KEGIATAN :
PENGELOLAAN SDA DAN BANGUNAN PENGAMAN PANTAI
PADA WILAYAH SUNGAI (WS) DALAM 1 (SATU) DAERAH
KABUPATEN/KOTA
SUB KEGIATAN:
PEMBANGUNAN SUMUR AIR TANAH UNTUK AIR BAKU
PEKERJAAN :
SARANA PRASARANA AIR MINUM KELURAHAN MUKTIHARJO
KIDUL KEC PEDURUNGAN KOTA SEMARANG
1
U M U M
2
Hasil pengujian harus segera diolah dan didistribusikan, sehingga kemungkinan untuk
pelaksanaan pengujian ulang atau penggantian bahan dapat dilaksanakan secepatnya dengan
demikian mengurangi keterlambatan penanganan pekerjaan.
(4) Pengukuran Dan Pembayaran
Biaya yang dikeluarkan untuk keperluan pelaksanaan semua pengujian harus ditanggung
oleh Penyedia Jasa dan seluruh kebutuhan atas biaya tersebut sudah harus dimasukkan
dalam perhitungan “Harga Satuan Material/Bahan” atau sudah dimasukkan dalam
perhitungan “Harga Satuan Pekerjaan” yang bersangkutan.
4. MUTUAL CEK
(1) Uraian
Dalam periode pelaksanaan senantiasa diadakan mutual cek atau rekayasa lapangan terhadap
kondisi mutakhir lapangan sehingga kegiatan pelaksanaan dapat dilaksanakan secara
optimum dan dapat dipertanggungjawabkan.
Pihak Penyedia Jasa harus menyediakan seluruh kebutuhan tenaga ahli teknik untuk
keperluan melayani penanganan pekerjaan.
Pada awalnya tenaga - tenaga tersebut harus ditugaskan dalam pekerjaan survei lapangan
yang lengkap dan menyiapkan laporan hasil survei. Dengan demikian akan memungkinkan
Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan melaksanakan peninjauan kembali rancangan/mutual cek
dan menyelesaikan dan mengeluarkan detil konstruksi sebelum operasi Konstruksi dimulai.
Selanjutnya tenaga itu harus bertugas dalam pekerjaan penetapan titik-titik duga dan
pekerjaan pengukuran proyek, untuk pekerjaan penelitian dan pengujian bahan dan
campuran material.
Mutual cek pada awal pelaksanaan (MC-0) mutlak perlu dilaksanakan agar diperoleh
kesamaan persepsi dalam segala hal antara Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan dan Penyedia
Jasa.
(2) Persiapan dan Gambar Rencana
Pihak Penyedia Jasa harus mempelajari copy atau blue print “Gambar Rencana dalam
ukuran aslinya” yang bisa diperoleh dari Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan dan segera
berkonsultasi dengan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan sebelum Pekerjaan Survei atau
Pengukuran dimulai, dan harus segera menunjukkan dan memperbaiki setiap kesalahan atau
kehilangan atau tambahan yang ditemuinya di Lapangan. Pihak Penyedia Jasa dan Pejabat
Pelaksana Teknis Kegiatan harus mencapai kesepakatan terhadap ketepatan atas setiap
perubahan yang diambil/dibuat terhadap Gambar-Gambar Rencana Asli ini.
(3) Dasar Pembayaran
Penyiapan semua buruh, material dan peralatan yang dibutuhkan untuk melaksanakan
mutual cek dengan baik, untuk membuat penampang memanjang dan gambar - gambar
lainnya yang disyaratkan dan untuk membuat dan menyediakan laporan survei lapangan
menurut persyaratan yang ditentukan harus dipenuhi tanpa pembayaran tambahan dan
semua biaya tersebut harus dianggap telah termasuk dalam Harga Satuan Pekerjaan yang
masuk dalam berbagai Mata Pembayaran yang tercantum dalam penawaran.
3
5. PENGADAAN MATERIAL DAN PENYIMPANANNYA
(1) Umum
Penyedia Jasa harus menunjukkan dan menyerahkan kepada Pejabat Pelaksana Teknis
Kegiatan contoh-contoh untuk disetujui dari rencana pesanan atau dari rencana tempat asal
bahan, bersama dengan perincian data atau brosur dari tempat sumber bahan.
Pihak Penyedia Jasa harus mengatur seluruh rencana penempatan, pemilihan dan
pengolahan bahan/material/produk tersebut sesuai dengan spesifikasi atau gambar rencana.
Persetujuan tertulis dari Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan atas bahan-bahan contoh
tersebut tak dapat diartikan bahwa seluruh material/bahan/produk yang diajukan memenuhi
syarat semua untuk dipasang/dipakai.
(2) Penyediaan Material
Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan dapat memerintahkan untuk melaksanakan pengadaan
material/bahan/produk dari sebagian sumber bahan dan mungkin menolak bagian lainnya.
Pemesanan Material tidak boleh dilakukan sebelum mendapat persetujuan secara tertulis
dari Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan.
(3) Penyimpanan Material
Material harus disimpan sedemikian rupa sehingga mutunya terjamin dan terpelihara serta
siap untuk dipergunakan dalam pekerjaan sewaktu–waktu dan mudah untuk diperiksa oleh
Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan.
(4) Pembayaran
Keperluan-keperluan untuk biaya pengadaan tau pendatangan material/bahan/ produk
tersebut harus sudah diperhitungkan dalam Harga Satuan yang dimasukkan kedalam
penawaran.
4
(2) Pelaksanaan "Change Order"
Change Order akan berisi uraian perubahan - perubahan dalam pekerjaan baik
penambahan maupun penghapusan, dengan lampiran dari Dokumen Kontrak yang direvisi
seperlunya untuk menentukan perincian perubahan itu.
Penyedia Jasa harus menanda tangani dan memberi tanggal Change Order tersebut, untuk
menunjukkan bahwa Penyedia Jasa setuju atas detail isi didalam Change Order tersebut.
(3) Pelaksanaan Addendum
Pelaksanaan Addendum bisa terjadi karena:
a. Karena adanya perubahan perkiraan kuantitas yang berakibat menimbulkan variasi -
variasi dalam Jumlah Harga Kontrak, yang berarti merubah jumlah Harga Kontrak yang
telah dicantumkan sebelumnya dalam Surat Perjanjian Pemborongan atau pada Addendum
terdahulu, atau
b. Pada perhitungan kuantitas/volume akhir pekerjaan yang biasa disebut Addendum
Penutup atau Addendum Akhir.
8. PEKERJAAN PEMBERSIHAN
(1) Uraian
Selama masa pelaksanaan pihak Penyedia Jasa harus tetap memelihara Pekerjaan
sedemikian rupa sehingga terbebas dari sisa bangunan, kotoran-kotoran dan sampah -
sampah yang dihasilkan sebagai akibat adanya kegiatan pekerjaan.
Pada saat selesainya Pekerjaan, Pihak Penyedia Jasa diharuskan menyingkirkan seluruh
bahan sisa dan bahan kelebihan, sampah-sampah, perlengkapan-perlengkapan, peralatan dan
mesin - mesin dari lokasi , seluruh bagian permukaan hasil penanganan harus terlihat bersih
dan pekerjaan yang akan diserahkan harus sudah dalam keadaan siap pakai dan diterima
dengan memuaskan oleh Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan.
(2) Pembersihan Selama Pelaksanaan
Pihak Penyedia Jasa harus melakukan pembersihan rutin untuk menjamin daerah kerja,
jembatan – jembatan, kantor darurat dan hunian, tetap terbebas dari tumpukan-tumpukan
bahan sisa sampah, dan terbebas dari kotoran-kotoran lainnya yang dihasilkan dari operasi
Pekerjaan Lapangan dan harus tetap memelihara daerah kerja dalam keadan bersih setiap
waktu .
Siapkan didaerah kerja, tempat - tempat sampah untuk pengumpulan bahan-bahan sisa,
kotoran-kotoran dan sampah sebelum dibuang.
(3) Pembersihan Akhir
Pada saat selesainya Pekerjaan Lapangan, daerah kegiatan harus tetap dijaga
kebersihannya dan siap dipakai oleh Pemilik. Pihak Penyedia Jasa harus memulihkan daerah
kerja yang tidak merupakan bagian pekerjaan untuk diperbaiki sesuai keadaan aslinya.
(4) Dasar Pembayaran
Tidak dilakukan pembayaran terpisah terhadap operasi pembersihan yang dilakukan
Penyedia Jasa.
5
Penyedia Jasa melakukan pengukuran awal pekerjaan di lokasi pekerjaan dengan alat ukur
yang memenuhi syarat teknis disaksikan oleh Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan dan
perencana.
Bila diperlukan , Penyedia Jasa bisa diminta untuk memasang BM pada lokasi pekerjaan
sesuai dengan petunjuk Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan.
Penyedia Jasa membuat berita acara hasil pengukuran yang disahkan oleh perencana untuk
dasar pelaksanaan selanjutnya.
(3) Pembayaran
Pembayaran untuk pos pekerjaan ini dilakukan setelah pekerjaan selesai seluruhnya..
6
BAHAN BANGUNAN
Dalam pelaksanaan fisik, sebelum memulai satu bagian pekerjaan Penyedia Jasa harus mengajukan
semacam lembar request atau lembar persetujuan yang disertai juga dengan beberapa contoh material
bahan bangunan yang akan digunakan baik dalam bentuk contoh barang maupun brosur dan surat
rekomendasi pabrikan. Pekerjaan baru dapat dimulai setelah request memperoleh persetujuan dari
Direksi.
A. BahanBangunan.
Yang disebut dengan bahan bangunan adalah semua bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaan
sebagai tertera dalam uraian pekerjaan dan persyaratan pelaksanaan ini serta gambar kerja.Semua
bahan bangunan harus berkualitas baik dan sesuai dengan syarat-syarat yang tercantum dalam PUBB,
PBI’71, SK SNI T-15-1991-03, AV, PTC, AUWI, AVE dan PKKI.
B. BarangPabrikan.
Penggunaan bahan pabrikan harus disertai dengan contoh barang yang didukung surat rekomendasi
dari pabrik mengenai proses produksi hingga kualitas barang serta kemampuan
penyediaannya.Contoh barang tersebut diajukan pada Direksi dalam beberapa alternatif pilihan dan
Direksi berhak untuk meminta keterangan selengkap-lengkapnya tentang kondisi dan spesifikasi
barang tersebut.
C. Basecamp.
Jika diperlukan pekerjaan yang memerlukan tempat kerja selain tempat kerja yang ada dilapangan
atau fabrikasi di tempat lain (Basecamp), maka Penyedia Jasa wajib memberitahukan kepada Direksi
Lapangan, agar kualitas bahan maupun kualitas pekerjan sebelum dikirimkan ke lapangan, Direksi
bisa danberhak untuk merekomondasi apakah layak untuk dikirim/pasang.
D. Air untukbangunan.
a) Untuk pembangunan haruslah digunakan air tawar yang bersih dan bebas mineral, zat organic,
tanah lumpur, larutan alkalin dan lain-lain.
b) Jika air yang diambil dari saluran air minum atau sumber air lain yang ada tidakmencukupimaka
Penyedia Jasa harus mengadakan airdenganmendatangkanataumengadakan sumberair sendiri yang
memenuhi syarat.
E. SemenPortland.
a) Semen Portland (PC) yang dipergunakan dalam pekerjaan ini harus memenuhi syarat-syarat yang
tercantum dalam PBI’71 secara visual berwarna abu-abu kehijauan.
b) Kantong pembungkus tidak boleh rusak jahitannya sebelum sampai di tempat pekerjaan.
c) Semen yang sudah mulai membatu tidak boleh dipergunakan.
d) Untuk menghindari terjadinya semen sampai membatu, Penyedia Jasa diwajibkan untuk menjaga
stok semen jangan sampai melebihi kapasitas penggunaan (sesuai dengan schedule).
e) Penyimpanan semen (gudang semen), agar dibuat tidak kemasukan air/airhujan dan terpengaruh
cuaca.
f) Semua semen yang digunakan harus keluaran pabrik yang sama dan hasil produksi yang sama.
F. Kerikil
a) Untuk pekerjaan beton batu pecah atau koral dengan gradasi 2 sampai 3 cm, bersih dari bahan
organis atau kotoran lain sebelum digunakan harus dicuci terlebih dahulu.
b) Kerikil yang akan digunakan untuk bahan beton (pengecoran) harus kerikil yang keras tidak
berpori.
c) Untuk pekerjaan rembesan kerikil dari kwarsa keras.
G. Pasir
a) Pasir beton yang digunakan adalah pasir yang bersih tidak mengandung bahan-bahan organis
kasar tajam memenuhi syarat-syarat yang tercantum dalam PBI’71.
b) Untuk pasir aduk pasir beton digunakan pasir yang kasar dan tidak mengandung lumpur atau
tanah (yang berkualitas baik)
c) Penyetokanmaterial terutama pasir agar dipisahkan sesuai denganpenggunaannya (jangan sampai
tercampur).
7
H. Besi
a) Bahan besi meliputi angkur, besi beton, besi siku, plat dasar, plat simpul, dan plat bordes.
b) Semua besi beton yang dipakai harus sesuai dengan standart yang telah ditetapkan.
c) Baja tulangan untuk diameter ≤ 12 mm digunakan baja polos dengan mutu baja tulangan U-24
atau memiliki tegangan leleh minimal 2.400 kg/cm2, yang dalam segala hal harus memenuhi
ketentuan-ketentuan SKSNI T-15-1991-03 untuk baja tulangan 1122, standard Jepang kelas S >
R.22.
d) Baja tulangan untuk diameter > 12 mm digunakan baja ulir dengan mutu bajatulangan U-32 atau
memiliki tegangan leleh minimal 3.200 kg/cm2, yang dalam segala hal harus memenuhi ketentuan-
ketentuan SK SNI T-15-1991-03 untuk baja tulangan 1122, standard Jepang kelas S > R.22
e) Baja tulangan harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak boleh disimpan di udara
terbuka untuk jangka lama.
f) Cara pembengkokan besi tulangan harus menurut peraturan yang tercantum pada SK SNI T-15-
1991-03.
g) Anyaman besi harus kokoh sehingga tidak berubah tempat selama pengecoran. Selimut beton
dibuat dengan beton decking (tahu beton) dari mortar semen campuran 1 : 2 dengan ukuran 4 x 4 x
2.5 cm atau sesuai petunjuk Direksi.
h) Besi tulangan harus disatukan satu sama lain dengan kawat bendrat mutusama dengan baja
tulangan kecuali jika Direksi menginstruksikan menggunakan las.
i) Sebelum pengecoran, kondisi baja tulangan harus bebas dari minyak, kotoran, cat, karat atau bahan
lain yang merusak.
