Anda di halaman 1dari 36

SPESIFIKASI TEKNIS

SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG KELAS MIN 2 MAJENE

I. SYARAT-SYARAT UMUM
A. Nama dan Lokasi Pekerjaan
Nama Pekerjaan : Pembangunan Gedung Kelas MIN 2 Majene
Lokasi Pekerjaan : Kec. Sendana, Kab. Majene
B. Penjelasan Pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksud dalam Rencana Kerja dan Syarat-Syarat ini adalah :
Pekerjaan meliputi pembangunan bangunan dengan pondasi Plat lajur/ setempat,
struktur beton bertulang sampai finishing.
C. Standar Rujukan
1. Uraian Umum
- Peraturan Peraturan dan standar yang di jadikan acuan dalam Dokumen
Kontrak akan menetapkan persyaratan kualitas untuk berbagai jenis pekerjaan
yang harus diselenggarakan beserta cara cara yang digunakan dalam
spesifikasi-spesifikasi atau yang dikehendaki oleh Direksi.
- Kontraktor harus bertanggung jawab untuk penyediaan bahan-bahan dan
kecakapan kerja yang diperlukan untuk memenuhi atau melampaui peraturan-
peraturan khusus atau standar-standar yang dinyatakan demikian dalam
spesifikasi-spesifikasi atau yang dikehendaki oleh Direksi Teknik.
2. Jaminan Kualitas
- Selama Pengadaan
Kontraktor harus bertanggung jawab untuk melakukan pengujian semua
bahan-bahan yang diperlukan dalam pekerjaan, dan menentukan bahwa
bahan-bahan tersebut memenuhi atau melebihi persyaratan yang telah
ditentukan.
- Selama Pelaksanaan
Direksi Teknik mempunyai wewenang untuk menolak bahan bahan, barang
barang dan pekerjaan pekerjaan yang tidak memenuhi persyaratan minimum
yang ditentukan tanpa kompensasi bagi Kontraktor.
- Tanggung Jawab Kontraktor
- Adalah tanggung jawab Kontraktor untuk melengkapi bukti yang diperlukan
mengenai bahan-bahan, kecakapan kerja atau kedua duanya sebagaimana
yang diminta oieh Direksi Teknik atau yang ditentukan dalam Dokumen
Kontrak yang memenuhi atau melebihi yang ditentukan dalam standar standar
yang diminta. Bukti bukti tersebut harus dalam bentuk yang dimintakan oleh
Direksi Teknik secara tertulis, dan harus termasuk satu copy hasil hasil
pengujian yang resmi.

Pembangunan Gedung Kelas MIN 2 Majene


SPESIFIKASI TEKNIS
D. MOBILISASI
1. Umum
- Mobilisasi sebagaimana ditentukan dalam kontrak ini akan meliputi pekerjaan
persiapan yang diperlukan untuk pengorganisasian dan pengelolaan
pelaksanaan pekerjaan kegiatan. Ini juga akan mencakup demobilisasi setelah
penyelesaian pelaksanaan pekerjaan yang memuaskan.
- Kontraktor harus mengerahkan sebanyak mungkin tenaga setempat dari
kebutuhan tenaga pelaksanaan pekerjaan tersebut dan bilamana perlu
memberikan pelatihan yang memadai.
- Sejauh mungkin dan berdasarkan petunjuk Direksi, Kontraktor harus
menggunakan rute (jalur) tertentu dan menggunakan kendaraan kendaraan
yang ukurannya sesuai dengan kelas jalan tersebut serta membatasi
muatannya untuk menghindari kerusakan jalan dan jembatan yang digunakan
untuk tujuan pengangkutan ke tempat kegiatan.
- Kontraktor harus bertanggung jawab atas setiap kerusakan pada jalan dan
jembatan, dikarenakan muatan angkutan yang berlebihan serta harus
memperbaiki kerusakan tersebut sampai mendapat persetujuan Direksi.
- Mobilisasi peralatan-peralatan dari dan menuju ke lapangan pekerjaan harus
dilaksanakan pada waktu lalu lintas sepi, dan truk truk angkutan yang
bermuatan harus ditutup dengan terpal.
2. Jangka Waktu Mobilisasi
- Mobilisasi harus diselesaikan dalam waktu 30 hari setelah penandatanganan
kontrak, terkecuali dinyatakan lain secara tertulis oleh Pemimpin Kegiatan.
E. PENYIAPAN LAPANGAN
1. Kontraktor akan menguasai lahan yang diperuntukan bagi kegiatan kegiatan
pengelolaan dan pelaksanaan pekerjaan di dalam daerah kegiatan.
2. Kontraktor harus mengikuti hal hal berikut :
- Memenuhi persyaratan Peraturan peraturan Nasional, Peraturan peraturan
Propinsi dan Peraturan-peraturan Kabupaten.
- Mengadakan konsultasi dengan Direksi Teknik sebelum penempatan dan
pembuatan Kantor Kegiatan dan gudang-gudang serta pemasangan peralatan
produksi konstruksi.
- Mencegah sesuatu polusi terhadap milik di sekitarnya sebagai akibat dari
operasi pelaksanaan.
3. Pekerjaan tersebut juga akan mencakup demobilisasi dari lapangan pekerjaan
setelah selesai kontrak, meliputi pembongkaran semua instalasi, plant dan
peralatan konstruksi. serta semua bahan bahan lebihan, semuanya berdasarkan
persetujuan Direksi Teknik.
F. PENGUJIAN DAN PEMERIKSAAN MATERIAL
1. Umum
- Semua material yang didatangkan harus memenuhi syarat-syarat yang
ditentukan.

Pembangunan Gedung Kelas MIN 2 Majene


SPESIFIKASI TEKNIS
- Kontraktor harus menyelenggarakan pengujian bahan bahan dan kecakapan
kerja untuk pengendalian mutu yang dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi
dan menurut perintah Direksi Teknik.
- Pengujian pengujian akan dilaksanakan oleh laboratoriurn kabupaten atau
provinsi yang sesuai dengan pengaturan oleh Direksi Teknik, Pengujian khusus
di laboratoriurn pusat harus juga dilaksanakan bila diminta demikian oleh
Direksi Teknik.
2. Pemenuhan terhadap Spesifikasi
- Semua pengujian harus memenuhi seperangkat, standar di dalam spesifikasi.
Bilamana hasil pengujian tidak memuaskan, Kontraktor harus melakukan
pekerjaan pekerjaan perbaikan dan peningkatannya jika diperlukan oleh
Pemimpin Kegiatan atau Direksi Teknik, dan harus melengkapi pengujian
pengujian untuk menunjukkan terpenuhinya spesifikasi.
- Material yang telah didatangkan oleh Kontraktor di lapangan pekerjaan tetapi
ditolak pemakaiannya oleh Direksi Teknik harus segera dikeluarkan dari
lapangan pekerjaan selambat-lambatnya 2 (dua) kali 24 jam terhitung dari jam
penolakan.
- Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang telah dilakukan oleh kontraktor tetapi
ternyata ditolak Direksi Teknik harus segera dihentikan dan selanjutnya
dibongkar atas biaya kontraktor dalam waktu yang ditetapkan oleh Direksi
Teknik.
- Apabila Direksi Teknik merasa perlu meneliti suatu bahan lebih lanjut, Direksi
Teknik berhak mengirimkan bahan tersebut kepada Balai Penelitian Bahan-
bahan (Laboratorium) yang terdekat untuk diteliti. Biaya pengiriman dan
penelitian menjadi tanggungan Kontraktor apapun hasil penelitian bahan
tersebut.

G. Tenaga Ahli Terampil Dan Peralatan


Tenaga Ahli yang di butuhkan adalah :

Penyedia jasa konstruksi harus mempunyai kualifikasi bidang Arsitektur dan sub bidang Bangunan-

Bangunan Non Perumahan Lainnya, sedangkan klasifikasinya adalah non kecil dan wajib memiliki

Sertifikat K-3

Pembangunan Gedung Kelas MIN 2 Majene


SPESIFIKASI TEKNIS
1. Personil Manejerial Antara Lain :

POSISI PENGALAMA SKA/SKT MINIMAL


NO JABATA JUMLAH N
N MINIMAL
A PERSONEL MANAJERIAL

Pelaksana Bangunan
1 Pelaksana 1 Orang 2 (Dua) Gedung/ Pekerjaan
Tahun Gedung (TS 051)/ Sipil
atau (TA 022)/
Arsitektur
SKA-Ahli K3
2 Ahli Muda K3 Konstruksi 1 Orang 0 (Nol) Tahun Konstruksi (603)

2. Peralatan yang Dibutuhkan

Peralatan yang dibutukan untuk pelaksanaan pekerjaan diambil dari standard minimal yaitu :

No Jenis Kapasitas Jumlah

1 Scafolding 100 unit 1 Set (100


unit per set)
2 Dump Truck 4-6 m3 2 Unit
3 Kendaraan Picup 1 Ton 1 Unit
4 Concrete Mixer 0,35 m3 2 Unit
5 Generator Set 10.000 Watt 1 Unit
6 Jet Pump 100 ltr/menit 1 Unit

H. PELAKSANAAN PEKERJAAN
1. Umum
- Pengelola Lapangan dari Kontraktor
• Untuk menjamin kualitas, ukuran ukuran dan kinerja pekerjaan yang benar,
kontraktor harus menyediakan staf teknik berpengalaman yang cocok
sebagaimana ditentukan dan memuaskan Direksi Teknik. Staf teknik
tersebut jika dan bilamana diminta harus mengatur pekerjaan lapangan,
melakukan pengujian lapangan untuk pengendalian mutu bahan bahan
dan kecakapan kerja, mengendalikan dan mengorganisasi tenaga kerja
kontraktor dan memelihara catatan catatan serta dokumentasi kegiatan.
• Personalia Organisasi Lapangan Kontraktor, minimal terdiri dari :
✓ Seorang Penanggung Jawab Kegiatan dalam hal ini Direktur Perusahaan
atau kuasanya yang menandatangani kontrak dengan pemilik.
✓ Seorang Penanggung Jawab Lapangan (Site Manager), pengalaman
sebagai Site Manager.

Pembangunan Gedung Kelas MIN 2 Majene


SPESIFIKASI TEKNIS
✓ Tenaga Pelaksana Lapangan.
• Penanggung Jawab Lapangan, Tenaga Ahli dan Pelaksana Lapangan harus
mendapat kuasa penuh dari Kontraktor untuk bertindak atas namanya dan
senantiasa harus di tempat pekerjaan.
• Dengan adanya Pelaksana, tidak berarti bahwa Kontraktor lepas dari
tanggung jawab sebagian maupun keseluruhan terhadap kewajibannya.
• Kontraktor wajib memberi tahu secara tertulis kepada Tim Pengelola Teknis
dan Direksi Teknik, nama dan jabatan pelaksana untuk mendapatkan
persetujuan.
• Bila kemudian hari, menurut pendapat Tim Pengelola Teknis dan Direksi
Teknik, Pelaksana kurang mampu atau tidak cakap memimpin pekerjaan,
maka akan diberitahukan kepada Kontraktor secara tertulis untuk
mengganti Pelaksana. Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah
dikeluarkan Surat Pemberitahuan, Kontraktor harus sudah menunjukkan
Pelaksana baru atau Kontraktor sendiri (Penanggung Jawab/Direktur
Perusahaan) yang akan memimpin pelaksanaan.
- Tempat Tinggal ( domisili) Kontrak dan Pelaksanaan.
• Menjaga kemungkinan diperlukan kerja diluar jam kerja apabila terjadi hal-
hal yang mendesak, Kontraktor dan Pelaksana Wajib memberitahukan
secara tertulis, alamat dan nomor telepon di lokasi kepada Tim Pengelola
dan Direksi Teknik.
- Pemeriksaan Lapangan
• Sebelum pematokan dan pengukuran di lapangan (setting out), Kontraktor
harus mempelajari gambar gambar kontrak dan bersama sama dengan
Direksi Teknik mengadakan pemeriksaan daerah kegiatan, dan khususnya
mengukur/memasang lebar jalan, plan bangunan, dan jaringan utilitas,
serta melakukan satu pemeriksaan yang terinci terhadap semua bangunan
yang ada.Perubahan tempat/volume dari pemeriksaan tersebut di atas
harus dicatat pada Shop Drawings. Shop Drawings ini harus diserahkan
dalam waktu 30 (tiga puluh) hari sesudah Surat Perintah Kerja
ditandatangani, kepada Direksi Teknik.
• Pada daerah daerah perkerasan dimana satu pekerjaan perataan dan/atau
lapis permukaan harus dibangun, satu profil memanjang sepanjang sumbu
jalan harus diukur, serta penampang melintang diambil pada interval
tertentu untuk menentukan kelandaian dan kemiringan melintang, dan
untuk menentukan pengukuran ketebalan serta lebarnya konstruksi baru.
2. Pengendalian Mutu Bahan dan Kecakapan Kerja
- Semua bahan yang dipasok harus sesuai dengan spesifikasi dan harus disetujui
oleh Direksi Teknik. Sertifikat ujian pabrik pembuat harus diserahkan untuk
semua item Item yang dibuat pabrik termasuk aspal, semen, kapur, baja
konstruksi dan kayu.

