Anda di halaman 1dari 78

Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

UMUM
1.1 : RINGKASAN PEKERJAAN.
1.1.1. Uraian berbagai pekerjaan yang termasuk dalam Spesifikasi ini melingkupi uraian
pekerjaan yang tercantum dalam LDP.
Direksi Teknik yang dimaksud dalam uraian ini adalah PA dan atau Tim Teknis yang
telah ditunjuk oleh PA untuk membantu pekerjaan Ke-PPK-an.
1.2 : M O B I L I S A S I.
1.2.1. U m u m.
(1) Mobilisasi sebagaimana ditentukan dalam kontrak ini akan meliputi pekerjaan
persiapan yang diperlukan untuk pengorganisasian dan pengelolaan pelaksanaan
pekerjaan proyek. Ini juga akan mencakup demobilisasi setelah penyelesaian
pelaksanaan pekerjaan yang memuaskan.
(2) Sejauh mungkin dan berdasarkan petunjuk Direksi, Penyedia Jasa harus
menggunakan rute (jalur) tertentu dan menggunakan ketentuan-ketentuan yang
berlaku dengan kelas jalan tersebut serta membatasi muatannya untuk
menghindari kerusakan jembatan yang digunakan untuk tujuan pengangkutan ke
tempat proyek. Penyedia Jasa harus bertanggung jawab atas setiap kerusakan
dikarenakan muatan angkutan yang berlebihan serta memperbaiki kerusakan
tersebut mendapat persetujuan Direksi.
(3) Mobilisasi peralatan berat dari dan menuju ke lapangan pekerjaan harus
dilaksanakan pada waktu lalu lintas sepi, dan truck–truck angkutan yang
bermuatan harus ditutup dengan terpal.
1.2.2. Jangka Waktu Mobilisasi.
(1) Mobilisasi harus diselesaikan dalam waktu 30 hari setelah penandatangan
kontrak, terkecuali dinyatakan lain secara tertulis oleh Pejabat Penandatangan
Kontrak.
(2) Pembayaran mobilisasi untuk pekerjaan yang diuraikan sebelumnya harus
dimasukkan dalam item yang dinyatakan dalam daftar item pembayaran dan
tidak boleh ada pembayaran terpisah untuk item ini.
1.2.3. Penyiapan Lapangan.
(1) Penyedia Jasa akan menguasai lahan yang diperuntukan bagi kegiatan-kegiatan
pengelolaan dan pelaksanaan pekerjaan di dalam daerah proyek.
(2) Penyedia Jasa harus mengikuti hal–hal berikut :

1|Page
Spesifikasi Teknis

a. Memenuhi persyaratan Peraturan-Peraturan Nasional dan Peraturan–


peraturan Propinsi dan Peraturan Daerah Kabupaten.
b. Mencegah sesuatu polusi terhadap hak milik/penghuni disekitarnya sebagai
akibat dari operasi pelaksanaan.
(3) Pekerjaan tersebut juga akan mencakup demobilisasi dari lapangan setelah
selesai kontrak, meliputi pembongkaran semua intalasi dan peralatan konstruksi
serta semua bahan lebihan, semuanya berdasarkan persetujuan Direksi Teknik.
1.2.4. Pengukuran Persiapan.
Untuk pekerjaan persiapan antara lain : pembersihan lapangan, pemasangan profil,
pembuatan Kisdam dan papan nama dilaksanakan di lapangan dan biaya
pelaksanaannya sudah termasuk didalam perhitungan nilai Overhead.
1.2.5. Papan Nama.
Untuk papan nama berisi informasi tentang nama kegiatan, nama pekerjaan, nilai
kontrak, pelaksana, tahun anggaran, jangka waktu pelaksanaan dan konsultan
pengawas, dengan ukuran minimal 0,9 m x 1m dan biaya pelaksanaannya sudah
termasuk didalam perhitungan nilai Overhead.
1.2.6. Pengukuran dan Pembayaran.
Pembayaran untuk pekerjaan yang sudah selesai yang didiskusikan di dalam
ketentuan ini harus dimasukkan dalam daftar item pembayaran, dan tidak boleh ada
pembayaran terpisah untuk item ini.

1.3 : PENGUJIAN LAPANGAN DAN UJI LABORATORIUM.


1.3.1. U m u m.
(1) Penyedia Jasa harus menyelenggarakan pengujian bahan-bahan dan
kecakapan kerja untuk pengendalian mutu yang dilaksanakan sesuai
dengan spesifikasi dan menurut perintah Direksi Teknik.
(2) Pengujian-pengujian akan dilaksanakan oleh Laboratorium dari Perguruan
Tinggi yang sesuai atau lembaga/instansi penguji yang memenuhi syarat
yang petunjuk oleh Direksi Teknik. Pengujian khusus di Laboratorium
pusat harus juga dilaksanakan bila diperlukan / diminta oleh Direksi
Teknik dan biaya pelaksanaannya sudah termasuk didalam perhitungan
nilai Overhead..
1.3.2. Pemenuhan terhadap Spesifikasi.
Semua pengujian harus memenuhi seperangkat standar di dalam spesifikasi.
Bilamana hasil pengujian tidak memuaskan, Penyedia Jasa harus melakukan
pekerjaan – pekerjaan perbaikan dan peningkatannya jika diperlukan oleh Pejabat
Penandatangan Kontrak atau Direksi Teknik, dan harus melengkapi pengujian -
pengujian untuk menunjukkan terpenuhinya spesifikasi.

2|Page
Spesifikasi Teknis

Kontraktor akan bertanggungjawab atas pemilihan dan pengaturan peralatan


laboratotium yang sesuai untuk melaksanakan test pada beton, material tanah dan
test-test lain yang diperlukan untuk Pekerjaan. Macam dan jenis pengujian mengacu
pada spesifikasi teknik yang bersngkutan.

Kontraktor akan bertanggung jawab atas ketelitian peralatan laboratorium, peralatan


test dan laporan test yang akan disampaikan kepada Direksi untuk diperiksa pada
akhir tiap minggu. Peralatan test dan peralatan laboratorium harus sesuai dengan tipe
“B” dari “Earth Manual” dan harus tersedia dan dapat digunakan oleh Direksi pada
setiap saat.

Sebelum pelaksanaan pekerjaan Kontraktor harus mengadakan sejumlah test


laboratorium di Laboratorium Perguruan Tinggi atau tempat lain yang memenuhi
persyaratan. Semua biaya yang dikeluarkan dari penyediaan dan pengoperasian
laboratorium, peralatan, perlengkapan dan material-material untuk pengujian, tenaga
kerja, biaya-biaya pengangkutan potongan-potongan benda uji sudah termasuk
didalam biaya umum harga satuan.
1.3.3. Pengukuran dan Pembayaran.
Penyedia Jasa harus bertanggung jawab membayar biaya-biaya semua pengujian
yang dilaksanakan untuk memenuhi persyaratan spesifikasi. Biaya untuk pengujian
Pengendalian Mutu yang ditetapkan di dalam ketentuan ini, harus dimasukkan ke
dalam item pembayaran yang bersangkutan dan tidak ada pembayaran terpisah yang
akan dibuat untuk pengujian.

1.4 : PELAKSANAAN PEKERJAAN.


1.4.1. U m u m.
(1) U r a i a n.
Untuk menjamin kualitas, ukuran-ukuran dan kinerja pekerjaan yang benar,
Penyedia Jasa harus menyediakan staf teknik berpengalaman yang cocok
sebagaimana ditentukan dan memuaskan Direksi Teknik. Staf Teknik tersebut
jika dan bilamana diminta harus mengatur pekerjaan lapangan, melakukan
pengujian lapangan untuk pengendalian mutu bahan-bahan dan kecakapan kerja,
mengendalikan dan mengorganisasi tenaga kerja Penyedia Jasa dan memelihara
catatan-catatan serta dokumentasi proyek.
2) Pemeriksaan Lapangan.
Sebelum pematokan dan pengukuran di lapangan (setting out), Penyedia Jasa
harus mempelajari gambar-gambar kontrak dan bersama-sama dengan Direksi
Teknik mengadakan pemeriksaan daerah proyek, dan khususnya
mengukur/memasang patok, serta melakukan satu pemeriksaan yang terinci

3|Page
Spesifikasi Teknis

semua bangunan yang diusulkan. Perubahan tempat/volume dari pemeriksaan


tersebut dalam waktu 14 (empat belas) hari sesudah Surat Perintah Kerja ditanda
tangani kepada Direksi Teknik untuk persetujuan.
(3) Patok-patok kilometer dan patok stasiun harus diperiksa dan dipindahkan bila
diperlukan direkam dan dijadikan acuan.
1.4.2. Pengendalian Mutu Bahan dan Kecakapan Kerja.
(1) Semua bahan yang dipasok harus sesuai dengan spesifikasi dan harus disetujui
oleh Direksi Teknik. Sertifikat uji pabrik pembuat harus diserahkan untuk semua
item-item yang dibuat pabrik termasuk semen, kapur, baja konstruksi dan kayu.
Penyedia Jasa harus menyediakan contoh-contoh semua bahan-bahan yang
diperlukan untuk pengujian dan mendapatkan persetujuan sebelum digunakan di
lapangan dan untuk mendapatkan persetujuan dan tanda tangan, serta untuk suatu
pengesahan yang diperlukan. Yang asli akan ditahan oleh Direksi Teknik dan dua
copy yang sudah ditandatangani dikembalikan kepada Penyedia Jasa.
(2) Pekerjaan harus ditata di lapangan di bawah pengendalian dan pengaturan penuh
oleh Direksi Teknik, serta dalam satu kesesuaian terhadap gambar-gambar dan
spesifikasi. Setiap koreksi atau perubahan dalam pekerjaan harus atas dasar
penyelidikan serta perhitungan lapangan lebih lanjut dan harus dilaksanakan
sebagaimana yang diperlukan di bawah pengawasan Direksi Teknik.
(3) Jika diharuskan demikian oleh Direksi Teknik, Penyedia Jasa harus menyediakan
semua instrument yang diperlukan, personil, tenaga dan bahan yang diminta
untuk pemeriksaan pematokan dilapangan atau pekerjaan lapangan yang relevan.
1.4.3. Pengukuran dan Pembayaran.
Semua biaya untuk pekerjaan di dalam ketentuan ini akan dimasukkan dalam harga
satuan yang bersangkutan dalam daftar penawaran yang akan disediakan untuk
semua alat, tenaga dan bahan-bahan yang diperlukan. Tidak akan ada pembayaran
terpisah untuk pekerjaan-pekerajaan yang dimasukkan dalam ketentuan ini.

1.5 : STANDAR RUJUKAN.


1.5.1. Uraian Umum.
(1) Peraturan-perturan dan standar yang dijadikan acuan dalam Dokumen Kontrak
akan menetapkan persyaratan kualitas untuk berbagai jenis pekerjaan yang harus
diselenggarakan beserta cara-cara yang digunakan untuk pengujian-pengujian
yang memenuhi persyaratan-persyaratan.
(2) Penyedia Jasa harus bertanggung jawab untuk penyediaan bahan-bahan dan
kecakapan kerja yang diperlukan untuk memenuhi atau melampaui peraturan-
peraturan khusus atau standar yang dinyatakan demikian dalam spesifikasi atau
yang dikehendaki oleh Direksi Teknik.

4|Page
Spesifikasi Teknis

1.5.2. Jaminan Kualitas.


(1) Selama Pengadaan.
Penyedia Jasa harus bertanggung jawab untuk melakukan pengujian semua
bahan-bahan yang diperlukan dalam pekerjaan, dan menentukan bahwa bahan-
bahan tersebut memenuhi atau melebihi persyaratan yang telah ditentukan.
(2) Selama Pelaksanaan.
Direksi Teknik mempunyai wewenang untuk menolak bahan-bahan, barang-
barang dan pekerjaan-pekerjaan yang tidak memenuhi persyaratan minimum
yang ditentukan tanpa kompensasi bagi Penyedia Jasa.
(3) Tanggung Jawab Penyedia Jasa.
Adalah tanggung jawab Penyedia Jasa untuk melengkapi bukti yang diperlukan
mengenai bahan-bahan, kecakapan kerja atau kedua-duanya sebagaimana yang
diminta oleh Direksi Teknik atau yang ditentukan dalam dokumen kontrak yang
memenuhi atau melebihi yang ditentukan dalam standar-standar yang diminta.
(4) Standar - Standar.
Standar-standar yang dipakai menjadi acuan termasuk, namun tidak terbatas
pada standar yang dicantumkan di bawah :
- STANDAR INDUSTRI INDONESIA ( SII )
- PERSYARATAN UMUM BAHAN BANGUNAN DI INDONESIA (PUBI –
1982)
- PERATURAN BETON BERTULANG INDONESIA (NI–2 –1971)
- PERATURAN PERENCANAAN BANGUNAN BAJA INDONESIA (PPBBI
– 1982)
- AASHTO : AMERICAN ASSOCIATE OF STATE HIGHWAY AND
TRANSPOR TATION OFFICIAL (BAGIAN 1 DAN 2)
- ASTM : AMERICAN SOCIETY FOR TESTING AND MATERIALS
- BS : BRITISH STANDARDS INSTITUTION.

1.6 : BAHAN – BAHAN DAN PENYIMPANAN.


1.6.1. U m u m.
(1) U r a i a n.
Bahan-bahan yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi persyaratan
yaitu :
4.1. Mematuhi standard dan spesifikasi yang digunakan.
4.2. Untuk kekuatan, ukuran, buatan, tipe dan kualitas harus seperti yang
ditentukan pada gambar rencana atau spesifikasi lain yang dikeluarkan
atau yang disetujui secara tertulis oleh Direksi Teknik.

5|Page
Spesifikasi Teknis

4.3. Semua produksi harus baru, atau dalam kasus tanah, pasir dan agregat
harus diperoleh dari suatu sumber yang disetujui.
4.4. Semua bahan menggunakan material lokal
(2) Penyerahan.
Bahan-bahan yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi persyaratan
yaitu :
a. Sebelum mengeluarkan satu pesanan atau sebelum perubahan satu daerah
galian untuk suatu bahan, Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Direksi
Teknik, contoh-contoh bahan untuk mendapatkan persetujuan contoh
tersebut harus disertai informasi mengenai sumber, lokasi sumber, dan
setiap klarifikasi lain yang diperlukan oleh Direksi Teknik untuk memenuhi
persyaratan-persyaratan spesifikasi.
b. Penyedia Jasa harus menyelenggarakan, menempatkan memperoleh dan
memproses bahan-bahan alam yang sesuai dengan spesifikasi-spesifikasi ini
serta harus memberitahu Direksi Teknik paling sedikit 15 hari sebelumnya
atau suatu jangka waktu lain yang dinyatakan oleh Direksi Teknik secara
tertulis bahwa bahan tersebut dapat digunakan dalam pekerjaan.
c. Dalam kasus bahan-bahan semen, baja dan kayu structural serta bahan-
bahan buatan pabrik lainnya, sertifikat uji pabrik pembuat diperlukan
sebelum persetujuan dari Direksi Teknik diberikan, Direksi Teknik
memberikan persetujuan ini secara tertulis.
1.6.2. Sumber Bahan - bahan.
(1) Sumber - Sumber.
a. Lokasi sumber bahan yang mungkin dapat digunakan yang diperlihatkan
dalam Dokumen-dokumen atau yang diberikan oleh Direksi Teknik,
disediakan sebagai satu petunjuk saja. Adalah tanggung jawab Penyedia Jasa
untuk mengadakan identifikasi dan memeriksa kecocokan semua sumber-
sumber bahan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan dan untuk
mendapatkan persetujuan Direksi Teknik.
b. Sumber bahan tidak boleh dipilih dari sumber alam dilindungi, hutan
lindung atau dalam daerah yang mudah terjadi longsoran atau erosi.
b. Penyedia Jasa akan menentukan berapa banyak peralatan dan pekerjaan
yang diperlukan untuk memproduksi bahan-bahan tersebut memenuhi
spesifikasi ini, Direksi Teknik akan menolak atau menerima bahan-bahan
dari sumber-sumber bahan atas dasar persyaratan kualitas yang ditentukan
dalam kontrak.

6|Page
Spesifikasi Teknis

c. Tidak boleh ada kegiatan pada lokasi sumber bahan yang akan menimbulkan
erosi atau longsoran tanah, hilangnya tanah produktif atau secara lain
berpengaruh negative dengan daerah sekelilingannya.
1.6.3. Penyimpanan Bahan.
(1) U m u m.
Bahan-bahan harus disimpan dalam cara sedemikian rupa sehingga bahan-
bahan tersebut tidak rusak dan kualitasnya dilindungi, dan sedemikian sehingga
bahan tersebut selalu siap digunakan serta, dengan mudah dapat diperiksa oleh
Direksi Teknik. Penyimpangan di atas hak milik pribadi hanya akan diizinkan
jika telah diperbolehkan secara tertulis oleh pemilik atau penyewa yang diberi
kuasa.
Tempat penyimpanan harus bersih dan bebas dari sampah dan air, bebas
pengaliran air dan kalau perlu ditinggikan, Bahan-bahan tidak boleh bercampur
dengan tanah dasar, dan bila diperlukan satu lapisan atas dasar pelindung harus
disediakan. Tempat penyimpanan berisi semen, kapur dan bahan-bahan sejenis
harus dilindungi sepantasnya dari hujan dan banjir.
(2) Penumpukan Agregat.
a. Agregat batu harus ditumpuk dalam satu cara yang disetujui sedemikian
sehingga tidak ada segregasi serta menjamin gradasi yang memadai. Tinggi
tumpukan maksimum adalah lima meter.
b. Masing-masing jenis berbagai agregat harus ditumpuk secara terpisah atau
dipisahkan dengan partisi kayu.
c. Penempatan tumpukan material dan peralatan, harus di tempat-tempat yang
memadai serta tidak boleh menimbulkan kemacetan lalu lintas dan
membendung lintasan air.
d. Penyedia Jasa harus melaksanakan penyiraman yang teratur pada jalan-
jalan angkutan, daerah lalu lintas berat lainnya serta penumpukan material
lainnya, khususnya selama musim kering.
(3) Penanganan dan Penyimpanan Semen.
Perlu diberikan perhatian sewaktu pengangkutan semen ke tempat pekerjaan
supaya semen tidak menjadi basah atau kantong semen menjadi rusak. Di
Lapangan semen tersebut harus disimpan dalam gudang yang kedap air, dengan
penumpukan yang rapih dan secara sistematis menurut jatuh temponya,
sehingga penggunaan (konsumsi) semen dapat diatur serta semen tidak berada
terlalu lama dalam penyimpanan. Biasanya jangka waktu akhir penyimpanan
semen untuk konstruksi beton tidak boleh lebih dari 3 (tiga) bulan.
(4) Bahan – Bahan yang ditumpuk..

7|Page
Spesifikasi Teknis

Direksi Teknik akan memberikan petunjuk mengenai lokasi yang tepat untuk
menumpuk bahan-bahan dan semua tempat yang dipilih harus keras, tanah
dengan drainase yang baik, rata dan kering serta sama sekali tidak boleh
melampaui batas jalan tersebut dimana bahan-bahan tersebut dapat
menimbulkan bahaya.
1.6.4. Pengukuran dan Pembayaran.
(1) Royalty ( Keuangan )
Semua biaya untuk kompensasi bagi pemilik lahan atau sumber bahan misalnya
sewa, royalty (pajak) dan biaya-biaya sejenis, akan dimasukkan dalam harga
satuan bagi bahan-bahan yang bersangkutan serta tidak ada pembayaran
terpisah kepada Penyedia Jasa untuk biaya-biaya ini.
(2) Pekerjaan – Pekerjaan Lapangan untuk Sumber Bahan.
a. Penyedia Jasa akan menyelenggarakan semua pengaturan untuk membuka
sumber bahan, kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Teknik.
b. Semua biaya yang diperlukan untuk pembukaan sumber-sumber bahan,
seperti pembongkaran tanah selimut dan tanah bagian atas, serta menimbun
kembali lapangan tersebut setelah galian diselesaikan, harus dimasukkan
dalam harga satuan dan tidak ada pembayaran terpisah bagi pekerjaan ini.

1.7 : PROGRAM PELAKSANAAN DAN LAPORAN

1.7.1 Program Pelaksanaan

Dalam maksimal 14 (empat belas) hari setelah menerima Surat Penunjukan,


Kontraktor diharuskan mengajukan kepada Direksi jadwal waktu pelaksanaan untuk
seluruh Pekerjaan dan Pekerjaan Sementara yang akan dilaksanakan berdasar
Kontrak dalam diagram S. Uraian pekerjaan yang tercantum dalam daftar kuantitas
dan harga disusun sedemikian rupa dan dalam diagram menggambarkan urutan
pekerjaan yang benar dan berorientasi pada rencana pelaksanaan. Jadwal Waktu
Pelaksanaan dengan menampilkan bobot setiap periode masing-masing pekerjaan
dengan membuat Net Work Planing dapat berupa Metode lintasan kritis (CPM) atau
Presedence Diagram Methode (PDM) yang dibuat dengan program aplikasi
komputer sekurang-kurangnya menggunakan aplikasi microsoft project planner.

Kontraktor akan mengajukan lembar data secara rinci untuk tiap-tiap kegiatan dalam
jaringan kerja atau batasan-batasan yang berisi data berikut :

a. Nama kegiatan;
b. Jangka waktu Kegiatan;

8|Page
Spesifikasi Teknis

Hal-hal yang harus sudah termasuk dalam perhitungan waktu yang diperlukan untuk
menyelesaikan kegiatan dan daftar dari semua kelonggaran waktu dan jangka waktu,
yang dapat dipakai, antara lain :

• pengukuran, pematokan;
• persiapan dan persetujuan gambar-gambar;
• persetujuan benda-benda uji atau uji coba;
• pengapalan bahan-bahan;
• pemasangan item-item khusus;
• kemungkinan penundaan dikarenakan banjir atau kondisi cuaca yang buruk;
• libur keagamaan;
• beberapa faktor lain yang mempengaruhi jangka waktu.

c. Sumber daya antara lain :

• Jumlah tenaga kerja termasuk perincian oleh perusahaan, tenaga ahli atau
pengawas apa saja , pengawas tenaga asing dan sebagainya;

• Sarana kontruksi dan peralatan termasuk tipe, buatan, kapasitas dan jumlah.

Jadwal waktu pelaksanaan harus dipersiapkan sedemikian rupa sehingga keseluruhan


pekerjaan akan diselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan dalam penawaran.
Sesudah disetujui oleh Direksi, jadwal waktu pelaksanaan beserta lembar-lembar
lampirannya, harus digunakan sebagai acuan bagi Program Pelaksanaan dan tidak
diijinkan diadakan perubahan, kecuali ada perpanjangan waktu yang diperbolehkan
berdasarkan kontrak. Program yang disetujui harus menjadi dasar acuan untuk
membandingkan kemajuan yang dicapai terhadap yang direncanakan. Juga akan
digunakan untuk mengetahui apakah suatu pekerjaan telah selesai tepat pada
waktunya.

Program Pelaksanaan yang Disetujui akan dimonitor secara ketat dan kemajuan
semua kegiatan diperbarui dalam kurun waktu tertentu, dengan maksud untuk
membuat dasar acuan untuk penyiapan laporan kemajuan.

Bila menurut pendapat Direksi, kemajuan pekerjaan tidak sesuai dengan Program
Pelaksanaan yang Disetujui, Direksi mempunyai hak meminta Kontraktor untuk
menambah sumber-sumber atau waktu kerjanya. Untuk selanjutnya, atas permintaan
Direksi, Kontraktor akan membuat jadual yang telah diperbaiki/disesuaikan dengan
maksud untuk mengejar ketinggalan terhadap program pelaksanaan yang telah
disetujui., yang harus secara terus menerus dijadikan dasar monitoring kemajuan
pekerjaan dan syarat untuk penentuan penyesuaian penambahan atau pengurangan.

9|Page
Spesifikasi Teknis

1.7.2 Laporan Kemajuan Pekerjaan

(1) Pada akhir setiap pergantian pekerjaan, Kontraktor harus menyiapkan laporan rinci
dalam bentuk yang disetujui oleh Direksi, yang menunjukkan staf Pengawas dan
jumlah pekerja dari berbagai klas/tingkatan yang dipekerjakan oleh Kontraktor di
lapangan selama pergantian, bahan-bahan, peralatan dan sarana kontruksi yang
digunakan, ketinggian air dan sebagainya; yang mungkin diperlukan oleh Direksi.

(2) Sebelum hari kesatu tiap bulannya, Kontraktor harus menyerahkan laporan perkiraan
kemajuan/progres bulanan dalam bentuk yang telah disepakati oleh Direksi secara
rinci tentang kemajuan pelaksanaan selama bulan sebelumnya. Laporan tersebut
harus mencakup, tetapi tidak dibatasi hal-hal berikut :

1. Prosentase pekerjaan secara total yang diselesaikan sampai dengan akhir laporan
bulanan dengan memakai kegiatan-kegiatan (dan sub-kegiatan) dalam jaringan
kerja CPM yang telah ditetapkan sebagai program kerja yang telah disetujui;

2. Jumlah waktu yang tersisa untuk memyelesaikan keseluruhan pekerjaan dan


untuk setiap kegiatan jaringan kerja.