I. Lain-lain
a) Semua bahan-bahan perlengkapan yang akan dipergunakan pada bangunan ini, sebelumnya harus
diperiksa oleh Direksi, dan baru dapat digunakan setelah disetujui.
b) Penggunaan bahan yang tidak sesuai dengan syarat-syarat bahan tersebut akan ditolak atau
dikeluarkan atas perintah Direksi setelah 2x24 jam dengan segala resiko oleh Penyedia Jasa.
c) Apabila diperlukan pemeriksaan laboratorium atas bahan, maka biayapemeriksaan ditanggung
oleh Penyedia Jasa.
d) Persyaratan bahan-bahan yang belum tertuang didalam RKS dan ada dalam gambar, sebelum
bahan tersebut didatangkan di lokasi proyek agar terlebih dahulu dikoordinasikan dengan Direksi.
8
PEKERJAAN GALIAN TANAH DAN URUGAN PONDASI
Selain untuk mendapatkan elevasi muka tanah rencana, pekerjaan galian tanah juga banyak dilakukan
untuk pemasangan pondasi bangunan yang tentunya harus diikuti dengan pelaksanaan pekerjaan
urugan kembali setelah pondasi bangunan terpasang.
A. Lingkup Pekerjaan
a) Penggalian tanah untuk pembuatan pondasi bangunan.
b) Pengurugan kembali setelah pemasangan konstruksi pondasi.
c) Pemadatan tanah urugan kembali.
B. Langkah Pelaksanaan
a) Pekerjaan persiapan pembuatan pondasi harus sesuai gambar, lereng galian harus sedemikian rupa
sehingga tidak mudah longsor.
b) Penyedia Jasa diharuskanmelapor kepada Direksi dan dimintakanpersetujuan/keputusannya
sebelum mulai dengan pekerjaan penggalian untuk pondasi terutama yang berkenaan dengan titik
lokasi penggalian.
c) Setelah penggalian mencapai peil atau elevasi yang diinginkan, Penyedia Jasa harusmemintakan
persetujuan Direksi untuk memulai pekerjaan konstruksi.
d) Sisa-sisa/bekas-bekas pekerjaan penyiapan pondasi harus dibuang ke luar lokasi sehingga air hujan
lekas dapat mengalir ke saluran pembuang. Tanah antara tepi galian dan bouwplank harus selalu
rata, dan bersih dari timbunan.
e) Bekas parit-parit, lubang-lubang tanah galian di dalam pekerjaan harus ditimbun dengan pasir dan
dibasahi sampai padat, sehingga menutup lubang galian sampai permukaan atas pondasi. Untuk
lubang-lubang bekas galian di luar bangunan penimbunannya dapat menggunakan tanah dari luar
lokasi, penimbunan tanah dikerjakan secara berlapis-lapis dan sampai mendapatkan
ketinggian yang diinginkan dan dipadatkan.
f) Urugan tanah guna mencapai peil yang ditentukan diambil/didatangkan dari luarlokasi. Kecuali
atas kebijaksanaan lain dari Direksi yang disetujui Pemimpin Proyek. Urugan tersebut
dipadatkan lapis demi lapis, tiap lapis 20 cm hingga mendapatkan kepadatan yang diinginkan.
9
PEKERJAAN BETON
Pekerjaan beton merupakan salah satu bagian pekerjaan yang memerlukan perhatian yang serius dari
Penyedia Jasa dan Direksi dalam setiap proses dan keputusan yang diambil.
A. Lingkup Pekerjaan.
a) Pekerjaan beton bertulang yang dilakukan adalah pembuatan pondasi, kolom,sloof.
b) Bagian-bagian pekerjaan yang berkaitan dengan pekerjaan beton dan dilakukan sebelum,
sedang serta sesudah pengecoran adalah pembuatan cetakan, persiapan dan penulangan,
pengecoran, pemeliharaan, pembukaan cetakan dan lain sebagainya.
c) Semua pekerjaan beton bertulang yang dilakukan harus disertai test beton di lapangan yang
hasilnya langsung dapat diperoleh, serta test beton di laboratorium yang dilakukan di lembaga
di luar proyek dengan biaya test ditanggung oleh Penyedia Jasa.
B. Persyaratan Umum
a) Konstruksi rangka bangunan dengan bahan struktur beton bertulang harus menggunakan peraturan
peraturan/normalisasi yang berlaku di Indonesia seperti PBI’71 (Peraturan Beton Indonesia
tahun 1971) dan atau SK SNI T–15–1991-03, PMI (Peraturan Muatan Indonesia), dan lain-lain.
b) Peraturan beton
Semua pekerjaan beton harus dipenuhi syarat-syarat yang ada padaSK SNI T-15-1991-03.
Syarat-syarat bahan untuk semua pekerjaan beton SK SNI T-15-1991-03 pasal 3.1 sampai 3.9.
Syarat pelaksanaan pekerjaan beton SK SNI T-15-1991-03 bagian 3 bab4,5,6 berlaku seluruh
pasal.
Syarat-syarat pekerjaan tulangan SK SNI T-15-1991-03 bab 5 pasal 5.3 sampai 5.8.
Perhitungan untuk pekerjaan beton bertulang berdasarkan SK SNI T-15-1991-03.
Perhitungan muatan pada bangunan (PMI).
c) Penggunaan bahan bangunan.
Kualitas campuran beton harus memenuhi syarat dengan campuran beton ( sesuai yang ada
dalam B O Q )
Kualitas baja U-24 untuk baja polos dan U-32 untuk baja ulir.
Setiap sambungan beton lama dan baru ditambahkan bahan additive beton.
C. Langkah Pelaksanaan.
Langkah pelaksanaan pekerjaan beton bertulang terdiri dari kegiatan penyiapan adukan, pemasangan
tulangan, persiapan pengecoran atau pemasangan begesting, pelaksanaan pengecoran, perawatan atau
pemeliharaan beton, pembongkaran begesting dan pelaksanaan uji laboratorium.
a) Persyaratan pelaksanaan pekerjaan
Sebelum pelaksanaan pekerjaan beton, Penyedia Jasa harus meneliti gambar- gambar kerja
penulangan beton. Apabila terjadi keragu-raguan segera menanyakan dan meminta jawaban
Direksi sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan.
b) Adukan
Adukan beton untuk konstruksi beton bertulang digunakan beton dengan mutu K-175 dan
K-225 ( sesuai yang ada dalam BOQ )
c) Tulangan
Membengkok dan meluruskan tulangan untuk beton bertulang harus dilakukan dalam keadaan
dingin. Batang tulangan harus dipotong dan dibengkokkan sesuai dengan gambar kerja. Bila
tidak tercantum dalam gambar kerja, harus dimintakan persetujuan Direksi terlebih dahulu.
