Anda di halaman 1dari 70

1

SPESIFIKASI UMUM

1. Kontraktor harus melindungi pemilik dari atas paten lisensi karena hak cipta melekat pada barang,
bahan jasa yang digunakan atau disediakan kontraktor untuk pelaksanaan pekerjaan.
2. Apabila ada perbedaan standar yang disyaratkan dengan standar yang diajurkan kontraktor,
kontraktor harus menjelaskan secara tertulis kepada Direksi pekerjaan, sekurang – kurangnya 28
hari sebelum Direksi pekerjaan menetapkan setuju atau tidak
3. Dalam hal Direksi pekerjaan menetapkan bahwa standar yang diajurkan kontraktor tidak menjamin
secara suntansial sama atau lebih tinggi dari standar yang disyaratkan, maka kontraktor harus tetap
memenuhi ketentuan yng disyaratkan dalam Dokumen Kontrak.
4. Satu perangkat spesifikasi yang tepat dan jelas merupakan kebutuhan awal bagi para calon
penawar untuk dapat menyusun penawaran yang realistis dan kompetitif sesuai dengan kebutuhan
Pemilik tanpa catatan ayau catatan lain dalam Penawaran mereka.
5. Kecuali ditentukan lain dalam kontrak Spesifikasi harus mensyaratkan semua barang dan bahan
yang akan digunakan dalam pekerjaan adalah baru belum digunakan daru tipe/model yang terakhir
diproduksi / dikeluaekan dan termasuk semua penyempurnaan yang berlaku terhadap desain dan
bahan yang digunakan.
6. Dalam spesifikasi agar digunakan sebanyak mungkin Standar Nasional (SNI, SII, SKSNI, dsb) untuk
bahan barang dan jasa pengerjaan/pabrikasi dari edisi atau revisi terakhir atau standar imformasi
(ISO, dsb) / standar negara asing (ASTM, dsb ) padanannya (equivalensinya) yang secara
subtansial sama atau lebih tinggi dari standar Nasional yang disyaratkan. Apabila standar nasional
untuk barang, bahan dan pengerjaan/jasa/fabrikasitertentu belum ada, dapat digunakan standar
Internasional atau standar negara asing.
7. Standar satuan yang digunakan pada dasarnya adalah MKS, sedangkan penggunaan standar satuan
lain juga dapat digunakan sepanjang hal tersebut tidak dapat dielakkan.
8. Spesifikasi dapat terdiri dari tetapi tidak terbatas pada :
1. Lingkup pekerjaan termasuk ketentuan .
2. Pekerjaan-pekerjaan yang tidak termasuk kontrak.
3. Spesifikasi Umum

a. Peraturan Perundang – undangan misaknya :


 UU tentang Lingkungan
 UU tentang Keselamatan Kerja
 UU / PP / SK Bersama / KPTS tentang Tenaga Kerja
 UU / PP tentang Galian C
 Perda terkait dsb
b. Dokumen Acuan berupa (standar-standar) dengan memperhatikan ketentuan tersebut pada
angka 6 dan 7 diatas

2
c. Alinemen dan Survai
d. Hari kerja dan jam kerja
e. Gangguan dari keadaan darurat
f. Penyingkiran material yang lebih
4. Spesifikasi Khusus
a. Lapangan
b. Bangunan/Desain/Pengerjaan spesifik
c. Bangunan-bangunan umum dan fasilitas-fasilitas publik
d. Perancah
e. Pengaturan lalu lintas
f. Pengendalian Lingkungan
5. Spesifikasi untuk masing-masing mata pekerjaan
a. Apabila ketentuan untuk satu bagian Pekerjaan menggunakan dasar standar pengerjaan
atau standar pabrikasi tertentu dengan beberapa peraturan maka pertama-tama harus
dicantumkan ketentuan berikut :

Perubahan

Ketentuan ini didasarkan pada standar …………………………….


( satu atau lebih standar pengerjaan atau standar pabrikasi)
Perubahan dari ketentuan dasar tersebut dilakukan dengan cara sebagai berikut :
i). Kata-kata yang merupakan tambahan dari standar dan merupakan bagian dari
Spesifikasi akan ditampilkan dalam huruf kursil/italic.
ii). Kata-kata yang akan dihapus dalam standar dan bukan merupakan bagian dari
Spesifikasi akan ditampilkan denga huruf yang dicoret (strike out)sehingga kata-kata /
kalimat asli dari standar yang diunakan masuh dapat dibaca.

b. Lingkup pekerjaan
c. Dokumen Acuan Standar
d. Uraian ketentuan-ketentuan unuk Mata Pekerjaan yang bersangkutan apabila tidak
digunakan standar tertentu.

3
SPESIFIKAS TEKNIS – UMUM
PEKERJAAN SIPIL

1.1 MOBILISASI
1.1.1 Umum
Kegiatan mobilisasi meliputi hal sebagai berikut :
(a) Pembelian atau sewa atas tanah guna keperluan pangkalan Kontraktor dan kegiatan-
kegiatan pelaksanaan
(b) Mobilisasi dan pemasangan peralatan yang sesuai didasarkan atas daftar peralatan yang
diperlukan dalam melaksanakan pekerjaan dari suatu lokasi tertentu.
(c) Pembangunan dan pemeliharaan Base Camp, termasuk kantor-kantor, tempat tinggal,
bengkel-bengkel, gudang-gudang dan sebagainya.
(d) Pengadaan dan pemeliharaan perlengkapan kantor, akomodasi staff yang akan dipakai
oleh Direksi.
Pekerjaan harus termasuk pula pekerjaan demobilisasi dari daerah kerja yang dilaksanakan
oleh pihak Kontraktor pada akhir kontrak, termasuk membongkar kembali seluruh instalasi-
instalasi, peralatan dari tanah milik Pemerintah, dan Pihak Kontraktor diharuskan untuk
melaksanakan pekerjaan perbaikan dan penyempurnaan pada daerah kerja, sehingga
kondisinya sama dengan keadaan sebelum Pekerjaan dimulai.

1.1.2 Lokasi Kantor, Gudang dan Bengkel di Lapangan


Dalam waktu 2 minggu setelah diterbitkannya SPMK, Kontraktor harus menyerahkan peta
rencana yang menunjukkan lokasi yang diinginkan untuk :

- Kantor Lapangan untuk Direksi


- Kantor Lapangan Kontraktor (letaknya berdekatan dengan Kantor Lapangan Direksi
untuk mempermudah komunikasi)
- Gudang perlengkapan, bengkel perawatan peralatan dan tempat penimbunan material
milik Kontraktor.
- Jalan untuk alat-alat berat dan truk.
- Tempat penimbunan sementara untuk hasil galian
Penentuan lokasi kantor lapangan, gudang dan tempat penimbunan bahan, bengkel dan
tempat penimbunan sementara untuk hasil galian harus disetujui Direksi terlebih dahulu.
Bila diperlukan tambahan tempat, maka Kontraktor harus mengusahakannya sendiri dan
menanggung semua biaya yang timbul untuk pertambahan tersebut. Lokasinya harus
disetujui Direksi terlebih dahulu.

4
1.1.3 Kantor dan Fasilitas untuk Direksi
Lokasi, tata letak dan konstruksi dari ruang kantor tersebut harus disetujui terlebih dahulu
oleh Direksi dan sesuai dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
(a) Ruang Kantor harus dilengkapi dengan jaringan dan aliran listrik untuk penerangan
ruangan . Penerangan dengan lampu TL yang dilengkapi dengan diffusers dan stop
kontak untuk alat-alat listrik.
(b) Ruang Kantor juga harus dilengkapi dengan aliran air bersih yang cukup, selokan dan
juga saluran air buangan.
Fasilitas-fasilitas tersebut diatas tetap menjadi milik Kontraktor. Pada suatu saat yang
disetujui dalam masa pemeliharaan, Kontraktor harus membongkar bangunan kantor
lapangan dan memperbaiki keadaan lapangan sesuai perintah wakil Direksi.
1.1.4 Fasilitas Sementara
Kontraktor harus mengusahakan sendiri pengadaan dan perawatan semua fasilitas yang
bersifat sementara yang diperlukan seperti pengadaan daya listrik, air, sambungan telepon
dan lain-lain. Biaya yang timbul untuk fasilitas sementara ini sepenuhnya menjadi tanggung-
jawab Kontraktor. Semua fasilitas sementara ini harus selalu tersedia selama masa Kontrak.

1.1.5 Pengadaan Daya (Listrik) dan Jaringannya


Kontraktor harus menyediakan/mengatur sendiri pengadaan daya (tenaga listrik) selama
masa pelaksanaan pembangunan (Konstruksi). Merupakan kewajiban Kontraktor untuk
mengatur/mengusahakan adanya daya (tenaga listrik) jika daya tersebut diperlukan pada
saat pemasangan dan pengujian sebelum daya listrik yang permanen tersedia. Semua biaya
yang timbul akibat penggunaan daya selama masa pelaksanaan pembangunan (konstruksi)
sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.

1.1.6 Gambar-gambar dan Persyaratan/Spesifikasi di Lapangan


Kontraktor harus menyimpan di lapangan, satu set lengkap copy gambar-gambar,
persyaratan/spesifikasi, gambar-gambar cara pelaksanaan yang disahkan/disetujui (―approved
shop drawing‖), perintah-perintah perubahan dan lain-lain , dalam keadaan baik dan ditandai
dengan perubahan-perubahan yang terjadi selama pelaksanaan.

1.1.7 Perlengkapan Pelindung

Kontraktor harus menyediakan pada saat mulai Kontrak Perlengkapan berikut ini untuk
dipakai oleh Direksi (dan staffnya) selama pengawasan :

- 6 (enam) topi helm pengaman


- 6 (enam) pasang sepatu lapangan
Barang-barang tersebut harus disediakan dalam ukuran-ukuran yang ditentukan oleh Direksi
dan staffnya dan harus diganti dengan yang baru jika menjadi usang ketika dipakai dalam
masa kontrak.

5
1.1.8 Peralatan Pengukuran dan Pengujian
Kontraktor harus menyediakan dan mengelola peralatan-peralatan untuk dipakai oleh Direksi
atau orang yang diberi wewenang oleh Direksi selama masa pelaksanaan proyek, dengan
perincian minimum adalah sebagai berikut:

- 2 (dua) Waterpass,
- 3 (tiga) Levelling staff panjang 4 m,
- 1 (satu) Theodolite
- Tali dan pita-pita pengukur,
- Alat Penguji agregate, pasir dan tanah uruk sesuai BS 812 : Part 2 1975 atau yang setara
- Dan alat-alat lain yang mungkin diperlukan oleh Direksi untuk memeriksa setting out dan
pengujian pekerjaan.
Semua alat ini akan tetap menjadi milik Kontraktor.

1.1.9 Waktu Mobilisasi


Mobilisasi dari seluruh mata pekerjaan yang terdaftar dalam butir 1.1. harus diselesaikan
dalam waktu 10 (sepuluh) hari terhitung setelah tanggal mulainya pekerjaan.
Dalam hal dimana pihak Kontraktor tidak menyelesaikan mobilisasi sesuai dengan batas
waktu yang ditentukan atau kalau menurut pendapat Direksi, ternyata pelaksanaan mobilisasi
tidak lancar sesuai Program mobilisasi yang telah disepakati bersama, maka dalam hal ini
Direksi Teknik berhak untuk menempuh kebijaksanaan, untuk mobilisasi diambil setinggi-
tingginya 70 % dari ketentuan seperti disebutkan dalam butir 1.0.

1.1.10 Pengukuran dan Pembayaran


1.1.10.1 Pengukuran
Pengukuran atas kemajuan Mobilisasi akan ditentukan oleh Direksi, berdasarkan atas
hasil kemajuan pekerjaan mobilisasi yang telah dicapai dan telah disetujui seperti
diuraikan dalam sub pasal di atas.
1.1.10.2 Dasar & Cara Pembayaran
Pembayaran Pekerjaan Mobilisasi harus dibayar dalam tiga angsuran secara harga
borongan (lump sum) dibawah ini, di mana dalam pembayaran ini sudah dan harus
dperhitungkan segala biaya yang diperlukan untuk pengadaan dan penempatan seluruh
peralatan, dan untuk persiapan dan pengadaan seluruh buruh-buruh, bahan – bahan,
perlengkapan – perlengkapan dan kebutuhan biaya tak terduga lainnya untuk
menyelesaikan pekerjaan seperti diuraikan dalam sub pasal diatas.
(c) 50 % (lima puluh persen) apabila pekerjaan mobilisasi telah selesai 50 %.
(ii) 20 % (dua puluh persen) bila seluruh peralatan yang diperlukan sesuai dengan
daftar peralatan di dalam penawaran Kontraktor telah lengkap berada seluruhnya di
lapangan serta seluruh gambar survey, ketentuan-ketentuan, laporan dan data –

6
data lainnya yang diperlukan untuk menyelesaikan rincian rancangan akhir telah
diserahkan pula dan diterima oleh Direksi.

(iii) 30 % (tiga puluh persen) setelah pekerjaan demobilisasi rampung seluruhnya.

1.2 STANDARD SPESIFIKASI


Kecuali apabila diperinci lain, semua bahan dan mutu kerja hendaknya sesuai dengan standard
nasional yang berlaku dan tidak kurang dari ketentuan standard di Indonesia.

Untuk tujuan inspeksi atau pengujian, Kontraktor akan diminta membuat salinan standard yang
diusulkan untuk Direksi atau Wakilnya dalam bahasa Indonesia.
Dimana digunakan singkatan-singkatan berikut ini, maka singkatan ini mempunyai arti sebagai berikut
:
AASHO = American Association of State Highway Officials.

ACI = American Concrete Standard Institute


ANSI = American National Standard Institute
ASA = American Standard Association
ASTM = American Society of Testing and Materials
AWS = American Welding Society
AWWA = American Water Works Association
BS = British Standard Association
DIN = Deutsche Industrie Norm
ISO = International Organization for Standardization
IEC = International Electro Technical Commision
SNI = Indonesia National Standard
PBI’1971 = Peraturan Beton Bertulang Indonesia Th 1971
PBI’1997 = Peraturan Beton Bertulang Indonesia Th 1997
PPPJR’1982 = Peraturan Pelaksanaan Pembangunan Jalan Raya 1982
PUIL = Peraturan Umum Instalasi Listrik
SII = Standard Industri Indonesia

Kontraktor dengan persetujuan oleh Direksi diperbolehkan untuk menyediakan material-material yang
sesuai dengan suatu standard yang equivalen dengan standard Nasional atau International yang
diakui, asalkan dapat mencantumkan standard mana yang akan dipakai pada saat tender dan
menyerahkan standard resminya dalam Bahasa Indonesia untuk digunakan oleh Direksi.

1.3 GAMBAR – GAMBAR KERJA

7
1.3.1 Gambar-gambar Perencanaan dan Hasil Pelaksanaan
(a) Gambar-gambar yang diperlukan dalam pelaksanaan adalah :
(i) Gambar yang termasuk dalam Dokumen Tender
(ii) Gambar perubahan yang disetujui Direksi
(iii) Gambar lain yang disediakan dan disetujui Direksi
(b) Kalkir dari gambar-gambar proyek disimpan oleh Direksi.
Kontraktor diberi 2 (dua) set cetak biru dari semua gambar-gambar tanpa pungutan
biaya. Permintaan Kontraktor akan tambahan cetak biru dari gambar-gambar tersebut
akan dikenakan biaya.

(c) Kontraktor harus menyimpan satu set cetak biru di kantor lapangan untuk dipergunakan
setiap saat apabila diperlukan.
(d) Gambar-gambar pelaksanaan (shop drawing) dan detailnya harus mendapat persetujuan
Direksi sebelum dipergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan.
(e) Pada penyerahan terakhir pekerjaan yakni sesudah selesainya masa pemeliharaan harus
disertai ―Gambar hasil pelaksanaan‖ (As Built Drawings).
(e) Semua ukuran dinyatakan dalam sistem metrik.
(f) Kalau terdapat perbedaan antara yang tertera pada gambar dengan spesifikasi maka
yang benar dan berlaku adalah yang ditetapkan oleh Direksi.
1.3.2 Gambar – gambar Pelaksanaan Terinci (Shop Drawing)
Gambar-gambar kerja yang terinci termasuk rencana kerja, jenis/bentuk tulangan dan
jumlahnya, cetakan beton, cofferdam pengering dan saluran penyalur air hujan, papan nama
proyek, rambu-rambu lalulintas, rambu-rambu batas kerja di proyek, harus disediakan oleh
Kontraktor demi untuk kemajuan pekerjaan dan untuk memenuhi pelaksanaan program tepat
pada waktunya, sesuai dengan Persyaratan Kontrak. Kontraktor harus mengecek semua
gambar-gambar dari Direksi dengan cermat dan memberitahu Direksi tentang sesuatu
kesalahan atau kekurangan yang ditemui.

Kontraktor tidak berhak untuk menuntut sesuatu pembayaran tambahan berkenaan dengan
kekurangan – kekurangan yang ada pada gambar-gambar terinci tersebut, kecuali jika Direksi
telah memberikan perintah perubahan.

1.3.3 Gambar-gambar yang harus diperlihatkan oleh Kontraktor


Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi, untuk disetujui gambar-gambar dari
pekerjaan-pekerjaan sementara/penunjang, termasuk pekerjaan untuk perlindungan,
pekerjaan cetakan beton, gambar cofferdam dan saluran pembuang air hujan, daftar
pembengkokan besi beton, jadwal waktu kerja, gambar rincian dan gambar-gambar
pekerjaan yang diberikan oleh Direksi.

Direksi berhak mengubah/memodifikasi gambar-gambar tersebut sesuai kebutuhan dan


pembayaran apapun. Jika Kontraktor memperkirakan bahwa perubahan-perubahan tersebut
akan berpengaruh terhadap keselamatan dari pekerjaan atau menambah tanggung jawab
kontraktor maka menurut kontrak, Kontraktor harus menyampaikan pernyataan tertulis

8
kepada Direksi dalam waktu 7 hari setelah menerima perubahan-perubahan tersebut dan
harus merincikan hal-hal khusus yang dirasa keberatan, Direksi akan mempertimbangkan lagi
masalah tersebut. Gambar-gambar tersebut harus dipasang pada papan gambar diruang
kerja dan kantor lapangan, untuk memudahkan pengecekan dari pihak Direksi.

1.3.4 Tujuan atas Gambar


Pemeriksaan atau pertimbangan oleh Direksi tentang usulan-usulan, gambar-gambar atau
dokumen yang diserahkan oleh Kontraktor untuk memperoleh persetujuan Direksi, baik
dengan atau apapun tanpa perubahan-perubahan, tidak boleh membebaskan Kontraktor dari
suatu tanggung jawab atau kerugian yang dibebankan kepadanya oleh suatu ketentuan
Kontrak. Sekiranya terdapat gambar-gambar yang tidak sesuai dengan persyaratan-
persyaratan Kontrak setelah persetujuan diberikan oleh Direksi terhadap gambar-gambar
tersebut atau rincian gambar-gambar tidak sesuai dengan gambar-gambar yang telah
diserahkan terdahulu, maka berbagai perubahan dan tambahan yang dianggap perlu harus
dilakukan oleh Kontraktor dan pekerjaan tersebut harus dilaksanakan Kontraktor tanpa
memerlukan tambahan pembayaran.

1.4 PENGANGKUTAN DAN PEMELIHARAAN JALAN KERJA


1.4.1 Umum
Bab ini mengemukakan ketentuan untuk pengangkutan dan penanganan tanah, batu kali,
bahan – bahan lain dan peralatan.

1.4.2 Pelaksanaan
1.4.2.1 Standard
Proses kerja harus dilaksanakan sesuai dengan Peraturan Nasional, Propinsi dan
Pemerintah Daerah yang mengatur pekerjaan seperti persyaratan untuk perlindungan
sumber daya alam dan lingkungan.

1.4.2.2 Koordinasi
Kontraktor harus memperhatikan kemungkinan diperlukan untuk mengadakan koordinasi
operasi pengangkutan baik dalam pekerjaan yang sedang dilaksanakan maupun yang akan
dilaksanakan dengan pengelola utilitas dan instansi terkait lainnya sebagaimana
diperlukan.

Bilamana terjadi gangguan diantara operasi berbagai Kontraktor, Direksi mempunyai


kekuasaan/wewenang untuk menentukan urutan pekerjaan yang diperlukan guna
mempercepat penyelesaian seluruh proyek tersebut, dan dalam semua keputusannya
harus diterima sebagai keputusan akhir dan tidak ada alasan untuk mengadakan tuntutan.

9
1.4.2.3 Pembatasan bobot pengangkutan
I. Jika diperlukan, Direksi dapat mengenakan pembatasan berat muatan guna
perlindungan terhadap setiap jalan atau struktur yang ada di sekitar proyek.
II. Kontraktor harus bertanggung jawab atas setiap kerusakan terhadap jalan atau
struktur yang diakibatkan oleh operasi pembangunannya.
III. Jika menurut pendapat Direksi, operasi pengangkutan Kontraktor menyebabkan
kerusakan pada suatu jalan atau bangunan umum, atau dalam hal adanya genangan
air (banjir) yang menghambat operasi pengangkutan Kontraktor, maka Direksi dapat
memerintahkan kepada Kontraktor untuk menggunakan suatu jalur alternatif pilihan.

1.4.2.4 Pemeliharaan Jalan-jalan Yang Berdekatan Yang Digunakan Oleh Kontraktor


Jalan-jalan dan jembatan yang ada berdekatan dengan proyek dan digunakan oleh
Kontraktor di dalam pelaksanaan operasi Pekerjaan, khususnya pada jalan masuk ke
sumber galian dengan muatan berat, harus sepenuhnya dipelihara oleh Kontraktor dengan
biaya sendiri sepanjang waktu Pekerjaan dan harus ditinggalkan dalam suatu kondisi yang
dapat dipergunakan, serta kualitas dan fasilitas yang tidak lebih buruk daripada sebelum
operasi Kontraktor dimulai.

