Anda di halaman 1dari 13

Informasi Proyek

Berikut uraian hasil monitoring dan evaluasi pelaksanaan K3 pada pakerjaan


Rekonstruksi pembangunan masjid/musholla,gedung parkir & elavator tambahan
kantor pusat bank kalsel. Dengan revioner pak dimas Pada tanggal 14 November
2023, yaitu :

NAMA PEKERJAAN : Pembangunan Masjid / Musholla, Gedung

Parkir & Elevator Tambahan Kantor Pusat

Bank Kalsel

NOMOR KONTRAK : 2/KONTRAK/UMM/BKS/2023

TANGGAL KONTRAK : 11 Juli 2023

WAKTU PELAKSANAAN : 240 ( Dua Ratus Empat Puluh) Hari Kalender

NILAI KONTRAK : RP. 23.750.000.000,00

(Dua Puluh Tiga Milyar Tujuh Ratus Lima


Puluh Juta Rupiah)

KONTRAKTOR PELAKSANA : PT. Cipta Vera Mandiri

KONSULTAN MK : PT. Puser Bumi Mekon

KONSULTAN PERENCANA : PT. Yudha Perkasa Konsultan


Perencanaan Awal SMK3

Dari keterangan revioner, perencanaan SMK3 di konstruksi tersebut ada akan


tetapi SMK 3 yang diterapkan hanya sedikit seperti pemantauan dan peninjauaan.
Dari hasil yang kami lihat selain kurangnya kesadaran akan pentingnya Kesehatan
dan keselamatan dari para pekerja, kurangnya dorongan atau himbauan dari
orang-orang K3 tersebut

Rekomendasi Dari Observesor

Terdapat beberapa rekomendasi untuk konstruksi pembangunan


masjid/musholla,gedung parkir & elavator tambahan kantor pusat bank kalsel
antara lain :

 Menerapkan SMK3 secara keseluruhan


 Memperhatikan penggunaan APD baik bagi para pekerja maupaun bagi
orang K3
 Membuat pengaman-pengaman pada area yang rawan
 Membuat poster dan spanduk tentang K3 sebagai bentuk himbauan untuk
orang-orang disana
Sketsa Lokasi
Monitoring K3

K3 Konstruksi adalah kegiatan pemantauan dan evaluasi terhadap kinerja


Penyelenggaraan K3 Konstruksi yang meliputi pengumpulan data, analisa,
kesimpulan dan rekomendasi perbaikan penerapan K3 Konstruksi.

Dalam kegiatan monitoring yang sudah di lakukan oleh pihak K3 pada proyek
tersebut hanya sebatas pemantauan. Selebihnya masih banyak yang belum
terlaksana, karna masih kurang nya penerapan K3 pada proyek tersebut.

Dari hasil interview beserta pengisian form dapat di jabarkan :

1. Pertemuan Keselamatan Kerja


 Adanya induksi keselamatan kerja
Dari keterangan staff K3 induksi keselamatan kerja dilaksanakan
2x sehari dengan dibuat PDM (Precendence Diagram Method).
 Adanya pengarahan keselamatan kerja
Pengarahan keselamatan kerja dilakukan pada saat bersamaan
dengan induksi.
 Breafing sebelum memulai pekerjaan
Breafing selalu dilakukan untuk memberi arahan beserta rencana
rencana yang akan dilaksanakan.
 Pelatihan K3.
Belum dilaksanakan
 Simulasi K3
Belum dilaksanakan.

2. Informasi K3
 Adanya poster K3
Tidak ada, hanya ada berbentuk spanduk.
 Papan informasi
papan informasi tersebut sudah terpasang akan tetapi setelah terjadi
nya badai papan infromasi tersebut rusak dan tidak di pasang
Kembali papan informasi tersebut.
 Informasi titik kumpul darurat
Saat awal proyek informasi titik kumpul darurat terpasang, tetapi
dari keterangan staff K3 karena terjadinya hujan badai informasi
titik kumpul darurat terlepas dan tidak di pasang kembali.

