SPESIFIKASI UMUM
1. Kontraktor harus melindungi pemilik dari atas paten lisensi karena hak cipta melekat pada barang,
bahan jasa yang digunakan atau disediakan kontraktor untuk pelaksanaan pekerjaan.
2. Apabila ada perbedaan standar yang disyaratkan dengan standar yang diajurkan kontraktor,
kontraktor harus menjelaskan secara tertulis kepada Direksi pekerjaan, sekurang – kurangnya 28
hari sebelum Direksi pekerjaan menetapkan setuju atau tidak
3. Dalam hal Direksi pekerjaan menetapkan bahwa standar yang diajurkan kontraktor tidak menjamin
secara suntansial sama atau lebih tinggi dari standar yang disyaratkan, maka kontraktor harus tetap
memenuhi ketentuan yng disyaratkan dalam Dokumen Kontrak.
4. Satu perangkat spesifikasi yang tepat dan jelas merupakan kebutuhan awal bagi para calon
penawar untuk dapat menyusun penawaran yang realistis dan kompetitif sesuai dengan kebutuhan
Pemilik tanpa catatan ayau catatan lain dalam Penawaran mereka.
5. Kecuali ditentukan lain dalam kontrak Spesifikasi harus mensyaratkan semua barang dan bahan
yang akan digunakan dalam pekerjaan adalah baru belum digunakan daru tipe/model yang terakhir
diproduksi / dikeluaekan dan termasuk semua penyempurnaan yang berlaku terhadap desain dan
bahan yang digunakan.
6. Dalam spesifikasi agar digunakan sebanyak mungkin Standar Nasional (SNI, SII, SKSNI, dsb) untuk
bahan barang dan jasa pengerjaan/pabrikasi dari edisi atau revisi terakhir atau standar imformasi
(ISO, dsb) / standar negara asing (ASTM, dsb ) padanannya (equivalensinya) yang secara
subtansial sama atau lebih tinggi dari standar Nasional yang disyaratkan. Apabila standar nasional
untuk barang, bahan dan pengerjaan/jasa/fabrikasitertentu belum ada, dapat digunakan standar
Internasional atau standar negara asing.
7. Standar satuan yang digunakan pada dasarnya adalah MKS, sedangkan penggunaan standar satuan
lain juga dapat digunakan sepanjang hal tersebut tidak dapat dielakkan.
8. Spesifikasi dapat terdiri dari tetapi tidak terbatas pada :
1. Lingkup pekerjaan termasuk ketentuan .
2. Pekerjaan-pekerjaan yang tidak termasuk kontrak.
3. Spesifikasi Umum
2
c. Alinemen dan Survai
d. Hari kerja dan jam kerja
e. Gangguan dari keadaan darurat
f. Penyingkiran material yang lebih
4. Spesifikasi Khusus
a. Lapangan
b. Bangunan/Desain/Pengerjaan spesifik
c. Bangunan-bangunan umum dan fasilitas-fasilitas publik
d. Perancah
e. Pengaturan lalu lintas
f. Pengendalian Lingkungan
5. Spesifikasi untuk masing-masing mata pekerjaan
a. Apabila ketentuan untuk satu bagian Pekerjaan menggunakan dasar standar pengerjaan
atau standar pabrikasi tertentu dengan beberapa peraturan maka pertama-tama harus
dicantumkan ketentuan berikut :
Perubahan
b. Lingkup pekerjaan
c. Dokumen Acuan Standar
d. Uraian ketentuan-ketentuan unuk Mata Pekerjaan yang bersangkutan apabila tidak
digunakan standar tertentu.
3
SPESIFIKAS TEKNIS – UMUM
PEKERJAAN SIPIL
1.1 MOBILISASI
1.1.1 Umum
Kegiatan mobilisasi meliputi hal sebagai berikut :
(a) Pembelian atau sewa atas tanah guna keperluan pangkalan Kontraktor dan kegiatan-
kegiatan pelaksanaan
(b) Mobilisasi dan pemasangan peralatan yang sesuai didasarkan atas daftar peralatan yang
diperlukan dalam melaksanakan pekerjaan dari suatu lokasi tertentu.
(c) Pembangunan dan pemeliharaan Base Camp, termasuk kantor-kantor, tempat tinggal,
bengkel-bengkel, gudang-gudang dan sebagainya.
(d) Pengadaan dan pemeliharaan perlengkapan kantor, akomodasi staff yang akan dipakai
oleh Direksi.
Pekerjaan harus termasuk pula pekerjaan demobilisasi dari daerah kerja yang dilaksanakan
oleh pihak Kontraktor pada akhir kontrak, termasuk membongkar kembali seluruh instalasi-
instalasi, peralatan dari tanah milik Pemerintah, dan Pihak Kontraktor diharuskan untuk
melaksanakan pekerjaan perbaikan dan penyempurnaan pada daerah kerja, sehingga
kondisinya sama dengan keadaan sebelum Pekerjaan dimulai.
4
1.1.3 Kantor dan Fasilitas untuk Direksi
Lokasi, tata letak dan konstruksi dari ruang kantor tersebut harus disetujui terlebih dahulu
oleh Direksi dan sesuai dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
(a) Ruang Kantor harus dilengkapi dengan jaringan dan aliran listrik untuk penerangan
ruangan . Penerangan dengan lampu TL yang dilengkapi dengan diffusers dan stop
kontak untuk alat-alat listrik.
(b) Ruang Kantor juga harus dilengkapi dengan aliran air bersih yang cukup, selokan dan
juga saluran air buangan.
Fasilitas-fasilitas tersebut diatas tetap menjadi milik Kontraktor. Pada suatu saat yang
disetujui dalam masa pemeliharaan, Kontraktor harus membongkar bangunan kantor
lapangan dan memperbaiki keadaan lapangan sesuai perintah wakil Direksi.
1.1.4 Fasilitas Sementara
Kontraktor harus mengusahakan sendiri pengadaan dan perawatan semua fasilitas yang
bersifat sementara yang diperlukan seperti pengadaan daya listrik, air, sambungan telepon
dan lain-lain. Biaya yang timbul untuk fasilitas sementara ini sepenuhnya menjadi tanggung-
jawab Kontraktor. Semua fasilitas sementara ini harus selalu tersedia selama masa Kontrak.
Kontraktor harus menyediakan pada saat mulai Kontrak Perlengkapan berikut ini untuk
dipakai oleh Direksi (dan staffnya) selama pengawasan :
5
1.1.8 Peralatan Pengukuran dan Pengujian
Kontraktor harus menyediakan dan mengelola peralatan-peralatan untuk dipakai oleh Direksi
atau orang yang diberi wewenang oleh Direksi selama masa pelaksanaan proyek, dengan
perincian minimum adalah sebagai berikut:
- 2 (dua) Waterpass,
- 3 (tiga) Levelling staff panjang 4 m,
- 1 (satu) Theodolite
- Tali dan pita-pita pengukur,
- Alat Penguji agregate, pasir dan tanah uruk sesuai BS 812 : Part 2 1975 atau yang setara
- Dan alat-alat lain yang mungkin diperlukan oleh Direksi untuk memeriksa setting out dan
pengujian pekerjaan.
Semua alat ini akan tetap menjadi milik Kontraktor.
6
data lainnya yang diperlukan untuk menyelesaikan rincian rancangan akhir telah
diserahkan pula dan diterima oleh Direksi.
Untuk tujuan inspeksi atau pengujian, Kontraktor akan diminta membuat salinan standard yang
diusulkan untuk Direksi atau Wakilnya dalam bahasa Indonesia.
Dimana digunakan singkatan-singkatan berikut ini, maka singkatan ini mempunyai arti sebagai berikut
:
AASHO = American Association of State Highway Officials.
Kontraktor dengan persetujuan oleh Direksi diperbolehkan untuk menyediakan material-material yang
sesuai dengan suatu standard yang equivalen dengan standard Nasional atau International yang
diakui, asalkan dapat mencantumkan standard mana yang akan dipakai pada saat tender dan
menyerahkan standard resminya dalam Bahasa Indonesia untuk digunakan oleh Direksi.
7
1.3.1 Gambar-gambar Perencanaan dan Hasil Pelaksanaan
(a) Gambar-gambar yang diperlukan dalam pelaksanaan adalah :
(i) Gambar yang termasuk dalam Dokumen Tender
(ii) Gambar perubahan yang disetujui Direksi
(iii) Gambar lain yang disediakan dan disetujui Direksi
(b) Kalkir dari gambar-gambar proyek disimpan oleh Direksi.
Kontraktor diberi 2 (dua) set cetak biru dari semua gambar-gambar tanpa pungutan
biaya. Permintaan Kontraktor akan tambahan cetak biru dari gambar-gambar tersebut
akan dikenakan biaya.
(c) Kontraktor harus menyimpan satu set cetak biru di kantor lapangan untuk dipergunakan
setiap saat apabila diperlukan.
(d) Gambar-gambar pelaksanaan (shop drawing) dan detailnya harus mendapat persetujuan
Direksi sebelum dipergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan.
(e) Pada penyerahan terakhir pekerjaan yakni sesudah selesainya masa pemeliharaan harus
disertai ―Gambar hasil pelaksanaan‖ (As Built Drawings).
(e) Semua ukuran dinyatakan dalam sistem metrik.
(f) Kalau terdapat perbedaan antara yang tertera pada gambar dengan spesifikasi maka
yang benar dan berlaku adalah yang ditetapkan oleh Direksi.
1.3.2 Gambar – gambar Pelaksanaan Terinci (Shop Drawing)
Gambar-gambar kerja yang terinci termasuk rencana kerja, jenis/bentuk tulangan dan
jumlahnya, cetakan beton, cofferdam pengering dan saluran penyalur air hujan, papan nama
proyek, rambu-rambu lalulintas, rambu-rambu batas kerja di proyek, harus disediakan oleh
Kontraktor demi untuk kemajuan pekerjaan dan untuk memenuhi pelaksanaan program tepat
pada waktunya, sesuai dengan Persyaratan Kontrak. Kontraktor harus mengecek semua
gambar-gambar dari Direksi dengan cermat dan memberitahu Direksi tentang sesuatu
kesalahan atau kekurangan yang ditemui.
Kontraktor tidak berhak untuk menuntut sesuatu pembayaran tambahan berkenaan dengan
kekurangan – kekurangan yang ada pada gambar-gambar terinci tersebut, kecuali jika Direksi
telah memberikan perintah perubahan.
8
kepada Direksi dalam waktu 7 hari setelah menerima perubahan-perubahan tersebut dan
harus merincikan hal-hal khusus yang dirasa keberatan, Direksi akan mempertimbangkan lagi
masalah tersebut. Gambar-gambar tersebut harus dipasang pada papan gambar diruang
kerja dan kantor lapangan, untuk memudahkan pengecekan dari pihak Direksi.
1.4.2 Pelaksanaan
1.4.2.1 Standard
Proses kerja harus dilaksanakan sesuai dengan Peraturan Nasional, Propinsi dan
Pemerintah Daerah yang mengatur pekerjaan seperti persyaratan untuk perlindungan
sumber daya alam dan lingkungan.
1.4.2.2 Koordinasi
Kontraktor harus memperhatikan kemungkinan diperlukan untuk mengadakan koordinasi
operasi pengangkutan baik dalam pekerjaan yang sedang dilaksanakan maupun yang akan
dilaksanakan dengan pengelola utilitas dan instansi terkait lainnya sebagaimana
diperlukan.
9
1.4.2.3 Pembatasan bobot pengangkutan
I. Jika diperlukan, Direksi dapat mengenakan pembatasan berat muatan guna
perlindungan terhadap setiap jalan atau struktur yang ada di sekitar proyek.
II. Kontraktor harus bertanggung jawab atas setiap kerusakan terhadap jalan atau
struktur yang diakibatkan oleh operasi pembangunannya.
III. Jika menurut pendapat Direksi, operasi pengangkutan Kontraktor menyebabkan
kerusakan pada suatu jalan atau bangunan umum, atau dalam hal adanya genangan
air (banjir) yang menghambat operasi pengangkutan Kontraktor, maka Direksi dapat
memerintahkan kepada Kontraktor untuk menggunakan suatu jalur alternatif pilihan.
Kontraktor harus mematuhi peraturan keselamatan kerja yang berlaku. Daftar peralatan dan
pemeriksaannya hendaknya dibuat dan selalu diteliti oleh Kontraktor dan siap untuk diperiksa oleh
Direksi.
1.6 KEBERSIHAN
1.6.1 Umum
Selama jangka waktu kegiatan pembangunan Kontraktor harus menjaga kebersihan agar
lokasi pekerjaan bebas dari penimbunan bahan-bahan yang tak terpakai, puing dan sampah,
yang disebabkan oleh operasi pembangunan. Pada waktu penyelesaian pekerjaan semua
bahan-bahan yang terpakai dan yang berlebihan, sampah, alat-alat, perlengkapan dan mesin-
mesin harus dikeluarkan, semua permukaan yang terlihat harus dibersihkan dan proyek
ditinggalkan dalam suatu kondisi yang siap untuk ditempati, sesuai keputusan Direksi.
