Anda di halaman 1dari 71

DATA UNTUK CSMS

Nama : PT. LASDUCO JAYA


Bidang usaha : General Contractor and Trading
Alamat : Jl. I Ngurai Rai Ruko Pelangi No. 12 Pondok Kopi Jakarta Timur 13460
NO ITEM YA TDK NILAI KETERANGAN
1. KOMITMEN MANAJEMEN
a Apakah perusahaan saudara Jika ya, lampirkan
mempunyai kebijakan K3LL?
b Apakah kebijakan K3LL tsb sudah Jika ya, lampirkan
disosialisasikan & dipahami oleh program sosialisasi
seluruh pekerja ?
c Apakah kebijakan K3LL tsb ditanda —
tangani pimpinan tertinggi ?
d Apakah kebijakan K3LL tersebut Jika ya,
secara berkaia di review/ lampirkan
dimutakhirkan sesuai kondisi buktinya
internal & eksternal perusahaan?
e Apakah Perusahaan Saudara Jika ya, lampirkan
mempunyai organisasi K3LL ?. lengkap dgn uraian kerja
(Job Description)
f Apakah perusahaan saudara Jika ya, lampirkan
memiliki program Inspeksi program tersebut
Manajemen K3LL ?
g Apakah hasil temuan Inspeksi Jika ya,
Manajemen K3LL selalu ditindak lampirkan
lanjuti? buktinya
h Apakah dalam setiap rapat Jika ya,
manajemen aspek HSE selalu lampirkan
dibahas ? buktinya
i Apakah perusahaan saudara Jika ya,
menyelenggarakan rapat-rapat rutin lampirkan
tentang K3LL ?. buktinya
j Apakah perusahaan saudara Jika ya, lampirkan
memiliki program kampanye K3LL ?. program tsb
k Apakah perusahaan saudara Jika ya,
melaksanakan audit K3LL pada lampirkan
setiap pekerjaan ? buktinya
Sub Total 1
2 PEMBINAAN
a Apakah perusahaan saudara Jika ya,
mempunyai program pembelajaran/ lampirkan
pelatihan (teori & praktek) K3LL ? program tsb
b Apakah perusahaan saudara Jika ya, lampirkan
memiliki program pelatihan program tersebut.
Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan (P3K) ?
c Apakah perusahaan saudara Jika ya, lampirkan
mempunyai program orientasi K3LL program tersebut.
bagi karyawan baru?.
melakukan pemeriksaan kesehatan Jika ya, lampirkan
terhadap calon pekerja? buktinya
e Apakah perusahaan Saudara Jika ya, lampirkan
melakukan pemeriksaan kesehatan buktinya
pekerja secara berkala ?
f Apakah perusahaan saudara Jika ya, lampirkan
memberikan kesempatan kepada buktinya
para pekerja untuk mengikuti
seminar atau semacamnya yang
berkaitan dengan aspek K3LL ?
Sub Total 2
3 PROSEDUR
a Apakah perusahaan saudara Jika ya, lampirkan
mempunyai prosedur keadaan prosedur tsb
darurat?.
b Apakah prosedur keadaan darurat —
sudah dipahami oleh semua
c Apakah perusahaan saudara Jika ya lampirkan
mempunyai program pelatihan program tersebut.
untuk menghadapi dan mengatasi
keadaan darurat ?.
d Apakah perusahaan saudara Jika ya lampirkan
memiliki prosedur pelatiha prosedur dan program
Pertolongan Pertama n tersebut.
Pada
e Apakah perusahaan saudara Jika ya lampirkan
mempunyai prosedur pelaporan prosedur tersebut.
insiden K3LL ?
f Apakah perusahaan saudara Jika ya lampirkan
mempunyai prosedur investigasi prosedur tersebut.
kecelakaan K3LL ?
3 g Apakah perusahaan saudara Jika ya, lampirkan SOP
mempunyai Standard Operating tersebut.
Prosedur (SOP) semua peralatan ?.
h Apakah perusahaan saudara Jika ya lampirkan
mempunyai prosedur pembelian, prosedur tersebut
penyimpanan, pengangkutan dan
pembongkaran berbagai material
kebutuhan operasi yang
memperhatikan aspek K3LL?.
i Apakah perusahaan saudara Jika ya lampirkan
memiliki prosedur penanganan, prosedur tersebut.
pengangkutan dan penyimpanan
limbah bahan berbahaya dan
j Apakah perusahaan saudara Jika ya lampirkan
memiliki prosedur penanganan prosedur tersebut.
limbah padat, limbah cair, emisi?.
k Apakah perusahaan saudara Jika ya lampirkan
mempunyai program gerakan hidup program tersebut.
sehat ?.
prosedur/ peraturan pencegahan Jii<a ya, lampirxan
kecelakaan lalulintas ? prosedur tsb
m Apakah perusahaan saudara Jika ya,
memiliki prosedur/peraturan lampirkan
larangan pemakaian obat-obat prosedur tsb
terlarang & minuman keras ?
n Apakah perusahaan saudara Jika ya, lampirkan
memiliki buku/referensi (standard, daftar buku standard
kumpulan peraturan perundangan) tersebut
Sub Total 3
4 PERALATAN
a Apakah perusahaan saudara selalu Jika ya, lampirkan
memeriksa dan mensertifikasi sertifikat atau hasil
secara rutin semua peralatan pemeriksaan tsb
b Apakah perusahaan saudara Jika ya, lampirkan daftar
memiliki alat pelindung diri (APD) ? APD
c Apakah perusahaan saudara selalu Jika ya,
memberikan alat pelindung diri lampirkan
pada setiap karyawan yang akan buktinya
melaksanakan pekerjaan?.
d Apakah perusahaan saudara Jika ya,
memberikan sanksi bagi karyawan lampirkan
yang tidak menggunakan alat buktinya
pelindung diri?.
e Apakah perusahaan saudara Jika ya, lampirkan
memiliki peralatan pencegahan dan daftar peralatan tsb
penanggulangan pencemaran di
darat ?
4 f Apakah perusahaan saudara Jika ya, lampirkan
memiliki peralatan pencegahan dan daftar peralatan tsb
penanggulangan pencemaran di
perairan ?.
g Apakah perusahaan saudara Jika ya, lampirkan
memiliki peralatan pencegahan dan daftar peralatan tsb
penanggulangan kebakaran/
kecelakaan kerja ?
Sub Total 4

Catatan Tambahan:

Surabaya, 10 Maret 2021


PT. LASDUCO JAYA

FIRA ANDRIYONO
Direktur Utama
KEBIJAKAN, KESELAMATAN KESEHATAN KERJA DAN
UNDUNGAN UNGKUNGAN

Kami menerapkan kebijakan lapangan tentang Keselamatan, Kesehatan Lindungan


Lingkungan sebagai berikut:
a. Mematuhi peraturan dan perundangan yang berlaku serta persyaratan dan
standar lainnya yang relevan dengan resiko aspek K3LL;
b. Mencegah dan menanggulangi terjadinya kecelakaan, kebakaran-ledakan,
penyakit akibat kerja dan pencemaran lingkungan, melalui upaya pembinaan
serta pengintegrasi aspek K3LL sejak tahap rancang bangun sampai pasca
operasi.
c. Selalu konsisten dalam upaya peningkatan berkelanjutan;
d. Memberikan prioritas pertama untuk aspek keselamatan, kesehatan kerja
dan lindungan lingkungan;
e. Mengidentifikasi potensi bahaya dan mengurangi resiko serendah mungkin
untuk mencegah terjadinya insidens;
f. Mengutamakan teknologi terbaik untuk mengurangi dampak dari kegiatan
operasional terhadap manusia, aset dan lingkungan;
g. Meningkatkan kesadaran dan kompetensi pekerja agar dapat melaksanakan
pekerjaan dengan benar dan aman;
h. Menciptakan dan memelihara harmonisasi hubungan dengan disekitar
kegiatan usaha untuk membangun kemitraan yang saling menguntungkan

Surabaya, 10 Maret 2021


PT. LASDUCO JAYA

FIRA ANDRIYONO
Direktur Utama
JOB NO. :
REV. 0
DAFTARHADIR DOC. NO. :
RAPAT SOSIALISASI DATE: BY CHKD APVD
K3LL

Tanggal : 17 Oktober 2016


Lokasi : PT. LASDUCO JAYA

NO NAMA POSISI TANDA TANGAN


1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Keterangan

Surabaya, 10 Maret 2021


PT. LASDUCO JAYA

FIRA ANDRIYONO
Direktur Utama
NOTULEN RAPAT RAPAT SOSIALISASI KEBIJAKAN

Tanggal :
Waktu :
Tempat :

No. Pokok / Uraian Pembahasan Rencana Kedepan Keterangan


1. Sosialisasi Aspek K3LL Akan lebih diterapkan disiplin
2. Pelaksanaan Pelatihan Aspek kerja dan semua karyawan
K3LL harus memahami Aspek-aspek
K3LL Semua karyawan akan
mengikuti pelatihan-pelatihan
K3LL secara bergantian.

Surabaya, 10 Maret 2021


PT. LASDUCO JAYA

FIRA ANDRIYONO
Direktur Utama
PROGRAM SOSIAUSASI K3LL

Apa Itu Kesehatan Kerja?


Kesehatan kerja erat kaitannya dengan keselamatan kerja. Keduanya berhubungan
dengan kondisi pekerja itu sendiri. Penggunaan alat-alat yang menunjang
keselamatan kerja sangatlah penting dan tidak bisa diabaikan begitu saja. Beberapa
hal yang berhubungan dengan keselamatan kerja antara lain :
• Manfaat diterapkannya standar keselamatan kerja
• Hal-hal yang harus dihindari untuk mengurangi risiko kecelakaan kerja
• Hal-hal yang harus dilakukan untuk mendapatkan kondisi kerja yang aman
• Upaya penanggulangan yang dilakukan apabila terjadi kecelakaan kerja

1. Manfaat diterapkannya standar keselamatan keija


Keselamatan kerja adalah syarat mutiak yang harus dipenuhi oleh perusahaan
terhadap pegawainya. Melalui serangkaian prosedur keselamatan, seperti
penggunaan helm pengaman kepala, masker, sarung tangan dll, perusahaan
telah mengurangi risiko kecelakaan bagi karyawannya. Beberapa manfaat yang
didapatkan yaitu :
• Tercapainya tujuan dari sebuah proyek sesuai dengan rencana yang
telah ditetapkan
• Meminimalkan kerugian mated
• Tercipta suasana kerja yang harmonis
• Tingkat keberhasilan pekerjaan yang tinggi

2. Hal-hal yang harus dihindari untuk mengurangi risiko kecelakaan kerja


• Penggunaan alat keamanan yang tidak standar
• Jam kerja lebih dari yang telah ditetapkan
• Bekerja tidak sesuai dengan standar operasi yang telah ditetapkan
• Bekerja tidak pada bidang yang dikuasai

3. Hal-hal yang harus dilakukan untuk menciptakan kondisi kerja yang aman
• Penggunaan alat standar keamanan
• Bekerja sesuai SOP
• Bekerja sesuai dengan bidang keahlian
• Bekerja sesuai jam kerja
• Tidak melakukan hal-hal yang dapat mengurangi produktivitas kerja

4. Upaya penanggulangan yang dilakukan apabila terjadi kecelakaan kerja


• Penanganan medis harus segera dilakukan
• Pemberian santunan kepada pekerja yang mengalami kecelakaan
• Evaluasi terhadap pekerjaan yang dilakukan untuk dianalisis
KLASIFIKASI KEBAKARAN

Klasifikasi jenis kebakaran berdasarkan penjelasan pasal 23 & 24 Perda DKI Serang
No. 3 Tahun 1992, tentang penanggulangan bahaya kebakaran dalam wilayah DKI
Serang.
1. Kebakaran Was A
Kebakaran dan bahan biasa yang mudah terbakar seperti kayu, kertas,
pakaian dan sejenisnya.
Jenis alat pemadam : yang menggunakan air harus digunakan sebagai alat
pemadam pokok.
2. Kebakaran Mas B
Kebakaran bahan cairan yang mudah terbakar seperti minyak bumi, gas,
lemak dan sejenisnya.
Jenis alat pemadam : yang digunakan adalah jenis busa sebagai alat pemadam
pokok
3. Kebakaran Idas C
Kebakaran listrik (seperti kebocoran listrik, korsteting) termasuk kebakaran
pada alat-alat listrik.
Jenis alat pemadam : yang digunakan adalah jenis kimia dan gas sebagai ala
tpemadam pokok.
4. Kebakaran Klas D
Kebakaran kejam seperti Zeng, Magnesium, serbuk Aluminium, Sodium,
Titanium dan Iain-Iain. Jens alat pemadam : yang haws digunakan adalah
jenis khusus yang berupa bubuk kimia kering.
TEORI ANALISA KECELAKAAN DAN PENYAKIT AKIBAT KERJA

1. Teori Domino (domino sequence theory). Thompkin (1982) memberikan


gambaran di dalam teori domino Henirich, yang intinya adalah

2. Teori Faktor Manusia {Human Factor Theory), Teori ini menganggap bahwa
semua kejadian kecelakaan disebabkan oleh manusia (Human error).
Kesalahan yang dilakukan berupa:
• Work over loaded. Yang di maksud Work over loaded di sini adalah
penjumlahan tugas yang harus dilaksanakan, lingkungan kerja, faktor
internal (stress, emosi, perilaku) & faktor eksternal (instruksi tidak jelas,
kompensasi).
• Reaksi yang tidak tepat (inappropriate respons),
- Sikap mengabaikan standar keselamatan
- Tidak menggunakan Alat Pelindung Diri (APD)
- Mengabaikan petunjuk kerja.
• Aktifitas yang tidak tepat (inappropriate activities)
- Salah dalam menilai besarnya resiko
- Tidak ada training untuk pekerja

3. Teori Accident/incident (Peterson)


Teori ini merupakan pengembangan dari teori human actor:
• Dengan menambahkan faktor ergonomi (ergonomic traps).
• Salah dalam mengambil keputusan (decision error).
• Kegagalan system (system failure) termasuk kebijakan pelatihan, inspeksi,
koreksi dan standard.

4. Teori Epidemiologi
Terjadinya kecelakaan karena ketidakserasian antara: peran tenaga kerja (host),
alat kerja (agent), Lingkungan kerja (Environment).
5. Teori Sistem
Teori ini melihat ouput/produk yang dihasilkan oleh berbagai komponen yang
dirangkai dim suatu sistem. Dalam K3 output / produk atau kecelakaan.
Komponen yang menghasilkan kecelakaan adalah: tenaga kerja, alat kerja,
lingkungan kerja, fasilitas kerja dan manajemen.
6. Teori Kombinasi
Teori kombinasi merupakan dua atau tebih dari teori 2 di atas. Teori ini
diperiukan jika suatu teori tidak cukup untuk menjelaskan suatu kejadian
kecelakaan, di harapkan dgn melakukan gabungan beberapa teori mejawab
“mengapa terjadi kecelakaan”.

Tujuan Pencegahan Kecelakaan kerja didasarkan pada 3 hal:

1. Perikemanusiaan
Pekerja bukan lah mesin yang dapat di periukan sebagai benda mati. Sebagai
sesama manusia, pekerja juga menuntut untuk di perlakuan sebagai manusia
yang utuh. Kecelakaan pada pekerja dapat mengakibatkan kesedihan bahkan
kematian. Dampak dari kecelakaan kerja akan lebih lanjut dirasakan bila pekerja
yg bersangkutan adalah kepala keluarga yang bekerja untuk menafkahi
keiuargannya. Perasaan kehilangan bertambah dengan memberatnya beban
ekonomi keluarga.

2. Mengurangi Ongkos Produksi


Berkurangnya kecelakaan kerja akan mengurangi ongkos produksi yang
disebabkan oleh biaya langsung & biaya tidak langsung dari suatu kecacatan.

