Anda di halaman 1dari 41

SPESIFIKASI TEKNIS

PEKERJAAN PEMBANGUNAN IPLT LANDAK


KABUPATEN LANDAK

KETERANGAN:
Spesifikasi teknis disusun oleh Pejabat Pembuat Komitmen berdasarkan jenis
pekerjaan yang akan dilelangkan, dengan ketentuan:
1. Tidak mengarah kepada merk/produk tertentu, tidak menutup kemungkinan
digunakannya produksi dalam negeri;
2. Semaksimal mungkin diupayakan menggunakan standar nasional (SNI);
3. Metoda pelaksanaan harus logis, realistik dan dapat dilaksanakan;
4. Jadwal waktu pelaksanaan harus sesuai dengan metoda pelaksanaan;
5. Harus mencantumkan macam, jenis, kapasitas dan jumlah peralatan utama
minimal yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan;
6. Harus mencantumkan syarat-syarat bahan yang dipergunakan dalam
pelaksanaan pekerjaan;
7. Harus mencantumkan syarat-syarat pengujian bahan dan hasil produk;
8. Harus mencantumkan kriteria kinerja produk (output performance) yang
diinginkan;
9. Harus mencantumkan tata cara pengukuran dan tata cara pembayaran.

PETUNJUK UNTUK PESERTA


Peserta tender harus membaca dan mempelajari seluruh gambar kerja, rencana
kerja dan syarat ini dengan seksama untuk memahami benar-benar maksud dan isi
dokumen tersebut secara keseluruhan maupun setiap bagian. Tidak ada gugatan
yang akan dipertimbangkan jika gugatan itu disebabkan karena peserta tidak
membaca, tidak memahami, tidak memenuhi petunjuk, ketentuan dalam gambar,
atau pernyataan kesalah-pahaman apapun mengenai arti dari isi dokumen ini.
Pasal 1
Ketentuan Umum

1. Pekerjaan : Pembangunan IPLT Kabupaten Landak


2. Lokasi Proyek : Kab. Landak
3. Uraian Pekerjaan.
Pekerjaan ini terdiri dari :
a. Pekerjaan Struktur
b. Pekerjaan Arsitektural
c. Pekerjaan Elektrikal
d. Pekerjaan Utilitas
4. Sarana Bekerja.
Untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan, kontraktor harus menyediakan :
a. Tenaga kerja / Tenaga Ahli yang cukup memadai dengan jenis pekerjaan
yang akan dilaksanakan, yaitu :

Jabatan dalam
Pengalaman Sertifikat
pekerjaan yang
No Kerja Kompetensi
akan
(tahun) Kerja
dilaksanakan

1 SKA
Manager
Ahli Madya
Pelaksanaan/ 4 Tahun
Manajemen
Proyek
Proyek (602)
2 SKA Ahli Muda
Manager Teknik Sanitasi
3 Tahun
Teknik dan Limbah
(503)
3 Manager tidak
1 Tahun
Keuangan dipersyaratkan
4 3 Tahun
SKA Ahli Muda
(untuk SKA
K3 Konstruksi
Ahli K3 Ahli Muda)
atau SKA Ahli
Konstruksi atau 0 tahun
Madya K3
(untuk SKA
Konstruksi
Ahli Madya)
b. Alat – alat bantu, seperti : Excavator, Bulldozer, Concrete mixer/atau molen,
generator set, concrete vibrator, alat – alat pengangkut, dan peralatan lain
yang dipergunakan untuk pelaksanaan pekerjaan, yaitu :
No. Jenis Kapasitas Jumlah
Excavator
1. Standar Min. 0.8 m3 1
Arm
2. Bulldozer Min. 2 m3 1

Concrete
3. Min. 0.5 m3 3
Mixer
Concrete
4. disesuaikan 2
Vibrator
Generator
5. Min. 5 kVA 1
Set
c. Bahan – bahan bangunan dalam jumlah yang cukup untuk setiap pekerjaan
yang akan dilaksanakan tepat pada waktunya.
5. Cara pelaksanaan.
Pekerjaan harus dilaksanakan dengan penuh keahlian sesuai dengan
ketentuan – ketentuan dalam Spesifikasi Teknis, Gambar Rencana, Berita
Acara Penjelasan Pekerjaan, serta mengikuti petunjuk dan keputusan
Konsultan Pengawas dan/atau Pejabat Pembuatan Komitmen (PPK).

Pasal 2
Jenis dan Mutu Bahan
Jenis dan mutu bahan yang dipakai diutamakan produksi dalam negeri sesuai
dengan Keputusan bersama Menteri Perdagangan dan Koperasi, Menteri
Perindustrian dan Menpen. No.: 472/Kop/XII/80, No.: 813/Menpen/1980, No.:
64/Menpen/1980, Tanggal 23 Desember 1980

Pasal 3
Gambar – Gambar
Spesifikasi Teknis ini dilampiri :
1. Site Plan.
2. Gambar Denah, Tampak, dan Potongan.
3. Gambar Detail Konstruksi.
4. Gambar Rencana.
5. Gambar Detail Rencana.

Pasal 4
Peraturan Teknis Pembangunan yang Digunakan
1. Dalam melaksanakan pekerjaan, kecuali bila ditentukan lain dalam spesifikasi
teknis ini, berlaku dan mengikat ketentuan – ketentuan di bawah ini termasuk
segala perubahaan dan tambahannya :
a. Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung (SNI 2847 : 2013).
b. Peraturan Konstruksi Baja yang berlaku di Indonesia.
c. Persyaratan Umum Instalasi Listrik ( PUIL ) 2011 dan PLN setempat.
d. Peraturan Umum tentang pelaksanaan instalasi air minum serta instalasi
pembuangan dari perusahaan air minum.
e. Peraturan Umum dari Dinas Keselamatan Kerja Departemen Tenaga Kerja.
f. Spesifikasi Desain Untuk Konstruksi Kayu ( SNI 7973 : 2013 ).
g. Peraturan dan ketentuan lain yang dikeluarkan oleh jawatan / instansi
Pemerintah Pusat dan Daerah, yang bersangkutan dengan permasalahan
bangunan.
2. Untuk melaksanakan pekerjaan dalam pasal 1 ayat (2) tersebut di atas berlaku
dan mengikat pula :
a. Gambar bestek yang dibuat Konsultan Perencana yang sudah disahkan oleh
Pemberi Tugas termasuk juga gambar – gambar detail yang diselesaikan
oleh kontraktor dan sudah disahkan/disetujui Pejabat Pembuat Komitmen
(PPK).
b. Spesifikasi Teknis
c. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.
d. Berita Acara Penunjukan.
e. Surat Keputusan Pejabat Pembuat Komitmen tentang penunjukan
Kontraktor.
f. Surat Perintah Mulai Kerja.
g. Surat Penawaran beserta lampiran – lampirannya.
h. Jadwal Pelaksanaan (Time Schedule) yang disetujui Pejabat Pembuat
Komitmen
i. Rencana Mutu Pekerjaan Konstruksi (RMPK) yang sudah dibahas dan
disetujui oleh PPK

Pasal 5
Penjelasan Spesifikasi Teknis dan Gambar
1. Kontraktor wajib meneliti semua gambar dan Spesifikasi Teknis termasuk
tambahan dan perubahannya yang dicantumkan dalam Berita Acara Penjelasan
Pekerjaan (aanwizjing).
2. Bila suatu gambar tidak cocok dengan gambar yang lain, maka gambar yang
mempunyai skala yang lebih besar yang berlaku, begitu juga apabila dalam
Spesifikasi Teknis tidak dicantumkan sedangkan di gambar ada, maka
gambarlah yang mengikat
3. Bila perbedaan – perbedaan itu menimbulkan keraguan – keraguan sehingga
dalam pelaksanaan menimbulkan kesalahan, Kontraktor wajib menanyakan
kepada Konsultan Pengawas dan/atau Pejabat Pembuat Komitmen, dan
Kontraktor mengikuti hasil keputusan yang ditetapkannya.

Pasal 6
Persiapan di Lapangan
1. Kontraktor harus membuat bangsal Konsultan Pengawas dan Direksi (Direksi
keet) seluas 9 (Sembilan) meter persegi dengan menggunakan bahan – bahan
sederhana. Dalam hal ini pintu – pintu dapat di kunci dengan baik, lantai dari
papan, dinding dari papan/triplek, atap dari seng gelombang BJLS 20, serta
dibuat jendela untuk ventilasi udara dan cahaya.
2. Perlengkapan bangsal Konsultan Pengawas dan Pelaksana Teknis Kegiatan.
a. Gambar Kerja
b. Time Schedule ( Net Work Planing, Kurva S, Bar Chart)
c. Grafik
 Pengadaan Bahan dan Peralatan
 Pengadaan Tenaga Kerja
 Cuaca
d. 1 Buah meja tulis ukuran 80 x 100 cm.
e. 1 Buah kursi untuk perlengkapan meja tulis.
f. 1 Papan tulis ukuran 120 x 240 cm lengkap.
g. Buku Direksi dan Buku Tamu
h. Kotak Obat – obatan untuk P3K
3. Kontraktor harus membuat bangsal kerja untuk para pekerja dan gudang
penyimpanan barang – barang yang dapat dikunci. Lokasi bangsal tersebut akan
ditentukan oleh Konsultan Pengawas dan/atau Direksi, Dalam hal ini bangsal
kerja terpisah dengan Direksi Keet untuk Konsultan Pengawas.
4. Bangsal Konsultan Pengawas / Direksi Keet dan perlengkapan di atas setelah
pekerjaan selesai, pemanfaatannya akan ditentukan oleh proyek.
5. Pembongkaran bangunan bangsal kerja menjadi tanggung jawab Kontraktor.

Pasal 7
Jadwal Pelaksanaan
1. Sebelum mulai pekerjaan nyata di lapangan, Kontraktor wajib membuat rencana
kerja yang menjadi tanggung jawab Kontraktor.
2. Rencana kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan terlebih dahulu dari
Konsultan Pengawas dan PPK kegiatan paling lambat dalam waktu 15 (lima
belas) hari kalender, setelah SPPBJ diterima Kontraktor.
3. Rencana kerja yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas dan Direksi akan
disahkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK).
4. Kontraktor wajib memberikan salinan rencana kerja rangkap 4 (Empat) diberikan
kepada Konsultan Pengawas, Direksi dan PPK.
5. Satu salinan rencana kerja harus ditempel pada dinding di bangsal Kontraktor di
lapangan yang selalu diikuti dengan grafik kemajuan pekerjaan (prestasi kerja).
6. Konsultan Pengawas dan Direksi akan menilai prestasi pekerjaan Kontraktor
berdasarkan rencana kerja tersebut.