Pembangunan Gedung Kelas MIN 2 Majene


SPESIFIKASI TEKNIS
- Kontraktor harus rnenyediakan contoh contoh semua bahan bahan yang
diperlukan untuk pengujian dan mendapatkan persetujuan sebelum digunakan
di lapangan dan bilamana Direksi Teknik meminta demikian, sertifikasi harus
disediakan atau pengujian-pengujian dilaksanakan untuk menjamin kualitas,
sesuai Tabel Jadwal Frekuensi Minimum “Pengujian Pengendalian Mutu", dalam
Prakonstruksi.
- Semua kecakapan kerja harus memenuhi uraian dan persyaratan spesifikasi
dokumen kontrak dan harus dilaksanakan sampai memuaskan Direksi Teknik.
Bahan harus diuji dilapangan atau di laboratorium selama konstruksi dan masa
pemeliharaan sesuai jadwal pengujian minimum yang tercantum dalam “Jadwal
Frekuensi Minimum Pengujian Pengendalian Mutu”. atas permintaan Direksi
Teknik dan Kontraktor harus membantu serta menyediakan peralatan dan
tenaga untuk pemeriksaan, pengujian dan pengukuran.
- Desain campuran untuk beton harus disiapkan dan diuji sesuai dengan
spesifikasi dan tidak ada campuran boleh digunakan pada pekerjaan-pekerjaan
kegiatan terkecuali memenuhi persyaratan spesifikasi dan memuaskan Direksi
Teknik.
- Hasil semua pengujian termasuk pemeriksaan kualitas bahan di lapangan dan
desain campuran, harus direkam dengan baik dan dilaporkan kepada Direksi
Teknik.
3. Pengendalian Lingkungan
- Kontraktor harus menjamin bahwa akan di berikan perhatian yang penuh
terhadap pengendalian pengaruh lingkungan dan bahwa semua syarat-syarat
desain serta persyaratan spesifikasi yang berhubungan dengan polusi
lingkungan dan perlindungan taman serta lintasan air di sekitarnya akan ditata.
- Kontraktor tidak boleh menggunakan kendaraan kendaraan yang memancarkan
suara sangat keras (gaduh), dan di dalam daerah pernukiman suatu peredam
kebisingan harus dipasang serta dipelihara selalu dalam kondisi baik pada
semua peralatan dengan motor, dibawah pengendalian Kontraktor.
- Kontraktor harus juga menghindari penggunaan peralatan berat atau peralatan
yang berisik dalam daerah daerah tertentu sampai larut malam atau dalam
daerah daerah rawan seperti dekat Rumah Sakit.
- Untuk mencegah polusi debu selama musim kering, Kontraktor harus
melakukan penyiraman secara teratur kepada jalan angkutan tanah atau jalan
angkutan kerikil dan harus menutupi truk angkutan dengan terpal.
4. Peil dan Pengukuran
- Kontraktor wajib memberikan kepada Direksi Teknik setiap kali suatu bagian
pekerjaan akan dimulai untuk diperiksa terlebih dahulu ketetapan peil-peil dan
ukuran- ukurannya.
- Kontraktor diwajibkan senantiasa mencocokan ukuran-ukuran satu sama lain
dalam tiap pekerjaan dan segera melaporkan secara tertulis kepada Direksi
Teknik / setiap terdapat selisih / perbedaan- perbedaan ukuran, untuk diberikan
keputusan pembetulannya. Tidak dibenarkan Kontraktor membetulkan sendiri
kekeliruannya tersebut tanpa persetujuan Direksi Teknik.

Pembangunan Gedung Kelas MIN 2 Majene


SPESIFIKASI TEKNIS
- Kontraktor bertanggung jawab penuh atas tepatnya pelaksanaan pekerjaan
menurut peilpeil dan ukuran- ukuran yang ditetapkan dalam Gambar Kerja dan
Syarat ini.
- Mengingat setiap kesalahan selalu akan mempengaruhi bagian-bagian
pekerjaan selanjutnya maka ketetapan peil dan ukuran tersebut mutlak perlu
diperhatikan sungguhsungguh.
- Kelalaian Kontraktor dalam hal ini tidak akan ditolerir Direksi Lapangan dan
berhak untuk membongkar pekerjaan yang telah dilakukan tanpa pemeriksaan
dari Direksi Lapangan.
- Semua bahan yang akan dipergunakan untuk pelaksanaan pekerjaan Kegiatan
ini harus benar-benar baru dan diteliti mengenai mutu , ukuran dan lain-lain
yang disesuaikan dengan Standard Peraturan-peraturan yang dipergunakan
didalam RKS ini. Semua bahan-bahan tersebut diatas harus mendapatkan
pengesahan/ persetujuan dari Pemilik Kegiatan/ Direksi Teknik sebelum akan
dimulai pelaksanaannya.
- Ketelitian dan kerapian kerja akan sangat dinilai (bobotnya tinggi) oleh Direksi
Teknik terutama yang menyangkut pekerjaan, penyelesaian maupun perapihan
(finishing work).
5. Pemakaian Ukuran
- Kontraktor tetap bertanggung jawab dalam menepati semua ketentuan yang
tercantum dalam rencana kerja dan gambar kerja berikut tambahan dan
perubahannya.
- Kontraktor wajib memeriksa kebenaran dari ukuran-ukuran keseluruhan
maupun bagian- bagiannya dan memberitahukan Direksi Lapangan tentang
setiap perbedaan yang ditemukannya didalam Rencana Kerja dan Syarat dan
Gambar Kerja maupun dalam Pelaksanaan. Kontraktor baru diijinkan
membetulkan kesalahan gambar dan melaksanakannya setelah ada persetujuan
tertulis dari Direksi Lapangan.
- Pengambilan ukuran-ukuran yang keliru dalam pelaksanaan, didalam hal
apapun menjadi tanggung jawab Kontraktor. Oleh karena itu sebelumnya,
kepadanya diwajibkan mengadakan pemeriksaan menyeluruh terhadap semua
gambar kerja yang ada.
6. Rencana Kerja
- Kontraktor harus membuat Rencana Pelaksanaan Pekerjaan berupa “ Time
schedule/Kurva S“ dan disahkan oleh Direksi Teknik dan diketahui oleh Pemberi
Tugas. Kontraktor berkewajiban melaksanakan pekerjaan menurut rencana ini,
hanya dengan persetujuan Direksi harus menyimpan dari rencana semula, maka
kerugian yang dideritanya adalah tanggung jawab Kontraktor.
7. Los Direksi, Los Kerja dan Gudang Bahan

Pembangunan Gedung Kelas MIN 2 Majene


SPESIFIKASI TEKNIS
- Kontraktor harus membuat los Direksi secukupnya, menggunakan bahan-bahan
sederhana yang dapat dikunci dengan baik dan dilengkapi dengan peralatan
sederhana.
- Kontraktor harus membuat ruangan-ruangan untuk menyimpan barang-barang
atau alatalat lainnya dan untuk kantor pelaksana.
- Cara-cara menimbun bahan-bahan di lapangan maupun di gudang harus
memenuhi syarat teknis dan dapat dipertanggung jawabkan.
- Kontraktor harus membuat papan Kegiatan yang ukuran dan modelnya
ditentukan oleh Direksi.
8. Tanggung Jawab Kontraktor
Kontraktor bertanggung jawab atas :
- Ketelitian/ kebenaran hasil pelaksanaan yang dilakukan oleh pelaksana harus
sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat serta Gambar-gambar
pelaksanaan.
- Kesehatan/Kesejahteraan/Penginapan Karyawan selama pelaksanaan pekerjaan.
- Kelancaraan Pelaksanaan Pekerjaan.
- Keamanan/Kerusakan dari equipment yang dipakai selama pelaksanaan
pekerjaan.
- Penerangan pada tempat pelaksanaan pekerjaan.
- Penjagaan Keamanan Lapangan Pekerjaan.
- Tidak diperkenankan :
• Pekerja menginap di tempat pekerjaan kecuali dengan ijin Direksi Lapangan.
• Memasak ditempat bekerja kecuali dengan ijin Direksi Lapangan.
• Membawa masuk penjual-penjual makanan, buah, minuman, rokok dan
sebagainya ke tempat pekerjaan.
• Keluar masuk dengan bebas.
9. Pekerjaan Di Waktu Malam
Kontraktor harus meminta ijin kepada Direksi Teknik /Direksi Pelaksana dalam hal
untuk melaksanakan pekerjaan atau bagian pekerjaan dimalam hari. Ijin akan
diberikan kalau penerangan cukup atau memakai penerangan PLN/Generator.
I. PROSEDUR PERUBAHAN PEKERJAAN
1. Umum
- Uraian
Perubahan Perubahan pekerjaan dapat dirintis oleh pemimpin kegiatan (atau
oleh Direksi Teknik jika dikuasakan demikian oleh Pemimpin Kegiatan untuk
bertindak atas namanya) atau oleh kontraktor, dan akan disetujui dengan cara
satu perintah perubahan yang ditandatangani oleh kedua belah pihak. Perintah
perubahan tersebut akan dirundingkan dan dirumuskan dalam suatu
addendum.
- Perintah Perubahan dan Addenda harus Mematuhi hal-hal berikut :
• Perintah Perubahan

Pembangunan Gedung Kelas MIN 2 Majene


SPESIFIKASI TEKNIS
Sebuah perintah tertulis yang dikeluarkan oleh Pemimpin Kegiatan yang
diparaf oleh kontraktor, menunjukkan penerimaannya atas perubahan
pekerjaan atau dokumen kontrak dan persetujuannya atas dasar
penyesuaian pembayaran dan waktu jika ada, untuk pelaksanaan perubahan
pekerjaan tersebut. Perintah perubahan harus diterbitkan dalam satu
formulir standar dan akan mencakup semua instruksi yang dikeluarkan oleh
Pemimpin Kegiatan yang akan menimbulkan suatu perubahan dalam
Dokumen Kontrak atau instruksi-instruksi sebelumnya yang dikeluarkan
oleh Pemimpin Kegiatan.
• Adendum
Suatu persetujuan tertulis antara Pemilik (Employer) dan Kontraktor
merumuskan satu perubahan dalam pekerjaan atau Dokumen Kontrak yang
telah menghasilkan satu perubahan dalam susunan Harga Satuan Item
Pembayaran atau satu perubahan yang diharapkan dalam besarnya kontrak
dan telah dirundingkan sebelumnya serta disetujui di bawah satu Perintah
Perubahan Addenda juga akan dibuat pada bagian penutup Kontrak dan
untuk semua perubahan perubahan kontraktual dan perubahan teknis yang
besar tanpa memandang apakah perubahan perubanan tersebut untuk
struktur Harga atau Besarnya Kontrak.
- Penyerahan
• Kontraktor akan menunjuk Wakil Perusahaannya secara tertulis yang diberi
kuasa untuk menerima perubahan dalam pekerjaan dan yang bertanggung
jawab untuk memberitahukan karyawan karyawan kontraktor lainnya
mengenai otorisasi perubahan- perubahan tersebut.
• Pemimpin Kegiatan akan menunjuk secara tertulis pejabat yang diberi kuasa
untuk mengadministrasi prosedur perubahan atas nama pemberi tugas.
• Kontraktor akan membantu setiap pengajuan usulan Lump sum, dan untuk
setiap Harga Satuan yang tidak ditentukan sebelumnya dengan data
pembuktian yang cukup untuk memungkinkan Direksi Teknik mengevaluasi
usulan tersebut.
2. Prosedur Awal
- Pemimpin kegiatan dapat mengawali “Perintah Perubahan” (Change order)
dengan menyampaikan kepada Kontraktor satu pemberitahuan tertulis yang
berisikan :
• Satu uraian terinci mengenai perubahan yang diusulkan dan lokasinya
dalam kegiatan tersebut.
• Kelengkapan atau gambar-gambar dan spesifikasi-spesifikasi yang dirubah
yang merinci perubahan yang diusulkan.
• Jangka waktu yang direncanakan untuk mengerjakan perubahan yang
diusulkan tersebut.
• Apakah perubahan yang diusulkan tersebut dapat dilaksanakan dibawah
struktur Harga Satuan Item Pembayaran yang ada maupun suatu Harga

