Anda di halaman 1dari 12

PROSEDUR KERJA Tgl.

Ditetapkan 06-06-2016
No.Dokumen POS.SMK3.14
Alat Pelindung Diri (APD)
No.Revisi Ed.01-Rev.00
dan Pengendaliannya
Tgl.Revisi 18-12-2019

1. PENDAHULUAN
1.1. Pedoman ini antara lain menguraikan tanggung jawab, evaluasi bahaya, jenis alat
pelindung diri dan pemilihannya, kualifikasi fisik, pengujian kesesuaian, pelatihan dan
pemeliharaan alat pelindung diri yang diperlukan untuk mencegah dan mengendalikan
kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
1.2. Tersedianya Alat Pelindung Diri (APD) di tempat kerja harus dipertimbangkan sebagai
metode pengendalian untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
1.3. Dalam menggunakan pedoman ini, perlu selalu diingat bahwa penggunaan alat pelindung
diri yang tepat saat bekerja merupakan usaha terakhir untuk mengurangi atau menghilangkan
resiko di tempat kerja.
1.4. Alat pelindung diri hanya dipergunakan jika pengendalian teknis yang dapat mengurangi
bahaya (seperti isolasi, ventilasi, penggantian atau perubahan proses) dan kontrol
administratif (seperti prosedur kerja) tidak dapat diterapkan.

2. CAKUPAN DAN TUJUAN


2.1. Pedoman ini memberikan arahan langkah-langkah yang harus diterapkan di lingkungan
kerja dan menyediakan panduan dan informasi tentang Pengendalian Alat Pelindung Diri bagi
karyawan.

3. DEFINISI
Alat Pelindung Diri (APD) adalah suatu alat yang mempunyai kemampuan untuk melindungi
seseorang yang fungsinya mengisolasi sebagian atau seluruh tubuh dari potensi bahaya di tempat
kerja

4. REFERENSI
4.1 SMK3 PP No. 50/2012 elemen C
4.2 UU No: 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
4.3 Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan (K3L) PT
4.4 Permenakertrans No. 08/ Men/ VII/ 2010 Tentang Alat Pelindung Diri
4.5 Peraturan Pemerintah No.50 tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan &
Kesehatan Kerja.
4.6 OHSAS 18001 : 2007, ISO 14001 : 2015 dan ISO 9001 : 2015

Safety Department Halaman 1 dari 12 halaman


PROSEDUR KERJA Tgl.Ditetapkan 06-06-2016
No.Dokumen POS.SMK3.14
Alat Pelindung Diri (APD)
No.Revisi Ed.01-Rev.00
dan Pengendaliannya
Tgl.Revisi 18-12-2019

5. FLOW CHART

Mulai

Identifikasi Kebutuhan APD

Perlu
Pengadaan
APD?

La kukan pembelian sesuai


dengan Prosedur Pembelian

Perlu
Pelatihan?

T
Y

Berikan Pelatihan terkait


T dengan APD dan Bahaya
terkait

Serahkan kepada gudang


untuk disimpan

Lakukan permintaan/
penggantian dengan
mengisi Formulir
permintaan/penggantian
APD

Gunakan APD sesuai


Y dengan fungsinya dan
pelihara dengan baik

Perlu
pengganti?

Buat Summary pengeluaran


dan pemasukan APD

Dokumentasikan

Selesai

Safety Department Halaman 2 dari 12 halaman


PROSEDUR KERJA Tgl.Ditetapkan 06-06-2016
No.Dokumen POS.SMK3.14
Alat Pelindung Diri (APD)
No.Revisi Ed.01-Rev.00
dan Pengendaliannya
Tgl.Revisi 18-12-2019

6. PROSEDUR
PIC Aktivitas Dokumen /Catatan

Ahli K3 Melakukan identifikasi kebutuhan APD untuk setiap jenis Standar APD
pekerjaan untuk kemudian menetapkan sebagai Standar APD

Purchasing Apabila berdasarkan standar tersebut perlu dilakukan -


pembelian, maka bagian purchasing melakukan pembelian
sesuai dengan Prosedur Pembelian namun bila tidak maka
lakukan langkah..