Pasal 8
Kuasa Kontraktor di Lapangan
1. Di lapangan, Kontraktor wajib menunjuk seorang Kuasa atau biasa disebut
Pelaksana yang cakap untuk memimpin pelaksanaan pekerjaan di lapangan,
dan mendapat kuasa penuh dari Kontraktor, berpendidikan Sarjana (S1) Teknik
Sipil atau sederajat dengan pengalaman minimum 4 (Empat) tahun dan memiliki
sertifikat keterampilan (SKA) Ahli Madya Manajemen Proyek.
2. Dengan adanya Pelaksana, tidak berarti bahwa Kontraktor lepas tanggung
jawab sebagian maupun keseluruhan kewajibannya.
3. Kontraktor wajib memberi tahu secara tertulis kepada Konsultan Pengawas,
Direksi dan PPK, nama dan jabatan Pelaksana untuk mendapat persetujuan.
4. Bila dikemudian hari, menurut pendapat Direksi, Konsultan Pengawas dan/atau
PPK, Pelaksana kurang mampu atau tidak cukup cakap memimpin pekerjaan,
maka akan diberitahukan kepada Kontraktor secara tertulis untuk menggantinya
dengan personil yang memenuhi syarat.
5. Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkan surat pemberitahuan, Kontraktor
harus sudah menunjuk Pelaksana baru atau Kontraktor sendiri (penanggung
jawab/Direktur Perusahaan) yang akan memimpin pelaksanaan pekerjaan.

Pasal 9
Tempat Tinggal (Domisili) Kontraktor dan Pelaksana
1. Untuk menjaga kemungkinan diperlukannya kerja di luar jam kerja apabila terjadi
hal–hal mendesak, Kontraktor dan Pelaksana wajib memberitahukan secara
tertulis alamat, dan nomor telepon di lokasi kepada Konsultan Pengawas,
Direksi dan PPK.
2. Alamat Kontraktor dan Pelaksana diharapkan tidak berubah–rubah selama
pekerjaan. Bila terpaksa terjadi perubahan alamat, Kontraktor dan Pelaksana
wajib memberitahukan secara tertulis.

Pasal 10
Penjagaan Keamanan Lapangan Pekerjaan
1. Kontraktor diwajibkan menjaga keamanan lapangan terhadap barang – barang
milik proyek, PPK dan Konsultan Pengawas, dan milik Pihak Ketiga yang ada
di lapangan.
2. Bila terjadi kehilangan bahan – bahan bangunan yang telah dan atau belum
terpasang, tetap menjadi tanggung jawab Kontraktor dan tidak diperhitungkan
dalam biaya pekerjaan tambahan.
3. Apabila terjadi kebakaran, kontraktor bertanggung jawab atas akibatnya, baik
yang berupa barang – barang maupun keselamatan jiwa. Untuk itu Kontraktor
diwajibkan menyediakan alat–alat pemadam kebakaran yang siap dipakai yang
ditempatkan di tempat–tempat yang akan ditetapkan kemudian oleh PPK,
Direksi dan/atau Konsultan Pengawas.

Pasal 11
Jaminan dan Keselamatan Kerja
1. Kontraktor diwajibkan menyediakan obat–obatan menurut syarat – syarat
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK) yang selalu dalam keadaan
siap digunakan di lapangan, untuk mengatasi segala kemungkinan musibah
bagi semua petugas dan pekerja lapangan.
2. Kontraktor wajib meyediakan air minum yang memenuhi syarat–syarat
kesehatan bagi semua petugas dan pekerja yang ada di bawah kekuasaan
Kontraktor.
3. Kontraktor wajib menyediakan air bersih, kamar mandi dan WC yang layak dan
bersih bagi semua petugas dan pekerja.
4. Segala hal yang menyangkut jaminan sosial dan keselamatan para pekerja,
wajib diberikan oleh Kontraktor sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku.
Pasal 12
Alat – alat Pelaksanaan
Semua alat – alat untuk pelaksanaan pekerjaan harus disediakan oleh Kontraktor,
sebelum pekerjaan secara fisik dimulai dalam keadaan baik dan siap pakai, antara
lain :
1. Beton molen yang jumlahnya akan ditentukan kemudian oleh Konsultan
Pengawas.
2. Perlengkapan penerangan untuk kerja lembur .
3. Pompa air untuk sistem pengeringan apabila diperlukan.
4. Peralatan lain sesuai dengan kebutuhan.

Pasal 13
Situasi dan Ukuran
1. Situasi.
a. Pekerjaan tersebut dalam pasal 1 merupakan Pekerjaan Perencanaan
Pembangunan IPLT Landak Kabupaten Landak.
b. Ukuran–ukuran tersebut dalam Gambar ataupun dalam Spesifikasi Teknis
merupakan garis besar pelaksanaan.
c. Kontraktor wajib meneliti situasi tapak, terutama keadaan bangunan, sifat
dan luasnya pekerjaan dan hal–hal lain yang dapat mempengaruhi harga
penawarannya.
d. Kelalaian dan atau kekurangan ketelitian Kontraktor dalam hal ini tidak dapat
dijadikan alasan untuk mengajukan tuntutan.

2. U k u r a n.
a. Ukuran satuan yang dipergunakan di sini semuanya dinyatakan dalam mm,
cm, dan m.
b. Memasang papan pengawas (Bouwplank).
- Ketetapan letak bangunan diukur di bawah pengawasan PPK, Direksi
dan/atau Konsultan Pengawas dengan patok yang dipancang kuat – kuat,
dan papan dengan ketebalan 2 cm diketam rata pada sisi bagian atasnya.
- Kontraktor harus menyediakan pembantu yang ahli dalam cara–cara
mengukur.
Pasal 14
Syarat – Syarat Cara Pemeriksaan Bahan Bangunan
1. Semua bahan–bahan bangunan yang didatangkan harus memenuhi syarat –
syarat yang ditentukan pasal 2.
2. Semua bahan bangunan yang akan digunakan harus diperiksakan terlebih
dahulu kepada Konsultan Pengawas dan Direksi atau PPK untuk mendapat
persetujuannya. Dalam hal ini Konsultan Pengawas atau Direksi dan PPK
berhak minta sampel bahan, dan Kontraktor wajib memberikannya.
3. Bahan bangunan yang telah didatangkan oleh Kontraktor di lapangan pekerjaan,
tetapi ditolak pemakaiannya oleh Konsultan Pengawas atau PPK, harus segera
dikeluarkan dari lapangan pekerjaan selambat–lambatnya dalam waktu 2 x 24
jam, terhitung dari jam penolakan.
4. Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang telah dilakukan tetapi ternyata ditolak
PPK/Konsultan Pengawas/Direksi, pekerjaan tersebut harus dihentikan dan
selanjutnya dibongkar atas biaya Kontraktor dalam waktu yang ditetapkan oleh
Konsultan Pengawas atau PPK.

Pasal 15
Pemeriksaan Pekerjaan
1. Sebelum memulai pekerjaan lanjutan yang apabila bagian pekerjaan ini telah
selesai, akan tetapi belum diperiksa oleh Direksi atau Konsultan Pengawas,
Kontraktor wajib memintakan persetujuan kepada Konsultan Pengawas.
2. Bila permohonan pemeriksaan itu dalam waktu 2 x 24 jam (dihitung dari jam
diterimanya surat permohonan pemeriksaan, tidak terhitung hari libur/hari raya),
tidak dipenuhi oleh Konsultan Pengawas, kontraktor dapat meneruskan
pekerjaannya dan bagian yang seharusnya diperiksa dianggap telah disetujui
Konsultan Pengawas, hal ini dikecualikan lain bila Direksi atau Konsultan
Pengawas minta perpanjangan waktu.
3. Bila Kontraktor melanggar ayat 1 pasal ini, Direksi atau Konsultan Pengawas
berhak untuk meminta kepada Kontraktor untuk membongkar pekerjaan
tersebut sebagian atau seluruhnya untuk kemudian diperbaiki.
Biaya pembongkaran dan pemasangan kembali menjadi tanggungan
Kontraktor.
Pasal 16
Kenaikan Harga / Force Majeure
1. Kenaikan harga yang bersifat biasa tidak dapat mengajukan klaim
2. Kenaikan harga yang diakibatkan kebijaksanaan moneter oleh Pemerintah dan
bersifat nasional dapat mengajukan klaim sesuai petunjuk yang dikeluarkan
oleh Pemerintah RI
3. Semua kerugian akibat Force Majeure yang dikarenakan gempa bumi, angin
puyuh, badai topan, kerusuhan, peperangan dan semua kejadian karena faktor
alam serta kejadian tersebut dibenarkan oleh Pemerintah bukan menjadi
tanggungan Kontraktor

Pasal 17
Pekerjaan Tambah / Kurang
1. Tugas mengerjakan pekerjaan tambah/kurang diberitahukan dengan tertulis
dalam buku harian oleh Direksi/Konsultan Pengawas serta atas persetujuan
PPK.
2. Pekerjaan tambah/kurang hanya berlaku bila memang nyata – nyata ada
perintah tertulis dari Direksi/ Konsultan Pengawas dan persetujuan PPK.
3. Biaya pekerjaan tambah/kurang akan diperhitungkan menurut daftar harga
satuan pekerjaan, yang dimaksudkan oleh Kontraktor, yang pembayarannya
diperhitungkan bersama dengan angsuran terakhir.
4. Untuk pekerjaan tambah yang harga satuannya tidak tercantum dalam harga
satuan yang dimasukan dalam penawaran, harga satuannya akan ditentukan
lebih lanjut oleh Direksi/Konsultan Pengawas bersama – sama Kontraktor
dengan persetujuan PPK.
5. Adanya pekerjaan tambah tidak dapat dijadikan alasan sebagai penyebab
kelambatan penyerahan pekerjaan, tetapi Direksi/Konsultan Pengawas dan
PPK dapat mempertimbangkan perpanjangan waktu karena adanya pekerjaan
tambahan tersebut.
Pasal 18
Pekerjaan Persiapan
1. Pembersihan Halaman.
Kontraktor harus membersihkan halaman dari segala sesuatu yang dapat
mengganggu pelaksanaan pekerjaan, atas persetujuan Direksi atau Konsultan
Pengawas.
2. Papan Nama Proyek.
Kontraktor wajib memasang Papan Nama Proyek dengan biaya sendiri.
3. Izin Bangunan.
Surat Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) diurus oleh Kontraktor, dalam hal ini
Direksi/Konsultan Pengawas/PPK diperbolehkan memberikan petunjuk/
bantuan untuk kelancaran dalam proses pembuatannya .
4. Penyiapan Bahan dan Peralatan.
 Mobilisasi sehubungan dengan pengangkutan peralatan dan material ke
lokasi pekerjaan dilakukan berdasarkan jadwal konstruksi yang disepakati
 Penyedia barang/jasa harus mempunyai kemampuan untuk menyiapkan
peralatan dan suplai material dengan kuantitas yang mencukupi.
5. Kelengkapan K3 dan P3K.
 Penyedia barang/jasa bertanggung jawab atas keselamatan pekerjaan di
lapangan.
 Setiap perusahaan yang memperkerjakan tenaga kerja dan/atau
mengandung potensi bahaya yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja
wajib menetapkan system manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
(K3) (Permen PU no.09/PRT/M/2008) tentang SMK3.S