10
(a) Melaksanakan operasi pembersihan yang teratur untuk menjamin bahwa tempat kerja,
struktur, kantor dan tempat tinggal sementara, dipelihara agar bebas dari penimbunan
bahan – bahan yang tak terpakai, sampah dan puing lainnya yang dihasilkan dari operasi
pekerjaan di tempat kerja, Kontraktor harus memelihara tempat kerja dalam suatu
kondisi yang rapi dan teratur sepanjang waktu.
(b) Tidak mengubur sampah dan bahan-bahan yang tidak terpakai di tempat kerja proyek
tanpa persetujuan Direksi.
(c) Tidak membuang bahan-bahan yang tak terpakai ke dalam aliran atau saluran.
1.7.2 Dokumentasi
(a) Kontraktor diharuskan membuat dokumentasi kemajuan pekerjaan fisik secara berkala
dalam bentuk potret-potret dan diserahkan kepada Direksi sesuai uraian dalam syarat-
syarat umum kontrak.
(b) Judul protret, nomor urut tanggal pengambilan harus dicantumkan dalam album pada
bagian bawah masing-masing potret.
(c) Foto-foto harus memperlihatkan kemajuan pekerjaan, ciri-ciri tertentu dari pekerjaan,
peralatan atau hal-hal lain yang menarik perhatian sehubungan dengan Pekerjaan,
peralatan atau hal-hal lain yang menarik perhatian sehubungan dengan Pekerjaan atau
lingkungannya harus dibuat sedikitnya tiga kali, yakni :
I. Sebelum memulai pekerjaan pelaksanaan pekerjaan;
II. Selama berlangsung pekerjaan;
III. Setelah selesai pekerjaan atau setelah selesai periode pemeliharaan;
IV. Kejadian dan keadaan yang khusus atau yang diminta oleh Direksi.
Foto-foto ini harus dilakukan sedikitnya dari tiga posisi (depan, belakang, dan samping),
serta pada posisi yang sama untuk masing-masing kejadian.
(d) Ukuran dari foto-foto tersebut tidak boleh kurang dari 140 x 90 mm dan empat lembar
hasil cetak masing-masing foto (di albumkan), dengan membubuhkan nomor seri tanggal
pengambilan dan keterangan ringkasnya harus disampaikan kepada Direksi.
11
(e) Negatif film dari potret-potret yang dibuat menjadi milik Pemberi tugas dan setiap orang
yang ingin mendapatkan cetakannya harus dengan persetujuan tertulis dari Direksi.
(f) Semua klise/negatif filmnya harus diberi nomor, ditempatkannya dalam arsip dan
disimpan di lokasi dan menjadi milik Pemberi Proyek.
Biaya foto-foto tersebut seperti ditentukan harus ditanggung oleh Kontraktor dan harus
dianggap termasuk dalam Lump Sum disajikan dalam Daftar Pengajuan Biaya.
Standard pengerjaan untuk hal-hal pekerjaan harian (daywork) dimaksud dengan yang
ditetapkan dalam spesifikasi.
1.8.2 Bahan, Peralatan dan Tenaga Kerja
1.8.2.1 Tenaga Kerja
Harga satuan untuk tenaga kerja yang dibayar sesuai dengan rencana anggaran biaya
(harga satuan upah) harus sudah meliputi biaya upah dan persentase tambahan untuk
menutup biaya peralatan maupun perlengkapan yang digunakan dalam pekerjaan sebagai
overhead cost dan keuntungan, semua tanggung jawab sosial yang dibayar oleh
Kontraktor sehubungan dengan adanya peraturan pemerintah atau perjanjian antara
kelompok tenaga kerja dan Kontraktor misalnya : libur, kontribusi asuransi dan biaya-biaya
yang dikeluarkan untuk merekrut tenaga kerja, dan semua biaya langsung maupun tak
langsung.
Semua pekerjaan harian (daywork) dilaksanakan selama masa kerja yang biasa digunakan
dan tidak ada waktu lembur yang dapat dibayarkan untuk pekerjaan harian kecuali
Kontraktor telah memperoleh persetujuan tertulis dari Direksi, khusus untuk pekerjaan
harian (daywork) tersebut.
12
Kontraktor harus bertanggung – jawab untuk mensupervisi semua pekerjaan harian
tersebut. Tambahan untuk lembur kerja malam, bekerja pada hari libur maupun untuk
bekerja dalam kondisi yang sangat sukar akan dibayar sesuai dengan peraturan
pemerintah yang ada atau perjanjian antara kelompok pekerja dan Kontraktor, dengan
presentase tambahan untuk biaaya upah, tetapi hanya dalam hal dimana pekerjaan
tersebut diperintahkan oleh Direksi.
1.8.2.2 Peralatan-Peralatan
Biaya yang dibayarkan untuk sewa peralatan yang telah berada di lapangan harus
termasuk untuk depresiasi, asuransi dan pemeliharaan serta semua bahan bakar, oli dan
lain-lain.
Tambahan pada peralatan yang ditentukan. Kontraktor harus menawarkan dalam harga
satuan per jam untuk peralatan yang baik, yang disebut dalam Rencana Anggaran Biaya.
Biaya tersebut harus mencakup semua keperluan minyak dan pemeliharaan untuk mesin
dan operator apabila tidak ditentukan secara khusus dalam biaya pekerja. Peralatan
tersebut harus diartikan dalam keadaan lengkap.
Biaya sewa dibayarkan hanya untuk waktu yang bersangkutan dan atas perintah Direksi.
Selanjutnya biaya peralatan tersebut harus tercakup pula biaya-biaya untuk peralatan-
peralatan kecil yang bersangkutan tanpa suatu batasan tertentu, semua peralatan tangan,
kunci-kunci, shovel, barrows, sekop, gergaji tangan, keranjang, pemukul, trestle, tatah,
selang, dan peralatan lain.
1.8.2.3 Bahan-bahan
Biaya – biaya dalam Rencana Anggaran Biaya yang dibayarkan untuk material harus
termasuk pembelian, pengangkutan, asuransi, overhead dan keuntungan maupun semua
transport dan pembongkaran, penyimpanan, dan semua biaya yang diperlukan untuk
pemasangan dilapangan.
Kualitas material yang diperlukan untuk pekerjaan harian (daywork) harus
sesuai dengan spesifikasi.
Material lain yang sejenis seperti paku, sekrup, kawat pengikat dan sebagainya tidak akan
diperhitungkan terpisah.
13
Satu copy dari daftar dan catatan harus ditandatangani oleh Direksi, apabila telah disetujui,
dan dikembalikan kepada Kontraktor. Setiap akhir bulan Kontraktor harus menyerahkan
kepada Direksi dan Kontraktor baru menerima pembayaran setelah dikeluarkan sertiifikatnya
oleh Direksi.
Biaya tenaga kerja, material, peralatan yang tercantum dalam penawaran akan dipergunakan
dalam evaluasi pembayaran pekerjaan harian.
Jika kuantitas dan kualitas telah memuaskan pihak Pemberi Tugas dalam segala aspek yang sesuai
dengan Spesifikasi, maka Direksi akan mengeluarkan ―Berita Acara Penerimaan‖ (Acceptance) sebagai
lampiran pengajuan permintaan pembayaran tahap akhir sesuai dengan aturan yang dinyatakan di
dalam Kontrak.
Khususnya inspeksi dan atau pengujian berikut ini harus dilaksanakan oleh Kontraktor hingga diterima
oleh Direksi.
Setelah selesai pencucian, airnya harus dikeringkan dengan ember atau disedot keluar dan
semua endapan dibuang dan dibersihkan sehingga Direksi merasa puas.
14
sebelum Direksi memberikan izin tertulis setelah pengujian selesai dengan hasil
memuaskan.
Pengujian tidak boleh dilakukan sebelum struktur yang akan diuji telah selesai secara
strukturil (termasuk atap, jika ada) dan telah diterima secara memuaskan oleh Direksi
kecuali masalah kedap airnya, terutama untuk pekerjaan penyelesaian akhir, pengisian
tidak dilakukan kurang dari 28 hari setelah selesai pengecoran bagian terakhir dari
pekerjaan struktur yang akan terkena tekanan akibat pengisian dari struktur.
Struktur tersebut harus diisi dengan air bersih sampai ke batas atas disain ketinggiaan air
(pipa-pipa aliran atau lubang-lubang yang lain pada dinding harus disumbat sementara
sesuai seperti yang disetujui oleh Direksi).
Kecepatan pengisian harus wajar dan konstan dan tidak lebih dari 2.5 m tingginya dalam
waktu 24 jam, kecuali untuk struktur-struktur yang kecil, dimana kecepatan yang lebih
tinggi dapat diijinkan oleh Direksi.
Struktur yang sudah diisi harus tetap penuh (sampai ketinggian maximal yang diperlukan)
untuk jangka waktu sekurang-kurangnya 72 jam sesudah pengisian berakhir, agar
betonnya dapat menyerap air, pada akhir dari setelah itu ketinggian airnya dicatat dengan
teliti.
Selanjutnya struktur tersebut harus diuji untuk jangka waktu selanjutnyaa sekurang-
kurangnya 168 jam, (48 jam untuk saluran-saluran dan struktur yang lebih kecil yang
sudah disetujui oleh Direksi), dan akan dianggap kedap air, jika :
i. Tidak ada kebocoran-kebocoran atau tanda-tanda perembesan di belakang dinding
yang terlihat selama waktu pengujian (jika di belakang dinding basah akibat hujan atau
sebab-sebab lain, pengujian harus ditunda minimnum dalam 24 jam).
Jika tiap-tiap bagian struktur diuji secara sendiri-sendiri maka dinding-dinding pemisah
harus tetap kedap air.
ii. Lantai dibawah sistem drainage dari struktur (jika ada) harus tetap kering, tidak naik
sebagai akibat pengisian air pada struktur.
iii. Tidak ada perubahan yang berarti pada ketinggian air dalam struktur selama
pengujian, faktor air hujan dan penguapan untuk struktur yang terbuka harus
diperhitungkan pada waktu pengujian. Untuk maksud pasal ini, batas yang dianggap
tidak ada perubahan adalah 3 mm.
Atap reservoir-reservoir dan bak-bak/tanki-tanki harus diuji sifat kedap airnya sebelum
membran kedap airnya dipasang dengan cara mengisinya dengan air sampai kedalaman
minimal 50 mm selama 72 jam.
Plat atap dikatakan kedap air jika tidak ada kebocoran-kebocoran atau tanda-tanda
rembesan jalur yang lemban yang tampak pada ―soffit‖.
Jika ada bagian-bagian dari struktur yang gagal dalam pengujian, Kontraktor harus
segera mengambil langkah-langkah yang perlu untuk memastikan sifat dan lokasi cacat-
cacat atau kebocoran-kebocoran, kemudian harus mengosongkan strukturnya, dan
15
memperbaiki kerusakan-kerusakan yang ada dengan cara yang disetujui oleh Direksi,
memanfaatkan tenaga-tenaga ahli pekerjaan ini.
Tanda-tanda perembesan yang terlihat di dinding sesi bagian luar harus diperbaiki dari
sisi tempat air (sisi bagian dalam). Perbaikan pada dinding sisi bagian luarnya saja tidak
akan diterima. Hal ini juga berlaku untuk ―bobbin holes‖ (lubang-lubang kelos).
Bila perbaikan pekerjaan telah selesai sesuai persetujuan Direksi, pengujian dan
perbaikan (jika diperlukan) harus diulangi sampai hasil pekerjaan benar-benar
sempurna.
Jika perlu, dalm hal-hal yang luar biasa dan sifat kedap airnya kurang, Direksi boleh
menolak sebagian dari suatu struktur atau bagiaan-bagian dari struktur.
16
f. Apabila tidak ditemukan lain maka Commissioning dan ―Start Up‖ seluruh sistem
diselenggarakan dalam masa pemeliharaan atas Kontrak Pekerjaan Konstruksi ini dan/atau
sampai dengan seluruh sistem dapat dioperasikan dan berfungsi dengan baik.
17
SPESIFIKASI TEKNIS – KHUSUS
PEKERJAAN SIPIL
2.1. UMUM
Kontraktor harus menyimpan ditempat pekerjaan minimum satu dari setiap Standar
Nasional, yang sesuai/dipakai sebagai spesifikasi dan sebagai tambahan harus
menyimpan ditempat pekerjaan semua Standar Nasional yang digunakan untuk
penyediaan material, cara pelaksanaan dan dipergunakan oleh Direksi/Pelaksana
Konstruksi.
Buku-buku yang harus ada ialah sebagai berikut :
1. Katalog Standar Industri Indonesia 1990
2. SII.0136-84 Baja Tulangan Beton
3. SII.1191-84 Baja Tulangan Beton dalam bentuk
Gulungan
4. SII.0457-81 Agregat Beton, Cara Uji Butiran Ringan
5. SII.0052-80 Agregat Beton Mutu dan Cara Uji
6. SII.0077-75 Agregat Halus Aduk Beton, Cara Penentuan
Kadar Organik
7. SII.0076-75 Agregat Halus Aduk Beton, Cara
Penentuan Butir Halus Lebih Kecil dari 50 Micron
8. SII.0456-81 Agregat Kasar Untuk Beton, Cara Uji
Butiran Pipih dan Panjang
9. SII.0087-75 Agregat Kasar Untuk Beton. Cara
Penentuan Daya Aus Gesek dan Syarat Daya Aus Gesek.