(3) Pada setiap kegiatan atau sub-kegiatan dalam jaringan kerja dibuat daftar yang
menunjukkan :

1. Prosentase rencana yang akan diselesaikan sampai akhir perioda pelaporan;

2. Prosentase aktual yang diselesaikan sampai akhir periode pelaporan;

3. Jangka waktu yang tersisa untuk menyelesaikan kegiatan atau sub-kegiatan;

4. Penjelasan yang tepat tentang kemajuan pekerjaan termasuk metode perbaikan


yang di usulkan.

(4) Jadwal kegiatan yang akan dimulai dalam jangka 1 (satu) bulan berikutnya dengan
prakiraan tanggal dimulai dan diselesaikannya kegiatan tersebut.

(5) Daftar tenaga kerja dan posisi yang digunakan selama periode pelaporan.

(6) Daftar sarana pelaksanaan, peralatan dan bahan-bahan di lapangan yang digunakan
dalam pelaksanaan pekerjaan termasuk yang tiba di atau dipindahkan dari lapangan.
Daftar tersebut harus memperlihatkan kegiatan mana yang sedang dilakukan setiap
harinya, tidak bekerja atau rusak/cacat.

(7) Total volume Pekerjaan permanen untuk item-item seperti berikut tetapi tidak
dibatasi untuk :

a. Total volume pekerjaan galian yang diselesaikan;

b. Total volume pekerjaan berbagai klasifikasi timbunan yang diselesaikan;

10 | P a g e
Spesifikasi Teknis

c. Total volume pekerjaan berbagai kelas mutu beton yang diselesaikan;

d. Total volume pekerjaan pasangan-batu yang diselesaikan;

e. Total jumlah bangunan-bangunan yang diselesaikan/termasuk prosentasi bagian


jembatan dan gorong-gorong yang diselesaikan.

(8) Item-item utama untuk pekerjaan sementara yang dilaksanakan selama periode
pelaporan.

(9) Uraian secara rinci semua faktor-faktor yang mempengaruhi kemajuan pekerjaan dan
solusi yang diusulkan Kontraktor.

(10) Masalah-masalah lain yang mungkin diperlukan berdasar kontrak atau pernyataan
tentang masalah-masalah yang timbul dari atau sehubungan dengan pelaksanaan
pekerjaan selama periode pelaporan.

(11) Photo kemajuan pelaksanaan.

Semua biaya yang dikeluarkan oleh Kontraktor yang berkaitan dengan sub-pasal ini
harus termasuk dalam biaya umum harga satuan.

1.7.3 Jadwal (Schedule) Mingguan dan Bulanan

Kontraktor akan menyerahkan jadwal mingguan dalam format yang disetujui oleh
Direksi pada akhir setiap minggu untuk minggu berikutnya. Jadwal tersebut berisi,
tetapi tidak dibatasi, item-item berikut:

- Pekerjaan tanah

- Pekerjaan beton

- Pekerjaan kontruksi lainnya yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan

- Penyediaan bahan, pengangkutan bahan-bahan dan peralatan

- Lain-lain yang diperlukan oleh Direksi.

Kontraktor harus mempersiapkan jadwal bulanan dalam bentuk “bar chart” pada
akhir tiap bulan untuk bulan berikutnya. Jadwal ini akan menunjukkan lamanya
waktu dari mulai sampai dengan selesai tiap-tiap kegiatan utama dengan perkiraan
volume pekerjaan. Diagram garis bulanan harus dipersiapkan dalam hubungannya
dengan dan harus konsisten dengan seluruh kegiatan Jaringan kerja CPM yang telah
disetujui dengan maksud untuk mencapai keseluruhan kemajuan yang direncanakan
pada periode itu. Semua biaya diadakan oleh Kontraktor sesuai dengan pasal ini
termasuk biaya umum harga satuan.

11 | P a g e
Spesifikasi Teknis

1.7.4 Pertemuan Gabungan untuk Membicarakan Kemajuan

Pertemuan berkala antara personil inti dari Direksi dan Kontraktor harus diadakan
minimal 1 (satu) kali dalam sebulan, pada waktu dan tempat yang telah disetujui
kedua belah pihak. Tujuan dari pertemuan ini adalah membicarakan kemajuan yang
telah dicapai, rencana kerja untuk minggu berikutnya dan masalah- masalah yang
ada yang berakibat langsung terhadap kegiatan kerja yang segera dilaksanakan.

1.7.5 Photo-photo Kemajuan Pelaksanaan

 Kontraktor akan melengkapi semua laporan kemajuan pelaksanaan dengan photo


berwarna (8 x 12 Cm) setiap kemajuan kerja yang dicapai, pada lokasi-lokasi
yang ditentukan oleh Direksi selama periode Kontrak.

 Photo akan diambil pada awal, selama berlangsung dan tahap selasai (0%, 50%,
100% pada 3 titik pandang yang berbeda) untuk masing-masing bagian utama
pekerjaan atau bagian pekerjaan dan pada saat lain yang langsung ditentukan
oleh Direksi.

 Photo pendukung terhadap proses pelaksanaan pekerjaan

 Uraian singkat dan tanggal masing-masing photo akan disertakan.

1.8 : SURVEY DAN PENGUKURAN PEKERJAAN-PEKERJAAN

1.8.1 Bench Mark (Titik Peil)

 Bench mark dasar untuk Proyek haruslah benchmark-benchmark yang ditentukan


oleh Direksi dan atau yang ditunjukkan pada gambar pada Volume 4.

 Kontraktor harus melakukan konfirmasi terhadap ketelitian dari setiap


benchmark-benchmark yang lain dengan melakukan survai pengecekan. Dalam
hal bench mark tersebut rusak yang disebabkan aktivitas pelaksanaan, benchmark
tersebut harus diganti oleh Kontraktor dengan biaya sendiri.

 Kontraktor harus membuat Bench Mark sementara (Temporary bench


mark/TBM) dengan interval tidak lebih dari 500 m sepanjang lokasi pekerjaan.
Desain dan lokasi dari masing-masing TBM harus disetujui Direksi. Elevasi-
elevasi semua TBM harus dibuat dan disetujui oleh Direksi sebelum TBM
tersebut digunakan untuk survey pra pelaksanaan atau kemajuan pekerjaan.

1.8.2 Survey Pra -Pelaksanaan

Kontraktor bertanggungjawab untuk membuat gambar-gambar yang diuraikan dalam


bagian 3 dari Spesifikasi Umum, dan gambar-gambar tersebut harus menggambarkan
semua perubahan yang diperlukan karena kondisi-kondisi setempat. Sehingga adalah

12 | P a g e
Spesifikasi Teknis

menjadi tanggungjawab Kontraktor untuk melaksanakan semua survey yang


dibutuhkan sebelum membuat gambar pelaksanaan. Setiap survey akan mencakup
(tetapi tidak terbatas) hal-hal berikut ini :

a. Pekerjaan pematokkan secara umum sesuai dengan Gambar Kontrak, termasuk


setiap pematokan kembali yang diperlukan karena perubahan alinemen yang
timbul pada saat pembuatan gambar pelaksanaan;

b. Survey potongan melintang pada interval maksimum 50 m diukur sepanjang


garis tengah yang direncanakan, dan harus dibuat lebih rapat pada lokasi
tikungan

c. Pada pengukuran melintang, dalam arah melintang jarak antar titik maksimum
5m sampai 10 m.

e. Setiap tahap pengukuran harus ada pengawas dari pihak Direksi dan Konsultan
Supervisi.

1.8.3 Tinggi Permukaan Asli yang Digunakan dalam Pengukuran

Sebelum melakukan survai permukaan tanah asli yang akan dicantumkan dalam
gambar-gambar pelaksanaan, Kontraktor harus memberitahukan kepada Direksi
paling lambat 7 hari sebelumnya dengan maksud agar Direksi atau Wakilnya dapat
menyaksikan dan membuktikan ketinggian yang akan digunakan/ditetapkan.
Ketinggian permukaan asli yang digunakan harus mendapat persetujuan dari Direksi.

1.8.4 Bantuan Staf Direksi untuk Survey

Kontraktor harus menyediakan alat-alat survei (waterpass, theodolite dan alat-alat


bantu lainnya) untuk keperluan Direksi guna pengecekan terhadap patok yang
dipasang oleh Kontraktor dan pengukuran Pekerjaan selama pelaksanaan.

1.8.5 Pengukuran dan Pembayaran Pekerjaan Survey dan Pengukuran Pekerjaan

Biaya semua pekerjaan survei yang dibutuhkan untuk pematokan, pengukuran dan
modifikasi gambar-gambar dan untuk ketentuan yang lain-lain yang dibutuhkan oleh
Direksi untuk pengecekan pematokan dan pelaksanaan survei pengukuran yang
diuraikan dalam pasal ini, akan ditanggung oleh Kontraktor dan sudah termasuk
dalam jumlah biaya umum harga satuan.

13 | P a g e
Spesifikasi Teknis

1.9 : PEKERJAAN-PEKERJAAN SEMENTARA

1.9.1 Umum

Semua pekerjaan sementara meliputi jembatan darurat beserta jalan masuk, kistdam,
dewatering, pengelak dll, akan dioperasikan, dipelihara dan secara bertahap
dibongkar oleh Kontraktor, kecuali ditentukan lain dalam Kontrak.

1.9.2 Lokasi/Lapangan

 Kontraktor harus membatasi, sejauh dapat dilakukan, perpindahan pekerja-


pekerja dan peralatan ke lapangan termasuk rute-rute jalan masuk yang sudah
disetujui oleh Direksi dengan maksud untuk meminimalkan kerusakan tanaman
dan hak milik, dan akan berusaha sekuat tenaga untuk menghindari kerusakan
tanah. Bekas roda kendaraan dan garutan akibat roda kendaraan harus diperbaiki
dan kerusakan lahan harus dikembalikan semaksimal mungkin seperti kondisi
aslinya.

 Kontraktor akan bertanggung jawab langsung pada Pemilik pekerjaan untuk


beberapa pelanggaran atau kerusakan yang tidak perlu atau kerusakan tanaman
atau lahan sebagai akibat pengoperasian, apakah tanaman atau lahan tersebut
milik Pemilik Pekerjaan atau orang lain dan akan mengganti rugi kepada Pemilik
atau orang lain terhadap semua kerugian-kerugian dan tuntutan-tuntutan untuk
setiap kerusakan dan kerugian.

1.10 : PENGATURAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN

1.10.1 Umum

 Semua pengawasan terhadap keselamatan, kesehatan dan keamanan yang


diperlukan untuk pelaksanaan , seperti berikut dan tidak dibatasi, antara lain
pengaturan sanitasi, pembersihan lahan di lokasi, bahan bakar minyak, pagar
sementara, peraturan-peraturan keamanan dan pencegahan kebakaran akan
dibangun dan dipelihara oleh Kontaktor dengan biaya sendiri.

 Kontraktor akan membuat pengaturan untuk pertolongan setiap kecelakaan yang


secara kebetulan terjadi di lapangan dalam bentuk unit pertolongan pertama yang
sesuai dengan persyaratan-persyaratan. Dan harus bertanggung jawab dan
menanggung semua biaya yang berhubungan dengan pelayanan pertolongan
pertama tersebut termasuk pengiriman/pengangkutan dengan ambulan untuk
pekerja yang terluka atau sakit kerumah sakit. Pertolongan pertama juga harus
disediakan untuk Pemilik dan Direksi, tanpa dipungut biaya, juga untuk pekerja-
pekerjanya di lapangan.

14 | P a g e
Spesifikasi Teknis

 Melaksanakan dan menerapkan ketentuan Dasar Hukum Penerapan K3 Di Tempat


Kerja yang terkait dengan K3 Kontruksi

1.10.2 Sistem Pengaturan Keamanan

 Kontraktor akan membangun sebuah sistem pengaturan keamanan dan


organisasinya untuk pekerjaan-pekerjaan dan menyampaikan program kepada
Direksi untuk persetujuannya. Sistem kontrol keamanan akan mempunyai
kapasitas peralatan, fasilitas dan personil yang memadai untuk menghindari
kecelakaan dan kerusakan bagi orang-orang dan harta benda terkait.

 Sistem kontrol keamanan akan dioperasikan sesuai dengan program yang


desetujui yang disusun berdasarkan aturan–aturan dan hukum di Indonesia.

1.10.3 Pengaturan Sanitasi dan Pembersihan Lapangan

 Kontraktor harus menjaga lokasi dalam keadaan bersih dan akan menyediakan
dan menjaga kenyamanan sanitasi untuk digunakan orang-orang yang
dipekerjakan dalam pekerjaan, dengan tingkat dan cara dan pada tempat-tempat
yang disetujui oleh Direksi dan oleh instansi lokal yang berwenang.

 Kontraktor akan mengumumkan pelarangan dan melakukan cara pencegahan lain


yang mungkin diperlukan untuk menjaga kebersihan lokasi.

1.10.4 Melaksanakan dan menerapkan protokol pencegahan Covid-19 sesuai dengan


intruksi Menteri PUPR No.02/IN/M/2020 tentang protokol pencegahan penyebaran
corona virus desease 2019 (Covid 19) dalam penyelenggaraan jasa kontruksi
2 : GALIAN TANAH.
2.1. U m u m.
(1) Uraian.
a. Pekerjaan ini terdiri penggalian penangan, pembuangan atau penumpukan tanah
atau baru ataupun bahan-bahan lainnya yang diperlukan untuk pelaksanaan
pekerjaan kontrak yang memuaskan.
b. Pekerjaan ini biasanya diperlukan untuk pembuatan jalan air dan selokan-
selokan, pembuatan parit atau pondasi pipa, gorong - gorong, saluran - saluran
atau dan tanah selimut (bagian atas), untuk pekerjaan stabilitasi dan pembuangan
tanah longsoran, untuk galian bahan konstruksi ataupun pembuangan bahan –
bahan buangan untuk penggalian dasar sungai / normalisasi sungai dengan
spesifikasi ini dan dalam pemenuhan yang sangat bertanggung jawab terhadap
garis batas, kelandaian dan potongan melintang yang ditunjukkan pada gambar
rencana atau seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik.

15 | P a g e
Spesifikasi Teknis

c. Terkecuali untuk tujuan pembayaran, persyaratan bab ini berlaku untuk semua
pekerjaan galian yang dilaksanakan dalam hubungan dengan kontrak termasuk
pekerjaan-pekerjaan yang berkaitan dalam bagian lain, dan semua galian
diklasifikasikan dalam satu atau dua kategori :
 Galian Biasa.
 Galian Batu
 Galian Lumpur.
 Galian Tanah keras.
(2) Definisi.
Semua penggalian lain akan dianggap sebagai galian biasa.
(3) Toleransi Ukuran.
Kelandaian, garis batas dan formasi akhir setelah penggalian tidak boleh berbeda
dari yang ditentukan lebih besar 2 cm pada setiap titik. Pekerjaan yang tidak
memenuhi toleransi ini harus diperbaiki sehingga sesuai petunjuk / persetujuan
Direksi Teknik.
(4) Pemeriksaan di Lapangan.
a. Untuk setiap pekerjaan galian yang dibayar di bawah ketentuan ini,
ketinggian dan garis batasnya harus disetujui oleh Direksi Teknik, sebelum
Penyedia Jasa memulai pekerjaan meminta persetujuan terlebih dahulu
kepada Direksi Teknik.
b. Sesudah masing – masing penggalian untuk lapis tanah dasar diratakan,
Penyedia Jasa harus memberitahukan hal tersebut kepada Direksi Teknik,
dan tidak ada bahan alas dasar atau bahan lainnya boleh dipasang sampai
Direksi Teknik telah menyetujui kedalaman penggalian dan kualitas serta
kekerasan bahan pondasi.
(5) Penjadwalan Pekerjaan.
a. Pembuatan parit atau penggalian lainnya memotong jalan kendaraan harus
dilaksanakan dengan cara menggunakan pelaksanaan setengah lebar atau
secara lain diadakan perlindungan sehingga jalan tersebut dijaga tetap
terbuka untuk lalu lintas pada setiap waktu.
(6) Penggunaan dan Pembuangan Bahan – bahan Galian.
a. Semua bahan – bahan yang cocok yang digali di dalam batas-batas dan
lingkup kerja proyek, yang akan digunakan kembali akan ditentukan lebih
lanjut oleh Direksi Teknik.
b. Bahan–bahan galian yang berisikan tanah–tanah sangat organis, gambut,
berisikan akar-akar atau barang-barang tumbuhan yang banyak,dan juga tanah
yang mudah mengembang, yang menurut pendapat Direksi Teknik akan
menghalangi pemadatan bahan lapisan di atasnya atau dapat menimbulkan

16 | P a g e
Spesifikasi Teknis

suatu penurunan yang tidak dikehendaki atau kehancuran, akan


diklasifikasikan sebagai tidak cocok digunakan sebagai urugan dalam
pekerjaan permanent.
c. Setiap bahan galian yang melebihi kebutuhan untuk timbunan, atau setiap
bahan yang tidak disetujui Direksi Teknik menjadi bahan urugan yang cocok,
harus dibuang dan diratakan dalam lapisan – lapisan tipis oleh Penyedia Jasa
di luar Daerah lokasi galian seperti yang diperintahkan oleh Direksi Teknik.
d. Penyedia Jasa akan bertanggung jawab untuk semua penyelenggaraan dan
biaya – biaya bagi pembuangan bahan – bahan lebihan atau bahan tidak
cocok, termasuk pengangkutannya dan mendapatkan izin dari pemilik atau
penyewa lahan dimana buangan tersebut dilakukan (ditempatkan).
(7) Pengamanan Pekerjaan Galian.
a. Selama pekerjaan penggalian kemiringan galian yang stabil yang mampu
menyangga bangunan – bangunan, struktur atau mesin-mesin di sekitarnya
harus dijaga sepenuhnya, serta harus dipasang penyangga dan penguat yang
memadai bila permukaan galian yang tidak ditahan dengan cara lain dapat
menjadi tidak stabil. Bila diperlukan, Penyedia Jasa harus menopang struktur
– struktur di sekitar nya yang mungkin menjadi tidak stabil atau menjadi
berbahaya oleh pekerjaan galian.
b. Alat-alat berat untuk pemindahan tanah, pemadatan atau maksud-maksud
semacam, tidak diizinkan berdiri atau beroprasi lebih dekat dari 1,5 meter
dari ujung parit terbuka atau galian pondasi, terkecuali pipa - pipa atau
struktur telah selesai dipasang dan ditutup dengan paling sedikit 60 cm
urugan dipadatkan.
d. Semua galian terbuka harus dipasang penghalang yang memadai untuk
menghindari tenaga kerja atau lain-lainnya jatuh dengan tidak sengaja ke
dalam galian dan setiap galian terbuka di dalam daerah badan jalan atau bahu
jalan, sebagai tambahan harus diberi marka / tanda peringatan pada malam
hari dengan drum dicat putih (atau semacamnya) dengan lampu merah,
sehingga memuaskan Direksi Teknik.
e. Penyedia Jasa harus bertanggung jawab untuk mengadakan perlindungan
bagi setiap pipa bawah tanah yang berfungsi, kabel - kabel konduit atau
struktur lainnya di bawah permukaan yang ditemukan dan harus bertanggung
jawab untuk biaya perbaikan setiap kerusakan yang disebabkan oleh
operasinya.
(8) Perbaikan Penggalian yang tidak memuaskan.
Pekerjaan galian yang tidak memenuhi criteria toleransi yang diberikan dalam
ketentuan ini harus diperbaiki oleh Penyedia Jasa sebagai berikut :

17 | P a g e
Spesifikasi Teknis

a. Bahan – bahan lebihan ( karena penggalian yang tidak efisien ) harus


dibuang dengan galian berikutnya.
b. Daerah yang terlanjur digali, atau daerah dimana telah bercerai berai atau
berjatuhan, harus diurug kembali dengan urugan terpilih yang mana dapat
diterapkan, sehingga memuaskan Direksi Teknik.

2.2. Pelaksanaan Pekerjaan.


(1) Prosedur Umum.
a. Pekerjaan galian harus dilaksanakan dengan sekecil mungkin terjadi gangguan
terhadap bahan – bahan di bawah dan di luar batas galian yang ditentukan
sebelumnya.
b. Jika bahan yang terdapat pada permukaan garis formasi atau tanah dasar atau
pondasi adalah lepas – lepas atau lunak atau secara lain tidak cocok menurut
pendapat Direksi Teknik, bahan itu secara keseluruhan harus dipadatkan atau
dibuang seluruhnya dan diganti dengan urugan yang cocok, seperti diperintahkan
Direksi Teknik.
c. Dimana batu, lapisan keras atau bahan tidak dapat dihancurkan lainnya
ditemukan berada diatas garis formasi untuk saluran yang dilapisi, atau pada
ketinggian permukaan untuk atau di atas bagian dasar parit pipa atau galian
pondasi struktur, bahan tersebut harus digali terus sedalam 20 cm sampai satu
permukaan yang merata dan halus. Profil galian yang telah ditetapkan harus
dikembalikan dengan pengurugan kembali dan dipadatkan dengan bahan pilihan
yang disetujui oleh Direksi Teknik.
d. Setiap bahan bebas diatas harus disingkirkan dari tebing yang tidak stabil
sebelum penggalian dan talud tebing harus dipotong menurut sudut rencana
talud. Untuk tebing yang tinggi harus dibuatkan berm pada setiap ketinggian
tebing 5.0 m yang sesuai dengan gambar standar.
e. Untuk perlindungan tebing terhadap erosi, harus dibuatkan saluran cut off
(penutup aliran rembesan) dan saluran pada kaki tebing sebagaimana
ditunjukkan pada Gambar rencana atau sebagaimana diperintahkan oleh Direksi
di lapangan. Daerah – daerah yang baru selesai digali, secepatnya harus
dilindungi juga dengan penempatan lempengan rumput atau tanaman – tanaman
lain yang disetujui.
f. Sejauh mungkin dan seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik, Penyedia Jasa
harus menjaga galian tersebut bebas air dan harus melengkapi dengan pompa –
pompa, peralatan dan tenaga kerja, serta membuat tempat air mengumpul,
saluran sementara atau tanggul sementara sepertinya untuk mengeluarkan atau
membuang air dari daerah – daerah di sekitar galian.

18 | P a g e
Spesifikasi Teknis

(2) Galian untuk Struktur dan Pipa.


a. Parit untuk pipa, gorong – gorong atau saluran beton, dan galian – galian untuk
pondasi jembatan dan struktur lainnya, harus jadi satu ukuran yang
memungkinkan pemasangan bahan – bahan dengan baik, pemeriksaan pekerjaan
dan memadatkan kembali urugan – urugan di bawah dan sekitar pipa atau
bangunan yang bersangkutan.
b. Galian sampai permukaan akhir pondasi untuk mendukung struktur tidak boleh
dilakukan sebelum pendukung ( footing ) tersebut dipasang.
(3) Penggalian untuk Bahan Galian.
a. Lubang – lubang bahan galian dimana saja, harus digali dengan ketentuan –
ketentuan Spesifikasi ini.
b. Persetujuan untuk membuka satu daerah galian baru, atau mengoperasikan
daerah galian yang ada, harus diperoleh dari Direksi Teknik secara tertulis
sebelum suatu operasi galian dimulai.
c. Pembuatan lubang – lubang harus dilarang atau dibatasi dimana lubang – lubang
tersebut mungkin mengganggu drainase asli atau drainase yang didisain.
d. Di sisi daerah yang miring, lubang – lubang galian bahan di atas sisi jalan yang
lebih tinggi, harus dibuat landai dan dibuat mengalirkan air untuk membawa
semua air permukaan ke saluran tepi dan ke gorong – gorong di dekatnya tanpa
terjadi genangan.
e. Ujung dari satu lubang galian bahan tidak boleh lebih dekat dari 2 meter dari
kaki satu tanggul atau 10 meter dari bagian puncak satu galian.
f. Semua lubang galian bahan atau sumber bahan yang digunakan oleh Penyedia
Jasa harus ditinggalkan dalam kondisi yang rapih dan teratur dengan sisi dan
talud yang stabil setelah pekerjaan selesai.
(4) Pembangunan Bangunan Sementara.
a. Kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Teknik, semua struktur sementara seperti
tanggul sementara atau penyangga penguat, harus dibongkar oleh Penyedia Jasa
setelah selesainya struktur permanent atau pekerjaan lain untuk mana galian itu
telah dilaksanakan.
b. Bahan – bahan yang dikumpulkan dari bangunan – bangunan sementara tersebut
tetap menjadi milik Penyedia Jasa atau mungkin jika disetujui dianggap cocok
oleh Direksi Teknik, disatukan ke dalam pekerjaan permanen dan dibayar di
bawah item pembayaran yang relevan dimasukkan ke dalam Daftar Penawaran.
c. Setiap bahan galian yang dapat diizinkan sementara dipasang di dalam satu jalan
air, harus dibuang dalam satu cara sehingga tidak merusak jalan air (aliran)
tersebut.