Pasal 19
Pekerjaan Tanah
1. Lingkup Pekerjaan ini meliputi :
a. Penggalian pondasi.
b. Urugan Pasir
c. Urugan kembali bekas galian dan penimbunan.
d. Pemadatan pada setiap lapisan timbunan.
2. Pembersihan
Pembersihan lapangan pekerjaan dilakukan dengan membuang rumput/tanah
humus (top soil) 15 - 20 cm, sampah atau bahan lainnya yang mengganggu,
menebang pohon-pohon dan mencabut akarnya serta membuang ke tempat
sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.
3. Pengecekan Kondisi Tanah
Penyelidikan tanah disesuaikan dengan kebutuhan pekerjaan. Penyelidikan
dapat berupa :
 Sondir
 Bor dangkal / Hand Boring
 Bor dalam
4. Galian Tanah Untuk Pondasi Bangunan
a. Untuk keperluan semua galian harus diadakan pengukuran lengkap terlebih
dahulu oleh Kontraktor dengan memakai papan bouwplank yang kuat, di
papan bowplank tersebut harus diberi semua ukuran – ukuran sumbu (as),
dinding – dinding, kolom – kolom dan lain – lain yang mana diperlukan untuk
pelaksanaan pekerjaan.
b. Hasil –hasil pengukuran itu harus disetujui oleh Direksi/Konsultan Pengawas
sebelum galian tanah dilaksanakan.
c. Semua galian – galian untuk lubang pondasi harus cukup lebar, supaya
pekerja dapat bekerja dengan leluasa, juga dinding galian harus cukup miring
sehingga tidak ada kemungkinan tanah akan jatuh kedalamnya.
d. Jika dalam pekerjaan galian terdapat akar – akar kayu, kotoran – kotoran dan
lain – lain, maka bagian itu harus dibersihkan / dikeluarkan.
e. Tanah berasal dari galian setelah dibersihkan dari segala macam kotoran
atas persetujuan Direksi maka dapat dipakai kembali untuk urugan pondasi,
meratakan halaman dan lain – lain.
f. Lubang galian tidak boleh ditimbun sebelum pondasi bangunan selesai
dikerjakan.
5. Pemadatan Pasir.
Pasir urugan untuk perataan atau peninggian harus dipadatkan tiap ketebalan
20 cm.
6. Harga satuan yang tercantum dalam penawaran harus sudah mencakup semua
biaya; pekerja-pekerja, pembersihan, sewa alat, penimbunan dan pembuangan
hasil galian.
Pasal 20
Pekerjaan Beton Bertulang dan Tidak Bertulang
1. B a h a n.
a. Semen Portland.
Jenis semen portland yang dipakai harus memenuhi ketentuan–ketentuan
dan syarat–syarat yang ditentukan dalam SNI 2847 : 2013 , Bab 3.2 “Material
Sementisius”. Semen harus sampai ditempat kerja dalam kondisi baik serta
dalam kantong – kantong semen asli dari pabrik, satu macam produksi dalam
Negeri. Semen harus disimpan di dalam gudang yang kedap air berventilasi
baik, di atas lantai terangkat setinggi 20 cm. Kantong–kantong semen tidak
boleh ditumpuk lebih dari 10 lapis.Penyimpanan selalu terpisah untuk setiap
pengiriman diberi tanggal, serta harus dipakai sesuai urutan pengiriman.
b. Air
Air yang dipakai harus tawar, bersih ,bebas zat-zat kimia yang dapat
merusak beton seperti yang dipersyaratkan dalam SNI 2847 : 2013 , Bab 3.4
“Air” dan air yang dapat diminum dapat digunakan ;
c. Agregat (Pasir, kerikil atau batu pecah).
Agregat halus dan kasar dapat dipakai agregat alami, atau batuan asal yang
memenuhi syarat menurut SNI 2847 : 2013 ,Bagian 3 “Material”,Bab 3.3
“Agregat”. Agregat tidak boleh mengandung bahan yang dapat merusak
beton dan ketahanan tulangan terhadap karatan. Dalam hal ini agregrat
harus memenuhi syarat berdasarkan hasil test laboratorium. Agregat –
agregat harus disimpan di tempat yang saling terpisah, berpermukaan yang
bersih, padat, serta kering dan harus dicegah terhadap pengotoran tanah /
lumpur, dan kotoran lainnya.
d. Baja Tulangan.
 Untuk baja polos, dipakai Mutu Baja U–24 (fy = 240 MPa)
 Ukuran baja harus sebagai tersebut dalam gambar. Penggantian dengan
diameter lain, hanya diperkenankan atas persetujuan tertulis Konsultan
Pengawas/Direksi.
Bila penggantian disetujui, maka luas penampang yang diperlukan tidak
boleh berkurang dengan yang tersebut dalam gambar atau perhitungan.
Biaya yang diakibatkan oleh penggantian tulangan terhadap yang ada di
gambar, sejauh bukan kesalahan gambar, adalah tanggungan
Kontraktor.
Penyimpanan baja tulangan harus dihindari dari pengaruh segala macam
kotoran termasuk tanah/Lumpur, dan pengaruh karat. Penyimpanan di
tempat terbuka dalam jangka waktu yang lama harus dihindarkan.
e. Lapisan Pelindung Beton.
Untuk lapisan pelindung/penutup pelat lantai beton harus mendapat
persetujuan terlebih dahulu dari Konsultan Pengawas/Direksi dan PPK.
f. Acuan / Bekisting.
 Bahan acuan dibuat dari papan kayu kls III yang cukup kering dengan
tebal min. 2 cm atau dari plywood baru dengan tebal min. 9 mm.
 Pemasangan bekisting harus rapi dan kaku sehingga setelah dibongkar
memberikan bidang yang rata, dan hanya memerlukan sedikit
penghalusan. Celah – celah antara papan harus cukup rapat sehingga
waktu pengecoran tidak ada air adukan yang keluar.
 Sebelum pengecoran, sisi dalam dari bekisting harus disiram air, diberi
pelumas dan bebas dari kotoran – kotoran atau benda–benda lain yang
tidak diperlukan.
 Tebal selimut beton, harus diperhitungkan dan sesuai dengan aturan
yang berlaku (SNI 2847 : 2013 , Bab 7.7 “Pelindung Beton Untuk
Tulangan”).
 Tiang – tiang penyangga harus dibuat dari kayu, tidak boleh dari bambu.
Konstruksi acuan harus dibuat cukup kuat sehingga tidak berubah
bentuknya pada waktu pengecoran beton.

2. Macam Pekerjaan.
Campuran beton untuk beton bertulang non strukturil dibuat dengan
perbandingan volume dengan campuran C1 dan C2, seperti tersebut di bawah
ini :
Macam Perbandingan Penggunaan
C1 1 pc : 3 ps : 5 kr Untuk pekerjaan beton
bertulang,non
structural,misalnya lantai
kerja .
Dipakai mutu beton K–100

C2 1 pc : 2 ps : 3 kr Untuk semua pekerjaan


struktur beton bertulang,
dalam hal ini dipakai minimal
Mutu Beton minimal K-250
dan Mutu Beton maksimal K-
300.

3. Persyaratan Pelaksanaan.
a. Rencana Bekisting dan penyangga cetakan
Bekisting/Cetakan harus sesuai dengan bentuk dan ukuran yang diinginkan
pada gambar kerja. Bahan yang akan dipakai untuk rencana cetakan harus
mendapat persetujuan dari konsultan pengawas sebelum pembuatan
cetakan dimulai. Bahan cetakan hanya boleh dipergunakan 2 (dua) kali.
Semua cetakan harus kokoh. Konstruksi cetakan harus dapat memberikan
hasil akhir yang baik.
Persyaratan semua beton yang tampak (di expose) adalah semi Expose
artinya setelah cetakan dibongkar memberikan bidang yang rata dan hanya
memerlukan sedikit Finishing. Sebelum beton dicor permukaan panel
cetakan harus bebas dari kotoran-kotoran dan benda-benda lain yang tidak
diperlukan dan harus diberi pelumas secukupnya untuk mencegah lekatnya
beton pada cetakan. Semua cetakan harus betul-betul teliti dan aman pada
kedudukan sehingga dapat dicegah pengambangan atau gerakan lain
selama pengecoran beton. Penyangga cetakan (steger) harus bertumpu baik
sehingga tidak akan ada kemungkinan penurunan cetakan selama
pelaksaan. Celah-celah antara papan atau panel cetakan harus rapat
sehingga pada waktu pengecoran tidak ada air adukan yang keluar.
b. Baja Tulangan
Baja tulangan beton sebelum dipasang harus bersih dari serpihan-serpihan,
karat minyak dan lapisan lain yang merusak atau mengurangi daya lekat
pada beton Baja tulangan harus dibengkokan, dibentuk dengan teliti sesuai
bentuk dan ukuran yang tertera pada gambar. Baja tulangan harus dipasang
dengan teliti sesuai dengan gambar kerja. Agar tulangan tetap ditempatnya
maka tulangan harus diikat kuat denga kawat beton (bindraat) dengan
bantalan blok-blok beton cetak/beton decking atau kursi -kursi besi,
perenggang, sesuai dengan kebutuhan. Dalam segala hal untuk baja tulang
yang horizontal harus digunakan penunjang yang tepat sehingga tidak akan
ada batang yang turun. Penempatan besi beton didalam cetakan tidak boleh
menyinggung dinding atau dasar cetakan dengan tebal selimut beton
minimal untuk :
 Kolom, sloof dan balok  2,5 cm
 Pondasi Plat  7 cm
 plat lantai beton  2,0 cm
c. Penyambungan
Jika diperlukan untuk menyambung tulangan overlaf minimal panjang
overlap 40 x diameter tulangan pokok yang terbesar.
d. Pengecoran
 Pelaksanaan pengecoran balok dan plat digunakan cara pengadukan di
lapangan ( site mix ) .
 Nilai slump maksimal adalah ± 12 cm untuk setiap pengecoran beton
bertulang
 Pencampuran, pengantaran, pengecoran, dan perawatan beton harus
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dalam SNI 2847 : 2013 bagian
5.8 sampai dengan bagian 5.11. Untuk pengadukan agar digunakan
mesin molen.
 Sebelum pengecoran dilaksanakan bekisting harus dicek kelurusannya,
baik arah vertikal maupun horizontal, segala macam-macam
sampah/kotoran yang dapat mengurangi mutu beton, harus disingkirkan
terlebih dahulu dari bekisting sebelum pengecoran dilaksanakan dan
telah mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas.
 Pengecoran beton tidak diperkenankan selama hujan kecuali ada
perlindungan yang memadai.
e. Setiap lapisan beton harus dipadatkan sepadat mungkin sehingga ia bebas
dari kantong-kantong kerikil dan menutup rapat-rapat semua permukaan dari
cetakan dan material yang diletakkan.
f. Waktu dan cara-cara Pembukaan Cetakan.
Waktu dan cara-cara pembukaan dan pemindahan cetakan, harus dilakukan
dengan hati-hati untuk menghindarkan kerusakan-kerusakan pada beton.
Beton baru dapat diijinkan dibebani setelah berumur 28 (dua puluh delapan
hari).
Permukaan baton harus diperiksa dengan teliti , permukaan-permukaan
yang tidak rata, halus dan rapi harus segera diperbaiki sampai disetujui
konsultan pengawas.
Pembongkaran acuan harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan SNI
2847 : 2013 Bab 6.2
g. Perawatan ( Curing )
Semua beton harus dirawat (cured) dengan air seperti telah ditentukan
dibawah ini. Konsultan pengawas berhak menentukan cara perawatan
bagaimana yang harus dipergunakan pada tiap bagian pekerjan. Beton yang
dirawat (cured) dengan air harus tetap basahi paling sedikit 14 (empat belas)
hari terus menerus sesudah beton cukup keras, untuk mencegah kerusakan
dengan cara menutupnya dengan bahan yang dibasahi air atau dengan pipa
. yang berlubang-lubang. Air yanng digunakan dalam perawatan harus
memenuhi spesifikasi air untuk campuran beton.
h. Perlindungan (protection)
Kontraktor harus melindungi semua beton terhadap kerusakan sebelum
penerimaan terakhir oleh konsultan pengawas. Permukaan beton yang
terbuka harus dilindungi dari sinar Matahari yang langsung paling sedikit 3
(tiga) hari setelah pengecoran. Perlindungan seperti itu harus dibuat efektif
secepatnya setelah pengecoran dilaksanakan.
i. Perbaikan permukaan Beton.
Jika sesudah pembukaan cetakan ada beton yang tidak tercetak menurut
gambar atau garis permukaan atau ternyata ada permukan yang rusak, hal
itu dianggap tidak sesuai dengan spesifikasi ini dan harus dibuang dan
kontraktor harus menggantinya atas biaya sendiri, kecuali apabila konsultan
pengawas memberikan ijin menambal tempat yang rusak, dalam hal mana
penambalan harus dikerjakan seperti yang tercantum dalam pasal-pasal
sebagai berikut. Kerusakan yang memerlukan pembongkaran dan perbaikan
ialah yang terdiri dari, sarang kerikil, kerusakan -kerusakan karena cetakan,
lubang-lubang baut, ketidakrataan dan kebengkokan , harus dibuang dengan
pemahatan atau dengan alat lain dan seterusnya digosok dengan batu
gurinda. Lubang-lubang pahatan harus diberi pinggiran tajam dan dicor
sedemikian sehingga pengisian akan terikat (terkunci) ditempatnya. Semua
lubang harus terus menerus dibasahi selama dua puluh empat jam sebelum
dicor dan seturusnya disempurnakan.
j. Apabila terpaksa pengecoran beton tidak dapat selesai sekaligus, maka
pengecoran hanya dapat dihentikan pada daerah dimana Momen Nol /
mendekati Momen Nol, atau pada daerah 1/4 x bentang yang dimaksud dan
telah mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas.

Pasal 21
Pekerjaan Pasangan Batako dan Plesteran
1. Bahan.
a. Semen Portland.
Semen untuk pekerjaan plesteran sama dengan yang digunakan untuk
pekerjaan beton.
b. Batako (bata beton) bermutu baik, bebas dari cacat dan retak, minimum telah
menjadi 2 bagian, produk lokal dan memenuhi persyaratan ukuran bata dan
syarat-syarat fisis sesuai SNI-03-0349-1989
c. Pasir.
Pasir yang digunakan harus pasir yang berbutir tajam dan keras. Kadar
lumpur yang terkandung dalam pasir tidak boleh lebih dari 5 %. Pasir harus
memenuhi persyaratan SNI-03-6820-2002. Khusus untuk plesteran harus
dibersihkan/cuci dan disaring / ayak terlebih dahulu.
d. Air.
Air yang digunakan untuk adukan dan plesteran beton.
2. Macam Pekerjaan.
Adukan untuk pasangan dan plesteran dibuat dengan macam – macam
perbandingan campuran seperti tersebut dibawah ini:
Macam Perbandingan Penggunaan
M1 1 pc : 3 ps 1. Untuk pemasangan batu belah
dinding bata yang kedap air.
2. Untuk plesteran pekerjaan
tersebut pada No. 1 dan untuk
plesteran pekerjaan beton yang
kedap air.
3. Untuk pekerjaan pemasangan
ubin.
M2 1 pc : 4 ps 1. Untuk plesteran beton bertulang
yang biasa ( tidak kedap air )
2. Untuk plesteran dinding bata
yang biasa ( tidak kedap air ).
3. Cara Pelaksanaan.
a. Pemasangan batako tidak perlu dibasahi terlebih dahulu,serta tidak boleh
direndam air,sebelum dipasang bebas dari segala macam kotoran.
b. Cara pemasangannya harus tegak lurus serta bata yang pecah tidak boleh
melebihi 5 %. Khusus untuk pemasangan bata harus sesuai dengan gambar.
Pemasangan dalam satu hari tidak boleh lebih satu meter tingginya. Untuk
pasangan ½ ( setengah ) batu yang luasnya melebihi 12 M 2 harus diberi
kerangka penguat dari beton bertulang. Dalam proses pengeringannya harus
selalu dibasahi dengan air 7 hari dan pasangan tidak boleh diterobos
perancah. Semua campuran adukan harus dicampur dengan pengaduk,
adukan dengan tangan hanya boleh dilaksanakan atas persetujuan
Konsultan Pengawas / Direksi Tempat adukan harus dialasi dengan kayu
atau bahan lain yang tahan air. Lubang tembok dialas kosen yang
bentangannya lebih dari 1 meter, harus dipasang balok lintel beton bertulang
dengan campuran beton macam C1. Bata dengan campuran macam M2.
c. Plesteran Dinding.
 Semua dinding yang akan diplester harus bersih dari kotoran setelah
disiram dengan air,semua plesteran dengan ketebalan yang
direncanakan paling sedikit 1,5 cm dan paling tebal 2 cm,
 Plesteran yang baru saja selesai tidak boleh langsung di finish. Selama
proses pengeringan plesteran harus disiram air selama 7 hari berturut –
turut agar tidak terjadi retak – retak rambut akibat proses pengeringan
yang terlalu cepat.
d. Semua beton yang akan diplester harus dibuat kasar dahulu, dengan cara
ditebali agar plesteran dapat melekat.

Pasal 22
Pekerjaan Lantai
1. B a h a n.
a. Untuk lantai ruangan menggunakan beton macam C2 sesuai dengan pasal
20.
b. Tangga menggunakan keramik anti slip 30/30,(KW.I), dicetak dengan mesin
dan produksi pabrik yang disetujui Konsultan Pengawas / Direksi. Warna
permukaan ubin akan ditentukan oleh Direksi / Konsultan Pengawas dari
warna – warna yang tersedia di pasaran.
c. Untuk lantai utama dipakai keramik polos 60/60, Ubin yang dipakai harus
mendapat persetujuan Konsultan Pengawas / Direksi.
2. Macam Pekerjaan.
a. Pekerjaan lantai meliputi pengecoran lantai kerja dan lantai bangunan,
hamparan pasir bawah lantai (dipadatkan, dan lain – lain pekerjaan yang
berhubungan dengan pekerjaan ini).
b. Pekerjaan pelapisan lantai dan bidang lainnya meliputi pekerjaan
pemasangan dengan bahan yang disebut dalam pasal ini serta memenuhi
persyaratan dan spesifikasi khusus, sesuai dengan gambar rencana serta
petunjuk dan persetujuan Konsultan Pengawas / Pengelola Teknis.
3. Cara Melaksanakan.
a. Setelah pekerjaan pondasi, sloof, balok lantai beton dan balok anak Lantai
beton, maka pekerjaan lantai dapat dilaksanakan.
b. Tebal lantai beton 10 cm.
c. Untuk spesi keramik dipakai campuran M1 setebal 2 cm,serta full seluas
bidang alas keramik.
d. Celah antara ubin lebarnya max 2 mm dan diisi adukan M1 dan setelah
pasangan cukup kering disiram pasta semen (sesuai warna ubin), kemudian
dibersihkan dengan serbuk gergaji. Pasta semen dibuat sedemikian untuk
mencegah timbulnya retak ( dicampur lem kayu )
e. Seluruh permukaan lantai harus rata, tidak bergelombang, dan harus sesuai
dengan peil rencana.
f. Ubin keramik yang cacat tidak boleh dipasang.
g. Pemotongan Ubin.
Pada prinsipnya pemotongan ubin harus dihindarkan, bila terpaksa harus
dipotong, maka potongan terkecil tidak boleh kurang dari ½ ukuran ubin.
Pemotongan harus dilakukan dengan hati – hati dan memakai alat pemotong
elektrik.
h. Pengawasan.
Sebelum pekerjaan lantai dilaksanakan kontraktor harus mengadakan
persiapan yang baik Semua pekerjaan pipa dan saluran dibawah lantai harus
ditempatkan sesuai gambar dan sebelum pengecoran lantai dilaksanakan
harus diadakan pemeriksaan dan disetujui oleh Konsultan Pengawas /
Pengelola Teknis.

Pasal 23
Pekerjaan Kayu
1. B a h a n.
a. Kayu yang dipakai sesuai Spesifikasi Desain Untuk Konstruksi Kayu ( SNI
7973 : 2013 ). Kayu berkualitas baik, tua kering, dan tidak cacat, pecah –
pecah, serta tidak terdapat kayu mudanya.
b. Kelembaban kayu yang dipakai untuk pekerjaan kayu halus harus kurang
dari 15% dan untuk pekerjaan kayu kasar harus dari 20%. Kelembaban
tersebut ditentukan untuk kayu yang dikirimkan ke tempat pekerjaan dan
harus konstant sampai bangunan selesai.
c. Selama pelaksanaan mutu dan kekeringan kayu harus dijaga dengan
penyimpanannya ditempat kering, terlindung dari hujan dan panas.
d. Jika terdapat mata kayu yang mulus ( keras ) pada salah satu permukaan
kayu yang akan dicat, asalkan mata kayu itu diameternya tidak lebih dari 2
cm dan tidak memenuhi lebih dari setengah dari permukaan kayu tersebut,
maka ini dapat diterima. Bagi permukaan – permukaan yang akan dipelitur
hanya mata kayu yang kecil, mulus dan keras dapat diterima.
e. Semua pekerjaan kayu halus yang akan kelihatan permukaannnya yang
sudah jadi ( finish ), harus dikerjakan pada permukaannya dengan baik,
kecuali ada penentuan lain.
f. Semua kayu untuk pekerjaan kayu kasar dibiarkan bekas gergajianya,
kecuali jika ditentukan untuk dikerjakan dengan baik.
g. Persiapan penyambung dan pemasangan semua pekerjaan kayu halus,
harus sedemikian rupa sehingga susut dibagian mana saja dan ke arah
manapun tidak akan mengurangi ( mempengaruhi ) kekuatan dan bentuk dari
pekerjaan kayu yang sudah jadi, juga tidak menyebabkan rusaknya bahan –
bahan yang bersentuhan.
2. Macam Pekerjaan.
Konstruksi dan macam – macam pekerjaan lainnya menggunakan jenis – jenis
kayu seperti dibawah ini :
a. Kayu Klas I dengan pengawetan.
 Daun pintu Utama.
 Rangka Daun Pintu dan Jendela (Kusen)
b. Kayu Lokal Kls. 2 dengan pengawetan.
 Papan Listplank
3. Cara Melaksanakan.
 Semua Pekerjaan Kusen, daun Pintu dan Jendela, listplank, kuda-kuda
dan Jelusi Kayu pada bagian – bagian tertentu harus diserut rata dan licin
dan tidak ada lubang dan mata kayu;
 Rangka harus betul-betul kaku, lurus, kokoh, dan rata agar dapat dengan
mudah ditutup/dibuka;
 Bahan Rangka dan penutup daun pintu digunakan panel kayu klas I;
 Penyambungan panel pintu dan jendela harus menggunakan pasak
sesuai kebutuhan;
 Pekerjaan kayu yang tidak rapi, kasar, bengkok, retak dan tidak
menggunakan bahan yang telah ditentukan harus dibongkar dan diganti
atas biaya Pemborong.
Pasal 24
Pekerjaan Penutup Atap
1. Lingkup Pekerjaan.
a. Meliputi penyedian bahan, tenaga kerja serta alat – alat yang sehubungan
dengan pekerjaan atap.
b. Harus menyediakan kelebihan 2 % dari bahan penutup atap untuk persedian
pemeliharaan.
2. Material
a. Bahan atap yang akan dipergunakan untuk bangunan ini adalah atap
polycarbonate transparan gelombang dan atap metal bjls 30, atau sesuai
yang tertera dalam gambar kerja.
b. Bahan nok/bubungan menggunakan bubungan seng datar
3. Cara Melaksanakan.
a. Sebelum pemasangan atap dilaksanakan harus dicek kemiringan rangka
atap, sehingga diperoleh bidang yang rata.
b. Pemasangan atap yang tidak rapi, rata dan berombak harus diperbaiki atas
biaya pemborong.

Pasal 25
Pekerjaan Kaca
1. Bahan
a. Semua kaca yang digunakan adalah kaca bening polos 5 mm, berkualitas
baik dan telah mempunyai SII.
b. Semua jenis kaca yang digunakan harus produksi pabrik yang disetujui
Konsultan Pengawas / Direksi.
2. Macam Pekerjaan.
a. Lingkup pekerjaan adalah pengadaan bahan, alat pemotong, pembersih,
penggosok tepi, dan tenaga kerja untuk memasang kaca.
b. Pemasangan kaca pada jendela, rangka kaca pintu.
3. Cara Pelaksanaan.
a. Kaca harus dipotong menurut ukuran kosen dengan kelonggaran cukup,
sehingga pada waktu kaca berkembang tidak pecah.
b. Kaca dipotong dan dikukuhkan dengan memakai sealant.
c. Kaca yang telah dipasang harus dapat tertanam rapi, dan kokoh pada rangka
terutama pada sudut – sudutnya.
d. Kaca yang dipasang pada kosen, semua sudutnya harus ditumpulkan dan
sisa tepinya digosok hingga tidak tajam.
e. Setelah selesai dipasang, kaca harus dibersihkan dan yang cacat retak,
pecah atau terdapat goresan – goresan halus harus diganti.

Pasal 26
Pekerjaan Kunci dan Alat Penggantung
1. B a h a n.
a. Kunci tanam untuk pintu, dengan sistem penguncian 2 slag berkualitas baik.
b. Engsel yang digunakan adalah engsel besar dari bahan tembaga atau engsel
nylon 4 inch.
c. Grendel tanam menggunakan buatan dalam negeri ukuran panjang, kurang
lebih 40 cm.
d. Untuk alat – alat gantungan dan kunci khusus kontraktor diwajibkan
mengajukan contoh – contoh terlebih dahulu, untuk mendapatkan
persetujuan Konsultan Pengawas / Direksi.

2. Macam Pekerjaan.
a. Mengadakan dan memasang kunci tanam pada semua pintu, sesuai rencana
pada gambar.
b. Memasang 3 ( tiga ) buah engsel pada setiap daun pintu dan 2 ( dua ) engsel
pada tiap daun jendela.
c. Memasang grendel tanam pada daun pintu ganda bagian atas dan bagian
bawah.
3. Cara Pelaksanaan.
a. Semua pemasangan harus rapi, sehingga pintu – pintu dan jendela dapat
ditutup dan dibuka dengan mudah, lancar dan ringan.
b. Sebelum penyerahan pekerjaan semua kunci – kunci harus diminyaki
sehingga dapat bekerja dengan baik.
Pasal 27
Pekerjaan Cat
1. B a h a n.
a. Pengertian cat disini tidak terbatas pada Emulsi, Enamel, Vernis, Sealer,
Cement emulsion filler dan pelapis – pelapis lain yang dipakai sebagai cat
dasar, cat perantara dan cat akhir.
b. Semua cat yang akan dipakai harus mendapat persetujuan Konsultan
Pengawas / Direksi. Untuk cat tembok, cat kayu dan cat besi dipilih dari
produksi berkualitas baik.
c. Plamur dan dempul untuk pekerjaan cat tembok dan kayu digunakan merk
yang sama dengan merk cat yang dipilh atau merk lain dengan kulitas yang
baik.
d. Cat meni digunakan sesuai dengan cat jadi dan sesuai dengan penggunaan
cat.
e. Untuk pelitur, teak oil dan vernis yang akan digunakan harus mendapat
persetujuan dari konsultan pengawas / Direksi.
f. Bahan pengencer digunakan dari produksi pabrik dan berkualitas baik.
2. Macam Pekerjaan.
a. Pengecatan dengan cat tembok semua dinding seperti dinyatakan dalam
gambar.
b. Mengecat dengan cat kayu untuk semua bidang permukaan kayu yang nyata
– nyata harus dicat seperti dinyatakan dalam gambar.
c. Memeni dengan meni kayu untuk semua bidang yang akan dicat kayu
termasuk semua bidang sambungan dan potongan kayu dan dengan meni
besi untuk semua bidang yang akan dicat besi, termasuk beugel, angker,
baut dan sebagainya. Memeni semua permukaan bidang kayu atau besi
yang tertanam dan berhubungan langsung dengan dengan tembok.
3. Cara Pelaksanaan.
a. Cat Tembok.
Bidang yang akan dicat sebelumnya harus dibersihkan dengan cara
menggosok memakai kain yang dibasahi air.
Setelah kering didempul pada tempat yang berlubang sehingga
permukaannya rata dan licin untuk kemudian dicat paling sedikit 2 ( dua ) kali
dengan roller minimal 20 cm sampai baik atau dengan cara yang telah
ditentukan oleh pabrik.
b. Cat Kayu
Menggunakan cara seperti petunjuk dari pabriknya atau sebelum pekerjaan
cat dimulai, kayu harus kering dan digosok dengan kertas amplas, sampai
halus dan didempul pada tempat yang berlubang selanjutnya diplamur
hingga permukaannya menjadi rata dan licin baru kemudian dicat minimum
2 ( dua ) kali.
Pengecatan dilakukan ditempat yang bebas dari panas matahari langsung.

Pasal 28
Pekerjaan Instalasi Listrik
1. Umum
Syarat-syarat Khusus Teknis yang diuraikan disini adalah persyaratan yang
harus dilaksanakan oleh Kontraktor dalam hal pengerjaan instalasi maupun
pengadaan material dan peralatan untuk seluruh pekerjaan listrik di dalam
maupun diluar bangunan gedung. Dalam hal ini Syarat-syarat Teknis Umum
Pekerjaan Elektrikal adalah bagian dari Syarat-syarat Khusus Teknis ini.
2. Lingkup Pekerjaan
Yang dicakup dalam pekerjaan ini adalah pengertian bekerjanya sistem listrik
sebagai suatu sistem keseluruhan maupun bagian-bagiannya, seperti yang
tertera pada gambar-gambar maupun yang dispesifikasikan.
 Pengadaan dan pemasangan serta penyetelan panel-panel daya /
penerangan termasuk di dalam pekerjaan ini adalah penarikan kebel /
konduktor pentanahan netral / badan panel.
 Pengadaan dan pemasangan kebel-kabel jenis NYY, untuk Pengadaan
dan pemasangan seluruh instalasi penerangan dan daya (stop kontak).
Termasuk pekerjaan ini adalah pengadaan dan pemasangan armatur
penerangan, power receptacle outlet, panel-penel daya / penerangan dan
alat-alat bantu yang diperlukan baik penerangan normal maupun darurat.
3. Ketentuan-Ketentuan Instalasi
a. Peralatan Instalasi Tegangan Rendah
Meliputi pengadaan dan pemasangan power receptacle outlet (stop kontak),
saklar, kontak-kontak tarik (pull box), cabinet / penel daya, kebel, alai-alai
bantu dan semua peralatan lain yang diperlukan untuk mendapatkan
penyelesaian yang memuaskan dari sistern instalasi daya tegangan rendah
220 / 380 V dan penerangan.
b. Saklar dan Stop Kontak.
 Cara Pemasangan.
Saklar-saklar harus dari jenis rocker mechanis dengan rating minimum
10A / 250 V. Saklar pada umumnya dipasang rata terhadap permukaan
tembok, kecuali ditentukan lain pada gambar. Jika tidak ditentukan lain,
bingkai saklar harus dipasang pada ketinggian 140 cm di atas lantai yang
sudah selesai. Saklar-saklar tersebut harus di pasang doos (kotak) yang
sesuai. Sambungan hanya diperbolehkan antara kotak yang berdekatan.
Stop kontak harus dipasang rata terhadap permukaan dinding dengan
ketinggian 110 cm atau 30 cm dari permukaan lantai yang sudah selesai
sesuai petunjuk PPK/Direksi/Konsultan Pengawas. Saklar dan stop
kontak ex MK, Clipsal atau setara.
c. Kabel-Kabel
Kabel pada instalasi daya dan penerangan bertegangan rendah meliputi
kabel tegangan rendah, kabel kontrol, accessories, peralatan-peralatan dan
barang-barang lain yang diperlukan untuk melengkapi dan menyempurnakan
pemasangan serta operasi dari semua sistem dan peralatan.
 Instalasi Kabel Penerangan dan Stop Kontak.
1. Kabel-kabel listrik untuk penerangan dan stop kontak untuk extension
dan daya harus diadakan dan dipasang lengkap, mulai dari
sambungan panel daya ke saklar dan titik cahaya serta stop kontak,
sebagaimana ditunjukkan di dalam gambar.
2. Kabel yang digunakan sebagai kabel instalasi penerangan dan stop
kontak harus dari jenis NYM dan diletakkan di dalam PVC high-impact
heavy gauge.
3. Luas penampang kabel NYM yang digunakan minimum 2,5 mm2,
kecuali tercatat lain.
 Miniature Circuit Breaker (MCB)
MCB yang digunakan harus memenuhi persyaratan B.S. 4752 / part 1
1977 atau IEC 157.1 (fully tropicalized), mampu beroperasi untuk
tegangan sampai 660 VAC dengan rating 1.000 VAC.
MCB harus dapat dioperasikan secara "reverse feed", baik pada posisi
horizontal maupun vertikal tanpa mengurangi performance.

4. Pengujian / Penyetelan Peralatan Dan Sistem


a. Pekerjaan ini meliputi ketentuan-ketentuan dasar untuk mengadakan
pengujian (testing) penyetelan serta commissioning dari seluruh peralatan
listrik yang dipasang.
b. Semua testing, kalibrasi dan penyetelan dari peralatan-peralatan dan kontrol
yang tergabung dalam pekerjaan renovasi sistem listrik ini serta penyediaan
semua instrumentasi dan tenaga kerja harus dilaksanakan oleh Kontraktor.
Kontraktor harus menempatkan seorang ahli listrik yang berkompeten dan
berpengalaman untuk melaksanakan pengujian dan commisioning.
c. Pengujian-pengujian yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor di bawah
pengawasan Direksi/Pengawas Lapangan antara lain :
 pengujian tahanan isolasi kabel baru yang dipasang, baik perbagian
(section) maupun keseluruhan (overall)
 pengujian kontinuitas konduktor
 pengujian fungsi kontrol manual dan otomatis pada panel-panel daya
d. Hasil-hasil pengujian harus sesuai dengan syarat-syarat teknis yang telah
diuraikan di atas atau standar-standar yang berlaku dan dicatat serta
dibuatkan berita acara pengujiannya.

Pasal 29
Pekerjaan Besi dan Alumunium
1. Semua pekerjaan ini harus sesuai dengan persyaratan dalam :
a. The Aluminium Association (AA)
b. Architectural Aluminium Manufactures Association (AMA)
c. American Standard For Testing Material (ASTM)
2. Pesyaratan bahan :
a. Kusen Aluminium
 Kusen yang digunakan produksi ALKASA / SUPEREX atau yang setara.
 Kadar campuran : Architectural Billet 45 (AB45) atau yang setara Ultimate
Strength 28.000 psi Yield.
 Anodized : Ketebalan lapisan anodizing di seluruh permukaan aluminium
adalah 18 mikron dengan warna yang akan ditentukan kemudian oleh
Konsultan Perencana.
 Hardware : Akan ditentukan kemudian dan sesuai petunjuk dalam gambar.
- Accessories : Akan ditentukan kemudian.
 Jaminan : Harus diberikan jaminan tertulis dari tipe campuran ("alloy") dan
ketebalan "Anodized". Kontraktor harus dapat memperlihatkan bukti-bukti
keaslian barang.
b. Grill Aluminium
 Bahan : Aluminium Louvre - Produk : ALKASA, SUPEREX atau setara.
 Type / Pola : Ketebalan penampang Louvre 50 – 80 mm sesuai dengan
gambar.
 Warna : Ditentukan kemudian.
c. Sealant
 Sealant untuk kaca pada rangka aluminium harus menggunakan bahan
sejenis silicon sealant yaitu “Silicon Glazing Sealant” produksi WACKER
type Elastosil 300 atau setara. Warna akan ditentukan kemudian.
d. Contoh – contoh
 Kontraktor harus menyerahkan kepada Konsultan Pengawas contoh
potongan kusen aluminium dari ukuran 40 cm, beserta brosur lengkap dari
pabrik / produsen.
 Kontraktor harus membuat shop drawing untuk dikonsultasikan kepada
Konsultan Pengawas.
e. Penyimpanan dan Pengiriman
 Penyimpanan harus di ruang beratap, bersih, kering, dan dijaga agar tidak
terjadi abrasi atau kerusakan lain serta tidak dekat dengan tempat
pembakaran.
f. Accessories
 Sekrup dari stainless steel kepala tertanam, weather strip dari vinyl,
pengikat alat penggantung yang dihubungkan dengan aluminium harus
ditutup caulking dan sealant. Angkur-angkur untuk rangka kusen
aluminium terbuat dari steel plate tebal 2-3 mm, dengan lapisan zink tidak
kurang dari 13 mikron sehingga tidak dapat bergeser.
g. Bahan Finishing
 Finishing untuk permukaan kusen pintu yang bersentuhan dengan bahan
alkaline seperti beton, adukan atau plesteran dan bahan lainnya harus
diberi lapisan finish dari laquer yang jernih atau anti corrosive treatment
dengan insulating varnish seperti asphaltic varnish atau bahan insulation
lainnya yang disetujui Konsultan Pengawas.

Pasal 30
Pekerjaan Baja Ringan dan Baja Struktur
1. Pekerjaan rangka atap baja ringan adalah pekerjaan pembuatan dan
pemasangan struktur atap berupa rangka batang yang telah dilapisi lapisan anti
karat. Rangka batang berbentuk segitiga, trapesium dan persegi panjang yang
terdiri dari :
1. Rangka utama atas (top chord)
2. Rangka utama bawah (bottom chord)
3. Rangka pengisi (web). Seluruh rangka tersebut disambung menggunakan
baut menakik sendiri (self drilling screw) dengan jumlah yang cukup.
4. Rangka reng (batten) langsung dipasang diatas struktur rangka atap utama
dengan jarak sesuai dengan ukuran jarak genteng.
2. Pada Pekerjaan Rangka Atap Baja Ringan meliputi :
Pengukuran bentang bangunan sebelum dilakukan fabrikasi
1. Pekerjaan pambuatan kuda-kuda dikerjakan di Workshop permanen
(Fabrikasi).
2. Pengiriman kuda-kuda dan bahan lain yang terkait ke lokasi proyek.
3. Penyediaan tenaga kerja beserta alat/bahan lain yang diperlukan untuk
pelaksanaan pekerjaan.
4. Pekerjaan pemasangan seluruh rangka atap kuda-kuda meliputi struktur
rangka kuda-kuda (truss), balok tembok (top plate/murplat), reng, sekur
overhang, ikatan angin dan bracing (ikatan pengaku).
5. Pemasangan jurai dalam (valley gutter).
3. Pekerjaan rangka atap baja ringan tidak meliputi:
1. Pemasangan penutup atap.
2. Pemasangan kap finishing atap.
3. Talang selain jurai dalam.
4. Accesories atap.
4. Persyaratan Material Rangka Atap
Material struktur rangka atap
Properti mekanikal baja (Steel mechanical properties)
 Baja Mutu Tinggi G 550
 Kekuatan Leleh Minimum 550 Mpa
 Tegangan Maksimum 550 Mpa
 Modulus Elastisitas 200.000 Mpa
 Modulus geser 80.000 Mpa
5. Lapisan anti karat :
Material baja harus dilapisi perlindungan terhadap serangan korosi, dua jenis
lapisan anti karat (coating): Galvanised (Z220)
 Pelapisan Galvanised
 Jenis Hot-dip zinc
 Kelas Z22
 katebalan pelapisan 220 gr/m2
 komposisi 95% zinc, 5% bahan campuran Galvalume (AZ100)
6. Pelapisan Zinc-Aluminium Jenis Hot-dip-allumunium-zinc
 Kelas AZ100
 Ketebalan pelapisan 100 gr/m2
 Komposisi 55% alumunium, 43,5% zinc dan 1,5% silicon.
Dimensi :
 Ukuran Chanel 70 x 50 tebal = 0.75 mm
 Ukuran Reng 30 x 40 tebal = 0.50 mm
 Merek : Smartruss atau setara
7. Multigrip ( MG )
Konektor antara kuda-kuda baja ringan dengan murplat (top plate) berfungsi
untuk menahan gaya lateral tiga arah, standart teknis sebagai berikut:
 Galvabond Z275
 Yield Strength 250 MPa
 Design Tensile Strength 150 MPa
8. Brace System (bracing)
 BOTTOM CHORD BRACING, Pengaku/ikatan pada batang tarik bawah
(bottom chord) pada kuda-kuda baja ringan.
 LATERAL TIE BRACING, Pengaku/bracing antara web pada kuda-kuda
baja ringan,sekaligus berfungsi untuk mengurangi tekuk lokal (buckling)
pada batang tekan (web),standar teknis mengacu pada desain struktur
kuda-kuda tersebut.
 DIAGONAL WEB BRACING (IKATAN ANGIN), Pengaku/bracing diagonal
antara web pada kuda-kuda baja ringan dengan bentuk yang sama dan letak
berdampingan.
 STRAP BRACE (PITA BAJA), Yaitu pengaku /ikatan pada top chord dan
bottom chord kuda-kuda baja ringan, Untuk kebutuhan strap brace
berdasarkan perhitungan desain struktur.
 Talang Jurai Dalam (Valley Gutter), Pertemuan dua bidang atap yang
membentuk sudut tertentu, pada pertemuan sisi dalam harus manggunakan
talang dalam (Valley Gutter) untuk mengalirkan air hujan. Ketebalan
material jurai dalam minimal 0,45 mm dengan detail profil seperti gambar
dibawah.
9. Alat Sambung (Screw)
Baut menaik sendiri (self drilling screw) digunakan sebagai alat sambung antar
elemen rangka atap yang digunakan untuk fabrikasi dan instalasi, spesifikasi
screw sebagai berikut:
Kelas Ketahanan Korosi Minimum Kelas 2
 Panjang (termasuk kepala baut) 16mm
 Kepadatan Alur 16 alur/inci
 Diameter Bahan dengan alur 4,80 mm
 Diameter Bahan tanpa alur 3,80 mm
Kekuatan Mekanikal
 Gaya geser satu baut 5,10 KN
 Gaya aksial 8,60 KN
 Gaya Torsi 6,90 KN
10. Pekerjaan atap meliputi:
1. Pemasangan penutup atap.
2. Pemasangan kap finishing atap/rabung.
3. Accesories atap.
11. Persyaratan Material Atap
 Acrylic overglass;
 Stone Chips
 Acrylic Base Coat
 Epoxy Primer
 Zincalume Coated
 Base Metal
 Zincalume Coateted
 Epoxy Primer
 Merek :Multi Roof atau setara
 Panjang : 770 mm
 Lebar : 1000 mm
 Berat : 5 kg/m²
 Perlembar 2x5 : 10 daun
 1 meter persegi : 1,3 lembar
12. Persyaratan Pra-Konstruksi
1. Kontraktor wajib memberikan pemaparan produk sebelum pelaksanaan
pemasangan rangka atap baja ringan, sesuai dengan RKS (Rencana Kerja
dan Syarat) .
2. Produk yang dipaparkan sesuai dengan surat dukungan dan brosur yang
dilampirkan pada dokumen tender.
3. Kontraktor wajib menyerahkan gambar kerja yang lengkap berserta detail
dan bertanggung jawab terhadap semua ukuran -ukuran yang tercantum
dalam gambar kerja. Dalam hal ini meliputi dimensi profil, panjang profil dan
jumlah alat sambung pada setiap titik buhul.
4. Perubahan bahan/detail karena alasan apapun harus diajukan ke
Konsultan Pengawas, Konsultan Perencana dan Pihak DIreksi untuk
mendapatkan persetujuan secara tertulis.
5. Eleman utama rangka kuda-kuda (truss) dilakukan fabrikasi diworkshop
permanen dengan menggunakan alat bantu mesin JIG yang menjamin
keakurasian hasil perakitan (fabrikasi)
6. Kontraktor wajib menyediakan surat keterangan keahlian tenaga dari
Fabrikan penyedia jasa Rangka Atap Baja ringan,
7. Kontraktor wajib menyertakan hasil uji lab dari bahan baja ringan dari
badan akreditasi nasional (instansi yang berwenang sesuai dengan
kompetensinya).
13. Persyaratan Pelaksanaan
1. Pembuatan dan pemasangan kuda-kuda dan bahan lain terkait, harus
dilaksanakan sesuai gambar dan desain yang telah dihitung dengan
aplikasi khusus perhitungan baja ringan sesuai dengan standar
perhitungan mengacu pada standar peraturan yang berkompeten.
2. Semua detail dan konektor harus dipasang sesuai dengan gambar kerja.
3. Perakitan kuda-kuda harus dilakukan di workshop permanen dengan
menggunakan mesin rakit (Jig) dan pemasangan sekrup dilakukan dengan
mesin screw driver yang dilengkapi dengan kontrol torsi.
4. Pihak kontraktor harus menyiapkan semua struktur balok penopang dengan
kondisi rata air (waterpas level) untuk dudukan kuda-kuda sesuai dengan
desain sistem rangka atap.
5. Pihak kontraktor harus menjamin kekuatan dan ketahanan semua
struktur yang dipakai untuk tumpuan kuda-kuda. Berkenaan dengan hal itu,
pihak konsultan ataupun tenaga ahli berhak meminta informasi mengenai
reaksi-reaksi perletakan kuda-kuda.
6. Pihak kontraktor bersedia menyediakan minimal 8 (delapan) buah
genteng yang akan dipakai sebagai penutup atap, agar pihak penyedia
konstruksi baja ringan dapat memasang reng dengan jarak yang setepat
mungkin, dan penyediaan genteng tersebut sudah harus ada pada saat
kuda-kuda tiba dilokasi proyek.
7. Jaminan Struktural yang dimaksud di sini adalah jika terjadi deformasi
yang melebihi ketentuan maupun keruntuhan yang terjadi pada struktur
rangka atap Baja Ringan, meliputi kuda-kuda, pengaku-pengaku dan reng.
8. Kekuatan struktur Baja Ringan dijamin dengan kondisi sesuai dengan
Peraturan Pembebanan Indonesia dan mengacu pada persyaratan-
persyaratan seperti yang tercantum pada “Cold formed code for structural
steel”(Australian Standard/New Zealand Standard 4600:1996) dengan
desain kekuatan strukural berdasarkan ”Dead and live loads Combination
(Australian Standard 1170.1 Part 1) & “Wind load”(Australian Standard
1170.2 Part 2) dan menggunakan sekrup berdasarkan ketentuan “Screws-
self drilling-for the building and construction industries”(Australian Standard
3566).

14. Konstruksi baja struktur untuk lantai :


a. Baja Wide Flange ( IWF )
WF biasa digunakan untuk : balok, kolom, tiang pancang, top & bottom chord
member pada truss, composite beam atau column, kantilever kanopi, dll.
b. Baja UNP (kanal U)
Penggunaan UNP hampir sama dengan WF, kecuali untuk kolom jarang
digunakan karena relatif lebih mudah mengalami tekuk.
c. Baja Lipped Channel (CNP )
Biasa digunakan untuk : purlin (balok dudukan penutup atap), girts (elemen
yang memegang penutup dinding misalnya metal sheet, dll), member pada
truss, rangka komponen arsitektural.
d. Baja H – Beam
H Beam biasa digunakan untuk : balok, kolom, tiang pancang, top & bottom
chord member pada truss, composite beam atau column, kantilever kanopi,
dll.
e. Baja Plat Hitam
Pelat baja datang dengan berbagai standar ukuran dan tingkatan untuk
memenuhi persyaratan Anda baik untuk penggunaan secara langsung, di roll
atau fabrikasi. Semua produk pelat baja telah melalui protokol kontrol kualitas
yang ketat.
f. Besi Siku
Besi siku lobang dan besi siku biasa. Besi siku berbentuk siku sama kaki
yang digunakan untuk penggunaan umum dengan ukuran mulai 50 mm
sampai 250 mm.
Besi Siku Lobang dapat digunakan untuk Rak Lemari, Sandaran buku,dll.
Sedangkan untuk besi siku biasa dapat digunakan untuk baja struktural atau
kegunaan lainnya dengan tipe yang tersedia adalah equal angle dan unequal
angle.
Besi siku kami diproduksi dengan standar kualitas yang tinggi untuk
memenuhi kebutuhan regional maupun internasional.
g. Steel Pipe
Penggunaan : bracing (horizontal dan vertikal), secondary beam (biasanya
pada rangka atap), kolom arsitektural, support komponen arsitektural
(biasanya eksposed, karena bentuknya yang silinder mempunyai nilai
artistik) Istilah lain : steel tube, pipa.
h. Baja T-Beam (Hot Rolled)
Sebuah T-beam, digunakan dalam konstruksi, adalah sebuah struktur load-
bearing logam, yang berbentuk penampang T. Bagian atas T penampang
berfungsi sebagai flange melawan tegangan tekan. Sedangkan Web dari
balok di bawah flens berfungsi untuk melawan tegangan tarik dan untuk
menyediakan pemisahan tekanan dari kekuatan tekuk. Pengunaan : balok
lantai, balok kantilever (kanopi)

Pasal 31
Pekerjaan Perpipaan
Spesifikasi ini merupakan pelengkap dan harus dibaca bersama-sama dengan
gambar-gambar, yang keduanya secara bersama menguraikan pekerjaan yang
harus dilaksanakan. Istilah pekerjaan mencakup suplai dan instalasi seluruh
peralatan dan material yang harus dipadukan dalam konstruksi-konstruksi yang
diperlukan menurut Dokumen Kontrak, serta semua tenaga kerja yang dibutuhkan
untuk memasang dan menjalankan peralatan dan material tersebut yaitu spesifikasi
untuk pekerjaan yang harus dilaksanakan dan material yang harus dipakai, harus
diterapkan baik pada bagian dimana spesifikasi tersebut ditemukan maupun
bagian-bagian lain dari pekerjaan dimana pekerjaan atau material tersebut
dijumpai.
 Syarat – syarat teknis umum :
1. Yang dibutuhkan adalah suatu sistem jaringan air bersih perpipaan yang
dalam hal ini tidak terpisahkan dari kebutuhan barang / material
pendukungnya antara lain : pipa-pipa, fitting, gate valve dan material
lainnya, dimana akan disediakan dan diantarkan sesuai perjanjian kontrak;
2. Istilah ”Kontraktor” dianggap sama ( sinonim ) dengan ”Penyedia Barang /
Jasa”;
3. Pipa-pipa, fitting dan barang/material dan accessories yang ditawarkan
diutamakan produksi dalam Negeri ;
4. Barang-barang tersebut harus dalam keadaan baik dan 100% (seratus
persen) baru;
5. Harus ada penjelasan Spesifikasi Teknis mengenai barang yang
ditawarkan secara lengkap seperti Jenis, Class, Tebal, bahan, kemampuan
kerja dan lain-lain;
6. Harus disebutkan merk dan atau pabrik yang membuatnya pada setiap
barang/material yang ditawarkan dan bisa terbaca dengan jelas;

Pasal 32
Pekerjaan Dinding Penahan Tanah Pasangan Batu

Berdasarkan fungsinya, Pekerjaan Pasangan Batu dibedakan atas :


1. Fungsi Struktur yaitu sebagai penahan atau penyeimbang
2. Fungsi Non Struktur yaitu sebagai pelindung
3. Fungsi Arsitektural yaitu fungsi artistic
Sedangka berdasarkan jenis pekerjaan yang dilakukan dibedakan :
 Pasangan Batu Kosong untuk fungsi struktur seperti pasangan pondasi batu
kosong (aanstamping), perkerasan jalan
 Pasangan batu kosong untuk fungsi pelindung seperti pasangan batu
menggunakan bronjong
 Pasangan Pasangan Batu dengan Mortar untuk fungsi struktur seperti pondasi
menerus pasangan batu dan TPT
 Pasangan Pasangan Batu dengan Mortar untuk fungsi pelindung seperti
saluran drainase
 Pasangan Pasangan Batu dengan Mortar untuk fungsi arsitektur seperti
pasangan batu muka, batu candi
Mortar pada pekerjaan pasangan batu merupakan campuran semen-agregat-air
yang digunakan sebagai perekat dan/atau pengisi rongga antar batu. Agregat yang
sering digunakan adalah pasir sehingga komposisi/spesi yang digunakan umumnya
semen-pasir-air. Komposisi campuran semen-pasir-air membedakan jenis mortar
yang digunakan baik sebagai perekat maupun pengisi. Berdasarkan proporsi
campuran semen-pasir-air, mortar dibedakan atas :
1. Mortar tipe M yaitu mortar yang mempunyai kekuatan 17,2 Mpa
2. Mortar Tipe S yaitu mortar yang mempunyai kekuatan 12,5 Mpa
3. Mortar Tipe N yaitu mortar yang mempunyai kekuatan 5,2 Mpa
4. Mortar Tipe O yaitu mortar yang mempunyai kekuatan 2,4 Mpa
(SNI 03-6882-2002; SNI6882:2014)

Pasal 33
Pekerjaan Paving Block

a. Paving Block harus buatan pabrik dengan mutu beton K-300, tebal 8 cm
sekualitas Mutiara.
b. Ukuran, bentuk dan warna conblok yang digunakan harus sesuai dengan
gambar detail rencana atau sesuai dengan petunjuk Pengawas Jasa
Konstruksi/Konsultan Pengawas.
c. Bidang Paving Block yang terpasang harus benar-benar rata dengan
memperhatikan muka tanah sesuai gambar.
d. Pola pemasangan Paving Block harus sesuai dengan gambar detail, atau
petunjuk Pengawas Jasa Konstruksi/Konsultan Pengawas.
e. Lebar siar-siar harus sama, membentuk garis lurus, sesuai dengan gambar atau
sesuai petunjuk Konsultan Pengawas, dan siar-siar harus diisi dengan pasir.
f. Lubang Peresapan harus sesuai dengan gambar detail, atau petunjuk
Pengawas Jasa Konstruksi/Konsultan Pengawas.

Pasal 34
Pekerjaan Septictank
Pada saat membuat tangki septik memang ada banyak hal yang harus dipikirkan.
Ini akan berpengaruh dengan sistem sanitasi. Supaya tidak mencemari lingkungan
dan hasil pembuangan tetap lancar. Untuk kesempatan kali ini, kita akan membahas
tentang spesifikasi tangki septik konvensional yang baik.
Spesifikasi tangki septik konvensional terbuat dari bahan beton semen. Ada sekatan
dinding bata. Pada bagian penutup diberi pelat beton. Laku ada pipa T yang
diameternya sekitar ½ meter. Pipa ini berhubungan dengan udara, supaya bakteri
pemusnah kotoran tetap hidup dengan baik. Jika bakteri tidak tumbuh dengan baik,
maka kotoran tidak bisa terfermentasi dan membuat tangki septik penuh dan
mampet.
Pasal 35
Pekerjaan Akses Jalan
1. Sebelum pekerjaan - pekerjaan dimulai terlebih dahulu masing – masing areal
pekerjaan harus dipersiapkan dan dibersihkan dari kotoran, humus tanah,
bahan organik dan akar-akar pepohonan, perataan atau pengeprasan tanah,
pembabatan semak. Rumput, penutupan/penimbunan lubang dan lain-lain.
2. Membuat satu papan nama proyek dan ditempatkan pada tempat yang
dianggap tepat dan dapat dilihat dari jalan yang dapat dikonsultasikan dengan
Pengawas/Pimpro. Dimensi, warna, bentuk, tulisan dan ketentuan-ketentuan
yanglain dapat dilihat pada lampiran dan atau Gambar Kerja.
3. Membuat dan memasang rambu-rambu pengaman yang memadai sesuai
kebutuhan untuk keselamatan pemakai jalan dan pekerja proyek di setiap lokasi
pekerjaan yang dianggap perlu. Setiap terjadi kecelakaan yang ditimbulkan oleh
kelalaian Rekanan/Kontraktor baik karena menyangkut rambu - rambu dan
peringatanmaupun peletakan alat - alat dan bahan bangunan yang tidak teratur
menjadi tanggung jawab Rekanan/ Kontraktor.
4. Membuat dan memasang papan piket (bouwplank) pada lokasi - lokasi masing
- masing pekerjaan sesuai kebutuhan Semua bouwplank harus dipasang kuat
agar tidak mudah berubah kedudukannya dan tidak boleh hilang atau rusak.
5. Pengukuran ulang lokasi - lokasi pekerjaan sesuai yang dibutuhkan.
6. Spesifikasi bahan yang digunakan untuk konstruksi jalan harus menggunakan
mutu yang sesuai di RAB.

Pasal 36
Pekerjaan Paket Sumur Bor
1. Tipe Sumur yang akan di buat menggunakan bahan konstruksi pipa PVC setara
Wavin.
2. Penyedia Jasa harus memberitahukan secara tertulis kepada Satlakpaling
kurang 24 jam sebelum memulai pekerjaan pemboran.
3. Pemasangan Mesin Bor
4. Pemasangan dan Pencabutan Pipa Konduktor Sementara harus sesuai.
5. Harus ada rumah pompa untuk mengontrol sumur.
Pasal 36
Pekerjaan Menara Air
1. Pemasangan bouwplank, patok-patok dilaksanakan bersama atas persetujuan
Pengawas/Direksi, bouwplank dan patok-patok tersebut diberi warna/tanda
yang jelas sesuai gambar. Semua bouwplank menggunakan kayu kelas II
berukuran 5/30 cm, dipasang pada kayu berukuran 5/7 cm yang terpasang kuat
pada tempatnya dengan jarak maksimum 2,00 m. Permukaan tepi atas papan
dasar (bouwplank) harus diserut dan dipasang rata dengan menggunakan
waterpass.
2. Untuk pekerjaan struktur menara air ini menggunakan beton campuran 1 : 2 :
3.
3. Pada bangunan tersebut dipasangkan wiremesh M8 2 rangkap.
4. Jenis Tandon Air yang digunakan berkapasitas 1000 Liter sesuai yang sudah
direncanakan.

Pasal 38
Penutup
1. Segala sesuatu yang belum tercantum dalam RKS ini, dan pada aanwizjing
ternyata diperlukan, dan/atau adanya perubahan maka akan dicantumkan
dalam Berita Acara /Risalah Aanwizjing.
2. Hal – hal yang timbul dalam pelaksanaan dan diperlukan penyelesaian di
lapangan, akan dibicarakan dan diatur oleh Direksi Kegiatan / Konsultan
Pengawas dan PPK dengan Kontraktor.
3. Dalam melaksanakan pekerjaan Pemborong tetap mengikuti gambar rencana
umum, detail, dan RAB atau secara umum sebagai acuan adalah Kontrak
Pelaksanaan;
4. Apabila dalam pelaksanaan pekerjaan terdapat perbedaan antara gambar dan
RAB, Pemborong sebelum melaksanakan pekerjaan tersebut harus konsultasi
terlebih dahulu dengan Direksi Kegiatan atau Konsultan pengawas dan
mendapat persetujuan dari PPK;
5. Jika Konsultan Pengawas meminta melaksanakan pekerjaan yang tidak
termasuk dalam Kontrak, maka Pemborong disarankan untuk melaksanakan
tersebut setelah melalui mekanisme yang berlaku yang kemudian akan di buat
Berita Acara Perubahan;
6. Sebelum serah terima pekerjaan Pertama, Pemborong wajib meneliti semua
bagian pekerjaan yang belum sempurna dan harus diperbaiki, semua ruangan
harus bersih dipel, halaman harus ditata rapih dan semua barang yang tidak
berguna harus disingkirkan dari lokasi Proyek serta telah diperiksa dan diterima
oleh Panitia Penerima Hasil Pekerjaan .
7. Meskipun telah ada Pengawas dan unsur lainnya, semua penyimpangan dari
ketentuan bestek dan gambar menjadi tanggungan pelaksana, untuk itu
pelaksana harus menyelesaikan pekerjaan sebaik mungkin.

Pontianak, Januari 2021

Anda mungkin juga menyukai