Anda di halaman 1dari 50

SPESIFIKASI TEKNIS

A. SYARAT-SYARAT UMUM
5

6.1. RINGKASAN PEKERJAAN


6.1.1. Uraian Berbagai Pekerjaan yang termasuk dalam Spesifikasi ini
Ruang lingkup pekerjaan meliputi semua atau salah satu yang berikut ini :
1). Pekerjaan pengukuran dan pemasangan bowplank, Pembersihan Lokasi
2). Pekerjaan galian tanah pondasi dan galian konstruksi lainnya.
3). Pekerjaan pasangan batu kosong, pasangan batu gunung dan pasangan Dinding Papan
4). Pekerjaan plesteran dinding, acian dan pekerjaan lantai baik dilapisi keramik.
5). Pekerjaan beton tak bertulang dan bertulang, termasuk kansteen beton dan bangunan
finishing lainnya yang terbuat dari beton.
6). Pekerjaan kuda-kuda, gording dan atap.
7). Pekerjaan pintu, Roster dan pelengkapnya.
8). Pekerjaan pengecatan dan finishing.
9). Pekerjaan Sanitasi
10).Pekerjaan Elektrikal.

6.2. STANDAR RUJUKAN


6.2.1. Uraian Umum
1). Peraturan Peraturan dan standar yang di jadikan acuan dalam Dokumen Kontrak akan
rnenetapkan Persyaratan kualitas untuk berbagai jenis pekerjaan yang harus
diselenggarakan beserta cara cara yang digunakan dalam spesifikasi-spesifikasi atau yang
dikehendaki oleh Direksi.
2). Kontraktor harus bertanggung jawab untuk penyediaan bahan-bahan dan kecakapan kerja
yang diperlukan untuk memenuhi atau melampaui peraturan-peraturan khusus atau
standar-standar yang dinyatakan demikian dalam spesifikasi-spesifikasi atau yang
dikehendaki oleh Direksi Teknik.
6.2.2. Jaminan Kualitas
1). Selama Pengadaan
Kontraktor harus bertanggung jawab untuk melakukan pengujian semua bahan-bahan
yang diperlukan dalam pekerjaan, dan menentukan bahwa bahan-bahan tersebut
memenuhi atau melebihi persyaratan yang telah ditentukan.
2). Selama Pelaksanaan
Direksi Teknik mempunyai wewenang untuk menolak bahan bahan, barang barang dan
pekerjaan pekerjaan yang tidak memenuhi persyaratan minimum yang ditentukan tanpa
kompensasi bagi Kontraktor.
3). Tanggung Jawab Kontraktor
Adalah tanggung jawab Kontraktor untuk melengkapi bukti yang diperlukan mengenai
bahan-bahan, kecakapan kerja atau kedua duanya sebagaimana yang diminta oieh Direksi

1
Teknik atau yang ditentukan dalam Dokumen Kontrak yang memenuhi atau melebihi
yang ditentukan dalam standar standar yang diminta. Bukti bukti tersebut harus dalam
bentuk yang dimintakan oleh Direksi Teknik secara tertulis, dan harus termasuk satu copy
hasil hasil pengujian yang resmi.
4). Standar standar
Standar standar yang dipakai menjadi acuan termasuk, namun tidak terbatas pada standar
yang dicantumkan di bawah ini :
a. Peraturan Beton Indonesia disingkat SK SNI T15-1991-03.
b. Peraturan Kontruksi Kayu Indonesia disingkat PKKI-NI-1961.
c. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia/1983.
d. Pedoman Plumbing Indonesia, tahun 1979.
e. Peraturan Dinas Pemadam Kebakaran.
f. Peraturan yang ditetapkan oleh Perusahaan Umum Listrik Negara.
g. Peraturan yang ditetapkan oleh Perusahaan Daerah Air Minum.
h. Peraturan yang ditetapkan oleh Perusahaan Umum Telekomunikasi.
i. Pedoman Tata Cara Penyelenggaraan Pembangunan Bangunan Gedung Negara oleh
Departemen Pekerjaan Umum.
j. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983.
k. Peraturan Perencanaan Tahan Gempa Indonesia untuk Gedung 1981 beserta
Pedomannya.
l. Standard Industri Indonesia ( SII ).
m. Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia disingkat PUBI-1982.
n. Peraturan Cat Indonesia – N4.
o. Pedoman Pelaksanaan Lapis Penetrasi Macadam Indonesia
p. Pedoman Pelaksanaan Lapis Tipis Aspal Pasir (Latasir) Indonesia

6.3. MOBILISASI
6.3.1. Umum
1). Mobilisasi sebagaimana ditentukan dalam kontrak ini akan meliputi pekerjaan persiapan
yang diperlukan untuk pengorganisasian dan pengelolaan pelaksanaan pekerjaan kegiatan.
Ini juga akan mencakup demobilisasi setelah penyelesaian pelaksanaan pekerjaan yang
memuaskan.
2). Kontraktor harus mengerahkan sebanyak mungkin tenaga setempat dari kebutuhan tenaga
pelaksanaan pekerjaan tersebut dan bilamana perlu memberikan pelatihan yang memadai.
3). Sejauh mungkin dan berdasarkan petunjuk Direksi, Kontraktor harus menggunakan rute
(jalur) tertentu dan menggunakan kendaraan kendaraan yang ukurannya sesuai dengan
kelas jalan tersebut serta membatasi muatannya untuk menghindari kerusakan jalan dan
jembatan yang digunakan untuk tujuan pengangkutan ke tempat kegiatan.
4). Kontraktor harus bertanggung jawab atas setiap kerusakan pada jalan dan jembatan, di
karenakan muatan angkutan yang berlebihan serta harus memperbaiki kerusakan tersebut
sampai mendapat persetujuan Direksi.
5). Mobilisasi peralatan berat dari dan menuju ke lapangan pekerjaan harus dilaksanakan
pada waktu lalu lintas sepi, dan truk truk angkutan yang bermuatan harus ditutup dengan
terpal.
6.3.2. Jangka Waktu Mobilisasi
1). Mobilisasi harus diselesaikan dalam waktu 30 hari setelah penandatanganan kontrak,
terkecuali dinyatakan lain secara tertulis oleh Pemimpin Kegiatan.
2
2). Pembayaran mobilisasi untuk pekerjaan yang diuraikan sebelumnya harus dimasukkan
dalam item yang dinyatakan dalam daftar item pembayaran, dan tidak boleh ada
pembayaran terpisah untuk item ini.
6.3.3. Penyiapan Lapangan
1). Kontraktor akan menguasai lahan yang diperuntukan bagi kegiatan kegiatan pengelolaan
dan pelaksanaan pekerjaan di dalam daerah kegiatan.
2). Kontraktor harus mengikuti hal hal berikut:
a. Memenuhi persyaratan Peraturan peraturan Nasional, Peraturan peraturan Propinsi
dan Peraturan-peraturan Kabupaten.
b. Mengadakan konsultasi dengan Direksi Teknik sebelum penempatan dan pembuatan
Kantor Kegiatan dan gudang-gudang serta pemasangan peralatan produksi konstruksi.
c. Mencegah sesuatu polusi terhadap milik di sekitarnya sebagai akibat dari operasi
pelaksanaan.
3). Pekerjaan tersebut juga akan mencakup demobilisasi dari lapangan pekerjaan setelah
selesai kontrak, meliputi pembongkaran semua instalasi, plant dan peralatan konstruksi.
serta semua bahan bahan lebihan, semuanya berdasarkan persetujuan Direksi Teknik.
6.3.4. Pengukuran dan Pembayaran
Pembayaran untuk pekerjaan yang sudah selesai yang didiskusikan di dalam bab ini harus
dimasukkan dalam daftar item pembayaran, dan tidak boleh ada pembayaran terpisah untuk
item ini.

6.4. PENGUJIAN DAN PEMERIKSAAN MATERIAL


6.4.1. Umum
1). Semua material yang didatangkan harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan.
2). Kontraktor harus menyelenggarakan pengujian bahan bahan dan kecakapan kerja untuk
pengendalian mutu yang dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi dan menurut perintah
Direksi Teknik.
3). Pengujian pengujian akan dilaksanakan oleh laboratoriurn kabupaten atau propinsi yang
sesuai dengan pengaturan oleh Direksi Teknik, Pengujian khusus di laboratoriurn pusat
harus juga dilaksanakan bila diminta demikian oleh Direksi Teknik.
6.4.2. Pemenuhan terhadap Spesifikasi
1). Semua pengujian harus memenuhi seperangkat, standar di dalam spesifikasi. Bilamana
hasil pengujian tidak memuaskan, Kontraktor harus melakukan pekerjaan pekerjaan
perbaikan dan peningkatannya jika diperlukan oleh Pemimpin Kegiatan atau Direksi
Teknik, dan harus melengkapi pengujian pengujian untuk menunjukkan terpenuhinya
spesifikasi.
2). Material yang telah didatangkan oleh Kontraktor di lapangan pekerjaan tetapi ditolak
pemakaiannya oleh Direksi Teknik harus segera dikeluarkan dari lapangan pekerjaan
selambat-lambatnya 2 (dua) kali 24 jam terhitung dari jam penolakan.
3). Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang telah dilakukan oleh kontraktor tetapi ternyata
ditolak Direksi Teknik harus segera dihentikan dan selanjutnya dibongkar atas biaya
kontraktor dalam waktu yang ditetapkan oleh Direksi Teknik.
4). Apabila Direksi Teknik merasa perlu meneliti suatu bahan lebih lanjut, Direksi Teknik
berhak mengirimkan bahan tersebut kepada Balai Penelitian Bahan-bahan (Laboratorium)
yang terdekat untuk diteliti. Biaya pengiriman dan penelitian menjadi tanggungan
Kontraktor apapun hasil penelitian bahan tersebut.

3
6.4.3. Pengukuran dan Pembayaran
Kontraktor harus bertanggung jawab membayar biaya biaya semua pengujian yang
dilaksanakan untuk memenuhi persyaratan spesifikasi. Biaya untuk pengujian "Pengendalian
Mutu" yang ditetapkan di dalam bab ini, harus dimasukkan ke dalam item pembayaran yang
bersangkutan dan tidak ada pembayaran terpisah yang akan dibuat untuk pengujian.

6.5. PELAKSANAAN PEKERJAAN


6.5.1. Umum
1). Pengelola Lapangan dari Kontraktor
a. Untuk menjamin kualitas, ukuran ukuran dan kinerja pekerjaan yang benar, kontraktor
harus menyediakan staf teknik berpengalaman yang cocok sebagaimana ditentukan
dan memuaskan Direksi Teknik. Staf teknik tersebut jika dan bilamana diminta harus
mengatur pekerjaan lapangan, melakukan pengujian lapangan untuk pengendalian
mutu bahan bahan dan kecakapan kerja, mengendalikan dan mengorganisasi tenaga
kerja kontraktor dan memelihara catatan catatan serta dokumentasi kegiatan.
b. Personalia Organisasi Lapangan Kontraktor, minimal terdiri dari :
• Seorang Penanggung Jawab Kegiatan dalam hal ini Direktur Perusahaan atau
kuasanya yang menandatangani kontrak dengan pemilik.
• Seorang Penanggung Jawab Lapangan (Site Manager), pengalaman minimal 3
tahun sebagai Site Manager.
• Tenaga Ahli Arsitektur, Struktur, Mekanikal/Elektrikal,Estimasi Biaya.
• Tenaga Pelaksana Lapangan.
c. Penanggung Jawab Lapangan, Tenaga Ahli dan Pelaksana Lapangan harus mendapat
kuasa penuh dari Kontraktor untuk bertindak atas namanya dan senantiasa harus di
tempat pekerjaan.
d. Dengan adanya Pelaksana, tidak berarti bahwa Kontraktor lepas dari tanggung jawab
sebagian maupun keseluruhan terhadap kewajibannya.
e. Kontraktor wajib memberi tahu secara tertulis kepada Tim Pengelola Teknis dan
Direksi Teknik, nama dan jabatan pelaksana untuk mendapatkan persetujuan.
f. Bila kemudian hari, menurut pendapat Tim Pengelola Teknis dan Direksi Teknik,
Pelaksana kurang mampu atau tidak cakap memimpin pekerjaan, maka akan
diberitahukan kepada Kontraktor secara tertulis untuk mengganti Pelaksana. Dalam
jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkan Surat Pemberitahuan, Kontraktor
harus sudah menunjukkan Pelaksana baru atau Kontraktor sendiri (Penanggung
Jawab/Direktur Perusahaan) yang akan memimpin pelaksanaan.
2). Tempat Tinggal ( domisili) Kontrak dan Pelaksanaan.
Menjaga kemungkinan diperlukan kerja diluar jam kerja apabila terjadi hal-hal yang
mendesak, Kontraktor dan Pelaksana Wajib memberitahukan secara tertulis, alamat dan
nomor telepon di lokasi kepada Tim Pengelola dan Direksi Teknik.
3). Pemeriksaan Lapangan
g. Sebelum pematokan dan pengukuran di lapangan (setting out), Kontraktor harus
mempelajari gambar gambar kontrak dan bersama sama dengan Direksi Teknik
mengadakan pemeriksaan daerah kegiatan, dan khususnya mengukur/memasang lebar
jalan, plan bangunan, dan jaringan utilitas, serta melakukan satu pemeriksaan yang
terinci terhadap semua bangunan yang ada. Perubahan tempat/volume dari
pemeriksaan tersebut di atas harus dicatat pada Shop Drawings. Shop Drawings ini
harus diserahkan dalam waktu 30 (tiga puluh) hari sesudah Surat Perintah Kerja
ditandatangani, kepada Direksi Teknik untuk persetujuannya.

4
h. Pada daerah daerah perkerasan dimana satu pekerjaan perataan dan/atau lapis
permukaan harus dibangun, satu profil memanjang sepanjang sumbu jalan harus
diukur, serta penampang melintang diambil pada interval tertentu untuk menentukan
kelandaian dan kemiringan melintang, dan untuk menentukan pengukuran ketebalan
serta lebarnya konstruksi baru.
6.5.2. Pengendalian Mutu Bahan dan Kecakapan Kerja
1). Semua bahan yang dipasok harus sesuai dengan spesifikasi dan harus disetujui oleh
Direksi Teknik. Sertifikat ujian pabrik pembuat harus diserahkan untuk semua item item
yang dibuat pabrik termasuk aspal, semen, kapur, baja konstruksi dan kayu.
2). Kontraktor harus rnenyediakan contoh contoh semua bahan bahan yang diperlukan untuk
pengujian dan mendapatkan persetujuan sebelum digunakan di lapangan dan bilamana
Direksi Teknik meminta demikian, sertifikasi harus disediakan atau pengujian-pengujian
dilaksanakan untuk menjamin kualitas, sesuai Tabel Jadwal Frekuensi Minimum
“Pengujian Pengendalian Mutu", dalam Prakonstruksi.
3). Semua kecakapan kerja harus memenuhi uraian dan persyaratan spesifikasi dokumen
kontrak dan harus dilaksanakan sampai memuaskan Direksi Teknik. Bahan harus diuji di
lapangan atau di laboratorium selama konstruksi dan masa pemeliharaan sesuai jadwal
pengujian minimum yang tercantum dalam “Jadwal Frekuensi Minimum Pengujian
Pengendalian Mutu”. atas permintaan Direksi Teknik dan Kontraktor harus membantu
serta menyediakan peralatan dan tenaga untuk pemeriksaan, pengujian dan pengukuran.
4). Desain campuran untuk aspal dan beton harus disiapkan dan diuji sesuai dengan
spesifikasi dan tidak ada campuran boleh digunakan pada pekerjaan-pekerjaan kegiatan
terkecuali memenuhi persyaratan spesifikasi dan memuaskan Direksi Teknik.
5). Hasil semua pengujian termasuk pemeriksaan kualitas bahan di lapangan dan desain
campuran, harus direkam dengan baik dan dilaporkan kepada Direksi Teknik.
6.5.3. Pengendalian Lingkungan
1). Kontraktor harus menjamin bahwa akan di berikan perhatian yang penuh terhadap
pengendalian pengaruh lingkungan dan bahwa semua syarat-syarat desain serta
persyaratan spesifikasi yang berhubungan dengan polusi lingkungan dan perlindungan
taman serta lintasan air di sekitarnya akan ditata.
2). Kontraktor tidak boleh menggunakan kendaraan kendaraan yang memancarkan suara
sangat keras (gaduh), dan di dalam daerah pernukiman suatu peredam kebisingan harus
dipasang serta dipelihara selalu dalam kondisi baik pada semua peralatan dengan motor, di
bawah pengendalian Kontraktor.
3). Kontraktor harus juga menghindari penggunaan peralatan berat atau peralatan yang berisik
dalam daerah daerah tertentu sampai larut malam atau dalam daerah daerah rawan seperti
dekat Rumah Sakit.
4). Untuk mencegah polusi debu selama musim kering, Kontraktor harus melakukan
penyiraman secara teratur kepada jalan angkutan tanah atau jalan angkutan kerikil dan
harus menutupi truk angkutan dengan terpal.
6.5.4. Pematokan dan Pemasangan Pekerjaan di Lapangan
1). Jika dianggap perlu oleh Direksi Teknik, Kontraktor harus mengadakan survai secara
cermat dan memasang patok beton (Bench Marks) pada lokasi yang tetap untuk
memungkinkan desain, atau pematokan dan pemasangan pekerjaan yang harus dibuat, dan
juga untuk maksud sebagai referensi dimasa depan.
2). Kontraktor harus memasang patok patok, konstruksi untuk membuat garis dan kelandaian
pembetulan ujung perkerasan, lebar bahu jalan, ketinggian perkerasan dan drainase sesuai
dengan gambar gambar kegiatan dan menurut perintah Direksi Teknik. Persetujuan
Direksi Teknik atas garis dan ketinggian tersebut akan diperoleh sebelum pelaksanaan

5
Pekerjaan konstruksi berikut sesuatu modifikasi (perubahan) yang diperlukan oleh Direksi
Teknik yang harus dilaksanakan tanpa penundaan.
3). Untuk pekerjaan-pekerjaan yang berkaitan dengan bangunan-bangunan gedung (bangunan
utama terminal, peron dan fasiltas penunjang lainnya), pemasangan patok-patok/bowplank
harus disiku satu sama lain dan diukur dari as ke as pondasi.
4). Untuk proses pengukuran dan pematokan tersebut, Kontraktor harus menyediakan semua
instrumen yang diperukan, personil, tenaga dan bahan yang di minta untuk pemeriksaan
pematokan di lapangan atau pekerjaan lapangan yang relevan.
6.5.5. Peil dan Pengukuran
1). Kontraktor wajib memberikan kepada Direksi Teknik setiap kali suatu bagian pekerjaan
akan dimulai untuk diperiksa terlebih dahulu ketetapan peil-peil dan ukuran-ukurannya.
2). Kontraktor diwajibkan senantiasa mencocokan ukuran-ukuran satu sama lain dalam tiap
pekerjaan dan segera melaporkan secara tertulis kepada Direksi Teknik / setiap terdapat
selisih / perbedaan- perbedaan ukuran, untuk diberikan keputusan pembetulannya. Tidak
dibenarkan Kontraktor membetulkan sendiri kekeliruannya tersebut tanpa persetujuan
Direksi Teknik.
3). Kontraktor bertanggung jawab penuh atas tepatnya pelaksanaan pekerjaan menurut peil-
peil dan ukuran- ukuran yang ditetapkan dalam Gambar Kerja dan Syarat ini.
4). Mengingat setiap kesalahan selalu akan mempengaruhi bagian-bagian pekerjaan
selanjutnya maka ketetapan peil dan ukuran tersebut mutlak perlu diperhatikan sungguh-
sungguh.
5). Kelalaian Kontraktor dalam hal ini tidak akan ditolerir Direksi Lapangan dan berhak
untuk membongkar pekerjaan yang telah dilakukan tanpa pemeriksaan dari Direksi
Lapangan.
6). Semua bahan yang akan dipergunakan untuk pelaksanaan pekerjaan Kegiatan ini harus
benar-benar baru dan diteliti mengenai mutu , ukuran dan lain-lain yang disesuaikan
dengan Standard / Peraturan-peraturan yang dipergunakan didalam RKS ini. Semua
bahan-bahan tersebut diatas harus mendapatkan pengesahan/persetujuan dari Pemilik
Kegiatan/Direksi Teknik sebelum akan dimulai pelaksanaannya.
7). Ketelitian dan kerapian kerja akan sangat dinilai ( bobotnya tinggi ) oleh Direksi
Teknik terutama yang menyangkut pekerjaan, penyelesaian maupun perapihan (finishing
work).
6.5.6. Pemakaian Ukuran
1). Kontraktor tetap bertanggung jawab dalam menepati semua ketentuan yang tercantum
dalam rencana kerja dan gambar kerja berikut tambahan dan perubahannya.
2). Kontraktor wajib memeriksa kebenaran dari ukuran-ukuran keseluruhan maupun bagian-
bagiannya dan memberitahukan Direksi Lapangan tentang setiap perbedaan yang
ditemukannya didalam Rencana Kerja dan Syarat dan Gambar Kerja maupun dalam
Pelaksanaan. Kontraktor baru diijinkan membetulkan kesalahan gambar dan
melaksanakannya setelah ada persetujuan tertulis dari Direksi Lapangan.
3). Pengambilan ukuran-ukuran yang keliru dalam pelaksanaan, didalam hal apapun menjadi
tanggung jawab Kontraktor. Oleh karena itu sebelumnya, kepadanya diwajibkan
mengadakan pemeriksaan menyeluruh terhadap semua gambar kerja yang ada.
6.5.7. Rencana Kerja
Kontraktor harus membuat Rencana Pelaksanaan Pekerjaan berupa “ Time schedule/Kurva S
“ dan disahkan oleh Direksi Teknik dan diketahui oleh Pemberi Tugas. Kontraktor
berkewajiban melaksanakan pekerjaan menurut rencana ini, hanya dengan persetujuan Direksi
harus menyimpan dari rencana semula, maka kerugian yang dideritanya adalah tanggung
jawab Kontraktor.

6
6.5.8. Tanggung Jawab Kontraktor
Kontraktor bertanggung jawab atas :
1). Ketelitian/ kebenaran hasil pelaksanaan yang dilakukan oleh pelaksana harus sesuai
dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat serta Gambar – gambar pelaksanaan.
2). Kesehatan/Kesejahteraan/Penginapan Karyawan selama pelaksanaan pekerjaan.
3). Kelancaraan Pelaksanaan Pekerjaan.
4). Keamanan/Kerusakan dari equipment yang dipakai selama pelaksanaan pekerjaan.
5). Penerangan pada tempat pelaksanaan pekerjaan.
6). Penjagaan Keamanan Lapangan Pekerjaan.
7). Tidak diperkenankan :
a. Pekerja menginap di tempat pekerjaan kecuali dengan ijin Direksi Lapangan.
b. Memasak ditempat bekerja kecuali dengan ijin Direksi Lapangan.
c. Membawa masuk penjual-penjual makanan, buah, minuman, rokok dan sebagainya
ke tempat pekerjaan.
d. Keluar masuk dengan bebas.
6.5.9. Pekerjaan Di Waktu Malam
Kontraktor harus meminta ijin kepada Direksi Teknik /Direksi Pelaksana dalam hal untuk
melaksanakan pekerjaan atau bagian pekerjaan dimalam hari. Ijin akan diberikan kalau
penerangan cukup atau memakai penerangan PLN/Generator.

6.6. PROSEDUR PERUBAHAN PEKERJAAN


6.6.1. Umum
1). Uraian
Perubahan Perubahan pekerjaan dapat dirintis oleh pemimpin kegiatan (atau oleh Direksi
Teknik jika dikuasakan demikian oleh Pemimpin Kegiatan untuk bertindak atas namanya)
atau oleh kontraktor, dan akan disetujui dengan cara satu perintah perubahan yang
ditandatangani oleh kedua belah pihak. Jika dasar pembayaran ditentukan dalam satu
perintah perubahan menimbulkan satu perubahan dalam struktur harga satuan item
pembayaran atau satu perubahan dalam besarnya kontrak. Perintah perubahan tersebut
akan dirundingkan dan dirumuskan dalam suatu addendum.
2). Perintah Perubahan dan Addenda harus Mematuhi hal-hal berikut :
a. Perintah Perubahan
Sebuah perintah tertulis yang dikeluarkan oleh Pemimpin Kegiatan yang diparaf oleh
kontraktor, menunjukkan penerimaannya atas perubahan pekerjaan atau dokumen
kontrak dan persetujuannya atas dasar penyesuaian pembayaran dan waktu jika ada,
untuk pelaksanaan perubahan pekerjaan tersebut. Perintah perubahan harus
diterbitkan dalam satu formulir standar dan akan mencakup semua instruksi yang
dikeluarkan oleh Pemimpin Kegiatan yang akan menimbulkan suatu perubahan
dalam Dokumen Kontrak atau instruksi-instruksi sebelumnya yang dikeluarkan oleh
Pemimpin Kegiatan.
b. Addenda
Suatu persetujuan tertulis antara Pemilik (Employer) dan Kontraktor merumuskan satu
perubahan dalam pekerjaan atau Dokumen Kontrak yang telah menghasilkan satu
perubahan dalam susunan Harga Satuan Item Pembayaran atau satu perubahan yang
diharapkan dalam besarnya kontrak dan telah dirundingkan sebelumnya serta disetujui
di bawah satu Perintah Perubahan Addenda juga akan dibuat pada bagian penutup
Kontrak dan untuk semua perubahan perubahan kontraktual dan perubahan teknis

7
yang besar tanpa memandang apakah perubahan perubanan tersebut untuk struktur
Harga atau Besarnya Kontrak.
3). Penyerahan
a. Kontraktor akan menunjuk Wakil Perusahaannya secara tertulis yang diberi kuasa
untuk menerima perubahan dalam pekerjaan dan yang bertanggung jawab untuk
memberitahukan karyawan-karyawan kontraktor lainnya mengenai otorisasi
perubahan¬-pembahan tersebut.
b. Pemimpin Kegiatan akan menunjuk secara tertulis pejabat yang diberi kuasa untuk
mengadministrasi prosedur perubahan atas nama pemberi tugas.
c. Kontraktor akan membantu setiap pengajuan usulan Lump sum, dan untuk setiap
Harga Satuan yang tidak ditentukan sebelumnya dengan data pembuktian yang cukup
untuk memungkinkan Direksi Teknik mengevaluasi usulan tersebut.
6.6.2. Prosedur Awal
1). Pemimpin kegiatan dapat mengawali “Perintah Perubahan” (Change order) dengan
menyampaikan kepada Kontraktor satu pemberitahuan tertulis yang berisikan :
a. Satu uraian terinci mengenai perubahan yang diusulkan dan lokasinya dalam kegiatan
tersebut.
b. Kelengkapan atau gambar-gambar dan spesifikasi-spesifikasi yang dirubah yang
merinci perubahan yang diusulkan.
c. Jangka waktu yang direncanakan untuk mengerjakan perubahan yang diusulkan
tersebut.
d. Apakah perubahan yang diusulkan tersebut dapat dilaksanakan dibawah struktur
Harga Satuan Item Pembayaran yang ada maupun suatu Harga Satuan atau Lump Sum
tambahan yang diperlukan harus disetujui dan dirumuskan dalam satu addendum.
e. Satu pengumuman demikian adalah hanya satu pemberitahuan saja, dan tidak
merupakan satu perintah untuk melaksananakan perubahan perubahan tersebut, atau
untuk menghentikan pekerjaan yang sedang maju.
2). Kontraktor dapat meminta satu Perintah Perubahan dengan mengajukan satu
pemberitahuan tertulis kepada Direksi Teknik. Berisi :
a. Uraian perubahan yang diajukan
b. Pernyataan alasan untuk membuat usulan perubahan.
c. Pernyataan pengaruh pada Jadwal Pelaksanaan, jika ada.
d. Pernyataan pengaruh yang ada pada pekerjaan pekerjaan Sub Kontraktor yang
terpisah, jika ada.
e. Perincian apakah semua atau sebagian usulan perubahan harus dilakukan di bawah
struktur Harga Satuan Item Pembayaran yang ada beserta dengan suatu Harga Satuan
tambahan atau Lump Sum yang dipertimbangkan mungkin perlu disetujui.

6.6.3. Pelaksanaan ''Perintah Perubahan" (Change Order)


1). Isi masalah dalam “Perintah Perubahan“ berdasarkan pada.
a. Permintaan Pemimpin Kegiatan dan Penerimaan Kontraktor yang disetujui bersama
atau;
b. Permohonan kontraktor untuk satu perubahan yang diterima oleh Pemimpin Kegiatan.
2). Pemimpin Kegiatan akan mempersiapkan “Perintah Perubahan“ tersebut dan menyediakan
satu nomor “Perintah Perubahan”

8
3). “Perintah Perubahan” tersebut akan menguraikan perubahan perubahan dalam pekerjaan-
pekerjaan penambahan maupun penghapusan dengan lampiran revisi Dokumen kontrak
yang diperlukan untuk menetapkan perincian perubahan.
4). “Perintah Perubahan” tersebut menetapkan dasar pembayaran dan suatu penyesuaian
waktu yang diperlukan, sebagai akibat adanya perubahan, dan dimana perlu akan
menunjukkan setiap tambahan Harga Satuan ataupun jumlah yang telah dirundingkan,
diantara Pemimpin Kegiatan dan Kontraktor yang perlu rumuskan dalam satu Addendum.
5). Pemimpin Kegiatan akan menadatangani dan menetapkan tanggal “perintah perubahan”
sebagai atasan bagi kontraktor untuk melaksanakan perubahan tersebut.
6). Kontraktor akan menandatangani dan memberi tanggal "Perintah Perubahan” untuk
menyatakan persetujuan dengan rincian di dalamnya.
6.6.4. Pelaksanaan Addenda
1). Isi masalah satu Addenda berdasarkan :
a. Pemintaan Pemimpin Kegiatan dan jawaban Kontraktor.
b. Permohonan Kontraktor untuk Perubahan, yang direkomendasi dan disetujui oleh
Pemimpin Kegiatan.
2). Pemimpin Kegiatan akan mempersiapkan Addendum tersebut.
3). Addendum tersebut akan menguraikan setiap perubahan kontraktual, perubahan teknik
maupun perubahan volume dalam pekerjaan, tarnbahan maupun penghapusan beserta
revisi Dokumen Kontrak untuk menetapkan perincian perubahan dimaksud.
4). Addendum tersebut akan menyediakan satu perhitungan ringkas setiap tambahan atau
penyesuaian Harga Satuan Item Pembayaran beserta satu perubahan jumlah Kontrak atau
penyesuaian dalam jangka waktu kontrak.
5). Pemimpin Kegiatan dan Kontraktor akan menandatangani Addendum tersebut dan
melampirkannya dalam Dokumen Kontrak.

6.7. PENGAWASAN
1). Pengawasan setiap hari terhadap pelaksanaan pekerjaan dilakukan oleh Konsultan
Supervisi/ Direksi Lapangan dimana setiap saat Konsultan Supervisi/Direksi Lapangan
harus dapat dengan mudah mengawasi,memeriksa dan menguji setiap bagian pekerjaan,
bahan dan peralatan. Kontraktor harus mengadakan fasilitas – fasilitas yang diperlukan.
2). Bagian–bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan tetapi luput dari pengawasan Konsultan
Supervisi/Direksi Lapangan adalah menjadi tanggung jawab Kontraktor. Pekerjaan
tersebut jika diperlukan harus segera dibuka / dibongkar sebagian atau seluruhnya.
3). Jika Kontraktor perlu melaksanakan pekerjaan diluar jam kerja sehingga diperlukan
pengawasan pekerjaan oleh Direksi Lapangan, maka segala biaya untuk itu menjadi beban
Kontraktor.
4). Wewenang dalam memberikan keputusan petugas-petugas Direksi Lapangan adalah
terbatas pada soal-soal yang jelas tercantum/dimasukan di dalam gambar dan Rencana
Kerja dan Syarat serta Risalah Penjelasan. Penyimpangan daripadanya haruslah seijin
Pemilik Kegiatan.

6.8. LAPORAN DAN DOKUMENTASI


6.8.1. Laporan Kemajuan Pekerjaan
Pelaksana diharuskan membuat Mingguan, dan Laporan Bulanan dari pelaksanaan pekerjaan
dan penyerahan laporan tersebut kepada Direksi untuk dapat dipergunakan sebagai dasar
pengamatan / pemeriksaan pelaksanaan pekerjaan yang sedang berjalan secara
berkesinambungan.

9
6.8.2. Dokumentasi
Kontraktor harus membuat dokumentasi pekerjaan berupa foto-foto berukuran Post Card pada
bagian-bagian pekerjaan yang penting sedapat mungkin diusahakan dengan foto warna :
1). Sebelum pekerjaan dimulai prestasi 0 (nol) persen.
2). Saat penggalian pondasi dan pemasangan pondasi
3). Saat pemasangan besi dan pengecoran sloof pondasi, kolom,plat beton dan ring balk.
4). Saat pekerjaan dalam prestasi 55%, 75% dan 100% serta setelah masa pemeliharaan atau
pada waktu pekerjaan diserah terimakan .
5). Setelah pekerjaan berakhir Kontraktor harus menyerahkan album foto sebanyak 3 (tiga)
set kepada Pemberi Tugas dimana 1(satu) set untuk arsip dan 2 (dua) set untuk arsip
Pemberi Tugas.
6). Untuk setiap pengajuan pembayaran angsuranKontraktor harus melampirkan foto
kemajuan pekerjaan sesuai kontrak (diambil 1 titik bidik).

6.9. RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT SERTA GAMBAR


6.9.1. Uraian
1). Peraturan dan syarat – syarat teknis pelaksanaan ini bersama dengan gambar kerjanya
digunakan sebagai pedoman dasar ketentuan dalam melaksanakan pekerjaan ini.
2). Gambar-gambar detail merupakan bagian-bagian yang tidak terpisahkan pada peraturan
dan syarat-syarat teknis pelaksanaan.
3). Jika terdapat perbedaan antara gambar-gambar dengan hal di atas, maka Kontraktor
menanyakan secara tertulis kepada perencana/Direksi. Kontraktor diwajibkan mentaati
keputusan perencana / Direksi dalam hal menyangkut masalah tersebut diatas.
4). Ukuran yang berlaku adalah ukuran yang dinyatakan dengan angka yang terdapat didalam
gambar terbaru dengan skala terbesar serta tidak memperkenankan mengukur gambar
berdasar skala gambar.
5). Jika terdapat kekurangan penjelasan dalam gambar kerja atau diperlukan gambar
tambahan/ gambar detail maka Kontraktor harus dapat membuat gambar tersebut dan
dibuat 3 (tiga) rangkap atas biaya Kontraktor, sebelum dilaksanakan harus mendapat ijin
dari Direksi
6.9.2. Penjelasan Perbedaan Gambar
1). Kontraktor diwajibkan melaporkan setiap ada perbedaan ukuran diantara gambar-gambar :
2). Gambar kerja arsitektur dengan gambar struktur maka yang dipakai sebagai pegangan
dalam ukuran fungsional adalah gambar arsitektur dalam jenis dan kualitas
bahan/kontruksi bangunan adalah gambar struktur.
3). Gambar kerja arsitektur dengan gambar mekanikal maka dipakai sebagai pegangan dalam
ukuran fungsional adalah gambar arsitektur dalam hal ukuran kualitas dan jenis bahan/
kontruksi adalah gambar mekanikal. Demikian halnya dengan gambar kerja pembangunan
gedung,pagar dan talud.
4). Gambar kerja arsitektur dengan gambar kerja electrical maka dipakai sebagai pegangan
dalam ukuran fungsional ialah gambar arsitektur dan dalam hal ukuran kualitas dan jenis
bahan adalah gambar electrical.
5). Tidak dibenarkan sama sekali bagi Kontraktor memperbaiki sendiri perbedaan-perbedaan
tersebut diatas. Akibat dari kelalaian Kontraktor, hal ini sepenuhnya menjadi tanggung
jawab Kontraktor.

10
6.9.3. Gambar Pelelangan (Tender Drawing)
Gambar-gambar dimaksudkan sebagai gambar yang akan dilaksanakan dan yang termasuk di
dalam kontrak. Untuk dimensi atau detail yang lain, kontraktor harus mengecek dan
menyesuaikan dengan gambar-gambar yang lain, baik sipil maupun arsitektur.
6.9.4. Gambar Pelaksanaan
1). Kontraktor harus membuat gambar-gambar pelaksanaan pekerjaan dilapangan (shop
drawing). Gambar-gambar tersebut harus dibuat berdasarkan gambar-gambar pelelangan
dan penjelasan pekerjaan yang diberikan.
2). Sebelum gambar-gambar pelaksanaan disetujui oleh pihak Direksi Lapangan, Kontraktor
tidak diperbolehkan memulai pekerjaan dilapangan.
3). Gambar-gambar pelaksanaan harus memenuhi syarat-syarat ditentukan oleh Direksi
Lapangan. Banyaknya gambar-gambar yang disampaikan kepada pihak Direksi Lapangan
harus sesuai dengan kontrak
4). Kontraktor harus memberikan waktu yang cukup kepada Direksi Lapangan untuk meneliti
gambar-gambar pelaksanaan.
5). Persetujuan terhadap gambar-gambar pelaksanaan bukan berarti pemberian garansi
terhadap dimensi-dimensi yang telah dibuat oleh kontraktor dan tidak melepaskan
tanggung jawab kontraktor terhadap pelaksanaan pekerjaan.
6.9.5. Gambar –Gambar Yang Berubah Dari Rencana
Gambar kerja hanya dapat berubah dengan perintah tertulis Pemilik Kegiatan berdasarkan
pertimbangan dari Direksi Lapangan.
Perubahan rencana ini harus dibuat gambarnya yang sesuai dengan apa yang diperintahkan
oleh Pemilik Kegiatan, yang jelas memperlihatkan perbedaan antara Gambar Kerja dan
Gambar Perubahan Rancangan.
Gambar tersebut harus diserahkan dalam rangkap 3 (tiga) berikut kalkirnya (gambar asli) dan
semua biaya pembuatannya ditanggung oleh Kontraktor.
Gambar perubahan yang disetujui oleh Pemilik Kegiatan / Direksi Lapangan kemudian
dilampirkan dalam Berita Acara Pekerjaan Tambah Kurang.
6.9.6. Gambar Sesuai Dengan Instalasi
1). Sesudah pekerjaan instalasi selesai, kontraktor harus membuat dan menyerahkan gambar-
gambar yang sesuai dengan instalasi.
2). Gambar-gambar tersebut harus memberikan informasi yang lengkap mengenai instalasi
secara keseluruhan untuk memudahkan pemeliharaan dan operasi dari instalasi yang telah
terpasang .
3). Gambar-gambar tersebut harus diserahkan kepada Direksi Lapangan untuk diperiksa dan
sesudah mendapat persetujuan barulah gambar-gambar tersebut diserahkan kepada
Pemberi Tugas.
4). Banyaknya gambar yang harus diserahkan adalah sebagai berikut :
a. 3 ( tiga ) set gambar-gambar cetakan.
b. 1 (satu) set gambar-gambar yang bisa diproduksi ( reprodukcible copy )

6.10. INSTRUKSI UNTUK SISTEM INSTALASI


6.10.1. Umum
1). Sesudah pekerjaan instalasi selesai dan berjalan dengan baik, Kontraktor diharuskan
menyediakan tenaga yang cakap untuk memberi pelajaran / training kepada operator-
operator yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas guna untuk Pemeliharaan.

11
2). Sesudah pekerjaan instalasi selesai, Kontraktor diwajibkan pula menyerahkan dokumen
yang berisi cara operasi maupun cara pemeliharaan dari sistem instalasi. Dokumen ini
harus disetujui dahulu oleh Direksi Lapangan sebelum diserahkan kepada Pemberi Tugas.
Banyaknya dokumen yang diserahkan kepada Pemberi Tugas adalah 3 (tiga) set.
6.10.2. Pemeliharaan Dan Masa Pemeliharaan Sistem Instalasi
1). Kontraktor diharuskan menyediakan tenaga yang cakap guna keperluan pemeliharaan
terhadap instalasi yang telah selesai dipasang dan termasuk di dalam kontrak selama masa
pemeliharaan dihitung dari masa penyerahan instalasi kepada Pemberi Tugas .
2). Kontraktor harus bersedia datang sewaktu-waktu jika terjadi problem atau kerusakan serta
memperbaiki problem tersebut dengan segera. Semua pekerjaan perbaikan tersebut harus
menjadi tanggung jawab kontraktor kalau disebabkan kualitas pekerjaan maupun kualitas
material yang jelek.
3). Kontraktor harus mengadakan pengecekan berkala terhadap instalasi yang telah berjalan
dan membuat catatan yang perlu guna pemeliharaan dari sistem instalasi tersebut.
6.10.3. Pemeriksaan
1). Kontraktor harus melaksanakan testing terhadap sistem yang telah selesai dipasang baik
secara sebagian maupun secara keseluruhan sesuai dengan peraturan-peraturan yang
berlaku atau yang ditentukan spesifikasi.
2). Jika sesuatu sistem instalasi yang termasuk dalam kontrak yang lain diadakan pengetesan
dan hal ini menyangkut pula pekerjaan dari salah satu kontraktor maka wakil-wakil dari
kontraktor yang bersangkutan harus hadir dan menyaksikan jalannya pengetesan tersebut
dan kalau perlu memberikan saran-saran.
3). Kontraktor harus mengadakan pengecekan dimana Pihak Direksi Lapangan hadir dan
Pihak Direksi akan menentukan apakah testing yang dilakukan cukup baik atau harus
diulang kembali. Kontraktor harus menanggung segala perongkosan yang timbul.
4). Kontraktor harus memberikan hasil-hasil testing kepada Direksi Lapangan. Hasil-hasil test
akan dipakai untuk menentukan apakah sistem instalasi yang telah dipasang berfungsi
sebagaimana mestinya.

6.11. PEMBERSIHAN
Kontraktor harus berusaha bahwa tempat bekerja selalu bersih dari sampah-sampah. Pada
waktu tertentu dan pada waktu pekerjaan telah selesai. Kontraktor harus membuang sampah-
sampah sebagai hasil pekerjaan ketempat diluar Kegiatan atau tempat yang telah ditunjuk oleh
Direksi Lapangan.

6.12. PERLINDUNGAN TERHADAP BARANG-BARANG DAN INSTALASI.


1). Kontraktor harus melindungi semua barang-barang dan instalasi yang ada terhadap
kerusakan-kerusakan maupun terhadap pencurian yang mungkin timbul.
2). Kontraktor harus bertanggung jawab terhadap barang-barang maupun instalasi sampai
diserahkan kepada Pemberi Tugas.

6.13. BAHAN-BAHAN DAN PENYIMPANAN.


6.13.1. Umum
1). Uraian
Bahan-bahan yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi persyaratan berikut :
a. Mematuhi standar dan spesifikasi yang digunakan.

12
b. Untuk kekuatan, ukuran, buatan, tipe dan kualitas harus seperti yang ditentukan pada
gambar rencana atau spesifikasi spesifikasi lain yang dikeluarkan atau yang disetujui
secara tetulis oleh Direksi Teknik.
c. Semua produksi harus baru, atau dalam kasus tanah, pasir dan agregat harus diperoleh
dari suatu sumber yang disetujui.
2). Penyerahan
a. Sebelum mengeluarkan satu pesanan atau sebelum perubahan satu daerah galian untuk
suatu bahan, Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi Teknik contoh-contoh
bahan untuk mendapatkan persetujuan, contoh tersebut harus disertai informasi
mengenai sumber, lokasi sumber dan setiap klarifikasi lain yang diperlukan oleh
Direksi Teknik untuk memenuhi persyaratan persyaratan spesifikasi.
b. Kontraktor harus menyelenggarakan, menempatkan, memperoleh dan memproses
bahan-bahan alam yang sesuai dengan spesifikasi ini serta harus memberitahu Direksi
Teknik paling sedikit 30 hari sebelumnya atau suatu jangka waktu lain yang
dinyatakan oleh Direksi Teknik secara tertulis bahwa bahan tersebut dapat digunakan
dalarn pekerjaan. Laporan ini berisi semua informasi yang diperlukan. Persetujuan
sebuah sumber tidak berarti semua bahan bahan dalam sumber tersebut disetujui.
c. Dalam kasus bahan bahan aspal, semen, baja dan kayu struktural serta bahan bahan
buatan pabrik lainnya, sertifikat uji pabrik pembuat diperlukan sebelum persetujuan
dari Direksi Teknik diberikan. Direksi Teknik memberikan persetujuan ini secara
tertulis.
6.13.2. Sumber Bahan-bahan
1). Sumber-sumber
a. Lokasi sumber bahan yang mungkin dapat digunakan yang diperlihatkan dalam
dokomen atau yang diberikan Direksi Teknik, disediakan sebagai satu petunjuk saja.
Adalah tanggung jawab kontraktor untuk mengadakan identifikasi dan memeriksa
kecocokan semua sumber-sumber bahan yang diperlukan untuk pelaksanaan
pekerjaan dan untuk mendapatkan persetujuan Direksi teknik.
b. Sumber bahan tidak boleh dipilih dari sumber alam dilindungi, hutan lindung atau
dalam daerah yang mudah terjadi longsoran atau erosi.
c. Kontraktor akan menentukan beberapa banyak peralatan dan pekerjaan yang
diperlukan untuk memproduksi bahan-bahan tersebut memenuhi spesifikasi ini.
Direksi Teknik akan menolak atau menerima bahan dari sumber-sumber bahan atas
dasar persyaratan kualitas yang ditentukan dalam kontrak.
d. Tidak boleh ada kegiatan pada lokasi sumber bahan yang akan menimbulkan erosi
atau longsoran tanah, hilangnya tanah produktif atau secara lain berpengaruh negatif
terhadap daerah sekelilingnya.
2). Persetujuan
a. Pemesanan bahan-bahan akan dilakukan jika Direksi Teknik telah memberikan
persetujuan untuk menggunakannya. Bahan-bahan tidak boleh digunakan untuk
maksud-maksud lain dari pada yang telah disetujui oleh Direksi Teknik.
b. Jika kualitas atau gradasi bahan tersebut tidak sesuai dengan kualitas yang telah
disetujui Direksi, maka Direksi dapat menolak bahan tersebut dan minta diganti.
6.13.3. Penyimpanan Bahan
1). Umum
a. Bahan-bahan harus disimpan dengan cara sedemikian rupa sehingga bahan-bahan
tersebut tidak rusak dan kualitasnya dilindungi, dan sedemikian sehingga bahan
tersebut selalu siap digunakan serta dengan mudah dapat diperiksa oleh Direksi
Teknik.

13
b. Penyimpanan di atas hak milik pribadi hanya akan diizinkan jika telah diperbolehkan
secara tertulis oleh pemilik atau penyewa yang diberi kuasa.
c. Tempat penyimpanan harus bersih dan bebas dari sampah dan air, bebas pengaliran air
dan kalau perlu ditinggikan. Bahan-bahan tidak boleh bercampur dengan tanah dasar,
dan bila diperlukan satu lapisan alas dasar pelindung harus disediakan. Tempat
penyimpanan berisi semen, kapur dan bahan-bahan sejenis harus dilindungi
sepantasnya dari hujan dan banjir.

2). Penanganan dan penyimpanan semen


a. Perlu diberikan perhatian sewaktu pengangkutan semen ke tempat pekerjaan supaya
semen tidak menjadi basah atau kantong semen menjadi rusak.
b. Di lapangan semen tersebut harus disimpan dalam gudang yang kedap air, dengan
rapih dan secara sistematis menurut jatuh temponya, sehingga penggunaan (kosumsi)
semen dapat diatur serta semen tidak berada terlalu lama dalam penyimpanan.
c. Biasanya batas waktu akhir penyimpanan semen untuk konstruksi beton tidak boleh
lebih dari 3 bulan. Direksi Teknik secara teratur akan memeriksa semen yang
disimpan di lapangan dan tidak akan mengizinkan setiap semen digunakan bila
didapati dalam kondisi telah mengeras.
3). Bahan-Bahan yang Ditumpuk di Pinggir Jalan
a. Direksi Teknik akan memberikan petunjuk mengenai lokasi yang tepat untuk
menumpuk bahan-bahan di pinggir jalan dan semua tempat yang dipilih harus keras,
tanah dengan drainase yang baik, rata dan kering serta sama sekali tidak boleh
melampaui batas jalan tersebut dimana bahan-bahan tersebut dapat menimbulkan
bahaya atau kemacetan lalu lintas.
b. Agregat dan kerikil harus ditumpuk secara rapi menurut ukuran mal dengan sumbu
memanjang, tumpukan tersebut biasanya sejajar garis tengah jalan.
c. Aspal dalam drum-drum harus ditumpuk seperti di uraikan pada item (3) di atas dan
dibentuk ke dalam tempat yang teratur (tidak berserakan sepanjang jalan)
6.13.4. Pengukuran dan Pembayaran
1). Royality (keuangan)
Semua biaya untuk konstruksi bagi pemilik lahan atau sumber bahan, misalanya sewa,
royality (pajak) dan biaya-biaya sejenis, akan dimasukkan dalam harga satuan sebagai
bahan-bahan yang bersangkutan serta tidak ada pembayaran terpisah pada kontraktor
untuk biaya-biaya ini.
2). Pekerjaan-pekerjaan Lapangan untuk Sumber Bahan
a. Kontraktor akan meyelenggarakan semua pengaturan untuk membuka sumber bahan
kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Teknik secara tertulis.
b. Semua biaya yang diperlukan untuk pembukaan sumber-sumber bahan, seperti
pembongkaran tanah selimut dan tanah bagian atas, serta menimbun kembali lapangan
tersebut setelah galian diselesaikan, harus dalam harga satuan, dan tidak ada
Pembayaran terpisah bagi pekerjaan ini.

6.14. PEMBANGKIT TENAGA DAN SUMBER AIR


Setiap pembangkit tenaga sementara untuk penerangan pekerjaan harus diadakan oleh
Kontraktor termasuk pemasangan sementara kabel-kabel, meteran,upah dan tagihan serta
pembersihannya kembali pada waktu pekerjaan selesai adalah beban Kontraktor.
Air untuk keperluan pekerjaan harus diadakan dan bila memungkinkan didapat dari sumber air
yang sudah ada di lokasi pekerjaan. Kontraktor harus memasang pipa-pipa untuk mengalirkan

14
air dan membongkar kembali bila pekerjaan sudah selesai. Biaya untuk mengadakan air kerja
tersebut adalah beban Kontraktor.
Kontraktor tidak diperbolehkan menyambung dan mengisap air dari saluran induk, lubang
penyedot (tap point),reservoir dan sebagainya tanpa terlebih dahulu mendapat izin tertulis dari
Pemilik Kegiatan/Direksi Lapangan.

6.15. I K L A N
Kontraktor tidak diijinkan memasang iklan dalam bentuk apapun di lapangan kerja atau di
tanah yang berdekatan tanpa ijin dari pemilik Kegiatan / direksi lapangan.

6.16. JALAN MASUK DAN JALAN SEMENTARA


Pemakaian jalan masuk ketempat pekerjaan menjadi tanggung jawab pihak Kontraktor dan
disesuaikan dengan kebutuhan Kegiatan tersebut.
Kontraktor diwajibkan untuk membersihkan kembali jalan masuk pada waktu penyelesaian
dan memperbaiki segala kerusakan yang diakibatkan dan menjadi beban Kontraktor .

6.17. PERLINDUNGAN TERHADAP BANGUNAN LAMA DAN MILIK UMUM


Selama masa pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor bertanggung jawab penuh atas segala
kerusakan akibat operasi pelaksanaan pekerjaan terhadap bangunan yang ada,
utilitas,jalan,saluran dan lain-lain yang ada dilingkungan pekerjaan.
Kontraktor juga bertanggung jawab atas gangguan dan pemindahan yang terjadi atas
perlengkapan uumum seperti saluran air, telepon, listrik dan sebagainya yang disebabkan oleh
operasi Kontraktor. Segala biaya untuk pemasangan kembali beserta perbaikan-perbaikannya
adalah menjadi beban Kontraktor.

6.18. KECELAKAAN DAN KESEHATAN


1). Kecelakaan-kecelakaan yang timbul selama pekerjaan berlangsung menjadi beban
Kontraktor.
2). Sehubungan dengan pasal ini, Kontraktor diwajibkan menyediakan kotak P3K terisi
menurut kebutuhan, lengkap dengan seorang Petugas yang telah terlatih dalam soal –soal
mengenai pertolongan pertama.
3). Terhadap kecelakaan – kecelakaan yang timbul akibat bencana alam, segala
perongkosannya menjadi beban Kontraktor.
4). Kebakaran-kebakaran yang timbul adalah tanggung jawab Kontraktor.
5). Sehubungan dengan butir –butir diatas pada Kontraktor diwajibkan menyediakan alat
pemadam kebakaran jenis ABC (segala jenis api), pasir dalam bak kayu, galah – galah
secukupnya serta pemeliharaannya.
6). Kontraktor diwajibkan memperhatikan kesehatan karyawan-karyawannya.
7). Sejauh tidak disebutkan dalam Rencana Kerja dan Syarat ini maka Kontraktor harus
mengikuti semua ketentuan umum lainnya yang dikeluarkan oleh Jawatan /Instansi
Pemerintah C.Q. Undang – undang Kesehatan Kerja dan lain sebagainya termasuk semua
perubahan – perubahan yang hingga kini tetap berlaku.

6.19. PENGAMANAN LOKASI PEKERJAAN


Setelah Kontraktor mengetahui batas – batas daerah Kerja dan lain-lainnya sebagaimana
diuraikan dalam pasal –pasal dimuka maka Kontraktor bertanggung jawab penuh atas segala
sesuatu yang ada didaerahnya ialah mengenai :

15
1). Kerusakan-kerusakan yang timbul akibat kelalaian/ kecorobohan yang sengaja ataupun
tidak.
2). Penggunaan sesuatu yang keliru / salah.
3). Kehilangan –kehilangan bagian alat – alat / bahan – bahan yang ada didaerahnya.
4). Terhadap semua kejadian sebagaimana disebut diatas Kontraktor harus melaporkan
kepada Pemilik Kegiatan / Direksi Lapangan dalam waktu paling lambat 24 jam untuk
diusut dan diselesaikan persoalannya lebih lanjut.
5). Untuk mencegah kejadian-kejadian tersebut diatas, diharuskan mengadakan pengamanan
antara lain : penjagaan, penerangan malam, pemagaran sementara dan sebagainya.

6.20. PENEMUAN BENDA KUNO DAN FOSIL


Penemuan dilapangan pekerjaan seperti fosil, barang kuno, tulang belulang dan barang
berharga lainnya agar diserahkan kepada pihak yang berwajib melalui Pemilik Kegiatan.
Pada waktu penemuan benda-benda tersebut, Kontraktor wajib segera mengambil tindakan
sebagai berikut :
1). Berusaha sebaik-baiknya agar tidak mengganggu benda-benda tersebut, penggalian atau
pemindahan atau dihindarkan atau dicegah.
2). Mengambil langkah yang perlu untuk melindungi benda itu dalam keadaan dan posisi
waktu ditemukan.
3). Melaporkan penemuan tersebut pada Pemilik Kegiatan secara tertulis dengan menjelaskan
secara tepat lokasi penemuan tersebut.

6.21. PEMERIKSAAN PEKERJAAN


1). Sebelum memulai pekerjaan lanjutan, Kontraktor diwajibkan memintakan persetujuan
kepada Direksi Teknik.
2). Bila permohonan pemeriksaan itu dalam waktu 2 x 24 jam, ( dihitung dari jam
diterimanya Surat Permohonan Pemeriksaan), tidak dipenuhi oleh Konsultan/Direksi
Teknik, Kontraktor dapat meneruskan pekerjaannya dan bagian yang seharusnya
diperiksa, dianggap telah disetujui Direksi Teknik. Hal ini dikecualikan bila Direksi
Teknik minta perpanjangan waktu.
3). Bila kontraktor melanggar ayat 1 Pasal ini Direksi Teknik berhak menyuruh membongkar
bagian pekerjaan sebagian atau seluruhnya untuk diperbaiki. Biaya pembongkaran dan
pemasangan kembali menjadi tanggungan Kontraktor.

16
B. SYARAT KHUSUS

6.22. TEMPAT PEKERJAAN

Kegiatan : Pengadaan Sarana Dan Prasarana Mutu Pendidikan


Lokasi : Kabupaten Tojo Una-Una

6.23. PENJELASAN PEKERJAAN


Pekerjaan yang dimaksud dalam Rencana Kerja dan Syarat –Syarat ini adalah :
1). Pekerjaan pengukuran dan pemasangan bowplank, Pembersihan Lokasi
2). Pekerjaan galian tanah pondasi dan galian konstruksi lainnya.
3). Pekerjaan pasangan batu kosong, pasangan batu gunung dan pasangan Dinding Papan
4). Pekerjaan plesteran dinding, acian dan pekerjaan lantai baik dilapisi keramik.
5). Pekerjaan beton tak bertulang termasuk kansteen beton dan bangunan finishing lainnya
yang terbuat dari beton.
6). Pekerjaan kuda-kuda, gording dan atap.
7). Pekerjaan pintu.
8). Pekerjaan pengecatan dan finishing.
9). Pekerjaan Sanitasi

6.24. PERATURAN TEKNIS KHUSUS DAN SYARAT – SYARAT PELAKSANAAN


PEKERJAAN
Pekerjaan harus diselesaikan menurut dan sesuai :
1). Peraturan dan Syarat-syarat yang tercantum dalam Rencana Kerja dan Syarat –syarat ini.
2). Gambar –gambar bestek , Detail dan Instalasi.
3). Perubahan – perubahan dan penambahan yang tercantum dalam Berita Acara Aanwijzing.
4). Gambar-gambar kerja yang dibuat oleh Kontraktor pada waktu pekerjaan berlangsung dan
telah mendapat persetujuan dari Direksi / Pimpinan Kegiatan.
5). Petunjuk-petunjuk dan keterangan yang diberikan Direksi pada pada waktu pelaksanaan.

6.25. DASAR UKURAN TINGGI DAN UKURAN-UKURAN POKOK


Sebagai dasar peraturan tinggi lantai dasar 0,00 (titik duga) dipakai tinggi pada denah
bangunan yang akan dilaksanakan. Selanjutnya titik ditentukan secara Permanen dan oleh
Kontraktor diberi tanda jelas dengan noit beton yang kokoh dan baru boleh dibongkar setelah
pekerjaan selesai untuk penyerahan pertama. Ukuran – ukuran tinggi ini diambil diatas
ketinggian sumbu jalan dimuka bangunan.
Ukuran-ukuran pokok dan ukuran-ukuran detail tertera pada gambar Bestek dan Detail
Kontraktor hendaknya meneliti kembali ukuran – ukuran tersebut . Jika ada perbedaan dan
ketidak cocokan. Kontraktor melapor / membicarakan dengan Direksi dan Pimpinan Kegiatan.
Kontraktor harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1). Ukuran yang tertera pada gambar kontruksi beton harus disesuaikan dengan ukuran jadi.
2). Ukuran-ukuran pada Kontruksi kayu ( kosen pintu dan jendela adalah ukuran jadi setelah
diserut ).

17
6.26. PENGUKURAN DAN PAPAN BANGUNAN
1). Kontraktor wajib meneliti ukuran-ukuran dilapangan dan melaporkan segala sesuatu
kepada Direksi.
2). Pemasangan Patok –patok untuk menentukan situasi harus dilakukan bersama dan atas
persetujuan Direksi.
3). Segala pekerjaan pengukuran persiapan (Uitzet) adalah tanggung jawab Kontraktor.
4). Pengukuran – pengukuran sudut siku, ketinggian peil, panjang lebar harus menggunakan
teropong, waterpass,theodolit, prisma penyiku dan lain-lain. Pengukuran siku dengan
benang secara prinsip segitiga phitagoras hanya dibolehkan pada bagian-bagian yang kecil
dan tidak penting saja.
5). Ketidak cocokan yang mungkin ada dilapangan antara gambar dan kenyataan harus segera
dilaporkan kepada Direksi.
6). Pekerjaan pemasangan bowplank adalah termasuk pekerjaan Kontraktor dan harus dibuat
dari kayu, tidak diperkenankan menggunakan bambu
7). Pekerjaan penggalian pondasi tidak boleh dimulai sebelum papan bowplank dipasang,
tinggi dasar ( 0,00 ), sumbu-sumbu dinding dan sumbu-sumbu kolom ditetapkan dengan
persetujuan Direksi dan PemimpinKegiatan.

6.27. PEKERJAAN GALIAN TANAH


6.27.1. Umum
1). Lingkup pekerjaan
Pekerjaan galian tanah akan mencakup tetapi tidak terbatas pada :
a. Tahapan untuk mendapatkan peil yang sesuai dengan peil permukaan lantai yang
tertera dalam gambar.
b. Konstruksi Pondasi
c. Septictank dan bak peresapan
d. Pekerjaan galian tanah yang nyata-nyata diperlihatkan pada gambar.
6.27.2. Bahan
Tidak ada bahan yang digunakan untuk pekerjaan ini.
6.27.3. Pelaksanaan :
1). Penggalian harus dilakukan untuk mencapai garis elevasi permukaan dan kedalaman-
kedalaman yang disyaratkan atau ditentukan dan diindikasikan dalam gambar dengan cara
yang sedemikian rupa, sehingga persyaratan dari pekerjaan selanjutnya terpenuhi.
2). Galian mencakup pemindahan tanah serta batu-batuan dan bahan lain yang dijumpai
dalam pelaksanaan pekerjaan.
3). Galian untuk pondasi harus mempunyai lebar yang cukup untuk membangun maupun
memindahkan rangka/bekisting yang diperlukan, dan juga untuk mengadakan
pembersihan.
4). Jika terdapat air menggenang dalam parit/galian pondasi harus dipompa keluar, sehingga
pada waktu pemasangan pondasi parit/galian pondasi dalam keadaan kering.
5). Jika terdapat tempat yang gembur pada dasar parit / galian pondasi harus digali dan
ditimbun kembali dengan material yang disetujui oleh Direksi/Direksi Teknik, disiram air
dan dipadatkan.
6). Galian harus mencapai kedalaman seperti tercantum dalam gambar bestek dan cukup lebar
untuk bekerja dengan leluasa.
7). Apabila terjadi kesalahan dalam penggalian tanah untuk dasar pondasi sehingga dicapai
kedalaman yang melebihi apa yang tertera dalam gambar, maka kelebihan dari pada galian
18
harus diurug kembali dengan material yang disetujui oleh Direksi/Direksi Teknik. Biaya
akibat pekerjaan tersebut menjadi beban kontraktor.
8). Kalau ternyata dijumpai kondisi yang tak memuaskan pada kedalaman yang diperlihatkan
dalam gambar-gambar, penggalian harus dilanjutkan/diperbesar atau diubah sampai
disetujui oleh Direksi/Direksi Teknik.
9). Lapisan atau hasil galian daerah pembangunan yang dapat dipakai kembali akan ditimbun
ditempat yang ditunjuk untuk digunakan dalam pekerjaan landscaping.
10).Jika dalam pelaksanaan pekerjaan galian dijumpai akar-akar/bahan-bahan yang bisa lapuk
pada kedalaman yang diperlihatkan dalam gambar, maka akar-akar/bahan-bahan tersebut
harus diangkat dan diurug dengan material yang disetujui oleh Direksi/Direksi Teknik
sampai padat.
6.27.4. Pengendalian Mutu di Lapangan
Ditiadakan
6.27.5. Pengukuran dan Pembayaran
1). Pengukuran
Kuantitas galian akan dihitung berdasarkan volume galian padat, yang diukur berdasarkan
luas penampang rata-rata dikalikan dengan panjang galian.
2). Pembayaran
Kuantitas yang diukur sebagaimana disyaratkan diatas jenis tertentu yang ditentukan harus
dibayar dengan harga satuan kontrak untuk Mata Pembayaran yang terdaftar dibawah dan
ditunjukan dalam daftar kuantitas dan harga dan pembayaran tersebut harus merupakan
kompensasi penuh untuk penyediaan tenaga kerja.

No. Satuan
Uraian
urut Pengukuran

II.1 Galian Tanah M3

6.28. PEKERJAAN URUGAN


6.28.1. Umum
1). Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan urugan mencakup tetapi tidak terbatas pada :
a. Urugan tanah kembali bekas galian
b. Urugan pasir di bawah pondasi
c. Urugan tanah di bawah lantai
d. Urugan pasir di bawah lantai

6.28.2. Bahan
1). Tanah urug yang digunakan adalah tanah non plastis, minimal digolongkan dalam
klasifikasi A-2-7 (Pasir lanauan atau lempungan, AASHTO).
2). Pasir urug yang digunakan adalah material yang digolongkan dalam klasifikasi A-1-b
(Fragmen batuan kerikil dan pasir, AASHTO)

19
3). Khusus untuk urugan pasir pada bantalan pipa drainase, pipa sanitasi dan pipa air bersih
dan urugan pasir pada peresapan, material yang digunakan adalah material yang
digolongkan dalam klasifikasi A-3 (Pasir halus, AASHTO)
4). Seluruh material yang digunakan harus bebas dari kandungan garam-garaman yang
berlebihan
6.28.3. Pelaksanaan :
1). Urugan tanah dan pasir dilaksanakan di bawah lantai seperti tertera pada gambar, dan
pelaksanaannya harus lapis demi lapis dengan batas maksimum 20 - 30 cm untuk
hamparan setiap lapisan. Dalam setiap lapisannya, urugan harus dipadatkan dengan alat
pemadat yang disetujui sampai dicapai tingkat kepadatan lapangan yang cukup baik,
sesuai dengan petunjuk Direksi Teknik.
2). Seluruh bagian bangunan yang direncanakan harus ditimbun sampai mencapai ketinggian
yang ditentukan, dengan menggunakan bahan timbunan yang cukup baik, bebas dari sisa-
sisa rumput, akar-akar dan lain-lainnya serta dapat mencapai nilai CBR minimal 4 %
rendam air. Dalam hal ini harus mengikuti petunjuk-petunjuk Direksi Teknik.
3). Untuk pekerjaan penimbunan kembali dibawah atau disekitar bangunan dan perkerasan
harus sesuai dengan gambar rencana, dan material penimbunan harus memenuhi pasal
5.28.2 spesifikasi ini.
4). Pengurugan kembali bekas galian harus disertai dengan pemadatan dengan menggunakan
alat pemadat sehingga minimal sama dengan keadaan tanah sebelum digali.
5). Pekerjaan penimbunan kembali harus disertai dengan pekerjaan pemadatan, dimana dalam
proses pemadatan tersebut kadar air optimum harus dipertahankan (jika kondisi urugan
terlalu kering, harus ditambahkan dengan air/disiram)
6). Urugan tanah harus dilaksanakan setelah urugan kembali dari parit / galian pondasi kaki
kolom selesai dikerjakan agar cukup waktu untuk dipadatkan.
6.28.4. Pengendalian Mutu di Lapangan
Direksi Teknik dapat meminta kontraktor untuk melaksanakan test kepadatan(sand cone) di
lapangan yang dipandang perlu untuk menjamin dipatuhinya Spesifikasi ini
6.28.5. Pengukuran dan Pembayaran
1). Pengukuran
Kuantitas pekerjaan urugan akan dihitung berdasarkan volume urugan padat, yang diukur
berdasarkan luas penampang rata-rata dikalikan dengan tebal urugan. Kecuali untuk
pekerjaan yang disebutkan pada point “d, e dan f” pada pasal 5.28.1.1, pengukuran tidak
dilakukan secara terpisah dan termasuk bagian dari pekerjaan pemasangan pipa,
pemasangan paving blok dan pembuatan lubang peresapan.

2). Pembayaran
Kuantitas yang diukur sebagaimana disyaratkan diatas jenis tertentu yang ditentukan harus
dibayar dengan harga satuan kontrak untuk Mata Pembayaran yang terdaftar dibawah ini
dan ditunjukan dalam daftar kuantitas dan harga, dan pembayaran tersebut harus
merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan tenaga kerja, pengadaan bahan dan
peralatan.
Kecuali untuk pekerjaan yang disebutkan pada point “d, e dan f” pada pasal 5.28.1.1, tidak
dilakukan pembayaran tersendiri.

20
No. Satuan
Uraian
urut Pengukuran

II.2 Urugan tanah kembali bekas galian M3


II.3 Urugan tanah di bawah lantai M3
II.4 Urugan pasir di bawah pondasi M3
II.5 Urugan pasir di bawah lantai M3

6.29. PEKERJAAN PASANGAN BATU KOSONG


6.29.1. Umum
1). Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pasangan batu kosong dilaksanakan pada lapisan kedua setelah urugan pasir
pada pondasi batu gunung, dengan maksud memberikan bantalan yang stabil pada
konstruksi pondasi batu gunung.
6.29.2. Bahan
1). Bahan yang digunakan adalah batu gunung atau batu gunung dengan kondisi harus bersih,
keras tanpa lapisan yang lemah atau retak dan harus memiliki satu daya tahan (awet).
2). Batu-batu tersebut harus berbentuk rata, bentuk baji ataupun oval dan harus dapat dilapisi
seperlunya untuk menjamin saling mengunci yang rapat bila dipasang bersama-sama dan
memberikan satu profil permukaan di dalam batas-batas ukuran yang ditetapkan sebagai
berikut :
Ukuran minimum batu adalah :
a. Tebal minimum = 15 cm
b. Lebar minimum = 1,5 xtebal (22,5 cm)
c. Panjang minimum = 1,5 x lebar (33,75 cm)
Ukuran batu maksimum akan ditentukan Direksi dengan memperhitungkan jenis, struktur,
lokasi batu dalam struktur dan persyaratan umum untuk stabilitas dan saling mengunci.
6.29.3. Pelaksanaan
1). Kondisi Lapangan Pekerjaan
a. Pekerjaan urugan pasir telah selesai dilaksanakan dan telah dinyatakan diterima oleh
Direksi Teknik.
b. Semua galian harus selalu bebas air dan Kotraktor harus melengkapi semua bahan-
bahan yang diperlukan, peralatan dan tenaga untuk membuang atau mengalirkan air,
termasuk saluran-saluran sementara, pengaliran lintasan air dan menyediakan dinding
cut off.
2). Pelaksanaan Pekerjaan
Batu-batu harus diletakan sedemikian rupa, sehingga secara keseluruhan memiliki daya
saling mengunci (interlocking) dan stabil. Posisi batu harus memungkinkan untuk
melatakan pasangan batu gunung di atasnya dan memberikan permukaan yang maksimal
untuk dilapisi pasta semen guna pelekatan dengan pasangan di atasnya.

21
6.29.4. Pengendalian Mutu di Lapangan
Ditiadakan
6.29.5. Pengukuran dan Pembayaran
3). Pengukuran
Kuantitas pasangan batu kosong akan dihitung berdasarkan volume, yang diukur
berdasarkan luas penampang rata-rata dikalikan dengan panjang pasangan.
4). Pembayaran
Kuantitas yang diukur sebagaimana disyaratkan diatas jenis tertentu yang ditentukan harus
dibayar dengan harga satuan kontrak untuk Mata Pembayaran yang terdaftar dibawah ini
dan ditunjukan dalam daftar kuantitas dan harga, dan pembayaran tersebut harus
merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan bahan, peralatan dan tenaga kerja.

No. Satuan
Uraian
urut Pengukuran

III.1 Pasangan batu kosong M3

6.30. PEKERJAAN PASANGAN BATU BELAH


6.30.1. Umum
1). Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pasangan batu gunung meliputi penyediaan peralatan, tenaga kerja dan
pemasangan semua pekerjaan pondasi batu gunung atau bagian-bagian lain yang
menggunakan batu gunung sesuai dengan gambar dan persyaratan yang ditentukan dalam
RKS ini.
6.30.2. Bahan
1). Batu gunung
Batu yang dipakai pada pekerjaan yang ditunjukan dalam gambar-gambar seperti
pasangan batu, haruslah batu yang bersih dan keras, tahan lama dan sejenis menurut
persetujuan Direksi dan bersih dari campuran besi, noda-noda, lubang-lubang, cacat atau
ketidak sempurnaan lainnya. Batu tersebut harus diambil dari sumber yang disetujui
Direksi.
Ukuran minimum batu adalah (kecuali untuk batu pengunci) :
a. Tebal minimum = 15 cm
b. Lebar minimum = 1,5 xtebal (22,5 cm)
c. Panjang minimum = 1,5 x lebar (33,75 cm)
Ukuran batu maksimum akan ditentukan Direksi dengan memperhitungkan jenis, struktur,
lokasi batu dalam struktur dan persyaratan umum untuk stabilitas dan saling mengunci.
2). Pasir
Pasir haruslah mempunyai gradasi yang baik dan kekerasan yang memungkinkan untuk
menghasilkan adukan yang baik.

22
3). Semen
Semen yang digunakan adalah semen type I, yaitu semen portland untuk penggunaan
umum yang tidak memerlukan persyaratan-persyaratan khusus seperti yang disyaratkan
pada jenis lain (SII 0013-81).
4). Air
Air yang dipakai harus bersih, tidak boleh mengandung minyak, asam, alkali dan garam-
garaman.
5). Adukan
a. Jika tidak ditentukan lain, adukan untuk pekerjaan pasangan harus dibuat
perbandingan 1 PC : 4 Psr untuk pasangan kedap air (selanjutnya dipakai singkatan
PC untuk Portland Cement, Ps untuk pasir, Kr untuk kerikil dalam kode perbandingan
suatu adukan).
b. Cara dan alat yang dipakai untuk mencampur haruslah sedemikan rupa sehingga
jumlah dari setiap bahan adukan bisa dikontrol dan ditentukan secara tepat sesuai
persetujuan Direksi. Apabila mesin aduk yang dipakai, bahan adukan kecuali air harus
dicampur lebih dahulu di dalam mesin selama paling tidak 2 menit. Bila pengadukan
dilakukan dengan tangan, bahan adukan harus dicampur di dalam semacam kotak
diaduk 2 kali secara kering dan akhirnya 3 kali setelah diberi air sampai adukan
sewarna semua dan merata. Adukan harus dicampur sebanyak yang diperlukan untuk
dipakai, adukan yang tidak dipakai selama 2 (dua) jam harus dibuang. Pemakaian
kembali adukan tersebut tidak diperkenankan. Kotak untuk mengaduk harus
dibersihkan setiap akhir dari hari kerja.
6.30.3. Pelaksanaan
1). Kondisi Lapangan Pekerjaan
a. Pekerjaan pasangan batu kosong telah selesai dilaksanakan dan telah dinyatakan
diterima oleh Direksi Teknik.
b. Semua galian harus selalu bebas air dan Kontraktor harus melengkapi semua bahan-
bahan yang diperlukan, peralatan dan tenaga untuk membuang atau mengalirkan air,
termasuk saluran-saluran sementara, pengaliran lintasan air dan menyediakan dinding
cut off.
c. Bowplank, peil dan segala titik referensi yang dibutuhkan telah terpasang dengan
baik, sehingga akan menjamin hasil akhir sesuai dengan gambar rencana.
2). Pelaksanaan Pekerjaan
a. Tiap batu untuk pasangan harus seluruhnya dibasahi lebih dahulu sebelum dipasang
dan harus diletakan dengan alasnya tegak lurus kepada tegangan pokok. Setiap batu
harus diberi alas adukan, semua sambungan diisi padat dengan adukan pada waktu
pekerjaan berlangsung. Tebal adukan tidak lebih dari 50 mm lebarnya, serta tidak
boleh ada batu berimpit satu sama lainnya. Batu pasak tidak boleh disisipkan sesudah
batu selesai dipasang.
b. Pada pasangan batu yang terlihat dibuat pasangan batu muka, batu muka harus
mempunyai bentuk seragam dan bersudut dengan ukuran tebal minimum 15 cm,
kecuali ada permintaan lain dari Direksi. Permukaan batu muka harus merata setelah
dipasang. Pasangan batu muka harus bersatu dengan batu-batu belah yang dipasang di
dalamnya dan paling sedikit ada satu batu pengikat (pengunci) untuk tiap-tiap meter
persegi. Pasangan batu muka harus dikerjakan secara bersama-sama dengan pasangan
batu inti agar supaya pengikat dapat dipasang dengan sebaik-baiknya.
c. Batu harus dipilih dan diletakan dengan hati-hati sehingga tebal adukan tidak kurang
dari pada rata-rata 1 cm. Semua pekerjaan batu muka yang kelihatan harus disiar,

23
adukan untuk siaran harus campuran 1 PC : 2 Psr, kecuali ditentukan lain oleh
Direksi.
3). Perlindungan dan Perawatan
a. Pekerjaan pasangan batu dalam cuaca yang tidak menguntungkan dan dalam
melindungi/merawat pekerjaan yang telah selesai, Kontraktor harus memenuhi
persyaratan yang sama seperti yang ditentukan untuk beton.
b. Pekerjaan pasangan tidak boleh dilaksanakan pada hujan deras atau hujan yang cukup
lama yang dapat mengakibatkan adukan larut. Adukan yang telah dipasang dan larut
karena hujan harus dibuang dan diganti sebelum pekerjaan pasangan selanjutnya
diteruskan. Pekerja tidak boleh berdiri di atas pasangan batu atau pasangan batu
kosong yang belum mantap.
6.30.4. Pengendalian Mutu Di Lapangan
Ditiadakan
6.30.5. Pengukuran dan Pembayaran
1). Pengukuran
Kuantitas pasangan batu kosong akan dihitung berdasarkan volume, yang diukur
berdasarkan luas penampang rata-rata dikalikan dengan panjang pasangan.
2). Pembayaran
Kuantitas yang diukur sebagaimana disyaratkan diatas jenis tertentu yang ditentukan harus
dibayar dengan harga satuan kontrak untuk Mata Pembayaran yang terdaftar dibawah ini
dan ditunjukan dalam daftar kuantitas dan harga, dan pembayaran tersebut harus
merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan bahan, peralatan dan tenaga kerja.

No. Satuan
Uraian
urut Pengukuran

III.2 Pasangan batu belah/gunung M3

6.31. PASANGAN DINDING BATA


6.31.1. Umum
1. Lingkup Pekerjaan
Bagian pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, pemasangan untuk semua pasangan
Batako seperti yang tertera pada gambar, pelaksanaan pemasangannya harus benar-benar
mengikuti garis-garis ketinggian dan bentuk-bentuk yang terlihat pada gambar dan
disebutkan dalam spesifikasi ini.
Pekerjaan seksi lain yang berkaitan
a. Dasar ukuran tinggi dan ukuran-ukuran pokok Bata : 12Cm

6.31.2. Bahan
3). Batako
Batako yang digunakan harus Bangus Dan Ukuran Yang Di Gunakan Berdasarkan Ukuran
dengan toleransi.

24
4). Pasir
Pasir haruslah mempunyai gradasi yang baik dan kekerasan yang memungkinkan untuk
menghasilkan adukan yang baik.
5). Semen
Semen yang digunakan adalah semen type I, yaitu semen portland untuk penggunaan
umum yang tidak memerlukan persyaratan-persyaratan khusus seperti yang disyaratkan
pada jenis lain (SII 0013-81).
6). Air
Air yang dipakai harus bersih, tidak boleh mengandung minyak, asam, alkali dan garam-
garaman.
7). Adukan
b. Adukan yang digunakan untuk pasangan bata adalah :
 Pasangan bata/bataco biasa adalah campuran 1 PC : 4 Pasir
 Pasangan bata/bataco kedap air (traasram) menggunakan campuran 1 PC : 2 Pasir,
yaitu pada tepi kosen dan kolom, dinding KM/WC dan yang ditentukan dalam
gambar bestek dan gambar detail.
c. Cara dan alat yang dipakai untuk mencampur haruslah sedemikan rupa sehingga
jumlah dari setiap bahan adukan bisa dikontrol dan ditentukan secara tepat sesuai
persetujuan Direksi. Apabila mesin aduk yang dipakai, bahan adukan kecuali air harus
dicampur lebih dahulu di dalam mesin selama paling tidak 2 menit. Bila pengadukan
dilakukan dengan tangan, bahan adukan harus dicampur di dalam semacam kotak
diaduk 2 kali secara kering dan akhirnya 3 kali setelah diberi air sampai adukan
sewarna semua dan merata. Adukan harus dicampur sebanyak yang diperlukan untuk
dipakai, adukan yang tidak dipakai selama 2 (dua) jam harus dibuang. Pemakaian
kembali adukan tersebut tidak diperkenankan. Kotak untuk mengaduk harus
dibersihkan setiap akhir dari hari kerja.
6.31.3. Pelaksanaan
8). Kondisi lapangan pekerjaan
d. Pengecoran sloof beton telah selesai dilaksanakan dan telah dalam kondisi stabil dan
dijamin tidak akan terjadi keruntuhan setelah beban pasangan bata/bataco bekerja.
e. Peralatan utama dan steger telah disiapkan.
f. Bowplank, peil dan segala titik referensi yang dibutuhkan telah terpasang dengan
baik, sehingga akan menjamin hasil akhir sesuai dengan gambar rencana.
9). Pelaksanaan Pekerjaan
g. Pasangan dinding batu bata umumnya adalah 1/2 batu, kecuali Direksi memberikan
petunjuk lain.
h. Pemasangan batu bata harus lurus dan tegak, lajur penaikannya diukur tepat dengan
tiang lot, kecuali bilamana tidak diperlihatkan dalam gambar maka setiap lajur bata
harus putus sambungan dengan lajur dibawahnya. Selain itu pola ikatan pasangan
harus terjaga baik diseluruh pekerjaan.
i. Pada jarak-jarak tertentu pasangan batu tersebut perlu diperkuat dengan kolom praktis
(beton), dengan dimensi, penulangan dan penempatan sesuai gambar.
j. Sebelum bata dipasang hendaknya direndam dalam air sampai jenuh, dan
pemasangannya harus rapi sesuai dengan syarat pekerjaan yang baik. Batu bata
potongan tidak boleh dipakai/dipasang, terkecuali pada pertemuan-pertemuan dengan
kosen/kolom.

25
k. Untuk perkuatan antara dinding ,kosen dan kolom utama maka pada kolom utama
dipasang angker berupa besi beton dia. 12 mm panjang minimal 25 cm setiap jarak
100 cm yang dipasang pada waktu pengecoran kolom utama.
6.31.4. Pengendalian Mutu Di Lapangan
Ditiadakan
6.31.5. Pengukuran dan Pembayaran
10).Pengukuran
Kuantitas pasangan bata/bataco akan dihitung berdasarkan luasan penampang yang
terpasang, yaitu panjang x tinggi pasangan.
11).Pembayaran
Kuantitas yang diukur sebagaimana disyaratkan diatas yang ditentukan harus dibayar
dengan harga satuan kontrak untuk Mata Pembayaran yang terdaftar dibawah ini dan
ditunjukan dalam daftar kuantitas dan harga, dan pembayaran tersebut harus merupakan
kompensasi penuh untuk penyediaan bahan, peralatan dan tenaga kerja.

No. Satuan
Uraian
urut Pengukuran

III.3 Pasangan Dinding Batangan bata/batacoco M2


III.4 M2

6.32. PEKERJAAN PLESTERAN / PENGHALUS ACIAN BETON


6.32.1. Umum
1). Lingkup pekerjaan
Bagian ini meliputi seluruh pekerjaan plesteran dan kebutuhan persyaratan yang tercantum
dibawah ini :
a. Untuk semua plesteran dinding biasa
b. Plesteran kedap air (traasram)
c. Untuk semua plesteran beton dan kaki pondasi
6.32.2. Bahan
1). Pasir
Pasir haruslah mempunyai gradasi yang baik dan kekerasan yang memungkinkan untuk
menghasilkan adukan yang baik.Pasir untuk plesteran harus diayak cukup halus, dan pasir
laut atau pasir yang memiliki kandungan tanah tidak diperkenankan untuk digunakan.

2). Semen
Semen yang digunakan adalah semen type I, yaitu semen portland untuk penggunaan
umum yang tidak memerlukan persyaratan-persyaratan khusus seperti yang disyaratkan
pada jenis lain (SII 0013-81).
3). Air

26
Air yang dipakai harus bersih, tidak boleh mengandung minyak, asam, alkali dan garam-
garaman.

4). Adukan
d. Adukan yang digunakan untuk plesteranadalah :
 Plesteran dinding non traasram biasa adalah campuran 1 PC : 5 Pasir
 Plesteran traasram menggunakan campuran 1 PC : 3 Pasir, yaitu pada dinding
KM/WC dan yang ditentukan dalam gambar bestek dan gambar detail.
 Plesteran untuk semua dinding beton dan kaki pondasi 1 PC : 3 Pasir
e. Acian, hanya digunakan pada dinding-dinding terplester yang akan dicat. Formula
acian adalah sebagai berikut :
 Acian dengan PC tanpa campuran kapur untuk untuk semua bidang plester kecuali
bidang yang akan dipasang keramik dan ornament profil.
f. Cara dan alat yang dipakai untuk mencampur haruslah sedemikan rupa sehingga
jumlah dari setiap bahan adukan bisa dikontrol dan ditentukan secara tepat sesuai
persetujuan Direksi. Buat adukan dalam jumlah yang dapat dipakai habis dalam waktu
45 menit. Adukan/Plesteran dapat dipakai sampai batas adukan/plesteran tidak dapat
lagi diolah (lebih kurang 90 menit setelah adukan jadi). Pemakaian kembali adukan
tersebut tidak diperkenankan. Kotak untuk mengaduk harus dibersihkan setiap akhir
dari hari kerja.
6.32.3. Pelaksanaan
1). Kondisi lapangan pekerjaan
a. Sebelum pekerjaan plesteran dikerjakan, semua bidang yang akan diplester harus
disiram air sampai jenuh, dan siar-siarnya telah dikeruk sedalam lebih kurang 1 cm
b. Pelaksanaan pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan setelah pipa-pipa air dan listrik
sudah terpasang.
c. Sebelum melanjutkan ke pekerjaan acian, permukaan plesteran telah rata, lurus dan
tegak satu sama lain. Penggunaan mistar perata kayu (belabas) sangat dianjurkan.
d. Merupakan permukaan plesteran basah (bukan dibasahi). Tidak dibenarkan
meninggalkan pekerjaan plesteran sampai kering sebelum dilanjutkan dengan
pekerjaan acian.
2). Pelaksanaan pekerjaan
a. Sedapat mungkin mempergunakan mesin-mesin pengaduk (molen) dan peralatan
yang memadai. Persiapkan dan bersihkan permukaan-permukaan yang akan diplester,
dari kotoran-kotoran dan bahan bahan lain yang dapat merusak plesteran. Tukang-
tukang plester yang dinilai tidak cakap, karena pekerjaan yang buruk harus diganti
dengan yang baik.
b. Plesteran/adukan yang tidak sesuai dengan persyaratan teknis ini harus disingkirkan
dari pekerjaan.
c. Pekerjaan plesteran harus rata pada bidang pemasangannya, dan pekerjaan yang
tidak rata harus diperbaiki sesuai perintah Direksi Teknik.
d. Tebal plesteran yang dimaksud, kecuali bila dinyatakan lain adalah 10 mm dengan
toleransi maksimum 15 mm. Bilamana ketebalan toleransi ini ternyata dilampaui
karena kondisi permukaan dinding harus diperbaiki.
e. Untuk bidang yang akan dipasangi dinding keramik, maka permukaan pleseteran
harus dikasarkan dan tidak perlu di aci, untuk menjamin kelekatan yang sempurna
antara tembok dan keramik.

27
6.32.4. Pengendalian Mutu Di Lapangan
Ditiadakan
6.32.5. Pengukuran dan Pembayaran
3). Pengukuran
Kuantitas plesteran dan aciandihitung berdasarkan luasan bidang yang terpasang, yaitu
panjang x tinggi bidang plesteran/acian.
4). Pembayaran
Kuantitas yang diukur sebagaimana disyaratkan diatas yang ditentukan harus dibayar
dengan harga satuan kontrak untuk Mata Pembayaran yang terdaftar dibawah ini dan
ditunjukan dalam daftar kuantitas dan harga, dan pembayaran tersebut harus merupakan
kompensasi penuh untuk penyediaan bahan, peralatan dan tenaga kerja.

No. Satuan
Uraian
urut Pengukuran

IV.1 Pekerjaan plesteran Pondasi 1 PC : 3 Ps M2


IV.2 Pekerjaan Acian M2
IV.3 M2

6.33. PEKERJAAN PASANGAN KERAMIK DINDING


6.33.1. Umum
1). Lingkup pekerjaan
Biagian ini meliputi pemasangan keramik pada dinding-dinding KM/WC, urinoir, pantry,
bak air atau pada bagian-bagian konstruksi lain yang dinyatakan secara jelas dalam
gambar.
6.33.2. Bahan
1). Keramik
a. Keramik yang digunakan adalah keramik adalah keramik produksi dalam negeri
dengan kualitas yang baik (KW 1).
b. Ukuran keramik Dinding Untuk KM/WC 25 cm x 40 cm dengan warna yang akan
ditentukan kemudian.
c. Keramik harus memiliki ukuran yang seragam, baik panjang, lebar dan tebal serta
memiliki sisi-sisi yang saling menyiku satu sama lain.
2). Tile grouting
Warna tile grouting yang digunakan adalah senada dengan warna keramik.
3). Adukan
a. Adukan yang digunakan untuk perekatan keramikadalah 1 PC : 2 Pasir
b. Cara dan alat yang dipakai untuk mencampur haruslah sedemikan rupa sehingga
jumlah dari setiap bahan adukan bisa dikontrol dan ditentukan secara tepat sesuai
persetujuan Direksi. Buat adukan dalam jumlah yang dapat dipakai habis dalam waktu
45 menit. Adukan/Plesteran dapat dipakai sampai batas adukan/plesteran tidak dapat

28
lagi diolah (lebih kurang 90 menit setelah adukan jadi). Pemakaian kembali adukan
tersebut tidak diperkenankan. Kotak untuk mengaduk harus dibersihkan setiap akhir
dari hari kerja.
6.33.3. Pelaksanaan
1). Kondisi lapangan pekerjaan
Permukaan plesteran telah dikasarkan, titik-titik referensi telah terpasang.
2). Pelaksanaan pekerjaan
a. Keramik yang dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik, warna, motif tiap
keramik harus sama, tidak boleh retak, gompal dan cacat lainnya.
b. Pemotongan keramik harus menggunakan alat potong khusus untuk itu, sesuai dengan
petunjuk pabrik.
c. Sebelum keramik dipasang, keramik terlebih dahulu harus direndam air sampai jenuh.
d. Pola keramik harus memperhatikan ukuran/letak dan semua peralatan yang akan
terpasang di dinding: panel, stop kontak dan lain-lain yang tertera dalam gambar.
e. Ketinggian peil tepi atas pola keramik disesuaikan gambar.
f. Awal pemasangan keramik pada dinding dan kemana sisa ukuran harus ditentukan,
harus dibicarakan terlebih dahulu dengan Direksi Pekerjaan sebelum pekerjaan
pemasangan dimulai.
g. Bidang dinding keramik harus benar-benar rata, garis-garis siar harus benar-benar
lurus. Siar arah horizontal pada dinding yang berbeda ketinggian peil lantainya harus
merupakan satu garis lurus.
h. Keramik harus disusun menurut garis-garis lurus dengan siar-siar 3-4 mm. Setiap
perpotongan siar harus membentuk suatu garis lurus dan tegak lurus satu sama lain.
Siar-siar keramik diisi dengan bahann pengisi siar sehingga membentuk setengah
lingkaran seperti yang disebutkan dalam persyaratan bahan dan warnanya akan
ditentukan kemudian.
i. Pembersihan permukaan keramik dari sisa-sisa adukan semen hanya boleh dilakukan
dengan menggunakan cairan pembersih untuk keramik.
j. Naad-naad pada pemasangan keramik harus diisi bahan tile grouting.
6.33.4. Pengendalian Mutu di Lapangan
Ditiadakan
6.33.5. Pengukuran dan Pembayaran
1). Pengukuran
Kuantitas pasangan keramik dinding dihitung berdasarkan luasan bidang yang terpasang,
yaitu panjang x tinggi bidang pasangan keramik.
2). Pembayaran
Kuantitas yang diukur sebagaimana disyaratkan diatas yang ditentukan harus dibayar
dengan harga satuan kontrak untuk Mata Pembayaran yang terdaftar dibawah ini dan
ditunjukan dalam daftar kuantitas dan harga, dan pembayaran tersebut harus merupakan
kompensasi penuh untuk penyediaan bahan, peralatan dan tenaga kerja.

No. Satuan
Uraian
urut Pengukuran

V.1 Pekerjaan keramik dinding KM/WC ukuran 25cm x 40 cm M2

29
6.34. PEKERJAAN PENUTUP LANTAI
6.34.1. Umum
1). Lingkup pekerjaan
Lingkup pekerjaan Penutup Lantai mencakup pengadaan dan pemasangan Lantai
Keramik pada bagian-bagian yang ditunjukkan dalam gambar.
6.34.2. Bahan
1). Keramik
a. Bahan Penutup Lantai yang digunakan adalah Berbahan Keramik produksi dalam
negeri dengan kualitas yang baik (KW 1).
b. Ukuran Penutup lantaiuntuk seluruh lantai adalah 40x 40 Danlantai KM/WC
menggunakan keramik Mozaik berukuran 20 cm x 20 cm.
c. Keramikharus memiliki ukuran yang seragam, baik panjang, lebar dan tebal serta
memiliki sisi-sisi yang saling menyiku satu sama lain.
2). Tile grouting
Warna tile grouting yang digunakan adalah senada dengan warna Keramik
3). Adukan
a. Adukan yang digunakan untuk perekatan Keramikadalah 1 PC : 2 Pasir
b. Cara dan alat yang dipakai untuk mencampur haruslah sedemikan rupa sehingga
jumlah dari setiap bahan adukan bisa dikontrol dan ditentukan secara tepat sesuai
persetujuan Direksi. Buat adukan dalam jumlah yang dapat dipakai habis dalam waktu
45 menit. Adukan/Plesteran dapat dipakai sampai batas adukan/plesteran tidak dapat
lagi diolah (lebih kurang 90 menit setelah adukan jadi). Pemakaian kembali adukan
tersebut tidak diperkenankan. Kotak untuk mengaduk harus dibersihkan setiap akhir
dari hari kerja.
6.34.3. Pelaksanaan
1). Kondisi lapangan pekerjaan
Permukaan rabat beton telah bersih dari material lepas dan material lainnya yang dapat
mengurangi kelekatan terhadap spesie dan telah mengalami penjenuhan.
Peil referensi telah terpasang, yang menunjukan elevasi total dan pola pemasangan
keramik.
2). Pelaksanaan pekerjaan
a. Keramikyang dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik, warna, motif tiap
Keramikharus sama, tidak boleh retak, gompal dan cacat lainnya.
b. Pemotongan keramik harus menggunakan alat potong khusus untuk itu, sesuai dengan
petunjuk pabrik.
c. Sebelum keramik dipasang, keramik terlebih dahulu harus direndam air sampai jenuh.
d. Kontraktor terlebih dahulu mengajukan gambar rencana/pola perletakan Keramik
pada bidang yang akan ditempel sehingga pola tersebut memenuhi persyaratan
estetika yang diperlukan.Gambar rencana/pola penempatan tersebut harus disetujui
oleh Direksi/Direksi Teknik sebelum penempelan dimulai.
e. Keramik lantai ditoilet / KM / WC/Urinoir dipasang dengan kemiringan 0,5 % kearah
lobang pembuangan ( floor drain ), untuk ruangan–ruangan lain Keramik harus
dipasang tepat waterpass. Siar-siar harus membentuk garis lurus dan diisi dengan
campuran semen sampai jenuh kemudian dibersihkan sampai noda-nodanya hilang.
f. Untuk permukaan yang telah rata, dibersihkan dari kotoran, lemak dan debu yang
melekat, kemudian Keramik ditempelkan dengan menggunakan pasta air semen.

30
g. Lebar naad 2 - 3 mm, dan setiap naad tersebut harus lurus, rapi dan memenuhi unsur-
unsur estetika bangunan.
h. Setelah keramik dipasang maka celah/naad antara keramik tersebut diisi dengan pasta
pengisi (tile grouting).
i. Pembersihan permukaan keramik dari sisa-sisa adukan semen hanya boleh dilakukan
dengan menggunakan cairan pembersih untuk keramik.

6.34.4. Pengendalian Mutu di Lapangan


6.34.5. Pengukuran dan Pembayaran
1). Pengukuran
Kuantitas pasangan granit/keramik lantai dan dinding dihitung berdasarkan luasan bidang
yang terpasang, yaitu panjang x lebar bidang pasangan keramik.
2). Pembayaran
Kuantitas yang diukur sebagaimana disyaratkan diatas yang ditentukan harus dibayar
dengan harga satuan kontrak untuk Mata Pembayaran yang terdaftar dibawah ini dan
ditunjukan dalam daftar kuantitas dan harga, dan pembayaran tersebut harus merupakan
kompensasi penuh untuk penyediaan bahan, peralatan dan tenaga kerja
No. Satuan
Uraian
urut Pengukuran

V.2 Pekerjaan Penutup Lantai 40 x 40 Cm


M2
Pekerjaan Penutup Lantai KM/WC 20 x 20 cm

6.35. PEKERJAAN ATAP, NOK DAN TALANG


6.35.1. Umum
1) Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi pengadaan material, pemasangan pada konstruksi Kap Kayu,
baik material atap, nok maupun talang. Pekerjaan harus dibuat sesuai dengan yang
termuat dalam gambar rencana.
6.35.2. Bahan/Material.
1) Kayu Kelas 2
6.35.3. Pelaksanaan
Setelah pekerjaan Rangka Atap selesai, dilaksanakan pemasangan talang, lembaran talang
dilekatkan pada kons. Kayu dengan mengunakan paku Biasa, selanjutnya dilaksanakan
pemasangan atap genteng Soka dari sisi ujung paling bawah kaki kuda-kuda yang telah di
pasang Listplank sebelumnya. Atap Soka dilekatkan dengan menggunakan Paku Biasa
dengan jumlah minimal 6 buah tiap lembar atap . Pada bubungan dipasang nok jenis Plat
(Konstruksi lengkung, bersayap dan berkaki).

31
6.36. PEKERJAAN BETON
6.36.1. Umum
1). Lingkup pekerjaan
Bagian ini meliputi pengadaan dan pemasangan semua macam beton biasa, beton
bertulang dengan penulangannya termasuk bekisting dan perancah. Finishing dan
pekerjaan-pekerjaan lain sesuai dengan gambar dan persyaratan yang ditentukan
6.36.2. Bahan
1). Agregat
a. Agregat untuk pekerjaan beton harus terdiri dari campuran agregat kasar dan halus,
berisi batu pecah yang bersih, keras dan awet atau kerikil sungai alam atau kerikil dan
pasir dari sumber yang disaring, semua agregat alam harus dicuci.
b. Ukuran maximum agregat kasar tidak boleh lebih besar dari tiga perempat ruang
bebas minimum diantara batang-batang tulangan atau antara batang tulangan dan
cetakan (acuan).
c. Agregat halus harus bergradasi baik dari kasar sampai halus dengan hampir seluruh
partikel lolos saringan 4,75 mm.
d. Semua agregat halus, harus bebas dari sejumlah cacat kotoran organik dan jika
dimintakan demikian oleh Direksi Teknik harus diadakan pengujian kandungan
organik menggunakan standar SNI 03-2816.1-1992. Setiap agregat yang gagal pada
test warna, harus ditolak.
e. Pasir laut tidak boleh digunakan untuk beton konstruksi. Pasir harus diambil dari
sungai atau tambang pasir. Penambahan bahan lain seperti pasir dari batu pecah akan
diijinkan, apabila menurut pendapat Direksi pasir yang ada tidak memenuhi
gradasinya. Kandungan maksimum terhadap lempung dan lanau tidak boleh lebih dari
3 % perbandingan berat.
f. Persyaratan gradasi agregat adalah sebagai berikut :
Tabel 5.35.1 Persyaratan gradasi agregat

UKURAN
PROSENTASI LOLOS BERDASARKAN BERAT
SARINGAN
STAND IMPERI AGREGAT
AR AL HALUS PILIHAN AGREGAT KASAR
(mm) (inches)
50 2 100
37 1½ 95 – 100 100
25 1 - 95 - 100 100
19 ¾ 35 – 70 - 90 - 100 100
13 ½ - 25 - 60 - 90 - 100
9,5 3/8 100 10 – 30 - 20 - 55 40 – 70
4,75 4 95 – 100 0–5 0 - 10 0 - 10 0 – 15
2,36 8 - - 0-5 0-5 0–5
1,18  16 45 – 80 - - -
0,3  50 10 – 30
0,15  100 2 – 10

32
g. Persyaratan sifat-sifat teknis agregat :
Tabel 5.35.2 Persyaratan sifat-sifat teknis agregat
Batas Pengujian
Standar Pengujian
URAIAN Agregat Agregat
SNI
Kasar Halus
Kehilangan berat karena abrasi (500
40% - 03-2417-1991
putaran)
Kekekalan bentuk agregat terhadap
larutan Natrium sulfat dan Magnesium 12% 10% 03-3407-1994
Sulfat
Prosentase gumpalan lempung dan
2% 0,5% 03-4141-1996
partikel mudah pecah
Bahan-bahan yang lolos saringan
1% 3% 03-4142-1996
0,075 mm ( 200)

2). Semen
a. Semen yang dipergunakan dalam pekerjaan harus Portland Cement, harus sesuai
dengan SK SNI T-15 1991, Kontraktor harus menyediakan contoh semen apabila
diminta oleh Direksi, keduanya yaitu contoh dari gudang Kontraktor di lapangan dan
dari pabrik. Portland cement yang disimpan dalam gudang lapangan harus memenuhi
persyaratan teknis penyimpanan, bilamana Portland Cement telah mengeras, maka
tidak boleh dipakai untuk campuran.
b. Kontraktor harus mengusahakan agar untuk pelaksanaan pekerjaan beton ini hanya
menggunakan satu merk semen saja.
c. Semen ini harus dibawa ketempat pekerjaan dalam kemasan standard dari pabrik dan
terlindung.
d. Penyimpanannya harus dilaksanakan pada tempat yang tidak lembab dan tidak terkena
air (diberi lapisan pada bahagian bawahnya dengan bahan yang kedap air), dan
penumpukannya harus sesuai dengan urut-urutan pengiriman.
e. Tinggi penumpukan tidak boleh lebih dari 2 meter. Semen yang rusak atau tercampur
apapun tidak boleh dipakai
3). Air
Air yang dipakai untuk membuat, merawat beton dan membuat bahan adukan harus dari
sumber yang disetujui oleh Direksi dan memenuhi standard SK SNI T-15 1991.
4). Zat Tambahan
Ditiadakan
5). Tulangan (khusus untuk beton bertulang)
a. Tulangan baja untuk beton harus batang baja lunak yang bulat dan polos, digilas
panas, sesuai dengan SK SNI T-15 1991 seperti ditunjukan dalam gambar-gambar.
b. Kontraktor harus menyediakan contoh tulangan dari gudang di lapangan, jika
dibutuhkan oleh Direksi. Tulangan pada waktu pengecoran beton harus bersih dan
bebas dari kerusakan, sisik gilingan yang lepas dan karat lepas. Batang-batang baja
yang telah menjadi bengkok, tidak boleh diluruskan atau dibengkokan lagi untuk
dipakai tanpa persetujuan Direksi.
c. Besi penulangan beton harus disimpan dengan cara-cara yang memenuhi persyaratan,
sehingga bebas dari kontaminasi langsung dengan udara/ tanah lembab, aspal, olie
(minyak) dan gemuk.
33
d. Besi untuk tulangan beton ini penyimpanannya harus dikelompokkan berdasarkan
ukuran masing- masing, dan harus memenuhi persyaratan dalam SK-SNI-T15 1991-
03 yang dinyatakan dengan mutu fy 240 MPa, sesuai dengan keterangan pada
gambar perencanaan.
e. Untuk pengikat tulangan beton harus menggunakan kawat beton yang berukuran garis
tengah minimal 1 mm.
6). Bekisting
a. Bekisting harus berbahan dasar kayu minimal kelas kuat III
b. Dalam kondisi kering udara, tanpa cacat dan dapat menjamin kekokohan struktural
selama proses pengecoran dan perawatan beton.
c. Bekisting untuk beton terbuat dari jenis reng ukuran 5 x 7 cm diperkuat dengan papan
tebal 3 cm dan balok 5 x 10 cm yang mengikuti bentuk struktur dan pada sisi
dalamnya dilapisi seng plat BJLS 22 atau terbuat dari plat baja sesuai dimensi
struktur, terkecuali dipersyaratkan lain oleh Direksi Direksi Teknik. Sebelum
pemasangan bekisting, kontraktor harus memberikan gambar perencanaan bekisting
secara lengkap untuk mendapatkan persetujuan Direksi Direksi Teknik.
d. Syarat-syarat bekisting yang harus dipenuhi :
 Tidak akan mengalami deformasi, sehingga bekisting harus cukup tebal dan
terikat kuat.
 Harus kedap air dengan menutup semua celah-celah secara mekanis atau dengan
bahan-bahan kimia
 Tahan terhadap getaran vibrator dari luar maupun dari dalam bekisting
 Permukaan bekisting harus rata dan licin serta diberi releasing agent yang disetujui
oleh Direksi/Direksi Teknik (bila ada).
 Ukuran jarak disesuaikan dengan rencana dalam gambar
e. Tiang-tiang cetakan harus dipasang diatas papan kayu yang kokoh dan harus mudah
distel dengan baji. Tiang perancah boleh mempuyai paling banyak satu sambungan
yang tidak disokong ke arah samping.
f. Bambu tidak boleh digunakan untuk tiang perancah, stabilitas perlu dipikirkan
terutama terhadap berat sendiri beton, serta beban-beban lain yang timbul selama
pengecoran seperti getaran alat penggetar, berat pekerja dan lain-lain.
7). Adukan
a. Untuk semua pekerjaan konstruksi dan pekerjaan beton utama, perbandingan-
perbandingan bahan untuk perencanaan campuran harus ditentukan menggunakan
cara yang ditetapkan dalam SNI T-15-1991-03dengan gradasi yang sesuai dengan
pasal 5.35.2.1 point “f”
b. Kontraktor harus memastikan perbandingan campuran dan bahan-bahan yang
diusulkan dengan membuat dan megnadakan pengujian campuran percobaan yang
disaksikan oleh Direksi Teknik, menggunakan peralatan jenis yang sama seperti yang
digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan campuran percobaan akan diperlakukan
dapat diterim, asalkan hasil-hasil pengujian memuaskan dan memnuhi semua
persyaratan perbandingan campuran
c. Semua beton yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi persyaratan kekuatan
tekan dan slump seperti ditetapkan dalam berikut atau yang disetujui Direksi Teknik,
bilamana contoh bahan, perawatan dan pengujian-pengujian sesuai dengan pengujian
yang disebutkan dalam spesifikasi ini.

34
Tabel 5.35.3 Kekuatan tekan beton minimum dan nilai slum yang diizinkan
Slump Yang
Kekuatan Tekan Minimum, Mpa
KuatTekan Diizinkan (mm)
Beton Silinder
Kubus 15 Cm Tanpa
15 Cm X 30 Cm Digetar
Digetar
7 Hari 28 Hari 7 Hari 28 Hari

f’c 35 22,5 35,0 19,0 29,0 40 - 60 -


f’c 25 17,5 25 17,5 23,0 40 - 60 -
f’c 20 14,5 20 15 18,5 40 - 60 -
f’c 18 11,0 17,5 12 14,5 40 - 60 50 - 80
f’c 12 8,0 12,5 10 10,0 - 40 - 100
Catatan : Untuk pengujian kekuatan tekan yang dilakukan dengan contoh uji
silinder, persyaratan kekuatan harus diturunkan menjadi sekitar 83 %
dan kekuatan kubus.

d. Beton yang tidak memenuhi persyaratan slump, pada umumnya akan dianggap di
bawah standar dan tidak boleh digunakan dalam pekerjaan, terkecuali Direksi Teknik
dapat menyetujui penggunaan terbatas beton tersebut untuk pekerjaan dengan kelas
rendah.
e. Bilamana hasil-hasil pengujian 7 hari memberikan kekuatan dibawah yang tentukan,
Kontraktor tidak boleh mengecor setiap beton berikutnya, sampai masalah hasil-hasil
kekuatan di bawah ketentuan tersebut diketahui dan Kontraktor telah mengambil
langkah-langkah demikian yang akan meyakinkan bahwa produksi beton memenuhi
persyaratan spesifikasi sehingga memuaskan Direksi Teknik.
f. Beton yang tidak memenuhi kekuatan tekan 28 hari yang ditetapkan, yang diberikan
pada Tabel 5.35.3 akan dianggap tidak memuaskan dan pekerjaan-pekerjaan tersebut
harus diperbaiki.
Direksi Teknik akan memperhitungkan kemungkinan cacat-cacat karena kesalahan
pengambilan contoh bahan, perbedaan-perbedaan dalam statistik, persiapan contoh uji
yang buruk, dan dapat meminta pengujian-pengujian lebih lanjut untuk dilaksanakan
sebelum mengambil putusan akhir.
8). Penyesuaian campuran
a. Penyesuaian Kemudahan Dikerjakan
 Bilamana tidak memungkinkan mendapatkan beton campuran yang dikehendaki
dan kemudahan dikerjakan dengan perbandingan-perbandingan yang ditetapkan
menurut aslinya, Direksi Teknik akan memerintahkan perubahan-perubahan dalam
berat atau volume agregat sebagaimana yang diperlukan, asalkan kandungan semen
yang ditunjukkan menurut calon aslinya tidak di ganti, atau perbandingan
air/semen yang ditetapkan dengan pengujian kekuatan tekan untuk kekuatan yang
memadai tidak dilampaui.
 Mengaduk kembali beton yang telah dicampur dengan menambah air atau dengan
cara lain tidak diperbolehkan. Campuran tambahan untuk meningkatkan
kemudahan dikerjakan, dapat diizinkan tergantung kepada persetujuan Direksi
Teknik.

35
b. Penyesuaian Kekuatan
 Bilamana beton tidak memenuhi kekuatan yang telah ditentukan atau telah
disetujui, kadar semen harus ditambah seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik.
 Tidak ada perubahan sumber atau sifat bahan-bahan akan diperintah tertulis Direksi
Teknik serta tidak ada bahan-bahan baru yang akan digunakan sampai Direksi
Teknik telah menyetujui bahan-bahan tersebut secara tertulis dan telah diusulkan
perbandingan baru berdasarkan pengujian campuran percobaan yang harus
dilaksanakan oleh Kontraktor.
6.36.3. Pelaksanaan
1). Bekesting
a. Bekisting harus dibuat tetap kaku selama pengecoran dan pengerasan dari beton dan
untuk memperoleh bentuk permukaan yang diperlukan Kontraktor harus menyerahkan
rencana-rencana dan penjelasan tentang bekisting dan harus membuat contoh-contoh
bekisting untuk mendapat pengesahan Direksi.
b. Penyangga-penyangga harus diberi jarak antara yang dapat mencegah defleksi bahan-
bahan bekisting. Bekisting serta sambungan-sambungan harus rapat, sehingga dapat
mencegah kebocoran-kebocoran adukan selama pengecoran. Lubang-lubang
permukaan sementara harus disediakan didalam bekisting untuk memudahkan
pembersihan bekisting
c. Bekisting harus dipasang sempurna, sesuai dengan bentuk-bentuk dan ukuran yang
benar dari pekerjaan beton, yang ditunjukkan dalam gambar, cara pendukungan yang
akan menghasilkan lubang-lubang atau tali-tali kawat yang membentang pada seluruh
lebar dari permukaan ke permukaan beton tidak dibenarkan.
d. Bekisting untuk permukaan beton harus sedemikian rupa untuk mencegah hilangnya
bahan-bahan dari beton dan bisa menghasilkan permukaan beton yang padat. Jika
dibutuhkan oleh Direksi bekisting untuk permukaan beton yang kelihatannya harus
sedemikian rupa sehingga menghasilkan permukaan yang halus tanpa adanya garis
atau kelihatan terputus.
e. Tiap kali sebelum pembetonan dimulai, acuan harus diperiksa dengan teliti dan
dibersihkan. Pembetonan hanya boleh dimulai apabila Direksi sudah memeriksa dan
memberi persetujuan terhadap bekisting yang telah dibangun.
f. Untuk pembetonan dicuaca panas atau kering, Kontraktor harus membuat rencana
bekisting dan membukanya, sehingga permukaan-permukan beton dapat terlihat untuk
dimulai perawatan sesegera mungkin.
g. Bekisting hanya boleh dibuka dengan ijin Direksi dan pekerjaan pembukaan setelah
mendapat ijin harus dilaksanakan dibawah pengawasan seorang mandor yang
berwenang. Harus diberi perhatian yang luar biasa pada waktu membuka bekisting
untuk menghindari kegoncangan atau pembalikan tegangan beton.
h. Dalam hal mana Direksi berpendapat bahwa usulan Kontraktor untuk membuka
bekisting belum pada waktunya baik berdasarkan perhitungan cuaca atau dengan
alasan lainnya, maka ia boleh memerintahkan Kontraktor untuk menunda pembukaan
bekisting dan Kontraktor tidak boleh menuntut kerugian atas penundaan tersebut
i. Untuk beton dengan semen Portland biasa waktu paling sedikit untuk pembukaan
bekisting harus menurut daftar dibawah ini :
 Muka sisi balok, lantai dan dinding : 1 hari
 Bagian bawah : 21 hari
2). Baja Tulangan
a. Kontraktor harus memahami sendiri semua penjelasan yang diberikan dalam gambar
dan spesifikasi, kebutuhan akan tulangan baja yang tepat untuk dipakai dalam

36
pekerjaan. Daftar bengkokan yang mungkin diberikan oleh Direksi kepada Kontraktor
harus diperiksa dan diteliti.
b. Tulangan baja harus dipotong dari batang yang lurus, yang bebas dari belitan dan
bengkokan atau kerusakan lainnya dan dibengkokan dalam keadaan dingin oleh
tukang yang berpengalaman. Batang dengan garis tengah 20 mm atau lebih harus
dibengkokan dengan mesin pembengkokan yang direncanakan untuk itu dan disetujui
oleh Direksi. Ukuran pembengkokan harus sesuai dengan SK SNI T-15 1991 kecuali
jika ditentukan lain atau diperintahkan oleh Direksi. Bentuk-bentuk tulangan baja
harus sesuai dengan gambar, tidak boleh menyambung tulangan tanpa persetujuan
Direksi
c. Kontraktor harus menempatkan dan memasang tulangan baja dengan tepat pada
tempat kedudukan yang ditunjukan dalam gambar dan harus ada jaminan bahwa
tulangan itu akan tetap pada kedudukan itu pada waktu pengecoran beton. Dalam
keadaan apapun, penulangan dilarang terletak langsung diatas acuan/cetakan.
Pengelasan tempel dengan adanya persetujuan Direksi lebih dahulu dapat diijinkan
untuk menyambung tulangan-tulangannya yang saling menyilang dengan sudut tegak
lurus, tetapi cara pengelasan lain tidak akan dibolehkan. Penggunaan ganjal, alat
perenggang dan kawat harus mendapat persetujuan dari Direksi. Perengangan dari
beton harus dibuat dari beton dengan mutu yang sama seperti mutu beton yang akan
dicor. Perenggangan tulangan dari besi beton dan kawat harus sepadan dengan bahan
tulangannya. Selimut beton yang ditentukan harus terpelihara. Batang utama dari
tulangan anyaman eks pabrik yang berdampingan harus disambung dengan overlap
300 mm dan batang melintang dengan overlap 150 mm. Kontraktor tidak boleh
mengecor beton menutup tulangan baja, sebelum Direksi memeriksa dan
menyetujuinya.
d. Penulangan harus segera dibersihkan sebelum penggunaan, untuk menjamin kondisi
pengikatan yang baik.
e. Penyambungan batang baja penulangan harus disesuaikan dengan SK SNI T-15 1991
03 dan diuraikan lebih lanjut di bawah ini :
 Semua baja tulangan harus dipasang menurut panjang sepenuhnya seperti
dinyatakan dalam gambar. Penyambungan batang baja, kecuali apabila ditunjukkan
lain pada gambar, tidak akan diizinkan tanpa persetujuan Direksi Teknik. Setiap
penyambungan demikian yang disetujui harus selang-seling sejauh mungkin dan
ditetapkan pada titik tegangan tarik minimum.
 Apabila sambungan bertindih (lapped splice) disetujui, panjang tindihan harus 40
kali diameter dan batang-batang harus dilengkapi dengan kait.
 Pengelasan batang baja tulangan tidak diizinkan kecuali terinci pada gambar atau
diizinkan secara tertulis oleh Direksi Teknik.
f. e. Kawat ikat harus kokoh dengan akhir puntiran menghadap kedalam beton.
g. Jarak antara penulangan yang sejajar tidak boleh kurang dari diameter batang atau
ukuran maksimum agregat kasar ditambah 10mm, dengan minimal 30 mm, yang mana
lebih besar.
h. Apabila penulangan dalam balok terdiri dari lebih satu lapis batang, penulangan lapis
atas diletakkan tepat di atas lapis bawah penulangan dengan ruang bebas / jarak
vertikal minimum 25 mm.
i. Batang tulangan baja harus diletakkan sedemikian sehingga selimut beton minimum
menutupi pinggir luar penulangan, diberikan pada Tabel 5.35.4 untuk beberapa
macam kondisi.

37
Tabel 5.35.4 Tebal selimut beton minimum
Tebal
Kondisi Konstruksi penutup
min, mm
Beton yang dituang langsung diatas tanah dan selalu berhubungan
70
dengan tanah
Beton yang berhubungan dengan tanah atau cuaca :
➔ Tulangan pokok D-19 hingga D-56 50
➔ Tulangan pokok D-16 dan yang lebih kecil 40
Beton yang tidak langsung berhubungan dengan cuaca atau tanah
Pelat, dinding, pelat berusuk
➔ Tulangan pokok D-44 hingga D-56 40
➔ Tulangan pokok D-36 dan yang lebih kecil 20
Balok dan kolom 40

3). Mengawasi dan mencampur Bahan Beton.


a. Kontraktor harus mencampur dengan hati-hati bahan-bahan dari tiap kelas beton
dengan perbandingan berdasar ukuran volume. Air harus ditambahkan pada bahan
batuan, pasir dan semen di dalam mesin pengaduk mekanis, banyaknya harus menurut
jumlah paling kecil yang diperlukan untuk memperoleh pemadatan penuh. Alat
pengukur air harus menunjukan banyaknya air yang diperlukan dan direncana agar
segara otomatis berhenti bila jumlah air tersebut sudah dialirkan ke dalam campuran
dan kemudian bahan-bahan beton seluruhnya benar-benar tercampur. Beton
pracampur boleh digunakan dengan persetujuan Direksi lebih dahulu. Apabila
pencampuran beton dengan mutu 17 MPa diijinkan dengan tenaga manusia, maka
semen, batuan dan pasir harus dicampur di atas lantai kayu yang rapat. Bahan-bahan
harus diaduk paling sedikit dua kali dalam keadaan kering dan sedikitnya tiga kali
sesudah air dicampurkan, sampai campuran beton mencapai warna dan kekentalan
yang sama/merata.
b. Kontraktor harus merencanakan tempat dari alat pencampur dan tempat bahan-bahan
untuk memberi ruang kerja yang cukup. Rencana ini harus diserahkan untuk mendapat
persetujuan Direksi, sebelum alat pencampur dan bahan-bahah ditempatkan

4). Mengangkut, Menempatkan dan Memadatkan Beton.


a. Beton harus diangkut sedemikian rupa sehingga sampai di tempat penuangan, beton
masih mempunyai mutu yang ditentukan dan kekentalan yang memenuhi dan tidak
terjadi penambahan atau pengurangan apapun sejak meninggalkan tempat adukan.
Kontraktor harus mendapat persetujuan Direksi atas pengaturan yang direncanakan,
sebelum pekerjaan pembetonan dimulai.
b. Beton tidak diperbolehkan untuk dijatuhkan dari ketinggian lebih dari 1,50 meter,
ketebalan beton dalam ruangan tidak boleh lebih dari 1 m, untuk setiap kali
pengecoran.
c. Pengecoran harus dilaksanakan terus menerus sampai ke tempat sambungan cor yang
direncanakan sebelumnya. Kontraktor harus mengingat pemadatan dari beton adalah
pekerjaan penting dengan tujuan untuk menghasilkan beton rapat air dengan
kepadatan maksimum. Pemadatan harus dibantu dengan pemakaian mesin penggetar
dari jenis tenggelam, tetapi tidak mengakibatkan bergetarnya tulangan dan acuan.
Jumlah dan jenis alat getar yang tersedia untuk dipakai pada setiap masa pembetonan,
harus dengan persetujuan Direksi

38
5). Pembetonan di Atas Permukaan Yang Tidak Kedap Air
a. Kontraktor tidak boleh melaksanakan pengecoran pada permukaan yang tidak kedap
air sebelum permukaan itu ditutup dengan kulit/membran kedap air atau bahan kedap
lainnya yang disetujui oleh Direksi.
b. Pembetonan Dalam Cuaca yang Tidak Menguntungkan
c. Kontraktor tidak boleh mengecor beton pada waktu hujan deras tanpa perlindungan,
Kontraktor harus menyiapkan alat pelindung terhadap hujan dan terik sinar matahari
sebelum pengecoran. Apabila suhu udara melebihi 35° C Kontraktor tidak boleh
mengecor tanpa persetujuan Direksi dan tanpa mengambil tindakan pencegahan
seperlunya untuk menjaga supaya suhu beton pada waktu pencampuran dan
penuangan kurang dari 35 °C, misalnya dengan menjaga bahan-bahan beton agar
terlindung dari matahari atau menyemprot air pada bahan batuan dan bekisting.
6). Melindungi dan Merawat Beton
a. Sampai beton mengeras seluruhnya dalam waktu yang tidak kurang dari 7 hari,
Kontraktor harus melindungi beton dari pengaruh jelek dari angin, matahari, suhu
tinggi atau rendah pergantian atau pembalikan derajat suhu, pembebanan sebelum
waktunya, lendutan atau tumbukan dan air tanah yang merusak.
b. Jika tidak ditentukan lain oleh Direksi permukaan beton yang kelihatan harus dijaga
supaya terus basah sesudah dicor, tidak kurang dari 7 hari untuk beton dengan semen
portland, atau tiga hari untuk beton dengan semen yang cepat mengeras. Permukaan
seperti itu segera setelah dibuka bekistingnya, maka harus segera ditutup dengan goni
yang dibasahkan atau pasir atau lain bahan yang mungkin disetujui Direksi.
Kontraktor harus membuat perelengkapan khusus atas permintaan Direksi untuk
perawatan dan pembasahan yang dimaksud sepanjang masa dari enam sampai 24 jam
sesudah pengecoran beton dengan semen yang cepat mengeras.

7). Koordinasi dengan Pemasangan Instalasi


Sebelum pengecoran dimulai, Kontraktor harus sudah mengkoordinasikan pemasangan
letak-letak instalasi listrik, plumbing dan lain-lain.

6.37. PEKERJAAN KAYU


6.37.1. Umum
1) Lingkup Pekerjaan :
Bagian ini meliputi pengadaan dan pemasangan kayu-kayu dengan pembahagian sebagai
berikut :
Pekerjaan kayu hanya untuk pekerjaan yang kayu yang dihaluskan, digunakan untuk Tiang
Dinding Papan, panel pintu, rangka langit-langit /lambrisering dan pekerjaan-pekerjaan lain
yang menggunakan kayu halus. Bila tidak disyaratkan lain secara khusus, maka dalam
spesifikasi ini termasuk juga pekerjaan-pekerjaan kayu lainnya yang tercantum dalam
gambar perencanaan dan persyaratan Direksi Direksi Teknik.

6.37.2. Bahan
1) Lingkup Pekerjaan :
Kayu yang dipakai untuk pekerjaan ini seluruhnya minimal harus setaraf dengan kayu palapi
merah yang mempunyai kelas keawetan III dan kelas kuat II sesuai dengan SKBI-3.6.53.1987
UDC : 674.048.
2) Kayu-kayu yang akan digunakan harus tanpa cacat dan harus bebas dari mata kayu.
Contoh dari kayu-kayu ini harus diberikan kepada Direksi Direksi Teknik untuk disetujui
penggunaannya.
3) Kayu-kayu yang dipergunakan hanya boleh mengandung kadar air maksimum 25 % untuk
ukuran tebal lebih dari 7 cm dan kadar air maksimum 19 % untuk tebal kurang dari 7 cm
39
4) Ukuran dan Pola :
Kayu harus mempunyai 4 sisi permukaan dan ukuran diambil dari kayu yang sudah terserut
dan struktur kayu ini sesuai dengan ketentuan butir 2.1. ayat ini.

6.37.3. Pelaksanaan
1) Kayu-kayu yang dikerjakan harus mengikuti pola-pola sesuai yang tertera pada gambar
perencanaan, dan diutamakan untuk kayu halus harus terserut rapi tanpa ada cacat atau
lubang-lubang.
2) Semua pengerjaan harus bertaraf kelas dua dengan hasil yang baik dan rapi, untuk semua
profil panjang harus menggunakn mesin-mesin pemotongan. Semua lubang-lubang bekas
baut dan sebagainya harus ditutup dengan dempul hingga rapi kembali.
3) Untuk pekerjaan kap, kuda-kuda, Nok, gording, Kasau Dan Reng, ukuran kayu, konstruksi
dan cara penyambungannya mengikuti petunjuk yang tertera pada gambar, serta diberi
penguat cawat/beugel besi plat dan angker.
Semua pekerjaan kosen, pintu, lisplank, jalusi kayu pada bagian-bagian tertentu harus
diserut rata dan halus, dan pada bagian-bagian pertemuan harus dikerjakan dengan rapi
dan tidak berongga.

6.38. PEKERJAAN PLAFOND


6.38.1. Umum
Lingkup Pekerjaan :
Bagian ini meliputi pengadaan maupun pemasangan dari semua pekerjaan langit-langit
(plafond) yang dipasang pada tempat- tempat yang ditunjuk dalam gambar perencanaan.

6.38.2. Bahan
1) Penutup plafond seperti yang ditunjukkan dalam gambar, menggunakan Triplex dengan
ketebalan 3 mm dengan ukuran sesuai pola yang ditetapkan dalam gambar dan pada
bagian tepi pertemuan dinding dengan plafon dipasang list dari kayu profil.
2) Semua material kayu untuk penggantung dan rangka plafond menggunakan kayu dengan
kelas keawetan II dan kelas kuat II sesuai dengan SKBI-3.6.53 1987 UDC : 674.048;
dengan ukuran-ukuran yang sesuai dengan yang ditentukan dalam gambar.
3) Kayu yang dipakai harus lurus kering, tidak terdapat mata-mata kayu/cacat-cacat lainnya
serta tidak terdapat bidang-bidang yang lemah.
4) Untuk penutup plafond menggunakan Profil Kayu 5 x 5 cm buatan dalam negeri, tidak
cacat.
6.38.3. Bahan
1) Rangka untuk plafond tripleks adalah kayu palapi, ukuran sesuai gambar, menggunakan
plafond gantung sesuai petunjuk Direksi/Direksi Teknik Lapangan.
2) Langit-langit dipasang tepat waterpass dan siar-siar membentuk garis lurus dan tegak
lurus satu sama lain.
3) Untuk keperluan pemeriksaan digunakan lobang orang (lobang kontrol ) untuk tiap-tiap
sayap bangunan.
4) Kayu untuk rangka plafond harus diserut rata, terutama pada bidang- bidang bawah yang
akan ditutup dengan tripleks, dan diberi penggantung dalam jumlah yang cukup.
5) Pemasangan plafond harus dilaksanakan oleh tukang yang ahli, lurus dan tidak lentur.
Apabila terjadi plafond terpasang ternyata tidak lurus, retak dan lentur, Direksi berhak
menolak dan Kontraktor harus segera membongkar dan memperbaiki kembali.

40
6.39. PEKERJAAN PENGECATAN
6.39.1. Umum
Lingkup Pekerjaan :
Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan/material, tenaga kerja dan cat kayu, tembok,
plafond,dan atap.
6.39.2. Bahan
1) Jenis cat kayu yang digunakan adalah Setara ARIES atau sejenis
2) Jenis Cat tembok yang digunakan setara Ariess atau sejenis
3) Plamur atau dempul yang digunakan adalah Setara ARIES atau sejenis
4) Politur/teakoil untuk permukaan teakwood dan pada pekerjaan kayu yang diekspos seperti
yang ditunjukan pada gambar.
6.39.3. Pelaksanaan
1) Umum
a) Cat yang akan digunakan berada dalam kaleng-kaleng yang masih disegel, tidak pecah
atau bocor dan mendapat persetujuan Direksi/ Direksi Teknik.
b) Kontraktor bertanggung jawab, bahwa warna-warna dan bahan cat adalah tidak palsu
dan sesuai dengan persetu juan Direksi/Direksi Teknik.
c) Sudah harus memperlihatkan contoh dari bahan cat yang akan digunakan disertai surat
jaminan Kwalitas dari pabrik pembuat atau agen-agen penjual yang ditunjuk oleh
pabrik tersebut untuk disetujui Direksi/Direksi Teknik.
d) Kontraktor harus sudah mengerti betul tentang cara-cara penggunaan cat sesuai
rekomendasi pabrik yang bersangkutan.
2) Pekerjaan pengecatan tidak boleh dimulai :
a) Sebelum dinding atau bagian yang akan dicat selesai diperiksa dan disetujui oleh
Direksi/ Direksi Teknik.
b) Sebelum bagian-bagian yang retak-retak, pecah atau kotoran-kotoran dibersihkan.
c) Sebelum memperlihatkan contoh pengecatan pada percobaan (dilokasi), macam/pola
cat yang akan dilaksanakan.
d) Apabila dinding atau bagian yang akan dicat ternyata masih basah, lembab atau
berdebu.
e) Kontraktor bertanggung jawab atas hasil pengecatan yang baik dan harus mengatur
waktu sedemikian rupa sehingga terdapat urut-urutan pekerjaan yang tepat dimulai
dari pekerjaan dasar (under coats) sampai dengan pengecatan akhir (finishing coats).
f) Pekerjaan pengecatan harus dikerjakan oleh tenaga ahli dalam pengecatan.
g) Semua pekerjaan pengecatan harus mengikuti petunjuk- petunjuk dari Direksi dan
pabrik pembuat cat tersebut serta mendapat persetujuan Direksi/Direksi Teknik.
3) Cat Tembok :
a) Tembok baru yang akan dicat harus mempunyai cukup waktu mengering. Setelah
permukaan tembok kering, maka persiapan dilakukan dengan membersihkan
permukaan tersebut terhadap pengkristalan/pengapuran (efflorescene) yang biasanya
terdapat pada tembok baru, dengan ampelas kemudian dengan lap sampai benar-
benar bersih.
b) Permukaan dinding dan plafond sebelum dicat harus diplemur kemudian diamplas
dengan kertas pasir sampai rata dan halus.
c) Semua bidang tembok dan plafond dicat tembok minimal 2 (dua) kali sampai
kelihatan rata dan cukup tebal.
d) Pekerjaan pengecatan dilakukan dengan "Roller".
e) Cat tembok yang digunakan adalah warna putih untuk plafond,warna Coklat Muda
Untuk tembok bagian dalam, Dan tembok bagian luar.
f) Untuk lapisan plamur pakai bahan sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuat dan
harus mendapat persetujuan Direksi.

41
4) Cat Kayu
a) Cat kayu akan dipakai untuk daun-daun pintu, daun jendela serta kosen.
b) Cat yang akan dipergunakan adalah setaraf Glotex atau Platone Dan Untuk Warna
List Plank/Wood Plank, Warna Putih, Untuk warna Kusen, Pintu Panil, Daun Jendela
Warna Coklat.
c) Cara pelaksanaan disesuaikan dengan kriteria- kriteria dari pabrik pembuat.
d) Bidang-bidang yang akan dicat/dipolitur harus bersih dari segala macam kotoran, dan
sebelum pekerjaan pengecatan dilaksanakan Kontraktor harus memperlihatkan bagian
-bagian yang akan dicat kepada Direksi untuk diperiksa.
e) Semua permukaan kayu yang akan dicat/dipolitur harus diamplas, dan lobang-lobang
bekas paku harus didempul dan diamplas kembali sampai rata.
f) Pengecetan kayu dilaksanakan satu kali menie, satu kali cat dasar dan satu kali
plamur, kemudian digosok dengan amplas, dan akhirnya dua kali cat akhir.
g) Warna Cat kayu yang digunakan untuk Warna List Plank/Wood Plank, Warna Putih,
Untuk warna Kusen, Pintu Panil, Daun Jendela Warna Coklat.

5) Cat anti korosi/Cat anti karat :


a) Lingkup pekerjaan : untuk bagian-bagian pengikat talang dari besi, Pintu terali dari
besi (apabila ada) dan bagian-bagian lain yang disebutkan dalam gambar.
b) Cat yang dipergunakan adalah setara Glotex atau Platone, warna akan ditentukan
kemudian. Untuk cara pelaksanaannya disesuaikan dengan kriteria-kriteria dari pabrik
pembuat.

6.40. PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG DAN PENGUNCI


6.40.1. Umum
Lingkup Pekerjaan :
Bagian ini meliputi pengadaan dan pemasangan semua perlengkapan pintu, jendela seperti :
engsel, kunci, handle dan sebagainya.
6.40.2. Bahan
1) Semua alat perlengkapan yang dipakai dalam pekerjaan ini sedapat mungkin merupakan
produk dari satu perusahaan, dalam hal ini kualitas yang dijadikan standard untuk semua
kunci pintu adalah setaraf dengan produk "CISA atau ANCHOR".
2) Untuk pintu/jendela utama, semua alat perlengkapan harus difinish dengan material
terbaik serta warna yang sama atau sesuai dengan warna daun pintu/jendela atau
kosennya, kecuali Direksi Direksi Teknik menentukan lain.
3) Semua anak kunci harus dilengkapi dengan plat pengenal terbuat dari logam, dimana
tertera nomor-nomor pengenal. Plat ini dihubungkan ke anak kunci dengan cincin nikel.
4) Untuk penyimpanan anak-anak kunci tersebut Kontraktor harus menyediakan lemari anak
kunci dari kayu yang dilengkapi dengan kait-kait penggantung anak kunci, lengkap
dengan nomor-nomor pengenal.
5) Handle-handle pintu serta Door Closer digunakan produksi CISA atau yang setaraf, dan
engsel-engsel digunakan produksi import.
6) Kontraktor harus menyerahkan daftar perlengkapan dari material tersebut dalam tiga
rangkap untuk meminta persetujuan Direksi Direksi Teknik, dan disamping daftar setiap
perlengkapan harus diajukan contohnya kepada Direksi Direksi Teknik.

6.40.3. Pelaksanaan
1) Engsel bagian atas dipasang tidak lebih dari 28 cm (as) dari atas pintu, dan engsel bagian
bawah dipasang tidak lebih dari 35 cm (as) dari permukaan lantai. Untuk pintu-pintu kaca
dipasang engsel tengah yang diletakkan diantara kedua engsel tersebut.
42
2) Tiap daun pintu baik tunggal maupun double dipasang 4 (empat) buah engsel ring nylon
sejenis Union”
3) Tiap daun jendela/ventilasi membuka keluar dipasang 2 (dua) buah engsel ring nylon
sejenis .
4) Untuk pintu yang berhubungan dengan luar dipasang kunci tanam 2 (dua) slaag merk
sejenis Untuk pintu KM/WC dipasang kunci tanam dua slag ditambah 1 (satu) buah
grendel yang dipasang pada bagian dalam.
5) Untuk pintu bagian dalam dipasang kunci tanam 2 (dua) slag merk sejenis
6) Untuk daun pintu Double (dua daun) dipasang espanyolet tanam.
7) Setiap bingkai jendela & ventilasi dilengkapi dengan 1 (satu) buah grendel, 2 (dua) buah
kait angin dan 1 (satu) buah ganggang/tarikan kualitas baik. Pemasangan penyetelan alat-
alat harus tepat dan dapat berfungsi dengan baik, tidak macet dan pintu dapat tertutup
dengan rapat.

6.41. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK


1. Lingkup Pekerjaan :
Termasuk dalam pekerjaan instalsi listrik ini adalah :
1.1. Pengadaan kabel-kabel, stop kontak, sacklaar, fitting-fitting, pipa, material bantu, termasuk
pemasangannya
1.2. Penyerahan Surat Jaminan oleh Instalatur/Pemborong beserta pembuatan gambar instalasi
yang terpasang.
2. Bahan yang dipakai :
2.1. Kabel-kabel yang dipakai adalah dari jenisnya NYA yang memenuhi standard PLN (SPLN)
serta berinitial LMK.
2.2. Stop kontak, sacklar dan fitting serta peralatan listrik yang digunakan harus buatan dalam
negeri yang telah memenuhi standard PLN.
2.3. Untuk trafo neon yang digunakan harus setara merk Broco atau Ballast, sedangkan balon
pijar/TL harus sekualitas merk Phillips atau Osram.
2.4. Penempatan zakering kast harus mengikuti petunjuk dalam gambar, dan zakering kast yang
dipakai adalah dari bahan ebonit.
3. Pemasangan :
3.1. Pemasangan instalasi listrik harus berpedoman pada Peraturan Umum Instalasii Listrik
(PUIL) 2000 yang diterbitkan Yayasan Normalisasi Indonesia.
3.2. Untuk menangani pekerjaan ini harus ditunjuk Instalatir yang telah mememiliki Surat
Pengesahan Instalatir (SPI) dan Surat Ijin Kerja (SIKA) dari PLN setempat.
3.3. Inslatasi yang terpasang harus disesuaikan dengan tegangan yang terpasang di area proyek.
3.4. Untuk penerangan dan stop kontak biasa kabel yang digunakan adalah jenis NYA diameter
2,5 mm atau 1,5 mm dengan pelindung PVC diameter 5/8" dan dipasang inbouw.
3.5. Untuk semua penyambung kabel harus menggunakan terminal box atau ditutup dengan las
dop, serta ditempatkan pada kedudukan yang aman.
3.6. Pemasangan instalasi listrik umumnya dikerjakan sebelum plafon ditutup dan pelesteran
diding dikerjakan.
3.7. Pada semua stop kontak dan zekering kast harus di beri arde dengan menggunakan kawat
BC, dan khusus pengetanahan pada zekering kast dibagian yang tertanam kedalam tanah

43
harus dikerjakan sampai mendapatkan tahanan yang diisyaratkan, serta diberi pelindung
pipa GIP diameter 1/2".

6.42. PEKERJAAN SANITAIR


Lingkup Pekerjaan :
a. Pekerjaan Saluran Pembuangan
1. Saluran Air Kotor :
1.1. Pipa pembuangan air kotor dari KM/WC menggunakan pipa PVC diameter 2" yang untuk
selanjutnya dihubungkan ke saluran air hujan sedangkan pipa pembuangan dari WC
menggunakan PVC diameter 3" dan dihubungkan ke septictank.
1.2. Pemasangan pipa-pipa tersebut dibuat dengan kemiringan 2% dan sambungan dilaksanakan
dengan menggunakan sambungan pipa serta lem PVC.
1.3. Pemasangan harus dilakukan dengan baik, tertutup/tidak kelihatan. Dalam arah mendatar
pipa-pipa tidak boleh membuat siku-siku ditempat-tempat percabangan dan tiap jarak
maksimum 12 meter pada pipa- pipa dibawah tanah harus dibuat bak kontrol.
1.4. Untuk menghindari adanya penyumbatan dikemudian hari, pada tiap- tiap lobang
pembuangan KM harus dipasang floordrain.
1.5. Cara penyambungan pipa-pipa PVC untuk saluran air kotor mengikuti ketentuan tata cara
penyambungan yang ditentukan pabrik pembuatnya..
1.6. Pemasangan pipa-pipa PVC untuk saluran air kotor / saluran limbah, mengikuti ketentuan
dalam gambar rencana, pipa-pipa PVC harus tertanam dengan aman dan penempatannya
sewaktu-waktu dapat dilakukan perbaikan, pipa-pipa PVC tidak diperbolehkan melintasi /
memotong saluran atau melintas diatas permukaan lantai/rabat/tanah. Perletakan instalasi
air kotor/air buangan disesuaikan dengan gambar rencana/detail.
1.7. Perletakan instalasi air kotor/air buangan disesuaikan dengan gambar rencana/detail.
2. Septictank dan Peresapan :
2.1. Pembuatan septictank disesuaikan dengan gambar detail.
2.2. Untuk penghawaan, septictank harus dilengkapi dengan pipa udara diameter 1,25" dan
sebagai penutup dibuat plat beton bertulang adukan 1 Pc : 2 Psr : 3 Kr. Pada penutup
septictank harus dibuat lubang kontrol dilengkapi dengan handle pengangkat. Ukuran dan
perletakan disesuaikan dengan gambar rencana dan detail.
2.3. Sebagai penampungan air dari septictank, dibuat peresapan dan saluran dari septictank ke
peresapan menggunakan pipa PVC diameter 3" yang diberi lubang-lubang dengan
pemasangan sesuai gambar rencana/detail.
2.4. Peresapan yang dikerjakan sebelum ditimbun harus diberi lapisan-lapisan batu, karang,
ijuk, urugan pasir sebagaimana ditentukan dalam gambar rencana (gambar kerja)
b. Pekerjaan Instalasi Air
1. Lingkup Pekerjaan :
Termasuk dalam pekerjaan ini adalah :
1.1. Sistem Pemipaan Air Bersih : Sistem perpipaan air bersih dari jaringan PDAM dan sumber
air terdekat, ditampung paba tendon penampung utama (Fiberglass) dengan kapasitas ± 600
liter, dari tendon utama air dipompa dengan menggunakan mesin bertenaga 200 watt ke
menara air yang terdapat di plat atap Bangunan. Selanjutnya air di distribusikan ke seluruh

44
bangunan, yang terdiri dari : kamar mandi, wc, kran-kran dalam ruangan, dan sebagainya
yang nyata-nyata ditujukan dalam gambar.
1.2. Pengujian (test run) sistem plumbing air bersih secara keseluruhan untuk mengetahui
sistem itu bekerja baik, benar dan aman.
1.3. Pengadaan dan pemasangan perlengkapan-perlengkapan lainnya agar instalasi bekerja
dengan baik, benar, aman walaupun dalam gambar dan spesifikasi tekniknya tidak
dicantumkan secara jelas, misalnya fitting-fitting dan accesoriesnya.
2. Bahan yang dipakai :

2.1. Semua instalasi air bersih menggunakan pipa ø1/2 dari jenis PVC Tipe AW.
2.2. Pipa PVC yang digunakan untuk air bersih harus menggunakan yang memenuhi Standar
Nasional Indonesia (SNI)
2.3. Semua kran yang terpasang harus menggunakan kran stainless stell yang berkepala kristal,
penempatan dan ukurannya harus sesuai dengan gambar rencana/detail.
2. Pemasangan :
1) Pipa PVC penyambungannya dilakukan dengan sambungan (draad) berulir, dan pada bagian
ulir jantannya dilapisi dengan seal tape.
2) Pemasangan pipa harus dilaksanakan dengan baik dan tertutup, terkecuali apabila
menggunakan water moer harus dipasang pada tempat yang mudah dicapai dan tidak
tertutup oleh dinding maupun lantai.
3) Pemasangan dan perletakan pipa-pipa PVC mengikuti ketentuan dalam gambar , pipa-pipa
harus aman dari beban dan serta tidak menggangu aktivitas disekitarnya serta
penempatannya dapat dengan mudah dilakukan perbaikannya.
4) Setiap penyambungan dari pipa distribusi ke pipa instalasi dalam bangunan harus dipasang
stop kran guna menutup aliran air pada saat terjadi kerusakan pada instalasi dalam bangunan
dan dapat dengan melakukan perbaikan.
5) Pipa yang tidak ditanam didalam tanah / tembok/lantai, yaitu untuk pipa mendatar dan pipa
tegak harus menggunakan penggantung (hanger) atau penyangga (support) terbuat dari
besi/baja kanal serta U-klem yang sesuai dengan diameternya, dimana jarak penggantung/
penyangga yang satu dengan yang lainnya maksimal 2 m dan jarak antara support/hanger
disesuaikan agar memudahkan pemasangan terhadap dinding dan pembongkar an/dises
aikan dengan keadaan dilapangan.
6) Bila pipa-pipa tersebut menembus pondasi atau dinding, maka pipa harus diberi
perlindungan/ sleeves yang dibuat dari besi tuang atau pipa baja. Antara pipa dengan
sleeves tersebut harus diisi dengan flexible sealing material. Pemasangan jaringan-jaringan
bahan-bahan logam yang tahan karat disesuaikan dengan kebutuhan dan mendapat
persetujuan Direksi Direksi Teknik.
7) Penanaman Pipa
Sebelum pipa ditanam, dasar galian harus diratakan dan dipadatkan terlebih dahulu.
Diberi pasir urug padat setebal 10 cm.
8) Pada tiap-tiap sambungan pipa harus dibuat lubang galian yang dalamnya 5 cm untuk
penempatan sambungan pipa.
9) Pengadaan testing terhadap tekanan dan kebocoran.
10) Penimbunan Galian
Setelah hasil testing terhadap tekanan dinyatakan baik dan benar, maka dilakukan
penimbunan tanpa merusak pipa.
11) Penimbunan dilakukan sekeliling dengan pasir urug setebal 10 cm, kemudian dipadatkan.
Disekitar fitting dari pipa harus dipasang blok penguat dari beton agar fitting-fitting tidak
bergerak jika beban tekan dibe rikan.
12) Kemudian diurug dengan tanah bekas galian yang bebas dari puing dan sampah-sampah.

45
13) Dipadatkan dengan hati-hati setiap lapisan sampai mencapai seperti keadaan semula.
14) Kemudian testing terhadap kebocoran dan tekanan.
15) Setelah hasil testing dinyatakan baik dan benar, maka alur-alur/lubang-lubang ditutup
kembali sehingga pipa tidak kelihatan dari luar.
16) Penutupan kembali harus seperti semula, kemudian difinish sehingga tidak terlihat bekas-
bekas dari pembobokan.

4. Pengujian :
4.1. Semua instalasi pipa yang terpasang sebelum ditutup harus diuji terlebih dahulu untuk
menghindari terjadinya kebocoran.
4.2. Bila dalam pengujian ditemukan adanya kerusakan, kebocoran atau penyumbatan,
Kontraktor harus segera mengganti/memperbaiki kerusakan tersebut, kemudian dilakukan
pengujuian/pemeriksaan kembali.
5. Sumber Air Bersih :
Pengadaan dan sumber air bersih diambil dari sumber air terdekat atau pompa.

6.43. PEKERJAAN AKHIR


Pada akhir pekerjaan, seluruh ruangan termasuk dinding, plafond, lantai dan sebagainya
harus bersih dari sisa-sisa semen, cat dan kotoran lainnya.
Halaman bangunan harus dibersihkan dari sisa-sisa bahan-bahan bangunan, kotoran-kotoran
dan gundukan-gundukan tanah bekas galian harus diratakan serta bahan-bahan yang tidak
terpakai lagi harus diangkut keluar lokasi pekerjaan.

6.44. PENUTUP
Meskipun dalam RKS / gambar bestek tidak dinyatakan kata-kata yang harus disediakan atau
yang harus dibuat oleh Kontraktor, tetapi pekerjaan dan bahan-bahan nyata menjadi bagian
pekerjaan maka pekerjaan tersebut tetap dianggap dan dimuat dalam RKS ini.

Pekerjaan yang nyata menjadi bagian dari pekerjaan yang dikerjakan, akan tetapi tidak
diuraikan atau dimuat dalam RKS / Gambar ini , tetapi harus diselenggarakan dan diselesaikan
oleh Kontraktor maka dianggap pekerjaan tersebut diuraikan dan dimuat dalam RKS demi
menuju penyerahan pekerjaan yang lengkap, sempurna dan selesai dengan hasil yang
memuaskan Direksi.

KETERANGAN :
Untuk pelaksanaan pekerjaan ini digunakan lembar-lembar ketentuan dan peraturan yang sesuai
dengan bidang pekerjaan seperti tercantum di bawah ini termasuk segala perubahannya hingga kini
ialah :
1. Peraturan – peraturan umum (Syarat Umum) di singkat SU.
2. Peraturan Beton Indonesia disingkat SK SNI T15-1991-03.
3. Peraturan Kontruksi Kayu Indonesia disingkat PKKI-NI-1961.
4. Pedoman Plumbing Indonesia, tahun 1979.
5. Peraturan Dinas Pemadam Kebakaran.
6. Peraturan yang ditetapkan oleh Perusahaan Umum Listrik Negara.
7. Peraturan yang ditetapkan oleh Perusahaan Daerah Air Minum.
8. Peraturan yang ditetapkan oleh Perusahaan Umum Telekomunikasi.
9. Pedoman Tata Cara Penyelenggaraan Pembangunan Bangunan Gedung Negara oleh
Departemen Pekerjaan Umum.

46
10. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983.
11. Peraturan Perencanaan Tahan Gempa Indonesia untuk Gedung 1981 beserta Pedomannya.
12. Standard Industri Indonesia ( SII ).
13. Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia disingkat PUBI-1982.
14. Peraturan Cat Indonesia – N4.
Kontraktor harus mengikuti dan melaksanakan semua ketentuan –ketentuan dan peraturan-
peraturan yang dinyatakan didalam butir 1 pada pasal ini termasuk segala perubahannya hingga kini.
Jika ternyata pada Rencana Kerja dan Syarat ini terdapat kelalaian Penyimpangan dari Peraturan –
peraturan sebagaimana dinyatakan didalam butir 1 pada pasal ini, maka Rencana Kerja dan Syarat
yang mengikat.

47
KAK ( KERANGKA ACUAN KERJA )
PEMBANGUNAN RUANG LABORATORIUM KOMPUTER BESERTA PERABOTNYA
SMP NEGERI 1 ULUBONGKA (DAK)

A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Pembangunan dibidang pendidikan merupakan upaya mencerdaskan kehidupan bangsa


dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia dalam dalam mewujudkan masyarakat yang
maju serta meningkatkan para warganya untuk mengembangkan potensi diri, pembangunan
dalam pengertian yang luas memberikan suatu momentum tersendiri dalam mengisi dan
memperjuangkan kualitas bangsa pada umumnya. Optimalisasi sumber daya manusia dalam
pendidikan adalah hal yang sangat mendasar pada pembangunan itu sendiri. Salah satu
bentuk dari optimalisasi sumber daya manusia dalam pendidikan tersebut adalah dengan
meningkatkan kualitas pendidikan dan sarana prasarana pendukungnya secara maksimal di
wilayah kabupaten Tojo Una-Una.

2. Maksud dan Tujuan

a. Maksud
Penyedia Jasa dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini adalah untuk melaksanakan
pekerjaan PEMBANGUNAN RUANG LABORATORIUM KOMPUTER BESERTA
PERABOTNYA SMP NEGERI 1 ULUBONGKA yang memenuhi sarana Pendidikan

b. Tujuan
Terlaksananya Pekerjaan PEMBANGUNAN RUANG LABORATORIUM KOMPUTER
BESERTA PERABOTNYA SMP NEGERI 1 ULUBONGKA, dengan menerapkan prinsip-
prinsip akuntabel, transparan, efektif, efisien, adil, dan value for money

3. Target/ Sasaran
Diperolehnya Penyedia Jasa Konstruksi dalam melaksanakan pekerjaan PEMBANGUNAN
RUANG LABORATORIUM KOMPUTER BESERTA PERABOTNYA SMP NEGERI 1
ULUBONGKA, sesuai dengan harapan dan dapat di selesaikan tepat pada waktunya.

4. Nama Organisasi Pengadaan Konstruksi


Nama organisasi yang menyelenggarakan / melaksanakan pekerjaan pengadaan
konstruksi :

a. Satker / SKPD : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga


b. Alamat SKPD : Jln. Bumi Bhakti No.
c. PPK : Nama : MOH. IKRAM A. TOWANDA, ST
Nip : NIP 19800402 200604 1 011

48
5. Sumber Dana dan Perkiraan Biaya
Sumber Dana : Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Pendidikan Tahun Anggaran
2023 pada DPA Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Tahun
Anggaran 2023

Total Pagu : Rp. 370.000.000,00 (Tiga Ratus Tujuh Puluh Juta Rupiah)

Total HPS : Rp. 369.800.000,00 (Tiga Ratus Enam Puluh Sembilan Juta
Delapan Ratus Ribu Rupiah)

6. Ruang Lingkup, Lokasi Pekerjaan, Fasilitas Penunjang


a. Ruang Lingkup : PEMBANGUNAN RUANG LABORATORIUM KOMPUTER
BESERTA PERABOTNYA SMP NEGERI 1 ULUBONGKA.
b. Lokasi Pekerjaan : Kabupaten Tojo Una-Una
c. Fasilitas Pendukung : Tidak ada

7. Jangka Waktu Pelaksanaan Pekerjaan


Pelaksanaan kegiatan ini dibatasi selama 160 (Seratus Enam Puluh) Hari Kalender yang
terhitung sejak tanggal mulai kerja yang tercantum dalam SPMK.

Masa Pemeliharaan berlaku selama 180 (Seratus Delapan Puluh) hari kalender terhitung
sejak tanggal penyerahan pertama (PHO) pekerjaan.

8. Persyaratan Administrasi Khusus Penyedia


Melampirkan : a. - SBU Kode BG006 : Konstruksi Gedung Pendidikan atau
- SBU Kode BG007 : Jasa Pelaksana Konstruksi Bangunan Pendidikan

b. Memiliki Dukungan Mobiler bagi Pekerjaan yang ada Pengadaan


Mobiler dari Usaha Mebel yang memilki izin usaha.

9. Tenaga
Tenaga yang diperlukan untuk melaksanakan pengadaan pekerjaan konstruksi.

Jumlah
No Jabatan dalam proyek Kualifikasi Personil
Personil
1. Pelaksana Lapangan 1 orang Memiliki SKTK Pelaksana Bangunan
Gedung/Pekerjaan Gedung Memiliki
Pengalaman Minimal 2 Tahun

2. Petugas Keselamatan 1 Orang Memiliki Sertifikat Petugas K3


Konstruksi

49
10. Peralatan
Memiliki kemampuan untuk menyediakan fasilitas/peralatan/perlengkapan untuk
melaksanakan pekerjaan yaitu:

Jumlah alat
No Nama Alat Kapasitas minimum Keterangan
Minimum
1. Dump Truck 3-6 ton 2 (satu) unit Milik/Sewa
2. Pick Up 1 Ton 1 (satu) unit Milik/Sewa
3. Concrete Mixer 0,3 M3 1 (satu) unit Milik/Sewa
4. Scaffolding 20 Set Milik/Sewa
5. Tong Air 500 Liter 1 (satu) unit Milik/Sewa
6. Genset 900 Watt 1 (satu) unit Milik/Sewa

11. Analisa Keselamatan Kerja Konstruksi


Terlampir

Catatan : termasuk dalam keselamatan kerja konstruksi adalah pecegahan pandemic

12. Keluaran/ Produk Yang di hasilkan :


Keluaran /produk yang dihasilkan dari pekerjaan konstruksi adalah Pekerjaan PEMBANGUNAN
RUANG LABORATORIUM KOMPUTER BESERTA PERABOTNYA SMP NEGERI 1 ULUBONGKA
sesuai dengan gambar dan spesifikasi rencana yang ada.

Ampana, Maret 2023


Pejabat Pembuat Komitmen
Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olahraga

MOH IKRAM A TOWANDA, S.T.


NIP 19800402 200604 1 011

50

Anda mungkin juga menyukai