Pembangunan Gedung Kelas MIN 2 Majene


SPESIFIKASI TEKNIS
Satuan atau Lump Sum tambahan yang diperlukan harus disetujui dan
dirumuskan dalam satu addendum.
• Satu pengumuman demikian adalah hanya satu pemberitahuan saja, dan
tidak merupakan satu perintah untuk melaksananakan perubahan
perubahan tersebut, atau untuk menghentikan pekerjaan yang sedang
maju.
- Kontraktor dapat meminta satu Perintah Perubahan dengan mengajukan satu
pemberitahuan tertulis kepada Direksi Teknik. Berisi :
• Uraian perubahan yang diajukan
• Pernyataan alasan untuk membuat usulan perubahan.
• Pernyataan pengaruh pada Jadwal Pelaksanaan, jika ada.
• Pernyataan pengaruh yang ada pada pekerjaan pekerjaan Sub Kontraktor
yang terpisah, jika ada.
• Perincian apakah semua atau sebagian usulan perubahan harus dilakukan
di bawah struktur Harga Satuan Item Pembayaran yang ada beserta dengan
suatu Harga Satuan tambahan atau Lump Sum yang dipertimbangkan
mungkin perlu disetujui.
3. Pelaksanaan ''Perintah Perubahan" (Change Order)
- Isi masalah dalam “Perintah Perubahan“ berdasarkan pada.
• Permintaan Pemimpin Kegiatan dan Penerimaan Kontraktor yang disetujui
bersama atau;
• Permohonan kontraktor untuk satu perubahan yang diterima oleh
Pemimpin Kegiatan.
- Pemimpin Kegiatan akan mempersiapkan “Perintah Perubahan“ tersebut dan
menyediakan satu nomor “Perintah Perubahan”
- “Perintah Perubahan” tersebut akan menguraikan perubahan perubahan dalam
pekerjaanpekerjaan penambahan maupun penghapusan dengan lampiran
revisi Dokumen kontrak yang diperlukan untuk menetapkan perincian
perubahan.
- “Perintah Perubahan” tersebut menetapkan dasar pembayaran dan suatu
penyesuaian waktu yang diperlukan, sebagai akibat adanya perubahan, dan
dimana perlu akan menunjukkan setiap tambahan Harga Satuan ataupun
jumlah yang telah dirundingkan, diantara Pemimpin Kegiatan dan Kontraktor
yang perlu rumuskan dalam satu Addendum.
- Pemimpin Kegiatan akan menadatangani dan menetapkan tanggal “perintah
perubahan” sebagai atasan bagi kontraktor untuk melaksanakan perubahan
tersebut.
- Kontraktor akan menandatangani dan memberi tanggal "Perintah Perubahan”
untuk menyatakan persetujuan dengan rincian di dalamnya.
4. Pelaksanaan Addenda
- Isi masalah satu Addenda berdasarkan :

Pembangunan Gedung Kelas MIN 2 Majene


SPESIFIKASI TEKNIS
• Pemintaan Pemimpin Kegiatan dan jawaban Kontraktor.
• Permohonan Kontraktor untuk Perubahan, yang direkomendasi dan
disetujui oleh Pemimpin Kegiatan.
- Pemimpin Kegiatan akan mempersiapkan Addendum tersebut.
- Addendum tersebut akan menguraikan setiap perubahan kontraktual,
perubahan teknik maupun perubahan volume dalam pekerjaan, tarnbahan
maupun penghapusan beserta revisi Dokumen Kontrak untuk menetapkan
perincian perubahan dimaksud.
- Addendum tersebut akan menyediakan satu perhitungan ringkas setiap
tambahan atau penyesuaian Harga Satuan Item Pembayaran beserta satu
perubahan jumlah Kontrak atau penyesuaian dalam jangka waktu kontrak.
- Pemimpin Kegiatan dan Kontraktor akan menandatangani Addendum tersebut
dan melampirkannya dalam Dokumen Kontrak.
J. PENGAWASAN
1. Pengawasan setiap hari terhadap pelaksanaan pekerjaan dilakukan oleh Konsultan
Supervisi/ Direksi Lapangan dimana setiap saat Konsultan Supervisi/Direksi
Lapangan harus dapat dengan mudah mengawasi, memeriksa dan menguji setiap
bagian pekerjaan, bahan dan peralatan. Kontraktor harus mengadakan fasilitas –
fasilitas yang diperlukan.
2. Bagian–bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan tetapi luput dari pengawasan
Konsultan Supervisi/ Direksi Lapangan adalah menjadi tanggung jawab Kontraktor.
Pekerjaan tersebut jika diperlukan harus segera dibuka / dibongkar sebagian atau
seluruhnya.
3. Jika Kontraktor perlu melaksanakan pekerjaan diluar jam kerja sehingga diperlukan
pengawasan pekerjaan oleh Direksi Lapangan, maka segala biaya untuk itu menjadi
beban Kontraktor.
4. Wewenang dalam memberikan keputusan petugas-petugas Direksi Lapangan
adalah terbatas pada soal-soal yang jelas tercantum/dimasukan di dalam gambar
dan Rencana Kerja dan Syarat serta Risalah Penjelasan. Penyimpangan daripadanya
haruslah seijin Pemilik Kegiatan.
K. LAPORAN DAN DOKUMENTASI
1. Laporan Kemajuan Pekerjaan
Pelaksana diharuskan membuat Laporan Harian dari pelaksanaan pekerjaan dan
penyerahan laporan tersebut kepada Direksi untuk dapat dipergunakan sebagai
dasar pengamatan/ pemeriksaan pelaksanaan pekerjaan yang sedang berjalan
secara berkesinambungan.
2. Dokumentasi
Kontraktor harus membuat dokumentasi pekerjaan berupa foto-foto berukuran
Post Card pada bagian-bagian pekerjaan yang penting sedapat mungkin
diusahakan dengan foto warna :
- Sebelum pekerjaan dimulai prestasi 0 (nol) persen.

Pembangunan Gedung Kelas MIN 2 Majene


SPESIFIKASI TEKNIS
Saat penggalian pondasi dan pemasangan pondasi
- Saat pemasangan besi dan pengecoran sloof pondasi, kolom, plat beton dan
ring balk.
- Saat pekerjaan dalam prestasi 50%, 75% dan 100% serta setelah masa
pemeliharaan atau pada waktu pekerjaan diserah terimakan .
- Setelah pekerjaan berakhir Kontraktor harus menyerahkan album foto
sebanyak 3 (tiga) set kepada Pemberi Tugas dimana 1 (satu) set untuk arsip
dan 2 (dua) set untuk arsip Pemberi Tugas.
- Untuk setiap pengajuan pembayaran angsuran Kontraktor harus melampirkan
foto kemajuan pekerjaan sesuai kontrak (diambil 1 titik bidik).
L. RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT SERTA GAMBAR
1. Uraian
- Peraturan dan syarat-syarat teknis pelaksanaan ini bersama dengan gambar
kerjanya digunakan sebagai pedoman dasar ketentuan dalam melaksanakan
pekerjaan ini.
- Gambar-gambar detail merupakan bagian-bagian yang tidak terpisahkan pada
peraturan dan syarat-syarat teknis pelaksanaan.
- Jika terdapat perbedaan antara gambar-gambar dengan hal di atas, maka
Kontraktor menanyakan secara tertulis kepada perencana/Direksi. Kontraktor
diwajibkan mentari keputusan perencana / Direksi dalam hal menyangkut
masalah tersebut diatas.
- Ukuran yang berlaku adalah ukuran yang dinyatakan dengan angka yang
terdapat di dalam gambar terbaru dengan skala terbesar serta tidak
memperkenankan mengukur gambar berdasar skala gambar.
- Jika terdapat kekurangan penjelasan dalam gambar kerja atau diperlukan
gambar tambahan/ gambar detail maka Kontraktor harus dapat membuat
gambar tersebut dan dibuat 3 (tiga) rangkap atas biaya Kontraktor, sebelum di
laksanakan harus mendapat ijin dari Direksi.
2. Penjelasan Perbedaan Gambar
- Kontraktor diwajibkan melaporkan setiap ada perbedaan ukuran diantara
gambar-gambar :
- Gambar kerja arsitektur dengan gambar struktur maka yang dipakai sebagai
pegangan dalam ukuran fungsional adalah gambar arsitektur dalam jenis dan
kualitas bahan/kontruksi bangunan adalah gambar struktur.
- Gambar kerja arsitektur dengan gambar mekanikal maka dipakai sebagai
pegangan dalam ukuran fungsional adalah gambar arsitektur dalam hal ukuran
kualitas dan jenis bahan/ kontruksi adalah gambar mekanikal. Demikian halnya
dengan gambar kerja pembangunan gedung.
- Gambar kerja arsitektur dengan gambar kerja electrical maka dipakai sebagai
pegangan dalam ukuran fungsional ialah gambar arsitektur dan dalam hal
ukuran kualitas dan jenis bahan adalah gambar electrical.

Pembangunan Gedung Kelas MIN 2 Majene


SPESIFIKASI TEKNIS
- Tidak dibenarkan sama sekali bagi Kontraktor memperbaiki sendiri perbedaan-
perbedaan tersebut diatas. Akibat dari kelalaian Kontraktor, hal ini sepenuhnya
menjadi tanggung jawab Kontraktor.
3. Gambar Pelelangan (Tender Drawing)
Gambar-gambar dimaksudkan sebagai gambar yang akan dilaksanakan dan yang
termasuk di dalam kontrak. Untuk dimensi atau detail yang lain, kontraktor harus
mengecek dan menyesuaikan dengan gambar-gambar yang lain, baik sipil maupun
arsitektur.
4. Gambar Pelaksanaan
- Kontraktor harus membuat gambar-gambar pelaksanaan pekerjaan dilapangan
(Shop drawing). Gambar-gambar tersebut harus dibuat berdasarkan gambar-
gambar pelelangan dan penjelasan pekerjaan yang diberikan.
- Sebelum gambar-gambar pelaksanaan disetujui oleh pihak Direksi Lapangan,
Kontraktor tidak diperbolehkan memulai pekerjaan dilapangan.
- Gambar-gambar pelaksanaan harus memenuhi syarat-syarat ditentukan oleh
Direksi Lapangan. Banyaknya gambar-gambar yang disampaikan kepada pihak
Direksi Lapangan harus sesuai dengan kontrak
- Kontraktor harus memberikan waktu yang cukup kepada Direksi Lapangan
untuk meneliti gambar-gambar pelaksanaan.
- Persetujuan terhadap gambar-gambar pelaksanaan bukan berarti pemberian
garansi terhadap dimensi-dimensi yang telah dibuat oleh kontraktor dan tidak
melepaskan tanggung jawab kontraktor terhadap pelaksanaan pekerjaan.
5. Gambar-Gambar Yang Berubah Dari Rencana
- Gambar kerja hanya dapat berubah dengan perintah tertulis Pemilik Kegiatan
berdasarkan pertimbangan dari Direksi Lapangan.
- Perubahan rencana ini harus dibuat gambarnya yang sesuai dengan apa yang
diperintahkan oleh Pemilik Kegiatan, yang jelas memperlihatkan perbedaan
antara Gambar Kerja dan Gambar Perubahan Rancangan.
- Gambar tersebut harus diserahkan dalam rangkap 3 (tiga) berikut kalkirnya
(gambar asli) dan semua biaya pembuatannya ditanggung oleh Kontraktor.
- Gambar perubahan yang disetujui oleh Pemilik Kegiatan / Direksi Lapangan
kemudian dilampirkan dalam Berita Acara Pekerjaan Tambah Kurang.
6. Gambar Sesuai Dengan Instalasi
- Sesudah pekerjaan instalasi selesai, kontraktor harus membuat dan
menyerahkan gambargambar yang sesuai dengan instalasi.
- Gambar-gambar tersebut harus memberikan informasi yang lengkap mengenai
instalasi secara keseluruhan untuk memudahkan pemeliharaan dan operasi dari
instalasi yang telah terpasang .
- Gambar-gambar tersebut harus diserahkan kepada Direksi Lapangan untuk
diperiksa dan sesudah mendapat persetujuan barulah gambar-gambar tersebut
diserahkan kepada Pemberi Tugas.
- Banyaknya gambar yang harus diserahkan adalah sebagai berikut :

Pembangunan Gedung Kelas MIN 2 Majene


SPESIFIKASI TEKNIS
✓ 3 ( tiga ) set gambar-gambar cetakan.
✓ 1 (satu) set gambar-gambar yang bisa diproduksi (reprodukcible copy)

