Anda di halaman 1dari 18

UJI KOMPETENSI

FR.IA.04. PENJELASAN SINGKAT PROYEK TERKAIT /


KEGIATAN TERSTRUKTUR LAINNYA

Skema Sertifikasi : Ahli Pemeriksa Kelaikan


Fungsi Bangunan Gedung
Jenjang : 9 (Sembilan)
Nama Asesi : Ir. YOCHIE
FOTO ASESI
MARTADINATA
NIK Asesi : 3507132206800004
Tgl. Asesmen : 04 Februari 2024
TUK : KONSTRUKSI MANDIRI
Nama Asesor : 1. Isnandar, Dr., MT.
2. Mukhammad Mukhlis, ST, MT
PETUNJUK / INSTRUKSI
• Buatlah presentasi berdasarkan pengalaman anda dalam
melaksanakan pekerjaan di Proyek Konstruksi sebagai Ahli
Pemeriksa Kelaikan Fungsi Bangunan Gedung
• Materi yang disampaikan singkat dan padat
• Lampirkan foto/dokumen/gambar dalam slide presentasi ini sebagai
pendukung dalam presentasi anda
• Waktu untuk presentasi di hadapan Asesor ± 15 Menit
• Asesor akan menggali Kompetensi Asesi melalui pertanyaan untuk
Mendukung Tugas Praktik Demonstrasi
SUBSTANSI PRESENTASI
• Substansi yang harus disampaikan antara lain:
• Menerapkan SMK3-L
• Melaksanakan pemeriksaan kelaikan fungsi:
• Pondasi dan dinding basement
• Tie beam
• Kolom dan balok (beton dan baja)
• Pelat lantai
• Tangga
• Dinding Geser
• Rangka atap (kayu, beton dan baja)
• Menggunakan aplikasi program (Software) Struktur Terapan
• Melaksanakan pemeriksaan perlengkapan perkuatan atau Pengaman
struktur bangunan gedung tingkat tinggi
SURAT PERINTAH KERJA (SPK)
SPK adalah dokumen atau berkas yang memuat keterangan terkait pemberian
instruksi/perintah kepada pihak-pihak tertentu. Instruksi tersebut berhubungan
dengan pemberian tugas atau pengerjaan proyek khusus yang berkaitan dengan
aktivitas di suatu perusahaan.
Dengan kata lain, pembuat surat adalah pihak yang memberikan perintah, sedangkan
penerima surat adalah pihak yang akan melaksanakan perintah tersebut. Surat
Perintah Kerja menjadi bukti bahwa telah terjalin kerja sama antara pihak pemberi
kerja dengan pihak penerima kerja.
Umumnya, di dalam SPK tersebut sudah terlampir secara jelas mengenai rincian
pekerjaan yang harus dilakukan penerima surat beserta tanggal dimulai dan jatuh
tempo pengerjaan. Apabila terjadi masalah selama proses kerja, maka pihak
penerima perintah harus berdiskusi dan melakukan koordinasi kepada pemberi kerja
SERTIFIKAT LAIK FUNGSI (SLF)
Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Penerbitan Sertifikat Laik Fungsi ini dapat
dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia diklasifikasikan ke dalam empat kategori
Nomor 27/PRT/M/2018 tentang Bangunan yang sesuai menurut jenis dan luasan
Gedung, Sertifikat Laik Fungsi Bangunan bangunan sebagai berikut :
Gedung adalah sertifikat yang penerbitannya
melalui Pemerintah Daerah (Pemda), kecuali • Bangunan Kelas A, untuk bangunan non
untuk Bangunan Gedung fungsi khusus oleh rumah tinggal lebih dari 8 lantai.
Pemerintah Pusat, untuk menyatakan kelaikan
• Bangunan Kelas B, untuk bangunan non
fungsi Bangunan Gedung sebagai syarat.
rumah tinggal kurang dari 8 lantai.
Maksudnya, Persetujuan Bangunan Gedung
adalah Izin atas kelayakan sebuah perencaan • Bangunan Kelas C, untuk bangunan
Bangunan Gedung untuk dibangun. Sedangkan rumah tinggal lebih atau sama dengan
Sertifikat Laik Fungsi adalah pernyataan atas 100 m².
kelaikan fungsi sebuah bangunan yang telah • Bangunan Kelas D, untuk bangunan
selesai dibangun
rumah tinggal kurang dari 100 m²
SERTIFIKAT LAIK FUNGSI (SLF)
• Mengapa Sertifikat Laik Fungsi (SLF) Penting dalam • Penghematan Energi dan Pembangunan Berkelanjutan.
Mendirikan Bangunan industri? Mendirikan bangunan Bangunan industri yang memenuhi syarat SLF seringkali
