Anda di halaman 1dari 29

Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS

I. SPESIFIKASI TEKNIS UMUM


1. Lokasi dan Uraian singkat Pekerjaan.
Lokasi pekerjaan dapat dilihat pada peta lokasi, sedang uraian singkat pekerjaan diberikan
pada Spesifikasi Teknis Khusus.
2. Gambar Rencana Kerja
Gambar Rencana yang dipakai pada pelaksanaan tercantum dalam Spesifikasi Teknis
Khusus.
3. Spesifikasi Dasar.
Kecuali ditentukan lain, seluruh bahan yang dipakai untuk pelaksanaan pekerjaan harus
sesuai dengan ketentuan dalam Spesifikasi Teknis Khusus dan harus mengutamakan
penggunaan bahan, peralatan dan jasa produksi dalam negeri sesuai dengan ketentuan
yang berlaku dalam Spesifikasi Standar Nasional Indonesia (SNI) atau standar lainnya yang
disetujui.
4. Rencana Mutu Pekerjaan Konstruksi (RMPK).
Draf Rencana Mutu Pekerjaan Konstruksi (RMPK) harus sudah dibahas pada saat Pre Cost
Meeting (PCM) dan Rencana Mutu Pekerjaan Konstruksi (RMPK) beserta lampirannya
harus sudah diserahkan selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kalender setelah
diterbitkan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) untuk mendapat persetujuan dari pejabat
berwenang Rencana Mutu Pekerjaan Konstruksi (RMPK) tersebut harus memuat secara
mendetail tahapan waktu dan cara pelaksanaan pekerjaan.
5. Peralatan dan Personil
Segera setelah pendatanganan kontrak, Penyediaan Jasa harus sudah memobilisasi
peralatan dan personil yang akan digunakan di lokasi pekerjaan diketahui dan disetujui
oleh Direksi Teknis, sesuai dengan jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan sebagaimana
tertulis dalam daftar peralatan yang telah disampaikan sebelumnya.
6. Perubahan Gambar Rencana Kerja / Redesain.
Bilamana selama pekerjaan ditemukan masalah teknis yang mengharuskan terjadinya
perubahan dari gambar rencana kerja, maka Penyedia Jasa harus membuat gambar yang
diubah lengkap dengan perhitungannya sesuai dengan usulan dari Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK) yang bersangkutan dan harus berkonsultasi dengan Kasi Perencanaan
serta disetujui oleh Kepala Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Pelaksanaan Jaringan
Pemanfaatan Air WS. Kapuas, WS. Jelai – Kendawangan Prov. Kalimantan Barat.

Rehabilitasi Peningkatan Fungsi Jaringan Irigasi Rawa (Kebun Jeruk) Kab. Sambas 1
Spesifikasi Teknis

7. Pengukuran Ulang ( Uitzet ).


7.1. Penyedia Jasa harus melaksanakan pengukuran ulang (uitzet) sebelum pekerjaan
fisik dimulai. Segala biaya yang terkait dengan pengukuran ulang (uitzet) tersebut
menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa. Hasil Pengukuran ulang (uitzet) diserahkan
dalam rangkap 3 (tiga).
7.2. Titik tetap sebagai referensi yang dipergunakan pada saat pengukuran ulang
(uitzet), adalah Bench Mark (BM) atau Control Poin (CP) yang ada disekitar lokasi
pekerjaan atau sesuai dengan petunjuk Pengawas Lapangan
7.3. Apabila menurut Pengawas Lapangan keadaan lapangan telah banyak berubah sejak
dilakukan pengukuran tersebut atau hasil pengukuran tersebut meragukan, maka
Pengawas Lapangan dapat memerintahkan kepada Penyedia Jasa untuk mengukur
ulang sebagian atau seluruhnya.
7.4. Gambar hasil pengukuran ulang (uitzet) agar diasistensikan kepada Konsultan
Supervisi dan Pengawas Utama dan disetujui oleh Pejabat Pembuat Komimen (PPK)
yang bersangkutan dan dikonsultasikan dengan Pejabat Pembuat Komitmen dan
Kepala Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air
WS. Kapuas, WS. Jelai - Kendawangan Prov. Kalimantan Barat.
8. Biaya Umum dan Keuntungan (Overhead & Profit)
Biaya umum adalah biaya tidak langsung yang dikeluarkan untuk mendukung terwujudnya
pekerjaan (kegiatan pekerjaan) yang bersangkutan, atau biaya yang diperhitungkan sebagai
biaya operasional meliputi pengeluaran untuk :
a. Biaya kantor pusat yang bukan dari biaya pengadaan untuk setiap mata
pembayaran ;
b. Biaya upah pegawai kantor lapangan ;
c. Biaya manajemen (bunga bank, jaminan bank, tender, dll) ;
d. Biaya akuntansi ;
e. Biaya pelatihan dan auditing ;
f. Biaya perizinan dan registrasi ;
g. Biaya iklan, humas dan promosi ;
h. Biaya penyusutan peralatan penunjang ;
i. Biaya kantor, listrik, telepon ;
j. Biaya travel, pertemuan/rapat ;
k. Penanaman pohon dengan tinggi bibit tanaman minimal 30 cm;
l. Dan lain sebagainya ;
Biaya umum/overhead ini dihitung berdasarkan persentase dari biaya langsung yang
besarnya tergantung dari lama waktu pelaksanaan pekerjaan, besarnya tingkat bunga yang
berlaku dan lain sebagainya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Rehabilitasi Peningkatan Fungsi Jaringan Irigasi Rawa (Kebun Jeruk) Kab. Sambas 2
Spesifikasi Teknis

Keuntungan ini sudah termasuk biaya resiko pekerjaan selama pelaksanaan dan masa
pemeliharaan dalam kontrak pekerjaan.
Besarnya biaya umum dan keuntungan ditentukan dengan mempertimbangkan antara lain
tingkat suku bunga pinjaman bank yang berlaku, tingkat inflasi, overhead kantor pusat dan
lapangan, resiko investasi. Ini merupakan domain penyedia jasa yang sampai dengan saat
ini belum ada ketentuan resmi dari pemerintah yang mengatur nilai maksimum biaya
umum dan keuntungan penyedia jasa.
9. Pembayaran Kompensasi.
Semua pembayaran Kompensasi kepada Pihak Ketiga yang disebabkan oleh pelaksanaan
pekerjaan harus ditanggung oleh Penyedia Jasa dan harus sudah diselesaikan sebelum serah
terima pekerjaan.
10. Tindakan Pengamanan Bagi Keselamatan Kerja.
Penyedia Jasa harus menyediakan perangkat keselamatan kerja, antara lain berupa lampu
isyarat / tanda pemberitahuan adanya kegiatan pekerjaan yang cukup dan sesuai serta
mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan untuk perlindungan dan keselamatan
umum.
11. Pemberitahuan Pelaksanaan.
Penyedia Jasa harus memberitahukan secara tertulis kepada Pejabat Pembuat Komitmen
(PPK) sebagai Pengguna Jasa sebelum pekerjaan dimulai. Tidak boleh ada pekerjaan yang
dapat dimulai sebelum mendapat persetujuan Pejabat Pembuat Komitmen.
12. Bangunan Fasilitas Umum.
Penyedia Jasa harus bertanggung jawab terhadap keamanan dan kelangsungan fungsi dari
bangunan fasilitas/kepentingan umum seperti jalan, tiang listrik/telepon dan lain-lain
yang terkena atau terpengaruh dengan adanya pelaksanaan pekerjaan. Untuk itu sebelum
memulai pekerjaan Penyedia Jasa harus mendapat persetujuan dari yang berwenang.
13. Pekerjaan Persiapan.
13.1. Jalan Masuk.
Penyedia Jasa harus membangun dan memelihara jalan masuk guna keperluan
pengukuran, pengangkutan dalam masa pelaksanaan sedemikian rupa sehingga
dapat dilalui secara tetap oleh kendaraan proyek dan kendaraan Penyedia Jasa
maupun pejalan kaki.
Dalam penyelesaian pekerjaan konstruksi Penyedia Jasa harus memperbaiki jalan
masuk yang digunakan dengan baik, dibentuk sesuai keadaan semula.
13.2. Kantor Sementara di Lapangan.
Penyedia Jasa harus menyediakan dan memelihara kantor sementara di lapangan,
lengkap dengan alat-alat untuk Direksi Teknis beserta stafnya sesuai yang
ditetapkan pada spesifikasi khusus.