M. INSTRUKSI UNTUK SISTEM INSTALASI


1. Umum
- Sesudah pekerjaan instalasi selesai dan berjalan dengan baik, Kontraktor
diharuskanmenyediakan tenaga yang cakap untuk memberi pelajaran / training
kepada operator-operator yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas guna untuk
Pemeliharaan.
- Sesudah pekerjaan instalasi selesai, Kontraktor diwajibkan pula menyerahkan
dokumen yang berisi cara operasi maupun cara pemeliharaan dari sistem
instalasi. Dokumen ini harus disetujui dahulu oleh Direksi Lapangan sebelum
diserahkan kepada Pemberi Tugas. Banyaknya dokumen yang diserahkan
kepada Pemberi Tugas adalah 3 (tiga) set.
2. Pemeliharaan Dan Masa Pemeliharaan Sistem Instalasi
- Kontraktor diharuskan menyediakan tenaga yang cakap guna keperluan
pemeliharaan terhadap instalasi yang telah selesai dipasang dan termasuk di
dalam kontrak selama masa pemeliharaan dihitung dari masa penyerahan
instalasi kepada Pemberi Tugas .
- Kontraktor harus bersedia datang sewaktu-waktu jika terjadi problem atau
kerusakan serta memperbaiki problem tersebut dengan segera. Semua
pekerjaan perbaikan tersebut harus menjadi tanggung jawab kontraktor kalau
disebabkan kualitas pekerjaan maupun kualitas material yang jelek.
- Kontraktor harus mengadakan pengecekan berkala terhadap instalasi yang
telah berjalan dan membuat catatan yang perlu guna pemeliharaan dari sistem
instalasi tersebut.
3. Pemeriksaan
- Kontraktor harus melaksanakan testing terhadap sistem yang telah selesai
dipasang baik secara sebagian maupun secara keseluruhan sesuai dengan
peraturan-peraturan yang berlaku atau yang ditentukan spesifikasi.
- Jika sesuatu sistem instalasi yang termasuk dalam kontrak yang lain diadakan
pengetesan dan hal ini menyangkut pula pekerjaan dari salah satu kontraktor
maka wakil-wakil dari kontraktor yang bersangkutan harus hadir dan
menyaksikan jalannya pengetesan tersebut dan kalau perlu memberikan saran-
saran.
- Kontraktor harus mengadakan pengecekan dimana Pihak Direksi Lapangan
hadir dan Pihak Direksi akan menentukan apakah testing yang dilakukan cukup
baik atau harus diulang kembali. Kontraktor harus menanggung segala
perongkosan yang timbul.

Pembangunan Gedung Kelas MIN 2 Majene


SPESIFIKASI TEKNIS
- Kontraktor harus memberikan hasil-hasil testing kepada Direksi Lapangan.
Hasil-hasil test akan dipakai untuk menentukan apakah sistem instalasi yang
telah dipasang berfungsi sebagaimana mestinya.
4. Pembersihan
Kontraktor harus berusaha bahwa tempat bekerja selalu bersih dari sampah-
sampah. Pada waktu tertentu dan pada waktu pekerjaan telah selesai. Kontraktor
harus membuang sampah-sampah sebagai hasil pekerjaan ketempat diluar
Kegiatan atau tempat yang telah ditunjuk oleh Direksi Lapangan.
5. Perlindungan Terhadap Barang-Barang dan Instalasi.
- Kontraktor harus melindungi semua barang-barang dan instalasi yang ada
terhadap kerusakan- kerusakan maupun terhadap pencurian yang mungkin
timbul.
- Kontraktor harus bertanggung jawab terhadap barang-barang maupun instalasi
sampai diserahkan kepada Pemberi Tugas.
N. PENYIMPANAN BAHAN
1. Umum
- Bahan-bahan harus disimpan dengan cara sedemikian rupa sehingga bahan-
bahan tersebut tidak rusak dan kualitasnya dilindungi, dan sedemikian sehingga
bahan tersebut selalu siap digunakan serta dengan mudah dapat diperiksa oleh
Direksi Teknik.
- Penyimpanan di atas hak milik pribadi hanya akan diizinkan jika telah
diperbolehkan secara tertulis oleh pemilik atau penyewa yang diberi kuasa.
- Tempat penyimpanan harus bersih dan bebas dari sampah dan air, bebas
pengaliran air dan kalau perlu ditinggikan. Bahan-bahan tidak boleh bercampur
dengan tanah dasar, dan bila diperlukan satu lapisan alas dasar pelindung harus
disediakan. Tempat penyimpanan berisi semen, kapur dan bahan-bahan sejenis
harus dilindungi sepantasnya dari hujan dan banjir.
2. Penumpukan Agregat
- Agregat batu harus ditumpuk dalam cara yang disetujui sedemikian sehingga
tidak ada segregasi serta menjamin gradasi yang memadai. Tinggi tumpukan
maksimum adalah lima meter.
- Masing-masing jenis berbagai agregat harus di tumpuk secara terpisah atau
dipisahkan dengan partisi kayu.
- Penempatan tumupukan material dan peralatan, harus di tempat-tempat yang
memadai serta tidak boleh menimbulkan kemacetan lalu lintas dan
membendung lintasan air.
- Kontraktor harus melaksanakan penyiraman yang teratur pada jalan-jalan
angkutan, daerah lalu lintas berat lainnya serta penumpukan material lainnya.
Khususnya selama musim kering.
3. Penanganan dan Penyimpanan Sistem
- Perlu diberikan perhatian sewaktu pengangkutan semen ke tempat pekerjaan
supaya semen tidak menjadi basah atau kantong semen menjadi rusak.

Pembangunan Gedung Kelas MIN 2 Majene


SPESIFIKASI TEKNIS
- Di lapangan semen tersebut harus disimpan dalam gudang yang kedap air,
dengan rapih dan secara sistematis menurut jatuh temponya, sehingga
penggunaan (kosumsi) semen dapat diatur serta semen tidak berada terlalu
lama dalam penyimpanan.
- Biasanya batas waktu akhir penyimpanan semen untuk konstruksi beton tidak
boleh lebih dari 3 bulan. Direksi Teknik secara teratur akan memeriksa semen
yang disimpan di lapangan dan tidak akan mengizinkan setiap semen
digunakan bila didapati dalam kondisi telah mengeras.
4. Bahan-Bahan Yang Ditumpuk di Pinggir Jalan
- Direksi Teknik akan memberikan petunjuk mengenai lokasi yang tepat untuk
menumpuk bahan-bahan di pinggir jalan dan semua tempat yang dipilih harus
keras, tanah dengan drainase yang baik, rata dan kering serta sama sekali tidak
boleh melampaui batas jalan tersebut dimana bahan-bahan tersebut dapat
menimbulkan bahaya atau kemacetan lalu lintas.
- Tempat penumpukan harus dibersihkan dari semak-semak dan sampah, dan
bila perlu tanah tersebut diratakan dengan motorgrader.
- Agregat dan kerikil harus ditumpuk secara rapi menurut ukuran mal dengan
sumbu memanjang, tumpukan tersebut biasanya sejajar garis tengah jalan.
O. PEMBANGKIT TENAGA DAN SUMBER AIR
Setiap pembangkit tenaga sementara untuk penerangan pekerjaan harus diadakan
oleh Kontraktor termasuk pemasangan sementara kabel-kabel, meteran, upah dan
tagihan serta pembersihannya kembali pada waktu pekerjaan selesai adalah beban
Kontraktor.
Air untuk keperluan pekerjaan harus diadakan dan bila memungkinkan didapat dari
sumber air yang sudah ada di lokasi pekerjaan. Kontraktor harus memasang pipa-pipa
untuk mengalirkan air dan membongkar kembali bila pekerjaan sudah selesai. Biaya
untuk mengadakan air kerja tersebut adalah beban Kontraktor.
Kontraktor tidak diperbolehkan menyambung dan mengisap air dari saluran induk,
lubang penyedot (tap point), reservoir dan sebagainya tanpa terlebih dahulu mendapat
izin tertulis dari Pemilik Kegiatan/Direksi Lapangan.
P. JALAN MASUK DAN JALAN SEMENTARA
Pemakaian jalan masuk ketempat pekerjaan menjadi tanggung jawab pihak Kontraktor
dan disesuaikan dengan kebutuhan Kegiatan tersebut.
Kontraktor diwajibkan untuk membersihkan kembali jalan masuk pada waktu
penyelesaian dan memperbaiki segala kerusakan yang diakibatkan dan menjadii beban
Kontraktor.
Q. PERLINDUNGAN TERHADAP BANGUNAN LAMA DAN MILIK UMUM
Selama masa pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor bertanggung jawab penuh atas segala
kerusakan akibat operasi pelaksanaan pekerjaan terhadap bangunan yang ada, utilitas,
jalan, saluran dan lain-lain yang ada dilingkungan pekerjaan.

Pembangunan Gedung Kelas MIN 2 Majene


SPESIFIKASI TEKNIS
Kontraktor juga bertanggung jawab atas gangguan dan pemindahan yang terjadi atas
perlengkapan umum seperti saluran air, telepon, listrik dan sebagainya yang
disebabkan oleh operasi Kontraktor.
Segala biaya untuk pemasangan kembali beserta perbaikan-perbaikannya adalah
menjadi beban Kontraktor.
R. KECELAKAAN DAN KESEHATAN
1. Kecelakaan-kecelakaan yang timbul selama pekerjaan berlangsung menjadi beban
Kontraktor.
2. Sehubungan dengan pasal ini, Kontraktor diwajibkan menyediakan kotak P3K terisi
menurut kebutuhan, lengkap dengan seorang Petugas yang telah terlatih dalam
soal-soal mengenai pertolongan pertama.
3. Terhadap kecelakaan-kecelakaan yang timbul akibat bencana alam, segala
perongkosannya menjadi beban Kontraktor.
4. Kebakaran-kebakaran yang timbul adalah tanggung jawab Kontraktor.
5. Sehubungan dengan butir-butir diatas pada Kontraktor diwajibkan menyediakan
alat pemadam kebakaran jenis ABC (segala jenis api), pasir dalam bak kayu, galah-
galah secukupnya serta pemeliharaannya.
6. Kontraktor diwajibkan memperhatikan kesehatan karyawan-karyawannya.
7. Sejauh tidak disebutkan dalam Rencana Kerja dan Syarat ini maka Kontraktor harus
mengikuti semua ketentuan umum lainnya yang dikeluarkan oleh Jawatan /Instansi
Pemerintah C.Q. Undang-undang Kesehatan Kerja dan lain sebagainya termasuk
semua perubahan-perubahan yang hingga kini tetap berlaku.

S. Rencana Keselamatan Konstruksi

No. Jenis/Type Pekerjaan Identifikasi Resiko

1. Pemasangan Bouwplank Terpukul palu, terkena paku, tergores material


2. Pekerjaan Bekisting Tangan terjepit besi tulangan, terkena palu, paku
saat pemasangan bekisting
3. Pekerjaan Pembesian Tangan terjepit besi tulangan, terkena palu, paku
4. Pekerjaan Beton Tangan terjepit besi tulangan, tergores, terkena
palu, paku saat pemasangan bekisting, terjatuh
dari tempat pijakan, tertimpa material
5. Pekerjaan Dinding Terjepit, tergores, terjatuh dari tempat pijakan,
tertimpa material
6. Pemasangan Keramik Pekerja terpotong alat pemotong, mata terkena
serpihan keramik, iritasi kulit terkena percikan
semen, gangguan telinga karena bising
7. Pekerjaan Pemasangan Atap Terjepit, tergores, terjatuh dari tempat pijakan, tertimpa
material

8. Pekerjaan Pemasangan Pintu Terjatuh dari tempat pijakan, tertimpa material


dan Jendela kaca, serpihan material
9. Pekerjaan Instalasi Listrik Tejepit, tergores, terjatuh, tertimpa material,

Pembangunan Gedung Kelas MIN 2 Majene


SPESIFIKASI TEKNIS

tersengat aliran listrik


10. Pekerjaan Plafond Terjepit, tergores, terjatuh dari tempat pijakan,
tertimpa material
11. Pekerjaan Pengecatan Terjatuh dari ketinggian, tertimpa material, terluka
akibat tangan lecet
12. Pencegahan Gangguan kesehatan akibat tertular atau terpapar
Covid-19 Covid-19 (Batuk, Panas, Sesak Nafas, Pilek, dll)

T. PENGAMANAN LOKASI PEKERJAAN


Setelah Kontraktor mengetahui batas – batas daerah Kerja dan lain-lainnya
sebagaimana diuraikan dalam pasal –pasal dimuka maka Kontraktor bertanggung
jawab penuh atas segala sesuatu yang ada didaerahnya ialah mengenai :
1. Kerusakan-kerusakan yang timbul akibat kelalaian/ kecorobohan yang sengaja
ataupun tidak.
2. Penggunaan sesuatu yang keliru / salah.
3. Kehilangan –kehilangan bagian alat – alat / bahan – bahan yang ada didaerahnya.
4. Terhadap semua kejadian sebagaimana disebut diatas Kontraktor harus
melaporkan kepada Pemilik Kegiatan / Direksi Lapangan dalam waktu paling
lambat 24 jam untuk diusut dan diselesaikan persoalannya lebih lanjut.
5. Untuk mencegah kejadian-kejadian tersebut diatas, diharuskan mengadakan
pengamanan antara lain : penjagaan,

II. SYARAT-SYARAT KHUSUS


A. LINGKUP PEKERJAAN
Yang dimaksud dalam pekerjaan ini adalah Kegiatan Pembangunan Gedung Kelas
MIN 2 Majene yang meliputi kegiatan :
1. Pekerjaan Persiapan
2. Pekerjaan Galian Tanah Manual
3. Pekerjaan Tanah
4. Pekerjaan Struktur Lantai 1
5. Pekerjaan Struktur Lantai 2
6. Pekerjaan Lantai 1
7. Pekerjaan Lantai 2
8. Pekerjaan Dinding Lantai 1
9. Pekerjaan Dinding Lantai 2
10. Pekerjaan Kusen Pintu dan Jendela Lantai 1
11. Pekerjaan Kusen Pintu dan Jendela Lantai 2
12. Pekerjaan Plafond Lantai 1
13. Pekerjaan Plafond Lantai 2
14. Pekerjaan Atap
15. Pekerjaan Finishing Lantai 1
16. Pekerjaan Finishing Lantai 2

Pembangunan Gedung Kelas MIN 2 Majene


SPESIFIKASI TEKNIS
17. Pekerjaan Dinding ACP
18. Pekerjaan ME Lantai 1
19. Pekerjaan ME Lantai 2

B. PERATURAN TEKNIS BANGUNAN YANG DIGUNAKAN


1. Ubin lantai keramik, mutu dan cara uji SNI 03-3976-1995.
2. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI NI-5)
3. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung SNI 03-2847-2002
4. Peraturan Umum Instalsi Listrik (PUIL) SNI 04-0225-1987
5. Peraturan Umum Keselamatan Kerja dari Departemen Tenaga Kerja
6. Peraturan Semen Portland IndonesiaNI 8 Tahun 1972
7. Tata Cara Pengecatan Kayu untuk Rumah dan Gedung SNI 032407-1997
8. Tata Cara Pengecatan Dinding Tembok dengan Cat Emulsi SNI 03-2410-1991
9. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI)1984
10. Peraturan & Ketentuan yang dikeluarkan Pemerintah Daerah setempat yang
bersangkutan dengan permasalahan bangunan.
1. PEKERJAAN PERSIAPAN
a. Pembersihan Awal
Sebelum pekerjaan dilaksanakan perlu dilakukan pembersihan lapangan
dengan memindahkan barang-barang yang dapat mengganggu pelaksanaan
pekerjaan dengan seijin dan persetujuan pihak pengguna gedung, sekaligus
pembersihan bekas bongkaran pada pekerjaan pembongkaran.
b. Pemasangan Bouwplank
- Sebelum pekerjaan mulai dilaksanakan, Penyedia Jasa diwajibkan
mencocokkan ukuran-ukuran yang terdapat dalam gambar kerja dan
rencana pekerjaan, kemudian segera memberitahukan kepada Direksi
setiap perbedaan yang terjadi.
- Semua kesalahan dalam pelaksanaan pekerjaan yang diakibatkan karena
kelalaian Penyedia Jasa dalam memberitahukan perbedaan ukuran seperti
tersebut di atas adalah sepenuhnya tanggung jawab Penyedia Jasa.
- Ukuran-ukuran dan duga untuk pekerjaan ini harus dipasang oleh Penyedia
Jasa bersama-sama oleh Direksi dan wakilnya.Penyedia Jasa diwajibkan
untuk memelihara dan menjaga patok-patok pengukuran yang telah
dipasang tersebut, di mana kebenarannya dan patok-patok ukuran duga
tersebut dengan ditambah pemasangan bouwplank dengan kayu papan
Meranti 3/20 dan kayu Meranti 5/7 pada bagian sudut dan pertemuan 2
sisi sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.
c. Pembuatan Papan Nama Proyek
Setelah pemasangan bouwplank penyedia jasa di wajibkan meyediakan
papan nama proyek dengan ukuran yang sudah disepakati.
2. PEKERJAAN TANAH
a. Galian Tanah Pondasi

Pembangunan Gedung Kelas MIN 2 Majene


SPESIFIKASI TEKNIS
- Pekerjaan galian dilaksanakan untuk pekerjaan pondasi batu kali dengan
diameter, panjang, lebar dan kedalaman sesuai gambar bestek dengan
teknis pelaksanaan dan letak penempatan sesuai yang ditunjuk dalam
Gambar Perencanaan.
- Tinggi dasar ± 0.00 m peil lantai bangunan, direncanakan sesuai gambar-
gambar pelaksanaan, tiap titik peil dilevelling terhadap tinggi dasar ± 0.00
m yang permanen (bangunan terdekat yang sudah ada).
- Pekerjaan-pekerjaan tersebut di atas harus dilaksanakan berikut
pengerjaannya dan pengadaan segala macam bahan, alat-alat, pengerahan
tenaga kerja, dll. Meskipun hal tersebut tidak diuraikan secara terperinci
dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini.
- Galian tanah yang tidak dipakai (sisa urug tanah kembali) harus dibuang di
luar lokasi pekerjaan.
- Dalamnya galian pondasi harus sesuai dengan gambar dan detail, hal-hal
yang menyimpang akan diperhitungkan sebagai pekerjaan lebih atau
kurang.
- Lubang galian tanah tanah harus dalam kondisi kering sebelum
dilaksanakan pekerjaan pondasi, apabila air tanah keluar harus dikeringkan
terlebih dahulu dengan menguras atau dengan pompa air.
b. Urugan Tanah, pasir dan sirtu
- Urug tanah kembali di tempatkan pada kedua sisi pondasi sehingga semua
galian dapat terisi dengan padat.
- Urug pasir dilaksanakan di bawah pondasi Batu Kali serta di tempat
lainnya (lihat gambar).
- Menggunakan materialpasir urug yang bagus, bebas dari kotoran.
- Pengurugan dilaksanakan setebal sesuai gambar, dilaksanakan selapis demi
selapis dan dipadatkan dengan kepadatan memenuhi syarat dan disetujui
Direksi.
- Urug sirtu dilaksanakan pada galian tanah pondasi, peninggian peil lantai
bangunan rencana setinggi gambar rencana , urugan sirtu dilaksanakan
selapis demi selapis disiram air sampai jenuh dan dipadatkan dengan alat
pemadat (stamper) setiap lapisnya sampai dengan ketinggian yang
ditentukan dengan kepadatan yang memenuhi syarat yang disetujui oleh
direksi.
3. PEKERJAAN PONDASI
a. Lingkup pekerjaan
Bagian pekerjaan ini meliputi pasangan pondasi b a t u k o s o n g batu kali
yang dibuat untukpondasi praktis
dibawahsloofsebagaimanadinyatakandalamgambar.
b. Material.
- Batu kali yang dipakai harus dari jenis yang keras dan tidak
keropos, serta mempunyai gradasi yang baik.

Pembangunan Gedung Kelas MIN 2 Majene


SPESIFIKASI TEKNIS
- Adukan yang dipergunakan pada pekerjaan pondasi ini terdiri dari 1
PC dan 5 Pasir.
- Baik batu, pasir maupun adukan yang dipakai pada pekerjaan ini
harus bersih dari lumpur dan kotoran lainnya.
c. Pelaksanaan
- Sebelum pasangan pondasi batu kali dilaksanakan terlebih dahulu
harusdiberi urugan pasir dan batu kosong dibawahnya.
- Pekerjaan pasangan pondasi batu kali dilaksanakan sesuai dengan bentuk
dan ukuran sebagaimana dijelaskan dalam gambar.
- Pemasangan pondasi batu kali tidak dibenarkan sisi-sisi batu kali saling
bersentuhan, akan tetapi diantaranya harus diisi dengan specie
(adukan).
4. PEKERJAAN STRUKTUR
a. Keterangan Umum
- Pekerjaan beton dilaksanakan sesuai dengan yang diminta dalam Dokumen
Kontrak dan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang
berlaku SNI 2002 dan PBI 1971. Adapun pada garis besarnya pekerjaan
beton bertulang yang dilaksanakan adalah :
1) Poer Plat
2) Kolom Pedestial
3) Tiebeam
4) Kolom
5) Balok
6) Plat Latai
- Bahan yang digunakan untuk pekerjaan beton adalah :
• Semen, dipakai PC (Portland Cement) Jenis I keluaran segala merk yang
beredar di Indonesia (Standart SNI) dan harus dipakai satu macam merk
semen untuk pekerjaan ini.
• Agregat, dipakai batu pecah dan pasir butiran kasar yang memenuhi
syarat SNI/PBI.
• Air, dapat digunakan dari segala sumber asal memenuhi syarat SNI/PBI.
- Pelaksanaan beton bertulang atau struktur menggunakan mutu beton 20
Mpa dan campurannya diaduk dengan mesin pengaduk / molen hingga
mencapai mutu sesuai yang disyaratkan. Banyaknya air yang dipakai untuk
beton harus diatur menurut keperluan untuk menjamin beton dengan
konsistensi yang baik dan untuk menyesuaikan variasi kandungan lembab
atau gradasi (perbutiran) dari agregat waktu masuk dalam mesin pengaduk
(mixer). Penambahan air untuk mencairkan kembali beton padat hasil
pengadukan yang terlalu lama atau yang menjadi kering sebelum dipasang
sama sekali tidak diperkenankan. Keseragaman konsistensi beton untuk
setiap kali pengadukan sangat perlu.
- Dimensi pekerjaan beton bertulang dan struktur dilaksanakan sesuai gambar
kerja
b. Syarat-Syarat Bahan Pekerjaan Beton

Pembangunan Gedung Kelas MIN 2 Majene


SPESIFIKASI TEKNIS
- Semen
Semen yang dipakai harus PC yang telah disahkan atau disetujui oleh yang
berwenang dan dalam segala hal memenuhi syarat-syarat yang dikehendaki
oleh Peraturan Beton Bertulang Indonesia, dalam hal ini dipakai Portland
Cement (PC Kelas I) sesuai dengan Standart Indonesia NI-B atau ASTM C-
150 Type I, pada prinsipnya seluruh merk semen yang beredar di Indonesia
serta memenuhi standart mutu tersebut di atas dapat dipakai.
- Agregat
1) Batu pecah, dipakai batu pecah mesin ukuran 1/1 s/d 2/2 cm jenis
yang keras, tajam, bersih dari segala kotoran yang dapat mengurangi
daya rekatnya.
2) Pasir cor, dipakai pasir butiran kasar / tajam warna hitam , bebas
dari segala kotoran yang dapat mengurangi daya rekatnya.
- Baja Tulangan
Semua baja tulangan dipakai baja dengan tegangan leleh karakteristik 2400
kg/cm2 atau yang umum dijual di pasaran, ukuran dan jumlah sesuai tertera
dalam gambar. Bahan-bahan tersebut dalam segala hal harus memenuhi
ketentuan-ketentuan SNI 2002 / PBI 1971.
- Air
Air untuk adukan dan perawatan beton harus bersih, bebas dari bahan-
bahan atau campuran-campuran yang mempengaruhi daya lekat semen.

