Anda di halaman 1dari 145

SPESIFIKASI TEKNIS

A.1. SYARAT- SYARAT UMUM


A.1.1. NAMA DAN TEMPAT PEKERJAAN
Pekerjaan : Perbaikan Prasarana Bendungan Terdampak Pembangunan Proyek
Strategis Nasional

Lokasi : Kecamatan Jatigede dan Kecamatan Tomo Kabupaten Sumedang

A.1.2. PENJELASAN PEKERJAAN


Pekerjaan yang dimaksud dalam Rencana Kerja dan Syarat –Syarat ini adalah : Pekerjaan
meliputi Struktur Badan Jalan Perkerasan Lentur, Pasangan Batu dan Bronjong.

A.1.3. STANDAR RUJUKAN


A.1.3.1. Uraian Umum
 Peraturan Peraturan dan standar yang di jadikan acuan dalam Dokumen
Kontrak akan menetapkan persyaratan kualitas untuk berbagai jenis
pekerjaan yang harus diselenggarakan beserta cara cara yang digunakan
dalam spesifikasi-spesifikasi atau yang dikehendaki oleh Direksi.
 Kontraktor harus bertanggung jawab untuk penyediaan bahan-bahan dan
kecakapan kerja yang diperlukan untuk memenuhi atau melampaui
peraturan-peraturan khusus atau standar-standar yang dinyatakan demikian
dalam spesifikasi-spesifikasi atau yang dikehendaki oleh Direksi Teknik.
 Penyedia Jasa yang dibutuhkan harus memenuhi kualifikasi Memiliki
Sertifikat Badan Usaha (SBU) dengan Kualifikasi Usaha Menengah, serta
disyaratkan subklasifikasi Jasa Pelaksana Konstruksi Jalan Raya (kecuali
Jalan Layang), Jalan, Rel Kereta Api, dan Landasan Pacu Bandara (SI003)
KBLI 2017 atau Konstruksi Bangunan Jalan Sipil (BS001) KBLI 2020.

A.1.3.2. Jaminan Kualitas


 Selama Pengadaan
Kontraktor harus bertanggung jawab untuk melakukan pengujian semua
bahan-bahan yang diperlukan dalam pekerjaan, dan menentukan bahwa
bahan-bahan tersebut memenuhi atau melebihi persyaratan yang telah
ditentukan.
 Selama Pelaksanaan
Direksi Teknik mempunyai wewenang untuk menolak bahan bahan,
barang barang dan pekerjaan pekerjaan yang tidak memenuhi persyaratan
minimum yang ditentukan tanpa kompensasi bagi Kontraktor.
 Tanggung Jawab Kontraktor
Adalah tanggung jawab Kontraktor untuk melengkapi bukti yang
diperlukan mengenai bahan-bahan, kecakapan kerja atau kedua duanya
sebagaimana yang diminta oieh Direksi Teknik atau yang ditentukan dalam
Dokumen Kontrak yang memenuhi atau melebihi yang ditentukan dalam
standar standar yang diminta. Bukti bukti tersebut harus dalam bentuk yang
dimintakan oleh Direksi Teknik secara tertulis, dan harus termasuk satu
copy hasil hasil pengujian yang resmi.
 Standar standar
Standar standar yang dipakai menjadi acuan termasuk, namun tidak
terbatas pada standar yang dicantumkan di bawah ini :
 Peraturan Beton Indonesia disingkat SK SNI T15-1991-03.
 Peraturan Kontruksi Kayu Indonesia disingkat PKKI-NI-1961.
 Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia disingkat PUBI-1982.

A.1.4. MOBILISASI
A.1.4.1. Umum
 Mobilisasi sebagaimana ditentukan dalam kontrak ini akan meliputi
pekerjaan persiapan yang diperlukan untuk pengorganisasian dan
pengelolaan pelaksanaan pekerjaan kegiatan. Ini juga akan mencakup
demobilisasi setelah penyelesaian pelaksanaan pekerjaan yang
memuaskan.
 Kontraktor harus mengerahkan sebanyak mungkin tenaga setempat dari
kebutuhan tenaga pelaksanaan pekerjaan tersebut dan bilamana perlu
memberikan pelatihan yang memadai.
 Sejauh mungkin dan berdasarkan petunjuk Direksi, Kontraktor harus
menggunakan rute (jalur) tertentu dan menggunakan kendaraan kendaraan
yang ukurannya sesuai dengan kelas jalan tersebut serta membatasi
muatannya untuk menghindari kerusakan jalan dan jembatan yang
digunakan untuk tujuan pengangkutan ke tempat kegiatan.
 Kontraktor harus bertanggung jawab atas setiap kerusakan pada jalan dan
jembatan, dikarenakan muatan angkutan yang berlebihan serta harus
memperbaiki kerusakan tersebut sampai mendapat persetujuan Direksi.
 Mobilisasi peralatan - peralatan dari dan menuju ke lapangan pekerjaan
harus dilaksanakan pada waktu lalu lintas sepi, dan truk truk angkutan yang
bermuatan harus ditutup dengan terpal.

A.1.4.2. Jangka Waktu Mobilisasi


 Mobilisasi harus diselesaikan dalam waktu 30 hari setelah
penandatanganan kontrak, terkecuali dinyatakan lain secara tertulis oleh
Pemimpin Kegiatan.

A.1.4.3. Penyiapan Lapangan


 Kontraktor akan menguasai lahan yang diperuntukan bagi kegiatan
kegiatan pengelolaan dan pelaksanaan pekerjaan di dalam daerahkegiatan.
 Kontraktor harus mengikuti hal hal berikut :
 Memenuhi persyaratan Peraturan peraturan Nasional, Peraturan
peraturan Propinsi dan Peraturan-peraturan Kabupaten.
 Mengadakan konsultasi dengan Direksi Teknik sebelum penempatan
dan pembuatan Kantor Kegiatan dan gudang-gudang serta pemasangan
peralatan produksi konstruksi.
 Mencegah sesuatu polusi terhadap milik di sekitarnya sebagai akibat
dari operasi pelaksanaan.
 Pekerjaan tersebut juga akan mencakup demobilisasi dari lapangan
pekerjaan setelah selesai kontrak, meliputi pembongkaran semua instalasi,
plant dan peralatan konstruksi. serta semua bahan bahan lebihan, semuanya
berdasarkan persetujuan Direksi Teknik.
A.1.5. PENGUJIAN DAN PEMERIKSAAN MATERIAL
A.1.5.1. Umum
 Semua material yang didatangkan harus memenuhi syarat-syarat yang
ditentukan
 Semua material/ bahan galian C yang digunakan untuk pekerjaan ini harus
berasal dari sumber yang memiliki ijin galian/ pertambangan.
 Kontraktor harus menyelenggarakan pengujian bahan bahan dan
kecakapan kerja untuk pengendalian mutu yang dilaksanakan sesuai
dengan spesifikasi dan menurut perintah Direksi Teknik.
 Pengujian pengujian akan dilaksanakan oleh laboratoriurn kabupaten atau
provinsi yang sesuai dengan pengaturan oleh Direksi Teknik, Pengujian
khusus di laboratoriurn pusat harus juga dilaksanakan bila diminta
demikian oleh Direksi Teknik.

A.1.5.2. Pemenuhan terhadap Spesifikasi


 Semua pengujian harus memenuhi seperangkat, standar di dalam
spesifikasi. Bilamana hasil pengujian tidak memuaskan, Kontraktor harus
melakukan pekerjaan pekerjaan perbaikan dan peningkatannya jika
diperlukan oleh Pemimpin Kegiatan atau Direksi Teknik, dan harus
melengkapi pengujian pengujian untuk menunjukkan terpenuhinya
spesifikasi.
 Material yang telah didatangkan oleh Kontraktor di lapangan pekerjaan
tetapi ditolak pemakaiannya oleh Direksi Teknik harus segera dikeluarkan
dari lapangan pekerjaan selambat-lambatnya 2 (dua) kali 24 jam terhitung
dari jam penolakan.
 Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang telah dilakukan oleh kontraktor
tetapi ternyata ditolak Direksi Teknik harus segera dihentikan dan
selanjutnya dibongkar atas biaya kontraktor dalam waktu yang ditetapkan
oleh Direksi Teknik.
 Apabila Direksi Teknik merasa perlu meneliti suatu bahan lebih lanjut,
Direksi Teknik berhak mengirimkan bahan tersebut kepada Balai Penelitian
Bahan-bahan (Laboratorium) yang terdekat untuk diteliti. Biaya
pengiriman dan penelitian menjadi tanggungan Kontraktor apapun hasil
penelitian bahan tersebut.

A.1.6. PELAKSANAAN PEKERJAAN


A.1.6.1. Umum
 Pengelola Lapangan dari Kontraktor
 Untuk menjamin kualitas, ukuran ukuran dan kinerja pekerjaan yang
benar, kontraktor harus menyediakan staf teknik berpengalaman yang
cocok sebagaimana ditentukan dan memuaskan Direksi Teknik. Staf
teknik tersebut jika dan bilamana diminta harus mengatur pekerjaan
lapangan, melakukan pengujian lapangan untuk pengendalian mutu
bahan bahan dan kecakapan kerja, mengendalikan dan mengorganisasi
tenaga kerja kontraktor dan memelihara catatan catatan serta
dokumentasi kegiatan.
 Personalia Organisasi Lapangan Kontraktor, minimal terdiri dari :
Seorang Penanggung Jawab Kegiatan dalam hal ini Direktur
Perusahaan atau kuasanya yang menandatangani kontrak dengan
pemilik.
Seorang Penanggung Jawab Lapangan (Site Manager), pengalaman
sebagai Site Manager.
Tenaga Pelaksana Lapangan.
 Penanggung Jawab Lapangan, Tenaga Ahli dan Pelaksana Lapangan
harus mendapat kuasa penuh dari Kontraktor untuk bertindak atas
namanya dan senantiasa harus di tempat pekerjaan.
 Dengan adanya Pelaksana, tidak berarti bahwa Kontraktor lepas dari
tanggung jawab sebagian maupun keseluruhan terhadap kewajibannya.
 Kontraktor wajib memberi tahu secara tertulis kepada Tim Pengelola
Teknis dan Direksi Teknik, nama dan jabatan pelaksana untuk
mendapatkan persetujuan.
 Bila kemudian hari, menurut pendapat Tim Pengelola Teknis dan Direksi
Teknik, Pelaksana kurang mampu atau tidak cakap memimpin
pekerjaan, maka akan diberitahukan kepada Kontraktor secara tertulis
untuk mengganti Pelaksana. Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah
dikeluarkan Surat Pemberitahuan, Kontraktor harus sudah
menunjukkan Pelaksana baru atau Kontraktor sendiri (Penanggung
Jawab/Direktur Perusahaan) yang akan memimpin pelaksanaan.
 Tempat Tinggal ( domisili) Kontrak dan Pelaksanaan.
 Menjaga kemungkinan diperlukan kerja diluar jam kerja apabila terjadi
hal-hal yang mendesak, Kontraktor dan Pelaksana Wajib
memberitahukan secara tertulis, alamat dan nomor telepon di lokasi
kepada Tim Pengelola dan Direksi Teknik.
 Pemeriksaan Lapangan
 Sebelum pematokan dan pengukuran di lapangan (setting out),
Kontraktor harus mempelajari gambar gambar kontrak dan bersama
sama dengan Direksi Teknik mengadakan pemeriksaan daerah
kegiatan, dan khususnya mengukur/memasang lebar jalan, plan
bangunan, dan jaringan utilitas, serta melakukan satu pemeriksaan yang
terinci terhadap semua bangunan yang ada.Perubahan tempat/volume
dari pemeriksaan tersebut di atas harus dicatat pada Shop Drawings.
Shop Drawings ini harus diserahkan dalam waktu 30 (tiga puluh) hari
sesudah Surat Perintah Kerja ditandatangani, kepada Direksi Teknik.
 Pada daerah daerah perkerasan dimana satu pekerjaan perataan dan/atau
lapis permukaan harus dibangun, satu profil memanjang sepanjang
sumbu jalan harus diukur, serta penampang melintang diambil pada
interval tertentu untuk menentukan kelandaian dan kemiringan
melintang, dan untuk menentukan pengukuran ketebalan serta lebarnya
konstruksi baru.

A.1.6.2. Pengendalian Mutu Bahan dan Kecakapan Kerja


 Semua bahan yang dipasok harus sesuai dengan spesifikasi dan harus
disetujui oleh Direksi Teknik. Sertifikat ujian pabrik pembuat harus
diserahkan untuk semua item Item yang dibuat pabrik termasuk aspal,
semen, kapur, baja konstruksi dan kayu.
 Kontraktor harus rnenyediakan contoh contoh semua bahan bahan yang
diperlukan untuk pengujian dan mendapatkan persetujuan sebelum
digunakan di lapangan dan bilamana Direksi Teknik meminta demikian,
sertifikasi harus disediakan atau pengujian-pengujian dilaksanakan untuk
menjamin kualitas, sesuai Tabel Jadwal Frekuensi Minimum “Pengujian
Pengendalian Mutu", dalam Prakonstruksi.
 Semua kecakapan kerja harus memenuhi uraian dan persyaratan spesifikasi
dokumen kontrak dan harus dilaksanakan sampai memuaskan Direksi
Teknik. Bahan harus diuji dilapangan atau di laboratorium selama
konstruksi dan masa pemeliharaan sesuai jadwal pengujian minimum yang
tercantum dalam “Jadwal Frekuensi Minimum Pengujian Pengendalian
Mutu”. atas permintaan Direksi Teknik dan Kontraktor harus membantu
serta menyediakan peralatan dan tenaga untuk pemeriksaan, pengujian dan
pengukuran.
 Desain campuran untuk beton harus disiapkan dan diuji sesuai dengan
spesifikasi dan tidak ada campuran boleh digunakan pada pekerjaan-
pekerjaan kegiatan terkecuali memenuhi persyaratan spesifikasi dan
memuaskan Direksi Teknik.
 Hasil semua pengujian termasuk pemeriksaan kualitas bahan di lapangan
dan desain campuran, harus direkam dengan baik dan dilaporkan kepada
Direksi Teknik.

A.1.6.3. Pengendalian Lingkungan


 Kontraktor harus menjamin bahwa akan di berikan perhatian yang penuh
terhadap pengendalian pengaruh lingkungan dan bahwa semua syarat-
syarat desain serta persyaratan spesifikasi yang berhubungan dengan
polusi lingkungan dan perlindungan taman serta lintasan air di sekitarnya
akan ditata.
 Kontraktor tidak boleh menggunakan kendaraan kendaraan yang
memancarkan suara sangat keras (gaduh), dan di dalam daerah pernukiman
suatu peredam kebisingan harus dipasang serta dipelihara selalu dalam
kondisi baik pada semua peralatan dengan motor, dibawah pengendalian
Kontraktor.
 Kontraktor harus juga menghindari penggunaan peralatan berat atau
peralatan yang berisik dalam daerah daerah tertentu sampai larut malam
atau dalam daerah daerah rawan seperti dekat Rumah Sakit.
 Untuk mencegah polusi debu selama musim kering, Kontraktor harus
melakukan penyiraman secara teratur kepada jalan angkutan tanah atau
jalan angkutan kerikil dan harus menutupi truk angkutan dengan terpal.

A.1.6.4. Pematokan dan Pemasangan Pekerjaan di Lapangan


 Jika dianggap perlu oleh Direksi Teknik, Kontraktor harus mengadakan
survai secara cermat dan memasang patok beton (Bench Marks) pada
lokasi yang tetap untuk memungkinkan desain, atau pematokan dan
pemasangan pekerjaan yang harus dibuat, dan juga untuk maksud sebagai
referensi dimasa depan.
 Kontraktor harus memasang patok patok, konstruksi untuk membuat garis
dan kelandaian halaman parkir dan sirkulasi , ketinggian drainase sesuai
dengan gambar gambar kegiatan dan menurut perintah Direksi Teknik.
Persetujuan Direksi Teknik atas garis dan ketinggian tersebut akan
diperoleh sebelum pelaksanaan Pekerjaan konstruksi berikut sesuatu
modifikasi (perubahan) yang diperlukan oleh Direksi Teknik yang harus
dilaksanakan tanpa penundaan.
 Untuk pekerjaan-pekerjaan yang berkaitan dengan bangunan-bangunan
gedung (bangunan utama terminal, peron dan fasiltas penunjang lainnya),
pemasangan patokpatok/ bowplank harus disiku satu sama lain dan diukur
dari as ke as pondasi.
 Untuk proses pengukuran dan pematokan tersebut, Kontraktor harus
menyediakan semua instrumen yang diperukan, personil, tenaga dan bahan
yang di minta untuk pemeriksaan pematokan di lapangan atau pekerjaan
lapangan yang relevan.

A.1.6.5. Peil dan Pengukuran


 Kontraktor wajib memberikan kepada Direksi Teknik setiap kali suatu
bagian pekerjaan akan dimulai untuk diperiksa terlebih dahulu ketetapan
peil-peil dan ukuran- ukurannya.
 Kontraktor diwajibkan senantiasa mencocokan ukuran-ukuran satu sama
lain dalam tiap pekerjaan dan segera melaporkan secara tertulis kepada
Direksi Teknik / setiap terdapat selisih / perbedaan- perbedaan ukuran,
untuk diberikan keputusan pembetulannya. Tidak dibenarkan Kontraktor
membetulkan sendiri kekeliruannya tersebut tanpa persetujuan Direksi
Teknik.
 Kontraktor bertanggung jawab penuh atas tepatnya pelaksanaan pekerjaan
menurut peilpeil dan ukuran- ukuran yang ditetapkan dalam Gambar Kerja
dan Syarat ini.
 Mengingat setiap kesalahan selalu akan mempengaruhi bagian-bagian
pekerjaan selanjutnya maka ketetapan peil dan ukuran tersebut mutlak
perlu diperhatikan sungguhsungguh.
 Kelalaian Kontraktor dalam hal ini tidak akan ditolerir Direksi Lapangan
dan berhak untuk membongkar pekerjaan yang telah dilakukan tanpa
pemeriksaan dari Direksi Lapangan.
 Semua bahan yang akan dipergunakan untuk pelaksanaan pekerjaan
Kegiatan ini harus benar-benar baru dan diteliti mengenai mutu , ukuran
dan lain-lain yang disesuaikan dengan Standard Peraturan-peraturan yang
dipergunakan didalam RKS ini. Semua bahan-bahan tersebut diatas harus
mendapatkan pengesahan/persetujuan dari Pemilik Kegiatan/Direksi
Teknik sebelum akan dimulai pelaksanaannya.
 Ketelitian dan kerapian kerja akan sangat dinilai ( bobotnya tinggi ) oleh
Direksi Teknik terutama yang menyangkut pekerjaan, penyelesaian
maupun perapihan (finishing work).

A.1.6.6. Pemakaian Ukuran


 Kontraktor tetap bertanggung jawab dalam menepati semua ketentuan
yang tercantum dalam rencana kerja dan gambar kerja berikut tambahan
dan perubahannya.
 Kontraktor wajib memeriksa kebenaran dari ukuran-ukuran keseluruhan
maupun bagian- bagiannya dan memberitahukan Direksi Lapangantentang
setiap perbedaan yang ditemukannya didalam Rencana Kerja dan Syarat
dan Gambar Kerja maupun dalam Pelaksanaan. Kontraktor baru diijinkan
membetulkan kesalahan gambar dan melaksanakannya setelah ada
persetujuan tertulis dari Direksi Lapangan.
 Pengambilan ukuran-ukuran yang keliru dalam pelaksanaan, didalam hal
apapun menjadi tanggung jawab Kontraktor. Oleh karena itu sebelumnya,
kepadanya diwajibkan mengadakan pemeriksaan menyeluruh terhadap
semua gambar kerja yang ada.

A.1.6.7. Rencana Kerja


 Kontraktor harus membuat Rencana Pelaksanaan Pekerjaan berupa “ Time
schedule/Kurva S“ dan disahkan oleh Direksi Teknik dan diketahui oleh
Pemberi Tugas. Kontraktor berkewajiban melaksanakan pekerjaan
menurut rencana ini, hanya dengan persetujuan Direksi harus menyimpan
dari rencana semula, maka kerugian yang dideritanya adalah tanggung
jawab Kontraktor.

A.1.6.8. Los Direksi, Los Kerja dan Gudang Bahan


 Kontraktor harus membuat los Direksi secukupnya, menggunakan bahan-
bahan sederhana yang dapat dikunci dengan baik dan dilengkapi dengan
peralatan sederhana.
 Kontraktor harus membuat ruangan-ruangan untuk menyimpan barang-
barang atau alatalat lainnya dan untuk kantor pelaksana.
 Cara-cara menimbun bahan-bahan di lapangan maupun di gudang harus
memenuhi syarat teknis dan dapat dipertanggung jawabkan.
 Kontraktor harus membuat papan Kegiatan yang ukuran dan modelnya
ditentukan oleh Direksi.
A.1.6.9. Tanggung Jawab Kontraktor
Kontraktor bertanggung jawab atas :
 Ketelitian/ kebenaran hasil pelaksanaan yang dilakukan oleh pelaksana
harus sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat serta Gambar –
gambar pelaksanaan.
 Kesehatan/Kesejahteraan/Penginapan Karyawan selama pelaksanaan
pekerjaan.
 Kelancaraan Pelaksanaan Pekerjaan.
 Keamanan/Kerusakan dari equipment yang dipakai selama pelaksanaan
pekerjaan.
 Penerangan pada tempat pelaksanaan pekerjaan.
 Penjagaan Keamanan Lapangan Pekerjaan.
 Tidak diperkenankan :
 Pekerja menginap di tempat pekerjaan kecuali dengan ijin Direksi
Lapangan.
 Memasak ditempat bekerja kecuali dengan ijin Direksi Lapangan.
 Membawa masuk penjual-penjual makanan, buah, minuman, rokok
dan sebagainya ke tempat pekerjaan.
 Keluar masuk dengan bebas.

A.1.6.10. Pekerjaan Di Waktu Malam


Kontraktor harus meminta ijin kepada Direksi Teknik /Direksi Pelaksana dalam
hal untuk melaksanakan pekerjaan atau bagian pekerjaan dimalam hari. Ijin
akan diberikan kalau penerangan cukup atau memakai penerangan
PLN/Generator.

A.1.7. PROSEDUR PERUBAHAN PEKERJAAN


A.1.7.1. Umum
 Uraian
Perubahan Perubahan pekerjaan dapat dirintis oleh pemimpin kegiatan
(atau oleh Direksi Teknik jika dikuasakan demikian oleh Pemimpin
Kegiatan untuk bertindak atas namanya) atau oleh kontraktor, dan akan
disetujui dengan cara satu perintah perubahan yang ditandatangani oleh
kedua belah pihak. Perintah perubahan tersebut akan dirundingkan dan
dirumuskan dalam suatu addendum.

 Perintah Perubahan dan Addenda harus Mematuhi hal-hal berikut :


 Perintah Perubahan
Sebuah perintah tertulis yang dikeluarkan oleh Pemimpin Kegiatan
yang diparaf oleh kontraktor, menunjukkan penerimaannya atas
perubahan pekerjaan atau dokumen kontrak dan persetujuannya atas
dasar penyesuaian pembayaran dan waktu jika ada, untuk pelaksanaan
perubahan pekerjaan tersebut. Perintah perubahan harus diterbitkan
dalam satu formulir standar dan akan mencakup semua instruksi yang
dikeluarkan oleh Pemimpin Kegiatan yang akan menimbulkan suatu
perubahan dalam Dokumen Kontrak atau instruksi-instruksi
sebelumnya yang dikeluarkan oleh Pemimpin Kegiatan.

 Addendum
Suatu persetujuan tertulis antara Pemilik (Employer) dan Kontraktor
merumuskan satu perubahan dalam pekerjaan atau Dokumen Kontrak
yang telah menghasilkan satu perubahan dalam susunan Harga Satuan
Item Pembayaran atau satu perubahan yang diharapkan dalam besarnya
kontrak dan telah dirundingkan sebelumnya serta disetujui dibawah satu
Perintah Perubahan Addenda juga akan dibuat pada bagian penutup
Kontrak dan untuk semua perubahan perubahan kontraktual dan
perubahan teknis yang besar tanpa memandang apakah perubahan
perubanan tersebut untuk struktur Harga atau Besarnya Kontrak.

 Penyerahan
 Kontraktor akan menunjuk Wakil Perusahaannya secara tertulis yang
diberi kuasa untuk menerima perubahan dalam pekerjaan dan yang
bertanggung jawab untuk memberitahukan karyawan karyawan
kontraktor lainnya mengenai otorisasi perubahan- perubahan tersebut.
 Pemimpin Kegiatan akan menunjuk secara tertulis pejabat yang diberi
kuasa untuk mengadministrasi prosedur perubahan atas nama pemberi
tugas.
 Kontraktor akan membantu setiap pengajuan usulan Lump sum, dan
untuk setiap Harga Satuan yang tidak ditentukan sebelumnya dengan
data pembuktian yang cukup untuk memungkinkan Direksi Teknik
mengevaluasi usulan tersebut.

A.1.7.2. Prosedur Awal


 Pemimpin kegiatan dapat mengawali “Perintah Perubahan” (Change order)
dengan menyampaikan kepada Kontraktor satu pemberitahuantertulis yang
berisikan :
 Satu uraian terinci mengenai perubahan yang diusulkan dan lokasinya
dalam kegiatan tersebut.
 Kelengkapan atau gambar-gambar dan spesifikasi-spesifikasi yang
dirubah yang merinci perubahan yang diusulkan.
 Jangka waktu yang direncanakan untuk mengerjakan perubahan yang
diusulkan tersebut.
 Apakah perubahan yang diusulkan tersebut dapat dilaksanakan
dibawah struktur Harga Satuan Item Pembayaran yang ada maupun
suatu Harga Satuan atau Lump Sum tambahan yang diperlukan harus
disetujui dan dirumuskan dalam satu addendum.
 Satu pengumuman demikian adalah hanya satu pemberitahuan saja, dan
tidak merupakan satu perintah untuk melaksananakan perubahan
perubahan tersebut, atau untuk menghentikan pekerjaan yang sedang
maju.
 Kontraktor dapat meminta satu Perintah Perubahan dengan mengajukan
satu pemberitahuan tertulis kepada Direksi Teknik. Berisi:

 Uraian perubahan yang diajukan


 Pernyataan alasan untuk membuat usulan perubahan.
 Pernyataan pengaruh pada Jadwal Pelaksanaan, jika ada.
 Pernyataan pengaruh yang ada pada pekerjaan pekerjaan Sub
Kontraktor yang terpisah, jika ada.
 Perincian apakah semua atau sebagian usulan perubahan harus
dilakukan di bawah struktur Harga Satuan Item Pembayaran yang ada
beserta dengan suatu Harga Satuan tambahan atau Lump Sum yang
dipertimbangkan mungkin perlu disetujui.

A.1.7.3. Pelaksanaan ''Perintah Perubahan" (Change Order)


 Isi masalah dalam “Perintah Perubahan“ berdasarkan pada.
 Permintaan Pemimpin Kegiatan dan Penerimaan Kontraktor yang
disetujui bersama atau;
 Permohonan kontraktor untuk satu perubahan yang diterima oleh
Pemimpin Kegiatan.
 Pemimpin Kegiatan akan mempersiapkan “Perintah Perubahan“ tersebut
dan menyediakan satu nomor “Perintah Perubahan”
 “Perintah Perubahan” tersebut akan menguraikan perubahan perubahan
dalam pekerjaanpekerjaan penambahan maupun penghapusan dengan
lampiran revisi Dokumen kontrak yang diperlukan untuk menetapkan
perincian perubahan.
 “Perintah Perubahan” tersebut menetapkan dasar pembayaran dan suatu
penyesuaian waktu yang diperlukan, sebagai akibat adanya perubahan, dan
dimana perlu akan menunjukkan setiap tambahan Harga Satuan ataupun
jumlah yang telah dirundingkan, diantara Pemimpin Kegiatan dan
Kontraktor yang perlu rumuskan dalam satu Addendum.
 Pemimpin Kegiatan akan menadatangani dan menetapkan tanggal
“perintah perubahan” sebagai atasan bagi kontraktor untuk melaksanakan
perubahan tersebut.
 Kontraktor akan menandatangani dan memberi tanggal "Perintah
Perubahan” untuk menyatakan persetujuan dengan rincian di dalamnya.

A.1.7.4. Pelaksanaan Addenda


 Isi masalah satu Addenda berdasarkan :
 Pemintaan Pemimpin Kegiatan dan jawaban Kontraktor.
 Permohonan Kontraktor untuk Perubahan, yang direkomendasi dan
disetujui oleh Pemimpin Kegiatan.
 Pemimpin Kegiatan akan mempersiapkan Addendum tersebut.
 Addendum tersebut akan menguraikan setiap perubahan kontraktual,
perubahan teknik maupun perubahan volume dalam pekerjaan, tarnbahan
maupun penghapusan beserta revisi Dokumen Kontrak untuk menetapkan
perincian perubahan dimaksud.
 Addendum tersebut akan menyediakan satu perhitungan ringkas setiap
tambahan atau penyesuaian Harga Satuan Item Pembayaran beserta satu
perubahan jumlah Kontrak atau penyesuaian dalam jangka waktu kontrak.
 Pemimpin Kegiatan dan Kontraktor akan menandatangani Addendum
tersebut dan melampirkannya dalam Dokumen Kontrak.
A.1.8. PENGAWASAN
 Pengawasan setiap hari terhadap pelaksanaan pekerjaan dilakukan oleh
Konsultan Supervisi/ Direksi Lapangan dimana setiap saat Konsultan
Supervisi/Direksi Lapangan harus dapat dengan mudah mengawasi,
memeriksa dan menguji setiap bagian pekerjaan, bahan dan peralatan.
Kontraktor harus mengadakan fasilitas – fasilitas yang diperlukan.
 Bagian–bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan tetapi luput dari
pengawasan Konsultan Supervisi/Direksi Lapangan adalah menjadi
tanggung jawab Kontraktor. Pekerjaan tersebut jika diperlukan harus
segera dibuka / dibongkar sebagian atau seluruhnya.
 Jika Kontraktor perlu melaksanakan pekerjaan diluar jam kerja sehingga
diperlukan pengawasan pekerjaan oleh Direksi Lapangan, maka segala
biaya untuk itu menjadi beban Kontraktor.
 Wewenang dalam memberikan keputusan petugas-petugas Direksi
Lapangan adalah terbatas pada soal-soal yang jelas tercantum/dimasukan
di dalam gambar dan Rencana Kerja dan Syarat serta Risalah Penjelasan.
Penyimpangan daripadanya haruslah seijin Pemilik Kegiatan.

A.1.9. LAPORAN DAN DOKUMENTASI


A.1.9.1. Laporan Kemajuan Pekerjaan
Pelaksana diharuskan membuat Laporan Harian dari pelaksanaan pekerjaan
dan penyerahan laporan tersebut kepada Direksi untuk dapat dipergunakan
sebagai dasar pengamatan / pemeriksaan pelaksanaan pekerjaa yang
sedangberjalan secara berkesinambungan.

A.1.9.2. Dokumentasi
Kontraktor harus membuat dokumentasi pekerjaan berupa foto-foto berukuran
Post Card pada bagian-bagian pekerjaan yang penting sedapat mungkin
diusahakan dengan foto warna :
 Sebelum pekerjaan dimulai prestasi 0 (nol) persen.
 Saat penggalian pondasi dan pemasangan pondasi
 Saat pemasangan besi dan pengecoran sloof pondasi, kolom,plat beton dan
ring balk.
 Saat pekerjaan dalam prestasi 55%, 75% dan 100% serta setelah masa
pemeliharaan atau pada waktu pekerjaan diserah terimakan .
 Setelah pekerjaan berakhir Kontraktor harus menyerahkan album foto
sebanyak 3 (tiga) set kepada Pemberi Tugas dimana 1(satu) set untuk arsip
dan 2 (dua) set untuk arsip Pemberi Tugas.
 Untuk setiap pengajuan pembayaran angsuran Kontraktor harus
melampirkan foto kemajuan pekerjaan sesuai kontrak (diambil 1 titik
bidik).
A.1.10. RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT SERTA GAMBAR
A.1.10.1. Uraian
 Peraturan dan syarat-syarat teknis pelaksanaan ini bersama dengan gambar
kerjanya digunakan sebagai pedoman dasar ketentuan dalammelaksanakan
pekerjaan ini.
 Gambar-gambar detail merupakan bagian-bagian yang tidak terpisahkan
pada peraturan dan syarat-syarat teknis pelaksanaan.
 Jika terdapat perbedaan antara gambar-gambar dengan hal di atas, maka
Kontraktor menanyakan secara tertulis kepada perencana/Direksi.
Kontraktor diwajibkan mentari keputusan perencana / Direksi dalam hal
menyangkut masalah tersebut diatas.
 Ukuran yang berlaku adalah ukuran yang dinyatakan dengan angka yang
terdapat di dalam gambar terbaru dengan skala terbesar serta tidak
memperkenankan mengukur gambar berdasar skala gambar.
 Jika terdapat kekurangan penjelasan dalam gambar kerja atau diperlukan
gambar tambahan/ gambar detail maka Kontraktor harus dapat membuat
gambar tersebut dan dibuat 3 (tiga) rangkap atas biaya Kontraktor, sebelum
dilaksanakan harus mendapat jin dari Direksi

A.1.10.2. Penjelasan Perbedaan Gambar


 Kontraktor diwajibkan melaporkan setiap ada perbedaan ukuran diantara
gambar-gambar :
 Gambar kerja arsitektur dengan gambar struktur maka yang dipakai
sebagai pegangan dalam ukuran fungsional adalah gambar arsitektur dalam
jenis dan kualitas bahan/kontruksi bangunan adalah gambar struktur.
 Gambar kerja arsitektur dengan gambar mekanikal maka dipakai sebagai
pegangan dalam ukuran fungsional adalah gambar arsitektur dalam hal
ukuran kualitas dan jenis bahan/ kontruksi adalah gambar mekanikal.
Demikian halnya dengan gambar kerja pembangunan gedung.
 Gambar kerja arsitektur dengan gambar kerja electrical maka dipakai
sebagai pegangan dalam ukuran fungsional ialah gambar arsitektur dan
dalam hal ukuran kualitas dan jenis bahan adalah gambar electrical.
 Tidak dibenarkan sama sekali bagi Kontraktor memperbaiki sendiri
perbedaan-perbedaan tersebut diatas. Akibat dari kelalaian Kontraktor, hal
ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.

A.1.10.3. Gambar Pelelangan (Tender Drawing)


Gambar-gambar dimaksudkan sebagai gambar yang akan dilaksanakan dan
yang termasuk di dalam kontrak. Untuk dimensi atau detail yang lain, kontraktor
harus mengecek dan menyesuaikan dengan gambar-gambar yang lain, baik sipil
maupun arsitektur.

A.1.10.4. Gambar Pelaksanaan


 Kontraktor harus membuat gambar-gambar pelaksanaan pekerjaan
dilapangan (Shop drawing). Gambar-gambar tersebut harus dibuat
berdasarkan gambar-gambar pelelangan dan penjelasan pekerjaan yang
diberikan.
 Sebelum gambar-gambar pelaksanaan disetujui oleh pihak Direksi
Lapangan, Kontraktor tidak diperbolehkan memulai pekerjaan dilapangan.
 Gambar-gambar pelaksanaan harus memenuhi syarat-syarat ditentukan
oleh Direksi Lapangan. Banyaknya gambar-gambar yang disampaikan
kepada pihak Direksi Lapangan harus sesuai dengan kontrak
 Kontraktor harus memberikan waktu yang cukup kepada Direksi Lapangan
untuk meneliti gambar-gambar pelaksanaan.
 Persetujuan terhadap gambar-gambar pelaksanaan bukan berartipemberian
garansi terhadap dimensi-dimensi yang telah dibuat oleh kontraktor dan
tidak melepaskan tanggung jawab kontraktor terhadap pelaksanaan
pekerjaan.

A.1.10.5. Gambar-Gambar Yang Berubah Dari Rencana


 Gambar kerja hanya dapat berubah dengan perintah tertulis Pemilik
Kegiatan berdasarkan pertimbangan dari Direksi Lapangan.
 Perubahan rencana ini harus dibuat gambarnya yang sesuai dengan apa
yang diperintahkan oleh Pemilik Kegiatan, yang jelas memperlihatkan
perbedaan antara Gambar Kerja dan Gambar Perubahan Rancangan.
 Gambar tersebut harus diserahkan dalam rangkap 3 (tiga) berikut kalkirnya
(gambar asli) dan semua biaya pembuatannya ditanggung oleh Kontraktor.
 Gambar perubahan yang disetujui oleh Pemilik Kegiatan / Direksi
Lapangan kemudian dilampirkan dalam Berita Acara Pekerjaan Tambah
Kurang.

A.1.11. INSTRUKSI UNTUK SISTEM INSTALASI


A.1.11.1. Umum
 Sesudah pekerjaan instalasi selesai dan berjalan dengan baik, Kontraktor
diharuskanmenyediakan tenaga yang cakap untuk memberi pelajaran /
training kepada operator-operator yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas guna
untuk Pemeliharaan.
 Sesudah pekerjaan instalasi selesai, Kontraktor diwajibkan pula
menyerahkan dokumen yang berisi cara operasi maupun cara pemeliharaan
dari sistem instalasi. Dokumen ini harus disetujui dahulu oleh Direksi
Lapangan sebelum diserahkan kepada Pemberi Tugas. Banyaknya
dokumen yang diserahkan kepada Pemberi Tugas adalah 3 (tiga) set.
A.1.11.2. Pemeliharaan Dan Masa Pemeliharaan Sistem Instalasi
 Kontraktor diharuskan menyediakan tenaga yang cakap guna keperluan
pemeliharaan terhadap instalasi yang telah selesai dipasang dan termasukdi
dalam kontrak selama masa pemeliharaan dihitung dari masa penyerahan
instalasi kepada Pemberi Tugas .
 Kontraktor harus bersedia datang sewaktu-waktu jika terjadi problem atau
kerusakan serta memperbaiki problem tersebut dengan segera. Semua
pekerjaan perbaikan tersebut harus menjadi tanggung jawab kontraktor
kalau disebabkan kualitas pekerjaan maupun kualitas material yang jelek.
 Kontraktor harus mengadakan pengecekan berkala terhadap instalasi yang
telah berjalan dan membuat catatan yang perlu guna pemeliharaan dari
sistem instalasi tersebut.

A.1.11.3. Pemeriksaan
 Kontraktor harus melaksanakan testing terhadap sistem yang telah selesai
dipasang baik secara sebagian maupun secara keseluruhan sesuai dengan
peraturan-peraturan yang berlaku atau yang ditentukan spesifikasi.
 Jika sesuatu sistem instalasi yang termasuk dalam kontrak yang lain
diadakan pengetesan dan hal ini menyangkut pula pekerjaan dari salah satu
kontraktor maka wakil-wakil dari kontraktor yang bersangkutan harus hadir
dan menyaksikan jalannya pengetesan tersebut dan kalau perlu memberikan
saran-saran.
 Kontraktor harus mengadakan pengecekan dimana Pihak Direksi Lapangan
hadir dan Pihak Direksi akan menentukan apakah testing yang dilakukan
cukup baik atau harus diulang kembali. Kontraktor harus menanggung
segala perongkosan yang timbul.
 Kontraktor harus memberikan hasil-hasil testing kepada Direksi Lapangan.
Hasil-hasil test akan dipakai untuk menentukan apakah sistem instalasi
yang telah dipasang berfungsi sebagaimana mestinya.

A.1.12. BAHAN-BAHAN DAN PENYIMPANAN.


A.1.12.1. Umum
 Uraian
Bahan-bahan yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi
persyaratanberikut :
 Mematuhi standar dan spesifikasi yang digunakan.
 Untuk kekuatan, ukuran, buatan, tipe dan kualitas harus seperti yang
ditentukan pada gambar rencana atau spesifikasi spesifikasi lain yang
dikeluarkan atau yang disetujui secara tetulis oleh Direksi Teknik.
 Semua produksi harus baru, atau dalam kasus tanah, pasir dan agregat
harus diperoleh dari suatu sumber yang disetujui.
 Penyerahan
 Sebelum mengeluarkan satu pesanan atau sebelum perubahan satu
daerah galian untuk suatu bahan, Kontraktor harus menyerahkan kepada
Direksi Teknik contohcontoh bahan untuk mendapatkan persetujuan,
contoh tersebut harus disertai informasi mengenai sumber, lokasi
sumber dan setiap klarifikasi lain yang diperlukan oleh Direksi Teknik
untuk memenuhi persyaratan persyaratan spesifikasi.
 Kontraktor harus menyelenggarakan, menempatkan, memperoleh dan
memproses bahan-bahan alam yang sesuai dengan spesifikasi ini serta
harus memberitahu Direksi Teknik paling sedikit 30 hari sebelumnya
atau suatu jangka waktu lain yang dinyatakan oleh Direksi Teknik secara
tertulis bahwa bahan tersebut dapat digunakan alarm pekerjaan.
Laporan ini berisi semua informasi yang diperlukan. Persetujuan sebuah
sumber tidak berarti semua bahan bahan dalam sumber tersebut
disetujui.
 Dalam kasus bahan bahan semen, baja dan kayu struktural serta bahan
bahan buatan pabrik lainnya, sertifikat uji pabrik pembuat diperlukan
sebelum persetujuan dari Direksi Teknik diberikan. Direksi Teknik
memberikan persetujuan ini secara tertulis.

A.1.12.2. Sumber Bahan-bahan


 Sumber-sumber
 Lokasi sumber bahan yang mungkin dapat digunakan yang
diperlihatkan dalam dokomen atau yang diberikan Direksi Teknik,
disediakan sebagai satu petunjuk saja. Adalah tanggung jawab
kontraktor untuk mengadakan identifikasi dan memeriksa kecocokan
semua sumber-sumber bahan yang diperlukan untuk pelaksanaan
pekerjaan dan untuk mendapatkan persetujuan Direksi teknik.
 Sumber bahan tidak boleh dipilih dari sumber alam dilindungi, hutan
lindung atau dalam daerah ayan mudah terjadi longsoran atau erosi.
 Kontraktor akan menentukan beberapa banyak peralatan dan pekerjaan
yang diperlukan buntu memproduksi bahan-bahan tersebut memenuhi
spesifikasi ini. Direksi Teknik akan menolak atau menerima bahan dari
sumber-sumber bahan atas dasar persyaratan kualitas yang ditentukan
dalam kontrak.
 Tidak boleh ada kegiatan pada lokasi sumber bahan yang akan
menimbulkan erosi atau longsor tanah, hilangnya tanah produktif atau
secara lain berpengaruh negatif terhadap daerah sekelilingnya.

 Persetujuan
 Pemesanan bahan-bahan akan dilakukan jika Direksi Teknik telah
memberikan persetujuan untuk menggunakannya. Bahan-bahan tidak
boleh digunakan untuk maksud-maksud lain dari pada yang telah
disetujui oleh Direksi Teknik.
 Jika kualitas atau gradasi bahan tersebut tidak sesuai dengan kualitas
yang telah disetujui Direksi, maka Direksi dapat menolak bahan
tersebut dan minta diganti.

A.1.12.3. Penyimpanan Bahan


 Umum
 Bahan-bahan harus disimpan dengan cara sedemikian rupa sehingga
bahan-bahan tersebut tidak rusak dan kualitasnya dilindungi, dan
sedemikian sehingga bahan tersebut selalu siap digunakan serta dengan
mudah dapat diperiksa oleh Direksi Teknik.
 Penyimpanan di atas hak milik pribadi hanya akan diizinkan jika telah
diperbolehkan secara tertulis oleh pemilik atau penyewa yang diberi
kuasa.
 Tempat penyimpanan harus bersih dan bebas dari sampah dan air, bebas
pengaliran air dan kalau perlu ditinggikan. Bahan-bahan tidak boleh
bercampur dengan tanah dasar, dan bila diperlukan satu lapisan alas
dasar pelindung harus disediakan. Tempat penyimpanan berisi semen,
kapur dan bahan-bahan sejenis harus dilindungi sepantasnya dari hujan
dan banjir.

 Penumpukan Agregat
 Agregat batu harus ditumpuk dalam cara yang disetujui sedemikian
sehingga tidak ada segregasi serta menjamin gradasi yang memadai.
Tinggi tumpukan maksimum adalah lima meter.
 Masing-masing jenis berbagai agregat harus di tumpuk secara terpisah
atau dipisahkan dengan partisi kayu.
 Penempatan tumupukan material dan peralatan, harus di tempat- tempat
yang memadai serta tidak boleh menimbulkan kemacetan lalu lintas dan
membendung lintasan air.
 Kontraktor harus melaksanakan penyiraman yang teratur pada jalan-
jalan angkutan, daerah lalu lintas berat lainnya serta penumpukan
material lainnya. Khususnya selama musim kering.

 Penanganan dan penyimpanan semen


 Perlu diberikan perhatian sewaktu pengangkutan semen ke tempat
pekerjaan supaya semen tidak menjadi basah atau kantong semen
menjadi rusak.
 Di lapangan semen tersebut harus disimpan dalam gudang yang kedap
air, dengan rapih dan secara sistematis menurut jatuh temponya,
sehingga penggunaan (kosumsi) semen dapat diatur serta semen tidak
berada terlalu lama dalam penyimpanan.
 Biasanya batas waktu akhir penyimpanan semen untuk konstruksi beton
tidak boleh lebih dari 3 bulan. Direksi Teknik secara teratur akan
memeriksa semen yang disimpan di lapangan dan tidak akan
mengizinkan setiap semen digunakan bila didapati dalam kondisi telah
mengeras.
 Bahan-Bahan yang Ditumpuk di Pinggir Jalan
 Direksi Teknik akan memberikan petunjuk mengenai lokasi yang tepat
untuk menumpuk bahan-bahan di pinggir jalan dan semua tempat yang
dipilih harus keras, tanah dengan drainase yang baik, rata dan kering
serta sama sekali tidak boleh melampaui batas jalan tersebut dimana
bahan-bahan tersebut dapat menimbulkan bahaya atau kemacetan lalu
lintas.
 Tempat penumpukan harus dibersihkan dari semak-semak dan sampah,
dan bila perlu tanah tersebut diratakan dengan motorgrader.
 Agregat dan kerikil harus ditumpuk secara rapi menurut ukuran mal
dengan sumbu memanjang, tumpukan tersebut biasanya sejajar garis
tengah jalan.

A.1.13. RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI


 Kecelakaan-kecelakaan yang timbul selama pekerjaan berlangsung
menjadi beban Kontraktor.
 Sehubungan dengan pasal ini, Kontraktor diwajibkan menyediakan kotak
P3K terisi menurut kebutuhan, lengkap dengan seorang Petugas yang telah
terlatih dalam soal – soal mengenai pertolongan pertama.
 Terhadap kecelakaan – kecelakaan yang timbul akibat bencana alam,
segala perongkosannya menjadi beban Kontraktor.
 Kebakaran-kebakaran yang timbul adalah tanggung jawab Kontraktor.
 Sehubungan dengan butir –butir diatas pada Kontraktor diwajibkan
menyediakan alat pemadam kebakaran jenis ABC (segala jenis api), pasir
dalam bak kayu, galah – galah secukupnya serta pemeliharaannya.
 Kontraktor diwajibkan memperhatikan kesehatan karyawan-karyawannya.
 Sejauh tidak disebutkan dalam Rencana Kerja dan Syarat ini maka
Kontraktor harus mengikuti semua ketentuan umum lainnya yang
dikeluarkan oleh Jawatan /Instansi Pemerintah C.Q. Undang– undang
Kesehatan Kerja dan lain sebagainya termasuk semua perubahan –
perubahan yang hingga kini tetap berlaku.
 Resiko keselamatan konstruksi termasuk kategori Sedang.
 Pekerjaan yang memiliki Tingkat Resiko terbesar adalah pekerjaan
timbunan pilihan dari sumber galian (didatangkan) dengan identifikasi
bahaya tertimpa material.

A.1.14. PENGAMANAN LOKASI PEKERJAAN


Setelah Kontraktor mengetahui batas – batas daerah Kerja dan lain-lainnya
sebagaimana diuraikan dalam pasal –pasal dimuka maka Kontraktor
bertanggung jawab penuh atas segala sesuatu yang ada didaerahnya ialah
mengenai :
 Kerusakan-kerusakan yang timbul akibat kelalaian/ kecorobohan yang
sengaja ataupun tidak.
 Penggunaan sesuatu yang keliru / salah.
 Kehilangan –kehilangan bagian alat – alat / bahan – bahan yang ada
didaerahnya.
 Terhadap semua kejadian sebagaimana disebut diatas Kontraktor harus
melaporkan kepada Pemilik Kegiatan / Direksi Lapangan dalam waktu
paling lambat 24 jam untuk diusut dan diselesaikan persoalannya lebih
lanjut.
 Untuk mencegah kejadian-kejadian tersebut diatas, diharuskan
mengadakan pengamanan antara lain : penjagaan, penerangan malam,
pemagaran sementara dan sebagainya.

A.1.15. PENEMUAN BENDA KUNO DAN FOSIL


Penemuan dilapangan pekerjaan seperti fosil, barang kuno, tulang belulang dan
barang berharga lainnya agar diserahkan kepada pihak yang berwajib melalui
Pemilik Kegiatan. Pada waktu penemuan benda-benda tersebut, Kontraktor
wajib segera mengambil tindakan sebagai berikut :
 Berusaha sebaik-baiknya agar tidak mengganggu benda-benda tersebut,
penggalian atau pemindahan atau dihindarkan atau dicegah.
 Mengambil langkah yang perlu untuk melindungi benda itu dalam keadaan
dan posisi waktu ditemukan.
 Melaporkan penemuan tersebut pada Pemilik Kegiatan secara tertulis
dengan menjelaskan secara tepat lokasi penemuan tersebut.

A.1.16. PEMERIKSAAN PEKERJAAN


 Sebelum memulai pekerjaan lanjutan, Kontraktor diwajibkan memintakan
persetujuan kepada Direksi Teknik.
 Bila permohonan pemeriksaan itu dalam waktu 2 x 24 jam, ( dihitung dari
jam diterimanya Surat Permohonan Pemeriksaan), tidak dipenuhi oleh
Konsultan/Direksi Teknik, Kontraktor dapat meneruskan pekerjaannya dan
bagian yang seharusnya diperiksa, dianggap telah disetujui Direksi Teknik.
Hal ini dikecualikan bila Direksi Teknik minta perpanjangan waktu.
 Bila kontraktor melanggar ayat 1 Pasal ini Direksi Teknik berhak menyuruh
membongkar bagian pekerjaan sebagian atau seluruhnya untuk diperbaiki.
Biaya pembongkaran dan pemasangan kembali menjadi tanggungan Kontr
MOBILISASI

1.2.1 UMUM

1) Uraian

Lingkup kegiatan mobilisasi yang diperlukan dalam Kontrak ini akan tergantung pada
jenis dan volume pekerjaan yang harus dilaksanakan, sebagaimana disyaratkan di
bagian-bagian lain dari Dokumen Kontrak, dan secara umum harus memenuhi berikut:

a) Ketentuan Mobilisasi untuk semua Kontrak

i) Penyewaan atau pembelian sebidang lahan yang diperlukan untuk base


camp Penyedia Jasa dan kegiatan pelaksanaan.
ii) Mobilisasi semua Personil Penyedia Jasa sesuai dengan struktur organisasi
pelaksana yang telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan termasuk para pekerja
yang diperlukan dalam pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan dalam
Kontrak dan Personil Ahli K3 atau Petugas K3 sesuai dengan ketentuan
yang disyaratkan Spesifikasi ini.
iii) Mobilisasi dan pemasangan peralatan sesuai dengan daftar peralatan yang
tercantum dalam Penawaran, dari suatu lokasi asal ke tempat pekerjaan
dimana peralatan tersebut akan digunakan menurut Kontrak ini.
iv) Penyediaan dan pemeliharaan base camp Penyedia Jasa, jika perlu
termasuk kantor lapangan, tempat tinggal, bengkel, gudang, dan
sebagainya.
v) Perkuatan jembatan lama untuk pengangkutan alat-alat berat.

b) Ketentuan Mobilisasi Kantor Lapangan dan Fasilitasnya untuk Direksi Pekerjaan


Kebutuhan ini akan disediakan dalam Kontrak lain.

c) Ketentuan Mobilisasi Fasilitas Pengendalian Mutu


Penyediaan dan pemeliharaan laboratorium uji mutu bahan dan pekerjaan di
lapangan harus memenuhi ketentuan yang disyaratkan Gedung laboratorium
dan peralatannya, yang dipasok menurut Kontrak ini, akan tetap menjadi milik
Penyedia Jasa pada waktu kegiatan selesai.

d) Kegiatan Demobilisasi untuk semua Kontrak


Pembongkaran tempat kerja oleh Penyedia Jasa pada saat akhir Kontrak,
termasuk pemindahan semua instalasi, peralatan dan perlengkapan dari tanah
milik Pemerintah dan pengembalian kondisi tempat kerja menjadi kondisi seperti
semula sebelum Pekerjaan dimulai.
2) Pekerjaan Seksi Lain yang Berkaitan dengan Seksi Ini

a) Syarat-syarat Kontrak
b) Kantor Lapangan dan Fasilitasnya
c) Pelayanan Pengujian Laboratorium
d) Rekayasa Lapangan
e) Jadwal Pelaksanaan
f) Pekerjaan Pembersihan
g) Pengamanan Lingkungan Hidup
h) Keselamatan dan Kesehatan Kerja
i) Ketentuan-ketentuan tersendiri lainnya seperti didefinisikan dalam Seksi lain yang
berhubungan dalam Spesifikasi ini.

3) Periode Mobilisasi

Mobilisasi dari seluruh mata pekerjaan yang terdaftar dalam Pasal 1.2.1.1) harus
diselesaikan dalam jangka waktu 30 hari terhitung mulai tanggal mulai kerja, kecuali
penyediaan Fasilitas dan Pelayanan Pengendalian Mutu, harus diselesaikan dalam waktu
45 hari.
Setiap kegagalan Penyedia Jasa dalam memobilisasi Fasilitas dan Pelayanan
Pengendalian Mutu sebagimana disebutkan di atas, akan membuat Direksi Pekerjaan
melaksanakan pekerjaan semacam ini yang dianggap perlu dan akan membebankan
seluruh biaya tersebut ditambah sepuluh persen pada Penyedia Jasa, dimana biaya
tersebut akan dipotongkan dari setiap pembayaran yang dibayarkan atau akan
dibayarkan kepada Penyedia Jasa menurut Kontrak ini. Bahkan, pemotongan
sebagaimana yang disebutkan dalam Pasal 1.2.3.2) tetap berlaku.

4) Pengajuan Kesiapan Kerja

Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan suatu program mobilisasi
menurut detil dan waktu yang disyaratkan dalam Pasal 1.2.2 dari Spesifikasi ini.
Bilamana perkuatan jembatan lama atau pembuatan jembatan darurat atau pembuatan
timbunan darurat pada jalan yang berdekatan dengan proyek, diperlukan untuk memper-
lancar pengangkutan peralatan, instalasi atau bahan milik Penyedia Jasa, detil pekerjaan
darurat ini juga harus diserahkan bersama dengan program mobilisasi sesuai dengan
ketentuan Seksi 10.2 dari Spesifikasi ini.

1.2.2 PROGRAM MOBILISASI

1) Dalam waktu paling lambat 7 hari setelah Surat Perintah Mulai Kerja (Permen PU
No.43 tahun 2007), Penyedia Jasa harus melaksanakan Rapat Persiapan Pelaksanaan (Pre
Construction Meeting) yang dihadiri Pengguna Jasa, Direksi Pekerjaan, Direksi Teknis
(bila ada), dan Penyedia Jasa untuk membahas semua hal baik yang teknis maupun yang
non teknis dalam kegiatan ini.
Agenda dalam rapat harus mencakup namun tidak terbatas pada berikut ini:

a) Pendahuluan
b) Sinkronisasi Struktur Organisasi:
i) Struktur Organisasi Pengguna Jasa
ii) Struktur Organisasi Penyedia Jasa
iii) Struktur Organisasi Direksi Pekerjaan
c) Masalah-masalah Lapangan:
i) Ruang Milik Jalan
ii) Sumber-sumber Bahan
iii) Lokasi Base Camp
d) Wakil Penyedia Jasa
e) Pengajuan
f) Persetujuan
g) Dokumen Penyelesaian Pekerjaan/Penyerahan Pertama Pekerjaan Selesai
h) Rencana Kerja:
i) Bagan Jadwal Pelaksanaan kontrak yang menunjukkan waktu dan urutan
kegiatan utama yang membentuk Pekerjaaan
ii) Rencana Mobilisasi
iii) Rencana Relokasi
iv) Rencana Kesehatan Konstruksi (RKK)
v) Program Mutu
vi) Rencana Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas
vii) Rencana Inspeksi dan Pengujian
viii) Dokumen Rencana Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan (jika ada),
Dokumen Upaya Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan (jika ada), atau
sekurang-kurangnya standar dan prosedur pengelolaan lingkungan yang
berlaku khusus untuk kegiatan tersebut.
i) Komunikasi dan korespondensi
j) Rapat Pelaksanaan dan jadwal pelaksanaan pekerjaan
k) Pelaporan dan pemantauan

2) Dalam waktu 14 hari setelah Rapat Persiapan Pelaksanaan, Penyedia Jasa harus
menyerahkan Program Mobilisasi (termasuk program perkuatan jembatan, bila ada) dan
Jadwal Kemajuan Pelaksanaan kepada Direksi Pekerjaan untuk dimintakan
persetujuannya.

3) Program mobilisasi harus menetapkan waktu untuk semua kegiatan mobilisasi yang
disyaratkan dalam Pasal 1.2.1.(1) dan harus mencakup informasi tambahan berikut:

a) Lokasi base camp Penyedia Jasa dengan denah lokasi umum dan denah detil di
lapangan yang menunjukkan lokasi kantor Penyedia Jasa, bengkel, gudang,
mesin pemecah batu dan instalasi pencampur aspal, serta laboratorium bilamana
fasilitas tersebut termasuk dalam Lingkup Kontrak.

b) Jadwal pengiriman peralatan yang menunjukkan lokasi asal dari semua peralatan
yang tercantum dalam Daftar Peralatan yang diusulkan dalam Penawaran,
bersama dengan usulan cara pengangkutan dan jadwal kedatangan peralatan di
lapangan.

c) Setiap perubahan pada peralatan maupun personil yang diusulkan dalam


Penawaran harus memperoleh persetujuan dari Direksi Pekerjaan.

d) Suatu daftar detil yang menunjukkan struktur yang memerlukan perkuatan agar
aman dilewati alat-alat berat, usulan metodologi pelaksanaan dan jadwal tanggal
mulai dan tanggal selesai untuk perkuatan setiap struktur.

e) Suatu jadwal kemajuan yang lengkap dalam format bagan balok (bar chart) yang
menunjukkan tiap kegiatan mobilisasi utama dan suatu kurva kemajuan untuk
menyatakan persentase kemajuan mobilisasi.
1.2.3 PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN

1) Pengukuran
Pengukuran kemajuan mobilisasi akan ditentukan oleh Direksi Pekerjaan atas dasar
jadwal kemajuan mobilisasi yang lengkap dan telah disetujui seperti yang diuraikan
dalam Pasal 1.2.2.(2) di atas.

2) Dasar Pembayaran
Mobilisasi harus dibayar atas dasar lump sum menurut jadwal pembayaran yang
diberikan di bawah, dimana pembayaran tersebut merupakan kompensasi penuh untuk
penyediaan dan pemasangan semua peralatan, dan untuk semua pekerja, bahan, perkakas,
dan biaya lainnya yang perlu untuk menyelesaikan pekerjaan yang diuraikan dalam Pasal
1.2.1.1) dari Spesifikasi ini. Walaupun demikian Direksi Pekerjaan dapat, setiap saat
selama pelaksanaan pekerjaan, memerintahkan Penyedia Jasa untuk menambah peralatan
yang dianggap perlu tanpa menyebabkan perubahan harga lump sum untuk Mobilisasi.

Pembayaran biaya lump sum ini akan dilakukan dalam tiga angsuran sebagai berikut:
a) 50 % (lima puluh persen) bila mobilisasi 50 % selesai, dan pelayanan atau
fasilitas pengujian laboratorium telah lengkap dimobilisasi.
b) 20 % (dua puluh persen) bila semua peralatan utama berada di lapangan dan
diterima oleh Direksi Pekerjaan.
c) 30 % (tiga puluh persen) bila demobilisasi selesai dilaksanakan.

Bilamana Penyedia Jasa tidak menyelesaikan mobilisasi sesuai dengan salah satu dari
kedua batas waktu yang disyaratkan dalam Pasal 1.2.1.(3) maka jumlah yang disahkan
Direksi Pekerjaan untuk pembayaran adalah persentase angsuran penuh dari harga lump
sum Mobilisasi dikurangi sejumlah dari 1 % (satu persen) nilai angsuran untuk setiap
keterlambatan satu hari dalam penyelesaian sampai maksimum 50 (lima puluh) hari.

Nama Item pekerjaan Satuan


Pengukuran

Mobilisasi Lump Sum


PASANGAN BATU

7.9.1 UMUM

1) Uraian

a) Pekerjaan ini harus mencakup pembuatan struktur yang ditunjukkan dalam


Gambar atau seperti yang diperintahkan Direksi Pekerjaan, yang dibuat dari
Pasangan Batu. Pekerjaan harus meliputi pemasokan semua bahan, galian,
penyiapan pondasi dan seluruh pekerjaan yang diperlukan untuk menyelesaikan
struktur sesuai dengan Spesifikasi ini dan memenuhi garis, ketinggian, potongan
dan dimensi seperti yang ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang
diperintahkan secara tertulis oleh Direksi Pekerjaan.

b) Umumnya, pasangan batu harus digunakan hanya untuk struktur seperti dinding
penahan, gorong-gorong pelat, dan tembok kepala gorong-gorong besar dari
pasangan batu yang digunakan untuk menahan beban luar yang cukup besar.
Bilamana fungsi utama suatu pekerjaan sebagai penahan gerusan, bukan sebagai
penahan beban, seperti lapisan selokan, lubang penangkap, lantai gorong-gorong
(spillway apron) atau pekerjaan pelindung lainnya pada lereng atau di sekitar ujung
gorong-gorong, maka kelas pekerjaan di bawah Pasangan Batu (Stone Masonry)
dapat digunakan seperti Pasangan Batu dengan Mortar (Mortared Stonework)
atau pasangan batu kosong yang diisi (grouted rip rap) seperti yang disyaratkan
masing-masing dalam Seksi 2.2 dan 7.10.

c) Pasangan Batu yang dikerjakan adalah pasangan batu Mortar Type S (12,5 Mpa)
dengan beda tinggi > 0 s.d. 1m dengan cara semi mekanis.

2) Penerbitan Detil Pelaksanaan

Detil pelaksanaan untuk pasangan batu yang tidak disertakan dalam Dokumen Kontrak
pada saat pelelangan akan diterbitkankan oleh Direksi Pekerjaan setelah peninjauan kembali
rancangan awal atau revisi desain telah selesai dikerjakan sesuai dengan Seksi
1.9 dari Spesifikasi ini.

3) Pekerjaan Seksi Lain Yang Berkaitan Dengan Seksi Ini

a) Rekayasa Lapangan
b) Keselamatan dan Kesehatan Kerja
c) Selokan dan Saluran Air
d) Pasangan Batu
e) Adukan Semen

4) Toleransi Dimensi, Pengajuan Kesiapan Kerja, Persetujuan, Jadwal Kerja, Kondisi


Tempat Kerja, Perbaikan Atas Pekerjaan Yang Tidak Memenuhi Ketentuan atau Rusak

Ketentuan yang disyaratkan untuk pekerjaan pasangan batu dari Spesifikasi ini harus
digunakan.
7.9.2 BAHAN

1) Batu

a) Batu harus bersih, keras, tanpa bagian yang tipis atau retak dan harus dari jenis
yang diketahui awet. Bila perlu, batu harus dibentuk untuk menghilangkan
bagian yang tipis atau lemah.

b) Batu harus rata, lancip atau lonjong bentuknya dan dapat ditempatkan saling
mengunci bila dipasang bersama-sama.

c) Terkecuali diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan, batu harus memiliki


ketebalan yang tidak kurang dari 15 cm, lebar tidak kurang dari satu setengah
kali tebalnya dan panjang yang tidak kurang dari satu setengah kali lebarnya.

2) Adukan

Adukan haruslah adukan semen yang memenuhi kebutuhan dari dari Spesifikasi ini

7.9.3 PELAKSANAAN PASANGAN BATU

1) Persiapan Pondasi

a) Pondasi untuk struktur pasangan batu harus disiapkan

b) Terkecuali disyaratkan lain atau ditunjukkan pada Gambar, dasar pondasi untuk
struktur dinding penahan harus tegak lurus, atau bertangga yang juga tegak lurus
terhadap muka dari dinding. Untuk struktur lain, dasar pondasi harus mendatar
atau bertangga yang juga horisontal.

c) Lapis landasan yang rembes air (permeable) dan kantung penyaring harus
disediakan bilamana disyaratkan.

d) Bilamana ditunjukkan dalam Gambar, atau yang diminta lain oleh Direksi
Pekerjaan, suatu pondasi beton mungkin diperlukan. Beton yang digunakan
harus memenuhi ketentuan dari Spesifikasi ini.
2) Pemasangan Batu

a) Landasan dari adukan baru paling sedikit 3 cm tebalnya harus dipasang pada
pondasi yang disiapkan sesaat sebelum penempatan masing-masing batu pada
lapisan pertama. Batu besar pilihan harus digunakan untuk lapis dasar dan pada
sudut-sudut. Perhatian harus diberikan untuk menghindarkan pengelompokkan
batu yang berukuran sama.

b) Batu harus dipasang dengan muka yang terpanjang mendatar dan muka yang
tampak harus dipasang sejajar dengan muka dinding dari batu yang terpasang.

c) Batu harus ditangani sedemikian hingga tidak menggeser atau memindahkan


batu yang telah terpasang. Peralatan yang cocok harus disediakan untuk mema-
sang batu yang lebih besar dari ukuran yang dapat ditangani oleh dua orang.
Menggelindingkan atau menggulingkan batu pada pekejaan yang baru dipasang
tidak diperkenankan.

3) Penempatan Adukan

a) Sebelum pemasangan, batu harus dibersihkan dan dibasahi sampai merata dan
dalam waktu yang cukup untuk memungkinkan penyerapan air mendekati titik
jenuh. Landasan yang akan menerima setiap batu juga harus dibasahi dan
selanjutnya landasan dari adukan harus disebar pada sisi batu yang bersebelahan
dengan batu yang akan dipasang.

b) Tebal dari landasan adukan harus pada rentang antara 2 cm sampai 5 cm dan
merupakan kebutuhan minimum untuk menjamin bahwa seluruh rongga antara
batu yang dipasang terisi penuh.

c) Banyaknya adukan untuk landasan yang ditempatkan pada suatu waktu haruslah
dibatasi sehingga batu hanya dipasang pada adukan baru yang belum mengeras.
Bilamana batu menjadi longgar atau lepas setelah adukan mencapai pengerasan
awal, maka batu tersebut harus dibongkar, dan adukannya dibersihkan dan batu
tersebut dipasang lagi dengan adukan yang baru.

4) Ketentuan Lubang Sulingan dan Delatasi

a) Dinding dari pasangan batu harus dilengkapi dengan lubang sulingan. Kecuali
ditunjukkan lain pada Gambar atau diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, lubang
sulingan harus ditempatkan dengan jarak antara tidak lebih dari 2 m dari sumbu
satu ke sumbu lainnya dan harus berdiameter 50 mm.

b) Pada struktur panjang yang menerus seperti dinding penahan tanah, maka
delatasi harus dibentuk untuk panjang struktur tidak lebih dari 20 m. Delatasi harus
30 mm lebarnya dan harus diteruskan sampai seluruh tinggi dinding. Batu yang
digunakan untuk pembentukan sambungan harus dipilih sedemikian rupa sehingga
membentuk sambungan tegak yang bersih dengan dimensi yang disyaratkan di
atas.

c) Timbunan di belakang delatasi haruslah dari bahan Drainase Porous berbutir


kasar dengan gradasi menerus yang dipilih sedemikian hingga tanah yang
ditahan tidak dapat hanyut jika melewatinya, juga bahan Drainase Porous tidak
hanyut melewati sambungan.
5) Pekerjaan Akhir Pasangan Batu

a) Sambungan antar batu pada permukaan harus dikerjakan hampir rata dengan
permukaan pekerjaan, tetapi tidak sampai menutup batu, sebagaimana pekerjaan
dilaksanakan.

b) Terkecuali disyaratkan lain, permukaan horisontal dari seluruh pasangan batu


harus dikerjakan dengan tambahan adukan tahan cuaca setebal 2 cm, dan
dikerjakan sampai permukaan tersebut rata, mempunyai lereng melintang yang
dapat menjamin pengaliran air hujan, dan sudut yang dibulatkan. Lapisan tahan
cuaca tersebut harus dimasukkan ke dalam dimensi struktur yang disyaratkan.

c) Segera setelah batu ditempatkan, dan sewaktu adukan masih baru, seluruh
permukaan batu harus dibersihkan dari bekas adukan.

d) Permukaan yang telah selesai harus dirawat seperti yang disyaratkan untuk
Pekerjaan Beton dalam Spesifikasi ini.

e) Bilamana pekerjaan pasangan batu yang dihasilkan cukup kuat, dan dalam waktu
yang tidak lebih dini dari 14 hari setelah pekerjaan pasangan selesai dikerjakan,
penimbunan kembali harus dilaksanakan seperti disyaratkan, atau seperti
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.

f) Lereng yang bersebelahan dengan bahu jalan harus dipangkas dan untuk
memperoleh bidang antar muka rapat dan halus dengan pasangan batu sehingga
akan memberikan drainase yang lancar dan mencegah gerusan pada tepi pekerjaan
pasangan batu.

7.9.4 PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN

1) Pengukuran untuk Pembayaran

a) Pasangan batu harus diukur untuk pembayaran dalam meter kubik sebagai
volume pekerjaan yang diselesaikan dan diterima, dihitung sebagai volume teoritis
yang ditentukan oleh garis dan penampang yang disyaratkan dan disetujui.

b) Setiap bahan yang dipasang sampai melebihi volume teoritis yang disetujui harus
tidak diukur atau dibayar.

2) Dasar Pembayaran

Kuantitas, ditentukan sebagaimana diuraikan di atas, harus dibayar dengan Harga


Kontrak per satuan dari pengukuran untuk Mata Pembayaran yang terdaftar di bawah dan
ditunjukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga, dimana harga dan pembayaran tersebut
harus merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan dan pemasangan semua bahan,
untuk galian yang diperlukan dan penyiapan seluruh formasi atau pondasi, untuk
pembuatan lubang sulingan dan sambungan konstruksi, untuk pemompaan air, untuk
penimbunan kembali sampai elevasi tanah asli dan pekerjaan akhir dan untuk semua
pekerjaan lainnya atau biaya lain yang diperlukan atau lazim untuk penyelesaian yang
sebagaimana mestinya dari pekerjaan yang diuraikan dalam Pasal ini.

Nama Item Pekerjaan Satuan


Pengukuran

Pasangan Batu Meter Kubik


ADUKAN SEMEN
1) Uraian

Pekerjaan ini harus mencakup pembuatan dan pemasangan adukan untuk peng-
gunaan dalam beberapa pekerjaan dan sebagai pekerjaan akhir permukaan pada
pasangan batu atau struktur lain sesuai dengan Spesifikasi ini.

2) Pekerjaan Seksi Lain Yang Berkaitan Dengan Seksi Ini

a) Keselamatan dan Kesehatan Kerja


b) Pasangan Batu

3) Standar Rujukan

SNI 15-2049-2004 : Semen Portland


AASHTO M45 - 89 : Aggregate for Masonry Mortar
ASTM C207 : Hydrated Lime
ASTM C476 : Mortar and Grout for Reinforcement of Masonry

7.8.2 BAHAN DAN CAMPURAN

1) Bahan

a) Semen harus memenuhi ketentuan dalam SNI 15-2049-2004.

b) Agregat halus harus memenuhi ketentuan dalam AASHTO M45

c) Air harus memenuhi ketentuan dalam Spesifikasi ini

2) Campuran

a) Adukan Semen
Adukan yang digunakan untuk pekerjaan akhir atau perbaikan kerusakan pada
pekerjaan beton, sesuai dengan Pasal yang bersangkutan dari Spesifikasi ini,
harus terdiri dari semen dan pasir halus yang dicampur dalam proporsi yang
sama dalam beton yang sedang dikerjakan atau diperbaiki. Adukan yang
disiapkan harus memiliki kuat tekan yang memenuhi ketentuan yang disya-
ratkan untuk beton dimana adukan semen dipakai.

b) Adukan Semen untuk Pasangan


Kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan, adukan semen untuk pasangan

7.8.3 PENCAMPURAN DAN PEMASANGAN

1) Pencampuran

a) Seluruh bahan kecuali air harus dicampur, baik dalam kotak yang rapat atau
dalam alat pencampur adukan yang disetujui, sampai campuran menunjukkan
warna yang merata, kemudian air ditambahkan dan pencampuran dilanjutkan
lima sampai sepuluh menit. Jumlah air harus sedemikian sehingga menghasil-
kan adukan dengan konsistensi (kekentalan) yang diperlukan tetapi tidak
boleh melebihi 70 % dari berat semen yang digunakan.

b) Adukan semen dicampur hanya dalam kuantitas yang diperlukan untuk peng-
gunaan langsung. Bilamana diperlukan, adukan semen boleh diaduk kembali
dengan air dalam waktu 30 menit dari proses pengadukan awal. Pengadukan
kembali setelah waktu tersebut tidak diperbolehkan.

c) Adukan semen yang tidak digunakan dalam 45 menit setelah air ditambahkan
harus dibuang.

2) Pemasangan

a) Permukaan yang akan menerima adukan semen harus dibersihkan dari minyak
atau lempung atau bahan terkontaminasi lainnya dan telah dibasahi sampai
merata sebelum adukan semen ditempatkan. Air yang tergenang pada permu-
kaan harus dikeringkan sebelum penempatan adukan semen.

b) Bilamana digunakan sebagai lapis permukaan, adukan semen harus ditempat-


kan pada permukaan yang bersih dan lembab dengan jumlah yang cukup
sehingga menghasilkan tebal adukan minimum 1,5 cm, dan harus dibentuk
menjadi permukaan yang halus dan rata.
BRONJONG

7.10.1 UMUM

1) Uraian

Pekerjaan ini harus mencakup penyediaan baik batu yang diisikan ke dalam bronjong
kawat (gabion) maupun pasangan batu kosong pada landasan yang disetujui sesuai
dengan detil yang ditunjukkan dalam pada Gambar dan memenuhi Spesifikasi ini.

Pemasangan harus dilakukan pada tebing sungai, lereng timbunan, lereng galian, dan
permukaan lain yang terdiri dari bahan yang mudah tererosi di mana perlindungan
terhadap erosi dikehendaki.

2) Penerbitan Detil Pelaksanaan

Detil pelaksanaan untuk pasangan batu kosong dan bronjong yang tidak termasuk dalam
Dokumen Kontrak pada saat pelelangan akan diterbitkan oleh Direksi Pekerjaan setelah
peninjauan kembali rancangan awal selesai dikerjakan menurut Spesifikasi ini.

3) Pekerjaan Seksi Lain Yang Berkaitan Dengan Seksi Ini

a) Rekayasa Lapangan
b) Keselamatan dan Kesehatan Kerja
c) Selokan dan Saluran Air
d) Timbunan

4) Standar Rujukan

Standar Nasional Indonesia (SNI) :

SNI 07-6443-2000 : Metode Pengujian untuk Menentukan Daerah Lapisan Seng


Paling Tipis dengan Cara Dreece pada Besi atau Baja
Digalvanis.
SNI 07-6892-2002 : Spesifikasi Pagar Anyaman Kawat Baja Berlapis Seng.
SNI 2417 : 2008 : Cara Uji Keausan Agregat Dengan Mesin Abrasi Los
Angeles.

AASHTO :

ASTM B 117 : Salt Spray Exposure Test

5) Pengajuan Kesiapan Kerja

a) Dua contoh batu untuk pasangan batu kosong (rip rap) dengan lampiran hasil
pengujian seperti yang disyaratkan.

b) Contoh dari keranjang kawat dengan sertifikat dari pabrik bila ada.
7.10.2 BAHAN

1) Kawat Bronjong

a) Haruslah baja berlapis seng yang memenuhi SNI 07-6892-2002 Kelas 1, dan SNI
07-6443-2000. Lapisan galvanisasi minimum haruslah 0,26 kg/m2.

b) Karakteristik kawat bronjong adalah :

Tulangan tepi, diameter : 5,0 mm, 6 SWG


Jaringan, diameter : 4,0 mm, 8 SWG
Pengikat, diameter : 2,1 mm, 14 SWG
Kuat Tarik : 4200 kg/cm2
Perpanjangan diameter : 10% (minimum)

c) Anyaman : Anyaman haruslah merata berbentuk segi enam yang teranyam


dengan tiga lilitan dengan lubang kira-kira 80 mm x 100 mm yang dibuat
sedemikian rupa hingga tidak lepas-lepas dan dirancang untuk diperoleh
kelenturan dan kekuatan yang diperlukan. Keliling tepi dari anyaman kawat
harus diikat pada kerangka bronjong sehingga sambungan-sambungan yang
diikatkan pada kerangka harus sama kuatnya seperti pada badan anyaman.

d) Keranjang haruslah merupakan unit tunggal dan disediakan dengan dimensi yang
disyaratkan dalam Gambar atau sesuai petunjuk Direksi dan dibuat sedemikian
sehingga dapat dikirim ke lapangan sebelum diisi dengan batu.

2) Batu

Batu untuk pasangan batu kosong dan bronjong harus terdiri dari batu yang keras dan awet
dengan sifat sebagai berikut :

a) Keausan agregat dengan mesin Los Angeles harus kurang dari 35 %.

b) Berat isi kering oven lebih besar dari 2,3.

c) Peyerapan Air tidak lebih besar dari 4 %.

d) Kekekalan bentuk agregat terhadap natrium sulfat atau magnesium sulfat dalam
pengujian 5 siklus (daur) kehilangannya harus kurang dari 10 %.

Batu untuk pasangan batu kosong haruslah bersudut tajam, berat tidak kurang dari 40 kg
dan memiliki dimensi minimum 300 mm. Direksi Pekerjaan dapat memerintahkan batu
yang ukurannya lebih besar jika kecepatan aliran sungai cukup tinggi.

3) Landasan

Landasan haruslah dari bahan drainase porous seperti yang disyaratkan dengan gradasi
yang dipilih sedemikian hingga tanah pondasi tidak dapat hanyut melewati bahan
landasan dan juga bahan landasan tidak hanyut melewati pasangan batu kosong atau
bronjong.
7.10.3 PELAKSANAAN

1) Persiapan

Galian harus memenuhi ketentuan termasuk kunci pada tumit yang diperlukan untuk
pasangan batu kosong dan bronjong. Landasan harus dipasang sesuai Spesifikasi ini.
Seluruh permukaan yang disiapkan harus disetujui oleh Direksi Pekerjaan sebelum
penempatan pasangan batu kosong atau bronjong.

2) Penempatan Bronjong

a) Keranjang bronjong harus dibentangkan dengan kuat untuk memperoleh bentuk serta
posisi yang benar dengan menggunakan batang penarik atau ulir penarik kecil sebelum
pengisian batu ke dalam kawat bronjong. Sambungan antara keranjang haruslah sekuat
seperti anyaman itu sendiri. Setiap segi enam harus menerima paling sedikit dua lilitan
kawat pengikat dan kerangka bronjong antara segi enam tepi paling sedikit satu lilitan.
Paling sedikit 15 cm kawat pengikat harus ditinggalkan sesudah pengikatan terakhir
dan dibengkokkan ke dalam keranjang.

b) Batu harus dimasukkan satu demi satu sehingga diperoleh kepadatan maksimum dan
rongga seminimal mungkin. Bilamana tiap bronjong telah diisi setengah dari tingginya,
dua kawat pengaku horinsontal dari muka ke belakang harus dipasang. Keranjang
selanjutnya diisi sedikit berlebihan agar terjadi penurunan
(settlement). Sisi luar batu yang berhadapan dengan kawat harus mempunyai permukaan
yang rata dan bertumpu pada anyaman.

c) Setelah pengisian, tepi dari tutup harus dibentangkan dengan batang penarik atau ulir
penarik pada permukaan atasnya dan diikat.

d) Bilamana keranjang dipasang satu di atas yang lainnya, sambungan vertikal harus
dibuat berselang seling.

7.10.4 PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN

1) Pengukuran untuk Pembayaran

Kuantitas yang diukur untuk pembayaran haruslah jumlah meter kubik dari bronjong
atau pasangan batu kosong lengkap di tempat dan diterima. Dimensi yang digunakan untuk
menghitung kuantitas ini haruslah dimensi nominal dari masing-masing keranjang
bronjong atau pasangan batu kosong seperti yang diuraikan dalam Gambar atau
sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.

2) Dasar Pembayaran
Kuantitas, yang ditentukan seperti diuraikan di atas, harus dibayar pada Harga Kontrak
per satuan pengukuran, untuk Mata Pembayaran yang terdaftar di bawah dan ditunjukkan
dalam Daftar Kuantitas dan Harga dimana harga dan pembayaran tersebut haruslah
merupakan kompensasi penuh untuk seluruh galian dan penimbunan kembali, untuk
pemasokan, pembuatan, penempatan semua bahan, termasuk semua pekerja, peralatan,
perkakas, pengujian dan pekerjaan lain yang diperlukan untuk penyelesaian yang
memenuhi ketentuan dari pekerjaan seperti yang diuraikan dalam Gambar dan
Spesifikasi ini.

Nama Item Pekerjaan Satuan


Pengukuran

Pekerjaan Bronjong Meter Kubik


GEOTEXTILE
Geotextile
TIANG PANCANG DOLKEN/ CRUCUK

UMUM

1) Uraian
a) Yang dimaksud dengan Pondasi Tiang adalah komponen struktur berupa tiang yang
berinteraksi langsung dengan tanah, yang berfungsi sebagai penopang akhir dan
menyalurkan beban dari struktur jembatan ke tanah
b) Pekerjaan yang diatur dalam Seksi ini harus mencakup tiang pancang yang disediakan
dan dipancang atau ditempatkan sesuai dengan Spesifikasi ini, dan sedapat mungkin
mendekati Gambar menurut penetrasi atau kedalamannya sebagaimana yang diperintahkan
oleh Direksi Pekerjaan. Tiang pancang uji dan/atau pengujian pembebanan diperlukan
untuk menentukan daya dukung pondasi tiang, jumlah dan panjang tiang pancang yang
akan dilaksanakan
c) Pekerjaan ini mencakup jenis-jenis tiang pancang berikut ini : (a)
Tiang Kayu, termasuk Cerucuk

d) Jenis tiang pancang yang akan digunakan harus seperti yang ditunjukkan dalam Gambar

BAHAN

1) Kayu
Kayu untuk tiang pancang penahan beban (bukan cerucuk) dapat diawetkan atau tidak
diawetkan, dan dapat dipangkas sampai membentuk penampang yang tegak lurus terhadap
panjangnya atau berupa batang pohon lurus sesuai bentuk aslinya. Selanjutnya semua kulit
kayu harus dibuang.
Tiang pancang kayu harus seluruhnya keras dan bebas dari kerusakan, mata kayu, bagian
yang tidak keras atau akibat serangan serangga. Pengawetan harus sesuai dengan
AASHTO M133 - 04.
Cerucuk kayu harus terbuat dari jenis, diameter dan mutu yang ditunjukkan dalam
Gambar

TIANG PANCANG KAYU

1) Umum
Semua tiang pancang kayu harus diperiksa terlebih dahulu sebelum dipancang untuk
memastikan bahwa tiang pancang kayu tersebut memenuhi ketentuan dari bahan dan
toleransi yang diijinkan
2) Pengawetan (Tiang Pancang Kayu)
Semua kayu lunak yang digunakan untuk tiang pancang memerlukan pengawetan, yang harus
dilaksanakan sesuai dengan AASHTO M133-04 dengan menggunakan instalasi
peresapan bertekanan. Bilamana instalasi semacam ini tidak tersedia, pengawetan dengan
tangki terbuka secara panas dan dingin, harus digunakan. Beberapa kayu keras dapat
digunakan tanpa pengawetan, tetapi pada umumnya, kebutuhan untuk mengawetkan kayu
keras tergantung pada jenis kayu dan beratnya kondisi pelayanan.
Persetujuan dari Direksi Pekerjaan secara tertulis harus diperoleh sebelum pemancangan
tiang pancang yang tidak diawetkan
3) Kepala Tiang Pancang
Sebelum pemancangan, tindakan pencegahan kerusakan pada kepala tiang pancang harus
diambil. Pencegahan ini dapat dilakukan dengan pemangkasan kepala tiang pancang
sampai penampang melintang menjadi bulat dan tegak lurus terhadap panjangnya dan
memasang cincin baja atau besi yang kuat atau dengan metode lainnya yang lebih efektif.
Setelah pemancangan, kepala tiang pancang harus dipotong tegak lurus terhadap panjangnya
sampai bagian kayu yang keras dan diberi bahan pengawet sebelum pur (pile cap) dipasang.
Bilamana tiang pancang kayu lunak membentuk fondasi struktur permanen dan akan
dipotong sampai di bawah permukaan tanah, maka perhatian khusus harus diberikan untuk
memastikan bahwa tiang pancang tersebut telah dipotong pada atau di bawah permukaan air
tanah yang terendah yang diperkirakan.

4) Sepatu Tiang Pancang


Tiang pancang harus dilengkapi dengan sepatu yang cocok untuk melindungi ujung tiang
selama pemancangan, kecuali bilamana seluruh pemancangan dilakukan pada tanah yang
lunak. Posisi sepatu harus benar-benar sentris (pusat sepatu sama dengan pusat tiang
pancang) dan dipasang dengan kuat pada ujung tiang. Bidang kontak antara sepatu dan kayu
harus cukup untuk menghindari tekanan yang berlebihan selama pemancangan
5) Pemancangan
Pemancangan berat yang mungkin merusak kepala tiang pancang, memecah ujung dan
menyebabkan retak tiang pancang harus dihindari dengan membatasi tinggi jatuh palu dan
jumlah penumbukan pada tiang pancang. Umumnya, berat palu harus sama dengan beratnya
tiang untuk memudahkan pemancangan. Perhatian khusus harus diberikan selama
pemancangan untuk memastikan bahwa kepala tiang pancang harus selalu berada sesumbu
dengan palu dan tegak lurus terhadap panjang tiang pancang dan bahwa tiang pancang dalam
posisi yang relatif pada tempatnya

PEMANCANGAN TIANG

1) Umum
Penyedia Jasa harus menyediakan alat untuk memancang tiang yang sesuai dengan jenis
tanah dan jenis tiang pancang sehingga tiang pancang tersebut dapat menembus masuk pada
kedalaman yang telah ditentukan atau mencapai daya dukung yang telah ditentukan, tanpa
kerusakan. Bilamana diperlukan, Penyedia Jasa dapat melakukan penyelidikan tanah
tambahan dengan tanggungan biaya sendiri.
Bilamana elevasi akhir kepala tiang pancang berada di bawah permukaan tanah asli, maka
galian harus dilaksanakan terlebih dahulu sebelum pemancangan. Perhatian khusus harus
diberikan agar dasar fondasi tidak terganggu oleh penggalian diluar batas-batas yang
ditunjukkan dalam Gambar.
Kepala tiang pancang baja harus dilindungi dengan bantalan topi atau mandrel dan kepala
tiang kayu harus dilindungi dengan cincin besi tempa atau besi non-magnetik
sebagaimana yang disyaratkan dalam Spesifikasi ini. Palu, topi baja, bantalan topi, katrol dan
tiang pancang harus mempunyai sumbu yang sama dan harus terletak dengan tepat satu
di atas lainnya. Tiang pancang termasuk tiang pancang miring harus dipancang secara sentris
dan diarahkan dan dijaga dalam posisi yang tepat. Semua pekerjaan pemancangan harus
dihadiri oleh Direksi Pekerjaan atau wakilnya, dan palu pancang tidak boleh diganti dan
dipindahkan dari kepala tiang pancang tanpa persetujuan dari Direksi Pekerjaan atau
wakilnya.
Tiang pancang harus dipancang sampai penetrasi maksimum atau penetrasi tertentu,
sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, atau ditentukan dengan
pengujian pembebanan sampai mencapai kedalaman penetrasi akibat beban pengujian
tidak kurang dari dua kali beban yang dirancang, yang diberikan menerus untuk
penurunan sekurang-kurangnya 60 mm. Dalam hal tersebut, posisi akhir kepala tiang
pancang tidak boleh lebih tinggi dari yang ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana
yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan setelah pemancangan tiang pancang uji. Posisi
tersebut dapat lebih tinggi jika disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
Bilamana ketentuan rancangan tidak dapat dipenuhi, maka Direksi Pekerjaan dapat
memerintahkan untuk menambah jumlah tiang pancang dalam kelompok tersebut
sehingga beban yang dapat didukung setiap tiang pancang tidak melampaui kapasitas daya
dukung yang aman, atau Direksi Pekerjaan dapat mengubah rancangan bangunan bawah
jembatan bilamana dianggap perlu.

PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN


1) Pengukuran untuk Pembayaran
a) Cerucuk
Cerucuk harus diukur untuk pembayaran dalam jumlah meter panjang untuk
penyediaan dan pemancangan cerucuk memenuhi garis dan elevasi yang ditunjukkan
dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan
b) Pengadaan Tiang Pancang
Kuantitas tiang pancang kayu, baja, beton yang akan diukur untuk pembayaran harus
jumlah panjang tiang pancang dalam meter yang telah terpasang seperti yang ditunjukkan
dalam Gambar dan diperintahkan secara tertulis oleh Direksi Pekerjaan. Panjang dari
masing-masing tiang pancang harus diukur dari ujung tiang pancang sampai sisi bawah
pile cap untuk tiang pancang yang seluruh panjangnya masuk ke dalam tanah, atau dari
ujung tiang pancang sampai permukaan tanah untuk tiang pancang yang hanya sebagian
panjangnya masuk ke dalam tanah. Perhitungan panjang tiang harus sudah termasuk
perpanjangan apabila diperlukan.
c) Pemancangan Tiang Pancang
Tiang pancang kayu, baja dan beton akan diukur untuk pemancangan sebagai jumlah
meter panjang dari tiang pancang yang diterima dan tertinggal dalam struktur yang telah
selesai. Panjang dari masing-masing tiang pancang harus diukur dari ujung tiang pancang
sampai sisi bawah pile cap untuk tiang pancang yang seluruh panjangnya masuk ke
dalam tanah, atau dari ujung tiang pancang sampai permukaan tanah untuk tiang pancang
yang hanya sebagian panjangnya masuk ke dalam tanah.

2) Dasar Pembayaran
Kuantitas yang ditentukan seperti diuraikan di atas, akan dibayar dengan Harga Kontrak
per satuan pengukuran, untuk Mata Pembayaran yang terdaftar di bawah dan ditunjukkan
dalam Daftar Kuantitas dan Harga, dimana harga dan pembayaran tersebut harus merupakan
kompensasi penuh untuk penyediaan, penanganan, pemancangan,
penyambungan, perpanjangan, semua tenaga kerja dan setiap peralatan yang diperlukan
dan semua biaya lain yang perlu dan biasa untuk penyelesaian yang sebagaimana mestinya
dari pekerjaan yang diuraikan dalam Seksi ini.
Tidak ada pembayaran tambahan akibat penambahan volume dalam proses pengeboran.

Nama Item Pekerjaan Satuan


Pengukuran

Pengadaan dan Pemancangan Cerucuk Meter Panjang


GALIAN TANAH

A. TEKNIS UMUM :

1. PEKERJAAN GALIAN :
1.1. Umum :
Yang dimaksud dengan pekerjaan galian adalah semua pekerjaan sebagai

berikut :

a. Pembersihan dan pengupasan.


b. Galian terbuka.
c. Galian material yang berguna maupun yang akan dibuang.
d. Pekerjaan galian, seperti yang diperintahkan oleh Direksi

Penyedia Barang / Jasa harus menyerahkan rencana pelaksanaan pekerjaan galian kepada
Direksi sebelum kegiatan di atas dilaksanakan.

Apabila menurut hasil - hasil investigasi geologi menunjukkan bahwa semua material yang
digali tidak cocok untuk dimanfaatkan sebagai bahan timbunan, maka material tersebut
harus dibuang ditempat pembuangan ( spoil bank ). Apabila menurut hasil - hasil
investigasi geologi menunjukkan bahwa semua material yang digali cocok untuk
dimanfaatkan sebagai bahan timbunan, maka material galian tersebut harus ditumpuk pada
daerah yang tepat untuk kemudian digunakan atau diangkut langsung ke tempat
pelaksanaan pekerjaan timbunan sesuai petunjuk Direksi.

1.2. Pembersihan dan Pengupasan :


1.2.1. Pembersihan :
Selama pelaksanaan pekerjaan apabila Penyedia Barang / Jasa akan menebang
pohon atau semak tertentu, sebelumnya mendapat persetujuan Direksi. Semua
pohon dan semak yang tetap tinggal harus dilindungi dari kerusakan. Material
yang diperoleh dari pembersihan harus dibakar atau dibuang sesuai dengan
petunjuk Direksi. Penumpukan untuk pembakarannya harus dilakukan
sedemikian rupa di lokasi dan waktu pembakarannya harus atas petunjuk Direksi
dan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Pembakaran ini harus dilaksanakan
secara sempurna sehingga semua menjadi abu. Penyedia Barang / Jasa harus
selalu mengambil tindakan pencegahan meluasnya api dan selalu menyediakan
peralatan untuk menghindarkan dan membasmi api.

Pembayaran untuk pekerjaan pembersihan tidak dilakukan secara terpisah tetapi


sudah termasuk pada harga satuan pekerjaan galian tanah sebagaimana tercantum
pada Daftar Kuantitas dan Harga, dimana harga satuan tersebut sudah termasuk
upah tenaga, harga material dan sewa peralatan yang dibutuhkan untuk pekerjaan
itu.

1.2.2. Pengupasan :
Pengupasan harus terdiri dari : pembuangan semua material organik seperti
rumput, lapisan permukaan dan akar - akar tanaman dari semua daerah yang
ditunjukkan dalam gambar atau yang ditentukan oleh Direksi. Pelaksanaan
pengupasan harus dilakukan sedemikian rupa sehingga membuang semua
material yang tidak cocok untuk timbunan atau untuk pondasi dan semua material
organik seperti rumput, lapisan permukaan, akar yang tidak termasuk dalam
pekerjaan pembersihan dan pencabutan akar. Material dari pekerjaan pengupasan
harus dibuang pada tempat yang disetujui oleh Direksi.

Pembayaran untuk pekerjaan pengupasan tidak dilakukan secara terpisah tetapi


sudah termasuk pada harga satuan pekerjaan galian tanah sebagaimana tercantum
pada Daftar Kuantitas dan Harga, dimana harga satuan tersebut sudah termasuk
upah tenaga, harga material dan sewa peralatan yang dibutuhkan untuk pekerjaan
itu.
1.3. Pekerjaan Galian :
1.3.1. Umum :
Semua pekerjaan galian harus dilakukan sesuai garis batas galian, tingkat,
ketinggian ukuran yang ditunjukkan dalam gambar atau atas saran dari Direksi.

Penyedia Barang / Jasa harus merapikan semua penggalian permanen sampai


garis dan ketinggian yang ditunjukkan dalam gambar.

Jika suatu penggalian telah dilakukan dan dirapikan, Direksi harus diberitahu
supaya dapat memeriksa penggalian yang telah diselesaikan dan tidak boleh ada
penggalian yang telah ditutup atau diisi dengan beton dan material lainnya
sebelum diperiksa oleh Direksi dan Penyedia Barang / Jasa dinyatakan telah
diizinkan untuk melanjutkan pekerjaan berikutnya.

1.3.2. Alat :
Alat yang digunakan yaitu Excavator 138 HP

Pekerjaan galian digolongkan berdasarkan material yang digali adalah sebagai


berikut :

(1). Galian tanah biasa ( Common ) :

Galian tanah merupakan galian terbuka yang mencakup semua material


tanah, lempung, lumpur, batuan pasir, batuan lepas dan sebagainya, tetapi
tidak termasuk batuan lapuk (weathered rock )

(2). Galian batuan lapuk ( Weathered Rock ) :

Galian batuan lapuk merupakan galian terbuka yang mencakup material


batuan yang rusak dimana diameter batuan lebih kecil dari 50 cm atau
penggaliannya dengan cara ripping atau dengan menggunakan peralatan
lain seperti pneumatic hammer, log drill ( tanpa dibor atau diledakkan )
tetapi tidak termasuk batuan cadas, sesuai petunjuk Direksi.
1.3.3. Galian Terbuka :
(1). Umum :

Untuk galian terbuka yang diperlukan untuk bangunan permanen, pondasi,


saluran - saluran, dan lain - lain harus dapat dibuat pada batas, tingkatan
dan ukuran yang ditunjukkan pada gambar atau sesuai petunjuk Direksi.

Jika terjadi penggalian kecuali untuk pekerjaan beton dilakukan melewati


garis batasnya dan ketinggian yang tidak ditetapkan oleh Direksi maka
Penyedia Barang / Jasa dengan biayanya sendiri harus memperbaiki
sampai garis dan ketinggian yang diharuskan dengan material yang telah
disetujui dan cara yang ditentukan oleh Direksi.

Penggalian untuk struktur / bangunan harus mencakup penggalian semua


tanah, pasir, kerikil dan bongkahan batu, tumpukan tanah yang dapat
digunakan kembali dan pembuangan tanah yang tidak dipakai pada tempat
yang telah ditentukan Direksi.

Kecuali dari yang ditunjukkan secara definitif pada gambar atau ditunjuk
oleh Direksi, penggalian untuk struktur harus dilakukan sampai
kemiringan dan ukuran berikut :

Bahan-bahan Kemiringan Keterangan

Batuan Padas 1 : 0.5 Kemiringan permanen


Batuan Padas 1 : 0.5 Kemiringan sementara
Batuan Padas 1 : 0.5 Kemiringan timbunan kembali
Batuan Lapuk 1 : 0.6 Kemiringan permanen
Batuan Lapuk 1 : 0.5 Kemiringan sementara
Batuan Lapuk 1 : 0.5 Kemiringan timbunan kembali
Tanah Biasa 1 : 1.0 Kemiringan permanen
Tanah Biasa 1 : 0.6 Kemiringan sementara
Tanah Biasa 1 : 0.6 Kemiringan timbunan kembali

Kemiringan galian harus dijamin oleh Penyedia Barang / Jasa. Berm


dengan lebar 1 m harus dibuat setiap ketinggian 5 m kecuali bila
ditunjukkan dalam gambar atau ada petunjuk Direksi.

Bila diperintahkan oleh Direksi, maka Penyedia Barang / Jasa harus


membuat ( menggali ) saluran terbuka yang dimanfaatkan untuk
mengelakkan air permukaan dari galian terbuka dan biayanya harus
ditanggung oleh Penyedia Barang / Jasa, kecuali bila saluran yang
dimaksud merupakan bagian dari salah satu bangunan permanen, sehingga
biaya penggaliannya sesuai dengan harga satuan yang dicantumkan dalam
Daftar Kuantitas dan Harga. Semua pekerjaan yang berhubungan dengan
galian terbuka harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga mematuhi
norma pelestarian tanah dan harus disetujui oleh Direksi.

(2). Retakan dan cacat yang lain :

Menurut penyelidikan investigasi untuk pondasi dan kemiringan galian,


tidak bisa dipastikan untuk melihat semua retakan dan cacat - cacat lain
yang mungkin ada.

Bila terjadi retak harus dibetulkan dengan penggalian lokal dibawah


permukaan galian pada garis kedalaman dan ukuran yang ditentukan
Direksi.

Juga berdasarkan perintah Direksi, retak dan cacat lain dibawah garis
pondasi, harus diperbaiki dengan galian setempat, Galian setempat ini juga
harus ditimbun / ditutup dengan beton atau material lain sesuai petunjuk
Direksi. Biaya galian dan timbunan ini ditentukan berdasarkan Harga
Satuan yang dicantumkan dalam Daftar Kuantitas Harga.
(3). Galian Terbuka :

Galian terbuka untuk pondasi, saluran, dll harus sesuai dengan persyaratan
yang tercantum pada pekerjaan galian.

Pekerjaan galian pondasi yang tercantum pada Daftar Kuantitas dan harga
tersebut termasuk semua yang diperlukan untuk mendapatkan garis - garis
batas, tingkatan dan dimensi seperti pada gambar atau seperti yang
disarankan Direksi, termasuk galian dibawah permukaan pondasi untuk
perbaikan bila ada keretakan - keretakan atau kekurangan - kekurangan
lain, pembersihan pondasi tambahan bila perlu serta semua galian terbuka
lain di daerah pondasi.

Semua material galian harus diangkut ke lokasi pembuangan ( spoil


bank ) atau tempat penumpukan sementara seperti yang disyaratkan atau
diangkut langsung untuk digunakan sebagai material timbunan. Bila ada
kerusakan alami dan bukan karena kesalahan Penyedia Barang / Jasa
dipermukaan pondasi spillway, Direksi boleh merubah batas galian
sehingga ada batas - batas galian yang baru.

Penyedia Barang / Jasa berhak mendapatkan tambahan biaya untuk


pekerjaan galian dengan harga satuan sama dengan harga satuan yang
tercantum pada Daftar Kuantitas dan Harga.

1.3.4. Pengangkutan Material Hasil Galian :


(1). Pengangkutan ke lokasi pembuangan sementara :

Tanah galian yang akan dibuang pada lokasi pembuangan tetap dapat
ditempatkan sementara di lokasi galian sepanjang tidak mengganggu
pekerjaan. dengan ketentuan ketinggian tanah timbunan maksimum 1 m.

Batas waktu penimbunan tanah sementara selama 2 ( dua ) hari sejak


penimbunan tanah ditumpahkan.

Dan bila ternyata tanah galian pada daerah timbunan sementara tersebut
masuk kembali pada lubang galian maka pekerjaan ini masih menjadi
tanggung jawab Penyedia Barang / Jasa.
Pada pembuangan tanah galian dilokasi sementara adalah merupakan satu
kesatuan dalam pembuangan tanah bekas galian pada lokasi tetap ( tidak
ada perhitungan harga satuan tersendiri ).

(2). Pengangkutan ke lokasi pembuangan tanah tetap untuk bahan


timbunan kembali :
Tanah yang digali harus sesuai dengan rencana penggalian yang ada dalam
gambar dan harus dibuang pada lokasi / tempat yang ditunjukkan dalam
gambar atau yang disetujui Direksi.

Material yang akan dipakai untuk bahan timbunan kembali sera mendapat
persetujuan dari Direksi, ditempatkan dan dihamparkan secara merata
dengan ketebalan hamparan tanah yang memungkinkan untuk pengeringan
serta terpisah dari bahan galian yang tidak terpakai ( dibuang ).

(3). Pengangkutan ke lokasi pembuangan tetap / tidak dipakai :

Semua tanah bekas galian yang tidak dipakai harus diratakan / dirapikan
serta lokasi nya telah ditentukan oleh Direksi. Atas saran / petunjuk
Direksi, Penyedia Barang / Jasa harus memperbaiki kembali pembuangan
tanah yang mengakibatkan terjadinya lingkungan yang kurang baik dan
segala resiko yang timbul menjadi tanggung jawab Penyedia Barang / Jasa.

1.3.5. Pengukuran dan Pembayaran :


Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan galian setiap klasifikasi material harus
dibuat menurut batas, tingkatan dan ukuran yang ditunjukkan dalam gambar atau
sesuai petunjuk Direksi. Pengukuran tersebut didasarkan pada permukaan tanah
asli sebelum galian hingga permukaan galian seperti tersebut di atas. Klasifikasi
material yang digali ditentukan Direksi berdasarkan analisa dan pertimbangan
Direksi.

Pembayaran dilakukan berdasarkan kuantitas yang diukur sebelum pekerjaan


galian dimulai hingga selesai dilaksanakan dan harga satuan yang per meter kubik
seperti yang dicantumkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Harga satuan
pekerjaan galian tersebut sudah mencakup biaya pekerja, bahan-bahan dan alat-
alat yang diperlukan untuk menggali, perataan longsoran, penimbunan kembali
ditempat menurut petunjuk Direksi, pengangkutan bahan ke tempat penimbunan,
pembuangan tanah yang tidak digunakan dan lain-lain pekerjaan yang berkaitan.

Nama Item pekerjaan Satuan


Pengukuran

Galian Biasa Meter kubik


 Peralatan
No Jenis Kapasitas Jumlah
1 Asphalt Finisher Min. 8 ton (Hopper 1
Capacity)
2 Tandem Roller 8 -10 ton 1
3 Pneumatic Tired Roller 10 – 12 ton 2
4 Excavator 138 HP 1
5 Motor Grader Min.100 HP 1
6 Vibro Roller (Single Drum) 10 - 12 Ton 1

 Personil
a. Untuk pekerjaan kualifikasi Usaha Menengah
Pengalaman
Tingkat Jabatan dalam
Kerja Sertifikasi Kompetensi Kerja
No Pendidikan/ pekerjaan yang
Profesional
Ijazah akan dilaksanakan
(Tahun)
1. S1 Tenik Manajer 4 SKA Ahli Muda Teknik Jalan/
Sipil Pelaksanaan/ SKK Ahli Muda Teknik Jalan
Proyek (Jenjang 7)
2. S1 Tenik Manajer Teknik 4 SKA Ahli Muda Teknik Jalan/
Sipil SKK Ahli Muda Teknik Jalan
(Jenjang 7)
3. S1 Ekonomi Manajer Keuangan 4 -
4. S1 Tenik Ahli K3 Konstruksi 3 Tahun SKA Muda K3 Kontruksi/ SKK
Sipil untuk Ahli Ahli Muda K3 Konstruksi
Muda/ (Jenjang 7)
0 Tahun
untuk Ahli
Madya

Cirebon, 28 Desember 2023


PPK Bendungan 1
SNVT Pembangunan Bendungan
BBWS Cimanuk Cisanggarung

Dita Kurmadi Hata, ST


NIP. 198503142010121001

Anda mungkin juga menyukai