1.5 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


Kontraktor harus memenuhi syarat-syarat dan undang-undang yang berlaku didalam negara Republik
Indonesia selama masa berlakunya Kontrak, yang menyangkut syarat-syarat keselamatan kerja,
kesehatan dan kesejahteraan dari karyawan Kontraktor, Direksi atau Pemberi Tugas.

Kontraktor harus mematuhi peraturan keselamatan kerja yang berlaku. Daftar peralatan dan
pemeriksaannya hendaknya dibuat dan selalu diteliti oleh Kontraktor dan siap untuk diperiksa oleh
Direksi.

1.6 KEBERSIHAN
1.6.1 Umum
Selama jangka waktu kegiatan pembangunan Kontraktor harus menjaga kebersihan agar
lokasi pekerjaan bebas dari penimbunan bahan-bahan yang tak terpakai, puing dan sampah,
yang disebabkan oleh operasi pembangunan. Pada waktu penyelesaian pekerjaan semua
bahan-bahan yang terpakai dan yang berlebihan, sampah, alat-alat, perlengkapan dan mesin-
mesin harus dikeluarkan, semua permukaan yang terlihat harus dibersihkan dan proyek
ditinggalkan dalam suatu kondisi yang siap untuk ditempati, sesuai keputusan Direksi.

1.6.2 Kebersihan Dalam Masa Pembangunan


Selama Periode Pembangunan Kontraktor harus :

10
(a) Melaksanakan operasi pembersihan yang teratur untuk menjamin bahwa tempat kerja,
struktur, kantor dan tempat tinggal sementara, dipelihara agar bebas dari penimbunan
bahan – bahan yang tak terpakai, sampah dan puing lainnya yang dihasilkan dari operasi
pekerjaan di tempat kerja, Kontraktor harus memelihara tempat kerja dalam suatu
kondisi yang rapi dan teratur sepanjang waktu.
(b) Tidak mengubur sampah dan bahan-bahan yang tidak terpakai di tempat kerja proyek
tanpa persetujuan Direksi.
(c) Tidak membuang bahan-bahan yang tak terpakai ke dalam aliran atau saluran.

1.7 DOKUMENTASI PROYEK


1.7.1 Laporan
(a) Kontraktor diharuskan membuat laporan berkala kemajuan pekerjaan untuk setiap satu
minggu kegiatan dengan mengisi formulir evaluasi kemajuan pekerjaan sesuai petunjuk
Direksi.
(b) Laporan lain seperti Laporan Harian dan lain-lain sesuai dengan uraian dalam syarat-
syarat umum kontrak.

1.7.2 Dokumentasi
(a) Kontraktor diharuskan membuat dokumentasi kemajuan pekerjaan fisik secara berkala
dalam bentuk potret-potret dan diserahkan kepada Direksi sesuai uraian dalam syarat-
syarat umum kontrak.
(b) Judul protret, nomor urut tanggal pengambilan harus dicantumkan dalam album pada
bagian bawah masing-masing potret.
(c) Foto-foto harus memperlihatkan kemajuan pekerjaan, ciri-ciri tertentu dari pekerjaan,
peralatan atau hal-hal lain yang menarik perhatian sehubungan dengan Pekerjaan,
peralatan atau hal-hal lain yang menarik perhatian sehubungan dengan Pekerjaan atau
lingkungannya harus dibuat sedikitnya tiga kali, yakni :
I. Sebelum memulai pekerjaan pelaksanaan pekerjaan;
II. Selama berlangsung pekerjaan;
III. Setelah selesai pekerjaan atau setelah selesai periode pemeliharaan;
IV. Kejadian dan keadaan yang khusus atau yang diminta oleh Direksi.

Foto-foto ini harus dilakukan sedikitnya dari tiga posisi (depan, belakang, dan samping),
serta pada posisi yang sama untuk masing-masing kejadian.

(d) Ukuran dari foto-foto tersebut tidak boleh kurang dari 140 x 90 mm dan empat lembar
hasil cetak masing-masing foto (di albumkan), dengan membubuhkan nomor seri tanggal
pengambilan dan keterangan ringkasnya harus disampaikan kepada Direksi.

11
(e) Negatif film dari potret-potret yang dibuat menjadi milik Pemberi tugas dan setiap orang
yang ingin mendapatkan cetakannya harus dengan persetujuan tertulis dari Direksi.
(f) Semua klise/negatif filmnya harus diberi nomor, ditempatkannya dalam arsip dan
disimpan di lokasi dan menjadi milik Pemberi Proyek.
Biaya foto-foto tersebut seperti ditentukan harus ditanggung oleh Kontraktor dan harus
dianggap termasuk dalam Lump Sum disajikan dalam Daftar Pengajuan Biaya.

1.7.3 Pemindahan Data Gambar Asli sebagai “ As Built Drawing”


Semua data perubahan yang terlihat pada perangkat kerja Gambar Catatan harus
dipindahkan secara seksama pada gambar asli yang bersangkutan dari Gambar Catatan Akhir.
Suatu Uraian lengkap dari semua perubahan yang dibuat selama pembangunan dan lokasi
yang sebenarnya dari semua jenis harus ditunjukkan dengan jelas. Perhatian harus diberikan
pada setiap catatan dengan tanda di sekitar daerah atau daerah-daerah yang dipengaruhi.
Semua catatan perubahan harus dibuat pada gambar asli secara rapi dan konsisten dengan
menggunakan tinta (bukan pensil).

1.8 PEKERJAAN HARIAN


1.8.1 Umum
Kontraktor harus melaksanakan Pekerjaan Harian sebagaimana yang diperlukan atau diminta
oleh Direksi. Hanya atas perintah tertulis dan instruksi dari Direksi yang akan diperhitungkan
sebagai pekerjaan tambahan dengan dasar pekerjaan harian (daywork).

Standard pengerjaan untuk hal-hal pekerjaan harian (daywork) dimaksud dengan yang
ditetapkan dalam spesifikasi.
1.8.2 Bahan, Peralatan dan Tenaga Kerja
1.8.2.1 Tenaga Kerja
Harga satuan untuk tenaga kerja yang dibayar sesuai dengan rencana anggaran biaya
(harga satuan upah) harus sudah meliputi biaya upah dan persentase tambahan untuk
menutup biaya peralatan maupun perlengkapan yang digunakan dalam pekerjaan sebagai
overhead cost dan keuntungan, semua tanggung jawab sosial yang dibayar oleh
Kontraktor sehubungan dengan adanya peraturan pemerintah atau perjanjian antara
kelompok tenaga kerja dan Kontraktor misalnya : libur, kontribusi asuransi dan biaya-biaya
yang dikeluarkan untuk merekrut tenaga kerja, dan semua biaya langsung maupun tak
langsung.

Semua pekerjaan harian (daywork) dilaksanakan selama masa kerja yang biasa digunakan
dan tidak ada waktu lembur yang dapat dibayarkan untuk pekerjaan harian kecuali
Kontraktor telah memperoleh persetujuan tertulis dari Direksi, khusus untuk pekerjaan
harian (daywork) tersebut.

12
Kontraktor harus bertanggung – jawab untuk mensupervisi semua pekerjaan harian
tersebut. Tambahan untuk lembur kerja malam, bekerja pada hari libur maupun untuk
bekerja dalam kondisi yang sangat sukar akan dibayar sesuai dengan peraturan
pemerintah yang ada atau perjanjian antara kelompok pekerja dan Kontraktor, dengan
presentase tambahan untuk biaaya upah, tetapi hanya dalam hal dimana pekerjaan
tersebut diperintahkan oleh Direksi.

1.8.2.2 Peralatan-Peralatan
Biaya yang dibayarkan untuk sewa peralatan yang telah berada di lapangan harus
termasuk untuk depresiasi, asuransi dan pemeliharaan serta semua bahan bakar, oli dan
lain-lain.
Tambahan pada peralatan yang ditentukan. Kontraktor harus menawarkan dalam harga
satuan per jam untuk peralatan yang baik, yang disebut dalam Rencana Anggaran Biaya.
Biaya tersebut harus mencakup semua keperluan minyak dan pemeliharaan untuk mesin
dan operator apabila tidak ditentukan secara khusus dalam biaya pekerja. Peralatan
tersebut harus diartikan dalam keadaan lengkap.
Biaya sewa dibayarkan hanya untuk waktu yang bersangkutan dan atas perintah Direksi.
Selanjutnya biaya peralatan tersebut harus tercakup pula biaya-biaya untuk peralatan-
peralatan kecil yang bersangkutan tanpa suatu batasan tertentu, semua peralatan tangan,
kunci-kunci, shovel, barrows, sekop, gergaji tangan, keranjang, pemukul, trestle, tatah,
selang, dan peralatan lain.

1.8.2.3 Bahan-bahan
Biaya – biaya dalam Rencana Anggaran Biaya yang dibayarkan untuk material harus
termasuk pembelian, pengangkutan, asuransi, overhead dan keuntungan maupun semua
transport dan pembongkaran, penyimpanan, dan semua biaya yang diperlukan untuk
pemasangan dilapangan.
Kualitas material yang diperlukan untuk pekerjaan harian (daywork) harus
sesuai dengan spesifikasi.
Material lain yang sejenis seperti paku, sekrup, kawat pengikat dan sebagainya tidak akan
diperhitungkan terpisah.

1.8.3 Pengukuran dan Pembayaran


Sehubungan dengan semua pekerjaan yang dilaksanakan atas dasar pekerjaan harian
Kontraktor harus melaksanakan setiap hari selama berlangsungnya kepada Direksi pada hari
yang sama suatu daftar dalam bentuk duplikasi, nama, pekerjaan, biaya rata-rata dan waktu
bekerja untuk setiap pekerja dalam pekerjaan tersebut dan catatan yang menunjukkan uraian
dan kuantitas dari semua material dan tipe, biaya rata-rata, waktu yang digunakan untuk
pekerjaan tersebut.

13
Satu copy dari daftar dan catatan harus ditandatangani oleh Direksi, apabila telah disetujui,
dan dikembalikan kepada Kontraktor. Setiap akhir bulan Kontraktor harus menyerahkan
kepada Direksi dan Kontraktor baru menerima pembayaran setelah dikeluarkan sertiifikatnya
oleh Direksi.
Biaya tenaga kerja, material, peralatan yang tercantum dalam penawaran akan dipergunakan
dalam evaluasi pembayaran pekerjaan harian.

1.9 PENGUJIAN HASIL PELAKSANAAN PEKERJAAN


Kontraktor harus mengadakan beberapa pengujian yang tidak merusak (―non destructive test‖) di
lapangan sesuai kehendak Direksi untuk memastikan bahwa standard yang telah ditentukan benar-
benar dipenuhi.

Jika kuantitas dan kualitas telah memuaskan pihak Pemberi Tugas dalam segala aspek yang sesuai
dengan Spesifikasi, maka Direksi akan mengeluarkan ―Berita Acara Penerimaan‖ (Acceptance) sebagai
lampiran pengajuan permintaan pembayaran tahap akhir sesuai dengan aturan yang dinyatakan di
dalam Kontrak.
Khususnya inspeksi dan atau pengujian berikut ini harus dilaksanakan oleh Kontraktor hingga diterima
oleh Direksi.

1.9.1 Konstruksi Kedap Air


Catatan : Istilah struktur kedap air juga diartikan untuk semua struktur yang tertanam di
bawah tanah, yang harus kedap terhadap air tanah yang dapat meresap ke dalam struktur.
Ketinggian permukaan air tanah dapat sama tinggi dengan permukaan tanah dan struktur
bawah tanah harus kedap terhadap perembesan dan tetap kering dalam keadaan apapun
juga.

1.9.1.1 Cara Membersihkan Struktur Kedap Air


Setelah pekerjaan selesai, semua struktur dinding kedap air harus dibersihkan dengan
baik, disapu dan disikat dengan sikat yang kaku, mula-mula dengan air sedikit kemudiaan
dengan di semprot air, sesuai persetujuan Direksi.

Setelah selesai pencucian, airnya harus dikeringkan dengan ember atau disedot keluar dan
semua endapan dibuang dan dibersihkan sehingga Direksi merasa puas.

1.9.1.2 Pengujian Struktur Kedap Air


Semua struktur kedap air harus diuji kekedapan airnya setelah selesai pelaksanaan sesuai
dengan cara-cara berikut ini atau sesuai pengarahan Direksi.
Dalam hal struktur dengan dinding-dinding pemisah, masing-masing bak/tanki harus diuji
secara terpisah sendiri-sendiri. Dalam hal struktur dibawah atau semi bawah tanah,
pengujian harus dilakukan sebelum saluran-saluran pembuangan air atau blok filter atau
tanah urugan diurug ke dinding dan tidak boleh ada bahan – pengurugan dilakukan

14
sebelum Direksi memberikan izin tertulis setelah pengujian selesai dengan hasil
memuaskan.
Pengujian tidak boleh dilakukan sebelum struktur yang akan diuji telah selesai secara
strukturil (termasuk atap, jika ada) dan telah diterima secara memuaskan oleh Direksi
kecuali masalah kedap airnya, terutama untuk pekerjaan penyelesaian akhir, pengisian
tidak dilakukan kurang dari 28 hari setelah selesai pengecoran bagian terakhir dari
pekerjaan struktur yang akan terkena tekanan akibat pengisian dari struktur.
Struktur tersebut harus diisi dengan air bersih sampai ke batas atas disain ketinggiaan air
(pipa-pipa aliran atau lubang-lubang yang lain pada dinding harus disumbat sementara
sesuai seperti yang disetujui oleh Direksi).
Kecepatan pengisian harus wajar dan konstan dan tidak lebih dari 2.5 m tingginya dalam
waktu 24 jam, kecuali untuk struktur-struktur yang kecil, dimana kecepatan yang lebih
tinggi dapat diijinkan oleh Direksi.
Struktur yang sudah diisi harus tetap penuh (sampai ketinggian maximal yang diperlukan)
untuk jangka waktu sekurang-kurangnya 72 jam sesudah pengisian berakhir, agar
betonnya dapat menyerap air, pada akhir dari setelah itu ketinggian airnya dicatat dengan
teliti.

Selanjutnya struktur tersebut harus diuji untuk jangka waktu selanjutnyaa sekurang-
kurangnya 168 jam, (48 jam untuk saluran-saluran dan struktur yang lebih kecil yang
sudah disetujui oleh Direksi), dan akan dianggap kedap air, jika :
i. Tidak ada kebocoran-kebocoran atau tanda-tanda perembesan di belakang dinding
yang terlihat selama waktu pengujian (jika di belakang dinding basah akibat hujan atau
sebab-sebab lain, pengujian harus ditunda minimnum dalam 24 jam).
Jika tiap-tiap bagian struktur diuji secara sendiri-sendiri maka dinding-dinding pemisah
harus tetap kedap air.
ii. Lantai dibawah sistem drainage dari struktur (jika ada) harus tetap kering, tidak naik
sebagai akibat pengisian air pada struktur.
iii. Tidak ada perubahan yang berarti pada ketinggian air dalam struktur selama
pengujian, faktor air hujan dan penguapan untuk struktur yang terbuka harus
diperhitungkan pada waktu pengujian. Untuk maksud pasal ini, batas yang dianggap
tidak ada perubahan adalah 3 mm.
Atap reservoir-reservoir dan bak-bak/tanki-tanki harus diuji sifat kedap airnya sebelum
membran kedap airnya dipasang dengan cara mengisinya dengan air sampai kedalaman
minimal 50 mm selama 72 jam.
Plat atap dikatakan kedap air jika tidak ada kebocoran-kebocoran atau tanda-tanda
rembesan jalur yang lemban yang tampak pada ―soffit‖.

Jika ada bagian-bagian dari struktur yang gagal dalam pengujian, Kontraktor harus
segera mengambil langkah-langkah yang perlu untuk memastikan sifat dan lokasi cacat-
cacat atau kebocoran-kebocoran, kemudian harus mengosongkan strukturnya, dan

15
memperbaiki kerusakan-kerusakan yang ada dengan cara yang disetujui oleh Direksi,
memanfaatkan tenaga-tenaga ahli pekerjaan ini.
Tanda-tanda perembesan yang terlihat di dinding sesi bagian luar harus diperbaiki dari
sisi tempat air (sisi bagian dalam). Perbaikan pada dinding sisi bagian luarnya saja tidak
akan diterima. Hal ini juga berlaku untuk ―bobbin holes‖ (lubang-lubang kelos).
Bila perbaikan pekerjaan telah selesai sesuai persetujuan Direksi, pengujian dan
perbaikan (jika diperlukan) harus diulangi sampai hasil pekerjaan benar-benar
sempurna.
Jika perlu, dalm hal-hal yang luar biasa dan sifat kedap airnya kurang, Direksi boleh
menolak sebagian dari suatu struktur atau bagiaan-bagian dari struktur.

1.9.2 Pekerjaan Pipa


Semua pekerjaan pipa harus diuji sesuai dengan prosedur yang ditetapkan dalam bagian 9
Spesifikasi Teknik Ayat 9.1 – Ayat 9.5.

1.9.3 Instalasi Listrik


Semua biaya yang diperlukan untuk pengujian ini menjadi tanggung jawab pihak kontraktor,
termasuk biaya pengurusan dan pengesahan instalasi dari instansi yang berwenang (PLN
Depnaker).
1.9.4 Komponen – Komponen Bertekanan
Setiap yang sistem tertutup, termasuk tempat cairan dan gas, sesuai permintaan Direksi,
harus diuji dahulu untuk melihat kekuatan mekanikalnya dan kebocoran-kebocoran pada
tekanan yang tidak kurang dari 1,5 kali dari maksimum tekanan kerja maksimal
atau tekanan yang diperlukan sesuai standard yang berlaku.

1.9.5 Pengujian Setelah Seluruh Pekerjaan Selesai


Inspeksi dan pengujian setelah pekerjaan selesai harus dilakukan/diikuti oleh Kontraktor
sesuai dengan perintah Direksi selama waktu commissioning dengan prosedur sebagai berikut
:

a. Setelah selesainya inspeksi dan pengujian masing-masing bagian pekerjaan atau


komponen-komponen peralatan, maka harus dilakukan ―Performance test‖ dari
beberapa/suatu bagian pekerjaan yang telah selesai.
b. Setelah pengujian pada butir ―a‖ diatas selesai dilakukan, maka harus dilakukan pengujian
untuk seluruh sistem (start up).
c. Peralatan-peralatannya harus diuji dalam segala aspek fungsi yang diperkirakan sebanyak-
banyaknya sesuai kemungkinan yang bisa dilakukan pada waktu pengujian.
d. Semua pelaksanaan pengujian harus dimonitor dan dicatat dengan baik dan disusun dalam
suatu laporan – pengujian.
e. Semua penggantian, perbaikan, modifikasi ataupun pekerjaan tambahan yang disebabkan
karena kesalahan Kontraktor dalam mensuply alat maupun pemasangannya merupakan
tanggung jawab dan beban Kontraktor sesuai dengan batas-batas tanggung jawabnya.

16
f. Apabila tidak ditemukan lain maka Commissioning dan ―Start Up‖ seluruh sistem
diselenggarakan dalam masa pemeliharaan atas Kontrak Pekerjaan Konstruksi ini dan/atau
sampai dengan seluruh sistem dapat dioperasikan dan berfungsi dengan baik.

1.9.6 Kegagalan Dalam Usaha Memenuhi Ketentuan


Aspek-aspek berikut ini harus dinyatakan sebagai kegagalan pekerjaan, yaitu:

I. Kegagalan masing-masing komponen dalam memenuhi ketentuan dalam spesifikasi.


II. Kegagalan untuk mencapai standard ―performance‖ pengoperasian.
Jika Kontraktor lalai untuk memperbaiki keadaan yang tidak sempurna atas kesalahan yang
menjadi tanggung-jawabnya selama waktu yang dianggap wajar, sesudah pemberitahuan
oleh Pemberi Tugas, maka Pemberi Tugas dapat melakukan usaha-usaha perbaikan sendiri.
Biaya yang terjadi dan dikeluarkan oleh Pemberi Tugas akan dipotong dari uang yang menjadi
hak atau akan menjadi hak Kontraktor.
Pemberi Tugas berhak untuk memutuskan alternatif mana yang dianggap terbaik, pada saat
itu.

1.9.7 Penerimaan (Acceptance)


Jika kwalitas dan kuantitas hasil pelaksanaan pekerjaan telah memuaskan pihak Pemberi
Tugas dalam segala aspek yang sesuai dengan spesifikasi, maka Direksi akan mengeluarkan
berita acara penerimaan dan pembayaran tahap akhir sesuai dengan ketentuan yang
dinyatakan didalam Kontrak.

17
SPESIFIKASI TEKNIS – KHUSUS
PEKERJAAN SIPIL

2.1. UMUM

2.1.1. Standar Spesifikasi

Kecuali ditentukan lain, semua bahan-bahan pelaksanaan harus memenuhi syarat-


syarat standar yang berlaku di Indonesia dan Peraturan Standar Pelaksanaan yang
ditentukan oleh : ―Ketentuan-ketentuan Standar Indonesia‖.

Kontraktor harus menyimpan ditempat pekerjaan minimum satu dari setiap Standar
Nasional, yang sesuai/dipakai sebagai spesifikasi dan sebagai tambahan harus
menyimpan ditempat pekerjaan semua Standar Nasional yang digunakan untuk
penyediaan material, cara pelaksanaan dan dipergunakan oleh Direksi/Pelaksana
Konstruksi.
Buku-buku yang harus ada ialah sebagai berikut :
1. Katalog Standar Industri Indonesia 1990
2. SII.0136-84 Baja Tulangan Beton
3. SII.1191-84 Baja Tulangan Beton dalam bentuk
Gulungan
4. SII.0457-81 Agregat Beton, Cara Uji Butiran Ringan
5. SII.0052-80 Agregat Beton Mutu dan Cara Uji
6. SII.0077-75 Agregat Halus Aduk Beton, Cara Penentuan
Kadar Organik
7. SII.0076-75 Agregat Halus Aduk Beton, Cara
Penentuan Butir Halus Lebih Kecil dari 50 Micron
8. SII.0456-81 Agregat Kasar Untuk Beton, Cara Uji
Butiran Pipih dan Panjang
9. SII.0087-75 Agregat Kasar Untuk Beton. Cara
Penentuan Daya Aus Gesek dan Syarat Daya Aus Gesek.
Mempergunakan Bejana Los Angeles
10. SII.0051-74 Agregat Untuk Aduk Beton, Cara
Penentuan Besar Butiran
11. SII.0455-81 Semen dengan Agregat Beton
12. SNI.0450-89-A Semen dengan Agregat Beton
13. SII.0013-81 Semen Portland
14. SII.0378-80 Batu Alam Untuk Bangunan
15. SNI.0394-89-A Batu Alam Untuk Bangunan
18
16. SII.0458-81 Kayu Bangunan, Mutu
17. PBI Tahun 1971 Peraturan Beton Indonesia, 1971
18. PBI Tahun 1997 Peraturan Beton Indonesia, 1971
19. PUBI’ 82 Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia.

