Kelompok 4 :
Ananda Rifki Ainul Majid
Afina Milati Ilya
Aula Niammah
Khoirul Amar
FAKULTAS TARBIYAH
(PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM)
INSTITUT AGAMA ISLAM NAHDLATUL ULAMA’
2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah Subhanahu Wata’ala, serta
Shalawat dan salam kita panjatkan kepada junjungan kita, Nabi Agung Muhammad
saw., karena atas hidayah-Nyalah makalah ini dapat terselesaikan tepat pada
waktunya. makalah ini kami sampaikan kepada Pembina mata kuliah Pengembangan
Kurikulum Lembaga Pendidikan Islam yang dibina oleh Bapak Misbahul Munir,
sebagai salah satu tugas mata kuliah tersebut. Tidak lupa kami ucapkan terima
kasih kepada Bapak yang telah berjasa mencurahkan ilmunya kepada kami dengan
ikhlas mengajar mata kuliah Pengembangan Kurikulum Lembaga Pendidikan Islam.
Kami memohon maaf kepada Bapak dosen khususnya, umumnya para pembaca
apabila menemukan kesalahan atau kekurangan dalam karya tulis ini, baik dari
segi bahasanya maupun isinya, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun kepada semua pembaca demi lebih baiknya karya-karya tulis yang akan
datang.
Mudah-mudahan makalah yang kami buat ini, bermanfaat bagi semua orang
khususnya untuk kami sendiri maupun untuk pembaca. Atas perhatianya, kami
mengucapkan terima kasih.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Kurikulum merupakan alat yang sangat penting bagi keberhasilan suatu pendidikan. Tanpa
kurikulum yang sesuai dan tepat akan sulit untuk mencapai tujuan dan sasaran pendidikan yang
diinginkan. Kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh atau dipelajari
siswa disekolah atau perguruan tinggi untuk memperoleh Ijazah tertentu, sejumlah mata
pelajaran yang ditawarkan dalam suatu lembaga pendidikan atau jurusan.
Dalam sejarah pendidikan di Indonesia sudah beberapa kali diadakan perubahan dan perbaikan
kurikulum yang tujuannya sudah tentu untuk menyesuaikannya dengan perkembangan dan
kemajuan zaman, guna mencapai hasil yang maksimal. Perubahan kurikulum didasari pada
kesadaran bahwa perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh perubahan global,
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta seni dan budaya. Perubahan secara terus
menerus ini menuntut perlunya perbaikan sistem pendidikan nasional, termasuk
penyempurnaan kurikulum untuk mewujudkan masyarakat yang mampu bersaing dan
menyesuaikan diri dengan perubahan.
Standarisasi dan profesionalisme pendidikan yang sedang dilakukan dewasa ini menuntut
pemahaman berbagai pihak terhadap perubahan yang terjadi dalam berbagai komponen sistem
pendidikan. Kebijakan pendidikan yang semula dilakukan secara sentralisasi telah berubah
menjadi desentralisasi, yang menekankan bahwa pengambilan kebijakan pendidikan berpindah
dari Pemerintah Pusat (top government) ke Pemerintahan daerah (district government), yang
berpusat di Pemerintahan kota dan Kabupaten.
Perubahan kurikulum yang terjadi di Indonesia dewasa ini salah satu diantaranya adalah karena
ilmu pengetahuan itu sendiri selalu dinamis. Selain itu, perubahan tersebut juga dinilainya
dipengaruhi oleh kebutuhan manusia yang selalu berubah juga pengaruh dari luar, dimana
secara menyeluruh kurikulum itu tidak berdiri sendiri, tetapi dipengaruhi oleh perubahan iklim
ekonomi, politik, dan kebudayaan. Sehingga dengan adanya perubahan kurikulum itu, pada
gilirannya berdampak pada kemajuan bangsa dan negara.