- Bekisting
Bekisting harus dibuat dan direncanakan begitu rupa sehingga beton
dapat dengan baik ditempatkan dan dipadatkan, tidak terjadi perubahan
bentuk acuan selama pengecoran dilaksanakan maupun selama proses
pengerasan beton. Bekisting untuk struktur bangunan memakai papan
kayu meranti 2/20 dan diberi lapisan plastik bila perlu. Bikisting dari papan
kayu meranti tersebut harus diperkuat dengan rangka kayu klas II ukuran
5/7, 6/9, 6/12 dan sebagainya, untuk mendapatkan kekuatan dan kekakuan
yang sempurna, atau dari bahan lain yang disetujui oleh Direksi Proyek
c. Prosedur dan metode Pekerjaan Beton bertulang (struktur beton)
- Persyaratan umum bahan untuk pekerjaan beton adalah sebagai berikut :
- Beton yang dipergunakan untuk seluruh struktur bangunan ini harus
menggunakan Beton mutu 21,7 Mpa, 14,5 Mpa dan 7,4 Mpa
- Adukan beton harus memakai campuran Mesin (Molen)
- Mutu baja tulangan yang dipergunakan untuk seluruh struktur atas bangunan
ini adalah sebagai berikut :
1) Mutu baja tulangan mulai diameter 6 mm sampai dengan diameter 16
mm.
- Bekisting untuk struktur bangunan memakai papan kayu klas II 2/20 dan
diberi lapisan plastik bila perlu. Bikisting dari papan klas II tersebut harus

Pembangunan Gedung Kelas MIN 2 Majene


SPESIFIKASI TEKNIS
diperkuat dengan rangka kayu klas II ukuran 5/7, 6/9, 6/12 dan sebagainya,
untuk mendapatkan kekuatan dan kekakuan yang sempurna, atau dari
bahan lain yang disetujui oleh Direksi Proyek.
d. Kelas dan Mutu Beton
- Kelas dan mutu mengunakan Beton mutu K-100, K-175 dan K-250
- Adukan beton harus memakai campuran Mesin/ Molen. Banyaknya air yang
dipakai untuk beton harus diatur menurut keperluan untuk menjamin beton
dengan konsistensi yang baik dan untuk menyesuaikan variasi kandungan
lembab atau gradasi (perbutiran) dari agregat waktu masuk dalam mesin
pengaduk (mixer). Penambahan air untuk mencairkan kembali beton padat
hasil pengadukan yang terlalu lama atau yang menjadi kering sebelum
dipasang sama sekali tidak diperkenankan. Keseragaman konsistensi beton
untuk setiap kali pengadukan sangat perlu.
e. Baja Tulangan
- Semua baja tulangan beton yang didatangkan harus baru, tidak bekas,
bebas karat dan disimpan/ diletakkan di tempat yang bersih, tidak basah
dan terhindar dari segala kondisi yang dapat menyebabkan karat
- Toleransi ukuran baja tulangan beton dalam berat : - Diameter lebih kecil
dari 16 mm : - 5 % & Diameter sama/ lebih besar dari 16 mm : 4%
- Toleransi ukuran baja tulangan beton dalam diameter (Dihitung dari
diameter terkecil) : Diameter lebih kecil dari 16 mm : - 0.4 mm &
Diameter sama/l ebih besar dari 16 mm : - 0.5 mm
- Mutu baja tulangan beton yang didatangkan harus benar, yang dinyatakan
dengan surat/ sertifikat keterangan dari distributor/ pabrik pembuatnya.
Untuk menjamin kualitas baja tulangan sesuai dengan perencanaan, maka
harus dilakukan pemeriksaan pada laboratorium yang disetujui Direksi
Proyek. Pengambilan contoh bahan pada semua jenis diameter dan diambil
secara random pada setiap datangnya material di lokasi. Biaya test
dibebankan pada kontraktor.
- Baja tulangan beton dibengkok/ dibentuk dengan teliti sesuai dengan
bentuk dan ukuran-ukuran yang tertera pada gambar konstruksi. Baja
tulangan beton tidak boleh diluruskan atau dibengkokkan kembali dengan
cara yang merusak bahannya. Semua batang harus dibengkokan dalam
keadaan dingin, pemanasan dari besi beton hanyadiperkenankan bila
seluruh cara pengerjaan disetujui oleh Direksi proyek atau Perencana.
- Besi beton harus dipasang dengan teliti sesuai dengan gambar rencana.
Untuk menempatkan tulangan tepat ditempatnya maka tulangan harus
diikat kuat dengan kawat beton (bendrat) dengan bantalan balok beton
cetak (beton decking) atau kursi-kursi besi / cakar ayam perenggang. Dalam
segala hal untuk besi beton yang horisontal harus digunakan penunjang
yang tepat, sehingga tidak akan ada batang yang turun.

Pembangunan Gedung Kelas MIN 2 Majene


SPESIFIKASI TEKNIS
- Jarak bersih terkecil antara batang yang pararel apabilla tidak ditentukan
dalam gambar rencana, minimal harus 1,5 kali ukuran terbesar dari agregat
kasar dan harus memberikan kesempatan masuknya alat penggetar beton.
- Pada dasarnya jumlah luas tulangan harus sesuai dengan gambar dan
perhitungan. Apabila dipakai dimensi tulangan yang berbeda dengan
gambar, maka yang menentukan adalah luas tulangan, dalam hal ini
kontraktor diwajibkan meminta persetujuan terlebih dahulu dari Direksi
Proyek.
- Untuk Pekerjaan Baja dan Tulangan harus diadakan Tes uji Tarik Pada Baja
dan Tulangan yang akan Digunakan. Tes Uji Tarik ini bisa dilakukan pada
Laboratorium yang menyediakan Tes Uji tarik Baja dan Tulangan.
f. Selimut Beton
Penempatan besi beton didalam cetakan tidak boleh menyinggung dinding
atau dasar cetakan, serta harus mempunyai jarak tetap setiap bagian konstruksi
sesuai yang ditentukan di dalam gambar
g. Sambungan Baja Tulangan
Jika diperlukan untuk menyambung tulangan pada tempat – tempat lain dari
yang tunjukan pada gambar, bentuk dari sambungan harus disetujui oleh
Direksi Proyek. Overlap pada sambungan-sambungan tulangan minimal
harus 40 x diameter batang, kecuali jika telah ditetapkan secara pasti di dalam
gambar rencana dan harus mendapat persetujuan Direksi proyek.
h. Perlengkapan Mengaduk
Kontraktor harus menyediakan peralatan dan perlengkapan yang mempunyai
ketelitian cukup untuk menempatkan dan mengawasi jumlah dari masing –
masing bahan beton. Perlengkapan tersebut dan cara pengerjaannya selalu
harus mendapatkan persetujuan dari Direksi Proyek
i. Pengadukan
Bahan-bahan pengadukan beton harus dicampur dan diaduk dalam mesin
pengaduk beton yaitu bath mixer. Direksi proyek berwenang untuk menambah
waktu pengadukan jika pemasukan bahan dan cara pengadukan gagal untuk
mendapatkan hasil adukan dengan susunan kekentalan dan warna yang merata
atau seragam dalam komposisi dan konsistensi dari adukan ke adukan kecuali
bila diminta adanya perubahan dalam komposisi atau konsistensi. Air harus
dituangkan lebih dahulu selama pekerjaan penyempurnaan.
Tidak diperkenankan melakukan pengadukan beton yang berlebih – lebihan
(lamanya) yang membutuhkan penambahan air untuk mendapatkan konsistensi
beton yang dikehendaki.Mesin pengaduk yang memproduksi hasil yang tidak
memuaskan harus diperbaiki.Mesin pengaduk yang disentralisir (batching
mixing plant) harus diatur hingga pekerjaan mengaduk dapat diawasi dengan
mudah dari stasiun operator.Mesin pengaduk tidak boleh dipakai melebihi dari
kapasistas yang telah ditentukan.
j. Cetakan (Bekisting)
- Cetakan harus sesuai dengan bentuk dan ukuran pada gambar rencana.
- Bahan yang dipakai untuk cetakan harus mendapatkan persetujuan dari
Direksi proyek sebelum pembuatan cetakan dimulai, tetapi persetujuan

Pembangunan Gedung Kelas MIN 2 Majene


SPESIFIKASI TEKNIS
tidak mengurangi tanggung jawab kontraktor terhadap keserasian bentuk
maupun terhadap perlunya perbaikan kerusakan – kerusakan yang mungkin
dapat timbul waktu pemakaian.
- Sewaktu – waktu Direksi Proyek dapat mengafkir sesuatu bagian dari
bentuk yang tidak dapat diterima dalam segi apapun dan kontraktor harus
segera mengambil bentuk yang diafkir dan menggantinya atas bebannya
sendiri.
- Semua proses pemotongan dan pembuatan bentuk kayu dikerjakan dengan
menggunakan mesin kecuali untuk detail tertentu atas persetujuan Direksi
proyek. Proses pengerjaan tidak diperkenankan dilakukan ditempat
pemasangan.
- Bentuk, ukuran, profil. Pola, nad dan peil yang tercantum dalam gambar
kerja adalah hasil jadi/ selesai. Bila terjadi penyimpangan tanpa persetujuan
Direksi Proyek, Maka kontraktor harus membongkar dan memperbaiki
kembali tanpa mengurangi mutu yang disyaratkan. Biaya untuk hal ini
adalah tanggung jawab kontraktor, dan tidak dapat diajukan sebagai
pekerjaan tambah.
- Pelaksanaan sambungan seperti pemasangan klos, baut, plat penggantung,
angker, dinabolt, fisher, sekrup paku dan lem perekat harus rapi dan
sempurna, tidak diperkenankan mengotori bidang – bidang tampak. Khusus
pada permukaan bidang tampak/exposed tidak diperkenankan dipasang
dengan cara memaku, tetapi harus disekrup atau cara lain yang disetujui
Direksi Proyek. Lubang sekrup terlebih dahulu dibuat dengan bor. Kepala
sekrup harus tertanam, kemudian lubang ditutup kembali dengan kayu
sejenis yang dilem dengan lem kayu sesuai persyaratan kemudian diratakan
dengan amplas halus sehingga permukaanya rata dan halus serta tidak
tampak bekas penutupan lubang. Hasil akhir dari pemasangan harus rata,
lurus dan tidak melampaui toleransi kerataan 0,5 cm setiap 2 m.
k. Pengecoran
- Segera sebelum pengecoran beton, semua permukaan pada tempat
pengecoran beton (cetakan) harus bersih dari air tergenang, reruntuhan
atau bahan lepas. Permukaan bekisting dengan bahan-bahan yang
menyerap pada tempat-tempat yang akan dicor, harus dibasahi dengan
merata sehingga kelembaban /air dari beton yang baru dicor tidak akan
diserap.
- Permukaan-permukaan beton yang telah dicor terlebih dahulu, dimana
akan dicor beton baru, harus bersih dan lembab ketika dicor dengan beton
baru. Pada sambungan ini harus dipakai perekat beton yang disetujui oleh
Direksi Proyek.
- Semua kotoran, beton yang mengelupas atau bahan asing yang
menutupinya harus dibersihkan dan dibuang, semua genangan air harus

Pembangunan Gedung Kelas MIN 2 Majene


SPESIFIKASI TEKNIS
dibuang dari permukaan beton lama tersebut sebelum beton baru dicor.
- Perlu diperhatikan letak/jarak/sudut untuk setiap penghentian pengecoran
yang akan masih berlanjut, terhadap sistim struktur/penulangan yang ada.
- Beton boleh dicor hanya bila Direksi Proyek atau wakilnya yang ditunjuk
serta staf Kontraktor yang setaraf ada ditempat kerja, dan persiapan betul-
betul telah memadai.
- Dalam semua hal, Beton yang akan dicor harus diusahakan agar
pengangkutan ketempat posisi terakhir sependek mungkin, sehingga pada
waktu pengecoran tidak mengakibatkan pemisahan antara kerikil dan
spesinya. Pemisahan yang berlebihan dari agregat kasar dalam beton yang
disebabkan jatuh bebas dari tempat yang cukup tinggi, atau sudut yang
terlalu besar, atau bertumpuk dengan baja – baja tulangan, tidak diijinkan.
- Pengecoran beton tidak boleh dijatuhkan lebih tinggi dari 2 meter, semua
penuangan beton harus selalu lapis perlapis horisontal dan tebalnya tidak
lebih dari 50cm. Direksi proyek mempunyai hak untuk mengurangi tebal
tersebut apabila pengecoran dengan tebal lapisan 50 cm tidak dapat
memenuhi spesifikasi ini.
- Pengecoran beton tidak diperkenankan selama hujan deras atau selama
sedemikian rupa sehingga spesi/mortel terpisah dari agregat kasar. Selain
hujan, air semen atau spesi tidak boleh dihamparkan pada construction
joint dan air semen atau spesi yang hanyut terhampar harus dibuang dan
diganti sebelum pekerjaan dilanjutkan
l. Pemadatan
- Setiap lapisan beton harus dipadatkan sampai sepadat mungkin, sehingga
bebas dari kantong – kantong kerikil, dan menutup rapat – rapat semua
permukaan dari cetakan dan material yang diletakkan.
- Dalam pemadatan setiap lapisan dari beton, kepala alat penggetar
(vibrator) harus dapat menembus dan menggetarkan kembali beton pada
bagian atas dari lapisan yang terletak di bawah, lamanya penggetaran tidak
boleh menyebabkan bahan beton terpisah dengan yang airnya.
- Semua beton harus dipadatkan dengan alat penggetar yang beroperasi
dengan kecepatan paling sedikit 3.000 putaran permenit ketika dibenamkan
dalam beton.
m. Perawatan Beton (Curing)
- Semua beton harus dirawat (curred) dengan air seperti ditentukan di bawah
ini. Direksi Proyek berhak menentukan cara perawatan bagaimana yang
harus digunakan pada bagian – bagian pekerjaan.
- Beton yang dirawat (curred) dengan air harus tetap basah paling sedikit 14
hari terus menerus segera sesudah beton cukup keras untuk mencegah
kerusakan, dengan cara menutupnya dengan bahan yang dibasahi air atau
dengan pipa– pipa yang berlubang–lubang. Penyiraman mekanis, atau