Biaya penyediaan buku tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab dari Kontraktor
dan akhir pekerjaan buku tersebut menjadi millik Kontraktor.
Semua material dan cara pelaksanaan mungkin tidak seluruhnya dirinci disini atau
termasuk dalam Standar Indonesia, hendaknya seperti yang telah biasa dipergunakan
pada pekerjaan yang bermutu. Direksi akan menentukan apakah bahan-bahan yang
akan dipergunakan dalam pekerjaan cocok/baik sesuai dengan standar untuk keperluan
pekerjaan tersebut.

2.1.2. Daftar Upah Harian , Daftar Harga dan Biaya


Daftar harga dan biaya upah harian yang diserahkan Kontraktor pada Tender
Dokumennya, yang menjadi bagian dari pada kontrak, harus meliputi semua yang
berhubungan dengan penyelenggaraan (handling) semua buruh, material, peralatan,
instalasi/mesin dan peralatan, penyusutan, overhead, keuntungan, pengobatan, pajak,
ijin, pelayanan social, asuransi kecelakaan dan semua yang berhubungan dengan
pekerjaan tersebut.

2.1.3. Pemberitahuan Pelaksanaan


Kontraktor dari pekerjaan survey memenuhi batas-batas berikut :
1. Patok-patok untuk Profil Melintang (Cross Section) dari pekerjaan tanah harus
ditempatkan dengan ketelitian kurang dari 20 mm dari posisi pekerjaan yang
penting tanpa persetujuan Direksi.
2. Survey mendatar (level survey) harus diikatkan dengan benchmark permanen
atau titik awal yang ditunjukkan oleh Direksi. Kesalahan pengikatan harus kurang
dari 10 mm dikalikan akar kuadrat dari panjang/keliling dalam kilometer.
3. Patok menunjukkan ketinggian akhir dari pekerjaan tanah harus berselisih lebih
20 mm dari ketinggian yang ditentukan.
4. Formasi mendatar dan vertikal dari lereng (slope), saluran buangan air dan
pekerjaan lain harus dibuat/diletakkan setepat mungkin dan berulang-ulang
dicek, untuk meyakinkan kebenarannya dan dimana-mana didapat Profil
Melintang Lapisan terakhir dari bangunan-bangunan air harus dibuat sedemikian
untuk menjamin kesempurnaan aliran air.
5. Patok-patok dan benchmark (BM) akan ditunjukkan lokasinya dilapangan oleh
Direksi Lapangan kepada Kontraktor. Patok-patok yang ada adalah sangat
penting dan Kontraktor harus melindunginya dari hal-hal tersebut diatas
meskipun untuk keperluan pelaksanaan tidak diperkenankan sampai tempatnya

19
ditetapkan dengan titik referensi yang ada dilokasi yang tidak akan terganggu
oleh pekerjaan permanen dan sampai setting out pekerjaan tanah disekitarnya
telah diselesaikan dan surat kuasa tertulis dari Direksi telah diberikan.

6. Segera setelah Kontraktor diberikan kewenangan/diserahkan tempat pekerjaan


(serah terima lapangan), ia harus bertanggung jawab sepenuhnya dan membiayai
semua ongkos-ongkos yang berhubungan dengan perlindungan, pemeliharaan
dan perubahan/pemindahan akhir dari patok-patok/benchmark yang tidak
terganggu selama pelaksanaan pekerjaan harus diserahkan sempurna kepada
Direksi pada penyelesaian pekerjaan.

2.2. BAHAN-BAHAN
2.2.1. Semen Portland
2.2.1.1. Persyaratan
Semua semen harus semen Portland yang sesuai dengan persyaratan dalam Standar
Indonesia NI-8 dan standar SII sebagai berikut :
1. SII.0455-81 Semen dengan Agregat Beton
2. SNI.0450-89-A Semen dengan Agregat Beton
3. SII.0031-81 Semen Portland
4. PUBI Peraturan Umum Bangunan Indonesia, Tahun 1982.

2.2.1.2. Pemeriksaan dan Pengujian


1. Direksi senantiasa berhak memeriksa bahan-bahan, pemeriksaan analisa oleh
laboratorium, pemeriksaan yang diadakan ditempat penyimpanan semen dan
mengambil contoh-contoh dari semen untuk pemeriksaan. Kontraktor harus
bersedia untuk memeberi bantuan yang dibutuhkan bagi Direksi Pekerjaan untuk
mengambil contoh-contoh.
2. Direksi dapat memeriksa semen yang disimpan dalam gudang setiap waktu
sebelum dipergunakan. Semen yang tidak dapat diterima oleh Direksi Pekerjaan
harus tidak dipergunakan atau diafkir. Jika semen yang dinyatakan tidak
memuaskan dan telah dipergunakan untuk beton, spesi atau spesi injeksi, maka
hasil pekerjaan tersebut harus dibongkar kemballi dan diganti dengan bangunan
yang memakai semen yang telah disetujui, semua biaya atas beban Kontraktor.
Kontraktor harus menyediakan semua semen dan beton yang dibutuhkan untuk
pemeriksaan tanpa pembebanan biaya pada Pemberi Proyek.

2.2.1.3. Tempat Penyimpanan


1. Kontraktor harus menyediakan tempat penyimpanan yang sesuai untuk semen
pada tempat-tempat yang baik yang memudahkan pengangkutan kelokasi
pekerjaan dan semen tiap saat harus dengan cermat terlindung terhadap

20
kelembaban dan mendapat udara. Gudang-gudang semen harus terlindung
terhadap iklim, harus berlantai kuat dibuat dengan jarak minimal 30 cm dari
tanah, harus cukup besar untuk memuat semen dalam jumlah cukup untuk
pekerjaan tersebut.

Penggunaan semen harus sesuai dengan urutan datangnya semen, semen yang
lama harus digunakan lebih dahulu dari pada yang baru datang. Hendaknya
semen dalam zak jangan sampai ditumpuk lebih tinggi dari 2m.
2. Timbangan-timbangan yang baik dan teliti diadakan oleh Kontraktor untuk
menimbang semen didalam gudang atau dimanapun dan juga harus melengkapi
segala timbangan untuk keperluan penyelidikan.

2.2.2. Pasir, Kerikil dan Bahan Bangunan


2.2.2.1. Lingkup dan Syarat-syarat Pekerjaan
Semua bahan pasir kerikil dan bahan-bahan bangunan tembok yang dipakai untuk
semen bangunan dan pekerjaan yang akan dilaksanakan termasuk dalam Dokumen
Kontrak, dan untuk semua tujuan yang bersangkutan dan yang mungkin dikehendaki
oleh Direksi Pekerjaan, harus terdiri dari bahan-bahan yang diperinci dan harus sesuai
dengan berkas permintaan yang diberikan Direksi.

Pengangkutan dan Penyimpanan


1. Kontraktor harus mengangkut, membongkar dan menimbun semua pasir, kerikil
dan bahan-bahan bangunan lainnya sebagaimana diminta untuk melaksanakan
pekerjaan bangunan pengolahan air limbah dan fasilitas penunjang.
2. Tempat dan pengaturan dari semua daerah penimbunan harus mendapat
persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
Kontraktor harus membersihkan bahkan/memperbaiki saluran pembuang air,
pada semua tempat untuk penimbunan bahan bangunan.
Kontraktor harus mengatur semua pekerjaan penimbunan pasir, kerikil dan batu
belah, sehingga tidak mengaganggu kegiatan lain dan tidak terganggu oleh
timbunan hasil galian saluran atau tidak saling mencampur dengan bahan
bangunan lain.
Kontraktor harus menanggung sendiri segala biaya untuk untuk pengolahan
kembali pasir, kerikil ataupun bahan pasangan batu, yang terpisah atau kotor
karena timbunan yang tidak sempurna dan lalai dalam pencegahan yang cukup.
Kontraktor harus mengatur semua pekerjaan penimbunan dengan cara yang
sedemikian dengan menaruh semua bahan langsung ditimbun diatas bahkan
terakhir dan dengan lapisan tidak lebih dari 1,25 m. Pasir, kerikil dan bahan batu
tidak boleh dipindahkan dari timbunan, kecuali bila dipakai dan diperlukan untuk

21
meratakan jalan yang dapat dilalui oleh truk, untuk menempatkan lapisan-lapisan
berikutnya.

Pasir
Syarat kualitas untuk bahan pasir tersebut harus dipenuhi sesuai dengan aturan yang
berlaku di Indonesia yaitu sebagai berikut :
- SII.0077-75 Agregat Halus Aduk Beton, Cara
menentukan kadar Organik

- SII.0076-75 Agregat halus Aduk Beton, Cara penentuan


Butir Halus Lebih Kecil dari 50 Mikron.

- PUBI’1982 Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia, Th 1982.


(1) ―Pasir Buatan‖ - Pasir dihasilkan oleh mesin pemecah batu.
(2) ―Pasir Alam‖ - Pasir yang disediakan oleh Kontraktor dari sungai atau
pasir alam lain yang didapat dengan persetujuan Direksi
Pekerjaan.
(3) ―Pasir Paduan‖ - Paduan dari pasir buatan dan pasir alam dengan
perbandingan campuran sehingga dicapai gradasi
(susunan butir) yang sesuai.
(4) Semua pasir alam yang dibutuhkan untuk pekerjaan pembangunan harus
disediakan oleh Kontraktor dan dapat diperoleh dari sungai atau dari sumber alam
lain seperti pasir gunung dan lainnya yang diajukan oleh Kontraktor dan disetujui
oleh Direksi Pekerjaan atau lokasi penambangan yang telah disetujui oleh Direksi
Pekerjaan.
(5) Persetujuan untuk sumber-sumber pasir alam tidak dimaksudkan sebagai
persetujuan dasar (pokok) untuk semua bahan yang diambil dari sumber tersebut
dan Kontraktor harus bertanggung jawab untuk kualitas dari satu demi satu
semua jenis bahan yang dipakai dalam pekerjaan. Kontraktor harus menyerahkan
pada Direksi, sebagai pemeriksaan pendahuluan dan persetujuan, contoh yang
seberat 15 kg dari pasir alam yang diusulkan untuk dipakai paling sedikit 14 hari
sebelum diperlukan.
(6) Timbunan pasir alam harus dibersihkan oleh Kontraktor dari semua tumbuh-
tumbuhan dan dari bahan-bahan lain yang tidak dikehendaki dan segala macam
tanah, pasir dan kerikil yang tidak dapat dipakai, harus disingkirkan.
(7) Kebersihan dan Kualitas
Pasir dan kerikil harus bersih dan bebas dari gumpalan tanah liat, gumpalan-
gumpalan kecil, alkali, bahan-bahan organic, tanah liat, dan hal-hal yang
merugikan dari substansi yang merugikan dari substansi yang merusak. Jumlah
prosentase dari segala macam substansi yang merugikan beratnya tidak boleh
22
lebih dari 5 %. Bentuk kerikil harus mendekati bentuk kubus, keras padat dan
awet.

8) Gradasi untuk Beton

Segala pasir yang akan dipakai untuk produksi beton dengan spesifikasi ini harus
pasir alam dan bila dikehendaki harus campuran dalam proporsi (bandingan)
yang tepat dari pasir alam. Pasir harus mempunyai ―modulus kehalusan butir‖
anatara 2 sampai 32 atau jika diselidiki dengan Saringan Standar, sesuai dengan
Standar Indonesia untuk beton PBI 1971 dan PBI 1997 atau dengan ketentuan
sebagai berikut :

Prosentase Satuan Timbangan


Saringan No.
Tertinggal di Saringan

4 0 - 15

8 6 - 15

16 10 - 25

30 10 - 30

50 15 - 35

100 12 - 30

PAN 3-7

Jika prosentase satuan tertinggal dalam saringan No. 16 adalah 20 % atau


kurang, batas maksimum untuk prosentase atau dalam saringan N0. 8 dapat naik
sampai 20 %.

(9) Pasir untuk spesi/mortar yang digunakan untuk lapisan batu, plesteran batu,
pasangan batu harus pasir alam, bila diselidiki dengan saringan standar, harus
sesuai dengan ketentuan-ketentuan berikut :

Prosentase Timbangan
Saringan No.
Melalui Saringan

23
8 100

100 15

(10) Segera pasir alam dan pasir campuran harus disediakan untuk penyelidikan oleh
Direksi Pekerjaan untuk menetapkan apakah yang dihasilkan sesuai dengan
permintaan dalam spesifikasi ini.

Kontraktor harus menyediakan bantuan tersebut tanpa memungut biaya, bila


direksi menghendakinya mendapatkan contoh-contoh yang representatif untuk
tujuan-tujuan penyelidikan dan pengawasan, biaya laboratorium ditanggung oleh
Kontraktor, biaya laboratorium ini harus sudah termasuk didalam Daftar Kuantitas
dan Harga.

2.2.2.5 Agregat Kasar


Syarat kwalitas untuk bahan agregat kasar tersebut harus dipenuhi sesuai dengan
aturan yang berlaku di Indonesia yaitu sebagai berikut :

- SII.0457-81 Agregat Beton, Cara Uji Butiran Ringan

- SII.0052-80 Agregat Beton Mutu dan Cara Uji

- SII.0456-81 Agregat Kasar Untuk Beton, Cara Uji Butiran Pipih dan

panjang

- SII.0087-75 Agregat Kasar Untuk Beton, Cara Penentuan Daya


Aus Gesek, Mempergunakan Bejana Los Angeles

- SII.0051-74 Agregat Untuk Aduk Beton, Cara Penentuan Besar


Butiran

- PUBI’1982 Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia, Th


1982

(1) Agregat kasar harus didapat dari sumber yang telah disetujui Hal ini terdiri dari
agregat, atau pecahan atau bahan pengisi lain atau kombinasi dari ini semua
seperti yang telah dirincikan.
(2) Agregat kasar harus bersih dan bebas dari bagian-bagian yang halus, mudah
pecah, tipis atau panjang-panjang, bersih dari alkali, bahan-bahan organic atau
dari substansi yang rusak dalam jumlah yang merugikan. Besarnya prosentase
dari semua substansi yang merusak dari bahan yang rusak dalam jumlah
berapapun tidak boleh mencapai 3 % dalam beratnya. Agregat kasar harus
berbentuk baik, padat, awet dan tidak berpori.

24
(3) Agregat kasar harus bergradasi baik dengan ukuran butir berada antara 5 mm
sampai 70 mm, atau sampai ukuran dalam batas-batas sebagaimana dirinci untuk
pekerjaan-pekerjaan khusus. Agregat kasar harus mempunyai modulus kehalusan
butir antara 6,0 sampai 7,5 atau bila diselidiki dengan saringan standar harus
sesuai dengan Syarat Umum.

(4) Agregat kasar harus sesuai dengan spesifikasi ini dan jika diperiksa oleh Direksi
ternyata tidak sesuai dengan ketentuan gradasi maka Kontraktor harus
menyaring atau mengolah kembali bahannya atas beban sendiri, untuk
menghasilkan agregat sampai disetujui Direksi.

2.2.2.5 Bahan Pasangan atau Batu


Syarat kualitas untuk bahan pasangan atau batu harus dipenuhi sesuai dengan aturan
yang berlaku di Indonesia yang sebagai berikut :

- SII.0378-80 Batu Alam untuk Bahan Bangunan

- SNI.0394-89-A Batu Alam untuk Bahan Bangunan

- SII.0021-78 Bata Merah untuk Bahan Bangunan, Mutu dan

Cara Uji

- PUBI’1982 Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia, Tahun 1982.

Batu adalah batu pecah berasal dari gunung batu atau batu-batu besar dari sungai
yang bermutu, mempunyai berat jenis minimal 2,4 ton/m3. Kekuatan tekanan tidak
boleh kurang dari 400 kg/cm2.

2.2.3. Baja Tulangan Beton

2.2.3.1. Bahan (Material) dan Ukuran Batang

Bahan baja tulangan beton harus baru dan dari mutu dan ukuran sesuai dengan
Standar Indonesia untuk beton NI-2, dan standar yang berlaku di Indonesia, yaitu
sebagai berikut :

- SII.0136-84 Baja Tulangan Beton

- SII.1191-84 Baja Tulangan Beton dalam Bentuk Gulungan

- PBI’1971 Peraturan Beton Indonesia tahun 1971

- PUBI’1982 Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia, Th


1982

2.2.3.2. Pembengkokan/Pembentukan dan Pembersihan

25
(1) Baja tulangan beton sebelum dipasang, harus bersih dari serpih-serpih, karat,
karat, minyak, gemuk dan pelapisan yang akan merusak atau mengurangi daya
letaknya.
(2) Kontraktor harus mempersiapkan daftar pembengkokan tulangan dalam bentuk
yang sesuai dengan gambar dan disetujui oleh Direksi.

(3) Baja tulangan beton harus bengkok/dibentuk dengan teliti sesuai dengan bentuk
dan ukuran-ukuran yang tertera pada gambar-gambar konstruksi yang diberikan
kepada Kontraktor atau yang telah dibuatkan tabelnya oleh Kontraktor.
2.2.3.3. Pemasangan
(1) Besi beton harus dipasang dengan teliti sesuai dengan gambar/perhitungan dan
dipastikan tidak terjadi pergeseran/pemindahan dengan pemakaian kawat
pengikat tulangan beton pada perpotongan/pertemuan tulangan dan rangka
tulangan harus didukung oleh pengganjal blok beton (batu tahu), perenggang
(spacer) sebagaimana yang dibutuhkan.
(2) Baja tulangan beton untuk plat (slab) langsung dari atas tanah harus didukung
dengan blok beton yang dicetak lebih dahulu. Permukaan dari blok beton harus
rata berukuran kira-kira 7,5 cm x 10 cm x tebal 5 cm.
(3) Jarak terkecil anatara batang parallel harus satu diameter dari batang-batang
tetapi jarak terbuka sekali-kali jangan kurang dari 1,2 kali ukuran terbesar dari
agregat kasar kerikil.
2.2.3.4. Penyambungan
(1) Jika diperlukan untuk menyambung tulangan pada tempat-tempat lain dari yang
ditunjukkan pada gambar, bentuk dari sambungan harus ditentukan oleh Direksi
Pekerjaan.
(2) Overlap pada sambungan untuk tulangan-tulangan dinding tegak (vertical) dan
kolom sedikitnya harus 40 kali diameter batang dan harus mendapatkan
persetujuan Direksi Pekerjaan.
2.2.4. Air
Air yang dipakai semua beton, spesi/mortar harus bebas dari lumpur, minyak, asam, bahan
organic basah, garam dan kotoran-kotoran lainnya dalam jumlah yang dapat merusak. Air
tersebut harus dilihat atau kalau perlu diuji dulu oleh Direksi untuk menetapkan sesuai
tidaknya

2.2.5. Bahan-bahan lain

2.2.5.1. Kayu atau Kayu Bangunan


Kayu dipakai untuk bahan cetakan beton, rambu-rambu lalu lintas, jembatan
sementara, jembatan sementara masuk ke rumah penduduk dan bedeng kerja di
lapangan.

26
(1) Kayu untuk cetakan beton bisa dipakai kayu meranti, kayu untuk jembatan
sementara bias digunakan kayu Meranti atau Kayu Bali atau (Kruing atau
Rasamala) atau jenis lainnya yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
(2) Kayu bangunan harus dari kualitas yang baik, lurus dan sebelum dipakai untuk
cetakan beton harus diratakan dulu.

2.3. PEKERJAAN TANAH


2.3.1. Lingkup Kerja
Bagian ini meliputi pembuangan dan penimbunan kembali lapis atas (top soil), semua
pekerjaan penggalian dan penimbunan termasuk penggalian untuk pekerjaan jalan,
saluran air hujan dan gorong-gorong, pembuangan tanah kelebihan atau material-
material lain yang tidak dikehendaki keluar proyek serta pekerjaan-pekerjaan lain yang
berhubungan dengan itu yang disesuaikan dengan gambar-gambar dan disetujui oleh
Direksi Pekerjaan.

Semua penggalian dan pekerjaan tanah yang diperlukan harus dilaksanakan menurut
kontrak dan semua hal-hal yang bersangkutan dengan tersebut, harus dilaksanakan
sesuai dengan syarat-syarat dan petunjuk-petunjuk yang diberikan disini.
Syarat-syarat dan petunjuk yang diberikan disini harus diterapkan, kecuali bilamana
syarat dan petunjuk tersebut dirubah secara tertulis oleh Direksi untuk bagian-bagian
pekerjaan tertentu.

2.3.2. Pembersihan
Semua daerah disekitar jalur yang perlu dibersihkan seperti yang ditentukan oleh
Direksi Pekerjaan, harus dibersihkan dari segala pohon-pohon, sampah dan bahan lain
yang mengganggu dan bahan-bahan itu harus dipindahkan dari tempat kerja atau
dibuang, kecuali bila ada ketentuan lain yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
Pekerjaan dianggap disetujui sesudah semua bahan-bahan yang tidak berguna dan
peralatan dikumpulkan. Kontraktor diminta untuk memulai pembersihan jauh sebelum
pekerjaan pembangunan dimulai.
Seluruh sisa penggalian yang tidak memenuhi syarat buat penimbunan dan
penimbunan kembali, juga seluruh sisa-sisa puing, reruntuhan-reruntuhan, sampah-
sampah harus disingkirkan dari lapangan pekerjaan. Seluruh biaya untuk ini adalah
tanggung jawab Kontraktor.