Mempergunakan Bejana Los Angeles
10. SII.0051-74 Agregat Untuk Aduk Beton, Cara
Penentuan Besar Butiran
11. SII.0455-81 Semen dengan Agregat Beton
12. SNI.0450-89-A Semen dengan Agregat Beton
13. SII.0013-81 Semen Portland
14. SII.0378-80 Batu Alam Untuk Bangunan
15. SNI.0394-89-A Batu Alam Untuk Bangunan
18
16. SII.0458-81 Kayu Bangunan, Mutu
17. PBI Tahun 1971 Peraturan Beton Indonesia, 1971
18. PBI Tahun 1997 Peraturan Beton Indonesia, 1971
19. PUBI’ 82 Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia.
Biaya penyediaan buku tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab dari Kontraktor
dan akhir pekerjaan buku tersebut menjadi millik Kontraktor.
Semua material dan cara pelaksanaan mungkin tidak seluruhnya dirinci disini atau
termasuk dalam Standar Indonesia, hendaknya seperti yang telah biasa dipergunakan
pada pekerjaan yang bermutu. Direksi akan menentukan apakah bahan-bahan yang
akan dipergunakan dalam pekerjaan cocok/baik sesuai dengan standar untuk keperluan
pekerjaan tersebut.
19
ditetapkan dengan titik referensi yang ada dilokasi yang tidak akan terganggu
oleh pekerjaan permanen dan sampai setting out pekerjaan tanah disekitarnya
telah diselesaikan dan surat kuasa tertulis dari Direksi telah diberikan.
2.2. BAHAN-BAHAN
2.2.1. Semen Portland
2.2.1.1. Persyaratan
Semua semen harus semen Portland yang sesuai dengan persyaratan dalam Standar
Indonesia NI-8 dan standar SII sebagai berikut :
1. SII.0455-81 Semen dengan Agregat Beton
2. SNI.0450-89-A Semen dengan Agregat Beton
3. SII.0031-81 Semen Portland
4. PUBI Peraturan Umum Bangunan Indonesia, Tahun 1982.
20
kelembaban dan mendapat udara. Gudang-gudang semen harus terlindung
terhadap iklim, harus berlantai kuat dibuat dengan jarak minimal 30 cm dari
tanah, harus cukup besar untuk memuat semen dalam jumlah cukup untuk
pekerjaan tersebut.
Penggunaan semen harus sesuai dengan urutan datangnya semen, semen yang
lama harus digunakan lebih dahulu dari pada yang baru datang. Hendaknya
semen dalam zak jangan sampai ditumpuk lebih tinggi dari 2m.
2. Timbangan-timbangan yang baik dan teliti diadakan oleh Kontraktor untuk
menimbang semen didalam gudang atau dimanapun dan juga harus melengkapi
segala timbangan untuk keperluan penyelidikan.
21
meratakan jalan yang dapat dilalui oleh truk, untuk menempatkan lapisan-lapisan
berikutnya.
Pasir
Syarat kualitas untuk bahan pasir tersebut harus dipenuhi sesuai dengan aturan yang
berlaku di Indonesia yaitu sebagai berikut :
- SII.0077-75 Agregat Halus Aduk Beton, Cara
menentukan kadar Organik
Segala pasir yang akan dipakai untuk produksi beton dengan spesifikasi ini harus
pasir alam dan bila dikehendaki harus campuran dalam proporsi (bandingan)
yang tepat dari pasir alam. Pasir harus mempunyai ―modulus kehalusan butir‖
anatara 2 sampai 32 atau jika diselidiki dengan Saringan Standar, sesuai dengan
Standar Indonesia untuk beton PBI 1971 dan PBI 1997 atau dengan ketentuan
sebagai berikut :
4 0 - 15
8 6 - 15
16 10 - 25
30 10 - 30
50 15 - 35
100 12 - 30
PAN 3-7
(9) Pasir untuk spesi/mortar yang digunakan untuk lapisan batu, plesteran batu,
pasangan batu harus pasir alam, bila diselidiki dengan saringan standar, harus
sesuai dengan ketentuan-ketentuan berikut :
Prosentase Timbangan
Saringan No.
Melalui Saringan
23
8 100
100 15
(10) Segera pasir alam dan pasir campuran harus disediakan untuk penyelidikan oleh
Direksi Pekerjaan untuk menetapkan apakah yang dihasilkan sesuai dengan
permintaan dalam spesifikasi ini.
- SII.0456-81 Agregat Kasar Untuk Beton, Cara Uji Butiran Pipih dan
panjang
(1) Agregat kasar harus didapat dari sumber yang telah disetujui Hal ini terdiri dari
agregat, atau pecahan atau bahan pengisi lain atau kombinasi dari ini semua
seperti yang telah dirincikan.
(2) Agregat kasar harus bersih dan bebas dari bagian-bagian yang halus, mudah
pecah, tipis atau panjang-panjang, bersih dari alkali, bahan-bahan organic atau
dari substansi yang rusak dalam jumlah yang merugikan. Besarnya prosentase
dari semua substansi yang merusak dari bahan yang rusak dalam jumlah
berapapun tidak boleh mencapai 3 % dalam beratnya. Agregat kasar harus
berbentuk baik, padat, awet dan tidak berpori.
24
(3) Agregat kasar harus bergradasi baik dengan ukuran butir berada antara 5 mm
sampai 70 mm, atau sampai ukuran dalam batas-batas sebagaimana dirinci untuk
pekerjaan-pekerjaan khusus. Agregat kasar harus mempunyai modulus kehalusan
butir antara 6,0 sampai 7,5 atau bila diselidiki dengan saringan standar harus
sesuai dengan Syarat Umum.
(4) Agregat kasar harus sesuai dengan spesifikasi ini dan jika diperiksa oleh Direksi
ternyata tidak sesuai dengan ketentuan gradasi maka Kontraktor harus
menyaring atau mengolah kembali bahannya atas beban sendiri, untuk
menghasilkan agregat sampai disetujui Direksi.
Cara Uji
Batu adalah batu pecah berasal dari gunung batu atau batu-batu besar dari sungai
yang bermutu, mempunyai berat jenis minimal 2,4 ton/m3. Kekuatan tekanan tidak
boleh kurang dari 400 kg/cm2.
Bahan baja tulangan beton harus baru dan dari mutu dan ukuran sesuai dengan
Standar Indonesia untuk beton NI-2, dan standar yang berlaku di Indonesia, yaitu
sebagai berikut :
25
(1) Baja tulangan beton sebelum dipasang, harus bersih dari serpih-serpih, karat,
karat, minyak, gemuk dan pelapisan yang akan merusak atau mengurangi daya
letaknya.
(2) Kontraktor harus mempersiapkan daftar pembengkokan tulangan dalam bentuk
yang sesuai dengan gambar dan disetujui oleh Direksi.
(3) Baja tulangan beton harus bengkok/dibentuk dengan teliti sesuai dengan bentuk
dan ukuran-ukuran yang tertera pada gambar-gambar konstruksi yang diberikan
kepada Kontraktor atau yang telah dibuatkan tabelnya oleh Kontraktor.
2.2.3.3. Pemasangan
(1) Besi beton harus dipasang dengan teliti sesuai dengan gambar/perhitungan dan
dipastikan tidak terjadi pergeseran/pemindahan dengan pemakaian kawat
pengikat tulangan beton pada perpotongan/pertemuan tulangan dan rangka
tulangan harus didukung oleh pengganjal blok beton (batu tahu), perenggang
(spacer) sebagaimana yang dibutuhkan.
(2) Baja tulangan beton untuk plat (slab) langsung dari atas tanah harus didukung
dengan blok beton yang dicetak lebih dahulu. Permukaan dari blok beton harus
rata berukuran kira-kira 7,5 cm x 10 cm x tebal 5 cm.
(3) Jarak terkecil anatara batang parallel harus satu diameter dari batang-batang
tetapi jarak terbuka sekali-kali jangan kurang dari 1,2 kali ukuran terbesar dari
agregat kasar kerikil.
2.2.3.4. Penyambungan
(1) Jika diperlukan untuk menyambung tulangan pada tempat-tempat lain dari yang
ditunjukkan pada gambar, bentuk dari sambungan harus ditentukan oleh Direksi
Pekerjaan.
(2) Overlap pada sambungan untuk tulangan-tulangan dinding tegak (vertical) dan
kolom sedikitnya harus 40 kali diameter batang dan harus mendapatkan
persetujuan Direksi Pekerjaan.
2.2.4. Air
Air yang dipakai semua beton, spesi/mortar harus bebas dari lumpur, minyak, asam, bahan
organic basah, garam dan kotoran-kotoran lainnya dalam jumlah yang dapat merusak. Air
tersebut harus dilihat atau kalau perlu diuji dulu oleh Direksi untuk menetapkan sesuai
tidaknya
26
(1) Kayu untuk cetakan beton bisa dipakai kayu meranti, kayu untuk jembatan
sementara bias digunakan kayu Meranti atau Kayu Bali atau (Kruing atau
Rasamala) atau jenis lainnya yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
(2) Kayu bangunan harus dari kualitas yang baik, lurus dan sebelum dipakai untuk
cetakan beton harus diratakan dulu.
Semua penggalian dan pekerjaan tanah yang diperlukan harus dilaksanakan menurut
kontrak dan semua hal-hal yang bersangkutan dengan tersebut, harus dilaksanakan
sesuai dengan syarat-syarat dan petunjuk-petunjuk yang diberikan disini.
Syarat-syarat dan petunjuk yang diberikan disini harus diterapkan, kecuali bilamana
syarat dan petunjuk tersebut dirubah secara tertulis oleh Direksi untuk bagian-bagian
pekerjaan tertentu.
2.3.2. Pembersihan
Semua daerah disekitar jalur yang perlu dibersihkan seperti yang ditentukan oleh
Direksi Pekerjaan, harus dibersihkan dari segala pohon-pohon, sampah dan bahan lain
yang mengganggu dan bahan-bahan itu harus dipindahkan dari tempat kerja atau
dibuang, kecuali bila ada ketentuan lain yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
Pekerjaan dianggap disetujui sesudah semua bahan-bahan yang tidak berguna dan
peralatan dikumpulkan. Kontraktor diminta untuk memulai pembersihan jauh sebelum
pekerjaan pembangunan dimulai.
Seluruh sisa penggalian yang tidak memenuhi syarat buat penimbunan dan
penimbunan kembali, juga seluruh sisa-sisa puing, reruntuhan-reruntuhan, sampah-
sampah harus disingkirkan dari lapangan pekerjaan. Seluruh biaya untuk ini adalah
tanggung jawab Kontraktor.
2.3.3. Penggalian
- Semua penggalian yang dilakukan secara mekanis harus dihentikan pada batas
10 cm sebelum kedalaman yang ditetapkan/diinginkan pekerjaan selanjutnya
harus dikerjakan dengan tangan.
27
- Galian Tanah untuk pembentukan dasar badan jalan harus disesuaikan
kedalamannya dengan peil rencana pada gambar bestek dan mendapat
persetujuan tertulis dari Direksi Pekerjaan.
- Bilamana kedalaman galian ternyata lebih dalam dari batas yang ditentukan maka
bagian ini harus ditimbun kembali dengan bahan yang akan ditentukan oleh
Direksi Pekerjaan. Bahan pengisi tersebut dapat berupa tanah urug, pasir padat
atau beton tumpuk. Biaya-biaya tambahan akibat dari penggalian yang lebih ini
menjadi tanggungan Kontraktor.
- Bidang-bidang dasar dan dinding galian dimana konstruksi akan dibuat langsung
diatas/pada bidang dasar/dinding tersebut, harus dikerjakan dengan tepat
mengikuti garis-garis kedalaman/kemiringan yang ditentukan dan bilamana
diminta oleh Direksi Pekerjaan harus disiram dan dipadatkan baik-baik dengan
alat-alat yang tepat sehingga didapat suatu bidang (dasar/dinding) yang padat
dan kokoh.
- Apabila pada waktu penggalian dijumpai lapisan tanah yang tidak sesuai untuk
dasar pondasi, maka atas petunjuk Direksi Pekerjaan Lapisan tanah tersebut
harus dikeluarkan dan diisi kembali dengan bahan yang sesuai serta dipadatkan
dengan baik lapis demi lapis Q = 15 cm.
- Bidang-bidang dasar tanah pondasi harus dijaga tetap kering rata dan kokoh.
Untuk itu, bila dasar pondasi rencana berada pada kondisi tidak pada lapisan
keras/batuan, maka penggalian harus ditunda minimal 20 cm sebelum mencapai
batas galian yang ditentukan, kecuali pekerjaan dasar pondasi (urugan pasir dan
lantai kerja) dapat dikerjakan seluruhnya segera setelah penggalian mencapai
kedalaman yang ditentukan. Tanah pondasi yang menjadi berlumpur karena
apapun harus segera diperbaiki dan mengeluarkan lumpur tersebut dan
mengganti/mengisi kembali dengan bahan yang ditentukan Direksi Pekerjaan dan
dipadatkan baik lapis demi lapis Q = 15 cm.
- Bila dipandang perlu Direksi Pekerjaan dapat memerintahkan untuk melengkapi
lobang galian yang akan/sedang dibuat, dengan turap penahan untuk mencegah
longsor yang mungkin terjadi. Turap – turap ini harus direncanakan sedemikian
rupa sehingga keamanan pekerja-pekerja cukup terjamin. Persetujuan yang
diberikan Direksi untuk penggunaan jenis bahan dan konstruksi tertentu tidak
membebaskan Kontraktor dari akibat yang mungkin terjadi sewaktu penggalian.
Semua pekerjaan penggalian sedapat mungkin dikerjakan dalam keadaan kering.
Bila diperlukan bendungan darurat, maka konstruksi bendungan harus cukup
kokoh dan rapat untuk masuknya air. Pompa harus disediakan secukupnya dan
digunakan sesuai dengan petunjuk Direksi Pekerjaan.
- Lapisan keras batuan yang akan menjadi dasar pondasi harus dibersihkan dari
tanah, kotoran-kotoran dan bagian-bagian yang lepas. Celah-celah dan retakan-
28
retakan harus diisi dengan adukan yang sama dengan adukan pondasi nantinya.
Dalam hal demikian pekerjaan pondasi dapat langsung dikerjakan diatas lapisan
tersebut, tanpa lantai kerja.
Sekeliling lubang galian harus dijaga tetap bersih dan bebas dari timbunan tanah
hasil galian. Sedikitnya sebelum pekerjaan ditinggalkan, sekeliling lubang galian
dalam jarak minimum 3 m harus bersih dari timbunan tanah.
29
1) Diharapkan bahwa semua bahan-bahan dari galian yang dimaksudkan akan cocok
untuk dipakai dalam pembangunan-pembangunan yang dikehendaki menurut
spesifikasi ini. Dimana dapat dikerjakan, semua bahan-bahan harus diletakkan
langsung dari penggalian ke tempat-tempat terakhir yang telah direncanakan,
kecuali jika bahan tersebut menurut perintah Direksi Pekerjaan harus ditetapkan
ditempat yang telah direncanakan. Sepanjang masih dapat dikerjakan
sebagaimana ditetapkan oleh Direksi Pekerjaan semua bahan-bahan yang telah
direncanakan untuk digunakan dalam penanggulangan harus dilaksanakan agar
kadar air cukup dengan cara menyiramnya atau cara-cara lain yang cocok
sebelum dan selama penggalian.
2) Seluruh bahan timbunan disekitar bangunan-bangunan yang berada pada lereng-
lereng, dan garis-garis batas yang telah ditentukan pembayarannya untuk
bangunan, dan berada dibawah permukaan tanah asli dinyatakan sebagai
timbunan kembali atau timbunan kembali yang dipadatkan (compacted back fill)
dan semua timbunan atau timbunan kembali disekitar bangunan dan diatas
permukaan tanah asli harus dikerjakan sebagai membuat tanggul atau tanggul
yang dipadatkan, kecuali ada ketentuan yang lain pada gambar-gambar atau
disebut lain pada syarat-syarat.
3) Dimana tanah yang baik dari penggalian yang ditentukan tidak mencukupi untuk
pembuatan tanggul, bendung pengelak, penimbunan kembali dan pekerjaan
tanah lainnya yang diperlukan seperti tertera didalam gambar atau petunjuk
Direksi Pekerjaan maka yang baik dapat diambil dari daerah pengambilan yang
direncanakan seperti yang telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
4) Bahan hasil galian yang mengandung akar-akar, humus, dan bahan-bahan lain
yang mengganggu dan bahan-bahan galian yang tidak diperlukan untuk
penimbunan kembali, penanggulangan dan bangunan lain yang diperlukan
menurut spesifikasi ini harus ditempatkan ditempat penimbunan (Spoil bank)
yang berbatasan dengan saluran irigasi dan saluran-saluran drainase, jalan air,
muara serta pembuangan yang merembes yang terletak pada atau diluar jalan
yang diperintahkan untuk ditimbuni, dan daerah-daerah pembuangan lainnya
yang direncanakan oleh Direksi Pekerjaan, tempat penimbunan (Spoil bank) yang
berbatasan dengan tanggul-tanggul saluran harus bersambungan kecuali untuk
celah-celah (gaps) dengan selang-selang yang pantas untuk Drainage seperti
yang ditunjukkan pada gambar atau petunjuk Direksi Pekerjaan. Semua tempat
penimbunan dan daerah pembuangan dan dirapikan menurut garis-garis teratur
yang ditunjukkan pada gambar-gambar atau menurut petunjuk-petunjuk dari
Direksi Pekerjaan.
30
Galian tambahan hanya boleh dikerjakan bila tidak ada tanah yang cukup baik dari
hasil galian untuk keperluan timbunan.
Hasil galian setempat dipakai untuk timbunan asalkan sesuai dengan spesifikasi. Ini
merupakan tanggung jawab dari Kontraktor didalam penempatan dan pemadatannya.
Timbunan digunakan untuk timbunan kolam-kolam pengolahan seperti yang
ditunjukkan pada Gambar atau oleh Direksi Pekerjaan. Timbunan terdiri dari tanah
lempung untuk bagian luar dan lanau dari hasil galian untuk bagian dari timbunan.
31
- Selama pelaksanaan, Kontraktor harus menjamin adanya buruh, peralatan dan
bahan timbunan yang cukup sesuai kebutuhan.
- Bahan organik tidak diinginkan dipakai sebagai timbunan dan bahan timbunan
tidak boleh dicampur dengan bahan yang mengandung organik.
- Peralatan pemadatan harus sesuai dengan jenis material yang dipakai sebagai
timbunan. Kontraktor harus membuat metode pemadatan secara detail, dan
minimum 6 lintasan yang diperlukan untuk pemadatan.
- Pemadatan timbunan yang diletakkan lapis berlapis dengan ketebalan maksimum
150 mm sebelum pemadatan. Setiap lapis dipadatkan dengan sekurang-kurangnya
mencapai 95 % dari maksimum drydensty laboratorium sesuai yang ditentukan
dalam ASTM test B-1557 atau modified AASHO.
- Pengujian moisture content optimum dari bahan timbunan harus ditentukan
dilapangan dan dilaboratorium.
2.4.1. Umum
2.4.1.1. Lingkup Pekerjaan
(1). Semua beton yang dikehendaki untuk digunakan bagi semua bangunan dan
saluran yang akan dikerjakan dengan spesifikasi ini dan untuk semua maksud
yang berhubungan dan sebagaimana diminta oleh Direksi harus terdiri dari
bahan-bahan yang diperinci disini dan harus dicampur dengan perbandingan yang
sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang tersebut disini.
(2) Setiap syarat dan ketentuan tidak termaktub disini sesuai dengan Standar
Indonesia untuk beton NI-2 PBI 1971.
2.4.1.2. Bahan
(1) Semua Portland harus dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang
ditetapkan dalam semen Portland.
(2) Semua besi beton harus sesuai dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan
yang ditetapkan tentang besi beton.
(3) Semua pasir dan agregat kasar yang digunakan dalam beton, spesi/mortar dan
spesi injeksi dalam spesifikasi ini harus disediakan oleh Kontraktor sesuai dengan
syarat-syarat yang sudah diterangkan.
(4) Air yang dipakai harus sesuai dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan
didepan.
2.4.1.3. Kelas Mutu Beton
(1) Kelas dan mutu beton harus sesuai dengan standar Beton Indonesia NI-2 dan
PBI-1971, menurut table dibawah ini.
32
KATEGORI
AGREGAT TEKANAN
Pengujian
K 125 125 200 Lantai Kerja
mendetail dengan
analisa ayakan
NON
Pengujian akan
STRUKTUR
diadakan
AL
Pengujian
Jika tidak ditentukan lain, yang diartikan kekuatan tekan beton senantiasa ialah
kekuatan tekan yang diperoleh dari pemeriksaan benda uji kubus yang berisi 15 cm (
0,06) pada umur 28 hari.
33
(1) Beton harus dibentuk dari semen Portland, pasir, kerikil/batu pecah., air;
semuanya dicampur dalam perbandingan yang serasi dan diolah sebaik-baiknya
sampai pada kekentalan yang baik/tepat.
(2) Untuk beton mutu ―B‖ campuran yang biasa untuk pekerjaan non structural
dipakai perbandingan dari semen Portland, terhadap pasir dan agregat kasar
tidak boleh kurang dari 1:8. Banyaknya semen untuk tiap m 3 sedikitnya harus 225
kg.
(3) Untuk beton mutu K 175, campuran nominal dari semen Portland, pasir dan
kerikil/batu pecahan harus digunakan dengan perbandingan volume 1:1,5:2,5
atau banyaknya semen untuk tiap m3 beton minimum harus sampai 325 kg.
(4) Untuk mutu K 175 mutu-mutu lainnya yang lebih tinggi harus dipakai ―campuran
yang direncanakan‖ (job mix formula/design mix). Campuran yang direncanakan
diketemukan dari percobaan-percobaan campuran yang memenuhi kekuatan
karakteristik yang diisyaratkan. Banyaknya semen untuk tiap m 3 beton paling
tidak harus 325 kg.
(5) Tingkat agregat yang kasar untuk kelas II-derajat K125 dan untuk kelas II-
derajat K 175 – beton harus berada dalam batas yang telah ditentukan diatas dan
kontraktor harus memperoleh derajat yang patut, bila perlu akan dites oleh
Direksi Pekerjaan, dengan mengkombinasikan ukuran agregat yang proporsional
agar didapat derajat yang patut.
(6) Perbandingan antara bahan-bahan pembentuk beton yang dipakai untuk berbagai
pekerjaan (sesuai kelas mutu) harus dipakai dari waktu selama berjalannya
pekerjaan , demikian juga pemeriksaan terhadap agregat dan beton yang
dihasilkan. Perbandingan campuran dan faktor air semen yang tepat akan
ditetapkan atas dasar beton yang dihasilkan, juga mempunyai kepadatan yang
tepat, kekedapan, awet dan kekuatan yang dikehendaki, dengan tidak memakai
semen terlau banyak.
Faktor air semen dari beton (Tidak terhitung air yang dihisap oleh agregat) tidak boleh
melampaui 0,55 (dari beratnya) untuk kelas III dan jangan melampaui 0,60 (dari
beratnya) untuk kelas lain-lainnya. Pengujian beton dilakukan Direksi Pekerjaan dan
perbandingan campuran harus diubah jika perlu untuk tujuan atau penghematan yang
dikehendaki, kegairahan bekerja, kepadatan, kekedapan, awet atau kekuatan dan
Kontraktor tidak berhak atas penambahan kompensasi disebabkan perubahan yang
demikian.
34
2.4.2.3. Mengaduk
(1) Bahan-bahan pembentukan beton harus dicampur dan diaduk dalam mesin
pengaduk beton yaitu ―Batch Mixer‖ atau ―Portable Continuous Mixer‖ selama
sedikitnya1,5 menit sesudah semua bahan (kecuali untuk air dalam jumlah yang
penuh) ada dalam mixer. Waktu pengadukan ditambah bila mesin pengaduk
berkapasitas lebih besar dari 1,5 m3. Direksi berwenang menambah waktu
pengadukan jika gagal mendapatkan hasil adukan dengan susunan kekentalan
dan warna yang merata/seragam. Beton harus seragam dalam komposisi dan
konsistensi dari adukan ke adukan, kecuali bila dimintakan adanya perubahan
dalam komposisi atau konsistensi. Air harus dituangkan lebih dahulu dan selama
pekerjaan mencampur. Pengadukan yang berlebih-lebihan (lamanya) tidak
diperkenankan.
(2) Pencampuran dengan tangan diizinkan jika pada lokasi-lokasi tertentu sebuah
Portable Mixer tak mungkin digunakan menurut pendapat Direksi Pekerjaan.
Untuk mempermudah pencampuran ini kontraktor akan membuat beton massif
dengan ketebalan tidak kurang dari 5 cm, licin, rata dengan luas 2 cm2, diliputi
dengan parapet setinggi 10 cm.
2.4.2.4. Suhu
Suhu beton sewaktu dicor/dituang, tidak boleh lebih dari 32 oC dan tidak kurang dari
4,5 oC. Bila suhu beton antara 27 oC dan 32 oC, beton harus diaduk ditempat pekerjaan
untuk kemudian langsung dicor. Bila lebih dari 32 oC, Kontraktor harus mengambil
langkah-langkah efektif, misalnya mendinginkan agregat dengan mencampur air dan
mengecor pada waktu malam hari bila perlu, mempertahankan suhu beton, untuk dicor
pada suhu dibawah 32 oC.
2.4.2.5. Pengecoran
(1) Beton tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan cetakan, baja tulangan beton,
penyokong dan pengikatan dan penyiapan-penyiapan permukaan yang
berhubungan dengan pengecoran yang telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
(2) Segera sebelum pengecoran beton, semua permukaan pada tempat pengecoran
beton (cetakan, lantai kerja) harus bersih dari air yang menggenang, reruntuhan
atau bahan lepas.
35
(4) Cara-cara dan alat yang digunakan untuk pengangkatan beton harus sedemikian
sehingga beton dengan komposisi dan kekentalan yang diinginkan dapat dibawa
ketempat pekerjaan tanpa adanya pemisahan dan kehilangan bahan yang
menyebabkan perubahan nilai slump.
(5) Beton dicor hanya pada waktu Direksi Pekerjaan atau wakilnya yang ditunjuk
serta pengawas Kontraktor yang setara ada ditempat kerja. Permukaan
Construction Joints harus dilapisi penutup yang terbuat dari adukan semen (air
pasta semen) atau ditutup dengan lapisan spesi/mortar harus mempunyai
perbandingan semen dan pasir seperti campuran beton yang bersangkutan
kecuali ditentukan lain, demikian juga konsistensinya.
(6) Beton harus segera dicor pada adukan yang baru. Dalam pengecoran beton pada
Construction Joints yang telah terbentuk, penjagaan khusus harus dijalankan
dengan pembobokan dan peralatan dengan memakai alat-alat yang cocok.
(7) Tidak diperkenankan pencampuran/pemotongan kembali beton. Beton yang
sudah mengeras harus dibuang dan tidak dibayar untuk pekerjaan itu.
Transportasi dari pengadukan sampai pengecoran beton jangan terlalu jauh.
(8) Kecuali ada penyetopan/pemotongan oleh hubungan (joints), semua penuangan
beton harus selalu kira-kira berlapis-lapis horizontal dan umumnya tebalnya tidak
lebih dari 50 cm. Direksi Pekerjaan berhak mengurangi tebal tersebut apabila
pengecoran dengan tebal lapisan-lapisan 50 cm tidak dapat memenuhi spesifikasi
ini.
(9) Pengecoran beton tidak diperkenankan selama hujan deras. Selama hujan air
semen atau spesi tidak boleh dihamparkan pada construction joints dan air semen
atau spesi yang hanyut dan terhampar harus dibuang dan diganti sebelum
pekerjaan dilanjutkan. Suatu pengecoran tidak boleh terputus sebelum bagian
tersebut selesai.
(10) Ember-ember/backet beton yang dipakai harus sanggup menuang dengan tepat
pada slump yang rendah dan memenuhi syarat-syarat campuran pada mana
mekanisme pembuangan harus dibuat dengan kapasitas sedikitnya 0,35 m3 sekali
tuang. Ember beton harus mudah untuk diangkat/diletakkan dengan alat-alat
lainya dimana diperlukan terutama bagi lokasi-lokasi yang terbatas.
(11) Keadaan construction joints harus mendekati horizontal jika tidak ada ketentuan
lain dari yang ditunjukkan pada gambar atau diperintahkan oleh Direksi.
(12) Setiap lapisan beton harus dipadatkan sampai kepadatan maksimum yang
mungkin, sehingga ia bebas dari kantong-kantong kerikil dan menutup rapat-
rapat semua permukaan dari cetakan dan material yang dilekatkan. Dalam
pemadatan setiap lapisan dari beton, kepala alat penggetar (vibrator) harus dapat
menembus dan menggetarkan kembali beton pada bagian atas dari lapisan yang
terletak di bawah. Semua beton harus dipadatkan dengan alat penggetar type
36
immersion beroperasi dengan kecepatan paling sedikit 7000 putaran per menit
ketika dibenamkan dalam beton.
(2) Umumnya, diperlukan waktu min. 2 (dua) hari sebelum cetakan dibuka untuk
dinding-dinding yang tidak bermuatan dan cetakan-cetakan samping lainnya dan
7 (tujuh) hari untuk dinding-dinding pemikul dan saluran-saluran.
2.4.3.2. Perawatan (Curing)
(1) Semua beton harus dirawat (cured) dengan air. Direksi berhak menentukan cara
perawatan bagaimana yang harus digunakan pada bagian-bagian pekerjaan.
(2) Beton harus tetap basah paling sedikit 14 hari terus-menerus (segera sesudah
beton cukup keras untuk mencegah kerusakan) dengan menutupnya dengan
bahan yang dibasahi air atau cara-cara yang disetujui yang akan menjaga agar
permukaan selalu basah. Air yang digunakan dalam perawatan harus memenuhi
spesifikasi.
2.4.3.3. Perlindungan (Protection)
Kontraktor harus melindungi semua beton terhadap kerusakan-kerusakan sebelum
terakhirdiperiksa oleh Direksi. Permukaan beton yang terbuka harus dilindungi terhadap
sinar matahari langsung paling sedikit 3 hari sesudah pengecoran.
37
Kontraktor harus membersihkan semua permukaan yang terbuka dari kerak-kerak
dan kotoran lainnya.
2.4.3.5. Perbaikan Permukaan Beton
(1) Bila sesudah pembukaan cetakan ada beton yang tidak tercetak menurut gambar
atau permukaan tidak rata atau keropos, ternyata ada permukaan yang rusak, hal
ini dianggap tidak sesuai spesifikasi. Ketidaksesuaiannya akan mendapat penilaian
tersendiri yang akan diberikan oleh Direksi dan kalau Direksi memerintahkan
untuk dibongkar maka beton harus dibuang dan diganti oleh Kontraktor atas
bebannya sendiri kecuali bila Direksi memberikan ijinnya untuk menambal tempat
yang rusak, dalam hal mana penambalan harus dikerjakan seperti yang telah
tercantum dalam pasal-pasal berikut.
(2) Kerusakan yang memerlukan pembongkaran dan perbaikan ialah yang terdiri dari
sarang kerikil, kerusakan karena cetakan, lubang-lubang karena keropos, lubang-
lubang baut, ketidakrataan oleh pengaruh sambung-sambungan cetakan, dan
bergeraknya cetakan. Ketidakrataan dan bengkok harus dibuang dengan pemahat
atau dengan alat lain dan seterusnya digosok dengan batu gerinda. Semua
lubang harus terus-menerus dibasahi selama 24 jam sebelum dicor dan
seterusnya disempurnakan.
(3) Jika menurut pendapat Direksi hal-hal yang tidak sempurna pada bagian
bangunan-bangunan yang akan terlihat sedemikian, sehingga dengan
penambalan saja tidak memuaskan, Kontraktor diwajibkan untuk menutup
seluruh dinding (dengan spesi plester), sesuai dengan instruksi dari Direksi.
(4) Cacat lubang-lubang tempat cukilan dari sarang kerikil atau keropos kecil yang
akan diperbaiki, harus diisi dengan spesi/mortar tambalan yang kering yang
disusun dari satu bagian semen Portland dengan dua bagian pasir beton bersama
dengan bahan pengisi yang tidak susut, yang disetujui Direksi, dalam jumlah
yang diperinci oleh pabrik dan dengan air yang cukup sehingga sesudah bahan-
bahan spesi dicampur akan melekat satu sama lain dan apabila diremas-remas
menjadi bola dan ditekan dengan tidak akan mengeluarkan air. Spesi penambal
harus dikerjakan dengan lapisan-lapisan yang tipis dan selalu dipadatkan dengan
alat yang cocok.
Bahan serta campuran yang mencapai mutu beton yang disyaratkan dipakai standar
bagi pelaksanaan dan setiap kali akan diadakan percobaan pendahuluan juga.
Jika tidak ditentukan lain oleh direksi jumlah benda uji adalah 20 buah yang dapat
diambilkan dari beton-beton yang dicor pada tarif permulaan pekerjaan seperti untuk
bagian-bagian konstruksi non structural ataupun yang direncanakan dengan mutu BI
(yang ditegaskan dalam gambar).
alau jumlah benda uji tidak mungkin diambil sebanyak itu maka harus diambil
sedemikian rupa secara random dan dengan perhitungan statistik yang sesuai.
Pemeriksaan benda-benda uji dapat dilaksanakan pada umur beton yang kurang dari
28 hari dengan memperlihatkan perbandingan kekuatan beton pada berbagai umur
seperti dibawah ini :
Umur beton 3 7 14 21 28
(hari)
Selama masa pelaksanaan, mutu beton harus diperiksa secara kontinue dengan
mengambil dan memeriksa benda-benda uji.
Untuk pekerjaan beton dengan masing-masing mutu beton lebih besar dari 60 m3 maka
harus dibuat 1 benda uji untuk 5 m3 beton dengan minimum 1 benda uji tiap hari serta
39
untuk tahap permulaan 1 benda uji untuk 3m3 agar segera terkumpul 20 benda uji.
Mutu beton dianggap memenuhi syarat apabila dipenuhi syarat-syarat berikut :
(1) Tidak boleh lebih dari 1 nilai diantara 20 nilai hasil pemeriksaan benda uji
berturut-turut kurang dari ’ bk.
(2) Tidak boleh satupun nilai rata-rata dari 4 hasil pemeriksaan benda uji berturut-
turut terjadi kurang dari (’ bk + 0,82 Sr).
(3) Selisih antara nilai tertinggi dan terendah diantara 4 hasil pemeriksaan benda uji
berturut-turut tidak boleh lebih besar dari 4,3 Sr.
(4) ’ bk = ’ bm – 1,64 s
s = deviasi standar
Apabila salah satu syarat diatas tidak dipenuhi maka Kontraktor wajib menyelidikinya
sebab-sebab dari penyimpangan serta melaporkan hasilnya kepada Direksi disertai usul-
usul mengenai perbaikan-perbaikan selanjutnya dan pengecoran beton harus segera
dihentikan.
Pada pekerjaan beton dengan jumlah dari masing-masing mutu beton kurang dari 60
m3 dipakai konstruksi sebagai berikut :
(1) Internal pengambilan benda uji kira-kira sama. Apabila disebabkan alasan
tertentu pengumpulan 20 benda uji tidak dapat tercapai maka Direksi dapat
mempertimbangkan lain dan pengambilan benda uj boleh kurang dari 20 buah
asal pengambilan dilakukan pada interval waktu yang kira-kira sama sehingga
randominasi dapat dicapai dengan baik.
(2) Apabila yang terkumpul kurang dari 20 maka beton dianggap memenuhi syarat
apabila nilai rata-rata dari setiap 4 hasil pemeriksaan benda uji berturut-turut
lebih besar (’ bk + 0,82 Sr). Agar dalam waktu singkat sudah ada gambaran
tentang mutu beton maka dianjurkan untuk membuat benda uji untuk diperiksa
pada umur 3 dan 7 hari. Tetapi penilaian mutu beton tetap pada umur 28 hari.
Tindakan yang diambil bila dari pemeriksaan benda uji tidak memenuhi syarat:
(1) Jika pengecoran belum selesai maka pengecoran harus dihentikan dan dalam
waktu singkat diadakan percobaan non destruktif pada bagian konstruksi yang
dianggap meragukan. Untuk itu dapat dilakukan pengujian dangan concrete
tester atau mengambil benda uji dari bagian konstruksi (pada tempat-tempat
40
yang tidak terlalu banyak mempengaruhi kekuatan konstruksi dan harus dibawah
pengawasan seorang ahli).
Mutu beton dianggap memenuhi syarat dan pengecoran bias dilanjutkan apabila
kekuatan tekan beton karakteristik minimal sama dengan 80 % dari nilai
kekuatan beton karakteristik yang disyaratkan.
(2) Apabila tidak dipenuhi persyaratan diatas maka dapat diambil percobaan
pembebanan langsung dan dianggap memenuhi syarat dan pengecoran bisa
dilanjutkan bila kekuatan beton karakteristik minimal sama dengan 70 % dari nilai
yang disyaratkan.
(3) Apabila syarat-syarat diatas masih belum terpenuhi maka harus dicari
pemecahan, misal dengan memberikan kekuatan-kekuatan yang dapat
dipertanggungjawabkan. Apabila tidak bias dilaksanakan demikian, baru bagian
konstruksi yang meragukan tersebut dibongkar.
(4) Semua biaya yang dikeluarkan harus ditanggung oleh Kontraktor karena hal
tersebut dianggap disebabkan oleh kesalahan Kontraktor.
Benda uji dibuat dengan bentuk kubus (15 cm atau 20 cm) atau silinder diameter 15 cm
hingga 30 cm dan perbandingan kekuatan tekan dapat dilihat sebagai berikut :
Kubus 15 x 15 x 15 cm 1.00
Kubus 20 x 20 x 20 cm 0.95
Silinder 15 x 30 cm 0.83
Pada benda uji kubus , harus dibuat dengan mempunyai dua dinding yang berhadapan
dan dapat terdiri dari plat baja, kaca dan sebagainya yang permukaannya rata (kayu
tidak boleh dipakai). Cetakan diolesi sebelumnya dengan vaselin, lemak atau minyak
agar mudah dilepas dari betonnya. Kemudian diletakkan diatas bidang alas rata yang
tidak menyerap air.
Pada adukan beton yang encer, adukan beton diisikan ke dalam cetakan dalam 3 lapis
yang kira-kira sama tebalnya dan masing-masing lapis ditusuk 10 kali dengan tongkat
baja diameter 16 mm dengan ujung yang dibulatkan.