19 | P a g e
Spesifikasi Teknis

2.3. Cara Pengukuran Pekerjaan.


(1) Galian yang dikecualikan dari Pengukuran dan Pembayaran.
Banyak pekerjaan galian di bawah kontrak tersebut tidak akan diukur atau dibayar
di bawah ketentuan. Dalam banyak kasus (seperti dinyatakan di bawah macam-
macam ketentuan dari spesifikasi ini) pekerjaan tersebut akan dimasukkan ke dalam
harga penawaran untuk item – item konstruksi yang bersangkutan.
Jenis galian yang secara khusus dikecualikan dari pengukuran di bawah ketentuan
ini, diuraikan sebagai berikut :
a. Penggalian yang dilaksanakan di luar garis batas, profil dan potongan melintang
yang disetujui, tidak akan dimasukkan ke dalam volume yang harus diukur
untuk pembayaran, kecuali dimana galian yang kelewat tersebut diperlukan
untuk item – item pekerjaan berikut :
 Pembuangan bahan – bahan lunak atau tak sesuai.
 Pembuangan batu atau bahan – bahan sejenis lainnya.
 Pembuangan tanah dari talud, longsoran, tanggul sementara yang runtuh
yang sebelumnya telah diterima dan memuaskan Direksi Teknik.
b. Galian untuk pekerjaan saluran tanah baru dan pelapisan saluran akan diukur
secara terpisah di bawah item pembayaran yang telah ditentukan.
c. Pekerjaan yang dilaksanakan untuk pengembalian kondisi semua tidak akan
diukur untuk pembayaran. Penyediaan untuk pekerjaan ini akan dimasukkan ke
dalam berbagai penawaran harga satuan untuk bahan – bahan yang digunakan
dalam operasi pemulihan kondisi semula.
d. Galian yang dilaksanakan untuk mendapatkan bahan konstruksi (batu, agregat,
tanah dari galian bahan atau quarry di luar batas – batas daerah pembangunan
tidak boleh diukur untuk pembayaran. Biaya untuk pekerjaan ini harus
dimasukkan dalam penawaran harga untuk bahan – bahan konstruksi.
(2) Galian yang dimasukkan dalam Pengukuran dan Pembayaran.
a. Pekerjaan galian yang tidak dikecualikan seperti di atas akan diukur untuk
pembayaran sebagai volume setempat dalam meter kubik bahan – bahan yang
digali. Dasar perhitungan harus berupa penampang melintang dan profil yang
ditunjukkan pada gambar atau diukur di tempat sebelum penggantian, dan garis
batas, kemiringan serta ketinggian pekerjaan galian akhir yang dicantumkan
atau diterima. Cara perhitungan harus berupa cara luas rata – rata akhir,
menggunakan penampang melintang pekerjaan berjarak tidak lebih dari 25
meter terpisah, kecuali secara lain dinyatakan untuk Kontrak Khusus.
b. Galian batu akan diukur dalam meter kubik batu yang diterima dan disetujui
antara Penyedia Jasa dan Direksi Teknik atas dasar volume senyatanya yang
dibuang oleh mesin – mesin gali sebagai hasil dari penggalian di dalam garis

20 | P a g e
Spesifikasi Teknis

batas dan ketinggian yang diatur oleh Direksi Teknik. Galian batu akan diukur
di bawah item pembayaran ini terhadap semua item galian dalam setiap
potongan dari spesifikasi ini.

2.4. Dasar Pembayaran.


Volume galian yang diukur seperti di atas akan dibayar per satuan pengukuran pada
harga- harga yang dimasukkan dalam Daftar Penawaran bagi item – item pembayaran
yang tercantum di bawah, yang harga dan pembayaran merupakan kompensasi penuh
untuk semua pekerjaan – pekerjaan dan biaya yang berkaitan dengan pelaksanaan
pekerjaan galian yang dipadukan seperti diuraikan sebelumnya dalam Bab ini.

3 : U R U G A N / T I M B U N A N.
3.1. U m u m.
(1) U r a i a n.
a. Pekerjaan ini terdiri dari mendapatkan, mengangkut, penempatan dan
memadatkan tanah atau bahan berbutir yang disetujui untuk pembangunan
pematang, pengurugan kembali parit – parit atau galian di sekeliling pipa
atau struktur serta pengurugan sampai kepada garis batas, kemiringan dan
ketinggian penampang melintang yang ditentukan atau disetujui.
b. Pekerjaan tersebut tidak termasuk pemasangan bahan filter pilihan sebagai
alas dasar disediakan untuk drainase di bawah permukaan. Bahan – bahan ini
dimasukkan dalam ketentuan spesifikasi ini.
(2) D e f i n i s i.
a. Urugan yang dicakup oleh persyaratan – persyaratan Bab ini diklsifikasikan
dalam satu atau dua kategori :
 Urugan biasa untuk pematang.
 Urugan pilihan untuk pematang.
b. Urugan pilihan pematang digunakan untuk kondisi tanah lunak seperti rawa
– rawa, tanah payau, atau tanah yang selalu terendam air dimana diperlukan
satu tanah urugan dengan plastisitas rendah ( bahan berbutir ), dan juga
dimana stabilitas tanggul, talud yang terjal atau tanah dasar harus ditimbun
sampai ketinggian dan pemadatan yang tertentu.
c. Urugan yang diperlukan untuk tujuan umum seperti diuraikan pada
ketentuan ini dan tidak termasuk urugan pilihan untuk pematang, harus
diperlukan sebagai urugan biasa untuk pematang.

21 | P a g e
Spesifikasi Teknis

(3) Toleransi Ukuran.


a. Ketinggian dan kemiringan akhir pematang tanah dasar setelah pemadatan
tidak boleh ada dua sentimeter lebih tinggi atau tiga sentimeter lebih rendah
dari yang ditentukan atau disetujui.
b. Semua permukaan akhir urugan yang nampak keluar harus cukup halus dan
seragam, dan mempunyai kemiringan yang cukup menjamin limpasan air
permukaan yang bebas.
c. Permukaan akhir talud ( timbunan ) pematang tidak boleh berbeda dari garis
profile yang ditentukan lebih dari 10 cm.
(4) Contoh – Contoh Bahan.
a. Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Direksi Teknik hal – hal berikut
ini paling sedikit 14 hari sebelum mulai digunakannya setiap bahan sebagai
berikut :
 Dua contoh bahan dengan berat masing – masing 50 kg salah satu dari
padanya akan ditahan oleh Direksi Teknik sebagai acuan selama jangka
watu kontrak.
 Satu pernyataan mengenai asal dan komposisi setiap bahan yang
diusulkan sebagai bahan urugan, bersama – sama dengan hasil
pemeriksaan yang menyatakan bahwa bahan tersebut memenuhi
spesifikasi.
(5) Penjadwalan Pekerjaan.
a. Urugan tidak boleh dipasang, dihampar atau dipadatkan selama hujan atau di
bawah pondasi basah dan pemadatan tidak dapat dikontrol.
(6) Perbaikan Urugan yang tidak Memuaskan atau tidak Stabil.
a. Urugan terakhir yang tidak memenuhi penampang melintang yang
ditentukan atau disetujui atau dengan toleransi permukaan yang ditentukan,
harus diperbaiki dengan membuat lepas – lepas permukaan tersebut, dan
membuang atau menambah bahan – bahan yang diperlukan diikuti dengan
pembentukan dan pemadatan kembali.
b. Urugan yang terlalu basah untuk pemadatan, dalam hal batas – batas
kandungan kelembaban seperti ditentukan atau seperti diperintahkan oleh
Direksi Teknik, harus diperbaiki dengan menggaruk bahan tersebut sampai
kedalaman 15 cm atau seperti yang diperintahkan oleh Direksi Teknik, yang
diikuti dengan penyiraman air yang memadai dan pencampuran secara
menyeluruh dengan alat motor grader atau peralatan lain yang disetujui.
c. Urugan yang terlalu basah untuk pemadatan, seperti yang ditetapkan oleh
batas – batas kandungan kelembaban yang ditentukan atau seperti
diperintahkan oleh Direksi Teknik, harus diperbaiki dibawah kondisi cuaca

22 | P a g e
Spesifikasi Teknis

kering dengan penggarukkan bahan – bahan tersebut. Secara alternative atau


jika pengeringan yang cukup tidak dapat dicapai dengan pengerjaan bahan
lepas tersebut, Direksi Teknik dapat memerintahkan supaya bahan tersebut
dibuang dan diganti dengan bahan yang cocok dan kering.
d. Perbaikan urugan yang tidak memenuhi persyaratan kepadatan atau
persyaratan sifat – sifat bahan spesifikasi ini, dapat meliputi persyaratan
pencampuran dengan bahan lain yang cocok, disertai dengan penambahan
kebasahan, pemadatan yang lebih dan / atau pembuangan serta penggantian
atas perintah Direksi Teknik.

3.2. Bahan - Bahan.


(1) Sumber Pengadaan.
Bahan – bahan urugan harus dipilih dari sumber – sumber yang disetujui yang
sesuai dengan persyaratan dari spesifikasi ini. Pengujian klasifikasi tanah harus
dilaksanakan atas Direksi Teknik, yang sesuai dengan AASHTO M145 untuk
menentukan distribusi ukuran partikel dan plastisitas.
(2) Syarat – Syarat Kualitas.
a. Urugan Biasa untuk Pematang/Tanggul sungai
 Urugan yang diklasifikasi sebagai timbunan biasa akan terdiri dari galian
bahan tanah atau bahan berbutir – butir yang disetujui oleh Direksi Teknik
sebagai bahan yang cocok untuk digunakan dalam pekerjaan permanent
seperti yang diuraikan dibawah sub Bab 2.2.1 (2).
 Secara umum, urugan timbunan biasa harus diperiksa secara khusus untuk
menyingkirkan penggunaan tanah expansif atau tanah dengan plastisitas
tinggi yang diklasifikasikan sebagai A5 dan A7 dalam spesifikasi AASHTO
M145 atau sebagai CH dan OH dibawah system klasifikasi Casagrande atau
Unified.
b. Urugan Pilihan untuk Pematang/Tanggul sungai
 Urugan yang diklasifikasi sebagai urugan pilihan terdiri dari bahan tanah
atau bahan batu yang memenuhi persyaratan untuk urugan tanggul biasa di
atas dan yang juga jika diuji untuk CBR laboratorium akan memiliki nilai
minimum 10 %.
 Untuk pekerjaan stabilitasi talud atau pematang atau pekerjaan – pekerjaan
lain dimana diperlukan adanya tegangan geser yang baik, urugan pilihan
pematang akan terdiri dari urugan batu, atau lempung berpasir bergradasi
baik atau campuran lempung / kerikil dengan indek plastisitas rendah tidak
lebih tinggi dari 10 %.

23 | P a g e
Spesifikasi Teknis

 Bilamana harus dilakukan pemadatan dibawah kondisi banjir atau kondisi


jenuh urugan pilihan pematang akan berupa pasir atau kerikil atau bahan
butiran bersih lainnya dengan indeks plastisitas tidak besar dari 6 %.

3.3. Pelaksanaan Pekerjaan.


(1). Penyiapan Lapangan.
a. Sebelum menempatkan urugan diatas suatu lapangan, semua operasi
pemotongan dan pembersihan termasuk pengisian lubang–lubang disebabkan
pembongkaran akar–akar harus diselesaikan sesuai dengan spesifikasi,dan
semua bahan – bahan yang tidak cocok harus dibuang dari lapangan tersebut
seperti di perintahkan oleh Direksi Teknik.
b. Bilamana tingginya timbunan adalah satu meter atau kurang, tempat pondasi
timbunan harus dipadatkan secara menyeluruh (termasuk membuat lepas-lepas,
mengeringkan atau membasahi jika diperlukan) sampai bagian puncak tanah
setebal 15 cm, memenuhi persyaratan kepadatan yang ditetapkan untuk urugan
yang ditempatkan.
c. Jika timbunan tersebut harus dibuat diatas sisi bukit atau dipasang diatas
timbunan baru atau timbunan lama, kemiringan yang ada harus dipotong untuk
membuat permukaan dudukan yang cukup lebar memikul peralatan pemadatan.

(2). Penimbunan Urugan


a. Urugan harus disiapkan sampai permukaan yang telah dibuat dan ditebarkan
dalam lapisan-lapisan yang rata tidak melebihi ketebalan padat 20 cm, yang
memenuhi toleransi tebal lapisan yang diberikan dalam spesifikasi ini.
Bilamana lebih dari satu lapisan harus dipasang, lapisan-lapisan tersebut
sedapat mungkin harus sama ketebalannya.
b. Urugan tanah harus diangkut secara langsung dari daerah galian bahan
ketempat yang sudah disiapkan (dalam cuaca kering). Penumpukan tanah pada
umumnya tidak diijinkan, khususnya selama musim hujan.
c. Pengurugan diatas pipa-pipa dan dibelakang struktur harus dilakukan secara
sistimatis serta sedapat mungkin segera sesudah pemasangan pipa atau struktur
tersebut. Perhatian harus diberikan untuk menjamin bahwa telah diberikan
waktu yang cukup kepada sambungan pipa dengan adukan dan struktur beton
untuk mendapatkan kekuatan yang memadai sebelum pengurugan.
e. Bahan-bahan batuan tidak boleh digunakan sebagai urugan disekeliling pipa
atau didalam 30 cm urugan tanah dasar yang langsung dibawah permukaan

24 | P a g e
Spesifikasi Teknis

formasi perkerasan atau bahu jalan dan tidak ada batu dengan ukuran melebihi
10 cm akan dimasukkan dalam urugan tersebut.
f. Kemiringan tebing harus dibentuk dan dirapihkan menurut sudut talud rencana
dan bagi tebing yang tinggi diberikan berm yang sesuai dengan gambar
rencana serta dibuatkan pula penyediaan untuk drainase yang memadai.
g. Untuk perlindungan tebing terhadap erosi harus dipasang gebalan rumput,
dan disusun dalam posisi di atas talud, atas petunjuk dan sampai memuaskan
Direksi Teknik.
(3). Pemadatan Urugan.
a. Segera setelah penempatan dan penebaran urugan, masing–masing lapisan
harus dipadatkan menyeluruh dengan peralatan pemadatan yang cocok dan
memadai yang disetujui oleh Direksi Teknik sampai kepada persyaratan-
persyaratan kepadatan berikut :
 Lapisan-lapisan yang lebih dari 30 cm dibawah permukaan tanah harus
dipadatkan sampai 45% kepadatan kering standar maksimum yang ditetap
kan sesuai AASHTO T 99. Untuk tanah-tanah yang berisi lebih dari 10%
bahan-bahan yang tertahan diatas saringan 19 mm, maka kepadatan kering
maksimum yang didapat harus disesuaikan untuk bahan-bahan yang
oversize (keleat besar) tersebut seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik.
 Lapisan-lapisan di dalam 30 cm atau kurang, dibawah permukaan tanah
dasar, harus dipadatkan sampai 100% kepadatan kering standar maksimum
yang ditetapkan sesuai AASHTO T 99 ( PB.01111 – 76 ).
 Tergantung kepada jenis pelaksanaan dan persyaratan khusus Direksi
Teknik, pengujian – pengujian kepadatan kepadatan di lapangan dengan
methode kerucut pasir harus dilakukan terhadap masing-masing lapisan
urugan yang telah dipadatkan sesuai dengan AASHTO T-191 (PB.0103-76)
dan jika hasil sesuatu pengujian menunjukkan bahwa kepadatannya kurang
dari kepadatan yang diminta, Penyedia Jasa harus memperbaiki pekerjaan
tersebut. Pengujian harus di lakukan sampai kedalaman penuh lapisan dan
di lokasi yang ditunjukkan oleh Direksi Teknik, yang tidak boleh berjarak
lebih dari 200 m.
b. Pemadatkan urugan tanah harus dilakukan hanya bila kadar air bahan tersebut
berada di dalam batas 3% kurang dari kadar air optimum sampai 1% lebih dari
kadar air optimum. Kadar air optimum akan ditetapkan sebagai kadar air
dimana kepadatan kering maksimum dicapai bila tanah tersebut dipadatkan
sesuai dengan AASHTO T-99 ( PB 0111 – 76 ).

25 | P a g e
Spesifikasi Teknis

c. Urugan timbunan harus dipadatkan dimulai pada ujung paling luar serta masuk
ke tengah dalam satu cara dimana masing-masing bagian menerima desakan
pemadatan yang sama.
d. Jika bahan urugan harus ditempatkan pada kedua sisi sebuah pipa atau saluran
beton atau struktur, pelaksanaannya harus sedemikian sehingga urugan tersebut
dibentuk sampai ketinggian yang hampir sama diatas kedua sisi struktur.
e. Terkecuali disetujui oleh Direksi Teknik, urugan disekitar ujung satu jembatan
tidak boleh ditempatkan lebih tinggi dari dasar dinding belakang atau kepala
jembatan sampai bangunan atas dipasang.
f. Urugan di tempat – tempat yang sulit dicapai oleh peralatan pemadatan harus
ditempatkan dalam lapisan – lapisan horizontal dengan bahan-bahan lepas
ketebalan tidak melebihi 15 cm dan dipadatkan menyeluruh menggunakan
mesin pemadat yang disetujui. Harus diberikan perhatian khusus untuk
menjamin tercapainya pemadatan yang memuaskan dibawah dan disamping
pipa – pipa tersebut mendapat dukungan sepenuhnya.
(4). Persyaratan Pemadatan untuk Urugan.
a. Urugan harus ditempatkan dalam lapis-lapis tidak melebihi 30 cm tebalnya
atau ketebalan lain yang diminta oleh Direksi Teknik atas dasar jenis alat
pemadatan yang digunakan. Pemadatan urugan harus dilaksanakan dengan
pemadat berkisi-kisi, pemadat bergetar atau sebuah traktor dengan berat
paling sedikit 20 ton atau peralatan berat yang sejenis. Pemadatan harus
dilakukan dalam arah memanjang sepanjang pematang, dimulai dari ujung
paling luar dan mengarah ke tengah, dan akan berlanjut sampai tidak ada
pengeseran yang nampak dibawah lindasan pewralatan tersebut.
b. Penyedia Jasa harus bertanggung jawab untuk pemilihan cara dan peralatan,
mendapatkan tingkat pemadatan yang ditentukan.
3.4. Pengendalian Mutu.
(1). Test Laboratorium.
Test untuk syarat kualitas bahan urugan harus dilaksanakan kedua-duanya untuk
sumber pengadaan dan test ditempat seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik,
untuk dapat memenuhi persyaratan-persyaratan spesifikasi ini. Test Laboratorium
berikut dijadikan rujukan ( Referensi ).

26 | P a g e
Spesifikasi Teknis

TABEL 3.4.1. TEST LABORATORIUM BAHAN URUGAN

RUJUKAN
PENGUJIAN JENIS
AASHTO PENGAIRAN

Analisa saringan agregat Menentukan distrib usi ukuran partikel


T 27 PB 0201 – 76
halus dan kasar Agregat kasar dan halus

Penentuan batas cair dan Test plastisitas untuk batas cair dan
T 89 PB 0109 – 76
batas plastik indeks plastisitas
Hubungan kadar air
kepadatan menggunakan palu T 90 PB 0110 – 76 Test standar proctor
2,5 kg.
CBR (California Bearing
T 193 PB 0113 – 76 Menentukan nilai dukungan relatif
Ratio)

(2). Pengendalian Lapangan.


Test pengendalian lapangan berikut ini harus dilaksanakan untuk memenuhi
persyaratan spesifikasi. Penyedia Jasa harus menyediakan semua bantuan yang
diperlukan dalam bentuk tenaga kerja, pengangkutan dan pengujian.

TABEL 3.4.2. PERSYARATAN PENGENDALIAN LAPANGAN.

TEST PENGENDALIAN PROSEDUR


a. Pengujian kerapatan urugan padat
Untuk menentukan hubungan kerapatan dan kadar air pada
dilapangan (Tset Kerucut Pasir), -
pasangan
(AASHTO T.191, (PB 0103-76)
Harus dilaksanakan untuk setiap 100 m3. bahan timbunan
-
sampai kedalaman penuh

Untuk ditempatkan dalam lapisan dibawah formasi jalan,


-
harus diuji setiap 200m panjang jalan
Untuk urugan kembali disekeliling struktur atau didalam
- parit gorong-gorong, paling sedikit satu test untuk setiap
bagian urugan kembali selesai dipasang

Penentuan CBR lapangan urugan Dengan menggunakan Dynamic Conepenetrometer (DCP),


b. -
padat dilokasi yang diminta oleh Direksi Teknis

3.5. Cara Pengukuran Pekerjaan.


(1). Apabila dimasukkan dalam daftar penawaran, sebagai satu item pembayaran
terpisah, dan tergantung kepada ketentuan item berikutnya, urugan harus diukur
dalam jumlah meter kubik bahan padat yang dipasang dan diterima serta
memuaskan Direksi Teknik, dan akan diuraikan sebagai urugan timbunan bahan
biasa atau urugan timbunan bahan pilihan sesuai dengan spesifikasi dan gambar-
gambar dan disetujui oleh Direksi Teknik untuk pekerjaan khusus di bawah
kontrak.

27 | P a g e
Spesifikasi Teknis

(2) Volume yang harus diukur pembayaran harus atas dasar penampang melintang dan
profil yang disetujui yang ditunjukkan dalam gambar rencana atau diukur di
lapangan sebelum suatu urugan telah ditempatkan pada garis batas, kelandaian dan
permukaan yang disetujui atau diterima. Cara penghitungan berupa cara luas rata-
rata dan menggunakan penampang melintang pekerjaan berjarak tidak lebih dari
25 meter, terkecuali dinyatakan lain untuk kontrak khusus.
(3) Urugan yang ditempatkan diluar garis batas dan penampang melintang yang
disetujui, termasuk setiap tambahan urugan yang diperlukan untuk dudukan atau
penguncian ke dalam talud yang ada sebagai hasil penurunan pondasi tidak boleh
dimasukkan dalam volume yang harus diukur untuk pembayaran, kecuali dimana
secara lain disetujui oleh Direksi Teknik untuk mengganti bahan-bahan lunak atau
tidak cocok yang ditemukan di lapangan selama pelaksanaan.
(4) Urugan porous, bahan filter atau bahan alas dasar untuk pipa gorong-gorong,
saluran beton, saluran dilapisi, saluran porous, dinding kepala dan struktur lainnya,
tidak boleh diukur untuk pembayaran dibawah ketentuan ini, bahan-bahan tersebut
harus dimasukkan dalam harga satuan penawaran untuk bahan-bahan dan item-
item konstruksi yang bersangkutan, yang disediakan dalam item pembayaran
dibawah spesifikasi ini.
(5) Urugan yang digunakan dimana saja di luar batas-batas lapangan kerja atau untuk
mengubur bahan-bahan buangan atau untuk penutupan dan memperbaiki galian
bahan-bahan, tidak boleh dimasukkan dalam pengukuran urugan.

3.6. Dasar Pembayaran.


Volume urugan yang diukur sebagaimana diberikan diatas, akan dibayar per satuan
pengukuran pada harga yang bersangkutan yang dimasukkan dalam daftar penawaran
untuk item pembayaran yang tercantum dibawah, harga-harga dan pembayarannya
merupakan kompensasi penuh unuk mendapatkan, menyerahkan, memasang,
memadatkan, menyelesaikan dan menguji bahan-bahan urugan serta semua biaya-biaya
lain yang diperlukan dalam penyelesaian yang baik pekerjaan-pekerjaan yang diuraikan
dalam ketentuan ini.

4. PENYIAPAN TANAH DASAR.


4.1. U m u m.
(1) U r a i a n.
Pekerjaan ini terdiri dari menyiapkan tanah dasar yang langsung terletak di bawah
pondasi, dalam keadaan siap menerima struktur perkerasan. Tanah dasar tersebut
meluas sampai lebar penuh dasar seperti ditunjukkan pada gambar, dan dapat
dibentuk di atas timbunan biasa, timbunan pilihan.

28 | P a g e
Spesifikasi Teknis

(2) Toleransi Ukuran.


a. Kemiringan dan ketinggian akhir setelah pemadatan, tidak boleh
berbeda satu sentimeter lebih tinggi atau lebih rendah dari pada yang ditetapkan
atau diatur di lapangan dan disetujui oleh Direksi Teknik.
b. Permukaan akhir tanah dasar akan dibuat miring melintang seperti
yang ditetap kan atau ditunjukkan pada gambar dan dibuat cukup rata serta
seragam untuk menjamin limpasan air permukaan yang keras.
(3) Penjadwalan Pekerjaan.
a. Semua pekerjaan drainase tepi jalan di sebelah tanah dasar harus diselesaikan
dan dapat berfungsi sampai satu tingkat yang dapat menyediakan drainase yang
effektif bagi limpasan air permukaan dari tanah dasar selama hujan lebat
ataupun sebagian hasil banjir dari daerah sekitarnya.
b. Gorong-gorong, pipa porous dan bangunan-bangunan kecil lainnya yang
diletakkan dibawah tanah dasar harus diselesaikan sepenuhnya dengan urugan
padat, sebelum penyiapan tanah dasar dimulai.
(4) Perbaikan Penyiapan Tanah Dasar yang Tidak Memuaskan.
a. Penyedia Jasa akan memperbaiki atas biaya
Penyedia Jasa sampai disetujui Direksi Teknik, setiap alur bekas roda, gundukan
dan kerusakan-kerusakan lain yang diakibatkan oleh lalu lintas atau tenaga kerja
Penyedia Jasa terhadap tanah dasar yang sudah selesai.
b. Penyedia Jasa akan memperbaiki sebagaimana diperintahkan oleh Direksi
Teknik, setiap kerusakan tanah dasar disebabkan oleh kekeringan dan retak-
retak, atau dari kebanjiran ataupun kasus alami lainnya.