Rehabilitasi Peningkatan Fungsi Jaringan Irigasi Rawa (Kebun Jeruk) Kab. Sambas 3
Spesifikasi Teknis

Setiap kantor harus merupakan bangunan kayu yang kuat dan layak huni.
Kantor harus dipersiapkan dengan pintu dan dilengkapi dengan kunci, termasuk
dengan penerangan, pembersihan yang teratur dan penyediaan air bersih serta
mandi, cuci, kakus (MCK).
Penyedia Jasa boleh menyewa rumah penduduk sebagai kantor direksi Teknis yang
sesuai dan atas persetujuan Direksi Teknis. Kantor dan perlengkapannya harus
disiapkan dalam waktu paling lama 14 (empat belas) hari dari tanggal Surat
Perintah Mulai Kerja (SPMK) diterbitkan.
Jika Penyedia Jasa belum menyiapkan kantor Direksi Teknis dalam waktu di atas,
maka Direksi Teknis akan menyewa rumah penduduk sebagai kantor Direksi
Teknis, sewa tersebut dibebankan kepada Penyedia Jasa dan berlaku selama waktu
pelaksanaan.
13.3. Bantuan Tenaga Kerja untuk Direksi Teknis.
Penyedia Jasa harus memberi bantuan kepada Direksi Teknis dan menyediakan
tenaga kerja yang dibutuhkan sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan apabila
dibutuhkan dari waktu ke waktu oleh Direksi Teknis.
13.4. Peralatan Pengukuran.
Penyedia Jasa harus menyediakan dan memelihara peralatan pengukuran beserta
tenaga ukur yang baik dan handal untuk dipakai sendiri oleh Direksi Teknis seperti
terdaftar dalam Spesifikasi Khusus. Alat dan perlengkapan beserta tenaga yang
digunakan di lapangan pengukuran terlebih dahulu mendapat persetujuan Direksi
Teknis, semua alat dan perlengkapan tetap menjadi milik Penyedia Jasa.
13.5. Transportasi.
Penyedia Jasa harus menyediakan kendaraan untuk dipakai oleh Direksi Teknis
pada setiap waktu yang dikehendaki. Seperti yang terdaftar dalam Spesifikasi
Khusus untuk tugas dinas yang berhubungan dengan pekerjaan dalam kontrak ini.
Apabila menurut Direksi Teknis kendaraan tersebut tidak bisa dipakai, Penyedia
Jasa harus menggantinya dengan tanpa penundaan.
Penyedia Jasa harus menyediakan pengemudi yang baik serta semua keperluan
lainnya seperti bahan bakar, oli dan sebagainya dan harus menanggung biaya yang
berhubungan dengan jalannya, pemeliharaan, perijinan dan asuransi.
Setelah selesai pekerjaan kendaraan tersebut dikembalikan kepada Penyedia Jasa.
Kendaraan tersebut tidak boleh ditukar dalam waktu pelaksanaan kecuali dengan
ijin dari Direksi Teknis.

Rehabilitasi Peningkatan Fungsi Jaringan Irigasi Rawa (Kebun Jeruk) Kab. Sambas 4
Spesifikasi Teknis

13.6. Dokumentasi.
- Penyedia Jasa harus menyediakan drone untuk pengambilan video dan foto
pekerjaan pada lokasi yang telah ditentukan. Hasil video serta foto tersebut
didirekam dan diserahkan dalam bentuk flash disk (soft copy).
- Penyedia Jasa harus menyediakan kamera digital untuk melakukan pemotretan pada
lokasi yang ditentukan oleh Direksi Teknis. Minimum tiga gambar harus diambil
pada setiap lokasi yang memperlihatkan kondisi sebelum, sedang dan selesai
dilaksanakan. Foto pada tiap lokasi diambil dengan arah yang tertentu dan dalam
posisis dan latar belakang yang tetap (dalam satu titik focus) dan mudah dikenali
sebagai tanda. Ketiga gambar dalam tahapan tersebut harus disusun dalam album
dan direkam ke dalam flash disk (soft copy). Foto dicetak dalam 3 (tiga) set album
dan harus diserahkan kepada Direksi Teknis pada penyelesaian pekerjaan..
13.7. Pembuatan As Built Drawing.
As Built Drawing diperiksa oleh Konsultan Supervisi dan Pengawas Utama disetujui
oleh Pejabat Pembuat Komitmen dan Kepala SNVT-PJPA WS. Kapuas, WS Jelai –
Kendawangan Provinsi Kalimantan Barat. Hasil As Built Drawing (ABD) diserahkan
dalam rangkap 3 (tiga) ukuran A3.
13.8. Pelaporan.
13.8.1. Laporan Harian.
Penyedia Jasa berkewajiban membuat laporan harian untuk setiap bagian
pekerjaan yang ditetapkan oleh Direksi Teknis, laporan ini memuat
antara lain :
a. Kondisi cuaca.
b. Peralatan, material dan tenaga kerja.
c. Hambatan-hambatan pelaksanaan pekerjaan.
d. Kemajuan pekerjaan.
e. Data pengujian laboratorium (apabila dianggap perlu).
f. Kecelakaan dalam pekerjaan.
g. Semua informasi mengenai kemajuan pekerjaan.
h. Persiapan – persiapan pekerjaan berikutnya.
i. Hal – hal lain yang dianggap perlu.
13.8.2. Laporan Kemajuan Mingguan dan Bulanan.
Penyedia Jasa harus menbuat laporan kemajuan pekerjaan mingguan
untuk diserahkan pada Direksi Teknis sebanyak 3 (tiga) rangkap,
memuat :
a. Peta Situasi / Lokasi.
b. Jadwal Pelaksanaan (time schedule).

Rehabilitasi Peningkatan Fungsi Jaringan Irigasi Rawa (Kebun Jeruk) Kab. Sambas 5
Spesifikasi Teknis

c. Kemajuan fisik pekerjaan.


d. Hal – hal lain yang dianggap perlu oleh Direksi Direksi Teknis.
Laporan ini akan diperiksa oleh Direksi Teknis sewaktu-waktu atau
secara periodik.
Isi Laporan Bulanan, berupa rangkuman dari Laporan Harian dan
Mingguan.
13.8.3. Seluruh laporan tersebut di atas, pembiayaannya menjadi tanggung
jawab Penyedia Jasa.
13.9. Kerjasama antara Penyedia Jasa dan Sub Penyedia Jasa (Sub Kontraktor).
a. Penyedia Jasa golongan non usaha kecil wajib bekerja sama dengan Penyedia
Jasa golongan usaha kecil termasuk koperasi kecil, yaitu dengan
mensubkontrakkan sebagian yang bukan pekerjaan utama.
b. Bagian pekerjaan yang disubkontrakkan harus disetujui oleh Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK) sebagai Pengguna Jasa tetap menjadi tanggung jawab
Penyedia Jasa.
c. Pejabat Pembuat Komitmen sebagai pengguna jasa mempunyai hak :
intervensi atas pelaksanaan sub kontrak meliputi pelaksanaan pekerjaan dan
pembayaran kepada Sub Penyedia Jasa.
14. Papan Nama Kegiatan Pekerjaan.
Penyedia Jasa harus membuat papan nama kegiatan pekerjaan di lokasi yang strategis dan
mudah dibaca.Papan nama kegiatan pekerjaan tersebut harus lengkap, minimal meliputi:
Nama Instansi, Kegiatan Pekerjaan, Jenis Pekerjaan, Waktu Pelaksanaan, Biaya dan
Pemberi Pekerjaan serta Nama Pelaksana. Papan nama proyek dibuat dari banner atau
multiplek 1 keping dibagi 2 diberi rangka kayu kelas II.
15. Kuantitas Analisa Harga Satuan
Kuantitas Analisa Harga Satuan yang terlampir pada Dokumen Lelang bersifat mengikat,
terutama kuantitas untuk analisa harga satuan pekerjaan galian dengan excavator dan
pintu air karena akan berpengaruh pada kualitas pekerjaan dimaksud.
16. Metode Pembayaran
Pembayaran dilakukan dengan sistem termyn, dengan melengkapi dokumen penunjang
yang disyaratkan untuk mengajukan tagihan pembayaran prestasi pekerjaan.

Rehabilitasi Peningkatan Fungsi Jaringan Irigasi Rawa (Kebun Jeruk) Kab. Sambas 6
Spesifikasi Teknis

II. SPESIFIKASI TEKNIS KHUSUS

1. Lokasi Pekerjaan untuk Uraian Kegiatan


Lokasi Pekerjaan di Kecamatan Tebas Kabupaten Sambas. Pekerjaan ini adalah Rehabilitasi
Peningkatan Fungsi Jaringan Irigasi Rawa (Kebun Jeruk) Kab. Sambas dengan uraian
kegiatan sebagai berikut :
 Penyelenggaraan SMK3
 Pekerjaan Konstruksi
2. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
2.1. Jadwal pelaksanaan pekerjaan yang digunakan sebagai pedoman adalah jadwal
yang telah disesuaikan dengan tanggal dikeluarkannya Surat Perintah Kerja (SPMK).
2.2. Pelaksanaan pekerjaan selama 210 ( dua ratus sepuluh ) hari kalender, terhitung
dari tanggal mulai kerja sesuai Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK ).
3. Personil
Personil inti yang diperlukan untuk menunjang pelaksanaan pekerjaan adalah :
Jabatan dalam Pengalaman
No pekerjaan yang Jumlah kerja Profesi / Keahlian
diusulkan ( tahun )
1. Manajer SKA Muda Ahli Teknik SDA –
Pelaksanaan/ 1 4 Muda
Proyek
2. Manajer Teknik SKA Ahli Teknik SDA – Muda
1 3

3. Ahli K3 1 3 tahun (untuk SKA Ahli Muda K3 Konstruksi atau


Konstruksi SKA Ahli Muda) SKA Ahli Madya K3 Konstruksi
atau 0 tahun
(untuk SKA Ahli
Madya)
4. Manajer Tidak Dipersyaratkan
1 3
Keuangan
5. Pelaksana SKTK Pelaksana Lapangan
2 3
Lapangan Pekerjaan Jaringan Irigasi
6. Surveyor (Juru SKTK Juru Ukur / Teknik Survey
1 3
Ukur) Pemetaan
7. Tenaga
1 3 Ijazah
Administrasi

4. Peralatan
4.1. Peralatan yang diperlukan untuk menunjang pelaksanaan pekerjaan dan harus
disediakan Penyedia adalah :

Rehabilitasi Peningkatan Fungsi Jaringan Irigasi Rawa (Kebun Jeruk) Kab. Sambas 7
Spesifikasi Teknis

No. Jenis Kapasitas Jumlah

1. Sepeda motor Disesuaikan 2 unit

2. Concrete mixer 0,35 m3 5 unit

3. Pompa air Disesuaikan 5 unit

4. Waterpass Disesuaikan 1 unit

5. Theodolite Disesuaikan 1 unit

6. GPS Disesuaikan 2 unit

4.2. Peralatan Pengukuran yang harus disediakan oleh Penyedia dan siap dilapangan,
antara lain :
a. Waterpass
b. Theodolite
c. Rambu Ukur
d. Statip
e. Meteran Panjang 50 m
4.3. Peralatan Dokumentasi yang harus disediakan oleh Penyedia dan siap dilapangan,
antara lain :
a. Kamera Digital
b. Drone

5. Tindakan Pengamanan Bagi Keselamatan Kerja.


Penyedia Jasa harus menyediakan perangkat keselamatan kerja, antara lain berupa lampu
isyarat/tanda pemberitahuan adanya kegiatan pekerjaan yang cukup dan sesuai serta
mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan untuk perlindungan dan keselamatan
umum.

No. Jenis / Type Pekerjaan Identifikasi Jenis Bahaya & Resiko K3


1. Pengukuran -. Hewan buas dan berbisa.
-. Terperosok.
-. Tenggelam kedalam genangan atau lumpur.
-. Terseret arus sungai.
2. Kisdam dan Pengeringan Tertabrak kendaraan pengguna jalan yang melintas.

3. Galian dan timbunan tanah Tangan, kaki, kepala terkena/tertimpa material


timbunan.

Rehabilitasi Peningkatan Fungsi Jaringan Irigasi Rawa (Kebun Jeruk) Kab. Sambas 8
Spesifikasi Teknis

4. Pekerjaan Beton Tangan dan kaki terkena adukan dalam waktu yang
lama, tangan terjepit, terkena pisau/gunting
pemotong besi tulangan.
5. Pemasangan sheetpile Tertimpa/terjepit sheetpile pada saat pengangkutan
dan pemasangan sheetpile.

6. Transportasi
Alat Transportasi yang harus disediakan oleh penyedia dan siap di lapangan, antara lain:
a. Sepeda Motor
b. Speed Boat / Motor Air
7. Kantor Sementara dan Kelengkapannya dilapangan
Kantor dan kelengkapannya harus disiapkan dalam waktu paling lama 14 (empat belas)
hari dari tanggal Surat Perintah Mulai Kerja( SPMK ) diterbitkan. Yang harus disiapkan
minimal antara lain :
 Buku Tamu
 Buku Direksi
 Ballpoint
 Kalkulator
 Spidol 12 Warna
 Gambar Rencana Kerja ( ditempel di dinding )
 Time Schedulle ( ditempel di dinding )
 Gambar kondisi cuaca tiap hari ( diploting setiap hari )
 Rencana Mutu Kontrak.
 Perlengkapan K3

A. PEKERJAAN PENGUKURAN UITZET DAN


AS BUILT DRAWING (ABD)

1. T u j u a n.
a. Pengukuran Uitzet.
Tujuan pengukuran uitzet adalah untuk memproyeksikan di lapangan, baik posisi
maupun elevasi titik-titik yang ada pada desain.
b. As Built Drawing (ABD).
Tujuan pengukuran As Built Drawing (ABD) adalah untuk memperoleh data
perhitungan volume pekerjaan terpasang atau yang telah dilaksanakan di lapangan.

Rehabilitasi Peningkatan Fungsi Jaringan Irigasi Rawa (Kebun Jeruk) Kab. Sambas 9
Spesifikasi Teknis

2. Peralatan.
Peralatan yang digunakan untuk pengukuran uitzet adalah 1 (satu) set Theodolit dengan
ketelitian menit (T0) dan 1 (satu) set Automatic Level (Water Pass) dalam kondisi baik,
setelah dilakukan pengecekkan ketelitian alat oleh Direksi Lapangan.
3. Metoda Pengukuran.
3.1. Pematokan.
Jarak setiap patok kearah memanjang dibuat setiap 50 m dan patok dibuat dari kayu,
ditanam cukup kuat sehingga tidak mudah dicabut, bagian atas patok diberi nomor
patok, cat merah atau sesuai petunjuk Direksi Lapangan.
3.2. Pengukuran Situasi.
Pengukuran situasi harus bisa menggambarkan dengan jelas trace dan situasi daerah
yang akan dikerjakan, dimulai dan diakhiri pada patok poligon.
3.3. Pengukuran Penampang Memanjang dengan Water Pass.
Pengukuran water pass untuk menentukan elevasi patok-patok tetap dan patok-
patok kayu yang telah dipasang.
Jalur pengukuran water pass harus merupakan jalur yang tertutup (kring) atau
dengan metoda pergi – pulang dengan jumlah beda tinggi masuk dalam toleransi
kesalahan, yaitu 10 √ D mm, dimana D adalah panjang jarak pengukuran dalam
km.
3.4. Pengukuran Penampang Melintang.
Potongan melintang harus diambil sesuai jarak patok memanjang / setiap posisi
patok, kecuali ditentukan lain.
Data titik rincian diambil pada setiap perubahan bentuk muka tanah, dengan jumlah
jarak profil ke kiri dan ke kanan patok sesuai kebutuhan atau sesuai petunjuk
Direksi Lapangan.
3.5. Titik koordinat,
Mencatat titik koordinat direncana lokasi bangunan pintu air dan rencana awal dan
akhir setiap saluran.
4. Penggambaran.
Semua hasil pengukuran situasi, memanjang, melintang dan buku ukur agar
diasistensikan terlebih dahulu kepada Direksi Lapangan untuk kemudian digambar
menggunakan autocad dan dicetak pada kertas ukuran A2.
Skala yang Digunakan :.
Peta Situasi, skala 1 : 1.000.
Penampang memanjang, skala horizontal 1 : 1.000 dan vertikal 1 : 100.
Penampang melintang, skala horizontal dan vertikal 1 : 100.

Rehabilitasi Peningkatan Fungsi Jaringan Irigasi Rawa (Kebun Jeruk) Kab. Sambas 10
Spesifikasi Teknis

Gambar situasi, memanjang dan melintang dibuat dalam rangkap 3 (tiga) ukuran A3.

B. PEKERJAAN PEMBERSIHAN

1. Pembersihan.
1.1. Semua daerah di sekitar lokasi pekerjaan yang perlu dibersihkan, seperti yang
ditentukan oleh Direksi Lapangan harus dibersihkan dari segala pohon-pohon,
semak-semak, sampah dan bahan lain yang mengganggu harus dibuang, kecuali
bangunan jika tidak diperintahkan lain dan disetujui oleh Direksi Lapangan.
Umumnya hanya pohon-pohon yang mengganggu bangunan yang dimaksud dalam
spesifikasi ini, harus dibuang dan ditumpuk di tempat-tempat yang ditunjuk oleh Direksi
Lapangan di sepanjang atau batas tanah (right of way), dan tetap menjadi milik Pengguna
Jasa. Pohon-pohon di sepanjang dan di luar batas tanah harus dibiarkan tumbuh sejauh tidak
mengganggu pekerjaan. Sisa bongkaran bangunan reruntuhan dari tempat-tempat pekerjaan
harus dibuang menurut persetujuan Direksi Lapangan tanpa pembayaran tambahan.
Pekerjaan dianggap disetujui sesudah semua bahan-bahan yang berguna dan peralatan
dikumpulkan.
1.2. Semua kerusakan terhadap pekerjaan-pekerjaan dan milik umum atau perorangan yang
diakibatkan oleh pekerjaan pembersihan yang dilaksanakan oleh Penyedia Jasa harus
diperbaiki atau diganti atas biaya Penyedia Jasa.

C. PEKERJAAN TANAH

1. Pekerjaan Galian Tanah.


1) Semua dimensi galian harus dikerjakan menurut syarat-syarat yang
ditunjukkan pada gambar atau ditentukan oleh Direksi Lapangan.
2) Galian tidak boleh dimulai sebelum ada izin dari Direksi Lapangan.
3) Galian harus mencakup pembuangan bahan galian di tanggul atau tempat
pembuangan bahan bekas pada tempat yang ditentukan oleh Direksi Lapangan.
4) Selama pekerjaan berjalan, mungkin perlu atau diinginkan adanya perubahan
oleh Direksi Lapangan mengenai lereng-lereng atau dimensi-dimensi
penggalian sebagai perbaikan atau perubahan sesuai dengan spesifikasi.
5) Galian untuk bangunan atau konstruksi lain yang diperlukan, dibuat menurut
dimensi dan elevasi rencana telah ditentukan.
6) Semua penggalian harus cukup memberikan ruang kerja sementara yang
diperlukan selama konstruksi.

Rehabilitasi Peningkatan Fungsi Jaringan Irigasi Rawa (Kebun Jeruk) Kab. Sambas 11
Spesifikasi Teknis

7) Lereng, dasar saluran dan bangunan dirapikan sebaik mungkin, yang menurut
pendapat Direksi Lapangan dapat dicapai dengan memakai peralatan yang telah
disetujui pemakaiannya oleh Direksi Lapangan.

2. Pekerjaan Timbunan.
a. Penimbunan harus dilakukan sampai suatu elevasi tertentu sesuai petunjuk Direksi
Lapangan, agar jika terjadi penurunan tidak akan lebih rendah dari muka tanah yang ada.
b. Material yang dipilih sebagai bahan timbunan harus bersih dari bahan organik.

D. PEKERJAAN BETON

1. Lingkup Pekerjaan.
Semua konstruksi beton yang dikehendaki untuk digunakan bagi semua bangunan yang
akan dikerjakan harus sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk beton
SNI - 2. Bahan – bahan (ingredients) harus dalam proporsi yang menghasilkan beton
kental yang mudah dikerjakan yang dapat dikonsolidasikan sepenuhnya.
Air dan semen harus dikontrol untuk memenuhi persyaratan - persyaratan.
2. Bahan Untuk Beton.
a. Portland Cement (PC)
Portland Cemen (PC) yang digunakan dalam pekerjaan beton kualitasnya memenuhi
syarat standard Indonesia NI - 8 atau standard lainnya atas persetujuan ahli. Penyedia
Jasa harus memberi tahukan kepada Direksi Lapangan, kapan dan dimana semen itu
dihasilkan, dan Direksi Lapangan senantiasa berhak memeriksa bahan tersebut.
Penyedia Jasa harus bersedia untuk memberi bantuan kepada Direksi Lapangan dalam
proses pemeriksaan ini. Semen harus disimpan dalam ruangan yang bebas dari
gangguan cuaca / hujan dengan menyusun setinggi 30 cm diatas tanah dengan
maksimum tumpukan atau susunan 13 zak. Setelah lebih dari 90 hari sejak tanggal
pengiriman ke lapangan semen harus dibuang / tidak boleh digunakan.
b. Agregat
1) Agregat halus (pasir) .
Agregat halus adalah pasir alam yaitu pasir yang harus disediakan oleh Penyedia
Jasa yang didapat dari sungai atau sumber alam lainnya yang dapat disetujui oleh
Direksi Lapangan.
Penyedia Jasa memberitahukan secara tertulis kepada Direksi Lapangan
mengenai sumber alam / quarry , guna mendapatkan persetujuan Direksi
Lapangan. Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Direksi Lapangan contoh
pasir yang akan digunakan.

Rehabilitasi Peningkatan Fungsi Jaringan Irigasi Rawa (Kebun Jeruk) Kab. Sambas 12
Spesifikasi Teknis

Pasir yang digunakan harus bersih, bebas lumpur, karang serta bahan organik
dan bahan - bahan lain yang dapat merusak mutu beton. Semua pasir yang
dipakai untuk campuran beton adalah pasir yang berkualitas baik dan disetujui
oleh Direksi Lapangan.
2) Agregat kasar ( batu pecah ).
Agregat harus bersih dan bebas dari bagian - bagian yang halus dan tidak mudah
pecah.
Agregat kasar harus bergradasi baik dengan ukuran butiran antara 10 - 20 mm,
atau sesuai dengan petunjuk Direksi Lapangan.
Batu yang digunakan adalah batu pecah yang berasal dari gunung batu atau dari
batu besar yang bermutu kwarsa dan keras.
3) A i r.
Air yang digunakan untuk campuran beton harus bebas dari lumpur, minyak,
asam, bahan organik, garam dan kotoran lain dalam jumlah yang dapat merusak.
Bila diperlukan oleh Direksi Lapangan, Penyedia Jasa harus menunjukkan sumber
air yang digunakan serta disetujui oleh Direksi Lapangan.
4) Bahan Pembantu ( Additif )
Untuk memperbaiki mutu beton, sifat pengerjaan, waktu pengikatan, dan
mempercepat pengerasan, dapat dipakai bahan pembantu yang jenis dan jumlah
bahan pembantu yang dipakai harus disetujui terlebih dahulu oleh Direksi
Lapangan.
Manfaat dari bahan pembantu dapat dibuktikan dengan hasil percobaan dan
selama bahan pembantu ini dipergunakan harus diawasi dengan cermat terhadap
pemakaiannya.
5) B e s i
Semua besi untuk penulangan beton, adalah baja tulangan yang mempunyai
mutu U-39 dan berpenampang bulat dengan ukuran disesuaikan dengan gambar
rencana.

Rehabilitasi Peningkatan Fungsi Jaringan Irigasi Rawa (Kebun Jeruk) Kab. Sambas 13
Spesifikasi Teknis

3. Kelas dan Mutu Beton.


Kelas dan mutu dari beton harus sesuai dengan Standard Nasional Indonesia (SNI -
2) menurut tabel di bawah ini :

σbk σbm Kategori Pengujian Terhadap

Kelas Mutu dalam dalam Bangunan Mutu Kekuatan


Kg / cm² Kg / cm²
( tujuan ) Agregat Tekanan

I B0 - - Non -Strukturil Ringan Tanpa

II B1 - - Strukturil Sedang Tanpa

K 125 125 200 Strukturil Ketat Kontinue

K 175 175 250 Strukturil Ketat Kontinue

K 225 225 300 Strukturil Ketat Kontinue

III K > 225 >225 >300 Strukturil Ketat Kontinue

4. Komposisi / Campuran Beton.


a. Sebelum Pekerjaan beton dilaksanakan diwajibkan untuk membuat Job Mix Formula (
JMF ) sesuai dengan spesifikasi beton yang disyaratkan
 Untuk struktur karateristik kekuatan tekanan yang disyaratkan adalah K.175
 Untuk sheet pile beton karakteristik kekuatan tekan yang disyaratkan adalah
K.175.
b. Beton harus dibentuk dari semen Portland, Pasir, kerikil / batu pecah, air seperti
yang ditentukan sebelumnya, semuanya dicampur dalam perbandingan yang telah
ditentukan / serasi dan diolah sebaik-baiknya sampai kekentalan yang baik / tepat.
c. Beton kelas II adalah Beton untuk pekerjaan-pekerjaan strukturil secara umum.
Pelaksanaannya memerlukan keahlian yang cukup dan harus dilakukan dibawah
pimpinan tenaga-tenaga ahli. Beton kelas II dibagi dalam mutu-mutu standar B1, K
125, K175 dan K 225. Pada umum B1, pengawasan mutu hanya dibatasi pada
pengawasan terhadap mutu bahan-bahan sedangkan terhadap kekuatan tekan tidak
disyaratkan pemeriksaan. Pada mutu K 175 dengan keharusan untuk memeriksa
kekuatan tekan beton secara continue dari hasil-hasil pemeriksaan benda uji.

Rehabilitasi Peningkatan Fungsi Jaringan Irigasi Rawa (Kebun Jeruk) Kab. Sambas 14
Spesifikasi Teknis

d. Tingkat agregat yang kasar untuk kelas II – derajat K 175, dan Penyedia Jasa harus
memperoleh derajat yang patut apabila perlu oleh Direksi Lapangan, dengan
mengkombinasikan ukuran agregat yang proposional, agar diperoleh sepatutnya.
e. Perbandingan antara bahan - bahan pembentuk beton yang dipakai untuk berbagai
pekerjaan ( sesuai kelas mutu ) harus dipakai dari waktu ke waktu selama berjalannya
pekerjaan, demikian juga pemeriksaan terhadap agregat dan beton yang dihasilkan.
f. Perbandingan campuran dan faktor air semen yang tepat akan ditetapkan atas dasar
beton yang dihasilkan, juga mempunyai kepadatan yang tepat, kekedapan, keawetan
atau kekuatan yang dikehendaki, dengan tidak memakai semen terlalu banyak.
g. Penambahan air untuk mengganti kekakuan beton sebagai akibat dari campuran
yang berlebihan atau pengeringan atau pengeringan yang tidak dapat diterima
sebelum dipasang, tidak akan dibolehkan. Akan dibutuhkan keseragaman dalam
konsistensi beton dari adukan ke adukan.
5. Perlengkapan Mengaduk.
Penyedia Jasa harus menyediakan peralatan dan perlengkapan yang mempunyai ketelitian
yang cukup untuk menetapkan dan mengawasi jumlah dari masing -masing bahan
pembentukan beton. Perlengkapan tersebut dan cara pengerjaannya harus mendapatkan
persetujuan Direksi Lapangan.
6. Mengaduk.
a. Kecuali jika disetujui oleh Direksi Lapangan tentang beton Klas I, Penyedia Jasa harus
membuat proporsi ingredient tiap partai beton dengan teliti menurut berat.
b. Bahan - bahan pembentukan beton harus dicampur dan diaduk dalam mesin
pengaduk beton yaitu sesudah semua bahan (kecuali untuk air dalam jumlah yang
penuh) ada dalam mixer. Waktu pengadukan ditambah, bila mesin pengadukan
berkapasitas lebih besar dari 1,5 m3. Direksi Teknis berwenang untuk menambah
waktu pengadukan jika pemasukan bahan dan cara pengadukan gagal untuk
mendapatkan hasil adukan dengan susunan, kekentalan, dan warna yang merata /
seragam.
Beton harus seragam dalam komposisi dan konsistensi dari adukan ke adukan, kecuali
bila diminta perubahan dalam komposisi atau konsistensi. Air harus dituangkan lebih
dahulu dan selama pekerjaan mencampur.
Pengadukan yang berlebih-lebihan (lamanya) yang membutuhkan penambahan air
untuk mendapatkan konsistesi beton yang dikehendaki tidak diperkenankan.
7. S u h u.

Rehabilitasi Peningkatan Fungsi Jaringan Irigasi Rawa (Kebun Jeruk) Kab. Sambas 15
Spesifikasi Teknis

Suhu beton sewaktu dicor / dituang , tidak boleh lebih dari 32 C dan tidak kurang dari
4,5 C. Bila suhu beton yang ditaruh berada antara 27 C dan 32 C, maka beton harus
diaduk ditempat pekerjaan untuk kemudian langsung dicor.

8. B e k e s t i n g / C e t a k a n.
a. Bekesting / cetakan haruslah sesuai dengan berbagai bentuk, bidang- bidang, batas-
batas dan ukuran dari hasil beton yang diinginkan seperti pada gambar-gambar atau
seperti ditetapkan Direksi Lapangan.
Penyedia Jasa harus bertanggung jawab sendiri atas desain semua pekerjaan bekesting /
cetakan. Bahan yang akan dipakai dan desain bekesting / cetakan harus disetujui oleh
Direksi Lapangan sebelum konstruksi cetakan ini dimulai.
Namun, persetujuan demikian tidak melepaskan Penyedia Jasa dari tanggung jawabnya
atas memadainya bekesting / cetakan itupun tidak melepaskan tanggung jawab
Penyedia Jasa dari perlunya memperbaiki kesalahan - kesalahan yang mungkin
berkembang atau ternyata selama pemakaian bekesting / cetakan itu.
Direksi Lapangan sewaktu - waktu dapat menolak tiap bagian bekesting / cetakan yang
ternyata rusak dalam bentuk apapun dan Penyedia Jasa harus membuang bekesting /
cetakan yang ditolak itu dari pekerjaan dan menggantikannya atas biayanya sendiri.
Gambar-gambar yang menunjukkan desain umum dan dimensi untuk bekesting /
cetakan bangunan tidak perlu diserahkan kepada Direksi Lapangan untuk persetujuan
kecuali Direksi Lapangan meminta penyerahan gambar- gambar itu.
b. Bekesting / cetakan untuk mencetak beton dan membuatnya menurut model yang
dikehendaki harus digunakan bila perlu bekesting / cetakan dapat dibuat dari lembaran
Plywood / papan kayu yang halus, dalam keadaan baik sebagaimana dikehendaki untuk
menghasilkan permukaan yang sempurna seperti terperinci disini.
c. Permukaan yang rata dari beton adalah yang dikehendaki, bekesting / cetakan untuk
permukaan yang demikian dapat dibuat dari kayu ataupun dari plywood dan harus
dalam segala hal benar - benar berbentuk dan berukuran yang dikehendaki dan harus
memiliki kekuatan dan kekakuan yang tepat pada tempat dan bentuknya selama
pembebanan dan selama berlangsung pekerjaan beton.
d. Semua bekesting / cetakan yang dibangun harus kuat. Harus tersedia alat- alat dan
usaha-usaha yang sesuai dan cocok untuk membuka bekesting / cetakan tanpa
merusak permukaan dari beton yang telah selesai dikerjakan.
e. Semua bekesting / cetakan harus betul-betul teliti dan aman pada kedudukannya
sehingga dicegah pengembangan atau gerakan selama penuangan beton. Selama

Rehabilitasi Peningkatan Fungsi Jaringan Irigasi Rawa (Kebun Jeruk) Kab. Sambas 16
Spesifikasi Teknis

pengecoran pada pilar-pilar beton (concrete piets), cetakan-cetakan dapat disangga


dengan perancah dan penyangga bekesting / cetakan harus bersandar pada pondasi
yang baik sehingga tidak akan terjadi penurunan bekesting / cetakan selama
pelaksanaan.
f. Pemakaian kawat yang menembus beton untuk memantapkan bekesting / cetakan
pada posisinya tidak diperbolehkan. Baut yang menembus beton boleh dipakai, tetapi
jumlahnya harus ditekan serendah mungkin untuk memantapkan pekerjaan
bekesting / cetakan.
Diameter baut tidak boleh kurang dari 12 mm dan dari jenis dengan tudung yang
dapat dilepaskan sehingga batang baut itu tinggal tercetak dalam beton sementara
tudung yang dapat dibukakan dapat dikeluarkan dengan mudah.
Setelah tudung dilepaskan, lubang-lubang harus disiar dengan rapih dan benar
dengan adukan semen. Harus dijamin agar warna siar sama dengan permukaan
sekelilingnya kalau kering.
g. Bekesting / cetakan yang masih baik, tidak melengkung boleh dipakai kembali
asalkan memenuhi persyaratan yang dispesifikasikan. Bekesting / cetakan itu harus
dibersihkan sebelum pemakaian kembali dan harus diperbaharui sebagaimana
diperintahkan Direksi Lapangan.
h. Dimana ditunjukkan pada gambar, atau kalau sebaliknya diminta atau diperintahkan
oleh Direksi Lapangan, Penyedia Jasa harus memasukkan pelat, pengait angker
(anchor hooks), klem (brackets) selama pekerjaan berjalan. Pengait angker dan lain-
lain ini harus distel dan ditopang dengan ketat dan garis serta muka harus disetujui
oleh Direksi Lapangan sebelum pembetonan dimulai. Tidak ada tulang beton yang
boleh dipotong untuk memungkinkan fiting dan lain - lain dicetak ke dalam
pekerjaan tanpa persetujuan Direksi Lapangan. Beton harus dikerjakan betul-betul
mengelilingi fiting dan lain-lain untuk menjamin ikatan yang lengkap sehingga tidak
ada kebocoran akibat adanya fiting dan lain-lain itu.
9. Pemasangan Tulangan Beton.
a. Pembengkokan Tulangan.
Semua bengkokan harus dibuat dengan melalui penggulung yang berputar bebas.
Pemanasan tulangan beton hanya akan diizinkan atau disetujui oleh Direksi
Lapangan. Kecuali dicatat sebaliknya secara khusus pada gambar, pembengkokan
harus mentaati standar yang telah ditentukan.
Batang-batang tulangan yang salah dibengkokan tidak boleh diluruskan atau
dibengkokan lagi, dan tidak boleh dipergunakan lagi.
b. Toleransi Pemotongan dan Pembengkokan Tulangan.

Rehabilitasi Peningkatan Fungsi Jaringan Irigasi Rawa (Kebun Jeruk) Kab. Sambas 17
Spesifikasi Teknis

1) Tulangan beton baja harus dipotong dari batangan- batangan yang lurus, tidak
kusut, bengkok atau cacat lain. Semua tulangan harus disediakan dalam
panjang penuh yang dicantumkan di Gambar. Kecuali di mana dicantumkan,
tidak diizinkan ada sambungan batangan kecuali diizinkan oleh Direksi
Lapangan.
2) Sambungan tidak boleh kurang dari panjang yang dicantumkan dalam
Gambar yang selalu harus menjadi pilihan di atas standar yang telah
ditetapkan.
3) Kawat utama lembar tulangan beton dari anyaman baja harus disambung
paling sedikit 30 mm dan kawat melintang paling sedikit 150 mm.
4) Penyedia Jasa harus mengetahui informasi yang diberikan di Gambar dan
dalam Spesifikasi, untuk memperoleh kebutuhan yang tepat atas tulangan
beton baja untuk pekerjaan. Penyedia Jasa harus menyusun sendiri jadwal
pembengkokan batangan.
5) Penjelasan tulang beton baja lunak membutuhkan persetujuan terlebih dahulu
dari Direksi Lapangan.
c. Toleransi Pada Pemasangan Tulangan.
1) Batang tulangan harus dipasang pada tempatnya sesuai dengan yang
ditentukan dalam gambar-gambar rencana. Apabila tidak ditetapkan lain oleh
perencana pada pemasangan tulangan ditetapkan toleransi-toleransi seperti
tercantum dalam ayat-ayat berikut.
2) Terhadap dudukan diarah ukuran konstruksi yang terkecil ditetapkan
toleransi sebesar ± 6 mm untuk ukuran 60 cm atau kurang dan sebesar ± 12
mm untuk ukuran lebih dari 60 cm.
3) Terhadap kedudukan bengkokan di arah memanjang ditetapkan toleransi
sebesar ± 50 mm, kecuali pada bengkokan akhir.
4) Terhadap kedudukan akhir dari batang ditetapkan toleransi sebesar ± 25 mm,
dengan syarat tambahan bahwa tebal penutup beton di ujung batang
memenuhi yang disyaratkan.
5) Terhadap dudukan batang-batang plat dan dinding ditetapkan toleransi di
dalam bidang tulangan sebesar ± 50 mm.
6) Terhadap kedudukan dari sengkang-sengkang, lilitan-lilitan spiral dan ikatan-
ikatan lainnya ditetapkan toleransi sebesar ± 25 mm.
7) Apabila pipa-pipa atau benda-benda lain direncanakan menembus beton atau
ditanam di dalam beton, maka tulangan tidak dipotong dan tidak boleh digeser
tempatnya lebih jauh daripada toleransi yang ditentukan di atas.

Rehabilitasi Peningkatan Fungsi Jaringan Irigasi Rawa (Kebun Jeruk) Kab. Sambas 18
Spesifikasi Teknis

E. PEKERJAAN KAYU

1. Lingkup Pekerjaan.
Kayu diperlukan terutama untuk :
a. Tonggak dan papan yang dibutuhkan untuk membentuk kembali lereng dan samping
saluran.
b. Untuk pekerjaan sementara, seperti cetakan, cofferdam, perancah dan lain-lain.
c. Untuk pekerjaan turap kayu, bangunan rumah pintu dan lain-lain.
2. Mutu Kayu.
a. Kayu harus diadakan dari sumber yang disetujui oleh Direksi Lapangan.
b. Kayu harus dari mutu yang baik dan dikeringkan dengan benar.
c. Tiang kayu dan semua kayu lainnya harus dari mutu kayu yang disyaratkan, kecuali
jika sebaliknya dinyatakan dalam gambar atau spesifikasi.
d. Tiang harus cukup lurus sehingga garis yang ditarik dari pusat puncak ke pusat dasar
seluruhnya berada dalam tiang itu.
e. Diameter tiang bulat yang dinyatakan pada gambar ialah diameter yang diukur pada
1,00 m’ dari puncak tiang.
3. Penyimpanan dan Penanganan.
a. Semua kayu harus dapat diperiksa dilokasi, sepotong demi sepotong oleh Direksi
Lapangan yang akan menolak kayu yang tidak sesuai dengan mutu spesifikasi. Semua
tenaga kerja dan alat untuk memeriksa kayu tersebut harus disediakan oleh Penyedia
Jasa atas biayanya sendiri.
b. Semua kayu harus digergaji menurut ukuran yang betul dengan kelebihan tinggi dan
bentuk yang tercantum pada gambar atau seperti dispesifikasikan.
c. Semua pekerjaan tukang kayu harus dibiarkan dengan permukaan bekas gergaji
kecuali dimana secara khusus diuraikan harus diketam (wrought). Semua ukuran yang
dicantumkan adalah ukuran selesai pembuatan.
d. Semua pekerjaan kayu yang selesai distel harus dilindungi, baik dalam perjalanan
maupun di lokasi.
4. Pekerjaan Cerucuk.
a. Lingkup Pekerjaan.
Penyedia Jasa harus mengerjakan pemasangan cerucuk kayu bulat Ø 8 - 10 cm,
panjang 4 m pada sepanjang jalur rencana pondasi bangunan dengan ketentuan
disesuaikan dengan gambar rencana dan petunjuk Direksi Lapangan.
b. B a h a n.
Cerucuk yang digunakan adalah cerucuk kayu bulat yang lurus, mempunyai Ø 8 - 10
cm dan panjang 4 m dengan bahan kayu yang berkualitas baik.

Rehabilitasi Peningkatan Fungsi Jaringan Irigasi Rawa (Kebun Jeruk) Kab. Sambas 19
Spesifikasi Teknis

c. Pelaksanaan.
1. Pelaksanaan pekerjaan pemasangan cerucuk harus dikerjakan sesuai dengan
ukuran yang tertera dalam gambar dan petunjuk Direksi Lapangan. Bahan yang
digunakan harus mendapat persetujuan dari Dirreksi Lapangan sebelum
dipasang pada tempatnya.
2. Pemasangan dilakukan dengan pemancangan sedalam 4 m, dengan jarak
melintang dan memanjangnya sesuai gambar. Seluruh permukaan tiang cerucuk
dibuat datar/rata sesuai dengan elevasi yang telah ditentukan.
3. Pelaksanaan pemancangan tiang cerucuk supaya dilaksanakan pada saat air
sedang surut / bebas dari genangan air, sehingga akan memudahkan
pelaksanaan maupun pemeriksaan hasil pekerjaan terutama pada saat penentuan
elevasi permukaan tiang cerucuk.
d. Perhitungan Volume.
1. Perhitungan volume pekerjaan pemasangan cerucuk berdasarkan hasil prestasi
pekerjaan yang telah dilaksanakan sesuai dengan gambar atau yang telah
diterima oleh Direksi Lapangan sesuai dengan ketentuan dalam Kontrak.
2. Pekerjaan dilaksanakan dengan Kontrak Harga Satuan / Unit Price, sehingga
pembayaran berdasarkan hasil volume pekerjaan yang terpasang di lapangan
dikalikan dengan harga satuan yang tercantum dalam Kontrak.
3. Hasil pekerjaan akan diterima dan dibayar bila dibuktikan dengan hasil foto-foto
pelaksanaan pekerjaan, dengan pengambilan foto sesuai dengan tahapan yang
telah ditentukan.

F. PEMASANGAN SHEET PILES

1. Memasang sheet piles.


1) Sheet pile dengan panjang serta diameter seperti yang dicantumkan pada gambar
harus dipakai untuk membuat bangunan pintu air. Sheet pile dapat dipasang
dengan alat bantu/penumbuk tegak.
Pemasangan harus dilakukan dengan menutup/membungkus kepala sheetpile,
dan sheet pile tetap pada posisi dan penjajarannya (alignment) dan dalam
penjajaran sumbu (axial alignment) dengan penumbuk.
Cara pemasangan yang lain manapun perlu persetujuan terlebih dahulu dari
Direksi Teknis.
2) Peralatan untuk pemasangan sheet pile harus mendapat persetujuan Direksi
Teknis. Landasan atau bantalan yang cocok harus dipergunakan untuk

Rehabilitasi Peningkatan Fungsi Jaringan Irigasi Rawa (Kebun Jeruk) Kab. Sambas 20
Spesifikasi Teknis

menghindari kerusakan kepala sheet pile. Pemasangan sheet pile harus terus
menerus tanpa gangguan (interuption) sampai sheet pile sudah dipasang sampai
daya tahan atau kedalaman yang final/sesuai gambar.
3) Puncak sheet pile harus dipotong sampai pas dan rata pada ketinggian yang
dicantumkan dalam gambar. Semua bagian yang terpukul (battered), terbelah,
melengkung, rusak atau cacat dalam cara apapun harus dibuang. Tiang/ sheet
pile yang patah atau pecah akan ditolak.
4) Sheetpile yang ditolak setelah pemasangan harus dibuang atau dipotong dibawah
permukaan tanah dan harus dipasang satu sheetpile tambahan di lokasi yang
ditunjuk oleh Direksi Teknis, atas biaya Penyedia Jasa.
5) Sheet pile yang ditolak setelah pemasangan harus dibuang dan diganti dengan
yang lain. Untuk menjamin bahwa sheet piles dipasang vertikal dan dalam garis
lurus. Penyedia Jasa harus memakai kerangka kayu untuk sheet piles itu.
Kerangka harus terdiri dari balok-balok yang sejajar pada jarak yang sama
dengan ketebalan sheet piles harus dipasang ke dalam tanah keseluruhan
panjangnya dan tidak dibolehkan menggali lubang terlebih dahulu.
6) Penyedia Jasa tidak diperbolehkan melakukan pemasangan tanpa pengawasan
dari staf direksi. Untuk menghindari kelambatan Penyedia Jasa harus
memberitahukan kepada Direksi Teknis cukup waktu sebelumnya kapan
Penyedia Jasa akan mulai pemasangan sheet pile.

G. PEKERJAAN DAUN PINTU AIR DAN RUMAH PINTU AIR

1. Pintu Air dari Kayu Papan Belian


a. Papan daun pintu air menggunakan papan kayu belian ukuran 2,5 x 18 cm yang
berkualitas baik.
b. Papan penjepit daun pintu menggunakan kayu belian ukuran 2,5 x 6 cm dan
diperkuat dengan baut ukuran 12
c. Daun pintu air harus dicat dengan cat cair kilat warna hitam.
d. Ulir daun pintu menggunakan besi baja Ø 1,5”.
e. Gawang pintu air menggunakan kayu belian uk. 8/8 cm, dan diketam halus
f. Plat penyambung antara daun pintu air dan ulir pintu air menggunakan plat tebal 5
mm.
g. Sponing daun pintu air menggunakan kayu belian uk. 8/8 cm.
2. Rumah Pintu Air
a. Tiang rumah pintu air menggunakan kayu belian uk. 8/8 cm.

Rehabilitasi Peningkatan Fungsi Jaringan Irigasi Rawa (Kebun Jeruk) Kab. Sambas 21
Spesifikasi Teknis

b. Rangkap atap menggunakan kayu klas II yang berkualitas baik.


c. Atap menggunakan seng gelombang BJLS 30.
d. Tutup Perabung menggunakan kayu papan yang dilapis seng datar BJLS 30.
e. Papan listplank menggunakan kayu papan klas II uk. 2/20 cm.
f. Rumah pintu air harus dicat dengan cat kilat warna biru.

H. PENUTUP

1. Semua ketentuan yang belum tercantum didalam persyaratan ini akan dijelaskan kemudian.

2. Bahan-bahan yang dipergunakan harus berkualitas baik sesuai dengan persyaratan yang
telah ditentukan.

Pontianak, Oktober 2020


Pejabat Pembuat Komitmen
Irigasi dan Rawa,

Yudi Indrayana, Dipl. ATP.


NIP. 196309101985031012

Rehabilitasi Peningkatan Fungsi Jaringan Irigasi Rawa (Kebun Jeruk) Kab. Sambas 22

Anda mungkin juga menyukai