41
Pada adukan beton yang kental cetakan harus diberi sambungan tambahan keatas
kemudian adukan diisikan sekaligus. Selanjutnya adukan dipadatkan sesuai dengan cara
pelaksanaannya nanti.
Jarum penggetar harus dimasukkan sentries tanpa menyentuh dasar cetakan. Kubus-
kubus uji yang baru saja dicetak harus disimpan ditempat yang bebas dari getaran dan
ditutupi dengan karung basah selama minimal 24 jam dan setelah catakannya dilepas
maka harus diberi tanda dan disimpan pada tempat yang mempunyai suhu sama
dengan udara luar.
Pada pengujian, tekanan dikerjakan pada bidang yang rata dan tekanan berangsur-
angsur dinaikkan dengan kecepatan 6-4 kg/cm2 tiap detik. Sebagai beban hancur dari
kubus beban tertinggi yang ditunjukkan oleh pesawat penguji tersebut tidak boleh
mempunyai kesalahan yang melampaui 3 % pada setiap pembebanan diatas 10 %
dari kapasitas maksimum.
Seluruh pemasangan, lining dan paving batu yang perlu dibangun menurut spesifikasi
ini dan seluruh maksud yang bertalian yang mungkin ditentukan oleh Direksi, harus
terdiri dari bahan-bahan yang dirinci disini.
Syarat-syarat dan ketentuan yang dinyatakan disini akan berlaku untuk semua
pekerjaan pasangan batu, kecuali kalau diubah oleh Direksi untuk suatu pekerjaan
tertentu.
2.5.1.2 Batu
Semua batu untuk pekerjaan pasangan batu harus sesuai dengan syarat-syarat dan
ketentuan-ketentuan yang dinyatakan untuk batu yang dirinci dalam Spesifikasi ini.
42
2.5.2.1. Komposisi Adukan
Adukan untuk pekerjaan batu harus terdiri dari satu semen berbanding empat bagian
pasir (keadaan lepas), kecuali bila ditentukan dan diperintahkan lain oleh Direksi,
dengan air yang cukup untuk mendapatkan kekentalan yang sesuai untuk pemakaian.
(2) Spesi/adukan akan dicampur hanya jika bahan-bahan cukup untuk segera dipakai
dan jika tidak dipakai dalam waktu 30 menit setelah penambahan air harus
dibuang. Pencampuran didalam adukan harus dibersihkan dan harus dicuci
dengan setiap akhir kerja setiap hari.
2.5.2.3. Pemasangan
(1) Cara dan perlengkapan untuk pengangkutan batu dan adukan akan sedemikian
rupa sehingga tidak akan menunda pemakainan adukan.
(2) Batu tidak boleh dipasang pada waktu hujan yang cukup deras atau cukup lama
untuk menghanyutkan adukan. Adukan yang telah dihamparkan yang luluh oleh
hujan harus disingkirkan dahulu dan diganti sebelum mengeras sepenuhnya.
2.5.2.4. Penyelesaian dan Penyempurnaan
Semua batu harus dipasang dengan baik dan bagian mukanya rata, tumpukan batu
yang diisi adukan harus saling mengisi kekosongan dan saling mengikat, garis-garis
vertikal lurus dan permukaan yang baik, kecuali bila ditunjukkan lain dari gambar atau
atas petunjuk Direksi.
2.5.2.5. Perawatan
Semua pekerjaan batu yang memakai spesi/adukan harus dirawat dengan air (water
curing) atau cara lain yang diterima. Semua cara dan pelaksanaan Kontraktor
untuk perawatan bagian-bagian dari pekerjaan harus disetujui Direksi.
Jika perawatan dilakukan dengan air, pekerjaan batu harus tetap basah paling tidak
selama 14 hari, (kecuali ditentukan dilain bagian dari spesifikasi ini) dengan
menutupi dengan bahan yang menyerap air.
2.5.2.6. Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran dan pembayaran untuk segala pekerjaan pemasangan batu yang
dimintakan akan dilaksanakan menurut harga satuan yang ditawarkan dalam Daftar
Kuantitas dan Harga yang mana harus sudah mencakup, tetapi tidak terbatas pada
biaya untuk air, semen, pasir dan harga pembelian batu, penggolongan,
penggangkutan, penyiapan untuk penempatan, perawatan, perlindungan,
43
penyempurnaan dan pembetulan permukaan batu serta segala pelaksanaan lainnya,
prosedur-prosedur dan kebutuhan-kebutuhan yang perlu untuk menyelesaikan
pekerjaan batu sesuai spesifikasi ini.
1. Tanah dasar
Tanah dasar adalah permukaan tanah asli, permukaan galian atau permukaan
tanah timbunan yang merupakan permukaan dasar untuk perletakan bagian-
bagian perkerasan lainnya.
2. Lapis Pondasi Bawah
Lapis pondasi bawah adalah bagian perkerasan yang terletak antara lapis
permukaan dan lapis pondasi bawah.
Lebar dan tebalnya seperti yang disebutkan dalam gambar rencana.
3. Lapis Pondasi
Lapis pondasi adalah bagian perkerasan yang terletak antara lapis permukaan
dan lapis pondasi bawah.
Lebar dan tebalnya seperti yang disebutkan dalam gambar rencana.
4. Lapis Permukaan
Lapis permukaan adalah bagian perkerasan yang paling atas.
Lebar dan tebalnya seperti yang disebutkan dalam gambar rencana.
Bahan-bahan harus mengikuti persyaratan-persyaratan yang telah ditentukan.
- Asphalt yang digunakan adalah asphalt semen dengan angka penetrasi 60 – 70.
Bahan asphalt dari tipe lain hanya boleh dipakai setelah ada ijin dari Direksi.
44
2.6.2. Konstruksi Jalan
2.6.2.1. Sirtu
- Persyaratan gradasi dan mutu bahan sirtu sesuai dengan RKS Umum.
2.6.2.2. Gelar Macadam
- Ketebalan lapisan macadam setelah dipadatkan harus sesuai dengan peil rencana
dalam gambar bestek.
2.6.2.3. Sosot Berat
- Menggunakan aspal panas 60/70 sebanyak 2,3 kg/m2.
45
e. Gradasi
- Kelalaian pemborong untuk memeriksa Asphalt Mixing Plant (AMP-nya) secara
teratur dan terus menerus sehingga pekerjaan selesai, dapat mengakibatkan
ditolaknya pekerjaan dengan segala akibat ditanggung oleh pemborong.
- Peil control lapisan hotmix dilaksanakan pada setiap profil melintang dan
memanjang. Diambil minimal 3 (tiga) titik pada seprofil melintang. Hasil yang
didapat :
- Peil keretakan lapisan hotmix (toleransi 1 cm)
- Panjang, lebar dan luas lapisan hotmix
46
2.6.2.8. Pekerjaan Jalan Setapak dan atau Jalan Lingkungan Dari Beton
- Konstruksi untuk jalan orang/setapak dan atau jalan Lingkungan dibuat dari
Beton dengan campuran 1 PC : 2 Ps : 3 Sp di cor langsung diatas lapisan pasir
yang telah dipadatkan terlebih dahulu.
- Lapisan beton tumbuk ini tidak merupakan plat beton yang menerus, tetapi
terputus luas satu lapisan merupakan empat persegi panjang dengan ukuran (1,5
– 2) m. Lapisan yang satu dengan yang lainnya dibuat alur yang lebarnya tidak
lebih dari yang lebarnya 1,5 cm.
- Plesteran pada permukaan plat tersebut tidak diperbolehkan sama sekali, jadi
sebelum beton tersebut mengering harus sudah dilaksanakan
perapihan/pengeringan.
- Setelah selesai pengecoran harus dilakukan perawatan dengan menjaga
kebasahannya agar tidak terjadi pengeringan yang mendadak penyiraman beton
setelah pengecoran 7 (tujuh) hari setelah pengecoran.
- Setelah pelat beton mengeras (kurang lebih 7 hari) setelah pengecoran diatas
plat beton diadakan penyosotan dengan aspal panas.
- Sedang plat beton yang disosot tersebut harus dibersihkan dari bahan-bahan
lepas dari kotoran-kotoran serta harus dalam keadaan kering.
- Aspal panas yang disosotkan diatas plat beton tersebut adalah sebanyak 1,5
kg/m2.
- Diatas sosotan aspal tersebut ditaburi merata dengan pasir beton/abu sebanyak
0,005 m3/m2.
47
2.7.2. Pengajuan dan Persetujuan
a) Kontraktor harus mengajukan laporan pengujian pabrik yang menunjukkan kadar
kimia dan pengujian fisik untuk setiap mutu baja yang digunakan dalam
pekerjaan. Jika ini tidak tersedia maka Direksi Pekerjaan harus memerintahkan
Kontraktor untuk melaksanakan pada sebuah lembaga pengujian yang disetujui,
pengujian yang diperlukan untuk menetapkan mutu dan sifat lain dari baja. Hal
ini harus diajukan dengan atau sesuai dengan sertifikat pabrik.
b) 3 (tiga) salinan dari semua Gambar Kerja terinci yang disiapkan oleh atau atas
nama Kontraktor harus diajukan kepada Direksi Pekerjaan untuk persetujuannya.
Persetujuan ini tidak mutlak membebaskan Kontraktor dari tanggung jawab
pekerjaan menurut Kontrak tersebut.
Bahan-bahan harus dilindungi dari pengkaratan dan kerusakan lainnya dan harus tetap
bebas dari kotoran, minyak, lemak, dan bahan-bahan asing lainnya. Permukaan yang
akan dicat harus dilindungi dengan seksama baik di bengkel pabrik maupun dilapangan.
Uliran untuk penyetelan harus dilindungi dari kerusakan.
2.7.4. Bahan-bahan
1) Baja Struktur
Kecuali ditunjukkan lain pada Gambar, baja karbon untuk pelaksanaan paku
keling, baut atau dilas harus sesuai dengan persyaratan AASHTO M183M-90 :
48
Structural Steel. Baja ini harus mempunyai suatu tegangan leleh minimum
sebesar 250 N/mm2 dan suatu tegangan tarik sampai putus minimum sebesar
400 N/mm2. Mutu dari baja, dan data yang berhubungan lainnya harus ditandai
dengan jelas pada unit-unit yang menunjukkan identifikasi selama fabrikasi dan
pemasangan.
5) Sertifikat
Semua bahan baku atau proses pencetakan yang dipasok untuk pekerjaan harus,
bilamana diminta oleh Direksi Pekerjaan, disertai sertifikat dari pabrik
pembuatannya yang menyatakan bahwa bahan tersebut telah di produksi sesuai
dengan formula standar dan memenuhi semua ketentuan dalam pengendalian
mutu dari pabrik. Sertifikat harus menunjukkan semua hasil pengujian sifat-sifat
fisik dari bahan baku, dan diserahkan ke Direksi Pekerjaan tanpa biaya tambahan.
Ketentuan ini harus digunakan, tetapi tidak terbatas pada produk-produk yang
dirol atau bagian-bagian, baut, bahan dan pembuatan landasan (bearing)
jembatan dan galvanisasi.
2.7.5. Pelaksanaan
i. Perakitan Bengkel
ii. Sambungan Baut (selain daripada Baut Geser Tegangan Tinggi)
Baut Geser Tegangan Tinggi
49
iii. Pengelasan
Prosedur pengelasan untuk las di bengkel dan di tempat kerja, termasuk
keterangan mengenai persiapan tepi paduan harus diajukan, secara tertulis, untuk
persetujuan Direksi Pekerjaan sebelum memulai pekerjaan. Tidak ada prosedur
pengelasan yang disetujui atau rincian yang terlihat pada Gambar, akan dibuat
tanpa persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
iv. Pengangkutan
Setiap bagian harus dicat atau ditandai dengan suatu tanda pemasangan untuk
identifikasi dan suatu diagram pemasangan harus dilengkapi oleh Kontraktor
dengan tanda-tanda pemasangan yang terlihat padanya.
Bagian struktur harus dibebani dengan suatu cara yang sedemikian hingga dapat
diangkut dan dibongkar pada tujuannya tanpa mengalami deformasi, atau
kerusakan lainnya yang berlebihan. Baut dengan suatu ukuran panjang dan
diameter dan mur lepas atau ring dari setiap ukuran harus dikemas secara terpisah.
Pin, bagian kecil dan kemasan, baut, ring dan mur harus diangkut dalam kotak, krat
atau kubah, tetapi berat kotor dari setiap kemasan tidak boleh melebihi 150 kg.
Suatu daftar dan uraian dari bahan-bahan tersebut harus ditandai secara sederhana
pada bagian luar dari setiap kemasan pengangkutan.
v. Pengecatan dan galvanisasi
Semua komponen Gelagar Baja Komposit termasuk balok, pelat, baut, ring,
diafragma dan sejenisnya harus dicelup dengan galvanisasi secara panas sesuai
dengan ASTM A123-89.
vi. Peralatan dan Perancah
Kontraktor harus menyediakan setiap perancah, termasuk turap sementara, semua
alat-alat, mesin dan peralatan termasuk pin pelebar dan baut penyetel, yang
diperlukan untuk penanganan dari pekerjaan ini. Perancah dan turap sementara
harus dirancang, dibangun dan dipelihara secara layak untuk membawa setiap
pemasangan yang dilaksanakan dan gaya-gaya permanen.
vii. Pembongkaran Perancah dan Struktur Yang Ada
Kontraktor akan membongkar sebagian atau seluruhnya dari setiap struktur yang
seperti terlihat pada Gambar atau sebagaimana diarahkan oleh Direksi Pekerjaan.
Bahan-bahan yang dibongkar atau diselamatkan harus ditangani secara sangat hati-
hati untuk menghindari kerusakan dan harus dibersihkan serta dipindahkan untuk
ditumpukkan seperti diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
Bahan-bahan yang dibongkar dan tidak akan diselamatkan atau digunakan dalam
pekerjaan harus dikeluarkan dari tempat kerja untuk dibuang. Bila suatu struktur
yang ada akan dibangun kembali, maka harus dibongkar tanpa kerusakan yang
berarti dan bagian pasangan ditandai serta ditimbun dengan hati-hati.
viii. Perakitan Pekerjaan Baja
a) Komponen Fabrikasi dari Kontraktor
50
Bagian-bagian harus dirakit secara seksama seperti terlihat pada rancangan
dan setiap tanda yang berpasangan harus diikuti. Bahan
b) Komponen Yang disediakan Pemilik
Komponen yang disediakan oleh pemilik harus dipasang dengan hati-hati
dan teliti sesuai dengan buku petunjuk dan Gambar yang disediakan pabrik
pembuatnya.
51
a. Bahan yang digunakan untuk panil penutup dinding adalah papan kayu
sedangkan bahan yang digunakan untuk pintu adalah plywood, dengan
jenis Teak Plywood dengan muka berkualitas baik untuk tampak. Tiap
lembar Plywood yang digunakan harus mempunyai tanda/cap dari pabrik
yang dikenal.
b. Semua pengikat berupa paku, sekrup, baut, kawat dan lain-lainnya harus
digalvanisasi sesuai dengan NI – 5.
53
SPESIFIKASI TEKNIS
PENGADAAN PIPA DAN ACCESSORIES
Lingkup pekerjaan untuk paket ini adalah mengadakan dan menyediakan seluruh pipa, fitting dan
accesoriesnya seperti yang ditentukan dalam daftar kuantitas bahan, termasuk semua baut-baut, mur,
packing karet, ring-ring, serta bahan-bahan pendukung lainnya yang diperlukan untuk paket ini.
1. PERSYARATAN UMUM
1.1. Kualitas Bahan
Pipa, fitting dan accessories yang telah dapat diproduksi di Indonesia, harus dilampiri dengan
Surat lzin Penggunaan Sll (Standard Industri Indonesia)/ SNI (Standard Nasioial Indonesia) dan
Departemen Perindustrian, oleh produsen/pabrik pembuat serta dapat menunjukkan pengalaman
sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun.
Bahan pipa yang diadakan/ditawarkan dapat berlainan dengan bahan yang tercantum dalam
spesifikasi teknis ini, dengan persyaratan bahwa kualitasnya secara keseluruhan sekurang-
kurangnya harus sama dengan yang tercantum dalam persyaratan teknis bagian 2.1. Untuk pipa
PVC dan bagian 2.2. untuk pipa-pipa baja, serta harus dilengkapi dengan gambar-gambar detail
sambungan (Detail Junction) termasuk didalamnya ukuran dan spesifikasi dari bahan yang
digunakan.
Seluruh pipa, fitting dan accesoriesnya harus sesuai dan dapat digunakan di daerah tropis dengan
temperatur air antara 20° s.d 30° dan derajat keasaman (pH) antara 6 s.d 8. Seluruh pipa, fitting
dan accesoriesnya akan ditanam dalam tanah, kecuali untuk kebutuhan hal-hal yang khusus.
54
Jika terjadi perbedaan antara Standar Indonesia (Sll) dengan Standar Intemasional, maka Standar
Indonesia yang akan berlaku dan jika standar Indonesia tidak menetapkan kriteria/persyaratan
yang dibutuhkan, maka dapat digunakan persyaratan yang sesuai dengan Standard Internasional
seperti di atas.
55
Fitting-fitting dari bahan "Cast Iron", Ductile Iron atau "Grey Iron" yang digunakan untuk
pipa PVC, harus sesuai dengan SII/SNI 0598-81 atau ISO 2531 dengan sistem hubungan
mekanikal (Mechanical Joint).
Flange Socket (ujung-ujung flange dan socket) dipakai untuk menyambung bagian-bagian
dan pipa PVC ke flange pada pekerjaan pipa.
Fitting-Fitting dari bahan cast iron, ductile iron atau grey iron yang ditanam dalam tanah
harus dilindungi bagian dalam dan luar terhadap karat, dengan lapisan bitumen atau
Epoxy dengan ketebalan untuk bagian dalam minimum 0,04 mm. Pelapis bagian dalam
hams telbebas dari racun dan bau.
2.1.4. Bahan Penyambung Pipa
Rekanan harus melengkapi dan menyediakan bahan pelumas dan cairan pembersih,
sesuai dengan jumlah yang direkomendasikan oleh pabrikasi
pembuatnya/manufaktur. Jumlah yang harus disediakan ditambah dengan 15 % sebagai
cadangan untuk kelebihan pemakaian dan harus disebutkan jumlah per paketnya.
Karet Penutup harus tahan terhadap microorganisme dan semua zat-zat yang dikandung
oleh air dan tahan dalam keadaan normal. Cincin-cincin penutup yang dibuat dari
styrene butadience harus sesuai dengan standar yang ada. Cincin karet penutup harus
dilengkapi dengan jumlah yang cukup ditambah 5 % cadangan.
Pelumas untuk cincin karet harus tidak membahayakan, tidak menimbulkan rasa atau
warna pada air minum disamping juga tidak akan mempengaruhi kesehatan.
2.1.5. Pengujian
Sesuai penyaratan SII/SNI 0344, setiap pipa dan fitting harus mampu terhadap
pengujian tekanan hidrostatis sebesar 4,2 kali dari tekanan kerja pipa selama 1 jam
pada 20° tenperatur air. Pipa dan fitting yang bocor atau yang rusak dan tidak bisa
diperbaiki lagi, harus diganti dengan yang baru.
2.1.6. Pemberian Tanda
Pada bagian luar setiap pipa fittingnya harus diberi tanda yang meliputi:
- Diameter nominal dalam mm
- KlasPipa
- Nama pabrik pembuat/manufaktur
- Merek dagang serta waktu (bulan dan tahun) manufaklur/
pembuatnya.
Setiap pipa lengkung (Bend dan Elbow) juga diberi tanda seperti tersebut di atas
termasuk besar sudut lengkungnya pada setiap sisi.
Setiap pemberian tanda tersebut tidak boleh mempengaruhi segi kekuatan pipa dan
fitting-fittingnya.
56
2.2. Pipa Baja dan Perlengkapannya
2.2.1. Umum
Pipa Baja harus memenuhi standar kualitas yang ditetapkan dalam Sll 0161-81 atau
AWWA C 201-202 dan Standard Intemasional lain yang sama atau lebih tinggi.
1
Untuk pipa baja galvanis dengan diameter nominal (DN) / 2 inchi — 6 inchi
menggunakan kelas medium.
Bahan pipa harus dimanufaktur dan baja, yang berdasarkan hasil analisis menunjukkan
bahwa kadar air sulfurnya (S) tidak melebihi 0,05 % dan kadar phosfor (P) tidak melebihi
0,05 %.
Panjang standar pipa harus 6 m, dengan toleransi tidak melebihi 6 mm atau disesuaikan
dengan standar lain yang dapat diterima. Setiap pipa harus diuji di pabrik, dengan
pengujian tekanan hidrolis minimum sebesar 50 atm, jika ada pipa yang gagal atau rusak
dalam pengujian tekanan hidrolis tersebut, harus diganti dengan yang baru.
57
Bengkokkan baja yang dibentuk, tidak boleh digunakan untuk pipa yang diameter nominal
kurang dari 450 mm dan hanya dalam kondisi yang sangat terpaksa. Untuk pipa dengan
diameter nominal kurang dan 450 mm dapat digunakan perlengkapan pipa dan material
jenis DCIP. Seluruh detail rencana untuk perlengkapan pipa harus diajukan serta diuji
oleh Direksi / Pemberi Tugas terlebih dahulu.
58
Pelindung luar pipa dan perlengkapannya harus terdiri dari lapisan primer dan lapisan
bagaian luar sesuai dengan standar yang ada.
Sebelum penggunaan bahan-bahan pelindung luar, permukaan bagian luar pipa harus
bersih dan bebas dari minyak, cat, oli, serpihan las, kerak, ujung yang tajam dan
karat yang menggunakan sikat baja atau sandbalsting.
Untuk pipa yang akan dipasang di atas permukaan tanah harus dicat dasar sebagai
pelapis primer dan kemudian dilapisi dengan cat, pelindung epoxi. Sedangkan untuk pipa
yang akan ditanam di tanah, disamping dilapisi dengan cat dasar juga dengan coal tar
enamel dua lapis.
Pelindung dalam pipa dan pelengkapnya harus sesuai dengan standar AWWA C-205 atau
BS S - 534, dengan menggunakan bahan pelapis "Cement Mortar".
Pelindung dalam pipa tidak boleh mengandung bahan yang larut dalam air serta beracun
dan dapat menimbulkan rasa dan bau pada air minum setelah pembersihan pipa
(Flushing).
Pelapisan permukaan bagian dalam pipa dilakukan secara sentrifugal dengan
membersihkan dahulu permukaan pipa dari serpihan, karat, kotoran atau bahan
lainnya yang tidak dikehendaki. Ketebalan lapisan cement mortar harus berkisar antara
6 mm s/d 10 mm untuk ukuran diameter minimal pipa antara 100 mm s/d 900 mm.
Setelah pelapisan bagian dalam pipa selesai, ujung-ujung pipa harus ditutup sampai
dengan saat pengiriman dan pengangkutan serta ditandai dengan tanggal pelaksanaan
pelapisan pada setiap batangan pipa.
2.1. Polyethiline (PE) yang lebih dikenal dengan pipa plastis berisi PE merupakan
plastis yang dibuat melalui temperature tingggi, artinya pembuatan pipa baik
bentuk maupun dimensi dilakukan selama tahap pelelehan metarial resin.
2.2. Bahan utama pipa ini terbuat dari HDPE resin minimal 92,5 % ditambah
bahan pembantu.
2.3. Penyedia barang/jasa harus menyediakan perpipaan dari semua material
sebagaimana dirinci dan ditunjukkan dalam daftar kuantitas bahan.
59
Semua pipa, fitting, valve dan perlengkapan lainnya harus sesuai dengan
pemakaian di daerah tropis, beriklim lembab dan bersuhu udara 32oC.
2.4. Penyedia barang/jasa harus menyediakan Sertifikat Jaminan Barang dari
pabrik pembuat yang menyatakan bahwa barang tersebut sesuai dengan
kebutuhan yang dirinci dalam spesifikasi teknis. Penyedia barang/jasa
juga harus menyampaikan tentang laporan hasil uji kimiawi dan fisik yang
telah dilakukan di pabrik, serta melakukan pengujian setelah pipa dikirim
dan sampai di lokasi.
2.5. Standar
a. Semua material yang ditawarkan harus produksi dalam negeri dengan
standar SNI 06-4829-2005. Bila ternyata belum ada SNI untuk produk
tertentu atau belum dibuat di dalam negeri, maka yang ditawarkan
dapat menggunakan standard lain, dengan syarat bahwa kualitas
keseluruhan sekurang-kurangnya sama dengan apa yang ditetapkan
dalam dokumen lelang ini.
b. Semua material yang dikirim harus seratus persen baru (bukan
material bekas), dalam keadaan baik dan memenuhi syarat spesifikasi
teknis yang ditentukan.
c. Penyedia barang/jasa harus menyediakan dan menyertakan semua pipa
dan fitting, valve, coupling, meter, mur, baut, gasket, material
penyambung dan bahan pelengkap sebagaimana dirinci dalam Daftar
Kualitas dan Bahan atau dalam gambar / drawing.