4.2. Bahan – Bahan.


Bahan tanah dasar dan kualitasnya harus sesuai dengan persyaratan yang berkaitan
untuk timbunan biasa, timbunan pilihan, atau galian tanah dasar yang ada. Bahan-bahan
yang digunakan dalam masing-masing keadaan harus seperti diperintahkan Direksi
Teknik.

4.3. Pelaksanaan Pekerjaan.


(1) Penyiapan Lapangan.
a. Penggalian dan pengurugan untuk tanah dasar harus seperti yang
ditetapkan pada spesifikasi ini.
b. Penyedia Jasa harus menyediakan dan menggunakan Patok-patok
kayu untuk memeriksa punggung atau kemiringan melintang, bilamana diminta
oleh Direksi Teknik ketinggian lapangan harus diperiksa dengan alat survei
ketinggian.

29 | P a g e
Spesifikasi Teknis

(2) Pemadatan Tanah.


a. Pemadatan lapisan tanah dibawah permukaan tanah dasar harus dilaksanakan
sesuai dengan persyaratan spesifikasi yang diberikan pada spesifikasi ini.
 Lapisan –lapisan yang lebih dari 30 cm di bawah permukaan tanah dasar harus
dipadatkan sampai 45% kepadatan kering maksimum yang ditetapkan sesuai
dengan AASHTO T – 99.
 Lapisan-lapisan yang berada pada 30 cm atau kurang dan sampai permukaan
tanah dasar harus dipadatkan sampai 100% kepadatan kering maksimum.

4.4. Pengendalian Mutu.


Pengujian-pengujian kualitas untuk kepadatan di lapangan dan daya dukung harus
dilakukan untuk setiap 200 m panjang sesuai dengan persyaratan spesifikasi sub Bab
2.2.4 CBR minimum untuk tanah dasar harus 5% dan bilamana hal ini tidak dapat
dicapai, perlu dipasang bahan lapis pondasi bawah atau bahan timbunan pilihan sampai
ketebalan yang diperintahkan oleh Direksi Teknik.

4.5. Cara Pengukuran Pekerjaan.


(1) Luas penyiapan tanah dasar yang selesai dan disetujui akan diukur sebagai jumlah
meter persegi permukaan yang dipadatkan dan dibentuk.
(2) Tidak ada pembayaran akan dilakukan di bawah bab spesifikasi ini, untuk
penyiapan berkala, meliputi perbaikan lubang, tanah dasar mengenai pekerjaan
pemeliharaan bagian ambles atau pecahnya ujung-ujung.

5 P E K E R J A A N B E T O N.
5.1. U m u m.
(1) Uraian.
a. Beton terdiri dari suatu campuran yang sebanding (proporsional) antara semen,
air dan agregat bergradasi. Campuran beton akan mengndap dan mengeras
menurut bentuk yang diminta disyaratkan dan membentuk satu bahan yang
keras dan tahan lama (awet), yang memiliki karakteristik tertentu.
b. Agregat meliputi baik bergradasi kasar maupun yang bergradasi halus, tetapi
jumlah Agregat harus akan dipertahankan sampai jumlah minimum yang
diperlukan, yang apabila dicampur dengan semen akan cukup untuk mengisi
rongga-rongga antara agregat kasar serta memberikan suatu permukaan akhir
yang halus.
c. Untuk mencapai beton yang kuat dengan keawetan yang optimum, volume air
yang dimasukkan kedalam campuran harus dipertahankan sampai jumlah

30 | P a g e
Spesifikasi Teknis

minimum yang diperlukan untuk memudahkan pengerjaan selama


pencampuran.
d. Bahan tambahan kepada campuran beton seperti memasukkan udara (air
entraining) atau bahan kimia untuk memperlambat atau mempercepat waktu
pengerasan, tidak diperbolehkan kecuali dimana demikian didalam persyaratan
Kontrak khusus.
(2) Peraturan ( Code ) Beton.
Persyaratan-persyaratan Peraturan Bertulang Indonesia – PBI Tahun 1971 atau
Perbaikan yang terakhir harus diterapkan kepada semua pekerjaan beton, terkecuali
dinyatakan secara lain atau yang mengacu kepada semua pekerjaan AASHTO dan
spesifikasi khusus yang tidak disebut dalam PBI – 1971.
(3) Kelas – Kelas Beton dan Trial Mix Beton

a. Sebelum pelaksanaan pekerjaan Kontraktor harus mengadakan test


laboratorium untuk membuat Trial mix beton lengkap dengan uji kualitas
material yang akan dipakai di Laboratorium Perguruan Tinggi atau tempat lain
yang memenuhi persyaratan.

b. Pada waktu pelaksanaan bila tipe semen atau jenis agregat berubah ataupun
komposisi gradasi dari agregat berubah, sedang hasil uji kekuatan tekan tidak
bisa memenuhi standar, maka adukan baru harus dibuat sesuai dengan cara /
prosedur seperti di atas.

c. Klasifikasi dan rujukan mutu beton seperti yang diberikan pada Tabel 5.1.1.

TABEL 5.1.1. KELAS – KELAS BETON.


Rujukan
Kelas Jenis Uraian
Mutu
Non Beton harus Untuk alat pondasi dan peralatan pondasi Perataan
BO
Struktural pondasi

Beton masa tanpa tulang untuk pondasi Dasar, penutup pipa-


I 125 Struktural
pipa
Beton dengan penulangan ringan digunakan untuk pondasi
K.175 Struktural
pelat, dinding-dinding Kaison, kereb, dan jalan setapak

Konstruksi beton bertulang termasuk gelagar-gelagar kolom-


K.225 Struktural kolom lantai pelat lantai dinding penahan, gorong-gorong pipa
II dan gorong-gorong kotak
K.275 ~ Beton bertulang mutu tinggi untuk lantai jembatan dan bagian-
K.350 bagian konstruksi utama lainnya

Bagian-bagian konstrfuksi bedton pratekan dan tiang-tiang


III K.400 Struktural
pracetak.

31 | P a g e
Spesifikasi Teknis

T o l e r a n s i.
a. Toleransi dimensi.
* Struktur dengan panjang keseluruhan s/d. 6 m + 5 mm
* Struktur dengan panjang lebih dari 6 m +15 mm
* Panjang balok, slab lantai, kolom dan dinding Nol
* Antar Kepala Jembatan ( Abutment ) + 10 mm
* Toleransi posisi ( dari titik acuan ) + 10 mm
* Alinyemen vertical untuk kolom-kolom dan dinding-dinding +10 mm
* Toleransi ketinggian permukaan + 10 mm
b. Toleransi untuk selimut beton di atas baja tulangan
* Sampai dari 5 atau lebih 0 dan + 10 mm
* Selimut dari 5 sampai 10 cm + 10 mm
(1) Penyerahan - Penyerahan.
a. Penyedia Jasa harus menyerahkan contoh-contoh semua bahan-bahan yang
digunakan untuk pekerjaan beton bersama-sama dengan data-data
pengujian yang menunjukkan kecocokan dengan persyaratan mutu
spesifikasi ini.
b. Apabila disyaratkan demikian oleh Direksi Teknik. Penyedia Jasa harus
menyerahkan gambar-gambar rinci semua pekerjaan acuan yang digunakan
pada pekerjaan untuk mendapatkan persetujuan.
c. Penyedia Jasa harus melapor kepada Direksi Teknik paling sedikit 24 jam
sebelum pencampuran atau pengecoran beton.
(2) Penyimpanan Bahan - bahan.
a. Agregat harus disimpan secara terpisah sesuai dengan ukuran ukuran untuk
mencegah terjadinya pencampuran. Semen harus disimpan secara teratur
dan rapi mengikuti waktu penyerahannya, sehingga pemakaiannya dapat
diatur dan semen tidak akan menjadi terlalu lama disimpan. Waktu
kadaluarsa penyimpanan semen beton konstruksi tidak boleh lebih dari 3
bulan. Semen yang sudah mengeras, tidak diizinkan digunakan dalam
pekerjaan-pekerjaan konstruksi.
b. Selama pengangkutan semen sampai ke gudang atau lapangan kerja harus
dijaga sehingga semen tidak lembab atau kantong rusak. Keadaan
penyimpanan untuk bahan-bahan yang harus dipakai dilapangan harus
memenuhi persyaratan yang disebutkan dalam pasal-pasal mengenai
karakteristik bahan-bahan ( NI-3 ) dan spesifikasi penyimpanan bahan-
bahan ( PBI 1971, pasal 3,9 ).
(3) Kondisi Cuaca.

32 | P a g e
Spesifikasi Teknis

Pada umumnya, pencampuran, pengangkutan dan pengecoran beton harus


dilakukan pada keadaan cuaca kering. Apabila keadaan cuaca tidak menentu,
Penyedia Jasa harus mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan untuk
melindungi campuran beton terhadap hujan, dan Direksi Teknik harus
menentukan apakah pencampuran dan pengecoran beton akan dilanjutkan atau
ditunda sampai membaiknya keadaan cuaca. Penyedia Jasa tidak boleh / dapat
menuntut penggantian terhadap kerusakan beton yang ditolah karena hujan.
(4) Perbaikan – Perbaikan Pekerjaan Beton yang tidak memuaskan.
a. Pekerjaan beton yang tidak memenuhi persyaratan spesifikasi mengenai
toleransi (kelonggaran), sifak campuran beton, atau penyelesaian akhir
permukaan, harus diperbaiki menurut Direksi Teknik dan dapat meliputi :
 Perubahan dalam perbandingan Pekerjaan Beton yang tidak
memuaskan.
 Pembongkaran atau perkuatan bagian-bagian pekerjaan yang dinyatakan
tidak memuaskan oleh Direksi Teknik.
 Perawatan tambahan bagian-bagian pekerjaan yang dinyatakan tidak
memuaskan.
b. Dalam hal terjadi perselisihan antara Penyedia Jasa dan Direksi Teknik
mengenai mutu pekerjaan beton. Direksi Teknik akan meminta Penyedia Jasa
untuk melakukan pengujian lagi, untuk dapat membuat penilaian mutu yang
benar.

5.2. B a h a n.
1. Semen.
a. Semen yang dipesan harus dipilih berasal dari salah satu jenis PC ( Portand
Cement ) berikut ini, yang memenuhi Spesifikasi AASHTO M85;
Tipe I : Pemakaian umum tanpa sifat – sifat khusus.
Kecuali diizinkan secara lain Direksi Teknik, Semen yang digunakan pada
pekerjaan harus diperoleh dari satu sumber pabrik.
2. A i r.
Air yang dipergunakan untuk pencampuran dan perawatan beton harus bersih dan
bebas dari bahan-bahan yang berbahaya seperti oil, garam, asam, gula, alkali, gula
atau bahan-bahan organic. Direksi Teknik dapat meminta Penyedia Jasa untuk
mengadakan pengujian air yang berasal dari suatu sumber yang dipertimbangkan
mutunya meragukan (Rujukan Pengujian AASHTO T 26 ).
3. A g r e g a t.
a. Persyaratan Umum.

33 | P a g e
Spesifikasi Teknis

 Agregat untuk pekerjaan beton harus terdiri dari campuran agregat kasar dan
halus, berisi batu pecah yang bersih, keras dan awet atau kerikil sungai alam
atau kerikil dan pasir dari sumber yang disaring, semua agregat alam harus
dicuci.
 Agregat tersebut harus memenuhi persyaratan gradasi yang diberikan pada
Tabel 3.1.2. dan dengan keadaan mutu (sifat) yang diberikan pada Tabel
3.1.3.
 Ukuran maximum agregat kasar tidak boleh lebih besar dan tiga perempat
ruang bebas minimum diantara batang-batang tulangan atau antara batang
tulangan dan cetakan ( acuan ).
 Agregat halus bergradasi baik dari kasar sampai halus dengan hamper
seluruh partikel lolos saringan 4,75 mm.
 Semua agregat halus, halus bebas dari sejumlah cacat kotoran organic, dan
jika dimintakan demikian oleh Direksi Teknik harus diadakan pengujian
kandungan organic menggunakan pengujian colorimetric AASHTO T 21.
Setaip agregat yang gagal pada test warna, harus ditolak.
 Pasir laut tidak boleh digunakan untuk beton konstruksi.
b. Gradasi Agregat.
Gradasi agregat kasar dan agregat halus memenuhi persyaratan Tabel 3.1.2
berikut ini, namun bahan-bahan yang tidak memenuhi persyaratan gradasi ini
tidak perlu ditolak, apabila Penyedia Jasa dapat menunjukkan (berdasarkan
campuran percobaan dan pengujian) bahwa dapat dihasilkan beton yang
memenuhi persyaratan sifat-sifat campuran yang diuraikan.

TABEL 3.1.2. PERSYARATAN GRADASI AGREGAT.


UKURAN SARINGAN PROSENTASE LOLOS BERDASARKAN BERAT
STANDART IMPERIAL AGREGAT
PILIHAN AGREGAT KASAR
(mm) (Inches) HALUS
50 2½ 100
37 1½ 95-100 100
25 1 95-100 100
19 ¾ 35-75 90-100 100
13 ½ 25-60 90-100

9,5 3/8 100 10–30


4,75 #4 95 - 100 0-5 0–10 0-10 0–15
2,36 #8 - 0–5 0-5 0-5
1,18 # 16 45 - 80
0,3 # 50 10 - 30
0,15 # 100 2 - 10

34 | P a g e
Spesifikasi Teknis

c. Syarat – Syarat Mutu Agregat.


Agregat untuk pekerjaan beton harus memenuhi syarat-syarat mutu berikut ini
yang diberikan pada Tabel 3.1.3 di bawah ini.

TABEL 3.1.3. SYARAT-SYARAT KEADAAN MUTU


AGREGAT.
BATAS PENGUJIAN
URAIAN AGREGAT AGREGAT
KASAR HALUS
Kehilangan berat karena abrasi ( 500 putaran ) 40 %

Keheilangan kesempurnaan sodium sulfat setelah 5 putaran 12 % 10 %

Proszentase gumpalan lempung dan partikel serpih 2% 0,5 %

Bahan-bahan yang lolos sarfingan 0,075 mm (# 200) 1% 3%

4. Filter ( Bahan Pengisi ) Sambungan.


a. Bahan pengisi yang dituangkan untuk sambungan-sambungan harus memenuhi
persyaratan AASHTO M 173 - Jenis Elastis dituangkan panas.
b. Bahan pengisi yang dibentuk sebelumnya untuk sambungan-sambungan harus
memenuhi persyaratan AASHTO – M 153. Filter Bentuk Karet Spons (bunga
karang) dan Filter Gabus Sambungan Muai.

5.3. Perencanaan Campuran Beton.


(1) Persyaratan Perencanaan Campuran (Berdasarkan Berat).
Untuk semua pekerjaan beton konstruksi dan pekerjaan beton utarna, perbandingan
–perbandingan bahan untuk perencanaan campuran harus ditentukan menggunakan
cara yang ditetapkan dalam PBI terakhir, dan harus sesuai dengan batasan yang
diberikan pada Tabel 3.1.4

TABEL 5.3.1. PERBANDINGAN (PROPORSI) DISAIN CAMPURAN BETON

(BERDASARKAN BERAT).
UKURAN AGREGAT
MAX. UKURAN AGREGAT MAX.
BERAT
YANG DISARANKAN YANG DISARANKAN (mm)
KELAS SEMEN
(mm)
BETON TOTAL
PERBANDINGA DENGAN
Kg / m3.
KELAS A KELAS B N BERAT
( RATIO ) ( Kg / m3. )
K 400 > 425 25 19 0,35 150
K 375 425 25 19 0,42 180
K 275 400 25 19 0,42 170
K 225 350 37,5 25 0,46 160
K 175 300 37,5 25 0,50 150
K 125 250 50,0 25 0,52 130

35 | P a g e
Spesifikasi Teknis

UKURAN AGREGAT
MAX. UKURAN AGREGAT MAX.
BERAT
YANG DISARANKAN YANG DISARANKAN (mm)
KELAS SEMEN
(mm)
BETON TOTAL
PERBANDINGA DENGAN
Kg / m3.
KELAS A KELAS B N BERAT
( RATIO ) ( Kg / m3. )

B I/0 225 50,0 37,5 0,60 135


K 225 25.0 ~
400 37,5 0,53 210
(di dalam air) 19.00
CATATAN : Berat semen total yang diperlukan untuk K 400 harus ditentukan oleh persaratan
kekuatan yang ditentukan

(2) Persyaratan Perencanaan Campuran ( Berdasarkan Volume ).


Untuk pekerjaan beton yang kecil, dan tergantung kepada persetujuan Direksi
Teknik secara tertulis, bahan-bahan untuk beton dapat diakar berdasarkan volume
atau suatu kombinasi berat dan volume. Tindakan pencegahan berikut ini harus
dilakukan.
a. Agregat dapat diukur berdasarkan berat 40 kg tiap kantong.
b. Agregat dapat diukur berdasarkan volume, menggunakan kotak-kotak ukuran
yang direncanakan secara baik dengan kapasitas yang ditentukan secara jelas.
Kotak-kotak tersebut harus sampai berlebih dan agregat lebihan (surplus)
diratakan dengan penata diatas.
c. Jika pasir diukur berdasarkan volume, harus diperhitungkan volume tambahan
pasir yang mengembang karena kadar air.
d. Pada pasir biasanya akan mengembang kurang lebih 25% berdasarkan volume
dan untuk pekerjaan, nilai-nilai berikut ini dapat diambil untuk kadar air.
Kondisi Pasir Kandungan Air
Pasir amat basah 100 – 130 Kg / m3
Pasir basah sedang 60 - 65 Kg / m3
Pasir Lembab 30 - 35 Kg / m3
Jika diperlukan demikian oleh Direksi Teknik, pengujian lapangan harus
dilakukan untuk menentukan besarnya pengembangan.
e. Air untuk pencampuran harus diukur secara teliti dalam sebuah tempat yang
sesuai.
f. Penakaran beton berdasarkan volume, akan dipilih dari salah satu campuran
berikut, yang diberikan pada Tabel 3.1.5.

TABEL 5.3.2. PERBANDINGAN CAMPURAN BETON UNTUK


PEKERJAAN-PEKERJAAN KECIL
(BERDASARKAN VOLUME).
36 | P a g e
Spesifikasi Teknis

CAMPURAN VOLUME UNTUK 200O Kg. BETON


NOMINAL
(DENGAN SEMEN KELAS
PASIR (m3) AGREGAT AIR (Liter)
VOLUME ( 40 Kg ) PEKERJAAN
KASAR
BAHAN ( m3 ) PASIR PASIR
KANTONG LEMBAB KERING
KERING) LEMBAB KERING
Gelagar pelat
1:2:3. 5 0,34 0P,28 0,42 54 100 lantai, kolom-
kolom bertulang
Pelat lantai beton
1:2:4. 5 0,34 0,28 0,57 82 109
tanpa tulang
Beton masaa,
dinding penahan
1:2.5:5 5 0,34 0,34 0,68 95 132
dan pekerjaan
umum

Pondasi beton
1:3:6. 5 0,34 0,85 0,85 114 154
massa.

CATATAN : Semen 10 Kg. Bervolume 0,035 m3.

(3) Campuran Percobaan.


Penyedia Jasa harus memastikan perbandingan campuran dan bahan-bahan yang
diusulkan dengan membuat dan mengadakan pengujian campuran percobaan yang
disaksikan oleh Direksi Teknik, menggunakan peralatan jenis yang sama seperti
yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan. Campuran percobaan akan
diperlukan dapat diterima, asalkan hasil-hasil pengujian memuaskan dan
memenuhi semua persyaratan perbandingan campuran seperti ditentukan dalam
Tabel 3.1.6.
(4) Persyaratan Sifat – Sifat Campuran.
a. Semua beton yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi persyaratan
kekuatan tekan dan slump ( penurunan ) seperti ditetapkan dalam Tabel 3.1.6 di
bawah ini atau yang disetujui Direksi Teknik, bilamana contoh bahan,
perawatan dan pengujian – pengujian sesuai dengan pengujian yang disebutkan
dalam spesifikasi ini.

TABEL 5.3.3. PERSYARATAN SIFAT CAMPURAN BETON.


KEKUATAN TEKAN MINIMUM UJKURAN AGREGAT MAX.
Kg / CM2 YANG DISARANKAN (mm)
KELAS SILINDER
BETON KUBUS 15 CM. TANDA
15 CM X 30 CM DIGETAR
GETAR
7 HARI 28 HARI 7 HARI 28 HARI
K 400 40 ~ 60 -
K 350 225 350 190 290 40 ~ 60 -
K 275 175 275 145 230 40 ~ 60 -

37 | P a g e
Spesifikasi Teknis

KEKUATAN TEKAN MINIMUM UJKURAN AGREGAT MAX.


Kg / CM2 YANG DISARANKAN (mm)
KELAS SILINDER
BETON KUBUS 15 CM. TANDA
15 CM X 30 CM DIGETAR
GETAR
7 HARI 28 HARI 7 HARI 28 HARI
K 225 145 225 120 185 40 ~ 60 -
K 175 110 175 90 145 40 ~ 60 50 ~ 80
K 125 80 125 65 100 - 40 ~ 100
K 225
(didalam 145 225 130 185 - 75 ~ 175
air)
Catatan : Untuk pengujian kekuatan tekan yang diklakukan dengan contoh uji silinder, persyaratan
kekuatan harus diturunkan menjadi sekitar 83% dari kekuatganb kubus

b. Beton untuk pekerjaan – pekerjaan kecil yang


ditukar berdasarkan volume sesuai dengan Tabel
5.3.2 harus memenuhi persyaratan kekuatan tekan
dan slump minimum yang diberikan 5.3.4.
KEKUATAN TEKAN MINIMUM
Kg / CM2 SLUM YANG DIIJINKAN
CAMPURAN SILINDER
KUBUS 15 CM. (mm)
NOMINAL 15 CM X 30 CM TANPA GETAR
7 HARI 28 HARI 7 HARI 28 HARI
1:2:3 175 260 145 215 -
1:2:4 150 210 125 175 60 ~ 100

1 : 2,5 : 5 90 125 75 100 40 ~ 100

1:3:6 - - - - -

c. Beton yang tidak memenuhi persyaratan slump, pada umumnya akan dianggap
di bawah standar dan tidak boleh digunakan dalam pekerjaan, terkecuali
Direksi Teknik dapat menyetujui penggunaan terbatas beton tersebut untuk
pekerjaan dengan kelas rendah.
d. Bilamana hasil – hasil pengujian 7 hari memberikan kekuatan dibawah yang
ditentukan, Penyedia Jasa tidak boleh mengecor setiap beton berikutnya,
sampai masalah hasil-hasil kekuatan di bawah ketentuan tersebut diketahui dan
Penyedia Jasa telah mengambil langkah –langkah demikian yang akan
meyakinkan bahwa produksi beton memenuhi persyaratan spesifikasi sehingga
memuaskan Direksi Teknik.
Beton yang tidak memenuhi kekuatan tekan 28 hari yang ditetapkan, yang diberikan
pada Tabel 3.1.6 dan 3.1.7 akan dianggap tidak memuaskan dan pekerjaan-pekerjaan
tersebut harus diperbaiki seperti yang ditetapkan pada Bab 3.1.1. (8).