industri merupakan langkah strategis dalam mendukung mengimplementasikan sistem-sistem yang mengutamakan
pertumbuhan ekonomi. Namun, selain perencanaan desain penghematan energi, mendukung prinsip pembangunan
dan konstruksi, aspek legal dan regulasi juga memainkan berkelanjutan. Hal ini tidak hanya kenguntungkan
peran krusial. Salah satu dokumen yang tidak boleh diabaikan lingkungan tetapi juga menciptakan operasional yang lebih
adalah Sertifikat Laik Fungsi (SLF) efisien.
• Keamanan dan Kepatuhan Hukum. SLF memastikan bahwa • Citra Positif dan Pencegahan Risiko Hukum. Memiliki SLF
bangunan tersebut mematuhi semua persyaratan hukum dan menunjukkan bahwa pemilik bangunan menghormati dan
teknis yang ditetapkan, termasuk kelengkapan sistem mematuhi peraturan pemerintah, mendukung citra positif
pemadam kebakaran dan evakuasi yang memadai. Ini perusahaan di mata masyarakat dan investor. Kepatuhan ini
merupakan langkah penting untuk menjaga keamanan dan juga mencegah risiko sanksi hukum dan penutupan paksa
kepatuhan terhadap regulasi pemerintah.
bangunan yang dapat merugikan bisnis bagi para investor.
• Kekuatan Struktural dan Pengelolaan Lingkungan. Dengan
• Fasilitasi Proses Bisnis dan Kemudahan Pembiayaan. SLF
SLF, konstruksi bangunan menunjukkan bahwa bangunan
tersebut memiliki kekuatan struktural yang memadai untuk merupakan syarat utama untuk mendapatkan izin
menahan beban operasional dan kondisi lingkungan. operasional dari otoritas terkait. Dengan memiliki SLF, bank
Sertifikat ini juga mencakup persyaratan terkait pengelolaan dan lembaga keuangan cenderung memberikan
limbah industri, memastikan bahwa limbah diolah dan pembiayaan dengan lebih mudah kepada bangunan yang
dibuang sesuai dengan standar lingkungan. telah memenuhi standar keamanan dan legalitas.
SERTIFIKAT LAIK FUNGSI (SLF)
Masa Berlaku SLF. Sertifikat Laik Fungsi yang Tanggung Jawab Sosial dan Dukungan
diterbitkan Pemda memiliki masa berlaku lima (5) Masyarakat. SLF bukan hanya dokumen legal,
tahun untuk Bangunan Umum, dan sepuluh (10) tetapi juga merupakan manifestasi dari
tahun untuk Bangunan Tempat Tinggal. Namun,
sebelum masa berlaku SLF habis, maka pemilik
komitmen perusahaan terhadap tanggung
bangunan harus mengajukan perpanjangan SLF jawab sosial dan lingkungan. Masyarakat
dengan melengkapi beberapa dokumen. Ketika umumnya memberikan dukungan lebih besar
melakukan perpanjangan, maka harus menyertakan terhadap bisnis yang beroperasi secara legal
laporan hasil pengkajian Bangunan Gedung yang dan bertanggung jawab. Dengan memiliki
harus dibuat oleh pengkaji yang memiliki Izin Pelaku Sertifikat Laik Fungsi, bukan hanya legalitas
Teknis Bangunan (IPTB). Pemeriksaan bangunan atau yang terjamin, tapi juga memberikan
gedung secara berkala harus dilakukan untuk seluruh
atau sebagian bangunan, gedung, komponen, bahan
kontribusi positif terhadap keamanan,
bangunan, sarana, dan prasarana. Pemeriksaan ini lingkungan, dan citra bisnis. Dengan langkah
dilakukan dalam rangka pemeliharaan dan ini, Anda tidak hanya membangun bangunan
perawatan bangunan gedung dan untuk industri, tetapi juga fondasi yang kokoh untuk
memperoleh perpanjangan Sertifikat Laik Fungsi. pertumbuhan berkelanjutan.
S.L.F BANGUNAN
GUDANG LPG PT. SEDAYU ARTA
GASINDO
1. Administrasi Kepemilikan Tanah : Sesuai Dengan Fungsi
sertifikat Hak Milik
2. Koefisien Dasar Bangunan : Berdasarkan Pengukuran fisik
dilapangan didapatkan nilai KDB sebesar 50%
3. Koefisien Dasar Hijau: Berdasarkan Pemeriksaan Visual
Dilapangan Didaptkan Nilai KDH sebesar 20%
4. Garis Sepadan Bangunan : GSB Pada Kondisi Eksisting dengan
jarak 10m

