Memastikan bahwa semua persyaratan administrasi, yaitu Analisis
Keselamatan Kerja, Izin bekerja, Izin Masuk ke daerah berbahaya dll
tersedia dan dipahami oleh semua bawahannya.
5.6.5. Periksa area kerja untuk mendeteksi bahaya, menyiapkan identifikasi
bahaya, analisis risiko dan mengendalikan risiko dan mengambil
pencegahan yang diperlukan dan tindakan korektif.
5.6.6. Laporan kepada Inspektur untuk setiap kondisi yang dia tidak mampu
untuk memperbaiki.
5.6.7. Pemeriksaan meliputi kebersihan, bahaya dari jalur utilitas listrik dan
lainnya, energi lainnya, lalu lintas, perdagangan lainnya, penjagaan
yang tidak ketat, karyawan yang saling bekerjasama, pekerjaan lain
yang simultan dengan orang lain.
5.6.8. Pastikan dan menginstruksikan karyawan untuk memeriksa APD
mereka, alat - alat, mesin dan perancah sebelum digunakan.
5.6.9. Memeriksa peralatan utama yang ditugaskan kepadanya dan
mengecek dengan operator dan peralatan utama lainnya untuk
memastikan tidak ada kerusakan.
5.6.10. Memeriksa setiap jenis kendaraan yang ditugaskan kepadanya dan
mengecek dengan sopir atau operator untuk memastika tidak ada
kerusakan.
5.6.11. Melakukan inspeksi secara rutin dan pemeliharaan tindak pencegahan.
5.6.12. Memeriksa perangkat pendukung, hoist, kait, katrol, tali kawat, sling,
dan rantai - rantai lain yang ditugaskan kepadanya dan
mempertahankan pengamatan yang berkelanjutan atas kondisi dan
penggunaan yang aman.
5.6.13. Menjaga melalui pengetahuan tentang prosedur kerja yang aman dan
peraturan yang tertuang dalam Manual K3L dan peraturan K3L lainnya
yang berlaku untuk pekerjaan yang dilakukan.
5.6.14. Amati bawahan untuk melihat, sejauh mungkin, apakah mereka cukup
berpengalaman, waspada dan dalam kondisi fisik yang baik jelas.
5.6.15. Mengharuskan penggunaan prosedur perlindungan jatuh dan APD
lainnya oleh karyawan di bawah pengawasan ketika diperlukan untuk
kinerja aman atas pekerjaan yang ditugaskan.
5.6.16. Menghadiri dan berpartisipasi dalam pertemuan-pertemuan seperti
yang dipersyaratkan oleh Inspektur, mengadakan Tool Box Meeting
sendiri setiap hari dengan bawahan.
5.6.17. Mengadakan rapat K3L dengan masing-masing karyawannya minimal
seminggu sekali.
5.6.18. Menyiapkan laporan investigasi atas semua kasus cedera perawatan
dokter.
5.6.19. Sesering mungkin berada dekat dengan para bawahan.
5.6.20. Ketika K3L tidak memungkin, berikan instruksi kepada mereka dan
ambil langkah-langkah yang diperlukan demi mencegah kemungkinan
kecelakaan.
5.6.21. Terus amati bawahan untuk memastikan kepatuhan mereka terhadap
peraturan dan prosedur-prosedur K3L.
5.6.22. Jika Pengawas tidak mampu melakukan koreksi, maka dia melaporkan
kepada Inspektur.
5.6.23. Setiap karyawan baru wajib mendapatkan penyuluhan/orientasi (Safety
Induction) mengenai bahaya dari pekerjaan atau tugas yang akan
dilakukan.
5.6.24. Mengembangkan perilaku K3L yang tepat di antara para bawahan
(pelatihan konstan dengan memberikan contoh yang benar dengan
memperhatikan aturan kerja dan perilakunya sendiri).
5.6.25. Ketika kondisi menjamin, pastikan karyawannya cukup terlatih untuk
mengenali pekerjaan-pekerjaan yang berbahaya atau prosedur kerja
yang tidak biasa dan memastikan pengawasan yang ketat.
Document number : Rev. 0
001/II-QHSE/28/JKT
Title :
HSE PLAN
Contract No : Job. No : Page 10 of 32

5.6.26. Jika ditemukan kompetensi yang kurang, ia akan mengembangkan


kebutuhan pelatihan dan mengajukan permohonan untuk pelatihan
kepada atasannya untuk proses tindakan lebih lanjut, dan harus
mengevaluasi bawahannya yang dilatih, untuk memastikan kompetensi
dan kemampuannya berkembang.

6. HIRADC & AKK:


6.1. Untuk menggambarkan langkah-langkah yang akan dilaksanakan
dalam proyek Pembangunan Halte CSW Trans Jakarta Tahap I dalam
mengidentifikasi bahaya, dan untuk penilaian dan pengendalian
risiko K3L.
6.2. Metodologi Indentifikasi aspek K3L dan penilaian risiko harus
dilakukan dengan mempertimbangkan lingkup kerja, peraturan
pemerintah, standar dan perjanjian kontrak.
6.3. Safety Officer harus membuat identifikasi bahaya, penilaian risiko
dan pengendalian menentukan (HIRADC) aspek K3L atau Analisis
Keselamatan Kerja.
Dasar membuat identifikasi bahaya, penilaian risiko dan
pengendalian menentukan (HIRADC) aspek K3L atau (JSA) Analisis
Keselamatan Kerja dengan ‘Risk Matrix Proyek:
7. PROGRAM DAN TUJUAN KERJA K3L PROYEK

7.1. VISI & TUJUAN:


Kontraktor menyatakan komitmennya untuk menerapkan manajemen K3L, di
samping itu, harus menggunakan tindakan pencegahan terhadap segala
kemungkinan yang dapat membahayakan manusia, kerusakan properti alat
kerja/ peralatan dan lingkungan. Untuk memenuhi komitmen ini, Kontraktor
termasuk subkontraktor wajib menyediakan dan memelihara lingkungan kerja
dan akan selalu menerapkan praktek kerja yang aman, kondisi kerja yang
aman dan selalu akan memberikan upaya penuh untuk meminimalkan bahaya
yang mungkin terjadi, dengan menyatakan target pencapaian sebagai berikut:

1. Tidak ada kecelakaan kerja fatal = 0 ("kematian nihil").


2. Tingkat Keseringan Cedera = maksimum 10 kasus per 1 juta jam kerja
3. Tingkat Keparahan Cedera = maksimum 20 hari hilang per 1 juta jam kerja
4. Tingkat Keseringan Nyaris Celaka = maksimum 10 kasus per 1 juta jam
kerja
5. Lingkungan = Ikuti Peraturan Pemerintah
7.2. PROGRAM UMUM K3L
Sebuah program K3L yang baik membutuhkan perencanaan yang sangat
baik dan dukungan dari kedua belah pihak baik dari kontraktor maupun personil
subkontraktor.
Dalam membangun dan mempertahankan program K3L proyek yang efektif
dan efisien, versi rinci Program K3L berada di item berikut :
7.2.1. Tahap Pra-Proyek / Pra-Tugas / Pra-Operasi
Sebelum pekerjaan mulai dan dalam periode persiapan, K3L proyek
Departemen Kontraktor harus memastikan bahwa semua
persyaratan administrasi K3L dan operasional yang tersedia, diulas,
diperbarui dan berlaku untuk digunakan.
7.2.2. Program Sebelum kerja :
Referensinya adalah Peraturan K3L milik Klien dan Kontraktor
sebagaimana tercantum dalam kontrak.