38 | P a g e
Spesifikasi Teknis

Direksi Teknik akan memperhitungkan kemungkinan cacat-cacat karena kesalahan


pengambilan contoh bahan, perbedaan-perbedaan dalam statistic persiapan contoh uji
yang buruk, dan dapat meminta pengujian-pengujian lebih lanjut untuk di laksanakan
sebelum mengambil putrusan akhir.
5. Penyesuaian Campuran.
a. Penyesuaian Kemudahan Dikerjakan.
i. Bilamana tidak memungkinkan mendapatkan beton campuran yang dikehendaki
dan kemudahan dikerjakan dengan perbandingan-perbandingan yang ditetapkan
menurut aslinya, Direksi Teknik akan memerintahkan perubahan-perubahan
dalam berat atau volume agregat sebagaimana yang diperlukan. Asalkan
kandungan semen yang ditunjukkan menurut calon aslinya tidak diganti, atau
perbandingan air semen yang ditetapkan dengan pengujian kekuatan tekan untuk
kekuatan yang memadai tidak dilampaui.
ii. Mengaduk kembali beton yang telah dicampur dengan menambah air atau
dengan cara lain tidak diperbolekan. Campuran tambahan untuk meningkatkan
kemudahan dikerjakan, dapat diizinkan tergantung kepada persetujuan Direksi
Teknik seperti dinyatakan di bawah.
b. Penyesuaian Kekuatan.
i. Bilamana beton tidak memenuhi kekuatan yang telah ditentukan atau telah
disetujui, kadar semen harus ditambah seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik.
ii. Tidak ada perubahan sumber atau sifat bahan-bahan akan dibuat tanpa perintah
tertulis Direksi Teknik serta tidak ada bahan-bahan baru yang akan digunakan
sampai Direksi Teknik telah menyetujui bahan-bahan tersebut secara tertulis dan
telah diusulkan perbandingan-perbandingan baru berdasarkan pengujian
campuran permohonan yang harus dilaksanakan oleh Penyedia Jasa.
c. Bahan Campuran Tambahan (additive) .
i. Jika dimintakan demikian untuk kontrak harus atau menurut perintah Direksi
Teknik secara tertulis, bahan campuran tambahan dapat digunakan untuk
meningkatkan mutu beton, pengikatan dan waktu mengeras. Jenis serta volume
bahan campuran tambahan tersebut harus disetujui oleh Direksi Teknik dan akan
digunakan secara ketat sesuai dengan petunjuk pabrik pembuat.
ii. Kemanfaatan bahan campuran tambahan tersebut harus diuji dalam campuran
percobaan sebelum pemakaian penuh dalam pekerjaan di lapangan.

5.4. Pelaksanaan Pekerjaan.


1. Pencampuran Beton di Lapangan.
a. Mencampur dengan pencampur (mixer) beton.

39 | P a g e
Spesifikasi Teknis

Beton akan dicampu di lapangan dengan sebuah pencampur yang dijalankan


dengan mesin serta jenis yang disetujui, mengenai syarat dan ukuran-ukuran
yang akan menjamin suatu campuran yang meratalhomogen.
i. Untuk semua pekerjaan besar dan jika diminta demikian oleh Direksi Teknik,
pencampuran tersebut harus dilengkapi dengan sarana penyimpanan air dan
satu sarana pengukuran untuk mengendalikan jumlah air yang digunakan
dalam setiap takaran.
ii. Waktu pencampuran tidak boleh kurang dari 1,5 menit untuk mesin-mesin
sampai kapasitas 3/4 m3. Diatas ukuran ini, jangka waktu pencampuran
minimum harus ditambah 15 detik untuk setiap penambahan 1:2 m3
campuran beton.
iii. agregat yang sudah ditakar beserta semen dan dicampur kering untuk waktu
yang pendek sebelum ditambah air.
iv. Sebelum mencampurkan satu takaran beton baru, mesin pencampur tersebut
harus dikosongkan sama sekali dari takaran sebelumnya.
b. Pencampuran dengan tangan.
Untuk pekerjaan-pekerjaan kecil, dan yang tidak dimungkinkan menggunakan
sebuah pencampuran mesin (mixer). Direksi Teknik dapat menyetujui
pencampuran beton secara manual sesuai dengan prosedur berikut ini :
i. Pencampuran dengan tangan harus dilakukan diatas satu permukaan (alas)
yang keras bersih dan kedap air.
ii Urutan pencampuran haruslah :
 Ukurlah volume agregat kasar dan agregat halus yang diperlukan
dengan alat takaran kotak. Dan tempatkan agregat halus diatas agregat
kasar.
 Tempatkan kantong semen diatas agregat, buka dan tuangkan semen
tersebut.
 Aduklah bahan-bahan kering tersebut berkali-kali, sehingga bahan-
bahan tersebut mempunyai warna yang seragam dengan kekentalan
yang merata.
 Tambahkan air, lebih baik dengan sebuah kaleng yang dilengkapi
dengan ujung semprotan, campurkan terus, dan aduklah dengan sekop
sampai beton tersebut mempunyai warna yang seragam dengan
kekentalan yang merata.
2. Penyiapan Lapangan.
a. Lapangan pekerjaan untuk penempatan beton harus disiapkan dan semua
pemasangan yang diperlukan diselesaikan hingga disetujui Direksi Teknik.

40 | P a g e
Spesifikasi Teknis

Bahan-bahan harus telah diuji dan ditempatkan yang baik, serta peralatan dalam
keadaan bersih siap untuk digunakan.
b. Semua penunjang, pondasi-pondasi dan galian-galian harus diperiksa dan
disetujui oleh Direksi Teknik, serta peralatan dalam keadaan bersih siap untuk
digunakan.
c. Semua acuan, penulangan dan sarana-sarana pelengkap lainnya harus
ditempatkan secara benar dan aman dan didukung untuk mencegah penggeseran.
3. Acuan / Cetakan.
i. Acuan / cetakan harus dari bahan yang disetujui dan siap pakai serta cocok untuk
jenis terhadap adonan dan cukup kaku untuk memelihara posisi yang diperlukan
selama pengecoran. Pemadatan dan perawatan mengeras beton. Permukaan
sebelah dalam dari acuan / cetakan harus bersih dari setiap kotoran lepas atau
bahan – bahan lain sebelum penggunaan, dan harus disiram air sampai jenuh atau
diolesi dengan minyak mineral anti karat sebelum digunakan.
ii. Kayu dengan permukaan kasar (tidak diserut) dapat digunakan untuk permukaan
bangunan yang tidak kelihatan (expase), tetapi kayu diserut dengan tebal yang
rata harus digunakan untuk permukaan yang kelihatan (expase).
4. Ujung-ujung tajam sisi dalam acuan harus dibuat tumpul, kecuali diperintahakn lain
oleh Direksi Teknik, menggunakan ganjalan segitiga dengan lebar paling sedikit 20
cm dipasang di sudut.
i. Penguatan acuan / cetakan terdiri dari baut-baut, klemp atau sarana lain yang
akan digunakan menurut keperluan untuk mencegah merenggangnya acuan
selama pengecoran beton, dan acuan tersebut harus dibuat sedemikian hingga
dapat dibongkar tanpa merusak permukaan beton jadi (selesai).
ii. Untuk pengecoran beton pada dasar penunjang dan pondasi. Acuan tanah dapat
digunakan yang tergantung kepada persetujuan Direksi Teknik. Beton tersebut
akan didukung oleh galian yang dibentuk dengan baik yang sisi dan dasarnya
dirapihkan dengan tangan sampai ukuran yang diperlukan.
iii. Acuan untuk beton yang dicor di bawah air harus kedap air dan dijamin
kekakuannya untuk mencegah suatu penggeseran.
5. Mengangkut dan Menempatkan Beton.
a. Pengangkutan beton campuran dari tempat penympuran hingga tempat
pengecoran harus dilaksanakan secara halus dan secara efisien untuk mencegah
segregasi dan kehilangan bahan-bahan (air, semen, atau agregat).
b. Pengangkutan campuran beton dan penempatan dengan peluncur yang miring
harus disetujui Direksi Teknik mengenai waktu pengangkutan, panjang dan
kemiringan peluncur serta cara pelaksanaan.

41 | P a g e
Spesifikasi Teknis

c. Penuangan beton tidak dimulai sampai acuan, penulangan dan pekerjaan


persiapan lainnya telah diselesaikan sesuai dengan persyaratan spesifikasi dan
telah diperiksa serta disetujui oleh Direksi Teknik. Untuk keperlaun ini Penyedia
Jasa harus memberitahu Direksi Teknik paling sedikit 24 jam sebelumnya.
d. Beton harus dicampur dan di cor dalam posisi final di dalam jangka waktu 60
menit, atau dalam waktu yang lebih pendek sebagaimana diminta Direksi Teknik
berdasarkan jenis semen yang digunakan.
e. Beton harus dituangkan dalam satu cara sehingga tidak terjadi segregasi agregat,
dan tidak ada beton yang harus dijatuhkan secara bebas dan satu ketinggian
lebih besar dan 1,50 meter.
f. Penegecoran beton harus dilaksanakan sebagai satu pekerjaan yang menerus
tanpa penghentian sampai akhir yang dipersiapkan atau sampai sambungan
konstruksi yang sudah disiapkan sebelumnya.
g. Beton yang dituangkan untuk konstruksi dengan penulangan yang ratap dan
untuk dinding-dinding beton yang sempit harus ditempatkan dalam pisan
horizontal dengan tebal tidak lebih dari 15 cm.

6. Pengecoran Beton Dalam Air.


Pengecoran beton dalam air hanya akan diizinkan jika ditentukan atau diminta
demikian untuk keperluan perencanaan. Cara yang harus digunakan oleh Penyedia
Jasa harus disetujui secara tertulis oleh Direksi Teknik dan persyaratan berikut harus
diterapkan.
a. Dalam semua hal, beton tersebut harus dibatasi dan tidak diizinkan bercampur
dengan air sampai selesai pengecoran dan cara yang harus dipilih dari :
 Pengecoran beton dengan pemompaan.
 Pengecoran beton dengan alat tremie.
 Pengecoran beton dengan alat bucket (ember) yang menuang dibawah.
b. Peralatan yang digunakan harus diperiksa dan disetujui oleh Direksi Teknik
sebelum digunakan dan bilamana diminta demikian, Penyedia Jasa harus
melaksanakan satu uji coba menunjukkan (memperlihatkan) keefektifan
peralatan tersebut.
c. Selama pengecoran harus diberikan perhatian yang menjamin bahwa beton
tersebut tidak tercampuri dengan air karena kesalahan sambungan–sambungan
atau kerusakan alat. Setiap kegagalan akan menjadi tanggung jawab Penyedia
Jasa, yang akan mengambil tindakan pencegahan dan diminta untuk
membongkar dan mengganti beton rusak tersebut sebagaimana diperintahkan
oleh Direksi Teknik.

42 | P a g e
Spesifikasi Teknis

7. Sambungan Kontruksi.
a. Lokasi sambungan-sambungan konstruksi bagi setiap struktur harus ditentukan
sebelumnya, dan ditunjukkan pada gambar rencana, serta harus disetujui oleh
Direksi Teknik sebelum mulai pelaksanaan. Persyaratan umum berikut ini harus
diterapkan :
i. Sambungan konstruksi tidak boleh ditempatkan pada penyambungan bagian-
bagian struktur, kecuali, kecuali ditentukan lain sebelumnya.
ii. Semua sambungan konstruksi harus tegak lurus kepada garis tegangan utama
dan ditempatkan pada titik – titik dengan geseran minimum.
iii. Apabila sambungan tegak diperlukan, barang-barang tulangan harus
ditempatkan memotong sambungan-sambungan untuk membentuk kontruksi
yang monolit.
iv. Sambungan lidah paling sedikit 4 cm dalamnya, disediakan untuk
sambungan konstruksi dalam dinding, pelat lantai, dan antara kaki-kaki dan
dinding-dinding.
v. Sambungan konstruksi harus dibuat menembus dinding sayap.
vi. Dalam hal penundaan pekerjaan yang tidak terencana dikarenakan hujan atau
kemacetan pemasokan beton, Penyedia Jasa harus menyediakan tambahan
tenaga dan bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat sambungan
kontruksi tambahan menurut perintah Direksi Teknik.
8. Pemadatan Beton.
a. Beton harus dipadatkan dengan mesin penggetar di dalam yang disetujui
apabila diperlukan dilengkapi dengan pemampatan adukan beton.
Pemadatan manual hanya diizinkan jika disetujui demikian, Oleh Direksi
Teknik dan akan terdiri dari pemadatan tumbuk (cerucuk) di dalam campuran
beton dengan tongkat pemadat bersama-sama dengan pemukulan yang menerus
sisi luar cetakan.
b. Pemadatan dengan penggetar dan pemadat tumbuk (cerucuk) harus dibatasi
sampai waktu yang diperlukan untuk menghasilkan pemadatan yang
memuaskan tanpa menyebabkan segregasi bahan-bahan.
c. Penggetar didalam harus dilaksanakan dengan memasukkan batang penggetar ke
dalam beton cor yang masih segar, bebas penulangan. Alat penggetar harus
dimasukkan ke dalam campuran beton sejajar dengan sumbu memanjang, dan
digetar selama 30 detik pada setiap lokasi berjarak masing-masing 45 cm ( lihat
PBI 1971 ).
d. Jumlah pengetar yang diperlukan harus ditentukan dengan volume beton yang di
cor setiap jam, dengan persyaratan minimum dua penggetar untuk beton empat
meter kubik.

43 | P a g e
Spesifikasi Teknis

9. Penyelesaian dan Perawatan Beton.


a. Pembongkaran Cetakan.
i. Tidak ada acuan / cetakan yang boleh dibongkar sebelum beton telah cukup
dan mengeras dan telah meraih kekuatan yang cukup untuk berdiri
(mendukung) sendiri. Harus diperoleh izin dari Direksi Teknik sebelum
pembongkaran berlangsung, namun hal ini tidak boleh melepaskan
tanggung jawab, Penyedia Jasa terhadap keselamatan pekerjaan.
ii. Jangka waktu minimum yang diperlukan antara pengecoran dan
pengbongkaran acuan diberikan pada Tabel 5.4.1.

TABEL 5.4.1. WAKTU UNTUK MEMBONGKAR ACUAN.

iii. Untuk memudahkan penyelesaian. Acuan / cetakan yang digunakan


pada pekerjaan hiasan, tangga, parapet dan lain-lain, dapat dibongkar
setelah 12 jam.
b. Permukaan Jadi.
i. Kecuali diperkenankan lain permukaan beton harus diselesaikan segera
setelah pembongkaran cetakan. Seluruh sarana penunjang, dari kayu atau
dari logam dan lidah-lidah tonjolan dari adukan harus dibongkar.
ii. Permukaan yang tidak sempurna harus dibuat bagus sehingga disetujui oleh
Direksi Teknik. Apabila ada rongga-rongga besar nampak keluar, beton
harus disumbingkan kembali sampai bahan yang keras, dibasahi dengan air

44 | P a g e
Spesifikasi Teknis

dan dilapisi dengan lapisan adonan semen tipis. Adukan beton terdiri dari
satu bagian semen dan dan dua bagian pasir harus dilapiskan kemudian
sampai bentuk permukaan yang diperlukan.
c. Perawatan Beton.
i. Dimulai segera setelah pengecoran, beton harus dilindungi terhadap hujan
lebat, panas matahari, atau setiap kerusakan pisik yang dapat menggeser
beton tersebut.
ii. Untuk menjamin pengerasan dan hidrasi, beton harus dirawat dengan
menutup dengan pasir basah, anyaman atau selimut rawatan yang harus
direndam dengan air untuk satu jangka waktu paling sedikit 3 hari dan
kemudian dirawat dalam keadaan lembab untuk 4 hari berikutnya.
iii. Cetakan yang terpasang harus juga dijaga tetap basah.
d. Pemeriksaan Akhir Pekerjaan Beton.
Pada umumnya pekerjaan beton tersebut dapat diterima setelah berumur 28
hari, asalkan Rancangan dipenuhi selengkapnya. Penyimpangan dari gambar
rancangan spesifikasi-spesifikasi dan / atau petunjuk-petunjuk. Direksi Teknik
yang dapat menyebabkan kesalahan atau kerusakan kepada pekerjaan-
pekerjaan yang dimaksud dan memerlukan beton tersebut harus dibongkar dan
harus diperbaharui yang sesuai dengan spesifikasi dan petunjuk – petunjuk
Direksi Teknik, akan merupakan tanggung jawab Penyedia Jasa dan biaya
untuk perbaikan atau pembaharuan harus sepenuhnya ditanggung jawab oleh
Penyedia Jasa.

5.5. Pengendalian Mutu.


1. Pengujian – Pengujian Laboratorium.
Pengujian-pengujian laboratorium berikut ini harus merupakan rujukan dan
pengujian-pengujian dilaksanakan seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik untuk
memenuhi persyaratan – persyaratan spesifikasi ini.

TABEL 5.5.1. PENGUJIAN LABORATORIUM UNTUK BETON.

45 | P a g e
Spesifikasi Teknis

Pengujian Beton bisa dilaksanakan pada laboratotium di laboratorium independent


(universitas yang independent) dan dapat dipertanggung jawabkan
2. Pengendalian lapangan.
Pengujian-pengujian pengendalian lapangan berikut ini harus dilaksanakan untuk
memenuhi persyaratan spesifikasi. Memotong suatu contoh bahan inti beton dan
pemulihannya harus dikerjakan oleh Penyedia Jasa memenuhi perintah dan
berdasarkan persetujuan oleh Direksi Teknik.

TABEL 5.5.2. PERSYARATAN PENGENDALIAN LAPANGAN.

46 | P a g e
Spesifikasi Teknis

1) Volume Beton yang harus diukur untuk pembayaran haruslah jumlah dalam
meter kubik beton yang digunakan dan diterima di dalam pekerjaan yang
sesuai dengan ukuran-ukuran yang ditunjukkan pada gambar rencana beserta
kelas-kelas beton atau seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik.
Tidak ada pengurangan volume beton yang diambil beserta pipa atau barang
lain yang ditanam seperti penulangan penghentian air (water stops), lubang-
lubang drainase dan pipa-pipa berdiameter 20 cm atau kurang.
2) Beton yang harus dicor dan diterima untuk pengukuran dan pembayaran,
seperti :
a. Beton structural bertulang kelas K 175; K 225, K 275, K 350; dan K 400
(kelas yang sebenarnya harus dicantumkan dalm Daftar Penawaran).
b. Beton tidak bertulang K 125 dan Bo.
3) Tidak ada tambahan kelonggaran atau pengukuran akan dibuat untuk galian
atau pekerjaan persiapan lainnya, bagi acuan atau / cetakan perancah untuk
balok-balok dan slab (lantai) dengan panjang 5 meter atau kuran (tidak
termasuk konstruksi jembatan) pemompaan, penyelesaian, perawatan
mengeras, penyediaan lubang lepas dan urugan kembali terhadap struktur
beton yang barusan selesai. Semua pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan
dengan penyelesaian yang memuaskan dari pekerjaan beton, akan dianggap
termasuk dalam harga penawaran untuk pekerjaan beton.
4) Akan disediakan secara terpisah untuk pengukuran dan pembayaran bagi
pekerjaan cetakan yang digunakan dalam pelaksanaan jembatan beton yang

47 | P a g e
Spesifikasi Teknis

sesuai dengan item pembayaran bersangkutan dan dimasukkan dalam


“Spesifikasi Umum Jembatan Kabupaten”.
5) Volume baja tulangan, bahan filter porous dan item pembayaran lain yang
digunakan dalam pekerjaan tersebut tidak boleh diukur untuk pembayaran
dibawah bab ini, akan tetapi akan diukur dan dimasukkan untuk pembayaran
di bawah item pembayaran terpisah yang disediakan di tempat lain dalam
Spesifikasi ini.
6) Apabila perbaikan-perbaikan pekerjaan beton yang tidak memuaskan telah
diperintahkan demikian yang sesuai dengan Sub Bab. 3.1.1. (8) Spesifikasi ini
tidak ada pembayaran tambahan yang dibuat untuk pekerjaan extra
(tambahan) atau volume yang diperlukan bagi perbaikan-perbaikan tersebut.
 Deletasi dan Pengisi Sambungan (Joint Filler)
Setiap panjang 10 m (sesuai perintah direksi ) pada konstruksi pekerjaan parapet dan setiap
panjang 6 m untuk pekerjaan rivetment pasangan dengan rangka beton harus dipasang papan
deletasi tebal 1.5 cm. Papan yang digunakan adalah jenis papan kayu putih (kayu sengon
dsb). Papan deletasi ini dipotong 4 cm dari bagian tepi luar yang kemudian diisi dengan
mortar (1Pc : 6 Ps) agar tidak terjadi bocoran sewaktu muka air tinggi. Pembayaran untuk
pekerjaan deletasi dan pengisi sambungan ini harus sudah masuk dalam pekerjaan pasangan
batu kali.
 Penahan Air (Water Stop)
Kontraktor harus menyediakan dan memasang penahan air seperti ditunjukkan dalam
gambar atau perintah dari Direksi dan/atau seperti yang ditetapkan pada pasal ini. Penahan
air yang akan dipakai harus mempunyai karakteristik fisik sesuai syarat-syarat dalam standar
ASTM, Flexible Polyvinyl Chloride (PVC) Water Stop, atau bahan yang setara yang disetujui
oleh Direksi.

Persyaratan untuk penahan air

Karakteristik fisik Metode pengujian


Specific gravity tidak kurang dari 1.20 g/cm3 ASTM D. 792
Tensile strength tidak kurang dari 100 kg/cm2 ASTM D. 412
Elongation tidak kurang dari 330 % ASTM D. 412
Stiffness in flexure, 6 mm span tidak kurang dari 28 kg/cm2 ASTM D. 747

Penahan air harus dibuat dari bahan plastik dengan resin dasar yang harus berupa polyvinyl
cloride. Semua penahan air harus dicetak atau dicor dengan setiap bagian penampangnya harus

48 | P a g e
Spesifikasi Teknis

padat serta rata dan tidak ada keropos atau ketidak sempurnaan lainnya. Penahan air harus terdiri
dari tipe 3-bulb baik untuk sambungan konstraksi maupun sambungan pelaksanaan. Penahan air
harus simetris, dengan bentuk dan ukuran untuk kedua tipe di atas harus sesusai dengan
persyaratan berikut :

Dimensi (mm) Tipe A (tipe 3-bulb) Tipe B (tipe 3-bulb)


Lebar 300 200
Tebal 9 5
Toleransi : lebar + 3 % tebal + 10%

Penyambungan penahan air harus dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi pabrik dan sesuai
instruksi Direksi. Penyambungan khusus untuk menyatukan keping-kepingan penahan air
digunakan disemua pertemuan penahan air.
Penahan air harus dipasang dengan lebar yang sama dengan bahan yang ditanam dalam beton
pada masing-masing sisi sambungan. Kontraktor harus menempatkan penahan air secara berhati-
hati dan pemadatan beton disekitar penahan air harus dijamin bahwa penahan air tidak akan
rusak, dan terjadi lekatan yang sempurna antara beton dengan bidang penahan air yang tertanam.
Kontraktor harus mengganti atau memperbaiki dengan biaya sendiri setiap penahan air yang
sobek, berlubang atau rusak. Kontraktor harus melengkapi semua penyokong dan pengikat yang
diperlukan untuk penempatan penahan air seperti ditunjukkan dalam gambar atau atas perintah
dari Direksi.
5.6. Dasar Pembayaran.
Volume-volume yang ditentukan sebagaimana diberikan di atas akan dibayar untuk
pengukuran per satuan harga-harga yang dimasukkan dalam Daftar Penawaran untuk
item pembayaran yang diberikan di bawah ini, yang harga dan pembayarannya harus
merupakan kompensasi penuh semua pekerjaan dan biaya-biaya yang diperlukan dalam
penyelesaian pekerjaan Beton seperti diuraikan sebelumnya dalam Bab ini.

6 : PASANGAN BATU KALI DENGAN SIAR (PASANGAN BATU KALI).


6.1. U m u m.
(1) U r a i a n.
a. Pekerjaan ini terdiri dari melapis bagian samping dan memberi perkerasan
dasar selokan dan saluran serta pembangunan lintasan air kecil lainnya
dengan pasangan batu kali dengan siar (pasangan batu kali) yang memenuhi
pada garis kemiringan dan ukuran yang ditunjukkan pada gambar rencana
atau menurut petunjuk Direksi.
b. Dalam beberapa hal, bilamana dimintakan suatu penanganan dan bahan-
bahan yang bermutu tinggi, Direksi dapat memerintahkan bahwa harus

49 | P a g e
Spesifikasi Teknis

digunakan pekerjaan batu pasangan sebagai pengganti pasangan batu dengan


siar.
(2) Toleransi Ukuran.
a. Pada umumnya bidang muka permukaan masing-masing batu muka tidak
boleh berbeda dalam dari rata-rata permukaan profil lebih dari 3 cm.
b. Ukuran masing-masing batu untuk pasangan batu dengan siar harus berada
dalam kepatasan dengan persyaratan-persyaratan berikut, dengan berat
minimum 6 kg.
Tebal minimum = 10 cm
Batas Tear = 15 cm – 18 cm.
Batas panjang = 15 cm – 30 cm.
c. Permukaan rata-rata profil tidak boleh berbeda dengan lebih dari keterangan
sebagai berikut :
Selokan / saluran masuk = 2 cm.
Penampang melintang selokan/saluran = 5 cm.
Bak pengumpul, lantai bantaran = 2 cm.
(3) Contoh Bahan.
Dua contoh yang menggambarkan batu yang diambil dari sumber pengadaan
harus diserahkan kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan pada paling
sedikit 14 hari sebelum pekerjaan dimulai.
(4) Kondisi lapangan.
Semua penggalian dan formasi harus dijaga bebas dari air dalam kesiapan untuk
pelaksanaan pasangan batu dengan siar (pasangan batu kali) dan Penyedia Jasa
harus menyediakan semua alat yang diperlukan beserta tenaga kerja untuk
membuang atau mengalirkan air dari lapangan pekerjaan.