2.3.3. Penggalian
- Semua penggalian yang dilakukan secara mekanis harus dihentikan pada batas
10 cm sebelum kedalaman yang ditetapkan/diinginkan pekerjaan selanjutnya
harus dikerjakan dengan tangan.

27
- Galian Tanah untuk pembentukan dasar badan jalan harus disesuaikan
kedalamannya dengan peil rencana pada gambar bestek dan mendapat
persetujuan tertulis dari Direksi Pekerjaan.
- Bilamana kedalaman galian ternyata lebih dalam dari batas yang ditentukan maka
bagian ini harus ditimbun kembali dengan bahan yang akan ditentukan oleh
Direksi Pekerjaan. Bahan pengisi tersebut dapat berupa tanah urug, pasir padat
atau beton tumpuk. Biaya-biaya tambahan akibat dari penggalian yang lebih ini
menjadi tanggungan Kontraktor.

- Bidang-bidang dasar dan dinding galian dimana konstruksi akan dibuat langsung
diatas/pada bidang dasar/dinding tersebut, harus dikerjakan dengan tepat
mengikuti garis-garis kedalaman/kemiringan yang ditentukan dan bilamana
diminta oleh Direksi Pekerjaan harus disiram dan dipadatkan baik-baik dengan
alat-alat yang tepat sehingga didapat suatu bidang (dasar/dinding) yang padat
dan kokoh.
- Apabila pada waktu penggalian dijumpai lapisan tanah yang tidak sesuai untuk
dasar pondasi, maka atas petunjuk Direksi Pekerjaan Lapisan tanah tersebut
harus dikeluarkan dan diisi kembali dengan bahan yang sesuai serta dipadatkan
dengan baik lapis demi lapis Q = 15 cm.
- Bidang-bidang dasar tanah pondasi harus dijaga tetap kering rata dan kokoh.
Untuk itu, bila dasar pondasi rencana berada pada kondisi tidak pada lapisan
keras/batuan, maka penggalian harus ditunda minimal 20 cm sebelum mencapai
batas galian yang ditentukan, kecuali pekerjaan dasar pondasi (urugan pasir dan
lantai kerja) dapat dikerjakan seluruhnya segera setelah penggalian mencapai
kedalaman yang ditentukan. Tanah pondasi yang menjadi berlumpur karena
apapun harus segera diperbaiki dan mengeluarkan lumpur tersebut dan
mengganti/mengisi kembali dengan bahan yang ditentukan Direksi Pekerjaan dan
dipadatkan baik lapis demi lapis Q = 15 cm.
- Bila dipandang perlu Direksi Pekerjaan dapat memerintahkan untuk melengkapi
lobang galian yang akan/sedang dibuat, dengan turap penahan untuk mencegah
longsor yang mungkin terjadi. Turap – turap ini harus direncanakan sedemikian
rupa sehingga keamanan pekerja-pekerja cukup terjamin. Persetujuan yang
diberikan Direksi untuk penggunaan jenis bahan dan konstruksi tertentu tidak
membebaskan Kontraktor dari akibat yang mungkin terjadi sewaktu penggalian.
Semua pekerjaan penggalian sedapat mungkin dikerjakan dalam keadaan kering.
Bila diperlukan bendungan darurat, maka konstruksi bendungan harus cukup
kokoh dan rapat untuk masuknya air. Pompa harus disediakan secukupnya dan
digunakan sesuai dengan petunjuk Direksi Pekerjaan.

- Lapisan keras batuan yang akan menjadi dasar pondasi harus dibersihkan dari
tanah, kotoran-kotoran dan bagian-bagian yang lepas. Celah-celah dan retakan-
28
retakan harus diisi dengan adukan yang sama dengan adukan pondasi nantinya.
Dalam hal demikian pekerjaan pondasi dapat langsung dikerjakan diatas lapisan
tersebut, tanpa lantai kerja.
Sekeliling lubang galian harus dijaga tetap bersih dan bebas dari timbunan tanah
hasil galian. Sedikitnya sebelum pekerjaan ditinggalkan, sekeliling lubang galian
dalam jarak minimum 3 m harus bersih dari timbunan tanah.

2.3.4. Pondasi Bangunan


1) Dasar dari sisi galian, dimana akan didirikan bangunan harus selesai dengan rapi
sesuai dengan yang dikehendaki Direksi Pekerjaan. Tempat tersebut harus
dibasahi dengan air dan ditumbuk atau digilas dengan alat yang cocok dengan
maksud supaya terbentuk suatu pondasi yang kuat. Jika waktu penggalian
material yang digali melampaui garis dan tingkat yang telah ditentukan, galian
yang melampaui batas tadi harus ditimbun lagi seluruhnya dengan material yang
terpilih kemudian ditumbuk atau digilas lapis demi lapis yang tebalnya tidak lebih
dari 15 cm.
Jika tanah pondasi asli (natural foundation) terganggu atau longgar karena
pekerjaan-pekerjaan penggalian-penggalian kontraktor, ia harus dipadatkan
dengan menumbuknya atau menggilasnya atau jika Direksi Pekerjaan
menghendakinya ia harus dipindahkan atau diganti dengan bahan yang terpilih
yang seluruhnya harus dipadatkan.
Jika pada suatu tempat penggalian bangunan atau penggalian bentuk bangunan
lainnya yang dikehendaki dipakai bahan yang tidak cocok untuk pondasi menurut
ketentuan Direksi Pekerjaan, maka Direksi Pekerjaan akan memerintahkan secara
tertulis untuk memindahkan barang-barang yang tidak cocok tersebut dan
mengisinya kembali dengan menumbuknya atau mengilasnya lapis demi lapis
yang tebalnya tidak lebih 15 cm.

2.3.5. Tanah – Tanah Longsoran


Tanah yang tidak dapat bertahan pada lereng-lereng seperti ditunjukkan digambar atau
yang ditentukan oleh Direksi Pekerjaan dan material-material yang mungkin longsor
kedaerah galian, disepanjang garis galian, harus dipindahkan oleh Kontraktor menurut
cara yang disetujui. Lereng-lereng tersebut harus diselesaikan kembali menurut garis
dan tingkat yang ditetapkan oleh Direksi Pekerjaan.
Kontraktor mungkin diminta pula untuk menggali daerah-daerah yang mungkin akan
longsor diluar batas-batas penggalian seperti itu perlu untuk mencegah kerusakan pada
pekerjaan.

2.3.6. Bahan-bahan Hasil Galian

29
1) Diharapkan bahwa semua bahan-bahan dari galian yang dimaksudkan akan cocok
untuk dipakai dalam pembangunan-pembangunan yang dikehendaki menurut
spesifikasi ini. Dimana dapat dikerjakan, semua bahan-bahan harus diletakkan
langsung dari penggalian ke tempat-tempat terakhir yang telah direncanakan,
kecuali jika bahan tersebut menurut perintah Direksi Pekerjaan harus ditetapkan
ditempat yang telah direncanakan. Sepanjang masih dapat dikerjakan
sebagaimana ditetapkan oleh Direksi Pekerjaan semua bahan-bahan yang telah
direncanakan untuk digunakan dalam penanggulangan harus dilaksanakan agar
kadar air cukup dengan cara menyiramnya atau cara-cara lain yang cocok
sebelum dan selama penggalian.
2) Seluruh bahan timbunan disekitar bangunan-bangunan yang berada pada lereng-
lereng, dan garis-garis batas yang telah ditentukan pembayarannya untuk
bangunan, dan berada dibawah permukaan tanah asli dinyatakan sebagai
timbunan kembali atau timbunan kembali yang dipadatkan (compacted back fill)
dan semua timbunan atau timbunan kembali disekitar bangunan dan diatas
permukaan tanah asli harus dikerjakan sebagai membuat tanggul atau tanggul
yang dipadatkan, kecuali ada ketentuan yang lain pada gambar-gambar atau
disebut lain pada syarat-syarat.
3) Dimana tanah yang baik dari penggalian yang ditentukan tidak mencukupi untuk
pembuatan tanggul, bendung pengelak, penimbunan kembali dan pekerjaan
tanah lainnya yang diperlukan seperti tertera didalam gambar atau petunjuk
Direksi Pekerjaan maka yang baik dapat diambil dari daerah pengambilan yang
direncanakan seperti yang telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
4) Bahan hasil galian yang mengandung akar-akar, humus, dan bahan-bahan lain
yang mengganggu dan bahan-bahan galian yang tidak diperlukan untuk
penimbunan kembali, penanggulangan dan bangunan lain yang diperlukan
menurut spesifikasi ini harus ditempatkan ditempat penimbunan (Spoil bank)
yang berbatasan dengan saluran irigasi dan saluran-saluran drainase, jalan air,
muara serta pembuangan yang merembes yang terletak pada atau diluar jalan
yang diperintahkan untuk ditimbuni, dan daerah-daerah pembuangan lainnya
yang direncanakan oleh Direksi Pekerjaan, tempat penimbunan (Spoil bank) yang
berbatasan dengan tanggul-tanggul saluran harus bersambungan kecuali untuk
celah-celah (gaps) dengan selang-selang yang pantas untuk Drainage seperti
yang ditunjukkan pada gambar atau petunjuk Direksi Pekerjaan. Semua tempat
penimbunan dan daerah pembuangan dan dirapikan menurut garis-garis teratur
yang ditunjukkan pada gambar-gambar atau menurut petunjuk-petunjuk dari
Direksi Pekerjaan.

2.3.7. Material untuk Timbunan


Material timbunan kecuali ditentukan lain, harus dari bahan galian pekerjaan ini.

30
Galian tambahan hanya boleh dikerjakan bila tidak ada tanah yang cukup baik dari
hasil galian untuk keperluan timbunan.

Hasil galian setempat dipakai untuk timbunan asalkan sesuai dengan spesifikasi. Ini
merupakan tanggung jawab dari Kontraktor didalam penempatan dan pemadatannya.
Timbunan digunakan untuk timbunan kolam-kolam pengolahan seperti yang
ditunjukkan pada Gambar atau oleh Direksi Pekerjaan. Timbunan terdiri dari tanah
lempung untuk bagian luar dan lanau dari hasil galian untuk bagian dari timbunan.

2.3.8. Material dari Luar


Material dari galian setempat yang dipakai untuk timbunan tidak cukup sehingga
diperlukan tambahan material yang didatangkan dari luar. Kontraktor harus mencari
sumber dari material yang dibutuhkan, mendapatkan dengan memberi contoh 100 kg
kepada Direksi Pekerjaan untuk diperiksa dan harus mendapat persetujuan dari Direksi
Pekerjaan sebelum digunakan. Persetujuan dari contoh tersebut tidak melepaskan
tanggung jawab Kontraktor terhadap pekerjaan tersebut. Contoh tanah dan test yang
dilaksanakan untuk menentukan data dan permeabilitas dari tanah lapangan. Test
kepadatan dan permeabilitas sesuai ASTM atau BS standar atau yang setara.

Jenis material timbunan yang digunakan untuk timbunan kolam-kolam pengolahan


limbah terdiri dari lempungan berbatu atau lempung berpasir bebas dari bahan organik
atau bahan lainnya yang merugikan. Material tersebut harus kedap air dan tidak peka
terhadap pemuaian dan penyusutan.

2.3.9. Pengupasan Lapisan Tanah


Lapisan tanah bagian harus dikupas tidak lebih dari 150 mm, dan diletakkan sesuai
dengan perintah Direksi Pekerjaan. Tanah hasil pengupasan tersebut kemungkinan
dapat digunakan sebagai timbunan dengan persetujuan dari Direksi Pekerjaan terlebih
dahulu.

2.3.10. Pelaksanaan Timbunan


- Timbunan harus disebarkan didalam satu jalur yang lurus. Timbunan hanya
disebarkan pada permukaan yang benar dan telah diinspeksi dan disetujui oleh
Direksi Pekerjaan.
- Timbunan harus disebarkan lapis per lapis dengan bulldozer atau dengan metode
lain yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
- Selama penyebaran, semua bahan seperti sampah atau batu-batu yang lebih
besar dari ukuran yang ditentukan harus dipindahkan dari daerah yang akan
ditimbun.

31
- Selama pelaksanaan, Kontraktor harus menjamin adanya buruh, peralatan dan
bahan timbunan yang cukup sesuai kebutuhan.
- Bahan organik tidak diinginkan dipakai sebagai timbunan dan bahan timbunan
tidak boleh dicampur dengan bahan yang mengandung organik.
- Peralatan pemadatan harus sesuai dengan jenis material yang dipakai sebagai
timbunan. Kontraktor harus membuat metode pemadatan secara detail, dan
minimum 6 lintasan yang diperlukan untuk pemadatan.
- Pemadatan timbunan yang diletakkan lapis berlapis dengan ketebalan maksimum
150 mm sebelum pemadatan. Setiap lapis dipadatkan dengan sekurang-kurangnya
mencapai 95 % dari maksimum drydensty laboratorium sesuai yang ditentukan
dalam ASTM test B-1557 atau modified AASHO.
- Pengujian moisture content optimum dari bahan timbunan harus ditentukan
dilapangan dan dilaboratorium.

2.4. PEKERJAAN BETON

2.4.1. Umum
2.4.1.1. Lingkup Pekerjaan

(1). Semua beton yang dikehendaki untuk digunakan bagi semua bangunan dan
saluran yang akan dikerjakan dengan spesifikasi ini dan untuk semua maksud
yang berhubungan dan sebagaimana diminta oleh Direksi harus terdiri dari
bahan-bahan yang diperinci disini dan harus dicampur dengan perbandingan yang
sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang tersebut disini.

(2) Setiap syarat dan ketentuan tidak termaktub disini sesuai dengan Standar
Indonesia untuk beton NI-2 PBI 1971.

2.4.1.2. Bahan
(1) Semua Portland harus dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang
ditetapkan dalam semen Portland.
(2) Semua besi beton harus sesuai dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan
yang ditetapkan tentang besi beton.
(3) Semua pasir dan agregat kasar yang digunakan dalam beton, spesi/mortar dan
spesi injeksi dalam spesifikasi ini harus disediakan oleh Kontraktor sesuai dengan
syarat-syarat yang sudah diterangkan.
(4) Air yang dipakai harus sesuai dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan
didepan.
2.4.1.3. Kelas Mutu Beton
(1) Kelas dan mutu beton harus sesuai dengan standar Beton Indonesia NI-2 dan
PBI-1971, menurut table dibawah ini.

32
KATEGORI

CONTOH DARI PENGAWASAN TERHADAP


’bm
’bm PENGGUNAAN BANGUNA
S=46kg/c BANGUNAN AIR
KLS MUTU kg/cm2 N
m2 BERSIH (TUJUAN) KUALITAS KEKUATAN

AGREGAT TEKANAN

I BO - - - NON Periksaan dengan Tidak ada


mata pengujian
STRUKTUR
AL

II BI - - - NON Periksaan dengan Tidak ada


STRUKTUR teliti pengujian
AL

Pengujian
K 125 125 200 Lantai Kerja
mendetail dengan
analisa ayakan
NON
Pengujian akan
STRUKTUR
diadakan
AL
Pengujian

K 175 175 250 Trust Block, mendetail dengan

Pondasi analias ayakan

Jembatan Pipa Pengujian akan


diadakan
STRUKTUR
AL

III K>225 >225 300 IPA Beton, STRUKTUR Pengujian Pengujian


AL mendetail akan diadakan
BPT, Reservoir,
dengan analisa
Pondasi Gense- ayakan
Pompa

Jika tidak ditentukan lain, yang diartikan kekuatan tekan beton senantiasa ialah
kekuatan tekan yang diperoleh dari pemeriksaan benda uji kubus yang berisi 15 cm (
0,06) pada umur 28 hari.

2.4.2. Pencampuran dan Pengecoran

2.4.2.1. Komposisi/Campuran Beton

33
(1) Beton harus dibentuk dari semen Portland, pasir, kerikil/batu pecah., air;
semuanya dicampur dalam perbandingan yang serasi dan diolah sebaik-baiknya
sampai pada kekentalan yang baik/tepat.

(2) Untuk beton mutu ―B‖ campuran yang biasa untuk pekerjaan non structural
dipakai perbandingan dari semen Portland, terhadap pasir dan agregat kasar
tidak boleh kurang dari 1:8. Banyaknya semen untuk tiap m 3 sedikitnya harus 225
kg.

(3) Untuk beton mutu K 175, campuran nominal dari semen Portland, pasir dan
kerikil/batu pecahan harus digunakan dengan perbandingan volume 1:1,5:2,5
atau banyaknya semen untuk tiap m3 beton minimum harus sampai 325 kg.

(4) Untuk mutu K 175 mutu-mutu lainnya yang lebih tinggi harus dipakai ―campuran
yang direncanakan‖ (job mix formula/design mix). Campuran yang direncanakan
diketemukan dari percobaan-percobaan campuran yang memenuhi kekuatan
karakteristik yang diisyaratkan. Banyaknya semen untuk tiap m 3 beton paling
tidak harus 325 kg.
(5) Tingkat agregat yang kasar untuk kelas II-derajat K125 dan untuk kelas II-
derajat K 175 – beton harus berada dalam batas yang telah ditentukan diatas dan
kontraktor harus memperoleh derajat yang patut, bila perlu akan dites oleh
Direksi Pekerjaan, dengan mengkombinasikan ukuran agregat yang proporsional
agar didapat derajat yang patut.
(6) Perbandingan antara bahan-bahan pembentuk beton yang dipakai untuk berbagai
pekerjaan (sesuai kelas mutu) harus dipakai dari waktu selama berjalannya
pekerjaan , demikian juga pemeriksaan terhadap agregat dan beton yang
dihasilkan. Perbandingan campuran dan faktor air semen yang tepat akan
ditetapkan atas dasar beton yang dihasilkan, juga mempunyai kepadatan yang
tepat, kekedapan, awet dan kekuatan yang dikehendaki, dengan tidak memakai
semen terlau banyak.
Faktor air semen dari beton (Tidak terhitung air yang dihisap oleh agregat) tidak boleh
melampaui 0,55 (dari beratnya) untuk kelas III dan jangan melampaui 0,60 (dari
beratnya) untuk kelas lain-lainnya. Pengujian beton dilakukan Direksi Pekerjaan dan
perbandingan campuran harus diubah jika perlu untuk tujuan atau penghematan yang
dikehendaki, kegairahan bekerja, kepadatan, kekedapan, awet atau kekuatan dan
Kontraktor tidak berhak atas penambahan kompensasi disebabkan perubahan yang
demikian.

2.4.2.2. Perlengkapan Mengaduk


Kontraktor harus meneyediakanperalatan dan perlengkapan yang mempunyai ketelitian
yang cukup untuk menetapkan dan mengawasi jumlah masing-masing bahan
pembentukan beton, yang harus mendapat persetujuan Direksi Pekerjaan.

34
2.4.2.3. Mengaduk
(1) Bahan-bahan pembentukan beton harus dicampur dan diaduk dalam mesin
pengaduk beton yaitu ―Batch Mixer‖ atau ―Portable Continuous Mixer‖ selama
sedikitnya1,5 menit sesudah semua bahan (kecuali untuk air dalam jumlah yang
penuh) ada dalam mixer. Waktu pengadukan ditambah bila mesin pengaduk
berkapasitas lebih besar dari 1,5 m3. Direksi berwenang menambah waktu
pengadukan jika gagal mendapatkan hasil adukan dengan susunan kekentalan
dan warna yang merata/seragam. Beton harus seragam dalam komposisi dan
konsistensi dari adukan ke adukan, kecuali bila dimintakan adanya perubahan
dalam komposisi atau konsistensi. Air harus dituangkan lebih dahulu dan selama
pekerjaan mencampur. Pengadukan yang berlebih-lebihan (lamanya) tidak
diperkenankan.

(2) Pencampuran dengan tangan diizinkan jika pada lokasi-lokasi tertentu sebuah
Portable Mixer tak mungkin digunakan menurut pendapat Direksi Pekerjaan.
Untuk mempermudah pencampuran ini kontraktor akan membuat beton massif
dengan ketebalan tidak kurang dari 5 cm, licin, rata dengan luas 2 cm2, diliputi
dengan parapet setinggi 10 cm.
2.4.2.4. Suhu
Suhu beton sewaktu dicor/dituang, tidak boleh lebih dari 32 oC dan tidak kurang dari
4,5 oC. Bila suhu beton antara 27 oC dan 32 oC, beton harus diaduk ditempat pekerjaan
untuk kemudian langsung dicor. Bila lebih dari 32 oC, Kontraktor harus mengambil
langkah-langkah efektif, misalnya mendinginkan agregat dengan mencampur air dan
mengecor pada waktu malam hari bila perlu, mempertahankan suhu beton, untuk dicor
pada suhu dibawah 32 oC.

2.4.2.5. Pengecoran
(1) Beton tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan cetakan, baja tulangan beton,
penyokong dan pengikatan dan penyiapan-penyiapan permukaan yang
berhubungan dengan pengecoran yang telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

(2) Segera sebelum pengecoran beton, semua permukaan pada tempat pengecoran
beton (cetakan, lantai kerja) harus bersih dari air yang menggenang, reruntuhan
atau bahan lepas.

(3) Permukaan-permukaan Construction Joints harus bersih dan lembab ketika


ditutup dengan beton baru atau adukan; dibersihkan dengan cara-cara yang
disetujui dan kemudian dicuci seluruhnya dengan penyemprotan air dengan
tekanan udara sebelum pengecoran beton baru. Pembersihan dan pencucian
harus dilaksanakan pada kesempatan terakhir dari pengecoran beton. Semua
genangan-genangan air harus dibuang dari permukaan Construction Joints
sebelum beton baru dicor.

35
(4) Cara-cara dan alat yang digunakan untuk pengangkatan beton harus sedemikian
sehingga beton dengan komposisi dan kekentalan yang diinginkan dapat dibawa
ketempat pekerjaan tanpa adanya pemisahan dan kehilangan bahan yang
menyebabkan perubahan nilai slump.

(5) Beton dicor hanya pada waktu Direksi Pekerjaan atau wakilnya yang ditunjuk
serta pengawas Kontraktor yang setara ada ditempat kerja. Permukaan
Construction Joints harus dilapisi penutup yang terbuat dari adukan semen (air
pasta semen) atau ditutup dengan lapisan spesi/mortar harus mempunyai
perbandingan semen dan pasir seperti campuran beton yang bersangkutan
kecuali ditentukan lain, demikian juga konsistensinya.

(6) Beton harus segera dicor pada adukan yang baru. Dalam pengecoran beton pada
Construction Joints yang telah terbentuk, penjagaan khusus harus dijalankan
dengan pembobokan dan peralatan dengan memakai alat-alat yang cocok.
(7) Tidak diperkenankan pencampuran/pemotongan kembali beton. Beton yang
sudah mengeras harus dibuang dan tidak dibayar untuk pekerjaan itu.
Transportasi dari pengadukan sampai pengecoran beton jangan terlalu jauh.
(8) Kecuali ada penyetopan/pemotongan oleh hubungan (joints), semua penuangan
beton harus selalu kira-kira berlapis-lapis horizontal dan umumnya tebalnya tidak
lebih dari 50 cm. Direksi Pekerjaan berhak mengurangi tebal tersebut apabila
pengecoran dengan tebal lapisan-lapisan 50 cm tidak dapat memenuhi spesifikasi
ini.
(9) Pengecoran beton tidak diperkenankan selama hujan deras. Selama hujan air
semen atau spesi tidak boleh dihamparkan pada construction joints dan air semen
atau spesi yang hanyut dan terhampar harus dibuang dan diganti sebelum
pekerjaan dilanjutkan. Suatu pengecoran tidak boleh terputus sebelum bagian
tersebut selesai.
(10) Ember-ember/backet beton yang dipakai harus sanggup menuang dengan tepat
pada slump yang rendah dan memenuhi syarat-syarat campuran pada mana
mekanisme pembuangan harus dibuat dengan kapasitas sedikitnya 0,35 m3 sekali
tuang. Ember beton harus mudah untuk diangkat/diletakkan dengan alat-alat
lainya dimana diperlukan terutama bagi lokasi-lokasi yang terbatas.
(11) Keadaan construction joints harus mendekati horizontal jika tidak ada ketentuan
lain dari yang ditunjukkan pada gambar atau diperintahkan oleh Direksi.
(12) Setiap lapisan beton harus dipadatkan sampai kepadatan maksimum yang
mungkin, sehingga ia bebas dari kantong-kantong kerikil dan menutup rapat-
rapat semua permukaan dari cetakan dan material yang dilekatkan. Dalam
pemadatan setiap lapisan dari beton, kepala alat penggetar (vibrator) harus dapat
menembus dan menggetarkan kembali beton pada bagian atas dari lapisan yang
terletak di bawah. Semua beton harus dipadatkan dengan alat penggetar type
36
immersion beroperasi dengan kecepatan paling sedikit 7000 putaran per menit
ketika dibenamkan dalam beton.

2.4.3. Pembukaan Cetakan dan Pemeliharaan

2.4.3.1. Waktu dan Cara-Cara Pembukaan Cetakan


(1) Waktu dan cara pembukaan dan pemindahan cetakan harus dikerjakan dengan
hati-hati untuk menghindarkan kerusakan pada beton. Beton yang masih muda
tidak diijinkan untuk dibenahi. Beton yang baru dibuka cetakannya diperlihatkan
kepada Direksi untuk dinilai kualitas pengecorannya, beton yang hasilnya banyak
keropos sampai tulangan terlihat, harus mendapatkan penanganan tersendiri atas
petunjuk Direksi.

(2) Umumnya, diperlukan waktu min. 2 (dua) hari sebelum cetakan dibuka untuk
dinding-dinding yang tidak bermuatan dan cetakan-cetakan samping lainnya dan
7 (tujuh) hari untuk dinding-dinding pemikul dan saluran-saluran.
2.4.3.2. Perawatan (Curing)
(1) Semua beton harus dirawat (cured) dengan air. Direksi berhak menentukan cara
perawatan bagaimana yang harus digunakan pada bagian-bagian pekerjaan.
(2) Beton harus tetap basah paling sedikit 14 hari terus-menerus (segera sesudah
beton cukup keras untuk mencegah kerusakan) dengan menutupnya dengan
bahan yang dibasahi air atau cara-cara yang disetujui yang akan menjaga agar
permukaan selalu basah. Air yang digunakan dalam perawatan harus memenuhi
spesifikasi.
2.4.3.3. Perlindungan (Protection)
Kontraktor harus melindungi semua beton terhadap kerusakan-kerusakan sebelum
terakhirdiperiksa oleh Direksi. Permukaan beton yang terbuka harus dilindungi terhadap
sinar matahari langsung paling sedikit 3 hari sesudah pengecoran.

2.4.3.4. Penyelesaian-penyelesaian dan Penyempurnaan


(1) Penyempurnaan permukaan beton harus dilaksanakan oleh tukang yang ahli dan
disaksikan oleh Direksi. Permukaan beton akan diuji/ditest oleh Direksi jika perlu.
Ketidakteraturan digolongkan sebagai sekonyong-konyong (abrupt) atau lambat
laun (gradual).
(2) Offset yang disebabkan oleh pemindahan atau penempatan cetakan yang salah
yang membentuk garis-garis, yang disebabkan mata kayu lepas pada cetakan
atau kerusakan lain dari kayu, akan dianggap sebagai ketidakteraturan yang
sekonyong-konyong (abrupt) dan akan diuji dengan pengukuran langsung.
Semua ketidak teraturan lainnya dapat dianggap sebagai ketidak teraturan yang
gradual dan akan diperiksa oleh Direksi. Sebelum menerima pekerjaannya,

37
Kontraktor harus membersihkan semua permukaan yang terbuka dari kerak-kerak
dan kotoran lainnya.
2.4.3.5. Perbaikan Permukaan Beton
(1) Bila sesudah pembukaan cetakan ada beton yang tidak tercetak menurut gambar
atau permukaan tidak rata atau keropos, ternyata ada permukaan yang rusak, hal
ini dianggap tidak sesuai spesifikasi. Ketidaksesuaiannya akan mendapat penilaian
tersendiri yang akan diberikan oleh Direksi dan kalau Direksi memerintahkan
untuk dibongkar maka beton harus dibuang dan diganti oleh Kontraktor atas
bebannya sendiri kecuali bila Direksi memberikan ijinnya untuk menambal tempat
yang rusak, dalam hal mana penambalan harus dikerjakan seperti yang telah
tercantum dalam pasal-pasal berikut.

(2) Kerusakan yang memerlukan pembongkaran dan perbaikan ialah yang terdiri dari
sarang kerikil, kerusakan karena cetakan, lubang-lubang karena keropos, lubang-
lubang baut, ketidakrataan oleh pengaruh sambung-sambungan cetakan, dan
bergeraknya cetakan. Ketidakrataan dan bengkok harus dibuang dengan pemahat
atau dengan alat lain dan seterusnya digosok dengan batu gerinda. Semua
lubang harus terus-menerus dibasahi selama 24 jam sebelum dicor dan
seterusnya disempurnakan.
(3) Jika menurut pendapat Direksi hal-hal yang tidak sempurna pada bagian
bangunan-bangunan yang akan terlihat sedemikian, sehingga dengan
penambalan saja tidak memuaskan, Kontraktor diwajibkan untuk menutup
seluruh dinding (dengan spesi plester), sesuai dengan instruksi dari Direksi.
(4) Cacat lubang-lubang tempat cukilan dari sarang kerikil atau keropos kecil yang
akan diperbaiki, harus diisi dengan spesi/mortar tambalan yang kering yang
disusun dari satu bagian semen Portland dengan dua bagian pasir beton bersama
dengan bahan pengisi yang tidak susut, yang disetujui Direksi, dalam jumlah
yang diperinci oleh pabrik dan dengan air yang cukup sehingga sesudah bahan-
bahan spesi dicampur akan melekat satu sama lain dan apabila diremas-remas
menjadi bola dan ditekan dengan tidak akan mengeluarkan air. Spesi penambal
harus dikerjakan dengan lapisan-lapisan yang tipis dan selalu dipadatkan dengan
alat yang cocok.

2.4.3.6. Pengukuran dan Pembayaran


Semua beton dimintakan untuk pekerjaan dalam spesifikasi ini harus tercakup dalam
harga satuan yang ditawarkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga untuk bagian-bagian
yang sesuai dimana beton dipergunakan. Harga satuan yang ditawarkan untuk
pekerjaan semacam itu harus mencakup air, pasir dan kerikil/batu pecah, bahan
penambah (admixture), non-shrink compound, cetakan-cetakan, minyak cetakan,
pengolahan pencampuran, pemeliharaan temperatur, pengangkutan, persiapan untuk
38
pengecoran, pengecoran, pembukaan cetakan-cetakan, perawatan (curing),
perlindungan, penyempurnaan dan perbaikan permukaan beton, serta semua pekerjaan
lainnya, sesuai persyaratan dan keperluan yang tercakup disini.

2.4.4. Pengetesan Beton

2.4.4.1. Percobaan-Percobaan Pendahuluan

Sebelum pekerjaan beton dimulai Kontraktor wajib mengadakan percobaan


pendahuluan untuk meguji apakah bahan yang dipakai serta campuran yang
direncanakan dapat dicapai kekuatan serta mutu yang disyaratkan.

Bahan serta campuran yang mencapai mutu beton yang disyaratkan dipakai standar
bagi pelaksanaan dan setiap kali akan diadakan percobaan pendahuluan juga.

Jika tidak ditentukan lain oleh direksi jumlah benda uji adalah 20 buah yang dapat
diambilkan dari beton-beton yang dicor pada tarif permulaan pekerjaan seperti untuk
bagian-bagian konstruksi non structural ataupun yang direncanakan dengan mutu BI
(yang ditegaskan dalam gambar).

alau jumlah benda uji tidak mungkin diambil sebanyak itu maka harus diambil
sedemikian rupa secara random dan dengan perhitungan statistik yang sesuai.
Pemeriksaan benda-benda uji dapat dilaksanakan pada umur beton yang kurang dari
28 hari dengan memperlihatkan perbandingan kekuatan beton pada berbagai umur
seperti dibawah ini :

Umur beton 3 7 14 21 28
(hari)

PC biasa 0.4 0.65 0.8 0.95 1.00

PC dengan kekua- 0.5 0.75 0.9 0.95 1.00

tan awal yang tinggi

2.4.4.2. Pemeriksaan Mutu Beton dan Mutu Pelaksanaan

Selama masa pelaksanaan, mutu beton harus diperiksa secara kontinue dengan
mengambil dan memeriksa benda-benda uji.

Untuk pekerjaan beton dengan masing-masing mutu beton lebih besar dari 60 m3 maka
harus dibuat 1 benda uji untuk 5 m3 beton dengan minimum 1 benda uji tiap hari serta

39
untuk tahap permulaan 1 benda uji untuk 3m3 agar segera terkumpul 20 benda uji.
Mutu beton dianggap memenuhi syarat apabila dipenuhi syarat-syarat berikut :

(1) Tidak boleh lebih dari 1 nilai diantara 20 nilai hasil pemeriksaan benda uji
berturut-turut kurang dari ’ bk.
(2) Tidak boleh satupun nilai rata-rata dari 4 hasil pemeriksaan benda uji berturut-
turut terjadi kurang dari (’ bk + 0,82 Sr).
(3) Selisih antara nilai tertinggi dan terendah diantara 4 hasil pemeriksaan benda uji
berturut-turut tidak boleh lebih besar dari 4,3 Sr.
(4) ’ bk = ’ bm – 1,64 s

dimana : ’ bk = tekanan beton karakteristik


’ bm = tekanan rata-rata benda uji

s = deviasi standar

Sr = deviasi standar rencana

Apabila salah satu syarat diatas tidak dipenuhi maka Kontraktor wajib menyelidikinya
sebab-sebab dari penyimpangan serta melaporkan hasilnya kepada Direksi disertai usul-
usul mengenai perbaikan-perbaikan selanjutnya dan pengecoran beton harus segera
dihentikan.

Pada pekerjaan beton dengan jumlah dari masing-masing mutu beton kurang dari 60
m3 dipakai konstruksi sebagai berikut :

(1) Internal pengambilan benda uji kira-kira sama. Apabila disebabkan alasan
tertentu pengumpulan 20 benda uji tidak dapat tercapai maka Direksi dapat
mempertimbangkan lain dan pengambilan benda uj boleh kurang dari 20 buah
asal pengambilan dilakukan pada interval waktu yang kira-kira sama sehingga
randominasi dapat dicapai dengan baik.
(2) Apabila yang terkumpul kurang dari 20 maka beton dianggap memenuhi syarat
apabila nilai rata-rata dari setiap 4 hasil pemeriksaan benda uji berturut-turut
lebih besar (’ bk + 0,82 Sr). Agar dalam waktu singkat sudah ada gambaran
tentang mutu beton maka dianjurkan untuk membuat benda uji untuk diperiksa
pada umur 3 dan 7 hari. Tetapi penilaian mutu beton tetap pada umur 28 hari.

Tindakan yang diambil bila dari pemeriksaan benda uji tidak memenuhi syarat:

(1) Jika pengecoran belum selesai maka pengecoran harus dihentikan dan dalam
waktu singkat diadakan percobaan non destruktif pada bagian konstruksi yang
dianggap meragukan. Untuk itu dapat dilakukan pengujian dangan concrete
tester atau mengambil benda uji dari bagian konstruksi (pada tempat-tempat

40
yang tidak terlalu banyak mempengaruhi kekuatan konstruksi dan harus dibawah
pengawasan seorang ahli).
Mutu beton dianggap memenuhi syarat dan pengecoran bias dilanjutkan apabila
kekuatan tekan beton karakteristik minimal sama dengan 80 % dari nilai
kekuatan beton karakteristik yang disyaratkan.

(2) Apabila tidak dipenuhi persyaratan diatas maka dapat diambil percobaan
pembebanan langsung dan dianggap memenuhi syarat dan pengecoran bisa
dilanjutkan bila kekuatan beton karakteristik minimal sama dengan 70 % dari nilai
yang disyaratkan.

(3) Apabila syarat-syarat diatas masih belum terpenuhi maka harus dicari
pemecahan, misal dengan memberikan kekuatan-kekuatan yang dapat
dipertanggungjawabkan. Apabila tidak bias dilaksanakan demikian, baru bagian
konstruksi yang meragukan tersebut dibongkar.
(4) Semua biaya yang dikeluarkan harus ditanggung oleh Kontraktor karena hal
tersebut dianggap disebabkan oleh kesalahan Kontraktor.

2.4.4.3 Pembuatan Benda Uji

Benda uji dibuat dengan bentuk kubus (15 cm atau 20 cm) atau silinder diameter 15 cm
hingga 30 cm dan perbandingan kekuatan tekan dapat dilihat sebagai berikut :

Benda Uji Perbandingan Kekuatan Tekan

Kubus 15 x 15 x 15 cm 1.00

Kubus 20 x 20 x 20 cm 0.95

Silinder 15 x 30 cm 0.83

Pada benda uji kubus , harus dibuat dengan mempunyai dua dinding yang berhadapan
dan dapat terdiri dari plat baja, kaca dan sebagainya yang permukaannya rata (kayu
tidak boleh dipakai). Cetakan diolesi sebelumnya dengan vaselin, lemak atau minyak
agar mudah dilepas dari betonnya. Kemudian diletakkan diatas bidang alas rata yang
tidak menyerap air.

Pada adukan beton yang encer, adukan beton diisikan ke dalam cetakan dalam 3 lapis
yang kira-kira sama tebalnya dan masing-masing lapis ditusuk 10 kali dengan tongkat
baja diameter 16 mm dengan ujung yang dibulatkan.

41
Pada adukan beton yang kental cetakan harus diberi sambungan tambahan keatas
kemudian adukan diisikan sekaligus. Selanjutnya adukan dipadatkan sesuai dengan cara
pelaksanaannya nanti.

Jarum penggetar harus dimasukkan sentries tanpa menyentuh dasar cetakan. Kubus-
kubus uji yang baru saja dicetak harus disimpan ditempat yang bebas dari getaran dan
ditutupi dengan karung basah selama minimal 24 jam dan setelah catakannya dilepas
maka harus diberi tanda dan disimpan pada tempat yang mempunyai suhu sama
dengan udara luar.

Pada pengujian, tekanan dikerjakan pada bidang yang rata dan tekanan berangsur-
angsur dinaikkan dengan kecepatan 6-4 kg/cm2 tiap detik. Sebagai beban hancur dari
kubus beban tertinggi yang ditunjukkan oleh pesawat penguji tersebut tidak boleh
mempunyai kesalahan yang melampaui  3 % pada setiap pembebanan diatas 10 %
dari kapasitas maksimum.

2.4. PEKERJAAN PASANGAN BATU


2.5.1. Umum
2.5.1.1. Lingkup Pekerjaan

Seluruh pemasangan, lining dan paving batu yang perlu dibangun menurut spesifikasi
ini dan seluruh maksud yang bertalian yang mungkin ditentukan oleh Direksi, harus
terdiri dari bahan-bahan yang dirinci disini.

Syarat-syarat dan ketentuan yang dinyatakan disini akan berlaku untuk semua
pekerjaan pasangan batu, kecuali kalau diubah oleh Direksi untuk suatu pekerjaan
tertentu.

2.5.1.2 Batu

Semua batu untuk pekerjaan pasangan batu harus sesuai dengan syarat-syarat dan
ketentuan-ketentuan yang dinyatakan untuk batu yang dirinci dalam Spesifikasi ini.

2.5.1.3. Semen, Pasir dan Air


(1) Semua semen adukan untuk pekerjaan batu harus sesuai dengan syarat-syarat
dan ketentuan yang dinyatakan untuk semen portland.
(2) Pasir untuk spesi/adukan yang dipakai untuk seluruh konstruksi pekerjaan batu
yang diperlukan menurut spesifikasi ini harus disediakan oleh Kontraktor menurut
ketentuan dan sesuai dengan syarat-syarat dan ketentuan untuk pasir yang
dirinci dalam Spesifikasi ini.
(3) Air yang dipergunakan untuk adukan bebas dari bahan-bahan lumpur, bahan-
bahan organic, alkali, garam dan kotoran-kotoran lain dan harus dites dan
disetujui oleh Direksi.
2.5.2. Adukan dan Pemasangan

42
2.5.2.1. Komposisi Adukan
Adukan untuk pekerjaan batu harus terdiri dari satu semen berbanding empat bagian
pasir (keadaan lepas), kecuali bila ditentukan dan diperintahkan lain oleh Direksi,
dengan air yang cukup untuk mendapatkan kekentalan yang sesuai untuk pemakaian.

2.5.2.2. Mengaduk Spesi/Adukan


(1) Cara dan perlengkapan yang dipakai sedemikian rupa sehingga mudah untuk
memastikan dengan tepat dan mengontrol banyaknya tiap-tiap bagian yang
dimasukkan ke dalam campuran dan harus disetujui Direksi. Jika dipergunakan
mesin pengaduk (mixer) maka lamanya waktu pengadukan, setelah semua
bahan-bahan sudah di dalam mixer, tidak boleh kurang 2 menit.

(2) Spesi/adukan akan dicampur hanya jika bahan-bahan cukup untuk segera dipakai
dan jika tidak dipakai dalam waktu 30 menit setelah penambahan air harus
dibuang. Pencampuran didalam adukan harus dibersihkan dan harus dicuci
dengan setiap akhir kerja setiap hari.
2.5.2.3. Pemasangan
(1) Cara dan perlengkapan untuk pengangkutan batu dan adukan akan sedemikian
rupa sehingga tidak akan menunda pemakainan adukan.
(2) Batu tidak boleh dipasang pada waktu hujan yang cukup deras atau cukup lama
untuk menghanyutkan adukan. Adukan yang telah dihamparkan yang luluh oleh
hujan harus disingkirkan dahulu dan diganti sebelum mengeras sepenuhnya.
2.5.2.4. Penyelesaian dan Penyempurnaan
Semua batu harus dipasang dengan baik dan bagian mukanya rata, tumpukan batu
yang diisi adukan harus saling mengisi kekosongan dan saling mengikat, garis-garis
vertikal lurus dan permukaan yang baik, kecuali bila ditunjukkan lain dari gambar atau
atas petunjuk Direksi.

2.5.2.5. Perawatan
Semua pekerjaan batu yang memakai spesi/adukan harus dirawat dengan air (water
curing) atau cara lain yang diterima. Semua cara dan pelaksanaan Kontraktor
untuk perawatan bagian-bagian dari pekerjaan harus disetujui Direksi.
Jika perawatan dilakukan dengan air, pekerjaan batu harus tetap basah paling tidak
selama 14 hari, (kecuali ditentukan dilain bagian dari spesifikasi ini) dengan
menutupi dengan bahan yang menyerap air.
2.5.2.6. Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran dan pembayaran untuk segala pekerjaan pemasangan batu yang
dimintakan akan dilaksanakan menurut harga satuan yang ditawarkan dalam Daftar
Kuantitas dan Harga yang mana harus sudah mencakup, tetapi tidak terbatas pada
biaya untuk air, semen, pasir dan harga pembelian batu, penggolongan,
penggangkutan, penyiapan untuk penempatan, perawatan, perlindungan,

43
penyempurnaan dan pembetulan permukaan batu serta segala pelaksanaan lainnya,
prosedur-prosedur dan kebutuhan-kebutuhan yang perlu untuk menyelesaikan
pekerjaan batu sesuai spesifikasi ini.

2.6. PEKERJAAN PERKERASAN JALAN MASUK


2.6.1. Spesifikasi Teknik
Pelaksanaan pekerjaan ini harus sesuai/mengikuti peraturan pelaksanaan pembangunan
jalan raya tahun 1972.