Pembangunan Gedung Kelas MIN 2 Majene


SPESIFIKASI TEKNIS
cara–cara yang dibasahi yang akan menjaga agar permukaan selalu basah.
Air yang digunakan dalam perawatan (curing) harus memenuhi spesifikasi–
spesifikasi air untuk campuran beton

n. Perlindungan (Protection)
- Kontraktor harus melindungi semua beton terhadap segala kerusakan
sebelum penerimaan terakhir oleh Direksi Proyek.
- Permukaan beton yang terbuka harus dilindungi terhadap sinar matahari
yang langsung, paling sedikit 3 hari sesudah pengecoran.
- Perlindungan semacam itu harus dibuat secepatnya setelah pengecoran
dilaksanakan.
o. Finishing Beton
- Permukaan yang kelihatan Beton yang permukaannya kelihatan (expose)
harus difinish dengan adukan. Lubang-lubang yang terjadi pada beton
harus diisi dengan adukan.
- Untuk dinding penahan tanah, lubang pengikat acuan tidak diperkenankan.
Lubang-lubang pada permukaan beton tidak boleh lebih dari 3 mm, lubang
yang lebih besar dari diameter 3 mm tapi lebih kecil dari 20 mm tidak boleh
melebihi 0,5 % air permukaan beton tersebut. Lubang yang lebih besar dari
20 mm tidak diperkenankan.
p. Perbaikan Permukaan Beton
- Jika sesudah pembukaan cetakan ada permukaan beton yang tidak sesuai
dengan yang direncanakan yaitu beton semi esposed, atau tidak tercetak
menurut gambar atau diluar garis permukaan, atau ternyata ada permukaan
yang rusak, hal itu dianggap tidak sesuai dengan spefisikasi ini dan harus
dibuang dan diganti oleh kontraktor atas bebannya sendiri. Kecuali bila
Direksi Proyek memberikan ijinnya untuk menambal tempat yang rusak,
dalam hal mana penambalan harus dikerjakakan seperti yang telah
tercantum dalam pasal – pasal berikut.
- Kerusakan yang memerlukan pembongkaran dan perbaikan ialah yang
terdiri dari sarang kerikil, kerusakan – kerusakan karena cetakan, lubang–
lubang karena keropos, ketidak rata dan bengkak harus dibuang dengan
pemahatan atau dengan batu gerinda.
- Sarang kerikil dan beton lainnya harus dipahat. Lubang lubang pahatan
harus diberi pinggiran yang tajam dan dicor sedemikian sehingga pengisian
akan terikat/terkunci ditempatnya. Semua lubang harus terus menerus
dibasahi selama 24 jam sebelum dicor dan seterusnya disempurnakan.
- Jika menurut pendapat Direksi Proyek, hal – hal tidak sempurna pada
bagian bangunan yang akan terlihat tidak cukup bila hanya ditambal saja
(karena menghasilkan sebidang dinding) yang tidak memuaskan
penglihatan, kontraktor diwajibkan untuk menutupi seluruh dinding

Pembangunan Gedung Kelas MIN 2 Majene


SPESIFIKASI TEKNIS
(dengan spesi plesteran 1 Pc : 3 PS ) dengan ketebalan yang tidak melebihi
1 cm juga pada dinding yang berbatasan ( yang bersambungan ), sesuai
dengan intruksi dari Direksi Proyek.
5. PEKERJAAN LANTAI
a. Menggunakan keramik ukuran 60x60 (Polished)
b. Warna akan ditentukan kemudian. Masing-masing warna harus sesuai dengan
warna pada keterangan gambar.
c. Bahan pengisi semen warna, sewarna dengan keramik Tile grout ex-AM atau
setara. Untuk daerah basah ditambahkan liquid grout additive sebagai
pengganti air, dengan ketentuan sesuai pabrik.
d. Bahan perekat menggunakan perekat, untuk daerah basah menggunakan
perekat khusus dengan persyaratan sesuai standard pabrik.
e. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan peraturan-peraturan
ASTM, Peraturan Keramik Indonesia (NI-19) dan dari distributor bahan pengisi
siar serta bahan perekat harus memberikan supervisi dan garansi pemasangan
selama 5 tahun.
f. Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan
contoh-contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari Pengawas setelah
berkonsultasi dengan Perencana dan Pemilik Proyek.
g. Kontraktor harus menyerahkan 2 (dua) copy ketentuan dan persyaratan teknis
operatif dari pabrik sebagai informasi bagi Direksi.
h. Pelaksanaan
- Bahan-bahan yang dipakai sebelum digunakan terlebih dahulu harus
diserahkan contoh-contohnya, untuk mendapatkan persetujuan Direksi.
- Material lain yang tidak ditentukan dalam persyaratan diatas, tetapi
dibutuhkan untuk penyelesaian/penggantian dalam pekerjaan ini, harus
baru, kualitas terbaik dari jenisnya dan harus disetujui Direksi.
- Pekerjaan sub lantai dilakukan langsung diatas tanah, maka sebelum
pasangan sub lantai dilaksanakan terlebih dahulu lapisan urug dibawahnya
harus sudah dikerjakan dengan sempurna (telah dipadatkan sesuai
persyaratan), rata permukaannya dan telah mempunyai daya dukung
maksimum.
- Pekerjaan sub lantai merupakan campuran antara PC, pasir beton dan kerikil
atau split dengan perbandingan 1:3:5.
- Tebal lapisan sub lantai minimal dihuat 50 mm atau sesuai yang disebutkan/
disyaratkan dalam detail gambar.
- Permukaan lapisan sub lantai dibuat rata/waterpass, kecuali pada lantai
ruangan-ruangan yang disyaratkan dengan kemiringan tertentu. Perlu
diperhatikan mengenai kemiringan lantai agar sesuai yang ditunjukkan
dalam gambar dan sesuai petunjuk Direksi.
- Pemasangan lantai dilakukan setelah alas dari lantai Keramik sudah selesai
dengan baik dan sempurna serta disetujui Direksi, baru pemasangan

Pembangunan Gedung Kelas MIN 2 Majene


SPESIFIKASI TEKNIS
Keramik dilaksanakan. Kering sempurna dari lantai beton adalah minimum
berusia 28 hari.
- Keramik yang terpasang harus dalam keadaan baik, tidak retak, tidak cacat
dan tidak bernoda.
- Bidang pemasangan harus merupakan bidang yang benar-benar rata.
- Jarak antara unit-unit pemasangan Keramik yang terpasang (lebar siar-siar),
harus sama lebar serapat mungkin atau maksimum 3 mm dan kedalaman
maksimum 2 mm atau sesuai detail gambar serta petunjuk Direksi. Siar-siar
harus membentuk garis-garis sejajar dan lurus yang sama lebar dan sama
dalamnya. Untuk siar-siar yang berpotongan harus membentuk siku dan
saling berpotongan tegak lurus sesamanya.
- Siar-siar diisi dengan bahan pengisi siar sesuai ketentuan dalam persyaratan
bahan, dengan warna bahan pengisi sesuai dengan warna bahan yang
dipasangnya.
- Pemotongan unit-unit Keramik harus menggunakan alat pemotong khusus
(mesin elektrik) sesuai persyaratan dari pabrik bersangkutan.
- Keramik yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam noda
yang terjadi pada permukaan hingga betul-betul bersih.
- Diperhatikan adanya pola tali air yang dijumpai pada permukaan pasangan
atau hal-hal lain seperti yang ditunjukkan dalam gambar.
- Pinggulan pasangan bila terjadi, harus dilakukan dengan gurinda, sehingga
diperoleh hasil pengerjaan yang rapi, siku, lurus dengan tepian yang
sempurna.
- Keramik yang terpasang harus dihindarkan dari pengaruh pekerjaan lain
selama 3x24 jam dan dilindungi dari kemungkinan cacat pada
permukaannya.
i. Rencana pemasangan keramik dengan memperhatikan :
- Tetapkan data level lantai yang tepat
- Kontrol level finish lantai melalui beberapa spot level
- Untuk menghindari atau mengurangi pemotongan keramik
- Untuk memastikan unit Keramik yang terpotong menyajikan penampilan
yang seimbang ketika dipasang dan terpasang sebesar mungkin.
- Untuk memastikan lokasi naat dan pola lantai sesuai dengan persetujuan.
- Bila tidak ada ketentuan lain dalam gambar, Keramik akan dipasang mulai
dari center dari tiap-tiap bagian ruang dan pertemuan antara lantai dengan
plint adalah rata / lurus.
j. Grouting
- Keramik diberi grout ketika Keramik sudah terpasang dengan tepat, setelah
naat dibersihkan dari kotoran/pencemaran dengan menggunakan
compresor (ditiup).
- Bersihkan grout yang berlebih dan buat bentuk naat sesuai yang diinginkan.

Pembangunan Gedung Kelas MIN 2 Majene


SPESIFIKASI TEKNIS
- Ketika grout sudah mengeras, basahi Keramik dengan air dan akhimya poles
dengan kain.
6. PEKERJAAN DINDING
a. Pasangan Dinding Bata
Dipakai Bata Merah ukuran yang berlaku di pasaran ex. Lokal
- Pasangan bata merah dipergunakan perekat 1Pc : 4Ps, batako harus
direndam air hingga kenyang sebelum dipasang, sebanyak mungkin
digunakan yang masih utuh, pemasangan selalu memakai pedoman tegak
dan datar sedemikian rupa hingga selalu didapat pasangan yang rata, lurus,
tegak, tebal nat maksimal 2 cm, dikeruk sedalam 1 cm untuk memudahkan
pelaksanaan plesteran.
- Persyaratan pelaksanaan
1) Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, kontraktor diwajibkan memeriksa
dengan seksama gambar kerja dan melihat keadaan di lokasi pekerjaan
yang akan dilaksanakan.
2) Semua pelaksanaan pekerjaan ini harus sesuai dengan standard
spesifikasi dari bahan / material yang digunakan.
3) Kontraktor harus memperhatikan detail, bentuk profil sambungan dan
atau hubungan dengan material lain dan melaksanakannya sesuai
dengan ketentuan yang tercantum dalam gambar kerja.
4) Pemasangan batu bata
• Pelaksanaan pemasangan batu bata harus rapi, sama tebal, lurus
tegak dan pola ikatan harus terjaga baik diseluruh pekerjaan.
Pengukuran dilakukan dengan tiang lot dan harus diukur dengan
tepat.
• Pertemuan sudut antara 2 dinding harus siku, kecuali apabila
pertemuan tersebut memang tidak siku seperti tercantum dalam
gambar kerja.
• Untuk permukaan yang datar, batas teloransi pelengkungan atau
pencembungan bidang tidak boleh melebihi 5 mm untuk setiap jarak
2 m vertikal dan horisontal. Jika melebihi, kontraktor harus
membongkar atau memperbaiki, biaya untuk pekerjaan ini
ditanggung kontraktor dan tidak dapat diajukan sebagai pekerjaan
tambahan.
• Siar-siar ini harus dikerok dengan kedalaman 1 cm dengan rapi
kemudian disiram air dan siap menerima plesteran. Semua kolom,
kolom praktis, balok pengikat beton, maupun beton lainnya seperti
tercantum dalam Gambar Kerja, harus dipasang angker Ø 6 mm
setiap jarak 75 cm. panjang angker minimum 20 cm, 15 cm tertanam
dalam bata, sisanya tertanam dalam beton.
- Adukan perekat

Pembangunan Gedung Kelas MIN 2 Majene


SPESIFIKASI TEKNIS
1) Adukan perekat/spesi harus selalu dalam keadaan segar atau belum
mengeras pada waktu pemakaian.
2) Jarak waktu pencampuran adukan perekat/spesi dengan pemasangan
jangan melebihi 20 menit, terutama untuk adukan kedap air.
3) Pasangan batako dengan adukan perekat/ spesi 1 PC : 4 Psr, di
laksanakan mulai dari ketinggian 20 cm diatas lantai, terkecuali
disyaratkan kedap air seperti tercantum dalam Gambar kerja.
- Pemeliharaan
1) Selama pemasangan dinding belum diberi lapisan bahan akhir (difinish),
kontrakor wajib memelihara dan menjaga atas kerusakan atau
pengotoran atas bahan lain.
2) Apabila pada saat pemasangan bahan akhir terdapat kerusakan
berlubang dan lain sebagainya, Kontraktor harus memperbaiki sampai
dinyatakan dapat diterima oleh Direksi Proyek / Konsultan. Biaya ini
ditanggung oleh Kontraktor dan tidak diajukan sebagai pekerjaan
tambah.
b. Pasangan Plesteran
- Pekerjaan plesteran dipakai perekat semen Portland sesuai pekerjaan
pasangan /beton tersebut di atas dan pengisi pasir pasang dengan
campuran 1Pc : 4Ps.
- Dilaksanakan pada seluruh permukaan pasangan bata yang ada baik terlihat
maupun tidak terlihat termasuk plesteran untuk pekerjaan beton.
- Pelaksanaan segera setelah pasangan bata mengering, tebal lapisan
maksimal 1,5 cm, selalu menggunakan pedoman tegak dan datar (straight
dan level), sehingga didapat permukaan yang rata lurus dan tegak tidak
bergelombang, dan pengadukan harus dilaksanakan secara homogen
- Persyaratan Pelaksanaan
1) Campuran plesteran yang dimaksud adalah campuran dalam volume
dengan cara pembuatannya menggunakan mixer.
2) Trassraam adalah plesteran kasar dengan campuran kedap air, yaitu 1Pc
: 3Psr, dipakai untuk menutup permukaan dinding pasangan yang
tertanam di dalam tanah hingga ke permukaan tanah dan/atau lantai.
3) Plesteran biasa adalah campuran 1Pc : 4Psr, adukan plesteran ini untuk
menutup semua permukaan dinding pasangan bangunan, terkecuali
yang dinyatakan kedap air.
4) Plesteran halus/ aci halus adalah campuran semen (PC) dengan air yang
dibuat sedemikian rupa sehingga mendapatkan campuran yang
homogen. Plesteran halus ini merupakan pekerjaan penyelesaian akhir
dari dinding pasangan.
5) Pekerjaan plesteran halus ini dilaksanakan sesudah adukan plesteran
sebagai lapisan dasar berumur 8 (delapan) hari atau sudah kering betul.