3. Kelangsungan Produksi
Kesanggupan perusahaan untuk berproduksi secara terus menerus merupakan
keuntungan tersendiri bag! perusahaan. Bagaimanapun ringannya suatu
kecelakaan, pada hakekatnya mengakibatkan hilangnya waktu produksi yang
besarnya sesuai dengan derajat cacat yang terjadi.

Tujuan Umum K3 sesuai dengan UU No. 1 Tahun 1970 adalah :

1. Melindungi tenaga kerja di tempat kerja agar selalu terjamin keselamatan


dan kesehatannya sehingga dapat diwujudkan peningkatan produksi dan
produktivitas kerja.
2. Melindungi setiap orang lain yang berada di tempat kerja yang selalu dalam
keadaan selamat dan sehat
3. Melindungi bahan dan peralatan produksi agar di capai secara aman dan
efisien.

Tujuan khusus:
1. Mencegah atau mengurangi kecelakaan kerja kebakaran, peledakan dan PAK.
2. Mengamankan mesin, instalasi, pesawat, alat, bahan dan hasil produksi.
3. Mendapatkan lingkungan kerja yang aman, nyaman, sehat dan penyesuaian
antara pekerjaan dengan manusia atau antara manusia dengan pekerjaan.
MENGATASI BAHAYA
KEBAKARAN SEDINI
MUNGKIN

Sering ada tebakan : kecil bersahabat, besar menjadi musuh. Apakah itu? Tidak lain
adalah api. Oleh karena itu saat menit atau bahkan detik awal suatu proses
kebakaran akan sangat menentukan. Salah dan tidak bisa mengantisipasi awal dan"
terjadinya api akan membuat api akan membesar dengan cepat dan anda tidak
mampu lagi mengatasinya. Apa yang bisa kita lakukan untuk minimal terjadinya
kebakaran ditempat kita?

1. Pasang alat pendeteksi dini. sangat penting untuk memasang peralatan fire
alarm yang handal dan yang terpenting tepat guna ( alat yang dipilih sesuai
dengan lokasi dan jenis bahayanya)

2. Siapkan fire extinguisher ditempat yang seharusnya dengan cara pemilihan


dan pemasangan yang benar. Sesuaikan jenis bahan APAR dengan bahan
yang akan diproteksi.

3. Lakukan maintenance rutin dan Demo untuk membiasakan diri terhadap


adanya api yang sewaktu waktu bisa terjadi. Demo ini sering dianggap remeh
dan tidak bermanfaat, anda sangat keliru apabila meremehkannya. Refieks
yang bagus hanya akan terbentuk dari latihan yang rutin.

4. Sesekali lakukan simulasi evakuasi

5. Perhatikan peletakan semua bahan ditempat anda jangan sampai


memudahkan menjalarnya api apabila benar benar terjadi kebakaran.
KEBIJAKAN, KESELAMATAN KESEHATAN KERJA
DAN UNDUNGAN LINGKUNGAN

Kami menerapkan kebijakan lapangan tentang Keselamatan, Kesehatan


Lindungan Lingkungan sebagai berikut

a. Mematuhi peraturan dan perundangan yang berlaku serta persyaratan dan


standar lainnya yang relevan dengan resiko aspek K3LL;

b. Mencegah dan menanggulangi terjadinya kecelakaan, kebakaran-ledakan,


penyakit akibat kerja dan pencemaran lingkungan, melalui upaya pembinaan
serta pengintergrasi aspek K3LL sejak tahap rancang bangun sampai pasca
operasi.

c. Selalu konsisten dalam upaya peningkatan berkelanjutan;

d. Memberikan prioritas pertama untuk aspek keselamatan, kesehatan kerja


dan lindungan lingkungan;

e. Mengidentifikasi potensi bahaya dan mengurangi resiko serendah mungkin


untuk mencegah terjadinya insiden;

f. Mengutamakan teknologi terbaik untuk mengurangi dampak dari kegiatan


operasional terhadap manusia, aset dan lingkungan;

g. Meningkatkan kesadaran dan kompetensi pekerja agar dapat melaksanakan


pekerjaan dengan benar dan aman;

h. Menciptakan dan memelihara harmonisasi hubungan dengan disekitar


kegiatan usaha untuk membangun kemitraan yang saling menguntungkan.
STRUKTUR ORGANISASI
K3LL

PIMPINAN PERUSAHAAN

MANAGE SAFTEY

STAFF KESELAMATAN KERJA


STAFF KESELAMATAN STAFF
KERJA KEUANGAN

Surabaya, 10 Maret 2021


PT. LASDUCO JAYA

FIRA ANDRIYONO
Direktur Utama
TUGAS DAN TANG6UNG JAWAB PIMPINAN

Tugas dan Tanggung Jawab pimpinan kelompok terbagi atas masing-masing posisi
sebagai berikut:

 Site Manager
Site Manager harus bertanggung jawab penuh pada semua aspek K3,
termasuk pencegahan kemungkinan terjadinya bahaya kebakaran, ia juga
harus mengorganisir dan memimpin organisasi K3 .

 Safety Manager / Superintendent


Safety Manager/ Superintendent bertanggung jawab membuat safety
plan, berkewajiban menjalin komunikasi dan koordinasi dengan semua
site key personil untuk menciptakan dan menjaga budaya K3. Membantu
Site manager untuk mengevaluasi semua program/kegiatan K3 yang telah
disetujui oleh Site Manager. Kemudian mengadakan langkah perbaikan
kedepan terhadap kesehatan dan keselamatan kerja.

 Construction Manager
Construction Manager bertugas membantu Site Manager dalam
mewujudkan pelaksanaan K3 di lokasi kerja . Secara langsung
membawahi Superintendent / Discipline Leader, memerintahkan
tindakan perbaikan apabila ada pelanggaran keselamatan dan kesehatan
kerja.

 Discipline Leader / Superintendent


Discipline Leader mengambil inisiatif untuk bekerja didalam ruang lingkup
yang dipimpin terhadap aspek K3. Membawahi supervisor, dan
memerintahkan pelaksanaan keselamatan kerja di area yang menjadi
tanggung jawabnya.

 Construction Supervisor
Construction Supervisor memegang peranan penting dalam pelaksanaan
program K3, karena ia sebagai pengawas dan pelaksana langsung K3 di
lokasi kerja . Tugasnya adalah :
• Melaksanakan semua program K3 dilapangan
• Mengatur, mengontrol dan mengawasi anak buahnya serta
menciptakan
rasa aman dalam lingkungan kerjanya
• Mengadakan inspeksi rutin area kerja dan semua peralatan kerja dan
semua peralatan sebelum atau sedang dipergunakan.
• Mengadakan koordinasi dan konsultasi dengan petugas K3 di
lapangan
• Mengadakan Tool Box meeting untuk pekerjaan yang beresiko tinggi

 Safety Supervisor
Tugas dan tangung jawabnya :
• Membantu Safety Superintendent dalam melaksanakan pengawasan
dan program K3, di area yang menjadi tanggung jawabnya.

• Mengadakan koordinasi dengan Construction Supervisor terhadap


masalah K3
• Memberikan saran dan masukkan "Pelaksanaan K3" kepada
Construction
• Superintendent dan Construction Supervisor
• Mengadakan observasi lapangan terhadap dampak K3

 ERT (Emergency Response Team/ Team Tanggap Darurat)


Emergency Response Team adalah Team yang dibentuk / diberi
wewenang untuk melakukan tindakan-tindakan tertentu yang dianggap
perlu pada saat terjadi keadaan darurat, dalam rangka penyelamatan dan
pengamanan harta benda, nyawa maupun asset perusahaan.

ERT dipimpin langsung oleh Site Manager, beranggota Safety Manager/


superintendent, dan key person dari perusahaan .

Tugas dan tanggung jawab ERT:


• Melaksanakan koordinasi / pertemuan (anggota ERT) pada saat
keadaan darurat langsung.
• Mengendalikan situasi hingga keadaan tersebut selesai.
• Mangadakan langkah perbaikan / investigasi agar keadaan tak
terulang

PT. LASDUCO JAYA

FIRA ANDRIYONO
Direktur Utama
CHECKLIST INSPEKSI

PEMERIKSAAN ATAS: HASIL KETERANGAN


IDENTITAS
1. Apakah di pintu masuk telah terpasang rambu-
rambu / papan petunjuk ?
2. Apakah tersedia buku tamu dan selalu digunakan
dengan baik dan benar
3. Apakah pakaian kerja dipakai dengan baik dan rapi,
klngkap dengan tanda pengenal / badge
FASILITAS
1. Apakah kursi di ruang tamu dalam keadaan baik
2. Apakah di ruangan tamu tersedia pas bunga
3. Apakah kondisi ruangan tamu baik dan rapih
4. Apakah kursi-kursi karyawan dalam keadaan baik
5. Apakah kursi dan meja karyawan mencukupi
6. Apakah di ruangan kantor terdapat poster-poster
K3LL
7. Apakah di ruangan / kantor terdapat tulisan
dilarang merokok
8. Apakah peralatan fasilitas kantor terawat dengan
baik
9. Apakah lampu-lampu penerangan di kantor cukup
dan dalam keadaan menyala baik
10. Apakah kondisi ruangan kantor terawat dengan
baik
11. Apakah alat-alat pemadam kebakaran/LK3 di
kantor
cukup dan berfungsi dengan balk
HALAMAN
1. Apakah keadaan halaman serta kebersihannya
dalam keadaan baik
2. Apakah kondisi tanaman terawat dengan baik
3. Apakah kebersihan got-got, saluran air dalam
keadaan baik
4. Apakah halaman digunakan untuk menyimpan
barang dan tertata rapi
5. Apakah penerangan seluruh halaman kantor pada
malam hari cukup terang
CHECKLIST INSPEKSI

PEMERIKSAAN ATAS: HASH KETERANGAN


ADMINISTRASI & KEUANGAN
1. Apakah pekerjaan administrasi
dilaksanakan dengan baik dan up to date
2. Apakah penyimpanan, penyusunan dan
inventarisasi formulir-formulir
dilaksanakan dengan rapi dan baik
3. Apakah penyimpanan dan penyusunan
arsip dilaksanakan dengan baik
4. Apakah dilakukan pembukuan dan
pemberian tanda / nomor pada seluruh
asset
KELENGKAPAN APD
1. Apakah pakaian kerja dipakai dengan
baik dan rapi, lengkap dengan tanda
pengenal / badge
2. Apakah Safety Helm di pakai dengan benar
3. Apakah seluruh pekerja
menggunakan Safety Shoes
4. Apakah seluruh pekerja
menggunakan sarung tangan
5. Apakah seluruh pekerja
menggunakan kacamata keselamatan
6. Apakah seluruh pekerja
menggunakan masker
7. Apakah pekerja yang memanjat atau di
atas menggunakan Safety Belt
8. Apakah pekerja menggunakan Ear Plug
9. Apakah pekerja menggunakan Ear Muf
OPERASIONAL
1. Apakah sarana komunikasi dalam-
kondisi baik
2. Apakah karyawan bila dalam keadaan
darurat / bahaya kebakaran mempunyai
tingkat kesiapsiagaan yang cukup baik
3. Apakah semua prosedur yang ada /
SOP setempat dilaksanakan dengan baik
PERLENGKAPAN LISTRIK
1. Apakah sekering-sekering berfungsi
dengan baik
2. Apakah box sekering bersih dan deal baik
3. Apakah lampu penerangan
berfungsi dengan baik
4. Apakah mesin generator terawat
dengan baik
5. Apakah semua peralatan berfungsi
dengan bak
WC / KAMAR MANDI
1. Apakah tersedia WC atau kamar mandi
2. Apakah sanitasi di kamar mandi baik
3. Apakah tersedia tempat sampah

PT. LASDUCO JAYA

FIRA ANDRIYONO
Direktur Utama
JOB NO. :
REV. 0
DAFTARHADIR DOC. NO. :
RAPAT MANAJEMEN DATE: BY CHKD APVD
K3LL

Tanggal : 17 Oktober 2016


Lokasi : PT. LASDUCO JAYA

NO NAMA POSISI TANDA TANGAN


1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Keterangan

Surabaya, 10 Maret 2021


PT. LASDUCO JAYA

FIRA ANDRIYONO
Direktur Utama
NOTULEN RAPAT MANAJEMEN
Waktu :
Tempat :

No. Pokok / Uraian pembahasan Rencana kedepan Keterangan

1. Pelaksanaan Pelatihan Aspek K3LL Akan dilaksanakan Pelatihan


Aspek K3LL oleh instruktur
lokal dan staff K3LL dan diikuti
oleh para pekerja. Diharapkan
pelatihan ini akan konsisten
dilakukan minimal 1 kali
setahun.

2. Rencana Inspeksi Manajemen Inspeksi Manajemen akan


dilaksanakan 2 kali dalam 1
tahun sebagai perwujudan
komitmen manajemen
terhadap pentingnya aspek
K3LL dalam pelaksanaan kerja,
sehingga penerapannya di
lapangan tetap terjaga.

Surabaya, 10 Maret 2021


PT. LASDUCO JAYA

FIRA ANDRIYONO
Direktur Utama
PT. LASDUCO JAYA

BULAN KET
NO AGENDA KEGIATAN
Jan Feb Mar April Mei Juni Juli Agust Sept Okt Nop Des
1 Sosial isasi kebijakan K3LI
2 Pelatihan Pemadaman Kebakaran
3 Pelatihan P3K
4 Inspeksi Manajemen K3LL
5 Bulan Kampanye K3
6 Rapat Bulanan

Surabaya, 10 Maret 2021


PT. LASDUCO JAYA

FIRA ANDRIYONO
Direktur Utama
No. Doc. :
PROGRAM PERTOLON6AN PERTAMA REV. 0
PADA KECELAKAAN (P3K) PROGRAM Lampiran. :
TRAINING P3K PT. LASDUCO JAYA Tanggal By CHKD APVD

Latar Belakang

Salah satu regulasi terbaru terkait dengan K3 adalah Peraturan Menteri Tenaga
Kerja & Transmigrasi Rl No. PER 1S/MEAWIII/2008 tentang Pertolongan Pertama
Pada Kecelakaan (P3K) di tempat kerja pada Bab 2. Pasal 3, ayat 1 & 2 sebagaimana
ayat 1 yang berbunyi:

"Petugas P3K di tempat kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat 1 harus
memiliki lisensi dan buku kegiatan P3Kdari kepala Instalasi yang bertanggungjawab
di bidang ketenagakerjaan"

Dan ayat 2 yang berbunyi : 'Untuk mendapatkan lisensi sebagaimana dimaksud pada
ayat 1 harus memenuhi syarat -syarat sebagai berikut:
• Bekerja pada perusahaan yang bersangkutan;
• Sehat jasmani dan rohani;
• Bersedia ditunjuk menjadi petugas P3K; dan
• Memiliki pengetahuan dan keterampilan dasar di bidang P3K di tempat
kerja yang dibuktikan dengan sertifikat pelatihan

Guna dapat mengantisipasi terjadinya gangguan kesehatan yang mendadak dan


kecelakaan kerja diperlukan pedoman Undang-undang No. 1 tahun 1970 Tentang
Keselamatan Kerja dan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per.
03/Men/1982 tentang Pelayanan Kesehatan Kerja.

Untuk dapat ditunjuk sebagai Petugas P3K di tempat kerja oleh perusahaan, petugas
P3K tersebut perlu mendapatkan pelatihan dengan kurikulum yang sesuai dengan
Permenakertras No. 15/M EN ATI 1/2008 tentang Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan (P3K) di Tempat Kerja.

Tujuan Pelatihan
Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, pengertian dan
pemahaman mengenai pelaksanaan P3K di tempat kerja dan juga meningkatkan
keterampilan dalam melakukan pertolongan pertama terhadap penyakit mendadak
dan kecelakaan kerja.