Pekerjaan ini meliputi :

1. Tanah dasar
Tanah dasar adalah permukaan tanah asli, permukaan galian atau permukaan
tanah timbunan yang merupakan permukaan dasar untuk perletakan bagian-
bagian perkerasan lainnya.
2. Lapis Pondasi Bawah
Lapis pondasi bawah adalah bagian perkerasan yang terletak antara lapis
permukaan dan lapis pondasi bawah.
Lebar dan tebalnya seperti yang disebutkan dalam gambar rencana.
3. Lapis Pondasi
Lapis pondasi adalah bagian perkerasan yang terletak antara lapis permukaan
dan lapis pondasi bawah.
Lebar dan tebalnya seperti yang disebutkan dalam gambar rencana.
4. Lapis Permukaan
Lapis permukaan adalah bagian perkerasan yang paling atas.
Lebar dan tebalnya seperti yang disebutkan dalam gambar rencana.
Bahan-bahan harus mengikuti persyaratan-persyaratan yang telah ditentukan.

2.6.1.4. Lapis Penetrasi


Lapisan penetrasi terdiri dari bahan batu pecah dan asphalt.
- Batu pecah yang digunakan harus dari macam yang keras, awet,
bersudut/berbidang yang tajam, bersih dari kotoran, lempung material lain yang
tidak dikehendaki.
Bahan batu pecah tersebut dibedakan dalam 3 macam, yaitu :
1. Batu pokok (fraksi I ukuran 3 – 5 cm)
2. Batu kunci (fraksi II ukuran 1 – 2 cm)
3. Batu Split (fraksi III ukuran 1 cm)

- Asphalt yang digunakan adalah asphalt semen dengan angka penetrasi 60 – 70.
Bahan asphalt dari tipe lain hanya boleh dipakai setelah ada ijin dari Direksi.

44
2.6.2. Konstruksi Jalan
2.6.2.1. Sirtu
- Persyaratan gradasi dan mutu bahan sirtu sesuai dengan RKS Umum.
2.6.2.2. Gelar Macadam
- Ketebalan lapisan macadam setelah dipadatkan harus sesuai dengan peil rencana
dalam gambar bestek.
2.6.2.3. Sosot Berat
- Menggunakan aspal panas 60/70 sebanyak 2,3 kg/m2.

2.6.2.4. Sosot Ringan/Tack Coating


- Menggunakan aspal panas 60/70 sebanyak 0,7 – 1 kg/m2.
- Bidang jalan harus dibersihkan terlebih dahulu dari segala kotoran.
- Jika bidang jalan dari beton, maka harus cukup umur betonnya.
- Tempat pemasakan aspal jaraknya tidak lebih dari 20 m dari tempat pengecoran.
- Setelah sosotan aspal panas merata, lapisan ini ditaburi dengan abu batu
sebanyak 0,005 m3/m2.

2.6.2.5. Penetrasi tebal 3 cm dan 5 cm padat


- Menggunakan aspal sebanyak 2,7 kg/m2 untuk penetrasi tebal 3 cm padat dan 7
kg/m2 untuk penetrasi dengan tebal 5 cm padat.
- Sebelum batu pecah untuk lapisan penetrasi digelar, bidang jalan harus
dibersihkan terlebih dahulu dari bahan-bahan lepas, kotoran-kotoran lainny.

2.6.2.6. Pekerjaan Hotmix


- Dalam pembuatan aspal beton, pemborong sebelumnya diwajibkan untuk
memberi keterangan-keterangan kepada Direksi mengenai macam dan kondisi
dari alat-alat pembuat aspal beton yang akan digunakan.
- Jumlah bahan yang tersedia disekitar alat pembuatan aspal beton/Asphalt Mixing
Plant (AMP) harus cukup untuk produksi sedikit 3 (tiga) hari.
- Pemanasan baru tidak boleh lebih dari 1750 C dan tidak boleh kurang dari dari
1400C,. Dan pemanas aspal tidak melebihi titik nyala dan tidak kurang dari 140 0C.
- Hasil produksi dari Asphalt Mixing Plant/AMP harus diperiksakan oleh pemborong
untuk tiap 100 ton dan paling sedikitnya 2 (dua) kali sehari yaitu pada adukan
ketiga pagi hari dan adukan ketiga sebelum berhenti, pemeriksaan ini harus
dilakukan sesuai dengan petunjuk Direksi.
a. Stabilitas marshal
b. Flow
c. Vold in mix
d. Extrasi

45
e. Gradasi
- Kelalaian pemborong untuk memeriksa Asphalt Mixing Plant (AMP-nya) secara
teratur dan terus menerus sehingga pekerjaan selesai, dapat mengakibatkan
ditolaknya pekerjaan dengan segala akibat ditanggung oleh pemborong.
- Peil control lapisan hotmix dilaksanakan pada setiap profil melintang dan
memanjang. Diambil minimal 3 (tiga) titik pada seprofil melintang. Hasil yang
didapat :
- Peil keretakan lapisan hotmix (toleransi  1 cm)
- Panjang, lebar dan luas lapisan hotmix

- Tabel lapisan hotmix


- Lapisan aspal beton bisa dibuka untuk lalu lintas dengan kecepatan rendah
setelah selesai pemadatan dan temperatur sudah dibawah titik lembek aspal
digunakan ( 2 jam) dan dibuka penuh untuk lalu lintas sebanyak 4 jam.

2.6.2.7. Pekerjaan Jalan Interblock


- Setelah lapisan tanah dasar dipadatkan, digelar lapisan pasir dan sekaligus
diratakan dan dipadatkan.
- Ketebalan setelah dipadatkan harus sesuai dengan gambar bestek. Pasir harus
bersih tidak mengandung garam-garam atau bahan kimia lainnya yang dapat
merusak atau membuat cacat.
- Pemasangan interblock selesai, segera dilakukan pemadatan tahap pertama. Alat
pemadat, Vibratory Plate Compactor luas dasar  30 cm2, gaya centry fugal 
1,20 ton.
- Bagian-bagian interblock yang pecah segera diganti saat itu juga.
- Tiga atau empat kali lintasan dianggap cukup untuk memadatkan blok sampai peil
rencana dan merangsang naiknya sebagian lapisan pasir ke celah-celah
interblock. Permukaan interblock setelah dipadatkan harus rata dan tidak turun
lagi.
- Apabila diperlukan pemotongan interblock harus dipotong menggunakan mesin
potong interblock.
- Setelah pemadatan pertama selesai, celah-celah antara interblock diisi pasir
pengisi celah. Bahan pengisi harus bersih, tidak mengandung garan-garam atau
bahan kimia lainnya yang dapat merusak atau membuat cacat. Pasir pengisi
harus dalam keadaan kering agar tidak sulit masuk ke dalam celah-celah.
- Setelah celah diisi pasir pengisi, lalu dipadatkan lagi dengan alat pemadat
sebanyak 2 (Dua) atau lintasan celah-celah yang masih belum terisi harus segera
ditambah pasir pengisi sambil diikuti pemadatan kembali sampai seluruh celah-
celah terisi penuh.

46
2.6.2.8. Pekerjaan Jalan Setapak dan atau Jalan Lingkungan Dari Beton
- Konstruksi untuk jalan orang/setapak dan atau jalan Lingkungan dibuat dari
Beton dengan campuran 1 PC : 2 Ps : 3 Sp di cor langsung diatas lapisan pasir
yang telah dipadatkan terlebih dahulu.
- Lapisan beton tumbuk ini tidak merupakan plat beton yang menerus, tetapi
terputus luas satu lapisan merupakan empat persegi panjang dengan ukuran (1,5
– 2) m. Lapisan yang satu dengan yang lainnya dibuat alur yang lebarnya tidak
lebih dari yang lebarnya 1,5 cm.

- Plesteran pada permukaan plat tersebut tidak diperbolehkan sama sekali, jadi
sebelum beton tersebut mengering harus sudah dilaksanakan
perapihan/pengeringan.
- Setelah selesai pengecoran harus dilakukan perawatan dengan menjaga
kebasahannya agar tidak terjadi pengeringan yang mendadak penyiraman beton
setelah pengecoran 7 (tujuh) hari setelah pengecoran.
- Setelah pelat beton mengeras (kurang lebih 7 hari) setelah pengecoran diatas
plat beton diadakan penyosotan dengan aspal panas.
- Sedang plat beton yang disosot tersebut harus dibersihkan dari bahan-bahan
lepas dari kotoran-kotoran serta harus dalam keadaan kering.
- Aspal panas yang disosotkan diatas plat beton tersebut adalah sebanyak 1,5
kg/m2.
- Diatas sosotan aspal tersebut ditaburi merata dengan pasir beton/abu sebanyak
0,005 m3/m2.

2.7. PEKERJAAN BAJA


2.7.1. Uraian
Pekerjaan ini akan terdiri dari strukjtur baja dan bagian baja dari struktur baja
komposit, dilaksanakan dengan penyesuaian yang mendekati arah, kelandaian dan
dimensi yang diperlihatkan pada Gambar atau yang ditetapkan oleh Direksi Pekerjaan.
Pekerjaan ini akan meliputi pelaksanaan baru dengan lengkap dan pelebaran serta
perbaikan dari struktur yang ada. Pekerjaan akan meliputi penyediaan, pembuatan,
pemasangan dan pengecatan dari logam pelaksanaan sebagaimana diperlukan dalam
Spesifikasi ini atau sebagaimana yang diperlihatkan pada Gambar. Logam pelaksanaan
akan termasuk struktur baja, paku keling, pengelasan, baja khusus dan campuran,
elektroda metalik (logam) dan penempaan dan pengecoran baja. Pekerjaan ini harus
juga terdiri dari setiap pelaksanaan logam tambahan yang tidak terkecuali disediakan,
semua sesuai dengan Spesifikasi dan dengan Gambar.

47
2.7.2. Pengajuan dan Persetujuan
a) Kontraktor harus mengajukan laporan pengujian pabrik yang menunjukkan kadar
kimia dan pengujian fisik untuk setiap mutu baja yang digunakan dalam
pekerjaan. Jika ini tidak tersedia maka Direksi Pekerjaan harus memerintahkan
Kontraktor untuk melaksanakan pada sebuah lembaga pengujian yang disetujui,
pengujian yang diperlukan untuk menetapkan mutu dan sifat lain dari baja. Hal
ini harus diajukan dengan atau sesuai dengan sertifikat pabrik.
b) 3 (tiga) salinan dari semua Gambar Kerja terinci yang disiapkan oleh atau atas
nama Kontraktor harus diajukan kepada Direksi Pekerjaan untuk persetujuannya.
Persetujuan ini tidak mutlak membebaskan Kontraktor dari tanggung jawab
pekerjaan menurut Kontrak tersebut.

c) Kontraktor harus mengajukan program dan metode pelaksanaan yang diusulkan


termasuk semua Gambar Kerja dan rencana yang diperlukan untuk pekerjaan
sementara. Data yang diajukan harus sebagaimana diperlukan dan meliputi
tanggal-tanggal untuk kunjungan bengkel, penyerahan dan pemasangan,
penunjang sementara dan pemasangan turap untuk gelagar selama pemasangan,
rincian sambungan dan penghubung, pengalihan lalu lintas pada atau jauh dari
jembatan yang ada dan setiap keterangan yang berhubungan lainnya untuk
menyelesaikan pekerjaan tersebut.
d) Kontraktor harus memberikan Direksi Pekerjaan secara tertulis sekurang-
kurangnya 24 jam sebelum ia bermaksud untuk memulai pembongkaran struktur
yang ada pemasangan pekerjaan yang baru.

2.7.3. Penyimpanan dan Perlindungan Bahan-bahan


Pekerjaan baja baik dilapangan pabrik dan ditempat kerja, harus disusun di atas blok,
rak atau pelat sedemikian rupa sehingga tidak berhubungan dengan tanah dan dengan
suatu cara yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Bila pekerjaan baja disusun dalam
beberapa tingkat atau lapis, maka penyangga untuk semua tingkat harus berada dalam
beberapa tingkat atau lapis, maka penyangga untuk semua tingkat harus berada dalam
satu garis.

Bahan-bahan harus dilindungi dari pengkaratan dan kerusakan lainnya dan harus tetap
bebas dari kotoran, minyak, lemak, dan bahan-bahan asing lainnya. Permukaan yang
akan dicat harus dilindungi dengan seksama baik di bengkel pabrik maupun dilapangan.
Uliran untuk penyetelan harus dilindungi dari kerusakan.

2.7.4. Bahan-bahan
1) Baja Struktur
Kecuali ditunjukkan lain pada Gambar, baja karbon untuk pelaksanaan paku
keling, baut atau dilas harus sesuai dengan persyaratan AASHTO M183M-90 :

48
Structural Steel. Baja ini harus mempunyai suatu tegangan leleh minimum
sebesar 250 N/mm2 dan suatu tegangan tarik sampai putus minimum sebesar
400 N/mm2. Mutu dari baja, dan data yang berhubungan lainnya harus ditandai
dengan jelas pada unit-unit yang menunjukkan identifikasi selama fabrikasi dan
pemasangan.

2) Baut, Mur dan Ring


a. Baut dan mur harus sesuai dengan persyaratan dari ASTM A 307 Grade A,
mempunyai kepala baut dan mur berbentuk segienam (hexagonal).
b. Baut, mur dan ring harus merupakan baja karbon yang dikerjakan secara
panas dan sesuai dengan AASHTO M164-90 dengan tegangan leleh minimum
560 N/mm2 dan suatu penguluran (elongation) panjangan minimum 12 %.
c. Baut dan mur harus ditandai untuk diidentifikasi sebagaimana ditetakan
dalam AASHTO M164M-90. ukuran baut harus sebagaimana ditunjukkan pada
Gambar.

3) Penghubung Geser Pasak Yang Dilas


Penghubung geser pasak harus sesuai dengan persyaratan AASHTO M169-83 :
Steel Bars, Carbon, Cold Finished, Standard Quality. Grade 1015, 1018 atau 1020,
baik baja ―semi-killed‖ maupun ―fully killed‖.

4) Bahan-bahan untuk Keperluan Pengelasan


Bahan-bahan untuk keperluan pengelasan yang digunakan dalam pengelasan
busur logam dari kelas baja yang mengikuti persyaratan AASHTO M183-90, harus
mengikuti persyaratan ASTM A233.

5) Sertifikat
Semua bahan baku atau proses pencetakan yang dipasok untuk pekerjaan harus,
bilamana diminta oleh Direksi Pekerjaan, disertai sertifikat dari pabrik
pembuatannya yang menyatakan bahwa bahan tersebut telah di produksi sesuai
dengan formula standar dan memenuhi semua ketentuan dalam pengendalian
mutu dari pabrik. Sertifikat harus menunjukkan semua hasil pengujian sifat-sifat
fisik dari bahan baku, dan diserahkan ke Direksi Pekerjaan tanpa biaya tambahan.
Ketentuan ini harus digunakan, tetapi tidak terbatas pada produk-produk yang
dirol atau bagian-bagian, baut, bahan dan pembuatan landasan (bearing)
jembatan dan galvanisasi.

2.7.5. Pelaksanaan
i. Perakitan Bengkel
ii. Sambungan Baut (selain daripada Baut Geser Tegangan Tinggi)
Baut Geser Tegangan Tinggi

49
iii. Pengelasan
Prosedur pengelasan untuk las di bengkel dan di tempat kerja, termasuk
keterangan mengenai persiapan tepi paduan harus diajukan, secara tertulis, untuk
persetujuan Direksi Pekerjaan sebelum memulai pekerjaan. Tidak ada prosedur
pengelasan yang disetujui atau rincian yang terlihat pada Gambar, akan dibuat
tanpa persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
iv. Pengangkutan
Setiap bagian harus dicat atau ditandai dengan suatu tanda pemasangan untuk
identifikasi dan suatu diagram pemasangan harus dilengkapi oleh Kontraktor
dengan tanda-tanda pemasangan yang terlihat padanya.
Bagian struktur harus dibebani dengan suatu cara yang sedemikian hingga dapat
diangkut dan dibongkar pada tujuannya tanpa mengalami deformasi, atau
kerusakan lainnya yang berlebihan. Baut dengan suatu ukuran panjang dan
diameter dan mur lepas atau ring dari setiap ukuran harus dikemas secara terpisah.
Pin, bagian kecil dan kemasan, baut, ring dan mur harus diangkut dalam kotak, krat
atau kubah, tetapi berat kotor dari setiap kemasan tidak boleh melebihi 150 kg.
Suatu daftar dan uraian dari bahan-bahan tersebut harus ditandai secara sederhana
pada bagian luar dari setiap kemasan pengangkutan.
v. Pengecatan dan galvanisasi
Semua komponen Gelagar Baja Komposit termasuk balok, pelat, baut, ring,
diafragma dan sejenisnya harus dicelup dengan galvanisasi secara panas sesuai
dengan ASTM A123-89.
vi. Peralatan dan Perancah
Kontraktor harus menyediakan setiap perancah, termasuk turap sementara, semua
alat-alat, mesin dan peralatan termasuk pin pelebar dan baut penyetel, yang
diperlukan untuk penanganan dari pekerjaan ini. Perancah dan turap sementara
harus dirancang, dibangun dan dipelihara secara layak untuk membawa setiap
pemasangan yang dilaksanakan dan gaya-gaya permanen.
vii. Pembongkaran Perancah dan Struktur Yang Ada
Kontraktor akan membongkar sebagian atau seluruhnya dari setiap struktur yang
seperti terlihat pada Gambar atau sebagaimana diarahkan oleh Direksi Pekerjaan.
Bahan-bahan yang dibongkar atau diselamatkan harus ditangani secara sangat hati-
hati untuk menghindari kerusakan dan harus dibersihkan serta dipindahkan untuk
ditumpukkan seperti diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
Bahan-bahan yang dibongkar dan tidak akan diselamatkan atau digunakan dalam
pekerjaan harus dikeluarkan dari tempat kerja untuk dibuang. Bila suatu struktur
yang ada akan dibangun kembali, maka harus dibongkar tanpa kerusakan yang
berarti dan bagian pasangan ditandai serta ditimbun dengan hati-hati.
viii. Perakitan Pekerjaan Baja
a) Komponen Fabrikasi dari Kontraktor

50
Bagian-bagian harus dirakit secara seksama seperti terlihat pada rancangan
dan setiap tanda yang berpasangan harus diikuti. Bahan
b) Komponen Yang disediakan Pemilik
Komponen yang disediakan oleh pemilik harus dipasang dengan hati-hati
dan teliti sesuai dengan buku petunjuk dan Gambar yang disediakan pabrik
pembuatnya.

2.8. PEKERJAAN KAYU


2.8.1. Kayu atau Kayu Bangunan
Untuk pekerjaan kayu atau kayu bangunan ini bahwa lingkup pekerjaan yaitu
menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan seperti dinyatakan dalam gambar, dengan hasil yang baik dan
rapi. Pekerjaan ini meliputi antara lain : balok, kolom, lantai, atap dan kusen pintu dan
jendela.
Untuk kayu atau kayu bangunan tersebut, diperlukan jenis kayu yang akan dipakai yaitu
:
1) Bila tidak ditentukan lain maka semua kayu yang digunakan harus kayu dengan
mutu baik sesuai dengan PPKI. Semua kayu harus bebas dari getah-getah, cacat-
cacat kayu seperti mata kayu, retak-retak bengkok dan sebagainya, dan harus
sudah mengalami proses pengeringan udara minimum 3 bulan.
2) Kadar air dari semua kayu dipakai untuk pekerjaan halus harus lebih kecil dari 20
%. Harus dijaga agar kadar air tersebut konstan baik pada saat penyimpanan,
pengerjaan maupun sampai pada penyelesaian pekerjaan.
3) Macam kayu yang akan digunakan untuk pekerjaan-pekerjaan ini dapat dilihat
dalam gambar detail dan Rencana Anggaran Biaya.
4) Segera setelah kayu diterima ditempat pekerjaan, maka kayu-kayu ditumpuk agar
tidak menyentuh tanah pada tempat-tempat yang disetujui oleh Direksi.
Penumpukkan harus dilakukan dengan baik sehingga tidak menyebabkan
perubahan bentuk. Kayu-kayu tersebut menjadi rusak atau tidak sesuai untuk
dgunakan lagi, maka kayu tersebut akan ditolak dan harus diganti oleh
pemborong atas tanggungannya.
5) Ukuran-ukuran kayu harus sesuai dengan yang disyaratkan. Ukuran-ukuran yang
penyimpangan harus disesuaikan dari petunjuk dari Direksi.
6) Pesiapan, penyambungan dan pemasangan dari pekerjaan kayu harus sedemikian
rupa sehingga penyusutan pada bagian tertentu atau arah tertentu tidak boleh
mempengaruhi kekuatan dan bentuk akhir dari pekerjaan dan tidak merusakkan
bahan.
7) Bidang pintu dan Panil Penutup dinding :

51
a. Bahan yang digunakan untuk panil penutup dinding adalah papan kayu
sedangkan bahan yang digunakan untuk pintu adalah plywood, dengan
jenis Teak Plywood dengan muka berkualitas baik untuk tampak. Tiap
lembar Plywood yang digunakan harus mempunyai tanda/cap dari pabrik
yang dikenal.
b. Semua pengikat berupa paku, sekrup, baut, kawat dan lain-lainnya harus
digalvanisasi sesuai dengan NI – 5.

c. Penimbunan kayu ditempat pekerjaan sebelum pemasangan harus


diletakkan pada tempat/ruangan yang kering dengan sirkulasi udara yang
baik, tidak terkena cuaca langsung dan harus dilindungi dari kerusakan.
8) Peraturan Pengawetan dan kekeringan kayu harus sesuai dengan persyaratan
yang berlaku yaitu ―Seluruh bahan kayu harus diawetkan dengan sistem
―Hickson’s Timber Preservation dengan ―Tanaliti CU 116/diffusol CA Concentratex
atau cara-cara lain pengawetan kayu yang diusulkan oleh Kontraktor dan harus
mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari Direksi Pengawas.
9) Sebelum kayu dipesan untuk dikerjakan terlebih dahulu mengajukan contoh
kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan.