Pembangunan Gedung Kelas MIN 2 Majene


SPESIFIKASI TEKNIS
6) Semua jenis adukan plesteran tersebut di atas harus disiapkan
sedemikian rupa sehingga selalu dalam keadaan masih segar dan belum
mengering pada waktu pelaksanaan pemasangan. Kontraktor harus
mengusahakan agar tenggang waktu antara waktu pencampuran adukan
plesteran dengan pemasangan tidak melebihi 20 menit, terutama untuk
plesteran kedap air.
7) Kontraktor harus menyediakan pekerja/tukang yang ahli untuk
pelaksanaan pekerjaan plesteran ini khususnya untuk plesteran aci halus.
8) Terkecuali untuk beraben, permukaan semua adukan plesteran harus
diratakan, tidak bergelombang, penuh dan padat, tidak berongga
dan berlubang, tidak mengandung kerikil ataupun benda – benda lain
yang membuat cacat.
9) Untuk permukaan dinding pasangan, sebelum diplester harus dibasahi
terlebih dahulu dan siar – siarnya dikerok sedalam kurang lebih 1 cm.
Sedang untuk permukaan beton yang akan diplester, harus dibersihkan
dari sisa – sisa bekisting, kemudian di kretek/scratched. Semua lubang -
lubang bekas pengikat bekisting atau form tie harus tertutup adukan
plesteran.
10) Pekerjaan plesteran dinding hanya diperkenankan setelah selesai
pemasangan instalasi pipa yang ada di seluruh bagian dinding
bangunan.
11) Untuk semua bidang dinding yang akan dilapisi dengan cat dipakai
plesteran halus (acian) di atas permukaan plesterannya.
12) Untuk bidang dinding pasangan menggunakan bahan/material akhir lain,
permukaan plesterannya harus diberi alur – alur garis horisontal untuk
memberikan ikatan yang lebih baik terhadap bahan/material yang akan
digunakan tersebut.
13) Untuk permukaan yang datar, batas toleransi pelengkungan atau
pencembungan bidang tidak boleh melebihi 3 mm, untuk setiap area 2
m1.
14) Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan dinding /
kolom seperti yang dinyatakan dan tercantum dalam gambar kerja. Tebal
plesteran minimal 1,5 dan maksimal 2,5 cm. Jika ketebalan melebihi 2,5
cm, maka diharuskan menggunakan kawat ayam yang
diikatkan/dipakukan kepermukaan dinding pasangan yang
bersangkutan, untuk memperkuat daya lekat plesteran.
c. Pemeliharaan
- Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung
dengan wajar tidak berlangsung secara tiba – tiba. Hal ini dilaksanakan
dengan membasahi permukaan plesteran setiap kali terlihat kering dan
melindunginya dari panas matahari langsung dengan penutup yang
mencegah penguapan air secara cepat.

Pembangunan Gedung Kelas MIN 2 Majene


SPESIFIKASI TEKNIS
- Pembasahan tersebut dilakukan selama 7 (tujuh) hari setelah pengacian
selesai dengan selalu menyiram air sekurang – kurangnya 2 (dua) kali sehari
sampai jenuh.
- Selama permukaan plesteran belum dilapisi dengan bahan / material akhir,
kontraktor wajib memelihara dan menjaganya terhadap kerusakan–
kerusakan dan pengotoran, biaya pemeliharaan adalah tanggung jawab
kontraktor, dan tidak dapat diajukan sebagai pekerjaan tambah.
- Tidak dibenarkan pekerjaan penyelesaian dengan bahan/material akhir di
atas permukaan plesteran dilakukan sebelum plesteran berumur lebih dari 1
(satu) minggu, plesteran harus cukup kering, bersih dari retak, noda dan
cacat lain seperti yang disyaratkan tersebut di atas.
- Apabila hasil pekerjaan tidak memenuhi semua yang disyaratkan oleh
Direksi Proyek / Konsultan, maka Kontraktor harus membongkar dan
memperbaiki pekerjaan tersebut sampai disetujui oleh Direksi Proyek /
Konsultan.
7. PEKERJAAN PENUTUP ATAP
a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pemasangan atap, bubungan, jurai pada tempat-tempat
sebagaimana dijelaskan dalam gambar.
b. Material
Untuk bahan penutup atap digunakan atap Bitumen bergelombang
Monolayer 3 mm.
c. Pelaksanaan
- Sebelum pemasangan atap dilaksanakan, kap/ kuda-kuda, gording harus
diresidu terlebih dahulu.
- Pemasangan atap harus rapi dan mengait antara satu dengan yang lainnya
sehingga tidak terjadi kebocoran.

8. PEKERJAAN LANGIT-LANGIT
a. Rangka Langit-Langit
- Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pemasangan rangka plafond sebagaimana dijelaskan
dalam gambar.
- Material
Untuk bahan rangka plafond menggunakan hollow bajaringan ukuran 4x4
dan 4x2.
Pelaksanaan
-
1) Agar tidak terjadi lendutan pada langit-langit, ruangan yang luasnya
lebih dari 20m2 dipasang penggantung.
2) Pemasangan rangka plafond memliki modul 60x60 cm
b. Penutup Langit-Langit
- Penutup plafond dipakai gybsumboard tebal 9 mm, dilaksanakan pada
seluruh rangka langit - langit baru dengan teknis pemasangan dan
perletakan sesuai gambar.

Pembangunan Gedung Kelas MIN 2 Majene


SPESIFIKASI TEKNIS
- Penutup plafond dipasang rapat rangka plafond, rata air (level), lurus dan
siku, digunakan paku yang sesuai dengan jarak 15 cm.
c. List Langit-Langit
- List langit menggunakan gybsum yang dicetak hingga kemudian di profil
pada sisi yang ingin di tampilkan.
- Pemasangan penutup plafond dilengkapi dengan list plafond gybsum
dilaksanakan pada pertemuan antara plafond dan dinding sesuai gambar,
dipasang rapat dan lurus setiap sudut harus dipasang siku-siku dipaku
dengan baik dan rapat.
d. Persyaratan dan Metode Pelaksanaan
- Penutup plafond dipakai gybsum tebal 9 mm, dilaksanakan pada seluruh
rangka langit-langit baru dengan teknis pemasangan pada pekerjaan
pemasangan lapis plafon perlu diperhatikan adanya pekerjaan lain yang
dalam pelaksanaannya sangat erat hubungannya dengan pekerjaan langit-
langit ini.
- Sebelum dilaksanakan pemasangan lapis plafon, pekerjaan lain yang
terletak di atas langit – langit harus sudah terpasang antara lain pekerjaan
Elektrikal, dan lain – lain yang dibutuhkan.
- Bila ada pekerjaan tersebut di atas tidak tercantum dalam gambar rencana
plafond harus diteliti dahulu pada gambar-gambar instalasi yang lain untuk
detail pemasangan harus konsultasi dengan konsultan pengawas dan
direksi.
- Rangka penggantung langit-langit sesuai pola dalam gambar rencana dan
diperhatikan benar peilnya.
- Lapis plafond harus dipilih yang padat dan tidak retak.
- Lubang- lubang atau tonjokan bekas sekrup, paku pada permukaan lapis
plafon harus ditiadakan.
- Rangka-rangka datar harus waterpas dan yang miring harus sesuai dengan
gambar detail arsitektur.
- Bahan–bahan penggantung disesuaikan dengan kebutuhannya
pemasangan rangka harus mengikuti gambar dan RKS.
- Pada pertemuan langit- langit dan dinding dipasang list profil dan
pelaksanaanya harus sesuai dengan gambar.
9. PEKERJAAN KUSEN DAN KACA,
a. Material
- Untuk material Kusen dan daun pintu menggunakan material steel
(pabrikan).
- Semua jenis kusen jendela dan vent menggunakan material Aluminium
- Semua jenis kaca yang akan digunakan adalah ex lokal, bening, rata
dan tidak bergelombang.
- Tebal kaca yang akan digunakan untuk adalah 5 mm
b. Pelaksanaan

Pembangunan Gedung Kelas MIN 2 Majene


SPESIFIKASI TEKNIS
- Pemotongan aluminium disesuaikan dimensi jendela dan vent, kemudian
disambung dan membentuk sebuah jendela dengan paku rivet.
- Kusen, bingkai jendela dan ventilasi yang akan dipasangi kaca
harus dibersihkan alurnya, diplamur dan dicat dengan minyak
sebelum dipasang.
- Pemotongan kaca disesuaikan dengan luas bidang dengan
memperhitungkan kelonggarannnya, kemudian dipasang dan
dikukuhkan dengan penjepit kayu dan dipaku kemudian diberi dempul.
- Pekerjaan asesoris
Semua daun jendela dipasang kunci dan engsel sesuai yang ditentukan
dalam gambar dan RAB.
10. PEKERJAAN PENGECATAN
a. Material/bahan
-Pada dinding dan plafon, digunakan cat tembok yang berkualitas
baik dan warna cat tembok untuk dinding dan plafond sesuai petunjuk
Direksi/ Pengawas teknis.
b. Pelaksanaan
- Sebelum pekerjaan pengecatan dilaksanakan, semua bidang-bidang
yang akan dicat harus dibersihkan dari segala kotoran dan debu serta
lubang-lubang bekas paku dempul, diamplas hingga kelihatan rata.
- Pengecatan dinding dilakukan dengan kuas / roller sampai didapatkan hasil
akhir yang merata warnanya minimal 3 kali pengecatan dan harus didapat
warna yang merata.
11. PEKERJAAN DINDING ACP, LOGO DAN FONT
a. Material/ bahan
- Pada pekerjaan ACP, digunakan material merk Seven atau setara, untuk
pemilihan warna sesuai petunjuk Direksi/ Pengawas teknis.
- Pada pekerjaan rangka ACP menggunakan hollow galvanisir ukuran
40x40x1,2 dan 40x20x1,2
- Untuk pekerjaan Logo dan Font menggunakan material steiless
b. Pelaksanaan
- Sebelum pekerjaan pemasangan dinding ACP agar pekerjaan rangka
dipabrikasi. Dirakit terlebih dahulu dengan menggunakan Teknik
penyambungan dilas.
- Untuk penyambungan ACP menggunakan silicone sebagai nat.
- Pekerjaan logo dan font agar disesuaikan dengan yang ada pada gambar
serta memasang pada dinding ACP dengan kuat dan tahan (tidak terlepas)
12. PEKERJAAN MEKANIKAL
a. Material/ bahan
- Untuk pekerjaan instalasi penerangan mengunakan material SNI dan untuk
merk kabel menggunakan merk eterna atau setara.
- Untuk pekerjaan lampu penerangan menggunakan merk Philips

Pembangunan Gedung Kelas MIN 2 Majene


SPESIFIKASI TEKNIS
- Untuk pekerjaan saklar dan stop kontak menggunakan merk Panasonic
b. Pelaksanaan
- Pekerjaan instalasi memperhatikan penyambungan kabel serta kabel
dibungkus menggunkan pipa Clipsal.
- Untuk kabel yang berada di dinding agar tertanam dan terbungkus pipa.
13. PEKERJAAN AKHIR
Setelah proyek selesai Penyedia Barang/ Jasa diwajibkan membersihkan kembali
lokasi proyek dari sisa-sisa material yang tidak terpakai, agak lokasi proyek tampak
bersih dan indah Setelah dilaksanakan serah terima pekerjaan gedung siap dan
dapat digunakan dan dimanfaatkan oleh User

Mengetahui : Dibuat Oleh :


Pejabat Pembuat Komitmen Konsultan Perencana
Kementerian Agama Wilayah Sulawesi Barat CV. Siamasei Consultant

TAUFIK RASJID, SE., MM MUH. SYAHRIR, ST


Nip. 19761105 201001 1 006 Direktur

Pembangunan Gedung Kelas MIN 2 Majene

Anda mungkin juga menyukai