8. ADMINISTRASI & SISTEM PENGENDALIAN DOKUMEN K3L PROYEK.

8.1. Laporan Kegiatan K3L Proyek :


Kinerja kegiatan K3L harian, mingguan dan bulanan harus dipantau dan
dilaporkan secara teratur, tepat waktu dan akan ditingkatkan dari waktu ke
waktu.
Sistem pelaporan K3L Internal adalah sebagai berikut;
1. Laporan Harian K3L – Safety Officer bertanggung jawab untuk mencatat
dan membuat pengamatan kinerja harian, temuan standar titik lemah
dan kuat dalam jangka waktu satu hari kerja.
2. Laporan Mingguan K3L – Safety Officer bertanggung jawab untuk
membuat laporan harian dan menghasilkan analisis kinerja K3L proyek
untuk manajemen proyek.
3. Laporan Bulanan K3L - Membuat Laporan Harian dan Mingguan seperti
yang dijelaskan, dan melaporkan kepada HSE Konsultan.
4. Laporan Kinerja Bulanan K3L - Menggunakan bentuk laporan resmi
Contractor dengan tembusan kepada HSE Konsultan harus diserahkan
kepada Departemen K3L Kantor Pusat Contractor pada hari ke-10
setiap bulannya.
5. Laporan Awal Insiden - Kontraktor harus membuat laporan singkat
melalui media komunikasi kepada Koordinator K3L PT LRR, dalam hal
terjadinya insiden kerja (apa, siapa, mengapa, kapan, di mana dan
bagaimana)
6. Laporan awal harus diteruskan kepada Kepala Divisi, Direktur Operasi
dan Perwakilan Konsultan pada waktu yang sama seperti yang
dijelaskan di no. 6 di atas.
7. Laporan Awal Insiden - laporan singkat oleh manajemen proyek melalui
Media faks atau email ke Departemen K3L Kantor Pusat, dengan
tembusan kepada Kepala Divisi. Kepala dan Direktur Operasi, dalam
hal dengan terjadinya insiden kerja (apa, siapa, mengapa, kapan, di
mana dan bagaimana), selambat-lambatnya 2 x 24 jam setelah
terjadinya.
8. Laporan Rinci Insiden - berisi rincian dari temuan investigasi untuk
menganalisis tindakan korektif, mendapatkan bukti - bukti standar untuk
mengambil langkah - langkah perbaikan tindakan lebih lanjut,
meningkatkan kapasitas sumber daya manusia, kemampuan,
kompetensi, dll. Laporan harus diajukan ke kantor pusat Contractor
selambat-lambatnya 2 x 24 jam setelah kejadian, pernyataan saksi,
dokter sertifikat / pernyataan, polisi (jika perlu), data lengkap korban dan
data otentik lain, harus dilampirkan pada laporan tersebut.
9. Laporan Rincian Insiden Tertulis untuk Konsultan - berisi rincian dari
temuan investigasi sesuai kebutuhan untuk dilaporkan ke klien dengan
menggunakan bentuk Laporan resmi milik Konsultan.
10. Laporan Personalia – Personalia bagian HRD Departement harus
memberikan layanan ambulans, formalitas rawat inap,
menginformasikan ahli waris, asuransi, dan akan mencatat dokumen
untuk laporan kantor pusat Contractor ketika cedera serius/ fatal terjadi,
salinan atau laporan tersebut harus dikirim ke Manajer Proyek,
Koordinator K3L kantor pusat mengenai informasi dan tujuan keputusan
lebih lanjut.
11. Laporan Identifikasi Bahaya - berisi pengamatan risiko tinggi/ bahaya
potensial, yang akan digunakan untuk mengidentifikasi K3L standar
untuk menghindari cedera lebih lanjut/ kerusakan properti. Meliputi
tugas - tugas penting/ pekerjaan berisiko tinggi - identifikasi bahan
berbahaya (pekerjaan kritikal di daerah berbahaya, pengangkatan yang
kritikal / panas kerja / masuk ruang tertutup) dan dilaporkan di sini.
12. Regulasi SMK3 - melaporkan Insiden kepada instansi pemerintah, akan
diserahkan sesuai kebutuhan tepat waktu dan salinannya akan dikirim
ke K3L Kantor Pusat.
13. Laporan Insiden SMK3 harus ditinjau dan disetujui oleh manajemen
proyek sebelum serahkan.
Laporan kinerja SMK3 harus dibuat dan diserahkan kepada instansi
pemerintah, setiap 3 (tiga) bulan, dengan tembusan kepada
Departemen K3L kantor Pusat.
Laporan Kinerja K3L kepada pemegang saham bertanggung jawab
kepada Departemen K3L Kantor Pusat.
14. Laporan Aspek K3L terkait, yaitu Pelatihan, Kampanye, program K3L
proyek, foto kegiatan, catatan prestasi harus diserahkan kepada
Departemen K3L Kantor Pusat melalui email dengan lampiran yang
memadai.
15. Laporan K3L Penutupan Proyek - pada saat penyelesaian pekerjaan/
proyek, Pemimpin K3L proyek wajib menyampaikan laporan terakhirnya
K3L sebagai deskripsi rinci tentang apa yang dilakukan selama tahapan
pelaksanaan proyek.

8.2. Panduan Administrasi Sistem Pelaporan Kecelakaan.


Ketika terjadi insiden, perintah berikut harus diamati:
1. Memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K), jika
diperlukan, dan membuat korban senyaman dan seaman mungkin.
2. Kirim bantuan pertolongan pertama sehingga cedera dapat diobati atau
stabil dan transportasi diatur ke Instalasi Gawat Darurat atau fasilitas
medis.
3. Memperoleh nama dan alamat dari semua saksi.
4. Jangan pernah mengakui kewajiban atau mencoba untuk
menegosiasikan kewajiban, ini adalah tanggung jawab dari Contractor
asuransi. Di daerah di mana perwakilan asuransi mungkin tidak
tersedia, manajemen proyek dapat diberi kewenangan untuk membuat
keputusan. Beritahu kantor klaim melalui telepon dalam kasus cedera
parah, kematian atau kerusakan properti yang cukup berat.
5. Lengkapi semua laporan yang diperlukan oleh hukum, oleh Klien dan
Contractor dan Contractor asuransi seperti yang telah digariskan.
6. Siapkan dan mendistribusikan semua laporan yang berlaku.