2.8.2. Pengukuran dan Pembayaran


1. Harga satuan yang ditawarkan pada Daftar Kuantitas dan Harga Pekerjaan (Bill of
Quantities) untuk jenis pekerjaan yaitu lantai, kolom, atap, dan dinding atau jenis
pekerjaan lain, maka harga tersebut harus meliputi harga pembelian kayu,
pengangkutan, pembongkaran, penyimpanan, penempatan pada tempat dari
pemakaian terakhir.
2. Semua biaya untuk mendapatkan bahan tersebut diatas termasuk angkutan dan
penyimpanan harus dimasukkan dalam harga satuan, yang ditawarkan dalam Bill
of Quantities untuk jenis-jenis pekerjaan yang sesuai, dimana bahan-bahan
tersebut akan digunakan.

2.9. PEKERJAAN LAIN-LAIN


1. Guna mendapatkan hasil kerja yang baik dan sempurna, maka bagian-bagian pekerjaan yang
nyata seharusnya termasuk dalam pekerjaan ini, tetapi tidak disebutkan dalam RKS maupun
gambar, tetap harus dilaksanakan oleh kontraktor dan diterima sebagai hal yang disebutkan.
2. Pelaksanaan dari bagian pekerjaan tersebut sesuai dengan petunjuk direksi.
2.10.1 Pemindahan Data Gambar Asli sebagai “ As Built Drawing”
Semua data perubahan yang terlihat pada perangkat kerja Gambar Catatan harus
dipindahkan secara seksama pada gambar asli yang bersangkutan dari Gambar Catatan
Akhir. Suatu Uraian lengkap dari semua perubahan yang dibuat selama pembangunan
dan lokasi yang sebenarnya dari semua jenis harus ditunjukkan dengan jelas. Perhatian
52
harus diberikan pada setiap catatan dengan tanda di sekitar daerah atau daerah-daerah
yang dipengaruhi. Semua catatan perubahan harus dibuat pada gambar asli secara rapi
dan konsisten dengan menggunakan tinta (bukan pensil).

53
SPESIFIKASI TEKNIS
PENGADAAN PIPA DAN ACCESSORIES

(1) LINGKUP PEKERJAAN

Lingkup pekerjaan untuk paket ini adalah mengadakan dan menyediakan seluruh pipa, fitting dan
accesoriesnya seperti yang ditentukan dalam daftar kuantitas bahan, termasuk semua baut-baut, mur,
packing karet, ring-ring, serta bahan-bahan pendukung lainnya yang diperlukan untuk paket ini.

1. PERSYARATAN UMUM
1.1. Kualitas Bahan
Pipa, fitting dan accessories yang telah dapat diproduksi di Indonesia, harus dilampiri dengan
Surat lzin Penggunaan Sll (Standard Industri Indonesia)/ SNI (Standard Nasioial Indonesia) dan
Departemen Perindustrian, oleh produsen/pabrik pembuat serta dapat menunjukkan pengalaman
sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun.
Bahan pipa yang diadakan/ditawarkan dapat berlainan dengan bahan yang tercantum dalam
spesifikasi teknis ini, dengan persyaratan bahwa kualitasnya secara keseluruhan sekurang-
kurangnya harus sama dengan yang tercantum dalam persyaratan teknis bagian 2.1. Untuk pipa
PVC dan bagian 2.2. untuk pipa-pipa baja, serta harus dilengkapi dengan gambar-gambar detail
sambungan (Detail Junction) termasuk didalamnya ukuran dan spesifikasi dari bahan yang
digunakan.
Seluruh pipa, fitting dan accesoriesnya harus sesuai dan dapat digunakan di daerah tropis dengan
temperatur air antara 20° s.d 30° dan derajat keasaman (pH) antara 6 s.d 8. Seluruh pipa, fitting
dan accesoriesnya akan ditanam dalam tanah, kecuali untuk kebutuhan hal-hal yang khusus.

1.2. Standard Kualitas


Standard kualitas yang digunakan untuk spesifikasi teknis ini, adalah standard yang berlaku
secara Nasional di Indonesia dan yang diakui secara Internasional.
SII/SNI - Standard Industri Indonesia / Standard Nasional Indonesia
ISO - International Oraganization for Standardization
JIS - Japan Industrial Standard
ANSI - American National Standard Institute
ASTM - American Society for Testing and Materials
AWWA - American Water Works Association
BS - British Standard
AS - Australian Standard
DIN - Duetsche Industrie Norm

54
Jika terjadi perbedaan antara Standar Indonesia (Sll) dengan Standar Intemasional, maka Standar
Indonesia yang akan berlaku dan jika standar Indonesia tidak menetapkan kriteria/persyaratan
yang dibutuhkan, maka dapat digunakan persyaratan yang sesuai dengan Standard Internasional
seperti di atas.

1.3. Gambar Pabrikasi (Shop Drawing)


Sebelum pipa, fitting, dan accessories, dipabrikasi atau dikirim, rekanan harus menyerahkan
gambar-gambar pabrikasi (Shop Drawing) kepada Direksi/Pemberi tugas untuk mendapatkan
persetujuan terlebih dahulu.
Gambar-gambar pabrikasi yang digunakan untuk seluruh pipa, fitting dan accesoriesnya, harus
meliputi:
a. Jenis material yang digunakan, dimensi, ketebalan, panjang, jenis-jenis khusus, bentuk
berat, kelas, batasan yang diizinkan seita kualitas.

b. Standar dari Produsen, dimana material dan bahan pipa dipabrikasi.


c. Gambar-gambar pabrikasi secara lengkap termasuk detail-detail khusus, adaptor, fitting
dan desain penyambungan pipa.

d. Prosedur pengujian ( jika ada).


e. Metoda pelapisan dan perlindungan material pipa, jika ada.

2. PIPA & FITTING


2.1. Pipa PVC-Folyvinyl Chloride, Fitting dan Perlengkapannya
2.1.1. Bahan dan Material Pipa
Pipa PVC harus sesuai dengan yang telah ditetapkan dalam SII/SNI 0344-82, S 12,5
(untuk Sambungan Rubber Ring) atau standar Internasional lain yang dapat diterima
dengan kualitas sama atau lebih tinggi.
Bahan baku utama untuk pipa PVC harus Polyvinyl Chloride tanpa pembentuk sifat plastis
dengan kandungan PVC murni harus lebih besar dari 92,5 %. Hasil akhir produksi harus
merupakan produk yang homogen, tahan serta tidak akan terurai oleh air.
Pipa PVC tidak boleh membahayakan bagi kesehatan pemakai air, dimana bau dan rasa
tidak boleh terdeteksi.
Rekanan harus bertanggung jawab atas setiap kegagalan pengujian yang dilakukan oleh
laboratorium independen terhadap kandungan bahan baku PVC.
2.1.2. Jenis Sambungan
Hubungan dan Sambungan dengan "Solvent Cement" hanya dapat dipakai untak diameter
pipa lebih kecil dan 2", sedangkan untuk diameter pipa yang lebih besar dipasang dalam
tanah dipilih hubungan "Ring Karet" atau " Rubber Ring".
2.1.3. Fitting-Fitting Pipa
Fitting pipa yang dipakai pada pipa PVC, harus sesuai dengan SII/SNI 0950-84 atau
standard yang sama dan harus dimanufaktur dengan metoda "Injection Moulded".

55
Fitting-fitting dari bahan "Cast Iron", Ductile Iron atau "Grey Iron" yang digunakan untuk
pipa PVC, harus sesuai dengan SII/SNI 0598-81 atau ISO 2531 dengan sistem hubungan
mekanikal (Mechanical Joint).
Flange Socket (ujung-ujung flange dan socket) dipakai untuk menyambung bagian-bagian
dan pipa PVC ke flange pada pekerjaan pipa.
Fitting-Fitting dari bahan cast iron, ductile iron atau grey iron yang ditanam dalam tanah
harus dilindungi bagian dalam dan luar terhadap karat, dengan lapisan bitumen atau
Epoxy dengan ketebalan untuk bagian dalam minimum 0,04 mm. Pelapis bagian dalam
hams telbebas dari racun dan bau.
2.1.4. Bahan Penyambung Pipa
Rekanan harus melengkapi dan menyediakan bahan pelumas dan cairan pembersih,
sesuai dengan jumlah yang direkomendasikan oleh pabrikasi
pembuatnya/manufaktur. Jumlah yang harus disediakan ditambah dengan 15 % sebagai
cadangan untuk kelebihan pemakaian dan harus disebutkan jumlah per paketnya.
Karet Penutup harus tahan terhadap microorganisme dan semua zat-zat yang dikandung
oleh air dan tahan dalam keadaan normal. Cincin-cincin penutup yang dibuat dari
styrene butadience harus sesuai dengan standar yang ada. Cincin karet penutup harus
dilengkapi dengan jumlah yang cukup ditambah 5 % cadangan.
Pelumas untuk cincin karet harus tidak membahayakan, tidak menimbulkan rasa atau
warna pada air minum disamping juga tidak akan mempengaruhi kesehatan.
2.1.5. Pengujian
Sesuai penyaratan SII/SNI 0344, setiap pipa dan fitting harus mampu terhadap
pengujian tekanan hidrostatis sebesar 4,2 kali dari tekanan kerja pipa selama 1 jam
pada 20° tenperatur air. Pipa dan fitting yang bocor atau yang rusak dan tidak bisa
diperbaiki lagi, harus diganti dengan yang baru.
2.1.6. Pemberian Tanda
Pada bagian luar setiap pipa fittingnya harus diberi tanda yang meliputi:
- Diameter nominal dalam mm
- KlasPipa
- Nama pabrik pembuat/manufaktur
- Merek dagang serta waktu (bulan dan tahun) manufaklur/
pembuatnya.
Setiap pipa lengkung (Bend dan Elbow) juga diberi tanda seperti tersebut di atas
termasuk besar sudut lengkungnya pada setiap sisi.
Setiap pemberian tanda tersebut tidak boleh mempengaruhi segi kekuatan pipa dan
fitting-fittingnya.

56
2.2. Pipa Baja dan Perlengkapannya
2.2.1. Umum
Pipa Baja harus memenuhi standar kualitas yang ditetapkan dalam Sll 0161-81 atau
AWWA C 201-202 dan Standard Intemasional lain yang sama atau lebih tinggi.
1
Untuk pipa baja galvanis dengan diameter nominal (DN) / 2 inchi — 6 inchi
menggunakan kelas medium.
Bahan pipa harus dimanufaktur dan baja, yang berdasarkan hasil analisis menunjukkan
bahwa kadar air sulfurnya (S) tidak melebihi 0,05 % dan kadar phosfor (P) tidak melebihi
0,05 %.
Panjang standar pipa harus 6 m, dengan toleransi tidak melebihi 6 mm atau disesuaikan
dengan standar lain yang dapat diterima. Setiap pipa harus diuji di pabrik, dengan
pengujian tekanan hidrolis minimum sebesar 50 atm, jika ada pipa yang gagal atau rusak
dalam pengujian tekanan hidrolis tersebut, harus diganti dengan yang baru.

2.2.2. Sambungan Pipa


Agar dapat dilakukan penyambungan pipa dengan cara las temu, maka bidang potong
dan ujung-ujung baja serta perlengkapannya harus diserongkan. Penyerongan dari
ujung-ujung pipa tersebut harus dengan sudut 30° pada sebelah luarnya, diukur dari
garis yang tegak lurus pada sumbu pipa, dengan toleransi tidak lebih besar dan 5° serta
dengan lebar permukaan pada bagian rata di ujung pipa sekitar 1,6 mm dengan toleransi
lebih/kurang 0,8 mm.
Untuk penyambungan pipa baja dengan menggunakan flange, harus sesuai dengan
persyaratan pada ISO 2531 atau standar lain yang sama.
Rekanan harus mengadakan dan melengkapi semua bahan-bahan untuk penyambungan
pipa, termasuk sabuk penumpu, bahan untuk penyelesaian lapisan pelindung luar dan
dalam pipa setelah penyambungan las selesai dilakukan.

2.2.3. Perlengkapan Pipa


Seluruh perlengkapan pipa baja harus sesuai dengan persyaratan dan standar pada
AWWA C 201 & 202, ISO 2531 atau standar Internasional yang sama atau lebih tinggi.
Semua pembuatan perlengkapan pipa baja harus dilakukan di bengkel pipa (pipe shop)
sesuai dengan ketentuan, tekanan yang diizinkan serta ketebalan minimum yang
dipersyaratkan untuk batang pipa baja. Jika diperlukan, cincin penguat atau pelana harus
disediakan dan diadakan oleh rekanan.
Pembuatan bengkokkan pipa (bend) baja, harus memenuhi ketentuan-ketentuan berikut
ini:
- untuk sudut 60° s/d 90°, maksimum terdiri dan linu bagian.
- untuk sudut 45°, maksimum terdiri dan empat bagian.
- untuk sudut 30°, maksimum terdiri dari tiga bagian.
- unluk audut 11 1/4 s/d 22 1/2°, maksimum terdiri dari dua bagian.

57
Bengkokkan baja yang dibentuk, tidak boleh digunakan untuk pipa yang diameter nominal
kurang dari 450 mm dan hanya dalam kondisi yang sangat terpaksa. Untuk pipa dengan
diameter nominal kurang dan 450 mm dapat digunakan perlengkapan pipa dan material
jenis DCIP. Seluruh detail rencana untuk perlengkapan pipa harus diajukan serta diuji
oleh Direksi / Pemberi Tugas terlebih dahulu.

2.2.4. Pengelasan Pipa


Hasil pengelasan harus diuji selama proses pembuatannya, sesuai dengan ketentuan pada
AWWA C-200 - 86, sebagai berikut:
a. Contoh hasil las, yang berasal dan bagian ujung pipa, diambil tegak lurus atau
dapat juga dari plat yang dibuat dari bahan yang sama digunakan untuk pembuatan
pipa. Plat uji tersebut harus dilas dengan prosedur, operator dan plat yang sama
serta berurutan, sesuai dengan pengelasan yang dilakukan pada pipa.
b. 2 (dua) contoh hasil las untuk uji tegangan harus dilakukan dan harus menunjukkan
tegangan patah (tensile strenght) tidak kurang dan 100 % tegangan patah dan bahan
dasar.
c. 2 (dua) contoh uji bengkokkan harus dilakukan dan harus mengalami
pembengkokkan 180 pada jig. Jika melakukan uji "Guided Bend" satu contoh hasil las
harus dibengkokkan dengan permukaan yang merupakan permukaan dalam pipa
menghadap ke dalam uji bengkokkan, sedangkan hasil contoh las yang ke dua harus
dibengkokkan dengan permukaan yang merupakan permukaan dalam pipa
menghadap keluar pada uji bengkokkan. Contoh hasil las dianggap memenuhi syarat,
apabila :
- Tidak terjadi keretakan atau cacat terbuka lainnya melebihi 1/8 inchi, yang diukur
ke segala arah pada las atau antara las dengan bahan dasar setelah
pembengkokkan.
- Contoh hasil las mengalami retak atau patah dan permukaan patah
menunjukkan penetrasi pada seluruh tebal las, dan tidak ada slag yang masuk
atau keropos, sampai pada tidak adanya kantong-kantong gas atau slag yang
masuk melebihi 1/16 inchi dan jumlah ukuran cacat dalam tiap inchi persegi dan
las tidak melebihi 3/8 inchi.
d. Apabila pada contoh hasil las terjadi cacat waktu mengerjakan dengan mesin
atau terdapat cacat-cacat lain yang tidak ada hubungannya dengan pengelasan,
maka hasil contoh pengelasan harus diganti dengan yang lain.

2.2.5. Perlindungan Pipa


Pipa baja dan perlengkapannya harus diberi lapisan pelindung luar dan dalam untuk
melindungi permukaan bagian dalam dan luar pipa dan kondisi korosif untuk jangka
panjang.

58
Pelindung luar pipa dan perlengkapannya harus terdiri dari lapisan primer dan lapisan
bagaian luar sesuai dengan standar yang ada.
Sebelum penggunaan bahan-bahan pelindung luar, permukaan bagian luar pipa harus
bersih dan bebas dari minyak, cat, oli, serpihan las, kerak, ujung yang tajam dan
karat yang menggunakan sikat baja atau sandbalsting.
Untuk pipa yang akan dipasang di atas permukaan tanah harus dicat dasar sebagai
pelapis primer dan kemudian dilapisi dengan cat, pelindung epoxi. Sedangkan untuk pipa
yang akan ditanam di tanah, disamping dilapisi dengan cat dasar juga dengan coal tar
enamel dua lapis.
Pelindung dalam pipa dan pelengkapnya harus sesuai dengan standar AWWA C-205 atau
BS S - 534, dengan menggunakan bahan pelapis "Cement Mortar".
Pelindung dalam pipa tidak boleh mengandung bahan yang larut dalam air serta beracun
dan dapat menimbulkan rasa dan bau pada air minum setelah pembersihan pipa
(Flushing).
Pelapisan permukaan bagian dalam pipa dilakukan secara sentrifugal dengan
membersihkan dahulu permukaan pipa dari serpihan, karat, kotoran atau bahan
lainnya yang tidak dikehendaki. Ketebalan lapisan cement mortar harus berkisar antara
6 mm s/d 10 mm untuk ukuran diameter minimal pipa antara 100 mm s/d 900 mm.
Setelah pelapisan bagian dalam pipa selesai, ujung-ujung pipa harus ditutup sampai
dengan saat pengiriman dan pengangkutan serta ditandai dengan tanggal pelaksanaan
pelapisan pada setiap batangan pipa.

2.2.6. Pemberian tanda


Setiap pipa baja dan perlengkapannya harus diberikan tanda yang mernuat informasi,
tentang hal-hal berikut:
- Mutu dan kualitas bahan
- Pabrik pembuat/manufaktur dan merek dagang
- Diameter nominal, dalam mm dan tebal dinding dalam mm
- Lengkungan/bengkokan pipa harus ditandai dan dinyatakan besaran sudutnya pada
dua sisinya.
- Waktu (bulan dan tahun) pembuatan/manufakturnya.

2.2.7. PIPA HDPE

2.1. Polyethiline (PE) yang lebih dikenal dengan pipa plastis berisi PE merupakan
plastis yang dibuat melalui temperature tingggi, artinya pembuatan pipa baik
bentuk maupun dimensi dilakukan selama tahap pelelehan metarial resin.
2.2. Bahan utama pipa ini terbuat dari HDPE resin minimal 92,5 % ditambah
bahan pembantu.
2.3. Penyedia barang/jasa harus menyediakan perpipaan dari semua material
sebagaimana dirinci dan ditunjukkan dalam daftar kuantitas bahan.
59
Semua pipa, fitting, valve dan perlengkapan lainnya harus sesuai dengan
pemakaian di daerah tropis, beriklim lembab dan bersuhu udara 32oC.
2.4. Penyedia barang/jasa harus menyediakan Sertifikat Jaminan Barang dari
pabrik pembuat yang menyatakan bahwa barang tersebut sesuai dengan
kebutuhan yang dirinci dalam spesifikasi teknis. Penyedia barang/jasa
juga harus menyampaikan tentang laporan hasil uji kimiawi dan fisik yang
telah dilakukan di pabrik, serta melakukan pengujian setelah pipa dikirim
dan sampai di lokasi.
2.5. Standar
a. Semua material yang ditawarkan harus produksi dalam negeri dengan
standar SNI 06-4829-2005. Bila ternyata belum ada SNI untuk produk
tertentu atau belum dibuat di dalam negeri, maka yang ditawarkan
dapat menggunakan standard lain, dengan syarat bahwa kualitas
keseluruhan sekurang-kurangnya sama dengan apa yang ditetapkan
dalam dokumen lelang ini.
b. Semua material yang dikirim harus seratus persen baru (bukan
material bekas), dalam keadaan baik dan memenuhi syarat spesifikasi
teknis yang ditentukan.
c. Penyedia barang/jasa harus menyediakan dan menyertakan semua pipa
dan fitting, valve, coupling, meter, mur, baut, gasket, material
penyambung dan bahan pelengkap sebagaimana dirinci dalam Daftar
Kualitas dan Bahan atau dalam gambar / drawing.
2.6. Standard yang dapat diterima adalah :
 SNI 06-4829-2005 Pipa polietilena untuk air minum
 SNI 06-4821-1998 Metode pengujian dimensi pipa polietilena
untuk air minum
 SNI 06-2552-1991 Metoda pengambilan contoh uji pipa PVC
untuk air minum
 SNI 19-6783-2002 Spesifikasi desinfeksi perpipaan air bersih
 ISO 4427 :1996 Polyethylene pipes for water supply
spesifications
 ISO 6964-1986 Polyolefin pipes and fittings – Determination
of
carbon black content by calcinations pyrolysis
– Test method and basic spesification
 ISO / TR 10837 – 1991 Determination of the thermal stability of
polyetilene for us in gas pipes and fitting’s
 ISO 11420 : 1996 Method for the assesment of the degree of
carbon black dispersion in polyolefin pipes,
fittings and compound’s
 ISO 6259 / 1985 Pipe for polyethylene – Part 1 :
Determination of tensile properties
 ISO 3126 : 1974 Plastic pipe – measurement of dimension
 ISO 1167 : 1996 Thermoplastic pipes for the conveyance of
60
fluids – resistance to internal pressure –
Test Method
 ISO 1133 : 1991 Plastic – Determination of the melt mass – flow
rate (MFR) and melt volume flow rate (MVR)
of thermoplastics
 ISO 2505 -1-1994 Thermoplastics pipe – Longitudinal reversion –
part 1 : determination methods
 ISO 3607 : 19977/E Tolerances on outside diameters and wall
thickenesses
 AS / NZS 4130 : 97 Polyethylene pipes for pressure aplication
 ASTM D 3350 – 1999 Standard spesification polyethylene plastics
pipe and fittings material
 JIS 6762 – 1998 Double wall polyethylene pipes for water
supply.
2.7. Diameter Pipa
a. Diameter pipa yang dipakai sesuai dengan yang dirinci dan
ditunjukkan dalam daftar kuantitas bahan.
b. Ovalitas pipa di pabrik setelah ekstrusi namun sebelum digulung
harus sesuai dengan kelas N.
c. Untuk diameter luar nominal ≤ 75, toleransi sama dengan (0,008dn + 1)
mm, dibulatkan menjadi 0,1 mm, dengan angka minimum 1,2 mm
d. Untuk diameter luar nominal > 75 tetapi ≤ 250, toleransi sama dengan
0,02dn, dibulatkan menjadi 0,1 mm
e. Untuk diameter luar nominal > 250, toleransi sama dengan
0,035dn, dibulatkan menjadi 0,1 mm
f. Garis tengah minimum sebuah drum bagi pipa yang digulung harus 18 dn
dan pipa jangan sampai menjadi kaku. Bagi pipa yang digulung,
diperlukan peralatan untuk penggulungan ulang
2.8. Tekanan kerja
Semua pipa dan alat penyambung harus didisain untuk menerima tekanan
kerja minimum sebesar 0.98 Mpa (10.0 kg/cm2).
2.9. Kelas Pipa
a. Panjang pipa bentuk batangan lurus atau gulungan tidak boleh
kurang dari persetujuan antara pemasok dan pengguna barang dengan
toleransi
± 0,05 m. Diameter drum gulungan minimum harus 18 x dn.
b. Ketebalan diameter luar pipa harus mengacu kepada SNI 06-4829-
2005 tentang pipa PE untuk air minum.
c. Jenis Kelas Pipa Yaitu HDPE – PE 100, PN 12,5, SDR – 13,6
d. Pipa harus memenuhi persyaratan uji hidrostatik yang diberikan
sebagaimana tabel dibawah ini.