Tulangan harus bebas dari kotoran-kotoran dan karat, serta bahan-bahan lain yang mengurangi
daya rekat.
Tulangan harus dipasang sedemikian rupa hingga sebelum dan selama pengecoran tidak
berubah tempat.
Tulangan lengkung tidak boleh menempel pada papan cetakan atautumpuan lain. Untuk itu
harus dibuat beton tahu (beton decking)dengan tebal dan pemasangan sesuai dengan PBI ’71.
d) Persiapan Pengecoran
Penyedia Jasa harus membuat kotak takaran untuk adukan beton.
Semua cetakan dibersihkan dari segala kotoran.
Cetakan harus datar dan tegak lurus, kedudukan dan bentuknya tetap tidak bergeser maupun
bergerak pada waktu dan setelah pengecoran tetapi mudah dibongkar.
Cetakan dibuat dari kayu berkualitas sedang tebal 3 cm, dan memenuhi syarat sesuai
fungsinya. Sambungan-sambungan antara papan dan balok harus rapat, rapi dan kuat.
Apabila untuk rangka penyangga begesting digunakan kayu, maka bahan kayu harus
10
kering, lurus dan berupa kayu kina atau pinus atau kayu berkualitas sedang yang lain. Jarak
penempatan maksimum antar penyangga adalah 60 cm. Dan direncanakan untuk memikul
muatan dibawah 1000 kg.
Penyangga tidak boleh diberdirikan di atas tanah (harus dengan alas papan).
Penulangan diteliti kembali/disesuaikan dengan gambar, kalau adayang bengkok atau berubah
posisi harus segera dibetulkan.
Perubahan atau penambahan penulangan dan ukuran beton atau perbedaan pelaksanaan
dengan gambar kerja, harus sepengetahuan dan sepersetujuan Direksi.
e) Pengecoran
Pengecoran beton harus seijin tertulis dan sepengetahuan Direksi.
Perbandingan adukan beton sesuai dengan ketentuan dalam RencanaKerja dan Syarat ini.
Pembuatan campuran beton yang dilakukan setempat maka (1) angka dalam perbandingan
adukan menyatakan takaran dalam isi yang ditakar dalam keadaan kering, (2) Takaran
harus dibuat baik dan kuat, sebelum dipakai dimintakan persetujuan Direksi, dan (3)
Pengadukan minimum 3 menit setelah semua bahan masuk ke dalam drum pengadukan, adukan
beton harus memperlihatkan susunan dan warna yang sama.
Penggunaan bahan-bahan pembantu harus terlebih dahulu disetujuioleh Direksi.
Begesting atau tulangan yang terkena percikan beton harus dibersihkan sebelum pengecoran
selanjutnya.
Beton tak boleh dituang langsung dari ketinggian lebih dari 1,5 meter
untukmencegahterlepasnya agregat dari campuran bahan pengikatnya.
f) Pembongkaran Begesting
Pembongkaran harus dilakukan dengan cara sedemikian rupa hingga menjamin seluruhnya
keamanan beton yang telah dicor.
Bagian struktur beton yang disangga dengan batang penyangga tidak boleh dibongkar
begesting maupun tiang penyangganya sebelum elemen struktur tersebut mencapai kekuatan
minimal untuk memikul berat sendiri berikut bahan-bahan pelaksanaan di atasnya.
Cetakan beton dapat dibongkar dengan persetujuan tertulis dari pengawas, atau jika umur
beton telah melampaui waktu sebagai berikut:
Bagian sisi balok 48 jam
Balok tanpa beban konstruksi 7 Hari
Balok dengan beban konstruksi 21 Hari
Pelat beton 21 Hari
g) Perawatan beton.
Upaya perawatan beton dilakukan selama proses pengerasan.
Selama proses pengerasan, beton tiap hari harus disiram dengan cukup air, selama
minimum 1 (satu) minggu berturut-turut.
11
PEKERJAAN PASANGAN
BATU BATA
A. Lingkup Pekerjaan
a) Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu yang
dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil terbaik.
b) Pekerjaan pasangan batu bataini meliputi seperti tersebut dalam gambar.
B. Langkah Pelaksanaan
a) Campuran 1 PC : 5 Ps digunakan untuk pasangan dinding batu bata
b) Batu bata sebelum dipasang harus direndam dalam air terlebih dahulu sampai jenuh.
c) Pasangan batu bata dilakukan bertahap, setiap tahap ditunggu sampai kuat betul minimal 1 hari
untuk pemasangan berikutnya.
d) Batu bata yang kurang dari ½ (setengah) tidak boleh dipasang kecuali pada bagian-bagian yang
membutuhkan.
e) Pasangan batu bata yang telah berdiri harus terus menerus dibasahi air selama 7 (tujuh) hari, setiap
hari sekali pada pagi hari.
f) Pekerjaan pasangan batu bata harus lurus, rata, dan tegak lurus dengan bidang pasangan batu bata
lainnya.
g) Penyedia Jasa tidak diperbolehkan melakukan pekerjaan plesteran, tanpa seijin dari Direksi.
12
PEKERJAAN PLESTERAN
DAN SPONENGAN
Kerapian pekerjaan plesteran dan sponengan ini sangat bergantung pada presisi hasil pekerjaan
beton struktur dan dinding bata yang sudah ada.
A. Lingkup Pekerjaan
a) Plesteran dilakukan untuk pekerjaan pasangan maupun beton seperti tersebut dalam gambar.
b) Termasuk dalam pekerjaan ini adalah pekerjaan profil beton, sponengan, dan plester pasangan
dinding seperti pada gambar.
B. Langkah Pelaksanaan
a) Campuran 1 PC : 5 Ps digunakan untuk pasangan dinding beton.
b) Untuk hal-hal yang khusus diperlukan plesteran dengan menggunakan produkmortar (sesuai yang
disyaratkan dalam gambar).
c) Sebelum pekerjaan plesteran dilakukan, bidang-bidang yang akan diplester harus dibersihkan
terlebih dahulu kemudian dibasahi dengan air agar plesteran maupun siaran tidak cepat kering
dan tidak retak-retak.
d) Untuk plesteran menggunakan bahan dari mortar setiap satu sisi muka dalamsatu ruas tidak boleh
disisakan, harus selesai sekaligus.
e) Adukan untuk plesteran harus benar-benar halus sehingga plesteran tidak pecah-pecah.
f) Tebal plesteran tidak boleh lebih dari 2,5 cm dan tidak boleh kurang dari 1,5cm, kecuali
menggunakan bahan produk dari mortar ketebalan plesteran bisa1 cm.
g) Plesteran supaya digosok berulang-ulang sampai menutup mantap dengan acian dari PC sehingga
tidak terjadi retak atau pecah.
h) Pekerjaan plesteran terakhir harus lurus dan halus, rata dan tegak lurus dengan bidang plesteran
lainnya.
i) Plesteran baru harus dijaga sedemikian rupa sehingga tidak terjadi pecahdan sobek/retak dengan
disiram air minimum 3 kali dalam 24 jam selama 7 hari berturut-turut.
j) Penyedia Jasa tidak diperbolehkan melakukan pekerjaan plesteran, tanpa seijin dari Direksi.
13
PEKERJAAN CAT
A. Lingkup Pekerjaan
a) Pekerjaan pengecatan yang dimaksud disini adalah pekerjaan pengecatan besi dan pekerjaan
pengecatan tembok exterior.
b) Pengertian cat disini meliputi cat-cat : cat seluruh bahan besi/baja dancat bidang-bidang dinding
tembok.
c) Cat-cat yang dibutuhkanatau didatangkan harus dalam kemasan kaleng, tertera nama
perusahaannya danserta masih terdapat segel yang baik.
d) Semua cat yang dipakai harus mendapatkan persetujuan dari pengawas.
e) Bahan pengencer digunakan dari produksi pabrik dan bahan yang diencerkan.
14
SUMUR BOR
A. UMUM
1. Titik lokasi sumur bor ditentukan oleh pengguna barang/jasa bersama penyedia barang/jasa yang
didasarkan pada hasil penelitian hidrogeologi daerah setempat.
2. Pipa jambang/ naik dengan Pipa Galvanis medium A , diameter 4 inci
3. Pipa Saringan menggunakan Pipa Galvanis medium Ayang dilubangi, diameter 4 inci
4. Kualitas air yang dihasilkan sesuai dengan kondisi hidrogeologi setempat.
5. Pengeboran Coring dengan diameter minimal 3 inci, kedalaman pilot hole yaitu sesuai dengan
gambar rencana dan BQ (bill of Quantity).
6. Geoelektrikal logging sampai kedalaman 100 meter untuk mengetahui karakteristik akuifer dari
lapisan batuan yang ada sehingga dapat diketahui adanya lapisan akuifer.
7. Reaming (Pembesaran lubang bor) dari diameter 4 inci menjadi 8 inci hingga kedalaman sesuai
dengan gambar rencana dan BQ (bill of Quantity).
8. Alignment tes untuk mengetahui kelurusan dari pipa jambang yang telah dikonstruksi.
9. Development (Pengembangan sumur bor).
10. Uji pemompaan.
11. Penyedia barang/jasa wajib memiliki ijin pengeboran air tanah sesuai dengan lokasi atau titik
sumur bor yang dikerjakan. Biaya ijin pengeboran ke instansi atau dinas terkait dibebankan pada
penyedia barang/jasa.
Pengawasan dilakukan secara ketat agar peletakan posisi saringan tidak salah letak, sertasistem
penyambungan antar pipa, antar saringan dan antara pipa dan saringandilakukan/dikerjakan dengan
sempurna. Untuk pipa besi/galvanis yang penyambungannyadengan cara dilas, maka bagian
sambungan harus diperkuat dengan besi beton dan diberilapisan anti karat/coating. Seluruh
perpipaan harus lurus vertikal, apabila terdapatketidaklurusan maka konstruksi harus diulang. Pipa
piezometer diletakkan sejajar menempeldi luar pipa jambang.
Pumping test adalah suatu cara untuk melakukan pengujian kapasitas air tanah agar dapat disadap
didalam bangunan pengambilan/sumur. Untuk pemanfaatan air dari sumur bor yang telah dikerjakan
perlu diadakan uji sumur atau Pumping Test dimana dari hasil uji ini diharapkan didapat gambaran
kondisi dari permukaan air tanah sebelum dilakukan pengambilan air dilakukan uji pemompaan.
a. Uji pemompaan dilakukan dengan maksud untuk memperoleh data primer dengan cara
melakukan pengukuran tinggi muka air tanah secara langsung di lapangan selama dilakukan
pemompaan, kemudian dilanjutkan dengan kondisi hidogeologinya;
b. Tujuan uji pemompaan ini adalah untuk mengevaluasi kemampuan lapisan pembawa air (akuifer)
dengan kondisi sumur bor berdasarkan parameter yang diperoleh dari hasil pemompaan, sehingga
pemanfaatan air baku yang bersumber dari air bawah tanah dilaksanakan dengan tetap
mempertahankan kondisi lingkungan di sekitar sumur bor;
c. Uji pemompaan dilakukan dengan terlebih dahulu mengistirahatkan dari pemompaan
sebelumnya selama 24 jam. Dibuat catatan mulai dari tanggal, jam dan penggunaan besar pompa.
15
Pengujian ini dilakukan dengan kapasitas pemompaan bertingkat hingga mencapai kapasitas
yang ideal (3 sampai 4 tahap). Tiap-tiap tahap pemompaan dilakukan selama 2 jam secara terus
menerus dan dilanjutkan dengan tingkat pemompaan berikutnya tanpa menunggu selang.
b. Long periode test
Pengujian ini dilakukan dengan kapasitas tetap secara terus menerus selama 2 x 24 jam. Pada
akhir pemompaan harus diambil contoh airnya dan dianalisa laboratorium.
c. Recovery test
Kegiatan ini dilakukan sesaat setelah long periode test selesai, jadi tanpa selang waktu.
Urut-urutan atau prosedur pekerjaan uji pemompaan sumur dalam adalah sebagai berikut:
a. Step draw down test
1. Sebelum pompa dijalankan, muka air statis di dalam sumur harus diukur dan dicatat;
2. Pemompaan dilakukan bertahap dari 2,5 liter/detik, 5liter/detik, 10 liter/detik dan seterusnya.
Tiap tahap lamanya 2 jam atau lebih;
3. Besarnya debit pemompaan diatur seteliti mungkin sesuai dengan yang dikehendaki;
4. Muka air dalam sumur diukur tiap 1 menit selama 5menit, tiap 5 menit antara 5 sampai 60
menit, kemudian tiap 10 menit antara 60 – 100menit;
5. Setelah tahap pertama pemompaan uji selesai dilakukan, maka kapasitas pemompaan
dinaikkan ke tahap pemompaan berikutnya dan prosedur pengukuran sama dengan tahap yang
pertama tersebut;
c. recovery test
1. Pelaksanaan recovery test segera dimulai setelah timedraw down selesai dan pada saat pompa
berhenti;
2. Selama 15 menit pertama pengukuran terhadap kambuhnya muka air di dalam sumur
dilakukan setiap selang 1 menit;
3. Selama 2 jam berikutnya, pengukuran muka air dilakukan tiap selang 30 menit;
4. Tes ini terus dilakukan sampai muka air kembali sama seperti sebelum dimulai time draw
down test di atas;
16
c. Pipa saringan
1. Tipe saringan atau screen adalah “Wire Wound Continuous Slot” on “Rod Base” yaitu
berbentuk kawat yang melingkar pada penyangga (rod base) dengan jarak kawat yang sama.
2. Spesifikasi teknis pipa saringan adalah:
a) Bukaan (25-40)% tergantung jenis material pada akuifer,
b) Jumlah rod base 20-36 buah kawat penyangga,
c) Jumlah rod base 20-36 buah kawat penyangga,
d) Tebal kawat yang umum dipakai berkisar antara (2–2,5) mm.
Catatan:
Pipa jambang, pipa buta dan pipa saringan dapat dibuat dari jenis baja galvanis yang dibuat oleh
pabrik sesuai dengan persyaratan yang ditentukan.
E. PENYELESAIAN SUMUR
Untuk mencegah terjadinya runtuhan dinding lubang sumur bor maka segera dilakukan store gravel.
Kerikil dengan ukuran butir 2–5mm yang sudah dibersihkan dimasukkan ke dalam lubang bor di
luar casing secara perlahan-lahan. Secara bersamaan dilakukan pemompaan air yang ada di dalam
jambang sehingga gravel dapat masuk kedalam lubang bor dengan mudah dan dapat tertata dengan
baik sampai dengan posisi yang dianjurkan.
Segera setelah pelaksanaan store gravel cukup, maka ke dalam casing dituangkan larutan STTP
(20%) sebanyak ± 30L–60L sesuai dengan kedalaman sumur dan jumlah panjang saringan yang
dipasang. Larutan tersebut didiamkan selama lebih dari 12 jam dan lubang ditutup agar tidak
kemasukan air atau benda lain.
Sehari setelah larutan STTP dituangkan ke dalam sumur maka pekerjaan pembersihan sumur dapat
dilakukan. Ada beberapa cara dalam rangkapembersihan/pencucian sumur antara lain:
a. Air lift (kecil)
Air lift dimaksudkan melakukan peniupan udara dari kompresor sumur (dari kedalamant otal
sampai ke permukaan) dengan menggunakan drill road (stang bor) sebagai penghantar dengan
maksud agar terjadi gejolak cairan di dalam sumur, oleh karena itu diharapkan tidak ada air yang
keluar dari lubang sumur bagian atas. Hal ini bisa dicapaidengan penyetelan kompressor secara
bertahap dan secukupnya dengan waktumenerus selama 30 menit.
b. Water jetting (Penyemburan air)
Water jetting dimaksudkan melakukan penyemburan air dalam posisi saringan di dalam sumur
dengan pemompaan air bersih bertekanan tinggi, dengan menggunakan alat jetting 4 nouzel
berputar dan naik turun di posisi seluruh saringan yang terpasang. Kegiatan ini dilakukan sampai
seluruh saringan bersih dari kotoran/ lumpur yang menyumbat.
c. Air lift (besar) dan water jetting
Pekerjaan/kegiatan ini dilakukan bergantian tiap 30 menit sampai dengan tidak ada lagi kotoran
yang keluar dari casing. Selama pekerjaan ini perlu penambahan gravel sehingga susunan gravel
bisa lebih tertata secara padat sehingga konstruksi sumur dapat terjaga dari keruntuhan.
17
POMPA SUBMERSIBLE
Pompa berfungsi untuk menyedot air baku dari sumur yang telah di bor sebelumnya. Jenis Pompa yang
dipergunakan adalah Pompa Subsmersible. Pompa Subsmersible adalah pompa yang pemasangannya
tegak lurus dengan lubang sumur. Biasanya dimasukkan ke dalam lubang sumur dengan kedalaman
tertentu. Spesifikasi Pompa Submersible yang digunakan adalah merk Franklin Electric sebagai berikut:
18
PEKERJAAN PERPIPAAN
A. Lingkup Pekerjaan
Penyedia Jasa harus mengadakan semua pipa dan perlengkapannya yang tercantum pada
gambar, yaitu : bahan penyambung, dan lain-lain yangdiperlukan sebagai pelengkap pekerjaan. Semua
bahan yang diperlukan harus tepatguna pada iklim tropis.
19
E. Spesifikasi Meteran Air
Semua meteran air yang harus standart nasional Indonesia (SNI 2547), merk (FA) atauInclude
terra/kalibrasi, dengan keperluan masing-masing sesuai
gambar dan brosur alat-alat sanitair. Penyedia jasa dalam dokumen penawaran wajib
melampirkan brosur / gambar yang berisi spesifikasi teknis dan merk meteranair.
Bahan : Kuningan
Diameter : 1 1/5 inch (40 mm)
Akurasi :5%
Suhu kerja maks : 500 C
Max membaca : 999999,999 m3
Min membaca : 0,001 m3
Kisaran aliran : max 20 m3/jam
Tekanan kerja : 10 bar
20
PEKERJAAN MENARA DAN TANDON AIR
Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan dari semua bahan, tenaga, peralatan, perlengkapan serta
pemasangan dari semua pekerjaan baja dan logam termasuk alat-alat atau benda-benda/
material pendukung lainnya
b. Pekerjaan ini harus dilaksanakan sesuai dengan keterangan-keterangan yang tertera pada
gambar rencana/ detail, lengkap dengan penyangganya, alat untuk memasang dan
menyambungnya pelat-pelat baja/ profil dan lain sebagainya.
c. Semua detail dan hubungan harus dibuat dengan teliti, diselesaikan dengan rapi, dan dalam
pelaksanaannya tidak hanya dari gambar-gambar kerja untuk memasang pada tempatnya tetapi
dimungkinkan untuk mengambil ukuran-ukuran sesungguhnya ditempat pekerjaan terutama
bagian-bagian yang terhalang oleh benda lain.
d. Penawaran baja dalam berat (kg), sudah termasuk "wastage” akibat pernotongan dan lain-lain
dan diperhitungkan pada analisa harga satuan. Penyedia Jasa bertanggung jawab untuk
menjamin perancang baja untuk pengerjaannya agar sesuai dengan persyaratan-persyaratan ini
sepenuhnya. Penyedia Jasa supaya menyiapkan salinan usulan standart yang akan dipakai,
sebagai pedomam bagi Teknis (Pengawas/Konsultan Pengawas) paling lambat 21 hari sebelum
fabrikasi.
Persyaratan Bahan
a. Bahan-bahan yang dipakai untuk pekerjaan baja harus disetujui oleh Teknis
(Pengawas/Konsultan Pengawas), tidak berkarat, bagian-bagiannya dan lembaran-lembarannya
tidak bengkok dan cacat. Potongan-potongan (profil) mempunyai ukuran yang tepat sesuai
dengan dimensi tertera dalam gambar rencana baik bentuknya, tebal, ukuran berat.
b. Bahan baja yang digunakan/ dipasang harus dari jenis yang sama kualitasnya, dalam hal ini
dipakai baja jenis BJ-37, dengan tegangan leleh baja minimum adalah 3.700. Toleransi bahan
baja ditetapkan maksimum 5 % dari luas pada rangka batang/ maksimum 5 % dari momen
imersia (I)
c. Sebagai kawat las dipakai produk KOBE/ NIPPON STEEL/ ESAAB. Jenis kawat las yang
akan digunakan harus sesuai dengan petunjuk-petunjuk dari pabrik pernbuat dan petunjuk-
petunjuk Teknis (Pengawas/Konsultan Pengawas). Elektroda-eleklroda las harus diambil dari
GRADA-A (besi heavy coatee type) batang-batang elektroda yang dipakai diameternya lebih
besar atau sama dengan 6 mm (1/4 inch), dan batang-batang elektroda harus dijaga agar selalu
dalam keadaan kering.
d. Baut-baut yang digunakan harus baut hitam ulir tak penuh dengan tegangan baut dan tegangan
las minimum adalah 1.400 kg/cm2 atau minimal sama dengan mutu baja yang digunakan (A-
325 ASTM).
e. Semua bahan harus mempunyai ukuran yang tepat, sehingga dalam pemasangannya tidak
memerlukan pengisi, kecuali kalau gambar detail menunjuk hal tersebut.
21
gambar atau spesifikasi ini akan ditolak dan bila terjadi demikian, harus diperbaiki dengan
segera.
b. Fabrikasi
1) Sebelum memulai dengan pemotongan, penyambungan, dan pemasangan Penyedia Jasa harus
memberitahukan secara tertulis tentang tempat, sistem pengerjaan dan pemasangan kepada
Teknis (Pengawas/Konsultan Pengawas) untuk mendapat persetujuannya.
2) Penyedia Jasa harus terlebih dahulu menunjukkan kualitas pengelasan dan penghalusan untuk
dijadikan standart dalam pekerjaan tersebut. Pekerjaan pengelasan konstruksi baja harus sesuai
dengan gambar dan harus mengikuti prosedur yang berlaku seperti AWS atau AISA
Spesification.
3) Kecuali ditunjuk sistim lain maka dalam hal menghubungkan profil-profil, plat-plat
pengaku digunakan las listrik dengan alat pembakar yang standart dengan ketentuan sebagai
berikut :
a) Batang las (bahan untuk las) harus dibuat dari bahan yang campurannya sama dengan bahan
yang akan disambung. Kekuatan sambungan dengan las (hasil pengelasan) harus sama kuat
dengan batang yang disambung.
b) Pemeriksaan kekuatan las harus dilakukan dengan persetujuan Teknis (Pengawas/Konsultan
Pengawas) bila dianggap perlu dan dapat dilakukan di laboratorium. Kedudukan konstruksi
baja yang segera akan di las harus menjamin situasi yang paling aman bagi pengelas dan
kualitas hasil pengelasan yang dilakukan.
c) Pada pekerjaan maupun bidang-bidang benda kerja harus dibersihkan dari keras (slag) dan
kotoran lainnya las, maka sebelum mengadakan las ulangan, baik bekas lapisan pertama,
d) Pada pekerjaan, dimana akan terjadi banyak lapisan las, maka lapisan yang terdahulu harus
dibersihkan dari keras (slag) dan percikan-percikan logam sebelum memulai dengan lapisan las
yang baru. Lapisan las yang berpori-pori, rusak atau retak harus dibuang sama sekali
e) Tempat pengelasan dan juga bidang konstruksi yang di las, harus terlindung dari hujan/ angin
kencang.
f) Pemotongan harus menggunakan mesin, dilakukan dengan membatasi sekecil mungkin akibat
secondary. Permukaan las terakhir harus digerinda sampai rata dan halus
g) Kesalahan pemotongan maupun lubang yang terlalu besar tidak diperkenankan ditutup dengan
las, karena itu batang yang bersangkutan harus diganti dengan yang baru.
4) Lubang baut untuk baut harus dilaksanakan dengan bor. Lubang baut harus lebih besar 2.0 mm
dari pada diameter luar baut. Pembuatan lubang baut harus dilaksanakan di pabrik dan harus
dikerjakan dengan alat bor.
5) Untuk sambungan komponen konstruksi baja yang tidak dapat dihindarkan berlaku ketentuan
sebagai berikut :
a) Hanya diperkenankan satu sambungan.
b) Semua penyambung profil baja harus diiaksanakan dengan las
6) Bila dipandang perlu oleh Teknis (Pengawas/Konsultan Pengawas), Penyedia Jasa wajib
melaksanakan pemasangan percobaan dari sebagian atau seluruh pekerjaan konstruksi.
Komponen yang tidak cocok atau yang tidak sesuai dengan gambar dan spesifikasi dapat
ditolak oleh Teknis (Pengawas/Konsultan Pengawas) dan pemasangan percobaan tidak boleh
dibongkar tanpa persetujuan Teknis (Pengawas/Konsultan Pengawas)
7) Pekerjaan harus bermutu kelas satu dalam segala hal, setiap bagian pekerjaan yang buruk akan
ditolak dan harus diganti apabila perlu. Pekerjaan yang selesai harus bebas dari puntiran-
puntiran.bengkokan-bengkokan dan sambungan-sarnbungan yang mengganggu
Pemasangan/ Erection
a) Penguat Sementara.
b) Baja harus dipasang mati setelah sebagian besar struktur baja terpasang dan disetujui ketepatan
garis, vertiikal dan horizontal.
22
c) Penyedia Jasa supaya menyediakan penunjang-penunjang sementara (pembautan-pembautan)
bilamana diperlukan sampai pemasangan mati sesuai keputusan Konsultan Pengawas.
8) Pembautan
a) Ulir harus bebas setidak-tidaknya dua setengah putaran dari muka mur dalam keadaan
terpasang mati.
b) Penyedia Jasa supaya menggunakan setidak-tidaknya satu cincin pada setiap mur dan
menyiapkan daftar mur, baut, dan cincin. Penyedia Jasa supaya menggunakan cincin baja keras
untuk baut tegangan tinggi (HBS).
Pengecatan
Semua bahan Konstruksi baja harus di cat. Cat dasar adalah cat zink chromate buatan Dana
Paint/ Nippon/ Emco dan pengecatan dilakukan satu kali di pabrik dan satu kali di lapangan.
Baja yang akan ditanam dalam beton tidak boleh di cat. Untuk lubang baut kekuatan
tinggi/high strenghbold permukaan baja tidak boleh di cat. Cat akhir adalah enamel paint
produk Danapaint dan pengecatan dilakukan 1kali di lapangan, kecuali bila dinyatakan lain
dalam gambar atau spesifikasi arsitektur.
Syarat-syarat Pengamanan Pekerjaan
1) Baja yang sudah terpasang dilindungi dari kemungkinan cacat/rusak yang diakibatkan oleh
pekerjaan-pekerjaan lain.
2) Bila terjadi kerusakan, Penyedia Jasa diwajibkan untuk memperbaikinya dengan tidak
mengurangi mutu pekerjaan. Seluruh biaya perbaikan menjadi tanggung jawab Penyedia
Jasa.
3) Penempatan pipa dan batang baja di work shop maupun dilapangan tidak boleh langsung diatas
tanah atau lantai. tetapi harus diatas balok-balok kayu yang berjarak maksimum 2 m. Tanah
atau lantai tersebut harus datar, padat merata dan bebas dari genangan air.
Pemasangan Akhir/ Final Erection.
a. Alat-alat untuk pemasangan harus sesuai untuk pekerjaannya dan harus dalam keadaan baik.
Bila dijumpai bagian-bagian konstruksi yang tidak dapat dipasang atau ditempatkan
sebagaimana mestinya sebagai akibat dari kesalahan pabrikasi atau perubahan bentuk yang
disebabkan penanganan, maka keadaan itu harus segera dilaporkan kepada Teknis
(Pengawas/Konsultan Pengawas) disertai usulan cara perbaikannya
b. Setiap komponen diberi kode/marking sesuai dengan gambar pemasangan sedemikian rupa
sehingga memudahkan pemasangan
c. Bagian profil baja harus diangkat dengan baik dan ikatan-ikatan sernentara harus digunakan
untuk mencegah tegangan-tegangan yang mclewati tegangan ijin. Ikatan-ikatan itu dibiarkan
sampai konstruksi selesai. Sambungan-sambungan sementara dari baut harus diberikan kepada.
bagian konstruksi untuk menahan beban mati, angin dan tegangan-tegangan selama
pembangunan.
d. Baut-baut, baut angkur, baut hitam, baut kekuatan tinggi dan lain-lain harus disediakan
dan harus dipasang sebagaimana mestinya sesuai dengan gambar detail, Baut kekuatan
tinggi harus dikencangkan dengan kunci momen (torque wrench).
e. Penyimpangan kolom dari sumbu vertikal tidak boleh dari 1/1500 dari tinggi vertikal kolom.
Kapasitas tandon air yang digunakan adalah 2 m3 atau 3000 liter 2 buah berbahan fiberglass dengan
ketebalan dinding 10-12 mm. Lebar dasar 1,44 m tinggi 1,465 m. Bahan dasar 100% Murni Polyethelene
Food Grade ( FDA Code: 21 CFR 177.1520) kualitas tinggi dengan perlindungan terhadap Sinar UV dan
anti lumut.
23
PEKERJAAN MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL
UMUM
Umum
Penawar harus menyediakan dan mensuplai genset, pompa dalam keadaan dapatberoperasi sempurna
sesuai dengan gambar dan perlengkapannya dalam bukupetunjuk, catalog maupu leaflet Didalam
penawaran, penawar harus menyertakanpaling sedikit hal-hal berikut ini :
a. Gambar secara keseluruhan/lengkap, tampak, suku cadang dan daftar material, dan jenis-jenisnya.
b. Surat jaminan sesuai 1.1
Umum
Semua mesin-mesin berikut perlengkapannya dipasang dilokasi harus diperiksa dandites ulang di pabrik
maupun di lapangan/di lokasi. Semua tes harus mendapatpersetujuan direksi dan harus dapat
memperlihatkan kefungsian masing-masin peralatan. Direksi/Tenaga Ahli harus diperbolehkan untuk
memeriksa semuaperalatan/mesinmesin pada saat dites. Sertifikat kalibrasi instrumen/alat-alat ukuryang
dipakai dalam pengetesan ini harus mendapat persetujuan dari Direksi/TenagaAhli. Penyedia Jasa harus
menyerahkan hasil tes di pabrik maupun di lokasi kepada
Direksi/Tenaga Ahli.
Umum
Pemasangan instalasi listrik harus dilaksanakan oleh instalatur listrik yang telah mendapat pengakuan
(Pas) dari Perusahaan Listrik Negara daerah setempat.Pada dasarnya untuk pelaksanaan pekerjaan
instalasi listrik ini, berlaku peraturanumum instalasi listrik yang dikeluarkan oleh PLN
setempat.Penyedia Jasa bertanggung jawab penuh atas mutu instalasi dan peralatan yangdigunakan.
Pedoman Instalasi
Jika dalam hat pemasangan terdapat keragu-raguan atau kurang ditentukan dalam gambar maka dalam
penyelesaiannya harus sesuai dengan Buku Petunjuk UmumInstalasi Listrik (PUIL), standar-standar yang
lain yang akan digunakan harusdisetujui oleh Konsultan.
24
Inspeksi
Penyedia Jasa wajib membuat gambar rencana kerja untuk pekerjaan yangdilakukannya. Gambar serta
rencana kerja ini harus tersedia di ruang Penyedia Jasa danmudah diperiksa sewaktu-waktu oleh
pengawas. Setiap kemajuan pekerjaan harusdicantumkan pada gambar dan rencana kerja tersebut.
Peralatan
Seluruh peralatan yang akan digunakan oleh Penyedia Jasa harus sesuai dengan gambardan spesifikasi
yang telah ditentukanBila dikemudian hari ada kelalaian antara daftar yang telah diajukan dengan
yangakan dipakai, Penyedia Jasa wajib mengajukan persetujuan dengan pengawas.Penyedia Jasa wajib
mengganti semua peralatan yang telah dipasang jika peralataantersebut tidak sesuai dengan daftar yang
diajukan atau disetujui pengawas. Semuapengganti merk/jenis dari peralatan yang telah disetujui dalam
daftar yang diajukanharus dilengkapi dengan perubahan biaya dari biaya kontrak.
Pentanahan
Semua konduit metal, panel, tutup / inti transformator, generator, amourning kabeldan semua peralatan
listrik yang pelindungnya terbuat dari bahan logam harusditanahkan dengan efektif baik secara listrik
atau mekanik.Semua perhubungan ke penghantar pentanahan harus dibuat dengan heavy
dutyexotheramic weld. Perlengkapan pentanahan harus tipe clamp connector ground.Tahanan pentanahan
harus tidak boleh lebih dari 5 ohm. Tahanan pentanahan diukur ketika pekerjaan pentanahan lengkap.
Petunjuk Pemeliharaan
Penyedia Jasa wajib melengkapi buku/brosur petunjuk pemeliharaan perbaikan peralatan yang ada.
Peralatan yang harus diadakan petunjuk pemeliharaan tersebutadalah :
- Komponen Panel
- Komponen pompa
Petunjuk – petunjuk itu harus diadakan dalam rangkap 3 (tiga) masing-masing
dimasukkan ke dalam suatu map.
25
LAIN-LAIN
A. Sehubungan dengan adanya bab ini dan pasal demi pasal dalam spesifikasi, maka Penyedia
Jasa wajib untuk mempelajari dan memahami gambar/bestek, daftar kuantitas barang serta
dokumen lelang lainnya agar dapat memberikan penawaran yang baik dan dapat
dipertanggungjawabkan.
B. Lampiran dan gambar-gambar yang termasuk lingkup pekerjaan ini, tapi belum masuk dalam
uraian ini, adalah merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari dokumen ini, dan
harus diikuti/dilaksanakan oleh Penyedia Jasa sebagai bagian dari penawarannya, agar diperoleh
penyelesaian pekerjaan yang baik dan memenuhi persyaratan.
26