Ahli K3 Apabila ada APD yang membutuhkan pelatihan tentang -


tatacara penggunaan dan perawatan maka Ahli K3
memberikan pelatihan terkait dengan hal tersebut

Bagian Menyimpan APD yang telah dibeli setelah dilakukan -


pemeriksaan kesesuaian dengan PO

Atasan terkait Apabila ada permintaan/pergantian APD, maka atasan Form Permintaan/
terkait mengisi Form Permintaan/Pergantian APD Penggantian APD

Personel Menyerahkan Form kepada Ahli K3 untuk mendapat Form Permintaan/


terkait persetujuan Penggantian APD

Personel Mengambil APD ke bagian gudang dengan membawa Form Form Permintaan/
Terkait Permintaan/Pergantian APD Penggantian APD

Personel Menggunakan dan merawat APD yang telah diberikan sesuai


terkait dengan fungsi

Personel Apabila ada kerusakan/kehilangan (khusus untuk kehilangan Form Permintaan/


terkait; Atasan harus ada bukti) maka personel terkait harus mengajukan Penggantian APD
Terkait APD baru.

Ahli K3 Membuat summary pengeluaran APD setiap 6 bulan sekali Summary


dan melaporkan kepada atasan terkait tembusan kepada Pengeluaran APD
Ahli K3

Ahli K3 Mendokumentasikan hasil catatan sesuai dengan Prosedur Prosedur


Pengendalian Catatan Pengendalian
Catatan

Safety Department Halaman 3 dari 12 halaman


PROSEDUR KERJA Tgl.Ditetapkan 06-06-2016
No.Dokumen POS.SMK3.14
Alat Pelindung Diri (APD)
No.Revisi Ed.01-Rev.00
dan Pengendaliannya
Tgl.Revisi 18-12-2019

7. KETERANGAN
7.1 Alat Pelindung Diri (APD) sub-kontraktor dan atau kontraktor menjadi tanggung jawab
masing-masing dan Ahli K3 Harus memastikan APD tersedia, laik pakai dan
digunakan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

7.2 Untuk memastikan kelaikan dan kedisiplinan penggunaan APD, Ahli K3 melakukan
pemeriksaan sesuai dengan Prosedur Inspeksi K3.

8. TANGGUNG JAWAB
8.1. Manajemen SMK3
8.1.1. Mendapatkan dan meninjau informasi Alat Pelindung Diri (APD) dengan dibantu
oleh Tim Keselamatan Kerja, menentukan alat pelindung diri yang paling layak
dipergunakan dalam operasi.
8.1.2. Membantu Bagian Operasi mengadakan program evaluasi bahaya di masing-masing
area sebelum diadakan pemilihan APD.
8.1.3. Membantu pemakai APD dalam memilih APD yang tepat bagi operasinya.
8.1.4. Melaksanakan Progam Pelatihan APD yang akan mencakup pemilihan, pemakaian,
pemeriksaan, pembersihan dan perawatan APD yang tepat.
8.1.5. Memberikan rekomendasi pada seluruh pemakai tentang APD tertentu lain yang
tepat untuk pekerjaan yang mereka lakukan.
8.1.6. Melakukan tes untuk meyakinkan bahwa APD sesuai bagi pemakai.
8.1.7. Memperoleh dan menelaah informasi yang ada dan memutuskan apakah
pengendalian teknis atau cara kerja aman dapat dilakukan serta dengan biaya yang
efektif sebelum merekomendasikan APD.
8.1.8. Melakukan inspeksi berkala untuk memastikan bahwa pemakaian APD dilakukan
sebagaimana mestinya dengan rnengamati apakah APD yang tepat telah digunakan,
dipelihara dengan baik dan secara administratif didokumentasikan.
8.2. Fungsi Operasi
8.2.1. Mengadakan program evaluasi bahaya secara internal atau bersama tim P2K3
sebelum melakukan pemilihan APD.
8.2.2. Menyediakan APD yang tepat untuk pekerjanya, sementara jenis atau model APD
yang dibutuhkan harus didasarkan pada analisa bahaya tempat kerja masing - masing.
8.2.3. Melatih penggunaan APD yang tepat yang akan dilakukan bersama tim P2K3 sesuai
kebutuhan.
8.2.4. Menyimpan APD (setelah dibersihkan) di lokasi yang sesuai, bersih dan sehat
(misalnya di dalam kantong plastik, di dalam lemari/locker yang aman).

Safety Department Halaman 4 dari 12 halaman


PROSEDUR KERJA Tgl.Ditetapkan 06-06-2016
No.Dokumen POS.SMK3.14
Alat Pelindung Diri (APD)
No.Revisi Ed.01-Rev.00
dan Pengendaliannya
Tgl.Revisi 18-12-2019

8.2.5. Memelihara catatan pemakai APD yang meliputi nama karyawan, nomor identitas,
bagian, jenis APD, tanggal, dll.
8.2.6. Superintendent Operasi atau karyawan lain yang ditunjuk secara berkala memeriksa
penggunaan APD untuk memastikan bahwa peralatan tersebut dipergunakan
sebagaimana mestinya.

9. EVALUASI BAHAYA
9.1. Sebelum dilaksanakannya Program Alat Pelindung Diri (APD), sifat dasar dari bahaya dan
hubungannya dengan keseluruhan lingkungan kerja harus dipahami sepenuhnya.
9.2. Pemahaman tersebut meliputi jenis, komposisi, besar dan konsentrasi bahaya; termasuk
bahaya fisik, biologis serta kimiawi di tempat kerja.
9.3. Proses evaluasi bahaya sangat penting dan harus diselesaikan sebelum melangkah pada
pemilihan APD yang tepat.
9.4. Penilaian bahaya dapat dilakukan dengan menggunakan cara-cara berikut :
 Observasi, dan/atau
 Pengukuran kuantitatif.

10. PEMILIHAN
10.1. Dengan tujuan untuk mengendalikan paparan bahaya terhadap pekerja secara
efektif, tersedianya alat tersebut di tempat kerja harus diseleksi dengan cermat.
10.2. Langkah pertama dari aktifitas pemilihan alat ini adalah evaluasi bahaya di tempat kerja.
10.3. Hasil evaluasi harus ditinjau ulang untuk menentukan jenis bahaya dan tingkat bahan
pencemar yang ada selama dilakukan pekerjaan rutin maupun pemeliharaan.
10.4. Kriteria lain yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan alat pelindung diri adalah
kebutuhan pemakai dan derajat perlindungan yang diberikan oleh peralatan.
10.5. Selanjutnya alat pelindung diri yang telah dipilih harus dirancang agar memenuhi
persyaratan standar atau peraturan dari : ANSI, OSHA, NFPA, UL, NIOSH, dan SNI bagi
sepatu pelindung dan sarung tangan kanvas.

11. KETENTUAN MENGENAI ALAT PELINDUNG DIRI


11.1. Alat pelindung diri harus disediakan bagi pekerja secara cuma-cuma dan harus dikenakan
saat bekerja.
11.2. Alat pelindung diri harus disimpan dalam kondisi yang bersih dan sehat seperti dalam
lemari loker khusus atau sejenisnya.
11.3. Setiap pekerja yang diharuskan mengenakan alat pelindung diri akan diberikan APD dalam
ukuran dan model yang sesuai sehingga dapat dikenakan dengan baik.

Safety Department Halaman 5 dari 12 halaman


PROSEDUR KERJA Tgl.Ditetapkan 06-06-2016
No.Dokumen POS.SMK3.14
Alat Pelindung Diri (APD)
No.Revisi Ed.01-Rev.00
dan Pengendaliannya
Tgl.Revisi 18-12-2019

12. INSPEKSI DAN PEMELIHARAAN


12.1. Alat pelindung diri dapat mengalami degradasi fungsi/kemampuan secara bertahap yang
disebabkan oleh penggunaan sehari-hari maupun akibat kondisi yang ekstrim, maka
pemeliharaan harus dilaksanakan dengan seksama.
12.2. Sebelum dan setelah digunakan, seluruh alat pelindung diri harus diperiksa apakah ada
kerusakan.
12.3. Bila terdeteksi adanya kerusakan pada alat pelindung diri, alat tersebut harus ditarik dari
penggunaan sampai selesai dilakukan perbaikan atau diganti dengan alat baru.
12.4. Setelah dipakai, baju pelindung kimia dan peralatan (bila bukan peralatan yang sekali
pakai) harus diperiksa dan disuci hamakan seperlunya. Jika pemakaiannya hanya sekali
saja, baju pelindung kimia dan peralatan tersebut harus dibuang sesuai prosedur yang
benar.

13. PELATIHAN
13.1. Pekerja yang menggunakan alat pelindung diri harus memahami perlunya perlindungan
dan alasan penggunaan peralatan tersebut selain (atau sebagai tambahan dari) metode
kontrol lain yang telah diterapkan dan manfaat yang diperoleh dengan penggunaan alat
tersebut.
13.2. Konsekuensi apabila tidak memakai alat pelindung yang bersangkutan harus dengan jelas
diterangkan, demikian juga pemahaman bila peralatan tidak berfungsi dengan baik.
13.3. Pelatihan penggunaan alat pelindung diri harus diberikan pada seluruh pekerja
yang karena tugasnya diharuskan memilih dan/atau menggunakan alat tersebut.
13.4. Pelatihan penggunaan alat pelindung diri antara lain harus mencakup topik-topik sebagai
berikut :
a) Tugas yang mengharuskan penggunaan alat pelindung diri.
b) Pemilihan alat pelindung diri.
c) Cara penyimpanan, pemeliharaan dan perawatan yang tepat.
d) Pemeriksaan alat pelindung diri.
e) Praktek latihan langsung menggunakan alat pelindung diri.
f) Pelatihan lanjutan diperlukan bila alat pelindung diri baru diperkenalkan di tempat
kerja atau bila pekerja tidak lagi menunjukkan kesiagaan yang cukup dalam
penggunaan dan pengetahuan tentang penggunaan dan keterbatasan alat pelindung
diri.
g) Seluruh catatan pelatihan harus didokumentasikan sesuai ketentuan.

Safety Department Halaman 6 dari 12 halaman


PROSEDUR KERJA Tgl.Ditetapkan 06-06-2016
No.Dokumen POS.SMK3.14
Alat Pelindung Diri (APD)
No.Revisi Ed.01-Rev.00
dan Pengendaliannya
Tgl.Revisi 18-12-2019

14. MITRA BISNIS


14.1. Mitra Bisnis harus menggunakan alat pelindung diri untuk melindungi diri dari bahaya
yang mereka hadapi.
14.2. Mitra Bisnis harus menyediakan sendiri peralatan perlindungan diri sesuai dengan
persyaratan alat pelindung diri Perusahaan.

15. TAMU
15.1. Tamu harus menggunakan alat pelindung diri yang tepat bila memasuki area yang
membutuhkan peralatan tersebut.
15.2. Perusahaan akan menyediakan alat pelindung diri tersebut dengan cara meminjamkan.

Penjelasan mengenai Alat Pelindung Diri


1. Pelindung Mata dan Wajah
1.1. Pelindung mata dan wajah harus dikenakan saat tugas pekerjaan mengindikasikan
perlunya perlindungan. Pelindung mata dan wajah harus dikenakan bila ada kemungkinan
luka karena:
a. Partikel yang beterbangan
b. Logam yang meleleh
c. Bahan kimia: padat, cair, gas, uap
d. Radiasi
1.2. Kacamata pelindung termasuk (akan tetapi tidak terbatas pada):
a. Kacamata pelindung dari percikan bahan kimia
b. Kacamata las
c. Kacamata pelindung dari benturan
d. Respirator penuh
e. Pelindung wajah
1.3. Kacamata pelindung dari benturan harus dikenakan saat memahat, mengikis, menggiling,
memalu atau semua aktifitas yang melibatkan beterbangannya atau jatuhnya benda atau
partikel.
1.4. Kacamata pelindung dari cipratan bahan kimiawi harus dikenakan saat menangani cairan
kimia yang berbahaya atau saat operasi apapun dimana mata dapat terekspos pada
bahan kimiawi yang berbahaya baik dalam bentuk cair atau padat.
1.5. Kacamata las dan plat mata untuk helm tukang las memiliki beberapa nomor gradasi
warna lensa untuk menyaring sinar ultraviolet. Nomor gradasi warna lensa menandakan
tingkatan filter.

Berikut ini adalah nomor gradasi warna lensa yang disarankan sebagai perlindungan saat
mengelas:

Safety Department Halaman 7 dari 12 halaman


PROSEDUR KERJA Tgl.Ditetapkan 06-06-2016
No.Dokumen POS.SMK3.14
Alat Pelindung Diri (APD)
No.Revisi Ed.01-Rev.00
dan Pengendaliannya
Tgl.Revisi 18-12-2019

Jenis pengelasan Nomor gradasi warna lensa


Pengelasan karbon yang memancarkan bunga api 12
Pemotongan sedang sampai berat 4 sampai 6
Pengelasan logam gas yang memancarkan bunga api 12
Pengelasan logam terlindung yang memancarkan bunga 10 sampai 14
api
Pengelasan dengan gas 4 sampai 8

1.6. Pelindung wajah dimaksudkan untuk melindungi wajah dari puing, percikan atau debu.
1.7. Bila terjadi cipratan bahan kimia, timbulnya gas yang berbahaya, uap atau kabut,
pelindung wajah harus dikenakan bersama jenis pelindung mata yang tepat untuk
menghadapi kemungkinan bahaya, seperti mengenakan kacamata pelindung dari
percikan bahan kimia.

2. Pelindung Kepala
2.1. Helm pengaman atau helm dapat melindungi kepala saat bekerja di area yang
memungkinkan terjadinya benturan di kepala atau terlukanya kepala karena benda jatuh
atau beterbangan.
2.2. Sebagai tambahan, pelindung kepala yang dirancang untuk mengurangi bahaya kejutan
listrik harus dikenakan oleh pekerja saat ia berada dekat konduktor listrik yang dapat
mengenai kepala.
2.3. Area hard hat (wajib menggunakan helm pengaman tertentu) termasuk lapangan
eksplorasi dan produksi, ruang mesin, dermaga, dll.
2.4. Permukaan luar dari helm pengaman tidak boleh dilem, dibor, dipotong, rusak atau
dimodifikasi dengan cara apapun yang dapat mempengaruhi kesatuan strukturnya.
2.5. Sistem suspensi (plastik penyangga yang berada di dalam helm pengaman) tidak boleh
dilepas dari topi.
2.6. Bila rusak, helm pengaman dan/atau system suspensi harus diganti.
2.7. Helm pelindung yang akan dipergunakan saat bekerja mengikuti standar ANSI Z89-11986.

3. Pelindung Kaki
3.1. Pelindung kaki harus dikenakan oleh pekerja saat bekerja di area dimana terdapat bahaya
cedera kaki yang disebabkan karena benda jatuh atau menggelinding atau benda yang
menembus sol, serta area dimana kaki pekerja terpapar oleh potensi bahaya listrik.

Safety Department Halaman 8 dari 12 halaman


PROSEDUR KERJA Tgl.Ditetapkan 06-06-2016
No.Dokumen POS.SMK3.14
Alat Pelindung Diri (APD)
No.Revisi Ed.01-Rev.00
dan Pengendaliannya
Tgl.Revisi 18-12-2019

3.2. Saat bereaksi pada tumpahan atau buangan zat-zat yang berbahaya, sepatu yang tahan
pada bahan kimia harus dikenakan.
3.3. Sepatu keselamatan harus tersedia dalam jenis yang sangat beragam dengan berbagai
keistimewaan termasuk baja pelindung jari, sol tahan oli, pelindung kaki dan bahan yang
tidak menimbulkan percikan api.
3.4. Semua sepatu pelindung kaki akan mengikuti ANSI Z41-1991 atau Standar Nasional
Indonesia (SNI).

4. Pelindung Tangan
4.1. Pelindung tangan harus dikenakan saat tangan pekerja terpapar bahaya, seperti :
a. Kulit terkena zat-zat seperti korosif (perusak), cairan pelarut, pestisida atau bahan
kimia.
b. Luka parah, luka goresan, luka lecet, atau luka tusuk.
c. Sengatan listrik
d. Luka bakar dari bahan kimia atau suhu panas.
e. Bahaya pengelasan (percikan api, ampas bijih logam).
f. Suhu yang ekstrim (panas atau dingin).
4.2. Tugas pekerjaan mungkin mengharuskan penggunaan pelindung tangan yang tepat
seperti:
a. Sarung tangan kulit atau bertelapak kulit saat bekerja menangani tali kawat.
b. Sarung tangan kanvas saat menangani pipa.
c. Sarung tangan butyl, nitrile atau karet neoprene saat menangani asam, soda api, abu
soda, calcium chloride, dll.
d. Sarung tangan karet yang tepat saat melakukan pekerjaan listrik.
e. Sarung tangan tahan panas saat menangani selang uap atau peralatan panas.
f. Sarung tangan tahan Hydrocarbon, seperti sarung tangan nitrile saat menggunakan
minyak tanah, mineral spirit, cairan pelarut standar, atau alat pembersih lain.

5. Pelindung Telinga
5.1. Pekerja yang terpapar oleh kebisingan 85 dB(A) atau lebih harus mengenakan pelindung
telinga.
5.2. Pekerja harus diberi kesempatan untuk memilih pelindung pendengaran mereka dari
berbagai jenis pelindung pendengaran yang sesuai.
5.3. Perusahaan akan menyediakan pelatihan tentang penggunaan dan perawatan semua
pelindung pendengaran yang tersedia bagi pekerja.

Safety Department Halaman 9 dari 12 halaman


PROSEDUR KERJA Tgl.Ditetapkan 06-06-2016
No.Dokumen POS.SMK3.14
Alat Pelindung Diri (APD)
No.Revisi Ed.01-Rev.00
dan Pengendaliannya
Tgl.Revisi 18-12-2019

6. Pakaian Pelindung
6.1. Pakaian pelindung terhadap bahan kimia harus digunakan untuk memberikan
perlindungan dari paparan bahan-bahan berbahaya atau beracun.
6.2. Agar efektif dalam melindungi diri dari bahaya bahan kimia, pakaian pelindung terhadap
bahan kimia harus dikenakan sebagai bagian dari kesatuan perlengkapan yang juga
meliputi pelindung tangan yang tepat, sepatu dan peralatan lain yang dibuat sesuai
dengan karakteristik bahan kimia dan situasi setempat.
6.3. Pakaian pelindung terhadap bahan kimia harus dipilih berdasarkan pertimbangan dari
faktor- faktor berikut ini :
a. Potensi bahaya yang terkait dengan bahan kimia yang mungkin akan ditemui
(contoh: korosif, racun atau reaksi alergi).
b. Lama dan karakteristik kontak yang mungkin terjadi (contoh: berapa lama kontak
terjadi dan bagaimana terjadinya).
c. Bagian tubuh yang mungkin terkena (tangan, kaki, lengan, dada, wajah, dll)
d. Karakteristik daya tembus, degradasi dan penetrasi dari kain.

e. Sifat fisik dari kain pelindung (kelenturan, ketahanan terhadap tusukan dan goresan,
berat, perlindungan, suhu, dll).

f. Dapat dibuang (sekali pakai) atau tidak dapat dibuang (pemakaian berulang-ulang).

7. Alat Pernapasan
7.1. Respirator dengan penyaring udara.
Respirator dengan penyaring udara mengalirkan udara sekitar ke elemen pembersihan
udara yang menghilangkan bahan pencemar.
Alat bantu pernapasan dengan penyaring udara terdiri dari dua jenis.
a. Alat bantu pernapasan untuk menyaring beberapa partikel (debu, uap, asap).
b. Respirator dengan Katrid Kimia
7.2. Respirator dengan Udara Pasok
Respirator dengan Udara Pasok memberikan udara untuk bernapas pada penggunanya
dari luar atau dari sumber yang disimpan sendiri :
a. Alat Bernapas dengan Udara Pasok
b. Alat Bernapas dengan Udara Gendong

8. Alat Pelindung Jatuh


8.1. Peralatan pelindung saat jatuh termasuk, tapi tidak terbatas pada, tali pengaman, tali
penolong, tali penyandang atau alat lain Yang serupa.

Safety Department Halaman 10 dari 12 halaman


PROSEDUR KERJA Tgl.Ditetapkan 06-06-2016
No.Dokumen POS.SMK3.14
Alat Pelindung Diri (APD)
No.Revisi Ed.01-Rev.00
dan Pengendaliannya
Tgl.Revisi 18-12-2019

8.2. Spesifikasi tali pengaman, tali penolong dan tali penyandang adalah sebagai berikut:
a. Tali penolong harus berukuran minimum 2 cm tali manila atau setara dengan itu,
dengan minimum kekuatan menahan beban 2 250 kg.
b. Tali pengaman dan tali penyandang harus berukuran minimum 1 cm nilon atau yang
setara dengan itu dengan maksimum panjang tidak lebih dari 1.8 meter ketika jatuh.
Tali harus memiliki kekuatan minimum menahan beban 2.250 kg

9. Jaring Pengaman
9.1. Jaring pengaman harus disediakan bila tempat bekerja berada di ketinggian 7.5 meter
(atau lebih) dari atas tanah, air atau permukaan lain dimana penggunaan anjungan kerja
dengan pagar pengaman atau tangga, perancah, lantai sementara, tali pengaman atau tali
penolong tidak mungkin digunakan.
9.2. Jaring pengaman harus dibentangkan 2.4 meter lebih dari tepi permukaan kerja dimana
pekerja berada dan harus dipasang sedekat mungkin dibawah permukaan tempat bekerja
dengan praktis. Tapi tidak lebih dari 7.5 meter dibawah tempat kerja.
9.3. Spesifikasi dari jaring pengaman termasuk hal-hal berikut ini :
a. Ukuran lubang tidak lebih dari 15 cm kali 15 cm.
b. Jaring pengaman harus memenuhi standar kinerja yang telah disetujui, yaitu
ketahanan benturan minimum 17.500 foot pounds sesuai ketentuan yang
dinyatakan oleh pabrik dan harus memiliki label bukti pengujian.
c. Tepi tali-tali harus memiliki kekuatan minimum dapat menahan beban sebesar 2.270
kg

10. Pakaian Tahan Api


10.1. Pakaian tahan api harus dikenakan di tempat kerja dimana terdapat bahaya udara yang
bisa terbakar dan/atau secara mendadak, atau terjadi nyala api.
10.2. Pakaian tahan api dibuat dari bahan yang sudah diolah lagi sehingga tidak mendukung
nyala api dan tidak terbakar bila terkena api.

16. RIWAYAT PERUBAHAN

Revisi Tanggal Bagian Keterangan

Ed.01-R.00 18.12.19 All Review

Quality and Safety Department Halaman 11 dari 12 halaman


PROSEDUR KERJA Tgl.Ditetapkan 06-06-2016
No.Dokumen POS.SMK3.14
Alat Pelindung Diri (APD)
No.Revisi Ed.01-Rev.00
dan Pengendaliannya
Tgl.Revisi 18-12-2019

17. DOKUMEN TERKAIT


- Form tanda terima APD (Form.SMK3.14.001)

18. LAMPIRAN
-

Disusun Diperiksa Disetujui


Sekretaris P2K3 Wakil Ketua P2K3 Direktur/Ketua P2K3

Nama : Nama : Nama :


Tanggal : Tanggal : Tanggal :

Safety Department Halaman 12 dari 12 halaman

Anda mungkin juga menyukai