61
Ketahanan Hidrostatik Pipa

Tegangan Uji (Mpa)


Jenis Bahan 100 Jam Pada 165 Jam1) Pada 1000 Jam Pada
200c 800c 800c
Pe 100 12.4 5.5 5.0

Pe 80 9.0 4.6 4.0

Catatan :
1) Hanya kegagalan rapuh yang diperhitungkan

e. Pecah karena rapuh (britle failure) pada kurang dari 165 jam adalah
merupakan kegagalan. Jika pengujian dilaksanakan pada 165 jam
ternyata gagal dalam bentuk kenyal (ductile), uji ulang supaya
dilaksanakan pada tegangan yang lebih rendah. Tegangan uji yang baru,
dan waktu kegagalan minimum yang baru supaya dipilih
sebagaimana tabel dibawah.

Ketahanan Hidrostatik Pada Kekuatan Suhu 80oc Kebutuhan Uji Ulang

PE 80 PE 100
Tegangan Waktu Kegagalan Tegangan Waktu Kegagalan
MPa Minumum (jam) MPa Minumum (jam)

4.6 165 5.5 165

4.5 219 5.4 233

4.4 283 5.3 332

4.3 394 5.2 476

4.2 533 5.1 688

4.1 727 5.0 1000

4.0 1000

2.10. Jenis dan Macam Sambungan


a. Sambungan mekanis
Mechanical-joint: sambungan plastik, injection( 20 mm-63 mm)
imulded, tipe push-in dengan O-ring dan ulir.
b. Welding (heat fusion)
- Butt welding ( 63 mm – 250 mm)
- Socket welding (20 mm – 125 m)
- Saddle welding
c. Electro welding (25 mm – 125 mm)
Las otomatis dari fitting PE yang sudah ada kumparan pemanas.
2.11. Fitting
a. Fitting sambungan harus sesuai dengan pipa yang akan dipasang seperti

62
yang tercantum dalam Bill of Quantity.
b. Semua fitting harus dari jenis injection molded atau heat process
(pencetakan atau proses panas) dan didesain dengan karakteristik
dan kekuatan yang sama dengan pipa yang disambung.
Semua fitting yang dapat digunakan harus sesuai dengan rekomendasi dari
pabrik pipa yang digunakan.

2.2.8. Flange & Gasket

A. Flange
a. Jika tidak ditentukan, maka ukuran dan pelubangan dari semua flange pada
pekerjaan pipa harus disesuaikan dengan ketentuan-ketentuan dari SII O598-
81.
b. Bagian leher dan bagian rata dari flange yang dilas St.37.2 sesuai dengan DIN 17-
100 atau standar lain yang sama. Flange yang buntu St. 37.1 sesuai dengan
standar yang sama.
c. Semua flange harus direncanakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan lain yang
ada pada spesifikasi teknis ini, dan harus mempunyai celah-celah tempat sesatan
gasket untuk menjamin sambungan yang kedap air.
d. Setiap flange tunggal harus diberi tanda sesuai dengan diameter nominal dalam
mm, nama pabrik pembuatnya atau merek dagang dan tahun pembuatnya.
B. Gasket
Gasket untuk flange harus sesuai dengan standar ISO 4633-1983 serta mempunyai
diameter yang sama dengan masing-masing luar flange dan harus dilengkapi dengan
bentuk lubang yang sama dengan bentuk flange.
Gasket flange harus terbuat dari karet, diperkuat dengan satu atau dua lapis
perantara. Ketebalan 3 mm dan harus dapat menahan arus listrik.

C. Flange Adaptor
Rekanan harus menyediakan semua adaptor untuk keperluan sambungan dari berbagai
diameter dan material. Detail penyusunan bahan, rencana dan letak semua adaptor pipa
harus diketahui Dereksi untuk disetujui sebelum dirakit.

2.2.9. Penahan Hubungan Flange (Flange Joint Insulation)


Untuk dua pipa dari logam yang saling berhubungan, harus dilengkapi dengan
insulasi/penahan. Penahan hubungan flange harus cocok untuk tekanan kerja paling tidak
8 kg/cm2.
Material penahan/insulasi dari polythylene stud-sleeves, 2 fauric reinforced phenolic
washer dan 2 shell washer harus dilengkapi dengan kancing. Gasket harus dengan muka
yang penuh dan harus dilengkapi dengan kancing dan harus dari lembai-lembar paket
dielektrik.

63
2.2.10. Baut, Mur dan Washer
Baut, Mur dan Washer untuk hubungan/sambungan flange harus terbuat dari baja galanis
yang dipanaskan sesuai dengan ISO 1461. Baut dan mur harus sesuai dengan ISO/R.
898.
Panjang ulir dari batas akhir mur dalam putaran baut harus sebanding, atau paling tidak
harus sama dengan diameter baut.
Ukuran baut, mur dan washer harus sesuai dengan ukuran flange yang dipersyaratkan
pada Sll 0598-81 atau ISO 13-1978.

Untuk setiap flange pada perpipaan, fitting dan accesoriesnya, dengan pengecualian
untuk flange spigot dan flange-socket, harus dilengkapi dengan satu set lengkap baut,
mur dan washer.

3. KATUP ALIRAN / VALVE


3.1. Umum
Rekanan harus menyediakan dan mengadakan semua katup aliran sesuai dengan keperluan pada
daftar kuantitas material. Semua katup-katup untuk jenis yang sama harus dari satu
pabrik/manufaktur. Katup-katup tersebut harus dilengkapi nama pabrik pembuatnya, tekanan
kerja, diameter dan arah aliran pada badannya.

Tekanan Kerja
Semua katup harus direncanakan untuk tekanan kerja tidak kurang dari 10 kg/cm 2. Setiap katup-
katup kalau ditutup kedap terhadap tekanan yang bekerja pada katup tersebut.
Katup-katup harus sesuai untuk pengoperasian yang sering melakukan penutupan maupun
pengontrolan aliran. Baik dioperasi untuk waktu yang lama, yang dijalankan pada sistem terbuka
maupun tertutup. Semua bagian-bagian katup yang berhubungan langsung dengan kimia harus
tahan terhadap karat yang ditimbulkan.

Bahan-bahan dan Flange


Jika tidak ditentukan lain, katup berukuran 50 mm dan yang lebih kecil seluruhnya harus terbuat
dan perunggu atau bahan-bahan yang tahan karat. Untuk katup berukuran lebih dari 75 mm
menggunakan bahan Gray Cast Iron. Untuk roda pemegangnya harus dan besi tempa. Katup-
katup metalik yang disambung pada pipa besi atau baja pada lapisan pemisahnya memakai katup
dengan ukuran diameter 75 mm dan yang lebih besar harus diakhiri dengan ujung flange, jika
tidak ditentukan lain dalam gambar atau yang seperti disyaratkan dalam ISO 2531. Semua ulir
katup harus dari perunggu atau stanless steel - Aisi Type 304. Hubungan karet pada ulir katup
dengan klem pembungkusnya harus dihindari.

64
(i) Pelumasan
Semua katup-katup dan ulir yang dioperasikan dengan aliran air penuh harus dilumasi dari luar
secara tersendiri.

(ii) Stuffing Box


Stuffing Box harus dari jenis "Gland Packing" jika tidak ditentukan lain. Stuffing box harus
dilengkapi dengan gelang perunggu dan "Square falx packing". Semua baut, sekrup, kancing dan
mur yang dipakai untuk menghubungkan stuffing box harus sedemikian, sehingga dapat diatur
atau dibongkar pasang tanpa mengganggu bagian-bagian lain atau operasi packing gland.

(iii) Operator
Katup-katup harus disediakan lengkap dengan tangki pemegang, roda pemegang rantai, magnetic
operator dan sebagainya seperti yang ditujukkan pada gambar pabrikasi. Katup-katup dapat
dibuka dengan cara memutar berlawanan dengan arah jarum jam atau panah penunjukkannya
yang dibuat oleh pabrik pembuatnya.

Gambar-gambar Pabrikasi
Rekanan harus mengajukan gambar-gambar pabrikasi (shop Drawing) kepada Direksi/Pemberi
Tugas untuk disetujui. Gambar-gambar tersebut harus mencakup:
a. Daftar dan urutan material
b. Detail seal dan bagian-bagian yang dapat berubah
c. Nama Pabriknya
d. Ukuran, Detail, baban dan tebal setiap item.
Rekanan harus mengajukan gambar-gambar dan pabriknya untuk setiap katup sesuai dengan
syarat-syarat yang ditentukan.

3.2. Katup Kupu-kupu (Butterfly Valve)


a. Badan Katup kupu-kupu harus terdiri dari besi cor atau baja dan harus jenis yang pendek
sesuai dengan ASTM A-126. Katup kupu-kupu harus sesuai untuk dioperasi secara mekanis
dengan listrik atau dengan tekanan udara.
b. Disc seating harus dari bahan kuningan dan replaceable cadless, disc gasket harus dari karet,
yang diikatkan pada disc dengan baut baja tidak berkarat. Karet gasket lebih disukai
yang diperkuat dengan logam.

c. Katup-katup harus mampu dijalankan dengan aliran maksimum yang dapat terjadi pada aliran
pada keadaan-keadaan tertentu.
d. Mekanisme untuk setiap katup, kecuali jika ditentukan lain, diikat atau ditahan pada badan
katup dengan sepotong pemisah jarak. Mekanisme pengoperasian untuk katup-katup yang
lain hanis ditinggikan pada kedudukan lantai yang sesuai dan akan dioperesikan melalui
tangki yang sama seperti yang ditunjukkan dalam gambar pabrikasi dan persyaratan pada

65
AWWA C-504. Sumbu putar dari semua valve disc harus horizontal kecuali jika ditetapkan
lain.
e. Setiap mekanisne pengoperasian harus dapat diganti atau dapat diperiksa dan diperbaiki.
Cara pencegahan harus dibuat agar cakram tidak terkunci pada saat terbuka penuh atau pada
posisi ditutup rapat ketika mekanisme pengoperasian dihilangkan. Semua bagian
mekanisme pengoperasian harus selalu diperiksa, diatur, diperbaiki dan diganti.
f. Mekanisme pengoperasian untuk semua katup dapat melakukan penguncian, dengan arti
bahwa air tidak dapat mengakibatkan cakram bergerak dari posisi yang telah ditetapkan lain.

3.3. Katup-katup Penahan (Check Valve)


a. Katup-Katup Penahan harus sesuai untuk digunakan pada posisi horizontal atau vertikal
yang arah alirannya ke atas, sesuai dengan standar AWWA C-508-82.

b. Katup penahan dengan diameter moninal 300 mm dan lebih besar harus dan jenis "non
slamming" dengan "Concreatic Spring Loaded Disc" atau " Conreatic Rubber Membrance".

c. Katup penahan dengan diameter lebih kecil dari 300 mm harus dibuat sedemikian rupa
sehingga cakram (disc) atau alat-alat lain sehingga pelengkapnya mudah dibuka dan diganti
tanpa harus membuka seluruh katup dan perpipaan.

d. Badan katup harus terdiri dari cor dengan kekuatan tarik minimum 2.200 kg/cm 3. Cakram
harus dari perunggu dengan besi cor atau perunggu seluruhnya.

e. Body seat harus dengan ulir cepat dan disekrup ke dalam kedudukan yang benar pada badan.
Muka dari cincin harus dihaluskan dengan mesin.

f Setiap katup harus mampu menahan tekanan hidrolis 20 kg/cm2 dengan ujung kepala besar.
Pengujian harus menunjukkan tidak adanya kebocoran pada logam dan sambungan.

3.4. Katup Pintu (Gate Valve)


Jenis, ukuran dan perpipaan katup-katup hendaknya sesuai yang ditunjukkan dalam gambar
pabrikasi. Semua gate valve yang dipergunakan dalam jalur pipa hendaknya mampu untuk
tekanan kerja 120 m kolom air, doubel disc, badan besi tuang, bingkai tembaga, gate valve tanpa
tangki pemutar sesuai dengan persyaratan AWWA C-500. Pengakhiran ujung-ujung katup
hendaknya mempunyai penyambung flange, kecuali bila ditunjukkan lain dalam gambar. Flange
untuk katup bendaknya sesuai dengan ANSI B-16.1 untuk flange dan fitting mur 2 (dua) inchi
persegi dan membuka ke arah yang seragam, permukaan-permukaan luar dan dalam setiap katup
hendaknya dilapisi atau dipoles dengan 2 (dua) lapisan aspal.

66
3.5. Rumah Katup
Rumah katup harus dengan badan katup yang bulat, terdiri dari perunggu dan tekanan rata-rata
10 kg/cm2. Cakram harus dapat diperbaharui, katup-katup harus mempunyai batang terbuka,
roda-roda tangan yang sekrup dengan ulir. Kepala cakram dan seterusnya dibuat dari cor-coran
perunggu 85-5-5-5. Cakram harus dari campuran setengah lunak atau seperti yang disyaratkan
oleh pabrik pembuatnya.

3.6. Katup Pelepas Udara dan Katup HampaUdara


a. Katup hampa udara dan katup pelepas udara berbadan kuat sekali dibuat dan besi cor atau
bahan besi tempa, pelampung dari baja tahan karat dan direncanakan untuk tekanan kerja 10
kg/cm2. Katup mempunyai katup penutup secara menyeluruh yang digunakan selama
pemeliharaannya.
b. Semua unsur yang bergerak harus dibuat dan baja tahan karat atau perunggu.
c. Katup yang berlubang lebar (pemecah kehampaan) harus mempunyai lubang yang berbentuk
bulat, terbuka penuh bila ruang katup kosong dan tertutup repat dengan sendirinya bila
ruangnya penuh air.
d. Katup berlubang kecil (pelepas udara) digerakkan terapung dan tertutup bila ruang katupnya
penuh dengan air.
e. Katup berlubang rangkap adalah bersifat gabungan antara katup berlubang kecil dengan
katup berlubang lebar. Katupnya akan mengeluarkan gelembung-gelembung udara yang
kecil-kecil bila jaringan kena tekanan, terbuka penuh mulutnya bila ruang katup kosong dan
tertutup rapat dengan sendirinya, bila ruangnya penuh dengan air.
f. Setiap katup diuji di bawah tekanan hidrostatis 10 kg/cm2 dan tanpa kebocoran.

4. HIDRAN KEBAKARAN (FIRE HYDRANT)


a. Setiap susunan pemadam kebakaran terdiri dan bagian atas, pemadam, siku-siku, katup pembuka,
alat sambungan atau peralihan yang diperlukan untuk menyambung katup dengan pipa yang ada.
Pemadam kebakaran harus direncanakan demikian rupa, bila bagian atas pecah, air dari pipa tidak
akan mengalir keluar.

b. Pemadam kebakaran berbadan besi cor, dilapisi seluruhnya dengan perunggu atau campuran logam
tahan karat, type pemadam kebakaran di atas tanah dan harus mempunyai lubang masuk 100 mm.
Setiap pemadam kebakaran harus dilengkapi pipa penyambung dengan pompa motor secara
langsung yang berukuran 100 mm. Setiap pemadaman kebakaran harus tahan tekanan kerja 10
kg/cm2 dengan katupnya dalam keadaan terbuka atau tertutup.

Gelang pengedap (Nipple) slang karet dibuat dari kuningan atau logam tahan karat. Pemadam
kebakaran pada bagian basah dilamuri kembali mengikuti petunjuk pabriknya, kecuali bagian atas
pemadam kebakaran tersebut sebelah luarnya harus dicat merah.

67
5. TEST BENCH
5.1. U m u m
Test bench adalah alat kalibrasi yang digunakan untuk mengukur akurasi/ketepatan dan
meteran air ½ ―, ¾ ‖, 1‖ perlengkapan test bench tersebut antara lain :
 Inlet Valve
 Manometer
 Mechanical Clamp
 Conecring Head
 Vacum Valve
 Flow Endicator
 Tabung Ukur
 Outlet Valve
 Tangki Air
 Meja Test Bench
 Perpipaan

5.2. Bahan dan Ukuran


Meja test bench terbuat dari pelat besi atau besi siku dengan ketebalan 3 – 5 mm,
dengan disesuaikan pada panjang dan lebar alat tersebut. Tangki Test Bench
terbuat dari pelat besi dengan ketebalan 2 – 3 mm atau fibre glass tebal 5 – 6
mm, kapasitas 100 – 200 liter. Conection Head terbuat dari bahan kuningan /
brass, sedangkan perpipaan yang digunakan terbuat dari bahan GIP medium
class. Manometer yang digunakan mampu menahan tekanan minimum 12 bar,
dengan range pengukuran dari 0 – 10 bar Inlet / Outlet Valve yang digunakan dari
jenis Ball Valve mampu menahan tekanan minimum 12 bar.

6. WATER METER
6.1. U m u m

a. Water meter yang dibutuhkan mempunyai Type Drinking Multijet, Dry Dial, Magnetic Drive,
Straight Line Reading, dengan Body Coper Alloy / Bronze (untuk  ½ ― -  1 ½ ― stainles
spindle).

Water Meter Induk yang diameternya lebih besar dari  2" harus mempunyai Body Cast Iron.
b. Kemampuan uji Water Meter pada temperatur 40 °C mampu menahan Working Pressure minimal
sebesar 10 Kg/ Cm2.

68
c. Pada setiap Body Water Meter / bagian yang terlihat dari luar harus jelas kelihatan tanda panah
arah aliran ukuran merk.

d. Persyaratan lain yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut :

NOMINAL SIZE (mm) 13 20 25 32 50 150 200


(INCHES) 1/2 3/4 1 1¼ 2‖ 6‖ 8‖
MAX. FLOW RATE 4 7 10 12 30 300 500
3
(Q MAX . M /h)
ACCURACY LIMIT
At + 5 % Q Min (1/h) 30 50 70 90 500 4.500 7.500
At + 2 % Qt (1/h) 120 200 280 400 2.000 20.000 40.000
STARTING FLOW RATE (1/H) 12 20 25 30 250 1.500 1.800
WORKING PRESSURE (atm) 10 10 10 10 16 16 16
CENTER :
- MAX. READING (M3) 10.000 10.000 10.000 1.000. 1.000. 1.000. 1.000.
- MIN READING UNIT (L) 0,1 0,1 0,1 000 000 000 000
0,1 0,1 0,1 0,1

Accuracy limit dan starting flow rate adalah maksimum yang diizinkan, sehingga tidak
diperbolehkan lebih besar dari nilai yang tersebut dalam tabel di atas.

6.2. Kapasitas Kalibrasi


Untuk 1 (satu) kali operasional dapat mengkalibrasi minimal 10 buah meteran air. Test bench ini
dapat digunakan dengan baik pada kapasitas pengaliran minimum 10 - 30 liter/jam dan
maximum 4 - 10 m3/jam.

6.3. Anti Karat


Seluruh bahan besi yang digunakan telah dilakukan proses anti karat dengan pengecatan atau
epoxy pada bagian luar dan dalam.

6.4. Persyaratan Lainnya


Pengadaan water meter tersebut harus disuplai lengkap dengan brosur dan buku petunjuk
pemakaian.
a. Pengadaan water meter tersebut harus disuplai lengkap dengan jointing materialnya
(coupling, mur baut dan gasket) sesuai dengan sistem sambungan.
b. Pengadaan Water Meter tersebut harus sudah sesuai dengan Undang - Undang No. 2 Tahun
1981 oleh Direktorat Metrologi.
c. Meter air harus dilengkapi tempat penyegelan yang baik, sehingga meteran air tersebut
tidak dapat dibuka atau diubah peralatan dalamnya tanpa merusak segel.

69
d. Bahan-bahan yang digunakan harus tahan korosi baik langsung maupun tidak
langsung.
e. Bahan-baban yang digunakan harus tahan terhadap temperatur air, 40 °C.
f. Bahan pada bagian penutup, kepala, dan bahan Water Meter harus memenuhi syarat
kadar tembaga minimal 65 %.
g. Baut, skrup harus terbuat dari bahan tahan korosi.

6.5. Box Meter


Pembuatan Box Meter disesuaikan dengan ukuran gambar bestek yang dapat terbuat dan Fiber
Glass atau pelat baja penutup, sedangkan untuk bahan fiber glass lidah kunci terbuat dan besi
plat. Ketebalan untuk Fiber Glass 3 mm dan untuk lidah kunci 2 mm dengan dilengkapi 1 (satu)
buah kunci slot untuk setiap Box Meter. Setiap lidah kunci besi plat dari Box Meter harus
dilengkapi dengan cat anti karat.

70

Anda mungkin juga menyukai