(5) Perbaikan Pekerjaan yang Tidak Memuaskan.


a. Pasangan batu dengan siar (pasangan batu bata) yang tidak memenuhi toleransi
ukuran yang diberikan pada ketentuan ini harus diperbaiki oleh Penyedia Jasa
sesuai dengan petunjuk Direksi.
b. Penyedia Jasa harus bertanggung jawab atas kestabilan normal dan
penyelesaian pasangan batu dengan siar serta mengganti setiap bagian yang
dalam pertimbangan Direksi menjadi berbahaya atau bergeser karena jeleknya
penanganan atau kelalaian Penyedia Jasa. Namun demikian Penyedia Jasa
tidak harus bertanggung jawab terhadap setiap kerusakan karena bencana alam

50 | P a g e
Spesifikasi Teknis

seperti gempa bumi atau banjir bandang, asalkan bahwa pasangan batu yang
rusak tersebut sebelumnya telah dapat diterima dan disetujui Direksi Teknik.

6.2. Bahan – Bahan.


(1) B a t u.
a. Bahan batu terdiri dari batu belah atau batu tambang, kasar tidak pecah yang baik
keras, awet, padat, tahan terhadap pelapukan dan cocok digunakan sebagai
pasangan batu.
b. Ukuran – ukuran harus dalam kecocokan yang dapat dipertanggung jawabkan
dengan toleransi ukuran dan bentuk yang ditetapkan serta kualitas tumpukan batu
harus diperiksa dan disetujui Direksi sebelum digunakan. Maksimum ukuran batu
adalah antara 10 x 20 cm.
(2) A d o n a n. ( Siar )
Adonan yang dipergunakan untuk menanam dan menyambung pasangan batu
dengan siar harus adonan semen mematuhi persyaratan yang telah ditetapkan dalam
spesifikasi tersebut dengan perbandingan campuran satu bagian semen terhadap
empat bagian pasir kasar.
(3) Drainase Porous.
Bahan berbutiran yang digunakan untuk drainase porous harus memenuhi
persyaratan Spesifikasi ini.

6.3. Pelaksanaan Pasangan Batu dengan Siar


a. Penyiapan formasi atau pondasi.
b. Formasi untuk perkerasan pasangan batu dengan siar harus disiapkan sesuai dengan
persyaratan.
c. Pondasi atau parit-parit untuk dinding atau struktur pasangan batu dengan siar harus
digali dan disiapkan sesuai dengan persyaratan galian.
d. Lapis bawah (bantalan) saringan permeable (menyerap air) untuk pasangan batu dan
kantong-kantong saringan untuk lubang pelepasan harus disediakan, bila ditentukan
atau diperintahkan demikian oleh Direksi Teknik sesuai dengan persyaratan 1 m.
e. Pemasangan Batu Bata.
 Batu tersebut harus bersih, siap untuk dipasang dan direndam dengan air
sepantasnya, cukup waktu disediakan untuk menyerap air sebelum pemasangan.
 Adonan segar dengan perbandingan 1 pc : 4 pp paling sedikit tebal 3 cm harus
dipasang di atas formasi yang telah disiapkan dan lapis bawah batu ditanam
secara mantap. Pekerjaan akan berkembang dari bagian bawah tebing ke atas
dan setiap lapis batu harus dipasang dengan adonan segar masing-masing batu
rapat terhadap yang lain, memberikan tebal perkerasan yang diperlukan (diukur

51 | P a g e
Spesifikasi Teknis

tegak lurus pada tebing). Adonan tersebut harus dipasang sampai mengisi penuh
semua ruang diantara batu-batu dan sambungan-sambungan sampai penyelesaian
yang rapi dan teratur.
 Bilamana pasangan baru harus dipasang dalam parit-parit untuk konstruksi
lubang (kotak) penampungan atau dinding cut off (dinding penghalang aliran air
di bawah tanah), batu – batu tersebut harus secara penuh ditanam dalam adonan
yang dipasang pada lapisan berikutnya keatas sampai ketinggian permukaan.
Harus diberikan cetakan (begisting) jika diminta demikian oleh Direksi Teknik
untuk membatasi pasangan tersebut dan permukaan lapisan-lapisan adonan harus
discreed sampai satu ketinggian puncak permukaan diatas pasangan batu.
 Permukaan batu harus diselesaikan (dibuat jadi) secepatnya mengikuti
pengerasan awal dengan penyapuan menggunakan sebuah sikat yang kaku.
 Bilamana ditetapkan atau dimintakan demikian oleh Direksi Teknik muka
perserasan atau pelapisan yang nampak harus dilapisi dengan lapis permukaan
adonan semen sekitar 1 cm tebalnya, terdiri dari perbandingan campuran adonan
satu bagian semen tewrhadap dua bagian pasir kasar. Adonan semen harus
mengunci dengan baik ke dalam pasangan batu dan dipulir sampai menjadi satu
permukaan akhir yang rata.
 Permukaan – permukaan selesai pasangan batu harus dijaga tetap lembab selama
paling sedikit 3 hari dan dilindungi dari panas matahari, bila diminta demikian
oleh Direksi Teknik.
 Bila pasangan batu dengan siar tersebut sudah cukup kuat dan tidak lebih awal
10 hari setelah penyelesaian pekerjaan pemasangan, urugan kembali dikerjakan
sebagaimana ditetapkan atau sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Teknik,
yang sesuai dengan persyaratan yang relevan dari Spesifikasi.
 Talud tebing dan bahu jalan di sekitar harus dirapihkan dan diselesaikan
sehingga menjamin saling berhubungan yang ketat dengan pasangan batu bersiar
dan harus diberi bentuk sepantasnya sampai ke permukaan, untuk memberikan
stabilisasi bangunan dan drainase yang tidak terhalangi serta mencegah gerusan
pada pinggiran / ujung-ujung bangunan tersebut.
 Untuk pasangan yang membutuhkan drain hole agar dipasang sesuai dengan
ketentuan atau sesuai petunjuk dari Direksi.

Pekerjaan siaran untuk pasangan adalah sebagai berikut


1. Memahat adukan yang ada di permukaan pasangan batu
sampai sedalam 3 cm.
2. Membersihkan adukan siaran dengan sikat kawat dan
air
3. Mengisi dengan perbandingan adukan semen : pasir = 1
:2

52 | P a g e
Spesifikasi Teknis

7 : P L E S T E R A N.
7.1. Persiapan Permukaan
Permukaan yang akan diplester harus dibersihkan, bebas dari material lepas, minyak,
cat, kotoran dan bahan-bahan lain yang dapat menghalangi lekatan yang baik antara
plesteran dan pasangan batu. Permukaan yang diplester dengan semen mortar dengan
perbandingan campuran 1 pc : 3 ps yaitu satu (1) bagian semen (P.C) dan tiga (3) bagian
pasir, tebal 1 cm, harus dijaga agar terus menerus lembab selama sedikitnya dua (2)
jam dan kemudian dibiarkan sampai lapisan basah pada permukaan hilang.
Plester yang rusak, menggembung harus dibongkar dan diperbaiki atas biaya Kontraktor
dengan cara sedemikian sehingga pada saat pekerjaan selesai, plesteran tersebut harus
halus dan berpenampilan baik.
7.2. Penerapan Plesteran
Plesteran dilaksanakan dalam dua lapisan terdiri dari lapis garuk dan lapis akhir harus
diterapkan pada pekerjaan plesteran semen.
Lapisan garuk harus penuh dan tebal dan harus ditempatkan dengan cukup tenaga untuk
membentuk kunci yang yang baik. Lapisan garuk harus disapukan bersilang untuk
mendapatkan pemasangan awal dan harus dijaga tetap basah dengan semprotan halus
selama dua hari, dan kemudian dibiarkan mengering.
Lapis akhir (kedua) harus diterapkan di atas lapisan garuk setelah dipelihara selama dua
hari. Segera sebelum pelaksanaan lapis akhir, lapis garuk harus dibasahi lagi dengan
semprotan halus. Lapis akhir harus pertama-tama diapungkan pada permukaan dengan
benar dan rata, kemudian diolah sedemikian rupa, sehingga akan memaksa partikel pasir
turun kedalam plesteran sampai permukaan halus mengkilap dan bebas dari bidang
kasar, bekas pemeriksaan atau noda lainnya. Lapis akhir harus dijaga tetap basah
dengan semprotan halus selama sedikitnya dua hari, dan harus dijaga dari pengeringan
yang terlalu cepat.
Semen mortar sebagaimana ditentukan dalam sub-pasal 3.1.3 harus dipergunakan dalam
pelaksanaan pekerjaan plesteran. Ketebalan plesteran harus seminimal mungkin, dan
dalam segala hal cukup menghilangkan kekasaran permukaan.
Harus dipasang adukan-adukan patokan untuk mendapatkan permukaan yang rata.
Plesteran harus diratakan dengan menggunakan alat kayu yang lurus, minimal
sepanjang 1 m (satu meter). Plesteran harus dibasahi untuk mencegah cacat-cacat. Pada
keadaan cuaca kering dan panas plesteran harus dilindungi terhadap pengeringan yang
tidak merata atau berlebihan.

53 | P a g e
Spesifikasi Teknis

7.3. Pekerjaan Penyelesaian


Plesteran lapis akhir harus benar dan dikerjakan sampai permukaan rata tanpa
gelombang atau noda-noda dalam bentuk apapun.
Tidak boleh terdapat permukaan kasar yang tidak beraturan dan permukaan yang
menggelombang tidak boleh lebih dari 1 mm, diukur dengan mempergunakan sisi
pengganti atau plat sepanjang 1 mm untuk pengujian.
7.4. Pengukuran dan Pembayaran
a. Pengukuran
Pengukuran untuk pembayaran plesteran akan didasarkan pada luas bidang (m 2) yang
diperoleh dari gambar dan / atau perintah Direksi.
b. Pembayaran
Pembayaran untuk plesteran didasarkan pada harga satuan per meter-persegi (m 2) yang
terdapat dalam Daftar Kuantitas dan Harga dan harus dianggap sudah termasuk semua
kompensasi untuk penyediaan tenaga kerja, material, perlengkapan peralatan, prasarana,
alat-kerja dan sebagainya untuk menghasilkan pekerjaan yang lengkap, memenuhi
syarat dan dengan teknik pelaksanaan terbaik dan sepenuhnya sesuai dengan semua
ketentuan dalam spesifikasi.

8. LUBANG-LUBANG DRAINASE
8.1. Umum
Semua pipa yang digunakan untuk lubang-lubang drainasi harus dari jenis dan kwalitas
terbaik. Semua perlengkapan yang dibuat harus berdasarkan rekomendasi dari pabrik
yang memiliki reputasi baik. Semua material yang ditunjukkan dalam gambar, harus
disediakan oleh Kontraktor dengan jenis dan kualitas terbaik dan mendapatkan
persetujuan dari Direksi.
8.2. Material
Pipa Polyvinyl-Chloride ( P V C ) dan sambungan fitting harus memenuhi persyaratan
dalam ASTM Designation D 2729.
Material tersebut harus bebas goresan, retak, gelembung dan/atau cacat lainnya.
Pipa-pipa harus dengan ketebalan sebagai berikut :
a. Pipa diameter 5 cm – tebal pipa 2,00 mm;
b. Pipa diameter 8 cm – tebal pipa 3,00 mm;
c. Pipa diameter 10 cm – tebal pipa 3,50 mm.
 Lubang -lubang drainasi harus dibuat sebagaimana ditunjukkan dalam gambar atau
sesuai dengan perintah dari Direksi.
 Pipa PVC atau lubang drainasi dengan diameter 50 mm, harus dipasang di dalam
dinding penahan maupun abutment sebanyak satu buah setiap dua (2) m 2 luas dinding
yang akan ditunjukkan oleh Direksi.

54 | P a g e
Spesifikasi Teknis

 Pipa PVC dengan panjang secukupnya ditanam dalam bangunan dengan ujung pada
sisi tanahnya ditutup ijuk dan didalamnya diisi dengan kerikil berukuran maksimal 10
mm.
8.3. Pengukuran dan Pembayaran
a. Pengukuran
Pengukuran untuk pembayaran lubang-lubang drainase harus didasarkan pada panjang
yang diperoleh dari gambar dan atau atas perintah Direksi.
b. Pembayaran
Pembayaran untuk lubang-lubang drainasi harus berdasarkan pada harga satuan setiap
meter panjang (m) yang terdapat dalam Daftar Kuantitas dan Harga dan harus dianggap
sudah termasuk penutup ijuk dan isian kerikil dan semua kompensasi untuk penyediaan
tenaga kerja, material, perlengkapan peralatan, prasarana, alat-kerja dan sebagainya
untuk menghasilkan pekerjaan yang lengkap, memenuhi syarat dan dengan teknik
pelaksanaan terbaik dan sepenuhnya sesuai dengan semua ketentuan dalam Spesifikasi.

9 PINTU AIR
a. Istilah Dan Difinisi
1. Pintu Air Type A* : adalah pintu air dengan daun pintu dari bahan plat dan alat putar
transmisi doble stang, digunakan untuk pintu lebar antara > 2,00 m s/d 3,00 m, dan
atau ditentukan sesuai dengan gambar disain.
2. Pintu Air Type A : adalah pintu air dengan daun pintu dari bahan kayu dan alat putar
transmisi doble stang, digunakan untuk pintu lebar antara > 2,00 m s/d 3,00 m, dan
atau ditentukan sesuai dengan gambar disain
3. Pintu Air Type B* : adalah pintu air dengan daun pintu dari bahan plat dan alat putar
transmisi satu stang, digunakan untuk pintu lebar antara > 1,00 m s/d 2,00 m, dan
atau ditentukan sesuai dengan gambar disain.
4. Pintu Air Type B : adalah pintu air dengan daun pintu dari bahan kayu dan alat putar
transmisi satu stang, digunakan untuk pintu lebar antara > 1,00 m s/d 2,00 m, dan
atau ditentukan sesuai dengan gambar disain
5. Pintu Air Type C2 : adalah pintu air dengan daun pintu dari bahan plat dan alat putar
biasa satu stang, digunakan untuk pintu lebar antara > 0,80 m s/d 1,00 m, dan atau
ditentukan sesuai dengan gambar disain
6. Pintu Air Type C3 : adalah pintu air dengan daun pintu dari bahan plat dan alat putar
biasa satu stang, digunakan untuk pintu lebar antara > 0,50 m s/d 0,80 m, dan atau
ditentukan sesuai dengan gambar disain
7. Pintu Air Type C5 : adalah pintu air angkat dengan daun pintu dari bahan plat,
digunakan untuk pintu lebar antara 0,30 m s/d 0,50 m, dan atau ditentukan sesuai
dengan gambar disain

55 | P a g e
Spesifikasi Teknis

b. Persyaratan Bahan
1. Baja konstruksi (plat dan profil) harus baik, baru, dari pabrik yang resmi dan setaraf
dengan S.t.(DIN 17100 1966).
2. Tangki dan ulir untuk gate/pintu harus setaraf dengan S.t. 60 (DIN 17100 1966).
3. Besi tuang harus bebas cacat/retak; perbaikan retak retak dengan las atau lainnya
tidak diperkenankan.
4. Baut, keling dan washers harus dari pabrik resmi dan harus setaraf U.st. 36 1 (DIN
1711 1968). Baut dan keling yang tersentuh air harus digalvanisir.
5. Las harus dikerjakan dengan halus, rapi, penuh dan bersih, kelihatan jelek atau las
yang tidak sempurna dan sebagainya akan ditolak.
6. Kawat las yang dipakai adalah "Unimatic" 6000 (AC DC) dengan kekuatan tarik
4.760 kg/cm2 atau type yang sama.
7. Pipa besi untuk sandaran harus ukuran standar pipa dengan "heavy duty galvanized
coating".
c. Pelaksanaan Pekerjaan

9.1. Spesifikasi untuk Bangunan Pintu.


a. Pintu harus dibuat dengan konstruksi las yang sempurna. Daun pintu untuk bagian
(sisi) hulu harus dipotong tepat ukuran. Palang sisi dan horizontal harus diklem
kuat pada permukaan plat sedemikian hingga pada waktu selesai mengelas jarak
antara plat dan batang tidak lebih dari 1 mm. Bagian batang/palang yang dilas
pada daun pintu, las harus menerus didua sisi, sedemikian hingga tidak ada air
yang bocor diantara bagian bagian tersebut.
b. Pintu harus diserahkan komplit dengan segala kelengkapannya, plat dinding,
rangka, ambang, tangki ulir gear dan material lain yang dibutuhkan. Semua
bagian daripada pintu harus cocok dengan gambar disain.
c. Setelah pemasangan rangka, semua harus ditambat kuat pada bangunan dengan
baut berjangkar, dan semua rongga yang ada antara rangka dan bangunan harus
diisi mortar 1 PC : 3 PS sampai Direksi menganggap cukup.
d. Semua pembuatan konstruksi harus sedemikian sehingga pintu bebas dari
puntiran, bengkok dan deformasi lain menurut anggapan Direksi.
e. Pemakaian karet atau bahan lain untuk seals guna perapat pada pintu pintu harus
sesuai dengan yang diijinkan yang mempunyai effectivitas, keawetan sesuai cuaca
Indonesia dan terendam dalam air secara kontinu, dan keterbukaan pada sinar
matahari dimungkinkan pemakaian bahan karet sintetik atau plastik yang
memenuhi persyaratan. Bahan perapat diatas harus sedemikian sehingga mudah
dipasang atau diganti, dan baut baut dipakai harus tahan terhadap korosi.

56 | P a g e
Spesifikasi Teknis

f. Semua bagian harus dibuat secara presisi sesuai standar Industri untuk
memudahkan perakitan, pemasangan dan pemindahan. Semua dimensi yang ada
digambar adalah minimum. Dalam pembuatan harus dilebihi (ukurannya)
secukupnya, sedemikian hingga tidak ada dimensi yang kurang.
9.2. Umum
Penyiapan bahan-bahan.
a. Semua kegiatan, sedapat mungkin dilakukan didalam / sekitar wilayah (proyek).
b. Mutu dan penyelesaian harus sesuai dengan kenyataan praktek dalam pekerjaan
konstruksi baja modern. Bahan pada pekerjaan besi harus dijaga bersih dan
terlindung dari pengaruh cuaca sejauh memungkinkan dalam praktek. Lubang
baut harus betul betul bulat. Ukuran dari lubang baut harus tidak lebih dari 2 mm
lebih besar dari diameter nominal (ditetapkan) dari baut dan harus menciptakan
putaran yang pas dengan baut. Jika mungkin, mesin dengan "a fixed drilling line"
harus digunakan. Lubang lubang pada dasar plat untuk baut lebih besar 0.25 mm.
Gerigi gerigi pada permukaan luar harus dihilangkan.
c. Panjang uliran baut harus sedemikian sehingga seluruh diameter tangkai berada
dalam daerah geser (shearzone). Baut harus menonjol paling tidak satu panjang
uliran dengan minimum 3 mm dan maksimum 10 mm setelah penggeseran dari
mur. Dibawah mur pada baut jangkar dan dibawah semua kepala baut dan mur,
harus dilengkapi " heavy duty washer ". Jika baut digunakan dalam permukaan
yang miring, harus menggunakan " bevelled washer ". Kepala dari mur harus
diputar benar, dengan kunci inggris yang cocok dan dengan panjang tidak kurang
dari 0.30 m.
d. Untuk dratstang harus doble drate. Sebelum dimulainya pengelasan, Penyedia
Jasa harus membuat dan menyerahkan kepada Direksi untuk disetujui, program
lengkap yang menunjukkan : Type pengelasan. Klasifikasi bahan untuk
pengelasan, termasuk ukuran ukuran yang diperlukan untuk mewujudkan dimensi
spesifikasi setelah pengelasan. Sesudah pengelasan, semua ceceran las harus
dibersihkan dan semua lubang, pori dan berkas berkas terbakar harus diperbaiki. -
Diameter kawat las dan aliran listrik yang dipakai harus memenuhi ketentuan
dibawah ini.

Pemasangan.
a. Penyedia Jasa harus memasang semua bagian dari pekerjaan seperti pada gambar
disain yang disetujui atau atas petunjuk Direksi ditempat pekerjaan, termasuk
semua alat alat pelengkap seperti baut jangkar, penahan, seal (penguat) dan
sebagainya.

57 | P a g e
Spesifikasi Teknis

b. Semua bagian yang ditanam harus ditumpu kuat (rigid) dan diteliti/tepat sebelum
dan selama pemasangan. Dinding plat, sandaran dan ambang harus diperkuat
seperti ditunjukkan dalam gambar atau atas petunjuk Direksi.
c. Semua gear reducer tertutup harus diisi secukupnya dengan minyak pelumas,
sesuai syarat dari pembuat/pabrik. Gear Reducer terbuka harus diberi gemuk
kwalitas baik pada giginya (graphite grease). Semua pelumas dan zat pencuci
harus disediakan Penyedia Jasa tanpa tambahan biaya.
d. Penyedia Jasa harus menyediakan persediaan pelumas yang cukup untuk jangka
waktu pemeliharaan untuk semua bagian pekerjaan dari Kontrak ini.
Test dan Garansi.
a. Pada saat penyelesaian pekerjaan, peralatan harus siap untuk ditest, dihadapan
Direksi sebelum penyerahannya untuk membuktikan bisa dioperasikan dengan
memuaskan. Jika ada bagian dari pekerjaan gagal dioperasikan sesuai ketentuan
Direksi, beberapa perubahan harus dikerjakan oleh Penyedia Jasa sesuai ketentuan
Direksi tanpa pembayaran ekstra.
b. Pada saat penyerahan pekerjaan, Penyedia Jasa harus melaksanakan pemeliharaan
selama jangka waktu masa pemeliharaan untuk semua pekerjaan, meliputi
perbaikan dari semua kekurangan dan kerusakan yang mungkin terjadi dalam
jangka waktu tersebut tanpa biaya tambahan.
Pengecatan
a. Bahan-bahan.
1. Semua cat harus disediakan dalam keadaan segel pabrik (factory scaled)
kaleng/cap pabriknya akan ditentukan oleh Direksi.
2. Cat yang telah melampui batas kadaluwarsa seperti tertulis pada kalengnya
tidak boleh dipakai, dan harus segera disingkirkan dari tempat pekerjaan.
b. Pelaksanaan Pengecatan Pekerjaan Baja.
Sebelum pengecatan dilaksanakan permukaan harus dibersihkan dan dikerjakan
atau dicat sebagai berikut :
1. Pengecatan harus dikerjakan dengan mesin, dalam pelaksanaan pengecatan
lapis demi lapis sampai dengan ketebalan yang ditentukan dimulai dari cat
meni lalu cat anti karat dan terakhir dilapis cat bron untuk bagian atas
konstruksi.
2. Yang bersentuhan dengan pekerjaan baja lainnya ketika pemasangan di
lapangan, dua lapis cat dasar, kecuali ditentukan lain
3. Yang akan bersentuhan dengan beton, aspal, termakadam atau bitumen
penahan air, tidak perlu pengerjaan apa-apa atau pengecatan.
c. Pengecetan Daun Pintu/Schot balk (balok sekat).

58 | P a g e
Spesifikasi Teknis

1. Sebelum pengecatan dimulai terlebih dahulu bidang-bidang permukaan yang


akan dicat, dibersihkan dari kotoran-kotoran tanah dan lumpur dan sebagainya.
2. Semua bidang permukaan kayu diketam licin.
3. Pengecatan permukaan Daun Pintu / Papan balok sekat dicat 4x kecuali
ditentukan lain oleh Direksi.
d. Pemeriksaan dan Perakitan
1. Pemeriksaan Bahan & Mutu.
Direksi atau pejabat yang bertugas mengadakan pemeriksaan terhadap bahan
bahan, mutu pekerjaan Pabrik, percobaan perakitan di pabrik, harus melakukan
pemeriksaan pemeriksaan.
Pemeriksaan ini meliputi :
a) Pemeriksaan baja atau bahan lain yang dipakai untuk memastikan bahwa bahan
diatas sesuai dengan standar. Laporan percobaan kimia dan fisika yang
dilakukan pemeriksaan terhadap bahan yang dipakai harus ditunjukkan
pemeriksaan.
b) Memeriksa ukuran
c) Memeriksa pekerjaan las dan mengujinya bila diperlukan
d) Memeriksa pembersihan dan pengecatan dari pekerjaan baja
e) Percobaan perakitan dan menguji hasilnya
2. Memeriksa cara pengepakan untuk pengiriman Pengerjaan di Lapangan
Penyedia Jasa harus melakukan pekerjaan baja selengkapnya dan menyediakan
perancah sementara serta persiapan yang diperlukan untuk melaksanakan
pekerjaan. Sebelum pelaksanaan dimulai dilapangan Penyedia Jasa harus
menyampaikan kepada Direksi untuk mendapat persetujuan, cara yang diusulkan
untuk pelaksanaan pekerjaan baja serta melaksanakan pengaturan dan pencegahan
terhadap kecelakaan seperti yang ditunjukkan oleh Direksi. Permukaan yang
Bersentuhan. Kecuali ditentukan lain, jika logam dipasang permanen pada
permukaan logam lain permukaan logam yang bersentuhan harus dicat dengan
dua lapis cat bitumen, segera sebelum pemasangan. Aluminium tidak boleh
dipasang pada beton basah atau pasangan batu, atau dipasang tetap pada beton
yang masih muda. Bila perlu untuk menghubungkan aluminium dengan baja atau
besi tulang, kedua permukaan harus dipisahkan dengan bahan pemisah yang
disetujui tebalnya tidak kurang dari 1,5 mm.
Bila aluminium batang atau bangunan baja dipasang dalam pasangan batu, bata
atau beton, permukaan yang bersentuhan harus dicat lebih dahulu dan bahan
sambungan harus diberi seng. Pemasangan Bagian bagian. Untuk pemasangan
bagian bagian pekerjaan baja yang tercantum dalam pekerjaan beton atau

59 | P a g e
Spesifikasi Teknis

pasangan batu yang permanen maka bagian bagian diatas angkur, plat perletakan
dan lain lain harus lebih dahulu dari pada bagian lain.

9.3. Lingkup Pekerjaan Pintu Air


Pasal ini mencakup spesifikasi untuk pekerjaan disain, pembuatan, pengujian sebelum
diangkut, pengepakan, asuransi, pengiriman ke lokasi termasuk angkutan, penyimpanan
di lapangan, pemasangan, uji-lapangan, kerja sama dalam uji coba dan perbaikan
kerusakan dari semua yang tersebut berikut :
(1) Pintu angkat-baja yang terdiri dari daun pintu,rangka penghantar dan alat
pengangkat
(2) Pintu sorong-baja yang terdiri dari daun pintu,rangka penghantar dan alat
pengangkat;
(3) Pintu katup- baja yang terdiri dari daun pintu dan rangka penghantar;
(4) Stoplog kayu yang terdiri dari daun Stoplog dan kerangka sisi-sudut.
Semua pintu sorong, pintu otomatis, pintu angkat harus dilindungi terhadap korosi/karat.
Kontraktor harus menyerahkan metode pengecatan untuk perlindungan terhadap
korosi/karat tersebut kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan. Pekerjaan Pintu
tersebut harus dilaksanakan oleh perusahaan yang berpengalaman dalam pabrikasi pintu
dan disetujui direksi.
Pembayaran untuk semua pekerjaan yang tercakup dalam pasal ini, harus didasarkan pada
harga- harga yang ditentukan dalam Daftar Kuantias dan Harga. Semua biaya yang
diperlukan untuk pekerjaan-pekerjaan tersebut yang tidak ada dalam nomor-nomor item
pembayaran, tetapi diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan sesuai ketentuan-ketentuan
dalam spesifikasi, harus dianggap sudah termasuk dalam harga-harga pada nomor-nomor
item yang berkaitan, di dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
Standar
Material dan metode untuk pengujian harus disediakan dan diuji sesuai dengan standar
Indonesia yang berkaitan atau bila tidak ada, maka material dan metode pengujian harus
dilakukan sesuai dengan ASTM, AASHTO yang sesuai.

9.4. Gambar-gambar dan Dokumen yang Disediakan oleh Kontraktor


Kontraktor harus memasukkan dalam harga-harga kontrak, semua biaya penyiapan
gambar-gambar, petunjuk operasi dan informasi lain yang ditentukan dalam Kontrak.
Jadwal penyerahan gambar-gambar dan dokumen-dokumen.
(a) Sebelum memulai pembangunan bangunan-bangunan sipil yang berkaitan :
- Gambar-gambar situasi umum;

60 | P a g e
Spesifikasi Teknis

- Gambar-gambar detail dan data berkaitan dengan pekerjaan sipil misalnya


gambar-gambar yang memperlihatkan blockout-blockout, ukuran dan letak
batang-batang angker, kait-kait, lubang dan sebagainya.
- Gambar kerja ( Construction drawing ) harus dibuat sebelum pekerjaan
dilaksanakan dan disetujui Direksi.
(b) Sebelum memulai fabrikasi peralatan :
- Gambar-gambar keseluruhan untuk pembuatan dibengkel (detail), lembar-
perhitungan dan data.
(c) Ketebalan plat pintu adalah 8 mm untuk ukuran 1 x 1 m dan 10 mm untuk ukuran
(1.5 x 1.5 m); (2.25 x 2.25 m) dan (2.5 x x2.5 m)

9.5. Penyerahan dan Penyimpanan


(1) Penyerahan
Kontraktor harus menyerahkan semua bagian termasuk peralatan Kontraktor yang
ditentukan dalam pasal ini dalam waktu yang tepat agar persiapan dan pelaksanaan
pekerjaan sesuai dengan jadwal pelaksanaan. Kontraktor harus bertanggung-jawab
untuk penerimaan di lapangan atas semua penyerahan untuk keperluan kontrak.
(2) Penyimpanan di lapangan.
Kontaktor harus bertangung-jawab atas semua pemeliharaan rutin a.l. pelumasan
pemeriksaan dan penyetelan semua peralatan, sampai diterbitkan berita acara serah
terima.
Kontraktor harus mengatur untuk penyimpanan tertutup gudang atau perlindungan
material dan peralatan lainnya dari korosi dan kerusakan mekanis, suatu korosi atau
kerusakan yang mungkin terjadi atas suatu item barang harus diperbaiki terlebih dahulu
sebelum dipasang, dengan biaya sendiri.
Kebutuhan minimal untuk penyimpanan adalah semua barang harus diletakkan di atas
balok-balok kayu sedikitnya 150 mm diatas lantai atau muka tanah, tidak boleh ada
barang diletakkan langsung di atas lantai atau tanah. Barang-barang tahan cuaca dan
bagian-bagian baja bangunan mungkin dapat disimpan di tempat terbuka, tetapi dalam
keadaan apapun harus dilindungi dan atas persetujuan Direksi. Kontraktor harus
bertanggung-jawab terhadap semua perlindungan yang memadai.

9.6 Pengujian-pengujian dan Pemeriksaan


(1) Umum
Selama pembuatan, pelaksanaan dan setelah pekerjaan pemasangan setiap bagian
peralatan dalam pasal ini, Kontraktor harus melaksanakan pengujian-pengujian
sebagaimana dijelaskan didalam prosedur pengujian untuk menetapkan ketelitian

61 | P a g e
Spesifikasi Teknis

rangkaian pemasangan dan untuk membuktikan terpenuhinya material-material dan


keahlian yang diperlukan.
Kontraktor harus memberitahukan secara tertulis kepada Direksi tentang tanggal
pengujian tidak kurang dari dua puluh satu (21) hari sebelumnya. Suatu cacat yang
ditemui dalam pengujian harus diperbaiki dan disempurnakan oleh Kontraktor dan diuji
kembali sampai dengan ketentuan-ketentuan dalam spesifikasi terpenuhi. Tidak akan
ada bagian dari penyerahan yang akan dipertimbangkan untuk diterima sampai berhasil
memenuhi ketentuan-ketentuan dalam spesifikasi.

(2) Pemeriksaan dan Pengujian Material


Pengujian dan pemeriksaan material dapat dilakukan di tempat pembuatan dengan
disaksikan oleh petugas yang ditunjuk oleh Direksi, kecuali jika ditentukan lain.
Pemeriksaan akan dilakukan seminimal mungkin/tidak mengganggu operasi
pembuatan.
Kontraktor harus memenuhi permintaan yang beralasan dari Direksi sehubungan dengan
metode pengujian atau korelasi perbaikan terhadap pekerjaan yang cacat. Benda-benda
uji yang mewakili material yang ditolak harus dirawat dan menjadi milik pemberi-
kerja.
(3) Laporan-laporan Pengijian dan Pemeriksaan.
Kecuali ditentukan lain, Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi semua laporan
hasil pengujian dan pemeriksaan.
9.7 Suku Cadang dan Peralatan Khusus
a. Suku Cadang
Kontraktor harus menyediakan suku cadang sebagai berikut :
(1) Grease untuk pelumasan sebanyak minimum 5 kg untuk setiap pintu
(2) Grease gun sebanyak minimum 1 unit untuk setiap 7 (tujuh) unit pintu dengan
pembulatan keatas untuk mencapai jumlah alat yang bulat.
(3) Niple, arm pin, hinge pin sebanyak sama dengan yang terpasang.
Suku-suku cadang yang ditentukan tersebut harus diserahkan ke gudang yang
ditunjukkan oleh Direksi dan penyerahan tidak akan dianggap selesai sampai peti-peti
telah dibuka oleh Kontraktor, isinya diperiksa oleh Direksi atau Wakilnya, untuk
selanjutnya barang-barang tersebut dilindungi dan dibungkus kembali oleh Kontraktor
atas petunjuk Direksi atau Wakilnya, atau dirangkai menjadi Unit-unit atas persetujuan
Direksi atau Wakilnya.
b. Peralatan Khusus
Kontraktor harus menyerahkan 1 (satu) set peralatan lengkap, untuk keperluan
pemasangan dan pemeliharaan. Semua peralatan khusus tersebut harus diberi tanda dan

62 | P a g e
Spesifikasi Teknis

harus disimpan di dalam kotak peralatan yang dapat dikunci (kunci besi) yang termasuk
dalam penyerahan.
Kontraktor harus menyerahkan buku pedoman operasional dan cara pemeliharaan
sebanyak 2 (dua) set untuk masing-masing alat.
c. Masa Jaminan
Masa jaminan untuk perlindungan terhadap karat seluruh permukaan alat tersebut
adalah selama 3 (tiga) tahun.

9.8 Pintu Sorong-Baja


Umum
Pintu sorong-baja, kerangka penghantar, alat pengangkat manual dan bagian- bagian
pendukung lengkap dengan perlengkapan yang perlu harus didesain, diserahkan dan
dipasang di lokasi oleh Kontraktor.
Pintu sorong harus dipergunakan untuk drainasi air dari wilayah pemukiman dan untuk
mencegah aliran balik yang merusak dari air banjir sungai.
Kontraktor harus berhati-hati dalam penyiapan desain dan pabrikasi pintu tersebut untuk
mengatasi vibrasi sewaktu dalam keadaan operasi dan bocoran air ketika pintu tertutup
penuh.
Data Desain
Pintu-pintu kerangka penghantar harus didesain seperti tampak dalam gambar.
9.9 Detail Pintu
(1) Umum
Pintu harus berupa kontruksi-baja yang dilas terdiri dari pelat datar, gelagar-horizontal
utama, gelagar vertikal, perapat air, pengantar samping dan depan, tarikan pengangkat,
dan semua komponen-komponen lain yang diperlukan. Perlengkapan harus dibuat untuk
membuang air dari bagian-bagian horizontal. Pelat datar harus terletak pada sisi daratan
dari pintu.
Gelagar horizontal utama harus dari balok-balok siku atau kontruksi gelagar pelat untuk
angker. Gelagar vertikal harus dari kontruksi gelagar pelat yang dirangkai dan
dihubungkan dengan gelagar horisontal utama dan pelat datar.
Penghantar dua sisi dari baja tak berkarat dipasang pada tiap sisi dari pintu untuk
membatasi gerakan ke samping dari pintu. Dua penghantar depan terbuat dari baja tak
berkarat harus dipasang pada tiap sisi bagian hilir permukaan pintu untuk membatasi
gerakan longitudinal dari pintu. Penghantar-penghantar depan harus menahan beban
yang ditimbulkan oleh operasi pintu yang paling berat. Sebuah tarikan pengangkat harus
pada bagian atas pintu untuk penyambungan dengan alat pengangkat dengan pen baja
tak berkarat dilengkapi dengan penjepit atau pelat pengunci.

63 | P a g e
Spesifikasi Teknis

(2) Toleransi
Pintu harus dipabrikasi secara teliti didalam toleransi sbb :
Bagian yang diukur Toleransi (mm)
Lebar pintu +4
Tinggi pintu +4
Dalam (tebal) pintu +2
Beda panjang diagonal. +4
Jarak dari as ke as pelat-pelat penumpu +4
Jarak antara karet-karet perapat sisi. +4

Toleransi-toleransi yang tidak ditentukan disini, harus ditentukan oleh Kontraktor sendiri
dengan persetujuan Direksi.

9.10 Detail-detail Kerangka Penghantar (Guide Frame)


(1) Umum
Kerangka penghantar harus terdiri dari kerangka perapat, balok ambang, balok dasar,
kerangka jalan, kerangka-depan dan semua komponen lain yang perlu untuk
menyelesaikan dan memasang dengan memuaskan kerangka penghantar.
Kerangka perapat air harus terdiri dari pelat baja tak berkarat terpasang pada kerangka
jalan, balok dasar, balok ambang. Bila kerangka penghantar telah terpasang, permukaan-
permukaan perapat air harus benar-benar lurus dan dalam kerataan yang sama pada batas
toleransi yang ditentukan.
Kerangka-kerangka track harus mampu memindahkan beban akibat tekanan air dari pintu
ke bangunan beton. Permukaan dari kerangka-kerangka track harus dilengkapi pelat-pelat
baja tak berkarat dan harus benar-benar rata.
Kerangka-kerangka penghantar sisi harus cukup kuat untuk menahan beban dari
penghantar sisi, Kerangka-kerangka penghantar sisi terpasang harus lurus pada seluruh
panjangnya dan tidak boleh terdapat penyimpangan pada sambungan-sambungannya.
Kerangka depan harus benar-benar rata dan mampu menahan beban dari penghantar-
penghantar depan.

(2) Toleransi
Pabrikasi dan pemasangan kerangka penghantar harus dilakukan secara teliti dalam batas-
batas toleransi sebagai berikut :

64 | P a g e
Spesifikasi Teknis

Bagian yang diukur Toleransi (mm)


Jarak bentang bersih +4
Tinggi bersih +4
Jarak bentang perapat-air (seal) +4
Beda panjang diagonal. +4
Jarak antara permukaan kerangka depan dan permukaan kerangka jalan +1
(track)
Jarak dari as ke as kerangka jalan . +3
Tinggi kerangka penghantar. +6
Jarak antara kerangka penghantar sisi. +6
Kerataan dari kerangka perapat ambang dan sisi + 0,5/m
Kelurusan kerangka perapat ambang sisi +2
Kerataan permukaan balok dasar. + 0,5/m
Kelurusan permukaan kerangka jalan (track) +2
Kelurusan kerangka penghantar sisi +2
Kelurusan permukaan kerangka penghantar depan. +2

Toleransi-toleransi yang tidak disebutkan di atas harus ditentukan sendiri oleh Kontraktor
dengan persetujuan Direksi.
9.11. Detail-detail Alat Pengangkat
Alat pengangkat harus mudah dioperasikan secara normal, pengangkat dengan batang
tunggal berulir terpasang diatas dek, untuk membuka, menutup, dan menahan pintu sorong
dalam posisi antara terbuka penuh dan tertutup penuh.
Alat pengangkat terdiri dari alat mekanis tegak antara lain bantalan, unit gear reducer,
batang berulir, penahan batang ulir yang dapat dilepas dengan dudukannya, tutup ulir, alat
operasi manual, petunjuk posisi mekanis dan semua komponen lain yang diperlukan
termasuk kait-kait untuk pengoperasian dengan benar dan efisien dari alat pengangkat.
9.12 Pemasangan di Bengkel dan Pengujian
(1) Pintu dan kerangka penghantar
Pintu, termasuk perapat air, penghantar sisi, tarikan pengangkat, dan sebagainya, harus
dirangkai di bengkel pada posisi yang kira-kira sama setelah pemasangan di lapangan.
Sewaktu dirangkai, pintu harus diperiksa ; dimensi, toleransi dan ketelitian kelurusannya.
(2) Alat pengangkat
Alat pengangkat harus selengkapnya dirangkai di bengkel dan diuji kehalusan dan
kebenaran operasinya. Semua unit harus diuji pada beban yang ditentukan dan diperiksa
secara teliti untuk memastikan bahwa semua kerenggangan dan toleransi yang perlu, telah
dipenuhi dan bahwa tidak akan terjadi kemacetan pada bagian yang bergerak.

65 | P a g e
Spesifikasi Teknis

Semua bantanlan harus diperiksa dengan hati-hati. Semua pelumas dan minyak yang
dibutuhkan untuk melaksanakan pengujian harus disediakan Kontraktor.

9.13 Pemasangan dan Pengujian Dilapangan


(1) Kerangka penghantar (Guide Frame)
Kerangka penghantar harus dipasang di dalam blockout sesuai dengan gambar-gambar
kerja dan petunjuk pelaksanaan yang disetujui dan dilaksanakan menurut garis-garis dan
ketinggian dalam batas toleransi yang diijinkan dan terpasang kuat di tempatnya. Baut-baut
pelurus atau alat-alat lain yang diperlukan harus dipergunakan untuk memasang kerangka
penghantar pada ketepatan posisi masing-masing. Penyambungan antara kerangka
penghantar, material yang dijangkar dan alat pelurus harus diatur, diikat kuat dan dilas
untuk menahan kerangka penghantar tetap pada posisinya, pada waktu beton dicor ke
dalam blockout.
(2) Pintu
Pintu, lengkap dengan penghantar sisi, tarikan pengangkat dan perapat air harus dipasang
dan dilaksanakan sesuai dengan detail yang tampak pada gambar-kerja dan petunjuk
pemlaksanaan yang disetujui Direksi.
(3) Alat pengangkat
Setelah pemasangan alat pengangkat dan sebelum pemasangan batang ulir, alat pengangkat
harus dioperasikan dan diperiksa untuk pengoperasian yang benar. Setelah pengujian
tersebut selesai, batang ulir harus dipasang dan disambungkan kepintu, dan pintu harus
diuji. Cacat atau pengoperasian yang tidak benar yang ditemui selama pengujian harus
diperbaiki dan seluruh pengujian harus diulang kembali.

9.14 Pengujian pada Penyelesaian


Setelah selesai pemasangan dilapangan, pengujian berikutnya harus dilaksanakan oleh
Kontraktor sesuai dengan prosedur pengujian yang disetujui Direksi:
(1 ) Pengujian pendahuluan
Pemeriksaan untuk pemasangan yang memenuhi syarat untuk semua komponen.
(2) Pengujian pengoperasian
Pengujian pengoperasian harus termasuk (etapi tidak terbatas) hal-hal sebagai berikut :
(a) Pemeriksaan pengoperasian manual dari alat-pengangkat;
(b) Pemeriksaan untuk pengoperasian yang memadai pada keadaan kering dan
permukaan air maksimum yang tersedia.

66 | P a g e
Spesifikasi Teknis

9.15 Pengukuran dan Pembayaran


a. Pengukuran
Pengukuran pada pintu sorong baja dan alat pengangkat harus didasarkan pada jumlah
sesungguhnya terpasang dari pintu sorong-baja dalam set, seperti tampak pada gambar atau
atas petunjuk Direksi.
b. Pembayaran
Pembayaran harus dibuat berdasarkan harga satuan setiap set yang dimaksudkan dalam
Daftar Kuantitas dan Harga dan harus dianggap sudah termasuk semua kompensasi untuk
penyediaan tenaga kerja, material, perlengkapan, prasarana, alat-kerja dan lain sebagainya,
untuk menghasilkan pekerjaan yang lengkap memenuhi syarat dan dengan tehnik
pelaksanaan terbaik dan sepenuhnya sesuai ketentuan tersebut didalam Spesifikasi ini.
Pembayaran harus diberikan kemudian kepada Kontraktor untuk pengujian penyelesaian
sebagaimana ditentukan dalam Sub-pasal 5.2.7. terdahulu dan Direksi telah yakin, bahwa
pintu dan alat pengkat telah lengkap selesai dan telah dapat beroperasi dengan baik.

9.16 Pintu Katup – Baja


Umum
Pintu-katup baja dengan kerangka penghantar dan bagian-bagian pendukung lengkap
dengan perlengkapan yang diperlukan harus didesain, diserahkan dan dipasang pada
sluiceway outlet oleh Kontraktor.
Pintu-katup harus dipergunakan untuk drainase air dari daerah irigasi dan untuk mencegah
aliran balik yang masuk dari air banjir sungai. Kontraktor harus teliti dalam menyiapkan
desain dan fabrikasi pintu guna mencegah bocoran air pada saat pintu tertutup penuh. Pintu
harus secara otomatis terbuka dan tertutup oleh perbedaan tinggi air antara bagian hulu
dan bagian hilir pintu. Pengaturan letak pintu-pintu katup harus seperti tampak pada
gambar yang terlampir dalam volume IV.

9.17 Detail Pintu


(1) Umum
Pintu harus terbuat dari konstruksi baja las, terdiri dari pelat kulit, gelagar horizontal
utama, gelagar vertikal, bantalan karet, baut bantalan, engsel-engsel, sisi, lengan
penyangga, baut mata dan komponen lain-lain yang diperlukan. Jika diperlukan pengelasan
perapat air harus dilakukan agar dijamin kerapatan airnya. Plat datar dari pintu harus
dipasang pada sisi sungai. Gelagar horizontal utama harus berupa kontruksi balok gelagar
normal siku. Gelagar vertikal harus berupa konstruksi gelagar pelat dibuat di
pabrik/fabrikasi dan dihubungkan dengan gelagar utama horizontal dan pelat datar.
Baut-baut bantalan harus terbuat dari baja tahan karat (stainless steel) yang berfungsi
memindahkan beban air ke kerangka dengan halus. Baut-baut bantalan harus dijaga pada

67 | P a g e
Spesifikasi Teknis

jarak tertentu antara pintu dan kerangka untuk menjamin kerapatan-air penuh pada waktu
pintu tertutup penuh dan untuk mencegah keausan yang berlebihan dari pelat perapat air.
Engsel-engsel dan lengan-lengan penyangga harus dipasang pada kedua sisi pintu untuk
menyangga pintu dan untuk memutar pintu ke luar atau ke dalam. Material untuk pen harus
dari baja tak berkarat. Baut-baut harus dipasang pada bagian atas dan dasar dari pintu
untuk memudahkan pemasangan dan perawatan.
(2) Toleransi
Pintu harus dipabrikasi dengan teliti, dan dipasang dalam batas-batas toleransi sebagai berikut :
Bagian yang diukur Toleransi (mm)
Lebar pintu +4
Tinggi pintu +4
Dalam (tebal) pintu +3
Beda panjang diagonal +4
Beda jarak as ke as dari pelat bantalan +5
Toleransi pada bagian-bagian yang tidak disebutkan di atas harus ditentukan sendiri oleh
Kontraktor dan atas persetujuan Direksi.
(3) Pengecatan
Daun pintu, kerangka pintu, lengan penggantung harus dicat. Permukaan yang akan dicat
harus dibersihkan dari kotoran, minyak, oli, garam secara manual sebelum disand blasting.
Sand blasting harus dilaksanakan sedemikian sampai didapat warna putih dari logam .
Segera setelah sand blasting selesai paling lama satu jam sudah harus dicat dasar atau
(pime coating), kegagalan pengecatan dalam waktu tersebut mengakibatkan pengulangan
proses sand blasting. Sand blasting menggunakan metode “Dry Sand Blasting” yang
disemprotkan melalui blast nozzles dengan menggunakan pasir khusus yang kering.
Tahapan pengecatan setelah prime coat, dilaksanakan 2 (dua) lapis pengecatan, dimana
total ketebalan yang dilaksanakan 200 mikron dengan menggunakan cat type “Coal Tar
Epoxy Paint”. Pembayaran sudah termasuk dalam harga satuan pekerjaan pintu.

9.18 Detail Kerangka Penghantar (Guide Frame)


(1) Umum
Kerangka penghantar harus terdiri dari kerangka-perapat, balok-ambang, balok-dasar,
kerangka-sisi, dudukan engsel dan komponen-komponen lain yang diperlukan untuk
pemasangan yang lengkap dari kerangka dan operasi yang memuaskan dari pintu.
Kerangka perapat air (seal) harus tersendiri dari baja tak berkarat terpasang pada kerangka
sisi, balok dasar, dan balok ambang . Bila kerangka penghantar telah terpasang, permukaan
perapat air harus lurus, benar dan pada kerataan yang sama didalam toleransi yang
ditentukan.

68 | P a g e
Spesifikasi Teknis

Balok-ambang, balok-dasar dan kerangka-sisi harus benar dan bebas dari putaran dan
bengkokan untuk menghasilkan kerapatan air dengan perapat pintu, balok ambang. Balok
dasar dan kerangka- sisi harus didesain agar mampu memindahkan semua beban yang
ditanggungnya ke bangunan beton.
Dudukan engsel harus dipasang kuat pada kerangka-sisi dengan las untuk menyangga pintu
dengan sempurna dan tidak boleh terjadi kemacetan ketika pintu dibuka dan ditutup.
(2) Toleransi
Kerangka penghantar harus dipabrikasi dengan teliti dan dipasang didalam toleransi berikut :
Bagian yang diukur Toleransi (mm)
Lebar bentang bersih +3
Tinggi bersih +3
Beda panjang diagonal +4
Beda dari as ke as kerangka perapat sisi +5
Tinggi kerangka penghantar. +5
Kerataan kerangka perapat air + 0,5/m
Kelurusan kerangka perapat air. +2
Beda ketinggian garis tengah kedua dudukan. +1
Toleransi-toleransi yang tidak disebutkan disini harus ditentukan sendiri oleh Kontraktor
dan atas persetujuan Direksi.