3. Alat Pelindung Kerja Dan Alat Pelindung Diri


 Pagar pengaman
Awal proyek pagar pengaman terpasang akan tetapi akibat cuaca
ekstrim membuat pagar pengaman roboh dan belum ada tindak
lanjut.
 Pembatas area
Pembatas area di lepas untuk alasannya di katakan cukup
merepotkan pekerja.
 Perlengkapan keselamatan
Perlengkapan keselamatan lengkap dan di gunakan sesuai fungsi
dan kebutuhannya masing-masing.
 Helm safety
Helm safety ada akan tetapi hanya orang K3 yang menggunakan
sedangkan untuk pekerjanya sendiri tidak menggunakan.
 Sepatu keselamatan
Sama seperti helm safety, sepatu safety atau sepatu keselamatan
hanya beberapa yang memakai sedangkan yang lain tidak
menggunakannya.
 Rompi
Rompi sudah disediakan akan tetapi banyak pekerja yang tidak
menggunakan rompi.
 Sarung tangan
Untuk sarung tangan terlihat rata-rata pekerja menggunakan sarung
tangan akan tetapi masih ada juga pekerja yang tidak menggunakan
sarung tangan.
 Kacamata
Kacamata sudah di sediakan dan memang penggunakan kacamata
hanya untuk pekerjaan tertentu.

4. Personel Keselamatan
 Supervise K3
Untuk supervise K3 ada tetapi tidak stay di tempat
 Safety officer
Sama seperti supervise, safety officer ada akan tetapi tidak stay di
tempat untuk safety officer nya atas nama pak Dimas.
 Petugas medis
Saat interview mengenai petugas medis staff K3 nya mengatakan
petugas medis di proyek tersebut ialah orang-orang sekitar. Dalam
interview beliau bilang saat terjadinya kecelakaan Ketika ingin
menolong di wajibkan ada satu saksi karena jika tidak pekerja yang
menolong tersebut bisa saja terkena tindak pidana.
 Petugas pengatur lalu lintas (Flagmen)
Dari keterangan staff K3 mereka sudah menyediakan pengatur lalu
lintas apabila ada mobil atau kendaraan proyek yang keluar masuk.
 Petugas tanggap darurat
Keterangan dari orang K3 petugas tanggap darurat tetapi mengenai
informasi lebih lanjut tidak di jelaskan mereka.
5. Fasilitas Sarana Kesehatan
 Peralatan P3K (Kotak P3K, Tandu, Tabung O2, Obat Luka,
Perban)
Dari keterangan staff K3 untuk peralatan K3 di sediakan akan
tetapi untuk peletakan peralatan tersebut berada di dalam ruang
kantor dan hanya staff yang mendapat ijin untuk masuk.
 Sarana ruang P3K
Belum ada nya ruangan khusus P3K ruangan kantor mereka yang
di jadikan ruangan pasien apabila terjadi insiden dari keterangan
staff K3.
 Obat-obatan
Obat-obatan pun di sediakan bersamaan dengan peralatan P3K.

6. Rambu-Rambu
Dari hasil analisa dan interview ada beberapa rambu yang sudah di
pasang dan ada juga yang belum di sediakan akan tetapi saat proses
observasi tidak terlihat rambu rambu yang terpasang. Dari keterangan para
staff K3 rambu-rambu yangh sudah terpasang rusak di akibat kan cuaca
ekstrem. Himbauan yang ada hanya berupa spanduk yang terpasang di
depan kantor
Potensi Bahaya

Dalam Pengerjaan proyek Rekonstruksi pembangunan


masjid/musholla,gedung parkir & elavator tambahan kantor pusat bank kalsel.
lebih mendominasi pekerjaan menggunaan alat berat sperti pekerjaan tanah,
penghamparan, pengerasaan dan proses pengecoran. Adapun potensi bahaya yang
bisa terjadi pada saat pekerjaan menggunakan alat berat sebagai berikut;

1. Alat tumbang atau terguling


2. Pekerja terjatuh dari alat berat
3. Pekerja kejatohan oleh material
4. Pekerja terjatuh dari atas bangunan
5. Pekerja tersandung material yang berserakan
6. Pekerja terinjak paku atau besi yang timbul

Dari hasil interview mengenai resiko yang mungkin terjadi pekerja bisa saja
jatuh dari bangunan yang berada di ketinggian akibat belum ada nya pengaman
pada bangunan yang tinggi, material ringan yang jatuh dari atas mengenai pekerja
yang berada di bawah, terinjak benda tajam seperti paku atau besi yang timbul,
tersandung material akibat banyak material yang berserakan.

Kategori resiko insiden pada proyek tersebut :

1. Ringan
 Tersandung material yang berserakan.
2. Sedang
 Terinjak paku atau besi yang timbul akibat tidak menggunakan
sepatu safety.
 Pekerja terjatuh dari alat berat
3. Berat
 Kejatuhan material akibat tidak ada pengaman
 Pekerja yang mungkin bisa saja jatuh mulai bangunan di atas karna
tidak ada nya rambu dan pengaman pada bangunan di atas.

Pengendalian Potensi Bahaya

Pengendalian potensi bahaya Adapun beberapa metode pengendalian potensi


bahaya yang bisa terjdi pada saat pengoprasian alat berat dan potensi bahaya yang
bisa terjadi dalam suatu pekerjaan sebagai berikut:

1. Survei Area Kerja


 Pastikan supervisor telah melakukan pengamatan dan inspeksi area
kerja
 Komunikasikan rencana pekerjaan kepada seluruh personil yang
terlibat pada pekerjaan tersebut
 Menunjuk seorang spotter untuk membantu operator apabila
pandangan terbatas atau terhalang saat mengoperasikan alat.
 Pastikan izin kerja (work permit) untuk melakukan pekerjaan di area
kerja tertentu sudah didapatkan
 Pastikan area kerja sudah aman dari kemungkinan adanya material atau
kondisi lingkungan kerja yang dapat menimbulkan bahaya.

2. Persiapan Sebelum Mengoprasikan


 Periksa kondisi dan kelayakan alat sesuai dengan formulir pemeriksaan
yang sudah dipersiapkan. Segera laporkan apabila terdapat kerusakan
pada alat berat dan lakukan perbaikan bila diperlukan.
 Bersihkan anak tangga dan pegangannya dari lumpur, minyak, atau
kotoran penyebab licin lainnya.
 Gunakan teknik 3 points contact (tiga titik tumpu) saat naik atau turun
tangga. 3 titik tumpu artinya 2 kaki berpijak dengan satu tangan
berpegang pada anak tangga dan satu tangan bergerak menanggapi
tangga atau 2 tangan berpegang pada anak tangga dengan satu kaki
berpijak dan kaki lain bergerak menggapai tangga.
3. Pemasangan rambu lalu lintas
Peringatan, menunjukan kemungkinan adanya bahaya atau hal-hal yang
harus diwaspadai oleh pengunna jalan. Himbuaan yang boleh ataupun
tidak boleh dilakukan oleh pengunna jalan.

Dampak Proyek Pada Lingkungan

Setiap proyek pasti berdampak pada lingkungan, sama hal nya dengan proyek
Pembangunan ini yang dimana dampak yang sangat terlihat berdampak pada
warga sekitar akibat suara pada saat proses pekerjaan berlangsung tindak lanjut
yang diambil oleh para staff di proyek tersebut yaitu meminta ijin dalam bentuk
membuat surat untuk meminta ijin kepada pihak-pihak terkait dan pihak yang
terdampak. Yang kedua dampak polusi, karna banyaknya pekerjaan yang melibat
kan tanah alhasil menimbulkan polusi dan untuk tindak lanjut pada dampak ini
yaitu dengan melakukan penyiraman agar mengurangi debu-debu yang ada. Yang
ketiga dampak macet, akibat keluar masuknya kendaraan entah memuat barang
atau kendaraan untuk bekerja bisa menimbulkan macet dan untuk tinjak lanjut
pada dampak ini yaitu dengan menyediakan pengatur lalu lintas agar mengurangi
dan tidak menimbulkan macet yang parah.

Hasil Observasi Peninjauan K3 Di Proyek

Tinjauan pada proyek Rekonstruksi pembangunan masjid/musholla,gedung


parkir & elavator tambahan kantor pusat bank kalsel. Keselamatan Kerja atau K3
belum dijalankan dengan baik. Terlihat bahwa para pekerja sebagi- an besar tidak
memakai Alat Pelindung Diri (APD), dan hanya beberapa pekerja saja yang
memakai Alat Pelindung berupa sepatu karet, masker, dan sarung tan- gan.

Pekerjaan Rekonstruksi pembangunan masjid/musholla,gedung parkir &


elavator tambahan kantor pusat bank kalsel. diutamakan memakai atribut K3 agar
menghindari dari kejadian-kejadian yang tidak diinginkan. Keselamatan kesehatan
kerja (K3) yang diterapkan pada Rekonstruksi pembangunan
masjid/musholla,gedung parkir & elavator tambahan kantor pusat bank kalsel
belum dijalankan dengan baik. Seharusnya pekerja itu diberi Alat Pelindung Diri
(APD) untuk melindungi dirinya dari bahaya-bahaya pada saat proses pengerjaan
berlangsung.