2.6. Standard yang dapat diterima adalah :
SNI 06-4829-2005 Pipa polietilena untuk air minum
SNI 06-4821-1998 Metode pengujian dimensi pipa polietilena
untuk air minum
SNI 06-2552-1991 Metoda pengambilan contoh uji pipa PVC
untuk air minum
SNI 19-6783-2002 Spesifikasi desinfeksi perpipaan air bersih
ISO 4427 :1996 Polyethylene pipes for water supply
spesifications
ISO 6964-1986 Polyolefin pipes and fittings – Determination
of
carbon black content by calcinations pyrolysis
– Test method and basic spesification
ISO / TR 10837 – 1991 Determination of the thermal stability of
polyetilene for us in gas pipes and fitting’s
ISO 11420 : 1996 Method for the assesment of the degree of
carbon black dispersion in polyolefin pipes,
fittings and compound’s
ISO 6259 / 1985 Pipe for polyethylene – Part 1 :
Determination of tensile properties
ISO 3126 : 1974 Plastic pipe – measurement of dimension
ISO 1167 : 1996 Thermoplastic pipes for the conveyance of
60
fluids – resistance to internal pressure –
Test Method
ISO 1133 : 1991 Plastic – Determination of the melt mass – flow
rate (MFR) and melt volume flow rate (MVR)
of thermoplastics
ISO 2505 -1-1994 Thermoplastics pipe – Longitudinal reversion –
part 1 : determination methods
ISO 3607 : 19977/E Tolerances on outside diameters and wall
thickenesses
AS / NZS 4130 : 97 Polyethylene pipes for pressure aplication
ASTM D 3350 – 1999 Standard spesification polyethylene plastics
pipe and fittings material
JIS 6762 – 1998 Double wall polyethylene pipes for water
supply.
2.7. Diameter Pipa
a. Diameter pipa yang dipakai sesuai dengan yang dirinci dan
ditunjukkan dalam daftar kuantitas bahan.
b. Ovalitas pipa di pabrik setelah ekstrusi namun sebelum digulung
harus sesuai dengan kelas N.
c. Untuk diameter luar nominal ≤ 75, toleransi sama dengan (0,008dn + 1)
mm, dibulatkan menjadi 0,1 mm, dengan angka minimum 1,2 mm
d. Untuk diameter luar nominal > 75 tetapi ≤ 250, toleransi sama dengan
0,02dn, dibulatkan menjadi 0,1 mm
e. Untuk diameter luar nominal > 250, toleransi sama dengan
0,035dn, dibulatkan menjadi 0,1 mm
f. Garis tengah minimum sebuah drum bagi pipa yang digulung harus 18 dn
dan pipa jangan sampai menjadi kaku. Bagi pipa yang digulung,
diperlukan peralatan untuk penggulungan ulang
2.8. Tekanan kerja
Semua pipa dan alat penyambung harus didisain untuk menerima tekanan
kerja minimum sebesar 0.98 Mpa (10.0 kg/cm2).
2.9. Kelas Pipa
a. Panjang pipa bentuk batangan lurus atau gulungan tidak boleh
kurang dari persetujuan antara pemasok dan pengguna barang dengan
toleransi
± 0,05 m. Diameter drum gulungan minimum harus 18 x dn.
b. Ketebalan diameter luar pipa harus mengacu kepada SNI 06-4829-
2005 tentang pipa PE untuk air minum.
c. Jenis Kelas Pipa Yaitu HDPE – PE 100, PN 12,5, SDR – 13,6
d. Pipa harus memenuhi persyaratan uji hidrostatik yang diberikan
sebagaimana tabel dibawah ini.
61
Ketahanan Hidrostatik Pipa
Catatan :
1) Hanya kegagalan rapuh yang diperhitungkan
e. Pecah karena rapuh (britle failure) pada kurang dari 165 jam adalah
merupakan kegagalan. Jika pengujian dilaksanakan pada 165 jam
ternyata gagal dalam bentuk kenyal (ductile), uji ulang supaya
dilaksanakan pada tegangan yang lebih rendah. Tegangan uji yang baru,
dan waktu kegagalan minimum yang baru supaya dipilih
sebagaimana tabel dibawah.
PE 80 PE 100
Tegangan Waktu Kegagalan Tegangan Waktu Kegagalan
MPa Minumum (jam) MPa Minumum (jam)
4.0 1000
62
yang tercantum dalam Bill of Quantity.
b. Semua fitting harus dari jenis injection molded atau heat process
(pencetakan atau proses panas) dan didesain dengan karakteristik
dan kekuatan yang sama dengan pipa yang disambung.
Semua fitting yang dapat digunakan harus sesuai dengan rekomendasi dari
pabrik pipa yang digunakan.
A. Flange
a. Jika tidak ditentukan, maka ukuran dan pelubangan dari semua flange pada
pekerjaan pipa harus disesuaikan dengan ketentuan-ketentuan dari SII O598-
81.
b. Bagian leher dan bagian rata dari flange yang dilas St.37.2 sesuai dengan DIN 17-
100 atau standar lain yang sama. Flange yang buntu St. 37.1 sesuai dengan
standar yang sama.
c. Semua flange harus direncanakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan lain yang
ada pada spesifikasi teknis ini, dan harus mempunyai celah-celah tempat sesatan
gasket untuk menjamin sambungan yang kedap air.
d. Setiap flange tunggal harus diberi tanda sesuai dengan diameter nominal dalam
mm, nama pabrik pembuatnya atau merek dagang dan tahun pembuatnya.
B. Gasket
Gasket untuk flange harus sesuai dengan standar ISO 4633-1983 serta mempunyai
diameter yang sama dengan masing-masing luar flange dan harus dilengkapi dengan
bentuk lubang yang sama dengan bentuk flange.
Gasket flange harus terbuat dari karet, diperkuat dengan satu atau dua lapis
perantara. Ketebalan 3 mm dan harus dapat menahan arus listrik.
C. Flange Adaptor
Rekanan harus menyediakan semua adaptor untuk keperluan sambungan dari berbagai
diameter dan material. Detail penyusunan bahan, rencana dan letak semua adaptor pipa
harus diketahui Dereksi untuk disetujui sebelum dirakit.
63
2.2.10. Baut, Mur dan Washer
Baut, Mur dan Washer untuk hubungan/sambungan flange harus terbuat dari baja galanis
yang dipanaskan sesuai dengan ISO 1461. Baut dan mur harus sesuai dengan ISO/R.
898.
Panjang ulir dari batas akhir mur dalam putaran baut harus sebanding, atau paling tidak
harus sama dengan diameter baut.
Ukuran baut, mur dan washer harus sesuai dengan ukuran flange yang dipersyaratkan
pada Sll 0598-81 atau ISO 13-1978.
Untuk setiap flange pada perpipaan, fitting dan accesoriesnya, dengan pengecualian
untuk flange spigot dan flange-socket, harus dilengkapi dengan satu set lengkap baut,
mur dan washer.
Tekanan Kerja
Semua katup harus direncanakan untuk tekanan kerja tidak kurang dari 10 kg/cm 2. Setiap katup-
katup kalau ditutup kedap terhadap tekanan yang bekerja pada katup tersebut.
Katup-katup harus sesuai untuk pengoperasian yang sering melakukan penutupan maupun
pengontrolan aliran. Baik dioperasi untuk waktu yang lama, yang dijalankan pada sistem terbuka
maupun tertutup. Semua bagian-bagian katup yang berhubungan langsung dengan kimia harus
tahan terhadap karat yang ditimbulkan.
64
(i) Pelumasan
Semua katup-katup dan ulir yang dioperasikan dengan aliran air penuh harus dilumasi dari luar
secara tersendiri.
(iii) Operator
Katup-katup harus disediakan lengkap dengan tangki pemegang, roda pemegang rantai, magnetic
operator dan sebagainya seperti yang ditujukkan pada gambar pabrikasi. Katup-katup dapat
dibuka dengan cara memutar berlawanan dengan arah jarum jam atau panah penunjukkannya
yang dibuat oleh pabrik pembuatnya.
Gambar-gambar Pabrikasi
Rekanan harus mengajukan gambar-gambar pabrikasi (shop Drawing) kepada Direksi/Pemberi
Tugas untuk disetujui. Gambar-gambar tersebut harus mencakup:
a. Daftar dan urutan material
b. Detail seal dan bagian-bagian yang dapat berubah
c. Nama Pabriknya
d. Ukuran, Detail, baban dan tebal setiap item.
Rekanan harus mengajukan gambar-gambar dan pabriknya untuk setiap katup sesuai dengan
syarat-syarat yang ditentukan.
c. Katup-katup harus mampu dijalankan dengan aliran maksimum yang dapat terjadi pada aliran
pada keadaan-keadaan tertentu.
d. Mekanisme untuk setiap katup, kecuali jika ditentukan lain, diikat atau ditahan pada badan
katup dengan sepotong pemisah jarak. Mekanisme pengoperasian untuk katup-katup yang
lain hanis ditinggikan pada kedudukan lantai yang sesuai dan akan dioperesikan melalui
tangki yang sama seperti yang ditunjukkan dalam gambar pabrikasi dan persyaratan pada
65
AWWA C-504. Sumbu putar dari semua valve disc harus horizontal kecuali jika ditetapkan
lain.
e. Setiap mekanisne pengoperasian harus dapat diganti atau dapat diperiksa dan diperbaiki.
Cara pencegahan harus dibuat agar cakram tidak terkunci pada saat terbuka penuh atau pada
posisi ditutup rapat ketika mekanisme pengoperasian dihilangkan. Semua bagian
mekanisme pengoperasian harus selalu diperiksa, diatur, diperbaiki dan diganti.
f. Mekanisme pengoperasian untuk semua katup dapat melakukan penguncian, dengan arti
bahwa air tidak dapat mengakibatkan cakram bergerak dari posisi yang telah ditetapkan lain.
b. Katup penahan dengan diameter moninal 300 mm dan lebih besar harus dan jenis "non
slamming" dengan "Concreatic Spring Loaded Disc" atau " Conreatic Rubber Membrance".
c. Katup penahan dengan diameter lebih kecil dari 300 mm harus dibuat sedemikian rupa
sehingga cakram (disc) atau alat-alat lain sehingga pelengkapnya mudah dibuka dan diganti
tanpa harus membuka seluruh katup dan perpipaan.
d. Badan katup harus terdiri dari cor dengan kekuatan tarik minimum 2.200 kg/cm 3. Cakram
harus dari perunggu dengan besi cor atau perunggu seluruhnya.
e. Body seat harus dengan ulir cepat dan disekrup ke dalam kedudukan yang benar pada badan.
Muka dari cincin harus dihaluskan dengan mesin.
f Setiap katup harus mampu menahan tekanan hidrolis 20 kg/cm2 dengan ujung kepala besar.
Pengujian harus menunjukkan tidak adanya kebocoran pada logam dan sambungan.
66
3.5. Rumah Katup
Rumah katup harus dengan badan katup yang bulat, terdiri dari perunggu dan tekanan rata-rata
10 kg/cm2. Cakram harus dapat diperbaharui, katup-katup harus mempunyai batang terbuka,
roda-roda tangan yang sekrup dengan ulir. Kepala cakram dan seterusnya dibuat dari cor-coran
perunggu 85-5-5-5. Cakram harus dari campuran setengah lunak atau seperti yang disyaratkan
oleh pabrik pembuatnya.
b. Pemadam kebakaran berbadan besi cor, dilapisi seluruhnya dengan perunggu atau campuran logam
tahan karat, type pemadam kebakaran di atas tanah dan harus mempunyai lubang masuk 100 mm.
Setiap pemadam kebakaran harus dilengkapi pipa penyambung dengan pompa motor secara
langsung yang berukuran 100 mm. Setiap pemadaman kebakaran harus tahan tekanan kerja 10
kg/cm2 dengan katupnya dalam keadaan terbuka atau tertutup.
Gelang pengedap (Nipple) slang karet dibuat dari kuningan atau logam tahan karat. Pemadam
kebakaran pada bagian basah dilamuri kembali mengikuti petunjuk pabriknya, kecuali bagian atas
pemadam kebakaran tersebut sebelah luarnya harus dicat merah.
67
5. TEST BENCH
5.1. U m u m
Test bench adalah alat kalibrasi yang digunakan untuk mengukur akurasi/ketepatan dan
meteran air ½ ―, ¾ ‖, 1‖ perlengkapan test bench tersebut antara lain :
Inlet Valve
Manometer
Mechanical Clamp
Conecring Head
Vacum Valve
Flow Endicator
Tabung Ukur
Outlet Valve
Tangki Air
Meja Test Bench
Perpipaan
6. WATER METER
6.1. U m u m
a. Water meter yang dibutuhkan mempunyai Type Drinking Multijet, Dry Dial, Magnetic Drive,
Straight Line Reading, dengan Body Coper Alloy / Bronze (untuk ½ ― - 1 ½ ― stainles
spindle).
Water Meter Induk yang diameternya lebih besar dari 2" harus mempunyai Body Cast Iron.
b. Kemampuan uji Water Meter pada temperatur 40 °C mampu menahan Working Pressure minimal
sebesar 10 Kg/ Cm2.
68
c. Pada setiap Body Water Meter / bagian yang terlihat dari luar harus jelas kelihatan tanda panah
arah aliran ukuran merk.
Accuracy limit dan starting flow rate adalah maksimum yang diizinkan, sehingga tidak
diperbolehkan lebih besar dari nilai yang tersebut dalam tabel di atas.
69
d. Bahan-bahan yang digunakan harus tahan korosi baik langsung maupun tidak
langsung.
e. Bahan-baban yang digunakan harus tahan terhadap temperatur air, 40 °C.
f. Bahan pada bagian penutup, kepala, dan bahan Water Meter harus memenuhi syarat
kadar tembaga minimal 65 %.
g. Baut, skrup harus terbuat dari bahan tahan korosi.
70