9.19 Pemasangan Dibengkel dan Pengujian


Pemasangan dibengkel dan pengujian pintu dan kerangka penghantar harus memenuhi
ketentuan tersebut dalam Sub-pasal 7.4.6 sejauh dapat dilaksanakan.

9.20 Pemasangan dan Pengujian Dilapangan


Pemasangan dan pengujian dilapangan untuk pintu dan kerangka penghantar harus
memenuhi ketentuan tersebut didalam Sub-pasal 5.2.7. sejauh dapat dilaksanakan.

9.21 Pengujian untuk Penyelesaian


Setelah selesai pemasangan dilapangan, pengujian berikut harus dilaksanakan oleh
Kontraktor sesuai dengan prosedur pengujian yang disetujui.
(1) Pemeriksaan untuk pemasangan yang memuaskan atas semua komponen;
(2) Pemeriksaan untuk pengoperasian yang memuaskan.

9.22 Pengukuran dan Pembayaran


a. Pengukuran

69 | P a g e
Spesifikasi Teknis

Pengukuran untuk pembayaran pintu katup baja harus didasarkan pada jumlah
sesungguhnya terpasang dari pintu-pintu katup dalam set seperti tampak pada gambar atau
atas petunjuk Direksi.
b. Pembayaran
Pembayaran harus didasarkan pada harga satuan setiap set yang dimasukkan didalam
Daftar Kuntitas dan Harga, dan harus dianggap sudah termasuk semua konpensasi untuk
menyediakan tenaga kerja, material, perlengkapan, prasarana, alat kerja dan lain
sebagainya untuk menghasilkan pekerjaan yang lengkap memenuhi dengan teknik
pelaksanaan terbaik dan sepenuhnya sesuai dengan semua ketentuan tersebut didalam
Spesifikasi. Pembayaran akan dilakukan kemudian kepada Kontraktor atas pengujian,
penyelesaian sebagaimana ditentukan didalam Sub-pasal 5.2.8. terdahulu dan Direksi telah
yakin bahwa pintu telah lengkap dan dapat beroperasi.

9.23 Stoplog (Skotbalok) Kayu


Umum
Satu ukuran dari “stoplog” kayu dengan kerangka sudut dan bagian-bagian pendukung
lengkap dengan perlengkapan yang perlu harus didesain, diserahkan dan dipasang oleh
Kontraktor. Stoplog harus dipergunakan untuk mencegah aliran irigasi yang merugikan
dari sungai, untuk pemeliharaan dan perbaikan saluran Siphon. Stoplog harus disimpan
digudang lapangan, dan diangkut dengan truk biasa ke tempat yang ditentukan.
Tegangan Desain
Tegangan-geser dan bengkok yang diperbolehkan untuk kayu jati kelas satu masing-
masing tidak boleh kurang/lebih kecil dari 110 kgf/Cm2 dan 11 kgf/Cm2
Data Desain
Stoplog kerangka sisi- sudut harus didesain seperti tampak dalam gambar.

9.24 Detail Stoplog


(1) Umum
Setiap balok stoplog harus sepotong kayu dengan dua mata-baut-pengangkat.
Kualitas kayu harus keras, dan kayu jati kelas satu yang dikeringkan dengan baik. Kayu
harus diperbaiki dengan coal tar creosote. Dua mata-baut-pengangkat termasuk mur-mur
dan dan ring washer rata harus di hot-dip galvanis.
(2) Toleransi
Setiap balok stoplog harus dipabrikasi dengan teliti dan dipasang didalam toleransi sebagai
berikut :
Bagian yang diukur Toleransi (mm)
Lebar +5
Tinggi +5

70 | P a g e
Spesifikasi Teknis

Tebal +5
Jarak antara mata pengangkat +3
Toleransi-toleransi yang tidak disebutkan disini harus ditentukan sendiri oleh Kontraktor
dan atas persetujuan Direksi.

9.25 Detail Kerangka Sudut


(1) Umum
Dua kerangka sudut harus dipasang pada kedua slot seperti tampak pada gambar. Kerangka
sudut terdiri dari balok siku dan angker-angker. Kerangka harus lurus dan rata untuk
mendapatkan persesuaian dengan balok Stoplog.
(2) Toleransi
Kerangka-sudut harus dipabrikasi dan dipasng didalam toleransi sebagai berikut :
Bagian yang diukur Toleransi (mm)
Lebar bentang bersih. +5
Tinggi kerangka +5
Kerataan kerangka + 1/m
Kelurusan kerangka. +2

Toleransi-toleransi yang tidak disebutkan disini harus ditentukan sendiri oleh Kontraktor
dan atas persetujuan Direksi.

9.26 Pemeriksaan dan Pembuatan di Bengkel


Setiap balok stoplog harus dibuat dibengkel. Setelah pembuatan, setiap balok stoplog harus
diperiksa pada dimensi, toleransi dan ketelitian kelurusannya.
Dimensi dari kerangka sudut juga diperiksa di bengkel.
Penggantung yang portable harus dirangkai di bengkel dan diperiksa pada dimensi,
toleransi dan ketelitian kelurusannya. Suatu kesalahan atau penyimpangan yang dijumpai
harus dengan seksama diperbaiki.

9.27 Pemasangan dan Pengujian Dilapangan


Kerangka sudut dan angker-angker pada tumpuan penggantung yang dapat dilepas
(portable hanger) harus dibangun dengan baja-tulangan dan begesting sesuai dengan
“GAMBAR-GAMBAR KERJA” dan petunjuk pembangunan yang disetujui, dilaksanakan
pada garis dan tingkat dalam toleransi yang ditentukan dan dipasang kuat pada tempatnya.
Pengecoran beton tidak boleh dilakukan sampai kerangka-kerangka sudut dan angker-
angker dari tumpuan telah selesai dipasang dengan kuat. Selama dan setelah pengecoran
beton, kelurusan dan toleransi diperiksa dan tindakan perbaikan harus diambil, apabila
pembacaan menunjukkan bahwa telah terjadi pergeseran letak.

71 | P a g e
Spesifikasi Teknis

Setiap balok stoplog harus dilaksanakn/dibuat sesuai dengan gambar-gambar kerja.

9.28 Pengujian untuk Penyelesaian


Setelah selesai pemasangan dilapangan, pengujian berikut harus dilaksanakan oleh
Kontraktor sesuai dengan prosedur pengujian yang disetujui.
(1) `Pemeriksaan untuk Pemasangan yang Memuaskan atas Semua Komponen
Setelah selesai dari pengujian yang terakhir, Kontraktor harus menyimpan stoplog dan
penggantung yang dapat dilepas digudang yang ditentukan oleh Pemberi Kerja.

9.29 Pengukuran dan Pembayaran


a. Pengukuran
Pengukuran untuk pembayaran stoplog harus didasarkan pada volume dalam meter kubik
yang diperoleh didalam gambar.
b. Pembayaran
Pembayaran harus didasarkan pada harga-satuan setiap meter kubik yang dimasukkan
didalam Daftar Kuantitas dan Harga, dan harus dianggap sudah termasuk semua komponen
untuk penyediaan tenaga-kerja, material, perlengkapan prasarana alat kerja dan sebagainya
untuk menghasilkan pekerjaan yang lengkap memenuhi syarat dengan teknik pelaksanaan
terbaik dan sepenuhnya sesuai dengan semua ketentuan tersebut didalam Spesifikasi ini.

9.30 Pintu Sorong-Kayu


Umum
Pintu sorong-kayu, kerangka, bantalan penopang setang, roda gigi penggerak setang dan
bagian- bagian pendukung lengkap dengan perlengkapan yang perlu harus didesain,
diserahkan dan dipasang di sluiceway outlet oleh Kontraktor.
Pintu sorong harus dipergunakan untuk drainasi air dari wilayah penduduk dan untuk
mencegah aliran yang merusak dari air banjir sungai.
Kontraktor harus bertindak sangat hati-hati didalam desain dan pabrikasi pintu tersebut
untuk mengatasi vibrasi sewaktu dalam keadaan operasi dan bocoran air ketika pintu
tertutup penuh. Pengaturan letak peralatan pintu sorong dan detail-detailnya harus seperti
tampak Dalam gambar-gambar yang terlampir dalam Volume IV
Ukuran Pintu
Ukuran pintu (bentang dan tinggi) ditentukan oleh Direksi. Ukuran pintu untuk
penggantian pada bangunan lama dipilih dalam ukuran standart pintu atau seperti ukuran–
ukuran pintu yang tertera dalam gambar detail pintu. Panjang setang dan tebal pintu dapat
dipilih bersama dengan keperluan bantalan setang.

72 | P a g e
Spesifikasi Teknis

Gambar detail pintu yang telah diisi dengan dimensi dan ukuran-ukuran akan memberikian
detail pintu secara rinci bagi pabrik pembuat pintu. Ukuran setang dan tipe roda gigi dapat
dicheck dengan perhitungan.

9.31 Detail Bantalan Penopang Setang


Tipe Setang Penggerak Ganda
Bantalan penopang setang diperlukan apabila bagian setang yang tertumpu melebihi
ukuran yang tercantum di gambar. Bantalan penopang setang dipasang pada rangka pintu.
Dengan jarak kurang dari H + 270 mm atau pada jarak lebih besar dari 2500 mm pada
sumbu setang terukur dari pena penghubung pintu sampai sisi bawah bantalan.
Tipe Setang Tunggal
Bantalan penopang stang harus dipasang untuk panjang setang yang tidak tertumpu
mencapai lebih dari ukuran yang ditunjukan dalam gambar. Bantalan penopang setang
dipasang pada kerangka pintu pada jarak tidak kurang dari H + 350 mm atau pada jarak
lebih dari 2500 mm terukur pada sumbu setang dari pena penghubung pintu sampai garis
tengah bantalan .
Bantalan penopang setang terbuat dari profil baja konstruksi lengkap dengan pelat landasan
untuk ikatan baut ke bagian sponing (guide frame) dan sebuah rumah bantalan. Rumah
bantalan dipabrikasi dari baja seperti ditunjukan pada gambar dan dibor untuk pemasangan
pada profil U dengan baut. Pada rumah bantalan dipasang bus brons yang ditempatkan
dengan baut tanam baja. Lubang baut pada pelat ujung profil U dan yang pada rumah
bantalan dibor dengan ukuran lebih untuk memungkinkan melakukan penyetelan bantalan
penopang setang.
Detail Kerangka Pintu
Kerangka pintu terdiri dari bagian sponing (guide frame) yang di pabrikasi dari profil baja
konstruksi U dengan pelat, ambang bawah dan bagian penopang roda gigi. Bagian ambang
bawah dan penopang roda gigi dikaitkan ujung-ujungnya ke bagian sponing dengan baut.
Bila diperlukan dapat dilengkapi dengan bantalan penopang setang.
Bagian sponing memanjang dari permukaan ambang bawah sampai permukaaan teratas
dinding dan akan menumpu dan menuntun pintu dalam gerakannya. Bagian sponing
dilengkapi dengan perangkat penyetel agar dapat ditegakkan secara teliti dan benar pada
tempatnya dan terpegang erat pada ikatan block-out pada waktu dilakukan pengecoran
beton.
Pada bagian sponing dilengkapi dengan permukaan baja tahan karat yang dimesin, tempat
pintu meluncur dan rapat memanjang dari permukaan ambang bawah sampai puncak pintu
saat kedudukan terbuka penuh. Pelat permukaan baja tahan karat dilaskan pada sponing.
Bagian ambang bawah terbentuk dari profil siku baja tempat pintu bertumpu dan rapat
pada kedudukan tertutup penuh. Bagian ambang bawah dipasang dengan sekrup pendatar

73 | P a g e
Spesifikasi Teknis

untuk penyetelan dan mendatarkan rangka pintu saat dimasukkan dalam coakan bangunan
sebelum dilakukan pengecoran beton ditempat tersebut.
Bagian penumpu roda gigi terdiri dari sepasang profil baja U, direnggangkan untuk
menempatkan unit roda gigi penggerak pintu dan dihubungkan dengan baut ke bagian
ujung atas dari bagian sponing. Bila diperlukan dapat dilas pelat penumpu roda gigi
melintang profil U, seperti ditunjukkan dalam gambar.
Bantalan penopang setang dipabrikasi dari pelat baja termasuk bumbung baja sebagai
rumah bantalan. Bantalan penopang tersebut dikaitkan dengan bagian sponing
mempergunakan baut, semuanya ditunjukkan dalam gambar. Rumah bantalan sesuai untuk
dipasangi bus brons pada tempatnya dengan baut baja . Lubang baut pada penumpu baut di
bor dengan ukuran dilonggarkan untuk penyetelan bantalan penopang. Pelat latun dipasang
antara bantalan penumpu dan bagian sponing.

9.32 Detail Daun Pintu


( i ) Tipe Setang Penggerak Ganda
Daun pintu dikonstruksi dari unit kayu yang diikat satukan dengan picak baja dan
dirakit ditempatnya
dengan baut pengikat, semuanya membentuk pintu yang kokoh. Semua kayu yang
dipergunakan dalam konstruksi pintu harus kayu kelas I dan memenuhi ketentuan dalam
NI-5 PKKI 1961 (Peraturan Kontruksi Kayu Indonesia ).
Apabila pintu kayu dibuat ditempat pintu akan dipasang, kayu kelas I setempat dapat
dipergunakan. Tegangan perencanaan yang diijinkan untuk kayu yang dipilih harus
memenuhi ketentuan dalam NI-5 PKKI 1961.
Pengujian kayu dan perlindungan kayu untuk memenuhi persyaratan pemakaian didalam
air harus sesuai dengan ketentuan dalam NI-5 PKKI 1961. Untuk mencegah kebocoran air
antara unit kayu, muka atas dan bawah, tiap unit dibuat lubang-lubang (erong-erong) untuk
penempatan pasak. Pabrik pembuat pintu harus menjamin bahwa sambungan pada
lubang/erong-erong tersebut terpasang rapat untuk menjadi sambungan bermutu kelas satu.
Agar diperoleh perapatan yang tepat antara daun pintu kayu dan bagian ambang bawah
kerangka pintu, sisi bawah unit kayu terbawah dibuat alur (pingul) seperti ditunjukkan
pada gambar. Penuntun gerakan pintu lateral dalam bagian sponing baja, balok menjelang
balok akhir dari unit atas dan bawah dipanjangkan secara lateral melebihi dari balok yang
lain, seperti ditunjukkan dalam gambar.
Empat pasang sabuk baja dibaut ke unit kayu untuk memegang unit-unit tersebut pada
tempatnya, sehingga membentuk struktur pintu yang kokoh. Tiap unit kayu mempunyai
empat baut sabuk yang menembusnya. Dua pasang sabuk terluar yang juga sebagai bagian
pengangkat dan akan berakhir pada ujung atasnya pada kaitan setang penggerak.
Permukaan luncur dan perapat dipasang dengan baut pada sisi hilir pintu, berpasangan

74 | P a g e
Spesifikasi Teknis

dengan permukaan baja tahan karat yang ditempatkan dengan las pada bagian sponing.
Permukaan luncur dan perapat adalah picak brons posfor dipersiapkan dan dibor sesuai
dengan yang ditunjukkan dalam gambar.
Baut-baut pengikat untuk setiap unit kayu, murnya berada masuk dalam coakan unit kayu
disisi hulu, sehingga tidak ada mur atau ujung baut menonjol keluar permukaan disisi hulu
pintu kayu, sehingga dapat menghindari goresan pada bagian sponing. Cincin alas yang
ukurannya dilebihkan dipasang terjepit mur untuk menghindari luka pada kayu saat mur
dikencangkan. Sebelum ditautkan, ter/aspal dioleskan dalam coakan kayu. Kaitan
penghubung setang penggerak, dibuat dari baja seperti ditunjukkan dalam gambar. Kaitan
ditautkan pada ujung atas sabuk pengangkat pintu dan diikat ditempatnya dengan baut.
Setang penggerak pintu dihubungkan dengan kaitan dengan pena baja tahan karat
penghubung pintu.
( ii ) Tipe Setang Tunggal
Unit kayu yang dipergunakan untuk konstruksi pintu dengan tipe setang tunggal pada
umumnya mempunyai tinggi 200 mm dengan tebal 80 mm.
Tiga pasang sabuk baja harus dipasang dengan baut ke unit kayu sebagai pemegang tiap
unit pada tempatnya, sehingga membentuk pintu yang kokoh. Tiap unit kayu mempunyai
tiga baut sabuk yang menembusnya. Pasangan sabuk tengah juga sebagai pengangkat pintu
dan berakhir pada ujung atas pada kaitan setang penggerak.

9.33 Detail Roda Gigi Penggerak Pintu


( i ) Tipe Setang Penggerak Ganda
Pintu sorong kayu dibuat dengan dilengkapi dengan unit roda gigi yang diputar oleh
manusia. Pintu dinaikkan dan diturunkan dengan unit roda gigi kerucut tengah yang
menggerakkan dua setang lewat poros silang.
Unit roda gigi dapat digerakkan dengan setang penggerak atau ada juga yang digerakkan
dengan setang kemudi (roda tangan). Diameter roda tangan penggerak adalah 700 mm
(standart). Ukuran setang standart berdiameter luar 60 mm dengan kisar ulir 8 mm dapat
dipergunakan berpasangan dengan unit roda gigi dengan setang penggerak.
Setang penggerak dilengkapi dengan kaitan untuk pemasangannya dengan daun pintu
termasuk penyetop pintu yang dapat disetel diatas dan dibawah unit roda gigi penggerak
untuk membatasi gerak keatas dan kebawah pintu. Bilamana diperlukan penutup pelat baja
dapat dipasangkan diatas unit roda gigi penggerak, seperti yang ditunjukkan dalam gambar.
Tutup tersebut dibuat dari pelat tebal 2 mm dan diberi penguat bilah dengan ukuran 20 x 2
mm dengan pemotongan seperlunya. Pintu masuk dilengkapi dengan kunci pada
penutupnya untuk memudahkan pekerjaan perawatan unit roda gigi. Tutup dilengkapi
dengan baut untuk pemasangan pada bagian penumpu roda gigi.
( ii ) Tipe Setang Tunggal

75 | P a g e
Spesifikasi Teknis

Pintu dinaikkan dan diturunkan dengan unit roda gigi standart yang dipasang di tengah dan
memutar setang penggerak tunggal. Unit roda gigi dilengkapi dengan roda kemudi ( roda
tangan ) dengan diameter standart 700 mm.
Sebuah setang standart dengan ukuran diameter luar 60 mm dan kisar luar 8 mm
dipergunakan berpasangan dengan unit roda gigi penggerak. Setang penggerak dilengkapi
dengan kaitan untuk berpasangan dengan daun pintu, dan penyetop pintu yang dapat diatur
diatas dan dibawah unti roda gigi penggerak untuk membatasi gerak pintu keatas maupun
kebawah.
9.34 Pemasangan di Bengkel dan Pengujian
(1) Kerangka, Daun Pintu dan Bantalan Penopang Setang
Daun Pintu termasuk perapat air, kerangka, bantalan penopang setang dan sebagainya,
harus dirangkai dibengkel pada posisi yang kira-kira sama setelah pemasangan dilapangan.
Sewaktu dirangkai, pintu harus diperiksa pada dimensi, toleransi dan ketelitian
kelurusannya.
(2) Roda Gigi Penggerak Pintu
Roda gigi penggerak pintu harus selengkapnya dirangkai di bengkel dan diuji akan
kehalusan dan kebenaran operasinya. Semua unit harus diuji pada beban yang ditentukan
dan diperiksa teliti untuk memastikan bahwa semua kerenggangan dan toleransi yang
perlu, telah dipenuhi dan bahwa tidak akan terjadi kemacetan pada bagian yang bergerak.
Semua bantalan harus diperiksa dengan hati-hati, semua pelumas dan minyak yang
dibutuhkan untuk melaksanakan pengujian harus disediakan Kontraktor.
Operasi yang tidak benar bila dijumpai harus dibetulkan dan seluruh pengujian harus
diulang kembali

9.35 Pemasangan dan Pengujian Dilapangan


(1) Kerangka penghantar/Sponing (Guide Frame)
Kerangka penghantar atau sponing harus dipasang didalam blockout sesuai dengan
“GAMBAR-GAMBAR KERJA” dan petunjuk pembangunan yang disetujui, dilaksanakan
menurut garis-garis dan ketinggian didalam toleransi yang ditentukan dan terpasang kuat
ditempatnya. Baut-baut pelurus atau alat lainnya yang perlu harus dipergunakan untuk
memasang kerangka penghantar pada ketepatan posisi masing-masing. Penyambungan
antara kerangka penghantar, material yang dijangkar dan alat pelurus harus diatur, diikat
kuat dan dilas untuk menahan kerangka penghantar tetap pada posisinya, sewaktu beton
dicor kedalam blockout.
(2) Daun Pintu
Daun pintu lengkap dengan penghantar sisi, tarikan pengangkat dan perapat air harus
dipasang dan dibangun sesuai dengan detail yang tampak pada “GAMBAR KERJA “ dan
petunjuk pembangunan yang disetujui Direksi.

76 | P a g e
Spesifikasi Teknis

(3) Roda Gigi Penggerak Pintu


Setelah pemasangan roda gigi penggerak pintu dan sebelum pemasangan batang ulir roda
gigi penggerak pintu harus dioperasikan dan diperiksa untuk pengoperasian yang benar.
Setelah pengujian tersebut selesai, batang ulir harus dipasang dan disambungkan kepintu,
dan pintu harus diuji. Suatu cacat atau operasi tidak benar yang ditemui selama pengujian
harus diperbaiki dan seluruh pengujian harus diulang kembali.
9.36 Pengujian pada Penyelesaian
Setelah selesai pemasangan dilapangan, pengujian berikutnya harus dilaksanakan oleh
Kontraktor sesuai dengan prosedur pengujian yang disetujui :
(1) Pengujian pendahuluan
a. Pemeriksaan untuk pemasangan yang memuaskan pada semua komponen.
(2) Pengujian operasi
Pengujian operasi harus termasuk tetapi tidak terbatas :
(a) Pemeriksaan pengoperasian manual roda gigi penggerak pintu;
(b) Pemeriksaan untuk operasi yang memuaskan pada keadaan kering dan permukaan
Air maximal yang tersedia.

9.37 Perhitungan dan Pembayaran


Volume Pekerjaan dihitung sesuai dan berdasarkan gambar pelaksanaan yan telah disetujui
oleh Pengguna Jasa, dan diperhitungkan dalam satuan ( Unit ) Buah. Harga satuan yang
ditawarkan oleh Penyedia Jasa sudah harus meliputi Upah tenaga, bahan material yang
dipakai, peralatan yang digunakan, Biaya Umum dan keuntungan.
Pembayaran harus dibuat berdasarkan harga satuan setiap set yang dimaksudkan dalam
Daftar Kuanitas dan Harga dan harus dianggap sudah termasuk semua kompensasi untuk
penyediaan tenaga kerja, material, perlengkapan, prasarana, alat- kerja dan lain sebagainya,
untuk menghasilkan pekerjaan yang lengkap memenuhi syarat dengan tehnik Pelaksanaan
terbaik dan sepenuhnya sesuai semua ketentuan tersebut didalam Spesifikasi ini.
Pembayaran harus diberikan kemudian kepada Kontraktor untuk pengujian penyelesaian
sebagaimana ditentukan dalam kesepakatan terdahulu dan Direksi telah yakin, bahwa pintu
dan alat pengkat (roda gigi penggerak pintu) telah lengkap selesai dan telah dapat
beroperasi

10 Kisdam / Pengeringan / Dewatering


Penyedia Jasa sebaiknya menyediakan, memasang dan mengoperasikan segala jenis pompa
serta peralatan lainnya yang dibutuhkan untuk keperluan pengeringan rembesan pada
berbagai bagian pekerjaan dan juga untuk menjaga agar pondasi bebas dari air, sesuai
dengan ketentuankonstruksi untuk setiap jenis pekerjaan. Metoda yang digunakan

77 | P a g e
Spesifikasi Teknis

kontraktor untuk memindahkan air dari galian pondasi akan bergantung pada persetujuan
Tenaga Ahli atau Direksi Pekerjaan.
Pada penggalian untukkeperluan struktur pondasi sampai ke bawah muka air tanah, bagian
tersebut sebelumnya harus dikeringkan terlebih dahulu untuk memudahkanproses
penggalian.
Proses pengeringan harus dilaksanakan dengan cara yang benar, sehingga dapat mencegah
terjadinya penurunan daya dukung pondasi,mempertahankan kestabilitasan pada kaki
galian, menghasilkan kegiatan konstruksi yang bebas dari genangan air, dan menghasilkan
pondasi yang kering sehingga ikatan yang baik antara pondasi dengan material timbunan
kembali. Penyedia Jasa perlu mengontrol saluran pembuang di sepanjang galian pondasi
atau di tempat-tempat lain, untuk mencegah adanya akumulasi limpasan air
Pembayaran Pengukuran dan Pembayaran pekerjaan untuk kisdam dan pengeringan
dihitung dan diukur berdasarkan kuantitas yang sudah dilaksanakan dalam satuan Bh
karung.

78 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai