NAMA PROYEK :
KONTRAKTOR PELAKSANA :
DAFTAR ISI
A. KEPEMIMPINAN DAN PARTISIPASI PEKERJA DALAM KESELAMATAN KONSTRUKSI
A.1. Kepedulian pimpinan terhadap Isu Eksternal dan Internal
A.2. Komitmen Keselamatan Konstruksi
I. LATAR BELAKANG
Sesuai dengan Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor : 05/Men/1996 Tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja bagi seluruh Personil dan segala sesuatu yang berhubungan dengan Pelaksanaan pekerjaan
dilapangan, Membuat suatu manajemen yang mengatur dan mengelola Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Pelaksanaan Pekerjaan yang merujuk pada ketetapan/Aturan Resmi dari Pemerintah seperti tersebut diatas.
Secara umum Sistem Manajemen MK3 Perusahaan adalah sebagaimana tergambar dalam skema berikut :
A. KEPEMIMPINAN DAN PARTISIPASI PEKERJA DALAM KESELAMATAN KONSTRUKSI
Kami Selaku Direktur Utama CV. SUMMA JAYA dengan Ini kami memberikan Pernyataan atas nama perusahaan
bahwa kami akan menerapkan Sistem Manejemen Keselamatan Konstruksi dan berpartisipasi dalam keselamatan
konstruksi Dalam Melaksanakan Kegiatan Konstruksi
* Memenuhi persyaratan pelanggan dan mencegah cidera dan sakit akibat kerja serta melakukan peningkatan
berkelanjutan terhadap manajemen dan kerja
* Menetapkan Kebijakan sesuai dengan sifat alamiah dan skala resiko MK3 yang ada di Perusahaan CV.
SUMMA JAYA
* Menjadikan Kebijakan Ini sebagai kerangka dalam menetapkan dan mengevaluasi sasaran MK3
* Seluruh efisiensi dan efektifitas kegiatan perusahaan dipantau dan diukur secara berkala dengan mengacu pada
sasaran mutu dan K3 perusahaan beserta semua unit pendukungnya.
* Mematuhi peraturan perundangan dan persyaratan MK3 lainnya yang relevan bagi perusahaan CV.
SUMMA JAYA
* Mengkomunikasikan kebijakan kepada semua orang yang bekerja di bawah kendali organisasi.
* Mengevaluasi kebijakan ini secara periodik untuk peningkatan kinerja MK3 yang berkesinambungan.
Direktur CV. SUMMA JAYA memberikan bukti perlibatan dan partisipasinya pada pengembangan dan penerapan
sistem manajemen mutu dan K3 dan terus menerus memperbaiki keefektifannya dengan jalan :
Mengadakan rapat pengarahan secara berkala, dan menekankan pentingnya memenuhi persyaratan pelanggan, K3,
undang-undang dan peraturan yang berlaku.
Menetapkan dan mengesahkan kebijakan mutu dan K3
Menetapkan dan mengesahkan sasaran mutu dan K3 (MK3) perusahaan hingga sasaran mutu dan K3 unit-unit kerja
yang mendukungnya.
Melaksanakan dan bertindak sebagai ketua rapat tinjauan manajemen, yang pelaksanaannya diatur dalam Prosedur
Rapat Tinjauan Manajemen (RTM).
Direksi menetapkan dan mengesahkan Kebijakan MK3, berupa surat keputusan yang mencakup :
Dalam menjalankan aktivitas perusahaan, struktur organisasi telah ditetapkan untuk menjamin peran, tanggung jawab,
akuntabilitas dan mendelegasikan wewenang untuk memfasilitasi SMMK3 yang efektif.
Direksi menetapkan dan mengesahkan struktur organisasi seperti yang terlampir pada Manual MK3 ini. Tugas dan
wewenang setiap Personil baik yang terkait dengan mutu maupun K3 ataupun terkait dengan struktur organisasi,
untuk tingkat Kepala Divisi/ Bagian dibuat oleh Kepala Divisi / Bagian bersama dengan Direksi / Pimpinan Cabang
kemudian disahkan oleh Direksi / Pimpinan Cabang. Untuk tingkat dibawah Kepala Divisi / Bagian sampai tingkat
terbawah, dibuat oleh Kepala Divisi / Bagian bersama dengan Divisi / Bagian SDM direview oleh Direksi / Pimpinan
Cabang dan disahkan oleh Kepala Unit Kerja masing-masing. Sedangkan untuk Proyek dibuat oleh Kepala Proyek
bersama dengan Kepala Divisi / Bagian Teknik, direview Direksi / Pimpinan Cabang dan disahkan oleh Kepala Divisi
/ Bagian Teknik.
V. MAKSUD DAN TUJUAN
Perusahaan memastikan bahwa metodologi untuk identifikasi bahaya dan penilaian risiko Keselamatan konstruksi
mempertimbangkan :
VI. TUJUAN
Untuk memastikan atau menjamin bahwa pekerjaan yang dilaksanakan di Satuan Kerja DINAS PEKERJAAN
UMUM PENATAAN RUANG PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN di Instansi Pemerintah
Daerah Kota Malang , telah mencakup / menjamin hal-hal tentang :
VIII. DEFINISI
1 Pekerjaan ini adalah
Keselamatan dan Kesehatan konstruksi adalah untuk memberikan suatu dasar dalam bekerja yang menuju
kearah tujuan akhirnya, yakni mencegah terjadinya cedera atau gangguan kesehatan yang disebabkan karena
kejadian dan keadaan yang berhubungan dengan pekerjaan.
2 Kategori I adalah jenis kecelakaan yang dapat menimbulkan kerusakan ringan atau pada prinsipnya tidak
membutuhkan perawat I rawat inap di Rumah Sakit.