8.3. Catatan sesuai dengan pelaporan insiden


1. Catatan Cedera - Semua catatan cedera dan catatan perawatan medis
harus disimpan.
2. Safety Officer Proyek akan mencatat semua kejadian- kecelakaan kasus
dalam buku Rekam Medis.
3. HRD Kantor Pusat - Laporan Cedera dari Contractor - Formulir ini harus
dibuat untuk semua kejadian cedera yang membutuhkan jasa dokter,
rumah sakit, atau hasil dalam waktu yang hilang.
4. Semua subkontraktor pada proyek-proyek harus mengikuti persyaratan
pencatatan pengendalian dokumen dan sistem pelaporan Contractor.
5. Karyawan subkontraktor - Semua personil subkontraktor yang dirawat/
memakai obat di kotak P3k harus dicatat.
6. Investigasi Insiden - Semua insiden harus diselidiki untuk menentukan
penyebab dan tindakan korektif yang harus diambil untuk mencegah
kejadian serupa. Mengacu pada prosedur operasi standar / instruksi
untuk penyelidikan insiden.
7. Karyawan Terluka Kembali Bekerja - Jika karyawan terluka tidak dapat
melanjutkan tugas - tugas rutin, dan kembali ke pekerjaan rutin harus
ditentukan dan disahkan oleh dokter.
8.4. Laporan Safety Officer atas investigasi kecelakaan.
Setiap Insiden yang membutuhkan safety officer/ petugas P3K/ perawatan
dokter harus segera diselidiki oleh Safety Koordinator, karyawan terluka dan
hasilnya dicatat dan ditunjukkan pada Laporan Investigasi insiden Supevisor.
Supevisor adalah atasan langsung staff yang bertanggung jawab dan
bertanggung jawab penuh dari pekerjaan yang sedang dilakukan pada saat
kecelakaan - insiden.
Supervisor bekerjasama dalam menyediakan semua informasi yang diminta
secara detail karena sangat penting untuk upaya pencegahan insiden. Untuk
mencegah insiden, penyebabnya harus ditentukan dan kondisi diperbaiki.
"Laporan Investigasi insiden Supervisor " tersebut harus didistribusikan
sebagai berikut:
1. Asli untuk Departemen Safety Koordinator Kantor Pusat.
2. Satu salinan Manajer Proyek Senior, untuk informasi kepada Direktur
Operasi.
3. Satu salinan ke HRD Kantor Pusat (untuk tujuan kompensasi pekerja).
4. Satu salinan harus disimpan oleh bagian K3L proyek.

8.5. Catatan data kecelakaan/ insiden


Tujuannya adalah untuk memberikan catatan langsung dari semua perawatan
dan data dari hal apapun terjadi selama kegiatan sehari-hari.
Menyimpan data catatan insiden adalah tanggung jawab administrasi
Perwakilan K3L setiap proyek, sedangkan pencatatan harian didelegasikan
kepada kehadiran medis.

8.6. Statistik dan Rangkuman kecelakaan/ insiden bulanan.


Laporan ini disiapkan terdiri atas ringkasan kasus yang terjadi setiap bulannya
pada proyek, termasuk yang terjadi pada subkontraktor di bawah tanggung
jawab manajemen Contractor.

8.7. Otorisasi Medis


Semua karyawan pada proyek harus memperoleh bentuk Otorisasi Medis (dari
bagian personil proyek) sebelum melaporkan ke fasilitas medis. Karyawan
harus mengubah formulir ini ke petugas medis. Petugas medis / dokter harus
mengisi bagian yang sesuai dan mengembalikannya kepada karyawan. Pada
saat kembali ke pekerjaan, karyawan harus melaporkan Otorisasi Medis ke
bagian HRD Kantor Pusat.
Bagian HRD Kantor Pusat harus menyimpan semua salinan Otorisasi Medis
dan harus memberitahukan supervisor yang bertanggung jawab (sebelum
akhir hari kerja) atas ketidakmampuan karyawan untuk kembali bekerja.
8.8. Laporan Hari kerja Hilang.
Setiap kali seorang karyawan tidak dapat kembali bekerja keesokan harinya
atau shift berikutnya, karena sebuah insiden atau sakit, laporan harus selesai
dan didistribusikan sebagai berikut:

1. Salah satu salinan ke bagian HRD


2. Department (untuk bagian kompensasi pekerja).
3. Asli untuk Department K3L.
4. Satu salinan ke Manajer Proyek, untuk informasi kepada Direktur
Operasi.
5. Satu salinan harus dipertahankan dalam file proyek K3L.

8.9. Laporan kerusakan/ kerugian barang


Laporan dari setiap kerusakan properti atau rugi harus didistribusikan sebagai
berikut:

1. Asli untuk K3L Department.


2. Satu salinan ke Manajer Proyek, untuk informasi kepada Direktur
Operasi.
3. Salah satu salinan ke bagian Asuransi Korporasi.
4. Satu salinan harus dipertahankan dalam file proyek K3L.

Laporan ini disusun oleh Perwakilan K3L dan ditandatangani oleh Manajer
Proyek.

8.10. Laporan insiden dan kerugian


Laporan ini harus diselesaikan untuk setiap insiden yang melibatkan
kendaraan bermotor berlisensi ketika ada cedera tubuh atau kerusakan harta
benda. Kerusakan pada kendaraan itu sendiri harus dilaporkan pada "Laporan
Kerusakan atau Kerugian" formulir yang digunakan untuk melaporkan kerugian
alat dan peralatan.Ini akan didistribusikan sebagai berikut:

1. Asli untuk Department K3L.


2. Satu salinan ke Manajer Proyek, untuk informasi kepada Direktur
Operasi.
3. Salah satu salinan ke bagian Contractor Asuransi.
4. Satu salinan harus dipertahankan dalam file K3L proyek.

Laporan ini disusun oleh Perwakilan K3L dan ditandatangani oleh Manajer
Proyek.
8.11. Program dan Pedoman K3L
1. Lalu Lintas dan Manajemen Perjalanan Sistem / traffic peraturan.
a. Pembatasan Kecepatan, rambu lalu lintas, lampu selang LED, lampu
rotary, dll
b. Jalan raya untuk kendaraan manajemen konstruksi & peralatan.
2. Program Defensive Driving untuk seluruh karyawan berlaku bagi mereka
yang berkendara.
3. Kebijakan Narkoba & Alkohol.
4. Program penanggulangan dan pencegahan Kebakaran.
a. Alat Pemadam Api.
b. Aturan dilarang merokok.
c. Aturan pembatasan merokok.
d. Aturan Makan dan minum.
5. Jalur Evakuasi Darurat, lokasi tempat berkumpul dan melakukan latihan
tanggap darurat berkala.
6. Izin Kerja (Pekerjaan panas, pekerjaan dingin, memasuki ruang terbatas,
Penggalian, dll)
7. Fasilitas Medis (Mengikuti PT.LRR)
a. Ketersediaan fasilitas untuk Klien.
b. Ketersediaan fasilitas medis untuk Contractor - Subcontractor.
c. Ketersediaan fasilitas medis untuk umum.
8. Pengendalian Lingkungan - Fasilitas pembuangan.
9. Area parkir yang aman.

8.12. Job - Layouts Proyek


Sebelum pekerjaan mulai, Tim Fasilitas Sementara harus merencanakan K3L
ke dalam tata letak pekerjaan proyek. Hal ini harus diikuti dengan survei
proyek oleh anggota tim manajemen proyek.
1. Work Area.
a. Rencana untuk area kerja yang memadai; trotoar & landasan pacu,
termasuk pintu keluar darurat dan tempat berkumpul.
b. Rencana alat bantu yang memadai, atau elevator, pencahayaan,
Shelter
c. Rencana penanggulangan dan pencegahan kebakaran.
d. Rencana informasi K3L, arahan, tanda-tanda peringatan, papan dan
poster K3L yang informatif dan memadai.
2. Utilitas.
a. Lokasi perkantoran, loker pekerja, gudang, tempat penyimpanan alat,
area laydown, lokasi pembuangan, area fabrikasi, Bengkel
pemeliharaan, dll, di tempat-tempat yang aman dan nyaman.
b. Pengaturan yang aman dari setiap alat listrik, mempertimbangkan
lokasi jalur tegangan tinggi (mengatur pemindahan, menghilangkan
energi, atau penghalang kontak jika kemungkinan).
c. Lokasi fasilitas sanitasi harus memenuhi persyaratan kesehatan, air
minum, dll, untuk keselamatan, kesehatan dan kenyamanan.
3. Kendaraan.
a. Tentukan pengelolaan tempat parkir yang tepat dan area bongkar
muat.
b. Pemasangan tanda-tanda lalu lintas, sinyal, lampu selang led, dll,
untuk pengaturan lalu-lintas kendaraan dan transportasi proyek.