Di Indonesia telah berusaha meningkatkan mutu pendidikan pada semua jenjang pendidikan
tetapi usaha tersebut masih banyak mengalami kendala, terutama dalam upaya peningkatan
mutu pendidikan di sekolah. Peningkatan mutu pendidikan di sekolah sangat terkait dengan
upaya perbaikan. Perbaikan tersebut dilakukan dalam bentuk pembaharuan kurikulum
disesuaikan dengan perkembangan dunia Global. Seperti pergantian dari kurikulum 1994 yang
berbasis materi diganti dengan kurikulum 2004 atau KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi) yang
berorientasi pada pencapaian-pencapaian kompetensi kemudian berganti dengan KTSP pada
tahun 2006 untuk merespon keputusan pemerintah tentang otonomi pendidikan.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis menyimpulkan rumusan masalah sebagai
berikut :
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penulis menyimpulkan tujuan masalah sebagai
berikut :
2. Untuk menjelaskan analisis kritis kebijakan kurikulum antara KBK dan KTSP
BAB II
PEMBAHASAN
Kurikulum Berbasis Kompatansi (KBK) dapat diartikan sebagai suatu konsep kurikulum yang
menekankan pada pengembangkan kemampuan melakukan (kompetensi) tugas-tugas dengan
standar performan tertentu, sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik, berupa
penguasaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu. KBK diarahkan untuk mengembangkan
pengatahuan, pemahaman, kemampuan, nilai, sikap, dan minat peserta didik, agar dapat
melakukan sesuatu dalam bentuk kemahiran, ketepatan dan keberhasilan dengan penuh
tangguang jawab. (Mulyasa. 2002. Manajemen Berbasis Kompetensi, (Bandung: PT. Remaja
Rosda Karya) hlm. 39.)
Kurikulum berbasis kompetensi berorientasi pada : (1) hasil dan dampak yang diharapkan
muncul pada diri peserta didik melalui serangkaian penglaman belajar yang bermakna dan (2)
keberagaman yang dapat di infestasikan sesuai dengan kebutuhannya.
Rumusan kompetensi dalam kurikulum berbasis kompetensi merupakan pernyataan apa yang
diharapkan dapat diketahui, disikapi atau dilakukan siswa dalam setiap tingkatan kelas dan
sekolah sekaligus menggambarkan kemajuan siswa yang dicapai secara bertahap dan
berkelanjutan untuk menjadi kompeten.
Penyusunan KTSP dilakukan oleh satuan pendidikan dengan memperhatikan dan berdasarkan
standar kompetensi serta kompetensi dasar yang dikembangkan oleh Badan Standar Nasional
Pendidikan (BSNP). (http://www.kemdiknas.go.id/kemdikbud/uji-publik-kurikulum diakses pada
tanggal 23 Maret 2021 pukul 17.45.)
Untuk meningkatkan mutu pendidikan harus dilakukan secara menyeluruh yang mencakup
penyempurnaan kurikulum untuk mewujudkan peserta didik yang mampu mengembangkan
dimensi manusia Indonesia seutuhnya, yakni aspek-aspek moral, akhlak, budi pekerti,
pengetahuan, ketrampilan, seni, olah raga, dan prilaku. Pengembangan aspek-aspek tersebut
bermuara pada peningkatan dan pengembangan kecakapan hidup yang diwujudkan melalui
pencapaian kompetensi peserta didik untuk bertahan hidup, menyesuaikan diri, dan berhasil
dimasa depan. Dengan demikian peserta didik memiliki ketanggapan, kemandirian, dan jati diri
yang dikembangkan melalui pembelajaran atau pelatihan yang dilakukan secara bertahap dan
berkesinambungan.
Penyelenggaraan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang saat ini diterapkan di
Indonesia dilandasi oleh kebijakan perundang-undangan sebagai berikut:
b. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan
c. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 tentang
Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Standar isi ini mencakup lingkup
materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis
pendidikan tertentu. Termasuk dalam standar isi adalah: kerangka dasar dan struktur
kurikulum, Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) setiap mata pelajaran pada
setiap semester dari setiap jenis dan jenjang pendidikan dasar dan menengah.
d. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006 tentang
Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Standar
Kompetensi Lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap,
pengetahuan dan keterampilan.
e. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2006 tentang
Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi
untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah. (www. dikmenum.go.id, Salinan Lampiran Permendikbud No. 67 Tahun 2013.
Diakses pada tanggal 23 Maret 2021 pukul 18.27)
a. Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupun klasikal.
d. Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur
edukatif.
e. Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan dan
pencapaian suatu kompetensi.
Melalui sekolah dan satuan pendidikan perlu mengembangkan lembaga yang diberi
kewenangan dan tanggung jawab secara luas, mandiri dan maju serta berkembang berdasarkan
strategi kebijakan manajemen pendidikan yang diterapkan pemerintah. (KTSP sebagai
Pelayanan Pendidikan yang Bermutu (www.zulkarnainidiran.wordpress.com), diakses pada
tanggal 23 Maret 2021 pukul 19.15)
Kurikulum dan hasil belajar ini memuet kompetensi dasar, hasil belajar, dan indikator hasil
belajar. Kurikulum dan hasil belajar menuntut setiap siswa di sekolah untuk mengali,
memahami, menghargai, dan melakukan ajaran dan nilai-nilai agama Islam, sebagai hasil belajar
yang dilaksanakan di sekolah.