Pada Rekonstruksi pembangunan masjid/musholla,gedung parkir & elavator


tambahan kantor pusat bank kalsel juga masih kurang perhatian terhadap
pemasangan plank/rambu lalu lintas jalan serta pengaturan lalu lintas belum
dijalankan dengan baik guna melancarkan arus lalulintas pada lokasi pengerjaan
proyek sehingga pengguna jalan juga bisa berkendara dengan baik. Oleh sebab itu
diperlukan tanda ataupun orang yang mengatur lalu lintas agar pekerjaan tidak
terganggu serta pengendara jalan juga bisa melintas dengan aman.

Dalam setiap pekerjaan perlu diperhatikan hal-hal yang dapat membahyakan


keselamatan serta kenyamanan orang lain dalam melukan suatu aktivitas. Untuk
itu para pekerja diperlukan rasa tanggung jawab dan professional dalam
melakukan setiap pekerjaan untuk menghindari kecelakaan kerja dalam suatu
ruang lingkup pekerjaan serta tidak menggangu aktivitas masyarakat, diperlukan
suatu komunikasi atau suatu rambu lalu lintas yang dapat memberikan
pemahaman terhadap masyarakat bahawa terdapat sebuah pekerjaan dan resiko
yang dapat membahayakan Ketika berada atau melintas disekitaran area kerja
tersebut. Serta diperlukan peningkatan dalam segi APD untuk melindungi pekerja
sesui dengan tingkat resiko suatu pekerjaan yang akan dilakukan.
Evaluasi

1. Mempertahankan dan meningkatkan penerapan Sistem Manjemen


Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang telah berjalan dilokasi proyek.
2. Peningkatan intensitif terhadap pekerja di lingkungan proyek untuk me-
macu kebiasan yang aman, misalnya, dengan pemberian penghargaan
kepada pekerja dalam hal pemakaian APD dan ketaatan dalam
mematuhi peraturan K3 serta dikenakan sangsi untuk segala
pelanggaran aturan.
3. Dibutuhkannya campur tangan pemerintah sebagai pengontrol dan
pemberi sanksi bagi perusahaan yang mengabaikan masalah sistem
manajemen kesehatan dan keselamatan kerja sehingga menimbulkan
perhatian dan kesadaran dari pihak perusahaan maupun pekerja untuk
menerapkan sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja
tersebut.

Kesimpulan
Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu
bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari
pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi atau bebas dari kecel-
akaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat
meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja.

Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan korban jiwa maupun kerugian


materi bagi pekerja dan pengusaha, tetapi juga dapat mengganggu proses
produksi secara menyeluruh, merusak lingkungan yang pada akhirnya akan
berdampak pada masyarakat luas.
Pada dasarnya UU Keselamatan Kerja yang digunakan untuk mencegah
terjadinya kecelakaan kerja, menjamin suatu proses produksi berjalan
teratur dan sesuai rencana, dan mengatur agar proses produksi berjalan
teratur dan sesuai rencana, dan mengatur agar proses produksi tidak
merugikan semua pihak. Setiap tenaga kerja berhak mendapatkan
perlindungan keselamatan dalam melakukan pekerjaannya untuk
kesejahteraan dan meningkatkan produksi serta produktivitas nasional. Dan
dari hasil survey menunjukkan bahwa perlu adanya peningkatan
pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang mundukung akan pentingnya
pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) pada waktu melakukan pem-
bangunan.

Dari hasil Analisa Resiko Sistem Manajemen Kesehatan dan


keselamatan kerja Pada proyek Rekonstruksi pembangunan
masjid/musholla,gedung parkir & elavator tambahan kantor pusat bank
kalsel. ini maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Faktor resiko sebagai dampak tidak diterapkan sistem manajemen


kesehatan dan keselamatan kerja pada proyek Rekonstruksi
pembangunan masjid/musholla,gedung parkir & elavator tambahan
kantor pusat bank kalsel.
2. Berdasarkan pelaksanaanya Faktor resiko sebagai dampak tidak
diterapkan sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja, Dari
segi resiko pekerjaan masih kurang kesadaran dari para pekerja dalam
memperhatikan resiko kecelakan kerja di proyek.

Anda mungkin juga menyukai