Materi Pelatihan
1. Peraturan perundangan yang berkaitan dengan Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan (P3K)
2. Dasar-dasar Kesehatan Kerja
3. Dasar-dasar Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
4. Anatomi dan Fatal tubuh manusia
5. Pedoman Penyediaan Fasilitas P3K
6. Bahaya dan Penanganan terhadap sengatan panas, keracunan, paparan bahan
lamia, kejang
7. Gangguan local (lika, perdarahan, luka bakar, patah tulang) dan tindakan
pertolongannya.
8. Gangguan Kesadaran dan tindakan pertolongannya
9. Gangguan Pernafasan dan tindakan pertolongannya
10. Gangguan peredaran darah dan tindakan pertolongannya
11. Resusitasi jantung paru
12. Evakuasi korban (posedur dan para pengangkutan Korban)
13. P3K keadaan tertentu (P3Kpada kecelakaan diruang tertutup/terbatas dan P3K
sengatan listrik)
14. Praktek
ORIENTASI PENGENALAN ASPEK
K3LL BAGI KARYAWAN BARU

Tujuan:

1. Pemahaman pentingnya aspek K3LL dalam menjalankan pekerjaan


di lingkungan kantor PT. LASDUCO JAYA
2. Pengenalan secara singkat lingkungan kerja dan resiko-resiko yang
mungkin terjadi.
3. Dengan orientasi sebelum terjun di lapangan, akan menambah wawasan
dari segi aspek K3LL sehingga tercipta lingkungan kerja yang aman, bersih
dan nyaman.

Program:

1. Profil Perusahaan
2. Core Business
3. Kebijakan Perusahaan
4. Struktur Perusahaan beserta tanggung jawabnya
5. Standar Operation Procedure (SOP) perusahaan
6. Panduan K3LL

Peraturan-Peraturan:

1. Para pekerja diwajibkan masuk kantor sesuai jam kerja dan pulang pada
jam kerja yang telah ditentukan perusahaan.
2. Setiap pekerjaan yang akan dilakukan diwajibkan memahami SOP
yang terkait.
3. Penggunaan Alat Kerja Pelindung Diri sesuai prosedur perusahaan.
4. Rambu-rambu di dalam area perusahaan wajib ditaati.
5. Dilarang merokok di lingkungan kantor, kecuali pada tempat-tempat
yang telah ditentukan dan bukan pada jam kerja.

Orientasi ini disosialisasikan melalui briefing di kelas maupun di lapangan sebelum


pekerja baru tersebut melaksanakan tugas rutinitasnya

Surabaya, 10 Maret 2021


PT. LASDUCO JAYA

FIRA ANDRIYONO
Direktur Utama
PROSEDUR ORGANISASI KEADAAN
DARURAT URAIAN TUGAS DAN
TANGGUNG JAWAB

1. FIRE CHIEF
Fungsionaris: Kepala Direktur Perusahaan
a. Segera ke lokasi/tempat Keadaan Darurat atau MEC (Management
Emergency
Centre) setelah terdengar bunyi alarm tanda terjadinya Keadaan Darurat.
b. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan secara Teknis dan Taktis Operasi
Penanggulangan Keadaan Darurat.
c. Mengkoordinir kegiatan-kegiatan Operasi Penanggulangan Keadaan Darurat
dengan bidang/bagian lainnya.
d. Selalu berkomunikasi / konsultasi dan melaporkan perkembangan Keadaan
Darurat kepada Komandan Penanggulangan Keadaan Darurat (Tim
Manajemen).
e. Menentukan Strategi Operasi Penanggulangan Keadaan Darurat dan
berkonsultasi dengan Komandan Penanggulangan Keadaan Darurat untuk
menentukan langkah-langkah Penanggulangan dan Operasi Penyelamatan
(Rescue) bila perlu.
f. Menetapkan saat berakhirnya Keadaan Darurat dan memerintahkan Fire
Marshal agar tanda aman dibunyikan.

2. FIRE MARSHALL
Fungsionaris: Pengawasan Utama
a. Segera ke lokasi / tempat kejadian atau PUSKODAL
b. Bertanggung jawab atas pelaksanaan Operasi Penanggulangan Kebakaran /
Keadaan Darurat
c. Melaksanakan instruksi-instruksi yang diberikan oleh Koordinator
Penanggulangan
d. Selalu berkomunikasi / konsultasi dan melaporkan perkembangan Keadaan
Darurat dalam Penanggulangan Koordinator Penanggulangan
e. Memimpin langsung Pasukan Pemadam Kebakaran dan Regu Operasi
Keadaan Darurat dalam Penanggulangan Kebakaran / Keadaan Darurat
f. Menentukan jumlah personil dan jenis-jenis peralatan yang diperlukan dalam
Penanggulangan Kebakaran / Keadaan Darurat
g. Selalu berkomunikasi dengan Kantor Pemadam Kebakaran (Posko LK3) untuk
member tahu serta meminta bantuan peralatan / material bila diperlukan.

3. FIRE OFFICER
Fungsionaris: Pengawas Operasi
a. Segera menuju tempat Kebakaran / Keadaan Darurat
b. Membantu Pengawasan Utama Operasi Pemadam kebakaran dalam
melaksanakan Penanggulangan Keadaan Darurat
c. Mengkoordinir / mengatur anggota Regunya dalam Penanggulangan
Keadaan Darurat
a. Segera ke lokasi / Keadaan darurat
b. Langsung melaksanakan Penanggulangan Kebakaran / Keadaan Darurat
yang dipimpin oleh Pengawas Utama Operasi Penanggulangan Kebakaran.

Asisten K3 dan Asisten Lindungan Lingkungan


a. Segera menuju lokasi Keadaan darurat untuk mengadakan pengamatan /
analisa kejadian
b. Membantu Pengawas Utama Operasi Keadaan Darurat / memberikan sarana
Teknik Penanggulangan ditinjau dari segi keselamatan / pengawasan
c. Mengadakan observasi / Pengaroatan selama terjadinya Keadaan Darurat
dan membuat laporan selengkapnya
d. Mengadakan pendekatan kepada bagian terkait tentang sebab-sebab kejadian
e. Mengadakan Observasi / Pengamatan dampak terhadap lingkungan /
pencemaran akibat dari kejadian tersebut
f. Membuat saran-saran dan rekomendasi untuk pencegahan hal serupa
agar tidak terulang.

Administrasi dan Pelatihan LK3


a. Menuju ke gudang SARFAS
b. Menyiapkan kunci dan membuka gudang
c. Menyiagakan sarana peralatan dan bahan-bahan yang dibutuhkan
untuk dikirim ke lokasi Keadaan Darurat
d. Selalu berkomunikasi dengan Pengawas Utama Penanggulangan Keadaan
Darurat yang berkaitan dengan kebutuhan peralatan yang digunakan
pada Operasi Keadaan Darurat.

Posko 24 Jam /Saigas Siaga


a. Posko Satgas Siaga
b. Ambulance
c. Pemadam Kebakaran

4. TIM BANTU AN PENANGGULANGAN KEBAKARAN


Team Bantuan Pemadam Kebakaran ini anggotanya adalah : Pekerja bagian
Distribusi yang bertugas Shift.
a. Mengamankan lokasi kerja masing-masing sesuai dengan tugas dan tanggung
jawabnya
b. Membantu Operasi Penanggulangan Kebakaran di bawah koordinasi Regu LK3.

5. KOORDESATOR TIM PENUNJANG


Fungsionaris : Pengawas Utama Teknik-IJG
a. Segera menuju ke Posko LK3 (Fire Station)
b. Bertanggung jawab atas penyediaan sarana dan prasarana
untuk penanggulangan Keadaan Darurat (alat berat, fork lift,
crane, dll)
c. Menyiapkan sarana komunikasi tambahan bila diperlukan

6. SEKURITI
a. Pengamanan pintu keluar-masuk dan pemeriksaan terhadap orang yang
keluar masuk Instalasi
b. Melaksanakan evakuasi terhadap pekerja sesuai tempat yang ditentukan
c. Melaksanakan evakuasi terhadap kendaraan angkutan setempat yang aman.

Administrasi / Perso
a. Menyiapkan Kebutuhan Logistik untuk kebutuhan Team Operasi Keadaan
Darurat

Poli Jalan Deli


a. Menyediakan Team Medis dan Mobil Ambulance untuk Pertolongan Pertama
bila jatuh korban.

7. TEAM PENUNJANG
Distribusi
a. Mengamankan lokasi keija masing-masing sesuai dengan tugas dan Tanggung
jawabnya
b. Membantu Operasi Penanggulangan Kebakaran di bawah koordinasi Regu
Pemadam Kebakaran LK3.

Teknik
Menyiapkan sarana dan prasarana yang dibutuhkman untuk Operasi
Penanggulangan
PROSEDUR KEADAAN DARURAT

1. RUANGLINGKUP
Prosedur ini meliputi tanggap keadaan darurat kebakaran dan bencana alam,
serta cidera serius pada manusia yang kemungkinan terjadi di kantor, workshop
dan lapangan darat.

2. TUJUAN
Menjelaskan organisasi, tanggung jawab dan prosedur penanggulangan yang
harus dilakukan PT. LASDUCO JAYA bila mana dalam keadaan darurat yang dapat
mengganggu kepada operasi perusahaan.

3. ORGANISASI KEADAAN DARURAT


Organisasi ini dibentuk untuk menangani keadaan darurat yang kemungkinan
dapat terjadi ditempat-tempat kerja. Anggota organisasi ini mempunyai
tanggung jawab sebagai berikut:

A. Direktur
Direktur sebagai pimpinan tertinggi perusahaan melalui HSE Manager
bertanggung jawab untuk meyakinkan prosedur rencana tanggap darurat ini
berjalan baik dan sesuai dengan keadaan pabrik dan adanya personil yang
bertanggung jawab saat ini.

B. Koordinator Organisasi Keadaan Darurat


Manager HSE merupakan personil yang ditunjuk sebagai Koordinator
Organisasi Keadaan Darurat. Kapasitasnya sebagai koordinator akan melapor
kepada Direktur perusahaan dimana ia akan membantu pengkoordinasian
dan pengadministrasian Program Kesiagaan dan Tanggap Darurat juga
bertanggung jawab untuk pemeliharaan peralatan dan fasilitas tanggap
darurat yang ada tempat-tempat kerja.

C. Regu Organisasi Keadaan Darurat


Mereka adalah para anggota Regu Pemadam Kebakaran dan Rescue dari
setiap kelompok kerja dan para petugas Security, dimana mereka bertugas
untuk melakukan tanggap darurat bilamana diperlukan.

4. LAPORAN KEADAAN DARURAT


A. Siapa yang harus melapor ?
Setiap personil yang menemukan keadaan darurat di tempat kerja harus
segera menghubungi pejabat yang terkait
 Bilamana terjadi pada jam kerja, melaporkan kepada kepala bagian di
tempat kerja kemudian hubungi instalasi pemerintah yang terkait.
 Bilamana terjadi bukan pada jam kerja, atau pada hari-hari libur, melapor
kepada instansi pemerintah yang terkait.
B. Bagaimana menghubunginya?
 Telepon nomor Penting
 Telepon nomor khusus manajer HSE untuk keadaan darurat di kantor
atau Pengawas Safety di lapangan.

C. Informasi apa yang diperlukan ?


Personil yang menemukan keadaan darurat pertu melapor dengan cara
berbicara yang jelas dan tenang untuk meyakinkan informasi itu sudah
dimengerti. Informasi yang diperlukan :
• MASALAH
Masalah yang terjadi, dijelaskan secara singkat.
• LOKASI
Lokasi, dijelaskan tempat dimana bantuan itu diperlukan, dan dengan
memberikan petunjuk lokasi atau tempat kerja yang dikenal, paling
dekat dengan tempat kejadian.
• JENIS BANTUAN YANG DIPERLUKAN
Regu dan fasilitas pemadam kebakaran atau tipe gawat darurat lainnya.

D. Tanggap Keadaan Darurat


• Bilamana petugas menerima laporan keadaan darurat pada siang hari,
pelapor menghubungi Manager HSE, dan personil dan departemen ini
menentukan bentuk tanggapan yang diberikan disesuaikan tipe dan
potensi keparahannya. Bila keadaan darurat yang terjadi adalah
kebakaran maka personil ini segera menghubungi dinas kebakaran kota,
bila terjadi di kantor atau anggota regu pemadam kebakaran di nomor
telepon yang telah ditentukan bila terjadi dilapangan. Bersama dengan
regu pemadam kebakaran personil ini melakukan pemadaman kebakaran
dengan menggunakan fasilitas yang ada. Kasus kecelakaan korban luka
parah, maka personil harus menghubungi petugas P3K di tempat kerja,
untuk mendapat bantuan secepatnya. Ambulance (bila terjadi di darat)
dan kelengkapan medis lain dipakai untuk mengirim korban ke poliklinik
dan / atau rumah sakit terdekat.

• Tanggap darurat kebakaran / peledakan


A. Petugas Pemadam Kebakaran / Rescue
 Memastikan kebenaran alarm dan mengecek ke lokasi.
 Jika benar maka selanjutnya dilakukan usaha pemadaman Api
Ringan (APAR) dan fire hydrant yang tersedia.
 Apabila kebakaran yang ditemukan cukup besar dan memerlukan
penanganan yang serius maka menghubungi anggota regu
pemadam di tempat-tempat kerja atau dinas kebakaran
setempat.
 Bilamana kebakaran tersebut terjadi di dalam workshop atau
kantor dan membahayakan keselamatan personil maka dilakukan
evakuasi dengan mengaktifkan sirine / bunyi peringatan tertentu.
 Keputusan untuk mengadakan evakuasi ini sebenarnya harus
dikonfirmasikan dulu kepada Pimpinan, bila terjadi di lapangan
operasi untuk workshop di darat
B. Petugas Security/Petugas di Workshop Kebakaran & Rescue
di Lapangan
 Bila terjadi di workshop, begitu mendengar bunyi alarm
peringatan
segera menghubungi petugas security di sekitar tempat diduga
terjadi kebakaran untuk mengecek kebenaran alarm.
 Bila tejadi di Lapangan di darat, begitu mendengar alarm
peringatan.
 Petugas mengecek kebenaran alarm.
 Petugas dan / atau Security segera berkumpul pada tempat
berkumpul (muster point) yang telah ditentukan.
 Petugas segera memerintahkan seluruh personil berkumpul pada
muster point masing-masing.
 Jika benar terjadi kebakaran, regu pemadam segera menggunakan
pakaian dan peralatan pemadam kebakaran yang tersedia dan
segera melakukan pemadaman.
 Jika Evakuasi diperlukan maka Pimpinan Perusahaan akan
mengkoordinir evakuasi seluruh personil.
 Sebelum meninggalkan tempat kerja, para personil yang terkait
harus memastikan seluruh energi listrik dan gas serta mesin-
mesin dimatikan.
 Pada lokasi berkumpul muster point, Petugas Rescue harus
menghitung jumlah personil yang di evakuasi.

• Ruang Pengendalian Pusat Tanggap Darurat


Untuk kelancaran jalannya prosedur tanggap darurat ini serta memonitor
kegiatan yang dilakukan maka perlu ditemukan Ruang Pusat
Pengendalian di kantor atau di workshop. Personil yang ada pada ruang
ini yaitu para posisi kunci, antara lain : Direktur Utama, Manager HSE,
Supervisor dan Karyawan Senior lain yang diperlukan. Ruang ini
dilengkapi telepon maupun radio yang berguna untuk berkomunikasi baik
dengan pihak luar maupun memantau situasi dan kondisi terakhir dan
kegiatan pemadaman.
JOB NO. :
DAFTARHADIR REV. 0
RAPAT SOSIALISASI KEADAAN DOC. NO. :
DARURAT DATE: BY CHKD APVD

Tanggal :
Lokasi : PT. LASDUCO JAYA

NO NAMA POSISI TANDA TANGAN


1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Keterangan

Surabaya, 10 Maret 2021


PT. LASDUCO JAYA

FIRA ANDRIYONO
Direktur Utama
PROSEDUR EVAKUASI DALAM KEADAAN JOB NO. : REV.
DOC. NO. : 0
DARURAT PT. LASDUCO JAYA
DATE: BY CHKD APVD

1. PENDAHULUAN
Prosedur ini mendefinisikan kejadian dalam keadaan darurat dan evakuasi yang
harus diikuti oleh semua tenaga kerja dan pihak luar yang berada di proyek PT.
Perrolindo Java Perkasa selama situasi keadaan darurat.

2. MAKSUD
• Untuk memastikan bahwa tindakan yang tepat telah dilakukan untuk
menghilangkan atau meminimalkan dampak situasi darurat pada lingkungan
dan manusia.
• Untuk memastikan semua orang di tempat kerja dilindungi.
• Untuk mencegah dan mengendalikan kecelakaan dalam rangka untuk
meningkatkan efektivitas operasi.

3. KEBIJAKAN
Kebijakan Rencana Tanggap Darurat adalah untuk mengurangi kerugian baik
nyawa dan harta benda jika terjadi bencana atau kecelakaan melalui respon
langsungfisik. Strategi tindakan yang diambil harus didasarkan pada prioritas
sebagai berikut:
• Menyelamatkan hidup manusia.
• Kontrol sumber bencana untuk menghindari kemungkinan hal terburuk,
mengurangi atau menghilangkan sumber bencana.
• Melindungi aset.
4. TUJUAN
Sejalan dengan tujuan di atas, tujuan dari rencana respon darurat digambarkan
sebagai berikut:
• Tujuan Evakuasi; menyelamatkan semua personil (karyawan dan
pengunjung) di lokasi kerja. Tujuan Perlindungan Kebakaran: menciptakan
lingkungan kerja yang aman dari terjadinya kebakaran. Dalam kasus
kebakaran, pemadaman api akan menggunakan peralatan yang tersedia dan
bekerja sama dengan pemadam kebakaran lokasi.
• Tujuan bantuan Pertama: untuk memberikan pertolongan pertama kepada
orang terluka dalam kecelakaan untuk menghindari kondisi terburuk dan
dilanjutkan dengan perawatan medis bila diperlukan.
• Tujuan Perlindungan Aset: Mengamankan data / sistem data base untuk
menghindari hilangnya data dalam keadaan darurat.
5. PERATURAN DAN TANGGUNG JAWAB.
Prosedur ini digunakan sebagai pedoman dan harus diikuti.
• Konstruksi Manager / HSE Manager bertanggung jawab secara keseluruhan
dan akuntabilitas untuk memastikan bahwa proyek telah menjalankan
prosedur darurat dan evakuasi untuk mengatasi semua situasi darurat yang
mungkir seperti: kebakaran, cedera serius, ledakan, tumpahan bahan kimia
dll.
PROSEDUR EVAKUASI DALAM KEADAAN JOB NO. : REV.
DOC. NO. : 0
DARURAT PT. LASDUCO JAYA
DATE: BY CHKD APVD

• Mempersiapkan Seorang karyawan yang kompeten atau tim karyawan yang


dapat membantu Manajer Konstruksi untuk melaksanakan prosedur ini.
• Untuk menjadi Koordinator Tim Tanggap Darurat.

A. Petugas Pertolongan Pertama dan Koordinator Evakuasi


Orang yang bertanggung jawab untuk evakuasi dan melakukan perawatan
pertolongan pertama di daerah proyek. Petugas Pertolongan Pertama dan
koordinator evakuasi yang adalah seorang Safety Supervisor.

B. Koordinator Humas
Apakah orang yang bertanggung jawab dalam keadaan darurat sudah
berkomunikasi dengan pihak ketiga Seperti POLISI, TENTARA, Pemadam
Kebakaran dan Rumah Sakit di bawah koordinasi Manajer Proyek.

C. Pelaporan
• Situasi Darurat melaporkan bentuk tenaga karyawan atau saksi untuk
Emergency Response Team Koordinator. Kepala Pemadam Kebakaran
atau Wakil segera menghubungi Tim Tanggap Darurat untuk menangani
situasi tersebut dan menentukan level darurat yang terjadi.
• Setiap karyawan, supervisor, dan manajemen PT. BANDUNG BERLIN
ABADI dan subkontraktor harus segera melaporkan setiap insiden /
kecelakaan yang terjadi dan dapat mengakibatkan kerusakan atau
kerugian. Insiden atau laporan kecelakaan bisa dilaporkan langsung atau
melalui komunikasi saluran (radio, HP dll) untuk supervisor area atau
Inspektur.
• Kategori peristiwa / kejadian.
• Lebih lanjut komunikasi sebagai berikut:
• Supervisor / Superintendent melaporkan situasi darurat kepada
manajer HSE
• HSE manajer PT. LASDUCO JAYA melapor ke Kepala Pemadam Kebakaran
Perusahaan Pemberitahuan melalui suara sirene minimal 3 menit.
6. PROSEDUR KEADAAN DARURAT DAN EVAKUASI
Ketika keadaan darurat terjadi untuk prosedur evakuasi, pikirkan tentang:
 Semua kemungkinan situasi darurat.
 Hal terburuk yang bisa terjadi jika melakukan kesalahan.
Poin-poin berikut ini harus dimasukkan dalam prosedur darurat dan evakuasi:
 Pertimbangkan apa yang mungkin terjadi dan bagaimana bunyi alarm. Jangan
lupa untuk mempertimbangkan malam / akhir pekan ketika proyek tutup,
seperti hari libur.
PROSEDUR EVAKUASI DALAM KEADAAN JOB NO. : REV.
DOC. NO. : 0
DARURAT PT. LASDUCO JAYA
DATE: BY CHKD APVD

 Dalam keadaan darurat, semua potensi bahaya harus dipertimbangkan.


Sebagai contoh dalam kasus kebakaran, bahaya tidak hanya mencakup api,
tetapi juga asap, struktur bangunan, sumber listrik, bahan kimia mudah
yang terbakar, dll
 Bagaimana orang yang bertanggung jawab dan Iain-Iain harus menangani
situasi.
 Siapa dan bagaimana memanggil layanan keadaan darurat.
 Ke mana untuk mencapai tempat yang aman. Harus ada pintu keluar darurat
yang cukup dan jelas sebagai titik daerah berkumpul dan harus dijaga
kebersihannya sepanjang waktu dan ditandai dengan jelas.

7. KEBAKARAN
Untuk melindungi orang dan harta benda dari bahaya kebakaran adalah tugas
setiap karyawan, khususnya tugas manajemen. Hal ini dicapai melalui
pencegahan kebakaran, Kesiap-siagaan pemadam kebakaran dan evakuasi.
Rencana tanggap darurat untuk api dirancang untuk merespon semua
kebakaran, termasuk pemadam kebakaran dan evakuasi.
Pertanggung jawaban anggota tim termasuk pemimpin tim, adalah
sebagai berikut:

Pemimpin Tim
 Bekerja dengan manajemen proyek untuk membentuk tim darurat
kebakaran.
 Mengatur pemadaman kebakaran dan prosedur evakuasi kebakaran.
 Buatlah tanggung jawab yang jelas setiap anggota tim utama sebagai
pemadam kebakaran, atau penanggung jawab evakuasi kebakaran untuk
wilayah tertentu, atau orang yang bertugas mematikan mesin dll.
 Tuntutan akibat keadaan darurat.
 Memilih seorang wakil kalau ia absen.
 Melakukan latihan kebakaran biasa.
 Pastikan semua pemimpin tim dan anggota tim telah terlatih.

Kepala Shift
 Membantu pemimpin tim dalam semua tanggung jawabnya
 Mengambil alih tugas keadaan darurat selama jam kerja ketika pemimpin
tim tidak bekerja.
 Memilih seorang wakil yang terlatih kalau ia tidak ada.

Anggota Tim
 Ikuti penanggulangan kebakaran dan prosedur evakuasi.
 Bertindak sesuai dengan tanggung jawab utama mereka.
PROSEDUR EVAKUASI DALAM KEADAAN JOB NO. : REV.
DOC. NO. : 0
DARURAT PT. LASDUCO JAYA
DATE: BY CHKD APVD

Karyawan PT. Rura Binatius yang tidak terlatih dalam pemadaman kebakaran
tidak diijinkan melakukan pemadaman, hanya pada tahap awal atau masih
dapat dikendalikan dapat dipadamkan dengan alat pemadam kebakaran
portabel.
Setelah alat pemadam api portabel selesai digunakan, harus segera diganti
dengan yang terisi penuh. Semua proyek PT. LASDUCO JAYA dan gedung kantor
harus mempunyai prosedur evakuasi kebakaran sebagai bagian dari prosedur
tanggap darurat. Prosedur evakuasi kebakaran harus mencakup setidaknya
bidang-bidang berikut:

Apa yang harus dilakukan saat seorang karyawan menemukan api?


• Membunyikan alarm jika ada kejadian.
• Hubungi petugas pemadam
• Padamkan api hanya jika memungkinkan dan jika terlatih dalam
menggunakan pemadam.
• Pastikan bahwa jenis pemadam yang digunakan benar.
• Jangan ambil risiko.
• Jika api membesar atau di bawah kendali, tinggalkan dengan segera.

Apa yang harus dilakukan ketika mendengar alarm?


• Pemimpin tim, pemimpin tim shift, dan anggota tim darurat harus
mengambil tindakan.
• Meninggalkan bangunan melalui pintu keluar terdekat. Rute jalur evakuasi
harus dipasang di seluruh departemen masing-masing.
• Jangan berhenti untuk mengambil barang-barang pribadi.
• Jangan gunakan lift.
• Jika memungkinkan, matikan peralatan dan mesin.
• Orang yang bertanggung jawab di daerah/tempat masing-masing harus
memastikan bahwa semua karyawan dan pengunjung di daerahnya
dievakuasi.
• Setelah dievakuasi, semua orang harus melaporkan ke tempat berkumpul
yang ditunjuk dan tidak masuk kembali.
• Jangan mendekati gedung atau wilayah kejadian dalam keadaan apapun
sampai diberitahu oleh petugas berwenang, seperti HSE Manager, bahwa
sudah aman untuk masuk kembali ke area proyek atau bangunan.

8. KEADAAN DARURAT DARURAT MEDIS ATAU CEDERA SERIUS


• Apabila terjadi cedera serius terhadap tenaga kerja, penemu pertama wajib
memberitahukan kepada Manager Proyek PT. LASDUCO JAYA
• Laporan tersebut wajib memberitahukan secara jelas nama lokasi, garis
besar kecelakaan dan laporan. Kemudian mengamankan tempat kejadian
untuk penyelidikan kecelakaan.
JOB NO. : REV.
PROSEDUR EVAKUASI DALAM KEADAAN DOC. NO. : 0
DATE: BY CHKD APVD
DARURAT PT. LASDUCO JAYA

8.1 TUMPAHAN KIMIA


Penyimpanan stok Bahan Kimia, cairan yang mudah terbakar, atau cairan
berbahaya tinggi harus disimpan di tempat yang aman. Lembar Data
Keselamatan Material harus ada.

Selain itu, prosedur darurat untuk tumpahan bahan kimia harus dipersiapkan.
Prosedur harus mencakup;
• Bagaimana membunyikan alarm supaya orang segera mengungsi.
• Cara mendapatkan bantuan profesional jika perlu
• Bagaimana menangani tumpahan bahan kimia dan membuat tempat
aman lagi
• Cara untuk melaporkan kepada pemerintah daerah seperti yang
disyaratkan oleh undang-undang setempat.

8.2 FASIUTAS YANG HARUS ADA


Berikut ini adalah fasilitas yang diperlukan untuk mendukung kegiatan tanggap
darurat.

Fasilitas Operasi
1. Pemadam Kebakaran dan Lampu Rescue Fasilitas:
 Sistem Hydrant
 Lampu Flash
2. Personil Evakuasi
Fasilitas:
 Flute (peluit)
3. Pertolongan Pertama & Tim
Evakuasi Fasilitas:
 Peralatan Pertolongan Pertama
 Lampu Flash
4. Pusat informasi
Fasilitas
Komunikasi
 Papan Informasi
 Web-site
5. Perlindungan Aset
Fasilitas :
 Tape Barricade
6. Fasilitas lainnya
 Hand phone darurat, Kepala Tim Evakuasi Pengendalian Darurat dan
Koordinator.
 Megafon dan koorinator tim evakuasi
 Menghubungi nomor telepon untuk melakukan evakuasi medis.
PROSEDUR EVAKUASI DALAM KEADAAN JOB NO. : REV.
DOC. NO. : 0
DARURAT PT. LASDUCO JAYA
DATE: BY CHKD APVD

9. LATIHAN TANGGAP DARURAT


Latihan Tanggap Darurat akan tetap dilakukan pada Manajer PT. LASDUCO
JAYA secara berkala.

10. PELATIHAN
Untuk memastikan bahwa rencana tanggap darurat diketahui dan dipahami
oleh seluruh karyawan PT. LASDUCO JAYA, pelatihan akan dilakukan. Pelatihan
akan dilakukan melalui pelatihan kelas dan latihan secara berkala.

10.1. PELATIHAN

Seluruh karyawan dan pengunjung lokasi kerja PT. LASDUCO JAYA harus
diberikan Pelatihan sehingga setiap karyawan dan pengunjung mengetahui
dan memahami prosedur keselamatan yang diterapkan dalam PT. LASDUCO
JAYA. Pelatihan untuk karyawan dilakukan sebagai bagian dari pemahaman
kerja. Setiap karyawan bara harus berpartisipasi dalam pelatihan sebelum
melakukan pekerjaan. Pelatihan HSE merupakan bagian dari perkenalan
pertama sebelum memulai pekerjaan. Pelatihan untuk pengunjung akan
disediakan:
• Informasi tentang jenis alarm dan tindakan yang diperlukan
setelah mendengar alarm
• Petunjuk di mereka untuk berkumpul dalam keadaan darurat dan
tahu pemimpin evakuasi mereka.
• Selalu mematuhi Instruksi dan tanda-tanda serta peraturan
keselamatan di lokasi kerja PT. LASDUCO JAYA

11. INVEST1GAS
Investigasi kejadian darurat harus dilakukan oleh Manajer Konstruksi PT.
LASDUCO JAYA dan Pengguna Jasa. Penyelidikan insiden adalah untuk
menentukan kejadian yang sebenarnya yang dapat menentukan penyebab dan
faktor insiden dan mencegah terjadinya kembali kejadian yang sama.

12. S1STEM KOMUNIKASI SELAMA DARURAT


Komunikasi Radio, Saluran Keadaan darurat akan dipergunakan Ketika keadaan
darurat terjadi, dan setiap orang yang menggunakan radio harus mengikuti
prosedur komunikasi darurat

JOB NO. : REV.


Jl. I Ngurai Rai Ruko Pelangi No. 12 Pondok Kopi Jakarta Timur 13460 Telp. 021-2286 2553, Fax. 021-2286 2553,
email: web:

PROSEDUR EVAKUASI DALAM KEADAAN DOC. NO. : 0


DATE: BY CHKD APVD
DARURAT PT. LASDUCO JAYA
PROGRAM PELATIHAN UNTUK
MENGHADAPI & MENGATASI KEADAAN
DARURAT

 Pencatatan dan Pelaporan


 Sesuai Persyaratan Peraturan dan Perundang-Undangan
 Bukti Keabsahan Data
 Mengukur Kinerja
 Mengenal Bahaya di Tempat kerja
 Tindakan Koreksi
 Mengelola Pelaksanaan K3 di Tempat Kerja
 Bukti Otentik dalam Pengajuan Proses Verbal

 Tujuan Pencatatan dan Pelaporan Keadaan Darurat


 Mengevaluasi secara Objektif kasus kecelakaan kerja
 Mengevaluasi Efektivitas program K3
 Menentukan Tingkat Permasalahan K3 pada Unit Kerja, Plant, Departemen/
Bagian dan Area Tertentu
 Analisis Kecelakaan dan PAK terhadap kasus yang spesifik
 Menyediakan data dan Fakta tentang masalah K3
 Mengukur Efektivitas penggunaan Alat-alat K3

 Tata Cara Pelaporan Keadaan Darurat


 Pengurus dan Pengusahaan Wajib Melaporkan Tiap Kasus Kecelakaan yang
terjadi di tempat kerja
 Kecelakaan yang dilaporkan terdiri dari:
 Kecelakaan Kerja
 Kebakaran, Peledakan dan Keracunan
 Pencemaran Lingkungan
 Kejadian Bahaya Lainnya
 Laporan disampaikan kepada Disnaker setempat dalam waktu 2 x 24 jam
 Dapat disampaikan secara lisan sebelum dilaporkan secara tertulis

Surabaya, 10 Maret 2021


PT. LASDUCO JAYA

FIRA ANDRIYONO
Direktur Utama
PROSEDUR PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN
A. METODE/TEKNIK/ALAT
Kotak P3K
■ Tandu
■ DU

B. PENGERTIAN
■ Kotak P3K adalah sebuah perlengkapan medis sederhana yang terdiri dari
obat-obatan untuk memberikan penanganan pengobatan sementara.
■ Tandu adalah alat untuk membawa korban ketempat yang lebih aman.

C. DOKUMEN TERKAIT
■ SOP keadaan darurat
■ SOP Pelaporan dan penyelidikan Kecelakaan

D. INSTRUKSI KERJA
Tahapan-tahapan penting dalam P3K Pada keadaan gawat darurat, berikan
pertolongan pertama dengan urutan sebagai berikut:
■ Bila pernapasan penderita berhenti dalam 2-3 menit akan terjadi kerusakan
otak dan dalam 4-6 menit akan terjadi kematian
1. Bila mungkin, minta orang lain untuk memanggil dokter / ambulan,
sementara anda melakukan pertolongan pertama.
2. Periksa pernapasan. Bila berhenti, segera mulai dengan pernapasan
(resusitas) mulut ke mulut. Prioritas utama adalah mengusahakan
penderita bernapas kembali kecuali pada penderita kasus tersedak.
1. Periksa adanya pendarahan hebat Bila ada, hentikan pendarahan.
3. Bila menduga adanya cedera tulang belakang, jangan merubah posisii
penderita. (Cedera tulang belakang bisa terjadi bila penderita jatuh
dari tempat tinggi, kecelakaan lalu lintas yang serius, atau mengalami
rasa kebal / hilang rasa / tidak bisa menggerakkan anggota tubuh
atas ataupun bawah).
4. Bila penderita pingsan tetapi pernapasan normal tanpa cedera tulang
belakang, baringkan dalam posisi istirahat.
5. Jangan meninggalkan penderita sebelum petugas medis datang. Bila anda
sendirian dan tidak mungkin memanggil petugas medis, tetapi tidak ada
cedera tulang belakang dan keadaan penderita cukup stabil, bawa
penderita ke unit gawat darurat di rumah sakit / Puskesmas terdekat.

Resusitas dari mulut ke mulut


 Penolong bisa melakukan langkah-langkah.
1. Baringkan penderita terlentang pada alas yang keras.
2. Peganglah lehernya penderita dan tengadahkan kepala supaya
napas lurus.
3. Buka mulut dan angkat setiap sumbat (tennasuk gigi palsu) dengan
jari-jari Anda.
4. Pencet hidung sampai tertutup.
5. Ambil napas panjang, dan tutupkan mulut Anda ke mulut penderita.
6. Hembuskan napas kuat-kuat ke dalam mulut penderita cukup stabil,
bawa penderita ke unit gawat darurat di rumah sakit / Puskesmas
terdekat.
7. Lakukan dengan tenang serta penuh percaya diri.

Resusitas jantung paru-paru (Cardiopulmonary Resuscitation/CPR)


Langkah-langkah penyelamatan jiwa seseorang dimana denyut jantung
telah berhenti. CPR adalah kombinasi dari masase jantung dari luar dan
resusitasi mulut ke mulut. Untuk melakukan CPR dengan seharusnya
sudah mengikuti latihan sehingga berkurang kemungkinan melakukan
kesalahan yang malah bertambah cedera pada penderita.

Melakukan untuk penyegaran kembali:


■ Apa yang bisa dilakukan penolong:
1. Berlutut di samping penderita.
2. Letakkan dasar telapak tangan pada dasar telapak tulang dada, dan
tumpangkan dasar telapak tangan Anda yang lain di atas telapak
tangan yang pertama. Jari-jari tangan jangan menyentuh dada.
3. Dengan lengan yang lurus, condongkan badan ke muka sehingga
bahu Anda di atas tulang dada penderita.
4. Tekan tulang dada ke bawah sampai 4-5 cm pada orang dewasa.
5. Dengan kedua tangan tetap di dada penderita, condongkan badan
ke belakang dan biarkan tulang dada penderita kembali ke posisi
normal.

E. INDIKATOR DAN UKURAN KEBERHASILAN


 Pekerja memahami dan mampu memberikan pertolongan pertama
dengan cepat dan tepat.

PT. LASDUCO JAYA

FIRA ANDRIYONO
Direktur Utama
PROSEDUR INSIDEN K3LL
No. Dokumen: …………………….

Dibuat Tanggal :
Direvisi Tgl :
No. Revisi :

I. Maksud dan Tujuan


Untuk memberikan ketentuan yang baku mengenai prosedur Insiden K3LL
yang menyebabkan kerusakan alat/mesin & nyaris kecelakaan (insiden)
akibat benturan, penyimpangan dalam pengoperasian di tempat kerja. Dan
untuk memberikan arahan yang di gunakan dalam mefakukan
anaiisa/investigasi atas semua insiden yang telah di laporkan.

II. Ungkup
Prosedur ini berlaku untuk semua laporan insiden K3LL yang terjadi di
lingkungan.

III. Definisi
1. Kejadian berbahaya adalah sesuatu kejadian yang potensial yang dapat
menyebabkan insiden & nyaris celaka kecuali kebakaran, peledakan dan
bahaya kerusakan alat/mesin.
2. Insiden K3LL adalah suatu kejadian yang tidak di kehendaki akibat
kelalaian manusia dan tidak di duga semula yang dapat menimbulkan
kerugian harta benda dan atau nyaris celaka.

IV. Prosedur
1. Pelaporan Insiden
a. Setiap terjadi insiden terhadap alat/mesin/bahan/benda harus
dilakukan pelaporan termasuk kerusakan peralatan/mesin dan
mengakibatkan luka.
b. Supervisor bertanggung jawab untuk melaporkan semua insiden dan
melakukan penyelidikan atas kejadian insiden di area
pertanggungjawabnya
c. Format pelaporan insiden dan sampai nyaris celaka agar dilakukan
oleh Supervisor (lampiran I)
d. Laporan setelah selesai diisi oleh supervisor segera dikirimkan ke
Manajer yang bersangkutan untuk ditindaklanjuti untuk segera
dilakukan tindakan perbaikan yang di perlukan sebagai pencegahan
yang sama tidak terulang lagi.
e. Laporan yang telah selesai diproses tersebut harus segera di
berikan kepada Ka. K3LL serta Manajer Personalia.
f. Laporan yang telah di terima oleh Ka. K3LL dan segera di tindak
lanjuti dengan system analisa/ investigasi kecelakaan yang ada.
g. Untuk setiap kasus kejadian yang menimpa proses operasi dan
menyebabkan kerusakan alat/ mesin yang cukup serius sehingga
harus dikeluarkan biaya yang cukup signifikan maka perusahaan
dapat melakukan claim ke pihak asuransi (sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.

V. Sistem Komunikasi Insiden


1. Setiap yang terjadi di dalam tempat kerja akan di komunikasikan dengan
cara-cara sebagai berikut:
a. Diinformasikan secara langsung melalui safety talk
b. Diinformasikan secara langsung melalui Rapat Manajemen
2. Setiap Insiden seluruh kegiatan pada area tersebut harus dihentikan dan
seluruh karyawan di lokasi tersebut seketika itu juga harus dikumpulkan
pada satu tempat yang telah di tentukan, untuk mendapatkan
pengarahan mengenai sebab terjadinya insiden. Dan dihimbau untuk
melakukan tindakan pencegahan yang di perlukan sehingga insiden tidak
terulang kembali pada area kerja.

VI. Dokumentasl
Laporan Insiden K3LL

PT. LASDUCO JAYA

FIRA ANDRIYONO
Direktur Utama
INVESTIGASI KECELAKAAN KERJA

Pendahuluan
Kecelakaan kerja merupakan Suatu kejadian yang tidak diinginkan yang dapat
berakibat cedera, gangguan kesehatan hingga kematian pada manusia, kerusakan
properti, gangguan terhadap pekerjaan (kelancaran proses produksi) atau
pencemaran.

Investigasi kecelakaan kerja harus dilaksanakan oleh personel atau team investigasi
yang kompeten untuk meiaksanakan tugas tersebut Oleh karena itu, investigator
kecelakaan kerja harus mendapatkan pelatthan tentang prosedur investigasi
kecelakaan kerja, teknik tnvestigasi kecelakaan dan analisa akar penyebab
kecelakaan kerja. Sedangkan Team Investigasi Kecelakaan Kerja (TIK) dapat disusun
oleh Investigator, yang dapat terdiri dari; orang yang menguasai bidang tertentu
(ahli) dan pendamping team (Satpam, Humas, dan sebagainya).

Investigasi kecelakaan kerja merupakan salah satu upaya untuk mengendalikan dan
mencegah kerugian (termasuk proses produksi) yang timbti akibat kecelakaan kerja.

Mengapa kecelakaan perlu diinvetigasi dan dilaporkan ?


Tujuan
 Memperbaiki kualitas keselamatan kerja
 Mengurangi kesempatan terjadinya kecelakaan kerja serupa dimasa datang
 Menyediakan atau membangun tempat atau lingkungan kerja yang aman

Maksud
 Untuk mendapatkan kronologi kecelakaan yang benar dan menetapkan kritikal
faktor.
 Untuk menentukan akar penyebab kejadian kecelakaan kerja (bukan
menetapkan siapa yang salah)
 Menetapkan rekomendasi tindakan perbaikan

Kecelakaan kerja manakah yang perlu diinvestigasi ?


Semua kecelakaan kerja yang diketahui atau diiaporkan yang mengakibatkan;
1. Kerugian harta benda mulai dari yang kecil hingga besar
2. Korban manusia mulai dari cidera ringan hingga fatality (termasuk akibat
keracunan pestisida pada manusia)
3. Korban manusia dari penyakit akibat kerja.
4. Kerugian harta benda atau cidera / penyakit pada korban manusia.

Siapa yang harus mengivestigasi dan melaporkan kecelakaan kerja?


 Karyawan harus melaporkan kejadian kecelakaan kepada supervisornya, dan /
atau Petugas Safety perusahaan (dalam waktu 1A jam setelah kejadian
kecelakaan)
 Supervisor harus memverifikasi kejadian kecelakaan dan mengkoordinir
pelaksanaan Pertolongan Pertama (bilamana korban masih berada ditempat
kejadian), serta melaporkan secara lisan dan disusul dengan laporan kejadian
kecelakaan" secara tertulis kepada Petugas Safety Perusahaan dan juga
Pimpinan
Departemen, Personel Administration (PA) untuk proses melaporkannya kepada
pihak Pemerintah.
 Petugas Safety Perusahaan (yang kompeten melakukan investigasi) akan
melaporkan kepada pimpinan Perusahaan dan melakukan investigasi dengan
metibatkan beberapa personel ahli di bidang masing-masing.
 Hasil investigasi dan rekomendasi tindakan perbaikan oleh Investigator atau
team Investigator akan dilaporkan kepada Pimpinan unit perusahaan setempat,
dan akan direview terlebih dahulu sebelum disetujui untuk dikeluarkan.
 Laporan investigasi kecelakaan kerja akan dilaporkan oleh Pimpinan unit
perusahaan kepada Pemerintah dan pihak ketiga yang dipandang sangat
membutuhkan laporan untuk keperluan perbaikan / pencegahan kecelakan
kerja.

Haruskah Investigasi kecelakaan kerja perlu melibatkan posisi jabatan sebagai


Supervisor atau Head Department Ptentu harus...........sebab
 Supervisor atau Head Departemen mengetahui orangnya dan proses kerjanya
 Secara tidak langsung juga terlibat dalam kejadian tersebut atau terlibat
pada proses pengambilan tindakan perbaikan
 Dapat mengambil nilai positif dari investigasi ini
 Tahu dimana mendapatkan informasi yang dibutuhkan

Mengapa investigator kecelakaan kerja harus bersyarat ?


 Untuk menyajikan critical factor kejadian kecelakaan kerja secara tepat dan
cermat, guna proses analisis selanjutnya.
 Untuk menetapkan akar penyebab kecelakaan kerja secara tepat dan akurat.
 Untuk menetapkan rekomendasi tindakan perbaikan yang relevan dan efektif,
yang dapat mencegah kecelakaan kerja serupa di masa datang.

Apa syarat sebagai investigator kecelakaan kerja ?


 Berbadan dan kondisi mental sehat
 Mempunyai pengalaman atau pengetahuan investigasi kecelakaan kerja dan
menganalisa akar penyebab kecelakaan dengan tepat dan akurat.
 Dapat mengkoordinir, membangun atau bekerja sama dengan Team Work
investigasi yang efektif.

PT. LASDUCO JAYA

FIRA ANDRIYONO
Direktur Utama
PROSEDUR STANDAR JOB NO. : REV.
DOC. NO. : 0
OPERASI S.O.P.
DATE: BY CHKD APVD
FUEL TANK TUCK

(4) PARKIR
1. Parkir ditempat aman, dan yang sudah ditentukan
2. Parkir kendaraan pada posisi gerak maju atau dengan parkir mundur
3. Turunkan kaca pintu sopir agar komunikasi dengan signal-man dapat terajadi
4. Pasang rem tangan, ganjal ban. Letakkan tuas persnelling di posisi netral.
5. Serahkan document; kunci kontak kepada Mandor/Pengawas kerja
6. Jaga jarak parkir yang aman dengan kendaraan lain, jangan terlalu dekat.
7. Bersihkan alat equipment sebelum meninggalkan lapangan pekerjaan.

(5) Khusus untuk Fuel Tank Truck:


1. Isi FTT sesuai kebutuhan order kerja setiap hari
2. Pasang filter knalpot apabila mengisi minyak di pangkalan/storage atau
matikan mesin kendaraan
3. Periksa nozel, selang, kran-kran, flow meter, harus pada kondisi baik sebelum
pekerjaan dimulai.
4. Pasang rem tangan sewaktu mengisi equipment
5. Jangan merokok

(6) LAPORAN:
1. Isi laporan tiket harian dan kirim ke DCS setiap hari
2. Isi laporan P.T.I dan kirim/lapor ke E.O. setiap hari
3. Laporkan setiap kecelakaan, luka-luka dan hampir celaka ke Department
Keselamatan segera tanpa memandang besar kecilnya kecelakaan
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN TUMPAHAN
DALAM PENGANGKUTAN

1. TUJUAN
Prosedur ini mencakup persyaratan yang dikaitkan dengan pencegahan dan
pengendalian tumpahan dalam pengangkutan mencakup alat pengendalian
tumpahan untuk tumpahan kecil dan besar, pelatihan personil, regu tanggap
serta mobilisasi pada saat kejadian tumpahan besar.

Untuk persyaratan umum yang berkaitan dengan pengangkutan jalan raya,


mengacu pada Pengangkutan Bahan dan Barang.

Prosedur ini dimaksudkan untuk memastikan bahwa pencegahan tumpahan


dalam pengangkutan sepanjang jalan raya mudah dilakukan, diatur dan harus
ada pengendalian tumpahan dari kendaraan jalan raya terhadap lingkungan.

Bila diperlukan prosedur ini dapat diperluas dan, dikembangkan dengan


instruksi, pedoman atau gambar tambahan oleh Safety Officer.

2. DEFINISI
Tumpahan Pengangkutan

Buangan bahan dari kendaraan jalan raya yang tidak diinginkan, tidak
dikendalikan atau tidak diberi kewenangan yang dapat membahayakan terhadap
kesehatan dan keselamatan orang atau terhadap lingkungan.

3. TANG6UNG JAWAB
Personil berikut ini bertanggung jawab sesuai kewenangan masing-masing untuk
semua kegiatan yang termasuk dalam prosedur ini:
• Site Manager
• Superintendent
• Personil Keselamatan kerja yang ditunjuk Safety Officer
• Seluruh Pekerja yang berkepentingan
• Pengemudi / Operator

4. URAIAN KEGIATAN
Kontraktor/ subkontraktor yang memerlukan dan / atau melakukan jasa
pengangkutan bahan dan barang bertanggung jawab untuk melaksanakan
prosedur ini.

Penilaian Resiko Tumpahan Potensial


Jalan dan area pengangkutan dimana resiko yang berhubungan dengan potensi
tumpah adalah tinggi, harus diidentifikasi dan diperiksa resikonya sebelum
dilaksanakan.
Tanggapan Tumpahan Kecil
Kendaraan pengangkut harus dipelihara dan dilengkapi secukupnya dengan alat
untuk pengendalian tumpahan kecil, mencakup isolasi, penahan dan pembuangan
bahan dengan aman. AJat pengendalian tumpahan harus diperiksa dan dipelihara
secara berkala. Pengemudi kendaraan yang membawa bahan, yang bilamana terjadi
tumpahan dapat menyebabkan bahaya terhadap orang atau lingkungan, harus
dilatih dalam mengendalikan tumpahan kecil.

Tanggap Tumpahan Besar


• Regu (tim) tanggap untuk pengendalian tumpahan pengangkutan besar
harus dibentuk dan slap dalam kondisi siaga.
• Anggota regu tersebut harus dilatih dalam mengoperasikan alat
pengendalian tumpahan.
• Regu tanggap hams dilengkapi dengan unit mobil alat pengendalian
tumpahan untuk mengisolasi, penahan, pengepel dan pembuangan
tumpahan secara umum.
• Unit tersebut harus diperiksa dan dipelihara secara berkala,
• Dalam kejadian tumpahan besar, regu tanggap terdekat harus
dimobilisasi.
• Sebagai tambahan, kewenangan tepat harus diberitahukan (misalnya :
polish Pemadam Kebakaran, Kewenangan Perlindungan

Tanggap Khusus
Rencana keadaan darurat harus mencakup tanggap khusus untuk keadaan darurat
yang dikaitkan dengan bahan berbahaya individual yang dipakai oleh kontraktor
sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Penyelidikan Tumpahan
Semua tumpanan baik yang besar dan kecil harus dianggap sebagai kecelakaan dan
diselidiki sesuai dengan PR 014 Penyelidikan Insiden dan kecelakaan.
Tindakan perbaikan harus dilakukan untuk memenuhi hasil penyelidikan tersebut.

PT. LASDUCO JAYA

FIRA ANDRIYONO
Direktur Utama
PROSEDUR PEMINDAHAN BARANG ATAU BAHAN

A. Maksud
Memahami cara pemindahan bahan dengan benar.

B. Tujuan
Agar pemindahan bahan berlangsung secara benar dan tidak menimbulkan
kecelakaan.

C. Lingkup Kerja
Keseluruhan area perusahaan dan proyek yang berhubungan dengan
pemindahan bahan.

D. Definisi
1. Alat angkut dan angkut adalah suatu pesawat atau alat yang digunakan untuk
memindahkan, mengangkut muatan baik bahan atau barang atau orang
secara vertical dan atau horizontal dalam jarak yang ditentukan.
2. Alat pengaman adalah suatu alat perlengkapan yang dipasang permanen
pada pesawat tenaga dan produksi guna menjamin pemakaian pesawat
tersebut dapat bekerja dengan aman.
3. Petugas HSE adalah personel perusahaan yang melakukan tanggung
jawabnya sesuai dengan tugas yang berlaku.

E. Personil
- Petugas HSE
- Operator

F. Petugas HSE
Memeriksa kondisi alat angkut yang digunakan untuk pemindahan bahan
dengan mengisi Form pemeriksaan alat angkut.

G. Petugas HSE
Menyediakan dan memeriksa kebutuhan pengaman yang diperlukan.

H. Operator
Melakukan pemindahan barang/bahan.

I. Lampiran
Form Karakteristik Material

PT. LASDUCO JAYA

FIRA ANDRIYONO
Direktur Utama
JOB NO. : REV.
INSTRUKSI STANDAR UNTUK
0
PENANGANAN BAHAN KIMIA DAN DOC. NO. :
DATE: BY CHKD APVD
MATERIAL BERBAHAYA

1.1. PENDAHULUAN
1.2. Instruksi standar ini disiapkan untuk penanganan bahan kimia dan
material berbahaya yang digunakan PT. LASDUCO JAYA.

2.1. TUJUAN
2.2. Untuk menyakinkan bahwa pembelian, penerimaan, penanganan,
penandaan, penyimpanan dan pembuangan bahan kimia dan material
berbahaya PT. LASDUCO JAYA dilaksanakan secara baik dan benar
sesuai aturan standar.

3.0. TANGGUNG JAWAB


1.1 Komite K3LL bertanggung jawab dalam pelaksanaan instruksi standar ini.
1.2 Manajer HSE / Manajer Lapangan bertanggung jawab untuk meyakinkan
bahwa instruksi ini dilaksanakan di setiap lapangan.
1.3 Komite K3LL bertanggung jawab untuk mengevaluasi dan memonitor
setiap bahan kimia dan setiap material berbahaya yang digunakan di
PT. LASDUCO JAYA.
1.4 Lead HSE / Petugas K3LL akan member saran dalam ketentuan legal dan
ketentuan-ketentuan lainnya.
1.5 Setiap pekerja dan lainnya bertanggung jawab untuk menyesuaikan
dengan instruksi ini.
1.6 Penyalur / Subkontraktor harus meng-update MSDS untuk setiap bahan
kimia yang disuplai.

4.1. INSTRUKSI STANDAR


4.2. Pembelian dan Penerimaan Bahan Kimia dan Material Berbahaya
Pembelian dan Penerimaan Jenis Baru Bahan Kimia dan Material
Berbahaya
 Untuk bahan kimia jenis baru yang dipesan oleh Pengguna, MSDS
harus dilengkapi dan disertakan oleh si penyalur dan diserahkan
kepada Komite K3LL untuk diverifikasi dan disetujui dengan
menggunakan lembar Permintaan dan Evaluasi Bahan Kimia
dan Material Berbahaya.
 Pimpinan proyek akan memeriksa dan menyetujui berdasarkan
informasi dari MSDS dan menyarankan untuk memproses
pembelian.
 Kontraktor/subkontraktor akan meyakinkan kebenaran informasi
MSDS setiap produk.
 Kemasan (container) harus dilengkapi dengan tanda/label. Setiap
bahan kimia tanpa dilengkapi label yang benar dan MSDS akan
dikembalikan ke penyalur.
JOB NO. : REV.
INSTRUKSI STANDAR UNTUK
0
PENANGANAN BAHAN KIMIA DAN DOC. NO. :
DATE: BY CHKD APVD
MATERIAL BERBAHAYA
 Proyek harus meyakinkan bahwa fasilitas yang benar untuk
penanganan dan penyimpanan sudah tersedia bila produk datang,
ini harus termasuk bila terjadi kondisi darurat.
 Komite K3LL akan mengidentifikasi dan mencatat dalam register
setiap bahan kimia yang membahayakan untuk kesehatan, yang
digunakan di tempat kerja dengan menggunakan

Buku Register Bahan Kimia yang Berbahaya Bagi Kesehatan.


 Buku catatan tersebut harus dipelihara/disimpan oleh manager HSE
dengan baik dan selalu diperbaharui dari waktu ke waktu, dan
disesuaikan dengan informasi berikut:
 Daftar bahan kimiayang digunakan dan berbahaya bagi
kesehatan
 MSDS untuk setiap bahan kimia yang membahayakan kesehatan
kecuali untuk pestisida akan diinformasikan.
 Ruko Permata Regency No T Rata-rata jumlah pemakaian.
Produksi atau yang disimpan perbulannya atau pertahun untuk
setiap bahan kimia yang berbahaya bagi kesehatan.
 Proses dan lokasi kerja dimana bahan kimia yang berbahaya
bagi kesehatan digunakan dan nama serta alamat si penyalur
bahan tersebut.
 Buku Catatan/register akan disampaikan setiap karyawan di setiap
tempat kerja yang mungkin dibutuhkan

Pembelian Bahan Kimia yang Rutin (Reguler)


 Bahan kimia yang rutin atau regular di beii PT. Petrolindo Java
Perkasa juga harus mempunyai lembar Permintaan dan Evaluasi
Bahan Kimia dan Material Berbahaya.
 Kontraktor akan melakukan pembelian berdasarkan pada Buku
Register Bahan Kimia yang Berbahaya Bagi Kesehatan.
 Untuk pembelian bahan kimia yang rutin, tidak diperlukan evaluasi
dari Pimpinan Proyek atau Komite K3LL tetapi cukup menyampaikan
Standar Pengemasan dan Label/Tanda yang Diharuskan.
 Proyek akan menerima bahan kimia secara fisik sesuai dengan
standar kemasan dan label/tanda yang sesuai dengan ketentuan.

4.3. Penanganan Bahan Kimia


 Setiap orang yang bertugas menangani bahan kimia harus membaca
dan mengerti setiap instruksi yang tertera pada label dan MSDS dan
informasi lainnya, yang disiapkan bersama bahan kimia yang
relevan dengan peralatan APD.

JOB NO. : REV.


INSTRUKSI STANDAR UNTUK DOC. NO. : 0
PENANGANAN BAHAN KIMIA DAN DATE: BY CHKD APVD
MATERIAL BERBAHAYA

 Pimpinan Proyek / Manager HSE / Manager Lapangan harus


meyakinkan bahwa setiap pemakai bahan kimia sudah detraining
dalam menggunakan bahan kimia dan precaution yang harus
diambil atau dilakukan.
 Pimpinan Proyek / Manager HSE / Manager Lapangan harus
meyakinkan bahwa alat keselamatan seperti system ventilasi udara
atau tirai pelindung sudah tersedia dan berfungsi.
 Pimpinan Proyek / Manager HSE / Manager Lapangan harus
meyakinkan bahwa setiap pemakai bahan kimia selalu memeriksa
baju pelindung dan alat keselamatan lainnya termasuk alat
pelindung pernafasan bila diperlukan.

4.4. Pemberian Label dan Pemberian Label Ulang


 Pimpinan Proyek / Manager HSE / Manager Lapangan harus
meyakinkan bahwa setiap bahan kimia yang berbahaya bagi
kesehatan sudah menggunakan label/tanda, dan label tersebut
tidak dibuang/dilepas, dirubah ataupun dirusak.
 Bila tanda tersebut dilepas, dirubah dan rusak sedangkan bahan
kimia yang berbahaya bagi kesehatan itu masih digunakan di
proyek, maka pimpinan proyek/manager HSE akan segera
memasang kembali label yang baru.
 Bila bahan kimia yang berbahaya buat kesehatan tersebut
dipindahkan ke container lain, Pimpinan proyek , Manager HSE dan
Manager Lapangan harus memeriksa kembali bahwa label
dipasang pada container yang baru.

4.5. Penyimpanan Bahan Kimia


 Bahan yang tidak dapat tercampur harus disimpan secara terpisah
 Container bahan kimia tidak boleh bocor, karatan atau rusak dan
harus disusun dengan baik dan aman di lokasi penyimpanan.
 Harus terpasang system ventilasi yang baik untuk meyakinkan
bahwa setiap ada kebocoran gas berbahaya akan langsung dibuang
melalui sistem ventilasi.
 Untuk bahan kimia yang memiliki resiko terbakar atau meledak,
harus mengikuti instruksi berikut:
 Bahan kimia harus disimpan dilokasi dengan sistem ventilasi ang
baik dan jauh dari sumber api yang dapat menimbulkan api.
 Sistem pencegahan kebakaran secara otomatis, seperti
sprinkler, smoke detector harus terpasang dan bertungsi
JOB NO. : REV.
INSTRUKSI STANDAR UNTUK
0
PENANGANAN BAHAN KIMIA DAN DOC. NO. :
DATE: BY CHKD APVD
MATERIAL BERBAHAYA

4.5 Pengukuran Tingkat Resiko Terhadap Kesehatan


Semua lokasi tidak diperbolehkan beraktivitas bila ada kemungkinan
karyawan terpapar bahan kimia yang berbahaya bagi kesehatan, kecuali
ada penilaian tertulis oleh seorang penilai resiko. Penilaian harus
meliputi:
 Resiko yang berpotensi kepada karyawan untuk terpapar bahan
kimia yang berbahaya bagi kesehatan.
 Metoda dan aturan diterapkan dalam penggunaan bahan kimia
yang berbahaya bagi kesehatan.
 Bahaya alami bahan kimia terhadap keselamatan.
 Tingkat paparan bahan kimia yang berbahaya bagi kesehatan
 Timbulnya resiko kesehatan dari pemakaian dan kebocoran pada
proses kerja.
 Pengukuran, prosedur dan peralatan diperlukan untuk mengontrol
suatu kecelakaan lingkungan dari bahan kimia yang berbahaya bagi
kesehatan karena terjadi kebocoran, tumpahan, kesalahan proses
atau kerusakan peralatan
 Diperlukan program untuk memonitor paparan pada setiap
karyawan.
 Diperlukan program pelatihan yang berkelanjutan untuk karyawan.

Hasil pendataan tersebut akan diperiksa ulang oleh komite K3LL jika:
 Sudah ada perubahan pada pekerjaan sesuai dengan pendataan
 Sudah lebih lima tahun dan berlalu sejak pendataan terakhir
 Diinstruksikan oleh Direktur atau Manajer.

Manajer HSE, Manajer Lapangan akan meyakinkan bahwa pendataan


atas resiko akan dilaksanakan. Pendataan harus dilaporkan kepada
pimpinan proyek satu bulan setelah selesai pendataan. Laporan
tersebut akan disimpan dengan baik oleh HSE korporat.

4.6. Tindakan dalam Mengon trol Paparan


 Bila dalam laporan pendataan diperlukan tindakan untuk
mengeliminasi atau mengurangi kondisi actual atau potensi
paparan, pimpinan proyek segera melaksanakannya, dengan
merubah proses pekerjaan, metoda prosedur, plant engineering
dalam mengontrol peralatan dalam waktu satu bulan setelah
menerima hasil pendataan.
 Setiap alat ukur pengontrolan harus mampu
menurunkan tingkat paparan ketingkat yang paling
rendah atau bahan kimianya ke tingkat terendah.
JOB NO. : REV.
INSTRUKSI STANDAR UNTUK
0
PENANGANAN BAHAN KIMIA DAN DOC. NO. :
DATE: BY CHKD APVD
MATERIAL BERBAHAYA

 Bahan kimia yang berbahaya bagi kesehatan hams dikontrol melalui


sistem sbb:
• Mengeliminasi bahan kimia yang berbahaya bagi kesehatan dari
tempat kerja.
• Pengukuran tingkat bahayanya bahan kimia tersebut.
• Jumiah pemblokiran dari proses dan sistem penanganan.
• Isolasi pekerjaan untuk mengontrol emisi dari bahan kimia yang
berbahaya bagi kesehatan.
• Lakukan perubahan pada parameter proses.
• Penerapan desai alat kontrol.
• Terapkan sistem kerja aman dan cara-cara yang dapat
mengeliminasi resiko untuk kesehatan.
• Penggunaan APD yang telah disetujui.

4.7. Pengawasan Papa ran di Tempat Kerja


 Paparan bahan kimia yang berbahaya bagi kesehatan karyawan,
harus dikontrol sesuai dengan metoda dan analisa yang telah
disetujui.
 Catatan atau data hasil monitorine harus disimnan densan baik oleh
HSE corporate di JHO

4.8. Perlindungan Kesehatan


 Program perlindungan kesehatan harus dilaksanakan bila
pendataan menyatakan bahwa hal tersebut diperlukan untuk
melindungi kesehatan karyawan dari paparan bahan kimia
berbahaya.
 Dokter kesehatan kerja akan melaksanakan komponen-komponen
program perlindungan kesehatan secara medis.
 HSE Korporate dan HSE di proyek akan menyimpan catatan
perlindungan kesehatan tersebut dengan baik.
 Karyawan diperbolehkan untuk mengetahui hasil pemeriksaan
medis setelah pemberitahuan disampaikan.

4.9. Pencegahan Dengan Penarikan Karyawan Secara Medis


Karyawan tidak akan ditarik atau sebaliknya dari lokasi pekerjaan yang
terdapat paparan atau mingkin terpapar bahan kimia yang berbahaya
bagi kesehatannya secara medis, berdasarkan pendapat dari dokter
kesehatan kerja.
JOB NO. : REV.
INSTRUKSI STANDAR UNTUK
0
PENANGANAN BAHAN KIMIA DAN DOC. NO. :
DATE: BY CHKD APVD
MATERIAL BERBAHAYA

4.10. Poster Peringatan (Warning Sign)


 Bila bahan kimia yang membahayakan bagi kesehatan masih
digunakan di setiap lokasi pekerjaan, maka pimpinan proyek akan
meyakinkan
bahwa:
• Poster peringatan sudah terpasang di setiap tempat masuk /
gerbang lokasi sehingga akan mengingatkan setiap karyawan
bahwa
mereka memasuki daerah yang berbahaya.
• Informasi lain yang relevan harus disampaikan kepada karyawan
bahwa masih ada resiko terpapar bahan kimia berbahaya bagi
kesehatan.

4.11. Pemakaian Alat Pelindung Diri Yang Disetujui


Alat pelindung diri yang disediakan harus :
 Harus sesuai dengan jenis pekerjaan yang dilakukan
 Sesuai dan nyaman untuk karyawan.
 Tidak ada dampak medis dan kesehatan bagi karyawan.
 Harus disuplai dengan baik dan selalu tersedia untuk karyawan yang
memerlukan.

4.12. Informasi, Instruksi dan Pelatihan


Pimpinan Proyek, Manajer Lapangan dan Manajer HSE akan
menyediakan informasi, instruksi dan pelatihan bagi karyawan bila
dinyatakan harus mengetahuinya;
 Minimal satu kali dalam dua tahun
 Bila ada perubahan informasi mengenai bahan kimia yang
membahayakan bagi kesehatan, mengenai cara kerja yang aman
atau metode pengawasan.
 Pada saat karyawan ditempatkan pada lokasi yang baru atau
pekerjaan baru yang kemungkinan akan terpapar oleh bahan kimia
berbahaya bagi kesehatan.
PROGRAM GERAKAN HIDUP SEHAT
PT. LASDUCO JAYA

I. Maksud
Agar setiap pekerja PT. LASDUCO JAYA memiliki pengetahuan dan
kompetensi dalam hal hidup sehat.

II. Tujuan
Berharap para karyawan menjadi duta bagi menyebarnya pola hidup sehat

III. Lingkup Kerja


Setidaknya, dengan peraturan dan monitoring Kesehatan yang dilakukan
selama kita hidup membantu kita mempertahankan Kesehatan dan
kebugaran. Tujuh hari dalam seminggu dengan kebiasaan menjalankan
program hidup sehat tentu sangat berpengaruh bagi Pribadi, Masyarakat dan
Lingkungan.

IV. Personil
Seluruh Karyawan PT. LASDUCO JAYA

V. Referensi.
Peraturan Menteri Kesehatan Rl No. 23/Birhub/1972

VI. Program
Program Kesehatan karyawan di kantor
1. Seluruh Area Kantor bebas rokok (merokok di Smooking Area)
2. Pemeriksaan Kesehatan Berkala
3. Pemeriksaan Kebersihan di Lingkungan kantor
4. Tidak dibenarkan seluruh karyawan mengkonsumsi Minuman keras dan
Narkoba.
JOB NO. : REV.
INSTRUKSI STANDAR UNTUK DOC. NO. : 0
TRANSPORTASI DAN LALU DATE: BY CHKD APVD
LINTAS

1.1. PENDAHULUAN
1.2. Instruksi standar ini meliputi manajemen keselamatan dalam bidang
lalu lintas dan angkutan untuk keperluan proyek dengan menggunakan
jaian umum.

2.1. TUJUAN
2.2. Untuk meyakinkan manajemen keselamatan dalam lalu lintas dan
angkutan konstruksi di jalan umum.

3.1. TANGGUNG JAWAB


3.2. Komite K3LL, bertanggung jawab atas maksud serta isi dari instruksi
standar ini.
3.2 Manager HSE dan komite K3LL bertanggung jawab untuk
memastikan bahwa prosedur ini dijalankan disetiap lokasi.
3.3 Lead HSE dan pengawas K3LL akan memberi saran dalam
mematuhi hukum dan ketentuan perundang-undangan..
3.4 Semua karyawan kontraktor maupun subkontraktor yang terlibat
bertanggung jawab untuk mematuhi instruksi standar ini.

4.1. INSTRUKSI STANDAR/ PROSEDUR

4.2. Peraturan Umum Lalu Lintas


4.2.1 Kegiatan konstruksi yang berada di jalan umum (jalan umum biasa
atau bebas hambatan) dan mempunyai resiko bahaya yang cukup
serius bagi si pekerja, memerlukan pemasangan rambu-rambu
keselamatan seperti; pembatas (barricade), poster peringatan,
lampu peringatan, jika perlu petugas khusus yang mengatur lalu
lintas.
4.2.2 Setiap kendaraan yang digunakan dilokasi konstruksi, harus laik
pakai dan ter-registrasi.
4.2.3 Setiap karyawan dilarang untuk mengemudikan kendaraan
dilokasi proyek kecuali mempunyai izin untuk mengemudi.

4.3. Keselamatan Berkendara dan Berlalu lintas di Dalam Proyek


4.2.1. Umum
1. Setiap pengemudi atau operator harus memiliki izin
mengemudi yang masih berlaku dan sesuai dengan jenis atau
klasifikasi kendaraannya.
2. Setiap kendaraan harus memiliki izin operasi atau
lembar hasil
inpeksi kecuali yang digunakan diluar proyek
JOB NO. : REV.
INSTRUKSI STANDAR UNTUK DOC. NO. : 0
TRANSPORTASI DAN LALU DATE: BY CHKD APVD
LINTAS
3. Setiap saat dioperasikan kendaraan harus dalam kondisi
aman, dan setiap penggantian shift lakukan pemeriksaan lagi.
4. Standar rambu lalu lintas yang digunakan di jalan umum kan
digunakan di lokasi proyek untuk mengontrol lalu lintas
proyek.
5. Dilarang mengemudi dalam keadaan mabuk atau dalam
pengaruh alcohol / obat-obatan.
6. Setiap pengemudi harus mengikuti rambu lalu lintas yang
berlaku.
7. Semua kendaraan dan peralatan dilarang parkir, menutupi
fasilitas pemadam kebakaran (minimal 5 meter dari fasilitas),
di lokasi perempatan atau menghalangi kendaraan lain.
8. Kunci kontak jangan ditinggalkan pada kendaraan yang sedang
parkir.
9. Haul road harus disiapkan dengan baik dan selalu dirawat, bila
perlu mendapat persetujuan dari pemerintah setempat.
10. Penyiraman haul road sangat diperlukan selama musim
kemarau untuk mengurangi debu. 11 Kendaraan dengan
beban / muatan dilarang menggunakan haul road kecuali ada
tanda-tanda khusus.
11. Setiap pengemudi / operator harus melaporkan kepada
pengawasnya semua kejadian, kecelakaan, hampir terjadi
kecelakaan, bahaya-bahaya yang terjadi atau kerusakan
kendaraan dengan menggunakan format yang tersedia.
12. Lapor segera kepada pengawas bila ada kerusakan pada
penghalang/barricade, tanda-tanda peringatan atau kondisi-
kondisi bahaya.
13. Dilarang memindahkan penghalang/barricade dan rambu-
rambu jalan.
14. Dalam kondisi berjalan, operator akan menyalakan
penerangan bila jarak pandang buruk.
15. Sabuk pengaman harus selalu digunakan.

4.2.2. Beban
1. Semua beban pada kendaraan harus terikat dengan baik dan
aman dengan menggunakan tali kawat, rantai atau alat
pengikat khusus kargo, dan terpal penutup/jarring harus
dipasang.
2. Kendaraan dilarang kelebihan beban.
3. Pekerja dilarang menaiki kendaraan yang sarat muatan.
4. Tanda untuk jarak aman pada ketinggian harus
dipasang untuk mencegah kerusakan pada fasilitas
yang terdapat di bagian atas (kabel listrik dan
lainnya), dan setiap pengemudi harus memastikan
jarak aman tersebut.
JOB NO. : REV.
INSTRUKSI STANDAR UNTUK DOC. NO. : 0
TRANSPORTASI DAN LALU DATE: BY CHKD APVD
LINTAS

5. Bila panjang beban melebihi panjang kendaraan, tanda khusus


pada ujung beban tersebut harus dipasang (benda merah,
segitiga merah, dll), namun kondisi ini tidak dibenarkan pada
jalan raya umum.
6. Bila diperlukan bekerja di sepanjang jalan umum, baik sebagai
pekerja flagman/ signalman, harus dilengkapi dengan
rompi/jaket yang ber-reflection ligh setiap hari.

4.2.3. Pintu Keluar dan Masuk di Proyek


1. Jalan keluar masuk dari dank e proyek harus diatur
sedemikian rupa untuk memastikan agar setiap kendaraan
serta pengemudinya dapat melihat kondisi jalanan, dan
menjalankan kendaraan dengan perlahan pada saat memasuki
atau keluar dari lokasi.
2. Bila pekerjaan dilakukan di malam hari, lampu peringatan
(flashlight) harus dipasang.
3. Setiap kendaraan yang keluar masuk lokasi proyek harus
dipandu/dikontrol oleh signalman agar tidak mengganggu lalu
lintas umum.
4. Perhatian khusus harus diberikan kepada pejalan kaki yang
menyebrang jalan atau melewati perempatan. Signalman
harus membantu pejalan kaki tersebut.
5. Tempat mencuci kendaraan harus disediakan, agar
lumpur tidak terbawa ke jalan raya.
6. Setiap kendaraan yang kotor harus dibersihkan dengan air
bertekanan terutama pada bagian roda, belakang dan
samping kendaraan.
7. Tempat pencucian harus dijaga kebersihannya dan saluran air
harus dipelihara untuk mencegah genangan air yang dapat
menimbulkan jentik nyamuk.
8. Hanya kendaraan proyek yang boleh memasuki area proyek,
kendaraan pribadi harus diparkir diluar dan terhindar dari
kegiatan konstruksi.
9. Kendaraan tidak boleh diparkir didalam bangunan.
10. Bila kondisi lapangan terbatas untuk pergerakan kendaraan,
maka lalu lintas truck harus dijadwal sehingga tidak akan
terjadi kemacetan dan mengganggu kegiatan truck material.

4.2.4. Mesin dan Peralatan Pekerja Tanah.


1. Alat dan mesin untuk pekerjaan tanah harus beroperasi atau
bergerak di jalur terpisah dari kendaraan kecil.
JOB NO. : REV.
INSTRUKSI STANDAR UNTUK DOC. NO. : 0
TRANSPORTASI DAN LALU DATE: BY CHKD APVD
LINTAS

2. Setiap pengemudi atau operator hams memastikan kondisi


atau lingkungan sebelum bergerak, seperti:
• Pandangan yang bebas dan tidak terhalang
• Dalam pengawasan atau signalman
• Mempunyai keleluasaan dalam beroperasi
• Bila memungkinkan operator harus memposisikan
mesinya secara 180 derajat dan berjalan ke depan.

3. Signalman harus disediakan setiap saat bila kondisi atau


operasi dilaksanakan dekat dengan kegiatan lain.
4. Setiap alat yang bergerak harus dilengkapi dengan alarm atau
klakson.
5. Signalman diperlukan bagi setiap pergerakan alat berat
(crane).
6. Setelah selesai pekerjaan, peralatan harus diparkir ditempat
yang aman dan disetujui.
7. Crane harus diparkir dengan posisi boom mengarah ke lokasi
yang aman (kosong).
8. Excavacator dan sebagainya bila diparkir, bucketnya
harus disimpan di atas tanah tidak boleh digantung.
9. Dilarang menumpang pada alat berat kecuali untuk alas an
tertentu, disetujui dan menempati posisi / kursi yang
disediakan, menumpang pada bucket atau hook crane
sangatlah dilarang.

4.2.5. Pejalan Kaki


1. Jalur aman untuk pejalan kaki harus tersedia dan
direncanakan, bila diperlukan melalui kegiatan konstruksi.
2. Masyarakat umum yang masuk ke proyek harus dilindungi,
atau mereka melapor dahulu ke kantor proyek.
3. Pejalan kaki harus menggunakan jalur yang sudah ditentukan
dan diberi tanda.
4. Jalur pejalan kaki harus selalu dalam kondisi bersih, tidak boleh
untuk menyimpan barang dan banyak sampah.
5. Mengambil jalan pintas seperti memanjat pipa, rangka
bangunan dan melewati daerah berbahaya sangat dilarang.
6. Dilarang memasuki daerah yang dinyatakan daerah berbahaya
atau lokasi lain tanpa ijin.
JOB NO. : REV.
INSTRUKSI STANDAR UNTUK DOC. NO. : 0
TRANSPORTASI DAN LALU DATE: BY CHKD APVD
LINTAS

4.4. Kegiatan Konstruksi yang Melintasi Jalan Raya Umum


4.3.1. Umum
1. Kegiatan konstruksi dijalan raya umum harus dipersiapkan
dan dilaksanakan secara baik dan hati-hati untuk mengurangi
dampak pekerjaan terhadap masyarakat, dan harus
memperhatikan keselamatan umum.
2. Metoda kerja dalam pengontrolan lalulintas harus disiapkan
untuk setiap kegiatan yang berdampak terhadap alur lalulintas
atau keselamatan public dan harus sesuai dengan aturan
dinas perhubungan atau pemerintah setempat.
3. Proses perencanaan harus dilaksanakan dan
didokumentasikan
4. Special briefing oleh Lead HSE/Pengawas K311 harus
dilaksanakan sebelum pekerjaan dimulai.
5. Setiap karyawan yang terlibat harus dilengkapi dengan rompi
relection light setiap saat.

4.3.2. Pemandu (Flagger)


1. Pemandu atau signalman harus terlatih dan pernah
mengikuti pelatihan / kursus dalam pelaksanaan sebagai
signalman.
2. Pelatihan tersebut meliputi: cara pengambilan
posisi, bagaimana
menghentikan atau menyuruh jalan perlahan dan bagaimana
mengkordinasi pergerakan kendaraan umum dan konstruksi.

4.3.3. Rambu-rambu, Tanda-tanda dan Penghalang /Pembatas


1. Setiap tanda/rambu harus mengacu kepada ketentuan
OCHA dan Kepolisian.
2. Tanda / rambu yang tidak perlu harus dihilangkan untuk
mencegah terjadinya kebingungan para pengguna jalan.
3. Rencana pengaturan lalulintas harus disiapkan
4. Bila terjadi kecelakaan. Untuk pelaporan gunakan format
yang tersedia.

4.5. Keselamatan Umum / Publik


4.5.1 Tanda / Rambu Peringatan
1. Tanda peringatan, pembatas dank ones yang disetujui, yang
boleh dipasang untuk mengatur lalu lintas, dan setiap rambu
harus dirawat kondisinya.
2. Penempatan / Tata letak semua rambu dan
pembatas harus
sesuai dengan ketentuan OSHA dan Kepolisian.
JOB NO. : REV.
INSTRUKSI STANDAR UNTUK DOC. NO. : 0
TRANSPORTASI DAN LALU DATE: BY CHKD APVD
LINTAS

3. Bila terjadi perbedaan arti, antara rambu permanen dan


rambu sementara, maka rambu permanen harus ditutup selama masa
konstruksi.
4. Rambu harus mudah terlihat oleh setiap orang dan tidak
boleh terhalang apapun.
5. Rambu harus terpasang dengan kuat dan stabil, jangan
sampai jatuh Karena angin atau oleh lalu lalang kendaraan. Rambu tidak
boleh menutup pandangan pengemudi yang akan memasuki proyek.
6. Tempatkan penerangan pada malam hari. Rambu harus bersih
sehingga mudah silihat oleh setiap pengguna jalan.
7. Tempatkan rambu-rambu dan cones atau pembatas jalan
pada jarak tertentu sesuai dengan aturan lalu lintas. 10. Pemeriksaan
kendaraan harus dilakukan dan pastikan semua baik sebelum mengendarai
kendaraan siang maupun malam.

4.4.2. Lalu Lintas


1. Rencana pengelolaan lalulintas harus dibuat untuk setiap pekerjaan
yang dilaksanakan di jalan. Rencana meliputi; pengaturan cones,
rambu-rambu dan pembatas jalan yang diperlukan dan dipasang
sebagai alat control.
2. Pada malam hari, lampu flashing (beacon ray) harus dipasang
sebagai tanda peringatan atau tanda bahaya kepada pengguna jalan.
3. Batas kecepatan sementara akan termasuk dalam rencana
manajemen lalu lintas bila diperlukan.
4. Dua jalur-garis serba guna-garis pembatas jalan dipisahkan oleh
pembatas jalan, lalulintas dapat dikontrol oleh cones/pembatas dan
biasanya disana diperlukan pengawas lalulintas.
5. Dua jalur-garis dua -jalur jalan yang tidak memiliki pembatas jalur
lalulintas, dimana ada pekerjaan yang berada dilokasi garis, maka
pengontrol lalulintas diperlukan setiap saat karena lalul lintas akan
langsung memadati jalur tersebut dari arah yang berlawanan
6. Pengontrol lalulintas harus menggunakan pakaian yang mudah
dilihat dan dikenali. Dan memerlukan alat komunikasi (HT) jika
petugas tidak dapat melihat kondisi dari arah yang berlainan. Pada
malam hari rompi berfluorescent dan lampu flashing hams
digunakan.
JOB NO. : REV.
INSTRUKSI STANDAR UNTUK DOC. NO. : 0
TRANSPORTASI DAN LALU DATE: BY CHKD APVD
LINTAS

7. Monitoring dan pengkajian ulang mengenai lay out lokasi proyek,


dan rambu/ tanda peringatan secara terus menerus, kecelakaan,
insiden, lampu lalulintas yang buruk atau masalah rambu yang
rusak termasuk cones dan pembatas jalan.
8. Siapkan jalur untuk pejalan kaki bila diperlukan.
9. Pengaturan situasi dan keamanan untuk dua jalur, dua arah satu
jalan dan banyak jalur dua arah, sebagai berikut:
 Pekerjaan di jalan raya dimana pekerja tidak boleh bergerak ke
bahu jalan atau jalan raya itu sendiri, dengan :
• Pasang rambu peringatan bahwa pekerjaan sedang
berlangsung
• Sebagai tambahan, lokasi bahu jalan harus dibarikade dan
batas kecepatan harus diterapkan dan tertulis dalam
rencana pengelolaan lalulintas.
 Pekerjaan yang melibatkan pekerja dilokasi bahu tetapi tidak
keluar dan memasuki jalur lalulintas, dengan :
• Kondisi seperti ini diperlukan pemasangan rambu-rambu
peringatan.
• Sebagai tambahan, lokasi bahu jalan harus dibarikade dan
batas kecepatan harus diterapkan dan tertulis dalam
rencana pengelolaan lalu lintas.
 Pekerjaan yang memerlukan pekerja untuk memasuki lokasi
jalur lalu lintas, dengan :
• Bila sistem dua jalur dan dua arah diterapkan, diperlukan
cones, pembatas jalan dan rambu-rambu.
• Sebagai tambahan dalam pengawasan lalu lintas
diperlukan sistem penghentian kendaraan dan
diberlakukan satu jalur (buka-tutup).
• Diperlukan juga rambu tambahan untuk memberitahu agar
pengendara bermotor menghentikan kendaraannya.
• Bila waktu pekerjaan cukup lama, lampu pengatur lalu
lintas sementara sangat diperlukan.
 Bila pekerjaan di persimpangan, dengan:
• Rambu-rambu peringatan harus dipasang di lokasi yang
spesifik dan pastikan setiap pengemudi dapat melihat dan
mentaatinya.
10. Pengaturan keselamatan umum, yang harus dikerjakan adalah:
 Jaga dan pelihara kebersihan dan kerapihan lokasi setiap saat,
bersihkan semua sampah-sampah
JOB NO. : REV.
INSTRUKSI STANDAR UNTUK DOC. NO. : 0
TRANSPORTASI DAN LALU DATE: BY CHKD APVD
LINTAS

 Jaga dan pelihara kendaraan, peralatan dan barang dengan


member tanda pengaman.
 Setiap bocoran atau tetesan minyak harus langsung
dibersihkan, hemtikan lalu lintas sampai dengan kondisi aman.
 Hindari pekerjaan pada saat jalur lalu lintas padat.
 Siapkan penerangan bila pejalan kaki hendak meninggalkan
lokasi saat malam hari.
 Pembersihan lokasi dan perbaikan atas rambu lalu lintas harus
dilakukan secara rutin.
11. Pengaturan keselamatan secara umum, yang tidak boleh
dikerjakan :
 Mengijinkan kendaraan atau alat bekerja di luar lokasi yang
dibaricade kecuali semua lalu lintas dihentikan.
 Menghentikan kendaraan dalam waktu yang cukup lama,
penghentian hanya diijinkan beberapa menit saja.
 Meninggalkan galian tanpa diberi pengaman hingga malam
hari.
 Meninggalkan tumpukan galian tanpa pengaman hingga
malam hari, seharusnya dipindahkan ke tempat aman sebelum
malam tiba.
 Bila galian memotong jalan, agar disediakan jembatan
temporary dari plat besi.

4.6. Keselamatan Pekerja


4.5.1. Keselamatan Secara Untum
1. Pekerja yang tidak berpengalaman harus menerima orientasi
/ pengarahan dari perusahaan mengenai masalah K3LL
2. Setiap pekerja yang melakukan kegiatan di atau dekat jalan
raya harus memakai rompi yang dilengkapi spot light
3. Setiap pekerja tidak dibenarkan memotong jalur lalu lintas
kecuali kondisinya aman.
4. Tamu atau pengunjung harus memakai baju dan alat
keselamatan serta mengindahkan peraturan keselamatan.
5. Resiko bahaya terhadap keselamatan dapat timbul
Karenna lamanya jam kerja serta memonotonnya pekerjaan,
hal ini perlu dipertimbangkan saat perencanaan.
6. Perhatian yang penuh atas kondisi proyek yang diakibatkan
oleh debu harus dilaksanakan untuk mengurangi resiko
bahaya atas kesehatan para pekerja dan masyarakat umum
JOB NO. : REV.
INSTRUKSI STANDAR UNTUK DOC. NO. : 0
TRANSPORTASI DAN LALU DATE: BY CHKD APVD
LINTAS

7. Perhatian penuh harus dilakukan saat hujan besar atau badai,


sehingga tidak alan terjadi bahaya pada pekerja dan
kerusakan alat karena terjadi banjir.

4.5.2. Keselamatan Peralatan


1. Hati-hati dengan jalur listrik dan bahaya lain di atas
1. Pastikan kendaraan anda dilengkapi dengan alarm / Wakson
dan lampu peringatan.
2. Taati batas kecepatan yang berlaku
2. Selalu menggerakkan peralatan sesuai dengan arah lalulintas,
pastikan lampu dan lampu peringatan bekerja dengan baik.
3. Tidak diijinkan pekerja naik dan duduk dibagian sisi truck.
4. Selalu periksa setiap peralatan bergerak sebelum digunakan.
3. Perputaran kendaraan alat berat (crane, excavator) harus
hati- hati, dan yakinkan tidak mengganggu lalu lintas.
4. Jib atai boom dari crane harus diarahkan keluar dari jalan
sejauh mungkin, dan dilarang melakukan pengangkatan dalam
kondisi lalu lintas padat.

4.5.3. Alat Pelindung DM


1. Gunakan jaket atau rompi dengan warna yang hidup
2. Gunakan sepatu keselamatan
1. Gunakan sarung tangan jika mengoperasikan jack hammer
atau yang serupa.
2. Gunakan pelindung telinga jika mengoperasikan atau dekat
alat yang bising (jack hammer/compressor)
3. Pakailah helmet.
3. Mungkin memerlukan pelindung mata bila kemungkinan
terkena percikan atau benda yang melayang Karena
pekerjaan, atau percikan zat kimia.
4. Bila mengerjakan bitumen untuk sealing, lindungi kulit anda,
gunakan sarung tangan dan alat pelindung lainya yang sesuai.
5. Bila mengerjakan semen, gunakan pelindung mata,
coverall, semen dapat membahayakan kulit anda.

4.5.4. Fasilitas Bawah Tanah


Periksa fasilitas dibawah tanah (pipa, kabel listrik dsb) sebelum
anda memulai pekerjaan. Taati ketentuan-ketentuan untuk
penggalian sesuai PERMIT TO DIG
JOB NO. : REV.
INSTRUKSI STANDAR UNTUK DOC. NO. : 0
TRANSPORTASI DAN LALU DATE: BY CHKD APVD
LINTAS

4.5.5. Pemasangan Pipa


a) Ikuti ketentuan safety bila penggalian dengan kedalaman
lebih dari 1,2 meter.
b) Pastikan pipa yang disimpan cukup aman sehingga tidak
akan jatuh menggelinding bila terbentur atau karena getaran
kendaraan yang lewat

 PROSEDUR PEMINDAHAN BARANG ATAU BAHAN

A. Maksud
Memahami cara pemindahan bahan dengan benar.

B. Tujuan
Agar pemindahan bahan berlangsung secara benar dan tidak menimbulkan
kecelakaan.

C. Lingkup Kerja
Keseluruhan area perusahaan dan proyek yang berhubungan dengan
pemindahan bahan.

D. Definisi
4. Alat angkut dan angkut adalah suatu pesawat atau alat yang digunakan untuk
memindahkan, mengangkut muatan baik bahan atau barang atau orang
secara vertical dan atau horizontal dalam jarak yang ditentukan.
5. Alat pengaman adalah suatu alat perlengkapan yang dipasang permanen
pada pesawat tenaga dan produksi guna menjamin pemakaian pesawat
tersebut dapat bekerja dengan aman.
6. Petugas HSE adalah personel perusahaan yang melakukan tanggung
jawabnya sesuai dengan tugas yang berlaku.

E. Personil
- Petugas HSE
- Operator

F. Petugas HSE
Memeriksa kondisi alat angkut yang digunakan untuk pemindahan bahan
dengan mengisi Form pemeriksaan alat angkut.
G. PetogasHSE
Menyediakan dan memeriksa kebutuhan pengaman yang diperlukan.

H. Operator
Melakukan pemindahan barang/bahan.

I. Lampiran
Form Karakteristik Material

PT. LASDUCO JAYA

FIRA ANDRIYONO
Direktur Utama
DRUG & ALKOHOL POLICY

Program penurunan risiko sebaiknya program di bawah ini harus dilaksanakan,


tetapi tergantung pada kebutuhan organisasi/perusahaan terkait program-program
tersebut antara iain:

□ Pengendalian (control) tekanan darah D Pengendalian asap rokok di tempat kerja


□ Pengendalian (control) penggunaan obat-obatan dan alkohol
□ Pengendalian (control) berat badan/olah raga/fitness
□ Deteksi awal kanker
□ Pencegahan dan investigasi kecelakaan
□ Managemen stress

Contoh Kuesioner Program Larangan Pemakaian Obat-Obat Terlarang dan Minuman


Keras
1. Konsumsi Rokok
□ Berapa baiang rokok anda konsumsi setiap han 9"~batang rokok/hari
2. Konsumsi Alkohol
□ Berapa unit minuman berakohol yg anda mmum setiap minggu ?
□ Bir: botol/minggu
□ Anggur/Wine/Sampanye: gelas
□ Total:

Salah satu bagian atau bentuk pengendalian diri terhadap Obat-Obat Terlarang dan
Minuman Keras adalah aktivias fisik olahraga.
□ Olahraga tepat dan benar: terukur, teratur, terkendaii dan berkesinambungan
□ Olahraga terukur: olahraga yang dapat diukur dengan mengacu pada kaidah
olahraga baku, dengan parameter/indikator sehingga dapat disesuaikan
berdasarkan kebutuhan
□ Olahraga teratur, olahraga dilakukan secara teratur pada waktu tertentu
□ Olahraga terkendaii: olahraga mengikuti prinsip tertentu sehingga dapat
dikendalikan sesuat kemampuan tubuh. Bila berlebihan beresiko
□ Olahraga berkesinambungan: olahraga yang dilakukan terus menerus sepanjang
hidup hingga usia lanjut
DAFTAR ALAT PELINDUNG DIRI
PT. LASDUCO JAYA

NO NAMA PERALATAN KETERANGAN


1. KACAMATA PENGAMAN MELINDUNGI MATA
2. PENGAMAN TELINGA MELINDUNGI TELINGA
3. SAFETY SHOES MELINDUNGI KAKI
4. FACEGUARD PEUNDUNG MUKA
5. EAR PROTECTOR PEUNDUNG TELINGA
6. HELMET PROTECTOR PEUNDUNG KEPALA
7. BAJU TAHAN API PEUNDUNG BADAN
8. GOGGLES MELINDUNGI MATA DARI DEBU
9. WEARPACK BAJU KERJA
10. MASKER PELINDUNG PERNAFASAN
11. RESPIRATOR ALAT PERNAFASAN
12. SARUNG TANGAN MELINDUNGI TANGAN

PT. LASDUCO JAYA

FIRA ANDRIYONO
Direktur Utama
BERITA ACARA SERAH
TERIMA BARANG

No :

Tanggal :

Berdasarkan kebijakan K3LL yang dibuat oleh perusahaan, maka untuk mencegah
terjadinya kecelakaan kerja dan terbentuknya lingkungan kerja yang sehat, maka
dengan ini kami serahkan barang berupa Alat pelindung diri (APD) untuk pekerja
cleaning service dan babat rumput (2 orang) berupa :

Pakaian Kerja sebanyak 2 pasang


Safety Shoes sebanyak 2
pasang Safety Helmet sebanyak 2
pasang Warning Vest sebanyak 2
pasang
Safety loves sebanyak 2 pasang
Ear Muff sebanyak 1 pasang
Eye Safey sebanyak 1 pasang

Yang Menyerahkan Yang Menerima

…………………………………….. ……………………………………..
ALAT PELINDUNG DIRI

1. Bagi karyawan kami yang tidak mengenakan Alat Pelindung Diri yang diberikan
perusahaan maka kami akan memberikan Peringatan teguran

2. Bagi karyawan yang tidak menggunakan Alat Pelindung Diri yang diberikan
perusahaan kepada karyawan maka pihak perusahaan berhak memberikan
sanksi
peringatan tertulis.

3. Bagi karyawan kami yang tidak menggunakan Alat Pelindung Diri yang diberikan
perusahaan kepada karyawan maka pihak Perusahaan berhak memberhentikan
karyawan yang bersangkutan dan tidak lagi bekerja pada perusahaan kami.

PT. LASDUCO JAYA

FIRA ANDRIYONO
Direktur Utama

Anda mungkin juga menyukai