Pemberian muatan pedagogik (pendidikan) dan andragogis (suasana belajar yang kondusif
sesuai dengan situasi.
Suatu proses pengumpulan, pelaporan, dan penggunaan informasi tentang hasil belajar siswa
terhadap mata pelajaran dengan menerapkan prinsip-prinsip penilaian, pelaksanaan
berkelanjutan, bukti-bukti autentik, akurat dan konsisten.
Merupakan salah satu pola pemberdayaan tenaga kependidikan dan sumberdaya pendidikan
lainnya untk meningkatkan mutu hasil belajar.
Komponen isi kurikulum tingkat satuan pendidikan, dalam panduan penyusunan telah
ditetapkan sistematikanya, yaitu mencakup:
Komponen struktur dan muatan kurikulum memuat penjelasan-penjelasan yang rinci berkaitan
dengan mata pelajaran, muatan lokal, kegiatan pengembangan diri, pengaturan beban belajar,
ketuntasan belajar, kenaikan kelas dan kelulusan, penjurusan, pendidikan kecakapan hidup.
3) Kalender pendidikan
Sesuai dengan asas-asas yang mendasarinya, proses pengembangan KBK harus dilakukan
dengan memperhatikan beberapa prinsip. Setiap prinsip pengembangan dan pelaksanaan KBK
seperti yang dirumuskan depdiknas dalam kerangka dasar kurikulum 2004 seperti berikut:
a. Prinsip Pengembangan
f. Pilar Pendidikan.
i. Diversifikasi kurikulum.
1) Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan
lingkungannya.
Setiap kurikulum pastinya mempunyai prinsip. Karena prinsip merupakan landasan atau acuan
untuk mengembangkan kurikulum.
§ ABP dari
pusat/pemerintah
hanya pelengkap
Beragam teknik
Penilaian formatif
(terutama penilaian
proses) dan penilain
sumatif (tes dan non
tes)
Pada KBK pembelajaran berbasis kompetensi merupakan upaya pelaksanaan pendidikan
berbasis luas yang berorientasi pada kecakapan hidup (life skill), dimana kurikulumnya
dikembangkan dengan pendidikan berbasis kompetensi (KBK).
Penulis berpendapat bahwa bidang studi keilmuan dan agama dapat dikembangkan
berdasarkan pengembangan KBK dengan berpegang pada dimensi kompetensi secara umum.
Karena hasil pendidikan keagamaan adalah kemampuan atau kompetensi yang bermanfaat bagi
kehidupan. Artinya hasil pendidikan keagamaan merupakan pemilikan pengetahuan dan
konsep-konsep keilmuan, nilai dan sikap serta ketrampilan, yang terintegrasi, yang dapat
digunakan dalam kehidupan bermasyarakat.
Sedangkan pada KTSP adalah suatu ide tentang pengembangan yang diletakkan pada posisi
yang paling dekat dengan pembelajaran, yakni sekolah dan satuan pendidikan. KTSP merupakan
wujud dari reformasi pendidikan yang memberikan otonomi kepada sekolah dan satuan
pendidikan untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan potensi, tuntutan dan kebutuhan
masing-masing.
Menurut penulis tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk memandirikan dan memberdayakan
satuan pendidikan melalui pemberian kewenangan (otonomi) kepada lembaga pendidikan dan
mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan dalam pengembangan
kurikulum.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Setelah melihat beberapa uraian diatas dapat disimpulkan bahwa ternyata di Indonesia telah
banyak mengalami perubahan kurikulum. Dan model kurikulum yang digunakan banyak sekali
diantaranya :
Dan kesemuanya ini telah mengalami berbagai proses dan tentunya telah melalui undang-
undang yang diberlakukan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP) dan semuanya juga
memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing.
Berbagai kebijakan kurikulum hendaknya kita sebagai calon guru tetap melaksanakan tugas kita
sebagai pendidik yang dapat mencerdaskan anak bangsa. Kurikulum mana pun yang akan kita
gunakan akan berdampak positif jika kita menanggapinya dengan positif.
Daftar Pustaka
Mulyasa. 2002. Manajemen Berbasis Kompetensi, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya)
Tim Pustaka Yustisia, 2007. Panduan Lengkap KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan),
Yogyakarta: Pustaka Yustisia
http://www.kemdiknas.go.id/kemdikbud/uji-publik-kurikulum
Muhaimin, Suti’ah dan Sugeng Listyo Prabowo, Pengembangan Model Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) pada Sekolah dan Madrasah (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2008)