4. Jadwal.
a. Materi-materi K3L untuk berbagai tahapan pekerjaan harus
direncanakan, dipantau dan diperintahkan sehingga mereka harus
dimiliki sesuai kebutuhan, misalnya: peralatan, alat pelindung diri,
peralatan ventilasi, dll
b. Kemajuan pekerjaan direncanakan untuk membatasi jumlah
kelompok kerja bekerja secara bersamaan di area kerja yang sempit.

8.13. Tahap Pra-Operasi & Operasi


8.13.1. Safety Induction
a. Safety Induction K3L dilakukan sebelum personil atau sub-kontraktor
mulai bekerja.
b. Bagian K3L akan melakukan safety induction K3L kepada karyawan
baru pada perekrutan dan setiap personel harus menandatangani
pernyataan pemahaman dan komitmen.
c. Semua petugas harus didaftarkan dan disimpan oleh Departemen
K3L, safety induction dan pusat pelatihan diatur sesuai dengan
kondisi area yang tersedia.
d. Yang perlu ditekankan pada Program K3L kepada karyawan baru dan
memberitahu mereka bahwa yang paling penting dari kondisi kerja
adalah ketaatan pada peraturan K3L.
e. Pada saat orientasi, karyawan harus diinstruksikan untuk melaporkan
semua kecederaan dengan segera kepada pengawas berapa
kecilpun tingkat kecederaan tersebut.
f. Pada saat penugasan kerja, Supervisor & Safety Officer akan
menginstruksikan kepada seluruh pekerja baru dari setiap bahaya
yang spesifik di tempat kerja, memastikan bahwa semua personil
mengerti bagaimana melakukan praktik kerja yang aman.
g. Tujuan dari safety induction K3L untuk personil proyek adalah:
 Tetapkan standard dan persyaratan K3L.
 Memastikan pendekatan yang konsisten untuk orientasi
kualitas.
 Menjamin kesesuaian terhadap kebijakan proyek K3L dan
prosedur.
h. Perilaku personil terhadap pencegahan insiden tergantung pada
perilaku safety officer/ supervisor. Safety officer/ supervisor harus
memberikan ketertarikan personil baru terhadap perilaku K3L,
memastikan bahwa informasi K3L yang diperlukan telah disediakan
dan bahwa personel baru
menyesuaikan diri dengan baik terhadap proyek. Bimbingan langkah-
langkah tindakan adalah bagian dari safety induction K3L dari
personel baru, terdiri dari:
 Tanyakan tentang proyek terakhir.
 Jelaskan proyek baru.
 Tunjukan area kerja kepada personil dan tunjukan daerah-
daerah yang berbahaya.
 Memperkenalkan personil satu sama lain.
 Bagikan pengetahuan tentang peraturan-peraturan.
 Berikan bawahannya tes mengoperasikan peralatan.
 Mengawasi personil baru selama beberapa hari pertama.
 Periksa dan evaluasi untuk mengetahui bagaimana individu
mengalami kemajuan.
i. Semua pengawas yang ditugaskan untuk proyek atau dipromosikan
dari tenaga kerja lapangan harus diorientasi mengenai tanggung
jawab mereka dalam waktu satu minggu dari tugas mereka. Informasi
yang tercakup meliputi:
 Tanggung jawab Safety Officer.
 Pengamatan Program Pelatihan K3L / penegakan aturan K3L
(jika ada).
 Motivasi K3L.
 Praktek Aman untuk kehalian tertentu.
 Teknik investigasi Kecelakaan / insiden.
 Melakukan pertemuan K3L yang efektif.
 Persyaratan Klien dan pemerintah.
 Pengaruh insiden pada produktivitas.
j. Semua pengawas harus belajar dan memberlakukan semua aturan
dan ketentuan K3L Contractor dan aturan-aturan yang berlaku untuk
pekerjaan mereka.
k. Mereka harus memberikan contoh kepemimpinan yang baik kepada
bawahan mereka dan rekan kerja dengan mematuhi aturan kerja dan
kepemimpinan mereka di K3L.
l. Semua pengawas akan mengetahui semua persyaratan untuk izin
kerja, dan harus menjamin tidak ada hasil kerja tanpa izin.
m. Pendidikan dan komunikasi mengenai bahaya penyalahgunaan zat di
tempat kerja, serta kebijakan Contractor dan peraturan kerja, diberikan
secara teratur.
n. Semua pengawas lapangan harus menyelesaikan pelatihan dasar
sebelum proyek start up.
o. Merokok tidak diizinkan pada proyek selama tahap konstruksi kecuali
di tempat merokok.
Document number : Rev. 0
001/II-QHSE/28/JKT
Title :
HSE PLAN
Contract No : Job. No : Page 20 of 32

8.13.2. Pertemuan K3L


Pertemuan pagi K3L/ Tool Box Meeting (TBM) dilakukan setiap
hari: Semua karyawan (termasuk subkontraktor) wajib hadir, TBM
harus dicatat & dilaporkan oleh Bagian K3L Proyek. Pertemuan ini
dilakukan untuk informasi K3L umum, dengan pembicara secara
bergantian oleh para kepala seksi/ Engineer Lapangan/ Project
Manager dan akan dimasukkan dalam instruksi kerja khusus tentang
pertemuan K3L pagi.
Pengawas menginstruksikan personil mereka untuk bekerja dengan
aman, selama Tool Box Meeting.
Tool Box Meeting :
1. Pendidikan K3L yang berkesinambungan di proyek dilakukan
melalui "Tool Box Meeting harian" yang efektif. Demi mencapai
tujuan Contractor dengan penggunaan "TBM".
2. "TBM" adalah bentuk pola komunikasi dua arah, yang wajib
menginformasikan kepada setiap karyawan setiap pesan K3L
tambahan atau baru yang tidak disampaikan selama masa safety
induction, uraian harus berisi penentuan bahaya/ risiko tugas
yang diberikan, alat dan peralatan yang akan digunakan,
kesiapan personil, baik secara fisik maupun mental, detail wajib
dicatat oleh personil yang ditugaskan di masing - masing
kelompok, Pengawas yang berwajib harus memantau dan
menjaga dokumentasi dari kelompoknya.
3. Informasi dari Bagian K3L, informasi tentang aspek - aspek
umum lainnya, dan setiap ada subjek baru harus dikirimkan
kepada supervisor kelompok kerja, yang pada gilirannya akan
menginstruksikan bawahannya. Jika ada informasi K3L atau
pertanyaan dari pekerja, harus dikirimkan kepada atasan mereka,
untuk langsung ditindaklanjuti.
4. "TBM" akan dianggap sarana komunikasi dua arah. Untuk
memiliki TBM yang efektif dan efisien, semua Pengawas
harus mempersiapkan TBM.
5. Mencakup topik yang terkait dengan aspek - aspek K3L dalam
tugasnya dan pencegahan untuk menghindari cedera/
kerusakan:
a. K3L pekerja (fisik & mental) yang bertugas.
b. Langkah - langkah penting dan Bahaya di tempat kerja.
c. Peralatan dan kondisi peralatan.
d. Pemahaman para pekerja bagaimana melakukan pekerjaan
dengan aman, serius dan penuh kesadaran.
e. Pemicu semangat - tema yang diluncurkan harus sesuai
dengan kampanye K3L yang ada.
f. Waktu untuk Tool Box Meeting tidak boleh digunakan untuk
percakapan sosial atau kelompok, tetapi digunakan untuk
memberikan informasi yang berharga terkait dengan K3L.
6. TBM dipimpin oleh Safety Officer
a. Safety officer mengadakan pertemuan untuk personilnya,
menetapkan seseorang untuk mencatat dan memperoleh
daftar hadir ditandatangani semua peserta untuk setiap
pertemuan.
b. Catatan dan daftar hadir harus dikumpulkan setiap minggu
oleh Bagian.
c. Durasi TBM tidak akan melebihi 10 - 15 menit.
d. HSE Officer bertanggung jawab untuk memantau hasil TBM.