3 Kategori II adalah jenis kecelakaan yang dapat menimbulkan kerusakan sedang / korban luka berat atau
mebutuhkan rawat inap di rumah sakit.
Kategori III adalah jenis kecelakaan yang dapat menimbulkan kerusakan berat / korban meninggal dunia.
4 Setiap area tempat kerja yang mempunyai resiko dan kemungkinan terjadinya bahaya, harus menyediakan
petunjuk - petunjuk / informasi - informasi yang tepat cara penanganan dan pencegahan bahaya - bahaya yang
mungkin terjadi. (gbr 1.1 – 1.2)
5 Setiap karyawan harus disediakan kebutuhan akan alat-alat pelindung diri, dilatih bagaimana cara
menggunakan, dan digunakan tempat yang seharusnya.
6 Bahan-bahan yang mudah meledak atau terbakar harus disimpan, diangkat dan diperlakukan sedemikian rupa
sehingga dapat dicegah dari kemungkinan terjadinya kebakaran
X. TANGGUNG JAWAB
1 Manajer Proyek
a Menyetujui konsep Instruksi Safety yang akan dilaksanakan diproyek
b Memimipin penerapan program K3 di proyek yang menjadi tanggung jawabnya
c Memimpin rapat tinjauan manajemen atau rapat koordinasi tentang pelaksanaan program K3
d Memimpin upaya peningkatan efektifitas dan efisiensi pelaksanaan program K3
3 Manajer Pelaksanaan
a Bertanggung jawab akan keselamatan karyawan yang berada dibawah pengawasannya
b Terjadi keadaan yang kurang aman, tidak aman atau darurat.
2 Beritahukan kepada personil yang berada dilokasi bahwa terjadi bahaya kebakaran
3 Jika terjadi kebakaran besar yang tidak dapat ditangani sendiri,utamakan manusia dengan memberitahukan
agar menjauhi lokasi
4 Laporkan kejadian kebakaran kepada penanggung jawab safety
Catatan :
1 Jika di lokasi pekerjaan banyak terdapat kayu-kayu kering, yang diperhatikan adalah :
- Dilarang membuang puntung rokok yang masih menyala sembarangan
-
Bara-bara api / bekas api unggun harus dipastikan telah benar-benar padam ketika akan meninggalkan tempat
2 Peralatan pemadam api / Fire extinguisher, harus disediakan pada tempat-tempat rawan tertentu yang
memerlukan
Setiap personil yang bertugas pada pelaksanaan pekerjaan, untuk paket pekerjaan yang berisiko tinggi terutama yang
dilapangan wajib menggunakan Peralatan Pelindung Diri Yang sesuai dengan Standar yaitu :
1 Helm Proyek, disarankan dipakai setiap kelapangan dan diwajibkan dipakai pada tempat-tempat yang berisiko
tinggi terhadap kejatuhan / benturan material;
2 Sepatu Proyek, Dipakai setiap hari dilapangan / site;
3 Pakaian Seragam, dan identitas pengenal diri;
4
Masker, jika bekerja didaerah yang beracun / berbau yang bisa mengakibatkan terganggunya kesehatan;
5 Sarung Tangan, bila hal tersebut diperlukan (untuk tukang Las Diwajibkan);
6 Kacamata Pelindung, jika hal tersebut diperlukan
Helm Pengaman
Sepatu Proyek
Kaca Mata Pelindung
Jacket Pengaman
7 Body Protector (pelindung Badan), apabila hal tersebut diperlukan (tukang Las Diwajibkan);
8 Life Jacket (Pelampung), untuk bekerja diatas air dipakai setiap menggunakan transportasi air
9 P3K, disediakan ditempat-tempat yang memerlukan
10 Perlengkapan P3K harus diperiksa kembali kelengkapannya setelah dipergunakan
11
Setiap Pembantu Pelaksana, pelaksana, koordinator pengukuran harus dilengkapi dengan sarana komunikasi;
Untuk pegawai bagian pengukuran / surveyor serta pematokan diharuskan melaksanakan hal-hal sebagai berikut :
Bagi tim perintis, patahkan batang-batang sebagai jejak untuk membantu agar tidak tersesat pada waktu
kembali
XV. PEKERJAAN GALIAN DAN TIMBUNAN
1 Mengenakan peralatan pelindung sesuai dengan yang disyaratkan
2 Operator mempunyai surat ijin mengoperasikan peralatan
3 Operator bekerja atas perintah Pelaksana
4 Operator harus mengetahui area yang akan digali atau ditimbun
5 Operator Melaksanakan Pengoperasian alat sesuai instruksi kerja yang berlaku di proyek
6 Menggunakan Alat bantu jika diperlukan
7 Operator bekerja dalam keadaan fit / sehat
8 Membuat Rambu-rambu Pengaman untuk menghidari kejadian kecelakaan kerja
1 Luka
a Pendarahan Akibat Benda Tajam - Benda Tajam tersebut jangan dulu dicabut dari lukanya
-
Tentukan pendarahan dan lindungi dengan kapas dan perban
- Ikat pangkal / aliran sumber darah dengan kain, 15- 30 menit sekali
dibuka selama 1 menit
- Bersihkan luka dengan betadine
- Bawa korban segera kerumah sakit / dokter dengan posisi luka diatas
jantung
b Pendarahan Akibat Benda Tumpul - Gejala Sesak Nafas dan memar, segera dibawa
Puskesmas/dokter/rumah sakit untuk diobservasi Pertama selama 12
jam
2 Keracunan
a - Segera berikan susu/putih telur/air kelapa atau air putih
Keracunan akibat makanan atau
-
minuman yang tidak diketahui Gejala : mual, pusing, kaki dingin, bola mata membesar sebelah
b - Segera dimuntahkan
Keracunan Akibat makanan atau
- Segera berikan susu/putih telur/air kelapa atau air putih
minuman yang mudah terbakar :
minyak tanah, bensin, baygon, dll
c Keracunan Akibat Alkohol - segera berikan 3 sendok air teh /kopi dalam 1/2 gelas
3 Luka Bakar
- Luka Bakar Ringan I - Dinginkan / Kompres dengan Air
- Luka Bakar Ringan II - Berikan Minuman Sebanyak-banyaknya
- Luka Bakar Ringan III -
Keluarkan Cairan yang terjadi akibat luka bakar dan berikan Betadine
4 Dipatuk / Digigit Ular - Menghentikan penyebaran racun dengan mengikat bagian pangkal
atau sumber aliran
6 Gatal - Gatal -
Segera berikan Talk atau serbuk yang mengandung antiseptic
- Berikan CTM
b Bila sendirian
15 x dada ditekan secukupnya lalu ditiup 2 x
8 Terpapar Virus COVID 19 - Melakukan Rapid test dan pemeriksaan Swab
- Untuk menghidari terpapar COVID 19 Segera di bawa ke rumah sakit
untuk melakukan isolasi
- Segera melakukan tindakan isolasi diri serta mengamankan pada
ruangan khusus yang tersendiri
- Memberikan Vaksinasi sesuai protokol kesehatan untuk mencegah
Virus dari terpapar COVID 19
- Melakukan Penyemprotan desinfiktan pada area yang terdampak
terindikasi terpapar COVID19
Penyusunan Jadwal dan komunikasi Pekerjaan di lapangan format pada Tabel 1 Program jadwal
A KEPIMPINAN DAN PARTISIPASI PEKERJA DALAM KESELAMATAN KONSTRUKSI
A.1 Kepedulian Pimpinan Terhadap Isu Eksternal dan Internal
A1.1 Daftar Identifikasi Isu Internal dan Eksternal
Memuat daftar isu internal dan eksternal yang mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan konstruksi dan ditandatangani oleh ahli teknik terkait dan
Penanggung Jawab Keselamatan Konstruksi.
Daftar isu, terdiri atas:
1. Identifikasi isu internal yang akan dihadapi saat pelaksanaan pekerjaan konstruksi dan pengaruhnya terhadap penerapan Keselamatan Konstruksi di
antaranya
a Tata kelola, struktur organisasi, peran dan akuntabilitas
b Kebijakan, tujuan, dan strategi untuk mencapainya
c Kemampuan dan pemahaman dalam hal sumber daya, pengetahuan, dan kompetensi (seperti modal, waktu, sumber daya manusia, proses,
sistem, dan teknologi);
d Hubungan dengan, serta persepsi dan nilai-nilai dari, pekerja;
e Pengaturan waktu kerja;
f Kondisi kerja; dan
g Perubahan dan lain-lain yang terkait dengan hal-hal di atas.
2. Identifikasi isu eksternal yang akan dihadapi saat pelaksanaan pekerjaan konstruksi dan pengaruhnya terhadap penerapan Keselamatan Konstruksi di
antaranya :
a Lokasi pekerjaan, sosial, budaya, teknologi, dan alam
b Subkontraktor, pemasok, mitra dan penyedia, teknologi baru, dan munculnya pekerjaan baru
c Pengetahuan baru tentang produk dan pengaruhnya terhadap kesehatan dan keselamatan
d Hubungan dengan kepentingan pengguna jasa terkait dengan pekerjaan konstruksi
e Perubahan dan lain-lain yang terkait dengan hal-hal di atas
Harapan : Harapan :
Tidak terjadi Metode kerja aman
Kecelakaan Dan terhadap lingkungan
Proyek Tidak
dihentikan
Keinginan : Keinginan :
2 Struktur Penambahan KINERJA INTERNAL THEREAT Struktur Penambahan Tidak
organisasi personil Organisasi Personil mengganggu
Keselamatan diharapkan aktifitas
Konstruksi penerapan
dalam SMKK
pekerjaan Harapan : Harapan :
Tidak terjadi Metode kerja
kecelakaan & aman terhadap
penyakit /pademi lingkungan
akibat kerja
Keinginan : Keinginan :
3 Sempitnya akses Menambah lahan KINERJA EKSTERNAL THEREAT Instansi terkait Material dapat Tidak Mengganggu
jalur untuk material dan dipergunakan Aktifitas
material dan menentukan posisi secara cepat
penempatan alat alat berat di
berat lapangan
Harapan : Harapan :
Tidak terjadi Metode kerja
kecelakaan aman terhadap
dilapangan lingkungan
Penanggung Jawab
Pelaksana Petugas K3 Konstruksi
b Memuat prosedur dan/atau petunjuk kerja yang menggambarkan hubungan kerja antara Pelaksana Pekerjaan Konstruksi dengan Kantor Pusat Penyedia
Jasa. Prosedur dan/atau petunjuk kerja ditandatangani oleh Direktur Utama Penyedia Jasa. Isi prosedur dan/atau petunjuk kerja sekurang-kurangnya
meliputi :
1. Tugas, tanggung jawab dan wewenang Tim Pelaksana Pekerjaan Konstruksi dan Kantor Pusat Penyedia Jasa
2. Hubungan kerja antara Tim Pelaksana Pekerjaan Konstruksi dan Kantor Pusat Penyedia Jasa;
3. Jadwal pelaporan kinerja pelaksanaan pekerjaan khususnya terkait Keselamatan Konstruksi pada pimpinan puncak Penyedia Jasa di Kantor Pusat
4. Kendala yang dihadapi terkait pelaksanaan pekerjaan khususnya terkait masalah Keselamatan Konstruksi dan alternatif solusi pemecahan
masalah tersebut yang membutuhkan bantuan dukungan dari pimpinan puncak Penyedia Jasa di Kantor Pusat.terkait Keselamatan Konstruksi
pada pimpinan puncak Penyedia Jasa di Kantor Pusat
4 Petugas P3K 1.Melakukan tindakan pertolongan pertama pada kecelakaan di tempat kerja
2.Memastikan peralatan P3K dalam kondisi baik siap pakai
3.Memastikan isi kotak P3K sesuai dengan standart K3
A.2 Komitmen Keselamatan Konstruksi sesuai dengan format di bawah ini:
Dalam rangka pengadaan Pekerjaan ( Belanja Konstruksi Rehabilitasi Jalan Jl. KH. Malik Dalam RW 07 Kel.
Buring. ). Pada Pokja Pemilihan Belanja Konstruksi Rehabilitasi Jalan Jl. KH. Malik Dalam RW 07 Kel.
Buring. berkomitmen melaksanakan konstruksi berkeselamatan demi terciptanya Zero Accident , dengan memastikan bahwa
seluruh pelaksanaan konstruksi :
DJUNO RENOSAN
Direktur
KEBIJAKAN KESELAMATAN KONSTRUKSI
1 Menjalankan pakta komitmen Keselamatan Konstruksi yang telah ditanda tangani oleh pimpinan perusahan.
2 Menjamin Keselamatan Konstruksi tenaga kerja, tamu, masyarakat sekitar di sekitar tempat kerja.
3 Melakukan perbaikan keberlanjutan terhadap sistem Manajemen dan Kinerja Keselamatan Konstruksi guna meningkatkan
budaya Keselamatan Konstruksi yang baik di tempat kerja.
2 Pekerjaan Konstruksi yang telah diberhentikan karena perintah penghentian pekerjaan tidak akan dilanjutkan sampai semua
aspek keselamatan konstruksi dipenuhi sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan.
3 Pemimpin tertinggi Penyedia Jasa memberikan kewenangan kepada Pimpinan Unit Keselamatan Konstruksi untuk melakukan
verifikasi penghentian pekerjaan.
4 Perintah penghentian pekerjaan konstruksi harus diterapkan dengan itikad baik dan bertanggung jawab.
5 Personil yang menyerukan perintah penghentian pekerjaan tidak boleh dan tidak akan dikenai sanksi apabila setelah diverifikasi
bahwa perintah penghentian tersebut dianggap tidak perlu atau bahkan berdampak mengganggu kemajuan Pekerjaan
1 Pengaspalan Jalan 1 Kecelakaan lalulintas dankeselamatan Benda bergerak Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Melakukan Instruksi dan memberikan Memenuhi Instruksi K3 dan 100 % Sesuai Standard terdapat
pekerja Dan Perumahan Rakyat Republik rambu dan tanda peringatan dan APD Memasang Kelengkapan K3 , Daftar Absensi Dan Papan
Indonesia Nomor : 21 / PRT / M /2019 serta APK terpakai,Memasang Memasang Rambu-rambu dan informasi K3
Tentang Pedoman Sistem Manajemen Kelengkapan K3 , Memasang Rambu- banner K3 , APD terpakai dan APK Tingkat Resiko
2,00 1,00 2,00 Skala Prioritas 3 2,00 1,00 2,00
Keselamatan Konstruksi rambu dan banner K3 , APD terpakai terpakai di lapangan Kecil
dan APK terpakai di lapangan
Keterangan :
1 PPK mengisi kolom 1, 2 dan 3. Malang, 01 November 2021
2 PPK mengisi kolom “uraian pekerjaan” dan “identifikasi bahaya” berdasarkan tahapan pekerjaan. Dibuat oleh :
3 Kolom “uraian pekerjaan” dan “identifikasi bahaya” yang diisi oleh PPK berdasarkan tahapan pekerjaan, dimana penyedia jasa dapat CV. SUMMA JAYA
menambahkan uraian pekerjaan dan identifikasi bahaya dari yang sudah dicantumkan oleh PPK berdasarkan analisis Ahli K3 Konstruksi
dan/atau Petugas Keselamatan Konstruksi.
4 Kolom 12, 13, 14, 15, dan 16, diisi berdasarkan kondisi pengendalian di lapangan atas dasar penilaian Ahli K3 Konstruksi dan/atau Petugas
Keselamatan Konstruksi, apabila dinilai tidak ada yang diisikan, maka dapat ditulis "tidak ada" atau "n/a".
RUSLI FAHMADIN
Petugas K3 Konstruksi
Tabel 2 . RENCANA TINDAKAN ( SASARAN KHUSUS DAN PROGRAM KHUSUS )
1 Melakukan Instruksi dan Tersedianya Instruksi Kerja / Lulus Test dan Paham 1.Pembuatan Dokumen RKK Harian Check List Harian 100 % Sesuai Standard Petugas K3 Sesuai
memberikan rambu dan Tersedia Metodenya / Seluruh mengenai system keselamatan Pengaspalan Jalan Personil di syaratkan
2.Spanduk (banner) Daftar Absensi Dan Papan
tanda peringatan dan APD Lokasi diberikan rambu dan Alat Pelindung Diri
informasi K3
serta APK peringatan dan barikade sesuai terpakai .Rambu,Poster K3, 3.Papan informasi K3 Papan Informasi K3,
terpakai,Memasang standard dan APD Serta APK Papan Informasi terpasang, 4.Pembatas Area (Police Line) Inspeksi ,
Kelengkapan K3 , terpakai Kotak P3K dan Alat Pemadam
Memasang Rambu-rambu Kebakaran ( APAR ) ,Simulasi
dan banner K3 , APD K3 dan Banner K3
terpakai dan APK terpakai
di lapangan
RUSLI FAHMADIN
Petugas K3 Konstruksi
B.3. Standar dan Peraturan Perundangan
Daftar Peraturan Perundang– undangan dan Persyaratan K3 yang digunakan sebagai acuan dalam
melaksanakan SMK3 Konstruksi Bidang PU antara lain sebagai berikut :
1. UU No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 50 tahun 2012 tentang Penerapan SMK 3:
3. UU No 14 Tahun 1969 Tentang Ketentuan Pokok Mengenai Tenaga Kerja
4. UU No 1 Tahun 1970 Tentang keselamatan Kerja
5. UU No 3 Tahun 1992 Tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja
6. UU RI No 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan
7. UU No 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
8. Permen Naker No. PER.05/MEN/1996 Tentang sistem Manajemen Keselmatan dan Kesehatan Kerja
9 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
Dan Perumahan
Nomor : 21 / PRTRakyat Republik
/ M /2019 Tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi
PENGENDALIAN OPERASIONAL K3
Pengendalian operasional berupa prosedur kerja / petunjuk kerja, yang harus mencakup seluruh upaya
pengendalian pada Tabel 1 kolom (5), diantaranya :
1. Upaya pengendalian berdasarkan lingkup pekerjaan sesuai Tabel 1 kolom (5).
2. Rencana penunjukan personil yang akan ditugaskan menjadi Penganggung Jawab Kegiatan SMK3
3. Prediksi dan rencana penanganan kondisi keadaan darurat tempat kerja:
4. Rencana prosedur / petunjuk kerja yang perlu di siapkan
5. Rencana program pelatihan / soisalisasi sesuai pengendalian resiko pada Tabel 1 kolom (5)
6. Sistem pertolongan pertama pada kecelakaan
7. Persyaratan Operator Alat Angkat
- Operator Alat Angkat harus memenuhi kompetensi Operator alat angkat.
- Setiap Operator alat angkat harus memiliki SIO (Surat Izin Operasi) alat yang di keluarkan
oleh Badan yang berwenang
8. Rambu Peringatan / Larangan / Anjuran
- Penempatan Rambu-rambu peringatan/larangan/anjuran harus dipasang sesuai dengan
kondisi di tempat kerja.
- Rambu peringatan/larngan/anjuran harus mudah dilihat dan dapat dibaca
9. Alat Pelindung Diri
- Alat pelindung diri diidentifikasi berdasarkan hasil penilaian risiko.
- Alat pelindung diri (APD) diberikan kepada pekerja sesuai dengan jenis pekerjaan
10. Tamu/pengunjung dan pihak luar
- Pengendalian dan pembatasan akses masuk dan akses keluar tempat kerja
- Persyaratan APD (Alat Pelindung Diri)
- Induksi K3
- Persyaratan tanggap darurat
B3 Standar dan Peraturan Perundang-undangan
Uraian Kegiatan : Tahapan kegiatan pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan pekerjaan rutin dan non rutin
Identifikasi Bahaya : Menetapkan karakteristik kondisi bahaya / tindakan bahaya sesuai dengan peraturan terkait
Dampak Bahaya : Paparan /konsekuensi yang timbul akibat kondisi bahaya dan tindakan bahaya
Kekerapan : Tingkat frekuensi terjadinya peristiwa bahaya Keselamatan Konstruksi (Skala 1–5)
Tingkat keparahan / kerugian / dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh bahaya Keselamatan
Keparahan : Konstruksi (Skala 1–5)
Urutan pelaksanaan pengendalian yang menjadi prioritas berdasarkan tingkat risiko (BESAR, SEDANG,
Skala Prioritas : dan KECIL )
Kegiatan yang dapat mengendalikan baik mengurangi maupun menghilangkan dampak bahaya
Pengendalian Risiko : yang timbul.
Tabel : Penetapan Tingkat Kekerapan ( Kemungkinan )
Tingkat
Deskripsi Definisi
Kekerapan
- Kemungkinan akan terjadi kecelakaan saat melakukan pekerjaan pada hampir semua kondisi
4 Sangat mungkin terjadi
- Kemungkinan terjadinya kecelakaan 1 kali dalam 1 tahun terakhir
-Kemungkinan akan terjadi kecelakaan saat melakukan pekerjaan pada beberapa kondisi tertentu
3 Mungkin terjadi
-Kemungkinan terjadinya kecelakaan 2 kali dalam 3 tahun terakhir
-Kecil kemungkinan terjadi kecelakaan saat melakukan pekerjaan pada beberapa kondisi tertentu
2 Kecil kemungkinan terjadi
-Kemungkinan terjadinya kecelakaan 1 kali dalam 3 tahun terakhir
-Dapat terjadi kecelakaan saat melakukan pekerjaan pada beberapa kondisi tertentu
1 Hampir tidak pernah terjadi
- Kemungkinan terjadinya kecelakaan lebih dari 3 tahun terakhir
Tabel . Penetapan Tingkat Keparahan
Tingkat
Skala Konsekuensi Keselamatan
Keparahan Manusia
(Pekerja & Masyarakat) Peralatan Material Lingkungan
Terdapat insiden yang mengakibatkan 1 pekerja dengan Terdapat satu peralatan yang rusak, memerlukan Material rusak dan perlu mendatangkan material baru Menimbulkan pencemaran udara/air/tanah /suara yang mempengaruhi
2 penanganan perawatan medis rawat inap, kehilangan perbaikan dan mengakibatkan pekerjaan berhenti selama yang membutuhkan waktu kurang dari 1 minggu, namun sebagian lingkungan kerja;atau
waktu kerja lebih dari 1 hari tidak mengakibatkan pekerjaan berhenti Terjadi kerusakan sebagian akses jalan di lingkungan kerja
X KEPARAHAN
Kekerapan 1 2 3 4 5
1 1 2 3 4 5
2 2 4 6 8 10
3 3 6 9 12 15
4 4 8 12 16 20
5 5 10 15 20 25
Keterangan :
C.1.2 Material
a Lembar Data Keselamatan Bahan (LDKB)
Memuat Informasi terkait dengan pengendalian Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) berupa Lembar Data Keselamatan Bahan (LDKB) dari Pemasok
1. Material disini adalah bahan baku utama dalam pembuatan Struktur bangunan bahan material tersebut di diperoleh dari lokal maupun daerah setempat yang telah direkomendasikan instansi
terkait .
2. Material utama yang diperoleh harus memenuhi mutu Standart Nasioanal Indonesia dan memenuhi persyarat yang berlaku yang dapat dipertanggung jawabkan. Untuk material import yang
didatangkan dilampiri dokumen yang dipersyaratkan .
3. Harga material disesuaikan dengan nilai harga setempat .
4. Harga satuan untuk pembayaran material adalah Rp ( Satuan RUPIAH ) untuk Lokal
C.1.3 Biaya
a. Perhitungan Biaya SMKK / K3
BIAYA Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)
Sertifikat Kompetensi
No Posisi / Jabatan Nama Personil Pendidikan Pengalaman
Kerja
C.3 KEPEDULIAN
a Prosedur dan/atau petunjuk kerja peningkatan kepedulian Keselamatan Konstruksi
b Analisis kebutuhan pelatihan dan sosialisasi SMKK
c Pelatihan
Tabel. Rencana Pelatihan Keselamatan Konstruksi
Daftar Peraturan Perundang– undangan dan Persyaratan K3 yang digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan SMK3
Konstruksi Bidang PU antara lain sebagai berikut :
1. UU No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 50 tahun 2012 tentang Penerapan SMK 3:
3. UU No 14 Tahun 1969 Tentang Ketentuan Pokok Mengenai Tenaga Kerja
4. UU No 1 Tahun 1970 Tentang keselamatan Kerja
5. UU No 3 Tahun 1992 Tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja
6. UU RI No 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan
7. UU No 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
8. Permen Naker No. PER.05/MEN/1996 Tentang sistem Manajemen Keselmatan dan Kesehatan Kerja
9 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia
Nomor : 21 / PRT / M /2019 Tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi
C.3 Sasaran Dan Program K3
C.3.1 Sasaran
1. Sasaran Umum
Nihil Kecelakaan kerja yang fatal ( Zero Fatal Accidents) pada pekerjaan Konstruksi.
2. Sasaran Khusus
Sasaran Khusus adalah sasaran rinci dari setiap pengendalian risiko yang disusun guna tercapainya Sasaran
Umum, contoh sebagaimana Tabel 2.Penyusunan dan Program K3.
C.3.2. Program K3
Program K3 meliputi sumber daya, jangka waktu, indicator pencapaian, monitoring dan penanggung jawab, contoh
sebagaimana Tabel 2. Penyusunan dan Program K3.
C.4 . KOMUNIKASI
a Prosedur dan/atau petunjuk kerja induksi Keselamatan Konstruksi (safety induction) Memuat prosedur dan/atau
petunjuk kerja Induksi Keselamatan Konstruksi (safety induction) yang ditandatangani oleh Penanggung Jawab
Keselamatan Konstruksi dan Kepala Pelaksana Pekerjaan Konstruksi. Induksi Keselamatan Konstruksi
(construction safety induction) dilakukan untuk pekerja baru/pekerja yang dipindah tugaskan, tamu, pemasok, dan
pihak-pihak terkait pada pelaksanaan pekerjaan yang akan masuk ke dalam area Pelaksanaan Pekerjaan
Konstruksi
b Prosedur dan/atau petunjuk kerja pertemuan pagi hari (safety morning) Memuat prosedur dan/atau petunjuk kerja
pertemuan pagi hari (safety morning) yang ditandatangani oleh Penanggung Jawab Keselamatan Konstruksi dan
Kepala Pelaksana Pekerjaan Konstruksi. Pertemuan pagi hari (safety morning) diikuti oleh seluruh pekerja setiap
pagi sebelum pekerjaan dimulai untuk menyampaikan masalah-masalah tentang Keselamatan Konstruksi secara
umum pada pelaksanaan konstruksi hari itu.
c Prosedur dan/atau petunjuk kerja pertemuan kelompok kerja (toolbox meeting) Memuat prosedur dan/atau
petunjuk kerja pertemuan kelompok kerja (toolbox meeting) yang ditandatangani oleh Penanggung Jawab
Keselamatan Konstruksi dan Kepala Pelaksana Pekerjaan Konstruksi.Pertemuan kelompok kerja (toolbox meeting)
diikuti oleh kelompok pekerja sebelum pekerjaan dimulai untuk menyampaikan masalah-masalah tentang
Keselamatan Konstruksi secara khusus pada pelaksanaan konstruksi yang akan dilakukan.
Tabel 1 . Jadwal Program Komunikasi
1 Induksi Keselamatan Konstruksi (Safety Induction ) - Area Lokasi Pekerjaan menjadi aman terkendali Harian
2 Pertemuan pagi hari (safety morning) - Personil lapangan di Instruksikan mengerti dalam posisi pekerjaannya Harian
3 Pertemuan Kelompok Kerja (toolbox meeting) - Personil lapangan di Instruksikan mengerti dalam posisi pekerjaannya Harian / Mingguan
4 Rapat Keselamatan Konstruksi (construction safety meeting) - Memastikan semua tindakan tidak aman kita berikan teguran Mingguan
5 Mengedukasi personil untuk menjaga diri dari terpapar COVID19 - Memastikan semua tindakan pemeriksaan kesehatan Harian
C.5 Informasi Terdokumentasi
Seluruh pekerjaan harus memiliki informasi terkait dengan pengendalian pekerjaan baik berupa prosedur, petunjuk kerja, petunjuk teknis operasi, dan lain-lain
a
yang terdokumentasi
1 Lembar informasi Pengendalian Pekerjaan ( 01 )
2 Lembar informasi Pengendalian Pekerjaan ( 02 ) Alat Pengaman Diri dan Alat Pelindung Kerja
4 Lembar informasi Pengendalian Pekerjaan ( 04 ) Pengendalian dan pencegahan Penyebaran Virus COVID-19
3 Lembar informasi Pengendalian Pekerjaan ( 03 ) Rambu dan Tanda Peringatan
D OPERASI KESELAMATAN KONSTRUKSI
D.1. Perencanaan dan Pengendalian Operasi
D1.1 Struktur Organisasi Pelaksana Pekerjaan Konstruksi
a Struktur Organisasi Pelaksana Pekerjaan Konstruksi Memuat bagan struktur organisasi Pelaksana Pekerjaan Konstruksi beserta tugas dan tanggung jawabnya. Dalam struktur
organisasi Pelaksana Pekerjaan Konstruksi harus memiliki Unit Keselamatan Konstruksi yang berada langsung di bawah Kepala Pelaksana Pekerjaan Konstruksi.
2 Petugas Kedaruratan 1.Melaporkan kejadian tanggap darurat kepada Manajer/Koordinator Keselamatan Konstruksi
b Struktur Organisasi Unit Keselamatan Konstruksi Memuat bagan struktur organisasi Unit Keselamatan Konstruksi beserta tugas dan tanggung jawabnya. Unit Keselamatan
Konstruksi yang sekurang-kurangnya terdiri dari unit kesiagaan tanggap darurat, Pengawas Pekerjaan terkait alat berat, tim keamanan, serta hubungan masyarakat terkait dampak
sosial dan lingkungan
Pengendalian operasional berupa prosedur kerja / petunjuk kerja, yang harus mencakup seluruh upaya pengendalian pada Tabel 1 kolom (5), diantaranya :
1. Menunjuk Penanggung jawab Kegiatan SMK3 yang diluangkan dalam Struktur Organisasi K3 beserta Uraian Tugas
2. Upayakan pengendalian berdasarkan lingkup pekerjaan sesuai pada contoh Tabel 2
3. Prediksi dan rencana penanganan kondisi keadaan darurat tempat kerja
4. Program-program detail pelatihan sesuai pengendalian risiko pada contoh Tabel 2.
5. Sistem pertolongan pertama pada kecelakaan
6. Disesuaikan kebutuhan tingkat pengendalian risiko K3 seperti yang tertera pada contoh Tabel 1, Indentifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala Prioritas,
Pengendalian Risiko K3 dan Penanggung Jawab.
D.2. Kesiapan dan Tanggapan Terhadap Kondisi Darurat
a Prosedur dan/atau petunjuk kerja tanggap darurat Memuat prosedur dan/atau petunjuk kerja tanggap darurat sesuai dengan sifat dan klasifikasi Pelaksanaan
Pekerjaan Konstruksi yang dikerjakan yang ditandatangani oleh Ahli Teknik terkait dan Penanggung Jawab Keselamatan Konstruksi
b Prosedur dan/atau petunjuk kerja penyelidikan insiden Memuat prosedur dan/atau petunjuk kerja penyelidikan insiden (kecelakaan, kejadian berbahaya, dan
penyakit akibat kerja) yang ditandatangani oleh Penanggung Jawab Keselamatan dan Konstruksi Kepala Pelaksana Pekerjaan Konstruksi
- Sumber Daya : Prosedur dan/atau petunjuk penggunaan pesawat angkat & angkut (alat berat) dan peralatan
konstruksi lainnya
- Kepedulian : Prosedur dan/atau petunjuk kerja peningkatan kepedulian Keselamatan Konstruksi berdasarkan
tingkat risiko
- Komunikasi : Prosedur dan/atau petunjuk kerja induksi Keselamatan Konstruksi (safety induction).
-Pengelolaan Keselamatan Kerja : Prosedur dan/atau petunjuk kerja sistem keamanan bekerja
-Pengelolaan Kesehatan Kerja : Prosedur dan/atau petunjuk kerja pengelolaan kesehatan Kerja
-Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat : Prosedur dan/atau petunjuk kerja kondisi tanggap darurat sesuai dengan sifat dan klasifikasi
Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi
: Prosedur dan/atau petunjuk kerja penyelidikan insiden (kecelakaan, kejadian berbahaya, dan
penyakit akibat Kerja )
1 2 3
1 2 3
1 2 3 4
Pengaspalan Jalan 1 Kecelakaan lalulintas dankeselamatan Melakukan Instruksi dan memberikan rambu dan tanda Petugas K3 Sesuai Personil di syaratkan
pekerja peringatan dan APD serta APK terpakai,Memasang
Kelengkapan K3 , Memasang Rambu-rambu dan banner
K3 , APD terpakai dan APK terpakai di lapangan
a Inspeksi
-Prosedur dan/atau petunjuk kerja inspeksi Memuat prosedur dan/atau petunjuk kerja inspeksi yang ditandatangani oleh ahli teknik
terkait atau Penanggung Jawab Keselamatan Konstruksi dan Wakil Manajemen.
Lembar Periksa
Memuat format lembar periksa lingkup pekerjaan, pesawat angkat & angkut (alat berat), perkakas, bahan/material, lingkungan,
kesehatan, keamanan, dan lain-lain. Lembar periksa ditandatangani pada satu periode waktu tertentu (harian,mingguan, bulanan).
Inspeksi terdiri dari berbagai macam bentuk lembar periksa sekurang-kurangnya
mencakup :
1. Lingkup pekerjaan ditandatangani oleh ahli teknik terkait, Penanggung Jawab Keselamatan Konstruksi.
2. Pesawat angkat & angkut (alat berat) ditandatangani oleh ahli teknik terkait, Penanggung Jawab Keselamatan Konstruksi.
3. Perkakas ditandatangani oleh ahli teknik terkait, Penanggung Jawab Keselamatan Konstruksi.
4. Bahan/material ditandatangani oleh ahli teknik terkait, Penanggung Jawab Keselamatan Konstruksi dan disetujui oleh Pengawas
Pekerjaan.
5. Lingkungan (housekeeping, pencemaran, hygine) ditandatangani oleh ahli terkait, Penanggung Jawab Keselamatan Konstruksi.
6. Kesehatan ditandatangani oleh ahli terkait, Penanggung Jawab Keselamatan Konstruksi.
7. Keamanan/security ditandatangani oleh ahli terkait, Penanggung Jawab Keselamatan Konstruksi.
c Audit
Memuat prosedur dan/atau petunjuk kerja audit internal yang ditandatangani oleh ahli terkait atau Penanggung Jawab Konstruksi
dan Wakil Manajemen. Audit internal dilakukan dan ditetapkan secara berkala oleh Pelaksana Pekerjaan Konstruksi Keselamatan
dengan melibatkan auditor independen. Audit internal dilakukan sekurang-kurangnya 1 kali dalam 1 Pelaksanaan Pekerjaan
Konstruksi dan/atau untuk pekerjaan konstruksi tahun jamak mengikuti peraturan perundangan yang berlaku.
Tabel 1a. Jadwal Inspeksi Dan Audit
BULAN Ke - 1
No KEGIATAN PIC
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1. Inspeksi Keselamatan Konstruksi Petugas K3 - Personil lapangan di Instruksikan mengerti dalam posisi pekerjaannya
2. Patroli Keselamatan Konstruksi Petugas K3 - Memastikan semua tindakan tidak aman kita berikan teguran
3. Audit internal Direktur - Memastikan semua tindakan tidak aman kita berikan teguran
BULAN Ke - 2
No KEGIATAN PIC
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1. Inspeksi Keselamatan Konstruksi Petugas K3 - Personil lapangan di Instruksikan mengerti dalam posisi pekerjaannya
2. Patroli Keselamatan Konstruksi Petugas K3 - Memastikan semua tindakan tidak aman kita berikan teguran
3. Audit internal Direktur - Memastikan semua tindakan tidak aman kita berikan teguran
Keterangan : Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan sesuai di LDP adalah 45 ( Empat Puluh Lima ) Hari kalender : Langkah Tindakan
: Langkah Tindakan
E.2 Tinjauan Manajemen
Memuat prosedur dan/atau petunjuk kerja terkait pelaksanaan tinjauan manajemen yang ditandatangani oleh ahli teknik terkait
atau Penanggung Jawab Keselamatan Konstruksi dan Wakil Manajemen. Prosedur dan/atau petunjuk kerja terkait pelaksanaan
tinjauan manajemen memuat program yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja keselamatan konstruksi. Tinjauan
manajemen dilakukan sekurang-kurangnya berdasarkan hasil audit atau kecelakaan kerja pada pekerjaan konstruksi yang
menyebabkan fatality.
Memuat format tindakan perbaikan untuk pelaksanaan pekerjaan konstruksi pada kontrak tahun jamak. Penyedia Jasa
memastikan program peningkatan kinerja keselamatan konstruksi berdasarkan hasil Tinjauan Manajemen ditindak lanjuti
pada pekerjaan konstruksi yang akan datang.
RKK yang telah dimasukkan pada tahap pemilihan penyedia jasa harus dinilai ulang untuk memenuhi format RKK pada
lampiran D. Penilaian RKK dapat ulang untuk memenuhi format RKK pada lampiran D. Penilaian RKK dapat dilakukan
menggunakan format ini untuk dilengkapi dan disahkan pada saat dilakukan menggunakan format ini untuk dilengkapi dan
disahkan pada saat PCM
Pengendalian pemeriksaan dan evaluasi kinerja K3 dilakukan mengacu pada kegiatan yang dilaksanakan pada bagian D.
(Pengendalian Operasional) berdasarkan upaya pengendalian pada bagian C (Perencanaan K3) sesuai dengan uraian Tabel 2
(Sasaran dan Program K3).
Hasil pemeriksaan dan evaluasi kinerja K3 pada bagian E. Diklasifikasikan dengan kategori sesuai dan tidak sesuai tolok
ukur sebagaimana ditetapkan pada table 2. Sasaran dan Program K3.
Hal-hal yang tidak sesuai, termasuk bilamana terjadi kecelakaan kerja dilakukan peninjauan ulang untuk di ambil tindakan
perbaikan.
DJUNO RENOSAN
Direktur Utama