*Tampak Depan Bangunan


1. Pengujian Elemen Struktur Bangunan
( Non – Destructive Test)
Untuk dapat mengetahui kualitas pelaksanaan dalam data yang
bersifat kuantitatif, maka diperlukan uji/tes di lapangan terhadap
elemen-elemen struktur. Tes langsung yang dilakukan pada bangunan
di lapangan. Pengetesan berjenis non-destructive test dilakukan
menguji kekuatan beton menggunakan alat concrete hammer test.
Hasil Hummer Test:

* Gambar Pada Saat Pengujian


2. Pemeriksaan Aspek Mekanikal Elektrikal
Refrensi: 1. Peraturan Umum Instalasi Listrik 2011 (PUIL 2011)
2. Permen PU No. 26/PRT/M/2008 Tentang Persyaratan
Teknis Sistem Proteksi Kebakaran Pada Bangunan Gedung
dan Lingkungan
3. Tegangan Standar, (SNI 04-0227-2003)

Kajian / Review
a. Fungsi Listrik Pada masing-masing bagian bangunan
berfungsi tetapi peletakannya kurang rapi
*Gambar Eksisting b. Terdapat Kabel Yang tidak tertanam didalam tanah

Rekomendasi / Saran
a. Menggunakan Kabel NYY uk. 2x 2.5 mm2 dan
diberi pipa conduit 5/8 serta ditanam
b. Perapian kabel
c. Sudah Terdapat APAR pada masing-masing
bagian bangunan
3. Pengukuran Kelembaban Dalam Bangunan
Refrensi : 1. MK No5 Th.2018
2. SNI 03- 6575-2001

Kajian / Review
a. Kelembaban Dinding
b. Kelembaban Udara
* Gambar Pada Saat Pengujian
Rekomendasi / Saran
a. Dari Hasil Pengujian didapatkan angka 27
derajat maka sesuai dengan Persyaratan yakni
antara 18-30 derajat
4. Pengukuran Intensitas Pencahayaan / Luminasi
Refrensi : 1. SNI 6197: 2020

Kajian / Review
a. Pengukuran Pencahayaan / Luminasi Pada Ruangan

Rekomendasi / Saran
a. Dari Hasil Pengujian didapatkan angka 114-145
Lux dengan standard 200 lux maka kebutuhan
pencahayaan terpenuhi

* Gambar Pada Saat Pengujian


5. Pengukuran Kebisingan dalam Bangunan Gedung
Refrensi : 1. SNI 16-7063-2004

Kajian / Review
a. Pengukuran Kebisingan

Rekomendasi / Saran
a. Hasil Dari pengukuran bangunan ini sudah
sesuai standard yakni kurang dari 85 (dBA)
* Gambar Pada Saat Pengujian
PEMERIKSAAN PERSYARATAN
M.2. KESELAMATAN

Pemeriksaan Sistem Struktur Bangunan


M.2.1. Gedung

1 Pondasi (Apabila Dapat


Diamati)
Sampel Pengamatan Visual Pengukuran Pemerikasaan Kesesuaian Kondisi Faktual Penggunaan Perlatan Pengujian Kekuatan Keterangan
Ke-…. terhadap Kerusakan Dengan Rencana Teknis, Gambar Non - Destruktif dan Material (Apabila
Terbangun, dan Persyaratan Teknis Diperlukan)
1. Satu o Tidak Rusak Dimensi o Sesuai - - Pondasi tidak
o Rusak Ringan o Tidak Sesuai ada kerusakan
o Rusak Sedang
o Rusak Berat
2. Kolom
Sampel Pengamatan Visual Pengukuran Pemerikasaan Kesesuaian Kondisi Faktual Penggunaan Perlatan Pengujian Kekuatan Keterangan
Ke-…. terhadap Kerusakan Dengan Rencana Teknis, Gambar Non - Destruktif dan Material (Apabila
Terbangun, dan Persyaratan Teknis Diperlukan)
1. Satu o Tidak Rusak Dimensi o Sesuai hummer Test - Ada keretakan
o Rusak Ringan o Tidak Sesuai antara dinding
o Rusak Sedang dan kolom di
o Rusak Berat ruangan kepala
M.2. PEMERIKSAAN PERSYARATAN KESELAMATAN

3. Balok
Sampel Pengamatan Visual Pengukuran Pemerikasaan Kesesuaian Kondisi Faktual Penggunaan Perlatan Non - Pengujian Kekuatan dan Keterangan
Ke-…. terhadap Kerusakan Dengan Rencana Teknis, Gambar Terbangun, Destruktif Material (Apabila
dan Persyaratan Teknis Diperlukan)
1. (Satu) o Tidak Rusak Dimensi o Sesuai hummer Test - Terdapat Retakan
o Rusak Ringan o Tidak Sesuai Pada Balok, maka
o Rusak Sedang yang perlu
o Rusak Berat dilakukan adalah
redesign Struktur
dengan
menggunakan
hasil hummer test
sebagai dasar
perhitungan
struktur. Serta
pemeriksaan as
built drawing dan
dokumentasi
pelaksanaan
4. Pelat Lantai/ Pelat Atap
Sampel Pengamatan Visual Pengukuran Pemerikasaan Kesesuaian Kondisi Faktual Penggunaan Perlatan Non - Pengujian Kekuatan dan Keterangan
Ke-…. terhadap Kerusakan Dengan Rencana Teknis, Gambar Terbangun, Destruktif Material (Apabila
dan Persyaratan Teknis Diperlukan)
1. Plat o Tidak Rusak Dimensi o Sesuai hummer Test - Plat atap sudah
atap o Rusak Ringan o Tidak Sesuai sesuai
o Rusak Sedang
o Rusak Berat
APLIKASI PROGRAM STRUKTUR
TERAPAN
APLIKASI PROGRAM STRUKTUR
TERAPAN
SEKIAN DAN
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai