A. SYARAT-SYARAT UMUM
B. SYARAT-SYARAT KHUSUS
1
12.1. RINGKASAN PEKERJAAN
12.1.1 Uraian Berbagi Pekerjaan yang termasuk dalam Spesifikasi ini ruang
lingkup pekerjaan meliputi semua atau salah satu yang berikut :
1. Peraturan dan standar yang dijadikan acuan dalam dokumen kontrak akan
memetapkan persyaratan kualitas untuk berbagai jenis pekerjaan yang harus
diselengarakan beserta cara yang digunakan dalam spesifikasi-spesifikasi
atau yang dikehendaki oleh Direksi.
2. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk penyediaan bahan-bahan dan
kecakapan kerja yang diperlukan untuk memenuhi atau melampaui
peraturan-peraturan khusus atau standar-standar yang dinyatakan demikian
dalam spesifikasi-spesifikasi atau yang dikehendaki oleh Direksi Teknik.
1. Selama pengadaan.
Kontraktor harus bertanggung jawab untuk melakukan pengujian semua
bahan-bahan yang diperlukan dalam pekerjaan, dan menentukan bahwa
bahan-bahan tersebut memenuhi atau melebihi persyaratan yang telah
ditentukan.
2. Selama pelaksanaan.
Direksi Teknik mempunyai wewenang untuk menolak bahan-bahan,
barang-barang, pekerjaan-pekerjaan yang tidak memenuhi persyaratan
minimum yang ditentukan tanpa kompensasi bagi kontraktor.
2
sebagaimanayang diminta oleh Direksi Teknis atau yang ditentukan dalam
Dokumen Kontrak yang memenuhi atau yang ditentukan dalam standar-
standar yang diminta, Bukti-bukti tersebut harus dalam bentuk yang
dimintakan oleh Direksi Teknik secara tertulis, dan harus termasuk satu
copy hasil-hasil pengujian yang resmi.
12.3. MOBILISASI
12.3.1. Umum
3
2. Pembayaran mobilisasi untuk pekerjaan yang diuraikan sebelumnya harus
dimasukan dalam item yang dinyatakan dalam daftar item pembayaran,
dantikak bileh ada pembayaran terpisah untuk item ini.
12.4.1. Umum
4
dari lapangan pekerjaan selambat-lambatnya 2 (dua) kali 24 jam terhitung
dari jam penolakan.
3. Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang dilakukan oleh kontraktor tetapi
ternyata ditolak Direksi Teknik harus segera dihentikan dan selanjutnya
dibongkar atas biaya kontraktor dalam waktu yang ditetapkan oleh Direksi
Teknik.
4. Apabila Direksi Teknis merasa perlu meneliti suatu bahan lebih lanjut,
Direksi Teknik berhak mengirimkan bahan tersebut kepada balai penelitian
bahan-bahan (labolatorium) yang terdekat untuk diteliti. Biaya pengiriman
dan penelitian menjadi tanggungan kontraktor.
12.5.1. Umum
5
5) Kontraktor wajib memberi tahu secara tertulis kepada tim pengelola
Teknis dan Direksi Teknik, nama dan jabatan pelaksana untuk
mendapatkan persetujuan.
6) Bila kemudian hari, menurut tim pendapat pengelola Teknis dan
Direksi Teknik, pelaksana kurang mampu atau tidak cakap memimpin
pekerjaan, maka akan diberitahukan kepada kontraktor secara tertulis
untuk menganti pelaksana, dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah
dikeluarkan surat pemberitahuan, kontraktor harus sudah menunjukan
pelaksana baru atau kontraktor sendiri (penanggung jawab/Direktur
Perusahaan) yang akan memimpin pelaksanaan.
2. Tempat tinggal (domisili) kontrak dan pelaksanaan. Menjaga kemungkinan
diperlukan kerja diluar jam kerja apabila terjadi hal-hal yang mendesak,
kontraktor dan pelaksana wajib memberitahukan secara tertulis, alamat dan
nomor telpon di lokasi kepada tim pegelola dan Direksi Teknik.
3. Pemeriksaan Lapangan
1) Sebelum pematokan dan pengukuran dilapangan (setting out),
kontraktor harus mempelajari gambar-gambar kontrak dan bersama-
sama dengan Direksi Teknik mengadakan pemeriksaan daerah kegiatan,
dan khususnya mengukur/memasang lebar dan panjang dermaga serta
aksesbility dermaga yang ada.
1. Semua bahan yang dipasok harus sesuai dengan spesifikasi dan harus
disetujui oleh Direksi Teknik, sertifikat ujian pabrik pembuat harus
diserahkan untuk semua item-item yang dimuat pabrik termasuk semen,
kapur dan kayu.
2. Kontraktor harus menyediakan contoh-contoh semua bahan-bahan yang
diperlukan untuk penggujian dan mendapatkan persetujuan sebelum
digunakan di lapangan dan bilamana Direksi Teknik meminta demikian,
sertifikasi harus disediakn atau pengujian-pengujian dilaksanakanuntuk
menjamin kualitas, sesuai tabel jadwal frekuensi minimum pengujian
pengendalian mutu dalam prakonstruksi.
3. Semua kecakapan kerja harus memenuhi uraian dan persyaratan spesifikasi
dokumen kontrak dan harus dilaksanakan sampai memuaskan Direksi
Teknik. Bahan harus diuji di lapangan atau dilaboratorium selama konstrusi
dan masa pemeliharaan sesuai jadwal pengujian minimum yang tercantum
dalam jadwal frekuensi minimum pengujian pengendalian mutu atas
permintaan Direksi Teknik dan kontraktor harus membantu serta
menyediakan peralatan dan tenaga untuk pemeriksaan, pengujian dan
pengukuran.
4. Desain campuran untuk beton harus disiapkan dan diuji sesuai dengan
spesifikasi dan tidak ada campuran boleh digunakan pada pekerjaan-
6
pekerjaan kegiatan terkecuali memenuhi persyaratan spesifikasi dan
memuaskan Direksi Teknik.
5. Hasil semua pengujian termasuk pemeriksaan kualitas bahan dilapangan
dan desain campuran, harus direkam dengan baik dan dilaporkan kepada
Direksi Teknik.
7
12.5.5. Peil dan Pengukuran
8
12.5.7. Rencana Kerja
9
akan diberikan kalau penerangan cukup atau memakai penerangan
PLN/Generator.
12.6. PENGAWASAN
12.7.2. Dokumentasi
10
8. Untuk setiap pengajuan pembayaran angsuran kontraktor harus
melampirkan foto kemajuan pekerjaan sesuai kontrak (di ambil 1 titik
bidik).
12.8.1. Uraian
11
berdasarkan gambar-gambar pelelangan dan penjelasan pekerjaan yang
diberikan.
2. Sebelum gambar-gambar pelaksanaan disetujui oleh pihak Direksi
Lapangan, kontraktor tidak diperbolehkan memulai pekerjaan dilapangan.
3. Gambar-gambar pelaksanaan harus memenuhi syarat-syarat
ditentukanoleh pihak Direksi Lapangan. Banyaknya gambar-gambar yang
disampaikan kepad apihak Direksi Lapangan harus sesuai dengan kontrak.
4. Kontraktor harus memberikan waktu yang cukup kepada Direksi lapangan
untuk meneliti gambar-gambar pelaksanaan.
5. Persetujuan terhadap gambar-gambarpelaksanaan bukan berarti pemberian
garansi terhadap dimensi-dimensi yang telah dibuat oleh kontraktor dan
tidak melepaskan tanggung jawab kontraktor terhadap pelaksanaan
pekerjaan.
Gambar kerja hanya dapat berubah dengan perintah tertulis pemilik kegiatan
berdasarkan pertimbangan dari Direksi lapangan.
Perubahan rencana ini harus dibuat gambarnya yang sesuai dengan apa yang
diperintahkan oleh pemilik kegiatan, yang jelas memperlihatkan perbedaan
antara Gambar Kerja dan Gambar Perubahan Rancangan.
12.9.1. Umum
1. Uraian
Bahan-bahan yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi
persyaratan brikut :
1) Mematuhi standar dan spesifikasi yang digunakan.
12
2) Untuk kekuatan, ukuran, buatan, tipe dan kualitas harus seperti yang
diperintahkan pada gambar rencana atau spesifikasi-spesifikasi lain
yang dikeluarkan atau yang disetujui secara tertulis oleh Direksi
Teknik.
3) Semua produksi harus baru, atau dalam kasus tanah, pasir dan agregat
harus diperoleh dari suatu sumber yang disetujui.
2. Penyerahan
1. Sumber-sumber
13
sumber-sumber atas dasar persyaratan kualitas yang ditentukan dalam
kontrak.
4) Tidak boleh ada kegiatan dalam lokasi sumber bahan yang akan
menimbulkan erosi atau longsoran tanah, hilangnya tanah produktif
atau secaralainberpengaruh negatif terhadap daerah sekelilingnya.
2. Persetujuan
1. Umum
2. Penumpukan agregat
14
4) Kontraktor harus melaksanakan penyiraman yang teratur pada jalan-
jalan angkut, daerah lalu lintas berat lainnya serta menumpukan
material lainnya, khususnya selama musim kering.
Semua biaya untuk konstruksi bagi pemilik lahan atau sumber bahan, mislanya
sewa, royality (pajak) dan biaya-biaya sejenis, akan di masukan dalam harga
satuan sebagai bahan-bahan yang bersangkutan serta tidak ada pembayaran
terpisah pada kontraktor untuk biaya-biaya ini.
12.11 IKLAN
kontraktor tidak di inginkan memasang iklan dalam bentuk apapun di lapangan kerja
atau di tanah yang berdekatan tanoa ijin dari pemilik/Direksi Lapangan.
15
12.12. JALAN MASUK DAN JALAN SEMENTARA
selama masa pelaksanaan pekerjaan, kontraktor bertanggung jawab penuh atas segala
kerusakan akibat operasi pelaksanaan pekerjaan terhadap bangunan yang ada, utilitas,
jalan, saluran dan lain-lain yang ada dilingkungan pekerjaan.
kontraktor juga bertanggung jawab atas gangguan dan pemindahan yang terjadi atas
perlengkapan umum seperti saluran air, telpon, listrik dan sebagainya yang
disebabkan oleh operasi kontraktor. segala biaya untuk pemasangan kembali beserta
perbaikan-perbaikannya adalah menjadi beban kontraktor.
16
1. kerusakan-kerusakan yang timbul akibat kelalaian/kecerobohan yang sengaja
ataupun tidak.
2. penggunaan sesuatu yang keliru/salah.
3. kehilangan-kehilangan bagian alat-alat/bahan-bahan yang ada di daerahnya.
4. terhadap semua kejadian sebagaimana disebut di atas kontraktor harus melaporkan
kepada pemilik kegiatan/Direksi Lapangan dalam waktu paling lambat 24 jam
untuk di usut dan di selesaikan persoalannya lebih lanjut.
5. untuk mencegah kejadian-kejadian tersebut di atas, diharuskan mengadakan
pengamanan antara lain : penjagaan, penerangan malam, pemagaran sementara
dan sebagainya.
17
B. SYARAT KHUSUS
1. Peraturan dan syarat-syarat yang tercantum dalam Rencana Kerja dan syarat-syarat
ini.
1) Gambar-gambar bestek, Detai dan Instalasi.
2) Perubahan-perubahan dan penambahan yang tercantum dalam Berita Acara
Anwijzing.
3) Gambar-gambar kerja yang dibuat oleh Kontraktor pada waktu pekerjaan
berlangsung dan telah mendapat persetujuan dari Direksi/Pejabat Pelaksana
Teknis Kegiatan.
4) Petunjuk-petunjuk dan keterangan yang diberikan Direksi pada waktu
pelaksanaan.
Sebagai dasar peraturan tinggi lantai dasar 0,00 (titik duga) dipakai tinggi pada denah
bangunan yang akan dilaksanakan, selanjutnya titik ditentukan secara permanen dan
oleh kontraktor diberi tanda jelas denga noit beton yang kokoh dan boleh baru di
bongkar setelah pekerjaan selesai untuk penyerahan pertama. ukurang-ukurang tinggi
diambil diatas ketinggian sumbuh jalan dimuka bangunan. ukuran-ukuran pkok dan
ukuran-ukuran detail tertera pada gambar Bestek dan detail kontraktor hendaknya
meneliti kembali ukuran-ukuran tersebut. jika ada perbedaan dan ketidak cocokan.
kontraktor melapor/membicarakan dengan Direksi dan Pejabat Pelaksana Teknis
Kegiatan. kontraktor harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
18
1) Ukuran tertera pada gambar konstruksi beton harus disesuaikan dengan ukuran
jadi.
2) Ukuran-ukuran pada konstruksi kayu (kosen pintu dan jendela adalah ukuran jadi
setelah diserut).
12.6.1. Umum
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan galian tanah akan mencakup tetapi tidak terbatas pada :
1) Tahapan untuk mendapatkan peil yang sesuai dengan peil perbukaan
laintai yang tertera dalam gambar.
2) Konstruksi Pondasi.
3) Pekerjaan galian tanah yang nyata-nyata diperlihatkan pada gambar.
12.6.2. Bahan
19
12.6.3. Pelaksanaan :
Ditiadakan
1. Pengukuran.
Kualitas galian akan dihitung berdasarkan volume galian padat, yang diukur
berdasarka luas penampang rata-rata dikalikan dengan panjang galian.
20
2. Pembayaran
Kualitas yang diukur sebagaimana disyaratkan di atas harus dibayar dengan
harga satuan kontrak untuk mata pembayaran yang terdapat dibahwa dan
tintunjukan dalam daftar kualitas dan harga dan pembayaran tersebut harus
merupakan kompensasi penuh untuk meyediakan tenaga kerja.
12.7.1. Umum
1. Lingkup Pekerjaan
pekerjaan urungan mencakup tetapi terbatas pada :
1) Urungan pasir di bawah pondasi.
2) Urungan tanah di bawah lantai.
3) Urungan pasir di bawah lantai.
12.7.2. Bahan
1. Tanah urung yang digunakan adalah tanah non plastik, minimal digolongkan
dalam klasifikasi A-2-7 (pasir lanauan dan lempungan, AASHTO).
2. Pasir urung yang digunakan adalah material yang digolongkan dalam
klasifikasi A-1-b (Fragmen batuan kerikil dan pasir, AASHTO)
3. Seluruh material yang digunakan harus bebas dari kandungan garam-
garaman yang berlebihan.
12.7.3. Pelaksanaan :
21
cukup baik, bebas dari sisa-sisa rumput, akar-akar dan lain-lainnya serta
dapat mendapat nilai CBR minimal 4 % rendaman air. dalam hal ini harus
mengikuti petunjuk-petunjuk Direksi Teknik.
3. Untuk pekerjaan penimbunan kembali dibawah atau disekitar bangunan dan
perkerasan harus sesuai dengan gambar rencana, dan material penimbunan
harus memenuhi pasal 6.28.2 spesifikasi ini.
4. Pengurungan kembali bekas galian harus disertai dengan pemadatan dengan
menggunakan alat pemadat sehingga minimal sama dengan keadaan tanah
sebelum digali.
5. Pekerjaan penimbunan kembali harus diserta dengan pekerjaan pemadatan,
dimana dalam proses pemadatan tersebut kadar air optimum harus
dipertahankan (jika kondisi urungan terlalu kering, harus ditambahkan
dengan air/disiram).
6. Urungan tanah harus dilaksanakan setelah urungan kembali dari parit/galian
pondasi kaki kolom selesai dikerjakan agar cakup waktu untuk untuk
dipadatkan.
1. Pengukuran
Kualitas pekerjaan urungan akan dihitung berdasrkan volume urungan padat,
yang diukur berdasarkan penampang rata-rata dikalikan denga tebal
urungan, kecuali untuk pekerjaan yang disebutkan pada point "4, 5, dan 6"
pada pasal 6. 26. 1. 1, pengukuran tidak dilakukan secara terpisah dan
termasuk bagian dari pekerjaan pemasangan pipa, pemasangan paving blok
dan pembuatan lubang peresapan.
2. Pembayaran
Kualitas yang diukur sebagaimana disyaratkan diatas dibayar dengan harga
satuan kontrak untuk mata pembayaran yang terdaftar dibawah ini dan
ditunjukan dalam daftar kualitas dan harga, dan pembayaran tersebut harus
merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan tenaga kerja, pengadaan
bahan dan peralatan. kecuali pekerjaan yang disebutkan pada point "4, 5, dan
6" pada pasal 5. 26. 1. 1. tidak dilakukan pembayaran sendiri.
22
12.8. PEKERJAAN PASANGAN BATU KOSONG
12.8.1. Umum
1. Lapangan Pekerjaan.
Pekerjaan pasangan batu kosong dilaksanakan pada lapisan kedua setelah
urungan pasir pada pondasi batu kali, dengan maksud memberikan bantalan
yang stabil pada konstruksi pondasi batu kali.
12.8.2. Bahan
1. Bahan yang digunakan adalah batu kali atau batu gunung dengan kondisi
harus bersih, keras tanpa lapisan yang lemah atau retak dan harus memiliki
satu daya tahan (awet).
2. Batu-batu tersebut harus rata, bentuk baji ataupun oval dan harus dapat
dilapisi seperlunya untuk menjamin saling mengunci yang rapat bila
dipasang bersama-sama dan memberikan satu profil permukaan di dalam
batas-batas ukuran yang ditetapkan sebagai berikut :
Ukuran batu maksimum akan ditentukan Direksi dengan memperhitungkan jenis, struktur,
lokasi batu dalam struktur dan persyaratan umum untuk stabilitas dan saling mengunci.
12.8.3. Pelaksanaan
23
membuang atau mengalirkan air, termasuk saluran-saluran sementara,
pengaliran lintasan air dan meyediakan dinding cut off.
2. Pelaksanaan Pekerjaan.
Batu-batu harus diletakan sedemikian rupa, sehingga secara keseluruhan
memiliki daya saling mengunci (interlocking) dan stabil. posis batu harus
memnungkinkan untuk meletakan pasangan batu kali di atasnya dan
memberikan permukaan yang maksimal untuk dilapisi pasta semen guna
pelekatan dengan pasangan diatasnya.
Ditiadakan.
2. Pembayaran
Kualitas yang diukur sebagaimana disyaratkan diatas dibayar dengan harga
satuan kontrak untuk mata pembayaran yang terdaftar dibawah ini dan
ditunjukan dalam daftar kualitas harga, dan pembayaran tersebut harus
merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan bahan, peralatan dan tenaga
kerja.
No. Urut Uraian Satuan Pengukuran
1 P M
12.9.1. Umum
1. Lingkup Pekerjaan.
Pekerjaan pasangan batu kali meliputi penyediaan peralatan, tenaga kerja
dan pemasangan semua pekerjaan pondasi batu kali atau bagian-bagian lain
yang menggunakan batu kali sesuai dengan gambar dan persyaratan yang
ditentukan dalam RKS ini.
12.9.2. Bahan
24
1. Batu Kali.
Batu yang dipakai pada pekerjaan yang ditunjukan dalam gambar-gambar
seperti pasangan batu, haruslah batu yang bersih dan keras, tahan lama dan
sejenis menurut persetujuan Direksi dan bersih dari campuran besi, noda-
noda, lubang-lubang, cacat atau ketidak sempurnaan lainnya. batu tersebut
harus diambil dari sumber yang disetujui Direksi
2. Pasir.
Pasir haruslah mempunyai garadasi yang baik dan kekerasan yang
memungkinkan untuk menghasilkan adukan yang baik.
3. Semen.
Semen yang digunakan adalah semen type 1, yaitu semen portland untuk
penggunaan umum yang tidak memerlukan persyaratan-persyaratan khusus
seperti yang disyaratkan pada jenis lain (SII 0013-81)
4. Air.
Air yang dipakai harus bersih, tidak boleh mengandung minyak, asam,
alkali, dan garam-garam.
5. Adukan.
1) Jik tidak ditentukan lain, adukan untuk pekerjaan pasangan harus dibuat
perbandingan 1 PC : 4 Psr untuk pasangan kedap air (selanjutnya dipakai
singkatan PC untuk Portland Cement, Ps untuk pasir, Kr untuk kerikil
dalam kode perbandingan suatu adaukan).
2) Cara dan alat yang dipakai untuk mencampur haruslah sedemikian rupa
sehingga jumlah dari setiap bahan adukan bisa dikontrol dan ditentukan
secara tepat sesuai persetujuan Direksi. apabila mesin aduk yang dipakai,
bahan adukan kecuali air harus dicampur lebih dahulu didalam mesin
selama paling tidak 2 menit. bila pengadukan dilakukan dengan tangan,
bahan adukan harus dicampur didalam semacam kotak diaduk 2 kali
secara kering dan akhirnya 3 kali setelah diberi air sampai adukan
sewarna semua dan merata,. adukan harus dicampur sebanyak yang
25
diperlukan untuk dipakai, adukan yang tidak dipakai selama 2 (dua) jam
harus dibuang. pemakaian kembali adukan tersebut tersebut tidak
diperkenankan. kotak untuk mengaduk harus dibersihkan setiap akhir
dari hari kerja.
12.9.3. Pelaksanaan
2. Pelaksanaan Pekerjaan.
1) Tiap batu untuk pasangan harus seluruhnya dibasahi lebih dahilu
sebelum dipasang dan harus diletakan dengan alasnya tegak lurus kepada
tegangan pokok. setiap batu harus diberi alas adukan, semua sambungan
harus diisi padat dengan adukan pada waktu pekerjaan berlangsung.
tebal adukan tidak lebih dari 50 mm lebarnya, serta tidak boleh ada batu
berimpit satu sama lainnya. batu pasak tidak boleh disisipkan sesudah
batu selesai dipasang.
2) Pada pasangan batu yang terlihat dibuat pasangang batu muka. batu
muka harus mempunyai bentuk seragam dan bersudut dengan ukuran
tebal minimum 15 cm, kecuali ada permintaan lain dari Direksi,
permukaan batu muka harus merata setelah dipasang. pasangan batu
muka harus bersatu dengan batu-batu belah yang dipasang di dalamnya
dan paling sedikit ada satu batu pengikat (pengunci) untuk tiap-tiap
meter persegi, pasangan batu muka harus dikerjakan secara bersama-
sama dengan pasangan batu inti agar supaya pengikat dapat dipasang
dengan sebaik-baiknya.
3) Batu harus dipilih dan diletakan dengan hati-hati sehingga tebal adukan
tidak kurang dari pada rata-rata 1 cm. semua pekerjaan batu muka yang
kelihatan harus disiar, adukan untuk siaran campuran 1 PC : 2 Psr,
kecuali ditentukan oleh Direksi.
26
harus memenuhi persyaratan yang sama seperti yang ditentukan untuk
beton
2) Pekerjaan pasangan tidak boleh dilaksanakan pada hujan deras atau
huajan yang cukup lama yang dapat mengakibatkan adukan larut. adukan
yang telah dipasang dan larut karena hujan harus dibuang dan diganti
sebelum pekerjaan pasangan selanjutnya diteruskan, pekerja tidak boleh
berdiri diatas pasangan batu atau pasangan batu kosong yang belum
mantap.
1. Pengukuran.
Kualitas pasangan batu kosong akan dihitung berdasarkan volume, yang
diukur berdasarkan luas penampang rata-rata dikalikan dengan panjang
pasangan.
2. Pembayaran.
kualitas ysng diukur sebagaimana disyaratkan diatas dibayar dengan harga
satuan kontrak mata pembayaran yang terdaftar di bawah ini dan ditunjukan
dalam daftar kualitas dan harga, dan pembayaran tersebut harus merupakan
kompensasi penuh untuk penyediaan bahan, peralatan dan tenaga kerja.
12.10.1. Umum
1. Lingkup Pekerjaan.
27
12.10.2. Bahan
1. Pasir.
Pasir haruslah mempunyai gradasi ysng baik dan kekerasan yang
memungkinkan untuk menghasilkan adukan yang baik. pasir untuk
plesteran harus diayak cukup halus, dan pasir laut atau pasir yang
memiliki kandungan tanah tidak diperkenankan untuk digunakan.
2. Semen.
Semen yang digunakan adalah semen tipe 1, yaitu semen portland untuk
penggunaan umaum yang tidak memerlukan persyaratan-persyaratan
khusus seperti yang disyaratkan pada jenis lain (SII 0013-81).
3. Air.
Air yang dipakai harus bersih, tidak boleh mengandung minyak, asam,
alkali, dan garam-garam.
4. Adukan.
1) Adukan yang dipakai untuk plesteran adalah :
Pelesteran dinding non traasram biasa adalah campuran 1 PC : 5
Pasir Plesteran untuk semua dinding beton dan kaki pndasi 1 PC : 3
Pasir
12.10.3. Pelaksanaan
28
3) Sebelum melanjutkan ke pekerjaan acian, permukaan plesteran telah
rata, lurus dan tegak satu sama lain. penggunaan mistar perahu kayu
(belabas) sangat dianjurkan.
4) Merupakan permukaan plesteran basah (bukan dibasahi). tidak
dibenarkan meninggalkan pekerjaan plesteran sampai kering sebelum
dilanjutkan dengan pekerjaan acian.
2. Pelaksanaan pekerjaan.
1) Sedapat mungkin mempergunakan mesin-mesin pengaduk (molen)
dan peralatan yang memadai. persipkan dan bersihkan permukaan-
permukaan yang akan diplester, dari kotoran-kotoran dan bahan-
bahan lain yang dapat merusak plesteran. tukang-tukang plesteran
yang dinilai tidak cakap, karena pekerjaan yang buruk harus diganti
dengan yang baik.
2) Plesteran/adukan yang tidak sesuai dengan persyaratan Teknis ini
harus disingkirkan dari pekerjaan.
3) Pekerjaan plesteran harus rata pada bidang pemasangannya, dan
pekerjaan yang tidak rata harus diperbaiki sesuai perintah Direksi
Teknik.
4) Tebal Plesteran yang dimaksud, kecuali bila dinyatakan lain adalah
10 mm dengan toleransi minimum 15 mm, bilamana ketebalan
toleransi ini ternyata dilampaui karena kondisi permukaan dinding
harus diperbaiki.
5) Untuk bidang yang akan dipasangi dinding keramik, maka
permukaan plesteran harus dilaksanakan dan tidak perlu di aci, untuk
menjamin keletakan yang sempurna antara tembok dan keramik.
1. Pengukuran.
Kualitas plesteran dan acian dihitung berdasarkan luasan bidang yang
terpasang, yaitu panjang x tinggi bidang plesteran/acian.
2. Pembayaran.
Kuantitas yang diukur sebagaimana disyaratkan di atas dibayar dengan
harga satuan kontrak untuk mata pembayaran yang terdaftar dibawah ini
dan ditunjukan dalam daftar kuantitas dan harga, dan pembayaran
tersebut harus merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan bahan,
peralatan dan tenaga kerja.
29
No. Urut Uraian Satuan Pengukuran
1. Pekrjaan plesteran beton 1 PC : 3 Ps M
2. Pekerjaan plesteran kaki beton 1 PC : 3 Ps M
3. Pekerjaan acian pondasi M
12.11.1. Umum
1. Lingkup Pekerjaan.
Bagian ini meliputi pengadaan dan pemasangan semua macam dan
perancah.
Finishing dan pekerjaan-pekerjaan lain sesuai dengan gambar dan
persyaratan yang ditentukan.
12.11.2. Bahan
1. Agregat.
1) Agregat untuk bahan beton harus terdiri dari campuran agregat kasar
dan halus, berisi batu pecah yang bersih, keras dan awet atau kerikil
sungai alam atau kerikil dan pasir dari sumber yang disaring, semua
agregat alam harus dicuci.
2) Ukuran maksimum agregat kasar tidak boleh lebih besar dari tiga
perempat ruang bebas minimum diantara batang-batang tulangan
atau antara batang tulang dan cetakan (acuan).
3) Agregat halus harus bergradasi baik dari kasar sampai halus dengan
hampir seluruh partikel lolos saringan 4,75 mm.
4) Semua agregat halus, harus bebas dari sejumlah cacat kotoran
organik dan jika dimintakan demikian oleh Direksi Teknik harus
diadakan pengujian kandungan organik menggunakan standar SNI
03-2816.1-1992. setiap agregat yang gagal pada test warna, harus
ditolak.
5) Pasir laut tidak boleh digunakan untuk beton konstruksi. pasir harus
diambil dari sungai atau tambang pasir. penambahan bahan lain
seperti pasir dari batu pecah akan diijinkan, apabila menurut
pendapat Direksi pasir yang ada tidak memenuhi gradasinya,
30
kandungan maksimum terhadap lempung dan lanu tidak boleh lebih
dari 3 % perbandingan berat.
6) Persyaratan gradasi agregat adalah sebagai berikut :
2. Semen.
1) Semen yang digunakan dalam pekerjaan harus Portland Cement,
harus sesuai dengan SNI 03-2847-2002, Kontraktor harus
menyediakan contoh semen apabila diminta oleh Direksi, keduanya
yaitu contoh dari kontraktor dilapangan dan dari pabrik. Portland
Cement yang disimpan dalam gudang lapangan harus memenuhi
persyaratan teknis penyimpanan, bilamana portland Cement telah
mengeras, maka tidak boleh dipakai untuk campuran.
31
2) Kontraktor harus mengusahakan agar untuk pelaksanaan pekerjaan
beton ini hanya menggunakan satu merk semen saja.
3) Semen ini harus dibawah ketempat pekerjaan dalam kemasan
standard dari pabrik dan terlindung.
4) Penyimpanan harus dilaksanakan pada tempat yang tidak lembab dan
tidak terkena air (diberi lapisan pada bagian bawahnya dengan bahan
yang kedap air), dan penumpukannya harus sesuai dengan urutan-
urutan pengiriman.
5) Tinggi penumpukan tidak boleh lebih dari 2 meter. semen yang rusak
atau tercampur apapun tidak boleh dipakai.
3. Air.
Air yang dipakai untuk membuat, merawat beton dan membuat bahan
adukan harus dari sumber yang ditujui oleh Direksi dan memenuhi
standard SNI 03-2847-2002.
5. Bekisting.
1) Bekisting harus berbahan dasar kayu minimal kelas kuat III
2) Dalam kondisi kering udara, tanpa cacat dan dapat menjamin
kekokohan dtruktural selama proses pengecoran dan perawatan
beton.
3) Bekisting untuk beton terbuat dari jenis reng ukuran 5 x 7 cm
diperkuat dengan papan tebal 3 cm dan balok BJLS 22 atau terbuat
dari plat baja sesuai dimensi struktur, terkecuali dipersyaratkan lain
oleh Direksi Teknik, sebelum pemasangan bekisting, kontraktor
harus memberikan gambar perencanaan bekisting secara lengkap
untuk mendapatkan persetujuan Direksi Teknik.
4) Syarat-syarat bekisting yang harus dipenuhi :
Tidak akan mengalami deformasi, sehingga bekisting harus cukup
tebal dan terikat kuat.
Harus kedap air dengan menutup semua celah-celah secara mekanis
atau dengan bahan-bahan kimia
Tahan terhadap getaran vibrator dari luar maupun dari dalam
bekisting
Permukaan bekisting harus rata dan licin serta diberi releasing agent
yang disetujui oleh Direksi /Direksi Teknik (bila ada).
Ukuran jarak disesuaikan dengan rencana dalam gambar
32
6. Adukan.
1) Untuk semua pekerjaan konstruksi dan pekerjaan beton utama,
perbandingan-perbandingan bahan untuk perencanaan campuran
harus ditentukan menggunakan cara yang ditetapkan dalam SNI 03-
2847-2002 dengan gradasi yang sesuai dengan pasal 6.33.2.1 point
"f".
2) Kontraktor harus memastikan perbandingan campuran dan bahan-
bahan yang diusulkan dengan membuat dan mengadakan pengujian
campuran percobaan yang disaksikan oleh Direksi Teknik,
menggunakan peralatan jenis yang sama sepertiyang digunakan
dalam pelaksanaan pekerjaan campuran percobaan akan diperlukan
dapat diterima, asalkan hasil-hasil pengujian memuaskan dan
memenuhi semua persyaratan perbandingan campuran.
3) Semua beton yang digunakan dalam pekerjaanharus memenuhi
persyaratan kekuatan tekanan danslump seperti ditetapkan dalam
berikut atau yang disetujui Direksi teknik, bilammana contoh bahan,
perawatan dan pengujian-pengujian sesuai dengan pengujian yang
disebutkan dalam spesifikasi ini.
Tabel6.33.3 kekuatan tekanan beton minimum dan nilai slum ysng diizinkan
Kuat Kekuatan Tekanan Minimum, Mpa Slump Yang Diizinkan (mm)
Tekanan
Kubus 15 Cm Silinder X
Beton
Digrtar Tanpa Digetar
7 Hari 28 Hari 7 Hari 28 Hari
F'c 35 22,5 35,0 19,0 29,0 40-60 -
F'c 25 17,5 25 17,5 23,0 40-60 -
F'c 20 14,5 20 15 18,5 40-60 -
F'c 18 11,0 17,5 12 14,5 40-60 50-80
F'c 12 8,0 8,0 10 10,0 - 40-100
Catatan : Untuk pengujian kekuatan tekanan yang dilakukan dengan contoh uji silinder,
persyaratan kekuatan harus diturunkan menjadi sekitar 83 % dan kekuatan kumus.
33
demikian yang akan meyakinkan bahwa produksi beton memenuhi
persyaratan spesifikasi sehingga memuaskan Direksi Teknik.
6) Beton yang tidak memenuhi kekuatan tekanan 28 hari yang
ditetapkan, yang diberikan pada tabel 6.33.3 akan dianggap tidak
memuaskan dan pekerjaan-pekerjaan harus diperbaiki. Direksi
Teknik akan memperhitungkan kemungkinan cacat-cacat karena
kesalah pengambilan contoh bahan, perbedaan-perbedaan dalam
statistik, persiapan contoh uji yang buruk, dan dapat meminta
pengujian-pengujian lebih lanjut untuk dilaksanakan sebelum
mengambil putusan akhir.
7. Penyesuaian campuran.
1) Penyesuaian Kemudahan Dikerjakan.
bilamana tidak memungkinkan mendapatkan beton campuran yang
dikehendaki dan kemudahan dikerjakan dengan perbandingan-
perbandingan yang ditetapkan menurut aslinya, Direksi Teknik akan
memerintahkan perubahan-perubahan dalam berat atau volume
agregat sebagaimana yang diperlukan, asalkan kandungan semen
yang ditunjukan menurut calon alinya tidak di ganti, atau
perbandingan air/semen yang ditetapkan dengan pengujian kekuatan
tekanan untuk kekuatan tidak memadai dilampaui.
2) Penyesuaian Pekerjaan.
Bilamana beton tidak memenuhi kekuatan yang telah ditentukan atau
telah disetujui, kadar semen harus ditambah seperti yang
diperintahkan oleh Direksi Teknik.
Tidak ada perubahan sumber atau sifat bahan-bahan akan
diperintahkan tertulis Direksi Teknik serta tidak ada bahan-bahan
baru yang akan digunakan sampai Direksi Teknik menyetujui bahan-
bahan tersebut secara tertulis dan telah diusulkan perbandingan baru
berdasarkan pengujian campuran percobaan yang harus dilaksanakan
oleh Kontraktor.
12.11.3. Pelaksanaan
1. Bekisting.
1) Bekisting harus dibuat kaku selama pengecoran dan pengerasan dari
beton dan untuk memperoleh bentuk permukaan yang diperlukan
kantor harus menyerahkan rencana-rencana dan penjelasan tentang
bekisting dan harus membuat contoh-contoh bekisting untuk
mendapat pengesahan Direksi.
2) Penyangga-penyangga harus diberi jarak antara yang dapat
mencegah defleksi bahan-bahan bekisting, bekisting serta
sambungan-sambungan harus rapat, sehingga dapat mencegah
34
kebocoran-kebocoran adukan selama pengocoran. lubang-lubang
permukaan sementara harus disediakan didalam bekisting untuk
memudahkan pembersihan bekisting.
3) Bekisting harus dipasang sempurna, sesuai dengan bentuk-bentuk
dan ukuran yang benar dari pekerjaan beton, yang ditunjukan dalam
gambar, cara pendukung yang akan menghasilkan lubang-lubang
atau tali-tali kawat yang membentang pada seluruh lebar dari
permukaan kepermukaan beton tidak dibenarkan.
4) Bekisting untuk permukaan beton harus sedemikian untuk mencegah
hilangnya bahan-bahan dari beton dan bisa menghasilkan permukaan
beton yang padat. jika dibutuhkan oleh Direksi bekisting untuk
permukaan beton yang kelihatannya harus sedemikian rupa sehingga
menghasilkan permukaan yang halus tanpa adanya garis atau
kelihatan terputus.
5) Setiap kali sebelum pembetonan dimulai, acuan harus diperiksa
dengan teliti dan dibersihkan. pembetonan hanya boleh dimulai
apabila Direksi sudah memeriksa dan memberi persetujuan terhadap
bekisting yang telah dibangun.
6) Untuk pembetonan dicuaca panas atau kering, Kontraktor harus
membuat rencana bekisting dan pembukanya, sehingga permukaan-
permukaan beton dapat terlihat untuk dimulai perawatan sesegera
mungkin.
7) Bekisting hanya boleh dibuka dengan ijin Direksi dan pekerjaan
pembukaan setelah mendapat ijin harus dilaksanakan dibawah
pengawasan seorang mandor yang berwewenang. harus diberi
perhatian yang luar biasa pada waktu membuka bekisting untuk
menghindari kegoncangan atau pembalikan tegangan beton.
8) Dalam hal mana Direksi berpendapat bahwa usulan kontraktor untuk
membuka bekisting belum pada waktunya baik berdasarkan
perhitungan cuaca atau dengan alasan lainnya,maka ia boleh
memerintahkan kontraktor untuk menunda pembukaan bekisting dan
kontraktor tidak boleh menuntut kerugian atas penundaan tersebut.
9) Untuk beton dengan semen Portland biasa waktu paling sedikit untuk
pembukaan bekisting harus menurut daftar dibawah ini :
35
paling kecil yang diperlukan untuk memperoleh pemadatan penuh.
alat pengukur air harus menunjukan banyaknya air yang diperlukan
dan rencana agar segera otomatis berhenti bila jumlah air sudah
dialirkan kedalam campuran dan kemudian bahan-bahan beton
seluruhnya benar-benar tercampur. beton pracampur boleh digunakan
persetujuan Direksi lebih dahulu. apabila pencampuran beton dengan
mutu 17 Mpa diijinkan dengan tenaga manusia, maka semen, batuan
dan pasir harus dicampur di atas lantai kayu yang rapat. bahan-bahan
harus diaduk paling sedikit dua kali dalam keadaan kering dan
setidaknya tiga kali sesudah air dicampurkan, sampai campuran
beton mencapai warna dan kekentalan yang sama/merata.
2) Kontraktor harus merencanakan tenpat dari alat pencampur dan
tempat bahan-bahan untuk memberi ruang kerja yang cukup, rencana
ini harus diserahkan untuk mendapat persetujuan Direksi, sebelum
alat pencampur dan bahan-bahan ditempatkan.
3) Mengangkut, menempatkan dan memadatkan beton.
4) Beton harus diangkut sedemikian rupa sampai ditempat penuangan,
beton masih mempunyai mutu yang ditentukan dan kekentalan yang
memenuhi dan tidak terjadi penambahan atau penggurangan apapun
sejak meninggalkan tempat adukan, kontraktor harus mendapat
persetujuan Direksi atas pengaturan yang direncanakan, sebelum
pekerjaan pembetonan dimulai.
5) Beton tidak diperbolehkan untuk dijatuhkan dari ketinggian lebih
dari 1 m, untuk setiap kali pengecoran.
6) Pengecoran harus dilaksanakan terus menerus sampai ketempat
sambungan cor yang direncanakan ebelumnya, kontraktor harus
mengingatkan pemadatan dari beton adalah pekerjaan penting
dengan tujuan untuk menghasilkan beton rapat air dengan kepadatan
maksimum. pemadatan harus dibantu dengan pemakaian mesin
penggetar dari jenis tenggelam, tetapi tidak mengakibatkan
begetarnya tulangan dan acuan, jumlah dan jenis alat getar yang
tersedia untuk dipakai pada setiap masa pembetonan, harus dengan
persetujuan Direksi.
36
persetujuan Direksi dan tanpa mengambil tindakan pencegahan
seperlunya untuk menjaga supaya suhu beton pada waktu
pencampuran dan penuangan kuran dari 35 C , misalnya dengan
menjaga bahan-bahan beton agar terlindung dari matahari atau
menyemprot air pada bahan bantuan dan bekisting.
37
mengambil contoh paling ssedikit lima buah dari takaran yang dipilih
secara acak (random).
3. Pengujian Tambahan.
Kontraktor harus melaksanakan pengujian tambahan yang diperlukan
untuk menentukan mutu bahan atau campuran atau pekerjaan beton
akhir, sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan,
Pengujian tambahan tersebut meliputi :
1) Pengujian yang tidak merusak menggunakan "sclerometer" atau
perangkat penguji lainnya;
2) Pengujian pembebanan struktur atau bagian struktur yang
dipertanyakan;
3) Pengambilan dan pengujian benda uji inti (core) beton;
4) Pengujian lainnya sebagaimana ditentukan oleh Direksi Pekerjaan.
1. Pengukuran.
Beton akan diukur dengan jumlah meter kubik pekerjaan beton yang
digunakan dan diterima sesuai dengan dimensi yang ditunjukan pada
gambar atau yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
2. Pembayaran.
Kualitas yang diukur sebagaimana disyratkan di atas dibayar dengan
harga satuan kontrak untuk mata pembayaran yang terdaftar di bawah ini
dan ditunjukan dalam daftar kualitas dan harga, dan pembayaran tersebut
harus merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan bahan, peralatan
dan tenaga kerja.
12.12.1. Umum
1. Prasarana Tambatan Perahu ini direncanakan untuk dapat menampung
beban lantai tambatan sebesar 500 kg/m dan untuk melayani perahu
manapun kapal kayu dengan bobot mati maksimum 4 ton.
2. Tinggi dan panjang dermaga/tambatan perahu Perahu tergantung pada
kondisi pantai dan perbedaan muka air pasang dan surut.
3. Konstruksi Tambatan Perahu terdiri atas bangunan atas sebagai
konstruksi lantai.
38
- Papan lantai.
- Gelagar memanjang.
Bangunan bahwa terdiri atas :
- Gelagar melintang
- Balok tumpuan dan tiang pancang sebagai pondasi. Antar tiang
Pancang dipasang balok penguat menyilang. Pada tiang pancang bagian
luar dipasang balok fender sebagai pengaman terhadap tumbukan
perahu.
4. Lebar bangunan disesuaikan dengan lebar jalan, yaitu antara 2.00 - 4.00
meter. pada bagian tepi papan lantai dipasang patok tambat dari bahan
baja ulir dengan jarak antara patok 2 meter.
1. Persyaratn Bahan.
a) Kayu.
Kayu persegi/kayu gelondongan. kayu harus baik, lurus dan mutu
kayu yang digunakan adalah - Mutu kayu kela II dan tanah air, untuk
bangunan atas. Mutu kayu kelas I dan tanah air, untuk bangunan
bawah.
b) Kayu-kayu yang akan digunakan harus tanpa cacat dan harus bebas
dari mata kayu.
c) Kayu-kayu yang dipergunakan hanya boleh mengandung kadar air
maksimum 25% untuk ukuran tebal dari 7 cm dan kadar air
maksimum 19% untuk tebal kurang dari 7 cm.
d) Kayu-kayu yang dikerjakan harus mengikuti pola-pola sesuai yang
tertera pada gambar perencanaan, dan diutamakan untuk kayu halus
harus terserut rapi tanda ada cacat atau libang-lubang.
e) Paku ukuran 7/10 cm.
f) Baut dan mur ukuran 12 mm
g) Besi plat ukuran 5 x 80 mm dan 4 x 50 mm.
2. Peralatan.
1. Alat Pancang.
Alat pancang terdiri atas : tripod, palu beton, katrol dan tambang/tali.
2. Peralatan Sementara.
Peralatan sederhana yang diperlukan antara lain, gergaji, pahat,
kunci, pas, linggis, cangkul, katrol, tambang, dan selang.
12.12.3. Pelaksanaan.
a. Pekerjaan Persiapan.
39
1) Bersihkan areal lokasi dari sampah dan akar pohon-pohon.
2) Tentukan lokasi/areal untuk menempatkan material bangunan.
3) Tentukan elevasi lantai tambatan perahu dengan menggunakan patok
tersebut.
4) Pemasangan Tripod sebagai alat untuk menancapkan tiang
ditempatkan pada posisi pemancangan tiang yang telah ditentukan.
5) Pembuatan Balok Beton/Palu Beton yang digunakan untuk
memancangkant tiang dari bahan beton campuran 1 : 2 : 3 dengan
ukuran 20 x 20 x 40 dengan berat minimal 80 kg atau disesuaikan
dengan kondisi tiang pancang.
6) Tiang pancang dengan penampang yang berbentuk persegi, ukuran
disesuaikan dengan gambar rencana, dilancipkan pada bagian
pangkal dengan sudut lancip tidak kurang dari 30 Balok gelagar baik
gelagar memanjang maupun gelagar melintang dengan penampang
persegi, ukuran disesuikan dengan gambar rencana.
7) Material lantai harus berupa papan dengan penampang persegi, sisi-
sisi rata dengan jumlah mata kayu tidak lebih dari 4 buah perlembar
papan.
b. Pembuatan Sambungan.
1) Pada tiang pancang, sambungan harus sambungan tarik dengan lebar
tarikan maksimal Y2 lebar kayu.
2) Pada gelagar, sambungan harus merupakan sambungan bibir lurus
dengan panjang ambungan tidak kurang dari 1,5 ukuran penampamg
kayu yang pendek.
3) Setiap sambungan dikokohkan dengan baut yang pada kedua
ujungnya dilapisi cincin baja.
c. Pelaksanaan Pekerjaan.
1) Gali tanah sedemikian rupa untuk mendapatkan kedudukan yang
baik bagi tiang.
2) Alat pemancangan atau Tripod dipasang tepat pada sisi ujung tiamg
pancang.
3) Pada ujung tiang harus dilindungi pelat baja.
4) Pemancangan tiang dimulai dari patok yang telah ditentukan.
5) Pemancangan dilakukan dengan palu beton/balok beton seberat 80
kg ditarik dengan katrol pada tripod kemudian dijatuhkan tepat diatas
tiang pancang.
6) Pemancangan dilakukan sampai mencapai kedalaman tanah yang
mempunyai daya dukung kuat atau hingga mencapai lapisan tanah
keras. Kedalaman pemancangan minimal 1 m pada bagian trestie dan
minimal 1,5 m pada bagian dermaga dengan kemiringan tiang disesui
dengan gambar rencana.
7) Pada tiang pancang yang memerlukan penyambungan, maka
sambungan tiang dapat dilakukan dengan cara mencoak bagian ujung
masing-masing tiang sedemikian rupa, sehingga pertemuan kedua
40
ujung tiang yang dipotong menyatu dengan tepat. Panjang irisan
mencokan 3 kali tebal tiang. Penyambungan diklem dengan plat
baja ukuran 5 x 80 mm sepanjang irisan coakan dan dibuat jarak
antara baut minimal 3 kali diameter baut. Dengan lebar sambungan
tarikan maksimal Y2 lebar kayu.
8) Pada gelagar, sambungan harus merupakan sambungan bibir lurus
dengan panjang sambungan tidak kurang dari 1,5 ukuran penampang
kayu yang terpendek.
9) Setiap sambungan dikokohkan dengan baut yang pada kedua
ujungnya dilapisi cincin baja.
10) Setelah pemancangan pondasi tiang pancang, diatasnya dipasang
gelagar melintang. Dalam hal ini balok tumuan berfungsi juga
sebagai gelagar melintang.
11) Gelagar memanjang diletakan atau dipasang diatas gelagar
melintang.
12) Papan lantai ditempatkan merata diatas gelagar memanjang.
13) Pemancangan dilakukan sesuai dengan urutan tiang sampai mencapai
pemancangan tiang dermaga selanjutnya.
14) Pada bagian tiang yang harus dimiringkan, maka perbandingan
kemiringan sesuai petunjuk direksi.
15) Pada bagian atas trestle atau jalan penghubung kedermaga dipasang
reling kayu sebagai pengaman bagi pemakai jalan penghubung.
16) Akhir seluruh pemasangan tiang, balok dan papan lantai dirapikan
dengan pemotongan gergaji. Dan pada bagian standar/berlabuh
perahu atau kapal dipasang tiang tambat dan juga tangga naik yang
berfungsi saat dermaga mengalami pasang surut.
a. Pengukuran.
Pekerjaan dermaga kayu diukur sesuai dengan dimensi terpasang dan
kubikasi kayu terpasang yang dinyatakan telah diterima sesuai dengan
penempatan yang ditunjukan pada gambar atau yang diperintahkan oleh
Direksi Pekerjaan.
b. Pembayaran.
Kualitas yang diukur sebagai mana disyaratkan di atas dibayar dengan
harga satuan kontrak untuk Mata Pembayaran yang terdaftar di bawah
ini dan ditunjukan dalam daftar kuantitas dan harga, dan pembayaran
41
tersebut harus merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan bahan,
peralatan dan tenaga kerja.
Pekerjaan yang nyata menjadi bagian dari pekerjaan yang dikerjakan, akan
tetapi tidak diuraikan atau dimuat dalam Spesifikasi Teknis/gambar ini, tetapi
diselenggarakan dan dielesaikan oleh Kontraktor maka dianggap pekerjaan
tersebut diuraikan dan dimuat dalam Spesifikasi Teknis ini demi menuju
penyerahan pekerjaan yang lengkap, sempurna dan selesai dengan hasil ysng
memuaskan Direksi.
Dibuat Oleh
CV. GRAFIK CONSULTANT
42