8.13.3. Rapat Koordinasi K3L


Tujuannya adalah untuk menjaga perhatian pengawas dan personil
WBS atas K3L, dan untuk memperkuat standar K3L.
1. Manajer Proyek akan mengadakan pertemuan dengan Tim K3L
(Pengawas Lapangan/ Pemimpin Bagian) setidaknya sekali
seminggu.
2. Pertemuan K3L dapat dikombinasikan dengan rapat staff mingguan
atau dilakukan secara terpisah. Hal-hal yang perlu diskusikan antara
lain :
a. Pertemuan K3L
b. Pekerjaan baru/ berisiko tinggi/ tugas-tugas penting lainnya
c. Bahaya-bahaya yang mungkin timbul dan prosedur atau standar
operasi yang benar dan akan digunakan.
d. Tindakan tidak aman, pelanggaran aturan/ prosedur atau kondisi
tidak aman, yang mungkin telah diamati/ ditemukan.
e. Temuan - temuan perilaku “pekerja” dan komentar dari pengawas
K3L.
f. Peninjauan Program Pencegahan Insiden & Cedera.

8.13.4. Pertemuan K3L antar Individu, Konsultasi dan Komunikasi


Interpersonal.
1. Di bawah program K3L, Pengawas harus mengadakan pertemuan
K3L dengan karyawan di bawah pengawasan mereka.
2. Pertemuan pelatihan K3L secara lisan ini direncanakan antara
Pengawas dan karyawan, tujuannya mendidik karyawan
bagaimana bekerja dengan aman dan mempertahankan tingkat
kesadaran K3L dan kesadaran akan bahaya.
3. Pertemuan K3L antar individu adalah salah satu cara yang paling
efektif untuk mendapatkan keselamatan pada pekerja karena
memiliki sentuhan pribadi, Supervisor menjadi pendengar yang
baik, dan Supervisor dapat menyesuaikan pendekatannya kepada
orang yang dihubungi dan bahaya spesifik.

8.13.5. Meeting K3L Contractor dan Sub-Kontraktor.


1. Pertemuan Koordinasi mingguan antara Bagian K3L Contractor dan
semua Subkontraktor harus diadakan.
2. Pertemuan akan diprakarsai oleh Safety Officer Contractor, harus
dibuat undangan tertulis dan catatan kehadiran.
3. Topik terkait K3L dan mata pelajaran lain dapat mempengaruhi
kinerja K3L Contractor dan atau Subkontraktor tersebut.
4. Observasi Terkait, ketidaksesuaian, kemajuan program K3L,
personil mingguan, perlengkapan, peralatan, dan tinjauan Kinerja
kampanye K3L.
5. Kebutuhan pelatihan atau program terkait lainnya yang diperlukan.
6. Pertemuan mingguan juga akan membahas kondisi kinerja K3L,
temuan-temuan ketidaksesuaian dan rencana tindakan perbaikan.

8.13.6. Rapat K3L dengan Pihak Eksternal


Rapat Koordinasi K3L adalah sesuai dengan kebutuhan Owner.

8.14. Inspeksi K3L


8.14.1. Umum Inspeksi
Orang-orang yang akan melakukan inspeksi K3L secara berkala atara lain :
1. Patroli K3L Harian (pengamatan K3L) oleh Personil K3L Proyek -
tugasnya adalah menjamin penerapan sistem K3L.
2. Inspeksi K3L Harian subkontraktor (pengamatan K3L) - tugasnya
adalah menjamin praktik kerja yang aman dan memelihara lingkungan
kerja yang aman, dan kepatuhan terhadap peraturan dan regulasi
K3L.
3. Komite K3L Mingguan Proyek - tugasnya adalah untuk meninjau
laporan pengamatan kinerja minggu lalu.
4. Patroli K3L Mingguan bersama Konsultan, Contractor & perwakilan K3L
subkontraktor.
5. Ulasan manajemen K3L triwulan oleh Kepala departemen K3L -
tugasnya menelaah secara keseluruhan kinerja K3L sebelumnya.

8.14.2. Penilaian / Audit / Evaluasi


1. Penilaian Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja -
setiap 6 bulan sekali.
2. Departemen Tenaga Kerja.
Petugas Auditor perwakilan dari dinas Tenaga Kerja harus didukung
penuh oleh Pemimpin K3L Proyek.

8.14.3. Inspeksi CETVM


Pemeriksaan wajib dilakukan untuk semua peralatan, kendaraan, alat, dan
mesin sesuai dengan Persyaratan K3L CEVTM Contractor dan klien, mencakup
semua aspek K3L untuk CEVTM.
1. Alat berat yang diinspeksi yaitu Crane, Lifting & Pengangkutan dll
2. Pemeriksaan Kendaraan Berat, yaitu Trailer, Truck, Forklift dll
3. Pemeriksaan kendaraan ringan, yaitu Jeep, Pick-up, dll
4. Pemeriksaan Alat-alat listrik dan alat angkat / peralatan pendukung
yaitu sling, hook, rantai / tuas / katrol dll
5. Inspeksi Alat pemadam api ringan dll
6. Pemeriksaan Mesin, yaitu generator set, mesin las, dll
7. Pemeriksaan Alat khusus, yaitu mesin gerinda, mesin bor, dll
Semua pemeriksaan harus dicatat menggunakan format Pemeriksaan CEVTM
resmi, dan harus dilaporkan oleh safety officer kepada HSE Konsultan, Laporan
catatan kinerja CEVTM digunakan untuk mengembangkan Laporan Kinerja Bulanan
K3L dan harus disimpan dalam dokumentasi K3L proyek.

9. PELAYANAN KESEHATAN:

1. Pertolongan pertama dan selanjutnya fasilitas perawatan medis harus dilengkapi


oleh HRD contraktor dan safety officer, melalui kerjasama dengan klinik atau rumah
sakit setempat yang seluruhnya menjadi tanggung jawab pihak Contractor (PT.
LRR). Tanggung jawab utama yaitu untuk menangani keadaan darurat, cedera
akibat kerja, tetapi tidak terbatas untuk penanganan karyawan sakit.
2. Darurat Nomor:
Nomor-nomor telepon berikut harus dipasang di setiap area proyek:
a. Mobil Operasional
b. Rumah sakit
c. Kantor Polisi
d. Pemadam Kebakaran
Hal ini akan mempercepat pelayanan medis darurat jika terjadi kecelakaan atau
bencana.

10. ALAT PELINDUNG DIRI (APD):


1. Setiap karyawan akan menerima APD diperlukan untuknya / pekerjaannya.
2. Ketika peralatan tambahan diperlukan demi keamanan pekerjaan yang
ditugaskan sedangkan peralatan tersebut tidak tersedia di gudang material, maka
harus dibuatkan form permintaan untuk diajukan kepada Koordinator K3L.
3. Para Supervisor dengan bantuan dari Safety Officer Proyek harus menentukan
jenis-jenis APD yang dibutuhkan untuk sebuah pekerjaan.
4. Deskripsi persyaratan minimum Alat Pelindung Diri (APD);
Mengacu pada UU No 1 Tahun 1970 dan kebijakan Contractor, jenis dan
spesifikasi APD antara lain sebagai berikut:
a. Helm; - MSA.
b. Sepatu Safety dan Sepatu Boot – berbahan kulit / karet dengan besi pelindung
jari kaki.
c. Baju lengan panjang dan celana (sebagai seragam yang ditentukan oleh
peraturan Contractor) & Rompi Scothlight.

5. APD Tambahan :
a. Kaca mata pengaman – lensa bening dan lensa gelap;
b. Safety Goggle untuk pekerjaan menggerinda – berlensa bening;
c. Safety Goggle untuk pekerjaan Fitter / Welder - lensa bening dan lensa gelap;
d. Face Mask Pelindung muka – untuk Welder (tukang las);
e. Masker debu – berbahan kapas atau kertas;
f. Pelindung muka dari zat kimia - dengan penyaringan cartridge;
g. Pelindung telinga – bebahan spons atau tipe headphone;
h. Apron – berbahan kulit untuk tukang las / berbahan serat khusus untuk
pekerjaan kimia.
i. Sarung tangan - untuk semua jenis pekerja umum, rigger, fitter, Millwrights,
roustabout, tukang las, listrik, bahan kimia / penanganan bahan berbahaya;
j. Fall protection – full body harness with abssorber untuk pekerjaan elevasi;

6. Catatan Distribusi APD:


a. Semua APD yang dikeluarkan dari Gudang harus diketahui dan disetujui oleh
Supervisor bersangkutan/ Team Logistik, Pemimpin K3L Proyek harus
mengetahui, mencatat dan mendokumentasikan permintaan untuk mengetahui
data distribusi APD teraktual untuk memantau kontrol kerugian. Tanggung
jawab dan wewenang ini diatur dalam bentuk instruksi lapangan kerja.
b. Safety Officer harus menyusun instruksi tertulis untuk memantau permintaan,
pemesanan, penerimaan, penyimpanan, dan distribusi APD. Hal ini harus
dilakukan dengan berkoordinasi dengan bagian team logistik Proyek.
c. APD wajib dipakai setiap saat di proyek. Tanda - tanda wajib untuk
mengingatkan semua personil harus dipasang di lokasi dimana penggunaan
APD diwajibkan, untuk menghindari cedera.
d. Peralatan tambahan dan item keamanan yang serupa mungkin diperlukan
tergantung pada sifat pekerjaan dan area kerja yang terlibat.
e. Demi menghindari kemungkinan kejatuhan material dan benda-benda, maka
perangkat perlindungan keselamatan yang tepat harus dikenakan.

11. PROGRAM PENCEGAHAN INSIDEN PROYEK


1. Tanggung jawab dan akuntabilitas untuk pencegahan insiden diberikan kepada
Manajer Proyek.
Dalam melaksanakan tanggung jawab tersebut, otoritas didelegasikan sebagai
berikut:
a. Safety Officer & Manager Proyek bertanggung jawab untuk pencegahan
insiden di seluruh area kerja.
b. Dalam menetapkan program pencegahan insiden proyek, faktor-faktor berikut
harus dipertimbangkan :
1. Jumlah Karyawan.
2. Jenis Pekerjaan.
3. Kebutuhan klien.
4. Peraturan Contractor.
5. Personel terlatih.
6. Bahaya khusus.
7. Kondisi Area / Komunitas
2. Berikut ini adalah Personil yang bertanggung jawab dalam organisasi Komite K3L
proyek:
a. Manajer Proyek sebagai Ketua Dewan Komite K3L proyek.
b. Pemimpin K3L proyek sebagai Sekretaris Dewan Komite K3L proyek.
c. Para Supervisor proyek sebagai Anggota Tetap Dewan Komite K3L proyek.
d. Para Pemimpin bagian supporting sebagai Anggota Tetap Dewan Komite
K3L proyek.
e. Subkontraktor sebagai Anggota Tetap Dewan Komite K3L.
f. Semua Notulen rapat harus dicatat oleh Sekretaris Komite dan dibagikan
kepada seluruh anggota Komite dan depatemen K3L Kantor Pusat.

12. ASURANSI
1. Asuransi menjamin cedera pribadi harus berdasarkan Skema Asuransi 24-jam.

2. Asuransi menjamin pengobatan medis, rumah sakit dan kesehatan kerja non
sakit/ penyakit harus diperoleh oleh SUBCONTRACTOR mengacu pada
peraturan Contractor.

3. Jamsostek (Jaminan Sosial Tenaga Kerja) / BPJS yang telah diatur oleh
pemerintah harus menjamin setiap pekerja pada skema asuransi 24-jam.

13. PROYEK K3L KETENTUAN & PERATURAN


1. Aturan & Peraturan mengenai tindakan pencegahan K3L proyek yang berlaku
akan dikeluarkan dalam bentuk dokumen Prosedur Operasi Standar untuk
panduan implementasi K3L Project - rincian harus diadaptasi dan diterjemahkan
ke dalam bentuk Instruksi Kerja Aman di tingkat project manager jalur oleh
Bagian K3L proyek.

2. Tindakan pencegahan K3L umum antara lain sebagai berikut :


a. Setiap upaya yang wajar harus diambil untuk memastikan kinerja K3L dari
para pekerja.
b. Tidak ada pekerja yang ditugaskan atau diizinkan untuk bekerja di tempat
yang tidak aman kecuali pekerjaan untuk membuatnya menjadi aman, dan
hanya setelah tindakan pencegahan yang tepat telah diambil untuk
melindungi pekerja saat melakukan pekerjaan tersebut.
c. Sebelum memulai pekerjaan, Safety Officer harus membuat survei kondisi
proyek untuk menentukan prediksi jenis bahaya kepada karyawan dan
menentukan peralatan safety apa saja yang diperlukan untuk melakukan
pekerjaan tersebut.
14. PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR (SOP) K3L PROYEK & INSTRUKSI
KERJA (SWI)
Prosedur Operasi Standar K3L / Instruksi Kerja Standar:
1. Pentingnya mengidentifikasi "Pekerjaan berisiko tinggi", SOP K3L / Safe Work
Instruction untuk melakukan pekerjaan dengan aman, analisis tugas-tugas
penting, pengembangan lebih lanjut dari praktek dan kondisi yang aman,
termasuk pelatihan bagi mereka yang bertanggung jawab untuk pekerjaan
dan tindak lanjut untuk memastikan bahwa pekerjaan dilakukan sebagaimana
mestinya.
2. SOP/ SWI dibuat untuk setiap jenis pekerjaan dan kegiatan proyek ini,
panduan umum pembuatan SOP/ SWI dibuat di Kantor Pusat dan
dikembangkan lebih lanjut di proyek.

15. RENCANA PENGELOLAAN LIMBAH


Referensi - ISO 14001:2004 EMS
Rencana ini berlaku untuk setiap kelebihan material (padat, cair, atau campuran)
yang dihasilkan sebagai limbah selama pekerjaan konstruksi atau pekerjaan
pemeliharaan.
1. Limbah Berbahaya (B3): mengandung bahan yang terkontaminasi dengan
pelarut hidrokarbon, kayu yang diolah secara kimia, bahan bakar, cat, coating,
residu, logam berat, limbah medis, limbah minyak, pelumas, pelumas bekas
dan bahan beracun lainnya.
2. Limbah Tidak Berbahaya: Termasuk kayu tidak diolah dgn bahan kimia,
limbah limbah padat, logam bekas dan sisa lainnya yang tidak dikategorikan
sebagai limbah berbahaya oleh AMDAL.
Limbah Tidak Berbahaya akan dipindahkan ke daerah pengumpulan sampah
yang ditunjuk, di mana limbah tersebut harus dipisah-pisahkan.
3. Proses keseluruhan pengelolaan sampah diringkas dalam struktur alur
pengelolaan. Proses ini menggabungkan prinsip pencegahan polusi. Jika
limbah tidak bisa dihilangkan, setidaknya jumlah limbah sedapat mungkin
ditekan.
4. Pemilahan Limbah
Mengingat banyaknya jenis limbah dihasilkan oleh kegiatan proyek,
pemilahan limbah dilaksanakan dengan menyortir dan memisahkan limbah
berdasarkan karakteristiknya.
a. Bahan limbah harus dipisahkan dari sumbernya dengan menyediakan
tempat sampah berwarna dan ditandai (dengan simbol universal dan
tulisan dalam Bahasa Indonesia) untuk menyimpan limbah.
b. Sampah harus diberi label yang jelas dalam bahasa Inggris, Indonesia, dan
simbol-simbol Internasional, jenis-jenis limbah dan tindakan pencegahan
ketika menangani sampah.
c. Sampah harus ditempatkan di kantor-kantor, area-area proyek, mess
karyawan, dan klinik. Tidak boleh ada tempat sampah yang meluap, dan
wadah penyimpanan limbah harus diganti segera jika sudah rusak.
Jumlah tempat sampah untuk setiap jenis sampah harus cukup dan
ditempatkan pada titik-titik pengumpulan. Sampah K3L harus ditempatkan
dan dikosongkan secara efektif dan tepat waktu di tempat pembuangan
sampah yang berbeda.

5. Pengumpulan dan kebersihan.


Semua limbah padat harus dikelola dan dikemas dengan baik dan dibuang.
Keamanan, kebersihan dan kerapian kantor dan area proyek harus selalu
dijaga.
Harus dibentuk sebuah tim khusus untuk menangani kegiatan pengumpulan,
penyimpanan dan pembuangan sampah, serta pembersihan jalan, bangunan,
tempat tinggal dan fasilitas sanitasi. Tempat sampah harus diletakkan pada
titik-titik yang mudah diakses oleh petugas kebersihan dan truk sampah harus
disediakan sesuai kebutuhan, dan termasuk hal-hal berikut ini :
a. Menyediakan truk sampah yang dirancang khusus dan diproduksi untuk
tujuan memungut sampah dan mengangkutnya dengan cara yang aman.
Sampah harus ditaruh dalam kantong plastik atau drum dengan tutup ketat.
b. Mengumpulkan limbah sisa makanan dari makanan sehari-hari seluruh
karyawan di kantor dan di area proyek serta di mess.
c. Gunakanlah tempat sampah yang anti lalat di tempat - tempat makan,
kantor, area proyek dan semua tempat sampah harus langsung dibersihkan
segera mungkin setelah tempat sampah dikosongkan.

16. RENCANA SUSUN DARURAT PROYEK .


1. Rencana ini bertujuan untuk mempersiapkan respon terhadap keadaan darurat
dalam kaitannya dengan jenis proyek dan lokasi fisik.
a. Proyek ini akan mengembangkan rencana evakuasi darurat, sesuai dengan
persyaratan dan lay out proyek yang ada, karyawan baru wajib diberi tahu
mengenai rencana keadaan darurat ini pada saat safety induction K3L
karyawan baru.
b. Rencana evakuasi darurat harus kembali diajarkan dalam latihan rutin
tanggap darurat agar personil mendapat informasi terbaru mengenai
prosedur.
c. Konsultan membimbing pengawasan melalui proses identifikasi kejadian
darurat yang potensial dan mengembangkan rencana utama untuk
menanggulanginya.
d. Personel pengawas harus dilatih secara untuk bertindak sebagai pemimpin
evakuasi sehingga karyawan dapat dengan cepat dipindahkan dari lokasi
bahaya ke daerah aman yang ditetapkan.
e. Setidaknya satu pengawas K3L akan ditugaskan sebagai koordinator untuk
masing-masing dari 25 (dua puluh lima) pekerja di tempat kerja untuk
memberikan bimbingan yang memadai dan instruksi selama situasi darurat.
f. Mereka harus siap untuk bereaksi dengan menggunakan prosedur proyek
untuk menyelamatkan orang-orang.
g. Sub-kontraktor termasuk dalam rencana keadaan darurat dan dilengkapi
dengan kesiapan darurat yang dibutuhkan & pendidikan respon dan
rencana untuk tindakan evakuasi yang aman.
h. Manajemen Proyek bertanggung jawab untuk mengelola proses evakuasi.
i. Denah ruangan atau peta yang jelas menunjukkan rute darurat untuk
menyelamatkan diri, perlu dipasang untuk karyawan, pengunjung dan
Subkontraktor dan harus dapat dilihat dengan jelas.
j. Peta dengan Kode warna K3L dan rute keluar yang terkait akan membantu
karyawan dalam menentukan rute mereka.

2. Latihan dan Uji coba


a. Personil Tim Darurat akan memiliki kesempatan untuk berlatih dan menguji
efektivitas rencana darurat proyek, prosedur dan pelatihan.
b. Program latihan dan uji coba, terintegrasi dengan program pelatihan, harus
dilaksanakan untuk mengembangkan, memelihara, dan uji kemampuan
darurat, mengidentifikasi area untuk perbaikan.
c. Latihan adalah sesi instruksi yang diawasi dan dites untuk
mempertahankan kemampuan tanggap darurat.
d. Uji coba adalah acara skala besar untuk menguji kemampuan terintegrasi
dari sebagian besar aspek dari program keadaan darurat terkait dengan
fasilitas proyek, operasi, atau kegiatan lain.
e. Tugas tambahan untuk operator dalam setiap bencana besar atau keadaan
darurat.
f. Meninjau dan memastikan bahwa orang - orang yang telah ditugaskan
selalu ada pada saat keadaan darurat, dengan definisi yang jelas tentang
siapa yang bertanggung jawab dan yang membantu menanggulangi
keadaan darurat.
g. Buatkan catatan untuk mencatat semua tindakan yang diambil selama
keadaan darurat. Termasuk waktu, wewenang, langkah-langkah tindakan,
dll
h. Semua rencana darurat harus ditinjau ulang secara formal di setiap tahun,
minimal setiap tiga bulan.
i. Setiap ada perubahan semua peserta harus segera diberitahu tentang
perubahan tersebut.
j. Menjalin kontak dengan masing-masing yang terlibat dalam proyek.
k. Menyiapkan sarana komunikasi alternatif untuk persiapan jika sarana
komunikasi utama terganggu atau rusak.
m. Menunjuk seseorang untuk melakukan pemeliharaan pada peralatan
darurat, seperti senter, baterai, peralatan pertolongan pertama, peralatan
penyelamatan, dll
n. Menetapkan personel yang diperlukan untuk melakukan tugas keamanan
jika terjadi kerusuhan sipil di daerah proyek.
o. Menginstruksikan semua pasukan keamanan pada tingkat otorisasi untuk
mencegah masuknya penyusup.
p. Mengetahui kemampuan departemen pemadam kebakaran setempat,
lembaga penegak hukum, dll dalam mengendalikan kerusuhan sipil.
q. Lakukan pelatihan untuk personil tim tanggap darurat, seperti pemadam
kebakaran, respon medis, tim penyelamat.
r. Setiap tahun lakukan uji coba penanggulangan keadaan darurat.
t. Memantau respon dan tindakan.
u. Mengevaluasi kinerja rencana darurat.
Sesuai dengan kebijakan Contractor Proyek diperlukan untuk melaksanakan
rencana untuk situasi darurat, yaitu :
 Kebakaran / ledakan.
 Bencana lingkungan (misalnya tumpahan B3).
 Gempa
 Kerusuhan sipil

3. Rencana Tindakan Spesifik


Rencana Tindakan spesifik harus ditinjau sebagai bagian dari proses orientasi.
Manajemen dan karyawan harus terus memperbaharui, merevisi atau
memodifikasi rencana ini. Informasi lengkap dapat dilihat dalam pelatihan atau
di bagian prosedur darurat.
Hal berikut ditujukan kepada karyawan baru maupun karyawan yang sudah
ada.
a. Siapa yang bertanggung jawab untuk melaksanakan rencana tersebut?
b. Tindakan pencegahan apa dan batasan-batasan harus diperhatikan?
c. Apa tindakan yang harus diambil?
d. Bagaimana personil mengevakuasi fasilitas?
e. Dimana personil evakuasi harus bertemu untuk melapor?
f. Dimana letak peralatan komunikasi darurat?
Document number : Rev. 0
001/II-QHSE/28/JKT
Title :
HSE PLAN
Contract No : Job. No : Page 30 of 32

4. Daftar panggilan darurat:


Selama keadaan darurat, sangat penting untuk memberikan informasi jumlah
yang benar dan tepat untuk responden darurat. Tempatkan Daftar panggilan
darurat ditempatkan di area yang terjangkau.
Daftar masing-masing Penelepon langsung ke (kontak darurat);
a. Mengidentifikasi personil, memberikan nama dan jabatan.
b. Berikan nama Bagian / Departemen dan lokasi yang sebenarnya.
c. Jelas gambaran keadaan darurat.
d. Jelaskan situasi sehingga peralatan yang tepat dan personil dapat
dikirim.
e. Untuk keadaan darurat medis - identifikasi korban menurut jenis kelamin,
usia, dan masalah medis. Jelaskan luka atau gejala penyakit.
f. Untuk keadaan darurat kebakaran - Berikan lokasi yang tepat, perkiraan
ukuran kebakaran, dan apa jenis bahan atau segera bisa terbakar.
g. Untuk keadaan darurat keamanan - Ketika seseorang yang
mencurigakan atau mengancam, jelaskan kepada Security atau kepada
polisi, jenis kelamin, ras, warna kulit, pewarnaan umum, rambut, tinggi,
berat badan dan pakaian. Informasikan juga jika orang itu bersenjata.
Rencana khusus untuk Darurat Proyek akan dikembangkan di Proyek
masing-masing.

16.1. Perencanaan dan Operasional Pengamanan Proyek


Rencana Keamanan adalah panduan untuk pelaksanaan program
keamanan dan kegiatan, untuk menghapuskan kerugian, untuk
mencegah dan perlindungan kecelakaan, merampok, kondisi aman dan
kerusakan pada properti proyek, semua peralatan juga semua individu
yang terlibat selama tahap konstruksi proyek ini.
Perlindungan properti dari kebakaran dan pencurian dan pencegahan
personil yang tidak sah memasuki Main Gate, merupakan tujuan utama
dari keamanan kerja Lapangan. Koordinasi dengan Konsultan dan polisi
atau pemadam kebakaran setempat berwenang adalah sebuah
kebutuhan. Prosedur keamanan rutin serta rencana tanggap darurat
untuk Konsultan, Contractor dan Subkontraktor harus dirancang dengan
hati hati dan selalu dikaji implementasinya. Panduan ini menguraikan
persyaratan keamanan dasar dan prosedur yang harus disesuaikan
dengan proyek. Pelaksanaan manual ini benar - benar dapat dimulai
secara bertahap karena persyaratan keamanan tidak menjadi signifikan
ketika awal selama pelaksanaan konstruksi.

16.2. Lingkup & Area Tertutup


Rencana ini berlaku untuk Klient Security dan Personil Subkontraktor
dan kegiatan mereka yang harus dilakukan selama pelaksanaan proyek.
Kegiatan Pengamanan yang dibahas meliputi; transportasi yang dimiliki,
peralatan, atau perlengkapan lainnya, perlindungan personil dan
peralatan di semua lokasi kerja di dalam area dimanfaatkan oleh proyek;
meliputi pergerakan personil antara tempat kerja dan lokasi kerja,
pencegahan kerugian umum, dan keadaan darurat terhadap peringatan
darurat dan keamanan. Lokasi yang tercakup dalam ruang lingkup
rencana ini mencakup semua area kerja dan lapangan Subkontraktor
Area, seperti kantor proyek, area fabrikasi (jika ada), basis logistik,
pendaratan / lokasi konstruksi darat, rute akses, daerah penyimpanan
bahan baik yang bersifat sementara dan permanen terkait dengan
fasilitas proyek, penyedia Keamanan akan memberikan tim Keamanan
yang memadai untuk mengamankan properti kontraktor dan lapangan
konstruksi dari insiden, pencurian dan gangguan lainnya. Wilayah
lapangan konstruksi gudang kontraktor, area kerja kontraktor, konstruksi
Lapangan dan kantor kontraktor, peralatan, gudang. Sebuah sistem
komunikasi yang baik harus ditetapkan untuk semua personel keamanan
dengan cara handy talky.

Keamanan harus mengontrol/ memonitor pergerakan semua bahan di


lokasi proyek selama kegiatan konstruksi proyek.

Area Utama yang diutamakan untuk diamankan:


 Pintu utama untuk akses masuk dan keluar proyek.
 Proses site area.
 Gudang & Material.
 lokasi proyek .
 Man Power Control.
 Identifikasi Card (ID Card):
Semua karyawan harus menunjukkan kartu ID penjaga mereka di
Gerbang Main entry ketika memasuki atau meninggalkan dari daerah
Kontraksi.

 Pengunjung
Pengunjung harus mendaftar di gerbang, memberi nama mereka,
alasan kunjungan dan nama alamat yang diwawancarai menggunakan
kartu pengunjung. Ketika ia meninggalkan Lapangan, ia akan
mengembalikan kartu pengunjung yang telah ditandatangani oleh
pekerja/Staff.

- Kendaraan.
Truk dan kendaraan lain jenis tercatat perlengkapan, peralatan, dan
material/ peralatan yang diangkut akan diberlakukan Card Pass
Kendaraan/ Material ketika memasuki atau meninggalkan dari
gerbang Kendaraan. Untuk mendapatkan Card Pass yang
menunjukkan jenis dan bahan jumlah yang diangkut dan
ditandatangani oleh orang yang berwenang penjaga gerbang
(Inspeksi Safety dan Security).
17. LAMPIRAN -LAMPIRAN
 Struktur Organisasi Perusahaan
 Struktur Organisasi proyek
 Struktur Organisasi Eregency Response Team (ERT)
 Nomor Emergency

Anda mungkin juga menyukai