Anda di halaman 1dari 5

STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA

(SKKNI)
Tugas ini disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajeman Mutu Konstruksi

DISUSUN OLEH :
HERISEN W NGONGARE / 185102778

MAGISTER TEKNIK SIPIL


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA
SEMESTER GASAL TA. 2018/2019
A. Apa itu SKKNI?
SKKNI adalah rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek Pengetahuan
(knowledge), Keterampilan dan/atau Keahlian (skills) serta Sikap kerja (attitude) yang relevan
dengan pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Beberapa model penyusunan standar kompetensi:


a. Model Occupational Skills Standard (MOSS) adalah model penyusunan standar
kompetensi berdasarkan okupasi atau jabatan. Model ini kurang sesuai apabila
diterapkan di Indonesia karena terdapat variasi pekerjaan pada jabatan yang sama.
b. Regional Model Competency Standard (RMCS) adalah model penyusunan standar
kompetensi yang diperkenalkan oleh International Labor Organization (ILO), yang
pengembangannya menggunakan pendekatan fungsi dari proses kerja suatu kegiatan
usaha/industri sejenis.

Yang digunakan dalam penyusunan SKKNI adalah RMCS, hal ini sesuai dengan
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2012
tentang Sistem Standardisasi Kompetensi Kerja Nasional dan dipertegas pada Keputusan
Direktur Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas Kementerian Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Republik Indonesia Nomor KEP. 217/LATTAS/XII/2012.

Penyusunan dokumen SKKNI harus mengacu pada format yang ditetapkan oleh
Kementerian Ketenagakerjaan melalui Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 tentang Tata Cara Penetapan Standar Kompetensi
Kerja Nasional Indonesia.

B. Tahapan Penyusunan SKKNI


1. Penyusunan draft (oleh tim perumus), meliputi:
a. Peta Fungsi Kompetensi
b. Uraian unit-unit kompetensi
2. Verifikasi internal (oleh tim verifikasi)
3. Pra Konvensi
4. Verifikasi eksternal (oleh Kemenaker)
5. Konvensi Nasional
6. Penetapan (oleh Kemenaker)
C. Kegunaan SKKNI:
1. Sebagai acuan pendidikan/pelatihan berbasis kompetensi.
2. Sebagai acuan pelaksanaan uji kompetensi (sertifikasi kompetensi).
3. Sebagai acuan untuk menstrukturkan perusahaan
4. Sebagai acuan penyusunan SOP perusahaan

D. Sertifikat tenaga kerja konstruksi


SKKNI sangat penting terutama bagi Diklat atau Lembaga Pelatihan dan para Asesor di
LPS sebagai acuan untuk menentukan apakah seseorang berhak menerima sertifikat setelah
melalui proses uji kompetensi.

Sertifikat tenaga kerja konstruksi menurut PP No. 28/2000 dibedakan atas sertifikasi
keterampilan (SKT) dan sertifikasi keahlian kerja (SKA). Sertifikasi keterampilan kerja
diberikan kepada tenaga kerja terampil yang telah memenuhi persyaratan berdasarkan disiplin
keilmuan/keterampilan tertentu, sementara sertifikat keahlian kerja diberikan kepada tenaga
kerja ahli yang telah memenuhi persyaratan berdasarkan disiplin keilmuan/kefungsian/keahlian
tertentu. Sertifikasi keterampilan kerja dan sertifikasi keahlian kerja dilakukan melalui
klasifikasi dan kualifikasi tenaga kerja konstruksi, yang mana jenis-jenis klasifikasi dan
kualifikasi tersebut ditetapkan oleh LPJK.

Klasifikasi dan Kualifikasi Tenaga Kerja Konstruksi (LPJK)

Untuk menyusun SKKNI ini ada tata cara yang harus dipenuhi. Tata Cara Penyusunan
Standar Kompetensi Kerja Nasional lndonesia (SKKNI) Sektor Jasa Konstruksi bertujuan
untuk memandu pembuatan SKKNI Jasa Konstruksi yang akan digunakan sebagai acuan
penyusunan Program Pelatihan dan Sertifikasi Kompetensi tenaga kerja jasa konstruksi, di
mana ruang lingkupnya meliputi:
 Analisis kompetensi kerja
 Penyusunan Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional lndonesia (RSKKNI)
 Pembakuan RSKKNI
 Penetapan SKKNI

Sedangkan setiap Judul Kompetensi harus melalui 3 tahapan yaitu:


 Tahap-1 Draf I SKKNI (konsep awal melalui kegiatan Workshop)
 Tahap-2 Draf II (melalui kegiatan Pra Konvensi)
 Tahap-3 SKKNI bidang Keahlian Konstruksi (melalui Konvensi)

Pada tahun 2009 PT. MBT Konsultan dipercaya untuk melaksanakan pekerjaan fasilitasi
penyusunan SKKNI keahlian konstruksi oleh PUSBIKTEK Departemen Pekerjaan Umum.
Ada 8 Judul RSKKNI yang harus diproses dalam pekerjaan ini yaitu:

a. 4 Judul pada tahap Workshop:


 Draf I RSKKNI Ahli Muda Pengukuran Jalan
 Draf I RSKKNI Ahli Muda Perencana Irigasi
 Draf I RSKKNI Ahli Muda Perencana Struktur Beton Pracetak
 Draf I RSKKNI Ahli Madya Perencana Teknik Jalan Rel
b. 2 Judul pada tahap Pra Konvensi:
 Draf II RSKKNI Ahli Muda Preservasi Jembatan
 Draf II RSKKNI Ahli Madya Pengawas Pelaksanaan Pengaman Pantai dan
Penanganan Muara
c. 2 Judul pada tahap Konvensi:
 RSKKNI Ahli Muda Pemeriksa Jembatan
 RSKKNI Ali Madya Perencana Bangunan Sipil Tenaga Air Pembangkit Listrik

Pada tahun 2009 SKKNI Tenaga Ahli Bidang Jasa Konstruksi yang telah dikonvensikan
masih sedikit yaitu kurang lebih 50 buah, jadi masih banyak lagi yang harus dibuat agar
kedepan sektor jasa konstruksi lebih maju dan dapat bersaing dengan negara-negara lain.
DAFTAR PUSTAKA

https://goukm.id/apa-itu-skkni/

https://telko.id/2515/2515/

http://www.kemenperin.go.id/kompetensi/skkni_idx.php

http://binakonstruksi.pu.go.id/v2/portal2/skkni/81cf0b578e22189189dcf19ab115f480.pdf

http://sibima.pu.go.id/mod/page/view.php?id=4884

http://www.mbt-kons.co.id/index.php/10-pengalaman-mbt/16-skkni-keahlian-konstruksi

https://lsp.pnj.ac.id/news/index/1639/SKKNI-AHLI-PENGAWAS-KONSTRUKSI-BANGUNAN-
GEDUNG.html

Anda mungkin juga menyukai